MAKALAH
OLEH :
KELOMPOK 7
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
A. Kesimpulan....................................................................................................23
B. Saran..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
KATA PENGATAR
Puji Syukur Kita Ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Merupakan
Satu Kata Yang Pantas Penulis Ucapkan Yang Karena Bimbingan-Nya Maka
Penulis Dapat Menyelesaikan Makalah Dengan “Instrumen Kesehatan Dan Ke-
selamatan Kerja” Penulis Ucapkan Terima Kasih Kepada Pihak Terkait Yang
Telah Membantu Penulis Dalam Menghadapi Berbagai Tantangan Dalam
Penyusunan Makalah Ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting bagi kita untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja tetapi
juga dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat.
Kesehatan Kerja Mempengaruhi Manusia Dalam Hubungannya Dengan Peker-
jaan Dan Lingkungan Kerjanya, Baik Secara Fisik Maupun Psikis Yang Meliputi:
Metode Bekerja, Kondisi Kerja Dan Lingkungan Kerja Yang Mungkin Dapat
Menyebabkan Kecelakaan, Penyakit Ataupun Perubahan Dari Kesehatan Seso-
rang. Dengan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Maka Para Pihak Diharapkan
Dapat Melakukan Pekerjaan Dengan Aman Dan Nyaman. Pekerjaan Dikatakan
Aman Jika Apapun Yang Dilakukan Oleh Pekerja Tersebut, Risiko Yang
Mungkin Muncul Dapat Dihindari. Perkerjaan Dikatakan Nyaman Jika Para
Pekerja Yang Bersangkutan Dapat Melakukan Pekerjaan Dengan Merasa Nyaman
Dan Betah, Sehingga Tidak Mudah Capek Dan Tidak Akan Menyebabkan Kece-
lakaan. Meskipun Ketentuan Mengenai Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Telah
Diatur Sedemikian Rupa, Tetapi Dalam Praktiknya Tidak Seperti Yang Harapkan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan menciptakan terwujudnya pemeli-
haraan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini akan di-
tanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan
dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja
bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, maka
tenaga kerja banyak yang menderita, angka absensi di perusahaan meningkat,
hasil produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin membesar. Ini semua
akan menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja maupun perusahaan yang
bersangkutan, karena mungkin tenaga kerja terpaksa berhenti bekerja sebab sakit
sementara atau cacat tetap yang diakibatkan oleh proses kerja yang tidak aman
atau peralatan kerja yang salah dalam pengoperasiannya.
Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja, maka
untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja juga untuk melindungi tenaga kerja, maka pemerintah mengeluarkan Un-
dang-Undang tentang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2
yang menyatakan “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh per-
lindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja; moral 3 dan kesusilaan; dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama”. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produk-
tivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja”
Proses penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) diterapkan
dengan tujuan agar penerapan K3 disuatu perusahaan dapat berjalan dengan efek-
tif sehingga tercipta suatu keadaan yang aman dan juga tindakan yang aman dari
pekerja seperti mematuhi peraturan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) dan juga peraturan yang lainnya. (Caroline, 2021).
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Permasalahan didapatkan perumusan masalah yaitu :
1. Apa Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
2. Apa Instrumentasi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
3. Apa instrumentasi Alat Pelindung Diri (APD)
4. Apa instrumentasi Sebagai Alat Ukur
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
2. Untuk Mengetahui Apa Instrumentasi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
3. Untuk Mengetahui instrumentasi Alat Pelindung Diri
4. Untuk Mengetahui instrumentasi Sebagai Alat Ukur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Merupakan Suatu Program Yang Di
Buat Sebagai Upaya Mencegah Timbulnya Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Aki-
bat Kerja. Tujuannya Untuk Menciptakan Tempat Kerja Yang Nyaman Dan Sehat
Sehingga Dapat Menekan Serendah Mungkin Risiko Kecelakaan Dan Penyakit
Kerja, Peningkatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Diharapkan Berdampak
Pada Penurunan Angka Kecelakaan Kerja Diperusahaan. Perusahaan Menyadari
Bahwa Pekerja Adalah Aset Utama. Oleh Karena Itu, Mereka Harus Memper-
hatikan Aspek Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Guna Mengurangi Angka Kece-
lakaan Kerja.
1. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja Adalah Bagian Dari Ilmu Kesehatan Yang Bertujuan Agar
Tenaga Kerja Memperoleh Keadaan Kesehatan Yang Sempurna Baik Fisik,
Mental Maupun Social. Selain Itu, Kesehatan Kerja Menunjuk Pada Kondisi
Fisik, Mental Dan Stabilitas Emosi Secara Umum Dengan Tujuan Memelihara
Kesejahteraan Individu Secara Menyeluruh (Malthis Dan Jackson, 2002).
Kesehatan Kerja Di Perusahaan Adalah Spesialisasi Dalam Ilmu Kesehatan
Beserta Prakteknya Dengan Mengadakan Penilaian Kepada Faktor-Faktor
Penyebab Penyakit Dalam Lingkungan Kerja Dan Perusahaan Melalui Pen-
gukuran Yang Hasilnya Dipergunakan Untuk Dasar Tindakan Korektif Dan
Bila Perlu Pencegahan Kepada Lingkungan Tersebut, Agar Pekerja Dan
Masyarakat Sekitar Perusahaan Terhindar Dari Bahaya Akibat Kerja, Serta
Dimungkinkan Untuk Mengecap Derajat Kesehatan Setinggi-Tinginya
(Muhammad Sabir, 2009). Roy Erickson (2009) Mendefinisikan Kesehatan
Kerja Sebagai Suatu Kondisi Kesehatan Yang Bertujuan Agar Masyarakat
Pekerja Memperoleh Derajat Kesehatan Yang Setinggi-Tingginya, Baik Jas-
mani, Rohani Maupun Sosial, Dengan Usaha Pencegahan Dan Pengobatan Ter-
hadap Penyakit Atau Gangguan Kesehatan Yang Disebabkan Oleh Pekerjaan
Dan Lingkungan Kerja Maupun Penyakit Umum. Kesehatan Dalam Ruang
Lingkup Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Tidak Hanya Diartikan Sebagai
Suatu Keadaan Bebas Dari Penyakit.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I
Pasal 2, Keadaan Sehat Diartikan Sebagai Kesempurnaan Yang Meliputi
Keadaan Jasmani, Rohani Dan Kemasyarakatan, Dan Bukan Hanya Keadaan
Yang Bebas Dari Penyakit, Cacat Dan Kelemahan-Kelemahan Lainnya. Pe-
mantauan Kesehatan Kerja Dapat Dilakukan Dengan Cara Sebagai Berikut:
1. Mengurangi Timbulnya Penyakit. Pada Umumnya Perusahaan Sulit
Mengembangkan Strategi Untuk Mengurangi Timbulnya Penyakit-Penyakit,
Karena Hubungan Sebab-Akibat Antara Lingkungan Fisik Dengan Penyakit-
Penyakit Yang 4 Berhubungan Dengan Pekerjaan Sering Kabur. Padahal,
Penyakit-Penyakit Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan Jauh Lebih
Merugikan, Baik Bagi Perusahaan Maupun Pekerja.
2. Penyimpanan Catatan Tentang Lingkungan Kerja. Mewajibkan Perusa-
haan Untuk Setidak-Tidaknya Melakukan Pemeriksaan Terhadap Kadar Bahan
Kimia Yang Terdapat Dalam Lingkungan Pekerjaan Dan Menyimpan Catatan
Mengenai Informasi Yang Terinci Tersebut. Catatan Ini Juga Harus Mencan-
tumkan Informasi Tentang Penyakit-Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Dan
Jarak Yang Aman Dan Pengaruh Berbahaya Bahan-Bahan Tersebut.
3. Memantau Kontak Langsung. Pendekatan Yang Pertama Dalam Men-
gendalikan PenyakitPenyakit Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan Adalah
Dengan Membebaskan Tempat Kerja Dari Bahan-Bahan Kimia Atau Racun.
Satu Pendekatan Alternatifnya Adalah Dengan Memantau Dan Membatasi
Kontak Langsung Terhadap Zat-Zat Berbahaya. 4. Penyaringan Genetik. Pen-
yaringan Genetik Adalah Pendekatan Untuk Mengendalikan Penyakit-Penyakit
Yang Paling Ekstrem, Sehingga Sangat Kontroversial. Dengan Menggunakan
Uji Genetik Untuk Menyaring Individu-Individu Yang Rentan Terhadap
Penyakit-Penyakit Tertentu, Perusahaan Dapat Mengurangi Kemungkinan Un-
tuk Menghadapi Klaim Kompensasi Dan Masalah-Masalah Yang Terkait Den-
gan Hal Itu. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Re-
publik Indonesia, Kesehatan Kerja Bertujuan Untuk:
1. Memberi Bantuan Kepada Tenaga Kerja.
2. Melindungi Tenaga Kerja Dari Gangguan Kesehatan Yang Timbul Dari
Pekerjaan Dan Lingkungan Kerja.
3. Meningkatkan Kesehatan. 4. Memberi Pengobatan Dan Perawatan Serta
Rehabilitasi
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan perala-
tan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kesela-
matan kerja menjadi aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahayanya
dalam penerapan teknologi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang
yang bekerja, setiap tenaga kerja dan juga masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang aman dengan
dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan
tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik.-
Menurut Malthis dan Jackson (2002), keselamatan kerja menunjuk pada perlin-
dungan kesejahteraan fisik dengan dengan tujuan mencegah terjadinya kece-
lakaan atau cedera terkait dengan pekerjaan. Muhammad Sabir (2009)
mendefinisikan, keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan den-
gan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kesela-
matan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang
maupun jasa. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja sebagai berikut:
1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang dijelaskan se-
belumnya.
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja
3. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
4. Teliti dalam bekerja.
1. Kacamata (Speactacles)
Kacamata Atau Speactacles Digunakan Untuk Melindungi Mata Dari Par-
tikel-Partikel Kecil, Debu Dan Radiasi Gelombang Elektromagnetik (Tarwaka,
2014: 289).
Pemakaian Kacamata Merupakan Salah Satu Masalah Tersulit Dalam
Pencegahan Kecelakaan Yang Menimpa Mata, Para Pekerja Tidak Memakai Ka-
camata Karena Merasa Tidak Nyaman Dan Mengurangi Kenikmatan Ketika Bek-
erja, Sehingga Diperlukan Upaya-Upaya Dalam Pembinaan Kedisiplinan Melalui
Pendidikan Dan Penggairahan, Agar Para Tenaga Kerja Mau Memakai Kacamata
Ketika Bekerja (Anizar, 2009: 92).
2. Goggles
Googles merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu,
uap dan percikan larutan bahan kimia. Googles biasanya terbuat dari plastik yang
transparan dengan lensa berlapis kobait untuk melindungi dar bahaya radiasi
gelombang elektromagnetik mengion (Tarwaka, 2014: 289)
1. Masker
Masker merupakan alat yang berfungsi untuk mengurangi paparan debu
atau partikel-partikel yang lebih besar masuk ke dalam saluran pernafasan (Tar-
waka, 2014: 292). Masker dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: (1) masker pen-
yaring debu yang digunakan untuk 14 melindungi pernafasan dari serbuk-serbuk
logam, pengerindahan dan serbuk kasar lainnya; (2) Masker berhidung yang da-
pat digunakan untuk menyaring debu atau benda lain sampai ukuran 0,5 mikron.
Apabila terjadi kesulitan bernafas ketika menggunakan masker ini, maka hidung
masker harus diganti karena filter pada masker sudah tersumbat oleh debu dan
(3) masker bertabung yang digunakan untuk melindungi pernafasan dari gas ter-
tentu, bermacam-macam tabung dapat dipasangkan pada masker ini dan dapat
disesuaikan tabungnya untuk melindungi dari paparan gas tertentu. Masker ini
memiliki filter yang lebih baik daripada masker berhidung (Anizar, 2009: 91)
2) Mitten Atau Sarung Tangan Dengan Ibu Jari Terpisah, Sedangkan Jari Lainnya
Menjadi Satu
Sabuk pengaman keselamatan atau safety Belt Adalah Alat Pelindung Yang
Berfungsi Untuk Melindungi Tubuh Dari Kemungkinan terjatuh dari ketinggian,
seperti pada pekerjaan mendaki, memanjat dan pada pekerjaan kontruksi bangunan
• Cara penggunaan
• Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menun-
juk skala kelembaban (jarum yang terdapat pada sisi dalam), serta jarum yang
menunjuk skala suhu (jarum yang terdapat pada sisi terluar).
2. Sling Psikrometer
Untuk mengukur Suhu Kering (SK) dan Suhu Basah (SB) dengan satuan derajat
Celciuc (0C).
3. Globe Thermometer
Untuk mengukur Suhu Bola atau Suhu Globe (SG) dengan satuan derajat
Celcius (0C)
4. Lux Meter
Untuk mengatur pencahayaan pada saat membaca atau kegiatan lain sesuai
dengan fungsi ruangan
5. Pengukuran Radiasi Sinar UV-A Di Tempat Kerja (UV Radiometer)
Alat yang digunakan untuk mengukur radiasi sinar ultra violet
r getaran pada handle mesin atau bagian mesin yang sering bersentuhan dengan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Instrumentasi merupakan sistem dan susunan peralatan yang dipakai di dalam
suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen meru-
pakan suatu hal yang sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrumen
tersebut maka operasi semua peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor
dan dikontrol dengan cermat, mudah dan efisien, sehingga operasi selalu berada
dalam kondisi yang diharapkan. Fungsi instrumentasi adalah sebagai penunjuk
(indicator), pencatat (recorder) , pengontrol (regulator), dan pemberi tanda bahaya
(alarm).
B. Saran
1. Sebaiknya Dilakukan Penyuluhan APD (Alat Pelindung Diri) Kepada Semua
Masyarakat Guna Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja
2. Setiap Pekerja Harus Wajib Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
3. Pemamntauan APD Harus Rutin Di Setiap Para Pekerja/Perusahaan
DAFTAR PUSTAKA