Anda di halaman 1dari 6

ORGANISASI KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES

Menurut suma’mur (2013) organisasi kesehatan kerja dibagi menjadi:


a. Tingkat Nasional: Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Nasional (DK3N)
b. Tingkat Departemental: Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Kementerian
Ketenagakerjaan, Dinas Ketenagakerjan.
c. Tingkat Otonomi Daerah: Pos Upaya Kesehatan Kerja, Ikatan Dokter Kesehatan Kerja
Indonesia, Persatuan Dokter Spesialis Okupasi Indonesia (PERDOKI), Asosiasi
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia
d. Perusahaan dan Instansi – Instansi: P2K3, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK
a. Tingkat Nasional
1) Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Nasional (DK3N)

Organisasi non profit yang beranggotakan unsur-unsur Pemerintah, Organisasi


buruh/karyawan, organisasi pengusaha, organisasi profesi dibidang keselamatan
dan kesehatan kerja, Akademisi dan badan-badan lain yang dianggap perlu.
menjadikan berbudaya K3 di semua tempat kerja sehingga tercapai efisiensi
optimal untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Anggota dewan
terdiri dari 30 orang, unsur pekerja diwakili oleh serikat pekerja/buruh (KSPSI,
APKABEL, KSBSI dan FSBDSI), pengusaha oleh asosiasi pengusaha
(APINDO). Sektor pemerintah diwakili oleh Departemen Perdagangan,
Departemen Pertanian, Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan,
Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Perindustrian, Departemen
Kehutanan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Tenaga Nuklir
Nasional. Tugas pokok dari DKN3 adalah memberikan saran dan pertimbangan
kepada Menteri dalam merumuskan kebijakan nasional di bidang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3). Fungsi dari DKN3 adalah
1. Menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ( K3) ditingkat nasional dan propinsi-propinsi
2. Membina DK3P
3. Melaksanakan penelitian, pendidikan, latihan, pengembangan dan upaya
memasyarakatkan dan membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
DK3N telah menyusun sasaran-sasaran atau target pengembangan K3 untuk
dicapai pada tahun 2020 yaitu DK3N merupakan organisasi nonprofit yang
berfungsi memberikan masukan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dan organisasi dalam pembinaan norma-norma ketenaga-kerjaan di bidang K3
b. Tingkat Departemental
1) Kementrian Kesehatan
Kementrian kesehatan adalah salah satu kementrian di Indonesia yang
membidangi kesehatan dan langsung bertanggung jawab dibawah presiden.
2) Dinas Kesehatan
3) Kementerian Ketenagakerjaan, Dinas Ketenagakerjan.
c. Organisasi Kesehatan Kerja di Perusahaan
Penanggung jawab untuk kegiatan Kesehatan Kerja di suatu perusahaan
biasanya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Di suatu
perusahaan mungkin penanggung jawab untuk kegiatan higiene industri akan sama
dengan penanggung jawab untuk kegiatan keselamatan kerja, kesehatan kerja,
Lingkungan, dan pemadaman kebakaran. Akan tetapi mungkin akan berbeda dengan
perusahaan lain, sebagai penanggung jawab kegiatan higiene industri bisa berdiri
sendiri, atau biasanya sering juga berbarengan dengan penanggung jawab kegiatan
kesehatan kerja. Perbedaan ini disebabkan karena berbagai hal seperti Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada di dalam suatu perusahaan, jenis industri dan kebijakan dari
masing – masing perusahaan.
Pada umumnya tim penanggung jawab higiene industri dan kesehatan kerja di
suatu perusahaan berada dalam satu organisasi yang sama. Tim Higiene Industri dan
Kesehatan Kerja adalah perpaduan harmonis antara Teknik – teknologi dan
kedokteran. Tidak bisa salah satu saja, karena akan menimbulkan ketidakharmonisan.
Hal ini akan menimbulkan gangguan dalam proses penerapan kegiatan hiperkes di
suatu perusahaan. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja merupakan perpaduan
yang harmonis antara mistar hitung dengan stetoskop.
Ahli higiene industri adalah ahli yang berlatar belakang Pendidikan Teknik,
kedokteran, kesehatan, fisika, kimia dan biologi yang telah melakukan Pendidikan dan
latihan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang ahli higiene industri adalah
mengidentifiakasi, mengukur, menilai dan mengendalikan risiko bahaya. Selain itu
seorang ahli higiene industri harus memiliki kemampuan untuk mengerjakan
pekerjaan laboratorium lingkungan kerja. Kegiatan higiene industri dapat berlangsung
dengan baik apabila mendapat dukungan anggota tim Hiperkes lainnya seperti Dokter
Perusahaan dan Perawat serta tenaga kerja.
Ahli Higiene Industri adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
Higiene industry atau kondisi lingkungan kerja, tugasnya memperbaiki lingkungan
kerja agar terbebas dari factor bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kerja. Selain
ahli higiene industri sebuah perusahaan juga harus memiliki ahli keselamatan kerja,
ahli kesehatan kerja, ahli kebakaran dan peledakan, dan masih banyak lagi. Ahli
higiene industri dan ahli keselamatan kerja sama – sama menghadapi masalah yang
sangat kompleks. Perbedaan antara ahli higiene industri dengan ahli keselamatan kerja
adalah ahli higiene industri memiliki kemampuan teknis lebih tinggi terutama dalam
melakukan survei di tempat kerja. Ahli higiene industri harus mampu menggunakan
peralatan khusus untuk mengukur atau menilai setiap kondisi lingkungan yang
berpengaruh buruk terhadap kesehatan tenaga kerja. Kemampuan yang harus dimiliki
seorang ahli higiene industri selanjutnya adalah melakukan perbaikan dan
pengendalian terhadap factor – factor bahaya yang tidak memenuhi standar.
Selain ahli higiene industri juga terdapat tim ahli lain sebagai pendukung
berjalannya kegiatan higiene industri di suatu tempat kerja yaitu Dokter perusahaan
dan perawat. Dokter perusahaan dan perawat yang bekerja di suatu industry harus
mendapatkan pelatihan Hiperkes terlebih dahulu sebelum bekerja di perusahaan.
Dalam menjalankan tugas dan menagamalkan darma baktinya setiap tenaga higiene
industri harus memegang teguh kode etik hiperkes yaitu
1) Bahwa kami mengutamakan kesehatan dan keselamatan setiap tenaga kerja atau
orang lain di tempat kerja.
2) Bahwa kami melaksanakan tugas sebai suatu amal ilmiah sebagai suatu yang
obyektif dan terpadu
3) Bahwa kami akan secara terus menerus berusaha agar penegetahuan hiperkes baik
mengenai tenaga kerja perseorangan maupun kelompok tenaga kerja dapat
ditingkatkan dan dikembangkan
4) Bahwa kami hanya membuat sesuatu pernyataan atau persetujuan atas dasar hasil
pengamatan dan pandangan yang jujur.
d. Penanggung Jawab Higiene Industri di Indonesia
1) Sejarah Organisasi Kesehatan Kerja di Indonesia
Terbentuknya organisasi kesehatan kerja di Indonesia tepatnya dimulai setelah
Indonesia merdeka. Organisasi higiene industri digabung dengan kesehatan kerja,
yang selanjutnya disebut Hiperkes. Selanjutnya oleh Departemen Perburuhan
(sekarang Departemen Tenaga Kerja dan Transmigran). Pada tahun 1957 didirikan
Lembaga Kesehatan Buruh yang kemudian pada Tahun 1965 berubah menjadi
Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh. Dan pada Tahun 1966 fungsi
kedudukan Hiperkes Industri di dalam aparatur pemerintah menjadi lebih jelas lagi
yaitu dengan didirikannya Lembaga Higiene Perusahaan (Higiene Perusahaan
Industri) dan Kesehatan Kerja di Departemen Tenaga Kerja dan Dinas Higiene
Perusahaan/Sanitasi Umum serta Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Departemen
Kesehatan. Disamping itu juga tumbuh organisasi swasta yaitu Yayasan Higiene
Perusahaan yang berkedudukan di Surabaya.
Organisasi Hiperkes yang ada di pemerintahan dari tahun ke tahun selalu
mengalami perubahan-perubahan dengan nama-nama sebagai berikut:
1) Pada Tahun 1969 Lembaga Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja berubah
menjadi Lembaga Nasional Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
2) Pada Tahun 1978 berubah menjadi Pusat Bina Higiene Perusahaan, Kesehatan
dan Kesehatan dan Keselamatan kerja.
3) Pada Tahun 1983 berubah lagi menjadi Pusat Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja.
4) Pada Tahun 1988 berubah menjadi Pusat Pelayanan Ergonomi, Higiene
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
5) Pada Tahun 1993 berubah lagi menjadi Pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan kerja
6) Pada Tahun 1998 berubah lagi menjadi Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
7) Pada Tahun 2001 nama tersebut berubah pula menjadi Pusat Pengembangan
Keselamatan Kerja dan Hiperkes.
8) Pada Tahun 2005 menjadi pusat Keselamatan Kerja dan Hiperkes.
9) Pada tanggal 09 Juli 2007 berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja
Transmigrasi RI Nomor. Kep. 16/MEN/VII/2007 menjadi Balai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (BK3).
Upaya pembinaan Laboratorium Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang dimulai
sejak tahun 1973 sampai dengan tahun 1993 telah berdiri 14 Laboratorium Balai
Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang terletak di 14 Provinsi
e. Penanggung Jawab Higiene Industri dan Kesehatan kerja di Dunia
produk berupa standar-standar internasional dan peraturan-peraturan yang banyak
diadopsi atau dipakai oleh perusahaan-perusahaan baik Perusahaan dalam negeri
maupun perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
1) Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
OSHA adalah bagian dari Departemen Ketenagakerjaan (Department of
Labor). OSHA membuat dan mengimplementasikan standar-standar dan
peraturan-peraturan higene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja,
mengadakan isnpeksi dan investigasi untuk menjamin dan memastikan
pemenuhan atau pelaksanaan dari berbagai regulasi, memberikan penghargaan
atas prestasi yang dicapai, serta memberikan hukuman bagi pelanggaran. OSHA
juga memberikan pendampingan dan layanan konsultasi bagi tenaga kerja dalam
pelaksaan standar kerja dan regulasi, serta memberikan program -program
pelatihan dan publikasi. OSHA juga menerbitkan beberapa persyaratan yang
berhubungan dengan higene industri, antara lain:
a) Penggunaan label-label peringatan dan poster sehingga tenaga kerja menjadi
b) waspada terhadap berbagai potensi bahaya, tanda-tanda pemaparan, tindakan
c) pencegahan dan penatalaksanaan darurat.
d) Memeberikan saran atau anjuran terhadap kebutuhan penggunaan alat
pelindung diri dan teknologi lain yang berhubungan dengan pencegahan
e) Melaksanakan test medis untuk mengetahui efek dari paparan stressor fisik
terhadap tenaga kerja
f) Mengarsipkan dan memelihara data-data paparan stressor lingkungan
terhadap tenaga kerja dimana diperlukan untuk pengukuran lanjut dan
monitoring.
g) Menggunakan hasil test dan monitoring untuk observasi tenaga kerja
h) Membuat catatan dari berbagai test dan pengukuran yang hasilnya
diinformasikan terhadap tenaga kerja
i) Memberikan informasi terhadap tenaga kerja yang terpapar
2) NIOSH
The National Institute for Occupational safety and Health (NIOSH) adalah
bagian dari departemen Kesehatan dan Pelayanan Penduduk (Department of
Health and Human Services). NIOSH merupakan agensi yang sangat penting
dalam pelaksanaan Higene Industri di Amerika Serikat. Fokus utama dari badan
ini adalah meneliti level toksisitas dan nilai ambang batas yang masih
diperkenankan dari berbagai substansi hazard.
NIOSH menyiapkan rekomendasi untuk standar OSHA terhadap
substansi hazard dan hasil studi NIOSH juga dibuat dan disediakan bagi tenaga
kerja. Area penelitian dari NIOH terdiri dari divisi Biomedis dan Ilmu Prilaku,
Pusat Studi Penyakit Saluran Pernafasan, Surveilance, Evaluasi hazard, dan studi
lapangan dan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. Hasil kerja dari berbagai
divisi ini selalu diperbaharui secara terus menerus dan memberikan rekomendasi
batas paparan dalam rangka menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
3) AIHA
AIHA adalah kependekan dari American Industrial Hygiene Association. Asosiasi
ini didirikan pada tahun 1939 dan merupakan organisasi non-profit yang
mengelola program pendidikan yang komprehensif yang bertujuan menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan di bidang higiene industri.
Hampir lebih dari 8500 anggota yang tergabung dengan AIHA.

Anda mungkin juga menyukai