Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
……………… 1
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
……………….. 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
Umum………………………………………… 3
1.2 Latar Belakang K3 Konstruksi……………………….
………………………………………… 6
1.3 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………… 8
1.4 Tujuan dan Manfaat ……….…………….
………………………………………………………. 8

BAB II. RUANG LINGKUP


2.1 Umum…………………………………..
………………………………………………………………… 3
2.2 TUGAS – TUGAS K3
………………………………………………………………………...…… 3

BAB III. KEGIATAN DAN MONITORING KONSULTAN SUPERVISI


3.1
Umum…………………………………………………………………………………………
………… 7
3.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Kontraktor Pelaksana pada Bulan Depan..7
3.3 Pelaksanaan Kegiatan Kontraktor Pelaksana pada Bulan Ini…………………. 8

BAB IV. KEGIATAN KONTRAKTOR PELAKSANA

1
4.1 Umum……………………………………..
……………………………………………………………… 7
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Kontraktor Pelaksana pada Bulan Depan..7
4.3 Pelaksanaan Kegiatan Kontraktor Pelaksana pada Bulan Ini…………………. 8
BAB V. PENUTUP

5.1Kesimpulan…………………………………….
……………………………………………….. 10

DOKUMENTAS

Kata Pengantar

Sesuai dengan Kontrak Nomor : HK.02.03/11/APBN/SP.II/2020 Tanggal 15


Desember 2020 Supervisi Konstruksi (Pengawasan) Pengamanan Pantai Tanjung Lesung
Kab. Pandeglang ( Paket I ). Pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. BBWS Cidanau –
Ciujung -. Cidurian Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat tahun anggaran
2020 – 2023.
Langkah prosedur system kerja pelaksanaan dilapangan dengan ini kami Tim Konsultan
Supervisi mendeskripsikan K3 Konstrksi yang akan dilaksanakan dan dituangkan dalam
Laporan K3 Konstrusi perbulan pada Proyek Pengamanan Pantai KEK Tanjung Lesung Kab.
Pandeglang ( Paket I ). Penjabaran K3 Konstruksi kami lampirkan pula Tabel Lokasi dan
Permasalahan yang timbul dan Penanggulangannya sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan. Dan apabila ada kendala lain yang dihadapi oleh pihak konstraktor pelaksana
dan pengawas sebisa mungkin K3 Konstruksinya dapat dilaksanakan dan dijalani sesuai
aturan K3 Konstruksi.
Demikian Pendahuluan dan penjabaran K3 Konstruksi Bidang Teknik Pengairan kami buat
untuk dapat dilaksanakan dan dijalani sehingga pekerjaan berjalan dengan aman dan sesuai
dengan prosedur.

Pandeglang, Desember 2020


PT. SARANA BHUANA JAYA KSO

2
Ir. Heru Agus Sulistyo
Team Leader

3
SUPERVISI KONSTRUKSI ( PENGAWASAN ) PENGAMANAN
PANTAI KEK TANJUNG LESUNG KAB. PANDEGLANG (PAKET I )
PT. SARANA BHUANA JAYA ( KSO )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Umum


Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan keselamatan kerja adalah
salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan nyaman
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang ada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Keselamatan kerja
meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan ditempat kerja. Sedangkan kesehatan
merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik dan mental. Keselamatan dan
kesehatan kerja adalah kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau
kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan  produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang  pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari kondisi yang bebas dari
fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan
kerja merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu
yang telah ditentukan lingkungan kerja dapat menyebabkan atau membuat stress emosi dan
gangguan fisik.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan merugikan fisik seseorang
atau kerusakan hak milik yang disebabkan kontrak dengan energy (kinetik, listrik, kimiawi
dan lain-lain) yang melewati ambang batas dari benda atau bangunan.

4
Kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan bukannya
suatu peristiwa kebetulan saja, tetapi ada sebab- sebabnya. Sebab itu perlu diketahui dengan
jelas agar usaha keselamatan dan pencegahan dapat di ambil, sehingga kecelakaan tidak
terulang kembali dan kerugian akibat kecelakaan dapat dihindarkan.kecelakaan ini terjadi
karena kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai penyebab kecelakaan merupakan nilai
tersendiri dari teknik keselamatan. Diantara kondisi yang kurang aman salah satu adalah,
peralatan yang rusak, peralatan pelidung yang tidak memadai seperti : helm, dan gudang yang
kurang baik. Dari defenisi diatas jelas bahwa pengertian kecelakaan kerja tidak hanya
terbatas pada insiden-insiden yang menyangkut terjadinya luka-luka saja, tetapi juga meliputi
kerugian fisik dan material sebab-sebab terjadi kecelakaan tersebut. Kecelakaan akan selalu
disertai kerugian material maupun penderitaan dari yang paling rigan sampai yang paling
berat dan bahkan ada yang tewas, oleh karena itu sebelum terjadi kecelakaan, perlu dilakukan
tindakan-tindakan pencegahan atau keselamatan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja Para ahli banyak yang menduga bahwa
4 dari 5 kecelakaan yang terjadi penyebabnya adalah manusia, karenanya program
keselamatan kerja harus banyak memusatkan pada aspek teknisnya. Penyebab-penyebab
kecelakaan kerja adalah :
A. Perbuatan manusia yang tidak aman
1) Melaksanakan pekerjaan tanpa wewenang atau yang berwenang gagal mengamankan
atau memperingatkan seseorang
2) Menjalankan alat-alat mesin diluar batas aman
3) Menyebabkan alat-alat keselamatan kerja tidak bekerja
4) Cara angkat,angkut menempatkan barang dan menyimpan yang kurang baik /tidak
aman
5) Memakai sikap/posisi tubuh yang kurang baik/tidak aman
6) Bekerja dengan alat/mesin bergerak atau berbahaya
7) Melakukan tindakan mengacau, menyalahgunakan, melampaui batas.
B. Kondisi fisik dan mekanis yang tidak aman
1) Alat pengaman yang kurang/ tidak bekerja
2) Tidak ada pengaman
3) Adanya kondisi tidak aman
4) Design yang kurang baik

5
5) Pengaturan proses kerja yag berbahaya atau mengandung resiko seperti : badan terlali
berat, jalan yang sempit/tidak teratur
6) Penerangan, kurang baik
a. Perencanaan proses kerja kurang/tidak aman Berdasarkan analisis sebab
kecelakaan yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh perbuatan yang
memahayakan. Adapun perbuatan yang membahayakan itu bersumber dari :
Pemakaian alat-alat pelindung diri
b. Posisi seseorang yang sedang bekerja
c. Cara menggunakan perkakas
d. Tata cara kerja dan ketertiban Kecelakaan tidak hanya disebabkan oleh suatu
faktor, penggolongan menurut jenis akan dapat menunjukan peristiwa yang
langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda
atau zat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Menurut organisasi perburuhan
internasional, klasifikasi berdasakan jenis kecelakaan adalah :
 Terjatuh
 Tertimpa benda tajam
 Tertumbuk atau terkena benda-benda
 Terjepit oleh benda
 Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
 Pengaruh suhu tinggi
 Terkena arus listrik
 Kontak dengan bahan-bahan berbahaya. Selain dipengaruhi oleh beberapa
factor di atas, kecelakaan kerja juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
kerja yang tidak kondusif. Lingkungan kerja adalah semua yang ada di
sekitar kita baik berupa barang berwujud atau tidak berwujud yang
berpengaruh terhadap diri seseorang yang ada di lingkungan tersebut.
Lingkungan kerja bisa berupa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja
sosial. Lingkungan kerja adalah sebagai keseluruhan alat perkakas yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaruh kerjanya baik sebagai perorangan maupun
sebagai kelompok

6
I.2 Latar Belakang K3 Konstruksi

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan. Dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja
harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan
kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku
usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam
perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan  produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang  pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, mudah sakit,
stres, sulit berkonsentrasi sehingga menyebabkan menurunnya produktif kerja. Kondisi kerja
meliputi variabel fisik seperti distribusi jam kerja,
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses Pekerjaan secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kelelahan kerja merupakan masalah yang sangat penting perlu ditanggulangi secara
baik. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya penurunan kekuatan otot, rasa lelah yang
merupakan gejala subjektif dan penurunan kesiagaan.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat

7
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.

I.3 Rumusan Masalah

1. Seberapa penting Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)  perlu


diterapkan dalam pengendalian kelancaran Pekerjaan Proyek Supervisi Konstruksi
(Pengawasan ) Pengamanan Pantai KEK Tanjung Lesung ( Paket I ) kab.
Pandeglang.
2. Apa saja jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai sehingga perlu
menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Bagaimana cara menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang
Pengamanan Pantai KEK Tanjung Lesung ( Paket I ) agar sesuai dengan tujuan
dengan standar K3 yang berlaku di perusahaan.

I.4  Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dari penyusunan laporan bulanan K3 adalah memberikan informasi kepada pihak
Direksi Pekerjaan yaitu PPK Sungai dan Pantai I, SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian dan instansi terkait lainnya terhadap hasil pelaksanaan
program SMK3 yang telah dijalankan oleh Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana
selama kurun waktu 1 bulan.
Selain hal tersebut, disampaikan juga terkait temuan-temuan baru yang ada di lapangan
dan kendala-kendala selama periode pelaksanaan, untuk dicarikan pemecahan persoalannya.
Tujuan dari penyusunan laporan bulanan K3 ini adalah agar pemantauan pelaksanaan
kegiatan SMK3 oleh Direksi Pekerjaan dapat dilakukan dengan optimal dan di sisi lain juga
memacu kesadaran terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Konsultan Supervisi dan
Kontraktor Pelaksana sehingga resiko terjadinya kecelakaan di lapangan bisa diminimalisir.

8
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam rangka pembentukan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah :
a. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan K3 di lapangan.
b. Meningkatkan penyebaran informasi K3.
c. Memberikan pemahaman akan pentingnya penggunaan APD selama pelaksanaan
kegiatan berlangsung.
d. Mewujudkan penurunan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
e. Pada masa Pandemi Covid-19 saat ini yang masih mengganas perlunya
memasyarakatkan Protokol Kesehatan dan anjuran-anjuran Pemerintah terkait
pandemi ini.

BAB II
RUANG LINGKUP

9
2.1. Umum

Berdasarkan ketentuan yang telah disyaratkan di dalam kerangka acuan kerja serta
kontrak kerja antara PT. SARANA BHUANA JAYA – PT. MULTI KARADIGUNA JAYA
– PT. BINTANG TIRTA PRATAM, KSO Nomor Kontrak : HK.02.03/11/APBN/SP.II/2020
tanggal 15 Desember 2020 dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai II,
SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian, tentang
pelaksanaan pekerjaan Supervisi Konstruksi (Pengawasan) Pengamanan Pantai KEK
Tanjung Lesung Kab. Pandeglang ( Paket I ), Proyek Pengamanan Pantai dari ancaman
abrasi diatasi dengan membangun Revetment yaitu sebuah kontruksi susunan batu andesit
boulder membentuk benteng dengan disain terdiri bangunan pondasi (Filter) yaitu gunungan
batu andesit boulder BD 2,6 ukuran 50 – 100 kg , yang kemudian diselubungi selimut
pelindung (Armor) berupa gunungan batu andesit boulder BD 2,6 ukuran 600 – 850 kg. Dari
arah laut dibagian dasar diberikan pondasi kaki (Toe) berupa hamparan batu andesit boulder
BD 2,6 setara Armor 600 – 850 kg. Kontruksi revetment menjulang setinggi 2,5 meter di atas
permukaan laut dan lebar top revetment di disain 2,58 meter. Di sisi darat revetment
dilengkapi kebutuhan mayarakat terkait pariwisata pantai dan kegiatan ekonomi nelayan dan
dibangun fasilitas lain yang menunjang untuk peningkatan taraf ekonomi selain pengaman
pantai itu sendiri.

Jogging track , Taman bermain juga Pangkalan Nelayan akan melengkapi fasilitas penunjang
selain berfungsi sebagai pelindung abrasi tapi lebih jauh lagi untuk meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat Tanjung Lesung dan Propinsi Banten dengan Proyek Kawasan Ekonomi
Khusus Tanjung Lesung – Pandeglang.

Dalam proses pengerjaan proyek dengan waktu lama dan jarak panjang tentu tidak terlepas
dari resiko terganggunya kondisi K3 yang diharapkan tercapainya zero accident , untuk itu
upaya kita agar tidak kendor dan berupaya terus secara maksimal , efektif dan efisien.

Kasus-kasus yang jadi sorotan di lingkungan pekerjaan lebih banyak dari resiko penggunaan
alat berat seperti Bachoe (excavator) , Dump Truck , Bulldozer dan Stum (alat penggilas).
Selain itu bahan batuan besar menjadi ancaman tersendiri yang harus selalu diwaspadai.
Untuk tercapainya kondisi K3 untuk itu perlu perumusan tersendiri dan dipandang secara
khusus.

2.2 Tugas-tugas K3

10
Berikut uraian tugas dan tanggung jawab petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), yaitu :
a. Tenaga Ahli K3 harus mengikuti petunjuk Team Leader dalam mengawasi
pelaksanaan kegiatan pengawasan membangun revetment agar memenuhi
persyaratan/ketentuan dalam dokumen kontrak dan memahami semua standar
prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Memberikan petunjuk kepada Field Team agar dapat memastikan bahwa seluruh
orang yang memasuki lokasi pekerjaan menggunakan alat pengaman diri secara
lengkap dan benar.
c. Memberikan penduan bagi petugas di lapangan yang terkait dengan pekerjaan agar
memahami pentingnya keselamatan dan keamanan kerja.
d. Memantau peralatan K3 yang harus dipakai untuk masing-masing pekerja.
e. Memantau dilapangan pada semua lokasi pekerjaan yang sedang berjalan dan
memberitahu dengan segera kepada Field Team tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan K3.
f. Membuat report bulanan secara tertulis kepada Team Leader terkait mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
BAB III
KEGIATAN DAN MONITORING KONSULTAN SUPERVISI

3.1 Umum
Tujuan umum dari pekerjaan Safety Konsultan Supervisi adalah melakukan
pengawasan program SMK3 yang dilakukan oleh pihak Kontraktor sehingga
menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat. Perlu diperhatikan juga
dalam pelaksanaan kegiatan SMK3 ini memiliki target sebagai tantangan untuk
pencapaian tertinggi di bidang HSE seperti :
1. Lost Time Incident Frequency (LTIF) is 0.00
2. Total Recordable Case Frequency (TRIR) is less than 1.00
3. Zero Major Equipment Damage (>USD100.000 or >2 days downtime)
4. Zero Unpermitted Environment Discharge (>10 gallons)
Layanan pekerjaan Safety Konsultan Supervisi mencakup semua aspek pelaksanaan
pekerjaan K3 di lapangan dan menjamin bahwa pekerjaan konstruksi sesuai dengan SOP

11
(Standard Operating Procedure) dan mengacu pada JSA atau HSE Plan yang telah
disetujui.
Team Safety Konsultan Supervisi akan melakukan monitoring dan evaluasi secara
terus-menerus tentang kelancaran program SMK3, inspeksi dan pemeriksaan seluruh
aspek K3 serta masalah-masalah yang berkaitan dengan pandemi Covid-19.

3.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Konsultan Supervisi pada Bulan Depan


Rencana pelaksanaan pekerjaan Konsultan Supervisi pada periode bulan ke-2 periode
(14 Januari 2021 – 15 Februari 2021) meliputi antara lain :
1. Pemeriksaan bersama terkait alat berat, light vehicle, alat kerja listrik, lingkungan
kerja dan alat pelindung diri
2. HSE Joint Inspection
3. Weekly Safety Patrol
4. Melakukan Safety Talk bersama
5. Daily Toolbox Meeting
6. Monitoring lingkungan
7. Rapat K3 internal antara Safety Konsultan Supervisi dan Safety Kontraktor
Pelaksana
8. Meeting K3L dengan direksi
9. Pengarahan pembuatan poster K3L
10. Mengawasi jalannya HSE Induction (jika ada karyawan baru/tamu)
11. Pelatihan HSE (P3K)
12. Sosialisasi terkait evakuasi atau langkah penyelamatan diri ketika terjadi Tsunami

3.3 Pelaksanaan Kegiatan Konsultan Supervisi pada Bulan ini

Desember 2020 dimulainya mobilisasi dan demobilisasi saatnya


mempersiapkan segala keperluan proyek mulai alat dan personal dan saat ini
pula munculnya ancaman bahaya kecelakaan ataupun penyakit yang akan
timbul. Untuk itu dimulai dengan penyadaran diri personal proyek akan ancaman
bahaya dan resiko pekerjaan yang mungkin timbul. Untuk hal ini disoroti akan
pentingnya hal perlindungan diri dengan menekankan pentingnya alat pelindung
diri (APD).
12
Pelaksanaan pekerjaan Konsultan Supervisi pada periode bulan ke-1 periode (15
Desember 2020 – 13 Januari 2021) meliputi antara lain :
1. Safety Patrol
Patroli mingguan dilaksanakan bersama antara HSE Supervisi dan HSE
Kontraktor dengan tema-tema yang sudah ditentukan seperti (pemeriksaan P2H,
Alat Pelindung Diri (APD), pemeriksaan alat tanggap darurat dan lingkungan
kerja).
2. Safety Talk
Safety Talk dilaksanakan setiap hari senin di Direksi Keet antara Supervisi,
Kontraktor Pelaksana dan Subkontraktor. Pembahasan yang dibahas mengenai
topik HSE, temuan yang ada di lapangan, solusi serta mitigasi atau usaha preventif
agar tidak terjadinya kecelakaan kerja dan PAK (penyakit akibat kerja).
3. Pemeriksaan bersama
Pemeriksaan ini dilakukan setiap hari sebelum dilakukannya pekerjaan
diantaranya pemeriksaan alat berat, light vehicle, alat kerja listrik, lingkungan
kerja dan alat pelindung diri.
4. Daily Toolbox Meeting
Toolbox meeting membahas terkait dengan program SMK3 yang sudah berjalan
dan apa yang belum berjalan. Ranahnya lebih sempit karena dilakukan hanya di
tim konsultan supervisi.
5. Monitoring Lingkungan
Dokumen monitoring lingkungan merupakan konsep pemantauan lingkungan
hidup bagian dari hasil kegiatan SID Pengamanan KEK Pantai Tanjung Lesung
Kabupaten Pandeglang oleh Satuan Kerja Non Vertikal Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Cidanau-Ciujung-Cidurian Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dokumen monitoring
lingkungan ini mengakomodasi substansi-substansi tentang pendahuluan (profil
kegiatan), rencana usaha dan/atau kegiatan, dampak lingkungan yang akan terjadi,
program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dan lampiran pendukung
studi termasuk rona lingkungan hidup, hasil analisis laboratorium, strip-map
(potensi dampak dan teknik mitigasi) dan rekomendasi teknik mitigasi yang perlu
diintegritasikan dalam proses desain.

13
6. Rapat K3L Internal
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas temuan-temuan yang ada di lapangan dan
mencari solusi terbaik terkait penanganan K3. Rapat dilakukan satu minggu sekali
yang dihadiri oleh Safety Konsultan Supervisi dan Safety Kontraktor Pelaksana.
7. Pengarahan Pembuatan Poster
Poster bertujuan untuk mengingatkan suatu bahaya atau himbauan terkait
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada di kantor dan lapangan.
Pemasangan poster dilakukan secara rutin di area-area yang sekiranya mudah
terlihat ataupun kawasan yang rawan terjadi kecelakaan kerja.
8. Mengawasi HSE Induction
HSE Induction merupakan salah satu program SMK3 yang bertujuan untuk
mengenalkan bahaya dan prosedur kerja bagi karyawan baru atau tamu yang
hendak berkunjung ke site (site visit).
9. Laporan Bulanan
Laporan ini dibuat oleh Safety Konsultan Supervisi pada bulan ke-1 periode 15
Desember 2020 – 13 Januar 2021 berisi antara lain :
 Rekapitulasi jumlah toolbox meeting, inspeksi, safety patrol, rapat k3,
temuan dan surat peringatan
 Agenda toolbox meeting
 Dokumentasi pekerjaan K3L
 Laporan kegiatan K3L kontraktor pelaksana
 Daftar temuan-temuan dan solusi terkait program K3L

BAB IV
KEGIATAN KONTRAKTOR PELAKSANA

14
4.1 Umum
Pelaksanaan Pekerjaan Pengamanan Pantai KEK Tanjung Lesung Kab. Pandeglang
(Paket I) dimulai setelah menandatanganan kontrak dan terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) Konstruksi pada tanggal 30 November 2020, dengan waktu
pelaksanaannya 1080 hari kalender.

4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Safety Kontraktor Pelaksana pada Bulan Depan
Adapun ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh Safety Kontraktor
Pelaksana PT. Waskita Karya ( Persero ), Tbk. dalam pelaksanaan pekerjaan
Pengamanan Pantai KEK Tanjung Lesung Kab. Pandeglang (Paket I)
ini antara lain :
1. HSE Induction
2. Pre Start Meeting
3. Toolbox Meeting dan Safety Talk
4. Housekeeping Day
5. Inspeksi berkala (APD, APAR, alat berat, tempat dan cara kerja)
6. Joint HSE Patrol
7. HSE Meeting
8. Emergency Drill
9. Safety Training
10. Emergency Reponse Plan
11. Pelatihan HSE

4.3 Pelaksanaan Kegiatan Safety Kontraktor Pelaksana pada Bulan ini


Pelaksanaan pekerjaan Safety Kontraktor Pelaksana pada meliputi antara lain :
1. HSE Induction
Safety Kontraktor Pelaksana bertanggungjawab menjalankan program HSE
Induction ketika ada pegawai baru atau tamu yang ingin melakukan aktivitas di
sekitar atau di area site.
2. Pre Start Meeting
Meeting ini diadakan di site area sebelum pekerjaan dimulai. Kegiatan ini
dipimpin oleh Site Manager dan Safety Coordinator/Safety Officer. Tujuan
15
dilakukannya kegiatan ini untuk mengingatkan kembali terkait prosedur kerja
yang tepat, kendala yang ada di lapangan dan solusi menyelesaikan masalah
tersebut. Peran dari Safety Coordinator juga turut membantu memberikan arahan-
arahan tentang program SMK3 yang berjalan dan mengingatkan pentingnya
mengutamakan keselamatan kerja dalam bekerja.
3. Toolbox Meeting dan Safety Talk
Toolbox Meeting dilakukan setiap hari dengan membentuk grup-grup kecil
kemudian membahas terkait progress pekerjaan dan isu K3. Sedangkan Safety
Talk diadakan setiap hari Jumat yang berlokasi di Direksi Keet. Kegiatan ini
dihadiri oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Subkontraktor.
Pembahasan yang dibahas mengenai topik HSE, temuan yang ada di lapangan,
solusi serta mitigasi atau usaha preventif agar tidak terjadinya kecelakaan kerja
dan PAK (penyakit akibat kerja).
4. Housekeeping Day
Kegiatan ini merupakan salah satu program SMK3 yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana. Housekeeping Day bertujuan untuk memberikan kesadaran
kepada karyawan pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan kerja baik di
kantor maupun di site area. Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali.
5. Inspeksi Berkala
Pemeriksaan ini dilakukan setiap hari sebelum dilakukannya pekerjaan
diantaranya pemeriksaan alat berat, light vehicle, alat kerja listrik, lingkungan
kerja dan alat pelindung diri. Pemeriksaan atau inspeksi ini bisa dilakukan
bersama-sama atau individu tergantung situasi dan kondisi di lapangan.
6. Joint HSE Patrol
Kegiatan ini dilakukan setiap minggu di hari Jumat untuk melakukan pemeriksaan
berkala terkait dengan prosedur kerja dan program SMK3 yang ada di site
pekerjaan. Safety Konsultan Supervisi dan Safety Kontraktor Pelaksana bersama-
sama menjalankan program ini untuk memastikan program SMK3 berjalan
dengan baik.
7. HSE Meeting
Meeting ini bertujuan untuk membahas terkait temuan-temuan yang ada di
lapangan kemudian mendiskusikan solusi dari permasalah tersebut. Rapat

16
dilakukan satu minggu sekali yang dihadiri oleh Safety Konsultan Supervisi dan
Safety Kontraktor Pelaksana.
8. Pembuatan Poster
Pembuatan Poster bertujuan untuk mengingatkan suatu bahaya atau himbauan
terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada di kantor dan lapangan.
Pemasangan poster dilakukan secara rutin di area-area yang sekiranya mudah
terlihat ataupun kawasan yang rawan terjadi kecelakaan kerja.
9. HSE Joint Inspection
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan antara Safety Kontraktor
Pelaksana dan jajaran top management untuk melakukan pemeriksaan program
SMK3 yang sudah dan belum berjalan di lapangan serta memberikan solusi-solusi
agar program yang dibuat dapat dijalankan dengan efektif dan menyeluruh.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Secara umum setiap personal proyek telah menginsyapi pentingnya peran K3


dan telah secara disiplin menerapkannya. Namun tetap perlu peringatan terus
menerus dan saling mengingatkan karena ancaman bahaya ada di sekitar kita.
Yang perlu jadi sorotan kelengahan akan bahaya saat waktu-waktu istirahat di
area lokasi proyek.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan agar pelaksanaan kegiatan kerja sesuai


standar K3 yaitu :
a. Memberikan pelatihan mengenai K3.

17
b. Memberikan instruksi baik secara lisan ataupun tulisan mengenai pentingnya
penggunaan APD untuk menghindari kemungkinan kecelakaan kerja yang
akan terjadi.
c. Peningkatan pengawasan agar masyarakat umum yang tidak berkepentingan
tidak berada di lokasi kerja.
d. Pemasangan rambu-rambu K3 di lokasi dan jalur akses keluar-masuk
kendaraan proyek.
e. Sesegera mungkin mengganti APD yang sudah tidak layak pakai.

DOKUMENTASI

18
 Tinjauan ke Quarry , area tambang batu bolder yang saat kunjungan harus
memperhatikan aspek K3

19
 Kunjungan ke area proyek , wilayah pantai yang penuh karang , licin dan
ancaman hewan liar berbahaya juga menyadarkan kita akan pentingnya
aspek K3.

 Kunjungan Tamu , Saat ada kunjungan tamu meninjau lokasi Proyek tetap
menegakkan protokol K3

20
21

Anda mungkin juga menyukai