Kelompok III
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan
perusahaan Walk Through Survey. Laporan Walk Through Survey dibuat
guna melengkapi TUGAS rangkaian kegiatan Pelatihan Hiperkes dan
Kesehatan Kerja yang dilaksanakan pada periode 23 November – 27
November 2020. Laporan ini memaparkan mengenai Keselamatan Kerja
yang diterapkan oleh PT. KHARISMA INTI USAHA.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan arahan dalam pembuatan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami
menerima semua saran dan kritikan yang membangun guna perbaikan
kedepannya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 3
1.2 Dasar Hukum ............................................................................... 6
1.3 Profil Perusahaan ............................................................................... 8
1.4 Alur Produksi ............................................................................... 9
1.5 Landasan Teori ............................................................................... 10
BAB II PELAKSANAAN
2.1 Tanggal dan Waktu ...................................................................... 20
2.2 Lokasi ..................................................................... 20
2.3 Dokumen Pengamatan ...................................................................... 20
.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan pembangunan negara kita dewasa ini, dimana kita akan
memajukan industri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi. Dalam
keadaan demikian maka pembangunan mesin-mesin, pesawat pesawat
instalasi-instalasi serta bahan berb ahaya semakin meningkat. Hal
tersebut berarti akan menambah jumlah dari ragam sumber bahaya di
tempat kerja. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja yang
merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu
dikembangkan dan ditingkatkan mengingat keselamatan dan kesehatan
kerja bertujuan agar:
1. Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja
mendapat perlindungan atas keselamatannya.
2. Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien.
Perlindungan dalam bidang ketenagakerjaan, khususnya keselamatan
dan kesehatan kerja mengacu pada pasal 27 ayat 2 Undang - Undang
Dasar 1945 sebagai landasan hukum peraturan perundang-undangan di
Indonesia, yang menyatakan bahwa: "Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan
yang diperlukan agar dapat hidup layak bagi kemanusiaan adalah
pekerjaan dengan upah yang cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan
atau penyakit. Selain itu peraturan yang juga mengatur tentang
perlindungan terhadap tenaga kerja tertuang pada Undang -Undang No.
14 Tahun 1969 tentang ketentuan setiap tenaga kerja mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
moral agama.
Dalam proses produksi PT KARISMA INTI USAHA banyak
menggunakan mesin dan alat-alat yang mempunyai hazard yang dapat
3
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti kebisingan, suhu panas,
lingkungan kerja, posisi kerja yang tidak ergonomis, debu, kimia, dan
perilaku pekerja. Sebagai solusi untuk mengurangi angka kecelakaan
kerja maka perlu dilakasanakannya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. PT KARISMA INTI USAHA telah mengikuti peraturan
perundang- undangan yang berlaku mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang kemudian dituangkan dalam
kebijakan K3 yang merupakan bagian dari kebijakan perusahaan.
Kebijakan K3 ini sebagai dasar implementasi K3 antar karyawan dan
perusahaan. Salah satu perwujudan dari kebijakan itu adalah dengan
melakukan program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan
keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan Hak Asasi Manusia
(HAM). Untuk itu, kesadaran mengenai pentingnya K3 harus selalu di
gugah, diingatkan, serta di budidayakan di kalangan para pekerja.
Pemahaman dan pelaksanaan K3 di perusahaan sangat diperlukan,
terutam dalam syarat - sayarat kerja. Hal ini berkaitan dengan masalah
perlindugan tenaga kerja terhadap kecelakan kerja, guna meminimalisir
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, perlu disosialisasikan
pemahaman dan pelaksanaan K3 secara baik dan benar.
Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
4
Keselamatan Kerja memiliki sifat antara lain: sasarannya adalah
lingkungan kerja dan bersifat teknik
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bermacam-macam,
ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hiperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing
dikenal Occupational Safety and Health.
Manajemen perlu meninjau semua program keselamatan sebagai
bagian dari rencana keseluruhan perusahaan dan harus
memperlakukannya sama seperti programprogram penting lainnya.
Manajemen harus mengatur proses secara efisien, manajemen juga harus
memandang keselamatan bukan sebagai proses tambahan saja tetapi
sebagai bagian dari proses itu sendiri. Manajemen wajib menjamin tidak
terjadi kondisi tak aman dan tindakan tak aman.
Peningkatan keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan adalah
sebuah fungsi penting dari manajemen yang baik. Peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya sebuah fungsi dari
manajemen yang baik, tetapi harus menjadi suatu fungsi normal.
Efektivitas fungsi ini, seperti fungsi lain, tergantung pada teknik yang
diterapkan. Banyak perusahaan konstruksi memandang kecelakaan
sebagai hal kebetulan, tak terduga dan karena itu tidak termasuk dalam
manajemen. Jarang yang nampak menjalankan upaya
bersungguhsungguh mengatasi masalah total, mencari latar belakang
penyebab atau menghitung kerugiannya. Sedikit sekali yang memakai
teknik diagnosa dan penaksiran seperti sampling keselamatan, analisis
bahaya atau audit keselamatan dimana setiap aspek dalam organisasi
tempat kerja dan operasi didasarkan pada survey keselamatan yang
terencana dan menyeluruh atau proses pencegahan yang sistematis
seperti clearance untuk peralatan dan sebagainya.
Manajemen K3 melakukan semua fungsi-fungsi manajemen secara
utuh yaitu:
1. Menyusun rencana kerja pencegahan dan mengatasi kasus
kecelakaan dan penyakit kerja.
5
2. Menyusun organisasi K3 dan menyediakan alat perlengkapannya.
6
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
pada konstruksi bangunan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan alat pemadam api ringan.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
01/MEN/1982 tentang bejana tekanan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang
pesawat tenaga dan produksi.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang
pesawat angkat-angkut.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
9. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999
tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
10. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan
umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
11. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 Tahun 2006 tentang pedoman dan
pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas
12. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman
keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan
menggunakan akses tali (rope access).
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-
03/MEN/1999 tentang syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja lift untuk pengangkutan orang dan barang.
14. PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3
7
1.3 Profil Perusahaan
8
1.4 Alur Produksi
Sebelum melakukan pembibitan, PT. KIU membuat perencaan terlebih
dahuli. Benih ini ditanam di kebun pembibitan dimana benih-benih tersebut
mendapatkan pemeliharaan yang intensif selama delapan bulan pertama
masa pertumbuhannya, sebelum kemudian dipindahkan ke kebun.
Pengendalian
Pemupukan Hama&Penyakit Penanaman
Pemupuk
Perawatan
Perawatan Persiapan Tanaman
TBM Panen Menghasilkan
Pengangkutan Pemanenan
9
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Pengertian
11
f. Pencegahan kecelakaan
g. Pencegahan kebakaran
h. Gizi
12
184/ 2001
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam
lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :
a) HAZARD (Sumber Bahaya)
14
pengawasan langsung penerapan undang-undang
dilakukan oleh pegawai pengawas K3 dan Ahli K3.
- Pengurus wajib memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun tenaga kerja yang akan dipindahkan
sesuai sifat-sifat pekerjaan yang diberikan.
- Pengurus juga wajib memeriksakan kesehatan tenaga
kerjanya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
- Norma-norma pengujian kesehatan ditetapkan dengan
peraturan perundangan
2. Pembinaan, antara lain:
15
mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha dan tenaga kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang K3
dan kelancaran proses produksi.
4. Pelaporan Kecelakaan Pengurus diwajibkan melaporkan tiap
kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja.
5. Kewajiban dan hak tenaga kerja:
b. Kerugian masyarakat
c. Kerugian lingkungan
2) Check list
4) What if
6) Audit
10) Dll
Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada
tipe dan ukuran risiko.
a. Penilaian Risiko
18
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki
pengendalian risiko sebagai berikut:
1) Eliminasi
3) Rekayasa Teknik :
4) Pengendalian Administratif
1. Pemisahan lokasi
4. Pelatihan karyawan
19
BAB II
PELAKSANAAN
20
Gambar 2.1 Foto-foto Walk Though Survey di Perusahaan
PT. Kharisma Inti Usaha
21
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Semua alat yang ada di PT. KIU sudah dilengkapi dengan manual book serta
dilakukan pengecekan secara berkala oleh bagian maintenance perusahaan. Seluruh
proses produksi kelapa sawit di PT. KIU sudah tersertifikasi ISPO, yaitu :
SPO.20002.TSI.
b. Perebusan (Sterilizer)
23
buah yang sudah disirtir dimasuan ke dalam lori ± lori perebusan yang
dibuat dari plat baja berlubang ± lubang dan langsung dimasukan kea lat
sterilizer.
d. Pelumatan (Digesting)
Buah yang dilepas dari tandan dan dibawa ke alat digester oleh fruit
conveyor. e. Pengempaan (Pressing). Masa buh dimasukan kedalam
screw press (alat kempa).
Amapas kempa yang terdiri dari biji dan serat dimasukan ke depericarper
melalui cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap agar
sebagaian kandungan air dapat diperkecil.
h. Nut Cracker
Sebelum biji masuk ke nut cracker terlebih dahulu diproses dalam nut
grading fraction.
i. Hyrocyclone
Bahan yang didigunakan atau diolah di PT. KIU merupakan hasil dari
24
perkebunan yang juga dikelola oleh perusahaan sendiri
Proses Kerjanya sesuai dengan aktifitas Agronomi, yaitu :
Dimulai dengan Perencanaan, pembibitan, persiapan penanaman, penanaman,
pengendalian penyakit, pemupukan, perawatan, persiapan panen, perawatan
tanaman menghasilkan, pemanenan, pengangkutan dan berakhir pada proses
produksi, seperti yang tampak pada gambar dibawah ini.
C. LANDASAN KERJA
Landasan kerja PT. KIU saat ini adalah ISO 45001.2018, Peraturan Pemerintah
nomor 50 tahun 2012 yang digunakan sebagai pedoman untuk sistem manajemen
keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3)
Dalam hal mewujudkan pelaksanaan SMK3 ini PT KIU membuat komitmen
perusahaan berupa menerapkan penetapan kebijakan K3, perencanaan terhadap
kegiatan K3, Pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3 serta
dilakukan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Untuk itu berdasarkan pada
25
Permenaker No. 4 tahun 1987, PT KIU membentuk organisasi P2K3 yang mempunyai
tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja di
PT KIU.
Ir Suparman
Ketua P2K3
Adi Bijaksana
Wakil P2K3/SHE Coord.
26
Gambar 3.4 Komitmen Perusahaan dalam bekerja dengan selamat
27
Gambar 3.5 Prosedur Kerja Aman
E. INSTALANSI LISTRIK
Listrik di PT. KIU berdasarkan power konsumsinya sebesar 17-19 kWh/
ton TBS, sistem power plant yang digunakan yaitu dengan menggunakan limbah
serabut ( fiber ) dan cangkang ( shell ) sawit sebagai bahan bakar boiler sebagai
penghasil uap yang digunakan untuk penggerak turbin pembangkit tenaga listrik juga
sebagai sumber uap untuk proses perebusan dan pengolahan. Sementara untuk
mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik oleh PLN, PT. KIU memiliki generator
Set (genset), yang selalu dilakukan maintenance secara berkala.
F. PENANGKAL PETIR
PT. KIU memiliki instalansi penyalur petir (grounding sistem).
Gambar 3.6 sertifikat pelatihan internal Gambar 3.7 Sertifikat pelatihan eksternal
Gambar 3.8 Pelatihan internal pegunaan APAR Gambar. 3.9 Pelatihan eksternal pemadam kebakaran
H. RAMBU PERINGATAN
30
mengakibatkan luka ringan atau sedang.
31
Gambar 3.13 poster promosi K3
32
H.5 Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk
menunjukkan instruksi tindakan/informasi keselamatan (bukan bahaya), seperti
penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.
33
I. ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
Seiring dengan pencapaian program sertifikasi baik itu RSPO (Rountable
Sustainable Palm Oil), ISCC (International Sustainability Carbon Certifite) dan ISPO
(Indonesia Palm Oil). Dimana kesemua sertifikasi ini mengacu kepada undang-
undang yang berlaku di setiap Negara terutama untuk masalah ketenaga kerjaan.
Apalagi ISPO yang merupakan mandatory atau wajib di miliki oleh setiap pengusaha
perkebunan kelapa sawit bahkan petani sendiri wajib mematuhi semua prinsip dan
criteria yang tertuang di dalamnya.
PT. KIU mewajibkan pekerja menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan jenis
pekerjaan/job category yang di lakukan karena alat pelindung diri yang di gunakan di
sesuaikan dengan potensi resiko yang di alami oleh pekerja saat melaksanakan
aktivitas pekerjaannya. Hal ini seperti yang telah ditunjukkan oleh perwakilan
perusahaan mengenai dafta APD yang digunakan oleh PT. KIU.
34
J. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI
Keadaan Darurat didefinisikan sebagai keadaan sulit yang tidak diduga yang
memerlukan penanganan segera supaya tidak terjadi kecelakaan/kefatalan. Definisi
Unit Tanggap Darurat ialah unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk
menanggulangi keadaaan darurat di tempat kerja. Unit kerja tersebut dibentuk dengan
tujuan untuk memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.7 Emergency
Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat).
Dalam upaya memenuhi kesiapan untuk menangani Keadaan Darurat, maka PT. KIU
telah memenuhi kewajiban untuk :
1. Menyediakan Prosedur Tanggap Darurat (tidak disampaikan pada saat
virtual kunjungan)
2. Menyediakan Perlengkapan keadaan darurat seperti APAR, Kotak P3K,
Julur-jalur Evakuasi, Assemblly Point (Tempat berkumpul) yang sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya.
3. Membentuk Tim Tanggap Darurat.
4. Melakukan Inspeksi terhadap perlengkapan keadaan darurat tersebut
secara berkala.
5. Mengadakan pelatihan dan simulasi keadaan darurat.
35
Ir Suparman
Ketua
Adi Bijaksana
Wakil Ketua
36
Gambar 3.20 Inspeksi APAR
37
antisipasi terhadap kejadian pandemi Covid-19, PT KIU membentuk tim Emergency
Response berserta alur kerja terhadap screening kasus Covid-19 dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan penyebaran kasus Covid-19 di lingkungan PT KIU.
Ir Suparman
Ketua
Adi Bijaksana
Wakil Ketua
SCREENING DIS-INFEKSI
Pengecekan suhu Area Kerja
APD Area Umum
Rapid Test / SWAB Transport
Desa sekitar
38
Sarana Pencegahan dan Penanganan Dini Covid-19 PT Kharisma Inti Usaha
APD Medis
(Masker,
No Estate Knapsack +
Hand Sanitizer APD sarung tangan, Buku
Thermo Gun Wastafel Rapid Test Cairan Spanduk
Dan Sabun (Masker) Face Shield, Monitoring
Disinektan
Hazmat, Gown,
Sepatu Boot
1 KIU 1 √ √ √ √ - √ √ √ √
2 KIU 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 KIU 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 KIU 4 √ √ √ √ - √ √ √ √
5 Plasma PB & PP √ √ √ √ - √ √ √ √
6 Plasma Tapin √ √ √ √ - √ √ √ √
7 PMKS + VPO √ √ √ √ - √ √ √ √
Penyerahaan Masker Disinfektan kepada Pengecekan suhu Olahraga kecil di Penandaan social distancing
Kepada karyawan Karyawan dan Tamu Kepada karyawan Masing-masing OU Di area kerja
Disinfeksi di fasilitas Disinfeksi di fasilitas Pengecekan suhu Disinfeksi di pelabuhan Rapid Test kepada Tamu
perusahaan perusahaan Kepada Tamu Pemerintah
Gambar 3.25 Kegiatan dalam rangka pencegahan dan penanggulanan penyebaran Covid-19 di PT KIU
39
L. PERSONEL KESELAMATAN KERJA
Tugas dari personel keselamatan Kerja adalah menjadi pengawasan Kebijakan
di Bidang K3 yang telah diterapkan di PT. KIU
Pengawasan terhadap kebijakan K3 di PT.KIU hanya dilakukan oleh pihak
perusahaan (internal pabrik). Sampai saat ini pengawasan dari instansi lain belum
dilakukan, hal ini disebabkan tenaga kerja yang dilatih untuk menangani masalah K3
telah direkrut dan bertugas di lingkungan PT. KIU.
Program pengawasan terhadap program K3 yang dilakukan personil P2K3
dilaksanakan setiap bulannya untuk melihat sejauhmana program K3 sudah berjalan
dan setiap hari anggota P2K3 memastikan departemen yang dibawahinya telah
menjalankan program K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Untuk meningkatkan kompetensi dari personel K3 maka PT. KIU mengikutsertakan
program sertifikasi ke pihak eksterl, dan juga melakukan training baik internal maupun
eksternal.
40
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
PT. Kharisma Inti Usaha (KIU) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan
Karnel Palm (KP), dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tandan buah sawit (TBS)
diperoleh dari perkebunan milik sendiri yang mencapai luas 14,661 Ha dengan
kapasitas Pabrik: 60 Ton TBS/Jam. Tidak dapat dipungkiri perusahan sebesar ini
akan memberikan dampak penyerapan tenaga kerja pemanen TBS yang besar pula.
Seiring dengan itu dalam menjalankan pekerjaannya, karyawan pemanen TBS sangat
beresiko tinggi mengalami kecelakaan kerja.
Meskipun pada saat kunjungan virtual ke perusahaan, tidak disebutkan besarnya
jumlah kejadian kecelakaan ataupun jenis kecelakaan yang sering terjadi, namun hal
ini diketahui dari pengamatan di lapangan terhadap alur proses dan studi literature
mengenai beberapa kejadian yang sering terjadi di perusahaan Kelapa Sawit lainnya
bahwa tidak adanya standar metode kerja yang baku, benar dan aman, antara satu
karyawan dengan karyawan lainnya memiliki cara pemanenan TBS yang berbeda-
beda. Kesalahan metode kerja ini dapat dilihat pada saat karyawan melakukan
pemotongan pelepah sawit maupun buahnya secara bersamaan yang mengakibatkan
jatuhnya pelepah dan buah menjadi tidak stabil dan tidak terkendali. Resiko terjadinya
kecelakaan kerja pada karyawan pemanenan TBS selain disebabkan oleh metode
kerja pemanenan TBS yang tidak benar dan aman, serta dengan rendahnya
kesadaran karyawan akan kesehatan dan keselamatan kerja seperti tidak memakai
alat pelindung diri (APD) seperti sepatu boot, helm, kacamata dan apron, tidak fokus
pada pekerjaan yang sedang dilakukan (melakukan pekerjaan memanen buah sawit
sambil melakukan aktifitas lain seperti merokok, mengobrol, dan lain-lain), dan sikap
abai terhadap keselamatan kerja lainya.
Berikut analisa resiko kejadian kecelakaan yang dapat kami laporkan sebagai acuan
untuk memecahkan beberapa masalah yang mungkin dapat terjadi di PT. KIU
Jika terjadi kecelakaan pada proses pemanenan buah kelapa sawit di PT. KIUda pat
di ketahui penyebab dan solusinya dengan menggunakan metode SCAT.
41
Ada 5 blok atau kotak dalam SCAT diagram, meliputi deskripsi kejadian, pemicu
kejadian, penyebab langsung, penyebab dasar, dan tindakan perbaikan.
42
4.1 POTENSI BAHAYA PADA INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT
KHARISMA INTI USAHA
Dasar Hukum/
No. Uraian Potensi Bahaya Efek Bahaya Pengendalian Peraturan
Perundangan
Personil
kesehatan
Bahaya
UU No.1 tahun
Mekanik 1970 tentang
(Biomechaical Keselamatan
- Audit, Inspeksi,
hazards) Kerja, PP No.50
(observasi/
checklist), tahun 2012
maintenance, dll tentang SMK3,
Proses
Peraturan
Perencanaan - kebakaran,
menteri tenaga
/Pembukaan peledakan, luka
kerja dan
lahan, akibat tertusuk
transmigrasi RI
kegiatan duri
- Mesin rusak, No. Per-
pembersihan sawit/kejatuhan
tertimpa 08/MEN/VII/2010
lahan dengan pelepah sawit
pelepah sawit, tantang APD,
menggunakan
duri sawit Permenaker RI
manual - Dilakukan No. Per-
maupun safety briefing,
1 04/MEN/1980
menggunakan tool box meeting, tentang syarat-
alat-alat berat training syarat
seperti
pemasangan dan
excavator dan
pemeliharaan
motor grader,
APAR, Per
mesin
09/Men VII/2010
pemotong, Penggunaan alat tentang operator
pembibitan, Bahaya Fisik berkurangnya pelindung diri,
dan petugas
penanaman (Physical kekuatan seperti safety pesawat angkat
dan hazards) genggaman helmet (Hard hat)
dan angkut,
pemeliharaan Penggunaan (carpal tunnel kelas C, peraturan
tanaman, alat pemotong syndrome) penggunaan alat
pemerintah
pemanenan pelindung kaki No.07 tahun
jenis vinyl, pakain
1973 tentang
Bahaya Biologi kerja (overal), dan pengawasan,
penggunaan
(Biological penyimpanan
hazards) - sarung tangan dan penggunaan
kulit karena.
Penimbunan pestisida
debu dalam Penggunaan
sarung tangan
paru pneumokonioses
43
kulit cocok
digunakan ketika
pekerja
bersentuhan
dengan benda
atau alat yang
permukaannya
kasar. pada
penggunaan
mesin-mesin
pemotong dapat
dikendalikan
dengan mematuhi
- Terserang
standart
binatang-
operstional
binatang
infeksi pada kulit, procedure (SOP)
berbisa,
gastrointestinal penggunaan alat
terinfeksi cacing
dan dapat
dan terserang
dikendalikan
mikro organisme
dengan
penggunaan alat
pelindung diri
seperti googles
untuk mencegah
serpihan debu
terbang, alat
pelindung tangan
berjenis metal
messh, pakaian
kerja (apron),
safety shoes
berjenis vinyl
Pengendalian
secara
administrative
adalah proses
pengendalian
dengan cara
administrative
mengurangi
Bahaya Kimia dermatoses,
bahaya dan resiko
(Chemical penyakit aku
dari bahaya kimia.
hazards) - maupun kronis,
Misalnya safe
Penggunaan keracunan dan
operating limit,
pestisida kematian
work permit,
standart
operational
procedure (SOP),
pelatihan,
modifikasi
perilaku, jadwal
istirahat, MSDS
44
Pencegahan yang
mungkin
dilakukan untuk
potensi bahaya
kesehatan dapat
dilakukan secara
subtitusi, yaitu
Bahaya dengan
gangguan otot
Ergonomi menggunakan
rangka
(Ergonomic alat pemanen
(muscoleskeletal
Hazards) bermesin
disordes),
Pemanenan sehingga
Repetitive Strain
dapat mengurangi
Injury cedera dari
beban kerja
dilakukan sistem
pemanen, manual
dengan alat muskuloskeletal
handling yang
pemanen dan saraf), Carpal
baik dengan
manual atau Tunnel Syndrome
konsep yang
alat panen (timbul seperti
ergonomis yang
bermesin, sakit di
menyesuaikan
pergelangan
posisi pada posisi,
tangan)
memanen proses, dan
kemampuan
mengangkat
beban dalam
bekerja yang
sesuai dengan
kemampuan
tubuh.
Pengendalian
secara
administrative
adalah proses
pengendalian
dengan cara
administrative
- Terjatuh, mengurangi
terjepit, tertimpa bahaya dan resiko
2 Proses Kerja: - Keseleo, terkilir
TBS (tandan dari bahaya kimia.
buah segar) Misalnya safe
operating limit,
work permit,
standart
operational
procedure (SOP),
pelatihan,
modifikasi
45
perilaku, jadwal
Sistem steam Sterilizer memiliki istirahat,
pada Sterilizer potensi meledak, Ppenerapan
memiliki suhu luka bakar, SMK3, CSMS
yang sangat tersembur air terhadap pihak
tinggi panas ke-3,
Sterilizer
menggunakan
sistem steam Pekerja dapat
yang dimana terkena luka bakar
dapat membuat
cipratan saat
sterilizer
beroperasi
Sistem steam
pada Sterilizer
b. Aktivitas Sterilizer memiliki
memiliki suhu
kerja pada potensi meledak
yang sangat
Stasiun tinggi
perebusan,
Sterilasi
Sterilizer
menggunakan
sistem steam
yang dimana
dapat membuat
cipratan saat
sterilizer
beroperas
Luka memar
terpeleset
karena menarik
tali capstand
menuju tippler,
tergelincir dari
tangga
c. Aktvitas
Kerja pada
Stasiun bahaya luka bakar, kerusakan
Klarifikasi kebakaran alat-alat
(Clarification
Station).
d. Aktvitas Pekerja dapat
Kerja pada tersetrum listrik
Stasiun Kernel saat
(Kernel mengoperasikan
Station) mesin
46
Pekerja dapat
terbentur pada
bagian kepala
Pekerja berada di
ketinggian dalam
menjalankan Pekerja dapat
mesin terjatuh
• Pada saat
menaiki tangga,
terdapat banyak
pipa-pipa besi Pekerja dapat
yang melintang, terbentur di
Konstruksi sehingga pekerja bagian kepala.
tempat kerja harus cukup
merunduk untuk
melewatinya
47
minyak/air secara berkala, sehingga tekanan dari tabung tersebut tidak melebihi
tekanan yang diizinkan, demikian halnya pekerja yang bekerja pada bagian ini
diharuskan menggunakan alat pelindung diri berupa helm, kaca mata, sarung tangan
serta baju pelindung dada.
Terkena sengatan listrik dicegah dengan melakukan pemeriksaan berkala terhadap
wayar-wayar yang selalu bersentuhan dengan para pekerja, seperti wayar cok,
demikian halnya pekerja selalu disarankan bekerja dengan menggunakan alas kaki
untuk mencegah terjadinya kontak listrik.
Terpeleset dicegah dengan cara membersihkan seluruh ceceran oli dan cairan yang
tergenang di sekitar pabrik dan lantai-lantai kerja. Kecelakaan terlilit ban dicegah
dengan cara melengkapi ban berjalan dengan terali besi dalam lintasan ban berjalan
tersebut.
Kepala terantuk dicegah dengan penggunaan helm pengaman di seluruh areal pabrik,
sehingga kemungkinan bahaya terantuk dapat dihindari, serta pada bagian- bagian
kantor yang flaponnya terlalu rendah dilakukan renovasi untuk ditinggikan.
Terkena conveyor dicegah dengan membuat pagar pada kedua sisi ban berjalan
(conveyor), atau minimal membuat pengaman besi pada kedua sisi conveyor,
demikian halnya pekerja di sekitar conveyor disarankan menggunakan sarung tangan.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah:
1. Program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
telah diterapkan di PT. KIU seperti pendidikan dan pelatihan,
penyuluhan, penggunaan alat pelindung diri papan
peringatan/rambu-rambu kecelakaan kerja, sanksi dan
penghargaan serta sertifikat.
5.2 Saran
Beberapa hal yang disarankan dalam laporan kunjungan perusahaan
secara virtual ini adalah:
1. Perlunya pengawasan yang lebih baik seperti pengecekan
penggunaan alat pelindung diri, perawatan berkala terhadap peralatan,
untuk menjamin terlaksananya program keselamatan dan kesehatan
kerja, dengan melibatkan seluruh pekerja.
2. Diperlukannya suatu penyuluhan yang lebih baik dari manajemen
pabrik kelapa sawit kepada seluruh pekerja, dengan cara mengadakan
kursus singkat dengan mendatangkan ahli keselamatan dan kesehatan
kerja, serta melakukan simulasi pencegahan kecelakaan kerja di
lingkungan pabrik.
3. Perlunya menghitung volume bak penampungan tandan buah segar
sesuai dengan besarnya volume tandan buah segar yang diterima pabrik
setiap harinya, penambahan penerangan di lokasi tersebut. Serta
memperbaiki seluruh jaringan komputer/printer untuk memastikan tidak
ada kabel yang terkelupas dan servis dilakukan pada saat seluruh listrik
telah dimatikan.
4. Perlunya melampirkan data angka kejadian kecelakaan kerja, dan
jenis kecelakaan kerja yang sering terjadi sehingga dapat diantisipasi
untum kedepannya demi pencapaian zero accident di PT. KIU.
49
BAB VI
PENUTUP
50
DAFTAR PUSTAKA
52