Anda di halaman 1dari 28

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. KHARISMA INTI USAHA


26 NOVEMBER 2020

Oleh :
Kelompok II
(Kesehatan Kerja Dan Ergonomi)

A.Justriani Ina Nur Inayah


Bernando Jaya Saputra M
Eka Yulia Prasetyawati Kartika Dewi
Erfin Kharisma
Ghea Asmarandhana Luluna Sheilamita
Golden Harto Lumbantobing Mashudi
Hairul Rizal Merih Sampe
Imam Tarmidzi Widia Wulandari

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 23–27 NOVEMBER 2020
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan perusahaan Walk
Through Survey sebagaimana mestinya. Laporan Walk Through Survey disusun
untuk melengkapi rangkaian kegiatan Pelatihan Hiperkes dan Kesehatan Kerja yang
dilaksanakan pada 23-27 November 2020. Laporan ini memaparkan mengenai
kesehatan kerja dan ergonomi pada PT. Kharisma Inti Usaha.
Dalam usaha penyelesaian laporan ini, kami banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan
kritikan yang membangun guna perbaikan kedepannya.

Jakarta, 27 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 3

1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 3

1.4 Dasar Hukum............................................................................................... 4

1.5 Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1 Kesehatan Kerja .......................................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Kesehatan Kerja ........................................................................ 6

2.1.2 Program Pelayanan Kesehatan Kerja .......................................................... 6

2.2 Ergonomi ..................................................................................................... 8

2.2.1 Pengertian Ergonomi ................................................................................... 8

2.2.2 Tujuan Ergonomi......................................................................................... 9

2.2.3 Manfaat Ergonomi....................................................................................... 9

BAB 3 HASIL PENGAMATAN ........................................................................ 10

3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan .................................................................. 10

3.2 Program Kesehatan ................................................................................... 10

3.3 Pencegahan HIV/AIDS dan Narkoba ........................................................ 11

3.4 Pemeriksaan Kesehatan ............................................................................. 11

iii
3.5 Kesesuaian Pekerja dengan Alat ............................................................... 11

3.6 Program Pemenuhan Gizi Pekerja, Kantin atau Ruang Makan ................ 12

3.7 Penyakit Akibat Kerja ............................................................................... 12

3.8 Sarana P3K dan Tim ................................................................................. 12

3.9 Personil Kesehatan .................................................................................... 12

BAB 4 RUMUSAN MASALAH......................................................................... 13

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 19

5.1 Kesimpulan................................................................................................ 19

5.2 Saran .......................................................................................................... 20

BAB 6 PENUTUP................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pemecahan Masalah…………………………………………………17

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO Committee
1995 ialah penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga kerja di semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan tenaga kerja yang disebabkan kondisi
kerjanya, perlindungan tenaga kerja terhadap resiko faktor -faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja di
lingkungan kerja sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai
kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan manusia kepada
pekerjaannya.
Kesehatan kerja adalah hal-hal yang berkaitan dengan psikis atau psikologi
karyawan. Kesehatan fisik merupakan hal yang sangat penting, karena tubuh yang
sehat para karyawan dapat bekerja dengan baik. Begitu pula dengan kesehatan
mental yang akan membuat karyawan bekerja secara optimal. Untuk mendukung
kesehatan kerja diperlukan ergonomi. Pengertian Ergonomi menurut OSHA (2010)
adalah praktek dalam mendisain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan
kapasitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. Didalam
suatu lapangan kerja, ergonomi berperan sangat penting. Semua bidang pekerjaan
seringkali menggunakan ergonomi. Ergonomi diaplikasikan pada dunia kerja
supaya pekerja dapat nyaman didalam melakukan pekerjaannya. Dengan
meningkatnya kenyamanan, diharapkan produktivitas kerja yang diinginkan dan
dapat semakin meningkat.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23
mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib
diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai
resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja.

1
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Resiko kecelakaan serta
penyakit akibat kerja sering terjadi karena program K3 tidak berjalan dengan baik.
Hal ini dapat berdampak pada tingkat produktivitas karyawan. Pada umumnya
kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor
manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti sengaja melanggar
peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan atau kurang terampilnya pekerja itu
sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan
kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin. Menurut International
Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan
oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000
kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena
penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit
akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya (Depkes RI, 2007).
Rendahnya kesadaran perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dan
kurangnya kesadaran pegawai terhadap risiko yang dapat saja terjadi terhadap diri
sendiri akibat pekerjaan terhadap penerapan K3 di perusahaan berakibat pada
tingginya dampak risiko kecelakaan kerja di tempat kerja. Pengawasan dan
penerapan sanksi yang kurang maksimal dari Kementrian Tenaga Kerja terhadap
perusahaan- perusahaan diakui menjadi salah satu kendala penerapan K3 di
Indonesia kurang maksimal. Peningkatan pengawasan perusahaan penting sebagai
usaha Tidak adanya sanksi mengikat yang diterapkan dan di jelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 juga menjadi sebab masih rendahnya
penerapan K3 di Indonesia.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh Pusat
K3 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan kunjungan
ke perusahaan PT. Kharisma Inti Usaha pada tanggal 26 November 2020, yang
berlokasi di Desa Pandahan, Kec. Tapin Tengah, Kab. Tapin, Kalimantan Selatan.
Perusahan ini bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Melalui laporan ini
kami menyampaikan hasil inspeksi secara objektif dan subjektif pada PT. Kharisma
Inti Usaha, beserta hasil analisa data dan pemecahan masalah yang kami temukan
terkait penerapan SMK3 di perusahaan tersebut.

2
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Menciptakan lingkungan kerja yang selamat dengan melakukan penilaian
secara kualitatif dan kuantitatif.
2. Menciptakan kondisi yang sehat bagi karyawan, keluarga dan masyarakat
sekitarnya melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

1.3 Ruang Lingkup


1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
a. Sarana dan Prasarana.
b. Tenaga (dokter Perusahaan dan paramedis Perusahaan).
c. Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Kerja, pengesahan
penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja).
2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
a. Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima untuk melakukan pekerjaan).
b. Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).
c. Khusus (secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu berdasarkan tingkat
resiko yang diterima).
3. Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan Gizi Kerja.
a. Kantin / ruang makan.
5. Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi.
a. Prinsip Ergonomi :
1) Antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja.
2) Efisiensi Kerja.
3) Organisasi Kerja dan Desain Tempat Kerja
4) Faktor Manusia dalam Ergonomi.

3
b. Beban Kerja :
1) Berdiri terlalu lama.
2) Kelelahan.
3) Pengendalian Lingkungan Kerja.
6. Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dan Penyakit Akibat Kerja).

1.4 Dasar Hukum


Perundang-undangan K3 ialah salah satu alat kerja yang penting bagi
para Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) guna menerapkan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja. Landasan yang
digunakan antara lain:

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3


(tiga) dan pasal 8 (delapan).
2. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja.
3. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
4. Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
5. Permenaker No Per 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
6. Permenaker No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jamsostek.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosa
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan.
9. Surat Edaran Dirjen Binawas tentang Perusahan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan

4
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
02/Men/1980 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
13. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor Kep.22/DJPPK/V/2008 Tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
14. Permenaker No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja

1.5 Gambaran Umum Perusahaan


a. Alamat Perusahaan :
Desa Pandahan, Kec. Tapin Tengah, Kab. Tapin, Kalimantan Selatan.
b. Jumlah Pegawai Perusahaan :
Jumlah total pegawai perusahaan adalah 14.000 orang pekerja.
c. Asuransi Pegawai :
BPJS Ketenagakerjaan
d. Kelembagaan P2K3 :
Perusahaan ini memiliki kelembagaan P2K3. Dengan jumlah P2K3 yaitu 12
orang

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Kerja


2.1.1 Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik
jasmani, rohani maupun sosial dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit dan gangguan kesehatan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun
penyakit umum dalam ruang lingkup kesehatan. Keselamatan dan kesehatan kerja
tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit, menurut undang-
undang RI nomor 9 tahun 1960 bab 1 pasal 2 adalah keadaan sehat diartikan
sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan.
Hakikat dari kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang setingginya
baik, buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas, dengan
demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
b. Sebagian alat untuk meningkatkan produksi yang berdasarkan kepada
meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

2.1.2 Program Pelayanan Kesehatan Kerja


a. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu
seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu
terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual, dan intelektual.
Tujuan promosi ditempat kerja adalah terciptanya prilaku dan lingkungan kerja
sehat juga produktifitas yang tinggi :
1) Tujuan promosi kesehatan adalah :Mengembangkan prilaku kerja sehat
2) Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
3) Menurunkan angka absensi sakit
4) Meningkatkan produktifitas kerja
5) Menurunnya biaya kesehatan
6) Meningkatkan semangat kerja

6
b. Preventif
Upaya preventif merupakan upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh alat-alat mesin yang
berada disekitar lingkungan kerja ataupun penyakit menular umumnya yang
biasa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang diakibatkan pekerja.
Upaya preventif diperlukan untuk menentukan kesehatan optimal pekerja agar
didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan
keuntungan bagi kedua belah pihak. Aplikasi upaya preventif diantaranya
pemakaian alat pelindung diri dan pemberian gizi makanan yang baik pada
pekerja. Gizi kerja adalah gizi atau nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja
yang memenuhi kebutuhan sesuai dengan pekerjaan dan beban kerja tambahan.
Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal, yaitu rendahnya
kebiasaan makan pagi, kurangnya makanan serta jumlah, kapan dan apa yang
dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi pekerja adalah :
1) Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
2) Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
3) Kemampuan fisik pekerja berkurang
4) Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebih
5) Reaksi pekerjaan yang lambat dan apatis
6) Pekerja yang tidak teliti
7) Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang

Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
degeneratif, arteriosklerosis, hipertensi, kurang gizi, dan mudah terserang
infeksi akut seperti gangguan saluran napas. Ketersediaan makanan bergizi dan
peran perusahaan untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan
pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan dan
produktifitas yang setinggi-tingginya.

7
c. Kuratif
Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja
merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja,
sekaligus memberi motivasi untuk pekerja supaya memilih kesehatan yang
optimal. Penyakit yang sering timbul dalam suatu lokasi pekerjaan yang dapat
menjadi tolak ukur dalam menjadi langkah promosi dan pencegahan sehingga
tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal.
d. Rehabilitatif
Konvensi ILO no 159/1983 menetapkan rehabilitasi kerja (ocupational
rehabilitatior) yang menekankan proses pemulihan dari aspek pekerjaan, yaitu
proses pemulihan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit untuk dapat
bekerja kembali baik ditempat kerja semula atau ditempat kerja baru yang
sesuai dengan kondisi dan kemampuan.

2.2 Ergonomi
2.2.1 Pengertian Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan
tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan faktor manusia seoptimal-optimalnya.
Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang
antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal balik
untuk efisiensi dan kenyamanan kerja.
Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan
manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau
tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan
kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa

8
ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga
bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu
teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja
yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.

2.2.2 Tujuan Ergonomi


Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan
dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat
menciptakan sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
Adapun tujuan penerapan ergonomic adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja
tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan
meningkatkan kepuasan kerja
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak
sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan system
kebersamaan dalam tempat kerja.
c. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik,
ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

2.2.3 Manfaat Ergonomi


1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
2. Menurunnya kecelakaan kerja.
3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
4. Stress akibat kerja berkurang.
5. Produktivitas membaik.
6. Alur kerja bertambah baik.
7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
8. Kepuasan kerja meningkat

9
BAB 3
HASIL PENGAMATAN

3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Pada perusahaan ini tersedia 2 poliklinik, yang berada di KIU 2 dan KIU 3,
serta terdapat fasilitas layanan ambulance selain itu perusahaan pun menyediakan
kotak P3K di beberapa lokasi di lingkungan kerja, perusahaan menyadari jika
hanya terdapat 2 layanan kesehatan sangat kurang untuk menjamin mutu
kesehatan dan keselamatan kerja oleh karena itu pihak perusahaan akan
membangun satu poliklinik di KIU 4, dan di poliklinik terdapat Apar, tempat cuci
tangan.
3.2 Program Kesehatan
Program kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
1. Pelayanan kesehatan Promotif
Pada perusahaan ini terdapat poster-poster yang berisi himbauan untuk
menggunakan Alat Pelindung Diri seperti masker, helm, apron, sarung tangan
dan lain-lain, dan memasang berupa poster tentang keselamatan pekerjaaan
dan sudah memasang papan pengumuman tentang kebersihan, dan
pembuangan sampah, spanduk pencegahan dan penanganan Covid 19, dan
bekerja sama pada puskesmas setempat untuk melakukan sosialisasi kepada
tenaga kerja masalah kesehatan, training internal harvesting prosedur,
peringatan dilarang merokok di area poliklinik, poster cuci tangan.
2. Pelayanan kesehatan Preventif
Pelayanan kesehatan Preventif Aplikasi upaya preventif diantaranya
melakukan MCU awal, berkala, khusus, Pada perusahaan ini para tenaga
kerja diberikan alat pelindung diri berupa masker untuk mencegah PAK, di
sediakan tempat cuci tangan di beberapa tempat, dan tenaga kerja sudah
menggunakan sabun dan air bersih untuk cuci tangan saat istirahat untuk
mencegah ganggaun gastrointestinal. Dan tim medis sudah melakukan
screnning berupa pengecekan suhu, Rapid test/swab untuk mencegah Covid
19, monitor dan perawatan pekerja berupa APD, pengaturan kerja shift,

10
WFH/Flexibily, olahraga pagi, melakukan desinfektan kepada karyawan dan
tamu, pengadaan social distancing.
3. Pelayanan kesehatan Kuratif
Jika tenaga kerja pada perusahaan ini sakit atau mengalami kecelakaan kerja
luka ringan seperti luka lecet, tertusuk duri sawit, tersayat parang akan
dilakukan pertolongan pertama oleh petugas P3K yang merupakan pekerja
terkualifikasi dan sudah terlatih dan akan diantar ke poliklinik untuk
dilakukan perawatan dan pengobatan oleh paramedis.
4. Pelayanan kesehatan Rehabilitatif
Jika terdapat tenaga kerja yang sakit dan kecelakaan kerja yang mengalami
luka ringan seperti lecet, tertusuk duri sawit, tersayat parang akan dilakukan
pemeriksaan dan perawatan hinggah sampai pulih kembali oleh paramedis
dipoliklinik perkebunan dan akan dirujuk ke puskesmas setempat yang
bekerjasama dengan poliklinik untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan
lebih lanjut dan akan diterapi oleh dokter.
3.3 Pencegahan HIV/AIDS dan Narkoba
Pada PT. Kharisma Inti Usaha ini untuk pencegahan terhadap HIV/AIDS
adalah dengan sosialisasi pencegahan HIV /AIDS kepada karyawan yang
bekerjasama dengan pelayan kesehatan. Tetapi untuk pencegahan narkoba belum
ada sosialisasi.
3.4 Pemeriksaan Kesehatan
PT Kharisma Inti Utama mengadakan pemeriksaan kesehatan awal kepada
calon tenaga kerja. Serta melakukan pemeriksaan kesehatan berkala selama 3
bulan sekali dan pemeriksaan khusus 1 tahun sekali.
3.5 Kesesuaian Pekerja dengan Alat
Pada hampir semua bagian, para pekerja melakukan pekerjaannya dalam
posisi mobile seperti berdiri dan jalan-jalan. Durasi pengerjaan setiap produk
dilakukan sesuai jam bekerja, serta pada proses pengangkutan pekerja dan bahan
kimia sudah diangkut terpisah ke tempat kerja, namun alat pengangkutan tidak
diperuntukan untuk angkutan manusia, dalam bekerja diketinggian, sudah ada
SOP yang ditempatkan disetiap lokasi pekerja. Perusahaan memiliki manual book
untuk proses pengangkatan bibit, ditambah ada safety induction.

11
3.6 Program Pemenuhan Gizi Pekerja, Kantin atau Ruang Makan
Pada PT. Kharisma Inti Usaha belum mempunyai kantin untuk seluruh
karyawan, tetapi hanya ada kantin pabrik di KIU 1, KIU 2, KIU3 dan KIU4.
Untuk kebutuhan gizi pekerja atau makanan, pekerja membawa makanan sendiri
dari rumah atau membeli makanan di warung sekitar pabrik. Hal ini disebabkan
karena tidak adanya kantin untuk seluruh karyawan. Pada PT. Kharisma Inti
Usaha tidak mempunyai ahli gizi, sehingga untuk menu makanan diatur oleh
tenaga kerja sendiri.
3.7 Penyakit di Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan data yang telah dipaparkan oleh PT. Kharisma Inti Usaha tidak
ada data yang mendukung mengenai penyakit akibat kerja, namun PT. Kharisma
Inti Usaha memaparkan 10 besar penyakit yang ditemukan saat pemeriksaan di
poliklinik perkebunan tersebut yaitu :
1. Ispa
2. Dermatitis
3. Dyspepsia
4. GEA
5. Fatique
6. Kelelahan
7. Konjungtivitis
8. Diabetes Melitus
9. Hipertensi
10. Febris
Selain itu juga terdapat juga beberapa kasus kecelakaan kerja yang masih
bersifat ringan serta bisa ditangai oleh tim medis poliklinik, seperti luka lecet,
tertusuk duri dan tersayat parang.
3.8 Sarana P3K dan Tim
Di PT. Kharisma Inti Usaha telah di bentuk tim P3K yang terdiri dari 37
karyawan yang telah terlatih. Di setiap ruangan kantor PT. Kharisma Inti Usaha
telah terdapat kotak P3K beserta isinya.

12
3.9 Personil Kesehatan
Personil kesehatan yang terdapat dalam PT. Kharisma Inti Usaha yaitu dua
dokter, dua bidan, dua perawat. Sehingga jika terjadi kecelakaan atau penyakit
akibat kerja maka akan di tangani oleh dokter beserta paramedis perusahaan yang
telah tersertifikasi. Jika tidak dapat tertangani maka dirujuk ke fasilitas layanan
kesehatan terdekat.

13
BAB IV
RUMUSAN MASALAH

Tabel 4.1 Pemecahan Masalah


No Jenis Kegiatan Potensi Bahaya Efek Bahaya Pengendalian Undang-Undang
1. Fasilitas pelayanan Pasien/pekerja tidak Semakin Menambah klinik kembali di lokasi • UU No 1 tahun 1970
kesehatan cepat tertangani memperparah yang berbeda serta paramedis yang tentang keselamatan kerja
sakit/fatality tersertifikasi hiperkes • PP No. 47 tahun 2016
tentang fasilitas pelayanan
kesehatan
2. Progam kesehatan Mengingat belum HIV/AIDS, • Melakukan penyuluhan • Undang-undang RI No. 13
adanya sosialisasi Hepatitis dan tentang bahaya narkoba. Tahun 2003 Tentang
tentang bahaya penyakit menular • Melakukan penyuluhan Ketenagakerjaan
Narkoba di lainnya. tentang hubungan penyakit • Pasal 87 (1) UU
Perusahaan PT KIU, HIV/AIDS dengan Narkoba Ketenagakerjaan (UU
sementara seperti yang serta penyakit menular lainnya No. 13/2003)
kita ketahui bahwa • Melakukan penyuluhan
kasus narkoba masih tentang pencegahan dan cara
tinggi di Indonesia penularan HIV/AIDS
seiring dengan • Menempelkan poster-poster
penambahan kasus bahaya dan stop Narkoba
HIV/AIDS narkoba seperti pada poster HIV/AIDS
juga menyumbang yang sudah berjalan
kasus yang terbilang
banyak melalui

14
pertukaran jarum
suntik saat pemakaian

3. Ergonomi Pada saat memanen Ketegangan otot Menerapkan pengendalian • Undang-undang No. 1
kelapa sawit pekerja dan meningkatkan administrative untuk menghidari Tahun 1970 Tentang
terlalu lama tekanan pada ketegangan pada otot pekerja maka Keselamatan Kerja
mendongak ke atas syaraf perlu di lakukan pengendalian • Undang-undang RI No. 13
untuk memanen sawit administrative seperti pergantian Tahun 2003 Tentang
waktu yang pekerja pemanen dalam waktu 15 Ketenagakerjaan
dibutuhkan lebih dari menit sekali dengan pekerja yang • Permen Tenaga Kerja dan
15 menit dengan bertugas membawa sawit ketempat Transmigrasi RI No.
gerakkan yang pengumpul PER.08/MEN/VII/2010
berulang tentang APD
PP No. 50 Tahun 2012
tentang peneraban SMK3
4. Gizi Banyaknya kasus Dyspepsia, • Melakukan penyuluhan • UU No. 1 Tahun 1970
penyakit dyspepsia Gastritir, dan tentang pemenuhan gizi yang tentang keselamatan kerja
yang ditemukan di masalah gizi baik. • Permennakertrans No.
fasilitas pelayanan (kurang gizi) • Melakukan penyuluhan PER.03/Men/ 1982
kesehatan yang tentang waktu makan yang Tentang Pelayanan
disediakan PT KIU tepat. Kesehatan Kerja
bisa disebabkan dari • Menaker No. Ins. 03/M/
pola makan pekerja BW/ 1999 tentang
yang tidak teratur pengawasan terhadap
mengingat jauhnya pengelolaan makanan
jarak perkebunan
dengan tempat makan
yang disediakan serta

15
rumah pekerja dan
tempat penjual
makanan cukup jauh
bisa menjadi salah satu
penyebab pekerja
kurang
memperhatikan gizi
mereka terlebih pada
saat sudah bekerja
mereka lupa pada jam
makan yang teratur.
5. Penyakit di pelayanan Seperti yang kita Gangguan Sistem • Melakukan penyuluhan • UU No.1 Tahun 1970
kesehatan ketahui ada 10 besar Pernapasan Akut maanfaat menggunakan tentang Keselamatan kerja
penyakit terbanyak dan Covid-19 masker terlebih disaat pandemi • PMP No. 7 tahun 1964
yang sering covid-19 tentang syarat kesehatan,
ditemukan di • Melakukan penyuluhan kebersihan, serta
pelayanan kesehatan 2 penyebab-penyebab penyakit penerangan dalam tempat
diantaranya adalah infeksi saluran pernafasan kerja
ISPA dan Dermatitis, • Melakukan penyuluhan • Permenakertrans No.
menempati peringkat tentang Prilaku Hidup Sehat PER/03/Men/1982 tentanf
tertinggi. Terlebih dan Bersih selama ditempat pelayanan kesehatan
yang sangat di kerja maupun di rumah
khawatirkan pada saat
pandemic seperti ini
adalah penyakit
system pernafasan
covid-19, masih
banyak pekerja yang

16
tidak menggunakan
masker saat bekerja
6. Personil Kesehatan Dari hasil pengamatan Tidak efisien • Melakukan penambahan • UU No. 1 tahun 1970
kelompok kami dalam proses jumlah personil kesehatan.
personil kesehatan pelayanan • Memberikan penyuluhan
masih menjadi kesehatan tentang obat-obatan yang
masalah dalam harus tersedia dirumah seperti
pelayan kesehatan di kotak p3k kids.
PT KIU, mengingat
jumlah karyawan yang
cukup banyak yaitu
adalah 14.000 pekerja
dibandingkan dengan
jumlah personil
kesehatan yaitu 2
orang dokter, 2 orang
perawat, dab 2 oranf
bidan untuk 2 klinik
kesehatan Faskes
tinggal 1. Bila di lihat
dari jumlah tersebut
itu tidak efisien
terlebih jarak antara
faskes diluar
perusahaan yang
cukup jauh dan
pembangunan gedung
klinik ke-3 di PT KIU

17
sendiri masih dalam
proses pembangunan
7. Sarana P3K Sarana P3K adalah Kukurangan • Melakukan penambahan • UU No 1 tahun 1970
salah satu sarana yang personil P3K personil P3K dan pelatihan • Permenakertrans
penting dalam sebuah dilapangan petugas P3K No.Per.03/Men/1982
perusaahan karena dengan isi P3K • Penyesuaian isi kotak/tas P3K • UU No.3 Tahun 1969
pertolongan pertama yang kuranf dengan peraturan pemerintah • Permenakertrans No.Per.
yang dilakukan P3K lengkap 15/Men/VIII/2008
sangat menentukan • Kepdirjen Binwasnaker
tindakan medis No. Kep.
selanjutnya, meskipun 53/DJPPK/VIII/2009
dalam gedung
perusahaan sudah
menyiapkan beberapa
titik P3K dan beberapa
tas P3K untuk yang
bertugas di lapangan
tetapi menurut kami
dengan jumlah
personil P3K yaitu
sebanyak 36 orang
perlu penambahan
serta pada saat
penjelasan di ku
jungan virtual tidak
dijelaskan apa saja isi
dari P3K maka perlu
penyesuaian isi

18
tersebut dengan
peraturan pemerintah
tentang P3K.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil walk through survey yang kami lakukan, maka kesimpulan yang
dapat ditarik adalah:
1. Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan berupa Poliklinik di KIU 2 dan
KIU 3 pada perusahaan PT Kharisma Inti Utama dengan tenaga medis
dan paramedis yang diantaranya 2 dokter, 2 perawat dan 2 bidan yang
menjadi total keseluruhan.
2. Program Kesehatan yang dilakukan oleh PT Kharisma inti Usaha berupa
upaya :
a. PT Kharisma Inti Usaha melakukan pelayanan kesehatan promotif
dengan membuat poster himbauan untuk menggunakan APD selama
bekerja, poster tentang keselamatan pekerjaaan dan sudah memasang
papan pengumuman tentang kebersihan, dan pembuangan sampah,
spanduk pencegahan dan penanganan Covid 19.
b. PT Kharisma Inti Usaha melakukan pelayanan kesehatan preventif
dengan melakukan pembagian masker pada para TK, melakukan
MCU awal, berkala, khusus, melakukan screnning awal untuk
mencegah Covid 19, dan menerapkan protokol kesehatan social
distancing.
c. PT Kharisma Inti Usaha melakukan pelayanan kesehatan kuratif yang
apabila TK mengalami kecelakaan kerja, akan dilakukan pertolongan
pertama oleh petugas P3K.
d. PT Kharisma Inti Usaha melakukan pelayanan kesehatan rehabilitatif
jika terdapat tenaga kerja yang sakit dan terjadi kecelakaan kerja yang
tidak dapat ditangani oleh petugas P3K maka akan diantarkan ke
poliklinik untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut oleh tenaga
medis dan paramedis.

20
3. Untuk pencegahan HIV/AIDS PT Kharisma Inti Usaha sudah melakukan
upaya sosialisasi kepada para tenaga kerja, namun untuk Narkoba
perusahaan belum melakukan sosialisasi.
4. Pada hampir semua bagian, para pekerja melakukan pekerjaannya dalam
posisi mobile seperti berdiri dan duduk sesuka pekerja dalam posisinya.
5. Pada bagian proses pemeliharaan sudah menyediakan APD yang tepat
sesuai jenis pekerjaannya tetapi perlu ditingkatkan dalam pengawasan
pemakaian.
6. Pada PT. Kharisma Inti Utama terdapat kantin untuk tenaga kerja.
7. Perusahaan telah menyediakan kotak P3K hampir di setiap devisi yang
dibawa oleh mandor dan Petugas P3K sebanyak 36 orang, namun untuk
petugas P3K masih kurang jika menggunakan rasio petugas P3K
ditempat kerja dengan jumlah TK di PT Kharisma Inti Utama
8. Penyakit dengan posisi tertinggi yang ditemukan saat pemeriksaan di
poloklinik PT Kharisma Inti Usaha adalah penyakit ISPA.

5.2 Saran
Dari hasil walk through survey yang kami lakukan, maka kami ajukan
beberapa saran yaitu :
1. Melakukan penyuluhan tentang bagaimana sikap tubuh yang ergonomis
dalam bekerja.
2. Menambah Personil Petugas P3K dan mencantumkan bagan P3K di
dalam struktur tanggap darurat.
3. Meningkatkan pengawasan kerja di area kerja sehingga tingkat Penyakit
Akibat Kerja (PAK) bisa menurun dan dikendalikan.
4. Melengkapi kotak P3K disetiap KIU 1 dan KIU 4
5. Penambahan tenaga medis dan paramedis yang sudah bersertifikasi
BTCLS dan HIPERKES.
6. Pemberian edukasi secara berkala mengenai penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri) yang baik dan benar, Kesehatan Kerja, Kesehatan
lingkungan, Penyakit Menular, Pencegahan terjadinya PAK yang
berhubungan dengan kerja ataupun akibat kecelakaan kerja.

21
BAB VI
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Semua pihak berperan aktif dalam meningkatkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain itu perlu adanya kerjasama yang baik
antara pengusaha, pekerja, masyarakat, dan lingkungan agar tujuan dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut tercapai, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas.

22
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2007). Kecelakaan di Industri. (Online). http://


www.depkes.go.id diakses pada 27 november 2020

International Labour Organization (ILO). (2005). Statistic and databases. (Online).


http://www.ilo.org diakses pada 27 november 2020

Kuswana, W. S. (2014). Ergonomi dan K3 Kesehatan Keselamatan Kerja.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, A.A & Prabu, A. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakary

Occupational Safety & Health Administration (OSHA). (2010). Computer


Workstations e Tool. (Onile).
https://www.osha.gov/SLTC/etools/computerworkstations/component
diakes pada 27 november 2020
Silalahi & Bennet. (1995). Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
Pustaka Binaman

Suma’mur. (2009). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:


Sagung Seto

Suma’mur. (1993). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung


Agung

Tarwaka, dkk. (2004). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan


Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press Occupational Safety & Health
Administration

23

Anda mungkin juga menyukai