Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“Peran Profesi TEM dalam Pendidikan Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan di Masyarakat”

Kelompok 5

Dosen Pengampu :

Siti Jumhati, SST.,SKM.,M.Kes

Disusun oleh :

Aliza Nathasya Putri Aridian (1084181064)


Zurriatun Toyyiba (1084181002)
Muhammad ZakiNuddin (1084181019)
Riyan Trisaputra (1084181046)
Adrian krivman jegaut(1084181025)
Mahardika (1084181048)

UNIVERSITAS M. H THAMRIN JAKARTA TIMUR

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI D-IV TEKNIK ELEKTROMEDIK

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga Elektromedis saat ini secara formal memiliki ijazah sesuai dengan sejarah
berdirinya pendidikan Akademi Teknik Rontgen (ATRO), Akademi Teknik
Rontgen/Elektromedik, Akademi Teknik Elektromedik, Pendidikan Ahli Madya Teknik
Elektromedik (PAM-TEM), Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik
Kementerian Kesehatan, Pendidikan Diploma III (tiga) Teknologi Elektromedis, Program
Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Elektromedis.

Pendidikan Elektromedik dikembangkan melalui jalur vokasional, yaitu program


pendidikan Diploma III (tiga) yang mempunyai profil Analisis dan Teknisi, Sarjana
Terapan/Diploma IV (empat) dengan profil Technopreneur dan Evaluator, serta
pengembangan pendidikan berkelanjutan Magister Terapan Elektromedik dengan profil
Asessor dan Konsultan, dan program Doktoral Terapan Elektromedik. Namun demikian
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang Elektromedik telah dilakukan
penyusunan profil lulusan, kurikulum sampai dengan naskah akademik. Sebagai salah satu
negara yang tergabung dalam World Trade Organization (WTO) , Asean Economic
Comunitg (AEC) , Asean Free Trade Area (AFTA), sebagai konsekuensi logis maka
tenaga Elektromedis dari luar negeri akan ikut masuk guna memberikan pelayanan
kesehatan khususnya Elektromedik di Indonesia.

Salah satu kewajiban Organisasi Profesi adalah melindungi anggota, masyarakat


dan klien, untuk itulah perlu dilakukan langkah preventif untuk merevisi Standar Profesi
yang terdiri dari standar kompetensi dan kode etik profesi. Standar Kompetensi yang
diharapkan dapat memberikan acuan bagi Elektromedis dalam melaksanakan tugasnya.
Elektromedis merupakan tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok teknik
biomedika di Indonesia. Maka Standar Kompetensi Elektromedis ini sangat diperlukan.

Penyusunan Standar Kompetensi Elektromedis ini juga dilatarbelakangi adanya


beberapa area kompetensi yang bersinggungan dengan kompetensi tenaga kesehatan yang
lain. Area kompetensi ini bila tidak diberikan batasan dengan jelas maka akan dapat
menimbulkan suatu permasalahan antar profesi tenaga kesehatan. Masyarakat yang
semakin cerdas dan memahami hak-haknya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan menuntut Elektromedis untuk melakukan
pekerjaannya dengan lebih profesional.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1 Landasan Teori

Ruang lingkup pelayanan elektromedik meliputi kegiatan analisa kebutuhan terhadap


usulan klien, melakukan pertimbangan teknis dalam proses pembelian,
pemasangan/instalasi, pemantauan fungsi, pengujian dan atau kalibrasi, pemeliharaan,
perbaikan, kajian teknis dalam penghapusan, pengendalian mutu peralatan Elektromedik.
Pelayanan elektromedik diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan
elektromedis yang efisien, aman, dan bermutu atas dasar fasilitas minimal yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya pelayanan keprofesian elektromedis, hal itu meliputi:

1. Melaksanakan siklus akuisisi/penerimaan/perolehan terdiri dari penilaian aset,


evaluasi, perencanaan, pengadaan dan instalasi.

2. Melaksanakan siklus utilisasi/pemanfaatan terdiri dari penerimaan, pemakaian,


alih teknologi, pemeliharaan dan kajian teknis penghapusan.

3. Membuat perencanaan sistem penjadwalan pemeliharaan, penyusunan protap


terkait pengelolaan peralatan elektromedik, mulai dari siklus
akuisisi/penerimaan sampai siklus utilisasi/pemanfaatan peralatan
elektromedik serta pengujian/kalibrasi peralatan elektromedik.

4. Membuat pelaporan secara berkala setiap bulan mulai dari siklus


akuisisi/penerimaan sampai siklus utilisasi/pemanfatan peralatan elektromedik
serta pengujian/kalibrasi peralatan elektromedik, dan laporan akuntansi biaya
yang dikeluarkan setiap unit kerja pelayanan setiap bulannya.

5. Melaporkan tahunan rekap pekerjaan mulai dari siklus akuisisi/penerimaan


sampai siklus utilisasi/pemanfatan peralatan elektromedik serta
pengujian/kalibrasi peralatan elektromedik selama setahun, serta membuat
rencana kerja tahun berjalan meliputi rencana kerja dan anggaran yang
dibutuhkan.

6. Evaluasi pelaksanaan mulai dari siklus akuisisi/penerimaan sampai siklus


utilisasi/pemanfatan peralatan elektromedik, No. 1995 -10- pengujian/kalibrasi
peralatan elektromedik serta inovasi kedepan yang memungkinkan dilakukan.
Area Kompetensi, Standar Kompetensi Elektromedis terdiri atas 7 (tujuh) area
kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dari seorang
Elektromedis. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi
inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang
dirinci lebih lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Secara
skematis, susunan Standar Kompetensi Elektromedis.

Bahwa sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2O14
tentang Tenaga Kesehatan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Standar Profesi Elektromedis;

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2O12 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2O12 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2O14 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran


Negara Tahun 2OL4 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5607);

4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2O12 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O12 Nomor 24);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2015 tentang lzin dan


Penyelenggaraan Praktik Elektromedis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2O15 Nomor 979);

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Tahun 2015 Nomor 1508)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun
2O18 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun
2O15 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 944);
BAB III

PEMBAHASAN

Peran profesi Teknik Elektromedik di dunia khususnya Indonesia sangat vital. Antara lain
area Keterampilan Elektromedik :

a. Melakukan rekayasa teknologi, instalasi, pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,


pengujian dan kalibrasi, pengawasan, penapisan, penilaian, perencanaan pemenuhan
kebutuhan, alat Elektromedik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
peralatan Laboratorium Klinik.

b. Melakukan rekayasa teknologi, instalasi, pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,


pengujian dan kalibrasi, pengawasan, penapisan, penilaian, perencanaan pemenuhan
kebutuhan, alat Elektromedik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
peralatan terapi.

c. Melakukan rekayasa teknologi, instalasi, pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,


pengujian dan kalibrasi, pengawasan, penapisan, penilaian, perencanaan pemenuhan
kebutuhan, alat Elektromedik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
peralatan Radiologi.

d. Melakukan rekayasa teknologi, instalasi, pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,


pengujian dan kalibrasi, pengawasan, penapisan, penilaian, perencanaan pemenuhan
kebutuhan, alat Elektromedik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
peralatan Bedah dan Anestesi.

e. Melakukan rekayasa teknologi, instalasi, pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,


pengujian dan kalibrasi, pengawasan, penapisan, penilaian, perencanaan pemenuhan
kebutuhan, alat Elektromedik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
Peralatan Diagnostik.

f. Melakukan rekayasa teknologi, instalasi, pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan,


pengujian dan kalibrasi, pengawasan, penapisan, penilaian, perencanaan pemenuhan
kebutuhan, alat Elektromedik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja
Peralatan Life &spport.

Pembangunan Nasional adalah pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat


Indonesia. Untuk mewujudkan pembangunan nasional yang optimal dibutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan sehat jasmani maupun rohani. Mengingat kesehatan menjadi
daya pendorong yang utama untuk mewujudkan pembangunan nasional, peningkatan derajat
kesehatan masyarakat seyogyanya mengarah pada arah kebijaksanaan pemerintah dalam
pembangunan dibidang kesehatan.

kekuatan :

Sebagai teknisi Elektromedis, profesi ini dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional, efektif dan efisien. Selain itu, profesi ini juga mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan ruang lingkup kegiatannya

Peran profesi Teknik Elektromedis dalam dunia kesehatan yaitu menciptakan,


memelihara, dan mengembangkan suatu alat medis itu sendiri baik di rumah sakit
maupun di perusahaan alat medis sehingga memudahkan pekerjaan para dokter dan tim
medis lainnya dalam mendiagnosa suatu penyakit pasien.

Kelemahan :

Sebagai seorang teknisi elektromedis hambatan yang sering terjadi yaitu kurangnya
interaksi terhadap alat kesehatan itu sendiri sehingga mengakibatkan kurangnya pemahan
terhadap alat kesehatan. Seperti troubleshooting.

Peluang :

Peran teknisi elektromedis sangat dibutuhkan di dalam dunia kesehatan. Oleh karena
itu instansi pendidikan Teknik Elektromedik harus memaksimalkan pendidikan agar
menghasilkan tenaga elektromedis yang berkompeten dan mampu bersaing didunia
kesehatan yang semakin modern .

Hambatan :

Dalam melakukan pendidikan teknik elektromedik hambatan yang ada yaitu


kurangnya pemahaman dalam mengoperasikan dan menganalisa alat kesehatan.

Solusi :

Agar pendidikan teknik eletromedik berjalan dengan baik dibutuhkannya juga tenaga
pengajar atau dosen yang berpengalaman dan berkompeten di bidang alat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://ikatemi.or.id/wp-content/uploads/2020/05/KMK-No.-314-Th-2020-ttg-Standar-
Profesi-Elektromedis.pdf , https://ikatemi.or.id/wp-content/uploads/2020/05/KMK-No.-314-Th-
2020-ttg-Standar-Profesi-Elektromedis.pdf , https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-etika-
profesi-teknik-elektromedik-dosen-pembimbing-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai