Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Dasar Ilmu K3.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya
penulisan di masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya, maka sumber-sumber
bahaya tersebut harus ditemukan dengan melakukan identifikasi sumber bahaya
potensial yang ada di tempat kerja. Setelah sumber bahaya teridentifikasi, maka
dilakukan pengukuran tingkat risiko sumber bahaya terhadap tenaga kerja. Dari
kegiatan tersebut maka diusahakan suatu pengendalian sampai tingkat yang
aman untuk tenaga kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan.
2
pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
b) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengertian dari keschatan kerja.
b) Untuk mengetahui pengertian dari tempat kerja.
c) Untuk mengetahui pengertian, sumber-sumber dan faktor-faktor
dari bahaya kerja.
d) Untuk mengetahui potens bahaya di tempat kerja.
e) Untuk mengetahui pengenalan bahaya pada area kerja.
f) Untuk mengetahui cara mengatasi lingkungan kerja yang tidak
aman
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan
bahwa fokus utama kesehatan kerja, yaitu:
5
2.2 Pengertian Tempat Kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dalam pasal 1 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya, termasuk tempat kerja adalah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
2.3 Bahaya
A. Pengertian bahaya
6
bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi
atau juga berasal dari luar proses kerja
Jika potensi penyebab kecelakaan dibarkan saja untuk terjadi, maka
jalannya akan selalu terbuka untuk kontak dengan sumber bahaya. Kecelakaan
tersebut dapat
berupa:
a) Terbentur/tertabrak benda/alat yang bergerak.
b) Jatuh ke tingkat yang lebih rendah.
c) Jatuh pada tingkat yang sama (tergelincir, tersandung, terpeleset).
d) Terjepit ke dalam alat/benda yang berputar.
e) Kontak dengan panas, dingin, bising, radiasi, bahan beracun.
f) Terkena larutan berbahaya/yang menyebabkan iritasi.
7
tertarik dalam mesin dan hancur tubuhnya karena tergiling mesin penggiling
bongkahan batu (crusher).
3. Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa fisik,
kimia, dan biologi. Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja
berpotensi menimbulkan gangguan keschatan bila bahaya fisik berpotensi
menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja PAK). Jenis-jenis bahaya yang
termasuk dalam golongan fisik serta pekerja berisiko terpajan antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Bahaya mekanik, antara lain adalah terbentur, tertusuk, tersayat, terjepit,
tertekan, terjath, terpeleset, terklir, tertabrak, terbakar, terkena serpihan ledakan,
tersiram, dan tertelan.
b. Bising, berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
menganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan
pendengaran (ketulian). Ditempat kerja bising dapat berasal dari berbagai
tempat seperti pada area produksi, area generator, area kompresor, area dapur,
area umum seperti pasar atau stasiun, hinggga area perkantoran, dari suara
mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.
c. Getar atau vibrasi, getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran
muskoloskeletal, keseimbangan, white finger dan hematuri mikroskopi akibat
kesrusakan saraf tepid an jaringan pembuluh darah. Getaran dapat memajani
seluruh tubuh (whole body vibration) seperti pada pekerja pemotong rumput
yang membawa mesin di punggungnya dan pengemudi.
4. Hazard Ergonomik
Hazard ergonomik yang dimaksud terkait dengan kondisi pekerjaan dan
peralatan kerja yang digunakan oleh pekerja termasuk work station. Contoh
pekerja yang mengalami hazard ergonomik adalah pengemudi.
5. Hazard Pengorganisasian Pekerjaan dan Budaya Kerja
8
Contohnya adalah faktor sress kerja berupa beban kerja berlebih atau
pembagian pekerjaan yang tidak proporsional, budaya kerja sampai larut malam
dan mengabaikan kehidupan sosial pekerja.
9
f) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, apabila
terpercikasam sulfat, amoniak dan kristal ammonium sulfat pada seksi
neutralisasi.
4. Proses
Dalam proses kadang menimbulkan asap, debu, panas, bising dan
bahaya mekanis seperti terjepit, terbentur atau teratuh, hal ini dapat
mengakibatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
5. Cara atau sikap kerja
Cara kerja yang berpotensi terhadap terjadinya bahaya atau kecelakaan
berupa tindakan tidak aman, misalnya:
a) Cara mengangkat dan mengangkut yang salah.
b) Posisi tubuh yang tidak benar.
c) Tidak menggunakan APD.
d) Lingkungan kerja yang terlalu panas.
e) Menggunakan alat atau mesin yang tidak sesuai dengan peraturan.
Keadaan mesin-mesin, perlengkapan dan peralatan kerja serta bahan-bahan.
Sikap kerja yang salah, yaitu pada saat pengepakan pekerja berdiri, duduk
berjalan dan membungkuk terlalu lama.
6) Lingkungan Kerja
Bahaya dari lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan
kesehatan dan penyakit akibat kerja. Bahaya tersebut adalah:
a) Faktor lingkungan fisik
Bahaya yang bersifat fisik seperti ruangan yang terlalu panas di Centrifuge,
bising yang melebihi Nilai Ambang Batas di Pump House dan Centrifuge.
b) Faktor lingkungan kimia
Bahaya yang bersifat kimia yang berasal dari bahan bahan yangdigunakan
maupun bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahan ini berhamburan
ke lingkungan, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau instalasi yang
digunakan dalam proses serta bau dari bahan-bahan kimia yang sangat
menyengat. Paparan dari gas amoniak di Pump House dan seksi filtrasi
10
c) Faktor lingkungan biologis
Bahaya biologi disebabkan olch jasad renik, gangguan dari bakteri,
virus maupun dari binatang lainnya yang ada di tempat kerja.
d) Faktor faal kerja atau ergonomic
Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat,
peralatan yang digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja.
e) Faktor psikologis
Gangguan yang disebabkan karena hubungan atasan dengan bawahan
yang tidak serasi, hal ini dapat menimbulkan ketegangan jiwa pada
karyawan.
11
- Mudah Terbakar/Menyala.
- Iritan.
- Korosif.
- Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya.
3. Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
- Ketinggian dan Konstruksi (Infrastruktur).
- Tekanan dan Kebisingan.
- Suhu dan Cahaya.
- Listrik dan Getaran.
- Radiasi dan Ruangan Terbatas (Terkurung).
- Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Faktor Bahaya Biomekanik
- Gerakan Berulang.
- Postur/Posisi Kerja.
- Pengangkutan Manual.
- Desain tempat kerja/alat/mesin.
5. Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
- Stress.
- Kekerasan.
- Pelecehan.
- Pengucilan.
- Intimidasi.
- Emosi Negatif.
12
bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja.
a) Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan
kerugian kepada:
1. manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan,
2. properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin.
3. lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di
luar perusahaan,
4. kualitas produk barang dan jasa.
5. nama baik perusahaan.
b) Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat
dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam
rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara
umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber
dari berbagai faktor, antara lain:
1. faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
2. faktor lingkungan, yaitu potens bahaya yang berasal dari atau berada
di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi
termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir.
3. faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar
terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak
berada dalam kondisi keschatan yang prima baik fisik maupun
psikis.
c) Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan keschatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,
13
misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas
dan dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-
bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya
ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui :
inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran
pencernaan), skin contact (melalui kult). Terjadinya pengaruh
potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari
jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu,
gas, uap.asap; daya acun bahan (toksisita); cara masuk ke dalam
tubuh.
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara
yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita
penyakit-penyakit tertentu, misalnya: TBC, Hepatitis A/B, Aids,dil
maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam
proses produksi.
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
yang disebabkan olch penerapan ergonomi yang tidak baik atau
tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam
melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk: sikap dan cara
kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban
kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin.
5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan
yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem
seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya
14
keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress
akibat kerja.
6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang
berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan
dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan
peralatan yang dipakai, serta kegiatan.
15
pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-
faktor yang membahayakan (unsafe condition).
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari isi makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan
bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,tempat
kerja, masyarakat dan lingkungan. Jadi keschatan dan keselamatan kerja
tidak selalu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental,
psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Olch karena
itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang
dibuat untuk mengatur masalah keschatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja, tetapi mash banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai
bahaya kerja dan bahaya nyata.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kajian dan kesimpulan diatas maka saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi tempat kerja
Bagi pihak pengelola tempat kerja disarankan untuk
menekankan seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja,
dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat
dilakukan dengan sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan
arti pentingnya program keselamatan dan keschatan kerja (k3) bagi
karyawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara
17
penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara
mengoprasikan mesin secara baik dan benar. Selain itu perusahaan
harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
serta menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan keschatan kerja
(k3) dalam kegiatan operasional.
2. Bagi pekerja
Bagi pekerja agar lebih memperhatikan tingkat keselamatan dan
keschatan kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati
serta mengikuti prosedur standar bekerja sesuai bidangnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://onedrive.live.com/?authkey=%21ALXQGWA%2DyLjnCMU&id=A5BB
8DAEEA511999%217009&cid=A5BB8DAEEA511999&parId=root&parQt=s
haredby&o=OneUp
19