KELOMPOK 2
DONNI ZARWAN
REKO SAYOGO
ERVAN TRITAN KRISTIAN
YULIANUS ZEGA
PENYELENGGARA
PT. INDOTRAIN CONSULTANT
Balikpapan, 10 Januari 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2. Maksud Dan Tujuan ............................................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup ....................................................................................................... 3
1.4. Dasar Hukum ......................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................................... 4
2.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................................. 6
2.2. Gambaran Pelaksanaan Bidang K3 Penganggulangan Kebakaran, Lingkungan
Kerja dan Bahan Berbahaya dan Beracun dan Konstruksi Bangunan .................... 4
2.3 Temuan Hasil Observasi Lapangan .......................................................................... 6
BAB III ANALISA TEMUAN ....................................................................................... 11
1. Analisa Temuan Positif .................................................................................... 11
2. Analisa Temuan Negatif .................................................................................. 19
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 20
1. Kesimpulan ...................................................................................................... 20
2. Saran................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21
BAB 1
PENDAHULUAN
d. Norma K3 Konstruksi
UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005
tentang Bangunan Gedung.
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
3. Untuk konstruksi bangunan tidak terdapat proses pengerjaan sehingga tidak dilakukan
observasi lapangan.
Berdasarkan hasil observasi lapanmgan yang telah dilakukan, ada dua jenis
temuan, yakni temuan positif dan temuan berpeluang untuk perbaikan,
diantaranya
2.3.1 Temuan Positif
1. Lingkungan Kerja
a. Memiliki Petugas K3 Lingkungan Kerja dan
b. Dilakukan tes air permukaan, Tes air limbah, Uji emisi kendaraan, Uji
Kebisingan (bersertifikat)
c. Terdapar AHLI K3 Kerja Muda Bidang Lingkungan dan Memiliki Ahli K3
Kimia dan Petugas Kimia
d. Memiliki Sertifikat INDUSTRIAL HYGINE
e. Terdapat Oil Trap dan diolah dengan baik
f. Terdapat SOP bekerja di ruang terbatas, SOP bekerja pada pekerjaan
panas / Hot Work
g. Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas Kimia, dan Memiliki Petugas K3
Lingkungan Kerja dan
h. Rasio Jumlah jamban telah mencukupi ada (5 jamban dan 3 peturasan di
area fabrikasi)
i. Memiliki Ruang ganti untuk pekerjaan yang membutuhkan baju khusus
j. Memiliki Sertifikat INDUSTRIAL HYGINE
3. Penanggulangan Kebakaran
a. Memiliki AHLI K3 spesialis Penanggulangan Kebakaran serta Memiliki
Petugas Peran Kebakaran kelas D
b. Memiliki Standar Operasinal Prosedur Tanggap darurat dan di area kerja
sudah ditempel prosedur evakuasi darurat
c. Memiliki Hydrant sebanyak 6 titik dan rutin melakukan inspeksi, Hydrant
dilakukan inspeksi Per 6 bulan
d. Penyediaan sumber air Hydrant yang cukup dengan ada nya kolam air
yang dibuat dimana kolam juga dilengkapi dengan pagar pengaman dan
rambu peringatan tidak boleh berenang.
e. Terdapat APAR yang rutin setiap bulan dilakukan pemeriksaan dengan
checklist rutin tiap bulannya.
f. Terdapat Pompa Fire Extenguiser (Diesel) pada area kolam air persediaan.
2. Eye waste di area workshop untuk buangan air tidak dilengkapi dengan pipa
buangan air langsung terbuang dilantai, sehingga menimbulkan bahaya baru
yaitu lantai licin dan resiko terjatuh/terpeleset, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008,
tentan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja, Keputusan
Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009. (potensi unsafe conditions)
3. Pompa extenguiser di kolam penampungan tidak terdapat label kapan terakhir
di maintenance, Kondisi pompa hydrant sudah kurang layak, harus disangga
dengan kayu (potensi unsafe condition) mengacu pada UU no 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja, Kepmenaker No. 186 tahun 1999 disebutkan bahwa
: (1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran, latihan penanggulanggan kebakaran di tempat kerja. (2) Kewajiban
Pompa hydrant Pressure dalam pipa hydrant dilakukan service rutin Kepmenaker RI
PT.WEIR Cuma ada 1, tidak system tidak terjaga. dan diberi label service No.KEP.186/MEN/1999
MINERALS ada Pompa Jokki Pompa dan Mesin tidak telah dilakukan Pasal 2 Ayat 3 Tentang unit
Area Muter Dan tidak ada label terdapat tanda terakhir untuk memastikan pompa penangulangan kebaran; Pengendalian
2
Point rutinitas service dilakukan perawatan tetap siap berfungsi setiap bentuk energi,
sehingga tidak diketahui penyediaan sarana deteksi,
masih berfungsi atau tidak alarm,
pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi serta pengendalian
penyebaran asap,
panas dan gas sebagaimana dimaksud
pada
ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf
c dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku.
Workshop PT. Eye waste di area Menimbulkan bahaya baru Dlakukan pembuatan Permenaker No. 5 Tahun2018 Pasal
WEIR workshop untuk lantai licin jalur air pembuangan 2 tentang Keselamatan dan
MINERAL buangan air tidak dengan pipa agar air bias
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja;
dilengkapi dengan mengarah ke saluran air
3 Area pipa buangan air Pengusaha dan/atau Pengurus wajib
WorkShop langsung terbuang melaksanakan syarat-
dilantai
syarat K3 Lingkungan Kerja.
Permenaker No. 5 Tahun2018 Pasal
3; Syarat-syarat K3 Lingkungan
Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 meliputi:
a. pengendalian Faktor Fisika dan
Faktor Kimia agar berada
di bawah NAB;
b. pengendalian Faktor Biologi,
Faktor Ergonomi, dan Faktor
Psikologi Kerja agar memenuhi
standar;
c. penyediaan fasilitas Kebersihan
dan sarana Higiene di
Tempat Kerja yang bersih dan sehat;
dan
d. penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja.
BAB IV
PENUTUP
Terkait hal hal yang sudah baik, semoga kedepan selalu di pertahankan
atau di tingkatkan kembali. Terkait dengan temuan yang perlu perbaikan sebaiknya
segera melakuan perbaikan.
4.1.1 Kesimpulan
• Berdasarkan hasil Pengamatan Lapangan yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa penerapan K3 yang dilakukan oleh PT. Weir Minerals
Indonesia lebih banyak temuan positif yang perlu di pertahankan.
• Secara keseluruhan PT. Weir Minerals Indonesia sudah melakukan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja terlihat dari data-data yang dipaparkan
kecelekaan dan penghargaan SMK3 yang telah diraih
4.1.1 Saran
Dari hasil Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan di PT.Weir Mineral
Indonesia saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Konsistensi pertahankan system kebakaran, dan lingkungan kerja,
Keselmatan dan kesehatan lingkungan kerja, pertahankan penghargaan dan
sertifikasi yang telah ada sebagai bentuk taat dengan regulasi dan tujuan
memberikan perlindungan kepada pekerja.
2. Perbaikan perlu dilakukan perawatan dan pengecekan rutin (dilakukan
Checklis Bulalan untuk memastikan tiap alat dalat system penanggulangan
kebar untuk memastikan system pengendalian kebakaran berjalan terutama
dibagian Hydrant dan Pompa beserta mesin. Dengan
4.2 DAFTAR PUSATAKA
1. Undang-undang No.1 tahun 1970. Tentang keselamatan kerja, Pasal 2 ayat 2
Tentang Penanggulangan Kebakaran, Ayat 3, pengurus diwajibkan
menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran
serta meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan
2. Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012, Pasal 5 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
3. Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012, Pasal 5 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
4. Kepmenaker No.186 Tahun 1999, Pasal 5(d) Ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran sebagai penanggungjawab teknis, Pasal 2 Ayat
3 Tentang unit penangulangan kebaran; Pengendalian setiap bentuk energi,
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.
5. Keputusan Menteri Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja
6. Permenaker No.4 Tahun 1980, Pasal 1 Ayat 1 Tentang APAR
7. Kepmenaker No.186 Tahun 1999, Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran, 3Pasal 2 ayat 1 pengurus atau pengusaha wajib mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.Pembentukan unit penanggulangan kebakaran
sebagai dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dengan memperhatikan jumlah
tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran
8. Permenaker No.5 Tahun 2018, Pasal 3 Tentang Lingkungan Kerja; Syarat-
syarat K3 lingkungan kerja, Pasal 6 Ayat 2 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja; pengukuran lingkungan kerja dilakukan
sesuai dengan metode uji yang ditetapkan standar nasional indonesia, 2018
Pasal 6 Ayat 3; dalam hal metode uji belum ditetapkan dalam standar
nasional indonesia pengukuran dapat dilakukan dengan metode uji lainnya
sesuai dengan standar yang telah divalidasi oleh lembaga yang berwenang.
9. Permen PUPR No.14 Tahun 2017, titik kumpul adalah tempat yang
digunakan bagi pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan
gedung untuk berkumpul setelah proses evakuasi. Pasal 33 ayat (2) pada
Permen tersebut menyatakan perancangan dan penyediaan.