Anda di halaman 1dari 21

ADVOKASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO

Mata Kuliah :
K3 RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
EDWIN SANJAYA
NIM. 2501011541011
HARIS BASUNI
NIM. 25010115410034

Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit (ARS)


Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (MIKM)
Universitas Diponegoro Semarang
2016

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan manusia yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupannya. Pada kenyataannya, kesehatan menjadi tolak ukur atau parameter
kinerja manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Namun, pada kenyataannya
kebutuhan akan kesehatan ini kurang didukung oleh fasilitas yang sudah tersedia.
Lingkungan kerja yang manusiawi dan lestari akan menjadi pendorong bagi
kegairahan dan efisiensi kerja. Lingkungan kerja yang melebihi produktivitas
kemampuan manusia tidak saja merugikan produktivitas kerjanya, tetapi juga menjadi
sebab terjadinya penyakit atau kecelakaan kerja. Hanya lingkungan kerja yang aman,
selamat dan nyaman merupakan prasyarat penting untuk terciptanya kondisi
kesehatan prima. Untuk menjamin ke arah itu diperlukan pemantauan lingkungan.

ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

Pemantauan lingkungan kerja tidak hanya dilakukan dengan pengukuran


secara kualitatif, tetapi harus dilakukan melalui pengukuran serta kuantitatif dengan
menggunakan peralatan lapangan atau analisis laboratorium agar diperoleh data
obyektif. Meskipun belum ada norma dan kajian yang baku, seyogyanya pemantauan
lingkungan kerja dilakukan sekerap mungkin untuk mendapatkan data dan akurasi
yang tepat. Agar didapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi dalam melakukan
pemantauan lingkungan kerja harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Dilakukan oleh personel yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di


bidang K3, mampu melakukan pengumpulan data dan menganalisisnya.
2. Menggunakan peralatan yang akurat dan terkalibrasi.
3. Menggunakan metode yang telah disepakati baik secara nasional maupun
internasional.
4. Diikuti dengan langkah membandingkan hasil pemantauannya terhadap
standar (nilai) dan ketentuan yang ada, sekaligus menemukan awal
penyebabnya. Selanjutnya diupayakan untuk melakukan saran tidak lanjutnya
(pengendalian).

Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di


kota-kota besar hal itu disebabkan antara lain

1. Urbanisasi penduduk
2. Tempat pembuangan sampah
3. Penyediaan air bersih
4. Penyemaran udara pembungan limbah industri dan rumah tangga
5. Bencana alam dan pengungsian
6. perencanaan tata kota akibat kebijakan pemerintah yang sebraut.

Bahaya bagi tenaga kerja yang timbul dari lingkungan dapat bersumber dari faktor
fisik, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi. Beberapa bentuk pendekatan preventif dari
aspek K3 dan lingkungan, antara lain :

1. Analisis dampak lingkungan dan kesehatan kerja pada saat desain dan
pemasangan mesin atau alat produksi yang baru di tempat kerja.
2. Pemilihan teknologi yang lebih aman, dengan tingkat bahaya dan polusi yang
minimal.
3. Pemilihan lokasi industri yang layak dari aspek lingkungan.
4. Pemilihan desain, layout, teknologi pengendali lingkungan kerja termasuk
penanganan bahan yang lebih aman dari sisa-sisa dan limbah dan
penanganan limbah industri.
5. Penegakan pelaksanaan pedoman, standar dan peraturan perundang-
undangan.

Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun di masa datang merupakan
sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan,
sehingga dapat mendorong efisiensi dan produktivitas yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan semua pihak, baik bagi rumah sakit maupun pekerja.
ADVOKASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT
NASIONAL DIPONEGORO

HASIL TELUSUR

No Hasil Telusur Saran


1 Dokumen ijin penunjang fasilitas Melengkapi ijin fasilitas
belum lengkap termasuk ijin lift, penunjang seperti ijin lift,
ijin boiler, ijin genset. ijin boiler, dan ijin genset

2 Bangunan interior telah dilengkapi Melakukan pemeliharaan


dengan ramp untuk evakuasi bangunan interior dan
pasien bila terjadi bencana eksterior bangunan.

3 Telah terdapat jalur evakuasi Menbuat Video gambaran


pasien bila terjadi bencana evakuasi pasien bila terjadi
becana

4 Pada beberapa bangunan interior Melakukan renovasi


terdapat bagian yang rusak, bagian interior yang
seperti atap yang berlubang dan mengalami kerusakan
jalan yang rusak.

5 Terdapat sistem kunci pada Melakukan uji fungsi


saluran gas medis dan listrik di sistem kunci pada saluran
Rumah Sakit Nasional gas medis dan listrik
Diponegoro. secara berkala

6 Tersedia sistem penanggulangan Melakukan uji fungsi dan


bencana kebakaran meliputi fire pemantauan berkala pada
detector, APAR dan hidrant, tetapi
belum pernah dilakukan uji coba peralatan penting seperti
fungsi pada alat tersebut APAR, hidrant dll

7 Sistem ventilasi pada bagian Merenovasi sistem


laundry hanya menggunakan ventilasi pada bagian
kipas angin sehingga terasa laundry sehingga ruang
panas dan tidak nyaman untuk kerja nyaman dan tidak
staf membahayan karyawan

8 Terdapat genangan air di depan Memperbaiki saluran


ruang genset yang dapat pembuangan air serta
membahayakan para pegawai meninggikan posisi genset

9 Tidak terdapat petunjuk Menambahkan petunjuk


penggunaan lift penggunaan lift sehingga
semua pengunjung dapat
menggunakan lift dengan
baik.
1. Dokumen ijin penunjang fasilitas belum lengkap termasuk ijin lift, ijin boiler, ijin
genset.
2. Bangunan interior telah dilengkapi dengan ramp untuk evakuasi pasien bila
terjadi bencana
3. Telah terdapat jalur evakuasi pasien bila terjadi bencana
4. Pada beberapa bangunan interior terdapat bagian yang rusak, seperti atap
yang berlubang dan jalan yang rusak.
5. Terdapat sistem kunci pada saluran gas medis dan listrik di Rumah Sakit
Nasional Diponegoro.
6. Tersedia sistem penanggulangan bencana kebakaran meliputi fire detector,
APAR dan hidrant, tetapi belum pernah dilakukan uji coba fungsi pada alat
tersebut

7.
7.Sistem ventilasi pada bagian laundry hanya menggunakan kipas angin
sehingga terasa panas dan tidak nyaman untuk staf
8. Terdapat genangan air di depan ruang genset yang dapat membahayakan
para pegawai
9. Tidak terdapat petunjuk penggunaan lift

Tuntutan masyarakat konsumen terhadap mutu barang dan jasa akan seiring
dengan meningkatnya kesadaran akan tuntutan hak asasi manusia dan perlindungan
tenaga kerja. Maka keamanan proses produksi dan jasa juga menjadi salah satu
persyaratan. Oleh .karena itu ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga
mengalami perkembangan sehingga juga dapat diartikan sebagai berikut :
1. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu upaya untuk menekan
atau mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang pada
hakikatnya tidak dapat dipisahkan antara keselamatan dan kesehatan.
2. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya.
3. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan.
4. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Tak
terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,
lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa
kecelakaan disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari yang paling
ringan sampai kepada yang paling berat tidak diinginkan.

Kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

Tujuan kesehatan Lingkungan pada prinsipnya antara lain :

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman


pada kesehatan
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur masalah lingkungan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup
manusia
3. Melakukan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah dan
non pemerintah untuk menghadapi bencana alam dan penyebaran penyakit
menular
4. Menguasahakan pengendalian lingkungan yang bebas dari pencemaran
udara seperti polusi udara akibat bahan bakar minyak, pembakaran
hutan dan lain-lain.
5. Mengusahakan pengendalian lingkungan akibat pembungan limbah industri ke
laut yang dapat merusak ekosistem.
6. Survei sanitasi untuk pencemaran dan pemantauan evaluasi program
kesehatan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai