PENYELENGGARA
PT FRESH GALANG MANDIRI
01 MARET 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala limpahan
berkat dan rahmat-nya, sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktunya. Laporan PKL ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam
rangka menyelesaikan Pembinaan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum Tahun 2024.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis melakukan identifikasi dan menganalisa Praktik
Kerja Lapangan (PKL) via virtual melalui video pada PT. Sukses Inti Garmindo yang beralamat
di Jalan Soekarno Hatt KM 31, Desa Randugunting, Semarang, Jawa Tengah. Adapun materi
yang dibahas oleh penulis adalah mengenai Bidang K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap & Bejana
Tekan, Bidang K3 Kelembagaan, Kesehatan Kerja dan Penerapan SMK3
Penulis juga banyak memperoleh petunjuk dan bimbingan dari para instruktur ataupun
dari Narasumber sehingga penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada PT. Fresh Galang Mandiri selaku fasilitator training ahli K3 Umum, Kepada
Narasumber Kementrian Dinas Ketenagakerjaan, PT Sukses Inti Garmindo yang telah
mengijinkan kami melakukan PKL, serta teman-teman peserta Pembinaan dan Sertifikasi Ahli
K3 umum atas kebersamaan dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
PKL ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa laporan PKL ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena
itu segala bentuk ide pengembangan, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan PKL ini.
Akhir kata penulis mohon maaf kepada semua pihak jika dalam pembuatan laporan PKL
ini melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga laporan PKL ini dapat
bermanfaat dalam pengembangan K3.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................................................................3
1.3. Ruang Lingkup...............................................................................................................................4
1.4. Dasar Hukum Pengawasan............................................................................................................4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN..............................................................................................................6
2.1. Gambaran Umum Perusahaan........................................................................................................6
2.1.1. Profil Perusahaan...................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................31
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan
peralatan, pemahaman dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang
kurang memadai.
Upaya perlindungan tenaga kerja bertujuan agar tenaga kerja, orang lain
ditempat kerja dan sumber produksinya selalu dalam keadaan sehat, selamat,
aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya tercapai suatu tingkat produktivitas
yang tinggi dengan tetap mengutamakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Risiko kecelakaan kerja juga bisa terjadi akibat ketidaksesuaian konstruksi
bangunan, instalasi listrik, dan kebakaran dengan peraturan perundangan yang
telah dibuat. Kegagalan (Risk of Failures) pada setiap proses atau aktifitas
pekerjaan, dan atau saat terjadi kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan efek kerugian (Loss). Secara umum penyebab kecelakaan di
tempat kerja adalah kondisi pekerja (Uns Act) atau kelelahan (Eautigue), Kondisi
Kerja (Uns Cond), pekerja yang tidak aman (Uns Working Cond). Hal-hal
tersebut dikarenakan kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, yang
dimana seharusnya pekerja melakukan training terlebih dahulu terkait pekerjaan
yang akan dilakukan.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan
terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit.Ditambah sifat
pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan kerja (elevasi, temperatur,
arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain sebagainya), sudah
sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja pada prioritas pertama.
Menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam
penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka perusahan/
industri/ proyek umumnya memiliki organisasi atau unit kerja dengan tugas
khusus yang menangani masalah keselamatan kerja. Ruang lingkup kerja
organisasi atau unit tersebut dimulai dari menyusun program, membuat
prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan.
Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan
efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat waktu untuk mendukung
2
proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan selanjutnya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan
mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan
dengan keselamatan kerja bagi para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan
dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam rangka menghadapi era
industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas (AFTA) kesehatan serta
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), keselamatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan industrial ekonomi antar negara
yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia.
Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun
multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar
tersebut. Standar acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas,
manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan
kerja. Apabila saat ini industri dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas
(ISO-9001, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan
tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pekerja. Untuk menjawab tantangan
tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tujuan dan sasaran Kelembagaan organisasi dan Sistem Manajemen K3
adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak
sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
1. Untuk membekali para calon ahli K3 dalam praktek nyata dalam penerapan
3
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
meliputi: keadaan dan fasilitas tenaga kerja; keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja,
instalasi serta peralatan lainnya; sifat pekerjaan dan lingkungan kerja.
2. Untuk mengetahui suatu proses dalam menemukan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja sehingga dapat mencegah terjadinya kerugian maupun
kecelakaan ditempat kerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja.
3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran pengusaha dan tenaga kerja terkait
pentingnya penerapan K3 di tempat kerja.
Ruang lingkup yang dipaparkan dalam laporan ini terkait dengan pengawasan
norma K3 meliputi:
4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kembali bekerja dalam pencegahan
penularan Covid-19.
6. SE Menakertrans No.140/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat
K3 di Industri Kimia dengan Potensi Bahaya Besar.
7. SE Menakertrans No.117/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh
Pelaksanaan K3 di Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat-
tempat lainnya.
8. PP 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja.
9. Permenaker No. 1/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan HIPERKES Bagi
dokter Perusahaan.
10. Permenaker No. 1/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan HIPERKES dan
Keselamatan kerja bagi tenaga paramedis Perusahaan.
11. Permenakertrans No. Per. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
12. Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
13. Kepmenaker No. 312 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi Penyakit.
14. Kepmenaker No. 317 Tahun 2020 tentang Senam Pekerja Sehat.
15. Permenaker No. 15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja.
16. Instruksi Menaker No. Ins.03/M/Bw/1999 tentang Pengawasan Terhadap
Pengelolaan Makanan Di Tempat Kerja.
17. Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 22 Tahun 2008
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
18. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 53 Tahun 2009
tentang Pedoman Pelatihan Dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat Kerja.
19. SE. Dirjen Binawas No. Se. 86/Bw/1989 tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
20. Permenaker No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
5
Berbahaya Ditempat Kerja.
21. Permenakertrans No. 8 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
22. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja.
23. Permenaker No. 9 Tahun 2016 Tentang tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian.
24. SK Dirjen pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No.113/DJPPK/IX/2006
tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja Ruang Terbatas (Confined Spaces).
25. PP 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
Desa : Randugunting
Kecamatan : Bergas
Kabupaten : Semarang
Visi :
Memenuhi persyaratan dengan pelanggan merupakan suatu kebanggaan besar
bagi setiap manajemen ISG dan seluruh karyawan
Misi :
Untuk memasok pakaian berkualitas terbaik dengan harga paling kompetitif yang
didukung oleh layanan atau merchandising profesional yang tak tertandingi,
7
kontrol kualitas yang ketat, penyelesaian yang cepat, desain dan pengembangan
produk, kinerja standar etika, komunikasi dan informasi online. Untuk selalu
menjaga kepuasan pelanggan melalui kualitas sebagai hal yang vital.
Adapun struktur organisasi di PT Inti Sukses Garmindo seperti ditunjukkan pada gambar
1.
Diagram alir proses produksi di PT. Inti Sukses Garmindo ditunjukkan pada gambar 2.
8
Gambar 2 Diagram Alir Proses Produksi PT. Perindustrian Bapak Djenggot
9
Gambar 3 Lay out Perusahaan PT. Inti Sukses Garmindo
10
a. Temuan Positif :
1. Telah adanya pembinaan Teknik keselamatan dan Kesehatan kerja bidang
pesawat angkat dan angkut.
2. Forklift yang digunakan sudah dilakukan uji secara berkala.
3. Petugas yang mengoperasikan forklift sudah tersertifikasi.
4. Pengujian handlift dilakukan secara berkala dan konsisten.
5. Mesin genset yang beroperasi telah dilakukan uji berkala dan konsisten.
b. Temuan Negatif :
1. Adanya perubahan struktur tim P2K3, dan belum keluarnya SK tim P2K3
Terbaru
2. Operator boiler tidak memakai ear plug (Penyumbat Telinga) saat
melakukan pekerjaan.
3. Terdapat unsafe action dari operator boiler yang membawa APD tapi tidak
memakainya di ruangan boiler.
4. Terdapat salah satu TK melakukan unsafe action karena tidak menggunakan
APD helm safety di area terbatas sementara rekan kerjanya memakai APD
11
2.2.2. Pengawasan norma K3 Pesawat Uap & Bejana Tekan
a. Temuan Positif
1. Operator bejana tekan berjumlah 2 orang yang sudah mempunyai
tersertifikasi kelas II.
2. Emisi dari boiler sudah dilakukan uji emisi secara rutin oleh
kementrian lingkungan hidup.
3. Masa berlaku uji berkala 2 unit boiler sampai dengan 13 Oktober
2024.
4. Operator kelas II yang bekerja seudah sesuai dengan kapasitas boiler
dengan kapasitas 1500 kg/h
b. Temuan Negatif
1. Operator tidak menggunakan APD berupa hel dan ear plug.
2. Operator yang terdapat di ruang boiler hanya 1 orang, padahal terdapat
2 mesin boiler.
2.2.3. Pengawasan norma K3 Kelembagaan
Berdasarkan hasil observasi terkait, maka diperoleh beberapa temuan berikut:
a. Temuan Positif
1. Terdapat APAR tersebar di titik semua ruang kerja.
2. Terdapat poliklinik, 2 petugas P3K, 2 Paramedik dan 2 Dokter dimana
semuanya sudah hiperkes.
3. Pengendalian dokumen baik, terdapat ruang pembukuan dan arsip,
setiap dokumen di-backup ke dalam hardisk serta dilengkapi brankas
tahan api petugas evakuasi dokumen.
4. Area perusahaan dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan, jalur
pejalan kaki dan Assembly point.
5. Perusahaan membentuk tim tanggap darurat dalam menerapkan darurat
tier III sesuai UU 36 2009 pasal 4 tentang hak kesehatan tenaga
kerja dan Pasal 164-165 tentang upaya kesehatan kerja.
1
6. Perusahaan komitmen menerapkan K3.
7. Tenaga kerja bersertifikasi sesuai regulation compliance.
8. Adanya ruang pra asi untuk ibu yang menyusui
9. Adanya kantin untuk makan dan minum karyawan pada saat jam
istirahat juga bersifat gratis
10. Adanya alat untuk mencuci bagian muka dan mata jika terkena bahab
kimia
11. Adanya pengecekan 1 tahun sekali untuk menara penangkal petir
12. Adanya kotak P3
b. Temuan Negatif
1. Tidak semua karyawan pekerja menggunakan APD
2. Pada bagian tenaga kerja teknik (petugas potong) belum menggunakan
kacamata safety)
3. Adanya pakaian yang bergantung diruang mesin
4. Tidak adanya Tpa ( Tempat penititpan anak )
5. Tidak lengkapnya isi dr kotak P3
6. Terletak sepeda motor didekat ruang mesin.
2
6. Perusahaan membentuk tim tanggap darurat sebagai bentuk perusahaan
menerapkan darurat tier III sesuai UU 36 2009 pasal 4 tentang
hak kesehatan tenaga kerja dan Pasal 164-165 tentang upaya
kesehatan kerja.
7. Perusahaan komitmen menerapkan K3.
8. Tenaga kerja bersertifikasi sesuai regulation compliance.
d. Temuan Negatif
1. Dokter perusahaan hanya berada di perusahaan 3 kali dalam 1 minggu.
2. Pada bagian tenaga kerja teknik (petugas potong) belum menggunakan
kacamata safety).
3
BAB III
A K3 KELEMBAGAAN
11
Telah adanya tim -
P2K3 yang terdiri UU No.13 Tahun 2003
12
-
Sesuai
Telah ketentuan
terdapat Ahli Perusahaan
K3 Umum 1 dengan proses -UU No 1 tahun 1970
Dokumen Agar
3. yang memiliki produksi -Permen No 02 tahun
Perusahaan dipertahankan
sertifikat dan memiliki 1992
kartu karyawan lebih
kewenangan dari 100 orang
wajib ada AK3U
13
Kerja (P2K3)
Terdapat -
laporan P2K3
yang
Sudah ada menandakan -UU No 1 Tahun 1970
kegiatan P2K3 adanya kegiatan Sudah baik dan
Dokumen -UU No 13 Tahun 2003
5. yang dimuat tersebut tetap
perusahaan
dalam laporan berjalan di dipertahankan -Permenaker No 04
dalam
mengelola k3
perusahaan
14
-
Adanya HSE
Informasi
Performance
penting seperti
Board sebagai
total jam kerja
informasi
dan jumlah
update terkait
kecelakaan kerja
kecelakaan
adalah tugas dari
kerja dan -UU No 1 Tahun 1970
pengelola k3 di
total jam
Perusahaan yang -UU No 13 Tahun 2003
6. Kantor kerja setiap Sudah sesuai
dalam ini adalah -Permenaker No 04
bulannya,
P2K3, artinya tahun 1987
informasi
fungsinya
penting
dijalankan
terkait K3
dengan baik
dalam melihat
produktivitas.
(bukti adanya
fungsi p2k3
15
B K3 KESEHATAN KERJA
16
mengikuti Pembinaan
pelatihan Pengawasan
hiperkes. Ketenagakerjaan No.
Dokter juga 53 Tahun 2009
memiliki
SK Dirjen Pembinaan
(SKP)
Pengawasan
Perusahaan
Ketenagakerjaan No.
113/DJPPK/IX/2006
Untuk memberikan -
Semua perlindungan
17
cukup sudah karyawan yg Keselamatan dan
memadai menyediakan bekerja dalam 1 Kesehatan Kerja
dan bersih toilet yang shift maka Lingkungan Kerja Bab
serta mudah untuk diperlukan untuk III Penerapan Hygiene
dipisahkan dijangkau bagi TK selalu menjaga dan Sanitasi Bagian
antara Pria yg ada kebersihan toilet Kedua Tentang
dan Wanita Fasilitas Kesehatan
Pasal 33 Ayat 5 dan 6
-
UU No.1 Tahun 1970
18
Area Personal Setiap orang Untuk melindungi Sangat baik, dan Permenaker No. 5 -
Hygiene yang masuk TK dalam boleh jika selalu Tahun 2018 tentang
kedalam pemutusan rantai diterapkan Keselamatan dan
Perusahaan virus/bakteri meskipun virus Kesehatan Kerja
Bapak Covid-19 sudah Lingkungan Kerja Bab
Jenggot bisa dikatakan III Penerapan Hygiene
wajib untuk reda tetapi di dan Sanitasi Bagian
6. menjalankan Perusahaan Bapak Kedua Tentang
protokol Jenggot tetap Fasilitas Kesehatan
kesehatan melaksanakan hal Pasal 33 Ayat 5 dan 6
yang telah tsb
disediakan
oleh
Perusahaan
C. PENERAPAN SMK3
19
-
UU No.1 Tahun 1970
Perusahaan -
selalu mengecek
telah
dan mengupdate
menyediakan
Terdapat keadaan pedoman PP 50 tahun 2012
Ruang pedoman teknis
2. pedoman untuk pekerja teknis agar selalu lampiran 2
resepsionis
teknis jika keadaan
terlihat oleh
darurat terjadi di
pekerja
perusahaan
20
kesehatan serta
pengaruh buruk
yang diakibatkan
oleh pekerja
Bahan produksi -
dan Kepmenkes 472
Bahan produksi tahun 1996
Ruang kimia akan lebih
sudah dilengkapi tentang pengamanan
4. bahan kimia Pengendalian baik jika disimpan
dengan MSDS bahan
dan produk
(Material Safety pada ruangan yg
produksi berbahaya
Data Sheet)
berbeda
21
Pengusaha atau -
pengurus
melakukan
penilaian risiko
lingkungan kerja
Bisa ditambahkan
Area botol untuk
5. Area rambu-rambu PP 50 tahun 2012
kaca dan mengetahui
terbatas mengenai area lampiran 2
kompresor daerah-daerah
terbatas
yang
memerlukan
pembatasan ijin
masuk
Perusahaan telah -
melakukan
terkait pengendalian
pengendalian
dokumen sudah
dokumen. hal ini
menjadi penting baik, selain arsip
6. Dokumen Pengendalian karena pembukuan PP 50 tahun 2012
Perusahaan dokumen berupa catatan, arsip pasal 13
atau arsip berguna
jg di backup ke dlaam
untuk menjadi
hardsik atau
bukti record dari menambahkan arsip
pekerjaan setiap ked lm cloud
waktunya
22
Perusahaan -
agar selalu
PP No 101 tahun 2014
melakukan memonitoring hasil
tentang pengelolaan
Instalasi System pengelolaan dari pengolahan
limbah
7. pengolahan pengolahan limbah agar tidak
limbah untuk mencemari
limbah limbah berbahaya dan beracun
perlindungan lingkungan
lingkungan hidup
Operator forklift
Sudah
menggunakan APD KMK No. HK.01.07-
digunakan
seperti helmet, MENKES-247-2020,
Alat Pelindung
8. Gudang masker dan safety Agar dipertahankan Pedoman Pencegahan
Diri (APD)
belt saat dan Pengendalian
pada operator
mengoperasikan COVID-19
forklift
forklift
D MEKANIK
23
-
Pembinaan Teknik
UU NO 1 Tahun 1970
PT INTI keselamatan dan
Perusahaan Peraturan Menteri
9. SUKSES Kesehatan kerja Agar dipertahankan
Dokumen Tenaga Kerja RI No
GARMINDO bidang pesawat
PER.04/MEN/1985
angkat dan angkut
Telah Dilakukan
pengujian pada UU NO 1 Tahun 1970
PT INTI SUKSES Dokumen
10. Pengujian Forklift Forklift untuk Tentang Keselamatan
GARMINDO Perusahaan
keamanan dan Kerja
Keselamatan Kerja
24
Telah dilakukan
pengujian pada
handlift demi
UU No.1 tahun 1970
11. Pengujian keamanan dan
PT INTI Perusahaan pasal 13 tentang
SUKSES Dokumen Handlift keselamata n
Keselamatan kerja
GARMINDO kerja
Telah diberikan -
alat pelindung
mata di mesin
jahit guna untuk
menghinda ri
12. patahan jarum
supaya tidak UU No.1 tahun 1970
Pelindung Mata mengenai
PT INTI Perusahaan pasal 13 tentang
mata
SUKSES Dokumen Keselamatan kerja
GARMINDO
25
Telah dilakukan -
pengujian dan
pemeriksaa n
genset oleh PT
Surya Kusuma
Putra.
Motor Diesel Permenaker No 38
13.
Pemeriksaan memenuhi Tahun 2016 tentang
persyarata n keselamatan dan
PT INTI Perusahaan dan pengujian dan kesehatan
kesehatan kerja pada
SUKSES Dokumen Genset kerja
pesawat tenaga dan
GARMINDO
produksi
Pemeriksaan harus -
Pengujian Berkala dilakukan secara
checklist oleh PJ rutin oleh operator
15. Ruang Boiler Mesin Boiler UU UAP Tahun 1930
K3 yang pelaksana
bersertifikasi menghindari
tekanan lebih
26
Operator sudah
Petugas operator
memiliki sertifikasi
PT INTI baejana uap harus
kelas II sampai
16. SUKSES Ruang Boiler ditempatkan sesuai UU NO 1 Tahun 1970
dengan tahun 2028
GARMINDO dengan kapasitas
masa berlaku
dari bejana uap
sertifikat
Saran /
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum Klausul dalam SMK3
Rekomendasi
27
Gedung
3. PERMEN PU No.
19 Tahun 2018
tentang disimpan secara
Penyelenggaraan Izin sistematis pada
tempat yang
Mendirikan Bangunan
ditentukan
Gedung (IMB) dan
Sertifikat Laik Fungsi
(SLF)
G. K3 KEBAKARAN
Saran /
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum Klausul dalam SMK3
Rekomendasi
28
Permenaker No.4 6.7.2 Penyediaan
Lakukan riksa Tahun 1980 tentang alat/sarana dan prosedur
Perusahaan telah APAR secara Syarat-syarat keadaan darurat
PT. Inti melakukan riksa berkala dan pemasangan dan berdasarkan hasil
Hasil riksa
2 Sukses APAR kepada konsisten sebagai pemeliharaan Alat identifikasi dan diuji serta
APAR Pemadam Api Ringan ditinjau secara rutin oleh
Garmindo PJK3 yang sarana tanggap
berkompeten darurat apabila pasal 11 dan 12 petugas yang berkompeten
terjadi kebakaran dan berwenang
Kepmenaker No.186
Tahun 1999 tentang 6.7.2 Penyediaan
Pihak
Unit Penanggulangan alat/sarana dan prosedur
Perusahaan telah Lakukan secara
Kebakaran pasal pasal keadaan darurat
PT. Inti Pengujian melakukan berkala dan
berdasarkan hasil
3 Sukses Alarm pengujian alarm konsisten sebagai 2 ayat 2 point b
identifikasi dan diuji serta
Garmindo Otomatis otomatis ke sarana penanganan
“penyediaan sarana ditinjau secara rutin oleh
pihak yang tanggap darurat deteksi, alarm, petugas yang berkompeten
berkompeten memadamkan kebakaran dan berwenang
dan sarana evakuasi”
29
6.7.2 Penyediaan
Perusahaan telah
alat/sarana dan prosedur
melakukan Lakukan secara UU No.1 Tahun 1970 keadaan darurat
PT. Inti pemeriksaan berkala dan Pasal 3 ayat 1 point b berdasarkan hasil
Pemeriksaan
4 Sukses Hydran secara konsisten sebagai mencegah, mengurangi
Hydran identifikasi dan diuji serta
Garmindo berkala kepada sarana penanganan dan memadamkan
ditinjau secara rutin oleh
pihak yang tanggap darurat kebakaran”
petugas yang berkompeten
berkompeten
dan berwenang
6.7.2 Penyediaan
alat/sarana dan prosedur
Adanya
Sudah Sarana proteksi keadaan darurat
pengecekan secara
Ruang dilengkapi kebakaran aktif Permenakertrans No. berdasarkan hasil
5 berkala terhadap
Security APAR sudah terpasang Per.04/Men/1980 identifikasi dan diuji serta
fungsionalitas
dilokasi kerja di beberapa titik ditinjau secara rutin oleh
APAR
petugas yang berkompeten
dan berwenang
6.7.2 Penyediaan
alat/sarana dan prosedur
Sarana proteksi keadaan darurat
Terdapat
kebakaran aktif Permenakertrans No. berdasarkan hasil
6 Area Luar Hydran 6 Sudah sesuai
sudah terpasang Per.04/Men/1980 identifikasi dan diuji serta
titik
di beberapa titik ditinjau secara rutin oleh
petugas yang berkompeten
dan berwenang
30
H. K3 KELISTRIKAN DAN PENYALUR PETIR
Saran /
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum Klausul dalam SMK3
Rekomendasi
31
UU No.1 Tahun 1970
pasal 1 ayat 5
“"Pegawai Pengawas"
ialah pegawai teknis
berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga 7.3.1 Terdapat prosedur yang
Kerja yang ditunjuk oleh terdokumentasi mengenai
Perusahaan
Riksa uji Menteri Tenaga Kerja. identifikasi, kalibrasi,
telah pemeliharaan dan
instalasi Listrik Jo Kepmen No.75
melakukan penyimpanan untuk alat
wajib dilakukan Lakukan secara Tahun 2022 tentang
PT. Inti riksa uji pemeriksaan, ukur dan uji
untuk menjaga berkala dan Isntalasi Listrik Pasal
2 Sukses instalasi mengenai K3.
isntalasi Listrik konsisten 3 “Pengawasan terhadap
Garmindo Listrik pelaksanaan Standar 7.3.2 Alat dipelihara dan
kepada pihak aman digunakan
Nasional Indonesia dikalibrasi oleh petugas atau
yang dan berfungsi
(SNI) No. 04-0225-2000 pihak yang berkompeten dan
berkompeten dengan baik
mengenai Persyaratan berwenang dari dalam
Umum Instalasi Listrik dan/atau luar perusahaan
2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja dilakukan
oleh Pegawai Pengawas
atau Ahli Keselamatan
Kerja Spesialis Bidang
Listrik”
3 PT. Inti Perusahaan Riksa uji Lakukan secara UU No.1 Tahun 1970 7.3.1 Terdapat prosedur yang
Sukses telah instalasi Listrik berkala dan pasal 1 ayat 5 terdokumentasi mengenai
Garmindo melakukan wajib dilakukan konsisten “"Pegawai Pengawas" identifikasi, kalibrasi,
riksa uji untuk menjaga ialah pegawai teknis pemeliharaan dan
berkeahlian khusus dari penyimpanan untuk alat
terhadap isntalasi Listrik
Departemen Tenaga pemeriksaan, ukur dan uji
penyalur aman digunakan
Kerja yang ditunjuk oleh mengenai K3.
petir kepada dan berfungsi
Menteri Tenaga Kerja.
32
Jo Kepmen No.75
Tahun 2022 tentang
Isntalasi Listrik Pasal
3 “Pengawasan terhadap
pelaksanaan Standar
7.3.2 Alat dipelihara dan
Nasional Indonesia
dikalibrasi oleh petugas atau
pihak tang (SNI) No. 04-0225-2000
pihak yang berkompeten dan
berkompeten dengan baik mengenai Persyaratan
berwenang dari dalam
Umum Instalasi Listrik
dan/atau luar perusahaan
2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja dilakukan
oleh Pegawai Pengawas
atau Ahli Keselamatan
Kerja Spesialis Bidang
Listrik”
6.7.6 Peralatan, dan sistem
Permenaker Nomor tanda bahaya keadaan darurat
Sudah Per.02/Men/1989 dan disediakan, diperiksa, diuji
terpasang Peraturan Menaker dan dipelihara secara berkala
4 Atap Penangkal petir Sudah sesuai Nomor 31 Th 2015
penangkal sesuai dengan peraturan
petir tentang Pengawasan perundang-undangan,
Instalasi Penyalur standar dan pedoman teknis
Petir yang relevan.
33
I. K3 LINGKUNGAN KERJA SERTA BAHANKIMIA BERBAHAYA
Saran / Dasar
No Foto Lokasi Temuan Analisis Klausul dalam SMK3
Rekomendasi Hukum
UU No.1
Tahun 1970
pasal 3 ayat
1 point m
“memperole
h keserasian
Izin lingkungan antara
wajib dimiliki tenaga kerja,
6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk
Perusahaan oleh semua alat kerja,menjamin bahwa setiap pekerjaan
pengusaha Didokumentasikan lingkungan,
PT. Inti telah dilaksanakan dengan aman dan
dengan baik dan cara dan
1 Sukses memiliki izin sebagai bentuk mengikuti prosedur dan petunjuk kerja
kepatuhan diperbaharui jika proses
yang telah ditentukan. 6.2.2 Setiap orang
Garmindo lingkungan terjadi perubahan kerjanya;
berbasis OSS terhadap diawasi sesuai dengan tingkat
peraturan dan UU No. 32 kemampuan dan tingkat risiko tugas.
perundang- Tahun 2009
undangan tentang
Perlindunga
n dan
Pengelolaa
n
Lingkungan
Hidup
34
UU No.1
Tahun 1970
pasal 3 ayat
1 point m
“memperole
Dokumen h keserasian
pengendalian antara
lingkungan tenaga kerja,
7.2.1 Pemantauan/pengukuran
Perusahaan UKL-UPL wajib alat kerja, lingkungan kerja dilaksanakan secara
telah dilakukan Didokumentasikan lingkungan, teratur dan hasilnya didokumentasikan,
PT. Inti
melaporkan sebagai bentuk dengan baik dan cara dan dipelihara dan digunakan untuk penilaian
2 Sukses
dokumen evaluasi dampak diperbaharui jika proses dan pengendalian risiko. 7.2.2
Garmindo
pengendalian dari aktifitas terjadi perubahan kerjanya; Pemantauan/pengukuran lingkungan
lingkungan industry yang UU No. 32 kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologi,
dilakukan Tahun 2009 ergonomi dan psikologi
terhadap tentang
lingkungan Perlindunga
n dan
Pengelolaa
n
Lingkungan
Hidup
35
Salah satu faktor
2.1.2 Identifikasi potensi bahaya,
Terdapat yang dapat Permen
Shewing penilaian, dan pengendalian risiko K3
4 sandaran mempengaruhi No.5 Tahun
Area sudah sesuai sebagai rencana strategi K3 dilakukan
Kursi aktivitas Tenaga 2018 oleh petugas yang berkompeten.
Kerja
Saran /
Klausul dalam
No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendas Dasar Hukum
SMK3 (Bila Perlu)
i
A K3 MEKANIK
36
ruangan ruangan
genset genset
sehingga terlihat rapi
mengakibatk dan bersih
an ruangan
genset
kurang
bersih
37
-
Operator
pelaksana Selalu taat
Personil Permenaker No 8
tidak patuh dalam
1. Ruang Boiler Operator menggunaka Tahun 2010 tentang
menggunaka
Pelaksana n APD alat pelindung diri
n APD
-
Permenaker no 1
tahun 1988 pasal
9 tentang
Kwalifikasi dan
syarat syarat
Penambahan operator pesawat
Operator
Personil personal uap
Ruang berjumlah
2. Operator satu orang Boiler
poloklinik Pelaksana
Saran /
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum Klausul dalam SMK3
Rekomendasi
38
Lakukan pelatihan
secara bertahap 1.2.5 Petugas yang
sehingga jumlah bertanggung jawab untuk
Perusahaan penanganan keadaan darurat
Agar penanganan ahli dan petugas
belum telah ditetapkan dan
bahaya pemadam
memiliki mendapatkan pelatihan
kebakaran dapat kebakaran yang Permenaker No186
PT. Inti petugas
efektif perlu berkompeten Tahun 1999 pasal 6 6.7.4 Petugas penanganan
1 Sukses pemadam
ditunjang oleh memadai sesuai ayat 1 sd 3 dan keadaan darurat ditetapkan
Garmindo kebakaran dan diberikan pelatihan
SDM/petugas UU yaitu : 36 Lampiran III
dan ahli K3 khusus serta diinformasikan
yang berlisesnsi D,8
Kebakaran kepada seluruh orang yang
berkompeten berlisensi C, 3
yang cukup ada di tempat kerja
berlisensi B dan 1
Ahli K3 Spesialis
kebakaran
2 PT. Inti Di ruangan Dikhawatirkan Sediakan APAR Kepmenaker Nomor 6.7.2 Penyediaan alat/sarana
Sukses Serikat ketika terjadi disetiap ruangan 186 Tahun 1999 dan prosedur keadaan darurat
Garmindo Pekerja tidak kebakaran sulit kerja sebagai tentang berdasarkan hasil identifikasi
tersedia untuk dapat sarana tanggap Penanggulangan dan diuji serta ditinjau secara
rutin oleh petugas yang
APAR memadamkan darurat Kebakaran di Tempat
berkompeten dan berwenang
api dengan Kerja Pasal 2 ayat (2)
segera point (a) :
“Kewajiban
mencegah,
mengurangi dan
memadamkan
kebakaran di tempat
kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat
39
(1) meliputi:
(a) Pengendalian
setiap bentuk energi
Ketika pintu
Terdapat 7.1.4 Daftar periksa (check
tidak terbuka
ember yang Areal disekitar list) tempat kerja telah
Ruang sempurna akan Permenakertrans No.
3 menghalangi pintu harus bebas disusun untuk digunakan
Hydrant menghalangi Per.04/Men/1980
pintu terbuka dari halangan pada saat
mobilisasi saat
sempurna pemeriksaan/inspeksi.
darurat
Saran / Dasar
No Foto Lokasi Temuan Analisis Klausul dalam SMK3
Rekomendasi Hukum
2 Ruang Operator Setiap operator Penertiban UU 6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk
Generator tidak wajib memakai Kembali terhadap 30/2009 kerja yang terdokumentasi untuk
memakai APD saat bekerja TK yang mengendalikan risiko yang teridentifikasi
APD melanggar dan dibuat atas dasar masukan dari
personil yang kompeten serta tenaga
kerja yang terkait dan disahkan oleh
40
orang yang berwenang di perusahaan.
6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan
perundangundangan, standar serta
pedoman teknis yang relevan
diperhatikan pada saat mengembangkan
atau melakukan modifikasi atau petunjuk
kerja
Saran / Dasar
No Foto Lokasi Temuan Analisis Klausul dalam SMK3
Rekomendasi Hukum
1 PT. Inti Hasil uji Harus ada Perbaiki IPAL UU No.1 7.2.1 Pemantauan/pengukuran
Sukses limbah cair treatment sesuai dengan Tahun 1970 lingkungan kerja dilaksanakan secara
Garmindo tidak sesuai terhadap limbah standar dan pasal 3 ayat teratur dan hasilnya didokumentasikan,
dengan baku cair sebelum peraturan sehingga 1 point m dipelihara dan digunakan untuk penilaian
dan pengendalian risiko.
mutu yang dibuang/diserapk dapat melakukan “memperole
dipersyaratka an ke badan treatment dengan h keserasian 7.2.2 Pemantauan/pengukuran
n : Hasil air/tanah agar baik antara lingkungan kerja meliputi faktor fisik,
BOD : 7 tidak merusak tenaga kerja, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
BM : 3, Seng lingkungan alat kerja,
lingkungan,
: 0.07 BM :
cara dan
0.05,
proses
Coliform : kerjanya;
>16.000
41
UU No. 32
Tahun 2009
tentang
Perlindunga
BM : 5000 n dan
Pengelolaa
n
Lingkungan
Hidup
2 PT. Inti Perusahaan IPAL wajib Buat permohonan UU No.1 7.2.1 Pemantauan/pengukuran
Sukses belum dimiliki oleh kepada top Tahun 1970 lingkungan kerja dilaksanakan secara
Garmindo mempunyai setiap manajemen untuk pasal 3 ayat teratur dan hasilnya didokumentasikan,
Istalasi Perusahaan yang pembuatan IPAL 1 point m dipelihara dan digunakan untuk penilaian
dan pengendalian risiko.
Pengolahan menghasilkan yang memenuhi “memperole
Air Limbah limbah cair guna standar yang telah h keserasian 7.2.2 Pemantauan/pengukuran
(IPAL) mengurangi atau ditetapkan antara lingkungan kerja meliputi faktor fisik,
menghilangkan tenaga kerja, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
dampak negative alat kerja,
lingkungan,
terhadap
cara dan
lingkungan
proses
kerjanya;
UU No. 32
Tahun 2009
tentang
Perlindunga
n dan
Pengelolaa
n
42
Lingkungan
Hidup
43
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian video tersebut, kelompok 1 dapat menyimpulkan bahwa PT.
Inti Sukses Garmindo, masih menemukan beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan dari
segi, kedisiplinan kerja terkhusus untuk pekerja dalam hal mematuhi keselamatan dan
kesehatan kerja, dan juga kami mempertimbangkan dalam segi fasilitas kesehatan
bahwa PT. Inti Sukses Garmindo untuk seluruh karyawan adalah termasuk salah satu
perusahaan terbaik yang ada di Provinsi Jawa Tengah dimana dalam kelengkapan fasilitas
kesehatan telah memenuhi standar-standar kesehatan yang dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan yang besar. Hal ini dibuktikan dengan hasil monitoring K3 perusahaan, yaitu 0
accident.
3.2. Saran
Saran perbaikan yang dapat kami berikan berdasarkan temuan dari hasil observasi yang kami
lakukan di bahwa PT. Inti Sukses Garmindo adalah sebagai berikut:
44
DAFTAR PUSTAKA
45