Disusun oleh:
Tingkat 3 Keperawatan
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Trend Dan Isu Keselamatan Dan Kesehatan Kerja”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara
umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang
buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut
mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih
sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami
ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal
kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu
disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan
atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang
harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk
mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
1
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika
kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Trend Dan Isu Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ?
2. Apakah yang dimaksud Trend Dan Isu Kesehatan Kerja Yang Menurunkan
Produktivitas Kerja ?
4. Apakah yang dimaksud Dampak Positif Dan Negatif Dalam Kesehatan Kerja ?
C.Tujuan Penulisan
2. Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud Trend Dan Isu Kesehatan Kerja Yang
Menurunkan Produktivitas Kerja
4. Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud Dampak Positif Dan Negatif Dalam
Kesehatan Kerja
3
BAB II
PEMBAHASAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan
pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan
tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga
kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang
ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-
nilai agama.
4
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.
a) Kapasitas Kerja
5
besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
c) Lingkungan Kerja
Dari kasus-kasus kecelakaan kerja 9,5% diantaranya (5.476 tenaga kerja) mendapat
cacat permanen. Ini berarti setiap hari kerja ada 39 orang pekerja yang mendapat cacat
6
baru atau rata-rata 17 orang meninggal karena kecelakaan kerja . Kecelakaan industri
secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang berbahaya (unsafe
human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian
menunjukkkan bahwa faktor manusia memegang pernanan penting timbulnya
kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelkaan keja
disebebkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia . Undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 5 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa
upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan
program perlindungan tenaga kerja.
faktor risiko karakteristik pekerja industri yang mempunyai faktor risiko yang
bermakna (p<0,05) adalah jenis kelamin dan aktifitas fisik pada saat bekerja. Pekerja
laki-laki mempunyai risiko mengalami kecelakaan kerja 3,25 (CI 95%: 2,29 – 4,62) kali
dibandingkan dengan pekerja perempuan. Hal ini dikarenakan pekerja laki-laki
menempati mayoritas pekerja di bagian produksi di jenis industri berat atau
menggunakan alat-alat yang besar dan berbahaya. Sedangkan pekerja dengan aktifitas
fisik katagori sedang selama bekerja berisiko 2,08 kali (95% CI: 1,48 – 2,92) mengalami
kecelakaan kerja dibandingkan pekerja dengan aktifitas ringan. Hal ini disebabkan
pekerja dengan aktifitas sedang akan lebih cepat mengalami kelelahan secara fisik
dibandingkan dengan aktifitas ringan sehingga bisa mengurangi stamina dan konsentrasi
pekerja. Kondisi fisik dan psikis pekerja berhubungan dengan kejadian kecelakaan.
Pekerja industri yang mengalami distres mempunyai risiko mengalami kecelakaan kerja
1,36 kali (95% CI: 1,03 – 1,80) dibandingkan dengan pekerja yang sehat secara psikis.
Sedangkan pekerja yang mempunyai keluhan sering nyeri juga berisiko 1,5 kali (95%
CI: 1,13 – 1,98) mengalami celaka dibandingkan dengan yang tidak mempunyai
keluhan nyeri. Keadaan tersebut menjelaskan bahwa pekerja yang mempunyai kondisi
baik fisik maupun psikis yang tidak sehat leboh berisiko tinggi untuk mengalami
kecelakaan kerja. Pekerja di bagian produksi di suatu jenis industri diwajibkan
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sebagai alat untuk pelindung kerja disesuiakan
dnegan jenis pekerjaannya. Hubungan pemakaian APD dengan kejadian kecelakaan
kerja.
7
Kecelakaan kerja pada pekerja industri ternyata justru terjadi pada pekerja yang
mengunakan APD saat terjadi kecelakaan. Pekerja yang menggunakan APD berisiko
2,20 kali (95% CI: 1,59 – 3,05) mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan
pekerja yang tidak memakai APD. Beberapa kasus menunjukkan bahwa menggunakan
sarung tangan justru membuat pekerja tidak merasa nyaman atau mengganggu aktifitas
kerja sehingga justru membahayakan. Untuk itu perlu dilakukan kajian tentang APD
disesuaikan dengan jenis pekerjaan sehingga APD tersebut benar-benar bisa
melindungi.
a. Dampak Positif
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
b. Dampak Negatif
8
c. Jika Kecelakaan yang dialami oleh karyawan mengakibatkan cacat atau bahkan
kematian maka masa depan anggota keluarganya pun tidak menentu karena tidak
ada lagi yang akan membiayai atau mencukupi kebutuhannya.
d. Akan menjadi beban keluarga , bukan sebagai kepala keluarga atau sebagai
anggota keluarga yang harusnya memberi nafkah.
3. Dampak Terhadap Perusahaan
a. Perusahaan akan kehilangan tenaga kerja yang sudah terlatih dan mempunyai
keterampilan.
b. Kehilangan uang untuk biaya kecelakaan baik korban atau unit kerja yang
rusak akibat kecelakaan.
c. Kerugian produksi, tentunya produksi akan terganggu akibat terjadinya
kecelakaan.
Jadi, setelah memahami dampak dari kecelakaan maka sudah seharusnya
kita bekerja dengan penuh hati-hati, dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
keselamatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Karena keselamatan
merupakan jaminan masa depan cerah bagi keluarga.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja
yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat. Masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah yang kami buat. Kritik dan saran sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Kami ucapkan terimakasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Rivai,H. Veithzal., dan Ella Jauvani Sagala, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
perusahaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers).
WHO. International Statistical Classification of Diseases and Health Related Problems (The)
ICD10. Second Edition. English. 2005.
http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja
http://razihandoyo.blogspot.com/2012/11/tulisan-mengenai-kesehatan-kerja-di.html
11