Kelompok 1
Ditulis oleh :
1. Imam Askolani
2. Mohammad Shofwan
3. Rahmat
4. Tubagus Tio Kyato
5. Yudha Dili S
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 3
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................................................... 4
1.4 Dasar Hukum ................................................................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
ANALISA DATA DAN REKOMENDASI ....................................................................................................... 6
2.1 Kelembagaan K3 dan Keahlian ...................................................................................................... 6
2.2 Bejana Tekan ................................................................................................................................. 7
2.3 Pesawat Ketel Uap ........................................................................................................................ 8
2.4 Tangki Timbun ............................................................................................................................. 10
2.5 Pesawat Alat dan Angkut ............................................................................................................ 12
2.6 Pesawat Tenaga dan Produksi .................................................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
dalam meningkatan perlindungan dan penjaminan keselamatan dan kesehatan bagi para
pekerja.
Adapun tujuan pembinaan dan pengawasan K3 Mekanik ada tiga hal yaitu;
BAB II
Kelembagaan K3 di PT. Astra Otoparts Tbk - Adiwira Plastik sudah sesuai dengan aturan
Permenakertrans No. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
serta di perusahaan ini memiliki standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja internal dari Astra
yaitu Astra Green Company. Kelembagaan K3 di perusaahaan ini sudah cukup baik dan perlu
dipertahankan untuk kemajuan operasional bisnisnya.
7
Berdasarkan Permenaker No 1 Tahun 1982 pasal 1, Water Tank Receiver ini masuk
dalam kategori bejana tekanan kategori bejana penyimpanan gas atau campuran yang
dikempa. PT Adiwira Plastik sudah mematuhi peraturan yang tertulis di Permenaker No 1
Tahun 1982 mengenai penggunaan Bejana Tekan, hal ini terbukti dengan;
a) Ada tanda-tanda pengenal (name plate)
Gambar 4 Water Pressure Tank yang Dilengkapi oleh Sensor Tekanan dan Pedoman
Tekanan
Berdasarkan Permenaker No 1 Tahun 1988 dan spesifikasi di atas maka alat ini termasuk
dalam pesawat ketel uap, untuk itu harus mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, salah satunya adalah Peraturan Uap Tahun 1930, pada pasal 12 tiap ketel uap harus
diberi perlengkapan sebagai berikut;
a) Tingkap Pengaman
b) Pedoman Tekanan
Secara garis besar PT Astra Otoparts – Adiwira Plastik sudah menjalankan peraturan
mengenai pesawat uap dengan baik. Beberapa perangkat pengendalian bahaya sudah terpasang
dengan benar. Adanya lembaran berupa jadwal perawatan yang dilaksanakan oleh operator
membuktikan bahwa perusahaan sangat fokus dalam menjamin tenaga kerja terhindar dari
bahaya-bahaya yang ada di pesawat uap
Pada saat survey dilakukan, tidak ada operator standby di lokasi kerja,pemandu mengatakan
bahwa akan tidak efisien bila orang dipekerjakan hanya untuk menjaga mesin uap, karena mesin
10
uap model saat ini tidak seperti jaman dulu yang harus ada operator untuk penambahan bahan
bakar dan pekerjaan-pekerjaan lain. Rekomendasi dari kami akan lebih baik apabila ada
notifikasi peringatan apabila terjadi kondisi-kondisi yang di luar kewajaran kerja pesawat uap,
dan notifikasi ini langsung dikirimkan ke operator yang sedang di dalam jam kerjanya.
a) Plat Nama
b) Pipa pengaman
c) Indicator volume
d) Pengukur temperature
e) Katup pengisian dan pengeluaran
f) Lubang lalu orang atau pemeriksaan
g) Alat penyalur petir atau pembumian
h) Perlengkapan pemeriksaan dan pemeliharaan
a) Plat Nama
Sudah diaplikasikan pada tangki, terdapat tulisan dan tanda pengenal yang jelas
mengenai isi dari tangki tersebut dan juga kuantitasnya.
b) Pipa pengaman
c) Indicator volume
d) Pengukur temperatur
e) Katup pengisian dan pengeluaran
f) Lubang lalu orang atau pemeriksaan
g) Alat penyalur petir atau pembumian
Sudah ditempatkan APAR di sekitar tangki timbun solar untuk generator diesel.
APAR yang digunakan adalah tipe CO2, karena substansi yang menyebabkan kebakaran
adalah cairan. Dapat terlihat pada Gambar 14 bahwa APAR yang digunakan selalu
dilakukan perawatan berkala dan terjadwal.
i) Perlengkapan pemeriksaan dan pemeliharaan
Mengacu kepada Permenaker No 5 Tahun 1985 Tentang Pesawat Alat dan Angkut,
ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi;
a) Pasal 105, lantai kerja yang dilalui pesawat angkutan landasan harus
dikonstruksi cukup kuat dan rata dengan memperhatikan kecepatan, jenis roda
dan ban yang digunakan
13
b) Tidak mempunyai belokan dengan sudut yang tajam, tanjakan yang terjal, jalan
yang bebas dan peralatan yang rendah
c) Mempunyai tanda-tanda pada kedua sisi di sepanjang jalan
d) Pasal 107, harus dilengkapi dengan lampu-lampu penerangan dan peringatan
yang efektif
e) Pasal 112, fork lift harus dilengkapi dengan atap pelindung operator dan bagian
yang bergerak atau berputar diberi tutup pengaman
f) Pasal 113, dalam keadaan berjalan garpu harus berjarak setinggi-tingginya 15 cm
dari permukaan jalan
Dapat dilihat pada Gambar 15, saat fork lift dioperasikan oleh operator, ada hal-hal
yang menjadi rekomendasi kami terkait pengendalian bahayanya, yaitu;
a) Operator tidak menggunakan safety belt, tidak ada proteksi yang cukup apabila
alat menabrak atau tertabrak. Hal ini merupakan suatu kondisi atau tindakan
yang berbahaya. Kemungkinan operator lupa atau menganggap memasang
safety belt adalah urusan sederhana. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih baik
yaitu dengan engineering control. Kami menyarankan agar safety belt dilengkapi
dengan alarm yang selalu berbunyi jika fork lift beroperasi dengan kondisi
operator tidak memakai safety belt. Pengawasan terhadap operator juga perlu
ditingkatkan agar tidak ada yang melanggar aturan.
b) Penutup rantai yang bergerak untuk mengantisipasi bahaya terjepit dari sisi
operator.
Berdasarkan Permenaker No 04 Tahun 1985 ada beberapa data yang kami dapatkan tentang
kondisi di lapangan beserta rekomendasi yang diperlukan, yaitu;
a) Sudah ada SOP yang jelas dalam pengoperasian dan perawatan generator, hal ini dibuktikan
dengan adanya panduan yang terpampang di atas maupun samping alat.
14
b) Name Plate mengenai informasi alat masih bagus dan terpasang dengan baik.
e) Tim tuan rumah menerangkan bahwa mereka belum memiliki ahli K3 Listrik, hal ini
merekomendasikan mereka agar segera memiliki orang yang bersertifikasi Ahli K3 Listrik
karena merupakan kewajiban, sesuai peraturan yang tertuang dalam Permen No 12 Tahun
2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara garis besar PT Astra Otoparts – Adiwira Plastik sudah menjalankan system pengawasan
K3 yang baik. Terbukti dengan adanya SOP di setiap lokasi kerja, rambu-rambu bahaya dan APD
serta komponen pencegahan kecelakaan kerja pasif yang tersebar di semua area. Perusahaan
memilki 3 orang Ahli K3 umum mengindikasikan bahwa terdapat banyak orang yang mempunyai
perhatian lebih masalah K3. Kami sangat terkesan dengan manajemen K3 yang sudah diterapkan
oleh perusahaan ini.
3.2 Saran
Sekalipun sudah dijabarkan di Bab 2 mengenai rekomendasi-rekomendasi positif dari kami,
beberapa hal ingin kami tegaskan ulang yaitu;
1) Perusahaan sebaiknya mempunyai pekerja yang mempunyai sertifikat Ahli K3 Listrik,
karena mempunyai pembangkit sendiri yang kapasitasnya di atas 200 kVA.
2) Perusahaan mengajukan untuk audit SMK3 agar meningkatkan taraf kualitas
manajemen K3