Gambar 1. 1
Di dalam K3 terdapat kata keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat
diartikan sebagai berikut :
1. Keselamatan (safety) dalam bekerja dapat diartikan segala upaya yang
dilakukan untuk melindungi pekerja, orang lain, peralatan kerja, bahan
kerja dan tempat kerja.
2. Kesehatan (health) dalam bekerja dapat diartikan sebagai segala upaya
yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit, mencegah
kelelahan kerja dan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Di dalam bahaya kerja terdapat beberapa istilah-istilah yang digunakan
diantaranya adalah :
1. Hazard yang artinya suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya
bahaya saat bekerja atau potensi yang dapat menimbulkan bahaya.
2. Danger yang artinya adalah peluang bahaya yang sudah tampak tetapi
dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif.
3. Risk yang artinya adalah resiko yang akan terjadi apabila terjadi bahaya
kerja.
Tujuan K3
Tujuan utama dari penerapan K3 dilingkungan tempat kerja telah diatur di
dalam Undang-Undang, tepatnya pada Undang-Undang no 1 tahun 1970
tentang kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain yang berada di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi (peralatan-peralatan kerja) dapat
digunakan secara aman serta efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas kerja.
Fungsi K3
Diterapkannya K3 di dalam tempat kerja memiliki fungsi diantaranya adalah :
1. Sebagai pedoman untuk melaksanakan identifikasi dan peniliakan akan
adanya resiko serta bahaya bagi kesehatan dan keselamatan di tempat
kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan pekerjaan, proses
kerja dan desain tempat kerja.
3. Sebagai pedoman untuk memantau kesehatan dan keselamatan pekerja
di tempat kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi dan pelatihan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan tempat kerja.
Gambar 1. 3
Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Gambar 1. 4
Gambar 1.5
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising.
Gambar 1. 6
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung mata ketika
bekerja (misalnya mengelas).
Gambar 1. 7
Masker (Respirator)
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja
di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Gambar 1. 9
Wearpack
Fungsi wearpack pada umumnya adalah untuk melindungi tubuh dari hal yang dapat membahayakan atau
mengakibatkan kecelakaan saat bekerja. Tingkat perlindungan yang diberikan pun beragam sesuai dengan
kebutuhan
Cara merawat
Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)
1. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja
yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik
serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong
atau tanpa system suspensinya).
3. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan
yang memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.
Kacamata Safety (Safety Glasses)
1. Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang
menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh
manajemen lini.
2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety
yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik
serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
3. Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu,
kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin),
kelembaban atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia
berbahaya.
4. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan
yang memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.
A. PENGERTIAN EFI
Electronic Fuel Injection atau yang biasa kita kenal dengan EFI adalah sistem
penyemprotan bahan bakar yang dikontrol secara elektronik oleh ECU agar
didapatkan nilai campuran bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kebutuhan
mesin, dengan begitu proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar akan
menjadi sempurna sehingga diperoleh daya motor yang optimal serta gas buang
yang ramah lingkungan. Didalam sistem EFI terdapat komponen yang bernama
ECU (Electronic Control Unit) yang berfungsi untuk mengatur, menganalisis dan
mengambil tindakan melalui sinyal-sinyal yang didapat dari sensor-sensor seperti
sensor air flow meter, sensor putaran mesin, sensor temperatur air, dan
sebagainya. ECU disebut juga otaknya mesin EFI.
EFI dipakai oleh merk Toyota dan Daihatsu, pada merk pabrikan yang lain
mempunyai nama yang berbeda, sebagai contoh teknologi PGMFI pada Honda
(Programed Fuel Injection), EPI pada Suzuki (Electronic Petrol Injection), EGI
pada Mazda (Electronic Gasoline Injection), Jetronik (Bosch), Multec pada
General Motor (Multi Technology) dan lain-lain akan tetapi prinsip dari semua
sistem tersebut adalah sama.
Gambar 2. 1
Cara kerja sensor air flow meter yaitu ketika udara masuk melalui air flow meter
maka akan membuka measuring plate yang ditahan pegas pengembali. Sehingga
measuring plate dan juga potensiometer bergerak dengan sumbu yang sama dan
sudut bukaan dari measuring plate diubah menjadi perbandingan tegangan oleh
potensiometer. Perbandingan tegangan tersebut diterima oleh ECU berbentuk
signal tegangan.
Gambar 2. 3
Gambar 2. 4
Tahanan pada thermister menjadi besar ketika suhu air pendingin masih rendah
sehingga signal yang dihasilkan THW akan menjadi tinggi. Hubungan antara
tahanan pada thermister dan temperature dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 2. 5
Kemudian signal tadi akan dikirim ke ECU supaya ECU memerintahkan injektor
untuk menambah volume bahan bakar yang diinjeksikan Begitupun sebaliknya
jika suhu air pendingin tinggi maka signal tegangan THW akan menjadi turun
Gambar 2. 6
Jumlah volume dan kepadatan udara dapat berubah sesuai dengan perubahan pada
temperatur udara. Sehingga walaupun volume udara yang dihitung oleh air flow
meter jumlahnya kemungkinan sama, namun jumlah injeksi bahan bakar dapat
berubah sesuai dengan perubahan temperatur. Pada suhu di bawah 20 derajat
celcius jumlah bahan bakar yang diinjeksikan akan ditambah, sedangkan jika suhu
di atas 20 derajat maka jumlah bahan bakar yang diinjeksikan akan dikurangi.
Dengan demikian maka jumlah perbandingan bahan bakar dan udara akan
terjamin ketepatannya walaupun suhunya berubah-ubah.
Gambar 2. 8
Signal Starter
Signal starter ini dipakai ketika motor starter memutar poros engkol mesin, dan
selama poros engkol tersebut berputar maka aliran udara akan bergerak lambat
dan suhu udara menurun sehingga campuran udara menjadi kurus. Padahal agar
Gambar 2. 9
Gambar 2. 10
Gambar 2. 11
2. Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan.
Gambar 2. 13
4. Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin
membutuhkan BBM lebih banyak
Gambar 2. 15
6. Intlet Air Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara
dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak
7. Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
Gambar 2. 17
8. Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang
membutuhkan buka INJECTOR.
Gambar 2. 18
9. Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
Gambar 2. 20
Gambar 2. 21
A. TRANSMISI MANUAL
Fungsi Transmisi Manual
Sistem transmisi manual merupakan sistem penggerak yang terdiri dari beberapa
gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan momen engkol menuju
roda-roda penggeraj. Tujuan utama dari sistem transmisi di dalam sebuah
kendaraan adalah untuk memindahkan tenaga mesin kendaraan yang disesuaikan
dengan kondisi pada saat mengemudi. Selain itu, sistem transmisi juga digunakan
untuk memenuhi karakteristik dari mesin mobil anda, seperti:
Dapat menghasilkan tenaga lebih besar pada saat start dan di jalanan
tanjakan.
Menggerakkan roda-roda ke arah yang berlawanan untuk memundurkan
kendaraan.
Dapat menggerakkan roda pada kecepatan yang tinggi selama mengemudi
dalam kecepatan yang tinggi pula.
Sistem transmisi harus dapat memindahkan tenaga dengan halus dan tepat.
Kerja transmisi harus cepat dan tepat.
Ringan dan praktis serta bebas dari masalah pada saat pengoperasiannya.
Ekonomis dan memiliki efisiensi yang tinggi.
Memiliki kemampuan yang tinggi.
Mudah dalam masalah perawatan.
Untuk mendukung kerja nya tersebut, tentunya sistem transmisi manual terdiri
dari beberapa komponen yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut ini
beberapa komponen dari sistem transmisi manual.
Roda gigi merupakan salah satu komponen penting di dalam sebuah sistem
transmisi. Terdapat 4 jenis roda gigi yang digunakan di dalam sistem transmisi,
yaitu:
Roda gigi jenis spur, bentuk dari roda gigi ini lurus sejajar dengan poros.
Fungsi dari roda gigi ini digunakan untuk roda gigi yang bisa digeser
atau sliding mesh.
Roda gigi jenis helical, bentuk dari roda gigi ini biasanya miring terhadap
poros. Biasanya digunakan untuk roda gigi yang tidak dapat digeser.
Roda gigi jenis double helical, bentuk dari roda gigi ini double dan miring
terhadap poros . Biasanya gigi roda ini digunakan untuk roda gigi yang
tidak bisa digeser atau tetap.
Roda gigi jenis epicyclic, bentuk dari roda gigi ini bisa lurus ataupun
miring terhadap porosnya. Biasanya digunakan untuk roda gigi yang
kedudukannya tidak tetap pada titik porosnya.
Terdapat beberapa kombinasi roda gigi yang bekerja di dalam sebuah sistem
transmisi, yaitu:
2. Gerak Maju
Gerak maju ini terjadi jika dua pasang roda gigi yang ada di dalam sistem
transmisi dirangkai agar putaran output shaft yang searah dengan input shaft.
3. Gerak Mundur
Mesin kendaraan tidak dapat berputar ke arah yang sebaliknya karena
keterbatasan yang ada pada kendaraan. Roda gigi idle dipasangkan diantara roda
gigi A dan B yang mengubah arah putaran sehingga mobil dapat berjalan mundur.
1. Posisi Netral
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear
2. Posisi Gigi 1
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear gigi 1 -> Gigi Percepatan
1 -> Output Shaft
3. Posisi Gigi 2
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear gigi 2 -> Gigi Percepatan
2 -> Output Shaft
4. Posisi Gigi 3
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear gigi 3 -> Gigi Percepatan
3 -> Output Shaft
5. Posisi Gigi 4
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear gigi 4 -> Gigi Percepatan
4 -> Output Shaft
6. Posisi Gigi 5
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear gigi 5 -> Gigi Percepatan
5 -> Output Shaft
7. Posisi Gigi Mundur
Input shaft -> Main Drive Gear -> Counter Gear gigi mundur -> Idle gear
-> Gigi Percepatan Mundur -> Output Shaft
Bedasarkan pada cara pemindahan gigi nya, maka sistem transmisi manual
dibedakan menjadi tiga jenis antara lain adalah:
Sistem transmisi ini hanya bisa menggunakan satu jenis roda gigi saja.
Sistem transmisi ini tidak dapat melakukan perpindahan gigi secara
langsung dan memerlukan waktu beberapa saat untuk memindahkan gigi.
Menghasilkan suara-suara bising yang kasar pada saat perpindahan gigi.
B. TRANSMISI OTOMATIS
menginjak kopling.
Kelemahan
Adapun kelemahannya adalah:
Apabila aki soak, maka kendaraan tidak dapat didorong untuk jump start.
Pada saat jalan menurun, mobil tidak memiliki engine brake,dimana mesin
Apabila kendaraan ditarik, maka salah satu sumbu roda yang berpenggerak
setengah untuk mempertahankan agar mobil tidak turun, tapi gunakan rem
tuas ke N (Neutral).
Gambar 4. 1
Pada dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sistem kemudi secara manual
Sistem kemudi manual untuk membelokkan roda-rodadepan dengan meneruskan
gerakan roda kemudi ke roda-roda depan dengan cara hubungan (linkage)
beberapa komponen dan dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan roda
kemudi dengan demikian pengemudi membawa kendaraan akan terasa lebih cepat
lelah.
Gambar 4. 2
2. Sistem kemudi yang memakai power steering
Sistem kemudi ini prinsip kerjanya dengan adanya dorongan minyak yang
dipompa oleh van pump yang digerakkan oleh mesin melalui belt atau motor
listrik untuk jenis EPS (electronic power steering).
Gambar 4. 3
Gambar 4. 4
Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung ( relay rod ),
tie rod, lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung
pitman arm. Sambungan tersebut memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-
roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan
bantalan atas untuk peredam kejut.
Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Keuntungan :
1) Komponen gigi kemudi relative besar, dapat digunakan untuk kendaraan
sedang, mobil besar, dan kendaraan komersial.
Gambar 4. 5
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk
mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama
kemudi melalui poros intermediate, berkaitan denngan rack.
Keuntungan :
1) Konstruksi ringan dan sederhana
2) Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung
3) Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan
Kerugian :
1) Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang
ukuran kecil atau sedang.
2) Lebih cepat aus
3) Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan
STEERING GEAR
Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi dalam
waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan
momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi
yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya perbandingannya antara 18
sampai dengan 20 : 1.
Gambar 4. 10
3. Model Screw Pin
Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear.
4. Model screw dan nut
Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang
padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang kan tuas yang
terpasang pada rumahnya.
Gambar 4. 11
5. Model recirculating ball
Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk
membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai
sifat tahan aus dantahan goncangan yang baik
Gambar 4. 13
STEERING LINKAGE
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari
steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan
roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat.
Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk
tujuan tersebut. Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan
pengendaraan.
1. Steering linkage untuk suspensi rigid
Gambar 4.14
Gambar 4. 15
Gambar 4. 16
Komponen Sistim Kemudi
1. Steering wheel
Steering wheel atau roda kemudi berfungsi untuk membelokkan roda depan
dengan cara diputar.
2. Steering mainshaft
Steering mainshaft atau poros utama kemudi berfungsi untuk menyambungkan
atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering gear.
3. Pitman Arm
Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau drag link.
Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column menjadi gerakan maju
mundur.
Gambar 4. 18
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat dan
menjaga kondisi Power Steering agar awet dan dapat tetap bekerja dengan baik :
-Pastikan roda berada dalam posisi lurus saat parkir.
Membiarkan posisi roda membelok terlalu lama akan terus membebani
pompa hidrolik pada satu sisi. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan
sistem hidrolis pada mobil yang menggunakan jenis Power Steering
Hidrolik dan Semi Hidrolik.
-Hindari putaran maksimal kemudi.
Memutar kemudi hingga mentok dan mengeluarkan bunyi terlalu sering
atau lama akan meningkatkan suhu dan merusak karet pada sistem
hidrolis.
-Perhatikan tekanan angin ban.
Kurangnya tekanan angin pada ban akan membuat beban kerja Power
Steering semakin besar. Baik Power Steering Hidrolik, maupun Elektrik
akan rusak menghadapi kondisiini.
-Kurangi kecepatan saat melalui jalanan rusak.
Apapun jenis Power Steeringnya, menerjang jalanan rusak dengan
kecepatan tinggi dapat dengan mudah merusak banyak komponen. Dua
diantaranya adalah poros rack steer dan boot rack steer.
-Ganti komponen yang sudah mencapai batas usia pakai.
Pada umumnya masa pakai komponen Power Steering mencapai 5 tahun
atau setelah menempuh jarak 100.000 km. Usia tersebut tentunya dapat
lebih atau kurang, sesuai dengan cara mengemudi dan perawatannya.
Kondisi komponen pendukung lainnya seperti swing arm, ball joint, shock
breaker, bearing dan sebagainya juga mempengaruhi kinerja Power
Steering. Buruknya komponen pada kaki-kaki mobil mempersulit
pengendalian roda yang dilakukan Power Steering dan memaksanya untuk
bekerja lebih keras.
A. DIFFERENTIAL (GARDAN)
Gambar 5. 1
Differential terdiri dari 2 bagian utama :
• Final gear : terdiri dari drive pinion dan ring gear, fungsinya untuk
memperbesar moment dan merubah arah putaran sebesar 90o
• Differential gear : terdiri dari side pinion gear, fungsinya untuk membedakan
putaran antara roda kiri dan kanan
Saat ini final gear terdiri dari 2 tipe :
1. Hypoide Bevel Gear
Digunakan pada kendaraan penggerak roda belakang, dimana drive pinion
terpasang offset dengan garis tengah ring gear. keuntungannya, bunyi lebih halus.
Final Gear Jenis ini digunakan pada kendaraan penggerak roda depan.
2. Helical Gear
Gambar 5. 2
Keuntungannya, bunyi dan getaran lebih kecil dan moment dapat dipindahkan
dengan lembut
Jenis-Jenis Bevel Gear
Gambar 5. 4
Gambar 5. 5
Bila kedua rack diberi beban yang sama, maka ketika shackle ditarik ke atas akan
menyebabkan kedua rack terangkat pada jarak yang sama, karena tahanan rack
kiri dan kanan sama. Sehingga pinion tidak berputar.
2. Saat Jalan Belok
Gambar 5. 6
Tetapi bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle
ditarik ke atas, maka pinion gear akan berputar sepanjang gerigi rack yang
mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan. Kejadian ini
menyebabkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat
Gambar 5. 7
Gambar 5. 8
Gambar 5. 9
Drive pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan differential case,
differential case menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear
memutarkan side gear kiri dan kanan dengan rpm yang sama ( karena tahanan
roda kiri dan kanan sama ), sehingga putaran roda kiri dan kanan sama.
Cara Kerja Differential Saat Jalan Belok
Gambar 5. 10
Drive pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan differential case,
differential case menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear
mengitari side gear yang bebannya berat sehingga menyebabkan putaran roda kiri
dan kanan menjadi tidak sama.
B. AXLE SHAFT
Fungsi :
Sebagai penumpu beban roda atau dudukan roda dan penerus putaran mesin yang
telah diproses differential ke roda.
Axle shaft diklasifikasikan menjadi 2
• Axle shaft rigid
• Axle shaft independent
TYPE AXLE SHAFT
1. Axle Shaft Tipe Rigit
Gambar 5. 11
1) Front axle
2) Rear axle
1) Front Axle
Gambar 5. 12
Sebagai penerus putaran roda, juga sebagai tempat knuckle agar roda bisa dibelok
- belokkan
Gambar 5. 13
Berdasarkan sistem penopangan axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a) Half Floating type ( setengah bebas memikul )
b) ¾ floating type (3/4 bebas memikul )
c) Full floating type ( bebas memikul )
a) Half Floating Type( setengah bebas memikul )
Gamba 5. 14
Pada tipe ini bearing roda dipasang diantara axle houshing dan axle shaft
Roda langsung dipasangkan pada ujung poros
Keuntungan :
Konstruksi sederhana
Biaya produksi murah
Gambar 5. 15
Keuntungan :
• Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft sehingga axle shaft
tidak bengkok.
• Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan
Kerugian :
• Akibat gaya adanya gaya ke samping tetap menimbulkan
kebengkokan
c) Full Floating ( bebas memikul )
Pada type ini wheel hub terpasang kokoh pada axle shaft melalui dua buah
bantalan dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda .
Gambar 5. 16
Keuntungan :
• Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle houshing, sehingga axle tidak
terjadi bengkok
Gambar 5. 17
Keuntungan :
• Konstruksi lebih kuat.
• Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas
• Sanggup menahan beban berat
• Moment yang dihasilkan besar
Kerugian :
• Suspensi keras
• Pada saat kendaraan berjalan di jalan yang bergelombang kendaraan tidak stabil
• Sudut beloknya kecil
Gambar 5. 18
Gambar 5. 19
Constant Velocity Joint
Fungsi :
Sebagai penstabil posisi kendaraan terutama pada jalan – jalan yang
bergelombang
Gambar 5. 20
Kompoenen – komponen CV Joint
1) Outer race
2) Ball cage
3) Inner race
4) Steel ball
Cara Kerja Cv Joint Saat Jalan Lurus
Pada saat jalan lurus dan rata tenaga putar dari differential diteruskan oleh axle
shaft melalui inner race houshing - steel ball – intermadiate axle shaft – steel ball
– outer race houshing – roda. Pada saat itu stell ball diam sehingga CV joint tidak
membentuk sudut
Gambar 5. 22
Pada saat belok atau jalan tidak rata tenaga putar dari differential diteruskan oleh ;
Inner race houshing – steel ball – intermadiate axle shaft – steel ball –m outer race
houshing – roda. Dimana pada saat itu disamping sebagai penerus putaran dari
intermadiate shaft steel ball juga bergerak pada inner race, sehingga CV joint
mampu membuat sudut yang memungkinkan kedudukan kendaraan menjadi
stabil. Ada juga CV Joint jenis lain yaitu TRIPOD JOINT dan BIRFIELD JOINT
C. PROPELLER SHAFT
Poros propeller (propeller shaft) atau juga sering kita menyebutnya poros kopel
merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga dan poros propeller
ini terdapat pada tipe kendaraan FR (Front Wheel Rear Drive) dan 4WD (Four
Wheel Drive) dimana jarak antara mesin dengan roda penggerak berjauhan
sehingga memerlukan komponen tambahan agar dapat meneruskan tenaga putar
Gambar 5. 23
Fungsi poros propeller yaitu untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar
dari transmisi menuju ke differential. Kontruksi poros propeller dibuat
sedemikian rupa agar saat memindahkan tenaga putar dari transmisi ke
differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi dari kondisi
permukaan jalan dan banyaknya beban.
Gambar 5. 24
Lebih jelasnya, fungsi dari poros propeller antara lain :
Untuk dapat meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi
menuju ke differential dengan lembut
Untuk meneruskan tenaga atau memindahkan tenaga putar dari transmisi
menuju ke differential pada saat kendaraan berjalan pada jalan yang
tidak rata (naik turun)
Dapat menyesuaikan terhadap perubahan jarak antara transmisi dengan
differential ketika kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata.
Pada umumnya poros propeller terbuat dari bahan tabung pipa baja yang
memiliki kekuatan tahanan (ketahanan) terhadap gaya puntir. Pada poros
propeller juga dilengkapi dengan balance weight (bandul penyeimbang) yang
terpasang pada bagian luar pipa poros propeller dengan tujuan pemasangan dari
balance weight adalah untuk menjaga poros propeller agar tetap seimbang
Gambar 5. 25
Slip yoke
Slip yoke berfungsi untuk menghubungkan poros output transmisi ke
sambungan universal atau universal joint pada bagian depan.
Front universal joint
Front universal joint atau sambungan universal depan berfungsi untuk mengikat
slip yoke pada drive shaft atau poros penggerak.
Drive shaft
Drive shaft atau poros penggerak berfungsi untuk meneruskan atau
memindahkan tenaga putar dari front universal joint ke rear universal joint
(sambungan universal pada bagian belakang).
Rear universal joint
Rear universal joint atau sambungan universal belakang berfungsi untuk
melenturkan sambungan yang menghubungkan antara poros penggerak (drive
shaft) ke yoke.
Yoke
Yoke berfungsi untuk memegang rear universal joint (sambungan universal
belakang) dan menghubungkan poros propeller ke differential belakang.
Tipe-tipe poros propeller :
Pada umunya poros propeller terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe 2 universal joint dan
tipe 3 universal joint
Tipe 2 universal joint
Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini memiliki 2 buah
sambungan universal (universal joint).
Gambar 5. 27
Universal join yang terdapat pada poros propeller harus dapat mengatasi segala
kondisi untuk menyalurkan tenaga putar dari transmisi ke differential jika poros
propeller sedang berputar tanpa mengalami kerusakan atau patah. Sehingga
pada universal joint harus memenuhi beberapa syarat di bawah ini :
Harus dapat menghindari dari kemungkinan terjadi kerusakan pada saat
poros propeller bergerak naik turun.
Harus dapat berputar halus tanpa adanya suara (berisik).
Harus memiliki kontruksi yang sederhana dan tidak mudah rusak.
Jenis-jenis sambungan universal (universal joint)dilihat dari kontruksinya
dapat dibedakan menjadi :
Hooke’s joint
Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid
bearing cup (sambungan universal yang dapat dibongkar) dan tipe sheel bearing
cup (sambungan universal yang tidak dapat dibongkar).
Gambar 5. 29
Gambar 5. 30
D. DRIVE SHAFT
Gambar 5. 31
Gambar 5. 32 adalah desain drive shaft pada kendaraan Toyota Harrier atau Lexus
RX 300 hanya sebagai contoh yang kurang lebih sama secara umum di gunakan di
kendaraan lain secara fungsi mungkin hanya bentuk nya yang berbeda.
1. Tripod Joint
Gambar 5. 33
Komponen yang pertama adalah Tripod Joint, desainnya adalah 3 buah roller
bearing yang di ikat menjadi satu, roller bearing ini bertujuan agar shaft bisa
bergerak maju mundur dan naik turun di dalam rumah bearing, secara kesatuan
part ini disebut dengan inboard joint assy. Ini adalah part yang sering mengalami
kerusakan ketika kendaraan sudah di pakai cukup lama karena sudah aus atau
macet tidak terlumasi lagi, biasanya yang rusak adalah tripod jointnya sedangkan
rumahnya (housing) jarang mengalami kerusakan. Untuk produk part genuine
(original) biasanya harus beli satu set (tripod dan rumahnya) tapi untuk produk
aftermarket bisa beli tripod joint saja.
Gambar 5. 34
komponen ini adalah rumah atau tempat dari tripod joint, pada ujung shaft yang di
beri tanda panah adalah tempat masuknya ke dalam transaxle dimana di sana ada
coakan atau celah yang digunakan untuk pengunci, saat pemasangan atau
pembongkaran sebaiknya hati-hati agar tidak melukai seal drive shaft.
Gambar 5. 35
untuk part ini sebenarnya tidak semua konstruksi Drive shaft ada, komponen ini di
gunakan pada mobil yang ukuran drive shaft nya panjang atau biasanya di pasang
yang sebelah kanan, fungsinya sebagai tumpuan dari panjang shaft tersebut dan
mengurangi gaya inersia dari drive shaft agar pergerakan lebih halus, di tengah
komponen ini adalah bearing yang di pasang dengan cara di press.
Gambar 5. 36
Gambar 5. 37
Komponen selanjutnya adalah karet penutup bearing drive shaft, setiap sisi ada 2
bagian yaitu luar dan dalam, bentuknya beda bagian dalamnya. Perlu di ketahui
karet ini bukan karet dengan kualitas seadanya asal bisa nutup, boot drive
shaft sangat kuat karena harus tahan panas, tahan air, elastisitas tinggi, karet ini
melindungi bearing dari kotoran dari luar dan juga mencegah
grease (pelumas) agar tidak keluar agar pelumasan maksimal.Biasanya seiring
pemakaian karet ini akan rusak di awali dengan retak-retak dan sobek biasanya
pemakaian antara 5-10 tahun akan mengalami kerusakan, harga karet ini cukup
mahal karena memang kualitasnya sangat bagus yang original, kalau asal nutup
banyak yang jual imitasi harga ratusan ribu, biasanya beberapa bulan sudah rusak
lagi. Efek jika ini rusak dan sampai pelumas grease keluar maka bearing bisa
rusak dan biaya pergantiaanya jauh lebih besar dari pada mengganti karet ini,
tambahan nih jika anda membeli karet ini original anda sudah mendapatkan
pelumasnya sekalian.
Gambar 5. 38
Part ini sebenarnya hanya shaft yang masuk ke dalam tripod joint, jika gambarnya
di panjangkan shaft ini jadi satu dengan CV joint.
7. Damper
Gambar 5. 39
Damper ini digunakan untuk meredam getaran, terbuat dari karet yang di pasang
pada main shaft. Jarang sekali ada pergantian part ini di lapangan.
Gambar 5. 40
Gambar 5. 41
Seal ini sebenarnya bukan bagian dari part drive shaft karena ini masuk ke dalam
seal transaxle, tetapi pada umumnya ketika melakukan perbaikan drive shaft, seal
ini sekalian di ganti selain karena ini satu pekerjaan juga walaupun tidak ada
kebocoran oli, harganya juga murah, untuk sisi kanan dan kiri biasanya beda
ukurannya, bagian luar dan dalam juga beda bentuk ya, salah pasang pasti bocor.
Karena drive shaft bekerja terus selama mobil ini digunakan dan karena ini barang
ciptaan manusia pasti ada waktu nya kapan part-part dari drive shaft ini akan
rusak, salah satu gejala terjadi kerusakan adalah timbulnya bunyi-bunyi saat jalan
terutama jalan yang bergelombang, pada awal terjadi kerusakan tedengar bunyi
“kletek-kletek” halus saat berbelok hal ini karena ada perubahan sudut pada cv
joint lama kelamaan jika rusak makin parah bunyinya akan lebih keras ketika
belok.
Ketika jalan lurus dan timbul bunyi yang seiring dengan putaran roda hal ini bisa
terjadi karena bearing yang rusak, dan bisa jadi tripod joint yang mengalami
kerusakan, untuk itu sebagai pemakai kendaraan kita harus peka terhadap bunyi-
bunyi yang sekiranya upnormal dari biasanya, segera bawa ke bengkel dan
naikkan mobilnya lihat semua kondisi di bagian bawah apakah ada grease atau
pelumas yang keluar, cek kondisi boot drive shaft nya pada umumnya jika sudah
bunyi parah karet boot ini sudah sobek dan ini harus di turunkan untuk di
perbaiki.
Jika di atas sudah ada gambaran cara bongkar pasang drive shaft secara garis
besar, disini saya hanya sebuah kesimpulan saja beberapa hal ini adalah yang
umum di lakukan perbaikan pada drive shaft sesuai pengalaman.
Ganti karet boot drive shaft, karet di ganti jika sudah melar, sobek, atau
beberapa malah sudah hampir hilang.
Ganti tripod Joint, dalam kondisi cukup parah bearing tripod joint akan
aus dan ini kalau original harus beli satu set jika after market biasanya ada
juga.
Ganti Inner housing atau rumah bearing tripod, kasus ini jarang sekali
ada tetapi juga ada juga yang harus sampai ganti rumahnya karena aus
bagian dalamnya jika tidak di ganti timbul bunyi.
Ganti cv joint, jika sudah terlalu lama aus biasanya akan terlihat jelas
rusaknya mau tidak mau harus di ganti, bisa di ganti pada bagian outer
saja.
Ganti satu set Drive Shaft, ganti satu set memang cukup enak tinggal
pasang saja semua yang rusak sudah pasti beres, minusnya harga nya
mahal.
Gambar 6. 1
Sistem suspensi terletak diantara body kendaraan dan roda-roda, dan dirancang
untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan
dan stabilitas berkendaraan serta memperbaiki kemampuan cengkram roda
terhadap jalan. Suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, stabilizer dan
sebagainya. Pada umumnya suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi tipe
rigid (rigid axle suspension) dan tipe bebas (independent suspension). Suspensi
menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi sebagai berikut:
1) Menyerap getaran, kejutan dari permukaan jalan, sehingga menambah
kenyamanan bagi penumpangnya..
2) Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
3) Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body
dan roda-roda.
2. KOMPONEN UTAMA
a. PEGAS
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda agar tidak
diteruskan ke body kendaraan secara langsung. Disamping itu untuk menambah
kemampuan cengkram ban terhadap permukaan jalan.
Ada tiga tipe pegas, yaitu
1) Pegas Koil (Coil Spring), dibuat dari batang baja khusus dan berbentuk spiral.
2) Pegas Daun (Leaf Spring), dibuat dari bilah baja yang bengkok dan lentur.
Gambar 6. 3
3) Pegas Batang Torsi (torsion bar spring), dibuat dari batang baja yang elastis
terhadap puntiran.
Gambar 6. 4
b. SHOCK ABSORBER
Gambar 6. 5
Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan cenderung
beroskilasi naik turun pada waktu menerima kejutan dari jalan. Akibatnya
berkendaraan menjadi tidak nyaman. Untuk itu shock absorber dipasang untuk
Gambar 6. 6
Shock absorber berfungsi untuk meredam oskilasi (gerakan naik-turun)
pegas saat menerima kejutan dari permukaan jalan.
Gambar 6. 7
Cara Kerja :
Di dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut
minyak shock absorber.
Saat Kompresi
Katup terbuka, minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak terjadi
peredaman.
Gambar 6. 8
Saat Ekspansi
Katup tertutup, minyak mengalir melalui orifice (lubang kecil) sehingga terjadi
peredaman.
Gambar 6. 10
Gambar 6. 11
Gambar 6. 12
Gambar 6. 13
c. STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Disamping itu untuk meningkatkan
traksi ban. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada kedua
lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah diikat ke frame
atau body pada dua tempat melalui bushing. Bila roda kanan dan kiri bergerak ke
atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak yang sama, stabilizer
bar harus bebas dari puntiran. Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas
roda bagian luar (outer spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner)
mengembang. Akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya
tertekan ke atas dan ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer
Gambar 6. 15
d. LATERAL CONTROL ROD
Gambar 6. 16
Lateral control rod dipasang diantara axle dan body kendaraan. Tujuannya
untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping.
Gambar 6. 17
Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang atau tonjolan besar, pegas
mengerut dan mengembang secara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan
kerusakan komponen lainnya. Untuk itu bounding dan rebounding bumper
dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain pada waktu
pegas mengerut dan mengembang di luar batas maksimumnya.
f. BALL JOINT
Ball joint menerima beban vertikal maupun lateral. Disaamping itu juga
berfungsisebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok. Di bagian
dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada
setiap interval tertentu gemuk harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide
lithium base.
Gambar 6. 18
PENTING
Gambar 6. 19
2. Independent suspension.
Gambar 6. 21
Suspensi tipe ini banyak digunakan pada roda depan. Konstruksi dari suspensi
tipe strut adalah : lower arm, strut bar, stabilizer bar dan strut assembly. Ujung
lower arm dipasang pada suspension member melalui bushing karet dan dapat
Gambar 6. 22
Ada beberapa macam bentuk lower arm yang digunakan untuk menopang roda
dan bodi kendaraan. Diantaranya adalah bentuk lower arm berbentuk L. bentuk ini
ada yang digunakan pada kendaraan yang mesinnya di depan dan penggeraknya
roda depan. Lower arm bentuk L in! diikat pada body pada dua tempat melalui
bushing dan ke steering knuckle melalui ball joint. Keuntungannya dapat
menahan gaya dari arah samping maupun arah depan belakang sehingga tidak
perlu menggunakan strut bar.
b. Tipe double wishbone.
Gambar 6. 23
Suspensi model bebas ini banyak digunakan pada roda depan mobil penumpang
dan truck kecil. Konstruksinya adalah roda dipasang pada body melalui dua
lengan suspensi (upper dan lower arm). Shock absorber dan pegas koil dipasang
diantara kedua arm tersebut di atas, steering knuckle dan frame. Salah satu ujung
arm dipasang pada body atau frame melalui bushing, dan ujung lainnya pada
steering knuckle melaui ball joint. Bagian atas shock absorber diikat pada body
atau frame, dan bagian bawahnya ke lower arm. Pegas koil terletak diantara lower
arm dan body.
Gambar 6. 24
Pegas Perlubang
Pegas ini terbuat dari karet dimana pada bagian tengahnya dibuat lubang. pegas
ini merupakan kelengkapan dari dari sistem pegas yang mempunyai fungsi untuk
melindungi komponen suspensi dari kerusakan akibat defleksi yang berlebihan.
Gambar 6. 25
Oli sebagai Pelumas akan memberikan lapisan minyak diantara dua bidang
permukaan yang bergesekan, lapisan tersebut akan memberikan jarak
kepada kedua permukaan sehingga kedua permukaan tersebut tidak saling
bersentuhan. Gesekan didefinisikan sebagai perlawanan terhadap gerakan
antara dua benda yang bersinggungan satu sama lain. Setiap kali ada dua
benda bergerak terjadi gesekan. Besarnya gesekan tergantung pada
komposisi bagian-bagian, kehalusan permukaan, besarnya gerakan dan
besarnya tekanan yang menggerakkan keduanya.
Secara umum pompa oli digerakkan secara mekanik oleh mesin dan
biasanya digerakkan dari camshaft.
2) Rotor pump
Pompa ini merupakan jenis internal gear pump, dan bentuknya
lebih sederhana. Pompa ini mempunyai inner rotor yang berputar di
dalam rotor ring. Inner rotor mempunyai bubungan (lobe) yang
kurang satu dari yang dimiliki rotor ring, sehingga hanya terdapat
satu bubungan yang selalu berpasangan. Dengan perkaitan seperti
ini, maka bubungan yang lain akan berada di atas bubungan luar
membentuk perapat yang akan mencegah oli kembali ke bagian
saluran masuk (inlet).
Pendinginan oli adalah sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas
dengan memindahkan kelebihan panas kepada air pendingin.
D. MINYAK PELUMAS
Kegunaan utama minyak pelumas atau oli pada adalah untuk pelumasan
bagian-bagian yang bergerak untuk mengurangi gesekan. Oli juga
mempunyai kegunaan yang lain. Pertama untuk membantu pendinginan
komponen. Alirannya yang teratur pada sistem pelumasan membuatnya
menyentuh berbagai bagian yang bergerak. Masing-masing bagian tersebut
mengalami gesekan yang menjadikannya panas. Oli menyerap panas pada
komponen-komponen tersebut. Selain mendinginkan oli juga berperan
sebagai bahan penyekat. Misalnya pada ring piston oli berfungsi sebagai
penyekat akhir. Karena bahan pembersih yang terkandung pada oli, Oli
juga membersihkan dengan melepaskan karbon dan kotoran-kotoran
lainnya. Dapat pula dijelaskan bahwa sistem pelumasan berfungsi untuk
mengurangi keausan, panas serta akibat lain dari gesekan yang terjadi di
antara komponen-komponen bergerak..
Bagaimana sistem pelumasan menjangkau bagian yang memerlukannya
agar dapat berfungsi untuk mengurangi gesekan atau keausan komponen.
Sistem ini bekerja dengan cara memberikan oli pelumas ke bagian
komponen-komponen yang bergesekan. Pada komponen yang mempunyai
3. Dispersant 3. Mengendalikan
kotoran/contaminant
secara merata dalam pelumas
4. Anti karat/anti korosi
4. Mencegah terjadinya korosi/karat
pada bagian metal yang
berhubungan dengan pelumas
5. Anti wear/extreme
pressure 5. Mencegah gesekan & keausan
bagian
6. Pour point depressant
6. Menekan titik beku pelumas agar
mudah mengalir pada suhu rendah
7. Friction medifier
Contoh:
Pada saat kita menggunakan indek oli atau daftar pelumas kita
akan temukan beberapa hal seperti :
Penggunaan oli yang berbeda untuk bensin, diesel, dengan turbo,
kendaraan baru dan kendaraan lama.
Perbedaan oli transmisi untuk kendaraan ringan dan berat.
Bebera oli transmisi dapat digunakan untuk oli gardan tetapi bukan
gardan jenis anti selip (LSD : Limited Slip Differential) yang
diperlukan oli khusus.
ULTRA STOP BRAKE Cairan untuk sistem rem tromol dan piringan
FLUID
HANMDY OIL Oli untuk engsel pintu dan kunci. Kunci kap
mesin
(pin bonet) dan boot catches.
ANTI FREEZE ANTI Cairan untuk sistem pendinginan otomotif.
BOIL