Anda di halaman 1dari 169

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


Modul KMB III
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI

MODUL
KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH III

Aria Wahyuni, M.Kep., Ns. Sp.Kep.MB


Ns. Rola Oktorina, M.Kep

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


FORT DE KOCK1 PRESS
Modul KMB III

@Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau
seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin
editor dan penerbit

Penyusun :
Aria Wahyuni, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB
Ns. Rola Oktorina, M.Kep

Editor :
Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes
Ns. Silvia, M.Biomed

Penerbit :
Fort De Kock Press
Bukittinggi

Edisi Pertama, Agustus 2018


Edisi Kedua, Agustus 2019
Edisi Ketiga, Agustus 2020

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 2


Modul KMB III

VISI MISI UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Visi Universitas Fort De Kock


Visi Universitas Fort De Kock adalah Mewujudkan Universitas Fort De Kock Menjadi
Universitas yang Unggul dalam rangka menghasilkan Sumber Daya Manusia yang
Profesional serta memiliki daya saing global Tahun 2025.

Misi Universitas Fort De Kock


a. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter, dan
berkesinambungan
b. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik(Good University Governance),menuju
tata kelola yang unggul (Excellent University Governance)
c. Menjalin jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan
pendidikan, pemerintah dan dunia usaha di tingkatdaerah, nasional, dan
Internasional.

VISI MISI PROGRAM STUDI NERS

Visi
Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Lulusan yang Unggul dan berdaya saing Global dalam Bidang
Keperawatan Komplementer pada tahun 2025

Misi
a. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang bermutu, berkarakter dan berkesinambungan
khususnya pada lingkup penyakit komplementer
b. Meningkatkan kualitas tata kelola program studi yang baik menuju tatakelola sesuai standar
c. Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan bersama masyarakat , sektor swasta,
pemerintah dan lembaga-lembaga internasional dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 3


Modul KMB III

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT sehingga penyusunan Buku modul


keperawatan medikal bedah II ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini dibuat sebagai
acuan bagi tutor dalam proses belajar mengajar dengan kurikulum perguruan tinggi. Buku
ini membahas tentang asuhan keperawatan dewasa dari berbagai gangguan sistem
seperti sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan. Berbagai metode
pembelajaran akan ditetapkan selama proses sesuai dengan kompetensi yang telah
ditetapkan, yaitu mahasiswa diberi skenario kasus yang dijadikan pemicu untuk diskusi
kecil dengan kuliah, seminar, praktikum atau skill lab. Adanya buku ini diharapkan proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Saran dan kritikan positif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan buku ini. Terimakasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan buku ini dan semoga dapat bermanfaat
bagi semua.

Bukittinggi, Agustus 2019

Penyusun

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 4


Modul KMB III

DAFTAR ISI

Cover/Halaman depan
Tim Penyusun
VisidanMisi UFDK dan Prodi
Kata Pengantar
Daftar Isi

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1. 2 Profil lulusan
1.3 CapaianPembelajaran Program studiberdasarkan KKNI

BAB II. NAMA MATA KULIAH


2.1 Deskripsi Mata Kuliah
2.2 CapaianPembelajaranlulusanPadaMata Kuliah (berdasarkan KKNI)
2.3 CapaianPembelajaran Mata Kuliah
2.4 BahanKajian
2.5 Penilaian

BAB III. INTEGRASI MATA KULIAH DENGAN LSP


BAB IV. POHON TOPIK
BAB V. RPS
BAB VI. PEMBELAJARAN (PERTEMUAN/MINGGU)

DAFTAR PUSTAKA

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 5


Modul KMB III

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus memenuhi standar
mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan klien beserta
keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil professional saat memberikan asuhan
keperawatan serta mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak agar pelayanan
yang diberikan dilakukan secara komprehensif dan dapat memenuhi kebutuhan dasar,
meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual klien.

Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang diberikan


karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat,
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi sebagaimana tertera
dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009. Praktik keperawatan
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan, registrasi, sertifikasi,
akreditasi dan pelatihan berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga
keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Untuk melaksanakan ASEAN Economic Community yang dimulai tahun 2015 dan
mengantisipasi perkembangan global telah diadakan perubahan-perubahan yang
bersifat inovasi, reorientasi, reformasi di dalam revisi kurikulum Pendidikan Ners. Saat
ini tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat, masalah-masalah
kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan semakin canggih, dan selain itu persyaratan dunia kerja semakin
menuntut tenaga keperawatan yang kompeten, sehingga dunia pendidikan
keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan yang kompeten untuk mampu
berkompetisi baik nasional maupun global.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 6


Modul KMB III

Secara nasional, aturan-aturan yang tertuang pada SK Mendiknas No. 232/U/2000


tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar,
SK Mendiknas No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, dan UU RI No.
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi; UU No 38 tahun 2014
tentang Keperawatan, Bab III tentang Pendidikan Tinggi Keperawatan; PP RI No 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, serta Permenristek DIKTI nomor 44
tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Capaian pembelajaran yang harus dipenuhi oleh lulusan program pendidikan profesi
sesuai dengan KKNI level 7 terdiri atas 4 komponen yaitu komponen sikap,
kemampuan kerja umum dan khusus, penguasaan pengetahuan, serta kewenangan
dan tanggung jawab. Untuk komponen sikap dan kemampuan kerja umum mengacu
pada standar nasional pendidikan tinggi yang merupakan capaian pembelajaran yang
bersifat umum untuk seluruh lulusan pendidikan tinggi di Indonesia. Sedangkan untuk
komponen penguasaan pengetahuan, kemampuan kerja khusus, dan kewenangan
dan tanggung jawab mengacu pada KKNI level 7 bidang keperawatan yang telah
disepakati oleh tim penyusun KKNI Dikti yang melibatkan organisasi profesi PPNI dan
AIPNI.

1.2 Profil Lulusan


Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program studi
di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi profesi Ners
adalah sebagai :
1.2.1 Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
1.2.2 Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan)
1.2.3Educator dan health promoter (Pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien,
keluarga dan masyarakat)
1.2.4 Manager dan leader (Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit
maupun masyarakat)
1.2.5Researcher (Peneliti )

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 7


Modul KMB III

1.3 Capaian Pembelajaran Program Studi

N Kategori Capaian Pembelajaran


o
1 Sikap a. BertakwakepadaTuhan Yang Maha Esa dan mampumenunjukkansikapreligius;
b. Menjunjungtingginilaikemanusiaandalammenjalankan tugas
berdasarkanagama,moral, dan etika;
c. Menginternalisasinilai, norma, dan etikaakademik;
d. Berperansebagaiwarga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memilikinasionalismeserta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
e. Menghargaikeanekaragamanbudaya, pandangan, agama, dankepercayaan,
sertapendapatatautemuanorisinal orang lain;
f. Berkontribusidalampeningkatanmutukehidupanbermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuanperadabanberdasarkanpancasila;
g. Bekerjasamadanmemilikikepekaansosialsertakepedulianterhadapmasyarakat
danlingkungan;
h. Taathukumdandisiplindalamkehidupanbermasyarakatdanbernegara;
i. Menginternalisasisemangatkemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
j. Menunjukkansikapbertanggungjawab atas pekerjaan di bidangkeahliannya
secara mandiri.
k. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan
menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional
sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan
hukum/peraturan perundangan;
l. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka
budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
m. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung
jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan
elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya.
2 Penguasaa a. Menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya konseptual
n model dan middle range theories;
Pengetahu b. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik;
an c. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanity values);
d. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang
keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak,
keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas, serta keperawatan
bencana;
e. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
f. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 8


Modul KMB III

g. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian


dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;
h. Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support)
dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/btcls) pada kondisi
kegawatdaruratan dan bencana;
i. Menguasai konsep dan prinsip manajemen
keperawatansecaraumumdandalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada
klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan;
j. Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan keperawatan
dan kesehatan
k. Menguasai prinsip-prinsip k3, hak dan perlindungan kerja ners,
keselamatanpasiendanperawatanberpusatatauberfokuspadapasien
l. Menguasai metode penelitian ilmiah.
m. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang
keilmuan keperawatan Komplementer
3 Keterampil a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan
an Khusus berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai
standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang
telah atau belum tersedia;
b. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi
(keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas,
keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas
(termasukkeperawatankeluargadankeperawatangerontik) sesuai dengan
delegasi dari ners spesialis;
c. Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic
trauma and cardiac life support/btcls) pada situasi gawat darurat/bencana
sesuai standar dan kewenangannya;
d. Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan
supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang
didelegasikan;
e. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai
sumber untuk
f. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
g. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan
keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang
peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien
individu, keluarga dan masyarakat;
h. Mampumelakukantindakanasuhankeperawatan atas perubahankondisi klien
yang tidakdiharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan
tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
i. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara
reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
j. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan
informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga
/pendamping/penasehat utnuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya;
k. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah
kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang
dilaksanakannya;
l. Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai sop;
m. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik
asuhan keperawatan;
n. Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 9


Modul KMB III

rawatdalam lingkup tanggungjawabnya;


o. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan
langkah-langkah pengembangan strategis organisasi;
p. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi
kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta
kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya
hidup dan lingkungan yang sehat.
q. Mampu melakukan komunikasi menggunakan bahasa asing (inggris dan
jepang)dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
r. Mampu melaksanakan kolaborasi dengan tim kesehatan nmmain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di masyarakat.
s. Mampu memanfaatkan hasil-hasil penelitian, menganalisa dan merencanakan
untuk merencanakan untuk diaplikasikan pada evidence based nursing
selanjutnya, khususnya terkait bidang keilmuan keperawatan medikal bedah
t. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan
keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan Komplementer
4 Keterampil a. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan
an Umum memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan
standarkompetensikerjaprofesinya;
b. Membuatkeputusan yang independendalammenjalankanpekerjaanprofesinya
berdasarkan pemikiran logis, kritis,sistematis, dan kreatif;
c. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
d. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat
bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
e. Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
pelatihan dan pengalaman kerja;
f. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode
etik profesinya;
g. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh
sejawat;
h. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
profesinya;
i. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan bidang profesinya;
j. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi
dan kliennya;
k. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil
kerja profesinya;
l. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secaramandiri.

Sumber: Buku kurikulum Inti 2015 dari AIPNI ditambah capaian pembelajaran Institusional
Prodi Pendidikan Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 10


Modul KMB III

2 KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH II
2.1 Deskripsi Mata Kuliah
Fokus mata ajar ini adalah pada pemenuhan kebutuhan klien dewasa dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan.
Pemberian asuhan keperawatan pada kasus gangguan sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan berdasarkan proses keperawatan
dengan mengaplikasikan ilmu biomedik seperti biologi, histologi, biokimia,anatomi,
fisiologi, patofisiologi, ilmu keperawatan medikal bedah, ilmu penyakit dalam,
farmakologi, nutrisi, bedah dan rehabilitasi. Gangguan dari system tersebut meliputi
gangguan peradangan, kelainan degeneratif, keganasan dan trauma, yang termasuk
dalam 10 kasus terbesar baik lokal, regional, nasional dan internasional. Lingkup
bahasan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan terhadap klien.
Intervensi keperawatan meliputi terapi Modalitas Keperawatan pada berbagai
kondisi termasuk terapi komplementer. Proses pembelajaran dilakukan melalui kuliah
pakar, collaborative learning (CL) dan Belajar Berdasarkan Masalah (BDM), dan
praktik laboratorium.

2.2 Capaian Pembelajaran Lulusan pada Keperawatan Medikal Bedah III


2.2.1 Sikap
a. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama,moral, dan etika
b. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan
profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan
hukum/peraturan perundangan;
c. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka
budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
d. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 11


Modul KMB III

sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta


bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal
dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup
tanggung jawabnya

2.2.2 Pengetahuan
a. Menguasai nilai-nilai kemanusian (humanity values)
b. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok, pada bidang
keperawatan medikal bedah
c. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosa keperawatan
d. Menguasai konsep teoritis komunikasi terapeutik
e. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian
upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;
f. Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan
g. Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan
keperawatan dan kesehatan

2.2.3 Ketrampilan Khusus


a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan
yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan
keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum
tersedia;
b. Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan
supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan;
c. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber
untuk
d. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan;

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 12


Modul KMB III

e. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan


keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka
budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu,
keluarga dan masyarakat;
f. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang
tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan
asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
g. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler
dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
h. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi
yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat utnuk
mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya;
i. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan
evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya;
j. Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;
k. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan
keperawatan;

2.2.4 Ketrampilan Umum


a. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode
etik profesinya;
b. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan bidang profesinya;
c. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

2.3 Capaian Pembelajaran Keperawatan Medikal Bedah III


Bila diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu :
2.3.1 Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa
dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2.3.2 Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien
dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 13


Modul KMB III

2.3.3 Mengintegrasikan hasil-hasil penelitian kedalam asuhan keperawatan dalam


mengatasi masalah sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan
2.3.4 Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan pada klien dewasa dengan memperhatikan aspek legal dan etis
2.3.5 Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa
2.3.6 Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien
dewasa sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif
sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

2.4 Bahan Kajian


2.4.1 Anatomi, fisiologi, fisika dan biokimia terkait sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan.
2.4.2 Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), sistem integumen (luka bakar), sistem
persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), sistem persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis).
2.4.3 Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa data, diagnosis keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi secara komprehensif meliputi bio-psiko-
sosio-spiritual) sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan
2.4.4 Pendidikan kesehatan pada masalah gangguan sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafan
2.4.5 Pencegahan primer, sekunder dan tersier pada masalah gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
2.4.6 Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
pada masalah gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori
dan persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 14


Modul KMB III

2.4.7 Hasil-hasil penelitian tentang penatalaksnaan gangguan sistem muskuloskeletal,


integumen, persepsi sensori dan persarafan
2.4.8 Trend dan issue terkait gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan
a. Manajemen kasus pada gangguan muskuloskeletal
b. Manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
c. Manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi sensori
d. Manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
2.4.9 Peran dan fungsi perawat, Fungsi advokasi perawat pada kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
pada klien dewasa
2.4.10 Intervensi keperawatan pada sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan
a. Body movement / body mechanic
b. Ambulasi dini
c. Fiksasi dan imobilisasi
d. ROM exercise
e. Wound care
f. Irigasi mata
g. Tetes mata
h. Irigasi telinga
i. Tetes telinga

2.5 EVALUASI

Sistem penilaian pencapaian kompetensi yang dikembangkan mengacu pada aktivitas


yang dilakukan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga penilaian
didasarkan pada pencapaian aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari:
1. Tutorial : 10 %
(kasus skenario, diskusi, tanya jawab, presentasi)
2. Penugasan : 20%
(makalah, presentasi, keaktifan,seminar)
3. Ujian : 40 %

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 15


Modul KMB III

4. Skills lab : 30 %
(skills lab bimbingan dan mandiri serta ujian skills lab)
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pencapaian kompetensi mahasiswa.
Evaluasi juga dilakukan berdasarkan pada saat diskusi atau kerja kelompok, keaktifan
selama pembelajaran termasuk pencapaian kehadiran 100% KECUALI sakit dengan surat
keterangan dokter dan jika ada saudara yang meninggal. Bila kehadiran tidak mencukupi
100% maka keputusan diserahkan pada tim pengajar. Evaluasi dilakukan melalui UTS dan
UAS penilaian STIKes Fort De Kock dalam nilai angka dan huruf.

Kisaran angka Huruf


85 – 100 A
80 – 84 A-
75 – 79 B+
70 – 74 B
65 – 69 B-
60 – 64 C+
55-59 C
50-54 C-
40-49 D
0-39 E

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 16


Modul KMB III

3 INTEGRASI MATA KULIAH


KEDALAM LSP

3.1 Integrasi Unit LSP Kedalam Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Kode Unit Kompetensi Judul Unit Kompetensi Mata Kuliah
Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk KMB
KES.PG01.014.01
mengidentifikasi faktor risiko aktual dan potensial
Memodifikasi rencana asuhan untuk disesuaikan dengan KMB
KES.PG02.049.01
perubahan kondisi klien/pasien.
Membuat prioritas asuhan sedapat mungkin berkolaborasi KMB
KES.PG01.009.01
dengan pasien/klien dan/atau pemberi asuhan.
Mengevaluasi dan mendokumentasikan kemajuan KMB
KES.PG01.011.01
arahpencapaian hasil yang diharapkan.
KES.PG02.047.01 Memantau perubahan kondisi kesehatan klien/pasien KMB
Melakukan evaluasi hasil implementasi asuhan KMB
KES.PG02.056.01
keperawatan.
Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama KMB III
KES.PG02.032.01
menjalani pre-operative.
Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama intra KMB III
KES.PG02.033.01
operative.
Memberikan asuhan kepada klien/pasien selama Post- KMB III
KES.PG02.034.01
Operative.
KES.PG02.040.01 Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan eliminasi urin. KMB III
Meningkatkan kemampuan klien/pasien dalam KMB III
KES.PG02.043.01
mempertahankan postur tubuh yang tepat.
KES.PG02.045.0 Melakukan perawatan luka. KMB III
KES.PG02.044.01 Memelihara keutuhan jaringan kulit. KMB III
KES.PG01.016.01 Mengimplementasikan prosedur pengendalian infeksi. KMB

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 17


Modul KMB III

4 POHON TOPIK KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH III

Fraktur, dislokasi
Sistem
Muskuloskletal - Anatomi dan fisiologi
- Fisika
- Biokimia
- Patofisiologi
KMB III Sistem Integumen Luka Bakar - Farmakologi
- Terapi diet
- Asuhan keperawatan
komprehensif
- Pendidikan kesehatan
- Pemeriksaan penunjang
Glukoma, katarak, - Pencegahan primer,
Sistem Persepsi
otitis, vertigo sekunder dan tersier
sensori - Trend dan issue
- Hasil-hasil penelitian
- Pemeriksaan penunjang
- Manajemen kasus KMB III
(sistem muskuloskeletal,
Sistem Persyarafan Stroke, tumor otak, integumen, persepsi
meningitis sensori, persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 18


Modul KMB III

2. 6. Rancangan Proses Pembelajaran


Mg Ke- Sub-CPMK Indikator Penilaian Kriteria & Bentuk Bentuk/Metode Materi Pembelajaran Bobot
(Kemampuan akhir Penilaian Pembelajaran& [Pustaka] Penilaia
tiap tahapan belajar) Penugasan n (%)
Mahasiswa
[ Estimasi Waktu]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Penjelasan Kontrak Belajar
2 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 9,11,12.16,18.19 4%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
memahami tentang 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning Rola
Anatomi dan Fisiologi, (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
Fisika dan Biokimia
sistem muskuloskletal, Pengalaman Belajar Dalam Jaringan(Daring )
integumen, persepsi Mahasiswa 2 x 50 menit
sensori dan persyarafan 1. Mencari dan
mengumpulan informasi
dari berbagai sumber Penugasan
tentang Anatomi dan 2 x 60 menit
Fisiologi, Fisika dan
Biokimia sistem
muskuloskletal, Belajar Mandiri
integumen, persepsi
sensori dan persyarafan 2 x 60 menit
2. Membuat makalah
tentang Anatomi dan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 19


Modul KMB III

Fisiologi, Fisika dan


Biokimia sistem
muskuloskletal,
integumen, persepsi
sensori dan persyarafan
3. Diskusi kelompok
tentang Anatomi dan
Fisiologi, Fisika dan
Biokimia sistem
muskuloskletal,
integumen, persepsi
sensori dan persyarafan
4. Mempresentasikan
makalah tentang Anatomi
dan Fisiologi, Fisika dan
Biokimia sistem
muskuloskletal,
integumen, persepsi
sensori dan persyarafan
3 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 4%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
menganalisa 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning 1,2,3,5,6,7,9,11,12,13,17 Aria
Patofisiologi, (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
farmakologi dan terapi
diet pada gangguan Pengalaman Belajar Daring
sistem muskuloskeletal Mahasiswa 2 x 50 menit
(fraktur, dislokasi), 1. Membuat makalah
sistem integumen (luka tentang Patofisiologi,
farmakologi dan terapi Penugasan
bakar), sistem persepsi diet pada gangguan 2 x 60 menit
sistem muskuloskeletal
sensori (glaukoma, (fraktur, dislokasi), Belajar Mandiri

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 20


Modul KMB III

katarak,otitis, vertigo), sistem integumen (luka 2 x 60 menit


bakar), sistem persepsi
sistem persarafan sensori (glaukoma,
(Stroke, tumor otak, katarak,otitis, vertigo),
sistem persarafan (Stroke,
meningitis) tumor otak, meningitis)
2. Diskusi kelompok
tentang Patofisiologi,
farmakologi dan terapi
diet gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
integumen (luka bakar),
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis)
3. Mempresentasikan
makalah tentang
Patofisiologi,
farmakologi dan terapi
diet pada gangguan
sistem muskuloskeletal
(fraktur, dislokasi),
sistem integumen (luka
bakar), sistem persepsi
sensori (glaukoma,
katarak,otitis, vertigo),
sistem persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)
4 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 6%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
menyusun tentang 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning Aria
(deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 21


Modul KMB III

asuhan keperawatan Presentasi Learning


4. Cooperative Learning
(pengkajian, analisa 5. Problem Based
data, diagnosis Learning

keperawatan,
Pengalaman Belajar Daring
intervensi,
Mahasiswa 2 x 50 menit
implementasi dan
3. Membuat makalah
evaluasi secara tentang asuhan Penugasan
komprehensif meliputi keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis 2 x 60 menit
bio-psiko-sosio- keperawatan, intervensi,
spiritual) gangguan implementasi dan
evaluasi secara Belajar Mandiri
sistem muskuloskeletal komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual) 2 x 60 menit
(fraktur, dislokasi), gangguan sistem
sistem integumen (luka muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
bakar), sistem persepsi integumen (luka bakar),
sensori (glaukoma, sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
katarak,otitis, vertigo), vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
sistem persarafan
otak, meningitis)
(Stroke, tumor otak, 4. Diskusi kelompok
tentang asuhan
meningitis) keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan
evaluasi secara
komprehensif meliputi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 22


Modul KMB III

bio-psiko-sosio-spiritual)
gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
integumen (luka bakar),
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis)
5. Mempresentasikan
makalah tentang asuhan
keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan
evaluasi secara
komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual)
sistem muskuloskeletal
(fraktur, dislokasi),
sistem integumen (luka
bakar), sistem persepsi
sensori (glaukoma,
katarak,otitis, vertigo),
sistem persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang asuhan
keperawatan (pengkajian,
analisa data, diagnosis
keperawatan, intervensi,
implementasi dan
evaluasi secara

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 23


Modul KMB III

komprehensif meliputi
bio-psiko-sosio-spiritual)
gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), sistem
integumen (luka bakar),
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), sistem
persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis)
Mahasiswa mampu Rubrik holistic dan observasi 1. Makalah 1. Small Group Literatur 1,2,3,9,11,18 `10 %
2. Demonstrasi Discussion
5 menyusun dan (unjuk kerja) Rola
3. Sikap 2. Discovery Learning
mengaplikasikan 3. Collaborative
Learning
pendidikan kesehatan Pengalaman Belajar : 4. Cooperative Learning
pada sistem 1. Mencari dan 5. Lab Skills
mengumpulkan informasi 6. Project Based
muskuloskeletal, sistem dari berbagai sumber Learning
integumen, sistem 2. Membuat dan menyusun
SAP dan materi 1 x 170 menit
persepsi sensori, sistem Pendidikan Kesehatan
persarafan 3. Mendemonstrasikan
Penkes di kelompok
6 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,9,11,18 6%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
menganalisa trend dan 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning Aria
issue serta etika (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
keperawatan terkait 4. Cooperative Learning
gangguan sistem 5. Problem Based
Pengalaman Belajar Learning
muskuloskeletal, 1. Mencari dan
mengumpulkan informasi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 24


Modul KMB III

sistem integumen, dari berbagai sumber Daring


2. Mencari trend dan issue
sistem persepsi sensori, serta etika keperawatan 2 x 50 menit
sistem persarafan terkait gangguan sistem
muskuloskeletal, sistem
integumen, sistem Penugasan
persepsi sensori, sistem 2 x 60 menit
persarafan
Belajar Mandiri
2 x 60 menit
7 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 6%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
mencari hasil-hasil 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning 1,2,3,9,11,18 Rola
penelitian tentang (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
penatalaksnaan 3. Analisa Jurnal 4. Cooperative Learning
gangguan sistem 5. Telaah jurnal

muskuloskeletal, Pengalaman Belajar :


Daring
sistem integumen, 1. Mencari dan
mengumpulkan informasi 2 x 50 menit
sistem persepsi sensori, dari berbagai sumber
2. Mencari jurnal-jurnal
sistem persarafan penelitian di internet Penugasan
tentang penatalaksnaan
gangguan sistem 2 x 60 menit
muskuloskeletal, sistem
integumen, sistem
persepsi sensori, sistem Belajar Mandiri
persarafan
3. Menganalisa jurnal 2 x 60 menit
8 Evaluasi Tengah Semester 10 %

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 25


Modul KMB III

9 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 3 %
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion 4 Aria
memahami peran dan 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
fungsi perawat : fungsi (deskriptif) untuk menilai 3. Collaborative
Presentasi Learning
sebagai advokasi pada
kasus dengan gangguan Pengalaman belajar Daring
sistem muskuloskeletal, 1. Mencari dan 2 x 50 menit
sistem integumen, mengumpulan informasi
dari berbagai sumber
sistem persepsi sensori, 2. Membuat makalah Penugasan
3. Diskusi kelompok
sistem persarafan 4. Mempresentasikan 2 x 60 menit
makalah

Belajar Mandiri
2 x 60 menit
10 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen 2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning Rola
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning
sistem muskuloskeletal 4. Cooperative
(fraktur, dislokasi) Learning
Pengalaman Belajar
5. Problem Based
1. Mencari dan Learning
mengumpulan informasi
dari berbagai sumber
Daring
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem 2 x 50 menit
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi)
2. Membuat makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 26


Modul KMB III

tentang manajemen kasus Penugasan


pada gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur, 2 x 60 menit
dislokasi)
3. Membahas dan
menyimpulkan Belajar Mandiri
masalah/tugas yang 2 x 60 menit
diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi)
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi)
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi)
11 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen Aria
2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 27


Modul KMB III

sistem integumen (luka 4. Cooperative Learning


5. Problem Based
bakar) Pengalaman Belajar
Learning
1. Mencari dan
mengumpulan informasi
Daring
dari berbagai sumber
tentang manajemen kasus 2 x 50 menit
pada sistem integumen
(luka bakar)
2. Membuat makalah Penugasan
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem 2 x 60 menit
integumen (luka bakar)
3. Membahas dan
menyimpulkan Belajar Mandiri
masalah/tugas yang
diberikan kelompok 2 x 60 menit
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
integumen (luka bakar)
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
integumen (luka bakar)
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
integumen (luka bakar)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada sistem integumen
(luka bakar)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 28


Modul KMB III

12 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen Rola
2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning
sistem persepsi sensori
4. Cooperative Learning
(glaukoma, katarak) 5. Problem Based
Pengalaman Belajar
Learning
1. Mencari dan
mengumpulan informasi
Daring
dari berbagai sumber
tentang manajemen kasus 2 x 50 menit
pada gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak) Penugasan
2. Membuat makalah
tentang manajemen kasus 2 x 60 menit
pada sistem persepsi
sensori (glaukoma,
katarak) Belajar Mandiri
3. Membahas dan
menyimpulkan 2 x 60 menit
masalah/tugas yang
diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak)
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 29


Modul KMB III

5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori
(glaukoma, katarak)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak)
13 Mahasiswa mampu 1. Rubrik holistic untuk 1. Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
menilai essay dan papper 2. Penilaian makalah Discussion
melakukan manajemen Rola
2. Rubrik analytic 3. Sikap 2. Discovery Learning
kasus pada gangguan (deskriptif) untuk menilai 4. Ketrampilan 3. Collaborative
Presentasi mengelola kasus Learning
sistem persepsi sensori
4. Cooperative Learning
(otitis, vertigo) 5. Problem Based
Pengalaman Belajar
Learning
1. Mencari dan
mengumpulan informasi
Daring
dari berbagai sumber
tentang manajemen kasus 2 x 50 menit
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo) Penugasan
2. Membuat makalah
tentang manajemen kasus 2 x 60 menit
pada gangguan
gangguan sistem
persepsi sensori (otitis, Belajar Mandiri
vertigo)
3. Membahas dan 2x 60 menit
menyimpulkan
masalah/tugas yang

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 30


Modul KMB III

diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persepsi sensori (otitis,
vertigo)
14 Mahasiswa mampu 1.Rubrik holistic untuk 1.Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
melakukan manajemen menilai essay dan papper 2.Penilaian makalah Discussion Aria
kasus pada gangguan 2.Rubrik analytic 3.Sikap 2.Discovery Learning
sistem persarafan :stroke (deskriptif) untuk menilai 4.Ketrampilan 3.Collaborative Learning
Presentasi mengelola kasus 4.Cooperative Learning
5.Problem Based
Pengalaman Belajar Learning

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 31


Modul KMB III

1.Mencari dan
mengumpulan informasi Daring
dari berbagai sumber 2 x 50 menit
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem Penugasan
persarafan (stroke, tumor 2 x 60 menit
otak,meningitis
2.Membuat makalah Belajar Mandiri
tentang manajemen kasus 2x 60 menit
pada gangguan sistem
persarafan:stroke
3. Membahas dan
menyimpulkan
masalah/tugas yang
diberikan kelompok
secara berkelompok
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persarafan:stroke
4. Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persarafan: stroke
5. Diskusi kelompok
tentang manajemen kasus
pada sistem
persarafan:stroke
6. Mencari informasi untuk

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 32


Modul KMB III

memecahkan masalah
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem
persarafan:stroke
15 Mahasiswa mampu 1.Rubrik holistic untuk 1.Presentasi 1. Small Group Literatur 1,2,3,4,8,14,15 7%
melakukan manajemen menilai essay dan papper 2.Penilaian makalah Discussion Aria
kasus pada gangguan 2.Rubrik analytic 3.Sikap 2.Discovery Learning
sistem persarafan: tumor (deskriptif) untuk menilai 4.Ketrampilan 3.Collaborative Learning
otak,meningitis Presentasi mengelola kasus 4.Cooperative Learning
5.Problem Based
Pengalaman Belajar Learning
1.Mencari dan
mengumpulan informasi Daring
dari berbagai sumber 2 x 50 menit
tentang manajemen kasus
pada gangguan sistem Penugasan
persarafan: tumor 2 x 60 menit
otak,meningitis
2.Membuat makalah Belajar Mandiri
tentang manajemen kasus 2x 60 menit
pada gangguan sistem
persarafan: tumor
otak,meningitis

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 33


Modul KMB III

3.Membahas dan
menyimpulkan
masalah/tugas yang
diberikan kelompok secara
berkelompok tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persarafan : tumor
otak,meningitis
4.Mempresentasikan
makalah tentang
manajemen kasus pada
gangguan sistem
persarafan: tumor
otak,meningitis
5.Diskusi kelompok tentang
manajemen kasus pada
sistem persarafan: tumor
otak,meningitis
6. Mencari informasi untuk
memecahkan masalah
tentang manajemen kasus

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 34


Modul KMB III

pada gangguan sistem


persarafan: tumor
otak,meningitis
16 Evaluasi Akhir Semester 10 %

PRAKTIKUM/LAB SKILLS (1 sks)


Mg Ke- Sub-CPMK Indikator Penilaian Kriteria & Bentuk Bentuk/Metode Materi Bobot
(Kemampuan akhir tiap tahapan Penilaian Pembelajaran & Pembelajaran Penilaian
belajar) Penugasan Mahasiswa [Pustaka] (%)
[ Estimasi Waktu]
1 Mahasiswa mampu 1. Rubrik analityc dan 1. Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %
mendemonstrasikan dan holistic 2. Demonstrasi
2. Lembar Observasi 3. Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Rola
melakukan Intervensi
(Kriteria Unjuk Kerja)
keperawatan pada sistem
muskulo skeletal dan persyarafan (Bimbingan) KES.PG02.043.01
Pengalaman Belajar
:Body movement / body mechanic
1. Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: Body
movement / body
mechanic
2 Mahasiswa mampu 1. Rubrik analityc dan 2. Pengetahuan Lab Skills Literatur Rola
mendemonstrasikan dan holistic 3. Demonstrasi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 35


Modul KMB III

melakukan Intervensi 2. Lembar Observasi 4. Sikap 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15


keperawatan pada sistem (Kriteria Unjuk Kerja)
muskulo skeletal dan persyarafan:
(Mandiri)
Body movement / body mechanic Pengalaman Belajar
1. Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan
Body movement / body
mechanic
3 Mahasiswa mampu 1. Rubrik analityc dan 5. Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %
mendemonstrasikan dan holistic 6. Demonstrasi
2. Lembar Observasi 7. Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria
melakukan Intervensi
(Kriteria Unjuk Kerja)
keperawatan pada sistem
muskulo skeletal dan persyarafan (Bimbingan)
Pengalaman Belajar
: Ambulasi dini
1. Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: Ambulasi
dini

4 Mahasiswa mampu 1. Rubrik analityc dan 8. Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria
mendemonstrasikan dan holistic 9. Demonstrasi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 36


Modul KMB III

melakukan Intervensi 2. Lembar Observasi 10.Sikap 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15


keperawatan pada sistem (Kriteria Unjuk Kerja)
muskulo skeletal dan persyarafan
Pengalaman Belajar (Mandiri) KES.PG02.043.01
: Ambulasi dini
1. Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: Ambulasi
dini

5 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 11.Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %


mendemonstrasikan dan 12.Demonstrasi
holistic 13.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria
melakukan Intervensi
2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem
muskulo skeletal dan persyarafan (Kriteria Unjuk Kerja) (Bimbingan)
: Fiksasi dan imobilisasi
Pengalaman Belajar
3. Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
4. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: Fiksasi dan
imobilisasi
6 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 14.Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 37


Modul KMB III

mendemonstrasikan dan holistic 15.Demonstrasi 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15


melakukan Intervensi 16.Sikap
2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem
(Kriteria Unjuk Kerja) (Mandiri)
muskulo skeletal dan persyarafan
: Fiksasi dan imobilisasi
Pengalaman Belajar
1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: Fiksasi dan
imobilisasi

7 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 17.Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %


mendemonstrasikan dan 18.Demonstrasi
holistic 19.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Rahmi
melakukan Intervensi
2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem
muskulo skeletal dan persyarafan (Kriteria Unjuk Kerja) (Bimbingan)
: ROM exercise

Pengalaman Belajar
1.Mencari dan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 38


Modul KMB III

mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: ROM exercise
8 Mahasiswa mampu 3. Rubrik analityc dan 20.Pengetahuan Lab Skills Pemasangan NGT + Rahmi
mendemonstrasikan dan holistic 21.Demonstrasi
22.Sikap 1x 170 menit Bilas Lambung
melakukan Intervensi 4. Lembar Observasi
(Kriteria Unjuk Kerja)
keperawatan pada sistem
muskulo skeletal dan persyarafan (Mandiri) Litera Literatur
:ROM exercise Pengalaman Belajar
1,2,3,4,8,14,15
1. Mencari dan
tur 1,2,3,4,8,14,15
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
muskuloskletal dan
persyarafan: ROM
exercise
9 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 23.Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %
24.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 25.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem (Kriteria Unjuk Kerja) (Bimbingan) KES.PG02.045.0

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 39


Modul KMB III

integumen: Wound care


Pengalaman Belajar
1. Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2. Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem integumen :
Wound care

10 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 26.Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria
27.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 28.Sikap 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem (Kriteria Unjuk Kerja) (Mandiri)
integumen: Wound care
Pengalaman Belajar
1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem
integumen:Wound care
11 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 29.Pengetahuan Lab Skills Literatur 15 %
30.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 31.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 40


Modul KMB III

melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi


keperawatan pada sistem sensori (Kriteria Unjuk Kerja) (Bimbingan)
persepsi
a. Irigasi mata Pengalaman Belajar
b. Tetes mata 1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem sensori
persepsi
a.Irigasi mata
b.Tetes mata

12 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 32.Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria
33.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 34.Sikap 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem sensori (Kriteria Unjuk Kerja) (Mandiri)
persepsi
a. Irigasi mata Pengalaman Belajar
b. Tetes mata 1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 41


Modul KMB III

2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem sensori
persepsi
a.Irigasi mata
b.Tetes mata

13 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 35.Pengetahuan Lab Skills Literatur 10 %


36.Demonstrasi
mendemonstrasikan dan holistic 37.Sikap 1 x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15 Aria
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem sensori (Kriteria Unjuk Kerja) (Bimbingan)
persepsi
a. Irigasi telinga Pengalaman Belajar
b. Tetes telinga 1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem sensori
persepsi
a.Irigasi telinga
b.Tetes telinga
14 Mahasiswa mampu 1.Rubrik analityc dan 38.Pengetahuan Lab Skills Literatur Aria

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 42


Modul KMB III

mendemonstrasikan dan holistic 39.Demonstrasi 1x 170 menit 1,2,3,4,8,14,15


40.Sikap
melakukan Intervensi 2.Lembar Observasi
keperawatan pada sistem sensori (Kriteria Unjuk Kerja) (Mandiri)
persepsi
a. Irigasi telinga Pengalaman Belajar
b. Tetes telinga 1.Mencari dan
mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber
2.Mendemonstrasikan
Intervensi keperawatan
pada sistem sensori
persepsi
a.Irigasi telinga
b.Tetes telinga

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock 43


Modul KMB III

UNIT 1
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU II
Anatomi dan Fisiologi, Fisika dan Biokimia
sistem muskuloskletal, integumen, persepsi
sensori dan persyarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


44
Modul KMB III

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu II :


Setelah menyelesaikan minggu pertama Mahasiswa mampu memahami tentang :
1. Anatomi dan Fisiologi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
2. Fisika dan Biokimia sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
Kegiatan: Cooperative Learning, Discovery Learninig
Kompetensi yang diharapkan
Mahasiswa mengetahui dan memahami konsep dasar komunikasi
keperawatan

B. Uraian Tugas :
1. Anatomi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
2. Fisiologi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
3. Fisika sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
4. Biokimia sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menyusun informasi untuk mendeskripsikan
anatomi, fisiologi, fisika, dan biokimia, serta membahas dan
menyimpulkan tugas yang diberikan dosen secara berkelompok

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
2. Mahasiswa membuat tugas anatomi dan fisiologi tentang anatomi dan
fisiologi sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


45
Modul KMB III

3. Satu kelompok memiliki tanggung jawab membuat empat sistem yaitu


sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
meliputi anatomi dan fisiologi, fisika dan biokimia
4. Buatlah anatomi dengan menggunakan gambar yang diambil dari buku
anatomi dan sumber lainnya yang terpercaya
5. Buatlah fisiologi, fisika dan biokimia masing-masing sistem dengan
menggunakan concept mapping
6. Buat makalah dengan rapih dan sesuai dengan tatanan makalah
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan
cara transfer knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi
dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah
ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk
presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan
dosen pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi,
sistematika dan kerapian paper/makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


46
Modul KMB III

UNIT 2
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU III
Patofisiologi, farmakologi dan terapi diet pada
gangguan :
 Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi),
 Sistem integumen (luka bakar),
 Sistem persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis,
vertigo),
 Sistem persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


47
Modul KMB III

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu III :


Mahasiswa mampu memahami tentang :
1. Patofisiologi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
2. Farmakologi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
3. Terapi diet Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan

B. Uraian Tugas :
1. Patofisiologi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
2. Farmakologi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
3. Terapi diet Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


48
Modul KMB III

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menyusun informasi untuk mendeskripsikan
patofisiologi, farmakologi, dan terapi diet serta membahas dan
menyimpulkan tugas yang diberikan dosen secara berkelompok

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
2. Mahasiswa membuat tugas patofisiologi, farmakologi, dan terapi diet
Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka bakar),
persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
3. Satu kelompok memiliki tanggung jawab membuat patofisiologi,
farmakologi, dan terapi diet Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi),
integumen (luka bakar), persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis,
vertigo), persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)
4. Buatlah patofisiologi patofisiologi, farmakologi, dan terapi diet Sistem
muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka bakar), persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke, tumor
otak, meningitis) dengan menggunakan concept mapping terhadap
keempat sistem diatas
5. Buatlah penggolongan obat-obatan ketiga sistem kemudian jelaskan
farmakodinamik, farmakokinetik, farmakoterapi, serta nursing
consderating dari obat-obatan yang dimaksud pada setiap obat dan
penggolongannya
6. Buatlah konsep terapi diet untuk Sistem muskuloskeletal (fraktur,
dislokasi), integumen (luka bakar), persepsi sensori (glaukoma,
katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis).
Tentukan sumber dan cara perhitungannya serta peran perawat dalam
terapi diet.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


49
Modul KMB III

7. Buat makalah dengan rapih dan sesuai dengan tatanan makalah


dengan sumber yang tidak kurang dari 5 tahun dan terpercaya
8. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan
cara transfer knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi
dan saling melengkapi
9. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah
ditentukan
10. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk
presentasi
11. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan
dosen pengampu
12. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi,
sistematika dan kerapian paper/makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


50
Modul KMB III

TINJAUAN TEORI
Sistem Persarafan
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer & Bare,
2014).
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (Cerebro
Vaskular Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau
tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.
Stroke non hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan
disebabkan oleh hipoksia jaringan otak. Dapat berupa iskemia, emboli, spasme
ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah
beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan,
kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia
jaringan otak (Smeltzer & Bare, 2014).
Stroke adalah gangguan neurologis yang disebabkan gangguan suplai darah
ke otak. Dua jenis stroke yang utama adalah iskemik dan hemoragik. Stroke
iskemik disebabkan penyumbatan akibat gumpalan aliran darah karena
thrombosis atau embolik. Stroke hemoragik disebabkan perdarahan dalam
jaringan otak atau ruang sub arakhnoid (Black & Hawks, 2014).

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


51
Modul KMB III

Sistem muskuloskeletal
Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang memberi bentuk pada
tubuh. Skelet atau rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang
membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk
melekatkan otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
fosfat (Price dan Wilson, 2006).
Anatomi tulang manusia digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Anatomi Tulang Manusia

Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat
untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan
fhosfat. Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. tulang banyak
mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang
membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah
fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis (Price dan Wilson, 2006).
Tulang dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, tulang panjang lebih
panjang daripada lebarnya (misal : humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula,
metatarsal, metakarpal dan falangs), tulang pendek tidak memiliki axiz yang
panjang dan berbentuk kubus (misal ; karpal dan tarsal), tulang pipih

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


52
Modul KMB III

melindungi bagian tubuh yang lunak dan memberikan permukaan yang luas
untuk melekatkan otot (misalnya : rusuk, kranium, skapula dan beberapa
bagian dari pelvis gidle) dan tulang ireguler memiliki berbagai macam bentuk
(misalnya : tulang vertebra, osikel telinga, tulang wajah dan pelvis) (Black,
2009).
Tulang ekstremitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan pada batang
tubuh dengan perantara gelang panggul terdiri dari 31 pasang antara lain :
tulang koksa(Os Coxae), tulang femur, tibia, fibula, patella, tarsalia,
metatarsalia, dan falang (Price dan Wilson, 2006).

Sistem Integumen
Kulit adalah organ terberat +/- 16% BB luas permukaan kulit. Ketebalan < 1mm .
Secara mikroskopis kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu: epidermis, dermis, dan
lemak subkutan
1. Epidermis
Bagian terluar kulit, dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu lapisan sel-
sel tidak berinti yang bertanduk (stratum korneum atau lapisan
tanduk), dan lapisan dalam dalam yaitu stratum malfigi. Stratum malfigi
ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami
proses diferensiasi. Stratum malfigi dibagi menjadi:
1) Stratum corneum
2) Stratum lucidum
3) Stratum granulosum
4) Stratum spinosum
5) Stratum germinativum

Lapisan basal sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak
berdiferensiasi yang terus menerus mengalami mitosis,
memperbaharui epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum
adalah keratinosit yng membentuk keratin suatu protein fibrosa. Pada
waktu keratinosit meninggalkan stratum spinosum dan bergerak ke
atas, sel-sel ini akan mengalami perubahan bentuk, orientasi, struktur

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


53
Modul KMB III

sitoplasmik dan komposisi. Proses ini mengakibatkan transformasi dari


sel-sel yang hidup, aktif mensintesis menjadi sel-sel yang mati dan
bertanduk dari stratum korneum, suatu proses yang dinamakan
keratinisasi. Stratum granulosum berada langsung dibawah stratum
korneum dan memiliki fungsi penting dalam menghasilkan protein dan
ikatan kimia stratum korneum.
Sel utama kedua epidermis (setelah keratinosit) adalah melanosit,
ditemukan pada lapisan basal. Melanosit (sel pigmen) terdapat
dibagian dasar epidermis. Melanosit mensintesis dan mengeluarkan
melanin sebagai respon terhadap rangsangan hormon hipofisis
anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating
hormone, MSH). Melanin adalah pigmen hitam yang menyebar
keseluruh epidermis untuk melindungi sel dari radiasi ultraviolet. Sel-sel
imun yang disebut sel Langerhans terdapat diseluruh epidermis.
2. Dermis
Terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut
kolagen, elastin dan retikulin yang terbenam dalam suatu substansi
dasar, yang tersusun secara acak sehingga dermis teregang dan
memiliki daya tahan. Dermis juga elastis dan memiliki turgor (tegangan)
karena suatu bahan mirip-gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel
jaringan ikat yang mengelilingi protein.
Di dermis ada pembuluh darah, saraf (sensorik dan simpatis),
pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar keringat dan palit (sebasea)
dan juga sel mast yang berfungsi mengeluarkan histamin selama
cedera atau peradangan dan makrofag yang memfagositosis sel-sel
mati dan mikroorganisme.
3. Lemak subkutan
Di bawah dermis terdapat lapisan kulit ketiga yaitu lemak subkutan.
Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk
mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi. Dari

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


54
Modul KMB III

sudut kosmetik, lemak subkutan ini mempengaruhi daya tarik seksual


kedua jenis kelamin.
Rambut dan Kuku
Kuku adalah lempeng keratin mati yang dibentuk oleh sel-sel epidermis
matriks kuku. Rambut adalah keratin yang mengeras yang tumbuh
dengan kecepatan berbeda-beda di bagian tubuh yang berlainan.
Karena rambut maupun kuku merupakan struktur keratin yang mati,
maka rambut dan kuku tidak mempunyai ujung saraf dan tidak
mempunyai aliran darah.
Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea menyertai folikel rambut. Kelenjar ini mengeluarkan
bahan berminyak yang disebut sebum ke saluran disekitarnya. Sebum
adalah sekret kelenjar sebasea berminyak, terdiri dari lemak dan debris
epitel. Kelenjar sebasea terdapat diseluh tubuh, terutama di wajah,
dada, punggung dan bagian proksimal lengan. Aktivitasnya terutama
diatur oleh hormon-hormon androgenik.
Kelenjar Keringat
Terdapat 2 jenis kelenjar keringat: ekrin dan apokrin. Kelenjar keringat
ekrin bermuara langsung kepermukaan kulit. Berfungsi utama untuk
melindungi tubuh melalui evaporasi panas. Kelenjar-kelenjar tersebut
terutama terkonsentrasi di tangan, kaki dan dahi. Kelenjar apokrin
terutama terdapat di ketiak (aksila), di daerah pubis dan anus. Kelenjar
apokrin mengeluarkan keringatke dalam saluran folikel rambut, juga
membentuk zat seperti susu, kental yang berasal dari komponen-
komponen organik.Apabila dipengaruhi oleh bakteri permukaan, maka
sekresi kelenjar apokrin menimbulkan bau keringat yang khas. Kelenjar
ini memulai aktivitas sekresinya pada usia pubertas.
Kerusakan pada kulit atau jaringan dalam yang disebabkan oleh sinar
matahari, cairan panas, api, listrik, atau bahan kimia. Tingkat keparahan
kebanyakan luka bakar ditentukan berdasarkan ukuran dan kedalaman luka

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


55
Modul KMB III

bakar. Namun demikian, luka bakar akibat sengatan listrik lebih sulit
didiagnosis karena dapat menyebabkan cedera yang signifikan di bawah kulit
tanpa menunjukkan tanda-tanda kerusakan apa pun di permukaan. Gejala
berkisar dari sedikit perasaan tidak nyaman hingga keadaan darurat yang
mengancam jiwa, tergantung pada ukuran dan kedalaman (derajat) luka
bakar. Sunburn dan luka bakar kecil sering dapat diobati di rumah. Dalam atau
luas luka bakar dan luka bakar kimia atau listrik membutuhkan perawatan
medis segera, seringkali di unit luka bakar khusus.

Sistem Persepsi Sensori

Struktur Internal
Struktur internal mata yaitu bola mata. Bola mata berbentuk bulat dengan
diameter + 2,5 cm, panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata terdiri dari beberapa
lapisan.
1. Lapisan Luar
Lapisan luar merupakan lapisan fibrous yang menyangga mata dan berisi :
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan padat, berwarna putih dan menempati 5/6
bagian posterior dinding bola mata. Permukaan luar sklera ditutup
jaringan vaskuler longgar, yaitu jaringan episklera. Jaringan yang kuat
dan tidak elastis pada sklera berfungsi mempertahankan bentuk bola

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


56
Modul KMB III

mata dan memberikan proteksi terhadap bangunan-bangunan halus di


bawahnya.
b. Kornea
Kornea merupakan lapisan padat, avaskuler, dan transparan yang
bersambung dengan sklera dan menempati 1/6 bagian anterior dinding
bola mata dengan diameter kira-kira 11mm. Kornea memudahkan sinar
masuk ke dalam bola mata. Kornea tersusun atas lima lapisan jaringan,
yaitu :
 Epitelium : Tebalnya 50 μm, lapisan epitel mempunyai lima atau enam
lapis sel, satu lapis sel basal, sel polignal dan sel gepeng. Tiap
kerusakan pada sel ini akan sembuh segera. Epitel kornea normal
sangat peka sentuhan yang berfungsi untuk mekanisme protektif
mata.
 Lapisan Bowman : Terletak di bawah membran basal epitel kornea
yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma
dan berasal dari bagian depan stroma. Membran ini membentuk barie
protektif melawan trauma dan mikroorganisme.
 Stroma : Stroma merupakan jaringan fibrosa bening dan merupakan
90% dari tebal kornea. Cedera pada lapisan ini akan menimbulkan
jaringan parut.
 Membran Descement : Merupakan membran aselular, lapisan ini tipis
dengan tebal 40 μm, kuat, tetapi sangat lentur.
 Endotelium : Lapisan yang paling dalam, berasal dari mesotelium,
berlapis satu, bentuk heksagonal. Berfungsi untuk mengatur jumlah
cairan di dalam kornea melalui pemompaan, sel endotel ini tidak
dapat beregenerasi.
c. Kamera anterior : rongga dalam mata berisi humor aqueus dibatasi di
bagian depan oleh kornea, dan dibelakang oleh iris.
2. Lapisan Tengah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


57
Modul KMB III

Lapisan tengah atau uvea adalah lapisan kedua dari bola mata yang
merupakan lapisan bervaskuler dan berpigmen, terdiri atas :
a. Koroid
Koroid merupakan membran coklat tua yang terletak antara sklera dan
retina, berisi banyak pembuluh darah yang menyuplai nutrien ke retina
dan badan vitreus dan juga mencegah refleksi internal cahaya.
b. Badan (Korpus) Siliare
Badan siliare menghubungkan koroid dengan iris. Pada permukaan
dalam korpus siliare terdapat prosesus siliare yang banyak mengandung
pembuluh darah dan serabut saraf. Juga terdapat muskulus siliare yang
tersusun oleh gabungan serat longitudinal, sirkuler dan radial berfungsi
untuk proses akomodasi dan memengaruhi kecembungan lensa
sehingga lensa dapat berfokus baik pad objek dekat atau jauh.
c. Iris
Iris adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior dan merupakan
bagian mata yang berwarna. Iris terletak di depan lensa, di belakang
kornea, dan membentuk lingkaran terbuka yang disebut pupil. Pupil
berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
3. Lapisan Dalam
a. Retina
1. Retina
Adalah lapisan mata yang paling dalam dimana bayangan diprojeksikan.
Struktur retina tampak dengan optalmoskopi meliputi piringan optik
atau saraf utama pada saraf optik, pembuluh-pembuluh darah retina,
yang timbul dari piringan optik, makula dimana penglihatan pusat dan
persepsi warna dikonsentrasikan dan latar belakang retina jingga
kemerahan itu sendiri.
Sel batang dan sel kerucut merupakan penggambaran komponen
utama fotoreseptor secara diagfragmatik. Pada umumnya sel batang
lebih pipih dan lebih panjang daripada kerucut, namun tidak selalu

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


58
Modul KMB III

demikian. Pada bagian perifer retina, sel batang berdiameter 2 sampai


5 mikromete, sedangkan diameter sel kerucut sebesar 5 sampai 8
mikrometer, pada bagian tengah retina yakni di dalam fovea terdapat
sel batang dan sel kerucutnya lebih ramping dan memiliki diameter
hanya 1,5 mikrometer.
b. Fundus Optik
Fundus optik terletak pada bagian posterior mata. Di dalamnya terdapat
diskus optikus yang merupakan daerah berwarna putih erah muda-krem
pada retina. Saraf optik masuk dan keluar bola mata pada titik tersebut.
Diskus optikus kadang-kadang disebut sebagai titik buta (blind spot)
karena hanya mengandung serabut saraf tanpa sel-sel fotoreseptor dan
tidak sensitif terhadap sinar.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock


59
UNIT 3
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU IV
Asuhan keperawatan (pengkajian, analisa data,
diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi
dan evaluasi secara komprehensif meliputi bio-
psiko-sosio-spiritual) Sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori, persarafan
Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu IV :


Mahasiswa mampu menyusun tentang asuhan keperawatan (pengkajian, analisa
data, diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual) Sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori, persarafan
B. Uraian Tugas :
Asuhan keperawatan secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual)
1. Pengkajian keperawatan dan pengkajian fisik Sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori, persarafan
2. Analisa data Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
3. Diagnosis keperawatan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
4. Intervensi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
5. Implementasi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
6. Evaluasi Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menyusun asuhan keperawatan secara komprehensif
Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan serta membahas
dan menyimpulkan tugas yang diberikan dosen secara berkelompok

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi sesuaikan
dengan teoritis
4. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
5. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih

Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
61
Modul KMB III TA 2019/2020

6. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer


knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
7. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
8. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
9. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
10. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo
E. Kasus
1. Kasus fraktur
Seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan 1 hari yang
lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas jatuh kesisi kiri dan tertimpa oleh sepeda
motor yang dikendarainya. Pada kaki kiri: nyeri (+) dengan skala 5-6, tidak dapat digerakan
(+), luka (-). Di kirim ke IGD dan dilakukan rontgen femur didapatkan fraktur tertutup shaft
femur. Rencana akan dilakukan pemasangan skin traksi 5 kg untuk immobilisasi fraktur.
Jalan napas bersih, bernapas spontan, respiratory rate 18 x/menit, Retraksi dinding dada (-
), penggunaan otot bantu napas (-), ekspansi dada maximal dan simetris, Bunyi napas
vesikuler (+)/(+), ronchi (-)/(-), wheezing (-)/(-), batuk(-), sesak(-), sianosis(-), nyeri dada,
Turgor kulit baik, tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan, Minum peroral 1500-2000 cc/24
jam, Edema (-), TD: 110/80 mmHg; N: 80x/mnt; P: 20x/mnt; S: 37 ˚C, Mual (-), muntah (-),
Makan peroral dengan diet bebas (TKTP), Meyakini bila ada luka dilarang makan daging
karena menyebabkan luka bertambah berat dan lama sembuh, Kembung(-), bising usus (+)
normoaktif, Selera makan baik, menghabiskan 2/3 porsi yang di sajikan, Mengaku makan
makanan tambahan dari luar rumah sakit (bubur ayam, bubur kacang hijau, susu,
makanman ringan lain), Stomatitis (-), kebersihan mulut baik (+), Hb 12,4 gl/dl, BB 54 kg, TB
151 cm, IMT 17,9. BAK: spontan 3–4x/hari, kesulitan bak (-), nyeri saat/setelah bak (-). BAB:
spontan 1x/hari, nyeri (-), konstipasi (-), konsistensi feses lunak, berbentuk. Kekuatan otot
Aktivitas terbatas di tempat tidur. Miring kiri/kanan dilakukan dengan bantuan trapezium
bar, Direncanakan akan dipasang skin traksi, Nyeri meningkat saat digerakkan, skala 5-6,
Hygiene kulit baik, Tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2 jam, kualitas tidur baik. Pasien
dan keluarga belum mengetahui potensi bahaya dan pencegahannya. Pasien/keluarga
mencemaskan kondisinya, dan menanyakan apakah dapat kembali normal, dan dapat
bekerja seperti semula. Pasien tidak melalukan aktivitas di tempat tidur karena rasa takut
dan nyeri yang meningkat jika bergerak. Pasien terpasang skin traksi dengan beban 5 kg.
Mampu makan, minum, berpakaian dan berhias sendiri dengan bantuan minimal.
Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
62
Modul KMB III TA 2019/2020

Keseluruhan aktivitas dilakukan di tempat tidur, termasuk personal hygiene dan eliminasi.
Menanyakan kepada perawat tentang rencana operasi dan kemungkinan hasilnya.
Menayakan cara latihan, mobilisasi, cara jalan, perawatan luka setelah operasi.
Pasien/keluarga menyadari kondisi kesehatannya membutuhkan perhatian penuh. Terapi
Ketorolac 2 x 30 mg, intravena, Skin traction dengan beban 5 kg, Rencana ORIF:
interlocking nail. POST ORIF: Plate & Screw Pada saat dioperasi interlocking nail gagal di
pasang, dan diganti dengan modalitas lain yaitu Plate dan Screw
2. Kasus dislokasi
Seorang bapak berusia 47 tahun datang dari IGD dengan keluhan utama nyeri
pada bahu kanan dan sebagian lengan atas, Nyeri pada bahu kanan dan
sebagian lengan atas dirasa setelah mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs
motor dengan posisi jatuh tengkurap dan lengan kanan menopang badan. Nyeri
dirasakan terus-menerus. Nyeri disertai pembengkakan (+), nyeri tekan (+),
gerakan terbatas (+). Nyeri bertambah saat ekstremitas kanan digerakkan. Saat
dan setelah kejadian kecelakaan lalu lintas keadaan sadar (+), amnesia(-), helm (+),
Pusing (-), Mual (-), muntah (-), Luka pada bibir bagian atas (+), Makan (+), minum
(+), Riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas (+), Keadaan umum : sakit
sedang, GCS : E4V5M6, Vital sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 68 x/menit,
Suhu : 36.3˚C, Pernafasan : 22 x/menit. Jejas : vulnus ekskoriasi diatas bibir (+).
Ekstremitas : Motorik sde- 5/5-, Akral hangat ++/++, Edema +-/--. Ekstremitas
superior bagian proksimal : Look : Luka : (-), Eritema : (+), Edema : (+), False
movement : (+), Deformitas / asimetri : (+), Feel, Tenderness : (+), Edema : (+),
Krepitasi : (+), False movement : (+). Evaluasi status neurovascular : Pulsasi : (+)
dbn, Pain : (+), Pallor : (-), Paralyze : (-), Parestesia : (-), Functiolaesa : (+). Move :
Gerakan aktif : Limitation (+) dan pain (+) pada abduksi, adduksi, fleksi,
ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear (+) dan pain (-) pada
supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+) dan pain (-) pada fleksi,
ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Limitation (+) dan pain (+) pada
abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear
(+) dan pain (-) pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+) dan
pain (-) pada fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Infus ringer

Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
63
Modul KMB III TA 2019/2020

laktat dan D5 2:1 20-30 tpm, Injeksi cefotaxim IV 3x1g, Injeksi ketorolac 3x30mg,
Injeksi kalnex 3x500mg
3. Kasus luka bakar
Seorang ibu berusia 32 tahun dari IGD dengan keluhan Kulit wajah, kedua lengan,
dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan jam sebelum masuk rumah
sakit. Delapan jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba
kompor minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang
juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai menyambar warung, pasien
berusaha keluar warung sambil berlari. Namun pasien tetap tersambar api
walaupun sangat sebentar. Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (-),
sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal. Kesadaran compos mentis, Jalan
nafas Bebas, bulu hidung tidak terbakar, Spontan, frekuensi nafas 20x/menit,
reguler, kedalaman cukup, Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris, GCS 15, E4M6V5. Kepala&wajah :
deformitas (-), tampak bula pada sisi kiri wajah, bibir edema (+). Mata : kelopak
atas mata kiri edema (+) dan tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik. Leher: pembesaran KGB (-). THT : sekret (-). Dada : simetris dalam
diam dan pergerakan. Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-). Paru :
vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-. Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,
BU (+) normal, Ekstremitas : lihat status lokalis
Status lokalis
edema
Kepala dan leher : 4 %
Trunkus anterior :0%
bula
Trunkus posterior : 0 %
Esktremitas atas kanan : 2 %
Ekstremitas atas kiri :3%
Ekstremitas bawah kanan :0%
Ekstremitas bawah kiri : 2 %
Genitalia :0%+
Total : 11 %

Program Pendidikan Keperawatan dan Profesi Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi
64
PEMERIKSAAN Eritrosit : 10- Cl :
PENUNJANG 11 108 meq/L
RUTIN Silinder :- ANALISA GAS DARAH
Hemoglobin : Kristal :- pH : 7,35
13,3 g/dL Bakteri :- pCO2 : 35,2 mmHg
Hematokrit : 40 Berat jenis : pO2 : 103,8 mmHg
% 1.015 SO2% : 97
Leukosit : pH :5 BE ect : -
16700/L Protein :- 6,1 mmol/L
Trombosit : Glukosa :- Beb : -4,6
343.000/L Keton :+ SBC : 20,6
MCV : 79 Darah/Hb :+ HCO3 :
fl Bilirubin :- 19,7 mmol/L
MCH : 27 Urobilinogen : TCO2 :
pg 0,2 20,7 mmol/L
MCHC : 34 Nitrit :-
g/dL Esterase leukosit : -
Lactate : KIMIA DARAH
2,7 mmol/L Ureum : 23 mg/dL
PT : Creatinin : 0,8
10,8 detik mg/dL
PT kontrol : 12 SGOT : 21
detik U/L
APTT : SGPT : 17
30,8 detik U/L
APTT kontrol : Albumin : 3,6 gr/dL
33,5 detik GDS :
URINALISIS 105 mg/dL
Sedimen Na :
Sel epitel :+ 144 meq/L
Leukosit : 1-2 K :
4,3 meq/L
TATALAKSANA
- IVFD: Hes 6%  12 tts/menit
Nacl 3%  500 ml/24 jam
- Vitamin C 2x1 gr
- Scott emulsion 3x1 C
- Peptamen 6x100 mL
- Oralit 2x200 mL
- Rawat luka dengan madu
- Pethidin 1 mg/kg/drip

4. Kasus glaukoma
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke RS dengan keluhan mata kanan sakit,
berwarna merah dan pandangan agak kabur. Sejak 5 hari SMRS, pasien merasa sakit
kepala sebelah kanan. Pasien berobat ke klinik dan diberi obat sakit kepala. 1 hari SMRS
pasien merasakan sakit pada mata kanan yang bertambah berat (mata seperti mau
copot) dan penglihatan kabur. Pasien juga merasa mual namun tidak muntah. Pasien
mengatakan pernah operasi katarak 5 tahun yang lalu. Pasien mengaku sering sakit
kepala sebelah dan menyakal adanya penyakit hipertensi dan diabetes melitus. TD
140/90 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit suhu 370C. Status oftalmologis: tajam
penglihatan OD menurun (1/60), tekanan intrakular OD meningkat (>35,8), injeksi siliar
OD (+), edema kornea OD (+), COA OD dangkal, pupil OD midriasis (diameter 6mm).
Pengobatan IVFD RL+ cernevit/ 12 jam+novalgin, glaucon 3x11, timol 2x1 OD, tobroson
3x1 OD, C. Vital 2x1, C. Lyters 6x1 OD, Aspar K 3x1

5. Kasus otitis
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan telinga kiri
terasa nyeri, telinga terasa penuh (+), keluar cairan dari telinga (-), pendengaran
berkurang, demam (-), Awalnya klien mengeluh pilek sejak seminggu sebelum ke
Poliklinik THT disertai nyeri wajah terutama ketika menunduk dan ketika sujud, keluar
sekret dari hidung, warna kuning, beku-beku dan hidung tersumbat, riwayat seperti ini
sudah dirasakan > dari 1 tahun yang lalu terutama bila terpapar dengan debu.riwayat
Modul KMB III TA 2019/2020

asma (-) Ibu klien juga menderita alergi terhadap debu. TD 110/70 mmHg, Nadi
83x/menit, respirasi 20x/menit Suhu 36,70C.

6. Kasus vertigo
Ny DM umur 48 tahun datang ke RS dengan keluhan pusing berputar. 3 hari SMRS
pasien mengeluh pusing, pusing dirasakan seperti berputar, namun pasien masih dapat
menahan rasa sakitnya. Pusing dirasakan ketika beraktivitas dan terasa lebih baik jika
pasien beristirahat tiduran. Pasien merasa pusing berputar seperti mau jatuh, keluhan
timbul secara mendadak, hilang timbul dan keluhan bertambah jika pasien berubah
posisi dari duduk berdiri atau sebaliknya atau jika pasien menggerakan kepala secara
cepat. Karena keluhannya tersebut pasien memeriksakan diri ke dokter namun belum
ada perbaikan. Kemudian pasien beraktifitas seperti biasa. Satu hari sebelum masuk RS
pasien bekerja sampai larut malam, keluhan pusing berputar dirasakan semakin
memberat sehingga pasien memutuskan untuk datang ke RS. Hasil pengkajian 4 jam
SMRS pasien merasakan pusing berputar, mual, muntah lebih dari 8x berkeringat
dingin, bila berjalan merasa jatuh serta tidak kuat untuk berdiri terlalu lama. Pasien
menyangkal adanya pandangan kabur, penglihatan ganda, kelemahan anggota gerak,
telinga berdenging, penurunan pendengaran, demam, kejang. Pasien juga menyangkal
adanya rasa baal, kesemutan. Buang air besar dan kecil tidak ada keluhan.riwayat
keluhan serupa sebelumnya diakui dan tekanan darah tinggi diakui.

7. Kasus Stroke
Seorang perempuan 65 thn agama islam suku sunda pekerjaan IRT masuk RS dgn
diagnose Hemiparese kiri e.c srtroke infrak system karotis kanan. Riwayat kesehatan
sekarang : klien mengalami penurunan kesadaran sejak masuk ke RS,klien mengalami
hemiparese kiri sehingga mengalami kelemahan otot pada alat gerak sebelah kiri. Alat
gerak sebelah kanan terlihat aktif. Klien terpasang infuse, NGT, DC, dan mayo serta
terpasang NRM (oksigen 8 lt). Riwayat kejadian : sejak 3 jam SMRS klien ditemukan
pingsan pada pukul 04 pagi, Tidak ada kejang, tidak ada mual muntah, dipanggil dan
digoyang tidak bangun. lalu klien dibawa k RSHS. 1 hari SMRS, klien mengeluh batuk,
pusing, dan demam. lalu klien berobat ke puskesmas dan diberi obat amoxilin dan
parasetamol. saat berobat TD klien 160/110 mmHg, klien tdk pernah mengalami stroke,

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 67


Modul KMB III TA 2019/2020

klien memiliki riwayat hipertensi, asam urat, dan penyakit jantung. menurut
keluarganya suami Ny R memiliki riwayat hipertensi tapi tidak ada anggota keluarga yg
menderita penyakit yg sama seperti klien
Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan : kesadaran menurun GCS (E2 V1 M4),
tampak lemah dan sakit berat, TD 150/100mmHg, HR 98x/ mnt, RR 28x/mnt, S 36 ◦ C.
Breathing: refleks batuk (+), adanya peningkatan sputum, sesak (-), ronchi (+), Blood:
bunyi jantung murni regular, s1, s2 normal, CRT <2 detik, Brain : tampak lemah , sering
tidur, tidak dapat bicara, ekspresi apatis, tubuh bagian kiri lemah, bagian kanan aktif.
Saraf kranial : reflex pupil (+), bulat isokor, kesulitan membuka mulut, pemeriksaan
saraf lainnya tidak dapat dikaji. Kekuatan otot :4/0/4/0. Boel : tidak ada muntah, BAB 1-
2x/hri lembek kuning pekat, bising usus 10x/menit, terpasang NGT. Bone : kulit pucat
dan kering, tidak ada tanda dekubitus.
Pemeriksaan Diagnostik :

Komponen 31/12/11 3/1/12 4/1/12 Normal satuan


AGD
pH 7, 736 7,321 7, 318 7, 35-7,45
pCO2 36,2 71,4 41, 0 32-42 mmhg
pO2 86,0 65,2 134, 1 80-108 mmHg
HCO3 20 35,8 20.4 22-26 Meq/L
TCO2 21,5 38 21, 7 22-29 Mmol/L
BE -3 7,1 -5,0 (-2)-(+3) Meq/L
Sat O2 95,4 90,03 94,1 95-98 %

Pemeriksaan sismex Pemeriksaan Fungsi ginjal Pemeriksaam GDS (28/12/11):


(28/12/11) Ureum : 24 (15-50) mg/dl 120
Hb : 12,4 (13,5-17,5) Kreatinin: 0,81 (0,7-1,2)mg/dl LED (2/1/12) : 71
Ht : 39 (40-52) Pemeriksaan elektrolit : SGPT (2/1/12) : 22
Leu : 9600 (4400-11300) Na: a43 (135-145)m Eq/L
Trom : 20600 (150000- K : 4,3 (3,6-5,5)
540000)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 68


Modul KMB III TA 2019/2020

Therapy:
 Bed rest semifowler 30◦
 02 8 L NRM
 IVFD NaCL 0,9% 14 tts/mnt
 Nebulizer dgn bisolvon 20tts (3x/hari)
 Furosemide tablet 1x 40 mg via NGT
 Aspilet tablet 1x 80 mg via NGT
 digoksin tablet 1x 0,125 mg via NGT
 ceftadizine 3x1 gr

8. Kasus tumor otak


Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke RS dengan keluhan kedua bola mata tidak
bisa melihat, dialami sejak satu bulan terakhir. Awalnya penglihatan kabur kemudian
tidak dapat melihat sama sekali. Riwayat sakit kepala lebih kurang 5 tahun yang lalu,
ketika sakit kepala pasien mengatakan sampai mual dan muntah. Tidak ada riwayat
kejang ataupun trauma. Pasien tidak dapat berjalan sejak satu minggu terakhir, nafsu
makan menurun, penurunan berat badan 8 kg dalam satu bulan terakhir. Pasien
mengalami penurunan kesadaran dan gagal napas. Terpasang ETT dengan ventilator
SIMV Ps. 10 PEEP 5, SPO2 99% tidal volume 300 ml, RR 12x/menit, regular, kuat, tampak
ekspansi dada (+) terdapat suara wheezing (+), ronchi (+), TD 77/36 mmHg, N
118x/menit, reguler, terapa lemah, akral hangat, sianosis (-), tanda-tanda perdarahan
(+), drain (+), konjungtiva anemis, arteri radialis lemah, JVP tidak meninggi, CRT > 2
detik, pasien nampak terpasang kateter dengan produksi urine 110 cc/jam, warna
kuning pekat. Bibir nampak kering. Hasil CT Scan kesan tumor otak frontal bagian
kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm, mendesak garis tengah dan ventrikel lateralis kiri, edema
sekitarnya. Hasil foto: fundus warna mydiatric edema papil kiri kana.
Hasil labor: Hb: 10,3 gr/dl HCT: 30,4% WBC: 29,3 x 10 3/UL PLT: 4x103/UL GDS: 118 mg/dl.
Terapi IVFD RL: Dex 5%: 1500cc/hari ceftriaxone 1gr/12jam IV morfin 10 mg/kgBB/jam
piracetam 3gr/8jam miloz 4mg/jam vascon 1 mcq/kgBB/jam dopamin 1mcq/kgBB/jam.

9. Kasus meningitis
Seorang pria berumur 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan merasa kurang enak
badan dan sakit kepala, muntah, kaku kuduk, dan nyeri punggung. Pasien berpikir

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 69


Modul KMB III TA 2019/2020

dirinya terkena “flu”karena menderita pilek dan hidung tersumbat seminggu yang lalu.
Hasil pengkajian pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering.
Hasil pemeriksaan menunjukkan TD: 102/60 mmHg Nadi 96 RR 24x/menit dan suhu
tubuh 38,30C.
Pada pemeriksaan, pasien mengalami kaku kuduk dan saat dilakukan fleksi pasif pada
leher, pinggul serta lutut John juga mengalami fleksi secara involunter dan dia menjerit
kesakitan. Pasien tidak dapat meluruskan lutut ketika lutut difleksikan ke atas perut.
Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, pasien memejamkan mata dengan kuat dan
mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan matanya. Pasien mudah marah dan ingin
dibiarkan sendiri

F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 70


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 4
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU V

Pendidikan kesehatan pada masalah gangguan Sistem


muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 71


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu V :


Mahasiswa mampu menyusun dan mengaplikasikan pendidikan kesehatan masalah
gangguan Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka bakar),
persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke, tumor otak,
meningitis)

B. Uraian Tugas :
Pendidikan kesehatan masalah gangguan :
1. Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi),
2. Sistem integumen (luka bakar),
3. Sistem persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo),
4. Sistem persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menyusun pendidikan kesehatan sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori dan persarafanserta mengaplikasikan pendidikan
kesehatan yang diberikan dosen secara berkelompok

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi satu topik
3. Topik pendiidikan kesehatan dibuatkan Satuan Acara Pembelajaran lengkap
beserta materi dan leaflet
4. Konsultasi dengan dosen pengampu dalam penyusunan SAP
5. Mahasiswa mengaplikasikan pendidikan kesehatan secara berkelompok
6. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 72


Modul KMB III TA 2019/2020

E. Komponen SAP
1. Judul
2. Satuan Acara Penyuluhan
Pokok pembahasan :
Sasaran :
Tempat :
Waktu :
Hari/tgl :
Latar Belakang :
Tujuan : (tujuan umum dan khusus)
Materi penyuluhan
a) Pengertian Stroke
b) Penyebab Stroke
c) Tanda gejala Stroke
d) Akibat lanjut Stroke
e) Perawatan dan pencegahan Stroke
f) Obat tradisional Stroke
Pengorganisasian dan uraian tugas
a) Penanggung jawab:
b) Moderator :
c) Penyaji :
d) Fasilitator :
e) Observer :
Strategi Pelaksanaan
Topik :
Metode :
Media dan Alat :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Jam :
Setting tempat :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 73


Modul KMB III TA 2019/2020

Pelaksanaan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien Waktu
1 Pembukaan
2 Penyampaian materi/isi
penyuluhan
3 Penutup

Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur.
Evaluasi Proses.
Evaluasi Hasil.
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan
2. Kemampuan mendemonstrasikan pendidikan kesehatan
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian SAP

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 74


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 5
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU VI
 Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada
masalah gangguan Sistem muskuloskeletal (fraktur, dislokasi), integumen (luka
bakar), persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo), persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)
 Trend dan issue terkait gangguan sistem muskuloskletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 75


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu VI :


Mahasiswa mampu melakukan persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan
diagnostik dan laboratorium pada masalah gangguan Sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori, persarafan (Kadar Gula Darah, test antibodi, USG
Abdomen, Barrium Enema, endoscopy, Tumor Marker (CEA), hepatologi klinik,
urinalisis, fungsi ginjal, pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen), uroflometri,
pemeriksaan IVP, USG dan pemeriksaan ultrasonografi transrektal)

Mahasiswa mampu menganalisa trend dan issue terkait gangguan Sistem


muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan

B. Uraian Tugas :
1. Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada
masalah Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan (Kadar
Gula Darah, test antibodi, USG Abdomen, Barrium Enema, endoscopy, Tumor
Marker (CEA), hepatologi klinik, urinalisis, fungsi ginjal, pemeriksaan PSA (Prostate
Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP, USG dan pemeriksaan
ultrasonografi transrektal)
2. Trend dan issue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menyusun
a) Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada
masalah gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan (Kadar Gula Darah, test antibodi, USG Abdomen, Barrium Enema,
endoscopy, Tumor Marker (CEA), hepatologi klinik, urinalisis, fungsi ginjal,
pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP, USG
dan pemeriksaan ultrasonografi transrektal).
b) Trend dan issue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 76


Modul KMB III TA 2019/2020

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diminta mengklasifikasikan pemeriksaan diagnostik Sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
3. Mahasiswa/kelompok menjelaskan dan menjabarkan kegunaan dan proses dari
pemeriksaan penunjang Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan
4. Mahasiswa mempresentasikan Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan
diagnostik dan laboratorium pada masalah gangguan Sistem muskuloskeletal,
integumen, persepsi sensori, persarafan
5. Mahasiswa diberikan mencari topik trend dan isue terkait gangguan Sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori, persarafan
6. Trend dan isue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
7. Buat kelompok penyangga dan penyaji bentuk dinamika yang harmonis antar
kelompok
8. Konsultasi dengan dosen pengampu tentang materi yang akan dipresentasikan
9. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang
a) Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium
pada masalah gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan (Kadar Gula Darah, test antibodi, USG Abdomen, Barrium Enema,
endoscopy, Tumor Marker (CEA), hepatologi klinik, urinalisis, fungsi ginjal,
pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP,
USG dan pemeriksaan ultrasonografi transrektal).
b) Trend dan issue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan
2. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 77


Modul KMB III TA 2019/2020

a) Persiapan, pelaksanaan dan paska pemeriksaan diagnostik dan laboratorium


pada masalah gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan (Kadar Gula Darah, test antibodi, USG Abdomen, Barrium Enema,
endoscopy, Tumor Marker (CEA), hepatologi klinik, urinalisis, fungsi ginjal,
pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP,
USG dan pemeriksaan ultrasonografi transrektal).
b) Trend dan issue terkait gangguan Sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori, persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 78


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 6
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU VII
Hasil-hasil penelitian dan evidence based practice
tentang penatalaksnaan gangguan Sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori,
persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 79


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu VII :


Mahasiswa mampu mencari Hasil-hasil penelitian dan evidence based practice tentang
penatalaksnaan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan

B. Uraian Tugas :
Hasil-hasil penelitian dan evidence based practice tentang penatalaksnaan gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menjelaskan hasil-hasil penelitian dan evidence based
practice tentang penatalaksnaan gangguan sistem muskuloskletal, imun, pencernaan
dan perkemihan

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok mencari jurnal internasional minimal 2 buah dan jurnal
nasional minimal 1 buah. Hasil penelitian dan evidence based practice tentang
penatalaksanaan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori
dan persarafan tentang keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi
3. Mahasiswa/kelompok diminta untuk menganalisa jurnal menggunakan format
PICO (Population, Intervention, Comparative, Output) secara narasi
4. Jurnal dikonsulkan terlebih dahulu kepada dosen pengampu 3 hari sebelum
presentasi
5. Mahasiswa/kelompok mempresentasikan jurnal hasil-hasil penelitian dan evidence
based practice
6. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 80


Modul KMB III TA 2019/2020

E. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang
hasil-hasil penelitian dan evidence based practice tentang penatalaksnaan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan
2. Kemampuan menganalisa hasil-hasil penelitian dan evidence based practice
tentang penatalaksnaan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi
sensori dan persarafan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 81


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 7
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU IX
Peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi
pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan
persarafan pada klien dewasa

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 82


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu IX :


Mahasiswa mampu memahami peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi
pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori
dan persarafan pada klien dewasa

B. Uraian Tugas :
Menjelaskan peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada
klien dewasa

C. Batasan yang harus dikerjakan:


Mencari, mengumpulkan, menjelaskan Mahasiswa mampu memahami peran dan
fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok menjelaskan peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai
advokasi pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal, integumen,
persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa
3. Mahasiswa/kelompok mampu mencari contoh Mahasiswa mampu memahami
peran dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan gangguan
sistem muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien
dewasa pada masing-masing kelompok
4. Makalah dikonsulkan terlebih dahulu kepada dosen pengampu 3 hari sebelum
presentasi
5. Mahasiswa/kelompok mempresentasikan makalah
6. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 83


Modul KMB III TA 2019/2020

E. Kriteria Penilaian
Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang peran
dan fungsi perawat : fungsi sebagai advokasi pada kasus dengan gangguan sistem
muskuloskeletal, integumen, persepsi sensori dan persarafan pada klien dewasa

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 84


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 8
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU X
Manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 85


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu X :


Mahasiswa mampu melakukan manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem muskuloskletal
(Fraktur dan Dislokasi)

C. Batasan yang harus dikerjakan:


1. Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang manajemen
kasus pada gangguan sistem muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
2. Membuat makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
3. Mempresentasikan makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
4. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
5. Membahas dan menyimpulkan masalah/tugas yang diberikan kelompok secara
berkelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem muskuloskletal
(Fraktur dan Dislokasi)
6. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)
7. Mencari informasi untuk memecahkan masalah tentang manajemen kasus pada
gangguan sistem muskuloskletal (Fraktur dan Dislokasi)

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :
a) Definisi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 86


Modul KMB III TA 2019/2020

b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web of Caution beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah
keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 87


Modul KMB III TA 2019/2020

E. Kasus
1. Kasus Fraktur
Seorang perempuan berusia 29 tahun dirawat dirumah sakit dengan keluhan 1 hari yang
lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas jatuh kesisi kiri dan tertimpa oleh sepeda
motor yang dikendarainya. Pada kaki kiri: nyeri (+) dengan skala 5-6, tidak dapat digerakan
(+), luka (-). Di kirim ke IGD dan dilakukan rontgen femur didapatkan fraktur tertutup shaft
femur. Rencana akan dilakukan pemasangan skin traksi 5 kg untuk immobilisasi fraktur.
Jalan napas bersih, bernapas spontan, respiratory rate 18 x/menit, Retraksi dinding dada (-
), penggunaan otot bantu napas (-), ekspansi dada maximal dan simetris, Bunyi napas
vesikuler (+)/(+), ronchi (-)/(-), wheezing (-)/(-), batuk(-), sesak(-), sianosis(-), nyeri dada,
Turgor kulit baik, tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan, Minum peroral 1500-2000 cc/24
jam, Edema (-), TD: 110/80 mmHg; N: 80x/mnt; P: 20x/mnt; S: 37 ˚C, Mual (-), muntah (-),
Makan peroral dengan diet bebas (TKTP), Meyakini bila ada luka dilarang makan daging
karena menyebabkan luka bertambah berat dan lama sembuh, Kembung(-), bising usus
(+) normoaktif, Selera makan baik, menghabiskan 2/3 porsi yang di sajikan, Mengaku
makan makanan tambahan dari luar rumah sakit (bubur ayam, bubur kacang hijau, susu,
makanman ringan lain), Stomatitis (-), kebersihan mulut baik (+), Hb 12,4 gl/dl, BB 54 kg,
TB 151 cm, IMT 17,9. BAK: spontan 3–4x/hari, kesulitan bak (-), nyeri saat/setelah bak (-).
BAB: spontan 1x/hari, nyeri (-), konstipasi (-), konsistensi feses lunak, berbentuk. Kekuatan
5555/5555
otot Aktivitas terbatas di tempat tidur. Miring kiri/kanan dilakukan dengan
5555/Fraktur

bantuan trapezium bar, Direncanakan akan dipasang skin traksi, Nyeri meningkat saat
digerakkan, skala 5-6, Hygiene kulit baik, Tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1-2 jam,
kualitas tidur baik. Pasien dan keluarga belum mengetahui potensi bahaya dan
pencegahannya. Pasien/keluarga mencemaskan kondisinya, dan menanyakan apakah
dapat kembali normal, dan dapat bekerja seperti semula. Pasien tidak melalukan aktivitas
di tempat tidur karena rasa takut dan nyeri yang meningkat jika bergerak. Pasien
terpasang skin traksi dengan beban 5 kg. Mampu makan, minum, berpakaian dan berhias
sendiri dengan bantuan minimal. Keseluruhan aktivitas dilakukan di tempat tidur,
termasuk personal hygiene dan eliminasi. Menanyakan kepada perawat tentang rencana
operasi dan kemungkinan hasilnya. Menayakan cara latihan, mobilisasi, cara jalan,
perawatan luka setelah operasi. Pasien/keluarga menyadari kondisi kesehatannya
membutuhkan perhatian penuh. Terapi Ketorolac 2 x 30 mg, intravena, Skin traction
dengan beban 5 kg, Rencana ORIF: interlocking nail. POST ORIF: Plate & Screw Pada saat

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 88


Modul KMB III TA 2019/2020

dioperasi interlocking nail gagal di pasang, dan diganti dengan modalitas lain yaitu Plate
dan Screw
2. Dislokasi
Seorang bapak berusia 47 tahun datang dari IGD dengan keluhan utama nyeri
pada bahu kanan dan sebagian lengan atas, Nyeri pada bahu kanan dan
sebagian lengan atas dirasa setelah mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs
motor dengan posisi jatuh tengkurap dan lengan kanan menopang badan. Nyeri
dirasakan terus-menerus. Nyeri disertai pembengkakan (+), nyeri tekan (+),
gerakan terbatas (+). Nyeri bertambah saat ekstremitas kanan digerakkan. Saat
dan setelah kejadian kecelakaan lalu lintas keadaan sadar (+), amnesia(-), helm
(+), Pusing (-), Mual (-), muntah (-), Luka pada bibir bagian atas (+), Makan (+),
minum (+), Riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas (+), Keadaan umum : sakit
sedang, GCS : E4V5M6, Vital sign : Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 68
x/menit, Suhu : 36.3˚C, Pernafasan : 22 x/menit. Jejas : vulnus ekskoriasi diatas
bibir (+). Ekstremitas : Motorik sde- 5/5-, Akral hangat ++/++, Edema +-/--.
Ekstremitas superior bagian proksimal : Look : Luka : (-), Eritema : (+), Edema :
(+), False movement : (+), Deformitas / asimetri : (+), Feel, Tenderness : (+),
Edema : (+), Krepitasi : (+), False movement : (+). Evaluasi status neurovascular :
Pulsasi : (+) dbn, Pain : (+), Pallor : (-), Paralyze : (-), Parestesia : (-), Functiolaesa :
(+). Move : Gerakan aktif : Limitation (+) dan pain (+) pada abduksi, adduksi,
fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear (+) dan pain (-)
pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+) dan pain (-) pada
fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Limitation (+) dan pain (+)
pada abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas.
Clear (+) dan pain (-) pada supinasi, pronasi sendi pergelangan tangan. Clear (+)
dan pain (-) pada fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan. Infus ringer
laktat dan D5 2:1 20-30 tpm, Injeksi cefotaxim IV 3x1g, Injeksi ketorolac
3x30mg, Injeksi kalnex 3x500mg

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 89


Modul KMB III TA 2019/2020

F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah

G. Latihan
1. Seorang laki-laki berusia 22 tahun dibawa ke UGD karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
Pasien berteriak-teriak sambil mengatakan sakit pada bagian kakinya. Hasil pengkajian didapatkan
tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, terdapat luka terbuka
terlihat tulang di daerah tungkai kanan bawah. Apakah tindakan keperawatan yang prioritas
dilakukan?
A. Fiksasi interna
B. Mobilisasi sendi
C. Elevasi tungkai
D. Pembidaian
E. Lakukan pembalutan

2. Seorang perempuan berusia 20 tahun diantar keluarga ke IGD dengan keluhan patah tulang
pada tungkai bawah sebelah kiri. Hasil pengkajian didapatkan tungkai kiri bawah mengalami
patah tulang terbuka. Apakah tindakan untuk patah tulang pasien tersebut?
A. Melakukan eksposure
B. Memasang bidai di bawah patah tulang
C. Memasang bidai meliputi dua sendi
D. Melakukan balut tekan
E. Memasang infus

3. Seorang laki-laki berumur 30 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dengan keluhan patah tulang
pada tungkai kanan setelah jatuh dari sepeda motor. Hasil pengkajian didapatkan pasien
mengeluh kesakitan pada tungkai kanan bawah yang mengalami patah tulang terbuka. Luka juga
dijumpai pada kepala bagian belakang, hematom pada mata. Tiandakan prioritas yang harus
dilakukan adalah?
A. Kontrol pendarahan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 90


Modul KMB III TA 2019/2020

B. Memastikan ABC aman


C. Informasikan adanya nyeri
D. Memberikan oksigen 2L/m
E. Atur posisi pasien

4. Seorang laki-laki berumur 25 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dengan keluhan patah tulang
pada tungkai kanan setelah jatuh dari sepeda motor. Hasil pengkajian didapatkan pasien
mengeluh kesakitan pada tungkai kanan bawah yang mengalami patah tulang, luka lebih dari 1 cm
serta kerusakan arteri yang mengeluarkan darah terus menerus. Grade luka pada pasien tersebut
adalah?
A. Grade I
B. Grade II
C. Grade IIIA
D. Grade IIIB
E. Grade IIIc

5. Stadium pemnyembuhan fraktur saat terjadi pembentukan sel osteoblas & osteoklas (woven
bone), menyebabkan fragmen-fragmen tulang bersatu, dan pada stadium ini rasa nyeri sudah
hilang ( anak= 3-4 bln, dewasa= 6 bln), ciri-ciri terjadi pada stadium?
A. Satium destruksi/ hematom
B. Stadium inflamasi
C. Stadium pembentukan kalus
D. Stadium konsolidasi
E. Stadium remodeling

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 91


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 9
PERKULIAHAN
KMB I
MINGGU XI
Manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
(luka bakar)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 92


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu XI:


Mahasiswa mampu melakukan manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
(luka bakar)

B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem integumen (luka
bakar)

C. Batasan yang harus dikerjakan:


1. Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang manajemen
kasus pada gangguan sistem integumen (luka bakar)
2. Membuat makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
(luka bakar)
3. Mempresentasikan makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
sistem integumen (luka bakar)
4. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
(luka bakar)
5. Membahas dan menyimpulkan masalah/tugas yang diberikan kelompok secara
berkelompoktentang manajemen kasus pada gangguan sistem integumen (luka
bakar)
6. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem integumen
(luka bakar)
7. Mencari informasi untuk memecahkan masalah tentang manajemen kasus pada
gangguan sistem integumen (luka bakar)

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 93


Modul KMB III TA 2019/2020

a) Definisi
b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web Of Caution beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah
keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 94


Modul KMB III TA 2019/2020

11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

E. Kasus
1. Luka bakar
Seorang ibu berusia 32 tahun dari IGD dengan keluhan Kulit wajah, kedua lengan,
dan kaki kiri melepuh karena terkena api sejak delapan jam sebelum masuk rumah
sakit. Delapan jam SMRS, pasien sedang melayani pembeli di warungnya. Tiba-tiba
kompor minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang
juga dijual di warung tersebut. Pada saat api mulai menyambar warung, pasien
berusaha keluar warung sambil berlari. Namun pasien tetap tersambar api
walaupun sangat sebentar. Terkurung dalam ruangan (-), menghirup asap (-),
sesak nafas (-), terbentur di kepala (-), pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Alergi obat, hipertensi, DM, dan asma disangkal. Kesadaran compos mentis, Jalan
nafas Bebas, bulu hidung tidak terbakar, Spontan, frekuensi nafas 20x/menit,
reguler, kedalaman cukup, Akral hangat, CRT < 2”, tekanan darah 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris, GCS 15, E4M6V5. Kepala&wajah :
deformitas (-), tampak bula pada sisi kiri wajah, bibir edema (+). Mata : kelopak
atas mata kiri edema (+) dan tidak dapat dibuka, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik. Leher: pembesaran KGB (-). THT : sekret (-). Dada : simetris dalam
diam dan pergerakan. Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-). Paru :
vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-. Abdomen : datar, lemas, NT (-), tdk teraba massa,
BU (+) normal, Ekstremitas : lihat status lokalis
Status lokalis
edema
Kepala dan leher : 4 %
Trunkus anterior :0%
bula
Trunkus posterior : 0 %
Esktremitas atas kanan : 2 %
Ekstremitas atas kiri :3%
Ekstremitas bawah kanan :0%
Ekstremitas bawah kiri : 2 %
Genitalia :0%+
Total : 11 %

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 95


PEMERIKSAAN URINALISIS SGPT : 17
PENUNJANG Sedimen U/L
RUTIN Sel epitel :+ Albumin : 3,6 gr/dL
Hemoglobin : Leukosit : 1-2 GDS :
13,3 g/dL Eritrosit : 10- 105 mg/dL
Hematokrit : 40 11 Na :
% Silinder :- 144 meq/L
Leukosit : Kristal :- K :
16700/L Bakteri :- 4,3 meq/L
Trombosit : Berat jenis : Cl :
343.000/L 1.015 108 meq/L
MCV : 79 pH :5 ANALISA GAS DARAH
fl Protein :- pH : 7,35
MCH : 27 Glukosa :- pCO2 : 35,2 mmHg
pg Keton :+ pO2 : 103,8 mmHg
MCHC : 34 Darah/Hb :+ SO2% : 97
g/dL Bilirubin :- BE ect : -
Lactate : Urobilinogen : 6,1 mmol/L
2,7 mmol/L 0,2 Beb : -4,6
PT : Nitrit :- SBC : 20,6
10,8 detik Esterase leukosit : - HCO3 :
PT kontrol : 12 KIMIA DARAH 19,7 mmol/L
detik Ureum : 23 mg/dL TCO2 :
APTT : Creatinin : 0,8 20,7 mmol/L
30,8 detik mg/dL
APTT kontrol : SGOT : 21
33,5 detik U/L

TATALAKSANA
- IVFD: Hes 6%  12 tts/menit
Nacl 3%  500 ml/24 jam
- Vitamin C 2x1 gr
Modul KMB III TA 2019/2020

- Scott emulsion 3x1 C


- Peptamen 6x100 mL
- Oralit 2x200 mL
- Rawat luka dengan madu
- Pethidin 1 mg/kg/drip

F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah

G. Latihan
1. Seorang wanita 28 tahun datang ke UGD diantar oleh keluarganya karena mengalami luka bakar akibat
ledakan kompor. Luka bakar dialami pada hampir pada seluruh bagian wajah, seluruh dada bagian depan,
setengah abdomen bagian depan, tangan kiri bagian depan, seluruh lengan tangan kanan atas, berapakah
luas derajat luka bakar yang dialami pasien ?
31.5% d. 22.5%
27 % e. 20%
24,75%

2. Berdasarkan kasus no 1, nyeri yang dirasakan pasien, warna dasar kemerahan, luas luka lebih dari 1 cm.
Berapakah derajat luka bakar yang dialami pasien?
I d. IIIb
II e. IIIc
IIIa

3. Berdasarkan kasus diatas, jika pasien mendapat resusitasi cairan maka berapakah jumlah cairan yang
akan diberikan pada 8 jam pertama menurut rumus baxter dan parkland jika BB 55 kg? bonus
6930 ml d. 5197.5 ml
3465 ml e. 2598.75 ml
1732 ml

4. Seorang laki-laki 31 tahun diantar oleh keluarga dengan luka bakar. Luas luka bakar yang dialami pasien
yakni 31.5 %. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi napas 22 kali/menit, napas regular, tekanan darah 101/65
mmHg, frekuensi nadi 125 kali/menit, akral dingin, CRT > 3 detik, GCS 14 E3M6V5. Apakah masalah
keperawatan prioritas pada pasien tersebut?
A. Pola napas tidak efektif
B. Penurunan curah jantung
C. Kekurangan volume cairan
D. Gangguan perfusi jaringan perifer
E. Gangguan perfusi jaringan serebral

5.
Seorang laki-laki 25 tahun mengalami luka bakar mengenai hampir seluruh muka dan leher bagian depan,
setengah badan bagian depan, lengan tangan kiri dan tangan kanan bagian depan. Hasil pengkajian,
frekuensi 20 kali/menit, suara nafas stridor, ada sputum berwarna kehitaman, frekwensi nadi 98 kali/menit,

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 97


Modul KMB III TA 2019/2020

tekanan darah 100/40 mmHg, ekstermitas bawah pasien saat ini teraba dingin. Apakah masalah
keperawatan prioritas pasien tersebut?
A. Gangguan pertukaran gas
B. Kerusakan integritas kulit
C. Bersihan jalan napas tidak efektif
D. Perfusi jaringan perifer tidak efektif
E. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 98


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 10
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU XII
Manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 99


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu XII :


Mahasiswa mampu melakukan manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)

B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis, vertigo)

C. Batasan yang harus dikerjakan:


1. Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang manajemen
kasus pada gangguan sistem persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
2. Membuat makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
3. Mempresentasikan makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
4. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
5. Membahas dan menyimpulkan masalah/tugas yang diberikan kelompok secara
berkelompoktentang manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi sensori
(glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
6. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem persepsi
sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
7. Mencari informasi untuk memecahkan masalah tentang manajemen kasus pada
gangguan sistem persepsi sensori (glaukoma, katarak,otitis, vertigo)
D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :
a) Definisi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 100


Modul KMB III TA 2019/2020

b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web of Caused beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah
keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 101


Modul KMB III TA 2019/2020

E. Kasus
1. Glaukoma
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke RS dengan keluhan mata kanan
sakit, berwarna merah dan pandangan agak kabur. Sejak 5 hari SMRS, pasien
merasa sakit kepala sebelah kanan. Pasien berobat ke klinik dan diberi obat sakit
kepala. 1 hari SMRS pasien merasakan sakit pada mata kanan yang bertambah
berat (mata seperti mau copot) dan penglihatan kabur. Pasien juga merasa mual
namun tidak muntah. Pasien mengatakan pernah operasi katarak 5 tahun yang lalu.
Pasien mengaku sering sakit kepala sebelah dan menyakal adanya penyakit
hipertensi dan diabetes melitus. TD 140/90 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit
suhu 370C. Status oftalmologis: tajam penglihatan OD menurun (1/60), tekanan
intrakular OD meningkat (>35,8), injeksi siliar OD (+), edema kornea OD (+), COA
OD dangkal, pupil OD midriasis (diameter 6mm). Pengobatan IVFD RL+ cernevit/ 12
jam+novalgin, glaucon 3x11, timol 2x1 OD, tobroson 3x1 OD, C. Vital 2x1, C. Lyters
6x1 OD, Aspar K 3x1

2. Otitis
Tn B berusia 34 tahun datang ke poliklinik THT dengan keluhan telinga kiri terasa
nyeri, telinga terasa penuh (+), keluar cairan dari telinga (-), pendengaran
berkurang, demam (-), Awalnya klien mengeluh pilek sejak seminggu sebelum ke
Poliklinik THT disertai nyeri wajah terutama ketika menunduk dan ketika sujud,
keluar sekret dari hidung, warna kuning, beku-beku dan hidung tersumbat, riwayat
seperti ini sudah dirasakan > dari 1 tahun yang lalu terutama bila terpapar dengan
debu.riwayat asma (-) Ibu klien juga menderita alergi terhadap debu. TD 110/70
mmHg, Nadi 83x/menit, respirasi 20x/menit Suhu 36,70C.
3. Vertigo
Ny DM umur 48 tahun datang ke RS dengan keluhan pusing berputar. 3 hari SMRS
pasien mengeluh pusing, pusing dirasakan seperti berputar, namun pasien masih
dapat menahan rasa sakitnya. Pusing dirasakan ketika beraktivitas dan terasa lebih
baik jika pasien beristirahat tiduran. Pasien merasa pusing berputar seperti mau
jatuh, keluhan timbul secara mendadak, hilang timbul dan keluhan bertambah jika
pasien berubah posisi dari duduk berdiri atau sebaliknya atau jika pasien

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 102


Modul KMB III TA 2019/2020

menggerakan kepala secara cepat. Karena keluhannya tersebut pasien


memeriksakan diri ke dokter namun belum ada perbaikan. Kemudian pasien
beraktifitas seperti biasa. Satu hari sebelum masuk RS pasien bekerja sampai larut
malam, keluhan pusing berputar dirasakan semakin memberat sehingga pasien
memutuskan untuk datang ke RS. Hasil pengkajian 4 jam SMRS pasien merasakan
pusing berputar, mual, muntah lebih dari 8x berkeringat dingin, bila berjalan
merasa jatuh serta tidak kuat untuk berdiri terlalu lama. Pasien menyangkal
adanya pandangan kabur, penglihatan ganda, kelemahan anggota gerak, telinga
berdenging, penurunan pendengaran, demam, kejang. Pasien juga menyangkal
adanya rasa baal, kesemutan. Buang air besar dan kecil tidak ada keluhan.riwayat
keluhan serupa sebelumnya diakui dan tekanan darah tinggi diakui.

F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 103


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 11
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU XIII
Manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 104


Modul KMB III TA 2019/2020

A. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Minggu XIII :


Mahasiswa mampu melakukan manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)

B. Uraian Tugas :
Manajemen Asuhan keperawatan Kasus pada gangguan sistem persarafan (Stroke,
tumor otak, meningitis)

C. Batasan yang harus dikerjakan:


1. Mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang manajemen
kasus pada gangguan sistem persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)
2. Membuat makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
3. Mempresentasikan makalah tentang manajemen kasus pada gangguan sistem
persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)
4. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
5. Membahas dan menyimpulkan masalah/tugas yang diberikan kelompok secara
berkelompoktentang manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
6. Diskusi kelompok tentang manajemen kasus pada gangguan sistem persarafan
(Stroke, tumor otak, meningitis)
7. Mencari informasi untuk memecahkan masalah tentang manajemen kasus pada
gangguan sistem persarafan (Stroke, tumor otak, meningitis)

D. METODE PENUGASAN
1. Membagi mahasiswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
2. Mahasiswa/kelompok diberi kasus pemicu setiap kelompok 1 kasus
3. Mahasiswa/kelomok telebih dahulu membuat teoritis tentang topik atau judul
makalah dengan susunan sebagai berikut :
1) Membuat laporan pendahuluan (LP) lengkap untuk masalah utama pasien
kelolaan terdiri dari :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 105


Modul KMB III TA 2019/2020

a) Definisi
b) Etiologi
c) Tanda dan gejala
d) Klasifikasi (jika ada)
e) Pemeriksaan penunjang
f) Tindakan umum yang dilakukan
g) Web of Caused beserta diagnosa keperawatan
h) Pengkajian keperawatan
i) Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul (minimal 3, menggunakan
referensi NANDA terbaru
j) Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NOC
k) Intervasi keperawatan perdiagnosa keperawatan menggunakan NIC
2) Membuat concept mapping berdasarkan kasus yang dikelola dengan kode
mapping sebagai berikut :
a) Tulis pakai tinta berwarna hitam adalah menandakan penyebab
b) Tulis pakai tinta berwarna hijau adalah menandakan akibat
c) Tulis pakai tinta berwarna biru adalah menandakan tanda dan gejala
d) Tulis pakai tinta berwarna merah adalah menandakan masalah keperawatan
4. Kasus pemicu tersebut dikembangkan oleh mahasiswa/kelompok mulai dari
pengkajian yang lengkap, memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan
tujuan dan intervensi, membuat implementasi dan membuat evaluasi, memahami
penatalaksaan medis, pemeriksaan penunjang
5. Mahasiswa/kelompok diminta memecahkan masalah kasus pemicu tersebut dan
dibuatkan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan yang ditugaskan, Buat dalam bentuk makalah dengan rapih
7. Diskusikan penugasan tersebut dengan teman sekelompok dengan cara transfer
knowledge ke teman lainnya dengan cara berkolaborasi dan saling melengkapi
8. Mahasiswa belajar dengan teman sesama kelompok yang sudah ditentukan
9. Setelah dengan kelompok sudah rampung maka dijadwalkan untuk presentasi
10. Dua hari sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa konsultasi dengan dosen
pengampu
11. Mahasiswa mengumpulkan makalah melalui edmodo

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 106


Modul KMB III TA 2019/2020

E. Kasus
1. Stroke
Seorang perempuan 65 thn agama islam suku sunda pekerjaan IRT masuk RS dgn
diagnose Hemiparese kiri e.c srtroke infrak system karotis kanan. Riwayat kesehatan
sekarang : klien mengalami penurunan kesadaran sejak masuk ke RS,klien mengalami
hemiparese kiri sehingga mengalami kelemahan otot pada alat gerak sebelah kiri. Alat
gerak sebelah kanan terlihat aktif. Klien terpasang infuse, NGT, DC, dan mayo serta
terpasang NRM (oksigen 8 lt). Riwayat kejadian : sejak 3 jam SMRS klien ditemukan
pingsan pada pukul 04 pagi, Tidak ada kejang, tidak ada mual muntah, dipanggil dan
digoyang tidak bangun. lalu klien dibawa k RSHS. 1 hari SMRS, klien mengeluh batuk,
pusing, dan demam. lalu klien berobat ke puskesmas dan diberi obat amoxilin dan
parasetamol. saat berobat TD klien 160/110 mmHg, klien tdk pernah mengalami stroke,
klien memiliki riwayat hipertensi, asam urat, dan penyakit jantung. menurut keluarganya
suami Ny R memiliki riwayat hipertensi tapi tidak ada anggota keluarga yg menderita
penyakit yg sama seperti klien
Pada saat pemeriksaan fisik ditemukan : kesadaran menurun GCS (E2 V1 M4),
tampak lemah dan sakit berat, TD 150/100mmHg, HR 98x/ mnt, RR 28x/mnt, S 36 ◦ C.
Breathing: refleks batuk (+), adanya peningkatan sputum, sesak (-), ronchi (+), Blood:
bunyi jantung murni regular, s1, s2 normal, CRT <2 detik, Brain : tampak lemah , sering
tidur, tidak dapat bicara, ekspresi apatis, tubuh bagian kiri lemah, bagian kanan aktif.
Saraf kranial : reflex pupil (+), bulat isokor, kesulitan membuka mulut, pemeriksaan saraf
lainnya tidak dapat dikaji. Kekuatan otot :4/0/4/0. Boel : tidak ada muntah, BAB 1-2x/hri
lembek kuning pekat, bising usus 10x/menit, terpasang NGT. Bone : kulit pucat dan kering,
tidak ada tanda dekubitus.
Pemeriksaan Diagnostik :

Komponen 31/12/11 3/1/12 4/1/12 Normal satuan


AGD
pH 7, 736 7,321 7, 318 7, 35-7,45
pCO2 36,2 71,4 41, 0 32-42 mmhg
pO2 86,0 65,2 134, 1 80-108 mmHg

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 107


Modul KMB III TA 2019/2020

HCO3 20 35,8 20.4 22-26 Meq/L


TCO2 21,5 38 21, 7 22-29 Mmol/L
BE -3 7,1 -5,0 (-2)-(+3) Meq/L
Sat O2 95,4 90,03 94,1 95-98 %

Pemeriksaan sismex Pemeriksaan Fungsi ginjal Pemeriksaam GDS (28/12/11):


(28/12/11) Ureum : 24 (15-50) mg/dl 120
Hb : 12,4 (13,5-17,5) Kreatinin: 0,81 (0,7-1,2)mg/dl LED (2/1/12) : 71
Ht : 39 (40-52) Pemeriksaan elektrolit : SGPT (2/1/12) : 22
Leu : 9600 (4400-11300) Na: a43 (135-145)m Eq/L
Trom : 20600 (150000- K : 4,3 (3,6-5,5)
540000)

Therapy:
 Bed rest semifowler 30◦
 02 8 L NRM
 IVFD NaCL 0,9% 14 tts/mnt
 Nebulizer dgn bisolvon 20tts (3x/hari)
 Furosemide tablet 1x 40 mg via NGT
 Aspilet tablet 1x 80 mg via NGT
 digoksin tablet 1x 0,125 mg via NGT
 ceftadizine 3x1 gr

2. Tumor Otak
Tn A 27 tahun datang ke RS dengan keluhan kedua bola mata tidak bisa melihat,
dialami sejak satu bulan terakhir. Awalnya penglihatan kabur kemudian tidak dapat
melihat sama sekali. Riwayat sakit kepala lebih kurang 5 tahun yang lalu, ketika sakit
kepala pasien mengatakan sampai mual dan muntah. Tidak ada riwayat kejang ataupun
trauma. Pasien tidak dapat berjalan sejak satu minggu terakhir, nafsu makan menurun,
penurunan berat badan 8 kg dalam satu bulan terakhir. Pasien mengalami penurunan
kesadaran dan gagal napas. Terpasang ETT dengan ventilator SIMV Ps. 10 PEEP 5, SPO 2
99% tidal volume 300 ml, RR 12x/menit, regular, kuat, tampak ekspansi dada (+)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 108


Modul KMB III TA 2019/2020

terdapat suara wheezing (+), ronchi (+), TD 77/36 mmHg, N 118x/menit, reguler, terapa
lemah, akral hangat, sianosis (-), tanda-tanda perdarahan (+), drain (+), konjungtiva
anemis, arteri radialis lemah, JVP tidak meninggi, CRT > 2 detik, pasien nampak
terpasang kateter dengan produksi urine 110 cc/jam, warna kuning pekat. Bibir nampak
kering. Hasil CT Scan kesan tumor otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm,
mendesak garis tengah dan ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya. Hasil foto: fundus
warna mydiatric edema papil kiri kanan
Hasil labor: Hb: 10,3 gr/dl HCT: 30,4% WBC: 29,3 x 10 3/UL PLT: 4x103/UL GDS: 118 mg/dl.
Terapi IVFD RL: Dex 5%: 1500cc/hari ceftriaxone 1gr/12jam IV morfin 10 mg/kgBB/jam
piracetam 3gr/8jam miloz 4mg/jam vascon 1 mcq/kgBB/jam dopamin 1mcq/kgBB/jam.

3. Meningitis
Seorang pria berumur 21 tahun, datang ke RS dengan keluhan merasa kurang enak
badan dan sakit kepala, muntah, kaku kuduk, dan nyeri punggung. Pasien berpikir
dirinya terkena “flu”karena menderita pilek dan hidung tersumbat seminggu yang lalu.
Hasil pengkajian pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering.
Hasil pemeriksaan menunjukkan TD: 102/60 mmHg Nadi 96 RR 24x/menit dan suhu
tubuh 38,30C. Pada pemeriksaan, pasien mengalami kaku kuduk dan saat dilakukan
fleksi pasif pada leher, pinggul serta lutut John juga mengalami fleksi secara involunter
dan dia menjerit kesakitan. Pasien tidak dapat meluruskan lutut ketika lutut difleksikan
ke atas perut. Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, pasien memejamkan mata
dengan kuat dan mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan matanya. Pasien mudah
marah dan ingin dibiarkan sendiri. Hasil pemeriksaan pungsi lumbal adalah kadar
protein CSS 70mg/dL, kadar glukosa CSS 20mg/100mL, jumlah leukosit CSS 3500/mm 3
dengan ditemukannya banyak sel polimorfik. Diagnosis medis adalah meningitis dan
terapi antibiotik berspektrum luas per IV dimulai sebelum hasil pemeriksaan
mikrobiologi diperoleh.
F. Kriteria Penilaian
1. Kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi dan pengetahuan
2. Kemampuan mengembangkan dan menganalisa data pada kasus
3. Ketepatan penjelasan, dan komunikasi pada saat presentasi, sistematika dan
kerapian paper/makalah

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 109


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 13
PERKULIAHAN
KMB I
MINGGU XIV
a. Body movement / body mechanic
b. Ambulasi dini
c. Fiksasi dan imobilisasi
d. Wound care
e. ROM exercise

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 110


Modul KMB III TA 2019/2020

Body Movement
Membantu Berjalan dengan Walker
Walker adalah sebuah kerangka logam ringan (biasanya alumunium) dengan empat kaki. Alat ini
dipakai untuk memberikan rasa aman dan sebagai penopang. Walker dipakai oleh pasien yang
mampu menopang sebagai berat badannya ketika berjalan. Walker terdiri dari beberapa jenis,
dirancang sesuai kekuatan lengan dn keseimbangan pasien
Syarat pasien menggunakan walker:
1. Kekuatan parsial pada kedua tangan dan pergelangan tangan
2. Otot ekstensor siku yang kuat seperti trisep brakii
3. Otot depresor bahu yang kuat seperti pektoralis minor
4. Kemampuan menopang paling tidak sebagian berat badan pada kedua tungkai

Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan dan metode pemakaian walker
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Tahap Kerja
8 Instruksikan pasien untuk memakai sepatu anti selip
atau selop
9 Instruksikan pasien untuk tidak menggunakan
walker di tangga
10 Posisikan pasien berdiri di tengah-tengah walker dan
genggam pegangan tangan pada batang atas

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 111


Modul KMB III TA 2019/2020

11 Angkat walker, dan gerakkan 15-20 cm ke depan,


sambil memastikan semua kaki walker menyentuh
lantai. Melangkahlah kedepan dengan satu kaki.
Kemudian kaki yang lain mengikuti
12 Bila ada kelemahan unilateral, setelah walker
dimajukan, instruksikan pasien untuk melangkah ke
depan menggunakan kaki yang lemah, topang badan
dengan lengan, kemudian kaki yang yang sehat
mengikuti. Jika pasien tidak dapat menahan berat
badan pada satu tungkai, setelah memajukan walker,
ayunkan badan pasien ke depan dengan berat badan
ditopang kedua tangan
Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)

Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang benar)

Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur


yang benar)

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 112


Modul KMB III TA 2019/2020

Rekomendasi :

Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 113


Modul KMB III TA 2019/2020

AMBULASI DINI
Definisi Ambulasi
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca
operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai
berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi,
2008).Menurut Kozier 2005 ambulasi adalah aktivitas berjalan.
Tujuan Ambulasi
Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis
(thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi.
Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi
pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 2010).
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan dan metode ambulasi
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Tahap Kerja
8 Duduk diatas tempat tidur:
a. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan
dilakukan
b. Tempatkan pasien pada posisi terlentang
c. Pindahkan semua bantal
d. Posisi menghadap kepala tempat tidur
e. Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki
paling dekat ke kepala tempat tidur dibelakang
kaki yang lain

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 114


Modul KMB III TA 2019/2020

f. Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien


dibawah bahu klien, sokong kepala dan vertebra
servikal
g. Tempatkan tangan perawat yang lain pada
permukaan tempat tidur
h. Angkat klien ke posisi duduk dengan
memindahkan berat badan perawat dari depan
kaki ke belakang kaki
i. Dorong melawan tempat
9 Duduk di tepi tempat tidur:
a. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan
dilakukan
b. Tempatkan pasien pada posisi miring,
menghadap perawat di sisi tempat tidur, tempat
pasien akan duduk
c. Pasang pagar tempat tidur pada posisi yang
berlawanan
d. Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian
yang dapat ditoleransi pasien
e. Berdiri pada sisi panggul pasien yang berlawanan
f. Balikan secara diagonal sehingga perawat
berhadapan dengan pasien dan menjauh dari
sudut tempat tidur
g. Regangkan kaki perawat dengan kaki paling
dekat ke kepala tempat tidur di depan kaki yang
lain
h. Tempatkan lenmgan yang lebih dekat ke kepala
tempat tidur dibawah bahu pasien, sokong
kepala dan lehernya
i. Tempatkan tangan perawat yang lain di atas
paha pasien
j. Pindahkan tungkai bawah pasien dan kaki ke tepi
tempat tidur
k. Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 115


Modul KMB III TA 2019/2020

memungkinkan tungkai atas pasien memutar ke


bawah
l. Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan
perawat ke belakang tungkai dan angkat pasien
m. Tetap didepan pasien sampai mencapai
keseimbangan
n. Turunkan tinggi tempat tidur sampai kaki
menyentuh lantai
10 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi
a. Bantu pasien ke posisi duduk ditepi tempat tidur.
Posisikan kursi pada sudut 450 terhadap tempat
tidur atau paralel terhadap ranjang. Jika
menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kursi
roda dalam posisi terkunci
b. Lebarkan kaki perawat
c. Tekuk lutut dan pinggul perawat segaris dengan
lutut pasien
d. Masukan tangan melewati bawah aksila pasien
dan letakkan tangan pada skapula
e. Bantu pasien berdiri pada hitungan ketiga sambil
meluruskan pinggul dan lutut bagi berawat
f. Berputar pada kaki yang paling jauh dari kursi
g. Instruksikan pasien untuk duduk bila telah
merasakan tempat duduk pada kursi pada bagian
belakang lututnya
h. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan
kursi untuk topangan bila ada
i. Tekuk pinggul dan lutut perawat serta dudukan
pasien di kursi roda
j. Posisikan pasien dengan benar pada posisi
duduk

11 Memindahkan pasien dari ranjang ke brankar:


a. Atur ranjang pasien sebagai persiapan untuk

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 116


Modul KMB III TA 2019/2020

pemindahan
b. Naikan ranjang/ brankar yang menjadi tempat asal
pasien sedikit lebih tinggi
c. Pastikan roda ranjang dan brankar terkunci
d. Keluarkan selipan seprai pengangkut dari kedua
sisi ranjang
e. Geser pasien ke tepi ranjang dan posisikan
brankar
f. Gulung seprai pengangkut ke sisi pasien
g. Posisikan pasien ke tepi ranjang dan selimuti
pasien dengan seprai
h. Posisikan brnkar paralel terhadap ranjang di
samping pasien dan kunci rodanya
i. Perawat pertama berlutut di atas ranjang pada sisi
yang jauh dari brankar
j. Kedua perawat yang lain menjangkau pasien dari
seberang brankar dengan memegang seprai
pengangkut, satu perawat pada area kepala dan
dada, menopang kepala dan leher dan perawat
yang lain menopang pinggang dan paha
k. Pindahkan pasien dengan hati-hati ke brankar
l. Rapatkan tubuh perawat ke brankar secara
serempak dengan anggota yang lain
m. Instruksikan pasien untuk menenkuk leher dan
kepalanya selama proses pemindahan bila
memungkinkan. Letakan lengan pasien diatas
dada
n. Fleksikan pinggul perawat dan tarik pasien di atas
seprai pengangkut secara serempak ke arah atas
brankar
o. Buat pasien merasa nyaman, buka kunci roda
brankar dan pindahkan brankar menjauhi ranjang
p. Naikan jeruji pada tepi brankar da/ atau
kencangkan tali pengikat di atas pasien

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 117


Modul KMB III TA 2019/2020

Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)


Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang
benar)
Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan
prosedur yang benar)

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Rekomendasi :

Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 118


Modul KMB III TA 2019/2020

FIKSASI

A. Tinjauan Pustaka
Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh
dokter dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Istilah pembalut merujuk pada aplikasi secara
luas maupun secara sempit pembalutan untuk tujuan terapeutik. Apapun alasannya, perlu diingat
bahwa jika tidak diterapkan dengan benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan
injury. Tekanan pembalutan harus tidak melebihi tekanan hidrostatik intravaskuler, jika membalut
bertujuan untuk mengurangi pembentukan oedema tanpa meningkatkan tahanan vaskuler yang
dapat merusak aliran darah.

B. Tujuan:
a. Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser dari tempatnya
b. Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka
c. Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser
d. Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi
e. Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya

C. Macam:
 Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
o Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai
ukuran. Pnjang kaki antara 50-100cm
o Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau untuk
menggantung bagian anggota badan yang cedera
o Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan,
pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 119


Modul KMB III TA 2019/2020

 Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi


o Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa
lapis dan berbentukseperti pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebamya antara
5-10cm.
o Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang
lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 120


Modul KMB III TA 2019/2020

 Pita adalah pembalut gulung


o Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan elastis.
o Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah dan
tidak mudah bergeser ( Kendor).
o Macam-macam pembalut dan penggunaannya :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 121


Modul KMB III TA 2019/2020

o Lebar 2,5 cm - Biasa untuk jari-jari Lebar 5cm - Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
Lebar 7,5 cm - Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki Lebar 10 cm
- Biasa untuk paha dan sendi pinggul Lebar >10-15cm - Biasa untuk dada, perut, dan
punggung

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 122


Modul KMB III TA 2019/2020

 Plester adalah pembalut berperekat


 Pembalut in untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir,
untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
 Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 123


Modul KMB III TA 2019/2020

 Pembalut yang spesifik


o Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa penutup luka
dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka-luka
lebar
o Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman.
Biasa dipergunakan pada luka-luka kecil
 Kassa steril
o Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang
sudah diberi obat-obatan ( antibiotik, antiplagestik).
o Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.

Prosedur pembalutan
1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan
a. Bagian dari tubuh yang mana ?
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
c. Bagaimana luas luka tersebut ?
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau kombinanasi
3. Sebelum dibalut jika luka terbuka periu diberi desinfektan atau dibalut den< pembalut yang
mengandung desinfektan atau dislokasi periu direposisi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 124


Modul KMB III TA 2019/2020

4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :


 Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
 Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain
 Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita
 Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan beriapis, lapis yang paling
bawah letaknya disebelah distal
 Tidak mudah kendor atau lepas

5. Cara membalut dengan mitella


a. Salah satu sisi mitella dilipat 3 - 4 cm sebanyak 1 - 3 kali
b. Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik
secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
c. Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan b, atau
diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat
dan kepentingannya

6. Cara pembalutan dengan dasi


a. Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing-
masing ujung lancip
b. Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
c. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling
menarik d. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

7. Cara membalut dengan pita


a. Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan pita ukuran lebar
yang sesuai
b. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung yang diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh , yang akan dibalut kemudian dari
distal ke proksimal dibebatkan dengan. arah bebatan saling menyilang dan tumpang
tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
c. Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain secukupnya

8. Cara membalut dengan plester


a. Jika ada luka terbuka
 luka diberi obat antiseptik

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 125


Modul KMB III TA 2019/2020

 tutup luka dengan kassa


 baru lekatkan pembalut plester
b. Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir)
 balutan plester dibuat "strapping" dengan membebat berlapis-lapis dari distal ke
proksimal, dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu masing-masing ujungnya
difiksasi dengan plester

9. Penggunaan pembalut yang steril


Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat akan digunakan

DAFTAR TILIK
BANDAGE (PEMBALUTAN)
No Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
1 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2 Berikan salam, menyapa dengan sopan
3 Melakukan anamnesis seperlunya
4 Memeriksa ada tidaknya kegawatan medis pada pasien
5 Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut/cedera : inspeksi, palpasi,
gerakan
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur
7 Mempersiapkan posisi dan menenangkan pasien
8 Rawat luka/ hentikan pedarahan dengan deb jika ada
9 Memilih kenis pembalutan yang tepat
10 Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi dan arah balutan)
11 Evaluasi hasil yang dicapai (hail pembalutan : mudah lepas,
mengganggu peredaran darah, mengganggu gerakan lain)

JUMLAH

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)


Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang
benar)
Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan
prosedur yang benar)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 126


Modul KMB III TA 2019/2020

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Rekomendasi :

Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 127


Modul KMB III TA 2019/2020

WOUND CARE

A. Definisi
Membersihkan luka menggunakan teknik aseptik untuk mempercepat proses penyembuhan
dan mencegah terjadinya infeksi di rumah
B. Tujuan
- membuka dan membuang balutan yang sudah kotor untuk mencegah penyebaran infeksi
- membersihkan area di sekitar luka untuk mencegah terjadinya infeksi tambahan
- membersihkan area luka dari nanah dan sekret
- memasang perban steril untuk mempercepat proses penyembuhan
- melindungi atau membidai lokasi luka
- menjaga suhu permukaan luka
- menjaga kelembaban antara luka dan balutan
- memberikan kenyamanan fisik, psikologis, dan estetika

C. Prinsip
- Segala sesuatu yang berkontak dengan luka harus disterilisasi dengan cara yang paling
efektif
- Tangan harus di cuci secara menyeluruh sebelum memegang peralatan pembalut luka
- Ketika membersihkan luka, bersihkan mulai dari area yang paling bersih ke area yang
kurang bersih

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 128


Modul KMB III TA 2019/2020

DAFTAR TILIK
PERAWATAN LUKA

Nilai
NO. KEGIATAN
0 1 2
1 Pastikan Kebutuhan Klien untuk dilakukan Perawatan Luka
2 Persiapan Alat-Alat :
Alat Steril
1. Pinset anatomis 2 buah
2. Pinset sirugis 1 buah
3. Kom kecil 2 buah
4. Kassa steril secukupnya
5. Handskun 2 pasang
6. Lidi kapas secukupnya
7. Perban gulung
Alat tidak steril
1. Gunting perban
2. Plester
3. Betadine
4. Perlak dan alas
5. Larutan NaCl 0,9%
6. Kapas alkohol
7. Bengkok 2 buah ( 1 berisi larutan desinfektan)
8. Korentang
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan perawatan
4 Dekatkan alat
5 Pasang sampiran
6 Cuci tangan
7 Pasang perlak dan alas pada bagian luka
8 Dekatkan bengkok
9 Gunting plester sesuai kebutuhan
10 Basahi plester dengan menggunakan kapas alkohol
11 Paket steril dibuka dengan benar
12 Tuangkan larutan NaCl dan betadine ke dalam kom kecil
13 Gunakan sarung tangan dengan benar
14 Ambil pinset anatomis dan sirugis
15 Persiapkan kassa yang telah diberikan NaCl dan betadine secukupnya
Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan di buang ke dalam
16
bengkok yang berisi larutan desinfektan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 129


Modul KMB III TA 2019/2020

Tangan kanan memegang pinset irugis dan tangan kiri memgang pinset
17
anatomis
Ambil kassa NaCl dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset
18
sirugis (tangan kanan)
19 Bersihkan luka dengan benar
- Sirkuler/memutar (dari luar ke dalam)
- Dari atas k bawah
- Dari samping kiri ke kanan
- Melebarkan kassa lalu gulung kassa tersebut ke bagian luar sekaligus
menekannya
20 Keringkan luka dengan kassa kering yang di ambil oleh pinset anatomis
dan dipindahkan ke inset sirugis
21 Olesi luka dengan kassa betadine, mengambilnya dengan cara yang sama
22 Tutup/kompres luka dengan kassa betadine
23 Tutup luka dengan kassa kering
24 Balut dengan perban gulung
25 Lepas sarung tangan
26 Plester luka
27 Evaluasi respon pasien
28 Akhiri interaksi dengan salam
29 Mencuci tangan
30 Dokumentasi hasil tindakan
31 Rencanakan tindakan selanjutnya
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)


Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang
benar)
Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan
prosedur yang benar)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 130


Modul KMB III TA 2019/2020

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Rekomendasi :

Pembimbing :

RANGE OF MOTION (ROM)


Definisi
Latihan isotonik yang dilakukan, baik oleh pasien sendiri atau oleh perawat pada ;pasien
yang tidak berdaya untuk memobilisasi semua sendi lewat pergerakan dengan jangkauan
penuh
Tujuan
1. Meningkatkan kekuatan dan ketahan otot
2. Menjaga fungsi fisiologis normal
3. Mencegah komplikasi akibat kontraktur imobilitas
4. Meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sehari-hari
5. Meningkatkan aktivitas fisik
6. Meningkatkan fleksibilitas sendi

Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 131


Modul KMB III TA 2019/2020

Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan latihan kepada pasien
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Lepaskan cincin atau perhiasan lainnya yang bersifat
menjepit
Lepaskan semua pakaian ketat dan pakaikan jubah
rumah sakit
Selimuti pasien dengan handuk besar dan bantu
pasien berada dalam posisi terlentang
Paparkan hanya area yang dilatih
Atur ketinggian ranjang
Tahap Kerja
8 Mulailah melakukan ROM pasif mulai dari kepala
diteruskan ke bawah
9 Leher:
- Gerakkan kepala lewat fleksi, ekstensi, fleksi
lateral, memutar, dan hiperekstensi leher
- Pergerakan kepala dikontraindikasikan pada
operasi tulang belakang, trauma tulang
belakang, dan trauma sistem saraf pusat
lainnya dan pada pasien yang terpasang jalur
vena sentral

10 Bahu:
- Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi,
adduksi dan sirkumduksi, rotasi eksternal
dan rotasi internal. Bahu harus ditopang
pada bagian proksimal dan distal

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 132


Modul KMB III TA 2019/2020

11 Badan:
- Fleksi, ekstensi, hiperekstensi fleksi lateral,
dan rotasi badan
12 Siku:
- Fleksi, ekstensi, pronasi dan supinasi. Topang
sendi siku secara proksimal dan distal
13 Lengan bawah:
- Pronasi dan supinasi. Posisikan pergelangan
tangan dalam posisi fungsional

14 Pergelangan tangan:
- Feksi, ekstensi, hiperekstensi, dan fleksi
lateral (radialis dan ulnaris). Posisikan
pergelangan tangan dalam posisi fungsional

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 133


Modul KMB III TA 2019/2020

15 Tangan:
- Gerakkan tangan lewat gerakan fleksi,
ekstensi dan hiperekstensi, abduksi, adduksi,
aposisi ibu jari dan sirkumduksi ibu jari

16 Pinggul:
- Gerakkan pinggul lewat gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal dan
rotasi eksternal dan sirkumduksi dengan
topangan di atas dan di bawah sendi
17 Lutut:
- Gerakkan lutut lewat gerakkan fleksi dan
ekstensi
18 Pergelangan kaki dan kaki
- Ekstensi, fleksi plantar, dorsofleksi, eversi,
dan inversi kaki

19 Jari-jari kaki
- Gerakan lewat gerakan fleksi, ekstensi,
abduksi dan adduksi
Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 134


Modul KMB III TA 2019/2020

Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang


benar)
Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan
prosedur yang benar)

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Rekomendasi :

Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 135


Modul KMB III TA 2019/2020

UNIT 14
PERKULIAHAN
KMB III
MINGGU XV
a. Irigasi mata
b. Tetes mata
c. Irigasi telinga
d. Tetes telinga

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 136


Modul KMB III TA 2019/2020

IRIGASI MATA

Irigasi mata adalah tindakan untuk membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari mata.

http://www.proceduresconsult.jp
Tujuan Irigasi mata
Irigasi mata bertujuan untuk mengeluarkan kotoran, zat kimia, ataupun benda asing lainnya dari
mata.

Indikasi
Irigasi mata diindikasikan pada:
1. Adanya benda asing di mata
2. Inflamasi pada mata
3. Cidera kimiawi pada mata

Kontraindikasi
Irigasi mata tidak boleh dilakukan jika ada luka, minyalnya karena tusukan, pada mata.
Alat dan bahan yang diperlukan:
1. Anestesi topical
2. Cairan irigasi steril dengan kanula
RL biasa digunakan karena merupakan larutan isotonik yang tidak merubah komposisi
elektrolit yang diperlukan mata
3. Plester katun
4. Kapas
5. Bengkok

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 137


Modul KMB III TA 2019/2020

6. Handuk atau laken untuk menutupi pakaian pasien


7. Sarung tangan

IRIGASI MATA

Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan klien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Salam terapeutik, sapa klien dengan namanya
5 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Tahap Kerja
8 Jaga privasi klien
9 Atur posisi klien
Klien berbaring telentang atau duduk dengan kepala
dicondongkan ke belakang dan sedikit miring
kesamping atau kearah yang mengalami gangguan.
10 Dekatkan alat ke klien
11 Letakkan bengkok dekat dengan mata klien
12 Pasang sarung tangan
13 Bersihkan kelopak mata
14 Tarik kelopak sehingga membuka dengan ibu jari dan
jari satu tangan, dan mata dibilas dengan lembut,
mengarahkan aliran menjauhi hidung dan kornea.
15 Selama irigasi, minta pasien untuk sering berkedip
dan melihat kesegala arah sehingga keseluruhan
permukaan mata dapat diirigasi. Cairan tidak boleh

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 138


Modul KMB III TA 2019/2020

diarahkan kehidung karena ada bahaya kemungkinan


akan mengalir ke mata sebelahnya.
Irigator tidak diperbolehkan menyentuh mata,
kelopak, atau bulu mata untuk mencegah
kontaminasi.
16 Prosedur dilanjutkan sampai mata bebas sama sekali
dari sekresi.
17 Keringkan mata dan pipi setelah irigasi selesai
dengan kapas
18 Bantu klien kembali ke posisi nyaman
19 Rapikan alat
20 Cuci tangan
Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)

Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang benar)

Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur


yang benar)

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Rekomendasi :

Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 139


Modul KMB III TA 2019/2020

MENETESKAN OBAT KE MATA

Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :
No Tindakan Nilai
Tujuan 0 1 2
1 Mengobati infeksi
2 Meneteskan obat sebelum pemeriksaan atau
operasi mata
3 Melumasi mata
4. Merwarnai kornea untuk mengidentifikasi abrasi
dan jaringan parut
Perangkat Alat
1 Sarung tangan bersih
2 Bola-bola kapas steril yang direndam dalam NaCl
0,9% steril
3 Obat
4 Bola-bola kapas steril kering
5 Alas kering steril dan plester kertas
6 Nampan ginjal
Prosedur
1 Identifikasi pasien dan periksa:
a. Alergi terhadap obat
b. Penampakan mata dan struktur di sekitarnya
c. Lesi, eksudat, eritema atau pembengkakan
d. Lokasi dan sifat sekret
e. Tingkat kesedaran dan kemauan untuk
bekerjasama
f. Pengetahuan pasien tentang obat
g. Pemakaian lensa kontak
2 Periksa formulir permintaan obat
a. Periksa instruksi dokter dan terkait persiapan,
kekuatan obat, jumlah tetesan, frekuensi

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 140


Modul KMB III TA 2019/2020

penetesan dan mata yang akan diterapi


OD (Oculus dexter)  mata kanan
OS (Oculus sinister)  mata kiri
OU (Oculus uterque)  kedua mata
b. Periksa tanggal kadarluasa dan label obat
3 Persiapkan pasien untuk diterapi
a. Periksa tanda pengenal dan nama pasien
b. Jelaskan prosedurnya
c. Bantu pasien kembali ke posisi nyaman , duduk
atau berbaring dengan kepala sedikit
dihiperekstensi
d. Minta bantuan untuk menahan pasien anak-anak
e. Lepas lensa kontak bila ada
4 Cuci tangan
5 Bersihkan kelopak mata dan bulu mata
a. Pakaian sarung tangan steril
b. Gunakan kapas usap steril yang dicelupkan dalam
NaCl 0,9% steril dan lap dari daerah kantus dalam
ke kantus luar
6 Berikan obat mata
a. Periksa sediaan obat mata terkait nama,
kekuatan, tanggal kadarluasa dan jumlah tetesan
bila obatnya cair
b. Instruksikan pasien untuk melihat ke langit-langit.
Berikan bola kapas penyerap steril yang kering
pada pasien
c. Buka sakus konjungtiva bawah dengan
meletakkan ibu jari atau jari-jari tangan yang
dominan tepat dibawah mata pada lengkung
zigomatikus dan tarik ke bawah kulit pada pipi
secara perlahan. Jika jaringannya bengkak, hati-
hati saat menyentuhnya agar jangan sampai
mencederainya
Obat cair:

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 141


Modul KMB III TA 2019/2020

- Buang tetesan pertama obat


- Dekati mata dari samping dan teteskan obat
dalam jumlah yang tepat ke sepertiga luar
konjungtiva bawah, dengan memegang obat
1-2 cm di atas mata
Salep mata:
- Buat tipis salep mata
- Pegang tube di atas sakus konjungtiva, peras
keluar 2 cm salep ke sakus konjungtiva bawah
dari kantus dalam mengarah ke luar
7 Instruksikan pasien untuk menutup kelopak matanya
dan bukan memejamkan mata secara kuat
8 Instruksikan pasien untuk menekan duktus
nasolakrimalis selama paling sedikit 30 detik setelah
meneteskan obat cair
9 Bersihkan kelopak mata sesuai kebutuhan dengan
mengusap dari kantus dalam kantus luar
10 Pasang alas mata bila diperlukan dan rekatkan
dengan plester dan instruksikan pasien untuk tidak
menggososk matanya
11 Periksa respons pasien
12 Simpan kembali obatnya
13 Cuci tangan
14 Catat pemberian obat: nama obat yang diberikan,
jumlah tetesan dan respon pasien, dll
Tahap Terminasi
21 Evaluasi respon klien
22 Rencanakan tindak lanjut
23 Dokumentasi tindakan dan hasil

Nilai 0 : Tidak Memuaskan (langkah-langkah diperagakan)

Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang benar)

Nilai 2 : Sangat Memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur


yang benar)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 142


Modul KMB III TA 2019/2020

Tanggal :

Lulus :

Tidak Lulus :

Rekomendasi :

Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 143


Modul KMB III TA 2019/2020

IRIGASI TELINGA

PENDAHULUAN
Irigasi telinga merupakan suatu tindakan membilas saluran telinga luar dari serumen atau
benda asing.

www.mountainside-medical.com

Tujuan Irigasi Telinga


Irigasi telinga ini bertujuan untuk:
a. Mengevakuasi serumen atau atau kotoran telinga.
b. Membersihkan telinga dari benda asing, seperti semut atau serangga lainnya, dan
biji-bijian,
c. Membebaskan telinga dari rasa sakit.

Indikasi
Irigasi telinga diindikasikan pada telinga yang:
a. Ada sumbatan serumen
b. Adanya benda asing dalam telinga

Kontraindikasi
Irigasi telinga tidak boleh dilakukan pada:
a. Perforasi membran timpani atau resiko injuri.
b. Jika benda yang masuk ke dalam telinga bersifat dapat mengisap air, irigasi tidak
voleh dilakukan karena benda tersebut mengembang dan sulit dikeluarkan.
c. Temperatur yang ekstrim panas dapat menyebabkan pusing mual dan muntah.
d. Post-operasi telinga

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 144


Modul KMB III TA 2019/2020

e. Ada perdarahan telinga

Alat yang diperlukan:

a. Baki steril, isinya:


1. Mangkok kecil berisi cairan dengan suhu 37 0C.
2. Semprit telinga atau otologik syiringe (metal). Syiringe 60 ml ukuran 18 atau 20
G dan untuk anak-anak waterpik
3. Pinset telinga
4. Corong telinga
5. Pemilin telinga
6. Pengail telinga

b. Baki berisi alat-alat tidak steril


1. Otoskop
2. Termometer
3. Kapas dalam tempatnya
4. Perlak dan alasnya
5. Lampu spiritus
6. Cotton tip untuk anak-anak
7. Lampu kepala
8. Sarung tangan
9. Bengkok
10. Handuk
11. Kom tempat kotoran

c. Jenis cairan yang digunakan :


NaCL 0,99%
H2O2

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 145


Modul KMB III TA 2019/2020

IRIGASI TELINGA
Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :

No. Aspek Yang Dinilai Nilai


Tahap Prainteraksi 0 1 2
1 Cek catatan medis klien
2 Mengkaji status klien
3 Cuci tangan
4 Persiapkan alat
Tahap Orientasi
5 Salam terapeutik, sapa klien dengan
namanya
6 Melakukan kontrak (waktu, topic, tempat)
7 Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
Tahap Kerja
8 Jaga privasi klien
9 Atur posisi klien
Klien diposisikan duduk. Jika klien anak-
anak, dipangku sambil dipegang kepalanya
10 Pasang perlak pada bahu dibawah telinga
yang akan dibersihkan.
11 Dekatkan alat ke klien
12 Berikan bengkok pada klien dan minta
kerjasama klien untuk memegang bengkok
dengan posisi di bawah telinga
13 Pasang lampu kepala
14 Pakai sarung tangan
15 Identifikasi visual menggunakan otoskop
pada telinga yang bermasalah
16 Bersihkan kotoran telinga dengan kapas,

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 146


Modul KMB III TA 2019/2020

memakai pemilin kapas


17 Hisaplah cairan dengan menggunakan
semprit (syringe) dan keluarkan udara dari
semprit
18 Tariklah daun telinga klien ke atas kemudian
ke belakang dan dengan tangan yang lain
perawat memancarkan cairan ke dinding
atas dari liang telinga. Penyemprotan cairan
harus perlahan-lahan dan tepat ditujukan ke
dinding atas liang telinga agar tidak merusak
membran timpani.
19 Jika sudah bersih, keringkan daun telinga
dengan kapas yang telah dipilin
20 Lihat atau periksa kembali liang telinga klien
apakah sudah bersih atau belum dengan
menggunakan corong telinga
21 Rapikan alat
22 Posisikan klien ke posisi yang nyaman
23 Cuci tangan
Tahap Terminasi
24 Evaluasi respon klien
25 Rencana tindak lanjut
26 Dokumentasikan tindakan dan macam cairan
dan suhu, warna dan banyaknya cairan yang
keluar.

Nilai 0 : Tidak memuaskan (langkah-langkah diperagakan)


Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang benar)
Nilai 2 : Sangat memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur
yang benar)

Tanggal :
Lulus :
Tidak lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 147


Modul KMB III TA 2019/2020

MENETESKAN OBAT KE DALAM TELINGA


Tanggal :
Nama Mahasiswa :
Peer :

No. Aspek Yang Dinilai Nilai


Tujuan 0 1 2
1 Melunakan kotoran telinga agar dapat dikeluarkan
2 Mengurangi inflamasi lokaldan menghancurkan
organisme infektif pada kanalis eksternal telinga
3 Meredakan nyeri
4 Memudahkan pengeluaran benda asing
Kontraindikasi
Ruptur membran timpani
Perangkat Alat
1 Sarung tangan bersih (opsional)
2 Cotton bud
3 Botol obat dengan pipet
4 Bola-bola kapas
5 Baskom ginjal
6 Mangkuk dengan NaCl 0,9% (opsional)
Prosedur
1 Periksa:
a. Alergi terhadap obat
b. Kemerahan/ abrasi pada pinna/ meatus
c. Jenis dan jumlah sekret
d. Keluhan rasa tidak nyaman
e. Kemampuan benerjasama selama prosedur
dilakukan
f. Kerja obat yang spesifik dan efek samping
g. Pengetahuan pasien mengenai obat yang akan
diberikan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 148


Modul KMB III TA 2019/2020

2 Periksa formulir peermintaan obat terkait nama


obat, dosis, waktu, jumlah dan telinga mana yang
akan diterapi
3 Identifikasi dan jelaskan prosedurnya, tujuan
pengobatan, dan posisi selama dan setelah
penetesan obat
4 Minta bantuan ketika menangani anak-anak atau
bayi untuk menahan mereka
5 Bantu pasien untuk berada dalam posisi berbaring
miring dengan telinga yang akan diterapi berada di
atas
6 Bersihkan meatus kanalis telinga dengan
menggunakan cotton bud. Memakai NaCl 0,9% bila
perlu
7 Hangatkan wadah di tangan atau dengan
meletakkannya sebentar di dalam air hangat
8 Isi sebagian pipet dengan obat
9 Luruskan kanalis auditorius. Untuk bayi dan anak-
anak dibawah 3 tahun, tarik pinna ke bawah dan
belakang. Untuk pasien dewasa atau anak-anak di
atas 3 tahun, tarik pinna ke atas dan kebelakang
10 Teteskan obat sesuai jumlah yang tepat di
sepanjang kanal telinga dengan memengang pipet
satu sentimeter di atas kanal telinga
11 Tekan tragus telinga secara lembut lakukan
beberapa kali
12 Instruksikan pasien untuk tetap berada dalam posisi
miring selama 5 menit
13 Masukkan potongan kecil kapas secara longgar ke
meatus kanalis auditorius selama 15-20menit
14 Periksa kenyaman, respons pasien dan periksa
sekret/ drainase yang keluar dari dalam telinga
15 Simpan kembali obat dan peralatan lainnya
16 Cuci tangan
Tahap Terminasi
24 Evaluasi respon klien
25 Rencana tindak lanjut
26 Dokumentasikan tindakan (catat pemberian
obat, nama obat, jumlah tetesan yang
diberikan dan respon pasien)

Nilai 0 : Tidak memuaskan (langkah-langkah diperagakan)


Nilai 1 : Memuaskan (memperagakan langkah-langkah tidak sesuai prosedur yang benar)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 149


Modul KMB III TA 2019/2020

Nilai 2 : Sangat memuaskan (memperagakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur


yang benar)

Tanggal :
Lulus :
Tidak lulus :
Rekomendasi :
Pembimbing :

RUBRIK DESKRIPTIF
A. MAKALAH

NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Halaman sampul
Berisi judul makalah, nama dan NIM penulis makalah, logo
institusi, nama institusi, dan tahun penulisan makalah
2 Kata Pengantar
Berisi gambaran isi makalah dan ucapan terimakasih mahasiswa
sebagai penulis yang ditujukan kepada dosen pengampu dan
lembaga terkait serta pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah
Tulisan KATA PENGANTAR ditulis dengan huruf kapital simetris
diatas bidang pengetikan, tanpa tanda titik, dan berada ditengah
atas.
Teks dalam kata pengantar diketik dengan spasi 1,5
Panjang teks tidak lebih dari 2 halaman kertas A4
Pada bagian akhir dicantumkan Penulis (dipojok kanan bawah)
tanpa menyebut nama terang
3 Daftar Isi
Memuat Judul BAB, Judul Sub BAB, dan judul anak sub BAB yang
disertai dengan nomor halaman pemuatannya
Semua judul BAB diketik dengan huruf kapital, sedangkan sub
bab dan judul anak sub bab hanya huruf awal pada setiap kata
saja yang diketik kapital . teks dalam daftar isi diketik dengan
spasi tunggal
4 Daftar Lampiran
Memuat nomor Lampiran, judul lampiran. Antara judul lampiran
yang satu dengan lainnya diberi jarak spasi 1,5
5 ISI

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 150


Modul KMB III TA 2019/2020

Pendahuluan
 latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan makalah
ISI
 konsep yang diharapkan sesuai dengan rancangan
penugasan
Penutup
 Kesimpulan dan saran
6 Daftar Pustaka
Mencakup buku dan jurnal terkait berdasarkan evidance based
7 Lampiran

Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

B. PRESENTASI KELOMPOK
1. Cheklist pembelajaran diskusi kelompok, presentasi oleh Dosen
2. Dosen yang menilai :
3. Kelompok Tampil :
4. Mata Kuliah :
5. Tgl :
6. Proses Kelompok :
7. Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang
berjalan

NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Anggota kelompok menyiapkan materi dengan baik
2 LO sudah tercapai
3 Membuat kesimpulan kelompok
4 Diskusi kelompok merangsang anggota untuk
berpartisipasi
5 Semua anggota memberikan kontribusi pemikiran dalam
diskusi
6 Suasana kerjasama tampak didalam kelompok
7 Mahasiswa mampu bertanggung jawab pada ketepatan
informasi yang diberikan
8 Mahasiswa menggunakan sumber – sumber yang sesuai

Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 151


Modul KMB III TA 2019/2020

C. SIMULASI
Cheklist Ranah Keterampilan ( demonstrasi, role play ) oleh Dosen
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Ket : Merujuk kedaftar tilik untuk demostrasi dan Role play

NO Ranah Keterampilan SKALA


(Demontrasi, Role Play, Sgt Baik Baik Cukup Krg (21- 40) Sgt krg<20
Praktek lapangan) (>81) (61-80) (41 -60)
A. Dimensi Isi Mampu Isi akurat Isi secara Isi kurang Isi tidak akurat
mengugah lengkap & umum lengkap karena atau terlalu
pendengar menamba lengkap tidak ada data , umum atau
dan wawasan akurat tidak kadang salah .
mengembn tetapi tidak menambah
gkan lengkap pemahaman
pikiran
B Dimensi Organisasi Terorganisi Terorganisi Presentasi Cukup fokus Tidak ada
dengan dgn baik fokus namun bukti organisasi,
menyajikay untuk menyajikan kurang kurang fokus
ang be mendukun beberapa dan tidak
didukung kesimpulan bukti dan menggunakan
oleh contoh bukti
konsep pendukung
yang benar konsep yang
benar

Berbicara Pembicara Pembicara Berpatokan Berbicara


C. Dimensi Gaya prentasi dgn tenang tenang pada catatan cemas dan
semanagt menggunak mengguna tidak ide yang tidak nyaman,
dan an komter kan komter dikembangkan muncul rasa
menularkan yang baik yang baik takut,tidak ada
antusias dan selalu dan selalu ada kontak
pada kontak , kontak , mata dengan
pendengar secar namun yang lain.
intensif melihat
berinteraks catatan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 152


Modul KMB III TA 2019/2020

D. REVIEW DAN PENGGUNAAN JURNAL

No Komponen yang dinilai 1 2 3 4 5


1 Artikel berasal dari jurnal terindeks dalam waktu 3 tahun terakhir
2 Artikel berkaitan dengan tema keperawatan khususnya
3 Jurnal sekurang-kurangnya membahas tentang proses
keperawatan pasien yang bersangkutan
4 Ketepatan menggunaka PICO (Populasi, Intervention,
Comparative, dan Outcome) dalam analisa Jurnal
5 Ketepatan meringkas konsep pemikiran penting dalam artikel
6 Ketepatan meringkas metodologi yang digunakan dalam
penelitian
7 Ketepatan meringkas hasil penelitian yang digunakan dalam
penelitian
8 Ketepatan meringkas pembahasan yang digunakan dalam
penelitian
9 Ketepatan meringkas simpulan yang digunakan dalam penelitian
10 Ketepatan melaksanakan hasil penelitian dalam proses
keperawatan

Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 153


Modul KMB III TA 2019/2020

E. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)/ PENYULUHAN

No Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4 5


1 Persiapan
a. Identifikasi masalah
b. Membuat SAP / SATPEL
c. Penggunaan metedia
2 Pelaksanaan
a. Melakukan pendekatan secara tepat
b. Menjelaskan maksud dan tujuan
c. Cara penyampaian :
 Penggunaan bahasa
- Tepat dan benar
- Sistematis
- Mudah dimengerti
 Penggunaan alat peraga
 Asertif selama penyuluhan
 Mampu membangkitkan minat / motivasi
peserta penyuluhan
 Tidak kaku (luwes)
3 Evaluasi
a. Peserta kooperatif selama penyuluhan
b. Mengerti isi penyuluhan
c. Memiliki motivasi untuk melaksanakan
d. Serta mengajukan pertanyaan sesuai materi
penyuluhan
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 154


Modul KMB III TA 2019/2020

RUBRIK HOLISTIK
A. SIKAP
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang
berjalan

NO Ranah sikap Pribadi Penilaian obs


1 2 3 4 5
1 Berakhlak mulia dan sopan santun
2 Percaya diri
3 Bertanggung jawab
4 Disisplin
5 Berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan sekitarnya
6 Mampu bekerja sama

1 =kurang sekali ,2=kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 155


Modul KMB III TA 2019/2020

Unit Kompetensi LSP


Kode Unit kompetensi : KES.PG02.038.01
Judul Unit kompetensi : Memfasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Per Oral

No. Pencapaian
Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
KUK Ya Tidak
Identifikasi fisik
Menanyakan kepada pasien bagaimana kondisinya
klien/pasien yang
hari ini
1.1 menggambarkan bantuan Melakukan pengkajian fisik pada pasien
untuk pemenuhan nutrisi Mengidentifikasi kondisi pasien yang
menggambarkan bantuan untuk pemenuhan oral
oral (TS)

Identifikasi jenis makanan, Menanyakan pada pasien jenis makanan kesukaan


kesukaan, diet dan Menanyakan pada pasien apakah pasien memiliki
1.2 makanan pantangan tertentu
pantangan (TS)
Menanyakan pada pasien apakah pasien memiliki
alergi atau tidak.
Identifikasi Kemampuan
menelan, nafsu makan Menanyakan kemampuan menelan pasien
1.3
Menanyakan bagaimana nafsu makan pasien
diidentifikasi (TS)
Identifikasi kondisi mental Menanyakan bagaimana perasaan dan kondisi
psikologis: mood, psikologis pasien
1.4
Menanyakan apakah pasien mengalami anoreksia
anoreksia neurosa (TS)
nervosa
Identifikasi Alat-alat makan
sesuai kebutuhan Menentukan alat-alat yang dibutuhkan untuk
2.1 makan pasien
diidentifikasi (TS)
Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan

Siapkan makanan Mengidentifikasi jenis diet pasien


2.2
klien/pasien sesuai diet
Menyiapkan makanan sesuai dengan jenis diet
(TS) pasien

Memasang sampiran disamping tempat tidur


2.3 Siapkan situasi/kondisi
pasien
yang kondusif untuk
makan. (TS, JRES) Menciptakan lingkungan yang nyaman saat pasien
makan

Identifikasi perasaan Menanyakan bagaimana perasanaan pasien


3.1
klien/pasien (TS)
Menanyakan apakah pasien siap untuk makan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 156


Modul KMB III TA 2019/2020

Posisikan klien/pasien Mengatur posisi pasien setengah duduk/ duduk


3.2
untuk memudahkan untuk persiapan makan
memberi makan (TS) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

Informasikan jenis makan Memberikan informasi kepada pasien terkait jenis


3.3
sesuai diet kepada makanan pasien
klien/pasien Memberikan penjelasan kepada pasien mengapa
(TS, JRES) pasien mendapatkan diet tertentu

Lakukan pemberian Menanyakan kesiapan pasien untuk makan via oral


3.4
makanan via oral (TS)
Membantu pasien makan lewat mulut

Tunjukkan sikap perhatian


3.5 Menanyakan apakah pasien dapat merasakan
saat memberi makan (TS, makanan dengan baik
JRES) Memberikan motivasi kepada pasien untuk
menghabiskan makanannya.

Nilai Jumlah dan jenis


4.1 Menilai jumlah makanan yang dimakan pasien
makanan yang dimakan
Menilai jenis makanan yang dimakan pasien
klien/pasien (TS)
Identifikasi respon
4.1 Menanyakan bagaimana perasaan pasien selama
klien/pasien selama makan.
pemberian makan. (TS) Memberikan respon terhadap respon pasien

Lakukan tindak lanjut


4.3 Mengevaluasi apakah pasien menghabiskan
sesuai kebutuhan. (TMS) makanannya.

Melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan

Catat data hasil pengkajian


5.1 Mengambil form catatan keperawatan
awal (TS)
Mencatat data hasil pengkajian awal

Identifikasi respon
5.2 Menanyakan bagaimana perasaan pasien
klien/pasien selama
Mengidentifikasi perasaan pasien
pemberian makan (TS)
Lakukan tindak lanjut Mengidentifikasi tindak lanjut sesuai kebutuhan
5.3
sesuai kebutuhan (TMS) Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
sering

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 157


Modul KMB III TA 2019/2020

Unit Kompetensi
KodeUnit kompetensi : KES.PG02.015.01

JudulUnit kompetensi : Mengajarkan Strategi Pengurangan Stres

No. Pencapaian
Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
KUK Ya Tidak
Kumpulkan Data tentang Mengkaji tingkat stress klien/pasien
1.1 kebutuhan klien/pasien
tentang strategi mengurangi Mengkaji strategi koping pasien/klien
stres dikumpulkan dengan
lengkap (TS) Mengkaji kemmapuan manajemen stress
pasien/klien
Melakukan analisa data
1.2
Lakukan penilaian data yang Merumuskan masalah potensial mengenai
terkumpul tingkat stress dan strategi mengurangi stress
(TS) pasien
Mengkategorikan dan menilai masalah
Tetapkan adanya kebutuhan Menentapkan kebutuhan bantuan tentang
1.3
bantuan tentang strategi strategi pengurangan stress bersama
pengurangan stress pasien/klien
(TS)
Informasikan tujuan dan Menginformasikan tujuan dan strategi
2.1
strategi pengurangan stres pengurangan stres kepada pasien/klien
(TMS)

Sampaikan Indikator Menyampaikan indikator keberhasilan pada


2.2
keberhasilan pasien

(TS)

Siapkan fisik dan mental Melakukan persiapan fisik dan mental


2.3
klien/pasien disiapkan untuk klien/pasien untuk menerima pengajaran
menerima pengajaran
(TS)
Sampaikan indikator Menkomunikasikan indikator keberhasilan
3.1
keberhasilan bersama pasien/klien
(TS)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 158


Modul KMB III TA 2019/2020

Tetapkan langkah Menyiapkan SAP pendidikan kesehatan


3.2
pemebelajaran tentang mengenai materi tentang strategi
strategi mengurangi stres mengurangi stres
ditetapkan mengacu pada SOP
yang ada
Tetapkan rencana pengajaran Menyiapkan SAP pendidikan kesehatan
3.3
ditetapkan berdasar pada SOP mengenai materi tentang strategi
pendidikan kesehatan mengurangi stres
Merencanakan pendidikan kesehatan yang
akan dilakukan
Siapkan fisik dan mental Menyiapkan fisik dan mental pasien/klien
4.1
disiapkan untuk menerima untuk menerima pengajaran
pengajaran

Melakukan pendidikan kesehatan mengenai


4.2 Lakukan pendidikan
materi tentang strategi mengurangi stress
kesehatan sesuai dengan SOP
yang mencakup:
mengenai strategi
a. Mekanisme koping pemecahan masalah
mengurangi stress yang
b. Mekanisme koping yang berfokus pada
mencakup: emosi
c. Mekanisme koping jangka panjang
1. Mekanisme koping
pemecahan masalah
2. Mekanisme koping
yang berfokus pada
emosi
3. Mekanisme koping
jangka panjang
Gunakan media dan alat bantu Menyiapkan media dan alat bantu
4.3
pengajaran digunakan sesuai pembelajaran untuk melakukan pendidikan
kebutuhan klien/pasien (TS) kesehatan

Lakukan penilaian respon Melakukan penilaian respon klien/pasien


5.1
klien/pasien (TMS) Menganalisa respon pasien

Lakukan penilaian perubahan Melakukan penilaian perubahan pemahaman


5.2
pemahaman tentang strategi pasien tentang strategi koping yang sehat
koping yang sehat
(TS) Menilai strategi koping yang dipilih
pasien/klien
Tetapkan rencana tindak Menetapkan rencana tindak lanjut bersama
5.3
lanjut bersama klien/pasien
klien/pasien dan keluarga.
dan keluarga (TMS)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 159


Modul KMB III TA 2019/2020

Catat data yang ditemukan dan Melakukan pencatatan terhadap data yang
6.1
respon klien/pasien yang ditemukan
didapat Mencatat respon klien/pasien

Dokumentasikan tindakan Mendokumentasikan tindakan dalam


6.2
dalam mengerjakan strategi mengajarkan strategi koping
koping

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 160


Modul KMB III TA 2019/2020

Unit Kompetensi

Kode Unit kompetensi : KES.PG02.039.01

Judul Unit kompetensi : Memfasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Parenteral.

No. Pencapaian
KUK Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
Ya Tidak
Data klien/pasien - Menyiapkan format pengkajian terkait dengan
1.1
mencakup riwayat kebutuhan nutrisi meliputi pengkajian
keperawatan, nutritional keperawatan dan laboratorium
screening, pemeriksaan - Sampaikan salam terapeutik, lakukan kontrak
fisik menyangkut nutrisi, waktu, maksud dan tujuan
kalkulasi presentasi
kehilangan berat badan, - Melakukan anamnesa kepada pasien terkait
riwayat diet, pengukuran dengan kebutuhan nutrisi
anthropometric dan data - Mengukur berat badan dan tinggi badan
laboratorium
dikumpulkan. - Mengambil data hasil lab pasien apabila belum
ada lakukan pengambilan darah

Kumpulkan data
klien/pasien mencakup
riwayat keperawatan,
nutritional screening,
pemeriksaan fisik
menyangkut nutrisi,
kalkulasi presentasi
kehilangan berat badan,
riwayat diet, pengukuran
anthropometric dan data
laboratorium (TS)
Kebutuhan nutrisi - Mendapatkan hasil interpretasi data pasien
1.3
parenteral ditentukan terkait dengan anamnesa dan data lab
- Menghitung kebutuhan nutrisi pasien
Tentukan kebutuhan
nutrisi parenteral - Menentukan kebutuhan nutrisi parenteral
ditentukan (TS) pasien
Tujuan dan prosedur - Memberitahukan kepada pasien terkait dengan
2.1
pemberian nutrisi secara gangguan nutrisi
parenteral
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
diinformasikan.
pada pasien
Informasikan tujuan dan - Memberikan informed concern tentang
prosedur pemberian prosedur yang akan dilakukan
nutrisi secara parenteral
- Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan
(TMS)
prosedur pemberian nutrisi parenteral

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 161


Modul KMB III TA 2019/2020

Kemungkinan komplikasi - Menjelaskan kemungkinan komplikasi yang


2.2
diinformasikan. terjadi dalam pemberian nutrisi parenteral
salah satunya terjadi phelibitis dan nyeri
Informasikan
- Menjelaskan kepada pasien apa yang harus
kemungkinan komplikasi
dilakukan apabila terjadi komplikasi
(TS)
- Meminta pasien melaporkan apabila terjadi
komplikasi
Kebutuhan alat untuk - Melakukan persiapan alat pemberian
3.1
pemberian nutrisi parenteral : infus set, cairan, kapas alcohol,
parenteral (injeksi abocath sesuai ukuran pasien, bengkok,
intravena) disiapkan tourniquet, plester, dan tiang infus, handscoen,
sesuai standar. gunting
- Mencuci tangan
Siapkan kebutuhan alat
untuk pemberian nutrisi
parenteral (injeksi
intravena) sesuai standar
(JERS)
Cairan nutrisi yang akan - Mengambil cairan yang dibutuhkan pasien
3.2
diberikan diperiksa jenis,
- Memeriksa kembali cairan nutrisi yang akan
jumlah dan lama
diberikan seperti jenis cairan, jumlah dan lama
pemberian.
pemberian
Periksa cairan nutrisi
yang akan diberikan :
jenis, jumlah dan lama
pemberian.
Aspek keamanan (steril) - Mempertankan keamanan aseptic pada daerah
3.3
dijaga. pemasangan
- Menjaga aspek keamanan pasien
Jaga Aspek keamanan
(steril) (TS)
Klien/pasien diposisikan - Memberikan posisi nyaman kepada pasien
4.1
secara nyaman.
- Memberikan privasi kepada klien
Posisikan klien/pasien
diposisikan secara
nyaman (TS)
Prosedur injeksi - Menyambungkan infus set dengan cairan
4.2
intravena dilakukan
- Megalirkan cairan yang ada di dalam infus set
sesuai SOP.
- Memastikan seluruh slang infus terisi cairan
Lakukan prosedur injeksi dan tidak ada gelembung didalamnya dan klem
intravena sesuai SOP
- Memasang perlak dibawah daerah yang akan
(JERS)
diberikan infus
- Mencari daerah yang akan di insersi dan pasang
torniquet
- Melakukan disenfeksi pada area yang akan
ditusuk
- Membuka abocath dan insersi abocat kedalam
vena pasien
- Menyambungkan abocat dengan infus set

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 162


Modul KMB III TA 2019/2020

- Melakukan fiksasi pada area injeksi


- Tutup dengan kasa dan plester
- Membersihkan alat dan rapihkan pasien
Cairan nutrisi yang - Mengatur cairan infus pasien sesuai dengan
4.3
dimasukkan melalui kebutuhan pasien
intravena, meliputi jenis,
- Menghitung cairan infus dengan rumus yang
jumlah dan kesesuaian
sudah ada
dengan order dipastikan.
Pastikan cairan nutrisi - Mencuci tangan
yang dimasukkan melalui
intravena, meliputi jenis,
jumlah dan kesesuaian
dengan order (TS)
Komplikasi berupa - Mengobservasi adanya flebitis pada area
4.4
flebitis diobservasi. penusukan infus
- Meraba daerah sekitar pemasangan infus
Observasi Komplikasi
berupa flebitis (TS) - Menanyakan kembali kepada pasien adanya
nyeri
Respon klien/pasien - Mengevaluasi kembali respon pasien setelah
4.5
diperhatikan. pemasangan infus

Perhatikan respon
klien/pasien (TS)
Respon klien/pasien - Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
5.1
termasuk tanda-tanda pasien (TD, HR, RR, S)
vital diobservasi sesuai
SOP.

Observasi Respon
klien/pasien termasuk
tanda-tanda vital sesuai
SOP (JERS)
Tindak lanjut sesuai - Mengevaluasi kembali pemberian cairan
5.3
kebutuhan dilakukan.
- Menganalisa respon pasien
Lakukan Tindak lanjut d
sesuai kebutuhan (JRES) - Melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan
pasien
Data hasil pengkajian - Mengambil catatan perkembangan perawata
6.1
dicatat. pasien
- Mencatat data hasil pengkajian pada format
Catat data hasil
pengkajian (TS)
Data tindakan - Mengambil catatan perkembangan perawata
6.2
keperawatan dicatat. pasien
Catat data tindakan
- Mencatat data tindakan pada format
keperawatan (TS)
Respon klien/pasien - Mengambil catatan perkembangan perawatan
6.3
dicatat. pasien
Catat respon klien/pasien
- Mencatat respon klien/pasien pada format
(TS)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 163


Modul KMB III TA 2019/2020

Unit Kompetensi

Kode Unit kompetensi : KES.PG02.042.01

Judul Unit kompetensi : Memfasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Parenteral.

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 164


Modul KMB III TA 2019/2020

No. Pencapaian
KUK Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
Ya Tidak
1.1 Periksa makanan, jenis - Melakukan pengkajian untuk mendapatkan
diet dan frekuensi data
pemberian yang telah - Melaporkan kepada dokter hasil pengkajian
ditentukan dokter (TS) - Memeriksa makanan, jenis, diet dan frekuensi

1.2 Tentukan pemberian - Menentukan pemberian makanan secara


makanan perenteral parenteral
apakah secara
intermittent atau terus
menerus (TS)
1.3 Nilai kondisi fisik - Melakukan pengkajian fisik terkait dengan
klien/pasien (TS) pemenuhan nutrisi

1.4 Nilai kondisi psikologi - Menanyakan pearasaan pasien terutama


klien/pasien (TS) tenang psikologi pasien

2.1 Informasikan tujuan dan - Mengucapkan salam terapeutik


prosedur pemberian - Menjelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
nutrisi melalui NGT
nasogastric (TS) - Memberikan informed concern kepada pasien

2.2 Informasikan - Menjelaskan kemungkinan hambatan yang


kemungkinan hambatan terjadi dalam pemberian nutrisi
(TS) - Menjelaskan kepada pasien apa yang harus
dilakukan apabila terjadi hambatan
- Meminta pasien melaporkan apabila terjadi
hambatan
3.1 Identifikasi kebutuhan - Melakukan persiapan alat pemberian
alat untuk pemasangan parenteral : slang NGT sesuai ukuran,
nasogastric tube sesuai stetoskop, jelly, plester, bengkok, kom berisi
standar (JERS) air, tissue, spuit 50 cc, makanan cair
3.2 Periksa kondisi peralatan - Melakukan pemeriksaan kondisi peralatan
untuk siap pakai (TS) seperti tidak rusak dan bocor slangnya

3.4 Periksa makanan yang - Mengambil makanan yang dibutuhkan pasien


akan dimasukkan jenis - Memeriksa kembali jenis makanan, dan
dan banyaknya (TS) banyaknya

3.5 Jaga Aspek keamanan - Mempertankan keamanan aseptic pada daerah


(steril) (TS) pemasangan
- Menjaga kebersihan alat dan cegah terjadinya
aspirasi

4.1 Posisikan klien/pasien - Memposisikan pasien dengan posisi fowler


dengan letak fowler (TS) - Minta atau bantu pasien untuk ekstensi kepala
- Pasang tisu didada pasien dan letakkan
bengkok dekat dengan pasien
4.2 Privasi klien/pasien - Menjaga privasi pasien dengan menutup pintu
diperhatikan (TS) pasien atau pasang sampiran

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 165


Modul KMB III TA 2019/2020

4.3 Lakukan pemberian - Dekatkan alat kepasien


makanan melalui - Ukur slang NGT dengan acara pertama ukur
nasogastric tube sesuai slang dari hidung kemudian dibelokkan kearah
SOP. (JERS) telinga dan diukur sampai ke arah lambung
atau ukur slang dari hidung lurus sampai ke
daerah lambung
- Memberikan tanda daerah yang diukur
tersebut
- Berikan jelly ke slang dan masukkan melalui
hidung
- Selama memasukkan slang anjurkan pasien
untuk menelan dan rileks
- Apabila ada hambatan maka tidak dipaksakan
- Setelah slang masuk semuanya sampai batas
yang diberikan maka lakukan tes untuk
memastikan keadaan slang
- Lakukan test dengan cara pertama
memasukkan udara kedalam spuit sebanyak 20
cc dan letakkan stetoskop didaerah abdomen
bagian lambung kemudian masukkan udara
kedalam slang dan dengarkan bunyi, apabila
berbunyi maka slang sudah masuk ke dalam
lambung
- Cara kedua yaitu masukkan ujung slang
kedalam kom yang berisi air dan lihat didalam
kom apabila tidak ada gelembung didalam kom
maka slang dipastikan sudah masuk kedalam
lambung dan apabila ada gelembung maka
tidak masuk kedalam lambung
- Lakukan fiksasi slang NGT didaerah hidung
- Sambungkan spuit dengan ujung slang NGT
dan masukkan makanan atau minuman cair
kedalam spuit secara perlahan-lahan
- Bersihkan slang NGT setelah diberi makanan
dengan air bersih
4.4 Jaga Perasaan aman dan - Menanyakan kepada pasien tentang
nyaman klien/pasien (TS) kenyamanan saat dipasang NGT dan setelah
dipasang NGT

4.5 Perhatikan Respon - Mengobservasi pasien terkait dengan aman


klien/pasien (TS) dan nyaman pasien

5.1 Observasi kondisi - Mengobservasi kondisi klien/pasien setelah


klien/pasien (TS) dipasang NGT

5.2 Jaga apabila pemberian - Memonitoring secara terus menerus


makanan melalui kepatenan slang NGT
nasogastric tube - Lakukan perawatan NGT setelah memberi
dilakukan secara terus makanan dan minuman
menerus, kepatenan
tube yang terpasang
harus (CMS)

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 166


Modul KMB III TA 2019/2020

5.3 Interpretasikan respon - Memberikan feed back terhadap respon pasien


klien/pasien (TMS) setela pemasangan NGT seperti asa tidak
nyaman

5.4 Lakukan Tindak lanjut - Mengevaluasi kembali pemberian makanan per


sesuai kebutuhan (JRES) NGT
- Menganalisa respon pasien
- Melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan
pasien
6.1 Catat data tindakan - Mengambil catatan perkembangan perawata
keperawatan (TS) pasien
- Mencatat data tindakan pada format

6.2 Catat respon klien/pasien - Mengambil catatan perkembangan perawatan


(TS) pasien
- Mencatat respon klien/pasien pada format

Unit Kompetensi

Kode Unit kompetensi : KES.PG02.041.01

Judul Unit kompetensi : Memfasilitasi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Parenteral.

No. Pencapaian
KUK Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
Ya Tidak
2.1 Informasikan berbagai - Salam terapeutik
tindakan medis dan - Perkenalkan diri
keperawatan - Menjelaskan maksud dan tujuan
berdasarkan masalah - Menjelaskan hasil pengkajian yang didapat
klien/pasien: tentang gangguan fekal dialami (konstipasi,
2.1.1 Konstipasi fecal impaction, diarre, fecal incontinence,
2.1.2 Fecal impaction flatulence, distensi)
2.1.3 Diarre - Menjelaskan tindakan medis dan tindakan
2.1.4 Fecal incontinence keperawatan berdasarkan masalah pasien
2.1.5 Flatulence (konstipasi, fecal impaction, diarre, fecal
2.1.6 Distensi incontinence, flatulence, distensi)
2.2 Kurangi rasa cemas dan - Mengajak pasien mengeksplorasi perasaannya
takut klien/pasien tentang tindakan yang dialami
- Memberikan teknik relaksasi dan kontrol
kecemasan klien/pasien
- Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
1.3 Jaga kebersihan fisik - Mengkaji kebersihan kulit dan melihat adanya
khususnya integritas kerusakan integritas kulit
kulit
1.4 Tentukan kesiapan - Menanyakan kembali tentang kesiapan
klien/pasien klien/pasien

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 167


Modul KMB III TA 2019/2020

1.5 Jaga privasi klien/pasien - Menutup sampiran


- Membuka bagian yang akan dilakukan tindakan
tidak sepenuhnya
1.6 Jelaskan tujuan, - Menjelaskan tujuan dari tindakan
peralatan, metode, - Menjelaskan alat yang digunakan
teknik, rasional, kepada - Menjelasakan metode
klien/pasien dan - Menjelaskan teknik dan rasional tentang
keluarganya tindakan yang dilakukan
3.1 Siapkan peralatan sesuai - Menyiapkan peralatan pendidikan kesehatan,
dengan teknik dan pemberian medikasi, pemberian huknah, rectal
metoda tube, NGT, stoma
3.2 Berikan tindakan - Memberikan pendidikan pendidikan kesehatan
keperawatan diberikan tentang: diet, cairan, aktifitas dan latihan,
sesuai dengan masalah kebiasaan-kebiasaan dalam eliminasi fekal
keperawatan : - Memberikan pemberian medikasi sesuai
3.2.1 pendidikan program dokter: laxative, antidiarrhea,
kesehatan tentang: antiflatulence
diet, cairan, - Melakukan pemberian huknah
aktifitas dan - Melakukan pemasangan rectal tube
latihan, kebiasaan- - Melakukan intubasi nasogastric
kebiasaan dalam - Melakukan pengeluaran fecal impaction bowel
eliminasi fekal training
3.2.2 pemberian - Melakukan pengumpulan fekal selama
medikasi sesuai incontinence
program dokter: - Melakukan perawatan stoma
laxative, - Melakukan perencanaan asuhan di rumah
antidiarrhea,
antiflatulence
3.2.3 pemberian huknah
3.2.4 pemasangan rectal
tube
3.2.5 intubasi
nasogastric
3.2.6 pengeluaran fecal
impaction bowel
training
3.2.7 pengumpulan fekal
selama
incontinence
3.2.8 perawatan stoma
3.2.9 perencanaan
asuhan di rumah
3.3 Hindarkan infeksi yang - Lakukan pembersihan pada daerah rectum
mungkin terjadi - Berikan pelumas sebelum memasukkan
dihindarkan. kedalam rectum

3.4 Tingkatkan perasaan - Memberitahukan kepada pasien apabila masuk


aman dan nyaman kedalam anus maka perasaan tidak akan
klien/pasien ditingkatkan nyaman
- Meminta kepada pasien untuk tarik nafas
dalam apabila mereasakan nyeri
4.1 Kurangi keluhan, tanda - Menanyakan kembali tentang keluhan dan
dan gejala klien/pasien gejala pasien

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 168


Modul KMB III TA 2019/2020

4.2 Kendalikan pola eliminasi - Meminta kepada pasien untuk menghindari


fekal klien/pasien makanan yang memuncul terjadinya gejala-
gejala gangguan eliminasi fekal

4.3 Jumlah cairan input dan - Monitoring intake dan output cairan pasien
output diperhatikan
4.4 Deteksi dan laporkan - Mengkaji adanya tanda dan gejala infeksi pada
tanda dan gejalan infeksi pasien
kepada dokter. - Laporkan kepada dokter apabila ditemukan
tanda dan gejala infeksi
4.5 Tentukan kemampuan - Mengkaji kemampuan respon, adaptasi dan
respon, adaptasi dan asuhan diri klien/pasien
asuhan diri (self-care)
klien/pasien ditentukan.
4.6 Diskusikan umpan balik - Memberikan reinforcement positif terhada
positif didiskusikan hasil yang diperoleh
dengan klien/pasien dan
keluahanya.
5.1 Catat data tindakan - Mencatat data tindakan keperawatan pada
keperawatan. catatan perkembangan keperawatan

5.2 Catat respon klien/pasien - Mencatat respon klien/pasien pada catatan


dicatat. perkembangan keperawatan

Program Pendidikan Ners STIKes Fort De Kock Bukittinggi 169

Anda mungkin juga menyukai