DOSEN PENGAMPU :
MASITAH POHAN, Dr.,S.H.,M.Hum.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN
AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karuniaNya yang senantiasa melimpahkan kesehatan dan keselamatan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Makalah Keamanan dan
Keselamatan Kerja: Makalah ini disusun untuk mempelajarai dan mengetahui lebih detail
mengenai hukum ketenagakerjaan . Kami berharap informasi yang terdapat dalam makalah
ini tidak hanya bermanfaat untuk penulis, melainkan juga untuk para pembaca sebagai ilmu
pengetahuan yang menambah wawasan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup kita nantinya. Dari
lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itulah saya menerima dengan tangan terbuka dengan berbagai kritik dan saran
yang membangun untuk lebih baik ke depannya.
COVER …..…………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..
DAFTAR IS…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG ….…………………………………………………………………
2. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………….
3. TUJUAN PEMBAHASAN ………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA ………………………….
2. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PEKERJA::::::::..............................
3. FAKTOR PENYEBAB KECELAKAN DUNIA KERJA::....................................................
4. MENCEGAH KECELAKAAN DALAM DUNIA KERJA:::::::…………….……………..
5. SUMBER SUMBER BAHAYA KESEHATAN TENAGA KERJA………………………..
6. PELAKSANAAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN DUNIA KERJA........................
7. PENTINGNYA PELAKSANAAN KESELAMATAN KERJA.............................................
8. SUMBER BAHAYA KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA.................................
BAB III KESIMPULAN
1. KESIMPULAN ………….……………………………………………………………… …
2. SARAN ………..…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA..……….…………………………………………………………….. …
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keamanan dalam bekerja adalah sebuah kebutuhan manusia yang fundamental. Untuk
sebagian orang keselamatan lebih penting daripada gaji atau kenaikan pangkat. Maka
tidak jarang sebagian orang yang akan maupun yang sudah bekerja pada suatu tempat di
mana mereka akan mempertanyakan bagaimana perusahaan dapat menjamin keselamatan
mereka. Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan
daripermasalahan di dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat
dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Dewasa ini umumnya keselamatan dan
kesehatan kerja dalam industri dikaitkan dengan masalah lingkungan dan sebuah
pekerjaan baru memenuhi kelayakan bagi kemanusiaan apabila keselamatan tenaga
kerjanya terjamin. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia perlu terus dikembangkan,
diberikan perlindungan terhadap pengaruh teknologi kerja dan lingkungan kerja serta
diberikan perawatan dan rehabilitasi.
Pada dasarnya sumber daya manusia sangat berperan penting bagi sebuah perusahaan
maupun organisasi. Melalui sumber daya manusia, suatu organisasi maupun perusahaan
mampu berkembang maupun sebaliknya. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai
sebuah tujuan tergantung pada pemilihan sumber daya manusia. Untuk itu konsep
pengelolaan pegawai atau karyawan menjadi penting dalam organisasi maupun
perusahaan guna mendapatkan tenaga kerja yang tepat baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya salah satunya dengan cara menjaga atau membantu karyawan untuk lebih
menyadari keselamatannya sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Secara naluriah,
manusia tentu saja menghindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian
yang merugikan. Kecelakaan dapat menyebabkan orang mengalami hambatan dan
ketidakmampuan bahkan kematian dan kecelakaan memerlukan biaya yang sangat besar
(Winarsunu, 2008).
Setiap manusia tentu mengharapkan sebuah kesejahteraan dan kemajuan baik dalam
kehidupan pribadinya maupun dalam hal pekerjaan. Tidak ada pekerja atau karyawan
yang ingin mengalami kecelakaan kerja saat mereka bertugas, namun ada kalanya
terkadang mereka sendiri yang melanggar atau mengabaikan standarisasi keselamatan
dalam bekerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Kesadaran akan keselamatan kerja
bagi karyawan memang sangat penting, tetapi apabila sebuah perusahaan telah
menetapkan sebuah standarisasi untuk keselamatan kerja justru karyawan sendiri yang
lebih sering mengabaikan prosedur tersebut. Seperti yang dikutip oleh PT. Jamsostek
(Persero) (dalam Translampung.com) bahwa prosentase kecelakaan kerja masih cukup
tinggi karena diakibatkan pengusaha dan pekerja tidak disiplin dalam melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Data Kementrian Tenaga Kerja Transmigrasi
(Permenakertrans) hingga akhir tahun 2010 lalu tercatat 86.693 kasus kecelakaan kerja di
Indonesia. Rinciannya, 78.722 orang berhasil sembuh total, 3.662 orang mengalami cacat
fungsi, 2.313 cacat sebagian, 31 cacat total dan 1.965 meninggal dunia. Hingga saat ini,
ternyata masih banyak perusahaan yang tidak memiliki standarisasi keselamatan kerja.
Ironisnya kebanyakan dari perusahaan yang belum memiliki standarisasi keselamatan
kerja tersebut justru perusahaanperusahaan yang tergolong memiliki tugas yang sulit dan
berbahaya. Kecelakaan kerja bukan hanya mengganggu proses produksi secara
menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak pada masyarakat luas
tetapi dapat juga menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan
pengusaha. Padahal sudah dijelaskan dalam UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan
ketenagakerjaan dengan rujukan keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No 4/MEN/1987
tentang pengawasan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Tapi dari data yang ada
ternyata masih banyak perusahaan yang belum memenuhi standar ini. Walaupun dari
pihak Pemerintah sudah mengeluarkan undang-undang yang dilengkapi dengan sanksi
pidana tiga bulan penjara atau denda seratus juta rupiah bagi perusahaan yang tidak
memenuhi ketentuan yang ada, namun terbukti masih banyak sekali perusahaan yang
belum memiliki standarisasi keselamatan kerja bagi karyawan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah maksud dari keamanan dan keselamatan kerja?
2. Bagaimana tanggung jawab perusahaan terhadap pekerja?
3. Apa saja factor penyebab kecelakaan dalam dunia kerja?
4. Bagaimana cara mencegah kecelakaan dalam dunia kerja?
5. Apa saja sumber sumber bahaya Kesehatan dalam tenaga kerja?
6. Bagaimana pelaksanaan keamanan dan keselamatan kerja?
7. Bagaimana pelaksanaaa keamanan dan keselamatan kerja?
8. Bagaimana sumber keamanan dan keselamatan kerja?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari keamanan dan keselamatan kerja.
2. Untuk mengetahui dan memahami tanggung jawab perusahaan terhadap pekerja
3. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor kecelakaan dalam dunia krja.
4. Untuk menangani pencegahan kecelakaan dalam dunia kerja
5. Untuk mengetahui sumber sumber bahaya keselamatan dan keamanan kerja.
6. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan keamanan dan keselamatan kerja.
7. Untuk mengetahui pelaksanaan kemanan dan keselamatan kerja.
8. Untuk mengetahui sumber keamanan dan keselamatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Penerangan
Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan
cahayalangsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO,
1989:101).Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan
akan melelahkanmata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan
hal ini berbahaya bilakaryawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya
sehingga dapat menyebabkankecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
4. Lantai Licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan
airdan bahankimiayang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). tumpahan
air, tahan minyakatau oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan,
seperti terpeleset.
c. Faktor Peralatan
1. Kondisi Mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas
dapatditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan
pekerjaan dapatlebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera
diantisipasi dapatmenyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
2. Letak Mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin.
Fungsi manusiadalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi
adalah sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur
sehingga cukup aman dan efisien untukmelakukan pekerjaan dan mudah
(AM. Sugeng Budiono, 2003:65).
a) Kondisi yang Tidak Aman dan Faktor Lain yang Berhubungan dengan Pekerjaan
Kondisi tidak aman adalah salah satu penyebab utama kecelakaan. Hal ini termasuk
hal-hal seperti:
1. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik;
2. Peralatan yang rusak;
3. Prosedur bahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan;
4. Penyimpanan yang tidak aman;
5. Penerangan yang tidak tepat;
6. Ventilasi yang tidak baik. Sayangnya, penyebab kecelakaan yang terpenting
adalah yang berhubungan dengan kondisi pekerjaan tidaklah terlalu jelas, karena
melibatkan psikologi ditempat kerja.
b) Tindakan tidak aman selanjutnya adalah dapat merusak upaya terbaik sekaligus untuk
meminimalkan kondisi yang tidak aman, tapi sayangnya tidak mudah menjawab
pertanyaan tentang apa yang menyebabkan hal tersebut. Karenanya, meskipun orang
yakin bahwa hampir semua orang yang mudah celaka adalah orang yang implusif,
sebagian pakar saat ini merasa ragu bahwa mudah celaka ini adalah universal.
3. Mencegah Kecelakaan dalam Kerja
Dalam praktiknya, pencegaham kecelakaan bermula dari 2 aktivitas dasar yaitu:
a. Mengurang Kondisi yang Tidak Aman
Mengurangi kondisi tersebut merupakan garis besar pertama seseorang
pengusaha. Para insinyur keamanan harus merancang pekerjaan untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya beban fisik. Sekali lagi, mengurangi
kondisi tidak aman dengan merancang pekerjaan dengan baik dan memiliki
manajer yang mengawasi bahaya selalu menjadi prioritas utama. Kemudian
pengendalian administratif, seperti rotasi pekerja untuk mengurangi
keterbukaan jangka panjang terhadap bahaya.
b. Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Menekankan Keamanan
Berbagai hal yang harus dilakukan dalam bagian ini agar dapt mengurangi
berbagai macam kondisi yang tidak aman, yaitu:
1. Memuji karyawan;
2. Mendengarkan berbagai keluh kesah karyawan;
3. Mengunjungi daerah pabrik secara teratur;
4. Memelihara komunikasi keamanan;
5. Menghubungkan bonus manajer dengan perbaikan keamanan.
c. Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Seleksi dan Penempatan
Penyaringan adalah cara lain untuk mengurangi tindakan tidak aman. Disini
tujuannya adalah untuk mengisolasi sifat (seperti keterampilan visual) yang
dapat diprediksikan kecelakaan pada pekerjaan yang bersangkutan, kemudian
menyaring kandidat berdasarkan sifatnya.
d. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Pelatihan
Pelatihan keamanan adalah cara lain untuk mengurangi tindakan tidak aman.
Hal ini sangatlah tepat bagi karyawan baru. Selain itu juga dengan
menginstruksikan mereka dengan pengembangan perilaku mengenai sistem
keamanan. OHSA telah menerbitkan berbagai macam pelatihan (training)
kepada para pekerja baru dengan harapan mereka dapat mengerti dengan sistem
pengamanan yang ada diperusahaan.
1) Faktor fisik, yang dapat berupa; suara yang terlalu bising, suhu yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah, penerangan yang kurang memadai, radiasi,getaran mekanis, tekanan udara
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, bau-bauandi tempat kerja, kelembaban udara
2) Faktor kimia, yang dapat berupa; gas/uap, cairan, debu-debuan, butirankristal dan
mentuk-bentuk lain, bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun.
3) Faktor biologis, yang dapat berupa; bakteri virus, jamur, cacing danserangga, tumbuh-
tumbuhan dan lain-lain yang hidup/ timbul dalam lingkungankerja.
4) Faktor faal, yang dapat berupa; sikap badan yang tidak baik pada waktukerja, peralatan
yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan tenaga kerja, gerak yang senantiasa berdiri atau
duduk, proses, sikap dan cara kerja yang monoton,beban kerja yang melampaui batas
kemampuan.
5) Faktor psikologis, yang dapat berupa; kerja yang terpaksa/ dipaksakan yang tidak sesuai
dengan kemampuan, suasana kerja yang idak menyenangkan,pikiran yang senantiasa
tertekan terutama karena sikap atasan atau teman kerja yang tidak sesuai, pekerjaan yang
cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan.
6) Pelaksanaan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bekerja yang aman adalah bekerja yang selalu waspada dan mengikuti prosedur kerja
yang berlaku di kantor, sebelum bekerja, saat bekerja dan setelah bekerja. Menurut
Sutrisno (2006:49) cara bekerja dengan aman dan sehat adalah sebagai berikut:
a. Mengkondisikan Pekerjaan
Pembagian tugas dan tanggung jawab serta wewenang yang jelas. Menurut
Soedjono (1985) menjelaskan bahwa urutan pertanggungjawaban keselamatan kerja
diawali dari pimpinan memberikan latihan pada suatu bagan untuk menjadi regu
keamanan, bagian keamanan bertanggungjawab untuk memberikan pengarahan
mengenai pengamanan dan pemeliharaan, instruktur memberi instruksi untuk bekerja
dengan aman dan melapor bila terjadi peristiwa kecelakaan serta karyawan
bertanggung jawab untuk selalu waspada saat bekerja dan menaati peraturan dan
instruksi untuk bekerja dengan aman dan benar.
b. Peraturan kerja yang fleksibel
c. Penghargaan atas hak dan kewajiban pekerja selalu diberikan
d. Menjalin hubungan sosial yang baik antara perusahaan dengan masyarakat setempat
e. Adanya ruang kerja yang memenuhi standar SSLK(syarat – syarat lingkungan kerja)
seperti berikut :
1) Tempat kerja harus steril dari debu, kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran
mesin dan peralatan bising lainnya.
2) Tempat kerja aman dari sengatan arus listrik.
3) Lampu penerangan cukup memadai. Menurut C. Littlefield dan Peterson dalam
Moekijat (2002:136) menyebutkan bahwa dengan adanya lampu penerangan yang
baik dapat meningkatkan produktivitas, kualitas bekerja yang lebih baik,
mengurangi ketegangan mata dan kelelahan rohaniah serta semangat kerja
karyawan yang lebih baik.
4) Ventilasi dan sirkulasi udara yang seimbang
5) Adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan.
a. Prosedur Kerja
1. Setiap karyawan wajib hadir dan pulang tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
2. Setiap karyawan wajib mengisi daftar presensi.
3. Setiap karyawan wajib mengikuti dan memenuhi seluruh instruksi yang diberikan
oleh atasan atau pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan instruksi.
4. Setiap karyawan wajib melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan
kepadanya oleh perusahaan.
5. Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik semua milik
perusahaan agar segera melaporkan kepada atasan atau pimpinan apabila
mengetahui hal – hal yang menimbulkan bahaya.
6. Setiap karyawan wajib memelihara dan memegang teguh rahasia perusahaan
kepada siapa pun terhadap apa yang diketahui mengenai perusahaan.
7. Setiap karyawan wajib melaporkan kepada pimpinan perusahaan apabila ada
perubahan atas status dirinya misalnya susunan keluarga atau perubahan alamat.
8. Setiap karyawan wajib memeriksa semua alat – alat kerja, mesin – mesin dan
sebagaianya sebelum memulai bekerja atau akan meninggalkan pekerjaan sehingga
benar – benar tidak akan menimbulkan kerusakan atau bahaya yang mengganggu.
9. Setiap karyawan dilarang membawa, menggunakan barang/alat milik perusahaan
keluar dari lingkungan perusahaan tanpa izin pimpinan perusahaan yang
berwenang.
10. Setiap karyawan dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan tidak
diperkenankan memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya kecuali atas
perintah/ izin pimpinan.
11. Setiap karyawan dilarang menjual/ memperdagangkan barang –barang apa pun
atau menempelkan poster yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan tanpa
izin pimpinan perusahaan.
12. Setiap karyawan dilarang minum – minuman keras, mabuk, menyimpan dan
menyalahgunakan obat terlarang, melakukan penjudian, pertengkaran dan
berkelahi dengan sesama karyawan/pimpinan di dalam lingkungan perusahaan.
13. Setiap karyawan dilarang membawa senjata api atau senjata tajam ke dalam
lingkungan perusahaan.
14. Setiap karyawan dilarang melakukan tindak asusila.
b. Pemeliharaan Kesehatan Karyawan
1. Makan makanan bergizi.
2. Berolahraga yang teratur.
3. Istirahat/ tidur yang cukup.
Menurut Ibrahim (2010:12) banyak faktor yang mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan kerja agar pelaksanaan program keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
dalam perusahaan dapat berjalan efektif. Dan berikut adalah faktor – faktor pelaksanaan
keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Keselamatan kerja adalah keselamatan
yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
Keselamatan Kerja Adalah Segala upaya untuk mengurangi Kemungkinan Terjadinya
kecelakaan saat melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja adalah Tindakan aktif setiap
orang untuk menjaga keselamatan dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan. Keselamatan
kerja adalah system perlindungan diri terhadap segala kemungkinan yang dapat
menyebabkan kecelakaan. Keselamatan Kerja adalah tindakan preventif terhadap
kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja. Tujuan dari
keselamatan kerja adalah untuk menjamin keselamatan pekerja dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja dan agar sumber
produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan – penjelasan yang telah diuraikan di
dalam pembahasan antara lain sebagai berikut : Pentingnya pelaksanaan keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja di perkantoran adalah dengan melaksanakan keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan akan merasa aman, nyaman dan terlindungi
keselamatannya dalam bekerja serta untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dengan
mentaati peraturan dan ketentuan kerja yang berlaku di perkantoran. Dampak dari
pentingnya pelaksanaan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja di perkantoran
adalah terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja sehingga karyawan akan merasa
aman dan nyaman dalam bekerja, merasa tenang dan diperhatikan kesejahteraannya. Hal
tersebut akan meningkatkan semangat karyawan dalam bekerja, penyelesaian pekerjaan
dengan penuh kecermatan dan ketelitian sehingga karyawan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan lancar, tuntas, tidak perlu menunda – nunda pekerjaan dan hasilnya
memuaskan. Semakin baik tingkat keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja semakin
baik pula produktivitas kerja karyawan di perkantoran. konsekuensi di perkantoran yang
melaksanakan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah 1) pengeluaran biaya
menjadi lebih besar, 2) perlu adanya sarana dan prasarana yang menunjang proses
pelaksanaan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja agar lebih aman dan nyaman
dalam bekerja dan 3) perlu adanya aturan agar terjadi keselarasan antara aturan kerja di
kantor dengan aturan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Sebaiknya perkantoran melaksanakan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan dengan memperhatikan peraturan kerja atau tata tertib bekerja yang aman agar
terhindar dari kecelakaan kerja dan mendukung tercapainya kondisi karyawan yang sehat
baik jasmani maupun rohani. Tercapainya suasana kantor yang kondusif dan
menyenangkan. Sebaiknya perkantoran melaksanakan keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja agar kesehatan kerja karyawan baik secara fisik, sosial dan psikologis
terjamin untuk meningkatkan semangat bekerja sehingga mendukung produktivitas kerja
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara, (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT.Azmi, R. 2008.