MODUL
KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH III
Penyusun :
Aria Wahyuni, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB
Ns. Rola Oktorina, M.Kep
Editor :
Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes
Ns. Silvia, M.Biomed
Penerbit :
Fort De Kock Press
Bukittinggi
Visi
Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Lulusan yang Unggul dan berdaya saing Global dalam Bidang
Keperawatan Komplementer pada tahun 2025
Misi
a. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang bermutu, berkarakter dan berkesinambungan
khususnya pada lingkup penyakit komplementer
b. Meningkatkan kualitas tata kelola program studi yang baik menuju tatakelola sesuai standar
c. Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan bersama masyarakat , sektor swasta,
pemerintah dan lembaga-lembaga internasional dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover/Halaman depan
Tim Penyusun
VisidanMisi UFDK dan Prodi
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1. 2 Profil lulusan
1.3 CapaianPembelajaran Program studiberdasarkan KKNI
DAFTAR PUSTAKA
1 PENDAHULUAN
Untuk melaksanakan ASEAN Economic Community yang dimulai tahun 2015 dan
mengantisipasi perkembangan global telah diadakan perubahan-perubahan yang
bersifat inovasi, reorientasi, reformasi di dalam revisi kurikulum Pendidikan Ners. Saat
ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat, masalah-masalah
kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan semakin canggih, dan selain itu persyaratan dunia kerja semakin
menuntut tenaga keperawatan yang kompeten, sehingga dunia pendidikan
keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan yang kompeten untuk mampu
berkompetisi baik nasional maupun global.
Capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh lulusan program pendidikan profesi
sesuai dengan KKNI level 7 terdiri atas 4 komponen yaitu komponen sikap,
kemampuan kerja umum dan khusus, penguasaan pengetahuan, serta kewenangan
dan tanggung jawab. Untuk komponen sikap dan kemampuan kerja umum mengacu
pada standar nasional pendidikan tinggi yang merupakan capaian pembelajaran yang
bersifat umum untuk seluruh lulusan pendidikan tinggi di Indonesia. Sedangkan untuk
komponen penguasaan pengetahuan, kemampuan kerja khusus, dan kewenangan
dan tanggung jawab mengacu pada KKNI level 7 bidang keperawatan yang telah
disepakati oleh tim penyusun KKNI Dikti yang melibatkan organisasi profesi PPNI dan
AIPNI.
Sumber: Buku kurikulum Inti 2015 dari AIPNI ditambah capaian pembelajaran Institusional
Prodi Pendidikan Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi
2 KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH II
2.1 Deskripsi Mata Kuliah
Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan.
Pemberian asuhan keperawatan pada kasus gangguan sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan berdasarkan proses keperawatan
dengan mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi, biokimia,anatomi,
fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan medikal bedah, ilmu penyakit dalam,
farmakologi, nutrisi, bedah dan rehabilitasi. Gangguan dari system tersebut meliputi
gangguan peradangan, kelainan degeneratif, keganasan dan trauma, yang termasuk
dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional, nasional dan internasional. Lingkup
bahasan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan terhadap klien.
Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer. Proses pembelajaran dilakukan melalui kuliah
pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar Berdasarkan Masalah (BDM), dan
praktik laboratorium.
2.2.2 Pengetahuan
a. Menguasai nilai-nilai kemanusian (humanity values)
b. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok, pada bidang
keperawatan medikal bedah
c. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosa keperawatan
d. Menguasai konsep teoritis komunikasi terapeutik
e. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian
upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;
f. Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan
g. Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan
keperawatan dan kesehatan
2.5 EVALUASI
4. Skills lab : 30 %
(skills lab bimbingan dan mandiri serta ujian skills lab)
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pencapaian kompetensi mahasiswa.
Evaluasi juga dilakukan berdasarkan pada saat diskusi atau kerja kelompok, keaktifan
selama pembelajaran termasuk pencapaian kehadiran 100% KECUALI sakit dengan surat
keterangan dokter dan jika ada saudara yang meninggal. Bila kehadiran tidak mencukupi
100% maka keputusan diserahkan pada tim pengajar. Evaluasi dilakukan melalui UTS dan
UAS penilaian STIKes Fort De Kock dalam nilai angka dan huruf.
3.1 Integrasi Unit LSP Kedalam Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Kode Unit Kompetensi Judul Unit Kompetensi Mata Kuliah
Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk KMB
KES.PG01.014.01
mengidentifikasi faktor risiko aktual dan potensial
Memodifikasi rencana asuhan untuk disesuaikan dengan KMB
KES.PG02.049.01
perubahan kondisi klien/pasien.
Membuat prioritas asuhan sedapat mungkin berkolaborasi KMB
KES.PG01.009.01
dengan pasien/klien dan/atau pemberi asuhan.
Mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan KMB
KES.PG01.011.01
arahpencapaian hasil yang diharapkan.
KES.PG02.047.01 Memantau perubahan kondisi kesehatan klien/pasien KMB
Melakukan evaluasi hasil implementasi asuhan KMB
KES.PG02.056.01
keperawatan.
Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama KMB III
KES.PG02.032.01
menjalani pre-operative.
Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama intra KMB III
KES.PG02.033.01
operative.
Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama Post- KMB III
KES.PG02.034.01
Operative.
KES.PG02.040.01 Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan eliminasi urin. KMB III
Meningkatkan kemampuan klien/pasien dalam KMB III
KES.PG02.043.01
mempertahankan postur tubuh yang tepat.
KES.PG02.045.0 Melakukan perawatan luka. KMB III
KES.PG02.044.01 Memelihara keutuhan jaringan kulit. KMB III
KES.PG01.016.01 Mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi. KMB
Fraktur, dislokasi
Sistem
Muskuloskletal - Anatomi dan fisiologi
- Fisika
- Biokimia
- Patofisiologi
KMB III Sistem Integumen Luka Bakar - Farmakologi
- Terapi diet
- Asuhan keperawatan
komprehensif
- Pendidikan kesehatan
- Pemeriksaan penunjang
Glukoma, katarak, - Pencegahan primer,
Sistem Persepsi
otitis, vertigo sekunder dan tersier
sensori - Trend dan issue
- Hasil-hasil penelitian
- Pemeriksaan penunjang
- Manajemen kasus KMB III
(sistem muskuloskeletal,
Sistem Persyarafan Stroke, tumor otak, integumen, persepsi
meningitis sensori, persarafan
keperawatan,
Pengalaman Belajar Daring
intervensi,
Mahasiswa 2 x 50 menit
implementasi dan
3. Membuat makalah
evaluasi secara tentang asuhan Penugasan
komprehensif meliputi keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis 2 x 60 menit
bio-psiko-sosio- keperawatan, intervensi,
spiritual) gangguan implementasi dan
evaluasi secara Belajar Mandiri
sistem muskuloskeletal komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual) 2 x 60 menit
(fraktur, dislokasi), gangguan sistem
sistem integumen (luka muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
bakar), sistem persepsi integumen (luka bakar),
sensori (glaukoma, sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
katarak,otitis, vertigo), vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
sistem persarafan
otak, meningitis)
(Stroke, tumor otak, 4. Diskusi kelompok
tentang asuhan
meningitis) keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan
evaluasi secara
komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual)
gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
integumen (luka bakar),
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis)
5. Mempresentasikan
makalah tentang asuhan
keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan
evaluasi secara
komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual)
sistem muskuloskeletal
(fraktur, dislokasi),
sistem integumen (luka
bakar), sistem persepsi
sensori (glaukoma,
katarak,otitis, vertigo),
sistem persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang asuhan
keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan
evaluasi secara
komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual)
gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
integumen (luka bakar),
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis)
Mahasiswa mampu Rubrik holistic dan observasi 1. Makalah 1. Small Group Literatur 1,2,3,9,11,18 `10 %
2. Demonstrasi Discussion
5 menyusun dan (unjuk kerja) Rola
3. Sikap 2. Discovery Learning
mengaplikasikan 3. Collaborative
Learning
pendidikan kesehatan Pengalaman Belajar : 4. Cooperative Learning
pada sistem 1. Mencari dan 5. Lab Skills
mengumpulkan informasi 6. Project Based
muskuloskeletal, sistem dari berbagai sumber Learning
integumen, sistem 2. Membuat dan menyusun
SAP dan materi 1 x 170 menit
persepsi sensori, sistem Pendidikan Kesehatan
persarafan 3. Mendemonstrasikan
Penkes di kelompok
6 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,9,11,18 6%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
menganalisa trend dan 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning Aria
issue serta etika (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
keperawatan terkait 4. Cooperative Learning
gangguan sistem 5. Problem Based
Pengalaman Belajar Learning
muskuloskeletal, 1. Mencari dan
mengumpulkan informasi
9 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 3 %
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion 4 Aria
memahami peran dan 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
fungsi perawat : fungsi (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
sebagai advokasi pada
kasus dengan gangguan Pengalaman belajar Daring
sistem muskuloskeletal, 1. Mencari dan 2 x 50 menit
sistem integumen, mengumpulan informasi
dari berbagai sumber
sistem persepsi sensori, 2. Membuat makalah Penugasan
3. Diskusi kelompok
sistem persarafan 4. Mempresentasikan 2 x 60 menit
makalah
Belajar Mandiri
2 x 60 menit
10 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning Rola
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning
sistem muskuloskeletal 4. Cooperative
(fraktur, dislokasi) Learning
Pengalaman Belajar
5. Problem Based
1. Mencari dan Learning
mengumpulan informasi
dari berbagai sumber
Daring
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem 2 x 50 menit
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi)
2. Membuat makalah
12 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen Rola
2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning
sistem persepsi sensori
4. Cooperative Learning
(glaukoma, katarak) 5. Problem Based
Pengalaman Belajar
Learning
1. Mencari dan
mengumpulan informasi
Daring
dari berbagai sumber
tentang manajemen kasus 2 x 50 menit
pada gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak) Penugasan
2. Membuat makalah
tentang manajemen kasus 2 x 60 menit
pada sistem persepsi
sensori (glaukoma,
katarak) Belajar Mandiri
3. Membahas dan
menyimpulkan 2 x 60 menit
masalah/tugas yang
diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak)
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak)
13 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen Rola
2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning
sistem persepsi sensori
4. Cooperative Learning
(otitis, vertigo) 5. Problem Based
Pengalaman Belajar
Learning
1. Mencari dan
mengumpulan informasi
Daring
dari berbagai sumber
tentang manajemen kasus 2 x 50 menit
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo) Penugasan
2. Membuat makalah
tentang manajemen kasus 2 x 60 menit
pada gangguan
gangguan sistem
persepsi sensori (otitis, Belajar Mandiri
vertigo)
3. Membahas dan 2x 60 menit
menyimpulkan
masalah/tugas yang
diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
14 Mahasiswa mampu 1.Rubrik holistic untuk 1.Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
melakukan manajemen menilai essay dan papper 2.Penilaian makalah Discussion Aria
kasus pada gangguan 2.Rubrik analytic 3.Sikap 2.Discovery Learning
sistem persarafan :stroke (deskriptif) untuk menilai 4.Ketrampilan 3.Collaborative Learning
Presentasi mengelola kasus 4.Cooperative Learning
5.Problem Based
Pengalaman Belajar Learning
1.Mencari dan
mengumpulan informasi Daring
dari berbagai sumber 2 x 50 menit
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem Penugasan
persarafan (stroke, tumor 2 x 60 menit
otak,meningitis
2.Membuat makalah Belajar Mandiri
tentang manajemen kasus 2x 60 menit
pada gangguan sistem
persarafan:stroke
3. Membahas dan
menyimpulkan
masalah/tugas yang
diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persarafan:stroke
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persarafan: stroke
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada sistem
persarafan:stroke
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persarafan:stroke
15 Mahasiswa mampu 1.Rubrik holistic untuk 1.Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
melakukan manajemen menilai essay dan papper 2.Penilaian makalah Discussion Aria
kasus pada gangguan 2.Rubrik analytic 3.Sikap 2.Discovery Learning
sistem persarafan: tumor (deskriptif) untuk menilai 4.Ketrampilan 3.Collaborative Learning
otak,meningitis Presentasi mengelola kasus 4.Cooperative Learning
5.Problem Based
Pengalaman Belajar Learning
1.Mencari dan
mengumpulan informasi Daring
dari berbagai sumber 2 x 50 menit
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem Penugasan
persarafan: tumor 2 x 60 menit
otak,meningitis
2.Membuat makalah Belajar Mandiri
tentang manajemen kasus 2x 60 menit
pada gangguan sistem
persarafan: tumor
otak,meningitis
3.Membahas dan
menyimpulkan
masalah/tugas yang
diberikan kelompok secara
berkelompok tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persarafan : tumor
otak,meningitis
4.Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persarafan: tumor
otak,meningitis
5.Diskusi kelompok tentang
manajemen kasus pada
sistem persarafan: tumor
otak,meningitis
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
4 Mahasiswa mampu 1. Rubrik analityc dan 8. Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria
mendemonstrasikan dan holistic 9. Demonstrasi
Pengalaman Belajar
1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: ROM exercise
8 Mahasiswa mampu 3. Rubrik analityc dan 20.Pengetahuan Lab Skills Pemasangan NGT + Rahmi
mendemonstrasikan dan holistic 21.Demonstrasi
22.Sikap 1x 170 menit Bilas Lambung
melakukan Intervensi 4. Lembar Observasi
(Kriteria Unjuk Kerja)
keperawatan pada sistem
muskulo skeletal dan persyarafan (Mandiri) Litera Literatur
:ROM exercise Pengalaman Belajar
1,2,3,4,8,14,15
1. Mencari dan
tur 1,2,3,4,8,14,15
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: ROM
exercise
9 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 23.Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %
24.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 25.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem (Kriteria Unjuk Kerja) (Bimbingan) KES.PG02.045.0
10 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 26.Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria
27.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 28.Sikap 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem (Kriteria Unjuk Kerja) (Mandiri)
integumen: Wound care
Pengalaman Belajar
1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
integumen:Wound care
11 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 29.Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %
30.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 31.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria
12 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 32.Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria
33.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 34.Sikap 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem sensori (Kriteria Unjuk Kerja) (Mandiri)
persepsi
a. Irigasi mata Pengalaman Belajar
b. Tetes mata 1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem sensori
persepsi
a.Irigasi mata
b.Tetes mata
UNIT 1
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU II
Anatomi dan Fisiologi, Fisika dan Biokimia
sistem muskuloskletal, integumen, persepsi
sensori dan persyarafan
B. Uraian Tugas :
1. Anatomi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
2. Fisiologi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
3. Fisika sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
4. Biokimia sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
2. Mahasiswa membuat tugas anatomi dan fisiologi tentang anatomi dan
fisiologi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi,
sistematika dan kerapian paper/makalah
UNIT 2
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU III
Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada
gangguan :
Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi),
Sistem integumen (luka bakar),
Sistem persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis,
vertigo),
Sistem persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)
B. Uraian Tugas :
1. Patofisiologi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
2. Farmakologi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
3. Terapi diet Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
2. Mahasiswa membuat tugas patofisiologi, farmakologi, dan terapi diet
Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka bakar),
persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
3. Satu kelompok memiliki tanggung jawab membuat patofisiologi,
farmakologi, dan terapi diet Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi),
integumen (luka bakar), persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)
4. Buatlah patofisiologi patofisiologi, farmakologi, dan terapi diet Sistem
muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka bakar), persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis) dengan menggunakan concept mapping terhadap
keempat sistem diatas
5. Buatlah penggolongan obat-obatan ketiga sistem kemudian jelaskan
farmakodinamik, farmakokinetik, farmakoterapi, serta nursing
consderating dari obat-obatan yang dimaksud pada setiap obat dan
penggolongannya
6. Buatlah konsep terapi diet untuk Sistem muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), integumen (luka bakar), persepsi sensori (glaukoma,
katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis).
Tentukan sumber dan cara perhitungannya serta peran perawat dalam
terapi diet.
E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi,
sistematika dan kerapian paper/makalah
TINJAUAN TEORI
Sistem Persarafan
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer & Bare,
2014).
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (Cerebro
Vaskular Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau
tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.
Stroke non hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan
disebabkan oleh hipoksia jaringan otak. Dapat berupa iskemia, emboli, spasme
ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah
beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan,
kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia
jaringan otak (Smeltzer & Bare, 2014).
Stroke adalah gangguan neurologis yang disebabkan gangguan suplai darah
ke otak. Dua jenis stroke yang utama adalah iskemik dan hemoragik. Stroke
iskemik disebabkan penyumbatan akibat gumpalan aliran darah karena
thrombosis atau embolik. Stroke hemoragik disebabkan perdarahan dalam
jaringan otak atau ruang sub arakhnoid (Black & Hawks, 2014).
Sistem muskuloskeletal
Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang memberi bentuk pada
tubuh. Skelet atau rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang
membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk
melekatkan otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
fosfat (Price dan Wilson, 2006).
Anatomi tulang manusia digambarkan sebagai berikut :
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat
untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
fhosfat. Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. tulang banyak
mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang
membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah
fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis (Price dan Wilson, 2006).
Tulang dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, tulang panjang lebih
panjang daripada lebarnya (misal : humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula,
metatarsal, metakarpal dan falangs), tulang pendek tidak memiliki axiz yang
panjang dan berbentuk kubus (misal ; karpal dan tarsal), tulang pipih
melindungi bagian tubuh yang lunak dan memberikan permukaan yang luas
untuk melekatkan otot (misalnya : rusuk, kranium, skapula dan beberapa
bagian dari pelvis gidle) dan tulang ireguler memiliki berbagai macam bentuk
(misalnya : tulang vertebra, osikel telinga, tulang wajah dan pelvis) (Black,
2009).
Tulang ekstremitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan pada batang
tubuh dengan perantara gelang panggul terdiri dari 31 pasang antara lain :
tulang koksa(Os Coxae), tulang femur, tibia, fibula, patella, tarsalia,
metatarsalia, dan falang (Price dan Wilson, 2006).
Sistem Integumen
Kulit adalah organ terberat +/- 16% BB luas permukaan kulit. Ketebalan < 1mm .
Secara mikroskopis kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu: epidermis, dermis, dan
lemak subkutan
1. Epidermis
Bagian terluar kulit, dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu lapisan sel-
sel tidak berinti yang bertanduk (stratum korneum atau lapisan
tanduk), dan lapisan dalam dalam yaitu stratum malfigi. Stratum malfigi
ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami
proses diferensiasi. Stratum malfigi dibagi menjadi:
1) Stratum corneum
2) Stratum lucidum
3) Stratum granulosum
4) Stratum spinosum
5) Stratum germinativum
Lapisan basal sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak
berdiferensiasi yang terus menerus mengalami mitosis,
memperbaharui epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum
adalah keratinosit yng membentuk keratin suatu protein fibrosa. Pada
waktu keratinosit meninggalkan stratum spinosum dan bergerak ke
atas, sel-sel ini akan mengalami perubahan bentuk, orientasi, struktur
bakar. Namun demikian, luka bakar akibat sengatan listrik lebih sulit
didiagnosis karena dapat menyebabkan cedera yang signifikan di bawah kulit
tanpa menunjukkan tanda-tanda kerusakan apa pun di permukaan. Gejala
berkisar dari sedikit perasaan tidak nyaman hingga keadaan darurat yang
mengancam jiwa, tergantung pada ukuran dan kedalaman (derajat) luka
bakar. Sunburn dan luka bakar kecil sering dapat diobati di rumah. Dalam atau
luas luka bakar dan luka bakar kimia atau listrik membutuhkan perawatan
medis segera, seringkali di unit luka bakar khusus.
Struktur Internal
Struktur internal mata yaitu bola mata. Bola mata berbentuk bulat dengan
diameter + 2,5 cm, panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata terdiri dari beberapa
lapisan.
1. Lapisan Luar
Lapisan luar merupakan lapisan fibrous yang menyangga mata dan berisi :
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan padat, berwarna putih dan menempati 5/6
bagian posterior dinding bola mata. Permukaan luar sklera ditutup
jaringan vaskuler longgar, yaitu jaringan episklera. Jaringan yang kuat
dan tidak elastis pada sklera berfungsi mempertahankan bentuk bola
Lapisan tengah atau uvea adalah lapisan kedua dari bola mata yang
merupakan lapisan bervaskuler dan berpigmen, terdiri atas :
a. Koroid
Koroid merupakan membran coklat tua yang terletak antara sklera dan
retina, berisi banyak pembuluh darah yang menyuplai nutrien ke retina
dan badan vitreus dan juga mencegah refleksi internal cahaya.
b. Badan (Korpus) Siliare
Badan siliare menghubungkan koroid dengan iris. Pada permukaan
dalam korpus siliare terdapat prosesus siliare yang banyak mengandung
pembuluh darah dan serabut saraf. Juga terdapat muskulus siliare yang
tersusun oleh gabungan serat longitudinal, sirkuler dan radial berfungsi
untuk proses akomodasi dan memengaruhi kecembungan lensa
sehingga lensa dapat berfokus baik pad objek dekat atau jauh.
c. Iris
Iris adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior dan merupakan
bagian mata yang berwarna. Iris terletak di depan lensa, di belakang
kornea, dan membentuk lingkaran terbuka yang disebut pupil. Pupil
berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
3. Lapisan Dalam
a. Retina
1. Retina
Adalah lapisan mata yang paling dalam dimana bayangan diprojeksikan.
Struktur retina tampak dengan optalmoskopi meliputi piringan optik
atau saraf utama pada saraf optik, pembuluh-pembuluh darah retina,
yang timbul dari piringan optik, makula dimana penglihatan pusat dan
persepsi warna dikonsentrasikan dan latar belakang retina jingga
kemerahan itu sendiri.
Sel batang dan sel kerucut merupakan penggambaran komponen
utama fotoreseptor secara diagfragmatik. Pada umumnya sel batang
lebih pipih dan lebih panjang daripada kerucut, namun tidak selalu
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi sesuaikan
dengan teoritis
4. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
5. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
61
Modul KMB III TA 2019/2020
Keseluruhan aktivitas dilakukan di tempat tidur, termasuk personal hygiene dan eliminasi.
Menanyakan kepada perawat tentang rencana operasi dan kemungkinan hasilnya.
Menayakan cara latihan, mobilisasi, cara jalan, perawatan luka setelah operasi.
Pasien/keluarga menyadari kondisi kesehatannya membutuhkan perhatian penuh. Terapi
Ketorolac 2 x 30 mg, intravena, Skin traction dengan beban 5 kg, Rencana ORIF:
interlocking nail. POST ORIF: Plate & Screw Pada saat dioperasi interlocking nail gagal di
pasang, dan diganti dengan modalitas lain yaitu Plate dan Screw
2. Kasus dislokasi
Seorang bapak berusia 47 tahun datang dari IGD dengan keluhan utama nyeri
pada bahu kanan dan sebagian lengan atas, Nyeri pada bahu kanan dan
sebagian lengan atas dirasa setelah mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs
motor dengan posisi jatuh tengkurap dan lengan kanan menopang badan. Nyeri
dirasakan terus-menerus. Nyeri disertai pembengkakan (+), nyeri tekan (+),
gerakan terbatas (+). Nyeri bertambah saat ekstremitas kanan digerakkan. Saat
dan setelah kejadian kecelakaan lalu lintas keadaan sadar (+), amnesia(-), helm (+),
Pusing (-), Mual (-), muntah (-), Luka pada bibir bagian atas (+), Makan (+), minum
(+), Riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas (+), Keadaan umum : sakit
sedang, GCS : E4V5M6, Vital sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 68 x/menit,
Suhu : 36.3˚C, Pernafasan : 22 x/menit. Jejas : vulnus ekskoriasi diatas bibir (+).
Ekstremitas : Motorik sde- 5/5-, Akral hangat ++/++, Edema +-/--. Ekstremitas
superior bagian proksimal : Look : Luka : (-), Eritema : (+), Edema : (+), False
movement : (+), Deformitas / asimetri : (+), Feel, Tenderness : (+), Edema : (+),
Krepitasi : (+), False movement : (+). Evaluasi status neurovascular : Pulsasi : (+)
dbn, Pain : (+), Pallor : (-), Paralyze : (-), Parestesia : (-), Functiolaesa : (+). Move :
Gerakan aktif : Limitation (+) dan pain (+) pada abduksi, adduksi, fleksi,
ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear (+) dan pain (-) pada
supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+) dan pain (-) pada fleksi,
ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Limitation (+) dan pain (+) pada
abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear
(+) dan pain (-) pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+) dan
pain (-) pada fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Infus ringer
Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
63
Modul KMB III TA 2019/2020
laktat dan D5 2:1 20-30 tpm, Injeksi cefotaxim IV 3x1g, Injeksi ketorolac 3x30mg,
Injeksi kalnex 3x500mg
3. Kasus luka bakar
Seorang ibu berusia 32 tahun dari IGD dengan keluhan Kulit wajah, kedua lengan,
dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan jam sebelum masuk rumah
sakit. Delapan jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba
kompor minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang
juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai menyambar warung, pasien
berusaha keluar warung sambil berlari. Namun pasien tetap tersambar api
walaupun sangat sebentar. Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (-),
sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal. Kesadaran compos mentis, Jalan
nafas Bebas, bulu hidung tidak terbakar, Spontan, frekuensi nafas 20x/menit,
reguler, kedalaman cukup, Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris, GCS 15, E4M6V5. Kepala&wajah :
deformitas (-), tampak bula pada sisi kiri wajah, bibir edema (+). Mata : kelopak
atas mata kiri edema (+) dan tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik. Leher: pembesaran KGB (-). THT : sekret (-). Dada : simetris dalam
diam dan pergerakan. Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-). Paru :
vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-. Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,
BU (+) normal, Ekstremitas : lihat status lokalis
Status lokalis
edema
Kepala dan leher : 4 %
Trunkus anterior :0%
bula
Trunkus posterior : 0 %
Esktremitas atas kanan : 2 %
Ekstremitas atas kiri :3%
Ekstremitas bawah kanan :0%
Ekstremitas bawah kiri : 2 %
Genitalia :0%+
Total : 11 %
Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
64
PEMERIKSAAN Eritrosit : 10- Cl :
PENUNJANG 11 108 meq/L
RUTIN Silinder :- ANALISA GAS DARAH
Hemoglobin : Kristal :- pH : 7,35
13,3 g/dL Bakteri :- pCO2 : 35,2 mmHg
Hematokrit : 40 Berat jenis : pO2 : 103,8 mmHg
% 1.015 SO2% : 97
Leukosit : pH :5 BE ect : -
16700/L Protein :- 6,1 mmol/L
Trombosit : Glukosa :- Beb : -4,6
343.000/L Keton :+ SBC : 20,6
MCV : 79 Darah/Hb :+ HCO3 :
fl Bilirubin :- 19,7 mmol/L
MCH : 27 Urobilinogen : TCO2 :
pg 0,2 20,7 mmol/L
MCHC : 34 Nitrit :-
g/dL Esterase leukosit : -
Lactate : KIMIA DARAH
2,7 mmol/L Ureum : 23 mg/dL
PT : Creatinin : 0,8
10,8 detik mg/dL
PT kontrol : 12 SGOT : 21
detik U/L
APTT : SGPT : 17
30,8 detik U/L
APTT kontrol : Albumin : 3,6 gr/dL
33,5 detik GDS :
URINALISIS 105 mg/dL
Sedimen Na :
Sel epitel :+ 144 meq/L
Leukosit : 1-2 K :
4,3 meq/L
TATALAKSANA
- IVFD: Hes 6% 12 tts/menit
Nacl 3% 500 ml/24 jam
- Vitamin C 2x1 gr
- Scott emulsion 3x1 C
- Peptamen 6x100 mL
- Oralit 2x200 mL
- Rawat luka dengan madu
- Pethidin 1 mg/kg/drip
4. Kasus glaukoma
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke RS dengan keluhan mata kanan sakit,
berwarna merah dan pandangan agak kabur. Sejak 5 hari SMRS, pasien merasa sakit
kepala sebelah kanan. Pasien berobat ke klinik dan diberi obat sakit kepala. 1 hari SMRS
pasien merasakan sakit pada mata kanan yang bertambah berat (mata seperti mau
copot) dan penglihatan kabur. Pasien juga merasa mual namun tidak muntah. Pasien
mengatakan pernah operasi katarak 5 tahun yang lalu. Pasien mengaku sering sakit
kepala sebelah dan menyakal adanya penyakit hipertensi dan diabetes melitus. TD
140/90 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit suhu 370C. Status oftalmologis: tajam
penglihatan OD menurun (1/60), tekanan intrakular OD meningkat (>35,8), injeksi siliar
OD (+), edema kornea OD (+), COA OD dangkal, pupil OD midriasis (diameter 6mm).
Pengobatan IVFD RL+ cernevit/ 12 jam+novalgin, glaucon 3x11, timol 2x1 OD, tobroson
3x1 OD, C. Vital 2x1, C. Lyters 6x1 OD, Aspar K 3x1
5. Kasus otitis
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan telinga kiri
terasa nyeri, telinga terasa penuh (+), keluar cairan dari telinga (-), pendengaran
berkurang, demam (-), Awalnya klien mengeluh pilek sejak seminggu sebelum ke
Poliklinik THT disertai nyeri wajah terutama ketika menunduk dan ketika sujud, keluar
sekret dari hidung, warna kuning, beku-beku dan hidung tersumbat, riwayat seperti ini
sudah dirasakan > dari 1 tahun yang lalu terutama bila terpapar dengan debu.riwayat
Modul KMB III TA 2019/2020
asma (-) Ibu klien juga menderita alergi terhadap debu. TD 110/70 mmHg, Nadi
83x/menit, respirasi 20x/menit Suhu 36,70C.
6. Kasus vertigo
Ny DM umur 48 tahun datang ke RS dengan keluhan pusing berputar. 3 hari SMRS
pasien mengeluh pusing, pusing dirasakan seperti berputar, namun pasien masih dapat
menahan rasa sakitnya. Pusing dirasakan ketika beraktivitas dan terasa lebih baik jika
pasien beristirahat tiduran. Pasien merasa pusing berputar seperti mau jatuh, keluhan
timbul secara mendadak, hilang timbul dan keluhan bertambah jika pasien berubah
posisi dari duduk berdiri atau sebaliknya atau jika pasien menggerakan kepala secara
cepat. Karena keluhannya tersebut pasien memeriksakan diri ke dokter namun belum
ada perbaikan. Kemudian pasien beraktifitas seperti biasa. Satu hari sebelum masuk RS
pasien bekerja sampai larut malam, keluhan pusing berputar dirasakan semakin
memberat sehingga pasien memutuskan untuk datang ke RS. Hasil pengkajian 4 jam
SMRS pasien merasakan pusing berputar, mual, muntah lebih dari 8x berkeringat
dingin, bila berjalan merasa jatuh serta tidak kuat untuk berdiri terlalu lama. Pasien
menyangkal adanya pandangan kabur, penglihatan ganda, kelemahan anggota gerak,
telinga berdenging, penurunan pendengaran, demam, kejang. Pasien juga menyangkal
adanya rasa baal, kesemutan. Buang air besar dan kecil tidak ada keluhan.riwayat
keluhan serupa sebelumnya diakui dan tekanan darah tinggi diakui.
7. Kasus Stroke
Seorang perempuan 65 thn agama islam suku sunda pekerjaan IRT masuk RS dgn
diagnose Hemiparese kiri e.c srtroke infrak system karotis kanan. Riwayat kesehatan
sekarang : klien mengalami penurunan kesadaran sejak masuk ke RS,klien mengalami
hemiparese kiri sehingga mengalami kelemahan otot pada alat gerak sebelah kiri. Alat
gerak sebelah kanan terlihat aktif. Klien terpasang infuse, NGT, DC, dan mayo serta
terpasang NRM (oksigen 8 lt). Riwayat kejadian : sejak 3 jam SMRS klien ditemukan
pingsan pada pukul 04 pagi, Tidak ada kejang, tidak ada mual muntah, dipanggil dan
digoyang tidak bangun. lalu klien dibawa k RSHS. 1 hari SMRS, klien mengeluh batuk,
pusing, dan demam. lalu klien berobat ke puskesmas dan diberi obat amoxilin dan
parasetamol. saat berobat TD klien 160/110 mmHg, klien tdk pernah mengalami stroke,
klien memiliki riwayat hipertensi, asam urat, dan penyakit jantung. menurut
keluarganya suami Ny R memiliki riwayat hipertensi tapi tidak ada anggota keluarga yg
menderita penyakit yg sama seperti klien
Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan : kesadaran menurun GCS (E2 V1 M4),
tampak lemah dan sakit berat, TD 150/100mmHg, HR 98x/ mnt, RR 28x/mnt, S 36 ◦ C.
Breathing: refleks batuk (+), adanya peningkatan sputum, sesak (-), ronchi (+), Blood:
bunyi jantung murni regular, s1, s2 normal, CRT <2 detik, Brain : tampak lemah , sering
tidur, tidak dapat bicara, ekspresi apatis, tubuh bagian kiri lemah, bagian kanan aktif.
Saraf kranial : reflex pupil (+), bulat isokor, kesulitan membuka mulut, pemeriksaan
saraf lainnya tidak dapat dikaji. Kekuatan otot :4/0/4/0. Boel : tidak ada muntah, BAB 1-
2x/hri lembek kuning pekat, bising usus 10x/menit, terpasang NGT. Bone : kulit pucat
dan kering, tidak ada tanda dekubitus.
Pemeriksaan Diagnostik :
Therapy:
Bed rest semifowler 30◦
02 8 L NRM
IVFD NaCL 0,9% 14 tts/mnt
Nebulizer dgn bisolvon 20tts (3x/hari)
Furosemide tablet 1x 40 mg via NGT
Aspilet tablet 1x 80 mg via NGT
digoksin tablet 1x 0,125 mg via NGT
ceftadizine 3x1 gr
9. Kasus meningitis
Seorang pria berumur 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan merasa kurang enak
badan dan sakit kepala, muntah, kaku kuduk, dan nyeri punggung. Pasien berpikir
dirinya terkena “flu”karena menderita pilek dan hidung tersumbat seminggu yang lalu.
Hasil pengkajian pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering.
Hasil pemeriksaan menunjukkan TD: 102/60 mmHg Nadi 96 RR 24x/menit dan suhu
tubuh 38,30C.
Pada pemeriksaan, pasien mengalami kaku kuduk dan saat dilakukan fleksi pasif pada
leher, pinggul serta lutut John juga mengalami fleksi secara involunter dan dia menjerit
kesakitan. Pasien tidak dapat meluruskan lutut ketika lutut difleksikan ke atas perut.
Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, pasien memejamkan mata dengan kuat dan
mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan matanya. Pasien mudah marah dan ingin
dibiarkan sendiri
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah
UNIT 4
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU V
B. Uraian Tugas :
Pendidikan kesehatan masalah gangguan :
1. Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi),
2. Sistem integumen (luka bakar),
3. Sistem persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo),
4. Sistem persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi satu topik
3. Topik pendiidikan kesehatan dibuatkan Satuan Acara Pembelajaran lengkap
beserta materi dan leaflet
4. Konsultasi dengan dosen pengampu dalam penyusunan SAP
5. Mahasiswa mengaplikasikan pendidikan kesehatan secara berkelompok
6. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Komponen SAP
1. Judul
2. Satuan Acara Penyuluhan
Pokok pembahasan :
Sasaran :
Tempat :
Waktu :
Hari/tgl :
Latar Belakang :
Tujuan : (tujuan umum dan khusus)
Materi penyuluhan
a) Pengertian Stroke
b) Penyebab Stroke
c) Tanda gejala Stroke
d) Akibat lanjut Stroke
e) Perawatan dan pencegahan Stroke
f) Obat tradisional Stroke
Pengorganisasian dan uraian tugas
a) Penanggung jawab:
b) Moderator :
c) Penyaji :
d) Fasilitator :
e) Observer :
Strategi Pelaksanaan
Topik :
Metode :
Media dan Alat :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
Setting tempat :
Pelaksanaan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu
1 Pembukaan
2 Penyampaian materi/isi
penyuluhan
3 Penutup
Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur.
Evaluasi Proses.
Evaluasi Hasil.
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan
2. Kemampuan mendemonstrasikan pendidikan kesehatan
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian SAP
UNIT 5
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU VI
Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada
masalah gangguan Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka
bakar), persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)
Trend dan issue terkait gangguan sistem muskuloskletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
B. Uraian Tugas :
1. Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada
masalah Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan (Kadar
Gula Darah, test antibodi, USG Abdomen, Barrium Enema, endoscopy, Tumor
Marker (CEA), hepatologi klinik, urinalisis, fungsi ginjal, pemeriksaan PSA (Prostate
Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP, USG dan pemeriksaan
ultrasonografi transrektal)
2. Trend dan issue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diminta mengklasifikasikan pemeriksaan diagnostik Sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
3. Mahasiswa/kelompok menjelaskan dan menjabarkan kegunaan dan proses dari
pemeriksaan penunjang Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
4. Mahasiswa mempresentasikan Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan
diagnostik dan laboratorium pada masalah gangguan Sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori, persarafan
5. Mahasiswa diberikan mencari topik trend dan isue terkait gangguan Sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
6. Trend dan isue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
7. Buat kelompok penyangga dan penyaji bentuk dinamika yang harmonis antar
kelompok
8. Konsultasi dengan dosen pengampu tentang materi yang akan dipresentasikan
9. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang
a) Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
pada masalah gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan (Kadar Gula Darah, test antibodi, USG Abdomen, Barrium Enema,
endoscopy, Tumor Marker (CEA), hepatologi klinik, urinalisis, fungsi ginjal,
pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP,
USG dan pemeriksaan ultrasonografi transrektal).
b) Trend dan issue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
2. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian makalah
UNIT 6
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU VII
Hasil-hasil penelitian dan evidence based practice
tentang penatalaksnaan gangguan Sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
B. Uraian Tugas :
Hasil-hasil penelitian dan evidence based practice tentang penatalaksnaan gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok mencari jurnal internasional minimal 2 buah dan jurnal
nasional minimal 1 buah. Hasil penelitian dan evidence based practice tentang
penatalaksanaan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori
dan persarafan tentang keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi
3. Mahasiswa/kelompok diminta untuk menganalisa jurnal menggunakan format
PICO (Population, Intervention, Comparative, Output) secara narasi
4. Jurnal dikonsulkan terlebih dahulu kepada dosen pengampu 3 hari sebelum
presentasi
5. Mahasiswa/kelompok mempresentasikan jurnal hasil-hasil penelitian dan evidence
based practice
6. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang
hasil-hasil penelitian dan evidence based practice tentang penatalaksnaan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
2. Kemampuan menganalisa hasil-hasil penelitian dan evidence based practice
tentang penatalaksnaan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan
UNIT 7
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU IX
Peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi
pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan pada klien dewasa
B. Uraian Tugas :
Menjelaskan peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada
klien dewasa
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok menjelaskan peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai
advokasi pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa
3. Mahasiswa/kelompok mampu mencari contoh Mahasiswa mampu memahami
peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien
dewasa pada masing-masing kelompok
4. Makalah dikonsulkan terlebih dahulu kepada dosen pengampu 3 hari sebelum
presentasi
5. Mahasiswa/kelompok mempresentasikan makalah
6. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kriteria Penilaian
Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang peran
dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa
UNIT 8
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU X
Manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :
a) Definisi
b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web of Caution beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah
keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kasus
1. Kasus Fraktur
Seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan 1 hari yang
lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas jatuh kesisi kiri dan tertimpa oleh sepeda
motor yang dikendarainya. Pada kaki kiri: nyeri (+) dengan skala 5-6, tidak dapat digerakan
(+), luka (-). Di kirim ke IGD dan dilakukan rontgen femur didapatkan fraktur tertutup shaft
femur. Rencana akan dilakukan pemasangan skin traksi 5 kg untuk immobilisasi fraktur.
Jalan napas bersih, bernapas spontan, respiratory rate 18 x/menit, Retraksi dinding dada (-
), penggunaan otot bantu napas (-), ekspansi dada maximal dan simetris, Bunyi napas
vesikuler (+)/(+), ronchi (-)/(-), wheezing (-)/(-), batuk(-), sesak(-), sianosis(-), nyeri dada,
Turgor kulit baik, tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan, Minum peroral 1500-2000 cc/24
jam, Edema (-), TD: 110/80 mmHg; N: 80x/mnt; P: 20x/mnt; S: 37 ˚C, Mual (-), muntah (-),
Makan peroral dengan diet bebas (TKTP), Meyakini bila ada luka dilarang makan daging
karena menyebabkan luka bertambah berat dan lama sembuh, Kembung(-), bising usus
(+) normoaktif, Selera makan baik, menghabiskan 2/3 porsi yang di sajikan, Mengaku
makan makanan tambahan dari luar rumah sakit (bubur ayam, bubur kacang hijau, susu,
makanman ringan lain), Stomatitis (-), kebersihan mulut baik (+), Hb 12,4 gl/dl, BB 54 kg,
TB 151 cm, IMT 17,9. BAK: spontan 3–4x/hari, kesulitan bak (-), nyeri saat/setelah bak (-).
BAB: spontan 1x/hari, nyeri (-), konstipasi (-), konsistensi feses lunak, berbentuk. Kekuatan
5555/5555
otot Aktivitas terbatas di tempat tidur. Miring kiri/kanan dilakukan dengan
5555/Fraktur
bantuan trapezium bar, Direncanakan akan dipasang skin traksi, Nyeri meningkat saat
digerakkan, skala 5-6, Hygiene kulit baik, Tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2 jam,
kualitas tidur baik. Pasien dan keluarga belum mengetahui potensi bahaya dan
pencegahannya. Pasien/keluarga mencemaskan kondisinya, dan menanyakan apakah
dapat kembali normal, dan dapat bekerja seperti semula. Pasien tidak melalukan aktivitas
di tempat tidur karena rasa takut dan nyeri yang meningkat jika bergerak. Pasien
terpasang skin traksi dengan beban 5 kg. Mampu makan, minum, berpakaian dan berhias
sendiri dengan bantuan minimal. Keseluruhan aktivitas dilakukan di tempat tidur,
termasuk personal hygiene dan eliminasi. Menanyakan kepada perawat tentang rencana
operasi dan kemungkinan hasilnya. Menayakan cara latihan, mobilisasi, cara jalan,
perawatan luka setelah operasi. Pasien/keluarga menyadari kondisi kesehatannya
membutuhkan perhatian penuh. Terapi Ketorolac 2 x 30 mg, intravena, Skin traction
dengan beban 5 kg, Rencana ORIF: interlocking nail. POST ORIF: Plate & Screw Pada saat
dioperasi interlocking nail gagal di pasang, dan diganti dengan modalitas lain yaitu Plate
dan Screw
2. Dislokasi
Seorang bapak berusia 47 tahun datang dari IGD dengan keluhan utama nyeri
pada bahu kanan dan sebagian lengan atas, Nyeri pada bahu kanan dan
sebagian lengan atas dirasa setelah mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs
motor dengan posisi jatuh tengkurap dan lengan kanan menopang badan. Nyeri
dirasakan terus-menerus. Nyeri disertai pembengkakan (+), nyeri tekan (+),
gerakan terbatas (+). Nyeri bertambah saat ekstremitas kanan digerakkan. Saat
dan setelah kejadian kecelakaan lalu lintas keadaan sadar (+), amnesia(-), helm
(+), Pusing (-), Mual (-), muntah (-), Luka pada bibir bagian atas (+), Makan (+),
minum (+), Riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas (+), Keadaan umum : sakit
sedang, GCS : E4V5M6, Vital sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 68
x/menit, Suhu : 36.3˚C, Pernafasan : 22 x/menit. Jejas : vulnus ekskoriasi diatas
bibir (+). Ekstremitas : Motorik sde- 5/5-, Akral hangat ++/++, Edema +-/--.
Ekstremitas superior bagian proksimal : Look : Luka : (-), Eritema : (+), Edema :
(+), False movement : (+), Deformitas / asimetri : (+), Feel, Tenderness : (+),
Edema : (+), Krepitasi : (+), False movement : (+). Evaluasi status neurovascular :
Pulsasi : (+) dbn, Pain : (+), Pallor : (-), Paralyze : (-), Parestesia : (-), Functiolaesa :
(+). Move : Gerakan aktif : Limitation (+) dan pain (+) pada abduksi, adduksi,
fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear (+) dan pain (-)
pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+) dan pain (-) pada
fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Limitation (+) dan pain (+)
pada abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas.
Clear (+) dan pain (-) pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+)
dan pain (-) pada fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Infus ringer
laktat dan D5 2:1 20-30 tpm, Injeksi cefotaxim IV 3x1g, Injeksi ketorolac
3x30mg, Injeksi kalnex 3x500mg
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah
G. Latihan
1. Seorang laki-laki berusia 22 tahun dibawa ke UGD karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
Pasien berteriak-teriak sambil mengatakan sakit pada bagian kakinya. Hasil pengkajian didapatkan
tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, terdapat luka terbuka
terlihat tulang di daerah tungkai kanan bawah. Apakah tindakan keperawatan yang prioritas
dilakukan?
A. Fiksasi interna
B. Mobilisasi sendi
C. Elevasi tungkai
D. Pembidaian
E. Lakukan pembalutan
2. Seorang perempuan berusia 20 tahun diantar keluarga ke IGD dengan keluhan patah tulang
pada tungkai bawah sebelah kiri. Hasil pengkajian didapatkan tungkai kiri bawah mengalami
patah tulang terbuka. Apakah tindakan untuk patah tulang pasien tersebut?
A. Melakukan eksposure
B. Memasang bidai di bawah patah tulang
C. Memasang bidai meliputi dua sendi
D. Melakukan balut tekan
E. Memasang infus
3. Seorang laki-laki berumur 30 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dengan keluhan patah tulang
pada tungkai kanan setelah jatuh dari sepeda motor. Hasil pengkajian didapatkan pasien
mengeluh kesakitan pada tungkai kanan bawah yang mengalami patah tulang terbuka. Luka juga
dijumpai pada kepala bagian belakang, hematom pada mata. Tiandakan prioritas yang harus
dilakukan adalah?
A. Kontrol pendarahan
4. Seorang laki-laki berumur 25 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dengan keluhan patah tulang
pada tungkai kanan setelah jatuh dari sepeda motor. Hasil pengkajian didapatkan pasien
mengeluh kesakitan pada tungkai kanan bawah yang mengalami patah tulang, luka lebih dari 1 cm
serta kerusakan arteri yang mengeluarkan darah terus menerus. Grade luka pada pasien tersebut
adalah?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade IIIA
D. Grade IIIB
E. Grade IIIc
5. Stadium pemnyembuhan fraktur saat terjadi pembentukan sel osteoblas & osteoklas (woven
bone), menyebabkan fragmen-fragmen tulang bersatu, dan pada stadium ini rasa nyeri sudah
hilang ( anak= 3-4 bln, dewasa= 6 bln), ciri-ciri terjadi pada stadium?
A. Satium destruksi/ hematom
B. Stadium inflamasi
C. Stadium pembentukan kalus
D. Stadium konsolidasi
E. Stadium remodeling
UNIT 9
PERKULIAHAN
KMB I
MINGGU XI
Manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
(luka bakar)
B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem integumen (luka
bakar)
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :
a) Definisi
b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web Of Caution beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah
keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
E. Kasus
1. Luka bakar
Seorang ibu berusia 32 tahun dari IGD dengan keluhan Kulit wajah, kedua lengan,
dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan jam sebelum masuk rumah
sakit. Delapan jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba
kompor minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang
juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai menyambar warung, pasien
berusaha keluar warung sambil berlari. Namun pasien tetap tersambar api
walaupun sangat sebentar. Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (-),
sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal. Kesadaran compos mentis, Jalan
nafas Bebas, bulu hidung tidak terbakar, Spontan, frekuensi nafas 20x/menit,
reguler, kedalaman cukup, Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris, GCS 15, E4M6V5. Kepala&wajah :
deformitas (-), tampak bula pada sisi kiri wajah, bibir edema (+). Mata : kelopak
atas mata kiri edema (+) dan tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik. Leher: pembesaran KGB (-). THT : sekret (-). Dada : simetris dalam
diam dan pergerakan. Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-). Paru :
vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-. Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,
BU (+) normal, Ekstremitas : lihat status lokalis
Status lokalis
edema
Kepala dan leher : 4 %
Trunkus anterior :0%
bula
Trunkus posterior : 0 %
Esktremitas atas kanan : 2 %
Ekstremitas atas kiri :3%
Ekstremitas bawah kanan :0%
Ekstremitas bawah kiri : 2 %
Genitalia :0%+
Total : 11 %
TATALAKSANA
- IVFD: Hes 6% 12 tts/menit
Nacl 3% 500 ml/24 jam
- Vitamin C 2x1 gr
Modul KMB III TA 2019/2020
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah
G. Latihan
1. Seorang wanita 28 tahun datang ke UGD diantar oleh keluarganya karena mengalami luka bakar akibat
ledakan kompor. Luka bakar dialami pada hampir pada seluruh bagian wajah, seluruh dada bagian depan,
setengah abdomen bagian depan, tangan kiri bagian depan, seluruh lengan tangan kanan atas, berapakah
luas derajat luka bakar yang dialami pasien ?
31.5% d. 22.5%
27 % e. 20%
24,75%
2. Berdasarkan kasus no 1, nyeri yang dirasakan pasien, warna dasar kemerahan, luas luka lebih dari 1 cm.
Berapakah derajat luka bakar yang dialami pasien?
I d. IIIb
II e. IIIc
IIIa
3. Berdasarkan kasus diatas, jika pasien mendapat resusitasi cairan maka berapakah jumlah cairan yang
akan diberikan pada 8 jam pertama menurut rumus baxter dan parkland jika BB 55 kg? bonus
6930 ml d. 5197.5 ml
3465 ml e. 2598.75 ml
1732 ml
4. Seorang laki-laki 31 tahun diantar oleh keluarga dengan luka bakar. Luas luka bakar yang dialami pasien
yakni 31.5 %. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi napas 22 kali/menit, napas regular, tekanan darah 101/65
mmHg, frekuensi nadi 125 kali/menit, akral dingin, CRT > 3 detik, GCS 14 E3M6V5. Apakah masalah
keperawatan prioritas pada pasien tersebut?
A. Pola napas tidak efektif
B. Penurunan curah jantung
C. Kekurangan volume cairan
D. Gangguan perfusi jaringan perifer
E. Gangguan perfusi jaringan serebral
5.
Seorang laki-laki 25 tahun mengalami luka bakar mengenai hampir seluruh muka dan leher bagian depan,
setengah badan bagian depan, lengan tangan kiri dan tangan kanan bagian depan. Hasil pengkajian,
frekuensi 20 kali/menit, suara nafas stridor, ada sputum berwarna kehitaman, frekwensi nadi 98 kali/menit,
tekanan darah 100/40 mmHg, ekstermitas bawah pasien saat ini teraba dingin. Apakah masalah
keperawatan prioritas pasien tersebut?
A. Gangguan pertukaran gas
B. Kerusakan integritas kulit
C. Bersihan jalan napas tidak efektif
D. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
E. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
UNIT 10
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU XII
Manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web of Caused beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah
keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kasus
1. Glaukoma
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke RS dengan keluhan mata kanan
sakit, berwarna merah dan pandangan agak kabur. Sejak 5 hari SMRS, pasien
merasa sakit kepala sebelah kanan. Pasien berobat ke klinik dan diberi obat sakit
kepala. 1 hari SMRS pasien merasakan sakit pada mata kanan yang bertambah
berat (mata seperti mau copot) dan penglihatan kabur. Pasien juga merasa mual
namun tidak muntah. Pasien mengatakan pernah operasi katarak 5 tahun yang lalu.
Pasien mengaku sering sakit kepala sebelah dan menyakal adanya penyakit
hipertensi dan diabetes melitus. TD 140/90 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit
suhu 370C. Status oftalmologis: tajam penglihatan OD menurun (1/60), tekanan
intrakular OD meningkat (>35,8), injeksi siliar OD (+), edema kornea OD (+), COA
OD dangkal, pupil OD midriasis (diameter 6mm). Pengobatan IVFD RL+ cernevit/ 12
jam+novalgin, glaucon 3x11, timol 2x1 OD, tobroson 3x1 OD, C. Vital 2x1, C. Lyters
6x1 OD, Aspar K 3x1
2. Otitis
Tn B berusia 34 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan telinga kiri terasa
nyeri, telinga terasa penuh (+), keluar cairan dari telinga (-), pendengaran
berkurang, demam (-), Awalnya klien mengeluh pilek sejak seminggu sebelum ke
Poliklinik THT disertai nyeri wajah terutama ketika menunduk dan ketika sujud,
keluar sekret dari hidung, warna kuning, beku-beku dan hidung tersumbat, riwayat
seperti ini sudah dirasakan > dari 1 tahun yang lalu terutama bila terpapar dengan
debu.riwayat asma (-) Ibu klien juga menderita alergi terhadap debu. TD 110/70
mmHg, Nadi 83x/menit, respirasi 20x/menit Suhu 36,70C.
3. Vertigo
Ny DM umur 48 tahun datang ke RS dengan keluhan pusing berputar. 3 hari SMRS
pasien mengeluh pusing, pusing dirasakan seperti berputar, namun pasien masih
dapat menahan rasa sakitnya. Pusing dirasakan ketika beraktivitas dan terasa lebih
baik jika pasien beristirahat tiduran. Pasien merasa pusing berputar seperti mau
jatuh, keluhan timbul secara mendadak, hilang timbul dan keluhan bertambah jika
pasien berubah posisi dari duduk berdiri atau sebaliknya atau jika pasien
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah
UNIT 11
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU XIII
Manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :
a) Definisi
b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web of Caused beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kasus
1. Stroke
Seorang perempuan 65 thn agama islam suku sunda pekerjaan IRT masuk RS dgn
diagnose Hemiparese kiri e.c srtroke infrak system karotis kanan. Riwayat kesehatan
sekarang : klien mengalami penurunan kesadaran sejak masuk ke RS,klien mengalami
hemiparese kiri sehingga mengalami kelemahan otot pada alat gerak sebelah kiri. Alat
gerak sebelah kanan terlihat aktif. Klien terpasang infuse, NGT, DC, dan mayo serta
terpasang NRM (oksigen 8 lt). Riwayat kejadian : sejak 3 jam SMRS klien ditemukan
pingsan pada pukul 04 pagi, Tidak ada kejang, tidak ada mual muntah, dipanggil dan
digoyang tidak bangun. lalu klien dibawa k RSHS. 1 hari SMRS, klien mengeluh batuk,
pusing, dan demam. lalu klien berobat ke puskesmas dan diberi obat amoxilin dan
parasetamol. saat berobat TD klien 160/110 mmHg, klien tdk pernah mengalami stroke,
klien memiliki riwayat hipertensi, asam urat, dan penyakit jantung. menurut keluarganya
suami Ny R memiliki riwayat hipertensi tapi tidak ada anggota keluarga yg menderita
penyakit yg sama seperti klien
Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan : kesadaran menurun GCS (E2 V1 M4),
tampak lemah dan sakit berat, TD 150/100mmHg, HR 98x/ mnt, RR 28x/mnt, S 36 ◦ C.
Breathing: refleks batuk (+), adanya peningkatan sputum, sesak (-), ronchi (+), Blood:
bunyi jantung murni regular, s1, s2 normal, CRT <2 detik, Brain : tampak lemah , sering
tidur, tidak dapat bicara, ekspresi apatis, tubuh bagian kiri lemah, bagian kanan aktif.
Saraf kranial : reflex pupil (+), bulat isokor, kesulitan membuka mulut, pemeriksaan saraf
lainnya tidak dapat dikaji. Kekuatan otot :4/0/4/0. Boel : tidak ada muntah, BAB 1-2x/hri
lembek kuning pekat, bising usus 10x/menit, terpasang NGT. Bone : kulit pucat dan kering,
tidak ada tanda dekubitus.
Pemeriksaan Diagnostik :
Therapy:
Bed rest semifowler 30◦
02 8 L NRM
IVFD NaCL 0,9% 14 tts/mnt
Nebulizer dgn bisolvon 20tts (3x/hari)
Furosemide tablet 1x 40 mg via NGT
Aspilet tablet 1x 80 mg via NGT
digoksin tablet 1x 0,125 mg via NGT
ceftadizine 3x1 gr
2. Tumor Otak
Tn A 27 tahun datang ke RS dengan keluhan kedua bola mata tidak bisa melihat,
dialami sejak satu bulan terakhir. Awalnya penglihatan kabur kemudian tidak dapat
melihat sama sekali. Riwayat sakit kepala lebih kurang 5 tahun yang lalu, ketika sakit
kepala pasien mengatakan sampai mual dan muntah. Tidak ada riwayat kejang ataupun
trauma. Pasien tidak dapat berjalan sejak satu minggu terakhir, nafsu makan menurun,
penurunan berat badan 8 kg dalam satu bulan terakhir. Pasien mengalami penurunan
kesadaran dan gagal napas. Terpasang ETT dengan ventilator SIMV Ps. 10 PEEP 5, SPO 2
99% tidal volume 300 ml, RR 12x/menit, regular, kuat, tampak ekspansi dada (+)
terdapat suara wheezing (+), ronchi (+), TD 77/36 mmHg, N 118x/menit, reguler, terapa
lemah, akral hangat, sianosis (-), tanda-tanda perdarahan (+), drain (+), konjungtiva
anemis, arteri radialis lemah, JVP tidak meninggi, CRT > 2 detik, pasien nampak
terpasang kateter dengan produksi urine 110 cc/jam, warna kuning pekat. Bibir nampak
kering. Hasil CT Scan kesan tumor otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm,
mendesak garis tengah dan ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya. Hasil foto: fundus
warna mydiatric edema papil kiri kanan
Hasil labor: Hb: 10,3 gr/dl HCT: 30,4% WBC: 29,3 x 10 3/UL PLT: 4x103/UL GDS: 118 mg/dl.
Terapi IVFD RL: Dex 5%: 1500cc/hari ceftriaxone 1gr/12jam IV morfin 10 mg/kgBB/jam
piracetam 3gr/8jam miloz 4mg/jam vascon 1 mcq/kgBB/jam dopamin 1mcq/kgBB/jam.
3. Meningitis
Seorang pria berumur 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan merasa kurang enak
badan dan sakit kepala, muntah, kaku kuduk, dan nyeri punggung. Pasien berpikir
dirinya terkena “flu”karena menderita pilek dan hidung tersumbat seminggu yang lalu.
Hasil pengkajian pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering.
Hasil pemeriksaan menunjukkan TD: 102/60 mmHg Nadi 96 RR 24x/menit dan suhu
tubuh 38,30C. Pada pemeriksaan, pasien mengalami kaku kuduk dan saat dilakukan
fleksi pasif pada leher, pinggul serta lutut John juga mengalami fleksi secara involunter
dan dia menjerit kesakitan. Pasien tidak dapat meluruskan lutut ketika lutut difleksikan
ke atas perut. Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, pasien memejamkan mata
dengan kuat dan mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan matanya. Pasien mudah
marah dan ingin dibiarkan sendiri. Hasil pemeriksaan pungsi lumbal adalah kadar
protein CSS 70mg/dL, kadar glukosa CSS 20mg/100mL, jumlah leukosit CSS 3500/mm 3
dengan ditemukannya banyak sel polimorfik. Diagnosis medis adalah meningitis dan
terapi antibiotik berspektrum luas per IV dimulai sebelum hasil pemeriksaan
mikrobiologi diperoleh.
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah
UNIT 13
PERKULIAHAN
KMB I
MINGGU XIV
a. Body movement / body mechanic
b. Ambulasi dini
c. Fiksasi dan imobilisasi
d. Wound care
e. ROM exercise
Body Movement
Membantu Berjalan dengan Walker
Walker adalah sebuah kerangka logam ringan (biasanya alumunium) dengan empat kaki. Alat ini
dipakai untuk memberikan rasa aman dan sebagai penopang. Walker dipakai oleh pasien yang
mampu menopang sebagai berat badannya ketika berjalan. Walker terdiri dari beberapa jenis,
dirancang sesuai kekuatan lengan dn keseimbangan pasien
Syarat pasien menggunakan walker:
1. Kekuatan parsial pada kedua tangan dan pergelangan tangan
2. Otot ekstensor siku yang kuat seperti trisep brakii
3. Otot depresor bahu yang kuat seperti pektoralis minor
4. Kemampuan menopang paling tidak sebagian berat badan pada kedua tungkai
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan dan metode pemakaian walker
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Tahap Kerja
8 Instruksikan pasien untuk memakai sepatu anti selip
atau selop
9 Instruksikan pasien untuk tidak menggunakan
walker di tangga
10 Posisikan pasien berdiri di tengah-tengah walker dan
genggam pegangan tangan pada batang atas
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
AMBULASI DINI
Definisi Ambulasi
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai
berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi,
2008).Menurut Kozier 2005 ambulasi adalah aktivitas berjalan.
Tujuan Ambulasi
Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis
(thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi.
Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi
pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 2010).
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan dan metode ambulasi
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Tahap Kerja
8 Duduk diatas tempat tidur:
a. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan
dilakukan
b. Tempatkan pasien pada posisi terlentang
c. Pindahkan semua bantal
d. Posisi menghadap kepala tempat tidur
e. Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki
paling dekat ke kepala tempat tidur dibelakang
kaki yang lain
pemindahan
b. Naikan ranjang/ brankar yang menjadi tempat asal
pasien sedikit lebih tinggi
c. Pastikan roda ranjang dan brankar terkunci
d. Keluarkan selipan seprai pengangkut dari kedua
sisi ranjang
e. Geser pasien ke tepi ranjang dan posisikan
brankar
f. Gulung seprai pengangkut ke sisi pasien
g. Posisikan pasien ke tepi ranjang dan selimuti
pasien dengan seprai
h. Posisikan brnkar paralel terhadap ranjang di
samping pasien dan kunci rodanya
i. Perawat pertama berlutut di atas ranjang pada sisi
yang jauh dari brankar
j. Kedua perawat yang lain menjangkau pasien dari
seberang brankar dengan memegang seprai
pengangkut, satu perawat pada area kepala dan
dada, menopang kepala dan leher dan perawat
yang lain menopang pinggang dan paha
k. Pindahkan pasien dengan hati-hati ke brankar
l. Rapatkan tubuh perawat ke brankar secara
serempak dengan anggota yang lain
m. Instruksikan pasien untuk menenkuk leher dan
kepalanya selama proses pemindahan bila
memungkinkan. Letakan lengan pasien diatas
dada
n. Fleksikan pinggul perawat dan tarik pasien di atas
seprai pengangkut secara serempak ke arah atas
brankar
o. Buat pasien merasa nyaman, buka kunci roda
brankar dan pindahkan brankar menjauhi ranjang
p. Naikan jeruji pada tepi brankar da/ atau
kencangkan tali pengikat di atas pasien
Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
FIKSASI
A. Tinjauan Pustaka
Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh
dokter dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Istilah pembalut merujuk pada aplikasi secara
luas maupun secara sempit pembalutan untuk tujuan terapeutik. Apapun alasannya, perlu diingat
bahwa jika tidak diterapkan dengan benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan
injury. Tekanan pembalutan harus tidak melebihi tekanan hidrostatik intravaskuler, jika membalut
bertujuan untuk mengurangi pembentukan oedema tanpa meningkatkan tahanan vaskuler yang
dapat merusak aliran darah.
B. Tujuan:
a. Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser dari tempatnya
b. Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka
c. Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser
d. Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
e. Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya
C. Macam:
Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
o Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Pnjang kaki antara 50-100cm
o Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau untuk
menggantung bagian anggota badan yang cedera
o Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
o Lebar 2,5 cm - Biasa untuk jari-jari Lebar 5cm - Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
Lebar 7,5 cm - Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki Lebar 10 cm
- Biasa untuk paha dan sendi pinggul Lebar >10-15cm - Biasa untuk dada, perut, dan
punggung
Prosedur pembalutan
1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan
a. Bagian dari tubuh yang mana ?
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
c. Bagaimana luas luka tersebut ?
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau kombinanasi
3. Sebelum dibalut jika luka terbuka periu diberi desinfektan atau dibalut den< pembalut yang
mengandung desinfektan atau dislokasi periu direposisi
DAFTAR TILIK
BANDAGE (PEMBALUTAN)
No Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
1 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2 Berikan salam, menyapa dengan sopan
3 Melakukan anamnesis seperlunya
4 Memeriksa ada tidaknya kegawatan medis pada pasien
5 Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut/cedera : inspeksi, palpasi,
gerakan
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur
7 Mempersiapkan posisi dan menenangkan pasien
8 Rawat luka/ hentikan pedarahan dengan deb jika ada
9 Memilih kenis pembalutan yang tepat
10 Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi dan arah balutan)
11 Evaluasi hasil yang dicapai (hail pembalutan : mudah lepas,
mengganggu peredaran darah, mengganggu gerakan lain)
JUMLAH
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
WOUND CARE
A. Definisi
Membersihkan luka menggunakan teknik aseptik untuk mempercepat proses penyembuhan
dan mencegah terjadinya infeksi di rumah
B. Tujuan
- membuka dan membuang balutan yang sudah kotor untuk mencegah penyebaran infeksi
- membersihkan area di sekitar luka untuk mencegah terjadinya infeksi tambahan
- membersihkan area luka dari nanah dan sekret
- memasang perban steril untuk mempercepat proses penyembuhan
- melindungi atau membidai lokasi luka
- menjaga suhu permukaan luka
- menjaga kelembaban antara luka dan balutan
- memberikan kenyamanan fisik, psikologis, dan estetika
C. Prinsip
- Segala sesuatu yang berkontak dengan luka harus disterilisasi dengan cara yang paling
efektif
- Tangan harus di cuci secara menyeluruh sebelum memegang peralatan pembalut luka
- Ketika membersihkan luka, bersihkan mulai dari area yang paling bersih ke area yang
kurang bersih
DAFTAR TILIK
PERAWATAN LUKA
Nilai
NO. KEGIATAN
0 1 2
1 Pastikan Kebutuhan Klien untuk dilakukan Perawatan Luka
2 Persiapan Alat-Alat :
Alat Steril
1. Pinset anatomis 2 buah
2. Pinset sirugis 1 buah
3. Kom kecil 2 buah
4. Kassa steril secukupnya
5. Handskun 2 pasang
6. Lidi kapas secukupnya
7. Perban gulung
Alat tidak steril
1. Gunting perban
2. Plester
3. Betadine
4. Perlak dan alas
5. Larutan NaCl 0,9%
6. Kapas alkohol
7. Bengkok 2 buah ( 1 berisi larutan desinfektan)
8. Korentang
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan perawatan
4 Dekatkan alat
5 Pasang sampiran
6 Cuci tangan
7 Pasang perlak dan alas pada bagian luka
8 Dekatkan bengkok
9 Gunting plester sesuai kebutuhan
10 Basahi plester dengan menggunakan kapas alkohol
11 Paket steril dibuka dengan benar
12 Tuangkan larutan NaCl dan betadine ke dalam kom kecil
13 Gunakan sarung tangan dengan benar
14 Ambil pinset anatomis dan sirugis
15 Persiapkan kassa yang telah diberikan NaCl dan betadine secukupnya
Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan di buang ke dalam
16
bengkok yang berisi larutan desinfektan
Tangan kanan memegang pinset irugis dan tangan kiri memgang pinset
17
anatomis
Ambil kassa NaCl dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset
18
sirugis (tangan kanan)
19 Bersihkan luka dengan benar
- Sirkuler/memutar (dari luar ke dalam)
- Dari atas k bawah
- Dari samping kiri ke kanan
- Melebarkan kassa lalu gulung kassa tersebut ke bagian luar sekaligus
menekannya
20 Keringkan luka dengan kassa kering yang di ambil oleh pinset anatomis
dan dipindahkan ke inset sirugis
21 Olesi luka dengan kassa betadine, mengambilnya dengan cara yang sama
22 Tutup/kompres luka dengan kassa betadine
23 Tutup luka dengan kassa kering
24 Balut dengan perban gulung
25 Lepas sarung tangan
26 Plester luka
27 Evaluasi respon pasien
28 Akhiri interaksi dengan salam
29 Mencuci tangan
30 Dokumentasi hasil tindakan
31 Rencanakan tindakan selanjutnya
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan latihan kepada pasien
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Lepaskan cincin atau perhiasan lainnya yang bersifat
menjepit
Lepaskan semua pakaian ketat dan pakaikan jubah
rumah sakit
Selimuti pasien dengan handuk besar dan bantu
pasien berada dalam posisi terlentang
Paparkan hanya area yang dilatih
Atur ketinggian ranjang
Tahap Kerja
8 Mulailah melakukan ROM pasif mulai dari kepala
diteruskan ke bawah
9 Leher:
- Gerakkan kepala lewat fleksi, ekstensi, fleksi
lateral, memutar, dan hiperekstensi leher
- Pergerakan kepala dikontraindikasikan pada
operasi tulang belakang, trauma tulang
belakang, dan trauma sistem saraf pusat
lainnya dan pada pasien yang terpasang jalur
vena sentral
10 Bahu:
- Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi,
adduksi dan sirkumduksi, rotasi eksternal
dan rotasi internal. Bahu harus ditopang
pada bagian proksimal dan distal
11 Badan:
- Fleksi, ekstensi, hiperekstensi fleksi lateral,
dan rotasi badan
12 Siku:
- Fleksi, ekstensi, pronasi dan supinasi. Topang
sendi siku secara proksimal dan distal
13 Lengan bawah:
- Pronasi dan supinasi. Posisikan pergelangan
tangan dalam posisi fungsional
14 Pergelangan tangan:
- Feksi, ekstensi, hiperekstensi, dan fleksi
lateral (radialis dan ulnaris). Posisikan
pergelangan tangan dalam posisi fungsional
15 Tangan:
- Gerakkan tangan lewat gerakan fleksi,
ekstensi dan hiperekstensi, abduksi, adduksi,
aposisi ibu jari dan sirkumduksi ibu jari
16 Pinggul:
- Gerakkan pinggul lewat gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal dan
rotasi eksternal dan sirkumduksi dengan
topangan di atas dan di bawah sendi
17 Lutut:
- Gerakkan lutut lewat gerakkan fleksi dan
ekstensi
18 Pergelangan kaki dan kaki
- Ekstensi, fleksi plantar, dorsofleksi, eversi,
dan inversi kaki
19 Jari-jari kaki
- Gerakan lewat gerakan fleksi, ekstensi,
abduksi dan adduksi
Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
UNIT 14
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU XV
a. Irigasi mata
b. Tetes mata
c. Irigasi telinga
d. Tetes telinga
IRIGASI MATA
Irigasi mata adalah tindakan untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari mata.
http://www.proceduresconsult.jp
Tujuan Irigasi mata
Irigasi mata bertujuan untuk mengeluarkan kotoran, zat kimia, ataupun benda asing lainnya dari
mata.
Indikasi
Irigasi mata diindikasikan pada:
1. Adanya benda asing di mata
2. Inflamasi pada mata
3. Cidera kimiawi pada mata
Kontraindikasi
Irigasi mata tidak boleh dilakukan jika ada luka, minyalnya karena tusukan, pada mata.
Alat dan bahan yang diperlukan:
1. Anestesi topical
2. Cairan irigasi steril dengan kanula
RL biasa digunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi
elektrolit yang diperlukan mata
3. Plester katun
4. Kapas
5. Bengkok
IRIGASI MATA
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Tahap Kerja
8 Jaga privasi klien
9 Atur posisi klien
Klien berbaring telentang atau duduk dengan kepala
dicondongkan ke belakang dan sedikit miring
kesamping atau kearah yang mengalami gangguan.
10 Dekatkan alat ke klien
11 Letakkan bengkok dekat dengan mata klien
12 Pasang sarung tangan
13 Bersihkan kelopak mata
14 Tarik kelopak sehingga membuka dengan ibu jari dan
jari satu tangan, dan mata dibilas dengan lembut,
mengarahkan aliran menjauhi hidung dan kornea.
15 Selama irigasi, minta pasien untuk sering berkedip
dan melihat kesegala arah sehingga keseluruhan
permukaan mata dapat diirigasi. Cairan tidak boleh
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tujuan 0 1 2
1 Mengobati infeksi
2 Meneteskan obat sebelum pemeriksaan atau
operasi mata
3 Melumasi mata
4. Merwarnai kornea untuk mengidentifikasi abrasi
dan jaringan parut
Perangkat Alat
1 Sarung tangan bersih
2 Bola-bola kapas steril yang direndam dalam NaCl
0,9% steril
3 Obat
4 Bola-bola kapas steril kering
5 Alas kering steril dan plester kertas
6 Nampan ginjal
Prosedur
1 Identifikasi pasien dan periksa:
a. Alergi terhadap obat
b. Penampakan mata dan struktur di sekitarnya
c. Lesi, eksudat, eritema atau pembengkakan
d. Lokasi dan sifat sekret
e. Tingkat kesedaran dan kemauan untuk
bekerjasama
f. Pengetahuan pasien tentang obat
g. Pemakaian lensa kontak
2 Periksa formulir permintaan obat
a. Periksa instruksi dokter dan terkait persiapan,
kekuatan obat, jumlah tetesan, frekuensi
Tanggal :
Lulus :
Tidak Lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
IRIGASI TELINGA
PENDAHULUAN
Irigasi telinga merupakan suatu tindakan membilas saluran telinga luar dari serumen atau
benda asing.
www.mountainside-medical.com
Indikasi
Irigasi telinga diindikasikan pada telinga yang:
a. Ada sumbatan serumen
b. Adanya benda asing dalam telinga
Kontraindikasi
Irigasi telinga tidak boleh dilakukan pada:
a. Perforasi membran timpani atau resiko injuri.
b. Jika benda yang masuk ke dalam telinga bersifat dapat mengisap air, irigasi tidak
voleh dilakukan karena benda tersebut mengembang dan sulit dikeluarkan.
c. Temperatur yang ekstrim panas dapat menyebabkan pusing mual dan muntah.
d. Post-operasi telinga
IRIGASI TELINGA
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
Tanggal :
Lulus :
Tidak lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
Tanggal :
Lulus :
Tidak lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :
RUBRIK DESKRIPTIF
A. MAKALAH
NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Halaman sampul
Berisi judul makalah, nama dan NIM penulis makalah, logo
institusi, nama institusi, dan tahun penulisan makalah
2 Kata Pengantar
Berisi gambaran isi makalah dan ucapan terimakasih mahasiswa
sebagai penulis yang ditujukan kepada dosen pengampu dan
lembaga terkait serta pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah
Tulisan KATA PENGANTAR ditulis dengan huruf kapital simetris
diatas bidang pengetikan, tanpa tanda titik, dan berada ditengah
atas.
Teks dalam kata pengantar diketik dengan spasi 1,5
Panjang teks tidak lebih dari 2 halaman kertas A4
Pada bagian akhir dicantumkan Penulis (dipojok kanan bawah)
tanpa menyebut nama terang
3 Daftar Isi
Memuat Judul BAB, Judul Sub BAB, dan judul anak sub BAB yang
disertai dengan nomor halaman pemuatannya
Semua judul BAB diketik dengan huruf kapital, sedangkan sub
bab dan judul anak sub bab hanya huruf awal pada setiap kata
saja yang diketik kapital . teks dalam daftar isi diketik dengan
spasi tunggal
4 Daftar Lampiran
Memuat nomor Lampiran, judul lampiran. Antara judul lampiran
yang satu dengan lainnya diberi jarak spasi 1,5
5 ISI
Pendahuluan
latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan makalah
ISI
konsep yang diharapkan sesuai dengan rancangan
penugasan
Penutup
Kesimpulan dan saran
6 Daftar Pustaka
Mencakup buku dan jurnal terkait berdasarkan evidance based
7 Lampiran
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
B. PRESENTASI KELOMPOK
1. Cheklist pembelajaran diskusi kelompok, presentasi oleh Dosen
2. Dosen yang menilai :
3. Kelompok Tampil :
4. Mata Kuliah :
5. Tgl :
6. Proses Kelompok :
7. Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang
berjalan
NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Anggota kelompok menyiapkan materi dengan baik
2 LO sudah tercapai
3 Membuat kesimpulan kelompok
4 Diskusi kelompok merangsang anggota untuk
berpartisipasi
5 Semua anggota memberikan kontribusi pemikiran dalam
diskusi
6 Suasana kerjasama tampak didalam kelompok
7 Mahasiswa mampu bertanggung jawab pada ketepatan
informasi yang diberikan
8 Mahasiswa menggunakan sumber – sumber yang sesuai
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
C. SIMULASI
Cheklist Ranah Keterampilan ( demonstrasi, role play ) oleh Dosen
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Ket : Merujuk kedaftar tilik untuk demostrasi dan Role play
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
RUBRIK HOLISTIK
A. SIKAP
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang
berjalan
No. Pencapaian
Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
KUK Ya Tidak
Identifikasi fisik
Menanyakan kepada pasien bagaimana kondisinya
klien/pasien yang
hari ini
1.1 menggambarkan bantuan Melakukan pengkajian fisik pada pasien
untuk pemenuhan nutrisi Mengidentifikasi kondisi pasien yang
menggambarkan bantuan untuk pemenuhan oral
oral (TS)
Identifikasi respon
5.2 Menanyakan bagaimana perasaan pasien
klien/pasien selama
Mengidentifikasi perasaan pasien
pemberian makan (TS)
Lakukan tindak lanjut Mengidentifikasi tindak lanjut sesuai kebutuhan
5.3
sesuai kebutuhan (TMS) Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
sering
Unit Kompetensi
KodeUnit kompetensi : KES.PG02.015.01
No. Pencapaian
Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
KUK Ya Tidak
Kumpulkan Data tentang Mengkaji tingkat stress klien/pasien
1.1 kebutuhan klien/pasien
tentang strategi mengurangi Mengkaji strategi koping pasien/klien
stres dikumpulkan dengan
lengkap (TS) Mengkaji kemmapuan manajemen stress
pasien/klien
Melakukan analisa data
1.2
Lakukan penilaian data yang Merumuskan masalah potensial mengenai
terkumpul tingkat stress dan strategi mengurangi stress
(TS) pasien
Mengkategorikan dan menilai masalah
Tetapkan adanya kebutuhan Menentapkan kebutuhan bantuan tentang
1.3
bantuan tentang strategi strategi pengurangan stress bersama
pengurangan stress pasien/klien
(TS)
Informasikan tujuan dan Menginformasikan tujuan dan strategi
2.1
strategi pengurangan stres pengurangan stres kepada pasien/klien
(TMS)
(TS)
Catat data yang ditemukan dan Melakukan pencatatan terhadap data yang
6.1
respon klien/pasien yang ditemukan
didapat Mencatat respon klien/pasien
Unit Kompetensi
No. Pencapaian
KUK Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
Ya Tidak
Data klien/pasien - Menyiapkan format pengkajian terkait dengan
1.1
mencakup riwayat kebutuhan nutrisi meliputi pengkajian
keperawatan, nutritional keperawatan dan laboratorium
screening, pemeriksaan - Sampaikan salam terapeutik, lakukan kontrak
fisik menyangkut nutrisi, waktu, maksud dan tujuan
kalkulasi presentasi
kehilangan berat badan, - Melakukan anamnesa kepada pasien terkait
riwayat diet, pengukuran dengan kebutuhan nutrisi
anthropometric dan data - Mengukur berat badan dan tinggi badan
laboratorium
dikumpulkan. - Mengambil data hasil lab pasien apabila belum
ada lakukan pengambilan darah
Kumpulkan data
klien/pasien mencakup
riwayat keperawatan,
nutritional screening,
pemeriksaan fisik
menyangkut nutrisi,
kalkulasi presentasi
kehilangan berat badan,
riwayat diet, pengukuran
anthropometric dan data
laboratorium (TS)
Kebutuhan nutrisi - Mendapatkan hasil interpretasi data pasien
1.3
parenteral ditentukan terkait dengan anamnesa dan data lab
- Menghitung kebutuhan nutrisi pasien
Tentukan kebutuhan
nutrisi parenteral - Menentukan kebutuhan nutrisi parenteral
ditentukan (TS) pasien
Tujuan dan prosedur - Memberitahukan kepada pasien terkait dengan
2.1
pemberian nutrisi secara gangguan nutrisi
parenteral
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
diinformasikan.
pada pasien
Informasikan tujuan dan - Memberikan informed concern tentang
prosedur pemberian prosedur yang akan dilakukan
nutrisi secara parenteral
- Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan
(TMS)
prosedur pemberian nutrisi parenteral
Perhatikan respon
klien/pasien (TS)
Respon klien/pasien - Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
5.1
termasuk tanda-tanda pasien (TD, HR, RR, S)
vital diobservasi sesuai
SOP.
Observasi Respon
klien/pasien termasuk
tanda-tanda vital sesuai
SOP (JERS)
Tindak lanjut sesuai - Mengevaluasi kembali pemberian cairan
5.3
kebutuhan dilakukan.
- Menganalisa respon pasien
Lakukan Tindak lanjut d
sesuai kebutuhan (JRES) - Melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan
pasien
Data hasil pengkajian - Mengambil catatan perkembangan perawata
6.1
dicatat. pasien
- Mencatat data hasil pengkajian pada format
Catat data hasil
pengkajian (TS)
Data tindakan - Mengambil catatan perkembangan perawata
6.2
keperawatan dicatat. pasien
Catat data tindakan
- Mencatat data tindakan pada format
keperawatan (TS)
Respon klien/pasien - Mengambil catatan perkembangan perawatan
6.3
dicatat. pasien
Catat respon klien/pasien
- Mencatat respon klien/pasien pada format
(TS)
Unit Kompetensi
No. Pencapaian
KUK Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
Ya Tidak
1.1 Periksa makanan, jenis - Melakukan pengkajian untuk mendapatkan
diet dan frekuensi data
pemberian yang telah - Melaporkan kepada dokter hasil pengkajian
ditentukan dokter (TS) - Memeriksa makanan, jenis, diet dan frekuensi
Unit Kompetensi
No. Pencapaian
KUK Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
Ya Tidak
2.1 Informasikan berbagai - Salam terapeutik
tindakan medis dan - Perkenalkan diri
keperawatan - Menjelaskan maksud dan tujuan
berdasarkan masalah - Menjelaskan hasil pengkajian yang didapat
klien/pasien: tentang gangguan fekal dialami (konstipasi,
2.1.1 Konstipasi fecal impaction, diarre, fecal incontinence,
2.1.2 Fecal impaction flatulence, distensi)
2.1.3 Diarre - Menjelaskan tindakan medis dan tindakan
2.1.4 Fecal incontinence keperawatan berdasarkan masalah pasien
2.1.5 Flatulence (konstipasi, fecal impaction, diarre, fecal
2.1.6 Distensi incontinence, flatulence, distensi)
2.2 Kurangi rasa cemas dan - Mengajak pasien mengeksplorasi perasaannya
takut klien/pasien tentang tindakan yang dialami
- Memberikan teknik relaksasi dan kontrol
kecemasan klien/pasien
- Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
1.3 Jaga kebersihan fisik - Mengkaji kebersihan kulit dan melihat adanya
khususnya integritas kerusakan integritas kulit
kulit
1.4 Tentukan kesiapan - Menanyakan kembali tentang kesiapan
klien/pasien klien/pasien
4.3 Jumlah cairan input dan - Monitoring intake dan output cairan pasien
output diperhatikan
4.4 Deteksi dan laporkan - Mengkaji adanya tanda dan gejala infeksi pada
tanda dan gejalan infeksi pasien
kepada dokter. - Laporkan kepada dokter apabila ditemukan
tanda dan gejala infeksi
4.5 Tentukan kemampuan - Mengkaji kemampuan respon, adaptasi dan
respon, adaptasi dan asuhan diri klien/pasien
asuhan diri (self-care)
klien/pasien ditentukan.
4.6 Diskusikan umpan balik - Memberikan reinforcement positif terhada
positif didiskusikan hasil yang diperoleh
dengan klien/pasien dan
keluahanya.
5.1 Catat data tindakan - Mencatat data tindakan keperawatan pada
keperawatan. catatan perkembangan keperawatan