PENYELENGGARA
FRESH CONSULTANT YOGYAKARTA
09 - 24 FEBRUARI 2016
SUMBER
DOKUMENTASI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki oleh siapapun. Setiap
kejadian kecelakaan akan selalu berdampak pada terganggunya proses produksi atau
terhentinya sejumlah aktifitas. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa setiap terjadi
kecelakaan akan selalu diikuti oleh sejumlah kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa
kerugian fisik, kerugian mental dan juga kerugian financial.
Data BPJS tahun 2013 mencatat ada sebanyak 129.911 orang telah mengalami
kecelakaan, dimana 3.093 orang meninggal dunia, sebanyak 15.106 orang mengalami
cacat tetap, dan sebanyak 174.266 orang mengalami cedera ringan. Sedangkan biaya
yang dikeluarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk membayar klaim sebagai santunan
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan adalah sebesar Rp. 618,49,- milyar.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kecelakaan yang terjadi di
Indonesia tergolong tinggi. Dan hal ini bukan hanya menimbulkan kerugian yang sangat
besar baik berupa kerugian financial, kerugian yang bersifat mental dan juga kerugian
dalam bentuk fisik. Dengan masih banyaknya kejadian kecelakaan ini, maka
peningkatan produktivitas dikhawatirkan juga akan sulit dicapai. Apabila hal ini terus
menerus terjadi tanpa dilakukan upaya-upaya yang memadai, pada akhirnya Negara
kita akan tertinggal semakin jauh dibanding dengan Negara-negara lainnya.
3
dilaksanakannya. Itu sebabnya, melalui peraturan perundangan yang ada, tenaga kerja
wajib mendapatkan perlindungan yang layak dan maksimal sebagaimana tertuang
dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pasal 86, yaitu;
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Mengingat begitu pentingnya peran seorang Ahli K3, maka setiap perusahaan
yang peduli terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, pasti akan tergerak untuk
menyiapkan tenaga kerjanya untuk dididik dan dilatih menjadi seorang Ahli K3.
Pelatihan Ahli K3 Umum yang saat ini tengah kami ikuti adalah sebuah upaya untuk
menjamin diperolehnya perlindungan tenaga kerja di tempat kerja dari kemungkinan
terjadinya risiko yang dapat terjadi. Melalui Ahli K3 yang memiliki pemahaman,
pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya, maka proses produksi dapat berjalan
secara efektif dan efisien, sehingga produktivitas diharapkan dapat ditingkatkan.
4
Sehubungan dengan itu, salah satu tugas yang harus dijalankan oleh setiap
peserta pelatihan Ahli K3 umum ini adalah membuat laporan tertulis dalam bentuk
makalah setelah masing-masing peserta diberi kesempatan untuk meninjau lapangan.
Laporan praktek kerja lapangan ini dibuat oleh kelompok kerja, dan dari kelompok kerja
ini kami akan menyampaikan laporan tentang K3 Konstruksi dan sarana bangunan, K3
listrik, dan K3 penanggulangan kebakaran.
a. Pekerjaan penggalian;
b. Pekerjaan pondasi;
e. Pekerjaan pembongkaran.
g. Perancah bangunan;
h. Plambing;
i. Penanganan bahan;
j. Peralatan bangunan.
5
mengikuti kaidah-kaidah teknik kelistrikan. Setiap peralatan dan pesawat
yang digerakan dengan tenaga listrik diperlukan pengaman yang memadai
guna melindungi peralatan itu sendiri dan pengamanan bagi operator yang
menggunakannya.
a. Pembangkitan;
Yang perlu dipahami dengan seksama adalah bahwa tidak ada tempat kerja
dimanapun yang dapat dijamin bebas resiko dari bahaya kebakaran.
Mengingat kebakaran di tempat kerja dapat membawa konsekwensi yang
berdampak merugikan bagi banyak pihak, maka pengawasan K3 untuk
penanggulangan kebakaran menjadi sangat penting karena akibat yang
ditimbulkan dari peristiwa kebakaran di tempat kerja dapat menelan korban
jiwa, kerugian material, hilangnya lapangan kerja dan kerugian baik yang
langsung maupun tidak langsung.
6
Maksud dan tujuan ditulisnya laporan praktek kerja lapangan ini adalah
dalam rangka:
1. Memahami tentang pengawasan K3 konstruksi bangunan
2. Memahami pengawasan K3 listrik
3. Memahami pengawasan K3 penanggulangan kebakaran
4. Mengetahui dasar hukum dan standar pelaksanaan pengawasan,
pengertian, ruang lingkup penggunaan alat safety yang diwajibkan dan
pemeriksaan & pengujian dari bidang K3 kontruksi bangunan, listrik dan
penanggulangan kebakaran.
.
C. RUANG LINGKUP
Pengawasan bidang K3 meliputi:
a. Pekerjaan perawatan bangunan;
b. Listrik tegangan tinggi.
c. penanggulangan kebakaran: APAR, Hydrant, Alarm, Pintu Darurat
d. APD dan Lingkungan kerja.
D. DASAR HUKUM
UU no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
Permen perburuhan No.07/1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan,
serta penerangan ditempat kerja.
Permenaker-08/MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri
Permenaker-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
pada konstruksi bangunan
Permenaker-04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR
Permenaker No.31/2015 tentang pengawasan instalasi listrik
Permenaker No.32/2015 tentang Kesehatan dan keselamatan lift untuk
pengankutan orang dan barang
Permenaker No.33/2015 tentang Kesehatan dan keselamatan kerja listrik
di tempat kerja
Kep-186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja
Ins. 11/MB/1997 tentang pengawasan khusus K3 penanggulangan
kebakaran.
7
BAB II
KONDISI DAN FAKTA PERUSAHAAN
8
Dengan merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta
ton semen di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual
semen terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland
Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil
Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Indocement
merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
9
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
10
Tempat Kunjungan : Utility – Power 2
Mesin & Peralatan : Turbin, Generator, Trafo, Boiler
Kelembagaan : P2K3, PKD di tempat kerja;
Penerapan Standar : SMK3, OHSAS 18001, ISO 9001, ISO 14001;
System Proteksi : Hydrant, APAR, Mobil Pemadam Kebakaran;
11
BAB III
ANALISA & PEMECAHAN MASALAH
Berdasasrkan hasil observasi di Lapangan PT. Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk. di Utility – Power 2 pada hari, Jum’at
Tanggal 19 Februari 2016 kami mendapatkan temuan sebagai berikut.
12
Peraturan Perundangan
No. Lokasi Temuan Positif Foto
K3
1 Lokasi : Lingkungan - Briefing safety - UU No 1/1970
kerja Utility induction diadakan tentang
sebelum pekerja Keselamatan kerja
melakukan BAB V
perkerjaan
- Melakukan
pemeriksaan pada
APD pekerja
sebelum
melakukan
pekerjaan
2 Lokasi : Lingkungan - Adanya label - Permenaker Per.No-
kerja Utility pengujian berkala 04/Men/1980
setiap 6 bulan sekali tentang syarat-
syarat pemasangan
- Adanya APAR pada dan pemeliharaan
lokasi kerja APAR
14
Rekomendasi /
Potensi Peraturan
No Temuan Saran Foto
Bahaya Perundangan K3
Pengendalian
Konstruksi dan Bangunan
1 - Tidak - Susah untuk - Dibuatkan - Permenaker Per.No-
adannya melakukan spingkler untuk 04/Men/1980 tentang
spingkler/A penanggulan menanggulangi syarat-syarat
PAR untuk gan kebakar pada pemasangan dan
menanggul kebakaran ruangan kerja. pemeliharaan APAR.
angi
kebakaran. - Menyediakan
tempat untuk
menyimpan
APAR.
Temuan Positif:
1. Dalam ruang lingkup APD dan lingkungan kerja, seluruh pekerja maupun
kontraktor yang berkerja di dalam lingkungan kerja Indocement telah
memakai APD yang sesuai dengan pekerjaannya dan pemberitahuan
APD yang harus dipakai pada lokasi tertentu, serta melakukan safety
briefing sebelum melakukan pekerjaan.
2. Dalam hal antisipasi penanggulangan kebakaran, ITP telah menyediakan
APAR, Hydrant, Alarm kebakaran otomatis sebagai pertolongan pertama
pada saat terjadi kebakaran. Lalu sebagai kontak dalam keadaan darurat
pun, ITp telah menyediakan nomor kontak darurat di setiap posisi
strategis.
3. Dalam ruang lingkup pekerjaan listrik, seluruh pekerja maupun kontraktor
ITP telah menggunakan APD yang sesuai, pemasangan dan istalasi
listrik yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku, maupun
pemberian LOTOTO untuk pekerjaan maintenance di dalam lokasi.
4. Dalam ruang lingkup pekerjaan konstruksi bangunan, kami tidak
menemukan pekerjaan konstruksi yang sedang dalam proses pengerjaan
sehingga tidak ada temuan positif yang dapat kami berikan. Di lain hal,
kami lebih banyak menemukan point-point dalam hal perawatan
bangunan.
16
Temuan Negatif
1. Dalam lingkup konstruksi bangunan – perawatan bangunan, kami
menemukan beberapa temuan negative seperti tempat makan dan WC
terletak berdekatan, tidak terdapat ventilasi dan exhaust fan, kebersihan
bangunan yang tidak terjaga, dan penempatan kabel kontak yang berlebih
sehingga dapat memunculkan potensi bahaya.
2. Dalam lingkup penanggulangan kebakaran, ada beberapa tempat yang
terdapat logo posisi APAR akan tetapi tidak ditemukan APAR; jalur
evakuasi terkunci, terdapat barang yang menghalangi jalur, dan tidak
adanya lampu darurat; ada APAR yang lokasinya tertutup oleh barang
sehingga menyulitkan akses pengambilan.
3. Dalam ruang lingkup listrik, ditemukan adanya instalasi listrik yang terbuka
(tidak diberikan cable protection), panel yang tidak dilengkapi dengan
pemberitahuan tanda bahaya, dan penarikan jalur kabel sementara yang
dapat menyebabkan potensi bahaya.
4. Dalam ruang lingkup penggunaan APD, kesadaran untuk penggunaan
APD belum dilakukan sepenuhnya.
B. SARAN
1. Perlu adanya komitmen dalam pemakaian APD secara baik dan benar
sesuai dengan lokasi pekerjaan / jenis pekerjaan
2. Perlunya pengecekan dan pengujian APAR & Hydrant secara berkala
(satu bulan sekali pengecekan & pengujian satu tahun sekali),
membersihkan jalur evakuasi dalam gedung dan pemasangan
penerangan darurat serta pintu evakuasi darurat tidak boleh dikunci
dari dalam.
3. Perlu adanya perawatan gedung dan sarana peralatan listrik yang baik
serta penarikan untuk kabel sementara jalurnya disesuaikan agar
mencegah bahaya kecelakaan pada pekerja.
17
DAFTAR PUSTAKA
Permenaker no. 33/2015 tentang keselamatan, kesehatan dan kerja listrik di tempat kerja
BAB II tentang tempat kerja dan alat-alat kerja bangunan, Pasal 05.
Permenaker Per.No-04/Men/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR.
PUIL 2000 SNI 04-0225-2000, BAB V, mengenai Pemanas Induksi dan dielectric
SUB tanda peringatan.
18
19
20