Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. ENERGI ARGO NUSANTARA DI MOJOKERTO

BIDANG PENGAWASAN NORMA K3 UMUM

PELATIHAN CALON K3 UMUM


KELOMPOK IV BATCH 1 :
Nurul Widawati

PENYELENGGARA
PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA
SURABAYA, 02 NOVEMBER - 17 NOVEMBER 2023
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas izin Allah SWT laporan Praktek Kerja Lapangan


(PKL) ini dapat diselesaikan. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang memberikan semangat dan ilmunya baik berupa materi atau
pikirannya.
Laporan ini dibuat sebagai persyaratan kelulusan pelatihan calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U). Arahan, bimbingan serta
penjelasan dari narasumber, pengajar, diskusi dan kerjasama kelompok adalah
menjadi dasar dalam penyusunan laporan ini. Praktek Kerja Lapangan ini
merupakan rangkaian kegiatan pelatihan Ahli K3 Umum yang diselenggarakan
oleh Phitagoras dan Disertifikasi oleh Kementrian Tenaga Kerja RI.
PT. Phitagoras Global Duta telah mengadakan program pelatihan dengan
peraturan yang sudah sesuai dengan Kep.69/PPK&K3/XII/2015 dengan
penyampaian secara virtual yang tidak menyurutkan semangat setiap calon Ahli
AK3U dalam proses PKL ini. PT. ENERGI ARGO NUSANTARA telah
memberikan penyampaian yang baik dan dapat diterima serta menjadikan bekal
terpenting untuk memahami penerapan peraturan perundang-undangan
keselamatan dan kesehatan kerja di dalam dunia industri.
Saya berterimakasih kepada PT. Phitagoras Global Duta, yang telah
membantu memfasilitasi memberikan bimbingan dan memilihkan trainer
terbaiknya selama proses PKL ini. Besar harapan kami laporan ini dapat
memperkaya ilmu pengetahuan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
dapat memotivasi saya untuk belajar dan mengembangkan ilmu K3 saya, terutama
nantinya akan saya terapkan di perusahaan tempat saya bernaung.
Saya menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Saya
menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Penulis

Nurul Widawati

1
i
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Maksud dan Tujuan 4
1.3 Ruang Lingkup 4
1.4 Dasar Hukum 5
1.4.1 Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan 5
1.4.2 Pengawasan Norma K3 Mekanik 5
1.4.3 Pengawasan Norma K3 Bahan Berbahaya 6
1.4.4 Pengawasan Norma K3 Lingkungan kerja 6
1.4.5 Pengawasan Norma K3 Kesehatan kerja 6
1.4.6 Pengawasan Norma SMK3 dan Kelembagaan K3 7
1.4.7 Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan 8
1.4.8 Pengawasan Norma K3 Listrik 8
1.4.9 Pengawasan Norma K3 Penanggulangan Kebakaran 9
BAB II KONDISI AKTUAL DI LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan 10
2.2 Temuan Hasil Observasi
2.2.1 Temuan Positif 11
2.2.2 Temuan Negatif 12
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisa Hasil Temuan Observasi Positif 13
3.2 Analisa Hasil Temuan Observasi Negatif 16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 20
4.2 Saran 20
REFERENSI

2ii
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) telah menjadi isu yang semakin
penting dan mendapatkan perhatian yang lebih besar di berbagai sektor industri.
Setiap tahun, ribuan kecelakaan kerja dan penyakit terkait di lingkungan kerja
terjadi di seluruh dunia, menyebabkan kerugian manusia dan ekonomi yang
signifikan.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya perhatian
terhadap K3:
1. Kepentingan Kesehatan Karyawan: Karyawan adalah aset berharga bagi setiap
organisasi. Mereka memiliki hak untuk bekerja dalam lingkungan yang aman
dan sehat. Karyawan yang terlindungi dengan baik akan memiliki kualitas
hidup yang lebih baik dan akan mampu memberikan kontribusi yang lebih
besar terhadap kesuksesan organisasi.
2. Regulasi dan Kewajiban Hukum: Di banyak negara, pemerintah telah
mengeluarkan regulasi ketat terkait K3. Organisasi harus mematuhi peraturan
ini untuk melindungi karyawan dan mencegah tuntutan hukum yang mungkin
timbul akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan.
3. Biaya yang Terkait dengan Kecelakaan Kerja: Kecelakaan kerja dan penyakit
terkait pekerjaan dapat menyebabkan biaya yang tinggi bagi organisasi. Biaya
tersebut mencakup biaya medis, penggantian kerugian, penurunan
produktivitas, dan reputasi yang buruk. Meningkatkan K3 di tempat kerja
dapat membantu mengurangi biaya-biaya ini dan meningkatkan efisiensi
operasional.
4. Perubahan Lingkungan Kerja: Lingkungan kerja telah mengalami perubahan
dramatis dalam beberapa dekade terakhir. Kemajuan teknologi, globalisasi,
dan perubahan pola kerja telah membawa tantangan baru dalam hal K3.
Organisasi harus mengidentifikasi dan mengatasi risiko-risiko baru ini untuk
menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan.

3
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

Sarana yang dapat digunakan dalam pengawasan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) di tempat kerja yaitu dengan menunjuk Ahli K3 Umum. Ahli
K3 Umum merupakan program yang ditujukan untuk membina dan meningkatkan
kemampuan bekerja guna melakukan pengawasan terhadap peralatan di tempat
kerja khususnya bejana tekan, Pesawat uap dan peralatan mekanik sesuai dengan
peraturan perudang-undangan yang berlaku.
PT. ENERGI ARGO NUSANTARA adalah anak perusahaan PT
Perkebunan Nusantara X. Pabrik ini mengolah molasses menjadi ethanol 99.5%.
Perusahaan ini berbasis bahan bakar energi terbarukan yang juga menunjuk Ahli
K3 sebagai salah satu fokus awal pencegahan kecelakaan kerja atau penyakit
terkait pekerjaan. Hal ini yang menjadikan pemilihan perusahaan ini sangat berarti
untuk calon Ahli K3 Umum untuk bisa belajar dan lebih mendalami mengenai K3

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Membekali pengetahuan sebagai calon Ahli K3 Umum mengenai K3 dengan
praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja.
2. Melakukan analisa terhadap bahaya potensial yang ada sesuai dengan
peraturan-perundangan yang berlaku.
3. Memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen PT. ENERGI ARGO
NUSANTARA mengenai pengendalian bahaya yang dapat dilakukan.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup pembuatan laporan ini berdasarkan pada :
1. Pengawasan Norma K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja dan
Bahan Berbahaya.
2. Pengawasan Norma SMK3 dan Kelembagaan K3
3. Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan, Listrik dan
Penanggulangan Kebakaran
4. Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap, Bejana Tekan dan K3 Mekanik.
5. Bidang Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

4
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

1.4 Dasar Hukum


1.4.1 Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
1. Undang-undang Uap Tahun 1930;
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
4. Permenaker R.I No. Per. 02/Men/1982 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
syarat Juru Las;
5. Permenaker R.I No. Per.01/Men/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap,
6. Permenaker R.I No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
7. Permenaker R.I No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
8. Permenaker R.I No. Per. 37/Men/2016 tentang Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun,
9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 06/Men/1990 tentang Ketentuan
Pewarnaan Tabung Gas Bertekanan.
10. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
SE.05/Men/DJPPK/III/2021 tentang Lisensi /Surat ijin Operator Pesawat
Uap.
1.4.2 Pengawasan Norma K3 Mekanik
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah;
4. Permenaker R.I No. Per. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Permenaker R.I No. Per. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

5
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

6. Permenaker R.I No. Per. 09/Men/VIl//2010 tentang Operator dan Petugas


Pesawat Angkat dan Angkut;
7. Permenaker R.I No. Per 38/Men/2016 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi;
8. Permenaker R.I No. Per 06/Men/2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator;
9. Permenaker R.I No. Per 08/Men/2020 tentang Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut;
10. Kepmenaker No. Kep. 452/M/BW/1996 tentang Pemakaian Pesawat
Angkat dan Angkut Jenis Rental;
11. Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.
75/PPK/XII/2013 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan Calon Ahli K3
bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan, Pesawat Angkat dan Angkut, dan
Pesawat Tenaga dan Produksi;
12. SE. Dirien Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
01/DJPPK/I/2009 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan dan
Pengujian Lisensi K3 bagi Petugas dan Operator Pesawat Up, Pesawat
Tenaga dan Produksi, Pesawat Angkat dan Angkut
1.4.3 Pengawasan Norma K3 Bahan Berbahaya
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. PP No. 22 Tahun 2021 Tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun.
4. Permen No. Per.08/Men/VII/2010 Tentang alat pelindung diri
5. Permenaker No. 74 tahun 2001, tentang Penyimpanan Bahan Kimia
6. Kepmen No.187/Men/1999 Tentang pengendalian bahan kimia berbahaya
1.4.4 Pengawasan Norma K3 Lingkungan kerja
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Permenaker No. Per-05/MEN/2018 Tentang kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja
1.4.5 Pengawasan Norma K3 Kesehatan kerja

6
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja.


2. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
3. Permenakertrans No. Per.02/Men/1980 Tentang pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
4. Permennakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan di tempat kerja
5. Permennakertrans No.03/Men/1982 Tentang pelayanan kesehatan kerja
6. Permenaker no.10 tahun 2016 Tentang Tata cara pemberian program
Kembali kerja serta kegiatan promotive dan kegiatan preventif kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
7. Kepmenakertrans No: Kep/68/MEN/IV/2004 Tentang pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
8. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep.22/DJPPK/V/2008 Tentang penunjuk
teknik penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
9. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi SE.01/MEN/1979
Tentang pengadaan kantin dan ruang makan.
1.4.6 Pengawasan Norma SMK3 dan Kelembagaan K3
1. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Undang-
Undang No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai
ketenagakerjaan)
3. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Permenaker No. 04 tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
5. Permenaker No. 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan dan
Wewenang Ahli K3
6. Permenaker No. 15 Tahun 2008 tentang Perotolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
7. Permenaker No. 18 Tahun 2008 tentang Penyelanggaraan Audit Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
8. Permenaker No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

7
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

9. Kepmen No. 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri


Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 125 Tahun 1982 Tentang
Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan
Panitia Pembina.
10. SE Menteri Tenaga Kerja No. 03 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Penunjukan Ahli K3 Sebagaimana dimaksud dalam UU No. 1 Tahun
1970 yang selanjutnya disebut Ahli K3.
1.4.7 Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Beserta Peraturan Pelaksanaannya
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
PER.01/MEN/1980 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan.
5. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: KEP.174/MEN/86 Nomor: 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Pada Lokasi Kegiatan Konstruksi
6. Instruksi Menaker Nomor INS.01/1992 Tentang Pemeriksaan unit
Organisasi K3
7. Surat Edaran Dirjen Binawas Nomor 13/BW/1998 Tentang Akte
Pengawasan Proyek Konstruksi Bangunan
8. Surat Dirjen Binawas NomOR 147/BW/KK/IV/1997/ Tentang Wajib
Lapor Pekerjaan Proyek Konstruksi
1.4.8 Pengawasan Norma K3 Listrik
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Beserta Peraturan Pelaksanaannya
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
PER.02/MEN/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir.

8
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 12 Tahun 2015 Tentang


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja.
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 31 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
PER.02/MEN/1989 Tentang Instalasi Penyalur Petir
7. Peraturan Menteri ESDM No.5 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Akreditasi
dan Sertifikasi Kelistrikan Pasal 12 Ayat 1.
8. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 SNI 0255:2011
1.4.9 Pengawasan Norma K3 Penanggulangan Kebakaran
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
Beserta Peraturan Pelaksanaannya
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
APAR.
4. No. PER.02/MEN/1983 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran Automatik.
5. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran.
6. Instruksi Menaker No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus
K3 Penanggulangan Kebakaran.

9
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

BAB II
KONDISI AKTUAL DI LAPANGAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. Energi Agro Nusantara (PT. ENERO) Mojokerto merupakan anak
perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara X (PTPN X) yang bergerak di bidang
energi terbarukan berupa bioetanol dengan mengolah molase menjadi bioetanol
dengan kadar > 99,5 %. Pendirian perusahaan ini diawali dengan adanya
penandatanganan perjanjian Goverment to Goverment (G to G) pada tanggal 2
Agustus 2010 yang tercatat dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara
Kementrian Perindustrian RI dengan New Energy and Industrial Technology
Development Organisation (NEDO) Jepang. Perjanjian tersebut berisikan
kerjasama pembangunan pabrik bioetanol dengan bahan baku molase. NEDO
memberikan bantuan berupa peralatan utama (main equiptment) sedangkan
Kementrian Perindustrian RI membiayai pekerjaan persiapan proyek, pekerjaan
engineer, civil, utility dan waste water treatment plant (WWTP), sedangkan biaya-
biaya atas pelaksanaan proyek dihibahkan kepada PT. Perkebunan Nusantara X
(PTPN X) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 4 Oktober
2010.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), perjanjian Implementation Document (ID) kemudian
ditandatangani oleh PT. Perkebunan Nusantara X (PTPN X) dengan entrusted
parties yang ditunjuk oleh Jepang yaitu Tsukishima Kikai dan Sapporo
Engineering Ltd (TSK dan Sapporo).
Untuk meningkatkan kinerja dan keunggulan daya saing, PT. Perkebunan
Nusantara X (PTPN X) memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan yang
selaku Pemegang Saham PT. Perkebunan Nusantara X. Pendirian anak
perusahaan ini didasarkan pada Akte Notaris Sri Eliana Tjahjoharto, S.H. No. 3

10
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

tanggal 5 Juni 2013 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia Nomon AHU-33493.AH.01.01 tahun 2013 dengan pembaruan No. 21
tanggal 18 Juli 2013 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia Nomor AHU-AH.01.01 108 tahun 2013. Nama anak perusahaan
tersebut adalah PT. Energi Agro Nusantara (PT. ENERO).
PT. ENERO memiliki visi yaitu “Menjadi perusahaan energi terbarukan
terkemuka didunia”. Untuk mencapai visi tersebut, perusahaan mempunyai misi
yaitu sebagai berikut:
1. Menyediakan produk energi terbarukan berkualitas tinggi dan ramah
lingkungan
2. Mengembangkan usaha melalui peningkatan produksi, inovasi dan diversifikasi
3. Meningkatkan daya saing melalui kompetensi SDM, efisiensi dan implementasi
tata kelola pabrik yang baik.
Selain visi dan misi, PT. ENERO juga mempunyai tujuan, yaitu:
1. Memproduksi energi terbarukan sebagai pengganti energi dari bahan bakar
dari fosil yang semakin terbatas jumlahnya.
2. Mendukung program mendatory pemerintah di bidang energi terbarukan.
3. Memanfaatkan dan memberikan nilai tambah tetes tebu (molasses) di
bidang bioetanol.
4. Menghasilkan diversifikasi produk ikutan (CO2, biogas, pupuk organik
cair, yeast mud) demi meningkatkan keuntungan perusahaan sehingga
turut memberikan kontribusi yang optimal pada semua pemangku
kepentingan.

2.2 Temuan Hasil Observasi


Bedasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh dari temuan sebagai berikut :
2.2.1 Temuan Positif
 Sudah melakukan riksa uji secara berkala bekerjasama dengan Disnaker
Provinsi
 Memiliki Safety Precautions di divisi Mekanik

11
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

 Tangki steam sudah dilengkapi dengan pengaturan suhu sesuai dengan


dokumen pengendalian potensi bahaya besar yang telah dibuat oleh
pengusaha.
 Terdapat instalasi hydrant sebagai sistem pemadam aktif di area tangki
penyimpanan bahan kimia
 Terdapat Gambar/Poster K3 pemakaian APD di lingkungan kerja dimulai
dari karyawan sampai tamu telah tersedia dan terpasang dilokasi yang
mudah dilihat dan dibaca, seperti dihalaman depan dan di area yang
dengan resiko bahaya tinggi.
 Terdapat Tanda larangan merokok terpasang di tempat kerja
 Telah memiliki proteksi penyalur petir berupa penangkal petir eksternal
dan internal ada 3 titik
 Penangkal petir sudah memiliki izin pakai yang dilakukan secara berkala 1
tahun sekali
2.2.1 Temuan Negatif
 Hand Pallet tidak terawat dan ditemukan korosi sehingga kondisi tidak
layak pakai
 Tidak ada base plate mountane pengganti roda agar tidak bergerak waktu
hidup, kurangnya perawatan pada kompresor
 Kebersihan area toilet masih kurang dan form checklist terakhir tahun
2020
 Ditemukan sparepart tidak pada tempatnya di luar area workshop.
 Tim P2K3 belum melakukan cek / monitoring terhadap kotak P3K, yang
seharusnya lengkap.
 Jamban antara laki – laki dan wanita tidak dipisahkan dan tidak
disesuaikan dengan jumlah karyawan.
 Pipa serta box hydrant kondisi mulai korosif dan cat mengelupas tidak
terawatt
 Selang hydrant beberapa sudah rusak,pintu box hydrant tidak terkunci

12
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 ANALISA TEMUAN POSITIF


NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Analisa Dasar Hukum
Temuan Temuan Manfaat
1 Wawancara Sesi Sudah Pemenaker RI No. 37 tahun 2016
dengan Pak Nurul Interview melakukan Mengidentifika : Pasal 4
PT ENERO riksa uji si masa life
Pelaksanaan syarat-syarat K3
secara time peralatan
Bejana Tekanan atau Tangki
berkala yang dipakai
Timbun sebagaimana dimaksud
bekerjasama pada
dalam Pasal 2 meliputi kegiatan
dengan perusahaan
perencanaan, pembuatan,
Disnaker sehingga
pemasangan, pengisian,
Provinsi meminimalisir
pengangkutan, pemakaian,
angka
pemeliharaan, perbaikan,
kecelakaan
modifikasi, penyimpanan, dan
kerja
pemeriksaan serta pengujian.

13
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

2 Memiliki Memberikan UU no 1 tahun 1970 Bab X pasal


WorkSho Safety SOP yang jelas 14 ayat b :
p Precautions untuk devisi
Memasang dalam tempat kerja
Mekanik dalam
yang dipimpinnya, semua gambar
melakukan
keselamatan kerja yang diwajibkan
pengerjaan
dan semua bahan pembinaan
outstanding
lainnya, pada tempat-tempat yang
yang terkait
mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja

NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Analisa Dasar Hukum


Temuan Temuan Manfaat

3 Sesi Tangki sudah Kepmenaker No. 187 tahun 1999


interview dilengkapi
tentang
& site dengan
visite pengaturan Pengendalian Bahan Kimia
suhu sesuai
dengan Berbahaya di Tempat Kerja, pasal
dokumen 16 ayat 1C:
pengendalia
n potensi Membuat dokumen pengendalian
bahaya potensi bahaya besar
besar yang
telah dibuat
oleh
pengusaha.

14
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

4 Site visite Terdapat Jika terjadi Kepmenaker no. 186 tahun 1999
instalasi keadaan
Tentang Unit Penanggulangan
hydrant darurat
sebagai instalasi Kebakaran di Tempat Kerja, pasal 2
sistem hydrant bisa ayat 2 huruf b: Penyediaan sarana
pemadam langsung
deteksi, alarm, pemadam
aktif di area digunakan
tangki dengan baik kebakaran dan sarana evakuasi.
penyimpana
n bahan
kimia
5 Halaman Poster K3 Sebagai UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 14
depan pemakaian sarana huruf b tentang Memasang dalam
PT. APD di sosialisasi
ENERO - lingkungan terkait tempat kerja yang dipimpinnya,
Mojokerto kerja dimulai penggunaan semua gambar keselamatan kerja
dari APD di area
yang diwajibkan dan semua bahan
karyawan kerja
sampai tamu pembinaan lainnya, pada tempat-
telah tempat yang mudah dilihat dan
tersedia dan
terpasang terbaca menurut petunjuk pegawai
dilokasi yang pengawas atau ahli Keselamatan
mudah
Kerja
dilihat dan
dibaca,

NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Analisa Dasar Hukum


Temuan Temuan Manfaat

6 Lingkung Tanda-tanda Sebagai UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 14


an larangan sarana huruf b tentang Memasang dalam
sesuai sosialisasi
Produksi dengan sifat terkait area tempat kerja yang dipimpinnya,
PT. bahaya telah yang memiliki semua gambar keselamatan kerja
terpasang di potensi bahaya
ENERO – yang diwajibkan dan semua bahan
tempat kerja besar di area
Mojokerto seperti tidak kerja pembinaan lainnya, pada tempat-
diperbolehka tempat yang mudah dilihat dan
n untuk
merokok terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli Keselamatan
Kerja

15
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

7 Area Telah Untuk Permenaker No. Per-2/MEN/1989


Produksi memiliki mengalirkan Tentang Instalasi Penyalur Petir
dan proteksi arus dari petir Pasal 2, ayat (1) Instalasi penyalur
gedung penyalur petir menuju ketanah petir harus direncanakan, dibuat,
utama berupa agar tidak terjadi
dipasang dan dipelihara sesuai
penangkal kerusakan pada
dengan ketentuan dalam
petir bangun atau alat
Peraturan Menteri ini dan atau
eksternal dan yang ada di
internal ada 3 sekitar nya standard yang diakui; ayat (2)
titik Instalasi penyalur petir secara
umum harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut: a.
kemampuan perlindungan secara
teknis; b. ketahanan mekanis; c.
ketahanan terhadap korosi, ayat
(3) Bahan dan konstruksi instalasi
penyalur petir harus kuat dan
memenuhi syarat; ayat (4) Bagian-
bagian instalasi penyalur petir
harus memiliki tanda hasil
pengujian dan atau sertifikat yang
diakui.

NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Analisa Dasar Hukum


Temuan Temuan Manfaat

8 Sesi Penangkal Memastikan PERMENAKER No. PER.02/MEN/1989


petir sudah kelayakan tentang PENGAWASAN INSTALASI
interview
memiliki izin instalasi listrik & PENYALUR PETIR.
dengan pakai yang penyalur petir
dilakukan Pasal 1 ayat k
Pak Nurul yang dipasang,
secara berkala sehingga
PT Enero 1 tahun sekali
dipastikan Elektroda bumi ialah bagian dari
berfungsi instalasi penyalur petir yang
dengan baik dan ditanam dan kontak
bangunan pun
akan aman serta langsung dengan bumi.
terproteksi dan
terhindar dari
adanya bahaya
karena
sambaran petir.

16
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

3.2 ANALISA TEMUAN NEGATIF


NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Potensi Saran Peraturan Hukum
Temuan Temuan Bahaya Perbaikan
1 TPS Hand Pallet Bahan yang Membeli Permenaker No 8
(Tempat tidak terawat diletakkan di Hand Pallet Tahun 2020 tentang
Penyimpan dan atas Hand baru, dan Keselamatan dan
an ditemukan Pallet dilakukan Kesehatan Kerja
Sementara korosi cenderung pemeriksaan Pesawat Angkat dan
) Garam sehingga beresiko berkala Pesawat Angkut. Pasal
kondisi tidak terjatuh untuk hand 5, ayat 4
layak pakai pallet yang
Pemeliharaan dan
baru
perawatan Pesawat
tersebut,
Angkat, Pesawat Angkut,
untuk lebih
dan Alat Bantu Angkat
memperpanj
dan Angkut sebagaimana
ang masa
dimaksud dalam Pasal 4
pemakaian
harus:
a. sesuai prosedur
pemeliharaan dan
perawatan;
NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Potensi Saran Peraturan Hukum
Temuan Temuan Bahaya Perbaikan
b. dilakukan secara
berkala;
c. sesuai dengan buku
manual yang diterbitkan
oleh pabrik pembuat
dan/atau standar yang
berlaku; dan
d. dapat memastikan
bagian utama yang
menerima beban dan
perlengkapan berfungsi
secara aman.

2 TPS Tidak ada Rawan Dibuatkan Permenaker no. 38


(Tempat base plate terkena base plate tahun 2016 tentang
Penyimpan mountane putaran mountane, Pesawat Tenaga dan

17
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

an pengganti kompresor melakukan Produksi. Pasal 8, ayat


Sementara) roda agar bila perawatan 2:
Garam tidak kompresor secara rutin
bergerak dihidupkan terhadap Semua bagian yang
waktu hidup, mesin bergerak dan berbahaya
kurangnya compress dari Pesawat Tenaga dan
perawatan air, Produksi harus
pada dibuatkan dilengkapi Alat
kompresor jadwal Perlindungan.
perawatan
rutin /
berkala pada
mesin
compress air

3 Site Visit Kebersihan Mengakibatka Membersihk Permen 5 tahun 2018


area toilet n terpeleset an toilet pasal 34 ayat 1
masih kurang akibat lantai setiap hari a. Bersih dan tidak
dan form yang licin, dengan menimbulkan bau
checklist menimbulkan menggunak b. tidak ada lalat,
terakhir penyakit. an cairan nyamuk, atau
tahun 2020 dan alat serangga yang
kebersihan. lainnya;
c. Tersedia saluran
pembuangan air
NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Potensi Saran Peraturan Hukum
Temuan Temuan Bahaya Perbaikan

.yang mengalir dengan


baik;
d. tersedia air bersih
e. dilengkapi dengan
pintu;
f. Memiliki
penerangan yang
cukup
g. Memiliki sirkulasi
udara yang baik
h. Dibersihkan
setiap hari secara
periodik
Dapat digunakan
selama jam kerja.

18
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

4 Site Visit Ditemukan Dapat Ditempatka Permenaker no 5 tahun


sparepart menyebabkan n di area 2018 pasal 7 ayat 4
tidak pada kecelakaan khusus tntang upaya eliminasi
tempatnya di kerja penyimpana yaitu menghlangkan
luar area tersandung n sparepart sumber potensi bahaya
workshop. oleh tenaga yang bereasal dari
kerja didalam bahan, proses, operasi,
ruang lingkup atau peralatan.
tersebut.

5 Ruang Tim P2K3 Menimbulkan Monitoring Lampiran PP No. 50


Workshop belum PAK yang ketersediaa
Pada halaman 16
melakukan lebih serius, n fasilitas
cek / apabila tidak P3K dengan nomor 7 huruf a
monitoring segera jumlah yang
tentang penyediaan
terhadap diobati. Maka cukup dan
kotak P3K, dari itu, sesuai. personil dan fasilitas P3K
yang fasilitas P3K
dengan jumlah yang
seharusnya harus
lengkap. disediakan
dengan cukup dan sesuai
jumlah yang sampai mendapatkan
cukup dan pertolongan medic
lengkap.

NO Dokumentasi Lokasi Deskripsi Potensi Saran Peraturan Hukum


Temuan Temuan Bahaya Perbaikan

6 Jamban di Jamban Timbulnya Dilakukan UU No. 1 Tahun 1970


dekat pos antara laki – PAK yang pembersiha
Pasal 3 ayat 1 huruf L
security laki dan dapat n secara
dan wanita tidak membahayak berkala tentang memelihara
lingkungan dipisahkan an kesehatan dengan cara
kebersihan, kesehatan
sekitarnya dan tidak kerja melakukan
disesuaikan karyawan. monitoring dan ketertiban
dengan sanitasi.
jumlah
karyawan.
7 O Observasi ketika di Di jalur pipa Pipa serta box Bisa Dilakukan Peraturan menteri
hydrant hydrant menimbulkan brushing
Lapangan pekerjaan umum
kondisi mulai kebocoran pada pipa
korosif dan cat pada pipa yang korosif no.26/PRT/M/2008
mengelupas hydrant dan di
(Tentang persyaratan
tidak terawat dikarenakan lakukan
tekanan yang pengecatan teknis sistem proteksi
tinggi ulang
kebakaran pada bangunan

19
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

gedung dan lingkungan.

8 O Observasi ketika di Perimeter Selang Selang hydrant Penggantian Peraturan menteri


area hydrant tidak bisa selang
Lapangan pekerjaan umum
produksi beberapa digunakan hydrant yang
sudah secara baru no.26/PRT/M/2008
rusak,pintu maksimal,
(Tentang persyaratan
box hydrant karena ada
tidak terkunci kebocoran di teknis sistem proteksi
selang hydrant
kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan di PT. ENERO,
maka dapat diambil kesimpulan :

1. Sudah melakukan riksa uji secara berkala bekerjasama dengan Disnaker


Provinsi
2. Memiliki Safety Precautions di divisi Mekanik
3. Tangki steam sudah dilengkapi dengan pengaturan suhu sesuai dengan
dokumen pengendalian potensi bahaya besar yang telah dibuat oleh
pengusaha.

20
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

4. Terdapat instalasi hydrant sebagai sistem pemadam aktif di area tangki


penyimpanan bahan kimia
5. Terdapat Gambar/Poster K3 pemakaian APD di lingkungan kerja dimulai
dari karyawan sampai tamu telah tersedia dan terpasang dilokasi yang
mudah dilihat dan dibaca, seperti dihalaman depan dan di area yang
dengan resiko bahaya tinggi.
6. Terdapat Tanda larangan merokok terpasang di tempat kerja
7. Telah memiliki proteksi penyalur petir berupa penangkal petir eksternal
dan internal ada 3 titik
8. Penangkal petir sudah memiliki izin pakai yang dilakukan secara berkala 1
tahun sekali

4.2 Saran

1. Hand Pallet tidak terawat dan ditemukan korosi sehingga kondisi tidak
layak pakai
2. Tidak ada base plate mountane pengganti roda agar tidak bergerak waktu
hidup, kurangnya perawatan pada kompresor
3. Kebersihan area toilet masih kurang dan form checklist terakhir tahun
2020
4. Ditemukan sparepart tidak pada tempatnya di luar area workshop.
5. Tim P2K3 belum melakukan cek / monitoring terhadap kotak P3K, yang
seharusnya lengkap.
6. Jamban antara laki – laki dan wanita tidak dipisahkan dan tidak
disesuaikan dengan jumlah karyawan.
7. Pipa serta box hydrant kondisi mulai korosif dan cat mengelupas tidak
terawatt
8. Selang hydrant beberapa sudah rusak,pintu box hydrant tidak terkunci

21
PEMBINAAN AK3 UMUM KEMNAKER – BATCH 1

REFERENSI

1. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2. Profil Perusahaan PT. ENERGI AGRO NUSANTARA
3. Modul Ahli K3 Umum/Umum

22

Anda mungkin juga menyukai