Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Sertifikasi SMK3 dan PJK3

OLEH:
KELOMPOK IV
ARYFUL YAHDI
ARYU RINANDA
FATMA MADINA
MULYONO
PUJI LIDYA HASANAH
ROSI YULIANA
TONA MANANG DETA LUBIS

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Nopriadi, SKM, M.Kes

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah SMK3, UU K3, DAN AUDIT K3

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah SMK3,
UU K3 dan AUDIT K3 mengenai Sertifikasi SMK3 dan PJK3
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing dan
membantu kami dalam memahami semua hal yang terkait dengan SMK3, UU K3 dan AUDIT
K3.
Kelompok sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu kelompok mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin

Padang, November 2016

Kelompok IV

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ii

BAB I.

BAB II.

PENDAHULUAN
A Latar belakang..........................................................................

B Tujuan.......................................................................................

ISI
A Sertifikasi SMK3
1

Pengertian dan Tujuan SMK3............................................

Pengertian Sertifikasi SMK3.............................................

Auditor SMK3....................................................................

Mekanisme Sertifikasi SMK3............................................

B PJK3

BAB III.

Pengertian PJK3.................................................................

12

Syarat-Syarat dan Prosedur Penunjukkan PJK3................

13

Hak dan kewajiban PJK3...................................................

15

Ketentuan Lain PJK3.........................................................

16

Sanksi Pelanggaran PJK3...................................................

16

PENUTUP
A Kesimpulan ..............................................................................

17

B Saran.........................................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam
segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan adanya
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak
terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi melalui SMK3 guna menjamin terciptanya suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
nyaman, efisien dan produktif.
Sertifikat SMK3 adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan peraturan
perundang-undangan SMK3 yang terkait yang diberikan oleh Menakertrans terhadap
perusahaan yg telah lolos audit eksternal SMK3. Hal inilah salah satu yang melatarbelakangi
perusahaan untuk mau menerapkan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012, karena ada bentuk
apresiasi dari pemerintah dalam hal pemberian Sertifikat dan Bendera yang dapat
meningkatkan image dan prestige perusahaan untuk bersaing dalam dunia usaha terutama
dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
K3 di perusahaan sangat penting artinya bagi pekerja, pengusaha, maupun orang-orang
yang berada di dalam lokasi perusahaan. Dalam rangka mencegah terjadinya bahaya
kecelakaan, perlu mengikutsertakan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan masalah
pengawasan K3 mulai dari tahap konsultasi, pabrikasi, pemeliharaan, reparasi, penelitian,
pemeriksaan, pengujian, audit K3 dan pembinaan K3. Pihak-pihak lain yang dimaksud di
atas adalah Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami mengenai Sertifikasi SMK3 dan PJK3
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami tentang sertifikasi SMK3


- Mengetahui dan memahami pengertian dan tujuan SMK3
- Mengetahui dan memahami pengertian sertifikasi SMK3
- Mengetahui dan memahami auditor SMK3
- Mengetahui dan memahami mekanisme sertifikasi SMK3
b. Mengetahui dan memahami PJK3
- Mengetahui dan memahami pengertian PJK3
- Mengetahui dan memahami syarat-syarat dan prosedur penunjukkan PJK3
- Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban PJK3
- Mengetahui dan memahami ketentuan lain PJK3
- Mengetahui dan memahami Sanksi Pelanggaran PJK3

BAB II
ISI
A. Sertifikasi SMK3
1. Pengertian dan Tujuan SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut PP No. 50 Tahun
2012 merupakan bagian penting dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan

dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem di
perusahaan. Kewajiban ini berlaku bagi perusahaan:
a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, Penerapan SMK3 bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsure manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
poduktivitas.
2. Pengertian Sertifikasi SMK3
Sertifikat SMK3 adalah bukti pengakuan dan penghargaan terhadap komitmen
perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja melalui pemenuhan penerapan
SMK3 yang telah lolos audit eksternal SMK3 oleh Lembaga Audit yang telah ditunjuk
oleh Menteri Ketenagakerjaan. Sertifikasi SMK3 merupakan proses dan usaha
perusahaan dalam mendapatkan penghargaan/ pengakuan penerapan SMK3 yang telah
diterapkan perusahaan.
Penilaian penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan 12 elemen audit SMK3 yang
terdapat dalam PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3, yaitu:
a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
b. Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3
c. Pengendalian, Perancangan dan peninjauan kontrak
d. Pengendalian dokumen
e. Pembelian dan pengendalian produk
f. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
g. Standar Pemantuan
h. Pelaporan dan perbaikan kekurangan
i. Pengelolaan material dn perpindahannya
j. Pengumpulan dan penggunaan data
k. Pemeriksaan SMK3
l. Pengembangan keterampilan dan kemampuan

Penilaian penerapan SMK3 Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik


Indonesia Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dilakukan terhadap:
a. Perusahaan yang secara sukarela mengajukan permohonan Audit SMK3;
b. Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi antara lain perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan, minyak dan gas bumi;
c. Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan penetapan Direktur
Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian
di perusahaan oleh pengawas ketenagakerjaan.
3. Auditor SMK3
Auditor SMK3 ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dan independen untuk
melaksanakan audit SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Seorang Auditor SMK3 yang telah memiliki keahlian khusus dapat menjadi Auditor
Eksternal SMK3 pada Lembaga Audit SMK3. Lembaga Audit SMK3 adalah badan
hukum yang ditunjuk oleh Menteri untuk melaksanakan audit eksternal SMK3. Untuk
saat ini hanya ada 8 Lembaga Audit SMK3 yang resmi dari Kemenaker RI yaitu :
1. PT. Sucofindo International Certification Services (SICS)
2. PT. Surveyor Indonesia (Persero),
3. PT. ALKON Indo Sejahtera (AIS),
4. PT. Jatim Aspek Nusantara (JAN),
5. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI),
6. PT. Jasa Sertifikasi (JASER),
7. PT. SAI Global Indonesia (SAI),
8. PT. Multi Sertifikasi Indonesia (MSI),
9. PT. TUV Rheinland (TUV)

Lembaga audit SMK3 yang telah mendapatkan keputusan penunjukan oleh Menteri
mempunyai kewajiban:
a. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja;
b. Melaksanakan Audit SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Menjaga kerahasiaan perusahaan yang diaudit; dan
d. Melaporkan hasil Audit SMK3 kepada Menteri, perusahaan yang diaudit, dan Dinas
Provinsi.
Lembaga Audit SMK3 yang telah mendapatkan keputusan penunjukan oleh
Menteri dilarang:
a.

Melakukan kegiatan konsultasi dalam bidang SMK3;

b.

Melakukan jasa pabrikasi, pemeliharaan, reparasi, dan instalasi teknik K3;

c. Melakukan pemeriksaan dan pengujian keselamatan dan kesehatan kerja; dan


d.

Melakukan jasa pembinaan K3.

Menteri dapat mencabut keputusan penunjukan Lembaga Audit SMK3 apabila


Lembaga Audit SMK3 tidak memenuhi ketentuan sebagaimana peraturan perundangundangan. Pencabutan keputusan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh
pengawas ketenagakerjaan.
4. Mekanisme Sertifikasi SMK3
1) Pelaksanaan penilaian penerapan SMK3 melalui Audit Eksternal SMK3 dilakukan
berdasarkan kategori perusahaan:
a. Kategori tingkat awal (perusahaan kecil dengan tingkat risiko rendah) pemenuhan
terhadap 64 kriteria Audit SMK3
b. Kategori tingkat transisi (perusahaan sedang dengan tingkat risiko menengah) dengan
pemenuhan terhadap 122 kriteria Audit SMK3
c. Kategori tingkat lanjutan (perusahaan besar dengan tingkat risiko tinggi) dengan
pemenuhan terhadap 166 kriteria Audit SMK3

2) Perusahaan mengajukan surat permohonan audit SMK3 kepada Dirjen Pembinaan


dan Pengawasan Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi Rl
(Jika sudah siap untuk di lakukan audit SMK3).
a. Surat di Cc (tembusan) kepada Disnaker setempat tempat perusahaan berlokasi.
b. Surat juga di Cc (tembusan) kepada Lembaga Audit SMK3 yang dipilih dari 8
di atas.
3) Perusahaan yang mengajukan permohonan audit SMK3 diharuskan sudah
menerapan SMK3 Minimal 3 bulan dan diharuskan juga telah memiliki dokumen
sistem manajemen K3 meliputi
a. Pedoman K3 (Manual SMK3), Prosedur, lnstruksi Kerja, Formulir.
b. Jika perusahaan telah menerapkan OHSAS 18001:2007, perusahaan hanya
menambahkan Matrik Integrasi Sistem Manajemen antara OHSAS dan PP No.
50 Tahun 2012, karena pada OHSAS 18001:2007 memiliki kesamaan 90%
dengan PP No. 50 Tahun 2012
c. Menambahkan referensi PP No. 50 Tahun 2012 pada semua dokumen/prosedur
d. Pemenuhan aspek legal spt : Pembentukan P2K3 yang disahkan Disnaker
setempat, Pemeriksaan Kesehatan pegawai, Sertifikasi alat produksi (SIA) &
Sertifikasi Operator (SIO), ldentifikasi Bahaya, Penilaian & Pengendalian
Risiko, Audit lnternal SMK3 (jika penerapan dengan 166 Kriteria), Rapat
Tinjauan Manajemen
4) Lembaga Audit SMK3 akan memberikan surat jawaban mengenai penjadwalan
pelaksanaan audit SMK3 sebagai dasar jawaban atas permintaan dari perusahaan.
5) Lembaga Audit SMK3 wajib membuat perencanaan pelaksanaan Audit SMK3 dan
menyampaikan kepada Menteri atau Direktur Jenderal dengan salinan disampaikan kepada
Dinas Provinsi.
6) Lembaga Audit SMK3 Pelaksanaan Audit SMK3 paling sedikit dilakukan melalui tahapan:
a. Pertemuan pembuka;
b. Proses audit SMK3;
c. Pertemuan tim auditor SMK3;

d. Pertemuan penutup; dan


e. Penyusunan laporan audit SMK3.
7) Dalam hal diperlukan, Lembaga Audit SMK3 dapat meminta informasi pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan kepada Dinas Provinsi.
8) Lembaga Audit SMK3 menyampaikan laporan Audit SMK3 kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal dengan tembusan kepada Dinas Provinsi dan pengurus perusahaan yang di audit
dengan bentuk laporan sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9) Laporan Audit SMK3 menjadi pertimbangan Menteri untuk memberikan penghargaan
sesuai dengan tingkat penerapan dan kategori penilaian hasil Audit SMK3.
10) Penilaian terhadap kriteria audit SMK3, yaitu:
a. Kategori Kritikal
- Merupakan temuan yang mengakibatkan fatality/kematian
- Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3 dengan kategori kritikal
ditetapkan terhadap temuan pada peralatan/ mesin/ pesawat/ instalasi/
bahan, cara kerja, sifat kerja, lingkungan kerja dan proses kerja yang dapat
-

menimbulkan korban jiwa.


Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3 dengan kategori kritikal harus
ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi paling lambat dalam jangka waktu

1x24 jam.
b. Kategori Mayor
- Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3 dengan kategori mayor
ditetapkan terhadap:
Tidak terpenuhinya peraturan

perundang-undangan di

bidang keselamatan dan kesehatan kerja;


Tidak melaksanakan salah satu prinsip smk3
Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit smk3 di beberapa

lokasi.
Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3 dengan kategori mayor harus
ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi paling lambat dalam jangka waktu

1 (satu) bulan.
c. Kategori Minor
- Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3 dengan kategori minor ditetapkan
terhadap ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan
perundang-undangan, standar, pedoman, dan acuan lainnya.

11) Dalam hal terdapat perbedaan interpretasi penilaian kriteria Audit SMK3 antara perusahaan
dengan Lembaga Audit SMK3 maka para pihak yang tidak menerima hasil Audit SMK3
dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal. Direktur Jenderal melakukan
pemeriksaan dokumen dan verifikasi lapangan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
Direktur Jenderal menetapkan keputusan hasil Audit SMK3 dalam waktu paling lama 2
(dua) hari kerja.
12) Ketentuan pencapaian hasil audit SMK3 terdiri dari 3 kategori, yaitu:
a. Tingkat pencapaian penerapan kurang, apabila tingkat pencapaian penerapan sebesar 0
59%;
b. Tingkat pencapaian penerapan baik, apabila tingkat pencapaian penerapan sebesar 60
84%;
c. Tingkat pencapaian penerapan memuaskan, apabila tingkat pencapaian penerapan
sebesar 85%-100%.
Tabel 2.1
Penilaian Tingkat Penerapan SMK3
Kategori
0-59%

Tingkat Pencapaian Penerapan


60-84%
85-100%

Perusahaan
Kategori tingkat

Tingkat Penilaian

Tingkat Penilaian

Tingkat Penilaian

awal (64 kriteria)

Penerapan

Penerapan Baik

Penerapan

Kategori tingkat

Kurang
Tingkat Penilaian

Tingkat Penilaian

Memuaskan
Tingkat Penilaian

transisi (122

Penerapan

Penerapan Baik

Penerapan

kriteria)
Kategori tingkat

Kurang
Tingkat Penilaian

Tingkat Penilaian

Memuaskan
Tingkat Penilaian

lanjutan (166

Penerapan

Penerapan Baik

Penerapan

kategori)

Kurang

Memuaskan

13) Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan kurang, maka Direktur
Jenderal dapat melakukan:
a. Tindakan hukum pada perusahaan yang wajib Audit Eksternal SMK3 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan; dan/atau
b. Tindakan pembinaan pada perusahaan yang mengajukan permohonan untuk dilakukan

Audit Eksternal SMK3.


14) Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan baik, maka Menteri dapat
memberikan penghargaan berupa:
a. Sertifikat perak bagi perusahaan tingkat kategori awal, transisi dan lanjutan
b. Bendera perak bagi perusahaan tingkat kategori lanjutan.

Bentuk Sertifikat Perak

Keterangan:
Logo SMK3 di
sebelah kiri bawah
berwarna perak
Ukuran sertifikat:
Panjang : 42 cm
Lebar 29 cm

Bentuk Bendera Perak

Keterangan
-

Ukuran
Panjang: 140 cm
Lebar: 90 cm
Tebal border : 3cm
Warna latar belakang
putih

15) Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan memuaskan maka
Menteri dapat memberikan penghargaan berupa:
a. Sertifikat emas bagi perusahaan tingkat kategori awal, transisi dan lanjutan
b. Bendera emas bagi perusahaan tingkat kategori lanjutan.
Bentuk Sertifikat Emas

Keterangan:
Logo SMK3 di
sebelah kiri bawah
berwarna perak
Ukuran sertifikat:
Panjang : 42 cm
Lebar 29 cm

Bentuk Bendera Emas

Keterangan
-

Ukuran
Panjang: 140 cm
Lebar: 90 cm
Tebal border : 3cm
Warna latar belakang
putih

16) Biaya yang timbul akibat pelaksanaan Audit Eksternal SMK3 dibebankan kepada
perusahaan yang diaudit.
17) Penghargaan tersebut memiliki masa berlaku paling lama 3 (tiga) tahun
18) Penerbitan Sertifikat SMK3 dilakukan oleh Kemenakertrans RI pada bulan K3 antara bulan
Februari sampai April secara serentak di seluruh Indonesia yang pelaksanaannya terpusat di
Jakarta
19) Lembaga Audit SMK3 hanya mengeluarkan laporan hasil audit SMK3, dan memberikan
rekomendasi tingkat pencapaian penerapan SMK3 perusahaan
B. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
1. Pengertian PJK3
K3 di perusahaan sangat penting artinya bagi pekerja, pengusaha, maupun orangorang yang berada di dalam lokasi perusahaan. Dalam rangka mencegah terjadinya
bahaya kecelakaan, perlu mengikutsertakan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
masalah pengawasan K3 mulai dari tahap konsultasi, pabrikasi, pemeliharaan, reparasi,
penelitian, pemeriksaan, pengujian, audit K3 dan pembinaan K3. Pihak-pihak lain yang
dimaksud di atas adalah Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
Kemenaker mengatur Perusahaan Pembina Jasa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(PJK3 / Safety Training provider) dengan peraturan Per.04/Men/1995 dan Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 48/DJPPK/VII/2011
serta SE.02/Men/DJPPK/I/2011. Dengan peraturan ini, PJK3 diatur agar memiliki sub
bidang agar menjadi fokus dan menjaga kualitas dalam pembinaan.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.04/MEN/1995 tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, PJK3 merupakan perusahaan yang
usahanya dibidang jasa K3 untuk membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat K3
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 1 huruf b)
PJK3 dalam melaksanakan kegiatan jasa K3 harus terlebih dahulu memperoleh
keputusan penunjukan dari Menteri Tenaga Kerja, dalam hal ini Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan. (Pasal 2 ayat 1)
Perusahaan Jasa K3, meliputi: (Pasal 3)
a.
Jasa Konsultan K3;
b. Jasa Pabrikasi, Pemeliharaan, Reparasi dan Instalasi Teknik K3;
c.
Jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik;
d. Jasa Pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja;
e.
Jasa Audit K3;

f.
2.

Jasa Pembinaan K3.

Syarat-Syarat dan Prosedur Penunjukkan PJK3


Untuk menjadi PJK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: (Pasal 7)
a. Berbadan hukum;
b. Memiliki ijin usaha perusahaan (SIUP);
c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan;
e. Memiliki peralatan yang memadai sesuai usaha jasanya;
f. Memiliki Ahli K3 yang sesuai dengan usaha jasanya yang bekerja penuh pada
perusahaan yang bersangkutan;
g. Memiliki tenaga teknis sesuai usaha jasanya sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
huruf b.

Prosedur Penunjukkan PJK3


Pasal 8
1) Untuk mendapat keputusan penunjukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, PJK3

harus mengajukan permohonan kepada Menteri Tenaga Kerja c.q. Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
2) Permohonan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan diberi materai cukup dengan disertai
lampiran :
a. Salinan akte pendirian perusahaan
b. Salinan surat ijin usaha perusahaan (SIUP)
c. Surat keterangan domisilin perusahaan
d. Salin bukti NPWP perusahaan
e. Daftar peralatan yang dimiliki sesuai usaha jasanya
f. Struktur organisasi perusahaan
g. Salin wajib laporan ketenagakerjaan
h. Salin keputusan penunjukan sebagai Ahli K3 atau dokter pemeriksa kesehatan
tenaga kerja kecuali untuk perusahaan jasa Jasa Pabrikasi, Pemeliharaan,
Reparasi dan Instalasi Teknik K3 dan Jasa Pembinaan K3
i. Riwayat hidup Ahli K3 atau Tenaga Teknis yang bekerja pada perusahaan yang
bersangkutan.

3) Permohonan harus mencantumkan bidang usaha jasa yang sesuai dengan Ahli K3

yang dimiliki
4) Permohonan tembusannya disampaikan kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga
Kerja dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat.
Pasal 9
1) Setelah permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diterima, Direktur

Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja memeriksa kelengkapan


syarat-syarat administrasi dan syarat-syarat teknis
2) Dalam melaksanakan pemeriksaan kelengkapan syarat-syarat administrasi dan
syarat-syarat teknis, Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat membentuk Tim Penilai
3) Ketua, anggota, hak, kewajiban dan masa kerja Tim Penilai ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan kesehatan kerja
4) Berdasarkan hasil pemeriksaan, Menteri Tenaga Kerja c.q. Direktur Jenderal

Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan dalam waktu


paling lama 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permohonan,
menetapkan penolakan atau Keputusan penunjukan.
5) Penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) harus disertai alasan-alasannya.

Pasal 10
1) Keputusan Penunjukan PJK3 berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, dan setelah

berakhir dapat diperpanjang.


2) Untuk mendapatkan Keputusan Penunjukan perpanjangan harus mengajukan surat
permohonan perpanjangan dengn melampirkan syarat-syarat sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat (2) dan daftar kegiatan selama berlakunya Keputusan Penunjukan.
3) Perpanjangan permohonan perpanjangan PJK3 harus diajukan dalam waktu

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhir masa berlakunya Keputusan


Penunjukan yang lama.
3.

Hak dan Kewajiban PJK3


1) Hak PJK3 (Pasal 11)
a. Melakukan kegiatan sesuai dengan keputusan penunjukan
b. Menerima imbalan jasa sesuai dengan kontrak di luar retribusi pengawasan
norma keselamtan dan kesehatan kerja, sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.

2) Kewajiban PJK3
Pasal 12
a. Mentaati semua peraturan perundang-undang yang berlaku;
b. Mengutamakan pelayanan dalam rangka pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat
K3 sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku;
c. Membuat kontrak kerja dengan pemberi kerja yang isinya antara lain memuat
secara jelas hak kewajiban;
d. Memelihara dokumen kegiatan untuk sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
Pasal 13
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 12, PJK3 harus melaporkan
dan berkonsultasi dengan Kepala Kantor Departemen atau Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
dengan menyerahkan laporan teknis sesuai ketentuan yang berlaku.
4.

Ketentuan Lain PJK3


a. Dalam hal adanya perubahan Ahli K3 atau tenaga teknis, PJK3 harus melaporkan
kepada Menteri Tenaga Kerja c.q. Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industri
dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
b. Penunjukan PJK3 ini bertujuan untuk mencapai nihil kecelakaan di tempat kerja.
c. Untuk mencapai nihil kecelakaan, PJK3 haruis memiliki sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
d. Untuk memenuhi pelaksanaannya, Menteri Tenaga Kerja dapat menunjuk badan
tertentu untuk melaksanakan kegiatan jasa K3
e. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan melakukan pengawasan terhadap ditaatinya
Peraturan Menteri ini.

5.

Sanksi Pelanggaran PJK3 (Pasal 17)


PJK3 yang telah ditunjuk oleh Menteri Tenaga kerja c.q. Direktur Jendral Pembinaan
Hubungan Industri dan pengawasan Ketenagakerjaan, apabila dalam melaksanakan
kewajibannya tidak sesuai dengan Ketentuan Peraturan Menteri ini dapat dikenakan
sanksi pencabutan keputusan penunjukan sebagai PJK3

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sertifikat SMK3 adalah bukti pengakuan dan penghargaan terhadap komitmen
perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja melalui pemenuhan penerapan SMK3
yang telah lolos audit eksteral SMK3 oleh Lembaga Audit yang telah ditunjuk oleh Menteri
Ketengakerjaan.
Ketentuan pencapaian hasil audit SMK3 terdiri dari 3 kategori, yaitu:
a. Tingkat pencapaian penerapan kurang, apabila tingkat pencapaian penerapan sebesar 0
59%;
b. Tingkat pencapaian penerapan baik, apabila tingkat pencapaian penerapan sebesar 60
84%;
c. Tingkat pencapaian penerapan memuaskan, apabila tingkat pencapaian penerapan
sebesar 85%-100%.
Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan kurang, maka
Direktur Jenderal dapat melakukan tindakan hukum dan/atau tindakan pembinaan pada
perusahaan dan/atau
Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan baik, maka Menteri
dapat memberikan penghargaan berupa sertifikat perak bagi perusahaan tingkat kategori
awal, transisi dan lanjutan dan bendera perak bagi perusahaan tingkat kategori lanjutan.
Dalam hal perusahaan telah mencapai tingkat penilaian penerapan memuaskan
sebagaimana maka Menteri dapat memberikan penghargaan berupa: sertifikat emas bagi
perusahaan tingkat kategori awal, transisi dan lanjutan dan bendera emas bagi perusahaan
tingkat kategori lanjutan.
PJK3 merupakan perusahaan yang usahanya dibidang jasa K3 untuk membantu
pelaksanaan pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. PJK3 dalam melaksanakan kegiatan jasa K3 harus terlebih dahulu
memperoleh keputusan penunjukan dari Menteri Tenaga Kerja, dalam hal ini Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.

B. Saran
1. Diharapkan semoga makalah ini dapat membantu pembaca memahami mengenai
sertifikasi SMK3 dan PJK3
2. Diharapkan perusahaan yang telah diwajibkan untuk menerapkan SMK3
melakukan audit dan sertifikasi SMK3

DAFTAR PUSTAKA
1. PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang SMK3
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
4. http://smk3.rajadiginet.com/sertifikasi-smk3-gmci-081210910329.html
5. http://midiatama.co.id/2016/07/15/auditor-smk3/
6. https://qhsepromotions.com/2014/10/06/proses-sertifikasi-smk3-pp-50-tahun-2012/
7. http://midiatama.co.id/2016/07/15/694/

Anda mungkin juga menyukai