Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO I
BLOK K3

Dosen Pengampu :

Ns. yusnilawati, S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh : Kelompok II


1. Fitria husni G1B118004
2. Indah tri G1B118005
3. Citra Julia anggraini G1B118006
4. Eka putri G1B118034
5. Andi riani G1B118035
6. Ayu kurnia G1B118036
7. Lendra apriansyah G1B118048
8. M dayat G1B118049
9. Putri yani G1B118050
10. Laudy novia G1B118064

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah -
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tutor skenario I tentang
keamanan,kesehatan,dan keselamatan kerja pada blok keamanan dan,kesehtan dan keselamatan
kerja.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Jambi, November 2019

Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................4

1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ....................................................................................................5

2.2 tujuan…........................................................................................................5

2.3 proses sistem…………................................................................................6

2.4 hukum...........................................................................................................6

2.5 program.......................................................................................................7

2.6 syarat..........................................................................................................8

BAB 3 TINJAUAN KASUS

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................24

4.2 Saran..........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh
di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan
kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah.
Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan
pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan,
pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi
Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-
undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.

Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Pengertian kondisi keselamatan dan kesehatan kerja
2. Standar sarana penyelamatan keselamatan dan kesehatan kerja
3. Usaha penanggulangan keselamatan dan kesehatan kerja
4. Faktor penyebab kondisi keselamatan dan kesehatan kerja
5. Media pemadam kebakaran dalam kondisi keselamatan dan kesehatan kerja

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas ,tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dari kondisi keselamatan dan kesehatan kerja
2.tujuan khusus
1. Mampu memahami Pengertian kondisi keselamatan dan kesehatan kerja
2. Mampu memahami Standar sarana penyelamatan keselamatan dan kesehatan kerja
3. Mampu memahami Usaha penanggulangan keselamatan dan kesehatan kerja
4. Mampu memahami Faktor penyebab kondisi keselamatan dan kesehatan kerja
5. Mampu memahami Media pemadam kebakaran dalam kondisi keselamatan dan
kesehatan kerja

C. manfaat
1. bagi penulis meningkatkan wawasan, pengetahuan ,dan mengaplikasikan kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Bagi institusi pendidikan sebagai informasi dalam memberikan pengetahuan kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja
3. Bagi pembaca sebagai sarana untuk menambah wawasan mengenai kondisi keselamatan
dan kesehatan kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Menurut (Depnakes: 2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya
upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi dan mengurangi
terjadinya kecelakan dan dampak melalui langkah-langkah identifikasi, analisis dan
pengendalian bahaya dengan menerapkan pengendalian bahaya secara tepat dan
melaksanakan perundang-undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Prawirosentono Suyadi (2002:91) adalah”
menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan
karyawan agar tugas pekerjaan di wilayah kerjaperusahaan dapat berjalan lancar”.
Menurut Sibarani Mutiara (2012:163),“ Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja khususnya,dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur”.
Menurut Barthos Basir (2009:138)di Indonesia berbagai peraturan perundang seperti
ketentuan pokok tentang perlindungan tenaga kerja dalam UU No.14 tahun 1969 dan UU
No. 1 tahun 1970 serta peraturan-peraturan lainnya yang melengkapi dalam ketentuan
tersebut khususnya dalam pasal 9 dan 10 tercantum beberapa hal sebagai berikut : “Tiap
tenaga kerja mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan kesusilaan,
pemeliharaan moril manusia atas perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan
agama.”
Menurut Flippo, dalam (Sibarani Mutiara, 2012:114), mengemukakan “bahwa
kecelakaan adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan yang harus dianalisis dari
segibiaya dan sebab-sebabnya”.

2.2 Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan menggungkapkan
kelemahan yang mingkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian
cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2004:162) bahwa tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerjabaik
secara fisik, social, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknyaselekif
mungkin.
c. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizipegawai.
e. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatanyang disebabkan olehlingkungan atas
kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Flippo, dalam (Sibarani Mutiara, 2012:114), berpendapat bahwa tujuan keselamatan


dan kesehatan kerja karyawan dapat dicapai, jika unsur-unsur yang mendukung, yaitu:
a. Adanya dukungan dari pimpinan puncak
b. Ditunjuknya direktur keselamatan
c. Rekayasa pabrik dan kegiatan yang aman
d. Diberikannya pendidikan bagi semua karyawan untuk bertindak aman
e. Terpeliharanya cacatan-catatan tentang kecelakaan
f. Menganalisis penyebab kecelakaan
g. Kontes keselamatan
h. Melaksanakan peraturan.
2.3 Proses Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Menurut Ramli Soehatman (2010:50), Proses Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan adalah penerapan berbagai fungsi manajemen:
1. Penerapan, meliputi perkiraan dengan penerapan tujuan sasaran yangakan
dicapai, menganalisis data, serta menyusun program.
2. Pelaksanaan, meliputi penggorganisasian, penetapan staf, pendanaan,serta
implementasi program
3. Pengawasan, meliputi pementasan evaluasi hasil kerja serta pengendalian.

Pada hakekatnya, proses manajemen yang berkelanjutan di mulai dari peracanaan,


pelaksanaan, serta pengawasan. Apabila ada permasalahan, maka manager yang
bersangkutan akan menganalisis penyebab timbulnya permasalahan tersebut dan akan
mencari cara pencegahan yang tepat.
Menurut OHSAS tahun 1992, bahwa Proces Safety Management adalah pendekatan
sistematik pada manajemen bahaya proses kimia, yang jika diterapkan akan memastikan arti
penting pencegahan lepasnya zat kimia berbahaya, kebakaran dan ledakan yang akan di
pahami.
Adapun manfaat dari OHSAS tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berpotensi sebagai pengurangan biaya resultan
2. Menjamin kecocokan dengan kebijakan K3
3. Memperagakan keselarasan dengan pihak ketiga dan ketentuan umum
4. Konsisten dan pendekatan terhadap resiko keselamatan dan kesehatanterbukti,
saat ini dan masa depan
5. Penyebaran metode untuk perbaikan sistem manajemen keselamatan
dankesehatan kerja dapat berkesinambungan
6. Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dengan
pemenuhanpersyaratan
7. Lingkungan kerja yang aman menurunkan claim asuransi dan penurunan biaya
kehilangan jam kerja
8. Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukkan kesungguhan
dalam mengelola resiko
9. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, karyawan dan
masyarakat umum.

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami yaitu:


1. Aturan berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.4 Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut Ridley John (2003:68), Hukum-hukum kesehatan dan keselamatan kerja
muncul untuk untuk melindungi para pekerja dari bahaya yang ditimbulkan oleh
perkembangan teknologi. Hukum-hukum kesehatan dan keselamatan kerja terdahulu,
Faktories Act1961 (FA) dan Offices, Shops and Railway Premises Act1963 (OSRP).
Ditunjukkan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dan isinya cenderung preskriptif
(yaitu isinya menetapkan dengan cara memperbaiki kesalahan) dan membatasi lingkup
pekerjaan dengan memperlakukan hanya pada operasi, proses atau tempat kerja tertentu
yang disebutkan didalam ketetapan (Act).
Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu sebagai berikut:
1. Norma Keselamatan Kerja.
Norma Keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian
kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan
mampu mengurangi kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau
kematian terhadap lingkungan hidup pekerja, kemudian mencegah terjadinya
kerusakaan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini jugamencegah pencemaran
lingkungan hidup masyarakat sekitar tempat kita.
2. Norma Kesehatan Kerja.
Norma Kesehatan Kerja diharapkan menjadi instrument yang mampu
menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setingi-tingginya.
K3dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja.
3. Norma Kerja Nyata.
Norma Kerja berkaitan dengan dengan manajemen perusahaan.K3dalam
konteks ini berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerjawanita
atau pria, tenaga kerja kaum muda atau tua, pengaturan jam lembur,analisis
dan pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain. hal tersebutmempunyai
korelasi yang eratterhadap peristiwa kecelakaan kerja.

2.5 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut Prawirosentono Suyadi (2002:113) Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yaitu:
1. Mencegah, mengurangi, dan meminimumkan kemungkinan
terjadinyakecelakaan dalam pekerjaan.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, bahaya peledakan.
3. Membuat sarana sebagai jalan untuk menyelamatkan diri pada saatterjadi
kebakaran atau kejadian lain yang membahayakan.
4. Memberikan pertolongan pada kecelakaan (PPK).
5. Memberikan alat pelindungdiri kepada karyawan.
6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebarluasnya
suhu,kelembapan, debu kotoran, asap, uap, gas, embusan angina, radiasi,suara,
dan getaran.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat pekerjaan, baiksecara
fisik(keracunan, infeksi, dan penularan) maupun psikis (kelelahanmental,
depresi, dan sebagainya).
8. Memperoleh penerapan cahaya yang cukup dan sesuai.
9. Mengatur suhu dan kelembapan udara dengan baik.
10. Memelihara kebersihan lingkungan dan ketertiban.
11. Menciptakan keserasian dalam proses kerja.
12. Memperlancar bongkar muat dan penyimpanan barang/ bahan.
13. Mencegah aliran listrik yang berbahaya.
14. Menyempurnakan pengawasan atas pekerjaaan yang mempunyai
potensikecelakaan tinggi.
Menurut Husen Abar (2008), Penyusunan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja dengan
OHSAS 18001-1999. Penyusunan program K3 yang mendokumentasikan yang terdiri dari
yaitu:
1. Siapa yang menyusun dan bertanggung jawab terhadap program K3
2. Apa isi program K3 yang harus dilaksanakan
3. Bagaimana dan kapan harus mencapai tujuan program K3
4. Peninjauan program baik keberhasilan dan kegagalannya secara berkala
5. Selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap program yang sudah dibuat
6. Implementasi program yang terukur
7. Tujuan dan sasaran K3 memiliki jadwal yang tepat, biaya ekonomi sertahasil
pencapaian yang terukur
8. Struktur Organisasi K3 dalam perusahaan

2.6 Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Secara jelas dan tegas di dalam UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Ramli (2010:28), ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap
orang atau yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, dimanapun berada dalam
upaya memberikan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan semua orang yang berada
dilingkungan usahanya.
Syarat-syarat Keselamatan Kerja seperti pada pasal 3 (1) keselamatan kerja dimaksud
untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Memberikan keselamatan atau jalan penyelamatan dari pada waktukebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan
3. Mencegah, mengurangi dan memadakan kebakaran
4. Memerikan pertolongan pada kecelakaan
5. Memberikan perlindungan diri pada pekerja
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu,kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca,
sinar,radiasi,kebisingan dan getaran
7. Mencegah dan mengendalikan timbul penyakit akibat kerja baik fisikmaupun
pisikis, peracunan, infeksi dan penularan
8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
9. Menyelenggarakan suhu dan kelembapan udara yang baik
10. Menyelanggarakan penyegaran udara yang cukup1
11. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang
13. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuandan
penyimpanan barang
14. Mencegah terkena aliran lisrtik yang berbahaya
15. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yangberbahaya, kecelakaan yang menjadi bertambah tinggi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja
yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan juga
berguna bagi mahasiswa untuk mengetahui Kesehatan dan keselamatan kerja sangat
penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan
kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan
keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.
Daftar pustaka

1. Panggabean, Mutiara, S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia.


Jakarta
2. Prawirosentono, Suyadi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja
Karyawan. Edisi 1. Cetakan Kedelapan. BPFE. Yogyakarta
3. Barthos, Basir Drs. 2009. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Bumi Aksara.
4. A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
5. arwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat
Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2014.
6. Budiono S. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2003.
7. Silalahi B. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo; 1995.

Anda mungkin juga menyukai