Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rakhmat dan
karunianya sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan. Laporan PKL ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan
dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Tahun 2021.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Adi Satria Abadi, Yogyakarta. Dan selama pelatihan, pelaksanaan PKL
dan penyusunan laporan , penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi, yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan wawancara langsung
2. Selurug Staff PT. SAFETY FIRST INDONESIA,selaku penyelenggara
pelatihan Calon Ahli K3 Umum, yang telah memberikan bimbingan dan
saran untuk menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan ( PKL ) dan
penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Yogyakarta yang telah memberikan materi
dan ilmu serta pengalamanya kepada kami sebagai peserta Calon Ahli K3
Umum
4. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 34, yang telah
mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudgkan
kerjasama dengan baik
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu
penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun sehingga
tercapainya kesempurnaan isi maupun penulisan laporan PKL ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan......................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup..............................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum.................................................................................................................2
1.4.1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik..........................................................2
1.4.2 Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat Uap....................................................2
1.4.3 Dasar Hukum Pengawasan K3 Tangki Timbun dan Bejana Tekan..................2
1.4.4 Dasar Hukum Pengawasan K3 Instalasi Listrik................................................3
1.4.5 Dasar Hukum Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran............................3
1.4.6 Dasar Hukum Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan......................................3
1.4.7 Dasar Hukum Pengawasan K3 Lingkungan dan Bahan Kimia
Berbahaya..........................................................................................................3
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................27
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................27
4.2 Saran.............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................28
4
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan sektor industri, terdapat banyak sumber
bahaya yang berpotensi menimbulkan bahaya. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya
pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut, salah satunya adalah pengendalian
terhadap instalasi listrik, penanggulangan kebakaran dan pengawasan konstruksi
bangunanan. Apabila tidak dilakukan pengendalian atau melakukan pengendalian
yang salah terhadap instalasi listrik dapat menimbulkan kecelakan kerja.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan upaya penanggulangan kebakaran untuk
mencegah terjadinya kebakaran dan sebagai sarana proteksi.
Sebagai calon AK3 Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi
terhadap sumber bahaya yang ada di tempat kerja, salah satunya adalah instalasi
listrik, penangulangan kebakaran dan konstruksi bangunan Selain mengidentifikasi,
diharapkan juga mampu menemukan solusi atau pengendalian dari sumber bahaya.
Oleh dikarenakan hal diatas, guna mendapat calon AK3 Umum yang
berpengalaman perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan. Besar harapan setelah
dilakukan kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
implementasi K3 di tempat kerja.
1
1 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah :
1. Pelaksanaan K3 di Bidang Mekanik
2. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap
3. Pelaksanaan K3 di Bidang Bejana Tekan
4. Pelaksanaan K3 di Bidang Tangki Timbun
5. Pelaksanaan K3 di Bidang Penanggulangan Kebakaran
6. Pelaksanaan K3 di Bidang Listrik
7. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi Bangunan
8. Pelaksanaan K3 di Bidang Lingkungan Kerja
9. Pelaksanaan K3 di Bidang Bahan Kimia Berbahaya
10. Pelaksanaan K3 di Bidang Kesehatan Kerja
11. Pelaksanaan K3 di Bidang Kelembagaan dan Keahlian
12. Pelaksanaan K3 di Bidang Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3)
1 Dasar Hukum
2
1 Dasar Hukum Pengawasan K3 Listrik
a.
b.
c.
c.
d.
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
4
a. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan
b. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan pelanggan adalah
budaya kami”
c. Menerapkan prinsip karyawan adalah partner kerja, bukan asset perusahaan.
PT. Adi Satria Abadi juga miliki kebijakan K3 perusahan sebagai berikut :
PT Adi Satria Abadi adalah perusahaan yang menyediakan tempat kerja
yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh karyawan guna mencegah kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Keberhasilan kebijakan ini merupakan tanggung
jawab bersama dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik
dalam bidang K3. Untuk itu manajemen berkomitmen :
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik tenaga kerja dan orang
lain (mitra kerja, kontraktor, pengunjung/tamu) di tempat kerja dan
masyarakat sekitar).
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen K3 untuk
meningkatkan budaya K3 di tempat kerja.
PT. Adi Satria Abadi memiliki struktur organisasi yang terperinci. PT Adi Satria
Abadi memiliki kekuasaan tertinggi yang dipegang oleh Direktur yang kemudian
dibawahnya terdapat Asisten Direktur. Keduanya memiliki peran yang berbeda dan
tanggungjawab yang berbeda. Direktur PT. Adi Satria Abadi memiliki
tanggungjawab penuh terhadap kedua pabrik dengan lokasi kantor berada di bagian
kulit, sedangkan Asisten Direktur memiliki tanggung jawab penuh terhadap
pembuatan sarung tangan serta kerjasama terhadap pihak asing. Berikut ini adalah
bagan struktur organisasi PT. Adi Satria Abadi.
5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT. Adi Satria Abadi
Proses produksi pada PT. Adi Satria Abadi terbagi menjadi dua proses yaitu
produksi basah dan produksi kering. Produksi basah dimualai dari pengolahan bahan
baku berupa kulit domba dan kambing sekitar 1000 sampai 2000 lembar yang
didapat dari bahan baku lokal maupun ekspor. Proses produksi basah pertama yaitu
kesrik, pada proses ini bertujuan untuk mengurangi sisa lemak agar kulit terpisah
dari lemaknya menggunakan bahan B3.
Proses selanjutnya kulit diaduk dan diputar kurang lebih selama tiga hari
didalam drum, proses ini dinamakan tanning. Setelah proses ini kulit memasuki
proses wet blue untuk mengklasifikasi dan menyeleksi kulit yang baik dan untuk
mengetahui kulit yang mengalami cacat produksi. Proses selanjutnya shaving yang
bertujuan untuk menyamakan keteblan kulit, pada proses ini digunakan bahan B3.
Setelah proses shaving kulit masuk kedalam proses dyeing yang merupakan proses
untuk pewarnaan kulit selama dua hari. Total waktu yang dibutuhkan untuk produksi
basah selama satu minggu.
Produksi kering diawali dengan proses setter drying yang bertujuan
mendiamkan kulit dari proses dyeing. selanjutnya masuk kedalam proses hanging
yang bertujuan untuk menjemur kulit agar menghilangkan kadar air didalam kulit
agar tekstur kulit menjadi keras. Setelah itu masuk ke proses miling, kulit dimasukan
ke dalam drum kering agar mengalami pelemasan.
Proses berikutnya yaitu staking untuk menjadikan kulit lemas agar mudah
diproses. Proses terahkir dalam produksi kering yaitu toggling, kulit dimasukan
kedalam oven dan ditarik setelah itu kulit dikemas.
6
2.2 Potensi Bahaya di Tempat Kerja
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Potensi bahaya di tempat kerja PT. Adi
Satria Abadi yaitu
1. Terjepit
2. Terjatuh
3. Peledakan
4. Tertimpa Kulit
5. Terpeleset
6. Tertabrak
7. Tersengat aliran listrik
8. Terpapar bahan Kimia
9. Tersembur air panas
10. Kebakaran
7
b.
3. K3 Tangki Timbun
a.
b.
4. K3 Listrik
a.
b.
c.
5. K3 Penanggulangan Kebakaran
a.
b.
c.
6. K3 Konsturuksi Bangunan
a.
b.
7. K3 Lingkungan Kerja
a.
b.
8. K3 Bahan Kimia Berbahaya
a.
b.
9. K3 Kesehatan Kerja
a.
b.
10. K3 Kelembagaan dan Keahlian
a.
b.
11. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
a.
b.
8
b.
2. K3 Tangki Timbun
a.
b.
3. K3 Listrik
a.
b.
4. K3 Penangulanan Kebakaran
a.
b.
5. K3 Konstruksi Bangunan
a.
b.
c.
6. K3 Lingkungan Kerja
a.
b.
c.
7. K3 Bahan Kimia Berbahaya
a.
b.
8. K3 Kesehatan Kerja
a.
b.
c.
9. K3 Kelembagaan dan Keahlian
a.
b.
c.
10. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
a.
b.
9
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Berikut ini temuan positif dan negative di PT. Adi Satria Abadi.
3.1 Temuan Positif K3 Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun di PT. Abadi Satria Abadi
N Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
o temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)
MEKANIK
1 Kantor Adanya Adanya SIO Sudah baik Permenaker No. 08 Tahun 2020
HSE Sertifikat Izin memastikan dan Pasal 165 Ayat 7
Operator bahwa operator sebaiknya Operator forklift, rack stackers, reach stackers,
(SIO) forklift yang operator telehandler kelas II selain berwenang
kelas II. mengoperasika forklift melakukan sebagaimana dimaksud pada ayat
n forklift sudah ditambah (2) juga berwenang mengoperasikan forklift,
tersertifikasi beserta rack stackers, reach stackers, telehandler
berdasarkan Sertifikat sesuai jenisnya dengan kapasitas sampai
peraturan yang Izin dengan 15 (lima belas) Ton.
berlaku Operator
( operator dapat (SIO).
mengopersaika
n forklift sesuai
SOP )
10
2.
3.
BEJANA TEKAN
11
12
2
TANGKI TIMBUN
1
3.2 Temuan Positif K3 Kebakaran, Listrik dan Konstruksi di PT. Abadi Satria Abadi
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)
13
LISTRIK
1
KEBAKARAN
14
1
KONSTRUKSI
15
1
3.3 Temuan Positif K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya di PT. Abadi Satria Abadi
N Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
o temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)
LINGKUNGAN KERJA
16
1
17
2
3.4 Temuan Positif K3 Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahlian, Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)di
PT. Abadi Satria Abadi
No Foto Tempat Temuan Dampak Saran Peraturan Perundang- undangan
temuan manfaat (termasuk pasal dan ayat)
KESEHATAN KERJA
18
1
19
1
SMK3
20
1
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Adi Satria abadi (ASA), ada
bagian kelembagaan K3 sudah menjalankan kegiatanya dengan cukup baik, akan
tetapi masih ada beberapa hal yang belum menerapkan K3 baik di bagian konstruksi
bangunan, kelistrikan dan kebakaran.
1. PT. ASA sudah menjalankan kelembagaan K3 dengan baik, hal tersebut
ditunjukkan dengan sudah terpasangnya banner, spanduk dan peraturan UU
No. 1 Tahun 1970 tentang K3.
2.
3.
4.
5.
6.
4.2 Saran
1. PT. ASA diharapkan untuk melakukan perbaikan pada bagian- bagian
tertentu pada lokasi kerusakan yang dimana untuk mencegah terjadinya
kecelakaan terhadap pekerja.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
[1] INPRES No. 04 Tahun 2019 Tentang Peningkatan Kemampuan Dalam
Mencegah, Mendeteksi dan Merespon Wabah Penyakit, Pandemi Global dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi dan Kimia
[2] Kemenaker No. 02 Tahun 1992 Tentang Tata Cara Penunjukan Ahli K3 Umum
[3] Kepmenaker No. 186 Tahun 1999 Tentang Penanggulangan Kebakaran
[4] Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia dalam
Tempat Kerja
[5] Kepmenkes No. Hk.01.07/Menkes/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Covid-
19 Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya
[6] Keputusan Menteri TK & Transmigrasi SE No. 01 Tahun 1979 Tentang
Pengadaan Kantin Dan Ruang Makan
[7] Permenaker No. 01 Tahun 1976 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Dokter
[8] Permenaker No. 02 Tahun 1983
[9] Permenaker No. 02 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
[10] Permenaker No. 02 Tahun 1992 Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban Dan
Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
[11] Permenaker No. 03 Tahun 1999
[12] Permenaker No. 04 Tahun 1980 Tentang Cara Pemasangan Dan Pemeliharaan
APAR
[13] Permenaker No. 04 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
[14] Permenaker No. 05 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja
[15] Permenaker No. 06 Tahun 2017
[16] Permenaker No. 08 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Angkut
[17] Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik
[18] Permenaker No. 26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
[19] Permenaker No. 37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekanan
[20] Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
[21] Permenakertrans No. 01 Tahun 1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja
Pada Konstruksi Bangunan
1