Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
BIDANG K3
(Konstruksi, Penanggulangan Kebakaran, Listrik)

PELATIHAN CALON AHLI K3


UMUM ANGKATAN KE 1

KELOMPOK 2

1. Arief Bondan Satrio Nugroho


2. Nadhilah Nur Ramadhan
3. Vanila Yuwita Sari
4. Depi Sri Rahmawati
5. Andang Adi Fitria Hananto
6. Dede Akbar
7. Syafniral Azmi

PENYELENGGARA
PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
11 – 23 OKTOBER 2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup................................................................................. 2
1.4 Dasar Hukum ................................................................................... 2
1.4.1 Dasar Hukum di Bidang K3 Konstruksi Bangunan ............... 2
1.4.2 Dasar Hukum di Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran...... 3
1.4.3 Dasar Hukum di Bidang K3 Listrik ....................................... 4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ................................................................. 6
2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja ...................................................... 6
2.2 Temuan ............................................................................................ 8
2.2.1 Temuan Positif........................................................................ 9
2.2.1.1 Temuan Positif K3 Konstruksi Bangunan ................... 9
2.2.1.2 Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran.......... 9
2.2.1.3 Temuan Positif K3 Listrik............................................ 9
2.2.2 Temuan Negatif .................................................................... 12
2.2.2.1 Temuan Negatif K3 Konstruksi Bangunan ................. 14
2.2.2.2 Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran ....... 14
2.2.2.3 Temuan Negatif K3 Listrik ......................................... 15
BAB III ANALISA .......................................................................................... 16
3.1 Analisa Temuan K3 Konstruksi Bangunan................................... 16
3.2 Analisa Temuan K3 Penanggulangan Kebakaran.......................... 17
3.3 Analisa Temuan Negatif K3 Listrik.............................................. 27
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 45
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 45
4.2 Saran .............................................................................................. 45

LAMPIRAN (Foto-foto temuan positive dan negative hasil observasi) 48


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan yang diadakan pada tanggal 20 Oktober 2021
dilakukan secara online sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan
sertifikat AK3 Umum oleh PT. Nadi Samudera Indonesia dan bekerja sama dengan
PT. Kunango Jantan yang merupakan kelompok usaha yang fokus dalam
penyediaan, pemrosesan, dan distribusi material baja dan beton siap pakai untuk
industry konstruksi, kelistrikan, pertambangan, telekomunikasi, dan perhubungan.
Kunango Jantan Group beroperasi di dua lokasi utama, Padang dan Pekanbaru
dimana setiap anak perusahaan memiliki fasilitas produksi sendiri dan Grup juga
memiliki pusat R&D di Padang.
Laporan kunjungan praktek lapangan ini mengangkat topik tentang K3
kontruksi bangunan, K3 penanggulangan kebakaran dan K3 listrik. Dari beberapa
topik yang diangkat dalam praktek kerja lapangan akan dilihat temuan-temuan
baik yang positif maupun negatif, potensi bahaya dan bahaya apa saja yang ada
didalamnya, serta tindakan pencegahan yang harus dilakukan agar tidak
menimbulkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Oleh karena itu
kami membuat daftar check list sebagai data acuan untuk melihat temuan-temuan
yang ada di PT. Kunango Jantan. Dari setiap temuan akan dijelaskan regulasi dan
potensi bahaya yang ada. Nantinya akan dijadikan sebagai perbaikan maupun
saran yang berdampak positif bagi PT.Kunango Jantan serta akan menjadi
pembelajaran bagi para Calon Ahli K3 Umum, khususnya tim 2 yang dibina oleh
PT. Nadi Samudera Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan in iadalah :
1. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di
lapangan khususnya di bidang K3 Konstruksi Bangunan, K3 Penanggulangan
Kebakaran dan K3 Listrik.

3
3. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3
Umum.
4. Peserta Calon Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari Praktik Kerja Lapangan iniadalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi Bangunan;
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran;
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Listrik;

1.4 Dasar hukum K3 di bidang kontruksi bangunan, K3 di bidang


penanggulangan kebakaran, dan K3 di bidang kelistrikan

1.4.1 Dasar hukum K3 di bidang kontruksi bangunan


Adapun dasar hukum terkait K3 di bidang kontruksi bangunan
adalah: adapun dasar hukum terkait K3 di bidang kontruksi bangunan
adalah:
• Undang-Undang No.1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(BAB III) pasal 3 ayat 1 (a,g,i,k,r, p,q)
• Undang-Undang No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
• Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
• Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum
• Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
• Permenaker No.03/MEN/1982 tentang Pelayanam Kesehatan
Kerja
• Permenaker No.1 Tahun 1980 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja pada konstruksi bangunan Pasal 3.
• Permenaker Nomor : PER-02/MEN/1983 tentang instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik
• Permenaker Nomor : PER-01/MEN/1998 tentang penyelenggaraan
pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja
• Permenaker Nomor : PER-04/MEN/1993tentang Jaminan
4
Kecelakaan Kerja
• Permenakertrans Nomor : PER-04/MEN/1980 tentang syarat-syarat
pemasangan & pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
• Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986 Tentang K3 di
Tempat Kegiatan Konstruksi
1.4.2 Dasar hukum K3 di bidang penanggulangan kebakaran
• Undang – Undang No 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q
• Undang – Undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
(BAB III) Pasal 3 ayat 1(b)
• Undang – Undang No 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf b,d,q dan
pasal 9 ayat 3 tentang mengatur kewajiban pengurus
menyelengarakan latihan penaggulangan kebakaran
• Undang – Undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
pasal 2 ayat 1 , pasal 3.
• Undang – Undang No 1 tahun 1970 pasal 14 huruf a
• Undang – Undang No 1 tahun 1970 tentang kesehatan, pasal 10
tentang P2K3
• Undang – Undang No 1 tahun 1970,tentang kesehatan, pasal 10
tentang P2K3
• Undang- Undang No 14 tahun 1969 tentang ketentuan ketentuan
pokok mengenai tenaga kerja (lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1969 No 55, Tambahan lembaran Negara Nomor 2912);
pasal 2
• Peraturan Menteri No 04 tahun 1999 Pasal 11 ayat (1) Setiap alat
pemadam api ringan harus di periksa 2 (dua) kali dalan setahun
• Permenaker No. PER/02/MEN/1983 tentangInstalasi
AlarmAutomatik
• Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI no 186 tahun 1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran ditempatkerja
• Keputusan Menteri No KEP-186/MEN/1999 Tentang

5
Penangulangan Kebakaran, pasal 1, pasal 2, pasal 5, pasal 6 ayat
1 dan ayat 2.
• Permenaker 12/MEN/2015 pasal 5 ayat 3, pasal 6, pasal 11, dan
pasal 12 tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja Listrik di tempat
Kerja
• Permenaker 02/MEN/1989 Pasal 2 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
• Permenaker No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, pada
pasal 4,5,6,7,8,9,10.
• Instruksi menteri tenaga kerja INS.11/M/BW/1997, lampiran bag.
1 petunjuk umum. No. 3: penyediaan alat/instansi proteksi
kebakaran.
• Instruksi menteri tenaga kerja INS.11/M/BW/1997 Lampiran
Bagian 4 Pemeriksaan dan Pengujian No. 5 Pintu Darurat.
• Kepdirjen 47 Kesatu KEP. 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon ahli keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
bidang listrik
• Kepdirjen 48 KEP. 48/DJPPK/II/2011 tentang bidang jasa
pembinaan pengawasan ketenagakerjaan

1.4.3 Dasar Hukum K3 Dibidang Kelistrikan


• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 TentangKeselamatanKerja
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 33 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.12 Tahun
2015 Tentang Keselamatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja
• Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja

6
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.31/MEN/2015tentang
perubahan atas peraturan menteri tenaga kerja No Per.02/MEN/1989
tentang pengawasan instalasi penyalur petir
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002
• Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral No. : 2046
K/40/MEN/2001
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga
kerjaan danK3No:Kep.47/PPK&K3/VII/2015tentang Pembinaan
calon ahli keselamatandan kesehatan kerja bidang listrik
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenaga
kerjaan dan K3No:Kep.48/PPK&K3/VII/2015tentangTeknisi
keselamatan dan kesehatankerja (K3) listrik
• SNI 0225-2015 mengenai PUIL

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. Kunango Jantan Group merupakan kelompok perusahaan yang fokus
dalam penyediaan, pemesanan dan disribusi material baja dan beton siap pakai
untuk industri konstruksi, kelistrikan, pertambangan dan telekomunikasi. di bentuk
pada april 1993, sampai saat ini Kunango Jantan Group sudah memiliki 5 divisi
yang ditempatkan pada 6 pabrik, diantaranya pabrik tiang besi, pabrik beton,
konstruksi baja, pabrik pipa, pabrik galvanis, dan pabrik precast yang berlokasi di
Sumatera Barat dan pekan baru riau.

Gambar 2.1 Struktur Perusahaan

Pada awalnya PT. Kunango Jantan Group adalah perusahaan yang bergerak di
bidang manufacturing dan trading tiang besi, dengan berkembangnya perusahaan,
PT Kunango Jantan melakukan pengembangan usaha baik dari lokasi maupun
diverifikasi usaha, dan sampai saat ini PT.Kunango Jantan Group telah memiliki
240 pekerja.

Gambar 2.2 Pabrik PT. Kunango Jantan


• Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan PT. Kunango Jantan : Menjadi Pabrik Baja dan Beton yang
menghasilkan produk berkualitas
tinggi yang dapat bersaing di skala
Nasional maupun Internasional.
Misi Perusahaan PT. Kunango Jantan :
• Menciptakan Produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.
• Manajemen yang terbuka dan professional dengan kesempatan yang sama
kepada semua karyawan untuk mengembangkan karir.
• Menjadi perusahaan yang turut memelihara lingkungan.
• Menjadi mitra bisnis yang tepat dibidang industri dan pembangunan
infrastruktur di Indonesia.

2.2 Temuan-temuan di Lapangan


2.2.1 Temuan Positif
2.2.1.1 Temuan K3 Konstruksi Bangunan
Adapun temuan positif di lapangan pada konstruksi bangunan
pada PT. Kunango Jantan yaitu :
1. K3 konstruksi bangunan: tahap perencanaan, pembangunan,
pemakaian, pemeliharaan hingga pembongkaran :
2. Personil K3 KB : scafolder, Ahli K3 konstruksi (muda, Madya,
Utama):
3. APD (Alat Pelindung Diri)
4. Alat-Alat berat dan perijinan
5. Management K3 Kontruksi
6. Lainnya : Prosedur Darurat, aspek kesehatan , Sign-Sign,
Sarana & Fasilitas lainnya
a. Dijalankan & dilakukan Simulasi Kesiagaan & tanggap
Darurat / Prosedur Darurat
b. Tersedianya APAR (Alat Pemadam Kebakaran dengan
dilakukan cheklist pemeriksaan berkala & penyimpanan
yang baik.
c. Adanya Sign- sign larangan merokok untuk area yang
mudah terbakar dan mempunyai penyimpanan yang baik
untuk bahan - bahan yang mudah terbakar

9
d. Adanya Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang
diperuntukkan bagi Tenaga Kerja
e. Tanda & petujuk dilingkungan pekerjaan konstruksi sudah
dipasang sign - sign seperti : Tanda larangan , wajib
peringatan & tanda kondisi aman)
f. Kegiatan Konstruksi yang memperhatikan bahaya Physical
Hazards seperti faktor kimia (pasokan udara cukup ).
Lokasi kerja aman penerangan
g. Pemeriksaan / maintenance berkala untuk bahaya
kelistrikan yang dijumpai dengan mengunci kembali panel-
panel untuk pengamanan kelistrikan

h. Pelaksanaan K3 untuk aspek kesehatan & lingkungan


seperti disediakan sarana mess pekerja , sarana olah raga,
fasilitas ruangan sholat , ruang ganti pakaian , fasilitas
kantin
i. Tesedianya fasilitas P3K (ruangan P3K & kotak /isi P3K ,
Tandu , mobil ambulan & fasilitas P3K tambahan (berupa
alat pelindung)

2.2.1.2 Temuan Positif di Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran


Adapun temuan positif di lapangan pada bidang K3 Pemadam
Kebakaran pada PT. Kunango Jantan yaitu :
1. Sarana Proteksi Kebakaran : aktif (APAR, detektor, alarm,
hidran, springkler, dll)
• Terdapat adanya APAR jenis powder dengan jumlah
APAR 50 kg sebanyak 2 buah dan APAR 3 kg sebanyak
120 buah. Dimana 1 line di isi 10 buah APAR, dengan
jarak tiap APAR 2 m. Serta terdapat pemeriksaan APAR
1x3 bulan yangbekerja sama dengan damkar setempat
2. Sarana proteksi kebakaran pasif: material dinding tahan
api/fire retardant, sarana evakuasi, smoke damper, pressurized
fan, kompartemenisasi, mapping layout evakuasi.
a) Adanya sarana evakuasi, mapping layout evakuasi
b) Struktur dan bahan bangunan sudah sesuai dengan
10
system proteksi kebakaran
3. Team Pemadam Kebakaran/ organisasi
• Telah memiliki anggota pemadam kebakaran
4. Fire drill dan emergency drill
• Sudah ada sistem peringatan bahaya kebakaran berupa
sirine yang berlokasi di Pos Satpam tengah
5. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3,
dll)
• Ada pelatihan tim pemadam kebakaran dari dinas pemadam
kebakaran setiap 3 bulan sekali
6. Ada Prosedur Tanggap Darurat, dll
• Adanya Prosedur Tanggap Darurat

2.2.1.3 Temuan Positif di Bidang K3 Listrik


Adapun temuan positif di lapangan pada bidang K3 Listrik pada
PT. Kunango Jantan yaitu :
1. K3 instalasi listrik (PUIL 2000) dan perijinan
• Adanya lisensi perijinan LMK Jasa Kelistrikan
2. K3 penyalur petir(Permenaker 02/89) dan perijinan
• Di setiap gedung memiliki rangkaian penyalur petir
• Kesesuaian tinggi pada ujung rangkaian penyalur petir sudah
memenuhi syarat (1 meter dari tinggi bangunan)
3. Personil K3 Listrik : Teknisi Listrik, Teknisi Lift, Ahli K3
Listrik
• Terdapat teknisi listrik
4. Inspeksi dan pengujian berkala peralatan/instalasi
• PT. Kunango Jantan melakukan proses inspeksi selama 3
bulan sekali.
5. Kondisi pengoperasian peralatan/instalasi
• Terdapat kendali jarak jauh pada mesin celup pelapisan di
galvanis
6. SOP kerja listrik, dll
• PT. Kungano Jantan sudah memiliki prosedur LOTO pada
setiap kerja kelistrikan
• Terdapat instruksi/panduan pengoperasian alat di samping
11
mesin

2.2.2 Temuan Negatif


2.2.2.1 Temuan Negatif K3 Konstruksi Bangunan
Adapun temuan negatif di lapangan pada konstruksi bangunan
pada PT. Kunango Jantan yaitu :
1. K3 konstruksi bangunan: tahap perencanaan, pembangunan,
pemakaian, pemeliharaan hingga pembongkaran :
a. Tidak terpenuhinya syarat-syarat K3 sehingga kecelakaan
akibat kerja semakin tinggi
b. Rendahnya kepedualian terhadap nilai–nilai keselamatan
tingkat konstruksi keselamatan Kerja
2. Personil K3 KB : scafolder, Ahli K3 konstruksi (muda,
Madya, Utama):
• Tangga perancah / skafolding tidak dilengkapi pegangan
tangan
3. APD (Alat Pelindung Diri)
a. Pekerjaan diatas ketinggian dijumpai tidak menggunakan
APD: Tali pengaman

b. Pekerjaan menggunakan alat angkat & angkut tidak


menggunakan tali pengendali
c. Pekerjaan konstruksi di ketinggian dijumpai pengaman
kepala / helm safety tidak dilengkapi chinstap / tanpa tali
d. Pekerjaan konstruksi pemindahan material , pekerjaan
katrol/kerekan dan maintenance/ pemeliharaan panel
kelistriksn dijumpai tidak menggunakan/ tidak dilengkapi
APD sarung tangan
e. Pekerjaan konstruksi permesinan dijumpai tidak
menggunakan / tidak dilengkapi dengan APD pelindung
4. Alat-Alat berat dan perijinan
a. (Mechanical Hazards) saat ada pekerjaan didepan alat
berat, ada pekerja yang berada didepan alat berat yang
sedang beroperasi
b. Dijumpai penggunaan Safety Corn / traffic cone/ kerucut
12
lalu lintas tidak dipergunakan sebagaimana mestinya
(dibiarkan tergeletak /terjatuh)

2.2.2.2 Temuan Negatif di Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran


Adapun temuan negatif di lapangan pada bidang K3 Pemadam
Kebakaran pada PT. Kunango Jantan yaitu :
1. Sarana Proteksi Kebakaran : aktif (APAR, detektor, alarm,
hidran, springkler, dll)
a. Beberapa APAR tidak dilengkapi tanda segitiga APAR
b. Posisi beberapa apar tidak berada pada tempat yang
disesuaikan (berada di lantai/tanah)
c. Tidak ada alarm dan hidran
2. Team Pemadam Kebakaran/organisasi
• Hanya memiliki 4 anggota dalam 1 tim pemadam
kebakaran yang terlatih
3. Fire drill dan emergency drill
• Tidak adanya fire drill dan emergency drill di setiap
gedung atau pabrik
4. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3,
dll)
• Tidak memiliki lisensi K3 Kebakaran sehingga tidak ada
Ahli K3 Kebakaran

2.2.1.3 Temuan Negatif di Bidang K3 Listrik


Adapun temuan negatif di lapangan pada bidang K3 Listrik pada
PT. Kunango Jantan yaitu :
1. K3 instalasi listrik (PUIL 2000) dan perijinan

• Beberapa kondisi wiring (pengkabelan) pada mesin


otomasi tidak rapih, diindikasikan bisa terjadi kecelakaan
kerja
2. K3 penyalur petir (Permenaker 02/89) dan perijinan
• Grounding (pentanahan) rangkaian penyalur petir tidak
sesuai dengan sistem grounding (berada di bawah atap
gedung)
3. Personil K3 Listrik : Teknisi Listrik, Teknisi Lift, Ahli K3
Listrik
• Belum terdapat Ahli K3 listrik dimana PT. Kunango Jantan
13
memiliki pembangkit 1000 kVa

4. Kondisi pengoperasian peralatan/instalasi


• Prosedur LOTO kerja listrik belum diterapkan dengan baik
dalam praktiknya

14
BAB III

ANALISA

1. Temuan di Bidang K3 Konstruksi Bangunan


a) Temuan Positif di Bidang K3 Konstruksi Bangunan
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1. K3 konstruksi ➢ Ventilasi (+)PERMENAKERTRAN Pertahankan
besar S NO.PER 01/MEN/1980
bangunan: Pasal 5 Ayat 3 tentang
tahap ➢ Maintenanc Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Konstruksi
e dari tim
perencanaan, Bangunan “Semua tempat
engineering kerja mempunyai ventilasi
pembangunan, yang cukup sehingga dapat
untuk
pemakaian, mengurangi bahaya debu,
struktur uap, dan bahaya lainnya”
pemeliharaan
bangunan
hingga
dilakukan
pembongkara setahun
n sekali

15
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
2. APD Pekerja di PERMENAKER Pertahankan
lapangan No.01/MEN/1980 BAB
menggunakan 15 Ayat 99 Point 4
APD lengkap
Tenaga kerja dan orang
saat melakukan
lain yang memasuki
pekerjaan
tempat kerja diwajibkan
mengguna-kan
alat-alat termaksud pada
ayat (1) pasal ini.
3. Alat-alat berat Semua alat Permenaker 01/men/1982 Pertahankan
dan perijinan berat memiliki pasal 2 dan 22 UU Uap
SILO(Surat Izin 1930 Dilarang untuk
Layak Operasi)
menjalankan atau
mempergunakan sesuatu
pesawat uap dengan tidak
mempunyai Ijin
untuknya, yang diberikan
oleh kepala jabatan
Pengawasan keselamatan

16
b) Temuan Negatif di Bidang K3 Konstruksi Bangunan
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1. K3 konstruksi Ada sebagian (+)PERMENAKERTRANS Sebaiknya atap
NO.PER 01/MEN/1980
bangunan: tahap atap rusak menggunakan bahan
Pasal 5 Ayat 3 tentang
perencanaan, akibat Keselamatan dan Kesehatan fiber atau apabila
Kerja Pada Konstruksi
kesalahan
pembangunan, Bangunan “Semua tempat menggunakan baja harus
konstruksi kerja mempunyai ventilasi dengan galvanising
pemakaian, yang cukup sehingga dapat
karena atap
pemeliharaan mengurangi bahaya debu,
tidak memakai uap, dan bahaya lainnya”
hingga (+) (-) PERMEN PU No
bahan fiber,
24/PRT/M/2008 tentang
pembongkaran atau apabila Pedoman Pemeliharaan
Dan Perawatan Bangunan
menggunakan
Gedung
baja harus “Bagian III Klausul 1B
1. Memelihara secara baik
dengan
dan teratur unsur-unsur
galvanising struktur bangunan gedung
dari pengaruh korosi,
cuaca, kelembaban, dan
pembebanan di luar batas
kemampuan struktur, serta
pencemaran lainnya.
2. Memelihara secara baik
dan teratur unsur-unsur
pelindung struktur.
3. Melakukan pemeriksaan
berkala sebagai bagian dari
perawatan preventif
(preventive maintenance).
4. Mencegah dilakukan
perubahan dan/atau
penambahan fungsi
17
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
kegiatan yang
menyebabkan
meningkatnya beban yang
berkerja pada bangunan
gedung, di luar batas beban
yang direncanakan.
5. Melakukan cara
pemeliharaan dan perbaikan
struktur yang benar oleh
petugas yang mempunyai
keahlian dan/atau
kompetensi di bidangnya
6. Memelihara bangunan
agar difungsikan sesuai
dengan penggunaan yang
direncanakan.”

18
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
2. APD Tidak adanya [ Permenakertrans RI No. Lebih sering
klasifikasi Per-08/MEN/2018 melakukan sosialisasi
dalam tentang Alat Pelindung tentang jenis-jenis
penggunaan
Diri Pasal 4 ayat (1) APD kepada para
APD
huruf a menyatakan: pekerja
APD wajib digunakan di
tempat kerja di mana:
a. dibuat, dicoba, dipakai
atau dipergunakan mesin,
pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi
yang berbahaya yang
dapat menimbulkan
kecelakaan,
kebakaran atau
peledakan]

19
2. Temuan di Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran
a) Temuan Positif di Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1. Sarana Proteksi Terdapat adanya Permenakertrans RI Pertahankan
Kebakaran : aktif APAR jenis powder No. 04/MEN/1980
(APAR, detektor, dengan jumlah APAR tentang jenis Alat
Pemadam Api Ringan
alarm, hidran, 50 kg sebanyak 2 buah
Pasal 2 ayat (2)
springkler, dll) dan APAR 3 kg
menyatakan:
sebanyak 120 buah.
Dimana 1 line di isi 10
“Jenis alat pemadam
buah APAR, dengan api ringan terdiri:
jarak tiap APAR 2 m. a. Jenis cairan (air);
Serta terdapat b. Jenis busa;
pemeriksaan APAR c. Jenis tepung kering;
1x3 bulan yangbekerja d. Jenis gas
sama dengan damkar (hydrocarbon
setempat berhalogen dan
sebagainya)”.

Permenakertrans RI
No. 04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
Pasal 11 ayat 1
20
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
menyatakan:

“Setiap alat pemadam


api ringan harus
diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun, yaitu:
a. pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan”.

2. Sarana proteksi 1) Adanya sarana Permen PU No.20 Pertahankan


kebakaran pasif: evakuasi, mapping
Tahun 2009 tentang
layout evakuasi
material dinding Persyaratan Teknis
tahan api/fire
Sistem Proteksi
retardant, sarana
evakuasi, smoke Kebakaran Pada
damper, Bangunan Gedung Dan
pressurized fan, Lingkungan pada
kompartemenisasi,
Lampiran Bab II
mapping layout
evakuasi. Bagian 2 tentang
Prasarana Dan Sarana
Proteksi Kebakaran
Kota poin 2.1.3.a
menyatakan:

“Setiap lingkungan

21
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
bangunan gedung dan
bangunan gedung dalam
perkotaan harus
menyediakan
aksesibilitas untuk
keperluan pemadam
kebakaran
yang meliputi jalur
masuk termasuk
putaran balik bagi
aparat pemadam
kebakaran, dan akses
masuk ke dalam
bangunan gedung untuk
dipergunakan pada saat
kejadian kebakaran”.
2) Struktur dan bahan Kepmenaker No. Pertahankan
bangunan sudah 186/MEN/1999 tentang
sesuai dengan Unit Penanggulangan
system proteksi Kebakaran Di Tempat
kebakaran Kerja Pasal 2 ayat (2)
huruf b menyatakan:
“Penyediaan sarana
deteksi, alarm,
22
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
memadamkan
kebakaran dan sarana
evakuasi”.

3. Team Pemadam Telah memiliki anggota Kepmenaker No. Keterangan dari HSE Officer Pertahankan
Kebakaran/organis pemadam kebakaran 186/MEN/1999 tentang
asi Unit Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat
Kerja Pasal 2 ayat (2)
huruf d menyatakan:

“pembentukan unit
penanggulanan
kebakaran di tempat
kerja”.

23
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
4. Fire drill dan Sudah ada sistem Kepmenaker No. Pertahankan
emergency drill peringatan bahaya 186/MEN/1999 tentang
kebakaran berupa sirine Unit Penanggulangan
yang berlokasi di Pos Kebakaran Di Tempat
Satpam tengah Kerja Pasal 2 ayat (2)
huruf b menyatakan:

“Penyediaan sarana
deteksi, alarm
pemadam kebakaran
dan evakuasi”
5. Personil pemadam Ada pelatihan tim Permen PU No.20 Keterangan dari HSE Officer Pertahankan
pemadam kebakaran
kebakaran terlatih Tahun 2009 tentang
dari dinas pemadam
(training K3, lisensi kebakaran setiap 3 Persyaratan Teknis
bulan sekali
Sistem Proteksi
K3, dll)
Kebakaran Pada
Bangunan Gedung Dan
Lingkungan pada
Bagian 6.2
menyatakan:

“Latihan Fungsional
(Functional Drills),
jenis latihan ini
24
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
menguji coba fungsi-
fungsi khusus seperti
respon medis,
pemberitahuan keadaan
darurat, prosedur
komunikasi dan
peringatan yang tidak
perlu dilakukan pada
waktu yang
bersamaan”.
6. Ada Prosedur Adanya Prosedur Permen PU No.20 Keterangan dari HSE Officer Pertahankan
Tahun 2009 tentang
Tanggap Darurat, Tanggap Darurat
Persyaratan Teknis
dll Sistem Proteksi
Kebakaran Pada
Bangunan Gedung Dan
Lingkungan
(58)

“Sistem pengamanan
kebakaran, adalah satu
atau kombinasi dari
metoda yang digunakan
pada bangunan gedung
untuk:
(a) memperingatkan
orang terhadap keadaan
darurat, atau
(b) penyediaan tempat
penyelamatan, atau
(c) membatasi
25
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
penyebaran kebakaran,
atau
(d) pemadaman
kebakaran, termasuk
disini sistem proteksi
pasif dan aktif”.

b) Temuan Negatif di Bidang K3 Penanggulangan Kebakaran


No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1. Sarana Proteksi 1) Beberapa APAR Sebaiknya dilengkapi
tidak dilengkapi Permenakertrans RI
Kebakaran : aktif tanda segitiga No. 04/MEN/1980 dengan tanda segitiga
(APAR, detektor, APAR tentang Syarat-syarat APAR di atasnya
Pemasangan dan
alarm, hidran, Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
springkler, dll) Pasal 4 ayat (1)
menyatakan:

“Setiap satu atau


kelompok alat
pemadam api ringan
harus ditempatkan pada
posisi yang mudah
dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda
pemasangan”.

26
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
2) Posisi beberapa Seharusnya posisi
apar tidak berada Penempatan Tabung
pada tempat yang Permenakertrans RI APAR diletakkan
disesuaikan (berada No. 04/MEN/1980 sesuai dengan
di lantai/tanah) tentang Syarat-syarat
lebih dari 120 cm Pemasangan dan standar/peraturan yang
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan telah ditentukan
Pasal 4 ayat (3)
menyatakan:

“Tinggi pemberian
tanda pemasangan
tersebut ayat (1) adalah
125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau
kelompok alat
pemadam api ringan
bersangkutan”.
3) Tidak ada alarm Permenaker RI No. Keterangan dari HSE Officer Sebaiknya setiap
02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm gedung dilengkapi
Kebakaran Otomatik alarm
Pasal 1 huruf a
menyatakan:

“Instalasi Alarm
Kebakaraan Automatik
adalah sistem atau
rangkaian alarm
kebakaran yang
menggunakan detektor
panas, detektor asap,
27
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
detektor nyala api dan
titik panggil secara
manual serta
perlengkapan lainnya
yang dipasang pada
sistem alarm
kebakaran”.
2. Team Pemadam Hanya memiliki 4 Kepmenaker No. Keterangan dari HSE Officer Sebaiknya personil
Kebakaran/organis anggota dalam 1 tim 186/MEN/1999 tentang pemadam ditambah 14
asi pemadam kebakaran Unit Penanggulangan orang lagi untuk
yang terlatih Kebakaran Di Tempat
memenuhi kebutuhan
Kerja Pasal 6 ayat (1)
240 karyawan
menyatakan:

“Petugas peran
kebakaran sebagaimana
dimaksud dlam pasal 5
huruf a,
sekurangkurangnya 2
(dua) orang untuk
setiap jumlah tenaga
kerja 25 (dua puluh
lima) orang”.
3. Fire drill dan Tidak adanya fire drill Kepmenaker No. Keterangan dari HSE Officer Sebaiknya setiap
28
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
emergency drill dan emergency drill di 186/MEN/1999 tentang gedung dilengkapi fire
Unit Penanggulangan
setiap gedung atau drill dan emergency
Kebakaran Di Tempat
pabrik Kerja Pasal 2 ayat (2) drill
huruf b menyatakan:

“Penyediaan sarana
deteksi, alarm
pemadam kebakaran
dan evakuasi”

4. Personil pemadam Tidak memiliki lisensi Kepmenaker No. Keterangan dari HSE Officer Sebaiknya memiliki
kebakaran terlatih K3 Kebakaran sehingga 186/MEN/1999 tentang seorang ahli K3
(training K3, lisensi tidak ada Ahli K3 Unit Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran Kebakaran Di Tempat
K3, dll)
Kerja Pasal 5 huruf d
menyatakan:

“Ahli K3 spesialis
penanggulangan
kebakaran sebagai
penanggung jawab
teknis”.

29
3. Temuan di Bidang K3 Listrik
a) Temuan di Bidang K3 Listrik
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1. K3 instalasi listrik Adanya lisensi perijinan Permen ESDM No. Pertahankan
(PUIL 2000) dan LMK Jasa Kelistrikan 2 Tahun 2018
perijinan Tentang
Pemberlakuan
Wajib Standar
Nasional Indonesia
Di Bidang
Ketenagalistrikan
Pasal 1 ayat (5)
menyatakan:

“Sertifikasi adalah
rangkaian kegiatan
penilaian
kesesuaian yang
berkaitan dengan
pemberian jaminan
tertulis bahwa
barang, jasa, sistem,
proses, atau
30
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
personal telah
memenuhi
standar dan/atau
regulasi”.
2. K3 penyalur petir 1) Di setiap gedung Permenaker RI No. Pertahankan
(Permenaker 02/89) (dengan tinggi 20 m) Per. 02/MEN/1989
dan perijinan memiliki rangkaian Tentang
penyalur petir Pengawasan
Instalasi Penyalur
Petir Pasal 9 ayat (1)
huruf a menyatakan:

“Bangunan yang
terpecil atau tinggi
dan lebih tinggi dari
pada bangunan
sekitarnya seperti:
menara-menara,
cerobong, silo,
antena, pemancar,
monumen, dan lain-
lain”.
31
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
2) Kesesuaian tinggi Permenaker RI No. Pertahankan
pada ujung rangkaian Per. 02/MEN/1989
penyalur petir sudah Tentang
memenuhi syarat (1 Pengawasan
meter dari tinggi Instalasi Penyalur
bangunan) Petir Pasal 12
menyatakan:

“Semua bagian
bangunan yang
terbuat dari bukan
logam yang
dipasang menjulang
ke atas dengan
tinggi lebih dari 1
(satu) meter dari
atap harus dipasang
penerima sendiri”.

32
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
3. Personil K3 Listrik Terdapat teknisi listrik Permenaker RI No. Pertahankan
: Teknisi Listrik, Per. 12/MEN/2015
Teknisi Lift, Ahli Tentang
K3 Listrik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Listrik Di Tempat
Kerja Pasal 6 ayat
(4) huruf a
menyatakan:

“Dalam hal kegiatan


yang dilaksanakan
berupa pemasangan
dan pemeliharaan
pada pembangkit
listrik, transmisi,
distribusi dan
pemanfaatan listrik,
dapat dilakukan
oleh:
a. Teknisi K3
Listrik pada
33
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
perusahaan”.
4. Inspeksi dan PT. Kunango Jantan Permenaker RI No. Pertahankan
pengujian berkala melakukan proses Per. 12/MEN/2015
peralatan/instalasi inspeksi selama 3 bulan Tentang
sekali. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Listrik Di Tempat
Kerja Pasal 11 ayat
(1) menyatakan:

“Pemeriksaan
secara berkala
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (2)
huruf c dilakukan
paling sedikit 1
(satu) tahun sekali”.

34
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
5. Kondisi Terdapat kendali jarak PUIL 2000 klausul Pertahankan
pengoperasian jauh pada mesin celup 4.8.1.5 huruf a
peralatan/instalasi pelapisan di galvanis menyatakan:

“Fasilitas untuk
kendali jarak jauh
harus terdiri atas
suatu panel kendali
dengan gawai yang
telah disetujui untuk
membuka dan
menutup secara
selektip semua
sakelar yang
dikendalikan”.

35
No. Obyek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
6. SOP kerja listrik, • PT. Kunango PP.50 Tahun 2012 Pertahankan
dll Jantan sudah klausul 6.1.3
memiliki menyatakan:
prosedur LOTO
pada setiap kerja “Tentang Terdapat
kelistrikan prosedur atau
• Terdapat petunjuk kerja yang
instruksi/panduan terdokumentasi
pengoperasian untuk
alat di samping mengendalikan
mesin risiko yang
teridentifikasi dan
dibuat atas dasar
masukan dari
personil yang
kompeten serta
tenaga kerja yang
terkait dan disahkan
oleh orang yang
berwenang di
perusahaan”.

36
a) Temuan di Bidang K3 Listrik
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
1. K3 instalasi listrik Beberapa kondisi PUIL 2000 klausul Sebaiknya kabel-kabel
(PUIL 2000) dan wiring 7.11.1.8 menyatakan: dirapikan
perijinan (pengkabelan) pada
mesin otomasi “Semua hubungan
tidak rapih, kabel fleksibel pada
diindikasikan bisa perlengkapan listrik
terjadi kecelakaan harus dilaksanakan
kerja dengan baik dan rapi
seperti tercantum dalam
7.11.1.9”.
2. K3 penyalur petir Grounding Permenaker RI No. Diberikan pemasangan
(Permenaker02/89) (pentanahan) Per. 02/MEN/1989 grounding sesuai dengan
dan perijinan rangkaian penyalur Tentang Pengawasan Permenaker RI No. Per.
petir tidak sesuai Instalasi Penyalur Petir 02/MEN/1989 Tentang
dengan sistem Pasal 15 ayat (6) Pengawasan Instalasi
grounding (berada menyatakan: Penyalur Petir Pasal 15
di bawah atap ayat (6)
gedung) “Dilarang memasang
penghantar penurunan
di bawah atap dalam
bangunan”.
37
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
3. Personil K3 Listrik : Belum terdapat Permenaker RI No. Keterangan dari HSE Officer Sebaiknya memiliki
Teknisi Listrik, Ahli K3 listrik Per. 12/MEN/2015 seorang ahli K3 Listrik
Teknisi Lift, Ahli K3 dimana PT. Tentang Keselamatan
Listrik Kunango Jantan dan Kesehatan Kerja
memiliki Listrik Di Tempat
pembangkit 1000 Kerja Pasal 7
kVa menyatakan:

“Untuk perusahaan
yang memiliki
pembangkit listrik
lebih dari 200 (dua
ratus) kilo Volt-
Ampere wajib
mempunyai Ahli K3
bidang listrik”.

38
No. Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran
4. Kondisi Prosedur LOTO PP No. 50 Tahun 2012 Sebaiknya menerapkan
pengoperasian kerja listrik belum klausul 6.1.4 prosedur LOTO oleh
peralatan/instalasi diterapkan dengan menyatakan: teknisi
baik dalam
praktiknya “Kepatuhan terhadap
peraturan perundang-
undangan, standar
serta pedoman teknis
yang relevan
diperhatikan pada saat
mengembangkan atau
melakukan modifikasi
atau petunjuk kerja.”.

39
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sebagian besar pelaksanaan K3 Listrik, Konstruksi dan Kebakaran di PT Kunango
Jantan sudah cukup baik dan sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku dari aspek Penerapan K3 . Perijinan pengoprasian alat, perijinan operator,
pemeliharaan konstruksi bangunan, tanggap darurat kebakaran dan penggunaan APD.
Meskipun masih ada sedikit kekurangan pada Safty Sign dan Safty Device, penggunaan
APD yang benar dan kondisi Grounding (pentanahan) pada alat penyalur petir yang
masih belum optimal.
Sebagian besar pelaksanaan K3 Ketenagalistrikan dan Konstruksi di PT Kunango
Jantan sudah cukup baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dari aspek implementasi SSL. Izin penggunaan peralatan, izin operator,
pemeliharaan konstruksi bangunan dan penggunaan APD. Walaupun masih terdapat
beberapa kekurangan pada perangkat Safety Sign dan Safety, namun penggunaan APD
yang benar dan kondisi pentanahan pada perangkat pendistribusian petir masih belum
optimal.

4.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan sebagai berikut :
1. Sekretaris P2K3 dapat mensosialisasikan penggunaan APD pada seluruh pekerja,
bertujuan mengurangi potensi bahaya dalam proses kerja
2. Lebih memperhatikan proses instalasi alat penyalur petir, pentanahan (Grounding)
40
agar proses penggunaan alat tersebut bisa maksimal
3. Diharapkan bisa mempunyai Fire Drill dan Emergency Drill di setiap pabrik
4. Terus mensosialisasikan LOTO pada setiap pengerjaan
5. Penambahan personel Ahli K3 Kebakaran agar bisa melakukan rekomendasi
bilamana terjadi sebuah accident kebakaran
6. Setiap alat otomasi baiknya mempunyai operator khusus agar bertujuan untuk
mengurangi kecelakaan kerja, maupun kerusakan pada alat otomasi

Anda mungkin juga menyukai