Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Dasar Ilmu K3.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun


hadapi, baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua juga para
sahabat. Terutama pertolongan dari Allah sehingga kendala-kendala yang
penyusun hadapi dapat teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang “ Jenis-jenis Bahaya di Tempat Kerja”, yang kami
sajikan berdasarkan sumber buku K3.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya
penulisan di masa yang akan datang.

Mataram, 6 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................4
2.1 Pengertian Kesehatan Kerja .......................................................................4
2.2 Pengertian Tempat Kerja ............................................................................6
2.3 Bahaya ........................................................................................................6
2.4 Potensi Bahaya di Tempat kerja ...............................................................12
2.5 Pengenalan Bahaya pada Area Kerja .......................................................15
2.6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja yang Tidak Aman .............................16
BAB III PENUTUP ...........................................................................................17
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................17
3.2 Saran .........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi tahun 2024 mendatang, kesehatan kerja merupakan
salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan
barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
anggotanya, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan
Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa
depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilau sehat,
memperoleh pelayanan keschatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat keschatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk


menciptakan atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dai pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kejadian kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja suatu perusahaan atau tempat kerja. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang telah
mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya keschatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Setiap proses produksi, peralatan/mesin dan tempat kerja yang


digunakan untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung potensi
bahaya tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam
pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja. Sumber-sumber
bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat

1
kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya, maka sumber-sumber
bahaya tersebut harus ditemukan dengan melakukan identifikasi sumber bahaya
potensial yang ada di tempat kerja. Setelah sumber bahaya teridentifikasi, maka
dilakukan pengukuran tingkat risiko sumber bahaya terhadap tenaga kerja. Dari
kegiatan tersebut maka diusahakan suatu pengendalian sampai tingkat yang
aman untuk tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan.

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan


keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian
utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak
hanya diukur dari sclesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan
sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan
dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang
ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari
waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan
kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).

Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting,


karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja berarti dapat
menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan
terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada
akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang
berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial
(dana), tetapi bisa menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal
dunia.

Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana


pengertian K3, resiko, bahaya dan apa yang disebut dengan kecelakaan kerja.
Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang

2
pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat di rumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja?
2. Apakah yang dimaksud dengan tempat kerja?
3. Apa-apa saja pengertian, sumber-sumber dan faktor-faktor bahaya kerja ?
4. Bagaimana potensi bahaya di tempat kerja?
5. Bagaimana pengenalan bahaya pada area kerja ?
6. Bagaimana cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman?

1.3 Tujuan Penulisan


a) Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengertian kesehatan kerja, tempat kerja, dan bahaya


kerja. Serta sumber-sumber dari bahaya kerja, faktor-faktor dari bahaya kerja
potensi bahaya di tempat kerja, pengenalan bahaya pada area kerja dan cara
mengatasi lingkungan kerja yang tidak aman.

b) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengertian dari keschatan kerja.
b) Untuk mengetahui pengertian dari tempat kerja.
c) Untuk mengetahui pengertian, sumber-sumber dan faktor-faktor
dari bahaya kerja.
d) Untuk mengetahui potens bahaya di tempat kerja.
e) Untuk mengetahui pengenalan bahaya pada area kerja.
f) Untuk mengetahui cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak
aman

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Kerja


Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara
pekerjaan dan kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek
lingkungan kerja dengan keschatan pekerja, tetapi hubungan antara status
keshatan pekerja dengan kemampuan untuk melakukan tugas yang harus
dikerjakan.

Menurut International Labor Organization (ILO) salah satu upaya dalam


menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah
dengan penerapan peraturan perundangan antara lain melalui:

a) Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti


perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi (up to date).
b) Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap
rekayasa.
c) Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-
pemeriksaan langsung di tempat kerja.

ILO dan WHO (1995) menyatakan keschatan kerja bertujuan untuk


peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akbat faktor yang
merugikan keschatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

4
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan
bahwa fokus utama kesehatan kerja, yaitu:

1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja


2. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung
keselamatan dan kesehatan
3. Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang
mendukung keschatan dan keselamatan di tempat kerja juga
meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar
serta meningkatkan produktivitas perusahaan.

Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok keschatan


kerja antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja.
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi.
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan keschatan kerja.
5. Memberikan naschat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja.
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan keschatan kerja kepada
pengurus.
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan aspek keschatan
kerja.

5
2.2 Pengertian Tempat Kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dalam pasal 1 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya, termasuk tempat kerja adalah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

2.3 Bahaya
A. Pengertian bahaya

Bahaya merupakan sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya


kerugian,kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Bahaya pekerjaan
adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yangdapat mendatangkan
kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor tersebut belum
mendatangkan kecelakaan. Pengertian bahaya atau hazard adalah suatu yang
berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit,
kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan
dengan proses dan sistem kerja. Hazard mempunyai potensi untuk
mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada :
1. Manusia baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan.
2. Properti termasuk peralatan kerja dan mesin-mesin.
3. Lingkungan baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan.
4. Kualitas produk barang dan jasa.
5. Nama baik perusahaan (Company's Public Image).
Setiap proses produksi, peralata/mesin dan tempat kerja yang digunakan
untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung bahaya tertentu yang

6
bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi
atau juga berasal dari luar proses kerja
Jika potensi penyebab kecelakaan dibarkan saja untuk terjadi, maka
jalannya akan selalu terbuka untuk kontak dengan sumber bahaya. Kecelakaan
tersebut dapat
berupa:
a) Terbentur/tertabrak benda/alat yang bergerak.
b) Jatuh ke tingkat yang lebih rendah.
c) Jatuh pada tingkat yang sama (tergelincir, tersandung, terpeleset).
d) Terjepit ke dalam alat/benda yang berputar.
e) Kontak dengan panas, dingin, bising, radiasi, bahan beracun.
f) Terkena larutan berbahaya/yang menyebabkan iritasi.

Menurut Kurniawidjaja, 2010 bahaya atau hazard dapat digolongkan


berdasarkan jenisnya yaitu:
1. Hazard Tubuh Pekerja
Hazard tubuh pekerja (somatik hazard), merupakan hazard yang berasal
dari dalam tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan status keschatan
pekerja.Contohnya seseorang pekerja yang buta warna bila mengerjakan alat
elektronik yang penuh dengan kabel listrik yang warna-warni, hazard
somatiknya dapat membahayakan dirinya maupun orang lain disckelilignya bila
ia salah menyambung warna kabel tertentu karena tindakan ini berpotensi
menimbulkan kebakaran atau ledakan.
2. Hazard Perilaku Kesehatan
Hazard perilaku keschatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait
dengan perilaku pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang
mesin berputar telah mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara

7
tertarik dalam mesin dan hancur tubuhnya karena tergiling mesin penggiling
bongkahan batu (crusher).
3. Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa fisik,
kimia, dan biologi. Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja
berpotensi menimbulkan gangguan keschatan bila bahaya fisik berpotensi
menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja PAK). Jenis-jenis bahaya yang
termasuk dalam golongan fisik serta pekerja berisiko terpajan antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Bahaya mekanik, antara lain adalah terbentur, tertusuk, tersayat, terjepit,
tertekan, terjath, terpeleset, terklir, tertabrak, terbakar, terkena serpihan ledakan,
tersiram, dan tertelan.
b. Bising, berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
menganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan
pendengaran (ketulian). Ditempat kerja bising dapat berasal dari berbagai
tempat seperti pada area produksi, area generator, area kompresor, area dapur,
area umum seperti pasar atau stasiun, hinggga area perkantoran, dari suara
mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.
c. Getar atau vibrasi, getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran
muskoloskeletal, keseimbangan, white finger dan hematuri mikroskopi akibat
kesrusakan saraf tepid an jaringan pembuluh darah. Getaran dapat memajani
seluruh tubuh (whole body vibration) seperti pada pekerja pemotong rumput
yang membawa mesin di punggungnya dan pengemudi.
4. Hazard Ergonomik
Hazard ergonomik yang dimaksud terkait dengan kondisi pekerjaan dan
peralatan kerja yang digunakan oleh pekerja termasuk work station. Contoh
pekerja yang mengalami hazard ergonomik adalah pengemudi.
5. Hazard Pengorganisasian Pekerjaan dan Budaya Kerja

8
Contohnya adalah faktor sress kerja berupa beban kerja berlebih atau
pembagian pekerjaan yang tidak proporsional, budaya kerja sampai larut malam
dan mengabaikan kehidupan sosial pekerja.

B. Sumber-sumber bahaya kerja


Sumber bahaya merupakan sesuatu yang merupakan inti atau pusat dari
proses kegiatan yang mengakibatkan timbulnya risiko, bisa berupa equipment,
lokasi/area, sistem, peraturan, produk, unit kegiatan, Sumber Daya Manusia dan
lain-lain (Biro Manajemen Risiko, 2008).
Sumber-sumber bahaya bisa berasal dari:
1. Manusia
Kesalahan utama sebagian besar kecelakaan adalah terletak pada
pekerjaitu sendiri, mereka kurang terampil, kurang tepat, kurang mentaati tata
tertibdalam mengoperasikan mesin atau peralatan.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam suatu proses dapat menimbulkan
bahaya jika tidak digunakan sesuai fungsinya, tidak dilengkapi dengan
pelindung saat memasuki area.
3. Bahan
Bahaya dari bahan meliputi berbagai risiko sesuai dengan sifat bahan,
antara lain:
a) Mudah terbakar, olch Natrium gas di B-5601 di unit drying dan cooling
yang disebabkan karena kebocoran gas.
b) Mudah meledak yang disebabkan olch amoniak di Carbonation Tower
pada seksi Carbonation.
c) Menimbulkan alergi atau iritasi, apabila terpercik oleh asam sulfat,
amoniak, dan kristal ammonium sulfat pada seksi neutralisasi.
d) Bersifat racun, olch gas chlorine di area operasional cooling tower.
e) Radioaktif, pada amoniak di Carbonation Tower pada seksi
Carbonation.

9
f) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, apabila
terpercikasam sulfat, amoniak dan kristal ammonium sulfat pada seksi
neutralisasi.
4. Proses
Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu, panas, bising dan
bahaya mekanis seperti terjepit, terbentur atau teratuh, hal ini dapat
mengakibatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
5. Cara atau sikap kerja
Cara kerja yang berpotensi terhadap terjadinya bahaya atau kecelakaan
berupa tindakan tidak aman, misalnya:
a) Cara mengangkat dan mengangkut yang salah.
b) Posisi tubuh yang tidak benar.
c) Tidak menggunakan APD.
d) Lingkungan kerja yang terlalu panas.
e) Menggunakan alat atau mesin yang tidak sesuai dengan peraturan.
Keadaan mesin-mesin, perlengkapan dan peralatan kerja serta bahan-bahan.
Sikap kerja yang salah, yaitu pada saat pengepakan pekerja berdiri, duduk
berjalan dan membungkuk terlalu lama.
6) Lingkungan Kerja
Bahaya dari lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan
kesehatan dan penyakit akibat kerja. Bahaya tersebut adalah:
a) Faktor lingkungan fisik
Bahaya yang bersifat fisik seperti ruangan yang terlalu panas di Centrifuge,
bising yang melebihi Nilai Ambang Batas di Pump House dan Centrifuge.
b) Faktor lingkungan kimia
Bahaya yang bersifat kimia yang berasal dari bahan bahan yangdigunakan
maupun bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahan ini berhamburan
ke lingkungan, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau instalasi yang
digunakan dalam proses serta bau dari bahan-bahan kimia yang sangat
menyengat. Paparan dari gas amoniak di Pump House dan seksi filtrasi

10
c) Faktor lingkungan biologis
Bahaya biologi disebabkan olch jasad renik, gangguan dari bakteri,
virus maupun dari binatang lainnya yang ada di tempat kerja.
d) Faktor faal kerja atau ergonomic
Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat,
peralatan yang digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja.
e) Faktor psikologis
Gangguan yang disebabkan karena hubungan atasan dengan bawahan
yang tidak serasi, hal ini dapat menimbulkan ketegangan jiwa pada
karyawan.

C. Faktor-faktor bahaya kerja


Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi
ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan
atau penyakit akbat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007.
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain:
faktor bahaya biologis, faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor
bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis.
Di bawah merupakan bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas:
1. Faktor Bahaya Biologi
- Jamur.
- Virus.
- Bakteri.
- Tanaman.
- Binatang.
2. Faktor Bahaya Kimia
- Beracun.
- Reaktif.
- Radioaktif.
- Mudah Meledak.

11
- Mudah Terbakar/Menyala.
- Iritan.
- Korosif.
- Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya.
3. Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
- Ketinggian dan Konstruksi (Infrastruktur).
- Tekanan dan Kebisingan.
- Suhu dan Cahaya.
- Listrik dan Getaran.
- Radiasi dan Ruangan Terbatas (Terkurung).
- Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Faktor Bahaya Biomekanik
- Gerakan Berulang.
- Postur/Posisi Kerja.
- Pengangkutan Manual.
- Desain tempat kerja/alat/mesin.
5. Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
- Stress.
- Kekerasan.
- Pelecehan.
- Pengucilan.
- Intimidasi.
- Emosi Negatif.

2.4 Potensi Bahaya di Tempat kerja


Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi keschatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau

12
bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja.
a) Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan
kerugian kepada:
1. manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan,
2. properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin.
3. lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di
luar perusahaan,
4. kualitas produk barang dan jasa.
5. nama baik perusahaan.
b) Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam
rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara
umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber
dari berbagai faktor, antara lain:
1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
2. faktor lingkungan, yaitu potens bahaya yang berasal dari atau berada
di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi
termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir.
3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar
terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak
berada dalam kondisi keschatan yang prima baik fisik maupun
psikis.
c) Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan keschatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,

13
misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas
dan dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-
bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya
ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui :
inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran
pencernaan), skin contact (melalui kult). Terjadinya pengaruh
potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari
jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu,
gas, uap.asap; daya acun bahan (toksisita); cara masuk ke dalam
tubuh.
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara
yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita
penyakit-penyakit tertentu, misalnya: TBC, Hepatitis A/B, Aids,dil
maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi.
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
yang disebabkan olch penerapan ergonomi yang tidak baik atau
tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk: sikap dan cara
kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban
kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.
5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem
seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya

14
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress
akibat kerja.
6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang
berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan
dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan
peralatan yang dipakai, serta kegiatan.

2.5 Pengenalan Bahaya pada Area Kerja


Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja, pekerja
menganggap bahwa kecelakaan terjadi di area pekerjaan karena musibah,
namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan olch salah satu faktor sebagai
berikut, baik secara mandiri atau bersama-sama, yaitu:
1) Tindakan tidak aman dari pekerja itu sendiri (unsafe act)
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang
aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu
tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena
setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya, jika penyebab kecelakaan itu dapat
kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah. Pencegahan kecelakaan adalah
suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari

15
pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-
faktor yang membahayakan (unsafe condition).

2.6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja yang Tidak Aman


a) Menghilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman
tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misanya alat-alat yang
rusak diganti atau diperbaiki.
b) Mengisolir, sumber bahaya mash tetap ada, tetapi disolasi agar tidak
lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada
mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan
kerja.
c) Mengendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis,
misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi,
memasang alat-alat control dsb.
d) Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari isi makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan
bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,tempat
kerja, masyarakat dan lingkungan. Jadi keschatan dan keselamatan kerja
tidak selalu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental,
psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Olch karena
itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang
dibuat untuk mengatur masalah keschatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja, tetapi mash banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai
bahaya kerja dan bahaya nyata.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil kajian dan kesimpulan diatas maka saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi tempat kerja
Bagi pihak pengelola tempat kerja disarankan untuk
menekankan seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja,
dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat
dilakukan dengan sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan
arti pentingnya program keselamatan dan keschatan kerja (k3) bagi
karyawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara

17
penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara
mengoprasikan mesin secara baik dan benar. Selain itu perusahaan
harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
serta menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan keschatan kerja
(k3) dalam kegiatan operasional.

2. Bagi pekerja
Bagi pekerja agar lebih memperhatikan tingkat keselamatan dan
keschatan kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati
serta mengikuti prosedur standar bekerja sesuai bidangnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://onedrive.live.com/?authkey=%21ALXQGWA%2DyLjnCMU&id=A5BB
8DAEEA511999%217009&cid=A5BB8DAEEA511999&parId=root&parQt=s
haredby&o=OneUp

19

Anda mungkin juga menyukai