Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT.PRIMISSIMA

PENGAWASAN NORMA K3 MEKANIK, PESAWAT UAP DAN BEJANA


TEKAN

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

ANGKATAN 87

KELOMPOK 4

1. Rio Bayu Pratama


2. Shidiq Muhammad Muhson
3. Juwita Sri Rizki
4. Dian Febriani
5. Theresia Indri Fernandez

PENYELENGGARA

PT.AJISAKA NUSA ILMU

YOGYAKARTA, 13 JULI 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang .........................................................................................1


1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................3
1.3. Ruang Lingkup ........................................................................................4
1.4. Dasar Hukum ...........................................................................................4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ........................................................................6
2.1. Gambaran Umum Perusahaan .................................................................6
2.2. Lokasi Perusahaan ...................................................................................7
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan ...............................................................7
2.4. Struktur Organisasi P2K3 ........................................................................8
2.5. Kegiatan Perusahaan ................................................................................9
BAB III ANALISA ................................................................................................11
3.1. Analisa Temuan Positif .........................................................................12
3.2. Analisa Temuan Negatif ........................................................................17
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................19
4.1. Kesimpulan ............................................................................................19
4.2. Saran ......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Temuan Positif Pesawat uap dan Bejana Tekan ....................................12

Tabel 3.2. Temuan Positif Pesawat angkat dan angkut ...........................................13

Tabel 3.3. Temuan Negatif Pesawat uap dan bejana tekan ....................................17

Tabel 3.4. Temuan Negatif Pesawat angkat dan angkut ....................................... 18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Data Perusahaan ................................................................................. 7

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................... 8

Gambar 2.3 Struktur Organisasi P2K3................................................................... 8

Gambar 2.4 Alur Proses Produksi Pemintalan ....................................................... 9

Gambar 2.5 Alur Proses Produksi Pertenunan ...................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan pembuatan


produk dengan dengan merubah bahan dasar menjadi barang yang lebih tinggi
nilainya. Berdasarkan Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dunia industri sangat
penting. Hal ini dapat dilihat pada pasal 1 ayat 1 dimana tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja,
atau yang sering dimasuki tenaga untuk keperluan suatu usaha dan di mana
terdapat sumbersumber bahaya. Sehingga tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya

Dalam kesempatan praktik kerja lapangan yang di adakan di PT.


Primissima kelompok kami akan membahas mengenai Pengawasan Norma K3
Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan. Dimana perkembangan industri dan
peralatan mekanik yang semakin meningkat. Maka potensi - potensi bahaya juga
akan menjadi meningkat terutama didasarkan pada kenyataan dilapangan bahwa
banyak peralatan yang tidak layak dioperasikan. Guna mencegah dan
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang disebabkan
oleh penggunaan peralatan mekanik, maka diperlukan pengendalian, pembinaan
dan pengawasan K3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2), Undang-undang No.1 Tahun
1970 Tentang Keselamatan Kerja, pada umumnya kegiatan produksi menggunkan
peralatan mekanik.

Disamping berkembangnya peralatan mekanik disektor industri ada juga


perkembangan diteknologi yang lain, yaitu Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
Perkembangan dalam dunia industri yang semakin meningkat menuntut pihak
perusahaan untuk dapat bersaing menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas

1
dan kuantitas yang lebih baik dengan skala yang besar. Oleh karena itu, hampir
seluruh perusahaan menggunakan pesawat uap dan bejana tekan untuk proses
produksinya.

Pesawat uap atau Ketel Uap adalah suatu pesawat yang dibuat untuk
mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan dengan
menggunkan pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap dalam keadaan bekerja,
adalah sebagai bejana yang tertutup dan tidak terhubung dengan udara luar selama
pemanasan, maka air akan mendidih dan berubah menjadi uap panas dan
bertekanan, sehingga berpotensi terjadinya ledakan jika terjadi kelebihan tekanan
(Over Pressure).

Bejana tekan adalah suatu wadah untuk menampung energi baik berupa
cair atau gas yang bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang
mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar (atmosfer) dan mempunyai
sumber bahaya.

Pesawat uap dan bejana tekan merupakan sumber bahaya termasuk


operator pesawat uap yang mana potensi bahaya ditimbulkan akibat penggunaan
atau pengoperasian pesawat uap dan bejana tekan meliputi semburan api, air
panas, gas, fluida, uap panas, debu, panas/suhu tinggi, bahaya kejut listrik, dan
peningkatan tekanan atau peledakan. Agar kecelakaan tidak timbul dalam kerja
yang menggunakan pesawat uap maupun bejana tekan, maka pemahaman tentang
pesawat uap dan bejana tekan serta syarat-syarat K3 harus di sosialisasikan. Dan
juga penting untuk dapat melakukan pengawasan K3 pada pesawat uap dan bejana
tekan.

Hal ini juga ditetapkan dalam UU No.1 Tahun 1970 pasal 3. Pengawasan
tidak hanya pada produk namun diawali dari proses produksi atau pembuatan
pesawat uap dan bejana tekan yang banyak dilakukan proses pengelasan,
pengujiaan produk hingga penerbitan ijin pemakaian pesawat uap dan bejana
tekan.

2
Proses produksi di suatu perusahaan perlunya pengawasan K3. Beberapa
Pengawas K3 seperti K3 Pengawasan Norma K3 Mekanik, Pesawat Uap Dan
Bejana Tekan, Penanggulangan bahaya terkena peledakan, terjungkit/terguling,
terjepit/terpotong, terkena mesin roboh, tertimpa/tertimbun, terkena radiasi, hal ini
berfungsi untuk mengawasi setiap pekerjaan untuk meminimalisir resiko bahaya
tempat kerja.
Alat - alat mekanik yang meliputi alat pesawat angkat dan 2 angkut, mesin
produksi dan perkakas, serta pesawat uap dan bejana tekan merupakan unsur
penting dalam proses produksi sebuah pabrik. Maka mesin dan alat yang
digunakan harus dilakukan pemeriksaan, pengujian, serta dirawat dengan baik dan
teratur guna menjamin keselamatan tenaga kerja, dan meningkatkan produktifitas
dalam bekerja.

I.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:
1. Membekali para calon Ahli K3 (K3) melalui praktek nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan K3 ditempat kerja yang Meliputi: K3 Mekanik,
Pesawat Uap Dan Bejana Tekan.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 ditempat kerja, sehingga para
calon ahli K3 dapat bertindak secara profesional di dalam bekerja dan dapat
memberikan kontribusi yang nilai dalam menciptakan, menjaga dan
meningkatkan kinerja K3 ditempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.
Tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:
1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja sesuai: K3
Kelembagaan Dan Keahlian K3, Sistem Manajemen K3 (SMK3), Mekanik,
Pesawat Uap Dan Bejana Tekan.
2. Mampu menetukan langkah pengendalian bahaya sesuai dengan bidang K3
yang diidentifikasi.

3
I.3 Ruang Lingkup
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan di
PT.Primissima. Pengawasan dan pengamatan yang dilakukan sebagai berikut :
1.3.1 Pengawasan K3 Mekanik
a. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, pengoperasian dan
pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi serta pesawat angkat dan
angkut.
b. Operator yang mengoperasikan alat.
1.3.2 Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. Pertimbangan desain yang mencakup prinsip desain termasuk gambar
konstruksi, data ukuran dan gambar teknik.
b. Spesifikasi bahan
c. Metode konstruksi
d. Penempatan ketel uap
e. Operator yang mengoperasikan alat

I.4 Dasar Hukum


1.4.1 UU Pokok
a. UU No. I Tahun 1970 Tentang Keselamaan dan Kesehatan Kerja
b. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal yang
mengatur SMK3 pada pasal 87.
1.4.2 Dasar Hukum Norma K3 Mekanik
a. PERMENAKER RI No. Per. 38/MEN/2016 Tentang K3 Pesawat Tenaga
dan Produksi.
b. PERMENAKER RI No. Per. 8 Tahun 2020 Tentang K3 Pesawat Angkat
dan Angkut.
c. PERMENAKERTRANS RI No. Per-09/MEN/VII/2010 Tentang
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
d. Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
I/DJPPK/VI/2009 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Pengujian

4
Lisensi K3 Bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga
Produksi dan Pesawat Angkat Angkut.
e. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No.75/PPK/XII/20l3 Tentang petunjuk teknis pembinaan calon ahli K3
bidang pesawat uap dan bejana tekan, pesawat angkat angkut dan
pesawat tenaga produksi.
1.4.3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. Undang-Undang Uap Tahun 1930 dan Peraturan Uap Stoom Verordening
Tahun 1930
b. PERMENAKER RI No. Per-37/MEN/20l6 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan dan Tangki Timbun
c. PERMENAKER No. Per-01/MEN1988 Tentang Kualifikasi dan Syarat
Syarat Operator Pesawat Uap
d. PERMENAKERTRANS Rl No. Per-02/Men/1982 Tentang Kualifikasi
Juru Las di Tempat Kerja
e. PERMENAKERTRANS RI No. Per-01/Men/1982 Tentang Bejana
Tekan
f. Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
1/DJPPK/VI/2009 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Pengujian
Lisensi K3 Bagi Petugas dan Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga
Produksi dan Pesawat Angkar Angkut

5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan

PT PRIMISSIMA didirikan tanggal 22 Juni 1971 oleh Notaris R Soerojo


Wongsowidjojo SH. Jakarta nomor 31/1971, merupakan patungan (joint venture)
antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia
(GKBI) dengan tujuan semula untuk memenuhi kebutuhan bahan baku batik halus
berupa kain Primissima (mori) yang sebelumnya diimpir dari RRC, Indian dan
Jepang.
PT Primissima berdiri atas bantuan (grant) Kerajaan Belanda kepada
Pemerintah Indonesia dalam bentuk mesin, yang nilai mesin tersebut merupakan
saham Pemerintah RI (Departemen Keuangan RI), sedangkan harga tanah,
bangunan pabrik, perumahan dinas, dan biaya pemasangan mesin dari pihak
GKBI yang merupakan saham gabungan Koperasi Batik Indonesia. Perbandingan
saham saat didirikan sebagai berikut:
- Pemerintah Republik Indonesia : 59,35%
- Gabungan Koperasi Batik Indonesia : 40,65%
Kemudian komposisi perbandingan saham Pemerintah RI dan GKBI awal 1990
sebagai berikut:
- Pemerintah Republik Indonesia : 52,79%
- Gabungan Koperasi Batik Indonesia : 47,21%
PT PRIMISSIMA hingga per 13 Juli 2023 memiliki 600 karyawan dengan
jumlah tenaga kerja pria 410 orang dan jumalh tenaga kerja wanita 190 orang.
Pekerjaan pada perusahaan dibagi menjadi 4 shift.
- Shift pagi : Jam 06.00 s.d 14.00 WIB
- Shift siang : Jam 14.00 s.d 22.00 WIB
- Shif malam : Jam 22.00 s.d 06.00 WIB
- Day shift : Jam 06.00 s.d 15.30 WIB

6
Jumlah pembagian karyawan menurut bagian/divisi dapat dilihat pada tabel 2.1.

Gambar 2. 1 Data Perusahaan

2.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi PT Primissima terletak di Jl. Raya Magelang km 15 Medari


Triharjo Sleman DIY dengan koordinat lokasi 07°40’639’’LS dan
2
110°20’427’’BT, luas tanah 74.032,00 m², dan 36.300 m luas bangunan. Lokasi
perusahaan berada pada ketinggian 296 meter di atas permukaan air laut.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

PT Primissima memiliki struktur organisasi yang dapat dilihat pada


Gambar 2.2 dibawah ini.

7
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan

2.4 Struktur Organisasi P2K3

Gambar 2. 3 Stuktur Organisasi P2K3

2.5 Kegiatan Perusahaan


Proses produksi pada PT Primissima terdiri dari proses pemintalan dan
pertenunan. Hasil dari pemintalan berupa benang dan hasil dari pertenunan berupa

8
kain grey dan untuk proses selanjutnya (finishing) bekerja sama dengan PT
Primatexco Pekalongan karena di PT Primissima tidak melakukan proses
finishing. Kapasitas produksi benang dihasilkan 2,74 juta kg/tahun dan kapasitas
produksi kain grey sebesar 19 juta meter/tahun.
Proses produksi pada PT Primissima dapat digambarkan pada Gambar 2.4 dan
Gambar 2.5 sebagai berikut:

Gambar 2. 4 Alur Proses Produksi Pemintalan

9
Gambar 2. 5 Alur Proses Produksi Pertenunan

10
BAB III
ANALISA

3.1 Temuan Pada Bidang k3

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan pada tanggal 13


Juli 2023, di peroleh beberapa temuan positif dan temuan negatif pada bidang K3
mekanik, pesawat uap, dan bejana tekan

3.1.1 Temuan Positif

Beberapa temuan positif yang ditemukan pada PT. Primissima.


dapat dilihat pada tabel 3.1. dan 3.2

3.2.1 Temuan Negatif

Beberapa temuan negatif yang ditemukan pada PT. Primissima.


dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4

11
Tabel 3.1 Temuan Positif Pesawat uap dan Bejana Tekan
NO Dokumentasi Lokasi Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum

1 Ketel Uap (Boiler) batu Ruangan Boiler Telah ada job Boiler dalam kondisi Sebagai Syarat K3 , tetap Permenakertrans No
bara PT. Primissima desk, sistem aman, sehingga mempertahankan 37 Tahun 2016 bejana
(Persero) shift dan boiler bisa digunakan keamanan dari boiler, tekan dan tangki
jadwal secara efektif. serta dilakukan pengujian timbun pasal 1 ayat (1)
maintenance berkala.

2 Dibuat tahun 1995 Ruangan Boiler Sebagai yang Jika ada akter yang P2K3 wajib mengetahui Permenakertrans No.
tertera pada jelas, dapat adanya akta yang jelas, 37 Tahun 2016 ejana
pasal11 diidentifikasi kapan guna mengetahui umur tekan dan tangki
bahwa tahun dibuat, dan boiler. timbun pasal (11)
adanya tanda dibuat oleh siapa
pengenal
pada boiler,
berupa tahun
pembuatan
dst.

12
3 Kompresor Setiap ruang Sebagai Berpotensi Tetap dipertahankan Permenaker RI No.
produksi PT. upaya terjadinya dan dicek secara Per. 37 tahun 2016
Primissima perusahan kebisingan dan berkala dan Pasal 3 (b) yang
(Persero) dalam ledakan. maintenance oleh berbunyi “Menjamin
merawat, teknisi. dan memastikan
agar gak
Bejana Tekan atau
mudah rusak,
efektif Tangki Timbun yang
aman untuk
mencegah terjadinya
peledakan,kebocoran

4 PT. Primissima Adanya Surat Dapat terjadinya Undang – Undang


(Persero) Keterangan kecelakaan jika Uap Tahun 1930.
untuk Bejana pengoperasian alat Pasal 16
Uap yang dilguanakan
belum teruji

Tabel 3.2 Temuan Positif Norma K3 dan Mekanik


NO Dokumentasi Lokasi Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum

1 Forklift telah dilakukan Ruang Bengkel Perusahaan Terjadinya P2K3 mempunyai tugas Permenaker no 38 tahun
uji riksa pertama dan warehouse melakukan kecelakaan jika memberikan saran dan 2016 pasal 5 ayat 4

13
PT. Primissima uji riksa pengoperasian alat pertimbangan baik
(Persero) pertama yang dilakukan oleh diminta maupun tidak
orang yang tidak kepada pengusaha atau
kompeten penurus mengenai uji
riksa berkala

2 Pemakaian forklift sesuai Ruang Bengkel Terdapat 6 Jika melebihi Operator Forklift Permenaker no 8 tahun
jenis dan kapasitas dan warehouse forklift kapasitas maka dapat sebaiknya segera 2020 pasal 5 ayat 3
PT. Primissima namun yang menimbulkan melakukan sertifikasi
(Persero) beroperasi kecelakaan kerja lisensi.
hanya 4

3 Terdapat teknisi mekanik Ruang Bengkel Kondisi Bisa meminimalisir  Perusahaan Permenaker no 8 tahun
dan bengkel, sehingga PT. Primissima forklift yang Kecelakaan kerja melakukan 2020 pasal 5 ayat 3
pemeliharaan dan (Persero) masih yang terjadi perbaikan forklift
perawatan pesawat angkat berfungsi dikarenakan tidak yang tidak dapat
dan angkut dapat aman dilakukan dioperasikan.
dilaksanakan lebih cepat pemeliharaan.  Rusak atau tidaknya
dan efisien pesawat angkat dan
angkut, Teknisi
mekanik melakukan
pemeliharaan secara
berkala.

4 Terdapat plat data nama , Ruang Produksi Pada alat Meminimalisir Tetap dipertahankan Permenaker No 8 tahun
tombol berhenti darurat, PT. Primissima angkat dan kecelakaan kerja keamanan alat serta di 2020 pasal 16 tentang K3
batas pengaman. (Persero) angkut yang cek secara berkala pesawat angkat dan
terdapat plat mengakibatkan kelayakan beroperasi angkut.
data nama , Terjepitnya di bagian dari alat tersebut
tombol rantai yang sedang

14
berhenti berjalan dan bisa
darurat serta membuat terpotong
terdapat batas nya ruas jari .
pengaman.

5 Terdapat kapasitas beban PT. Primissima Pada alat Meminimalisir Harus membuat ulang Permenaker No 8 tahun
maksimum yang mudah (Persero) pesawat kecelakaan kerja tanda beban maksimum 2020 pasal 17 ayat (2)
dilihat angkat yang menakibatkan karena beban maksimum tentang K3 pesawat angkat
berjenis Tersangkut pada kail yang telah ada sudah dan pesawat angkut
katrol ini katrol yang hampir pudar dan
sudah terbentang dari kiri termakan usia.
terdapat ke kanan dan katrol
beban sudah mulai
maksimum mengeluarkan korosi

15
yang dapat
dilihat

Tabel 3.3 Temuan Negatif Pesawat uap dan bejana tekan


NO Dokumentasi Lokasi Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum

1 Operator Ruang Boiler Belum bisa Jika terjadi P2K3 wajib mengatur Permenakertrans No 1 Tahun 1988
boiler, belum PT. Primissima dipastikan apakah masalah atau dan memberhentikan
memiliki SIO (Persero) operator tersebut komponen pengoprasian jika
(surat izin memahami rusak di operator belum memiliki
operator) komponen boiler takutkan lisensi di bidangnya.
operator
tidak mampu
mengatasi
hal tersebut
dan
menimbulkan

16
bahaya

Tabel 3.4 Temuan Negatif Norma K3 dan Mekanik


NO Dokumentasi Lokasi Temuan Analisa Rekomendasi Landasan Hukum

1 Pesawat angkat Ruang Bengkel dan Perusahaan hanya Terjadinya kecelakaan Harus dilakukan Permenaker No. 8 Tahun
dan angkut tidak warehouse PT. riksa uji pertama kerja dikarenakan tidak riksa uji berkala 2020 Pasal 5 ayat (3)
dilakukan riksa uji Primissima diketahuinya resiko
berkala bahaya

2 Pesawat angkat Ruang Bengkel dan Tidak tersedianya Terjadinya kecelakaan Menyediakan dan Permenaker No. 8 Tahun
dan angkut tidak warehouse PT. SOP pemakaian kerja dikarenakan memasang SOP 2020 Pasal 5 ayat (3)
ada SOP Primissima ketidaksesuaian pemakaian di tempat
pemakaian dengan SOP yan mudah dibaca
oleh operator

3 Tidak Ruang Bengkel dan Kurangnya Tidak dapat melakukan Perusahaan Permenaker No 8 tahun
dilakukannya warehouse PT. pemeliharaan pencegahan melakukan 2020
pemeliharaan Primissima terhadap peralatan kecelakaan kerja akibat pemeliharaan secara Pasal 174 dan pasal 176
forklift secara rusaknya forklift berkala
berkala hanya
dilakukan saat
forklift rusak

4 Operator forklift Ruang Bengkel dan Perusahaan Kurangnya Perusahaan Permenaker no 8 thn 2020
tidak mempunyai warehouse PT. menyatakan pengetahuan dasar menugaskan operator Pasal 153
lisensi Primissima operator hanya operasi forklift dapat forklift untuk

17
diajarkan cara menyebabkan melakukan sertifikasi
pengoperasian kecelakaan kerja operator
dengan senior yang
sudah berlisensi

5 Troli tidak PT. Primissima Tenaga kerja Dapat menyebabkan Menyediakan ruang Landasan Hukum
diletakan pada sembarang kecelakaan kerja dan khusus untuk permenaker no 8
tempatnya meletakan troli menghalangi jalan meletakan troli tahun 2020
Pasal 69

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan Bersama perwakilan
dari PT. Primissima didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara Umum operator maupun teknisi dibidang K3 Mekanik serta


Pesawat Uap dan Bejana Tekan belum memiliki lisensi meskipun sudah
memenuhi syarat sebagai operator ataupun teknisi dibidangnya masing-
masing.
2. Beberapa Pesawat sudah memenuhi standar kemanan, namun belum
dilakukan uji riksa berkala

4.2 Saran
1. Penerapan SMK3 di PT.Primissima harus dibuat.
2. Operator diharapkan memiliki Surat Ijin Operator atau Lisensi K3
Mekanik dan PUBT.
3. Perusahaan diharapkan melakukan Riksa Uji sesuai dengan aturan.
4. Semua operator diharapkan pada saat paa dan pubt sedang beroperasi tidak
meninggalkan tempat kerja.
5. Disarankan untuk melakukan uji reksi ke setiap paa terutam forklift
6. Menambah boiler karena cuma terdapat 1 boiler dan bekerja tampa henti
24 ja, dengan usia boiler hampir 30 tahun
7. Semua operator yang mengoperasikan PAA dan PUBT diharapkan
menggunakan apd .

20
DAFTAR PUSTAKA

UU No. I Tahun 1970 Tentang Keselamaan dan Kesehatan Kerja

PERMENAKER RI No. 02 Tahun 1992 Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli K3.

PERMENAKER RI No. Per-04/MEN/1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.

PERMENAKER RI No. Per-05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut.

PERMENAKERTRANS RI No. Per-09/MEN/VII/2010 Tentang Operator dan Petugas


Pesawat Angkat dan Angkut.

Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. I/DJPPK/VI/2009


Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Pengujian Lisensi K3 Bagi Petugas dan
Operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkat Angkut.

Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.75/PPK/XII/20l3 Tentang


petunjuk teknis pembinaan calon ahli K3 bidang pesawat uap dan bejana tekan,
pesawat angkat angkut dan pesawat tenaga produksi.

Stoom Ordonnantie Undang-Undang Uap Tahun 1930 dan Peraturan Uap Stoom
Verordening Tahun 1930

PERMENAKER RI No. Per-37/MEN/20l6 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Bejana Tekan dan Tangki Timbun.

PERMENAKER No. Per-01/MEN1988 Tentang Kualifikasi dan SyaratSyarat Operator


Pesawat Uap.

PERMENAKERTRANS Rl No. Per-02/Men/1982 Tentang Kualifikasi Juru Las di


Tempat Kerja

PERMENAKERTRANS RI No. Per-01/Men/1982 Tentang Bejana Tekan

Surat Edaran Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 1/DJPPK/VI/2009


Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Pengujian Lisensi K3 Bagi Petugas dan
operator Pesawat Uap, Pesawat Tenaga Produksi dan Pesawat Angkar Angkut.

20

Anda mungkin juga menyukai