MODUL
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
MODUL
Penyusun
Ns. Lisavina Juwita,S.Kep.,M.Kep
Ns. Ratna Dewi, S.Kep,M.Kep
Editor
Penerbit
Fort De Kock Press
Bukittinggi
Visi
Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Lulusan yang Unggul dan berdaya saing Global dalam Bidang
Keperawatan Komplementer pada tahun 2025
Misi
a. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang bermutu, berkarakter dan berkesinambungan
khususnya pada lingkup penyakit komplementer
b. Meningkatkan kualitas tata kelola program studi yang baik menuju tatakelola sesuai standar
c. Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan bersama masyarakat , sektor swasta,
pemerintah dan lembaga-lembaga internasional dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya Modul KDK
ini dapat diselesaikan sebagai acuan bagi dosen dan mahasiswa. Pada Mata Kuliah ini, mahasiswa
membahas tentang konsep caring sepanjang daur kehidupan manusia, konsep pertumbuhan dan
perkembangan manusia, standar profesional dalam praktek keperawatan termasuk etika keperawatan
dan aspek legal dalam praktek keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Berbagai metode pembelajaran akan diterapkan selama proses pembelajaran untuk Modul KDK
ini, sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu mahasiswa diberi skenario kasus yang
dijadikan pemicu untuk diskusi kelompok kecil dengan seven jump, mini lecture, Discovery Learning, Case
Study Stimulasi, Contectual Learning. Dalam setiap kegiatan tersebut akan dilakukan evaluasi untuk
menilai pencapaian kompetensi mahasiswa.
Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi dilakukan dengan menggunakan
evaluasi formatif dan sumatif yang terdiri dari evaluasi proses, ujian akhir blok, OCSE (Objective
Structured Clinical Examination) untuk menilai kemampuan ketrampilan keperawatan.
Penyusun
Cover/Halaman depan
Tim Penyusun
VisidanMisi UFDK dan Prodi
Kata Pengantar
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Profil lulusan
1.3 CapaianPembelajaran Program studiberdasarkan KKNI
DAFTAR PUSTAKA
Mata Kuliah KDK ini merupakan perkuliahan pada semester ganjil tahun pertama pembelajaran
mahasiswa. Pada mata kuliah ini mahasiswa akan mempelajari tentang konsep caring sepanjang daur
kehidupan manusia, konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia, standar profesional dalam
praktek keperawatan termasuk etika keperawatan dan aspek legal dalam praktek keperawatan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Sebagai pendukung pemahaman mahasiswa, modul ini
dilengkapi dengan rancangan penugasan untuk bisa ditelaah dan diselesaikan oleh mahasiswa.
Sumber: Buku kurikulum Inti 2021 dari AIPNI ditambah capaian pembelajaran Institusional Prodi
Pendidikan Ners Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi 6
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengertian caring
2. Teori keperawatan tentang caring
3. Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari dan praktik keperawatan
4. Perbedaan caring dan curing
5. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan: Sistem Klien, Tingkatan pelayanan
kesehatan
6. Keperawatan sebagai suatu profesi
a. Peran perawat profesional
b. Standar praktik keperawatan profesional
7. Interprofessional education dan interprofessional collaboration
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi 7
8. Prinsip moral dan etika
9. Ethic of care
10. Kode etik keperawatan
11. Isue etik dalam praktik keperawatan
12. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
13. Aspek hukum dalam keperawatan
14. Pelindungan hukum dalam praktik keperawatan
15. Nursing advocacy
16. Pengambilan keputusan legal etis
2.5 EVALUASI
Sistem penilaian pencapaian kompetensi yang dikembangkan mengacu pada aktivitas yang dilakukan
mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga penilaian didasarkan pada pencapaian aspek
kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari:
1. Tugas Terstruktur : 60 %
(diskusi, tanya jawab, presentasi, tugas dan seminar)
2. Ujian Tengah Semester : 20 %
3. Ujian Akhir Semester : 20%
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pencapaian kompetensi mahasiswa. Evaluasi juga
dilakukan berdasarkan pada saat diskusi atau kerja kelompok, keaktifan selama pembelajaran termasuk
pencapaian kehadiran 100% KECUALI sakit dengan surat keterangan dokter dan jika ada saudara yang
meninggal. Bila kehadiran tidak mencukupi 100% maka keputusan diserahkan pada tim blok. Evaluasi
ujian blok dan ujian skills lab akan dilaksanakan pada akhir blok. Sistem penilaian akan menggunakan
acuan penilaian UNIVERSITAS Fort De Kock dalam nilai angka dan huruf.
85 - 100 A
80 - 84 A-
75 - 79 B+
70 - 74 B
65 - 69 B-
60 - 64 C+
55 - 59 C
50 - 54 C-
40 - 49 D
0 - 39 E
KDK
KES.PG01.003.01 Menghormati hak privasi pasien / klien
Konsep Caring
Konsep teori caring
Minggu 1
Standar Profesional
dalam pelayanan
keperawatan Standar Praktek Minggu 5- 7
Keperawatan
Interprofesional Interprofesional
educator dan educator dan Minggu 9
interprofesional interprofesional
colaaboration colaaboration
Konsep Dasar
Keperawatan
Etika umum, etik keperawatan Minggu 10-11
UNIT PENJAMINAN MUTU AIPNI, KKNI, SN DIKTI Ns. Lisavina Juwita, S.Kep,M.Kep Ns. Ratna Dewi, S.Kep,M.Kep
Diskripsi Singkat MK Mata kuliah ini membahas tentang konsep caring sepanjang daur kehidupan manusia, konsep pertumbuhan dan perkembangan manusia, standar profesional dalam praktek
keperawatan termasuk etika keperawatan dan aspek legal dalam praktek keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pen galaman belajar meliputi pembelajaran
dikelas dan dilaboratorium keperawatan.
Pustaka Utama :
1. Aiken, T.D. (2004). Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing. 2nd Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
2. Bertens, K. (2002). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
3. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar Cengage Learning.
4. Franz Magniz S (2002). Etika Dasar, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
5. Potter, P.A. & Perry ,A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) .Edisi Bahasa Indonesia 7 Edition.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
6. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
1. Beauchamp TL & Childress JF (1994). Principles of Biomedical Ethics. New York : Oxford University Press.
2. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional .
3. Sistem Kesehatan Nasional dan Pelayanan Keperawatan, Kemenkes RI.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
PPT LCD/Proyektor
EDMODO Laptop
Email
Matakuliah syarat -
Mg Ke- Sub-CPMK Indikator Penilaian Kriteria & Bentuk Penilaian Bentuk/Metode Materi Pembelajaran Bobot
Pembelajaran & Penugasan Penilaian
(Kemampuan akhir tiap Mahasiswa [Pustaka] (%)
tahapan belajar)
[ Estimasi Waktu]
1 Mampu mengetahui dan Adanya berita acara kontrak belajar Berita acara Self directed learning Penjelasan RPS 5
menyepakati kontrak belajar, dan telah ditandatangani oleh Pengertian caring %
dan memahami konsep caring mahasiswa dan dosen Daring Teori keperawatan tentang
dalam kehidupan sehari hari 3 x 50’ = 150’ caring
Aplikasi caring dalam
kehidupan sehari-hari dan
praktik Keperawatan
Perbedaan caring dan curing
4 Memahami tentang Ketepatan konsep yang dibuat Rubric analitik Conceptual learning Keperawatan sebagai 5%
Keperawatan sebagai suatu Kemampuan kerjasama dalam profesi
profesi kelompok Rubrik holistik Daring
Ketepatan mahasiswa menggali dan 3 x 50’ = 150’ Peran, fungsi dan tugas
KES.PG01.002.01 mencari informasi serta perawat
KES.PG01.020.01 memanfaatkan informasi tersebut
Presentasi
Penugasan
dalam memecahkan masalah 3 x 60’ = 180’
Sikap Tugas mandiri
3 x 60’ = 180’
5 Memahami tentang Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning Pengertian 5%
Standar praktek mencari dan mengumpulkan Jenis standar profesi
keperawatan profesional informasi Rubrik holistik Daring keperawatan
KES.PG01.001.01 3 x 50’ = 150’ Sumber standar
keperawatan
Penugasan
Presentasi Standar praktek
3 x 60’ = 180’
keperawatan
Sikap Tugas mandiri Tujuan standar
3 x 60’ = 180’ praktek keperawatan
7 Memahami tentang Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning Analisa issu 5%
Standar praktek mencari dan mengumpulkan berhubungan dengan
keperawatan profesional informasi Rubrik holistik Daring praktek keperawatan
3 x 50’ = 150’ profesional
Analisa tantangan
Penugasan
Presentasi global dalam praktek
3 x 60’ = 180’
keperawatan
Sikap Tugas mandiri profesional
3 x 60’ = 180’
UTS 10%
9 Memahami tentang Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning a. Konsep Interprofessional 5%
Interprofessional education dan mencari dan mengumpulkan Education and Collaborative
interprofessional collaboration informasi Rubrik holistik Daring Prectice (IPE & IPC)
3 x 50’ = 150’ b. Team and team work: Team
work culture of the IPE team
Penugasan that facilitates or inhibits
Presentasi
3 x 60’ = 180’ collaboration
c. Communication in IPE
Team: hierarchy within the
IP team, and communication
effectiveness
d. Values and Ethics for
Interprofesional Practice
11 Menerapkan prinsip- Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning Praktikum etika umum 5%
prinsip legal etis pada mencari dan mengumpulkan Praktikum etika profesi
pengambilan keputusan informasi Rubrik holistik Daring keperawatan
dalam konteks 3 x 50’ = 150’ Praktikum kode etik
keperawatan keperawatan
Penugasan
Presentasi
3 x 60’ = 180’
12 Menerapkan prinsip- prinsip legal Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning Kecenderungan etika 5%
etis pada pengambilan keputusan mencari dan mengumpulkan keperawatan
dalam konteks keperawatan informasi Rubrik 18olistic Daring Prinsip etik dalam asuhan
3 x 50’ = 150’ keperawatan
Penugasan
Presentasi
3 x 60’ = 180’
Sikap Tugas mandiri
3 x 60’ = 180’
13 Menerapkan prinsip- prinsip legal Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning Praktikum Kecenderungan 5%
etis pada pengambilan keputusan mencari dan mengumpulkan etika keperawatan
dalam konteks keperawatan informasi Rubrik 18olistic Daring Praktikum Prinsip etik dalam
3 x 50’ = 150’ asuhan keperawatan
Penugasan
Presentasi
3 x 60’ = 180’
Sikap Tugas mandiri
3 x 60’ = 180’
Penugasan
Presentasi
3 x 60’ = 180’
Sikap Tugas mandiri
3 x 60’ = 180’
15 Aspek hukum dalam praktek Ketepatan mahasiswa dalam Rubric analitik Discovery learning Aspek hukum praktek 5%
keperawatan profesional mencari dan mengumpulkan keperawatan profesional
informasi Rubrik holistik Daring Tanggungjawab profesi
3 x 50’ = 150’ keperawatan
Regulasi keperawatan
Presentasi Penugasan Isue legal dan tantangan
3 x 60’ = 180’ dalam praktek keperawatan
profesional
Sikap Tugas mandiri
3 x 60’ = 180’
UAS 20 %
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran dilakukan dengan beberapa metode, yakni: penugasa mandiri, penugasan terstruktur,
kuliah pakar, dan seminar.
1. Belajar Mandiri
Dalam pembelajaran orang dewasa, mahasiswa dapat belajar mandiri dari berbagai sumber
eksternal yaitu perpustakaan, website (internet), e-Learning, buku, brosur dan jurnal. Metode
belajar mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau kajian jurnal oleh mahasiswa tanpa
bimbingann atau pengajaran khusus. Dalam metode ini mahasiswa akan terlebih dahulu
mendapatkan penjelasan tentang proses dan hasil yang diharapkan serta diberikan daftar bacaan
sesuai kebutuhan. Dengan belajar mandiri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kerja dan
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan secara aktif.
2. Kuliah pakar
Metode Kuliah Pakar/ ceramah, berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa dan biasanya
dIkuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan pengajar
adalah daftar topik yang diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran. Selama kuliah pakar
dosen diwajibkan menggunakan pendekatan SCL (student centered learning).
Beberapa topik kuliah pakar yang akan diberikan pada mata kuliah ini adalah berkaitan dengan
konsep caring, sistem pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan, konsep
keperawatan profesional, pendekatan holistic care (konsep caring, holism, humanism dan
transcultural nursing), prinsip-prinsip legal etis dan isu etik (ethical issue), nursing advocation
termasuk teknologi informasi dalam pembelajaran keperawatan.
3. Seminar
Metode seminar berbentuk kegiatan belajar bagi kelompok mahasiswa untuk membahas topik atau
masalah tertentu. Seminar dalam mata kuliah adalah presentasi hasil diskusi jurnal mengenai
evidance based nursing terkait dengan kasus-kasus etika keperawatan. Setiap anggota seminar
diharapkan aktif berpartisipasi. Penyelesaian tugas membahas topik atau masalah tersebut menjadi
tanggung jawab anggota seminar dan dosen.
PENELITIAN:
APLIKASI CARING PADA MAHASISWA PERAWAT SAAT
PANDEMI COVID 19
PENGABMAS ;
PENINGKATAN CARING PADA MAHASISWA PERAWAT
PADA PANDEMI COVID 19
A. PENGERTIAN CARING
B. TEORI CARING
Caring menurut Watson
• Dr. Jean Watson, pencetus the Center for Human Caring dikembangkan th 1975-1979
• persamaan hak dan kesempatan bagi kaum perempuan
• tindakan keperawatan diarahkan pada hubungan kesehatan - penyakit - perilaku manusia
• memperhatikan peningkatan dan pemulihan kesehatan - pencegahan penyakit
• inti dari keperawatan
• menekankan harga diri individu
• respon tiap individu unik
• caring dapat ditujukan dalam hubungan interpersonal
memberi pelayanan keperawatan didasarkan pada ilmu pengetahuan
CURING ADALAH
• CURING DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI TINDAKAN PENGOBATAN
• ADALAH UPAYA KESEHATAN DARI KEGIATAN DOKTER DALAM PRAKTEKNYA UNTUK
MENGOBATI KLIEN
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman saudara mengenai materi caring diatas, kerjakan latihan berikut
Selanjutnya untuk memantapkan penguasaan materi, coba saudara sebutkan seperti apa pelaksanaan caring
yang dilakukan oleh perawat. Tuliskan Jawaban anda dibawah ini :
1) .....................................................................................................................
2) .....................................................................................................................
3) .....................................................................................................................
4) ....................................................................................................................
REFERENSI :
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar Cengage
Learning (3)
2. Potter, P.A. & Perry ,A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) .Edisi Bahasa Indonesia 7
Edition.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. (5)
3. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and
Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. (6)
SKILLS
EXPERIENCE
Fondational literacies
MINGGU 2 DAN 3
1. Literacy 1) MATERI PERKULIAHAN TENTANG KONSEP PELAYANAN
2. Numeracy KEPERAWATAN DALAM KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN
3. Cultural and civic 2) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
literacy A. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
Competency: B. MASING-MASING KELOMPOK MECARI INFORMASI DAN
MEMBAHAS KONSEP PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM
1. Crytical thingking
KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN
2. Problem solving C. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
3. Creativity AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAS
4. Comunication
5. Collaboration
Caracter cuality:
DATA YANG DIDAPAT:
A. Sistem pelayanan kesehatan
1. Keingintahuan
B. Sistem pelayanan nasional
2. Inisiative C. Konsep sistem pelayanan kesehatan di Indonesia
3. Tidak mudah D. Pelayanan rujukan
menyerah E. Masalah – masalah pelayanan kesehatan
4. Adaptif, leadership F. Faktor yang mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan
G. Sistem pelayanan keperawatan
H. Pelayanan keperawatan kesehatan
I. Unit pelayanan perawatan kesehatan
J. Klien dalam sistem pemberian perawatan kesehatan
K. Isu pemberian perawatan kesehatan
L. Inovasi dalam pemberian perawat
PENELITIAN:
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PADA PANDEMI COVID
19
PENGABMAS ;
PENYULUHAN TENTANG SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
PADA MASYARAKAT
Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor yang kompleks dan saling
berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan
tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat pada setiap saat yang
dibutuhkan (WHO,1984).
Ada beberapa hal masalah yang terkait dengan system pelayanan kesehatan di Indonesia, yang
terkandung di dalamnya yaitu: konsep dasar sistem, konsep dasar kesehatan, sistem pelayanan
kesehatan, pengembangan sumber daya manusia dikaitkan dengan pelayanan kesehatan, peran
pelayanan kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia dan tantangan-tantangan pelayanan
kesehatan dalam pengembangan sumber daya manusia.
1. Pengertian sistem
Pengertian sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:
a. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
b. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan
secara efektif dan efisien
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Ciri-ciri sistem
Sesuatu disebut sistem apabila ia memiliki beberapa ciri pokok sistem. Ciri-ciri pokok yang
dimaksud banyak macamnya yang apabila disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
4) Sistem bersifat terbuka dan selalu berinteraksi dengan system lain yang lebih luas, yang
biasanya disebut dengan lingkungan.
5) Sistem mempunyai kemampuan transformasi, artinya mampu mengubah sesuatu menjadi
sesuatu yang lain. Dengan kata lain, sistem mempu mengubah masukan menjadi keluaran.
6) Sistem mempunyai mekanisme pengendalian, baik dalam rangka menyatukan
berbagai bagian atau elemen, juga dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran.
Di Indonesia, kerangka konsep sistem pelayanan kesehatan dikenal dengan istilah System
Kesehatan Nasional (SKN), yaitu suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan
umum seperti yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Landasan SKN
SKN yang merupakan wujud dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah bagian
dari Pembangunan Nasional. Dengan demikian landasan SKN adalah sama dengan landasan Pembangunan
Nasional. Secara lebih spesifik landasan tersebut adalah:
a. Landasan idiil yaitu Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Landasan konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:
1) Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2) Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang.
3) Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
4) Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
5) Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
a. Perikemanusiaan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Terabaikannya pemenuhan
kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk
tidak diskriminatif serta selalu menerapkan prinsip-prinsip perikemanusiaan dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan.
e. Kemitraan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemitraan. Pembangunan kesehatan harus
diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan
masyarakat termasuk swasta, dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki. Kemitraan antara
pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta serta kerjasama lintas sektor dalam pembangunan
kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang berhasil- guna dan berdaya-guna, agar diperoleh
sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya.
4. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-guna dan berdaya-guna, sehingga
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
5. Kedudukan SKN
a. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama dengan berbagai subsistem
lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong kebijakan dan upaya dari
berbagai sistem nasional sehingga berwawasan kesehatan. Dalam arti sistem-sistem nasional tersebut
berkontribusi positip terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
6. Subsistem SKN
Sesuai dengan pengertian SKN, maka subsistem pertama SKN adalah upaya kesehatan. Untuk dapat
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi Bangsa Indonesia. Penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan tersebut memerlukan dukungan dana, sumber daya manusia, sumber daya obat dan
perbekalan kesehatan sebagai masukan SKN. Dukungan dana sangat berpengaruh terhadap pembiayaan
kesehatan yang semakin penting dalam menentukan kinerja SKN. Mengingat kompleksnya pembiayaan
kesehatan, maka pembiayaan kesehatan merupakan subsistem kedua SKN.
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia yang mencukupi
dalam jumlah, jenis dan kualitasnya sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. Oleh karenanya
sumberdaya manusia kesehatan juga sangat penting dalam meningkatkan kinerja SKN dan merupakan
subsistem ketiga dari SKN. Sumber daya kesehatan lainnya yang penting dalam menentukan kinerja
SKN adalah sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.
Permasalahan obat dan perbekalan kesehatan sangat kompleks karena menyangkut
aspek mutu, harga, khasiat, keamanan, ketersediaan dan keterjangkauan bagi konsumen kesehatan. Oleh
karena itu, obat dan perbekalan kesehatan merupakan subsistem keempat dari SKN. Selanjutnya, SKN
akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta
bukan semata-mata sebagai obyek pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subyek atau
penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan. Oleh karenanya, pemberdayaan masyarakat menjadi
sangat penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan. Sehubungan dengan itu, pemberdayaan masyarakat merupakan subsistem
kelima SKN.
Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-
guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi, integrasi,
sinkronisasi serta penyerasian upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
Sistem pelayanan rujukan kesehatan di Indonesia meliputi pelayanan rujukan yang berupa:
a. Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services). Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.
Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan teknologi, rujukan sarana, dan rujukan operasional.
b. Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini terutama
dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan penderita, rujukan
pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadi beberapa perubahan dalam pelayanan
kesehatan. Disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan, yaitu meningkatnya mutu
pelayanan yang dapat dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan, kecacatan, kematian serta
meningkatnya usia harapan hidup rata-rata. Namun dipihak lain, perubahan tersebut juga mendatangkan
banyak permasalahan diantaranya:
5. Politik
Kebijakan pemerintah dalam sistem pelayanan kesehatan akan berpengaruh pada kebijakan tentang
bagaimana pelayanan kesehatan yang diberikan dan siapa yang menanggung biaya pelayanan kesehatan.
Tentunya saat ini menjadi kabar baik bagi masyarakat yang kurang mampu dengan adanya kebijakan di
tiap-tiap kabupaten tentang pengobatan gratis di pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Namun
demikian, jangan sampai kebijakan pengobatan gratis tersebut akan mengurangi mutu dari pelayanan
kesehatan yang ujung-ujungnya karena tidak mendapat keuntungan dari program tersebut.
RINGKASAN
Anda telah menyelesaikan Topik 1 tentang “ Sistem Pelayanan Kesehatan”. dengan demikian
Anda sebagai perawat harus memahami tentang makna dan ensensi yang terkadung dalam materi
tersebut sebagai pegangan dan landasan Anda dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Hal-hal penting yang telah anda pelajari dalam Topik 1 ini adalah sebagai berikut:
1) Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling
berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi suatu
kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat pada
setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984).
2) Pengertian sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting
adalah:
a) Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu
yang telah ditetapkan.
b) Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran
yang diinginkan secara efektif dan efisien.
c) Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
TES 1
Petunjuk:
Bacalah setiap butir soal berikut ini dengan cermat dan kerjakanlah terlebih dahulu butir soal yang
menurut Anda relatif lebih mudah. Usahakanlah untuk mengerjakan semua butir soal Test 1. Waktu yang
disediakan adalah 20 menit. Apabila masih tersisa waktu, periksalah kembali lembar jawaban Anda,
apakah masih ada butir soal yang belum terjawab, selamat mengerjakan Test 1 dan sukses bagi Anda.
1) Kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling berhubungan yang terdapat dalam
suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan tuntutan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan,
merupakan definisi dari ….
A. Sistem pelayanan
B. Sistem kesehatan
C. Sistem kebutuhan
D. Sistem keluarga atau masyarakat
2) Pernyataan berikut merupakan masalah yang sering terkait dengan sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia adalah …..
A. Sumber daya manusia
B. Sarana prasana kesehatan
C. Sumber daya alam
D. Masalah kebijakan
3) Suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 merupakan definisi dari ….
A. Sistem pelayanan kesehatan
B. Sistem kesehatan nasional
C. Sistem tata kelola negara
D. Tujuan pembangunan kesehatan
6) Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang, sesuai dengan prinsip …..
A. Perikemanusiaan
B. Hak Asasi Manusia
C. Adil dan Merata
D. Pemberdayaan
7) Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip terwujudkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sesuai dengan prinsip….
A. Perikemanusiaan B.
Hak Asasi Manusia C.
Adil dan Merata
D. Pemberdayaan
8) Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta
keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan. Ini merupakan prinsip
dari pelayanan kesehatan ….
A. Tersedia (available)
B. Dapat diterima (acceptable) C.
Mudah dicapai (accessible)
D. Mudah dijangkau (affordable)
9) Suatu pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat,adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat
tidak wajar, ini merupakan prinsip dari pelayanan kesehatan ….
A. Tersedia (available)
B. Dapat diterima (acceptable)
10) Jika pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara
itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik. Hal ini
bertentangan dengan prinsip pelayanan kesehatan dari prinsip ….
A. Tersedia (available)
B. Dapat diterima (acceptable) C.
Mudah dicapai (accessible)
D. Mudah dijangkau (affordable)
11) Jika pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat
saja bukanlah kesehatan yang baik. Hal ini bertentangan dengan prinsip pelayanan kesehatan dari
prinsip ….
A. Tersedia (available)
B. Dapat diterima (acceptable) C.
Mudah dicapai (accessible)
D. Mudah dijangkau (affordable)
12) Rujukan yang dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan
dan terbagi menjadi tiga macam seperti rujukan teknologi, rujukan sarana, dan rujukan operasional
disebut sebagai ….
A. Rujukan kesehatan
B. Rujukan medis
C. Rujukan pencegahan
D. Rujukan rehabilitasi
13) Rujukan yang berhubungan atau dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit dan macamnya
ada tiga seperti rujukan penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan- bahan pemeriksaan
disebut sebagai ….
A. Rujukan kesehatan
B. Rujukan medis
C. Rujukan pencegahan
D. Rujukan rehabilitasi
14) Manfaat sistem rujukan di tinjau dari unsur masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan
adalah ….
A. Tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan setiap sarana kesehatan
B. Memperjelas sistem pelayanan kesehatan
C. Memudahkan pekerjaan administrasi
15) Manfaat sistem rujukan ditinjau dari unsur pemerintah atau pembentuk pelayanan kesehatan
yaitu ….
A. Terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia. B.
Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
C. Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan
D. Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan klien.
TUGAS MANDIRI
Berikut ini diberikan soal-soal tugas. Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri (tidak
di dalam Bab). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Selamat anda sudah berhasil
menyelesaikan semua tugas dari setiap Topik pada Bab ini.
Bagaimana jawaban Anda? Tentunya soal-soal tadi sudah selesai Anda kerjakan. Jika belum, cobalah
pelajari kembali materi yang masih kurang Anda pahami dan jangan lupa kerjakan soal tugas yang
belum selesai Anda kerjakan. Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, diskusikan
dengan fasilitator anda.
Bagaimana hasil jawaban Anda? Semoga semua jawaban Anda benar. Nah, Selamat
atas keberhasilan Anda. Apabila belum sepenuhnya berhasil Anda pelajari kembali materi pembelajaran
Topik 1, terutama materi pembelajaran yang belum Anda pahami. Setelah itu, cobalah kerjakan kembali
soal tugas Topik 1. Semoga kali ini Anda dapat menyelesaikannya dengan benar.
Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan
tolok ukur citra sebuah Rumah Sakit di mata masyarakat, sehingga menuntut adanya profesionalisme
perawat pelaksana maupun perawat pengelola dalam memberikan dan mengatur kegiatan asuhan
keperawatan kepada pasien. Kontribusi yang optimal dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas akan terwujud apabila sistem pemberian asuhan keperawatan yang digunakan mendukung
terjadinya praktik keperawatan profesional dan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan serta
dikelola oleh manajer dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai.
Perawatan kesehatan diberikan dalam tiga tingkatan yaitu: perawatan primer, perawatan sekunder
atau akut dan perawatan tersier. Setiap tingkat mempunyai struktur untuk mengatur dan memberi
pelayanan kesehatan.
a. Perawatan Primer
Perawatan primer melibatkan klien secara langsung dan biasanya merupakan kontak awal dengan
pemberi perawatan primer, misalnya dokter atau perawat. Perawatan primer berfokus pada deteksi dini
dan perawatan rutin. Pelayanan perawatan primer harus dapat diakses atau dijangkau dengan mudah oleh
klien. Tempat-tempat pelayanan primer misalnya
b. Perawatan Sekunder
Perawat sekunder mencakup pemberian pelayanan medis khusus oleh dokter spesialis atau oleh
rumah sakit yang dirujuk oleh atau perawat primer. Klien mengalami tanda dan gejala yang dikenali baik
tanda maupun gejala yang masih bersifat diagnosa atau yang memerlukan tindakan diagnosa lebih lanjut.
c. Perawatan Tersier
Perawatan tersier adalah suatu tingkat perawatan yang memerlukan spesialisasi dan teknik yang
tinggi utnuk menentukan diagnosa dan mengobati masalah kesehatan yang rumit atau masalah
kesehatan yang tidak biasa terjadi.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah tindakan pencegahan yang berhubungan dengan rehabilitasi dan
cara mengembalikan klien kepada status fungsi yang maksimal dalam keterbatasan yang diakibatkan oleh
penyakit dan ketidakmampuan. Tingkat pencegahan ini terjadi setelah suatu penyakit menyebabkan
kerusakan yang luas, misalnya penyakit stroke.
3. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah usaha pemulihan seseorangn untuk mencapai fungsi normal atau mendekati
normal setelah mengalami sakit fisik atau mental, cedera atau penyalahgunaan zat kimia atau NAPZA.
Pelayanan rehabilitasi mengawali masuknya klien ke dalam sistem pelayanan kesehatan, pada awalnya
rehabilitasi berfokus pada pencegahan komplikasi yang berhubungan dengan penyakit dan cedera yang
dialami
4. Perawatan berkelanjutan
Pelayanan keperawatan berkelanjutan memberikan perawatan suportig yang terus menerus
untuk klien dengan masalah kesehatan kronik dan berjangka panjang. Perawatan ini terdiri dari
pelayanan yang diberikan kepada klien dengan cacat fisik dan penyakit mental. Klien dan keluarga
diberikan berbagai alternatif yang memungkinkan klien tetap tinggal dirumah. Klien akan menerima
terapi secara terus menerus dan dapat kembali kerumhnya.
Pelayanan perawatan diberikan dalam berbagai tempat pelayanan kesehatan, adanya sistem
reformasi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, menyebabkan rumah sakit hanya sedikit klien
yang dirawat atau diterima di rumah sakit. Menyebabkan munculnya unit-unit atau lembaga pelayanan
kesehatan dan keperawatan, seperti:
1. Unit Rawat Jalan.
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan unik klinik yaitu memberikan pelayanan kesehatan
dengan cara rawat jalan. Dimana klien setelah mendapat pengobatan atau perwatan sesuai dengan
masalah yang dihadapi klien diperbolehkan untuk pulang dan tidak harus tinggal di rumah sakit.
2. Unit Klinik
Klinik dapat berbentuk suatu kelompok praktik dokter, klinik rawat jalan yang dikelola oleh
perawat atau lembaga pelayanan masyarakat yang menyediakan pelayanan kesehatan tertentu. Pelayanan
kesehatan yang diberikan di klinik dalam melaksankan peran praktik yang lebih ahli menggabungkan
pengetahuan keperawatan dan kedokteran dalam suatu perspektif perawatan yang berpusat pada klien.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan lebih menekankan pada pendidikan kesehatan dan perawatan
diri. Contohnya, klien yang menderita penyakit kronik harus bekerja sama dengan keluarga agar mereka
dapat mengelola atau merawat penyakit yang dideritanya.
b. Masuk saat klien mempunyai kebutuhan kesehatan tertentu atau keinginan sendiri
Klien dapat masuk ke dalam sitem pelayanan karena keinginan sendiri untuk mendapatkan
kebutuhan tertentu. Contoh klien mencari pelayanan kesehatan karena ingin mengobati penyakit yang
dideritanya, seperti nyeri tenggorokan, nyeri perut dll. Klien ini akan masuk ke sistem pelayanan
kesehatan ke tingkat primer. Pada situasi lain seorang klien menderita patah tulang setelah mengalami
kecelakaan, dia masuk ke sistem pelayanan ini ke dalam sistem pelayanan ke tingkat tersier yaitu melalui
ruang gawat darurat rumah sakit.
Pemberian perawatan kesehatan, adalah suatu cara untuk memberi pelayanan kesehatan kepada
klien yang sedang mengalami perubahan sebagai respon terhadap berbagai issue penting dalam pelayanan
kesehatan. Issue yang sekarang ini berkembang adalah terjadi perpindahan oreintasi pelayanan kesehatan
telah berubah yang semula orientasi pelayanan diarahkan kelayanan rawat inap sekarang lebih banyak
diberikan pada instalansi rawat jalan.
Rumah sakit sekarang sedang mencari cara baru memberikan pelayanan yang
bertujuan untuk mencapai efisiensi dan waktu rawat yang lebih pendek. Perhatian yang lebih besar
diberikan pada perlunya pelayanan preventif, dimana institusi memberikan
pelayanan yang membantu individu dan keluarga untuk mempertahankan kesehatan atau mendeteksi
penyakit pada tahap dini.
Pemberian pelayanan diarahkan dan melibatkan peran serta masyarakat, pendidikan kesehatan
diarahkan kepada kesadaran pada masyarakat bahwa timbulnya penyakit erat kaitanya dengan perilaku
masyrakat, terutama perilaku-perilaku yang tidak sehat yang dapat menimbulkan masalah penyakit di
masyarakat, contohnya: membuang sampah di sembarang tempat, pengelolaan limbah rumah tangga
yang tidak baik, merupakan sarang terjadinya wabah penyakit di masyarakat.
Di tengah banyaknya perubahan yang terjadi diharapkan keperawatan muncul sebagai
pemimpin untuk mengembangkan berbagai strategi perawatan baru yang dapat mempengaruhi
pemberian pelayanan kesehatan sehingga perubahan dapat dilakukan dengan tepat untuk menciptakan
cara yang lebih baik dalam pemberian pelayanan keperawatan dan untuk mengembangkan berbagai peran
baru dari keperawatan.
Pelayanan keperawatan mempunyai kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar
dalam pelayanan kesehatan kepada klien. Reformasi pelayanan kesehatan memberikan kesempatan pada
perawat untuk memperluas mengembangkan konsep-konsep dan model keperawatan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan lebih berkualitas dan lebih baik, sehingga menjamin hasil yang lebih sehat
bagi klien dan keluarganya.
Berbagai inovasi telah di kembangkan oleh perawat-perawat dan konsep dan teori keperawatan
dan telah diterapkan pada tatanan klinik keperawatan dalam bentuk pengembangan model asuhan
keperawatan, seperti pengembangan manejemen asuhan keperawatan terpadu, manajemen kasus,
menejemen asuhan keperawatan yang berfokus pada klien, metode fungsional, metode keperawatan tim,
dan metode keperawatan primer.
1. Asuhan Terpadu
Asuhan terpadu adalah sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan asuhan yang
efektif-biaya dan berkualitas yang berfokus pada penurunan biaya dan perbaikan hasil untuk
kelompok klien. Perawatan klien direncanakan secara cermat sejak kontak awal hingga penetapan
kesimpulan masalah keperawatan tertentu. Dalam asuhan terpadu penyedia layanan keperawatan dan
institusi kesehatan berkolaborasi memberikan asuhan yang paling tepat dan paling efektif dengan biaya
serendah mungkin.
2. Manajemen Kasus
Menajemen kasus menggambarkan serangkaian model yang digunakan untuk mengintegrasikan
layanan kesehatan bagi individu atau kelompok. Secara umum manajemen kasus melibatkan tim
multidisiplin yang mengemban tanggungjawab kolaboratif untjuk menrencanakan, mengkaji kebutuhan
dan mengoordinasi, mengimplementasi dan
mengevaluasi perawatan untuk sekelompok klien sejak pertama kali masuk rumah sakit sampai
pulang atau pindah dan saat pemulihan.
4. Metode Kasus
Metode kasus juga disebut perawatan total, adalah salah satu model keperawatam yang
dikembangkan paling awal. Metode ini berpusat pada klien, satu orang perawat ditugaskan dan
bertanggung jawab memberikan asuhan yang komprehensif terhadap sekelompok klien selama satu sief
(8–12 jam). Untuk tiap klien, perawat mengkaji kebutuhan, membuat rencana asuhan,
merumuskan diagnosa, mengimplementasikan asuhan dan mengevaluasi efektivitas asuhan. Dalam
metode ini seorang klien memiliki kontak yang konsisten dengan satu perawat selama satu sief, tetapi
dapat memiliki perawat yang berbeda pada sief yang lain.
5. Metode Fungsional
Metode keperawatan yang berfokus pada penyelesaian tugs (misal merapikan tempat tidur,
menyuntik, dan mengukur tanda-tanda vital). Sistem pedekatan metode ini, perawat dengan bekal
pendidikan sedikit/rendah lebih sedikit dibanding perawat profesional. Metode ini berlandaskan pada
model produksi dan efesiensi yang memberikan wewenang dan tanggungjawab terhadap seseorang yang
memberi tugas.
6. Keperawatan Tim
Keperawatan tim adalah pemberian asuhan keperawatan perorangan untuk klien oleh tim yang
dipimpin oleh seorang perawat profesional. Tim keperawatan terdiri dari Ns, perawat praktik yang
memiliki izin. Tim ini bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan yang terkoordinasi kepada
sekelompok klien.
7. Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah sistem yang didalamnya perawat bertanggung jawab atas perawatan
total sejumlah klien selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Metode ini adalah metode pemberian asuhan
yang komprehensif, individual dan konsisten. Keperawatan primer menggunakan pengetahuan teknis
dan keterampilan manajemen keperawatan. Perawat primer mengkaji dan memprioritaskan kebutuhan
tiap-tiap klien, dan megidentifikasi diagnosa keperawatan, menyusun rencana asuhan bersama klien, dan
mengevaluasi efektivitas asuhan.
TES 2
Petunjuk:
Bacalah setiap butir soal berikut ini dengan cermat dan kerjakanlah terlebih dahulu butir soal yang
menurut Anda relatif lebih mudah. Usahakanlah untuk mengerjakan semua butir soal Test 2. Waktu yang
disediakan adalah 20 menit. Apabila masih tersisa waktu, periksalah kembali lembar jawaban Anda,
apakah masih ada butir soal yang belum terjawab, selamat mengerjakan Test 2 dan sukses bagi Anda.
1) Tingkat perawatan yang melibatkan klien secara langsung dan biasana merupakan kontak
awal dengan pemberi perawatan primer, misalnya dokter atau perawat. Yang berfokus pada deteksi
dini dan perawatan rutin disebut ….
A. Perawatan primer
B. Perawatan sekunder
C. Perawatan Tersier
D. Perawatan berkelanjutan
2) Tingkat perawatan yang mencakup pemebrian pelayanan medis khusus oleh dokter spesialis
atau oleh rumah sakit yang masih bersifat diagnosa atau yang memerlukan tindakan diagnosa lebih
lanjut disebut ….
A. Perawatan primer
B. Perawatan sekunder
C. Perawatan Tersier
D. Perawatan berkelanjutan
3) Tingkat perawatan yang memerluka spesialisasi dan teknik yang tinggi utnuk
menentukan diagnosa dan mengobati masalah kesehatan yang rumit atau masalah kesehatan yang
tidak biasa terjadi disebut ….
A. Perawatan primer
B. Perawatan sekunder
C. Perawatan Tersier
D. Perawatan berkelanjutan
4) Tingkat pencegahan perawatan yang ditunjukan untuk meningkatkan kesehatan dan melindungi
dari penyakit sebelum penyakit menimbulkan tanda dan gejala disebut ….
A. Pencegahan primer
B. Pencegahan sekunder
C. Pencegahan tersier
D. Pencegahan berlanjut
5) Tingkat pencegahan perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan klien yang
mengalami masalah kesehatan, komplikasi atau kecacatan dilaksanakan selama periode
patogenesis setelah penyakit menunjukan tanda dan gejala disebut …. A. Pencegahan primer
B. Pencegahan sekunder
C. Pencegahan tersier
D. Pencegahan berlanjut
7) Cara klien masuk ke dalam sistem pelayanan dengan rujukan dari seorang anggota tim kerena
mengalami masalah yang akut dan potensi mengancam kehidupannya disebut….
A. Masuk dengan rujukan dari seorang anggota tim kesehatan
B. Masuk saat klien mempunyai kebutuhan kesehatan tertentu atau keinginan sendiri
C. Masuk karena sehubungan denga sumber keuangan
D. Masuk karena rujukan dari atasannya atau rujukan dari masyarakat
8) Cara klien dapat masuk ke dalam sitem pelayanan karena keinginan sendiri untuk
mendapatkan kebutuhan tertentu disebut ….
A. Masuk dengan rujukan dari seorang anggota tim kesehatan
B. Masuk saat klien mempunyai kebutuhan kesehatan tertentu atau keinginan sendiri
C. Masuk karena sehubungan denga sumber keuangan
D. Masuk karena rujukan dari atasannya atau rujukan dari masyarakat
9) Cara masuk klien kesistem pelayanan kesehatan mungkin dipengaruhi oleh masalah keuangan
atau sumber keuangan disebut ….
A. Masuk dengan rujukan dari seorang anggota tim kesehatan
B. Masuk saat klien mempunyai kebutuhan kesehatan tertentu atau keinginan sendiri
C. Masuk karena sehubungan denga sumber keuangan
D. Masuk karena rujukan dari atasannya atau rujukan dari masyarakat
10) Pada situasi yang kurang akut perawat atau anggota masyarakat sering memberikan informasi
kepada klien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada institusi rumah sakit yang lebih besar
dan lengkap disebut ….
A. Masuk dengan rujukan dari seorang anggota tim kesehatan
B. Masuk saat klien mempunyai kebutuhan kesehatan tertentu atau keinginan sendiri
C. Masuk karena sehubungan denga sumber keuangan
D. Masuk karena rujukan dari atasannya atau rujukan dari masyarakat
11) Salah satu model keperawatam yang dikembangkan paling awal. Metode ini berpusat pada klien,
satu orang perawat ditugaskan dan bertanggung jawab memberikan asuhan yang komprehensif
terhadap sekelompok klien selama satu sief (8 – 12 jam), merupakan model ….
A. Metode Kasus
B. Metode Fungsional
C. Keperawatan Tim
D. Keperawatan Primer
12) Metode keperawatan yang berfokus pada penyelesaian tugas dan berlandaskan pada model
produksi dan efesiensi yang memberikan wewenang dan tanggungjawab terhadapat seseorang yang
memberi tugas merupakan model ….
A. Metode Kasus
B. Metode Fungsional
C. Keperawatan Tim
D. Keperawatan Primer
13) Model asuhan keperawatan perorangan untuk klien oleh tim yang dipimpin oleh seorang
perawat profesional, yang bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan yang terkoordinasi
kepada sekelompok klien merupakan model ….
A. Metode Kasus
B. Metode Fungsional
C. Keperawatan Tim
D. Keperawatan Primer
14) Model asuhan keperawatan dengan sistem yang didalamnya perawat bertanggung jawab atas
perawatan total sejumlah klien selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, merupakan model ….
A. Metode Kasus
B. Metode Fungsional
C. Keperawatan Tim
D. Keperawatan Primer
15) Model asuhan keperawatan dengan metode pemberian asuhan yang komprehensif, individual dan
konsisten. Dimana perawat mengkaji dan memprioritaskan kebutuhan tiap-tiap klien, dan
megidentifikasi diagnosa keperawatan, menyusun rencana asuhan bersama klien, dan mengevaluasi
efektivitas asuhan, merupakan model ….
A. Metode Kasus
B. Metode Fungsional
C. Keperawatan Tim
D. Keperawatan Primer
TUGAS MANDIRI
Berikut ini diberikan soal-soal tugas. Anda diminta mengerjakan di lembar kertas tersendiri (tidak di
dalam Bab). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, Selamat anda sudah berhasil
menyelesaikan semua tugas dari setiap Topik pada Bab ini.
Bagaimana jawaban Anda? Tentunya soal-soal tadi sudah selesai Anda kerjakan. Jika belum, cobalah
pelajari kembali materi yang masih kurang Anda pahami dan jangan lupa kerjakan soal tugas yang belum
selesai Anda kerjakan. Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, diskusikan dengan
fasilitator anda.
Pengertian Profesi
Wilensky (1964)
Profesi berasal dari profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan dengan badan ilmu
(body of knowledge) sebagi dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapiu banyak
tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik denganj
focus utama pada pelayanan (altruism).
184
Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma tertentu dan berasal
dari perannya yang khusus di masyarakat.
Hamid A. Y (1996)
Profesi merupakan pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan
golongan atau kelompok tertentu
DeYoung (1985)
Profesi merupakan keterkaikatan adanya 7 elemen yang memiliki dasar ilmu yang kuat,berorientasi pada
pelayanan,mempunyai otoritas,memiliki kode etik,mempunyai organisasi profesi,melakukan penelitian secara
terus menerus serta memiliki otonomi.
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi (occupation) meskipun keduanya
sama – sama melakukan pekerjaan tertentu.
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja keilmuannya
(Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus – menerus, dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal melalui perundang –
undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan
pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan pareturan –
peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
1. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan keterampilan
serta kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga diharapkan mempu untuk:
1. bersikap profesional,
185
2. mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
3. memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
4. menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikur sesuai dengan kaidah suatu profesi dalam bidang
kesehatan, yaitu:
1. Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,
2. Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut,
3. Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan keperawatan
registrasi/legislasi), dan
4. Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan terarah sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dean teknologi.
Dengan melihat sebagai definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di atas maka dapat dianalisis
bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:
1. Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang – undang oleh pemerintah Indonesia melalui UU
No. 23 Tahun 1992 tentang kesahatan.
2. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni AKPER/DIII Keperawatan, DIV
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (S1), dan Program Pasca Sarjana Keperawatan (S2).
3. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan, standar pendidikan
keperawatan, dan standar asuhan keperawatan.
4. Memiliki legislasi keperawatan (sedang diproses menjadi undang – undang).
5. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indinesia (PPNI).
6. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan pendekatan proses keperawatan.
7. Melaksanakan riset keperawatan.
Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi dituntut untuk mempertahankan kode etik
profesi masing-masing.Kelancaran tugas masing-masing profesi tergantung dari ketaatannya
dalam menjalankan dan mempertahankan kode etik profesinya.
Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan dapat
terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaannya sering juga terjadi konflik-konflik etis.
4. Hubungan kerja perawat dengan institusi tempat bekerja
Terbinanya hubungan kerja yang baik antara perawat dengan institusi tempat bekerja,
dapat dicapai dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menanamkan nilai dalam diri perawat bahwa bekerja itu tidak sekedar mencari uang,
tapi juga perlu hati yang ikhlas
b. Bekerja juga merupakan ibadah, yang berarti bahwa hasil yang diperoleh dari
pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab
akan dapat memenuhi kebutuhan lahir dan batin.
c. Tidak semua keinginan individu perawat akan pekerjaan dan tugasnya dapat terealisasi
dengan baik sesuai dengan nilai-nilai yang ia miliki.
d. Upayakan untuk memperkecil terjadinya konflik nilai dalam melaksanakan tugas
keperawatan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi tempat kerja
187
e. Menjalin kerjasama dengan baik dan dapat memberikan kepercayaan kepada pemberi
kebijakan bahwa tugas dan tanggung jawab keperawatan selalu mengalami perubahan
sesuai IPTEK
Latihan
Buatlah diskusi dalam kelompok, anda bertugas mengidentifikasi, permasalahan etika
keperawatan yang pernah anda alami. Ketika anda menjadi seorang pasien atau keluarga pasien, adakah
tindakan-tindakan yang melanggar hak dan kewajiban yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap
anda!
Petunjuk Penyelesaian Tugas
Baca kembali uraian teori di atas dan cermati tentang konsep dasar etika keperawatan,
konsep tentang hak pasien, dan pola hubungan kerja perawat dalam menyelesaikan tugas di
Topik 2 ini.
Ringkasan
1. Etika keperawatan merupakan standar acuan untuk mengatasi segala macam masalah
yang dilakukan oleh praktisi keperawatan terhadap para pasien yang tidak mengindahkan dedikasi
moral dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013). Etika keperawatan berguna sebagai dasar dalam
memberikan pertimbangan-pertimbangan etis ketika perawat dihadapkan pada isu, masalah dan dilema etik.
2. Dalam etika keperawatan, secara sederhana dapat dimaknai bahwa hak adalah tuntutan seseorang
terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Hal tersebut melekat secara mutlak dalam profesi keperawatan dan dilindungi oleh peraturan
perundang-undangan (legalitas). Pasien juga memiliki hak yang melekat secara mutlak dan harus dipenuhi
oleh perawat, atau rumah sakit tempat ia mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Kewajiban dalam etika keperawatan dapat dimaknai sebagai tanggung jawab seorang
perawat maupun pasien untuk melakukan sesuatu yang memang harus dilaksanakan
agar dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan hak-haknya. Kewajiban dapat juga
dikatakan sebagai “pintu muncul”nya hak artinya seorang perawat atau pasien tidak
akan mendapatkan haknya jika ia belum melakukan kewajibannya sebagai seorang
perawat atau pasien.
4. Pola hubungan kerja perawat dalam pelaksanaan praktek profesional mengatur
hubungan antara:
a. Hubungan kerja perawat dengan pasien
b. Hubungan kerja perawat dengan sejawat
c. Hubungan kerja perawat dengan profesi lain yang terkait
d. Hubungan kerja perawat dengan institusi tempat perawat bekerja
Test 2
1) Standar acuan untuk mengatasi segala macam masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan terhadap para pasien yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya disebut:
A. Prinsip Keperawatan
B. Paradigma Keperawatan
C. Etika Keperawatan
D. Kode Etik Keperawatan
2) Dalam membuat keputusan etis ada banyak faktor yang berpengaruh antara lain : nilai
dankeyakinan klien, nilai dan keyakinan anggota profesi lain, nilai dan keyakinan
perawat itu sendiri, serta hak dan tanggung jawab semua orang yang terlibat. Hal
tersebut merupakan salah satu dari…….
188
A. Tujuan etika keperawatan
B. Kegunaan etika keperawatn
C. Fungsi etika keperawatan
D. Prinsip etika keperawatan
3) Menghubungkan prinsip-prinsip moral yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan
pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan, sesuai dengan
kepercayaannya merupakan salah satu dari……
A. Tujuan etika keperawatan
B. Kegunaan etika keperawatan
C. Manfaat etika keperawatan
D. Prinsip etika keperawatan
4) Mendapatkan perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu bagian
dari:
A. Kewajiban perawat
B. Hak perawat
C. Kewajiban pasien
D. Hak pasien
5) Tujuan dari pendidikan etika keperawatan menurut National League for Nursing
(NLN)adalah………….
A. Membentuk strategi/cara menganalisis masalah moral yang terjadi dalam
praktek keperawatan.
B. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu dan prinsipprinsip etika keperawatan
dalam praktek dan dalam situasi nyata.
C. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktekkeperawatan
D. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola
asuhan keperawatan
6) Ketika anda berdinas sebagai perawat, tiba-tiba salah satu teman pasien menanyakan
penyakit yang diderita oleh pasien yang anda rawat. Anda tidak menjawab pertanyaan
teman pasien anda karena anda sedang menghormati:
A. Kewajiban pasien
B. Kewajiban perawat
C. Hak pasien
D. Hak perawat
7) Seorang pasien menolak dirawat oleh Perawat A, pasien tersebut menilai perawat A kurang cekatan
dalam melakukan tindakan keperawatan. Apa hal mendasar yang perlu
dilakukan perawat A terhadap pasien tersebut:
A. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
B. Membujuk pasien agar tetap mau dirawat oleh Perawat A
C. Menceritakan kepada pasien bahwa perawat A lulusan universitas terkenal
D. Menceritakan kepada pasien bahwa perawat A sering mengikuti beberapa
pelatihan teknis keperawatan
8) Jika anda merasa bahwa anda perlu meningkatkan pendidikan anda, apalagi anda
mengabdi sudah cukup lama pada instansi anda, tetapi anda dihadapkan pada atasan
yang tidak memberikan ijin untuk melanjutkan pendidikan, apakah yang akan anda
lakukan?
A. Anda menghadap secara baik-baik dan meyakinkan atasan bahwa anda akan
tetap kembali mengabdi pada institusi anda
B. Anda tetap berangkat tanpa melapor pada atasan
C. Anda melaporkan atasan anda kepada pejabat yang lebih tinggi
189
D. Anda mogok kerja karena atasan tidak memberikan ijin
9) Suatu hari anda dihadapkan pada seorang pasien yang sangat menuntut perlakuan
istimewa. Pasien tersebut dirawat di kelas III tetapi marah-marah karena kepanasan,
bau dan kotor. Apakah yang anda lakukan dalam menghadapi pasien seperti ini?
A. Menegur balik pasien anda
B. Mengidentifikasi masalah yang ada, melakukan perbaikan fasilitas dan berupaya
memberikan suasana yang nyaman sekalipun di kelas III
C. Menganggapnya sebagai angin lalu yang tidak perlu direspon karena keadaan
tidak bisa diubah
D. Menganjurkan pasien pindah ke ruangan lain
10) Anda adalah perawat yang seharusnya berdinas malam tetapi anda berhalangan datang
dinas dikarenakan tiba-tiba sakit. Apakah tindakan yang akananda lakukan?
A. Anda cukup memberitahu teman anda tanpa perlu melapor atasan
B. Anda memberitahu atasan keesokan harinya
C. Anda tidak perlu memberitahu siapapun
D. Segera melapor pada atasan dan memberitahu rekan anda bahwa anda
berhalangan hadir
REFERENSI
1) Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar Cengage
Learning (3)
2) Potter, P.A. & Perry ,A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) .Edisi Bahasa Indonesia 7
Edition.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. (5)
3) Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and
Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. (6)
190
LEARNING ACTIVITIES
FDK MATA KULIAH: KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SEMESTER: 1
PERTEMUAN MINGGU 4
OBJECTIVE Nama Dosen : Ns. Lisavina Juwita, S.Kep.,M.Kep
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
LO:
Mahasiswa mampu tentang
Keperawatan sebagai profesi, peran,
fungsi dan tugas perawat
SKILLS
Fondational literacies EXPERIENCE
4. Literacy
5. Numeracy MINGGU 4
6. Cultural and civic 3) MATERI PERKULIAHAN TENTANG KONSEP KEPERAWATAN SEBAGAI
PROFESI, PERAN, FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT
literacy
4) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
Competency: D. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
6. Crytical thingking E. MASING-MASING KELOMPOK MECARI INFORMASI DAN
7. Problem solving MEMBAHAS KONSEP KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI, PERAN,
8. Creativity FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT
9. Comunication F. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAS
10. Collaboration
Caracter cuality:
5. Keingintahuan DATA YANG DIDAPAT:
6. Inisiative A. KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
7. Tidak mudah B. PERAN, FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT
menyerah
8. Adaptif, leadership
PENELITIAN:
PERAN, FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT
PENGABMAS ;
PERAN, FUNGSI DAN TUGAS PERAWAT
191
LEARNING ACTIVITIES
FDK MATA KULIAH: KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SEMESTER: 1
PERTEMUAN MINGGU 5
OBJECTIVE Nama Dosen : Ns. Lisavina Juwita, S.Kep.,M.Kep
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
LO:
Mahasiswa mampu tentang
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
SKILLS
Fondational literacies EXPERIENCE
7. Literacy
8. Numeracy MINGGU 4
9. Cultural and civic 5) MATERI PERKULIAHAN TENTANG STANDAR PROFESI
KEPERAWATAN, SUMBER STANDAR KEPERAWATAN, STANDAR
literacy
PRAKTEK KEPERAWATAN, TUJUAN STANDAR PRAKTEK
Competency: KEPERAWATAN
11. Crytical thingking 6) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
12. Problem solving G. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
13. Creativity H. MASING-MASING KELOMPOK MECARI INFORMASI DAN
14. Comunication MEMBAHAS KONSEP STANDAR PROFESI KEPERAWATAN,
SUMBER STANDAR KEPERAWATAN, STANDAR PRAKTEK
15. Collaboration KEPERAWATAN, TUJUAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Caracter cuality: I. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
9. Keingintahuan AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAS
10. Inisiative
11. Tidak mudah
menyerah
DATA YANG DIDAPAT:
A. PENGERTIAN
12. Adaptif, leadership
B. JENIS STANDAR PROFESI KEPERAWATAN
C. SUMBER STANDAR KEPERAWATAN
D. STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
E. TUJUAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
PENELITIAN:
STANDAR PRATEK KEPERAWATAN
PENGABMAS ;
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
192
LEARNING ACTIVITIES
FDK MATA KULIAH: KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SEMESTER: 1
PERTEMUAN MINGGU 6 S/D 7
OBJECTIVE Nama Dosen : Ns. Lisavina Juwita, S.Kep.,M.Kep
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
LO:
Mahasiswa mampu tentang
PENERAPAN PRAKTEK
KEPERAWATAN PROFESIONAL
SKILLS
Fondational literacies EXPERIENCE
10. Literacy
11. Numeracy MINGGU 6-7
12. Cultural and civic 7) MATERI PERKULIAHAN TENTANG PENERAPAN PRAKTEK
KEPERAWATAN PROFESIONAL, TANGGUNG JAWAB PERAWAT
literacy
PROFESIONAL
Competency: 8) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
16. Crytical thingking J. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
17. Problem solving K. MASING-MASING KELOMPOK MELAKUKAN ROLE PLAY
18. Creativity PENERAPAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT PROFESIONAL
19. Comunication
20. Collaboration DATA YANG DIDAPAT:
Caracter cuality: F. PENERAPAN PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
13. Keingintahuan G. PENERAPAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT
14. Inisiative
15. Tidak mudah
menyerah
16. Adaptif, leadership
PENELITIAN:
PRAKTEK KEPERAWATAN DAN TANGGUNG JAWAB
PERAWAT PROFESIONAL
PENGABMAS ;
PRAKTEK KEPERAWATAN DAN TANGGUNG JAWAB
PERAWAT PROFESIONAL
193
LEARNING ACTIVITIES
FDK MATA KULIAH: KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SEMESTER: 1
PERTEMUAN MINGGU 11 S/D 15
OBJECTIVE Nama Dosen : Ns Ratna Dewi, S.Kep.,M.Kep
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
LO:
Mahasiswa mampu tentang
aspek legal dan etis pada
pengambilan keputusan dalam
konteks keperawatan
SKILLS
Fondational literacies EXPERIENCE
13. Literacy MINGGU 11
14. Numeracy 9) MATERI PERKULIAHAN TENTANG KONSEP ETIKA, ETIKA
15. Cultural and civic KEPERAWATAN, KODE ETIK
literacy 10) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
L. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
Competency:
M. MASING-MASING KELOMPOK MECARI INFORMASI DAN
21. Crytical thingking MEMBAHAS KONSEP ETIKA, ETIKA KEPERAWATAN, KODE ETIK
22. Problem solving N. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
23. Creativity AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAA
24. Comunication MINGGU 12
25. Collaboration 11) MATERI PERKULIAHAN TENTANG ETIKA KEPERAWATAN, KODE
ETIK KEPERAWATAN
Caracter cuality:
12) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
17. Keingintahuan O. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
18. Inisiative P. MASING-MASING KELOMPOK MECARI KASUS DAN ANALISA
19. Tidak mudah KASUS ETIKA UMUM, ETIKA PROFESI KEPERAWATAN DAN KODE
menyerah ETIK KEPERAWATAN
20. Adaptif, leadership Q. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAA
MINGGU 13
13) MATERI PERKULIAHAN TENTANG PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
14) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
R. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
S. MASING-MASING KELOMPOK MECARI KONSEP PRINSIP ETIK
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
T. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAA
MINGGU 13
15) PRAKTIKUM KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
16) PRAKTIKUM PRINSIP ETIK KEPERAWATAN
17) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
U. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
V. MASING-MASING KELOMPOK MELAKUKAN PRAKTIKUM SESUAI
GUIDLINE
W. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAA
194
MINGGU 14
18) KONSEP NILAI, ETIK DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN
19) KONSEP HUKUM DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
20) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
X. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
Y. MASING-MASING KELOMPOK MENDISKUSIKAN KONSEP NILAI,
ETIK DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN, HUKUM DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
Z. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAS
MINGGU 15
21) KONSEP ASKEP HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
22) KONSEP TANGGUNG JAWAB PROFESI KEPERAWATAN
23) KONSEP REGULASI KEPERAWATAN
24) ANALISA ISU LEGAL DAN TANTANGAN DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN PROFESIONAL
25) PEMAPARAN GEADLINE LEARNING AVTIVITIES;
AA. MAHASISWA DIBAGI MENJADI 4 KELOMPOK
BB. MASING-MASING KELOMPOK MENDISKUSIKAN KONSEP ASPEK
HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL, TANGGUNG
JAWAB PROFESI KEPERAWATAN, REGULASI KEPERAWATAN,
ISUE LEGAL DAN TANTANGAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
CC. HASIL INFORMASI DIBUAT ADALAM BENTUK MAKALAH YANG
AKAN DIPRESENTASIKAN DIDEPAN KELAA
PENELITIAN:
ASPEK LEGAL DAN ETIS DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
PENGABMAS ;
PENERAPAN ETIKA KEPERAWATAN PADA MAHASISWA
195
Materi
1. Pengertian Etika Keperawatan
Dalam literatur keperawatan dikatakan bahwa etika dimunculkan sebagai moralitas,
pengakuankewenangan, kepatuhan pada peraturan, etikasosial, loyal pada rekan kerja serta
bertanggung jawab dan mempunyai sifat kemanusiaan.
Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika keperawatan dikaitkan
dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang
lain.Etika keperawatan merupakan standar acuan untuk mengatasi segala macam masalah
yang dilakukan oleh praktisi keperawatan terhadap para pasien yang tidak mengindahkan
dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013).Etika keperawatan merujuk pada
standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994).
Misalnya seorang perawat sebelum melakukan tindakan keperawatan pada pasien,
harus terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukannya serta
perawat harus menanyakan apakah pasien bersedia untuk dilakukan tindakan tersebut atau
tidak. Dalam hal ini perawat menunjukkan sikap menghargai otonomi pasien. Jika pasien
menolak tindakan maka perawat tidak bisa memaksakan tindakan tersebut sejauh pasien
paham akan akibat dari penolakan tersebut.
Coba anda bayangkan apabila seorang perawat memaksakan kehendaknya untuk melakukan tindakan
keperawatan terhadap seorang pasien tanpa menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukannya,
tidak meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pasien tersebut, apalagi jika pasien tersebut berasal dari
desa, tidak berpendidikan, sulit berargumentasi dengan perawat, dan tidak mampu menolak tindakan.
Sebagai pasien tentunya ia akan merasa sangat terpaksa menerima perlakuan tersebut dan pasien tidak
berdaya untuk menolak.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching, tujuan etika keperawatan adalah
mampu :
keperawatan.
c. Menghubungkan prinsip-prinsip moral yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan pada diri sendiri,
keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
Menurut National League for Nursing (NLN): Pusat Pendidikan keperawatanmilik Perhimpunan Perawat
Amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan:
a. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesikesehatan dan mengerti tentang
peran dan fungsi masing-masing anggota tim tersebut.
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu dan prinsip-prinsip etika keperawatan
dalam praktek dan dalam situasi nyata.
keperawatan
b. Mendorong para perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam
kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta
c. Mendorong para perawat agar dapat berperan serta secara aktif dalam mendidik dan
melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah sakit tetapi
d. Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus menerus untuk
luas
serta sikap yang sesuai dengan etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya
terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi ke masa depan sesuai dengan
perannya
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan erat
dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian dari segi etika
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan
kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar
profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh
terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
197
Dengan adanya kode etik, diharapkan para profesional perawat dapat memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pasien. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Kode etik keperawatan
disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI).
Menurut anda, apa sebenarnya tujuan dari kode etik keperawatan? Kode etik bertujuan untuk
memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang menyangkut masalah etika dengan menggunakan
model-model moralitas yang konsekuen dan absolut.Menurut Hasyim, dkk, pada dasarnya, tujuan kode etik
keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat
menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun
Saat ini, kita akan membahas terlebih dahulu tentang Kode Etik Keperawatan di Indonesia
dan di dunia.
198
Sebagai seorang perawat tentunya kita akan menghadapi pasien dengan
berbagai suku dan ras serta dengan segala keunikannya. Ada pasien kulit hitam,
pasien kulit putih, beragama Kristen, beragama Islam, tua, muda , kaya, miskin,
wangi, bau, diam, cerewet dan masih banyak segala keunikan pasien yang bisa
ditemui saat perawat merawat pasiennya. Perawat tidak bisa memilih hanya mau
merawat pasien yang muda saja, atau pasien yang kaya saja, atau pasien yang
bersih saja, atau yang pendiam saja. Perawat harus selalu siap sedia melayani
Ketika saya menjadi keluarga pasien, saya pernah diperlakukan tidak nyaman
oleh seorang perawat. Hal itu menimbulkan kesan yang tidak begitu baik bagi
saya sampai saat ini.Ingatlah, tentunya kita ingin diingat oleh pasien karena
kebaikan kita bukan karena kejahatan kita. Sebagai keluarga pasien, rasanya saya
ingin balik marah dan mengutuki tetapi itu tidak saya lakukan karena tidak ada
gunanya. Lalu saya pikir, bagaimana dengan keluarga pasien lain yang tidak bisa
menerima diperlakukan tidak baik oleh perawat, mungkin saja ada yang
kebaikannya oleh pasien atau perawat yang diingat karena pernah menyakiti
pasien?
Berikut ini hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam menjaga hubungan antara
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial. Artinya perawat tidak pandang bulu dalam
melayani pasiennya.
199
kelangsungan hidup beragama klien.
asuhan keperawatan.
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
Menurut anda bagaimana rasanya jika anda dirawat oleh perawat yang tidak
mengelak dan tidak mampu menjawab? Tentunya sebagai pasien tidak akan
merasa puas dan tidak mau dirawat oleh perawat seperti itu.
kemampuan diri sebagai perawat agar mampu memberikan yang terbaik bagi
Latihan
Indonesia yang disusun oleh PPNI dengan Kode Etik Keperawatan International yang
Baca kembali uraian teori di atas dan cermati tentang pengertian kode etik, tujuan, kode etik
keperawatan dan kode etik keperawatan internasional dalam menyelesaikan tugas di Topik 3
ini.
Ringkasan
1. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
200
tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang
perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik
dapat dihindarkan.
2. Tujuan dari kode etik: mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun
dengan profesi lain di luar profesi keperawatan; sebagai standar untuk mengatasi
masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi
3. Kode Etik Keperawatan Indonesia terdiri dari mukadimah dan 5 pokok etik yaitu: 1)
perawat & klien; 2) perawat & praktek; 3) perawat dan masyarakat; 4) perawat dan
Tes 3
1) Daftar perilaku yang mengarahkan individu berperilaku sesuai etika profesi disebut:
A. Sumpah Profesi
B. Kode Etik
C. Janji Kepaniteraan
D. Sumpah Keperawatan
201
C. Mengindikasikan harapan masyarakat umum dari anggota kelompok profesi.
profesi keperawatan.
3) Tetangga anda dirawat oleh anda di rumah sakit tempat anda bekerja. Diagnosa pasien
tetangga anda karena anda menjaga salah satu kode etik yang mengatur:
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial. Artinya perawat tidak pandang bulu dalam melayani pasiennya.
Dalam hal ini perawat menjaga salah satu kode etik yang mengatur:
5) Anda adalah perawat yang berdinas di UGD saat lawan politik anda dilarikan ke UGD
karena kecelakaan lalu lintas. Selama ini anda tidak terlalu bersahabat dengan pasien
karena pandangan politik yang bersebrangan. Saat itu anda berdinas berdua dengan
202
6) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang adekuat dan
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain merupakan salah satu
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal merupakan salah
darah yang seharusnya diberikan kepada Pasien A malah diberikan kepada Pasien B.
Hal ini tentunya sangat melanggar kode etik yang mengatur hubungan antara:
9) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
203
10) Bagaimana sikap anda jika rekan sejawat anda melakukan praktek pengobatan
Kunci Jawaban
1. B
2. D
3. A
4. A
5. A
6. B
7. D
8. B
9. B
10. A
REFERENSI :
1. Aiken, T.D. (2004). Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing. 2nd Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
(1)
2. Bertens, K. (2002). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. (2)
3. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar Cengage
Learning (3)
4. Franz Magniz S (2002). Etika Dasar, Yogyakarta: Penerbit Kanisius (4)
5. Potter, P.A. & Perry ,A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) .Edisi Bahasa Indonesia 7
Edition.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. (5)
6. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice.
New Jersey: Prentice Hall Health. (6)
7. Kode Etik Perawat Indonesia (7)
8. Beauchamp TL & Childress JF (1994). Principles of Biomedical Ethics. New York : Oxford University Press.
(8)
9. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(9)
10. Sistem Kesehatan Nasional dan Pelayanan Keperawatan, Kemenkes RI (10)
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (11)
12. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan (12)
204
PraktikumEtika Umum
Pelaksanaan Praktikum
Latihan 1: Identifikasi Sikap
Berikan beberapa contoh tindakan etis dan tindakan tidak etis dalam kehidupan sehari-hari sesuai
format di bawah ini.
205
2
10
Latihan 2: Kasus
Seorang mahasiswi (T) yang sedang tugas belajar di salah satu institusi pendidikan terkenal menjalin
hubungan berpacaran dengan teman kelasnya yang sudah beristri yaitu (A). Selama berpacaran,
kedua insan tersebut sudah melakukan hubungan seperti suami istri. Sang istri sah (N) sudah
mencium kasus perselingkuhan suaminya dan pernah datang ke kampus untuk melabrak si mahasiswi
tersebut (T), tetapi berhasil digagalkan oleh suaminya (A). A pernah diajak ke kampung T untuk
diperkenalkan dengan keluarga besar T.
206
Latihan
1) Bagaimana pendapat saudara tentang kasus di atas? Apakah kasus tersebut termasuk
hal yang bertentangan dengan etika di masyarakat? Berikan alasan saudara!
207
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2) Berikan pendapat saudara, apakah kasus tersebut dinilai hal yang biasa terjadi di jaman
modern ini? Berikan alasan saudara!
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3) Menurut saudara, apakah kasus tersebut bertentangan dengan moral, hukum dan
agama? Berikan pendapat saudara!
......................................................................................................................
......................................................................................................................
4) Jika saudara sebagai teman sekelas A dan T dan mengetahui kasus tersebut, apa yang
akan saudara lakukan? Berikan alasan mengapa saudara melakukan hal tersebut!
......................................................................................................................
......................................................................................................................
5) Bagaimana seharusnya A dan T menjaga hubungan sebagai teman sekelas? Apa yang
seharusnya dilakukan oleh A dan T. Berikan pandangan sikap saudara dan alasannya!
Kaitkan dengan prinsip etika, moral, hukum dan agama!
......................................................................................................................
......................................................................................................................
Pelaporan Praktikum
Setelah melakukan praktikum setiap kelompok akan menyusun laporan kegiatan dan mendapatkan
penilaian berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1) Setiap kelompok menuliskan nama ketua dan anggota kelompok, no mahasiswa, nama
mata kuliah pada halaman depan laporan praktikum yang disusun
2) Laporan praktikum diketik dengan komputer dengan menggunakan ukuran kertas A4
huruf Times New Roman ukuran 12
3) Laporan praktikum mencakup setiap pertanyaan dan jawaban yang tepat dari
pertanyaan di atas
4) Laporan praktikum harus memuat minimal 3 sumber pustaka dan 2 sumber internet
5) Laporan disusun mengikuti pedoman penulisan yang ada.
209
3. Keaktifan selama Proses pelaksanaan praktikum : 25
- Mahasiswa antusias mencoba dan
mempraktekkan sesuai petunjuk praktikum
- Mahasiswa mengerjakan Lembar Kerja yang
tersedia
4. Kemampuan mengisi lembar kerja Mahasiswa : 25
- Isian sesuai dengan teori yang ada
- Narasi terisi lengkap sesuai buku sumber
- Terdapat ide kreatifitas dalam narasi
5. Sikap Selama praktikum : 15
- Sopan
- Hadir tepat waktu
- Aktif dalam kegiatan
- Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
dan laporan tepat waktu
Laporan kegiatan ini akan dikumpulkan saat saudara bertemu dengan Tutor saudara. Saudara dapat
mengerjalan lembar latihan kasus ini sesuai dengan petunjuk tertulis. Hasil kerja laporan praktikum
ini telah dikoreksi oleh Tutor pengampu mata ajar Etika Keperawatan& Keperawatan Profesional sbb
:
(..............................................)
210
akan menjaga sikap dan menghindari tindakan-tindakan yang tidak etis dalam kehidupan
sehari-hari.
Test 1
1) Anda adalah seorang pegawai yang bekerja pada sebuah kantor yang cukup ternama.
Suatu hari keluarga anda mengalami musibah yang mengharuskan anda untuk segara
pulang padahal sebentar lagi ada rapat penting yang harus anda hadiri. Dalam situasi
ini, apa yang seharusnya anda lakukan ?
A. Memberitahu atasan anda dan sesegera mungkin mendelegasikan tugas anda
pada rekan kerja yang anda anggap mampu.
B. Membolos kerja tanpa memberitahukan pada atasan anda
C. Tetap menghadiri pertemuan
D. Memberitahu atasan tetapi tidak mendelegasikan tugas anda
2) Suatu hari ketika anda pulang dari bekerja, anda mendapati anak anda sedang
menonton acara televisi yang tidak sesuai dengan umur nya. Dalam hal ini, tindakan
apa yang akan anda lakukan ?
A. Membiarkan anak anda tetap menonton acara tersebut
B. Memarahi anak anda dan memukulnya
C. Mengganti siaran TV kemudian memberi pengertian kepada anak anda bahwa
acara tersebut tidak layak untuk ditonton
D. Ikut menonton acara TV tersebut bersama anak anda
3) Anda adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan tugas skripsi.
Dalam mengerjakan skripsi, anda menemukan kesulitan yang tidak bisa anda
selesaikan sendiri. Dalam situasi tersebut, apa yang seharusnya anda lakukan ?
A. Membiarkan begitu saja
B. Meminta orang lain untuk menyelesaikan skripsi anda
C. Menganti judul skripsi baru
D. Mengkonsultasikan masalah yang anda temukan pada dosen pembimbing anda
4) Suatu hari ketika anda berbelanja disebuah supermarket. Saat anda membayar
belanjaan, anda mendapatkan uang kembalian yang berlebih dari kasir yang bertugas.
Apa yang akan anda lakukan dengan uang kembalian yang berlebih tersebut ?
A. Memasukkan uang kembalian tersebut pada kantong pribadi
B. Mengembalikan uang tersebut pada kasir
211
C. Acuh tak acuh, karena kasir nya tidak tahu
D. Pura-pura tidak terjadi apa-apa
212
5) Anda adalah seorang mahasiswa yang akan mengkonsultasikan karya tulis ilmiah pada
dosen anda. Tindakan yang anda lakukan sebelum bertemu dosen anda adalah:
A. Langsung datang menemui dosennya di ruang kerjanya
B. Membuat kontrak waktu dengan dosen anda melalui sms atau telpon
menggunakan bahasa yang sopan.
C. Dimana saja bertemu langsung minta konsultasi dengan dosennya
D. Tergantung kapan dipanggil oleh dosennya
213
Praktikum Etika Profesi Keperawatan
1) Berikan beberapa contoh tindakan etis dan tindakan tidak etis dalam praktek
keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat sesuai format di bawah ini.
No Tindakan Tindakan Tidak Etis
Etis
1 Misalnya: Misalnya:
Perawat menjelaskan tujuan dari Perawat tidak menjelaskan tujuan
tindakan yang akan dilakukan saat akan melakukan tindakan
kepada pasien kepada pasien
10
Pada latihan di bawah ini, saudara diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada kolom hak
atau kewajiban Pasien dan hak atau kewajiban Perawat sesuai pernyataan yang saudara baca.
214
2 Ketika ditanyai oleh
wartawan
215
mengenai penyakit pasien
yang dirawatnya, perawat
tidak menjawabnya
10 Melakukan pertolongan
darurat atas dasar
perikemanusiaan
216
2) Kaitkan pertanyaan di bawah ini dengan pola hubungan kerja saudara sebagai perawat
dengan pasien, perawat dengan teman sejawat dan perawat dengan profesi lain.
Berikan pandangan sikap saudara terhadap beberapa kasus di bawah ini:
217
1. Pasien saudara di diagnosa Ca Paru stadium 4, usia 35 tahun memiliki 2 anak yang
masih kecil umur 3 tahun dan 5 tahun. Dokter belum memberitahu diagnosa medis
pada pasien tersebut. Pasien tersebut bertanya pada saudara tentang penyakitnya.
Bagaimana sikap saudara sebagai perawat profesional dalam menjawab pertanyaan
pasien ini? Kaitkan dengan hak pasien untuk mendapatkan informasi!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Bagaimana sikap anda jika menghadapi pasien yang menolak dilakukan tindakan
keperawatan misalnya tindakan pemasangan kateterFolley dengan alasan takut dan
malu?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
3. Seorang pasien mengeluh tidak ada nafsu makan selama 3 hari terakhir dirawat di
bangsal Penyakit Dalam. Tindakan kolaborasi apa yang dilakukan oleh seorang perawat
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien agar terpenuhi secara adekuat?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
4. Saudara sebagai Ketua Tim di sebuah ruang rawat inap tiba-tiba diminta untuk
mengikuti kegiatan rapat mendadak, padahal saudara memiliki daftar tugas yang
banyak pada hari tersebut. Tindakan etis apa yang akan saudara lakukan agar
keduanya dapat berjalan dengan lancar?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
5. Saudara diminta untuk menggantikan teman saudara yang berhalangan dinas sore
karena sakit padahal saudara baru saja menyelesaikan dinas pagi. Bagaimana sikap
saudara menghadapi keadaan tersbut?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Pelaporan Praktikum
Setelah melakukan praktikum setiap kelompok akan menyusun laporan kegiatan dan mendapatkan
penilaian berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
218
1) Setiap kelompok menuliskan nama ketua dan anggota kelompok, no mahasiswa, nama
mata kuliah pada halaman depan laporan praktikum yang disusun.
2) Laporan praktikum diketik dengan komputer dengan menggunakan ukuran kertas A4
huruf Times New Roman ukuran 12.
219
3) Laporan praktikum mencakup setiap pertanyaan dan jawaban yang tepat dari
pertanyaan di atas
4) Laporan praktikum harus memuat minimal 3 sumber pustaka dan 2 sumber internet
5) Laporan disusun mengikuti pedoman penulisan yang ada
Score
No Komponen yg Dinilai Bobo Yang
t Didap
at
1. Kesiapan mahasiswa mengikuti praktikum : 15
- Mahasiswa hadir saat pertemuan
- Mahasiswa telah mempunyai bahan kajian diskusi
2. Ketersediaan bahan praktikum 20
- Alat bahan (jika ada)
- Buku sumber/ materi diskusi
3. Keaktifan selama Proses pelaksanaan praktikum : 25
- Mahasiswa antusias mencoba dan mempraktekkan
sesuai petunjuk praktikum
- Mahasiswa mengerjakan Lembar Kerja yang tersedia
Laporan kegiatan ini akan dikumpulkan saat saudara bertemu dengan Tutor saudara. Saudara dapat
mengerjalan lembar latihan kasus ini sesuai dengan petunjuk tertulis. Hasil kerja laporan praktikum
ini telah dikoreksi oleh Tutor pengampu mata ajar Etika Keperawatan& Keperawatan Profesional sbb:
220
Nilai/Skore Mengetahui Tutor
(..............................................)
221
Kecenderungan Etik Keperawatan
Kecenderungan dan Isu Etik Keperawatan Retrospektif dan Prospektif
222
kebebasan untuk menolak atau menerimatindakan keperawatan yang akan dilakukandiberikan
kepadanya.
c. Berkata Jujur versus Berkata Bohong
Perawat menangani pasien yang terkena suatu penyakit karena mengkonsumsi obat- obatan
terlarang yaitu narkoba.Permasalahan yang timbul adalah apakah ia harus melaporkan
tindakan pasien tersebut kepada pihak berwajib atau tidak ?Sementara pasien sedang berobat
dan meminta pelayanan kesehatan kepada perawat tersebut.Tentu dalam kondisi seperti ini,
tidak mudah bagi perawat untuk mengambil keputusan yang tegas dan tepat. Lalu bagaimana
contoh keputusan yang tepat dalam etika-moral keperawatan bisa diambil oleh perawat ?
d. Keingintahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan
ideologi
Kecenderungan beberapa masyarakat yang masih menjadikan jasa dukun sebagai solusi untuk
menyembuhkan sakit kanker, mendapatkan keturunan, menyembuhkan gangguan kehamilan
dan sebagainya.Kejadian ini memang nyata bahwa masih banyak anggota masyarakat yang
lebih memilih ke dukun daripada ke dokter.Lalu bagaimana perawat menyikapi fenomena
ini?Khususnya ketika menjalankan fungsinya sebagai perawat di tengah masyarakat?
e. Terapi ilmiah Konvensional versus Terapi coba – coba
Hampir semua suku di Indonesia memiliki praktek terapi konvensional yang masih dianggap
sebagai tindakan yang dapat dipercaya.Secara ilmiah, tindakan tersebut sulit dibuktikan
kebenarannya, namun sebagian masyarakat mempercayainya. Misalnya masyarakat percaya
bahwa obat sakit perut adalah dengan cara mengikat perutnya dengan tali rumput yang
tumbuh di halaman rumah. Contoh lain, beberapa masyarakat juga masih percaya bahwa
untuk mengobati sakit gigi adalah dengan cara memberi getah pepohonan tertentu ke gigi
yang berlubang.Bahkan sebagian masyarakat juga masih percaya bahwa untuk memperindah
suara adalah denganmemakan buah pinang yang masih sangat muda. Lalu bagaimana seorang
perawat seharusnya menyikapi fenomena semacam itu?
223
untuk mengobati dan merawat pasien. Malpraktik dapat juga diartikan sebagai tidak
terpenuhinya perwujudan hak-hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik, yang
biasa terjadi dan dilakukan oleh oknum yang tidak mau mematuhi aturan yang ada karena
tidak memberlakukan prinsip-prinsip transparansi atau keterbukaan dalam arti harus
menceritakan secara jelas tentang pelayanan yang diberikan kepada konsumen, baik
pelayanan kesehatan maupun pelayanan jasa lain yang diberikan.
Malpraktik terbagi kedalam tiga jenis, yaitu malpraktik kriminil (pidana), malpraktiksipil
(perdata),malpraktik etik.
1) Criminal Malpractice atau Malpraktik kriminal (pidana) merupakan kesalahan
dalam menjalankan praktek yangberkaitan dengan pelanggaran UU Hukum
“pidana” yaitu seperti: melakukan tindakan medis tanpa persetujuan
pasienmenyebabkan pasien meninggal/luka karena kelalaian; melakukan
abortus; melakukan pelanggaran kesusilaan/kesopanan; membuka rahasia
kedokteran /keperawatan; pemalsuan surat keterangan atau sengaja tidak
memberikan pertolongan pada orang yang dalam keadaan bahaya.
Pertaggungjawaban didepan hukum pada criminal malpraktik adalah bersifat
individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain
atau kepada instansi yang memberikan sarana pelayanan jasa tempatnya
bernaung.
2) Civil malpractice atau Malpraktik sipil (perdata). Seorang tenaga kesehatan akan
disebut melakukan malpraktik sipil apabila tidak melaksanakan kewajiban atau
tidak melaksanakan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji).
3) Malpraktik etik, merupakan tidakan keperawatan yang bertentangan dengan
etika keperawatan, sebagaimana yang diatur dalam kode etik keperawatan yang
merupakan seperangkat standar etika, prinsip, aturan, norma yang beraku untuk
perawat.
Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa malpraktik merupakan batasan yang spesifik
dari kelalaian (negligence) yang ditujukan pada seseorang yang telah terlatih atau
berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas/pekerjaannya.
b. Negligence (Kelalaian)
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005). Menurut Amir dan Hanafiah
(1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan
apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya
melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi
tersebut.Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia,
1994).
1) Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
224
Malfeasance: yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak
tepat/layak.Misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai/tepat.
Misfeasance:yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat
tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat.Misal: melakukan tindakan
keperawatan dengan menyalahi prosedur.
Nonfeasance:Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya. Misalnya Pasien seharusnya dipasang pengaman
tempat tidur tapi tidak dilakukan.
2) Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas, tidak saja
kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu perawat pelaku
kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat berupa gugatan
perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan bentuk dari
pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat pelanggaran autonomy,
justice, nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan penyelesaiannya dengan
menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat ditujukan
bagi pelaku baik secara individu dan profesi dan juga institusi penyelenggara pelayanan
praktek keperawatan, dan bila ini terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana
dan perdata (pasal 339, 360 dan 361 KUHP
Contoh Kasus:
Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada diruang perawatan. Perawat tidak
membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan keamanan pasien
dengan memasang penghalang tempat tidur. Sebagai akibat disorientasi, pasien kemudian
terjatuh dari tempat tidur pada malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai. Dalam
kasus ini,perawat telah melanggar etika
225
keperawatan yang telah dituangkan dalam kode etik keperawatan. Dari kasus diatas, perawat
telah melakukan kelalaian yang menyebabkan kerugian bagi pasien
c. Liability (Liabilitas)
Liabilitas adalah pertanggungan jawab yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan
atau kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti halnya tenaga kesehatan lain
mempunyai tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang timbulkan dari kesalahan
tindakannya. Tanggungan yang dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang
dilakukan oleh perawat baik berupa tindakan kriminal kecerobohan dan kelalaian.
226
3) Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat)
4) Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan
sejawat dan atasan)
227
Istilah tersebut merujuk pada tanggung jawab atasan terhadap perilaku salah yang
dibuat bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian.
228
mengenal antara etika dalam agama, hukum, tradisi dan adat istiadat, termasuk juga praktek
profesional seperti pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Tradisi adalah seperangkat keyakinan dan sikap masyarakat secara komunal tentang kebenaran dan
penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian makna pada kehidupan seseorang. Misalnya di sebuah masyarakat masih ada yang
menganggap bahwa persalinan tidak boleh lepas dari tenaga dan jasa seorang dukun beranak (bukan
perawat atau dokter). Oleh karena itu ketika melayani masyarakat yang memiliki tradisi semacam itu,
perawat harus bekerja sama dengan para dukun beranak, bukan menjauhi mereka. Dengan kerja
sama semacam ini, maka akan ada kesinambungan antara perawat dan dukun, dan membuat
masyarakat tetap menerima jasa pelayanan keperawatan dalam persalinan.
229
rasional dan keingintahuan yang besar akan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
3. Teori Etik
Teori Etik akan kita bagi dalam 3 golongan yaitu teori etik tradisional, teori etik modern, dan
teori etik kontemporer.
a. Teori Etik Tradisional (Sebelum Tahun 1500) diantaranya adalah:
Egoism: teori ini menekankan pada apa yang terbaik untuk saya. Perawat
merawat klien hanya untuk keperluan pribadi. Misalnya perawat mau
merawat klien AIDS asalkan dibayar lebih.
Subjectivism: teori ini menekankan pada baik buruknya tindakan
ditentukan oleh pandangan seseorang. Misalnya jika menurut pandangan
seseorang merawat klien AIDS itu baik maka perawat akan merawatnya.
Relativism: teori ini menekankan pada baik buruknya tindakan bergantung
pada nilai-nilai yang dianut oleh individu atau masyarakat. Misalnya
merawatpasien HIV itu bisa dikatakan baik dan bisa juga dikatakan tidak
baik tergantung pandangan masyarakat.
Objectivism: teori ini menekankan bahwa ada nilai-nilai yang lebih tinggi
dalam menentukan baik buruk yang dapat dinilai secara objektif.
Moralism: teori ini menekankan bahwa diperlukan diskusi moral dalam
membuat keputusan yang etis.
Nihilisme: teori ini mengatakan bahwa tidak perlu ada argumentasi
terhadap masalah etik tentang kehidupan karena alam ini akan berakhir.
Rasional Paternalistik: teori ini menekankan bahwa dokter/perawat lebih
tahu apa yang paling baik bagi pasien
Eudemonism: tindakan dikatakan baik apabila bertujuan untuk
kebaikan/mempunyai tujuan yang baik
Hedonism: teori ini menekankan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan
yang bisa menyenangkan banyak orang misalnya jika merokok itu
menyenangkan banyak orang maka dikatakan baik
Stoicism: teori ini menekankan bahwa perawat menyadari keterbatasan
kekuatan manusia, pasrah dan menerima apa adanya adalah suatu
kebajikan.
Natural law: teori ini menjelaskan bahwa apa yang diatur Tuhan, itulah
yang baik untuk dilakukan misalnya menurut Alkitab atau Al Qur’an.
230
yang lahir tanpa tulang tengkorak lebih baik diijinkan meninggal daripada
sepanjang hidupnya menderita.
Deontologi: Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil
akhir atau konsekwensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya.
Kant berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas
harus bersifat universal, tidak kondisional, dan imperatif. Contoh
penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien
harus diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan
tersebut sangat menyakitkan.
Voluntarism: teori ini menekankan pada niat. Suatu tindakan dikatakan
baik jika ada niat yang baik
Marxism: teori ini menekankan bahwa tindakan yang baik didasarkan pada
komunis. Marxisme berisi nilai-nilai komunis, kelompon masyarakat yang
berkuasa, secara individu tidak bebas.
231
tindakan, urgensi dsb sehingga diharapkan klien dapat mengambil keputusan bagi
dirinya setelah mempertimbangkan atas dasar kesadaran dan pemahaman.
b. Prinsip Kebaikan (Beneficience)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi klien, tidak
merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien. Kasus yang berhubungan dengan hal
ini seperti klien yang mengalami kelemahan fisik secara umum tidak boleh dipaksakan
untuk berjalan ke ruang pemeriksaan. Sebaiknya klien didorong menggunakan kursi
roda.
c. Prinsip Keadilan (Justice)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhannya. Misalnya pada saat perawat dihadapkan pada pasien total care, maka
perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama tanpa membeda-bedakan
klien. Tetapi ketika pasien tersebut sudah mampu mandi sendiri maka perawat tidak
perlu memandikannya lagi.
d. Prinsip Kejujuran (Veracity)
Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan tidak
membohongi klien. Kebenaran merupakan dasar dalam membina hubungan saling
percaya.
Kasus yang berhubungan dengan prinsip ini seperti klien yang menderitaHIV/AIDS
menanyakan tentang diagnosa penyakitnya. Perawat perlu memberitahukan apa adanya
meskipun perawat tetap mempertimbangkan kondisi kesiapan mental klien untuk
diberitahukan diagnosanya.
e. Prinsip mencegahpembunuhan (Avoiding Killing)
Perawat menghargai kehidupan manusia dengan tidak membunuh. Sumber
pertimbangan adalah moral agama/kepercayaan dan kultur/norma-norma tertentu.
Contoh kasus yang dihadapi perawat seperti ketika seorang suami menginginkan
tindakan euthanasia bagi istrinya atas pertimbangan ketiadaan biaya sementara istrinya
diyakininya tidak mungkin sembuh, perawat perlu mempertimbangkan untuk tidak
melakukan tindakan euthanasia atas pertimbangan kultur/norma bangsa Indonesia yang
agamais dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, selain dasar UU RI memang belum ada
tentang legalitas tindakan euthanasia.
f. Prinsip Kesetiaan (Fidelity)
Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada komitmennya, menepati janji,
menyimpan rahasia, caring terhadap klien/keluarga. Kasus yang sering dihadapi misalnya
perawat telah menyepakati bersama klien untuk mendampingi klien pada saat tindakan
PA maka perawat harus siap untuk memenuhinya.
232
5. Masalah Etik Yang Sering Terjadi Dalam Pelayanan Kesehatan/Keperawatan
Menurut Rosdahal, 1999: 45-46, masalah isu etik dan moral yang sering terjadi dalam
praktekkeperawatan professional meliputi (dikutip dari Yosef, I):
233
c. Quality of Life (kualitas dalam kehidupan)
Masalah kualitas kehidupan sering kali menjadi masalah etik. Hal ini mendasari tim
kesehatan untuk mengambil keputusan etis untuk menentukan seorang klien harus
mendapatkan intervensi atau tidak.Sebagai contoh di suatu tempat yang tidak ada donor
yang bersedia dan tidak adatenaga ahli yang dapat memberikan tindakan tertentu. Siapa
yang berhak memutuskan tindakankeperawatan pada klien yang mengalami koma?
Siapa yang boleh memutuskan untuk menghentikan resusitasi? Contoh kasus apakah
klien TBC tetap kita bantu untuk minum obat padahal ia masihmampu untuk bekerja?
Kalau ada dua klien bersamaan yang membutuhkan satu alat siapa yangdidahulukan ?
Apabila banyak klien lain membutuhkan alat tetapi alat tersebut sedang digunakanoleh
klien orang kaya yang tidak ada harapan sembuh apa yang harus dilakukan perawat?
Apabila klien kanker merasa gembira untuk tidak meneruskan pengobatan bagaiama
sikap perawat? Bila klien harus segera amputasi tetapi klien tidak sadar siapakah yang
harusmemutuskan?
d. Ethical issues in treatment (isu masalah etik dalam tindakan keperawatan)
Apabila ada tindakan yang membutuhkan biaya besar apakah tindakan tersebut
tetap dilakukan meskipun klien tersebut tidak mampu dan tidak mau ? Masalah-
masalah etik yang sering muncul seperti:
Klien menolak pengobatan atau tindakan yang direkomendasikan (refusal
oftreatment) misalnya menolak fototerapi, menolak operasi, menolak NGT,
menolakdipasang kateter
Klien menghentikan pengobatan yang sedang berlangsung (withdrawl
oftreatment)misalnya DO (Drop out) berobat pada TBC, DO (Drop out)
kemoterapi pada kanker.
Witholding treatment misalnya menunda pengobatan karena tidak ada
donoratau keluarga menolak misalnya transplantasi ginjal atau cangkok
jantung.
e. Euthanasia
Euthanasia merupakan masalah bioetik yang juga menjadi perdebatan utama di dunia
barat. Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, eu (berarti mudah, bahagia, atau baik) dan
thanatos (berarti meninggal dunia). Jadi bila dipadukan, berarti meninggal dunia dengan
baik atau bahagia. Menurut Oxford english dictionary, euthanasia berarti tindakan untuk
mempermudah mati dengan mudah dan tenang.
Euthanasia terdiri atas euthanasia volunter, involunter, aktif dan pasif. Pada kasus
euthanasia volunter, klien secara sukarela dan bebas memilih untuk meninggal dunia.
Pada euthanasia involunter, tindakan yang menyebabkan kematian dilakukan bukan atas
dasar persetujuan dari klien dan sering kali melanggar keinginan klien. Euthanasia aktif
melibatkan suatu tindakan disengaja yang menyebabkan klien meninggal, misalnya
dengan menginjeksi obat dosis
234
letal. Euthanasia aktif merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dinyatakan
dalam KUHP pasal 338, 339, 345 dan 359.Euthanasia pasif dilakukan dengan
menghentikan pengobatan atau perawatan suportif yang mempertahankan hidup
(misalnya antibiotika, nutrisi, cairan, respirator yang tidak diperlukan lagi oleh klien).
Kesimpulannya, berbagai argumentasi telah diberikan oleh para ahli tentang euthanasia,
baik yang mendukung maupun menolaknya. Untuk saat ini, pertanyaan moral
masyarakat yang perlu dijawab bukan “apakah euthanasia secara moral diperbolehkan”,
melainkan jenis euthanasia mana yang diperbolehkan? Pada kondisi bagaimana?
Metode bagaimana yang tepat?
Dalam membuat keputusan etis, ada beberapa unsur yang mempengaruhi, yaitu nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawat, dan prinsip etis dan model
kerangka keputusan etis. Unsur-unsur yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan tindakan
moral dalam praktik keperawatan (Diadaptasi dari Fry, 1991) sebagai dalam diagram berikut
Nilai dan
Kepercayaan Pribadi
Konsep Moral
Keperawatan
Kerangka Pembuat Keputusan dan
Keputusan
Tindakan
Kode Etik Perawat
Indonesia
235
Berbagai kerangka model pembuatan keputusan etis telah dirancang oleh banyak ahli etika, dan
semua kerangka etika tersebut berupaya menjawab pertanyaan dasar tentang etika.
Beberapa kerangka pembuatan keputusan etis keperawatan dikembangkan dengan mengacu pada
kerangka pembuatan keputusan etika medis (Murphy, 1976; Borody, 1981). Beberapa kerangka
disusun berdasarkan proses pemecahan masalah seperti diajarkan di pendidikan keperawatan
(Bergman, 1973; Curtin, 1978; Jameton, 1984; Stanley, 1980; Stenberg, 1979;
Thompson, 1985).
Berikut ini merupakan contoh model pengambilan keputusan etis keperawatan yang dikembangkan
oleh Thompson dan Jameton.Metode Jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah etika
keperawatan klien. Kerangka Jameton, seperti yang ditulis oleh Fry (1991) adalah model 1 yang terdiri
atas enam tahap, model II yang terdiri atas tujuh tahap, dan model III yang merupakan keputusan
bioetis.
236
Model I
Tahap Keteranga
n
1 Identifikasi masalah.Ini berarti klasifikasi masalah dilihat dari nilai dan
konflik hati nurani. Perawat ini juga harus mengkaji keterlibatannya
pada masalah etika yang timbul dan mengkaji parameter waktu untuk
proses pembuatan keputusan. Tahap ini akan memberikan jawaban
pada perawat terhadap pernyataan, “Hal apakah yang akan membuat
tindakan benar adalah benar?” Nilai-nilai diklasifikasi dan peran
perawat dalam situasi yang terjadi diidentifikasi
2 Perawat harus mengumpulkan data tambahan.Informasi yang
dikumpulkan dalam tahap ini meliputi orang yang dekat dengan klien,
harapan/keinginan klien dan orang yang terlibat dalam pembuatan
keputusan.Perawat kemudian membuat laporan tertulis kisah dari
konflik yang terjadi.
3
Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif secara
terbuka kepada pembuat keputusan.Semua tindakan yang
memungkkinkan harus terjadi, termasuk hasil yang mungkin
diperoleh beserta dampaknya.Tahap ini memberikan jawaban atas
pertanyaan, “Jenis tindakan apa yang benar? Perawat harus
memikirkan masalah etis secara berkesinambungan. Ini berarti
perawat mempertimbangkan nilai dasar manusia yang penting bagi
individu, nilai dasar manusia yang menjadi pusat masalah, dan
prinsip etis yang dapat dikaitkan dengan masalah.Tahap ini
menjawab pertanyaan, “Jenis tindakan apa yang benar?”
Pembuat keputusan harus membuat keputusan.Ini berarti bahwa
pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan
mereka paling tepat.Tahap ini menjawab pertanyaan etika, “Apa yang
harus dilakukan pada situasi tertentu?”
Tahap akhir adalah melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan
hasil.
237
Model II
Tahap Keteranga
n
1 Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi,apa intinya, apa
sumbernya, mengenali hakikat masalah
2 Pembuat keputusan harus membuat keputusan.Ini berarti bahwa
pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan
mereka paling tepat.Tahap ini menjawab pertanyaan etika, “Apa
3 yang harus dilakuka.
Menganalisis data yang telah diperoleh dari menganalisis kejelasan orang
yang terlibat, bagaimana kedalaman dan intensitas keterlibatannya,
relevansi keterlibatannya dengan masalah etika.
Berdasarkan analisis yang telah dibuat, mencari kejelasan konsep
4 etika yang relevan untuk
Mengonsep argumentasi semua jenis isu yang didapati merasionalisasi
5 kejadian, kemudian membuat alternatif tentang tindakan yang akan
diambilnya
Langkah selanjutnya mengambil tindakan, setelah semua alternatif diuji
terhadap nilai yang ada didalam masyarakat dan ternyata dapat
diterima maka pilihan tersebut dikatakan sah (valid) secara etis.
Tindakan yang dilakukan menggunakan proses yang sistematis.
Langkah terkahir adalah mengevaluasi, apakah tindakan yang
dilakukan mencapai hasil yang diinginkan mencapai tujuan
penyelesaian masalah, bila belum berhasil, harus mengkaji lagi hal-
hal apa yang menyebabkan kegagalan, dan menjadi umpan balik
untuk melaksanakan
pemecahan/penyelesaian masalah secara ulang.
Model III
Tahap Keteranga
n
238
1 Tinjau ulang situasi yang dihadapi untuk menetukan masalah kesehatan,
keputusan yang dibutuhkan, komponen etis individu keunikan
2 Kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas
3 situasi Identifikasiaspek etis dari masalah yang
4 diahadapi
5 Ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral
6 profesional Identifikasi posisi moral dan keunikan individu
7 atau berlainan Identifikasi konflik-konflik nilai bila ada
8 Gali siapa yang harus membuat keputusan
9 Identifikasi rentang tindakan dan hasil yang
10 diaharapkan Tentukan tindakan dan laksanakan
Evaluasi hasil keputusan/tindakan
239
Penyelesaian masalah etika keperawatan menjadi tanggung jawab perawat. Berarti
perawat melaksanakan norma yang diwajibkan dalam perilaku keperawatan, sedangkan
tanggung gugat adalah mempertanggungjawabkan kepada diri sendiri, kepada
klien/masyarakat, kepada profesi atas segala tindakan yang diambil dalam melaksanakan
proses keperawatan dengan menggunakan dasar etika dan standar keperawatan. Dalam
pertanggunggugatan tindakannya, perawat akan menampilkan pemikiran etiknya dan
perkembangan personal dalam profesi keperawatan.
Kozier and Erb (1989) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut:
240
Contoh Kasus:
Ibu A, 65 tahun, dirawat di RS, dengan laserasi dan fraktur multipel akibat
kecelakaan kendaraan bermotor. Suaminya juga ada dalam kecelakaan
tersebut tetapi ia meninggal di RS yang sama. Pada saat kecelakaan terjadi,
ibu A yang mengendarai mobil. Saat di RS, ibu A terus menerus menanyakan
suaminya kepada perawat yang merawatnya. Dokter bedah sudah
mengatakan kepada perawat untuk tidak memberitahukan ibu A tentang
kematian suaminya. Perawat tersebut tidak mengetahui alasan untuk tidak
memberitahukan keadaan ini kepada klien dan ia bertanya kepada kepala
ruangan. Kepala ruangan mengatakan untuk tidak memberitahu klien tentang
kematian suaminya.
Ingin jujur pada klien tetapi tidak setia pada dokter bedah dan kepala
ruang rawat
Ingin setia pada dokter bedah dan kepala ruang rawat tetapi tidak jujur
pada klien
Konflik tentang efek yang mungkin timbul pada klien kalau klien
diberitahu atau tidak diberitahu.
242
Mengingkari nilai pribadi untuk menyatakan hal yang sebenarnya pada
klien
Mungkin menguntungkan pada kesehatan ibu A
Mungkin membuat kesehatan ibu A bertambah buruk
Mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut dengan dokter bedah dan kepala ruang rawat
dengan menegaskan hak ibu A, untuk mendapatkan informasi dan penghargaan atas
otonominya.Konsekwensi tindakan ini antara lain:
Dokter bedah mungkin akan menyadari hak ibu A, tentang pemberian
informasi dan akibatnya memberi tahu ibu A, tentang kematian
suaminya
Dokter bedah mungkin akan tetap pada pendapatnya untuk tidak
memberi tahu ibu A, tentang kmatian suaminya.
244
c. Faktor legislasi dan keputusan yuridis
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan.Setiap perubahan
sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan yang merupakan
reaksi perubahan tersebut.Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum
sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu
konflik (Ellis, Hartley, 1990).
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah etika
kesehatan sedang menjadi topik yang sedang dibicarakan. Oleh karena itu,
diperlukan undang-undang praktik keperawatan dan keputusan menteri
kesehatan yang mengatur registrasi dan praktik perawat
Dalam UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 Bab VI tentang hak dan kewajiban
Pasal 36 butir a tercantum bahwa perawat dalam melaksanakan praktek
keperawatan berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 37 butir b
tercantum bahwa perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan
berkewajiban memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik,
standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional,
dan ketentuan peraturan perundang- undangan.
d. Faktor Dana/Keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik.untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat,
pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan program yang dibiayai
pemerintah.
Perawat dan tenaga kesehatan yang setiap hari menghadapi klien, sering
menerima keluhan klien mengenai pendanaan. Dalam daftar kategori diagnosis
keperawatan tidak ada pernyataan yang menyatakan ketidakcukupan dana, tetapi
hal ini dapat menjadi etilogi bagi berbagai diagnosis keperawatan antara lain
ansietas dan ketidakpatuhan. Masalah ketidakcukupan dana dapat menimbulkan
konflik, terutama bila tidak dapat dipecahkan.
e. Faktor Pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan, perawat perlu mempertimbangkan posisi
pekerjaannya.Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga yang praktek
sendiri, tetapi bekerja dirumah sakit, dokter praktek swasta, atau institusi
kesehatan lainnya.
Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat sorotan
sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia dapat mendapat
sanksi adminitrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
245
Latihan
Buatlah diskusi dalam kelompok, bacalah kasus ini baik-baik dan selesaikan sesuai dengan petunjuk di
bawah.
Ny A berusia 37 tahun, menginginkan untuk mengakhiri hidupnya (euthanasia). Ny A mengalami
kebutaan, diabetes yang parah dan menjalani dialisis. Ketika Ny A mengalami henti jantung,
dilakukan resusitasi untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini dilakukan oleh pihak rumah sakit
karena sesuai dengan prosedur dan kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit tersebut.
Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun keluarga menuntut
atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut untuk kepentingan hak meninggal klien. Saat
ini klien mengalami koma. Tiga orang perawat mendiskusikan kejadian tersebut dengan
memperhatikan antara keinginan/hak meninggal Ny A dengan moral dan tugas legal untuk
mempertahankan kehidupan setiap pasien yang diterapkan di rumah sakit. Perawat X mendukung
dan menghormati keputusan Ny A yang memilih untuk mati. Perawat Y menyatakan bahwa semua
anggota/staf yang berada di rumah sakit tidak mempunyai hak menjadi seorang pembunuh. Perawat
Z mengatakan bahwa yang berhak untuk memutuskan adalah dokter.
Untuk kasus tersebut, coba anda selesaikan dengan kerangka pemecahan dilema etik menurut Kozier
& Erb!
Ringkasan
Selamat,anda sudah menyelesaikan Topik 1 di Bab 6. Berikut ini Ringkasan yang bisa anda baca
kembali.
247
baik pelayanan kesehatan maupun pelayanan jasa lain yang diberikan.Malpraktik terbagi
kedalam tiga jenis, yaitu malpraktik kriminil (pidana), malpraktiksipil(perdata),
malpraktik etik.
Kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan
keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang telah
ditentukan. Kelalaian (negligence) praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak
mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim
dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
dilingkungan yang sama. Jenis-jenis kelalaian: Malfeasance, Misfeasance, Nonfeasance.
Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan atau
kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti halnya tenaga kesehatan
lain mempunyai tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang timbulkan dari kesalahan
tindakannya.
c. Penerapan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya yang
menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati- hati, teliti
dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.Klien merasa yakin bahwa perawat
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan
dengan disiplin ilmunya.
Tanggung gugat/akontabilitas dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang
menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya
248
3. Model Pengambilan Keputusan Dilema Etik Secara Bertanggungjawab
Thompson & Thompson (1985) : dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak
ada alternative yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternative yang memuaskan dan
yang tidak memuaskan sebanding. Untuk membuatkeputusan etis, seseorang harus
bergantung pada pemikiran yang rasional bukan emosional.Ada beberapa kerangka
pemecahan dilema etik yaitu menurut Kozier & Erb dan kerangkaJameton seperti yang ditulis
oleh Fry, 1991 adalah Model I (enam tahap), Model II (tujuh tahap), Model III (keputusan
Bioetis) .Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis dalam praktek
keperawatan: faktor agama & adat istiadat, faktor sosial, faktor ilmu pengetahuan & teknologi,
faktor legislasi & keputusan yuridis, faktor dana/keuangan, faktor pekerjaan.
Test 1
1) Seorang ibu melahirkan anak pertama dengan Anensefali (kepala tanpa tulang
tengkorak). Ibu tersebut melahirkan dengan cara operasi dan bukan dari keluarga
berada.Saat lahir, bayi tersebut harus dirawat di NICU. Hari ke-2 dokter memanggil
keluarga pasien dan mengatakan bahwa harapan hidup bayi tersebut sangat kecil.
Sebagai seorang perawat yang bertugas disana, pertimbangan etis apa yang akan anda
sarankan pada keluarga pasien?
A. Anda menyerahkan sepenuhnya keputusan yang diambil kepada keluarga
B. Anda menyampaikan bahwa sebagai perawat memegang prinsip moral yang
menjunjung tinggi nilai kehidupan
C. Anda tidak memberikan pertimbangan apa-apa
D. Anda menyampaikan bahwa sebaiknya alat-alat bantu nafas tersebut dilepaskan
saja
2) Sepasang suami istri sudah 10 tahun menikah belum dikaruniai anak. Ternyata
masalahnya adalah karena kualitas sperma suami yang tidak baik. Ada seorang teman
yang menyarankan untuk mencari pendonor sperma agar sel telur di ibu dapat dibuahi
dan menghasilkan janin. Apa pendapat anda sebagai perawat dilihat dari sudut
pandang etika keperawatan?
A. Anda menyatakan tidak setuju karena bertentangan dengan nilai etika dan moral
yang berlaku di masyarakat
B. Anda menyatakan setuju karena itu hak asasi setiap orang
C. Anda menyatakan setuju karena anak sudah menjadi idaman sejak lama
D. Anda menyatakan setuju karena sperma tersebut merupakan sperma terbaik
yang sudah diseleksi dengan menggunakan teknologi tinggi
249
3) Seorang ayah meminta anda untuk melepas selang yang dipasang pada tubuh anaknya
yang berusia 15 tahun, yang telah koma selama 7 hari. Ayah beranggapan bahwa
selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh anaknya tidak akan dapat
mempertahankan dia untuk tetap hidup, bahkan sebaliknya hanya akan menambah
penderitaannya. Bagaimana sikap anda sebagai perawat menghadapi keadaan seperti
ini?
A. Secara pribadi, perawat harus tetap memegang prinsip moral untuk menjunjung
tinggi nilai kehidupan
B. Perawat menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga
C. Perawat menyetujui keinginan pihak keluarga dan mendiskusikan dengan dokter
D. Perawat tidak memberikan pertimbangan apa-apa
4) Seorang pasien lanjut usia menolak untuk mengenakan sabuk pengaman sewaktu
berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas, sementara anda tahu bahwa hal itu akan
dapat membahayakan keselamatannya. Apa yang akan anda lakukan melihat keadaan
ini?
A. Perawat membiarkan keadaan tersebut
B. Perawat menjelaskan kepada pasien bahwa perawat menghargai hak pasien
untuk tidak menggunakan sabuk pengaman tetapi perawat menjelaskan bahwa
keadaan tersebut dapat membahayakan keselamatan pasien
C. Perawat meminta keluarganya yang menemani pasien berjalan
D. Perawat memarahi pasien agar menurut saran perawat
5) Perawat A di ruang Perinatologi tanpa sadar mengunggah foto bayi yang lahir cacat di
facebook miliknya. Banyak teman FB nya yang berkomentar negatif atas foto bayi yang
diunggah oleh perawat itu. Keluarga bayi tersebut mengetahui hal itu dan menuntut
perawat ini ke meja hijau. Sebagai perawat, apa respon anda terhadap kejadian seperti
ini?
A. Perawat A telah melanggar kode etik yang mengatur hubungan antara perawat
dengan klien
B. Perawat A tidak salah karena tidak bermaksud buruk atas pengunggahan foto
tersebut
C. Perawat A tidak salah karena tidak menguasai kode etik keperawatan
D. Perawat A harus dihukum seberat-beratnya
250
C. Liabilitas
D. Tindakan kriminal
7) Seorang perawat di sebuah ruang rawat memberikan obat suntikan tidak sesuai
dosis yang dianjurkan dokter. Obat tersebut sangat mahal dan perawat hanya
memberikan setengah dari dosis yang dianjurkan. Ternyata obat tersebut akan
dijual kembali sehingga menambah pemasukan perawat. Kasus di atas termasuk
pelanggaran prinsip moral yang mana?
A. Otonomi
B. Keadilan
C. Kejujuran
D. Menghargai kehidupan
9) Jika perawat dihadapkan pada 2 atau lebih jawaban yang baik tapi tidak bisa
melakukan keduanya dan pilihan itu bisa dijustifikasi dengan prinsip moral
artinya perawat sedang menghadapi:
A. Dilema Etik.
B. Masalah Etik.
C. Isu Etik
D. Prinsip Etik
1
RUBRIK DESKRIPTIF
A. MAKALAH
NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Halaman sampul
Berisi judul makalah, nama dan NIM penulis makalah, logo
institusi, nama institusi, dan tahun penulisan makalah
2 Kata Pengantar
Berisi gambaran isi makalah dan ucapan terimakasih
mahasiswa sebagai penulis yang ditujukan kepada dosen
pengampu dan lembaga terkait serta pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah
Tulisan KATA PENGANTAR ditulis dengan huruf kapital
simetris diatas bidang pengetikan, tanpa tanda titik, dan
berada ditengah atas.
Teks dalam kata pengantar diketik dengan spasi 1,5
Panjang teks tidak lebih dari 2 halaman kertas A4
Pada bagian akhir dicantumkan Penulis (dipojok kanan
bawah) tanpa menyebut nama terang
3 Daftar Isi
Memuat Judul BAB, Judul Sub BAB, dan judul anak sub
BAB yang disertai dengan nomor halaman pemuatannya
Semua judul BAB diketik dengan huruf kapital, sedangkan
sub bab dan judul anak sub bab hanya huruf awal pada
setiap kata saja yang diketik kapital . teks dalam daftar isi
diketik dengan spasi tunggal
4 Daftar Lampiran
Memuat nomor Lampiran, judul lampiran. Antara judul
lampiran yang satu dengan lainnya diberi jarak spasi 1,5
5 ISI
Pendahuluan
latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan
makalah
ISI
konsep yang diharapkan sesuai dengan
rancangan penugasan
Penutup
Kesimpulan dan saran
6 Daftar Pustaka
Mencakup buku dan jurnal terkait berdasarkan evidance
based
7 Lampiran
Keterangan 1 =kurang sekali ,2=kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
2
B. PRESENTASI KELOMPOK
1. Cheklist pembelajaran diskusi kelompok, presentasi oleh Dosen
2. Dosen yang menilai :
3. Kelompok Tampil :
4. Mata Kuliah :
5. Tgl :
6. Proses Kelompok
7. Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang berjalan
NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
2 LO sudah tercapai
Keterangan 1 =kurang sekali ,2=kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
3
RUBRIK HOLISTIK
A. SIKAP
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang berjalan
1 2 3 4 5
2 Percaya diri
3 Bertanggung jawab
4 Disisplin
4
PERANGKAT ASESMEN
Cluster
Perumus:
______________
2016
5
FR-MPA 03.1 : PERTANYAAN TERTULIS – JAWABAN SINGKAT
Nama asesor :
Waktu : menit
Petunjuk
a. Jawablah pertanyaan di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan dengan singkat dan
jelas
Pertanyaan :
1.1. 1. Jelaskan , bila pasien baru masuk untuk dirawat, penjelasn apa yang harus
diberikan ? (TS)
3.
Apa yang akan terjadi bila pasien tidak mematuhi peraturan RS?
3.1 1. Jelaskan apa tindakan perawat bila ada obat dan infus yang tersisa setelah
pasien dinyatakan pulang agar pasien tidak rugi??(TS)
3.2 1 Siapa saja yang dapat dipakai sebagai sumber data saat anda melakukan
pengkajian ?? (TS)
6
2 Jelaskan langkah untuk pengisian informed consent tersebut?? (CMS)
Jawaban
1.1. 1. Perkenalkan nama perawat, ruangan dan fasilitas yang ada di ruangan
2 Hak pasien
Kewajiban pasien :
3.
Resiko yang mungkin diterima adalah tidak kontinuenya terapi , dan waktu
rawatan memanjanng
3.1 1. Obat-obatan yang tidak terpakai diusahakan dan dikoordinasikan dengan bagian
farmasi untuk diganti pembayarannya
- Pasien diberitahu
- Diberi penjelasn tentang penyakitnya oleh dokter dan rencana tindakan
yang akan dilakukan
- Bila pasien sudah mengerti pasien diminta mennada tangani
- Simpan informe consent dalam status pasien
- Beritahu pada shift berikutnya
7
Perangkat asesmen : Daftar Pertanyaan Tertulis – Jawaban Singkat
Nama asesor :
Waktu : .....menit
Petunjuk
a. Jawablah pertanyaan di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas
8
Perangkat asesmen : Daftar Cek Observasi – Demonstrasi/Praktek
Nama asesor :
Waktu : Menit
Penilaia
Pencapaian
No. n
Daftar tugas/ instruksi Poin yang dicek/ diobservasi
KUK Tida
Ya K BK
k
10
3.3 Llaksanakan Mekanisme a. Disiapkan form informed
informed consent (CMS) consent
b. Diberi penjelasan kepada pasien
c. Diisi informed consent tersebut
d. Dicatat
11
FR-MPA.05 : TUGAS PRAKTEK-DEMONSTRASI/PRAKTEK
Perangkat asesmen : Daftar Cek Observasi – Demonstrasi/Praktek
Nama asesor :
A. Petunjuk
1. Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi dibawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan
praktek
Nama asesor :
Waktu : 30 menit
1.
2.
3.
13
4.
5.
6.
Isi dari dokumen portofolio telah menunjukkan kemampuan peserta sertifikasii (memadai/ sufficient)
terhadap setiap elemen kompetensi/kriteria unjuk kerja sebagai berikut :
Memadai*
Elemen Kompetensi/ KUK
Bukti no.
Ya Tidak
No. Elemen Kompetensi
Elemen
14
Sebagai tindak lanjut hasil verifikasi terhadap bukti-bukti, substansi dari materi dibawah ini harap
diklarifikasi pada saat wawancara :
15