Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL OBSERVASI PENERAPAN NORMA KESELAMATAN

KERJA DI GRESSMALL

Disusun oleh:

M. Ilham Mustofa (2021810023)

TEKNIK LOGISTIK
UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun laporan
observasi penerapan K3 ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil
observasi mengenai “Penerapan Norma Keselamatan Kerja di Gressmall”.
Laporan ini saya susun dengan bantuan dan dukungan dari Ibu Izzati Winda
Murti, S.T., M.T selaku dosen mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Oleh karena itu saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya
yang telah diberikan. Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil
laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir
kata Semoga laporan oservasi ini dapat memberikan manfaat untuk saya
khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Gresik, 21 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

2.1 Data Hasil Observasi.................................................................................4

2.2 Pembahasan...............................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan..............................................................................................10

3.2 Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Observasi........................................................................................4

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Seseorang bersandar di pagar pembatas..............................................8


Gambar 2. 2 Pintu bebas hambatan..........................................................................9

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, kaum milenial mulai memilih berbagai lokasi estetis
untuk mendapatkan feed yang bagus untuk diunggah ke media sosial sebagai
tempat eksistensi. Selain menajalani kehidupan sehari-hari dan berbagai aktivitas
yang melelahkan, terkadang sebagai manusia ada keinginan untuk menyegarkan
dan menenangkan diri dari kebosanan. Salah satunya adalah berbelanja di Mall,
mengunjungi tempat wisata, menikmati waterpark, serta menginap di hotel.

Dari sekian banyak contoh bangunan yang disebutkan, salah satu bangunan
yang paling sering dikunjungi adalah mall. Hal ini karena mall memiliki berbagai
fasilitas seperti zona bermain, food court, tempat belanja, karaoke, bioskop dan
tempat hiburan lainnya. Namun demikian, masih banyak bangunan di kawasan
Mall yang mengalami kerusakan akibat tingginya angka kecelakaan kerja, seperti
fasilitas first responder jika terjadi kecelakaan. Banyaknya bangunan tinggi yang
rata-rata memiliki lift, disaat terjadi bencana seperti kebakaran mustahil untuk
seluruh orang di dalam mall menggunakan lift secara bersamaan, kurangnya
perawatan pada tangga darurat sehingga tangga tersebut bisa roboh jika tiba-tiba
digunakan dengan muatan yang melampaui batas, belum lagi kepanikan seluruh
orang yang terperangkap dalam kondisi tersebut dan tidak terjangkaunya alat
pemadam kebakaran serta kurang taunya cara menggunakan alat tersebut menjadi
kendala dalam penanganan bencana.

Hal yang sepele namun berisiko seperti meletakkan gelas pada ujung meja,
lupa mematikan barang elektronik atau yang berhubungan dengan listrik ketika
sudah tidak dipakai, lupa menutup keran, tangga darurat yang aksesible, terlalu
banyak muatan pada lantai tertentu karena adanya kunjugan yang memakan
tempat, dll. Kejadian-kejadian tersebut harus diantisipasi agar tidak menimbulkan
resiko yang menimbulkan bahaya bagi pegawai maupun konsumen.

Semua hal terkait penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sudah diatur
dalam beberapa dasar hukum, yakni sebagai berikut:

1
1. Keselamatan kerja diatur dalam UU No.1 Tahun 1970.
2. Kesehatan diatur dalam UU No.23 Tahun 1992.
3. Ketenagakerjaan diatur dalam UU No.13 Tahun 2003.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen K3 adalah bahwa setiap perusahaan dengan 100 tenaga
kerja atau lebih, dan atau yang mengandung potensi bahaya melalui
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja.

Dari semua dasara hukum tersebut, dapat diindikasikan bahwa penerapan


K3 dalam dunia kerja sangat diperlukan. K3 sangat dibutuhkan bagi setiap
instansi dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat
pekerjaan. Selain itu, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak untuk
setiap pekerja. Hak dan kewajiban tenaga kerja secara jelas sudah tercantum
dalam UU nomor 13 tahun 2003 tentang keternagakerjaan.

Selain itu, ada juga beberapa pendapat dari para ahli terkait pentingnya
penerapan K3 dalam dunia kerja. Menurut (Ervianto, 2005) keselamatan kerja
merupakan aspek yang harus dibenahi setiap saat karena seperti kita ketahui,
masalah keselamatan kerja merupakan masalah yang sangat kompleks yang
mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi,
aspek hukum. pertanggungjawaban serta citra dari suatu organisasi itu sendiri.

Dari latar belakang diatas, yang harus dilakukan adalah observasi untuk
memastikan standarisasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam gedung tersebut.
maka dari itu, saya melakukan observasi K3 yang berjudul “Laporan Hasil
Observasi Penerapan Norma Keselamatan Kerja di Gressmall”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apa saja perlindungan bagi para pekerja dan pengunjung Gressmall
dalam keselamatan dan kesehatan kerja?

2
2. Apa saja hal yang harus diperbaiki dalam penerapan K3 di Gressmall?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja perlindungan bagi para pekerja dan
pengunjung Gressmall dalam keselamatan dan kesehatan kerja
2. Untuk mengetahui apa saja hal yang harus diperbaiki dalam penerapan
K3 di Gressmall

3
BAB II PEMBAHASAN

1.4 Data Hasil Observasi


Berikut merupakan hasil observasi penerapan norma keselamatan kerja di
Gressmall.

Tabel 2.1 Hasil Observasi

No. Bukti Temuan/Foto Deskripsi Saran perbaikan


Kondisi sesuai peraturan
1. Pipa hydrant Tidak ada
tersebut terletak
di parkiran dan
berada dalam
kondisi baik dan
sesuai dengan
peraturan
pemerintah
2. hydrant tersebut Tidak ada
terletak di
parkiran dan
berada dalam
kondisi baik dan
sesuai dengan
peraturan
pemerintah

4
3. Menurut hasil Tidak ada
pengamatan
saya, setiap
lantai memiliki 2
Hydrant dan
semuanya dalam
kondisi baik

4. Menurut hasil APAR tersebut


pengamatan berada dalam
saya, setiap sebuah wadah,
lantai memiliki 4 dalam kondisi
APAR dan genting akan
semuanya dalam membuang
kondisi baik waktu jika harus
mengeluarkan
APAR dari
wadah tersebut

5
5. Terdapat Tidak ada
ruangan untuk
pengendalian
Hydrant dan
ruangan ini
mudah
dijangkau

6. Fire sprinkler Tidak ada


system tersebut
berada di setiap
lantai dan dalam
kondisi baik

6
7. Untuk lantai 1 Tidak ada
dan lantai 2
memiliki pintu
darurat, dan
setiap lantai
berjumlah 2
pintu. Semuanya
dalam kondisi
baik

8. Setiap pagar Diperlukan


pembatas satpam di setiap
memiliki lantai untuk
peringatan ini, mengingatkan
dan semuanya para pegunjung
terbaca dengan agar tidak
jelas. Namun bersandar di
tidak ada yang pagar pembatas
menjaga pagar
tersebut

7
9. Setiap eskalator Tidak ada
memiliki tanda
peringatan ini
dan semuanya
dalam kondisi
baik

1.5 Pembahasan
Dari hasil temuan saya dalam observasi masih ada beberapa kekurangan
yang harus dibenahi oleh pihak Gressmall dalam menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Salah satu contoh hal sepele namun membahayakan adalah
bersandar ke pagar pembatas, kasus tersebut bisa dilihat pada gambar di bawah
ini.

Gambar 2. 1 Seseorang bersandar di pagar pembatas

Dilihat dari gambar tersebut, jika hal diatas dibiarkan akan menimbulkan
kejadian yang bisa memakan korban jiwa. Hal lain yang bisa menjadi saran

8
perbaikan untuk Gressmall adalah peletakan APAR portable. Setiap lantai cukup
memadai, namun APAR portable tersebut diletakkan didalam wadah, hal tersebut
bisa menjadikan saat kondisi genting, akan memakan waktu lebih lama untuk
mengambil dan mengoperasikan APAR portable.

Untuk jumlah Hydrant di dalam Gressmall cukup memadai karena dalam


perencanaan Hydrant untuk diperlukan 1 Hydrant untuk setiap 600 m 2 dan
Gressmall sudah memenuhi hal tersebut. lalu Gressmall juga sudah memenuhi
aturan untuk jalur evakuasi yang diatur dalam PERMEN RI No. 36 Tahun 2005
pasal 59 dan PERMEN PUPR No. 14 Tahun 2017, bahwa untuk setiap gedung
harus memiliki jalur evakuasi yang bebas hambatan. Hal tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 2 Pintu bebas hambatan

9
BAB III PENUTUP

1.6 Kesimpulan
Dari hasil observasi dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Terdapat APAR Portable, Hydrant, Gambar peringatan di setiap


lantai yang dipasang dalam rangka untuk perlindungan bagi para
pekerja dan pengunjung Gressmall dalam keselamatan dan kesehatan
kerja
2. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki Gressmall dalam menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja dan pengunjung
Gressmall, yaitu penambahan personil satpam di setiap lantai dan
pemasangan APAR yang seharusnya lebih mudah digunakan saat
keadaan genting.

1.7 Saran
Saran saya bagi Gressmall adalah segera untuk memperhatikan hal-hal yang
harus diperbaiki yang telah saya sebutkan diatas, karena agar tidak terjadi
kecelakaan yang bisa menimbulkan korban jiwa dan untuk peneliti selanjutnya
bisa meneliti setiap toko dalam penerapan K3 agar bisa mendapatkan hasil
observasi yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ervianto, W.I., 2005, Manajemen Proyek Kontruksi, Penerbit Andi Yogyakarta,


Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai