MM
1
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
Penyusun :
Febriyeni, S.SiT,M.Biomed
Editor :
Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes
Nurhayati, S.ST,M.Biomed
Penerbit :
Fort De Kock Press
Bukittinggi
2
VISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi
Mewujudkan STIKes Fort De Kock menjadi Institut Kesehatan yang Unggul dalam
rangka menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional serta memiliki daya saing
global Tahun 2021
3
KATA PENGANTAR
Penyusun
4
DAFTAR ISI
5
1 PENDAHULUAN
6
menjadi sebuah penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan konsep Sarjana
Terapan.
7
Pendidik kesehatan yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan
Anakdenganmemanfaatkan IPTEKS, kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat.
8
Keterampilan Umum
1. Mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif , bermutu, dan terukur
dalam melakukan jenis pekerjaan spesifik, di bidang keahliannya serta sesuai
dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan;
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
3. Mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan, teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang
keahliannya dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain
atau karya seni,
4. Mampu menyusun hasil kajian tersebut dalam bentuk kertas kerja, sepesifikasi
desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
5. Mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku,
spesifikasi desain , dan persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam
melakukan supervisi dan evaluasi pada pekerjaannya;
6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja sama dan hasil kerja
sama didalam maupun di luar lembaganya;
7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri;
9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;
Keterampilan Khusus
1. Mampu mengaplikasikan keilmuan kebidanan dalam menganalisis masalah
dan memberikan petunjuk dalam memilih alternatif pemecahan masalah pada
lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan pranikah, prakonsepsi, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir,bayi, anak balita, anak prasekolah, kesehatan
9
reproduksi (remaja, perempuan usia subur dan perimenopause) serta
pelayanan KB
2. Mampu mengidentifikasi secara kritis penyimpangan/kelainan sesuai lingkup
praktik kebidanan
3. Mampu mendemonstrasikan tatalaksana konsultasi, kolaborasi dan rujukan
4. Mampu mendemostrasikan penanganan awal kegawatdaruratan maternal
neonatal sesuai standar mutu yang berlaku
5. Mampu menerapkan berbagai teori kontrasepsi termasuk AKDR dan AKBK
6. Mampu mendemonstrasikan pencengahan infeksi, pasien safety dan upaya
bantuan hidup dasar
7. Mampu mendemonstrasikan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai
standar yang berlaku
8. Mampu mengambangkan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan perempuan pada tahap perkembangan siklus reproduksinya
dengan menggunakan hasil riset dan teknologi informasi
9. Mampu menerapkan teori manajemen kebidanan komunitas yang berbasis
pada partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah melalui pendekatan
interprofesional
10. Mampu mengaplikasikan teori dan praktik pengambilan keputusan dan
manajemen dalam pelayanan kebidanan sesuai kode etik
11. Mampu mendemonstrasikan langkah-langkah manajemen pelayanan
PENGETAHUAN
1. Menguasai konsep teoritis ilmu kebidanan, manajemen asuhan kebidanan,
model praktik kebidanan, dan etika profesi secara mendalam
2. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik, biologi perkembangan, mikrobiologi
anatomi, fisiologi, yang terkait dengan siklus kesehatan reproduksi perempuan
dan proses asuhan
3. Menguasai konsep teoritis sosiologi dan antropologi kesehatan,humaniora,
epidemiologi dan biostatistik secara umum
10
4. Menguasai teoritis psikologi perkembangan terkait asuhan kebidanan
sepanjang sikus reproduksi perempuan dan proses adaptasi menjadi orangtua
5. Menguasai konsep teoritis gizi dalam siklus reproduksi perempuan secara
umum
6. Menguasai konsep teoritis keterampilan dasar praktik kebidanan secara
mendalam
7. Menguasai konsep umum patofisiologi dan farmakologi yang terkait dengan
asuhan kebidanan sesuai dengan wewenangnya
8. Menguasai prinsip hukum peraturan dan perundang-undangan yang terkait
dengan pelayanan kebidanan secara umum
9. Menguasai konsep teoritis komunikasi efekti, konseling, bahasa inggris serta
penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam pelayanan kebidanan
secara mendalam
10. Menguasai konsep teoritis manajemen dan kepemimpinan, character building,
kewirausahaan, serta pembelajaran mikro secara umum
11. Menguasai konsep teoritis penelitian dan evidence based practice dalam
praktik kebidanan, serta konsep preseptorship dan mentorship
11
2 ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN
2.1 Deskripsi Mata Kuliah
Fokus mata ajar ini adalah pada mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil normal dengan memahami konsep dasar kehamilan, anatomi system
reproduksi wanita, perubahan yang terjadi pada ibu hamil, ketidaknyamanan yang
terjadi pada ibu hamil, factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan
dasar ibu hamil, patient safety dan pencegahan infeksi dalam asuhan kehamilan,
etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, evidence
based dalam asuhan kehamilan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, deteksi
dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan, upaya-upaya promotif dan preventif
terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan kehamilan secara
holistic dengan pendekatan problem solving, crithical thingking dengan menerapkan
metodologi manajemen kebidanan.
12
11. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan
problem solving, critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen
kebidanan adalah pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
13
2.5 Evaluasi
14
TOPIK 1
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
Konsep Dasar Kehamilan
15
1. Materi Pembelajaran
Asuhan kehamilan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan yang berkaitan dengan masa kehamilan atau Antenatal
Care (ANC).
a. Filosofi asuhan kehamilan
Filosofi Kebidanan merupakan Keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan
sebagai kerangka fisik dalam membentuk asuhan kebidanan sedangkan Filosofi Kehamilan adalah
keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fikir dalam asuhan
kehamilan. Filosofi asuhan kehamilan dulu menganggap bahwa kehamilan adalah hal yang alami,
tapi sekarang berganti dengan setiap ibu adalah hamil beresiko. Jadi Filosofi asuhan kehamilan
yaitu keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan kerangka fikir atau intervensi yang
dilaksanakan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil berdasarkan kebutuhan
dan masalah selama kehamilan. Jadi Filosofi Asuhan kehamilan kita sebagai bidan memberikan
asuhan yang bersifat “Sayang Ibu” yaitu Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang Ibu. Landasan filosofi dari Asuhan
kehamilan sebagai berikut:
1. Proses kelahiran yang alamiah
Kelahiran adalah suatu proses yang normal, alamiah, dan sehat. Sebagai bidan kita harus
mendukung dan melindungi proses kelahiran tersebut serta percaya bahwa model asuhan ini
yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita selama masa kehamilan dan persalinan.
2. Pemberdayaan wanita dan keluarga
Sebagai bidan kita harus berperan sebagai pendukung, bukannya mengendalikan proses
tersebut. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan kita sebagai pemberi
asuhan hanya sebagai aktor pendukung.
3. Otonomi (pengambilan keputusan)
Ibu beserta keluarganya memerlukan informasi agar mereka dapat membuat keputusan sesuai
dengan keinginannya.
4. Jangan menimbulkan penderitaan
Intervensi sebaiknya tidak dilakukan sebagai tindakan yang rutin kecuali bila ada indikasi.
Asuhan selama kehamilan, melahirkan dan masa postpartum serta pengobatan untuk komplikasi
harus didasari oleh bukti-bukti alamiah.
5. Tanggung jawab
Sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab atas mutu asuhan yang di berikannya. Asuhan yang
diberikan seharusnya berdasarkan atas kebutuhan ibu dan bayi, bukan berdasarkan kebutuhan
si pemberi asuhan.
16
7. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
8. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
9. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat
I, abortus iminen dan preeklampsia ringan.
10. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
11. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
12. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya
termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan
hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW,
Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan
letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing.
13. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
14. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,
keamanan, kebiasaan merokok.
15. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.
17
bidan sebagai tenaga kesehatan yang melayani kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai diperkenalkan
dan tahun 1952 pelatihan bidan secara formal dan kursus dukun didirikan oleh bidan.
Pada Tahun 1953 dilakukan kursus tambahan bagi bidan untuk perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang pelayanan KIA. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai
kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan. Tahun 1957
BKIA berubah menjadi Puskesmas yang salah satunya programnya adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak dan tahun 1974 dilakukan perluasan pelayanan, tidak hanya KIA namun ditambah
dengan KB. Terjadi peningkatan pada tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata
dan dekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tahun 1994 perluasan
area garapan pelayanan bidan termasuk didalamnya kesehatan reproduksi.
Titik tolak dari konfrensi kependudukan dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan
pada reproductive health (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan.
Area tersebut meliputi:
1. Safe Motherhood, termasuk perawatan bayi baru lahir dan perawatan abortus
2. Family Planning
3. Penyakit menular sexsual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Kesehatan Reproduksi pada orang tua
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes). Permenkes menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
18
2. Mengidentifikasi dan mengobati masalah seperti Anemia, Penyakit Menular Sexual (PMS),
Preeklamsia Berat (PEB).
3. Promosi prilaku hidup sehat.
19
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janinke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu”.
Hasil yang diharapkan dapat memperkirakan usia kehamilan yang lebih baik, diagnosis dini
kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan, diagnosis dini kehamilan ganda dan
kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
Prasyarat Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar, alat tersedia
dalam kondisi baik, tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat,
menggunakan buku KIA, dan adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang
memerlukan rujukan.
4. Standar 6 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Tujuannya adalah menentukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak
lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. “Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan /rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.
Hasilnya ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan
dengan anemia, penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia dan Berat Badan lahir Rendah
(BBLR).
5. Standar 7 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan
melakukan tindakan yang diperlukan. “Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya”. Hasilnya ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat
perawatan yang memadai dan tepat waktu dan penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
eklamsia.
6. Standar 8 Persiapan persalinan
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang
aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. “Bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami/ keluarganya pada trimester 3 memastikan bahwa persiapan persalinan
bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Hasilnya yaitu ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang
bersih dan aman, persalinan direncanakn ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
bidan terampil, adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu. Dan
rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
20
Proses penyakit dan pengobatannya
Keluarga
Pemberi Asuhan
pelayanan Individu
kehamilan Lingkungan
Bounding Masyarakat
Individu
Pemberi
Asuhan kehamilan Keluarga
pelayanan
Masyarakat
Individu
21 Keluarga
masyarakat
Asuhan
Pemberi pelayanan
kehamilan
22
berpraktek di rumah sakit, klinik atau unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat
pelayanan lainnya.
Perilaku profesional bidan
1) Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
2) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3) Senantisa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
4) Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
6) Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran,
periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka
dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta
persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
8) Menggunakan keterampilan komunikasi
9) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada ibu dan keluarga
10) Advokasi terhadap pilihan ibu dan tatanan pelayanan.
Persyaratan bidan sebagai jabatan profesional adalah seorang bidan telah melalui pendidikan
formal dan diakui pemerintah, dalam bekerja memiliki standar pelayanan kebidanan, kode etik
dan etika kebidanan, bidan memilki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan
profesinya, memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya, memberikan pelayanan yang
aman dan memuaskan sesuai kabutuhan, memiliki wadah organisasi profesi, memiliki
karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat, serta bidan adalah suatu
pekerjaan dan merupakan sumber utama penghidupan (berhak atas balas jasa).
2. Dokter Obstetri
Dokter obstetri adalah dokter yang sudah mendapatkan pendidikan dengan kualifikasi khusus
dalam bidang kebidanan, memiliki pengalaman post graduated dalam melakukan pemeriksaan ibu
hamil, bersalin dan nifas.
3. Dokter umum
Dokter umum juga terlibat dalam asuhan maternitas. Biasanya dokter umum memiliki
perjanjian dengan dokter obstetri untuk keperluan rujukan. Biasanya asuhan kehamilan yang
diberikan dokter umum bila di daerah tersebut tidak ada bidan atau dokter obstetri.
4. Tenaga kesehatan lainnya
Ibu hamil biasanya dirujuk ke tenaga kesehatan lain untuk keperluan konsultasi.
Bidan
23
Tugas mandiri yaitu tugas yang dilakukan sendiri oleh bidan
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan
klien
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita pada
masa klimakterium dan menopause
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga
Tugas kolaborasi yaitu tugas yang dilakukan melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan resiko tinggi
dan keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan keadaaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera dan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
Tugas rujukan
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi dan
keterlibatan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko
tinggi dan kegawatdaruratan
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan
keluarga
24
2. Peran sebagai pengelola
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutam pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
klien / masyarakat
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain
diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan
tenaga kesehatan lainnya yang berada dibawah bimbingan di wilayah kerjanya.
2. Latihan
Latihan 1
Seorang bidan yang bekerja di suatu Puskesmas, membina suatu desa binaan. Desa tersebut
mempunyai sasaran ibu hamil sejumlah 12 orang. Cakupan kunjungan antenatal rendah. Capaian
imunisasi TT sebanyak 30%. Ibu hamil belum memahami kebutuhan asuhan kehamilannya.Tugas:
1) Identifikasi kasus diatas, buatlah kajian yang terkait dengan filosofi asuhan, ruang lingkup dan
prinsip pokok asuhan kehamilan!
2) Identifikasi aspek-aspek asuhan antenatal yang bisa dikembangkan pada daerah tersebut!
25
4) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
5) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik 1. Supaya Anda lebih mudah menguasai Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini. Silahkan Identifikasi contoh penerapan standar
asuhan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas! Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat
kerjanya dekat dengan Anda.
1) Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 mahasiswa.
2) Silahkan Anda Identifikasi contoh penerapan standar asuhan kehamilan pada ibu hamil di
Puskesmas.
3) Diskusikan hasil identifikasi Anda secara kelompok.
4) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
5) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
Pelajarilah materi bahan ajar ini. Untuk menambah wawasan, sebagai bahan untuk mengerjakan
latihan diatas, silahkan Anda membaca juga buku–buku yang membahas hal materi tersebut
1) Kemudian buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
2) Lanjutkan diskusi dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan.
3) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
Saudara-saudara untuk lebih mendalami materi ini ada tugas yang harus anda kerjakan, yaitu
mengamati beberapa klien dan menuliskan asuhan kebidanannya. Kemudian dijadikan sebuah
makalah.
3. Tes
1) Dalam menjalankan asuhan kehamilan, bidan mengaplikasikan filosofi asuhan kehamilan. Apakah
filosofi dasar utama yang mendasari, ketika bidan menghadapi ibu hamil dengan karakteristik
yang berbeda?
A. Setiap perempuan berkepribadian unik, terdiri biopsikososial yang berbeda.
B. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
C. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
D. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
E. Fokus pda upaya promotif dan preventif
2) Apakah upaya preventif yang dapat dilakukan dalam asuhan kehamilan sesuai dengan filosofi
asuhan kehamilan?
A. Pemberian injeksi roborantia
B. Pemberian imunisasi TT
C. Pemeriksaan USG rutin
D. Pemberian antibiotika
E. Pemberian vitamin A
3) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang bertujuan untuk memperkirakan besar janin?
A. Mengukur TFU
26
B. Menghitung HPL
C. Mengukur LILA
D. Mengukur TB
E. Mengukur panggul
4) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang terkait dengan gaya hidup dan sosial budaya?
A. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
B. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
C. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
D. Perubahan ketidaknyamanan selama kehamilan
E. Melakukan pengkajian kehamilan
5) Apakah penatalaksaan kehamilan patologi yang dapat dilaksanakan oleh bidan sesuai dengan
lingkup kewenangan?
A. IUFD
B. Anemia ringan
C. Abortus insipiens
D. Pre eklampsia berat
E. Abortus incompletus
6) Seorang ibu hamil datang berkunjung memeriksakan kehamilannya ke Bidan Praktik Mandiri. Ibu
hamil mendapatkan pelayanan pendidikan kesehatan dan imunisasi TT. Pelayanan yang
diberikankepada ibu hamil tersebut memenuhi salah satu tujuan asuhan kehamilan. Apakah
tujuan asuhan kehamilan yang telah diperoleh melalui layanan antenatal tersebut?
A. Promotif dan preventif
B. Deteksi abnormalitas
C. Persiapan persalinan
D. Persiapan menyusui
E. Persiapan rujukan
7) Untuk menjamin agar proses alamiah kehamilan tetap berjalan normal,salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah:
A. Deteksi dini komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi
B. Menyusun prosedur tetap dalam asuhan bagi ibu hamil
C. Menyediakan sistem rujukan yang efektif
D. Meningkatkan sosial ekonomi masyarakat
E. Melakukan kolaburasi USG secara rutin
8) Seorang bidan memberi pelayanan kebidanan kepada ibu hamil. Melakukan pengkajian data
subyektif dan obyektif, memberikan penatalaksanaan pendidikan kesehatan, memberikan
imunisasi dan roborantia. Apakah tipe pelayanan yang telah dilaksanakan oleh bidan tersebut?
A. Kolaburasi
B. Sekunder
C. Rujukan
D. Tertier
E. Primer
27
9) Seorang bidan memberikan pelayanan kebidanan dengan bermitra sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan proses kegiatan layanan.
A. Kolaburasi
B. Sekunder
C. Rujukan
D. Tertier
E. Primer
10) Seorang bidan memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, dan biaya.Apakah standar asuhan kehamilan
yang telah ditetapkan oleh Bidan tersebut?
A. Palpasi abdominal
B. Identifikasi ibu hamil
C. Persiapan persalinan
D. Pemeriksaan antenatal
E. Pengelolaan dini hipertensi
4. Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. A
4. C
5. B
6. A
7. A
8. E
9. A
10. C
5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.
Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (. ..) Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC.
DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange
Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth,
Oxford University Press Inc, New York.
JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku
Ante Partum.Jakarta.Pusdiknakes.
28
JNPKKR – POGI. 2004.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP– SP.
JNPKKR – POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,
YBP-SP.
Varney H, 1997.Varney’s Midwifery 3rd ed. New York. Jones and Bartlett Publishers.
29
TOPIK 2
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU II
Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita dan
Fisiologi Kehamilan
30
1. Materi Pembelajaran
Alat genitalia bagian luar wanita adalah sebagai berikut :
1. Mons veneris disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh
rambut yang bentuknya segitiga.
2. Bibir besar (labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini di bagian bawah
bertemu membentuk perineum. Permukaan terdiri dari bagian luar tertutup rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris dan bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea/lemak.
3. Bibir kecil (labia minora) merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa
rambut. Di bagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di
bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium
vagina.
4. Klitoris merupakan bagian panting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dan analog dengan
penis pada laki-laki.
5. Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris dan bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum
terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar
Skene.
6. Kelenjar Bartholini adalah kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina, karena dapat
mengeluarkan lendir dan pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
7. Himen (selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan
uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah
mendapat menstruasi dan setelah persalinan sisanya disebut karunkule himenalis atau
karunkule mirtiformis.
31
Vagina mendapat darah dari arteria uterina, arteri servikalis inferior dan arteria
hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna (memberi darah masing-masing 1/3
bagian atas, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah vagina).
2. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak dipelvis minor diantara kadung kemih dan
rektum. Permukaan bagian belakang dan depan atas sebagian besar tertutup oleh peritoneum
dan bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Bentuknya seperti bola lampu dengan
panjang 7 – 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas :
a. Fundus uteri adalah bagian korpus uteri yang terletak dikedua pangkal tuba. Perlu
diketahui sampai dimana fundus diraba untuk mengetahui tuanya kehamilan.
b. Korpus uteri berbentuk segitiga, yang mengembang jika saat hamil, rongga yang terdapat di
korpus uteri disebut kavum uteri.
c. Servix uteri berbentuk silinder yang terdiri atas pars vaginalis servisis uteri yang
dinamakan porsio dan pars supra vaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada servix
disebut kanalis servikalis dengan panjang 2,5 cm. Selama hamil, uterus melebar dengan
panjang 30 cm dan lebar 20 – 25 cm. Setelah partus normal kembali dan setelah menopouse
mengecil dan artroti. Ukuran uterus anak-anak 2 – 3 cm nullipara 6 – 8 cm dan multipara 8
– 9 cm.
d. Ostium uteri disebelah atas dan batas antara cavum uteri dengan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum, yang terbagi 2 yaitu OU interium anatomicum (OUIA) dan OU
Interium histologicum (OUIH) terletak dibawah OUIA, tempat pada canalis servikalis
dimana selaput lendir cavum uteri berubah menjadi lendir servix. Bagian servix antara
OUIA dengan OUIH disebut istimus uteri yang dapat melebar selama kehamilan dan disebut
segmen bawah uterus. Yang berbatas dengan ostium uteri externium adalah canalis
servikalis dengan vagina
32
5) Ligamentum sacro uterinum merupakan penebalan dari ligamentum cardinale meuju os
sacrum mengelilingi rectum, agar uterus tidak banyak bergerak.
6) Ligamentum vesica uterinum berjalan dari uterus menuju kandung kemih, merupakan
jaringan ikat yang agak longgar sehingga mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
partus.
b. Miometrium (lapisan otot) merupakan lapisan otot polos uterus. Otot ini akan tersusun
menyerupai jala rapat, pada sela jala terdapat pembuluh darah uterus. Bila otot ini
berkontraksi maka akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan menimbulkan nyeri
sehingga mendorong keluar isi uterus saat persalinan. Lapisan otot terdiri dari :
1) Lapisan luar seperti kap melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum.
2) Lapisan tengah terletak diantara kedua lapisan tersebut membuat lapisan tebal anyaman
serabut rahim yang ditembus pembuluh-pembuluh darah arteri dan vena. Lengkung
serabut otot ini membuat angka 8 sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit,
sehingga perdarahan dapat terhenti. Makin ke serviks lapisan otot rahim makin berkurang
dan jaringan ikat bertambah.
3) Lapisan dalam merupakan serabut otot yang berfungsi sebagai spingter terletak pada
ostium internum sampai ostium uteri eksternum.
c. Endometrium dibentuk oleh epitel torak yang banyak mengandung kelenjar mukosa,
tebalnya ± 1 cm. Dilapisan ini banyak terdapat pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Pada
endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium,
yang dapat menghasilkan sekret alkalis yang membasahi kavum uteri. Dinding
endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Saat menstruasi,
endometrium tebal, sehingga akan mengelupas bersama darah menstruasi. Saat terjadi
nidasi endometrium berubah menjadi desidua.
Kontraksi dinding uterus adalah saraf otonom. Invervasi uterus terdiri atas saraf simpatik dan
sebagian saraf parasimpatik dan cerebrospinal, yang berada dalam rongga panggul kanan dan kiri
os sacrum, dari saraf sakral 2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus frankerhauser. Sedang
simpatik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus, akhirnya ke pleksus
frankenhuser yang terletak pada pertemuan ligamentum sacrouterinum. Rangsangan pada
ganglion dapat mempengaruhi his dan terjadinya refleks mengedan. Saraf pusat hanya untuk
mengkoordinir kontraksi otot rahim.
3. Tuba Vallopii berfungsi yaitu sebagai tempat terjadi konsepsi an tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan
implantasi dan terdiri atas :
33
a. Pars interstisialis tuba (intramuralis) terdapat di dinding uterus mulai dari ostium uteri
internum tuba.
b. Pars isthmika tuba bagian medial tuba yang merupakan bagian yang sempit
c. Pars ampularis tuba bagian yang paling lebar berbentuk S, tempat konsepsi
d. Pars infudibulo tuba, bagia tuba yang terbuka ke arah abdomen, memiliki fimbrie, gunanya
menangkap telur saat ovulasi
4. Ovarium ada 2 buah dikiri dan kanan. Ovarium ke arah uterus tergantung pada ligamentum
infudibulopelvikum dan melekat pada ligamentum melalui mesovaruim. Disini terdapat
pembuluh darah yaitu arteri ovarika dan vena ovarika. Panjang ovarium 4 cm, lebar dan
tebalnya 1,5 cm. Ovarium dibedakan atas permukaan medial menghadap kearah kavum
douglasi dan permukaan lateral, ujung atas berdekatan dengan tuba dan ujung bawah dengan
uterus dan pinggir yang menghadap kedepan melekat pada bilik ligamentum latum dengan
perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap kebelakang. Ovarium terdiri dari :
a. Bagian kortex, diliputi oleh epitel germinativum yang berbentuk kubik mengandung folikel
primodial, fase menuju folikel de graff, terdapat korpus luteum dan korpus albicans juga
menghasilkan hormon
b. Medula ovarii, terdapat didalamnya stroma dengan pmbuluh darah dan limfe, saraf dan sedikit
otot polos.
Pada wanita pubertas, ovarium akan membesar, pembuluh darahnya banyak, sehingga ukuran
beberapa folikel bertambah. Setiap folikel yang membesar akan ke pinggir dan menonjol keluar.
Jika sudah matang, dinding ovarium dirobek ovum, peristiwa ini disebut ovulasi. Sebelum folikel
de graff matang berisi :
a. ovum, diameter 0,1 mm mempunyai nukleus dan nukleolus serta kromatin
b. Stratum granulosum yang terdiri atas sel–sel granulosa, perkembangan lebih lanjut terdapat
ditengahnya rongga berisi likuor follikuli, sel lebih kecil
c. Teka interna, lapisan yang melingkari stratum granulosum, sel lebih kecil lagi
d. Teka eksterna terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak
Setelah ovulasi, telur keluar untuk dibuahi atau dikeluarkan dan pada saat menstruasi,
sedangkan yang sisa berubah menjadi korpus luteum, jika hamil disebut korpus luteum
graviditatum, jika tidak berubah menjadi korpus albicans yang akhirnya berubah jadi atretis.
Anatomi panggul
Panggul terdiri atas bagian keras yang dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak yang dibentuk
oleh otot-otot dan ligamentum. Kalau dalam ilmu kebidanan kita bicara tentang panggul maka yang
dimaksud ialah panggul kecil. Tulang panggul terdiri atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang pangkal paha
(ossa coxae), 1 tulang kelangkang (os sacrum) dan 1 tulang tungging (os coccyges).
34
atas dan belakang dari panggul
b. Tulang duduk (os ischium) terdapat sebelah bawah dari tulang usus. Pinggir belakang
berduri ialah spina ischiadica.
c. Tulang kemaluan (os pubis) terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.
2. Tulang kelangkang
Tulang kelangkang berbentuk segitiga, melebar diatas dan meruncing kebawah. Tulang
kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari lima ruas
tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping
kesamping. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang yang disebut foramina
sacralia anteriora. Di garis tengahnya terdapat deretan cuat-cuat duri ialah crista sacralis. Bagian
atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol kedepan dan disebut promontorim.
Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan
perantaraan articulation sacro iliaca dan kebawah dengan tulang tungging.
3. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu. Pada persalinan
ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit kebelakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar.
Untuk lebih mengerti bentuk dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian depan anak
dalam panggul, maka telah ditentukan 4 bidang :
1. Pintu atas panggul (PAP)
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulat oval. Batas-batasnya
adalah Promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir
atas symphysis. Biasanya-ukuran ditentukan dari PAP adalah
a. Ukuran muka belakang ialah dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal dengan
nama conjugata vera, ukurannya 11 cm.
1) Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah
symphysis)
2) Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
1 ½ - 2 cm (CV = CD – 1 ½)
b. Ukuran melintang adalah ukuran terbesar antara linea innominata diambil tegak lurus pada
conjungtiva vera (Indonesia 12,5 cm, Eropa 13,5 cm)
c. Ukuran serong adalah dari articufatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan
pangguf yang bertentangan (13 cm)
35
3. Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul) adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang
terkecil. Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spinae ischiadicae dan
memotong sacrum + 1 - 2 cm, diatas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran
melintang 10 cm dan diameter sagittalis posterior ialah dari sacrum ke pertengahan antara
spinae ischiadicae 5 cm.
4. Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul biasanya
ditentukan 3 ukuran
a. Ukuran muka belakang yaitu dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5cm) 2)
b. Ukuran melintang ialah ukuran antara tuber ischiadicum kid dan kanan sebelah dalam (10,5
cm)
c. Diameter sagittalis posterior yaitu dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5
cm).
Bidang hodge adalah untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak itu turun ke dalam
rongga panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul:
Bagian lunak dari panggul disebut diafragma pelvis. Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri
atas :
1. Muscular levator ani yang agak kebelakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang
ditembus oleh rectum. Muscular levator ani kiri kanan sebetulnya terdiri atas 3 bagian dari
depan kebelakang dapat dikenal :
a. Muscular Pubo cocygeus dari os pubis ke septum anococcygeum
b. Muscular ilio coccygeus dari arcus tendineus m. fevator ani ke os coccyges dan septum
anococcygeum
c. Muscular (ischio) coccygeus dari spina ischiadica kepinggir sacrum dan os coccyges.
2. Antara muscular pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut
hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. Diafragma
pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak atau lemah
misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut, mungkin genitalia interna turun
(prolaps)
Daerah perineum merupakan bagian permukan dari pintu bawah panggul. Terdiri dari 2 bagian :
1. Regio analis disebelah belakang disini terdapat muscular sphincter ani externus yang
mengelilingi anus
2. Regio urogenitalis disini terdapat muscular bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva,
muscular ischio cavernosus dan muscular transversus perinei superficialis.
36
Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera (CV) adalah ukuran yang.terpenting dan
satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata
diagonalis (CD) dengan 1,5-2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis. Cara
menqukur conjuqata diaqonalis :
1) Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari
tengah digerakkan keatas sampai dapat meraba promontorium.
2) Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri
Promontorium ini hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan da1am pada panggul
yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini
menandakan bahwa CV cukup besar
Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pap mencukupi
kalau kepala anak dengan ukuran terbesamya sudah melewati pintu atas panggul. Ini dapat
diketahui dengan :
1) Pemeriksaan luar .Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pap maka
hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar diatas symphysis. Kedua
tangan yang diletakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent.
2) Pemeriksaan dalam adalah bagian terendah kepala sampai spina ischiadica atau lebih
rendah. Hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar.
b. Bidang tengah panggul adalah ukuran-ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara
klinis dan memerlukan pengukuran secara rontgenologis
c. Pintu bawah panggul adalah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior dan
anterior dapat diukur dengan pelvimeter dari Thoms. Ukuran yang lebih besar dari 8 cm,
dianggap mencukupi. Karena perngukuran diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan
untuk memperhatikan bentuk arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yaqg tumpul
d. Ukuran-ukuran luar. Di klinik tak ditentukan lagi, karena ada cara-cara yang lebih tepat dan
teliti. Ukuran luar yang terpenting ialah :
1) Distantia spinarum adalah jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Indonesia
23, Eropa 26)
2) Distantia cristarum adalah jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Indonesia 26,
Eropa 29)
3) Conjugata externa (Baudeloque) adalah jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung
procesus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Indonesia 18, Eropa 20)
4) Ukuran lingkar panggul adalah dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama
dipihak yang lain (Indonesia 80, Eropa 90). Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka
panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.
e. Pemeriksaan dalam, untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul yang harus diperiksa ialah
1) Apakah promontorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD-nya
2) Apakah tak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang symphysis.
3) Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.
4) Apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau divergent.
5) Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak
6) Apakah os sacrum mempunyai inklinasi kedepan atau kebelakang
7) Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak
37
f. Pengukuran rontgenologis
Keuntungan dari pengukuran panggul dengan sinar rontgen ialah
1) Dapat mengambil ukuran-ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis
2) Selain daripada memberikan ukuran-ukuran panggul juga memperlihatkan pada kita bentuk
panggul
3) Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui pap
b. Panggul android
1) Diameter sagittalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagittalis anterior.
2) Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan
pinggir samping segmen anterior
3) Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga
4) Dinding samping panggul convergent, spina ischiadica menonjol, arcus pubis sempit
5) Incisura ischiadica sempit dan dalam
6) Sacrum letaknya kedepan, hingga diameter antero posterior sempit pada PAP. maupun PBP
7) Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung, sedangkan ujungnya menonjol kedepan
c. Panggul anthropoid
1) Diameter antero posterior dari pap lebih besar dari diameter transversa hingga bentuk pap
lonjong kedepan
2) Bentuk segmen anterior sempit dan runcing
3) Incisura ischiadica major luas
4) Dinding samping convergent, sacrum letaknya agak kebefakang, hingga ukuran antero
posterior besar pada semua bidang panggul
5) Saprum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih dalam dari panggul-
panggul lain.
d. Panggul platypelloid
1) Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak, diameter antero posterior kecil, diameter
transversa biasa
2) Segmen anterior lebar
3) Sacrum melengkung
4) Incisura ischiadica leb
38
Siklus hormonal
Ciri-ciri manusia menuju kedewasaan adalah adanya perubahan siklik pada alat kandungannya
sebagai persiapan untuk kedewasaan. Pada saat pubertas (10-14 tahun) maka pada wanita akan
timbul menstruasi dan perubahan sekunder lain ditubuhnya. Kejadian penting pubertas yaitu
keluarnya hid pertama disebut menarche, pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan.
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem
tersendiri yaitu :
1. Sistem susunan saraf pusat dengan panca indra nya
2. Sistem hormonal : aksi hipotelamus – hipofisis – ovarial
3. Perubahan yang terjadi pada ovarium
4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir
5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pance indra, langsung pada hipotalamus dan
melalui perubahan emosi.
Sistem saraf pusat Pada umur pubertas, rangsangan yang dahulu terhambat oleh nukleus
amigdale (sebagai inhibitor pubertas), perlahan–lahan menuju hipotlamus yang akak memberikan
ransangan pada hipofise pars anterior sebagai mother of gland. Semakin dewasa siwanita maka
pengaruh emosi dan ransangan menuju hipotalamus semakin besar, sehingga mengeluarkan sekret
(cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus
anterior hipofisis. Hormon spesifiknya yaitu kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin,
kelenjar indung telur yang menghasilkan progesteron dan estrogen, dan adrenal yang
menghasilkan adrenalin.
Aksi hipotalamus–hipofise-ovarial, Hambatan melalui nukleus amigdale danemosi menuju
hipotelamus berkurang, sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neurohormonal melalui sistem
portal guna mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH yang selanjutnya
mempengaruhi ovarium. Sistem hipotalamus– hipofise-ovarium adalah satu kesatuan.
Untuk terjadinya ovulasi, folikel akan berkembang dari folikel primer, sekunder dan terakhir
menjadi folikel tersier (folikel de Graff). Untuk pertumbuhan dan pematangan folikel, serta untuk
tejadinya ovulasi, diperlukan hormon FSH dan LH. Dari hipotalamus dikeluarkan hormon pelepas
GnRH. Hormon GnRH merangsang sintesis maupun sekresi FSH dan LH di hipofisis. GnRH
dikeluarkan tidak secara terus menerus, melainkan secara pulsatif, yaitu setiap 90 menit sekali.
Melalui aliran darah, FSH dan LH sampai ke ovarium untuk merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel, ovulasi, pembentukan korpus luteum serta sintesis estrogen dan progesterone.
Hormon FSH memicu pematangan folikel sampai perkembangan menjadi folikel de Graff.
Bersamaan dengan pematangan tersebut terjadi pula peningkatan sintesis estrogen, dan estrogen
yang tinggi ini merangsang pengeluran LH, yang pada lukisan grafik dikenal sebagai puncak LH, dan
puncak ini terjadi 16-20 jam sebelum pecahnya folikel. LH inilah yang menyebabkan terjadinya
ovulasi.
Jadi, puncak LH terjadi akibat adanya rangsangan hormon estradiol terhadap hipofisis. Disini
terlihat bahwa untuk terjadinya ovulasi diperlukan gonadotropin dan estrogen. Ovulasi baru dapat
terjadi bila cairan folikel tersebut mengandung kadar estrogen yang tinggi. Sinyal untuk terjadinya
ovulasi justru datangnya dari folikel itu sendiri dengan adanya rangsangan estrogen terhadap
hipofisis. FSH memicu proses aromatisasi androgen menjadi estrogen melalui enzim aromatase.
Jadi, gonadotropin tidak berperan secara langsung terhadap pecahnya folikel. Gonadotropin hanya
memicu proses pembentukan estrogen, dan estrogen inilah yang kelak menentukan perlunya
ovulasi atau tidak. Bila memang perlu, estrogen akan memberikan lampu hijau kepada hipofisis
untuk segera mengeluarkan LH.
Dalam proses terjadinya ovulasi, kadar FSH tidak boleh terlalu rendah dan kadar LH tidak
boleh terlalu tinggi. Tumbuh akan matinya folikel sangat bergantung pada rasio FSH/LH di dalam
folikel itu sendiri. Jika FSH>LH, folikel dapat terus tumbuh, karena FSH dapat mengubah androgen
39
menjadi estrogen melalui enzim aromatase. Jika FSH<LH, folikel menjadi atresia. FSH yang rendah
tidak dapat mengubah androgen menjadi estrogen, dan tentu dengan sendirinya kadar androgen
dalam cairan folikel meningkat. Jika LH>FSH, maka LH yang tinggi ini akan memicu sintesis
androgen di sel-sel teka, sehingga ditemukan kadar androgen yang relatif tinggi di dalam cairan
folikel. Androgen yang tinggi ini akan menghambat pematangan folikel yang pada akhirnya
menyebabkan folikel menjadi mati.
Tiga hari setelah ovulasi, terbentuklah organ endokrin baru yang dikenal dengan sebutan
benda kuning atau korpus luteum. Warnanya kelihatan kuning karena banyak mengandung
karoten. Korpus luteum merupakan organ tempat sintesis progesteron. Sintesis progesteron ini
dipicu oleh LH. Pembentukan progesteron mencapai puncaknya pada hari ke-22 sampai dengan
hari ke-23 siklus haid. Progesteron memiliki efek dramatik pada aktivitas sekretorik kelenjar
endometrium. Pada fase sekretorik, efek progesteron bersifat dominan walaupun estrogen masih
disekresikan dari korpus luteum. Arteri spiral melanjutkan pertumbuhan mereka dan menjadi
semakin mencolok dan bergelung-gelung karena tinggi atau ketebalan endometrium tidak berubah.
Kelenjar endometrium mengalami dilatasi dan berkelok-kelok serta mengandung sekresi yang kaya
akan protein, glikogen, gula, asam amino, mucus, dan enzim. Produk sekretorik ini penting untuk
kelangsungan hidup dan nutrisi zigot dan blastokista sebelum implatansi. Kegagalan konsepsi
menyebabkan korpus luteum lenyap dan produksi hormone steroid menurun. Pada hari ke 7 pasca
ovulasi, proses sekretorik terhenti dan kelenjar kehabisan sekresi dan mengalami regresi.
Proses sekresi basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses:
1. Episode sekresi (Episodic secretadon)
Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya secara
bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH .
2. Umpan balik positif (Positive feedback)
Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan balik positif pada kadar
GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan peningkatan kadar estrogen selama fase folikular
merupakan stimulus dari LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi
matang dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah puncak
kadar LH dan 24-36 jam setelah puncak 3 estradiol. Setelah hari ke-14 korpus luteurn akan
mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan estradiol dan progesteron sehingga
terjadi proses menstruasi.(Aron,1997)
3. Umpan balik negatif (Negative Feedback)
Proses umpan balik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita
terjadinya kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses menopause disebabkan karena
peningkatan kadar LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu
yang lama.
40
Gambar 2-1. Siklus Hormonal
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang
pertama atau menarche yang paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada
usia 8 tahun atau 16 tahun, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi kedewasaan dan
perkembangan hormon pada gadis itu sendiri. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif
pada kehidupan seorang wanita yang dimulai menarche berlangsung sampai usia kira-kira 45
tahun hingga terjadinya masa menopause.
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal 1 mulainya menstruasi yang lalu
dengan menstruasi berikutnya. Hari mulai perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang
siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi panjang siklus ini cukup bervariasi.
Siklus menstruasi pada umumnya 26-32 hari dan rata-rata 97% wanita yang berovulasi
siklusnya 18-42 hari atau disebut haid ovulator. Sedangkan siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih
dari 42 hari dan tidak teratur biasanya siklusnya tidak berovulasi. Lama menstruasi biasanya 3-5
hari atau 1-2 hari diikti perdarahan yang sedikit-sedikit, tetapi ada yang sampai 7-8 hari. Pada
setiap wanita biasanya lama menstruasi tetap. Jumlah darah yang keluar lebih dari 80 cc dianggap
patologi (Wiknjosastro, 2002).
Ada beberapa fase endometruasi dalam siklus menstruasi, menurut wiknjosastro (2005) ada 4
fase menstruasi yaitu sebagai berikut :
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan pendarahan.
Hanya lapisan tipis yang tertinggaldisebut stratum basale, fase ini berlangsung selam 4 hari. Darah
yang dikeluarkan tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan darah. Tetapi bila ada yang ketuaan terlalu banyak maka fermen
tidak mencukupi sehingga akan timbul bekuan-bekuan dalam darah menstruasi.
b. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh
dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel – sel epitel endometrium. Pada
fase ini tebal endometrium sekitar 0,5 mm. Fase sudah dimulai saat terjadi fase menstruasi dan
berlangsung selama 4 hari.
c. Fase menstruasi atau proliferasi
Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar
tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lainnya. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14
setelah hari pertama menstruasi. Fase proliferasi dapat dibagi 3 subfase yaitu:
1) Fase proliferasi dini ; berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini dapat dikenal
dengan dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan
ciri khas fase proliferasi, sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sedian masihmenunjukan
suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan-perubahan infolusi dari epitel kelenjar yang
berbentuk kuboid. Stroma padat bagian yang menunjukan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk
bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis. Nucleus sel stroma relatif besar sebab
sitoplasma relatif sedikit.
2) Fase Proliferasi madya ; fase ini berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbenuk torak dan
tinggi. Kelenjar berkeluk-keluk dan berfariasi.
41
3) Fase Proliferasi akhir ; fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari ke 14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti kenjer epitel
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
Konsepsi
Ovum
Pada saat seorang anak lahir, korteks ovarii, megandung kira – kira 200.000 folikel primodial,
masing – masing folikel, mengandung sel-sel kelamin primodial. Sejumlah folikel berusaha
menjadi masak sebelum pubertas, tetapi biasanya tidak semua yang berhasil. Dengan mulainya
pubertas, beberapa folikel berusaha menjadi matang, satu folikel lebih berhasil dari folikel lain
dan terisi cairan mencapai diameter 10 mm dan kemudian muncul kepermukaan ovarium (folikel
degraff). Folikel ini mempunyai pembungkus/cangkang yang di tinggalkan oleh folikel de graff
yang ruptur disebut korpus luteum. Korpus luteum ini akan terisi oleh jendelan darah yang
kemudian terjadi fibrosis (corpus albicans). Setelah 10 hari korpus luteum akan berganti
membesar dan mulai membentuk jaringan parut, terjadi peningkatan jumlah jaringan parut pada
setiap ovulasi, sehingga pada waktu menopouse permukaan ovarium akan penuh dengan jaringan
otot.
Sperma
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah)
dengan cara mitosis paling tidak, 1 hari setelah reproduksi. Spermatogonia ini diberi nutrisi oleh
sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
a. Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti sel nya dan
mengalami mitosis (pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik) satu spermatosit akan
menghasilkan 2 sel anak yaitu spermatosit sekunder.
b. Spermatosit sekunder adalah sel-sel sekunder yang haploid mengalami pembelahan kedua
untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh LH sangat diperlukan untuk perkembangan
berikutnya.
c. Spermatid adalah sel yang dihasilkan dengan pembelahan ke 2. Bagian yang terbesar pada
spermatid yang mengandung inti (nukleus) menjadi kepala (caput). Spermatozoa yang masak
terdiri dari :
1) Kepala, tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya,
tetapi juga ditutupi oleh akrosom enzim hialorudinase yang mempermudah fertilisasi
ovum
2) Leher (erviks) yang menghubungkan kepala dengan badan.
3) Ekor (cauda) yang geraknya mendorong spermatozoa masuk kedalam fasdeferens dan
ductus ejakulatorius. Jumlah rata-rat pada ejakulasi 3,5 ml, tapi kisaran normalnya 2-6 ml.
Kepadatan rata-rata 60-150.000.000 spermatozoa /ml. Cairan semen dari jumlah ini 75 %
dapat bergerak dan 20-25 % sedikit banyak mengalami kecacatan (mal formasi).
42
Kecepatan gerak bervariasi, rata-rata kecepatan geraknya 2-3 mm/menit, tapi dapat
lambat 0,5 mm/menit pada sekresi vagina yang asam. Jalannya spermatozoa dari Tubulus
seminiferus masuk ke epididimis sehingga membentuk duktus ejakulatorius masuk ke
prostat dan ejakulasi masuk ke vagina dan berjalan ke cerviks dan uterus lalu ke tuba
vallopii dan terjadi fertilisasi.
1. Implantasi
Ovulasi
Ovulasi yaitu pelepasan ovum yang dipengaruhi hormon yang kompleks dari ovarium. Ovum
terlepas ke tuba. Ovum mempunyai waktu 2x 24 jam, jika tidak ada pembuahan maka ia akan ikut
luruh bersama dengan darahnya menstruasi. Masa subur seorang wanita adalah 20-35 tahun dan
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan. Setelah folikel primordial
berubah menjadi folikel de graff karena pengaruh FSH, permukaan ovarium mengalami
penipisan/devaskularisasi akibat desakan folikel de graff. Setelah pertumbuhan folikel de graff
ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin
mendekati ovari, gerak sel rambut lumen makin tinggi dan peristaltik tuba makin aktif deras
menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
ovulasi. Proses fimbrie menangkap ovum di sebut ovum pick up mechanism.
Inseminasi
Yaitu ekspulsi semen dari uretra pria ke vagima wanita. Dengan bantuan ekornya dan bantuan
kontraksi muskular yang mengelilinginya. Sperma bergerak ke uterus dan tuba vallopii dengan
kecepatan 1 kaki / jam. Pertama kali koitus sperma mengeluarkan 3 cc semen yang mengandung
100-120 juta tiap cc semen. Hanya sekitar 50 juta sperma membutuhkan cukup sekret enzim
hialorudinase untuk menembus korona radiata. Hanya 1000-3000 sperma yang berhasil melintasi
tuba mendekati ovum.
Konsepsi
Ovum mempunyai waktu hanya 48 jam setelah itu ia mati. Sedangkan spema mempunyai
waktu 72 jam, setelah itu ia mati. Setelah sperma bertemu dengan ovum, maka ia akan menembus
orona radiata dan zona pelusida ovum dengan memancarkan enzim hialorudinase. Melalui
stomata, sperma memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa mesuk ke ovum, ekornya lepas dan
tertinggal diluar dan kepalanya membesar untuk membentuk pro nukleus laki-laki. Sedangkan
pronukleus wanita dibentuk oleh nukleus wanita. Setelah sperma masuk permukaan ovum segera
berubah dan tertutup bagi setiap sperma lain. Hal ini mencegah abnormalitas jumlah kromosom.
Kedua nukleus kali-kali dan wanita masing – masing 23 kromosomnya, bersatu membuat sel
pertama, yang kemudian membelah menjadi jutaan. Setiap sel ini mengandung 46 kromosom. Sel
yang pertama disebut zigot. Konsepsi terjadi di tuba.
Nidasi
Energi pembelahan diperoleh dari vitellus. Setelah bergulir ke uterus, zona pellusida blastula
terlepas kemudian bersiap untuk nidasi di endometrium. Dinding balstula (tropoblas)
menghancurkan sebagian endometrium dengan enzim proteolitik untuk menanamkan diri dan
memberi makan ovum. Bila ovum telah implantasi, endometrium tidak lagi mengalami degenerasi
dan tidak dikeluarkan dengan menstruasi. Sehingga gantinya terjadi perubahan hormonal
secepatnya yang menybabkan sekesi progesteron tetap tinggi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir
yang ada dalam sekresi, biasanya normal di fundus uteri posterior. Karena pengaruh hormon dari
trofoblas, endometrium menjadi tebal, selnya menjadi besar dan pembuluh darah melebar.
Endometrium berubah menjadi desidua.
43
a. Minggu 0,1,2
Pertumbuhan dan perkembangan embrio dimulai dari saat terjadinya fertilisasi serta
penggabubgan pronuklei sel sperma dan ovum. Fusi ini menghasilkan zygote. Jenis kelamin
ditentukan oleh gamet laki-laki. Dengan fusi tersebut, kombinasi XX akan berkembang menjadi
jenis kelamin perempuan. Kombinasi XY akan berkembang menjadi jenis kelamin laki-laki.
Zygote akan membelah diri dalam kelipatan 2,4,6,8,......dst yang disebut morula. Dalam morula akan
terbentuk suatu rongga yang disebut exocelloom, sehingga morola terbagi dalam 2 jenis yaitu sel
yang terletak disebelah luar disebut trofoblast, berfungsi mencari makanan untuk telur dan sel
yang terletak disebelah dalam disebut nodus embrionale sebagai cikal bakal bayi kelak. Pada
tingkat ini telur disebut blastocyt yang akan menanamkan diri ke endometrium.
b. Minggu ke 3,4,5
Steak primitif yang timbul dari cakram embrionale akan lenyap. Akhir dari minggu ini ke 3 ini akan
terbentuk kerangka kepala, tubuh, muskulatur serta sebagian kulit. Jantung biasanya berdetak pada
permulaan minggu ke 4. Akhir minggu ke 4 telah terbentuk bakal telinga (otic pit), lengan (tunas
lengan), kaki (tunas kaki), struktur wajah dan leher (empat lengkung brachial pertama). Ukuran
emrio kurang dari 0,64 cm. Pertumbuhan otak yang cepat menyebabkan ukuran kepala jauh lebih
besar dalam perbandingannya dengan bagian-bagian lain. Mata mulai berkembang dengan vesicle
lensa, cangkioptik dan pigmen retina.
c. Minggu ke 6,7
Terjadi pertumbuhan hidung, mulut serta langit-langit mulut. Lengan dan kaki akan mengalami
perkembangan. Bagian tungkai akan terlihat jelas yaitu pergelangan, siku dan dengkul yang
bertambah panjang serta jari tangan dan jari kaki sudah jelas terbentuk.
Abdomen sudah menonjol dan perkembangan urogenital sudah dimulai. Daun telingan sudah
terlihat jelas. Pada akhir minggu ke 7 embrio sudah memiliki karakteristik manusia yang jelas. Pada
akhir minggu ke 7 ini juga merupakan akhir masa embrionik.
d. Minggu ke 12
Usus sudah sepenuhnya berada dalam abdomen. Genitalia sudah menunjukkan karakteristik jenis
kelamin. Anus sudah terbentuk, karakteristik wajah sudah menyerupai manusia. Janin sudah dapat
menelan, membuat gerakan bernapas, kencing, menggerakkan bagian tertentu dari tungkainya,
memicingkan mata dan mengerutkan dahi. Ukuran kepala ⅓ kali ukuran panjang kepala-bokong
yaitu 56-61 mm.
d. Minggu ke 13-16
Panjang badan janin 16 cm, berat lebih kurang 120 gr. Pertumbuhan kepala melambat, kelopak
mata sudah menyatu, telinga naik keposisi yang lebih tinggi pada sisi kepala dan dagu sudah lebih
jelas. Jenis kelamin juga sudah terlihat sangat jelas pada minggu ke 14. Pada minggu ke 16 tulang
berkembang dengan cepat.
e. Minggu ke 17-20
Panjang janin 18-27 cm, berat janin 280-300 gr. Kaki sudah mencapai ukuran penuh. Kuku kaki
sudah mulai tumbuh. Kelopak mata tetap menyatu, janin dapat bergerak bebas dalam uterus. Ibu
sudah dapat merasakan percepatan pertumbuhan janin. Pada akhir minggu ke 20 denyut jantung
janin sudah dapat didengar.
f. Minggu ke 21-24
Panjang janin 28-34 cm, berat janin 600 gr. Janin sudah sepenuhnya tertutup oleh lanugo. Alis, bulu
mata dan rambut kepala sudah ada. Perbandingan kepala lebih besar dari bagian lainnya. Kulit
berkerut, bening, berwarna merah tua sehingga memberikan kesan tua.
g. Minggu ke 25-28
Panjang janin 35-38 cm, berat janin 600 gr. Rambut kepala bertambah panjang, gerakan menghisap
bertambah kuat, mata mulai membuka dan menutup. Kuku jari tangan sudah mulai tampak.
h. Minggu ke 29-32
44
Panjang janin 42,5 cm dan berat janin 1800 gr. Lemak bawah kulit mulai ada, sehingga tubuh
terlihat lebih berisi. Vernic Caseosa masih tetap menyelimuti bayi. Rambut lanugo pada bagian
wajah mulai menghilang.
i. Minggu ke 33-36
Panjang janin 46 cm dan berat 2500 gr. Pada akhir bulan ini kulit sudah rata, lemak dibawah kulit
sudah lebih tebal. Rambut sudah lebih panjang, kuku kaki sudah mencapai ujung kaki dan testis
sudah turun ke dalam scrotum. Janin sudah cukup bulan (matur, aterm)
j. Minggu ke 37-40
Panjang janin 50-55 cm dan berat janin 3000 gr. Tumbuh kembang penuh sudah tercapai. Kedua
testis sudah turun ke scrotum, rambut lanugo sudah hilang, kulit bewarna kemerahan, putih atau
kebiruan.
Selaput janin terdiri atas lapisan desidua, khorion dan amnion. Selaput janin turut dalam
pembentukan air ketuban pada waktu persalinan tebentuk kantong ketuban yang berisi air ketuban
dan berdinding selaput janin. Kantong air ketuban memegang peran besar dalam melancarkan
permukaan servik. Selaput janin merupakan pertahanan terhadap kuman penyakit yang dapat
masuk dari luar kerongga rahim.
Kelainan selaput janin, kadang-kadang tipis sehingga mudah robek. Pada waktu hamil muda,
keadaan demikian menyebabkan air ketuban terus mengalir keluar (hidroamniotika) sehingga
rongga rahim menjadi sempit. pertumbuhannya dapat terganggu sehingga mengakibatkan cacat
pada anggota badannya. Selaput janin yang robek pada hamil lanjut dapat mengakibatkan
persalinan premature, dengan robeknya selaput janin timbul bahaya infeksi. Ruangan yang dilapisi
selaput janin (amnion dan khorion) berisi air ketuban (liquar amnii).
Struktur
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 cc. Ciri-ciri air ketuban
adalah berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis dan berasa manis. Reaksi agak alkalis/netral,
berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea asam urik, kreatinin,
sel-sel epitel, rambut lanugo, vernik caseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2.6% gr
per liter, terutama sebagai albumin dijumpai lecitin sphingomilin dalam air ketuban yang berguna
untuk pemeriksaan kematangan paru-paru janin.
45
Tali pusat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta yang merupakan suatu tali yang
menghubungkan janin dan uri, tebalnya kira-kira sebesar jari, dengan diameter 1-1,5 cm, panjang
kira-kira 50cm, bewarna putih kuning dan tampaknya berpilin dan tidak semua tempat sama
tebalnya, tali pusat diliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Didalam tali pusat terdapat tiga
pembuluh darah yaitu 1 vena umbikalis yang membawa zat makanan dan oksigen keseluruh
tubuh janin dan 2 arteri umbikalis yang membawa zat buangan dan CO2 ke plasenta. Selain itu
terdapat jaringan pengikat seperti agar-agar yang disebut selai wharton atau wharton jelly.
46
darah ibu dan janin terpisah dan tidak ada pencampuran. Dalam rongga antar villus bermuara
pembuluh-pembuluh nadi ibu yang memancarkan darah dalam ruangan. Darah antar villus
mengalir kembali ke peredaran darah ibu melalui pembuluh-pembuluh darah balik dan deciduas
basalis dan melalui ruangan luas yang berada dipinggir plasenta yaitu sinus marginalis. Dalam tali
pusat darah janin mengalir ke plasenta melalui dua arteri (arteri umbilikalis) dan mengalir
kembali melalui satu pembuluh balik (vena umbilikalis). Didalam uri, arteri dan vena umbilikalis
bercabang dan membentuk susunan kapiler jonjot-jonjot khorion.
Fungsi Plasenta
a. Sebagai alat pernafasan adalah plasenta meneruskan zat asam dari darah ibu ke darah janin
dan sebaliknya meneruskan zat asam arang dari darah janin ke darah ibu.
b. Sebagai alt nutrisi adalah plasenta meneruskan zat-zat makanan dari darah ibu kedarah janin
dan sebaliknya meneruskan sampah pertukaran zat makanan dari darah janin kedarah ibu.
Sebagai alat pembentuk zat-zat hormon. Pertukaran zat ini semua berlangsung melalui darah
ibu dalam ruangan antar villus dan darah janin dalam susunan kapiler jonjot-jonjot khorion.
c. Sebagai alat pertahanan adalah plasenta merupakan alat pertahanan dengan
menghambat/mencegah masuknya kuman-kuman penyakit dari tubuh janin. Melalui plasenta,
janin memperoleh zat penangkis dari ibu sehingga janin dalam kandungan dan bayi beberapa
bulan setelah lahir menunjukkan kekebalan terhadap beberapa penyakit, seperti cacar,
tetanus, difteri dll. Plasenta tidak mencegah masuknya obat-obat dari darah ibu ke tubuh janin
dan praktis semua obat yang diminum oleh ibu akan sampai pula pada tubuh janin.
Tipe plasenta dapat dilihat dari bentuk dan implantasinya, menurut bentuknya plasenta dibagi
atas:
a. Plasenta normal
b. Plasenta membranasea (tipis): plasenta tipis dan lebar, kadang-kadang menutupi seluruh
ruangan kavum uteri.
c. Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah) satu lobus terpisah dan dihubungkan dengan
pembuluh darah
d. Plasenta spuria sama denga plasenta suksenturiata tetapi tidak ditemukan pembuluh darah
antara plasenta tersebut.
e. Plasenta bilobus (2 lobus)
f. Plasenta trilobus (3 lobus)
Menurut tempat implantasinya adalah
a. Plasenta adhesiva (melekat) : melekat pada dinding depan atau belakang
b. Plasenta akreta : jonjot menembus desidua sampai berhubungan dengan miometrium.
c. Plasenta inkreta : jonjot sampai ke dalam lapisan miometrium.
d. Plasenta prekreta : jonjot menembus miometrium dan mencapai perimetrium.
Hormon yang dihasilkan plasenta adalah hormon Chorionic Gonadotropin (HCG), Chorionic
Somata-Mamotropin, estrogen, Progesteron, Chorinic Thyrotropin dan relaxin dan hormon-
hormon lainnya.
47
Peredaran darah janin berlangsung mula-mula darah yang kaya nutrisi dan O2 yang berasal
dari plasenta dialirkan melalui vena umbilikalis, masuk kedalam tubuh janin. Sebagian besar darah
tersebut melalui vena duktus venosus Arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam
atrium dekstra sebagian besar darah ini mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra. Dari atrium
sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke oarta.
Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir dari ventrikel kanan bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena kava superior, karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum
berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya mengalir melalui
arteri pulmonalis ke paru-paru dan selanjtnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah
dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh.
Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh denga sisa-sisa pembakaran dan
sebagiannya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteri umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke
peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin.
Demikian seterusnya, siklus janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.
2. Latihan
Rambu-Rambu Latihan
1) Pelajarilah materi pada modul ini.
2) Untuk menambah wawasan Anda sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
membaca juga buku – buku yang membahas tentang materi diatas.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
5) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
3. Tes
1) Bagian tuba yang memiliki fimbrie yang berfungsi menangkap sel telur yang matang adalah…
a. Pars infudibulo tuba
b. Pars intertisialis tuba
c. Pars isthmika tuba
d. Vesiko uterinum
e. Pars ampularis tuba
2) Bagian yang tersebut dibawah ini adalah organ genetalia eksterna wanita, kecuali:
a. Labium mayus
b. Himen
c. Vagina
d. Orifisium uretra eksternum
e. Vestibulum
3) Bila seseorang wanita mempunyai riwayat melahirkan spontan dengan kehamilan aterm, BB
bayi normal, dapat disimpulkan bahwa bentuk panggul menurut Caldwell-Molloy adalah..
a. Android
b. Ginekoid
48
c. Antropoid
d. Platipeloid
e. Panggul Sempit
4) Batas Pintu Atas Panggul (PAP) adalah…
a. Promontorium-krista iliaka-linea innominate-ramus pubis-spina iliaka
b. Promontorium-SIAS-Sayap sacrum-koksigis-ramus superior pubis
c. Promontorium-sayap sacrum-ujung koksigis- linea inominata-ramus superior ossis pubis-
pinggir atas simpisis
d. Promontorium-sayap sacrum-linea inominata-ramus superior ossis pubis-pinggir atas
simpisis
e. Promontorium-pinggir atas simpisis-SIAS-SIPI-ramus pubis
5) Hormon yang berasal dari hipofise anterior dan berperan dalam proses ovulasi adalah
a. LTH
b. MSH
c. LH
d. FSH
e. TSH
6) Penebalan endometrium karena pengaruh hormone yang dihasilkan korpus luteum terjadi pada
stadium…
a. Sekresi
b. Proliferasi
c. Regenerasi
d. Post menstruasi
e. Menstruasi
7) Hormon yang berfungsi mematangkan sel telur adalah..
a. LTH
b. MSH
c. LH
d. FSH
e. TSH
8) Bagian yang tersebut dibawah ini adalah organ genetalia interna wanita, adalah..
a. Labium minora
b. Uterus
c. Vulva
d. Orifisium uretra eksternum
e. Vestibulum
9) Perbedaan sirkulasi darah fetus dengan orang dewasa adalah terdapat fungsi…
a. Foramen ovale
b. Atrium kiri
c. Atrium kanan
d. Paru-paru
e. Oarta
4. Kunci Jawaban
1) A
2) C
3) B
4) D
5) C
49
6) A
7) D
8) B
9) A
10) B
5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.
Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (. ..) Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC.
DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange
Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth,
Oxford University Press Inc, New York.
JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku
Ante Partum.Jakarta.Pusdiknakes.
JNPKKR – POGI. 2004.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP– SP.
JNPKKR – POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,
YBP-SP.
Varney H, 1997.Varney’s Midwifery 3rd ed. New York. Jones and Bartlett Publishers.
50
TOPIK 3
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU III
51
1. Materi Pembelajaran
Perubahan adaptasi Fisik (anatomi dan fisiologi)
a. Perubahan pada Sistem Reproduksi
1) Uterus Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.
Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk
elastisitas/kelenturan uterus. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi
fundus:
a. Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b. Kehamilan 8 minggu : telur bebek
c. Kehamilan 12 minggu : telur angsa
d. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e. Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h. Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i. minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik
menjadi sulit ditentukan pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada
kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas
32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Goodell). Sekresi lendir serviks
meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus uteri mengalami hipertropi
kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda Hegar. Berat uterus perempuan tidak
hamil adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai
pada akhir kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg).
2) Vagina / vulva. Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasimenimbulkan warna merah
ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi lebih asam,
keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat
menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan libido atau keinginan atau
bangkitan seksual terutama pada kehamilan trimester dua.
3) Ovarium Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
52
c. Perubahan pada Sistem Endokrin
Progesteron
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara
bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan menjelang
persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari. Aktivitas
progesterone diperkirakan :
1) Menurunkan tonus otot polos:
a. Motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
b. Aktivitas kolon menurun sehingga pengosongan berjalan lambat, menyebabkan reabsorbsi air
meningkat, akibatnya ibu hamilmengalami konstipasi.
c. Tonus otot menurun sehingga menyebabkan aktivitas menurun.
d. Tonus vesica urinaria dan ureter menurun menyebabkan terjadi statis urine.
2) Menurunkan tonus vaskuler: menyebabkan tekanan diastolic menurun sehingga terjadi dilatasi
vena.
3) Meningkatkan suhu tubuh
4) Meningkatkan cadangan lemak
5) Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.
6) Memicu perkembangan payudara
Estrogen
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol
dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put estrogen maksimum 30 –
40 mg/hari. Kadar terus meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen adalah :
1) Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
2) Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan payudara
3) Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik elastic,
kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat.
4) Retensi air
5) Menurunkan sekresi natrium.
Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal dan pada kehamilan lanjut sumber
utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari. Sebagian besar diantaranya berikatan dengan
protein sehingga tidak bersifat aktif. Kortisol secara simultan merangsang peningkatanproduksi
insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa
menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel-
sel beta normalpulau Langerhans pada pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil
yang secara terus menerus tetap meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami
peningkatan gula darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer ibu hamil pada insulin.
53
pasti hamil tetapi merupakan tanda kemungkinan hamil. Kadar HCG kurang dari 5mlU/mldinyatakan
tidak hamil dan kadar HCG lebih 25 mlU/ml dinyatakan kemungkinan hamil.Apabila kadar HCG
rendah maka kemungkinan kesalahan HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan ektopik.
Sedangkan apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka kemungkinan kesalahan HPMT, hamil
Mola Hydatidosa atau hamil kembar.HCG akan kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 mg setelah
keguguran, sehingga apabila ibu hamil baru mengalami keguguran maka kadarnya masih bisa seperti
positif hamil jadi hati–hati dalam menentukan diagnosa, apabila ada ibu hamil yang mengalami
keguguran untuk menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan HCG tetapi memerlukan
pemeriksaan lain.
Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar tertinggi dicapai pada
trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas, diduga berperan penting dalam maturasi servik.
Hormon Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan, namun kadar prolaktin
meningkat yang berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat persalinan setelah plasenta lahir
maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui.
Pada saat ibu menyusui prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi
mengisap puting susu ibu untuk memproduksi ASI.
54
suara pada ibu hamil. Peningkatan vaskularisasi dapat juga mengakibatkan membran timpani dan
tuba eustaki bengkak sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada
telinga.
h. Sistem Integumen
Striae gravidarum adalah garis-garis memanjang atau serong pada perut, buah dada, paha pada
kehamilan lanjut yaitu pada primi gravida. Pada seseorang primi gravida warnanya membiru dan
disebut striae lividae pada multi gravida selain striae yang biru ada juga garis putih agak mengkilat
ialah parut (cicatrik) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Striae yang putih disebut striae
albicans. Pengaruh hormone progesteron adalah payudara jadi lebih gelap. Garis yang terlihat pada
perut ibu mulai dari pusat sampai dengan simphysis
1) Aktivitas hormon meningkat, merangsang zat melanin menyebabkan pigmentasi terjadi lebih
mendalam selama kehamilan. Kulit menjadi lebih sawo matang. Beberapa wanita menampakkan
kulit yang lebih gelap dan belang-belang menyerupai topeng yang dikenal dengan kloasma
gravidarum.
2) Di daerah puting susu pengendapan melanin memperkeras daerah putting susu untuk
menyediakan air untuk ibu dan berwarna lebih gelap. Di daerah selangkangan menjadi lebih gelap
agar memudahkan merenggang selama proses melahirkan
3) Ketika ukuran rahim membesar, peregangan terjadi pada lapisan kolagen kulit khususnya disekitar
peyudara. Meningkatnya suplay arah kekulit menyebabkan keluarnya banyak keringat.
4) Wanita merasa kepanasan saat hamil. Hal ini karna peningkatan pengaruh hormon progesteron
pada suhu 0,5 OC bersamaan dengan pelebaran pembuluh darah.
5) Progesteron dan relaksin menorong pengenduran jaringan ikat dan otot dan mencapai puncak
maksimal selama minggu terakhir kehamilan.
i. Sistem Musculoskletal
55
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan penambahan berat ibu hamil
dan semakin besarnya janin, menyebabkan posturdan cara berjalan ibu hamil berubah. postur ibu
hamil hiperlordosis sehingga menyebabkan rasa cepat lelah dan sakit pada punggung. Postur tubuh
hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas kaki terlalu tinggi sehingga memaksa tubuh
untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibu hamil supaya memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin,
selain untuk kenyamanan juga mencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset. Peningkatan hormon
seks steroid yang bersirkulasi mengakibatkan terjadinya jaringan ikat dan jaringan kolagen mengalami
perlunakan dan elastisitas berlebihan sehingga mobiditas sendi panggul mengalami peningkatan dan
relaksasi. Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis merenggang 4 mm, tulang pubik melunak seperti
tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser
kebelakang untuk persiapan persalinan. Otot dinding perut meregang menyebabkan tonus otot
berkurang. Pada kehamilan trimester III otot rektus abdominus memisah mengakibatkan isi perut
menonjol di garis tengah tubuh,umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan
tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap. Di bawah ini
gambar perubahan yang mungkin timbul pada otot rektus abdominalis selama kehamilan.
56
Ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi 800 mg atau 30–50 setiap hari dalam bentuk SF
sesudah makan. FE diserap lebih baik dengan vitamin C. Cara konsumsinya diminum dengan air putih
serta tidak didampingi dengan asupan zat lainnya (obat). Jika dengan teh, susu atau kopi dapat
mengganggu penyerapan Fe dalam tubuh. Asupan lainnya vitamin asam fosfat. Sumber sayur, buah,
protein, suplemen. Keluhan ibu yang sering dijumpai yaitu kram, kesemutan, rasa panas, keringat
banyak, haus, sering lapar, sering BAK. Anjurkankan asupan vitamin dan mineral, personal hygiene,
makan dalam porsi sedang dan sering. Efek Fe adalah mual, BAB hitam, kontipasi, Anjurannya
konsumsi serat.
5) Metabolisme Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada kehamilan kurang lebih 1000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk
meningkatkan masa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus dalam kehamilan 12
minggu, 200 mg lagi untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil perlu menyerap
zat besi rata-rata 3,5 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester terakhir
karena absorbsi usus yang tinggi. Dalam kehamilan normal, hanya 20% zat besi yang di absorbsi,
karena wanita yang defisiensi zat besinya 40% diserap oleh usus dan juga untuk hemoglobin atau
disimpan di hati (Cruishank & Hays, 1991).
Tujuan memberi suplemen zat besi adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan
untuk menaikkan kadar hemoglobin. Montgomery (1990) berpendapat bahwa uji untuk
penyimpangan zat besi yaitu feritin serum yang merupakan indicator yang lebih dapat dipercaya
untuk mengukur defisiensi zat besi daripada pengukuran kadar Hb, yang kadarnya turun pada proses
hemodilusi. Tetapi tidak sependapat dengan hal itu, Steel et al (1995) berpendapat bahwa feritin tidak
berguna sebagai pengukuran karena nilai turun secara dramatis walaupun suplemen zat besi telah
diberikan. Mereka berpendapat bahwa mean corpuscular volume (MCV) yang biasanya bersifat
konstan lebih dapat dipercaya sebagai indikator defisiensi zat besi, kecuali kalau ada dugaan defisiensi
asam folat.
6) Protein Plasma
Protein plasma total wanita tidak hamil berkisar antara 65–68 g/dl. Dalam kehamilan 25
minggu, konsentrasi protein plasma dan partikel albumin berkurang dari 35 menjadi 25 g/dl sebagai
akibat dari peningkatan plasma darah (Hecker & Moore, 1986). Hal ini menimbulkan tekanan osmotik
rendah yang mengakibatkan edema di bagian bawah tungkai kaki atau tangan yang terjadi pada
kehamilan tua (Case & Waterhouse, 1994). Biasanya edema tidak dilihat sebagai penyakit tetapi
merupakan hal yang bisa karena kehamilan (Davey, 1995).
Transfer zat makanan pada plasenta terjadi secara difusi sederhana, pemudahan difusi dan
transport aktif. Dipengaruhi oleh ukuran molekul, tingkat ionisasi, daya larut lipid. Asam amino
diangkut secara aktif melewati plasenta. Glukosa diangkut dengan pemudahan difusi. Asam lemak
bebas berdifusi dengan pasif. Dengan terjadinya perubahan peningkatan pola makan (terhitung
200–300 kkal/hari). Membuat system gastrointestinal berubah selama masa kehamilan disertai juga
perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan yang terjadi karena human
placental lactogen (HPL) ini, menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk
perkembangan otak fetus, juga melindungi ibu dari defisiensi nutrisi (Case, 1995). Penyuluhan glukosa
ke janin harus terpenuhi. Setiap kali ibu makan, akan mempertinggi kesempatan janin untuk
mendapatkan glukosa. Konsentrasi plasma glukosa puasa, menurun selama trimester I sekitar 12%
dan meningkat kembali hingga kehamilan aterm. Kenaikan kadar glukosa ibu ini untuk pertumbuhan
dan kebutuhan energi janin (Crishank & Hays, 1991).
Sekresi insulin naik teratur pada trimester 2, lalu turun seperti pada saat tidak hamil sampai
akhir kehamilan. Kenaikan insulin sangat mempengaruhi kehamilan, sehingga disebut efek diabetes
pada kehamilan (Cruinshank & Hays, 1991). Hasilnya glukosa memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai konsentrasi plasma akhir lebih tinggi dari kadar normalnya dan hal ini akan
berlangsung lebih lama, dalam rangka menyediakan waktu yang lebih lama untuk perubahan plasenta
57
(Case & Waterhouse, 1994). Penting bagi ibu hamil untuk tidak melupakan sarapan, karena kadar
glukosa darah ibu sangat penting untuk perkembangan janin yang baik dan puasa pada kehamilan
memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal dengan “cepatnya merasakan lapar” yang mungkin
berbahaya pada janin (Cruishank & Hays, 1991).
Wanita hamil menyimpan glukosa untuk janinnya dan sebagai persiapan untuk permintaan
ekstra dari janin. Penyimpanan lemak terjadi pada pertengahan trimester pertama kehamilan, sebagai
persediaan energi primer. Kebutuhan nutrisi janin meningkat pada waktu trimester 2 kehamilan dan
juga terjadi peningkatan insulin, pergerakan lemak yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi
glukosa dan asam lemak yang disalurkan ke ibu sebagai suplai energi ekstra (Case & Waterhouse,
1994). Proses ini menyebabkan produksi lebih dari ketosis (Faster, 1991). Puasa 12 jam bisa juga
menyebabkan hipoglikemia dan produksi keton dalam tubuh (Miller & Haretty, 1997).
Pembatasan karbohidrat dalam beberapa diet selama kehamilan tidak disarankan, dan hal ini
bisa mengurangi makan cemilan yang tidak baik (Metger et al, 1982). Wanita muslim yang berpuasa di
bulan Ramadhan harus dibawah pengawasan tenaga kesehatan jika terjadi pada trimester 2. Puasa
selama trimester ketiga tidak disarankan, karena mungkin akan berbahaya bagi janin karena bisa
mengalami dehidrasi dan malnutrisi (Athar, 1990).
Produksi konsentrasi plasma albumin bertujuan meningkatkan volume plasma karena osmotic
koloid ditekan asam amino bisa turun karena asam digunakan untuk membuat glukosa dan untuk
energi janin dan sintesis protein (Case & Waterhouse, 1994).
Konsentrasi kalsium plasma ibu turun sebagai hasil dari kebutuhan janin dan disediakan untuk
kebutuhan janin dan hemodulasi kehamilan normal. Jika cukup vitamin D, hormone paratiroid
meningkat, Absorbsi kalsium ganda dalam usus pada akhir trimester 2 yang disediakan untuk
kebutuhan janin dan perlindungan terhadap skeleton Ibu. Wanita hamil harus meningkatkan suplai
kalsium sampai 70% (Case, 1985).
58
menghindari pertambahan berat badan yang terlalu besar > 15 kg, karena mungkin akan mengalami
kesulitan untuk kembali keberat badan sebelum hamil setelah melahirkan. Hal ini yang dikhawatirkan
oleh banyak wanita yang menginginkan bentuk tubuh dan berat badannya akan segera kembali seperti
sebelum hamil segera setelah bayi dilahirkan.
Setelah melahirkan, banyak variasi penurunan berat badan yang terjadi. Enam minggu setelah
persalinan, kebanyakan wanita mempunyai berat badan 3 kg di atas berat badan sebelum hamil. Enam
bulan setelah melahirkan, berat badannya kira-kira 1 kg lebih berat dari pada sebelum hamil.
Keadaan ini berbeda pada wanita gemuk dan wanita berat badan kurang, baik ketika hamil
maupun setelah melahirkan. Seorang wanita gemuk IMT >30 harus diberi dorongan untuk
membatasi pertambahan berat badan semasa kehamilan karena resiko hipertensi yang diinduksi
kehamilan dan mengandung bayi besar meningkat. Ia harus dinasehati untuk makan dengan diet yang
bijaksana, tetapi tidak sangat rendah kalori karena diet ini tidak memberikan keuntungan sama sekali
terhadap ibu atau janin. Wanita dengan berat < 19 harus menghindari kehamilan hingga ia mendapat
tambahan berat badan, karena mempunyai kemungkinan 20 persen mendapatkan bayi dengan berat
lahir rendah.
Rekomendasi Rentang Penambahan Berat Badan Total Pada Wanita Hamil, Dilihat Dari BMI
Prakehamilan
Kategori BMI Penambahan Berat Badan
Kg lb
59
Rendah/Ringan ( BMI < 19,8) 12,5-18 28-40
Normal ( BMI 19,8-26 ) 11,5-16 25-35
Tinggi ( BMI 26,0-29,0 ) 7,0-11,5 15-25
Gemuk (BMI ˃29) ≥7 ≥15
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan, adanya edema, proses
metabolisme, pola makan, muntah atau diare dan merokok. Jumlah cairan amnion dan ukuran janin
harus diperhitungkan dalam menghitung kenaikan berat badan. Beberapa penelitian juga
membuktikan ada hubungan antara usia ibu, berat sebelum hamil, paritas, ras/etnik, hipertensi dan
diabetes dengan peningkatan berat badan (Abrms et al, 1995). Karena peningkatan berat badan
yang normal sangat bervariasi, maka sangat disarankan untuk selalu mengontrol perubahan berat
badan melalui asuhan antenatal yang terbaik dan teratur (Hytten, 1990).
Peningkatan berat badan yang terus berlangsung pada masa kehamilan merupakan indikasi
yang positif mengenai adanya penyesuaian kandungan dan pertumbuhan janin. Penempatan berat
badan yang diperoleh selama kehamilan adalah 0,5 kg, lemak 3,5 kg, plasenta 0,6 kg, janin 3,4 kg,
air ketuban 0,6 kg, peranakan (naik)0,9 kg, Volume darah (naik) 1,5 kg dan saluran keluar 1,0 kg.
60
n. Perubahan Sistem Persyarafan
Perubahan persarafan pada ibu hamil belum banyak diketahui. Gejala neurologis dan
neuromuskular yang timbul pada ibu hamil adalah: Terjadi perubahan sensori tungkai bawah
disebabkan oleh kompresi saraf panggul dan stasis vaskular akibat pembesaran uterus.
1) Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi tarikan saraf atau kompresi
akar saraf dapat menyebabkan perasaan nyeri.
2) Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf median di bawah karpalis
pergelangan tangan, sehingga menimbulkan rasa terbakar atau rasa gatal dan nyeri pada tangan
menjalar kesiku, paling sering terasa pada tangan yang dominan.
3) Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan pada segmen pleksus
brakhialis sehingga timbul akroestesia (rasa baal atau gatal di tangan).
4) Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat disebabkan oleh suatu keadaan
hipokalsemia.
5) Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang tidak stabil, hipotensi postural
atau hipoglikemia.
terjadi.
2. Latihan
Latihan 1
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang: Perubahan sistem reproduksi, perubahan payudara dan
perubahan system perkemihan pada ibu hamil.
4) Anggota kedua mempelajari tentang: Perubahan system endokrin dan kekebalan tubuh pada ibu
hamil.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang: Perubahan system pencernaan dan system pernafasan pada
ibu hamil.
Rambu-rambu latihan.
Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari topik 3. Supaya Anda lebih menguasai Topik 3 ini, maka Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok. Caranya adalah carilah teman yang
tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3
mahasiswa. Anggota pertama mempelajari tentang : Perubahan sistem kardiovaskuler dan perubahan
system integument. Anggota kedua mempelajari tentang: Perubahan sistem metabolisme, perubahan
system musculoskeletal dan perubahan darah dan pembekuan darah. Anggota ketiga mempelajari
tentang perubahan BB & IMT dan perubahan sistem persyarafan.
Rambu-rambu latihan
61
Pelajarilah materi bahan ajar ini. Untuk menambah wawasan Anda tentang perubahan fisik pada ibu
hamil, silahkan Anda membaca beberapa buku yang dapat mendukung pengetahuan dan pembahasan
tentang perubahan-perubahan fisik pada ibu hamil. Pelajari dan buatlah ringkasan materi sesuai tugas
yang harus Anda kerjakan. Lanjutkan dengan diskusi kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan
masing–masing mahasiswa. Kemudian susun dalam laporan yang rinci, sehingga mudah untuk Anda
pelajari.
3. Tes
Test 1
1) Pada usia kehamilan 24 minggu tinggi fundus uteri setinggi :
A. Tepi atas sympisis
B. 3 jari diatas sympisis
C. Pertengahan sympisis dan pusat
D. Setinggi pusat
E. 5 jari di atas sympisis
2) Pada ibu hamil terjadi hipervaskularisasi pada vulva dan vaginasehingga merah kebiruan. Tanda ini
disebut :
A. Tanda Hegar
B. Tanda Chadwich
C. Tanda Pischazek
D. Tanda Bracktonhick
E. Tanda kehamilan
4) Ibu hamil sering mengeluh sembelit atau konstipasi.Yang mempengaruhi terjadinya sembelit adalah
hormon :
A. Progesteron
B. Estrogen
C. HCG
D. LH dan FSH
E. Estrogen dan progesteron
5) Kebutuhan O2 pada ibu hamil meningkat sampai 20%. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut
maka ibu hamil :
A. Bernafas cepat
B. Sering tarik nafas dalam
C. Tidur miring
D. Memakai baju yang longgar.
E. Tidur menggunakan alat pendingin ruangan
6) Kholostrum adalah cairan berwarna putih kekuningan yang keluar dari puting susu ibu hamil.
Kapankah biasanya kholostrum mulaikeluardariputtingsusuibuhamil?
A. Pada awal kehamilan
B. Trimester II
C. Trimester III
62
D. Pada saat bayi mengisap puting susu ibunya
E. Dua minggu sebelum kelahiran
7) Pada ibu hamil terjadi perubahan pada sistem perkemihan sehingga menyebabkan ibu hamil
mengalami sering buang air kecil. Disebut apakah sering buang air kecil tersebut?
A. Miksi
B. Poliuria
C. Hiperuria
D. Hipermiksi
E. Miksasi
8) Pada awal kehamilan sering ibu hamil mengeluh mual kadang-kadang muntah. Apakah yang dapat
menjadi penyebab keluhan tersebut?
A. Hormon HCG meningkat
B. Hormon progesteron meningkat
C. Lambung kosong
D. Makan terlalu pedas dan asam
E. Hormon progesteron menurun
9) Pada ibu hamil biasanya mengalami gusi hiperemia dan mudah berdarah.Hormon apakah yang
dapat menjadikan penyebab gusi mudah berdarah?
A. Hormon HCG
B. Hormon Progesteron
C. Hormon Prolaktin
D. Hormon Estrogen
E. Hormon pertumbuhan
10) Vagina ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi. Apakah yang menyebabkan ?
A. Ibu hamil sering buang air kecil
B. Ibu hamil mengalami penurunan kekebalan
C. Produksi lendir vagina bertambah
D. Ibu hamil terjadi perubahan pH vagina dari asam ke lebih basa
E. Ibu hamil sering buang air besar
Test 2
1) Pada ibu hamil terjadi kenaikan volumen darah sehingga terjadi hemodilusi, dapat menyebabkan :
A. Hemoglobin turun
B. Hemoglobin naik
C. Tekanan darah naik
D. Curah jantung turun
E. Tekanan darah turun
2) Karena pengaruh hormon MSH maka timbul linea nigra pada ibu hamil.Yang dimaksud linea nigra
adalah :
A. Flek–flek hitam pada wajah
B. Garis biru kehitaman dari atas sympisis ke pusat
C. Garis putih dari atas sympisis ke pusat
D. Garis garis biru kehitaman pada perut
E. Garis putih dari bawah ke perut
63
D. Hipotensi
E. Berat badan naik
7) Seorang perempuan hamil datang periksa ke Puskesmas,hasil pengkajian BB sebelum hamil 60 kg,
BB sekarang 65 kg, TB 160 cm. Berapakah BMI pasien tersebut?
A. 24.43
B. 25,39
C. 37,5
D. 40.62
E. 41.00
8) Seorang perempuan hamil datang periksa ke Puskesmas,hasil pengkajian : BB sebelum hamil 60 kg,
BB sekarang 65 kg, TB 160 cm. BMI pasien tersebut termasuk ...
A. Ringan
B. Normal
C. Tinggi
D. Gemuk
E. Kurus
9) Ibu hamil sering mengalami kram pada otot, hal ini dapat disebabkan oleh:
A. Hipoprotein
B. B..Hiperprotein
C. Hipokalsemia
D. Hiperkalsemia
E. Perubahan hormonal
10) Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan pada segmen pleksus
brakhialis sehingga timbul akroestesia. Yang dimaksud akroestesia adalah :
A. rasa nyeri pada bahu kanan
B. rasa nyeri pada bahu kiri
C. rasa dingin pada ujung jari
D. rasa baal atau gatal di tangan
E. rasa hangat pada perut
64
4. Kunci Jawaban
Test 1
1. D
2. B
3. C
4. A
5. B
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
Test 2
1. A
2. B
3. C
4. C
5. B
6. A
7. A
8. B
9. C
10. D
5. Learning Activities
Materi Perkuliahan tentang Perubahan dan adaptasi fisik dalam kehamilan.
Penelitian : Hubungan frekuensi pemeriksaan ibu hamil terhadap pengetahuan gizi, status gizi ibu
hamil dan berat badan lahir bayi
Pengabdian masyarakat : Penyuluhan tentang gizi ibu hamil.
6. Daftar Pustaka
Baston,H.Jenifer.2013.MidwiferyEssentialsAntenatal. Vol 2, EGC. Jakarta.
Bobak,Lowdermill,Jensen.2004.BukuAjar KeperawatanMaternitas. EGC. Jakarta.
Cunningham, Mc Donald,Gant,Wiliam. Obstetri. EGC. Jakarta.
Departemen Kesehatan, Perawatan Ibu Di Puskesmas, Jakarta.
Diane M,Margaret A,2009, Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.
65
Varney H, 1997, Varney’s Midwifery, New York, Jones and Bartlett Publishers.
WHO,Kemenkes, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar Dan Rujukan. Kemenkes. Edisi 1. Jakarta.
Wirakusumah,dkk,2011,ObstetriFisiologiIlmuKesehatanReproduksi. EGC. Jakarta.
Yuni K. 2010, PerawatanIbuHamil. Fitramaya. Yogyakarta.
66
TOPIK 4
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU IV
67
1. Materi Pembelajaran
a. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester I
Trimester I ini disebut sebagai masa penentuan artinya penentuan untuk membuktikan bahwa
wanita dalam keadaa hamil. Seorang ibu setelah mengetahui dirinya hamil maka responnya berbeda –
beda. Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil, artinya kadang – kadang ibu merasa senang dan
bahagia karena segera akan menjadi ibu dan orangtua,tetapi tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih
dan bahkan kecewa setelah mengetahui dirinya hamil. Perasaan sedih dan kecewa ini dapat
disebabkan oleh karena segera setelah konsepsi kadar hormon progesterone dan estrogen dalam
kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat sehingga seringkali membenci
kehamilannya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama. Sikap ibu terhadap suami atau terhadap orang lain juga berbeda–beda,
kadang ingin merahasiakannya, hal ini bisa terjadi karena memang perutnya masih kecil dan belum
kelihatan membesar, tapi ada juga ibu yang ingin segera memberitahukan kehamilannya kepada
suami atau orang lain.Hasrat untuk melakukan hubungan sex, pada wanita trimester pertama ini juga
berbeda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah sex yang lebih tinggi, kebanyakan mereka
mengalami penurunan libido selama periode ini disebabkan ibu hamil trimester I masih sering
mengalami mual muntah sehingga merasa tidak sehat.Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai
dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan sex. Libido sangat dipengaruhi oleh
kelelahan ,rasa mual ,pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran. Semua ini merupakan
bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama. Perasaan ibu hamil akan stabil setelah
ibu sudah bisa menerima kehamilannya sehingga setiap ibu akan berbeda–beda. Bagaimana reaksi
suami setelah mengetahui istrinya hamil? Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk menjadi seorang ayah dan mencari nafkah
untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang
sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Adapula
pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang
diperlihatkannya, seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
68
akan mulai merasakan gerakan bayi yang awalnya akan terasa seperti kibasan tetapi di akhir trimester
II akan benar-benar merasakan pergerakan bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat
mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.Pada saat ibu sudah merasakan gerakan bayinya,
ibu menyadari bahwa didalam dirinya ada individu lain sehingga ibu lebih memperhatikan kesehatan
bayinya. Pada saat ini jenis kelamin bayi belum menjadi perhatian. Suami lebih giat mencari uang
karena menyadari bahwa tanggung jawabnya semakin bertambah untuk menyiapkan kebutuhan biaya
melahirkan dan perlengkapan untuk istri dan bayinya. Pada semester ini perut ibu sudah semakin
kelihatan membesar karena uterus sudah keluar dari panggul, membuat suami semakin bersemangat.
Hal ini juga dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya ketika meraba perut istrinya.
69
2. Latihan
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai, maka Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok Tugasnya adalah :
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang : Perubahan psikologis pada ibu hamil trimeser I.
4) Anggota kedua mempelajari tentang :Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester II.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang :Perubahan psikologis pada ibu hamil Trimester III.
6) Setelah anggota pertama, kedua dan ketiga selesai mempelajari tugas masing-masing, lanjutkan
dengan diskusi bersama – sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
masing – masing.
7) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
8) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
3. Tes
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang baru saja Anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat pada
kertas tersendiri.
1) Pada trimester pertama sikap seorang ibu menjadi ambivalent. Yang dimaksud ambivalent adalah :
A. Selalu menerima dan menyenangi kehamilannya
B. Selalu menolak dan kecewa terhadap kehamilannya
C. Menerima apabila kehamilan diinginkan.
D. Kadang-kadang senang pada kehamilan, kadang–kadang tidak menerima kehamilan.
E. Bukan salah satu dari semua jawaban
70
C. Merasa bangga atas kemampuannya menghasilkan keturunan
D. Merasa berat karena bertanggungjawab sebagai seorang ayah
E. Merasa gembira, sebentar lagi akan jadi seorang ayah
3) Sering timbul blok pikiran sehingga ibu hamil mengalamai sedikit lupa. Hal ini terjadi pada A.
Trimester I
B. Trimester II
C. Trimester III
D. Akhir kehamilan
E. Pada Trisemester I dan II
5) Ibu hamil paling membutuhkan dukungan dari suami, keluarga maupun tenaga kesehatan pada :
A. Selama hamil
B. Trimester I
C. Trimester II
D. Trimester III
E. Trisemester I-II
6) Pada ibu hamil trimester pertama sering merasakan bahagia, kadang kecewa, khawatir, mudah
lelah. Kapankah perasaan itu akan stabil?
A. Akhir trimester I
B. Trimester II
C. Akhir trimester II
D. Apabila sudah bisa menerima kehamilannya.
7) Periode ibu hamil disebut “Periode Pancaran Kesehatan” pada trimester .............:
A. Trimester I
B. Trimester II
C. Trimester III
D. Menjelang persalinan
10) Bidan harus memahami perasaan ibu hamil karena ibu mengalami perubahan konsep
diri.Apakah yang dikatakan bidan menghadapi ibu hamil tersebut?
A. Saya memahami perasaan ibu,kita berdoa semoga semua lancar
B. Ibu tidak usah takut, itu hal biasa
71
C. Ibu harus bersyukur semua orang mengalami seperti itu
D. Ibu termasuk orang yang beruntung jadi jangan banyak mengeluh
E. Ibu harus bersyukur, banyak ibu yang tidak bisa melahirkan anak
4. Kunci Jawaban
Tes
1. D
2. C
3. B
4. B
5. D
6. D
7. B
8. C
9. D
10. A
5. Daftar Pustaka
72
TOPIK 5
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU V
1. Materi Pembelajaran
a. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester I
73
1) Mual Muntah Pada Pagi Hari.
Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-kadang sampai muntah yang terjadi
pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning sickness meskipun bisa
juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini lebih sering terjadi pada saat lambung dalam
keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari. Sampai saat ini penyebab secara pasti
belum dapat dijelaskan namun ada beberapa anggapan bahwa mual muntah dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya :
a) Perubahan hormonal
b) Adaptasi psikologia/faktor emosional
c) Faktor neurologis
d) Gula darah rendah mungkin tidak makan dalam beberapa jam
e) Kelebihan asam lambung
f) Peristaltik lambat
Upaya yang dilakukan untuk meringankan atau mencegah dengan melakukan beberapa hal,
pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur,makan biskuit atau crackers dan minum segelas air.
Ibu hamil juga harus menghindari makanan pedas dan berbau tajam. Ibu hamil dianjurkan untuk
makan sedikit tapi sering, cara ini dapat mempertahankan kadar gula darah. Makan 2 jam sekali
sedikit-sedikit lebih baik daripada makan tiga kali sehari dalam jumlah banyak. Saat makan jangan
lupa minum air, atau diantara waktu makan dapat membantu mempertahankan hidrasi tubuh. Ibu
hamil sangat dianjurkan makan permen atau minum manis (minum jus buah) atau minum susu
sebelum tidur atau pada saat bangun tidur dapat mencegah hipoglikemi. Upayakan mengurangi diet
lemak, diet tinggi lemak dapat memperparah mual muntah, hindari makanan yang digoreng. Saat
bangun pagi atau sore hari secara perlahan bangun dari tempat tidur, dan hindari gerakan
mendadak.
2) Sering BAK
Ibuhamil trimester I seringmengalami keluhan sering Buang Air Kecil (BAK). Apabila sering BAK
ini terjadi pada malam hari akan mengganggu tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan
nyenyak, sebentar – sebentar terbangun karena merasa ingin BAK. FaktorPenyebab :
a) Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
b) Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
c) Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat.
Cara meringankan atau mencegah, upayakan untuk tidak menahan BAK, kosongkan kandung
kencing pada saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga keseimbangan
hidrasi. Apabila BAK pada malam hari tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi
minum dimalam hari. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi minum yang mengandung
diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur posisi berbaring miring kekiri dengan kaki
ditinggikan adalah lebih baik. Ibu hamil harus secara rutin membersihkan dan mengeringkan alat
kelamin setiap selesai BAK untuk mencegah infeksi saluran kemih.
3) Gatal Dan Kaku Pada Jari
Faktor penyebab :
a) Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya adalah
hypersensitive terhadap antigen placenta.
b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim membuat berubahnya
postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk
menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke depan.
Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada
jari.
74
Cara meringankan/mencegah :
a) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu jangan
dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak.
c) Sering berbaring apabila merasa lelah.
7) Keputihan / Leukorrea
75
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam. Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua
maupun ketiga. Penyebab utama adalah meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil
trimester I dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.Pada ibu hamil terjadi hyperplasia
pada mukosa vagina. Cara meringankan dan mencegah :
a) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
b) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
c) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
d) Ganti celana dalam apabila basah.
e) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat dan mebuat sirkulasi
udara yang baik.
f) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
8) Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat yang
banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil
merasa lelah karena kurang istirahat. Faktor penyebab :
a) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat.
c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil.
9) Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar – debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan.
Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan
yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini mencapai
puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu
sebelum melahirkan. Faktor yang menjadi penyebab adalah, terjadinya peningkatan curah jantung
pada ibu hamil, dan adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Pada ibu hamil yang tidak
mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawatirkan., bidan harus dapat menjelaskan bahwa
hal ini normal terjadi pada kehamilan, dan akan menghilang pada akhir kehamilan.
76
11)Sakit Kepala.
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik trimester I,
trimester II maupun trimester III. Faktor yang menjadi penyebab :
a) Kelelahan atau keletihan.
b) Spasme/ketegangan otot
c) Ketegangan pada otot mata
d) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
e) Dinamika cairan syaraf yang berubah.
1) Edema
Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester II. Edema ini biasa terjadi pada
kehamilan trimester II dan III. Faktor Penyebab :
a) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik sehingga
menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau
berdiri dalam waktu yang lama.
b) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
c) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
d) Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium bersifat retensi
cairan.
e) Pakaian ketat
Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakuakn beberapa cara antara lain::
a) Hindari pakaian ketat.
77
b) Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
c) Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
d) Makan makanan tinggi protein
e) Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang – ulang.
f) Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
g) Hindari berbaring terlentang 8. Hindari kaos kaki yang ketat.
Cara meringankan/mencegah :
a) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu jangan
dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak.
c) Sering berbaring apabila merasa lelah.
3) Gusi Berdarah.
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang hiperemik
dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat menuikat gigi.
Gusi berdarah ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Beberapa faktor penyebab gusi
berdarah adalah :
a) Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga mulut dan pergantian sel
– sel pelapis ephitel gusi lebih cepat.
b) Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh darah halus sangat tinggi.
c) Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga mengakibatkan jaringan gusi menjadi
rapuh dan mudah berdarah.
4) Haemorroid
Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan trimester III.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah :
a) Konstipasi.
b) Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.
c) Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.
78
Cara meringankan atau mencegah dengan:
a) Hindari hal yang menyebabkan konstipasi.
b) Hindari mengejan pada saat defikasi
c) Buat kebiasaab defikasi yang baik
d) Jangan duduk terlalu lama di toilet
e) Lakukan senam Kegel secara teratur.
f) Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 – 20 menit sebanyak 3 sampai 4 x sehari.
6) Keputihan / Leukorhea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua
maupun ketiga. Faktor penyebab :
a) Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I dapat menimbulkan produksi
lendir servix meningkat.
b) Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.
7) Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat yang
banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil
merasa lelah karena kurang istirahat.Faktor penyebab yang umum ditemukan pada ibu hamil antara
lain :
a) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat.
c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil
79
Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi / berendam secara teratur.
b) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap keringat
c) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
8) Mati Rasa (Baal), Rasa Perih Pada Jari Tangan Atau Kaki.
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III. Mati rasa (baal) dapat
disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran uterus membuat sikap/postur ibu hamil mengalami
perubahan pada titik pusat gaya berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna.
Di samping itu hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang
terjadi. Untuk meringankan atau mencegah, ibu hamil dapat dianjurkan untuk tidur berbaring miring
kekiri, postur tubuh yang benar saat duduk atau berdiri.
9) Nafas Sesak
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir kehamilan. Ibu
hamil dapat terserang nafas sesak oleh karenapembesaran uterus dan pergeseran organ – organ
abdomen. Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi
peningkatan hormon progesterone membuat hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah
bidan dapat menjelaskan penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih ibu hamil untuk
membiasakan dengan pernapasan normal. Ibu hamil juga harus tetap mengatur sikap tubuh yang
baik, saat berdiri tegak dengan kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas
panjang.
12)Perut Kembung
80
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini sering terjadi pada kehamilan
trimester kedua dan ketiga. Faktor penyebabnya adalah :
a) Peningkatan hormon progesterone membuat motilitas usus turun sehingga pengosongan usus
lambat.
b) Uterus yang membesar menekan usus besar.
81
d) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh). 5. Dinamika cairan syaraf yang
berubah.
82
b) Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air pada usus meningkat.
c) Suplemen zat besi
d) Tekanan uterus yang membesar pada usus.
20)Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar–debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan.
Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung, jantung mempunyai 50 % darah tambahan yang
harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini mencapai puncaknya
pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum
melahirkan. Palpitasi dapat terjadi oleh karena faktor peningkatan curah jantung pada ibu hamil, dan
adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Dapat diringankan atau dicegah dengan memjelaskan
pada ibu hamil bahwa hal ini normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir
kehamilan. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawatirkan.
83
dan bagaimana cara mencegah atau menanggulanginya. Untuk membantu ibu hamil memahami hal
tersebut maka Anda sebagai bidan harus mampu menjelaskan kepada ibu hamil sehingga diharapkan
ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya. Sekarang
perhatikan kasus dibawah ini. Seorang ibu hamil trimester III datang ke puskesmas mengeluh sering
BAK, sejak tiga hari yang lalu kaki bengkak pada sore hari dan sulit tidur. Apakah Anda sudah tahu
mengapa ibu hamil trimester III mengeluh sering BAK? Apakah penyebab keluhan ibu hamil pada
kasus di atas? Bagaimanakah cara mengurangi keluhan tersebut ? Diskusikan dengan teman Anda,
apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester III, apa penyebabnya dan bagaimana
cara menanggulanginya? Untuk mencari jawaban pertanyaan tadi silahkan Anda diskusikan dengan
teman Anda. Sekarang apakah Anda sudah selesai berdiskusi ? Bagaimana apakah Anda telah selesai
mendiskusikannya, jika sudah, tuliskan hasil diskusi Anda pada kertas dan sekarang cocokkan hasil
diskusi Anda dengan uraian materi di bawah ini.
1) Edema
Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Pada Bab 5 sudah dibahas
tentang edema yang terjadi pada kehamilan trimester II. Penyebab dan cara meringankan edema
pada kehamilan trimester III pada prinsipnya hampir sama dengan edema pada trimster III, hanya
saja Anda harus lebih waspada dan dapat membedakan antara edema yang normal dan edema yang
tidak normal atau patologis. Apabila edema tidak hilang setelah bangun tidur, edema tidak hanya
terdapat di kaki tetapi juga pada tangan dan muka, maka Anda perlu waspada adanya pre eklampsia.
Mungkin Anda perlu melanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah dan proteinuri.
Faktor Penyebab :
a) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik sehingga
menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau
berdiri dalam waktu yang lama.
b) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
c) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
d) Kadar sodium (Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium bersifat retensi
cairan
e) Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah edema, sebaiknya ibu hamil menghindari menggunakan
pakaian ketat, mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi sangat tidak dianjurkan. Saat
bekerja atau istirahat hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama. Saat istirahat, naikkan
tungkai selama 20 menit berulang –ulang. Sebaiknya ibu hamil makan makanan tinggi protein
84
3) Gatal Dan Kaku Pada Jari
Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya adalah
hypersensitive terhadap antigen placenta. Adanya perubahan gaya berat oleh karena pembesaran
rahim membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini
untuk menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke depan.
Hal ini dapat menekan syaraf di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari. Ada
beberapa cara yang dilakukan untuk meringankan dan mencegah antara lain dengan mengkompres
dengan air dingin atau mandi berendam atau dengan menggunakan shower. Ibu hamil harus
menjaga posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu,
janganmembungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak. Bila merasa lelah
lebih baik berbaring.
4) Gusi Berdarah
Keluhan gusi berdarah pada ibu hamil sering terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester
III, kejadian ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Pada ibu hamil sering terjadi gusi
bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan
gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat menyikat gigi. Gusi berdarah disebabkan oleh
peningkatan hormon estrogen yang berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga
mulut dan pergantian sel–sel pelapis ephitel gusi lebih cepat.Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan
penyebaran pembuluh darah halus sangat tinggi.Gusi yang sering berdarah juga disebabkan
berkurangnya ketebalan permukaan epithelial sehingga mengakibatkan jaringan gusi menjadi rapuh
dan mudah berdarah.Cara mengurangi atau mencegah, ibu hamil dianjurkan minum suplemen
vitamin C, berkumur dengan air hangat, air garam, menjaga kebersihan gigi, secara teratur
memeriksa gigi ke dokter gigi.
5) Haemorroid
Haemorroid disebut juga wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan trimester III,
semakin bertambah parah dengan bertambahnya umur kehamilan karena pembesaran uterus
semakin meningkat. Haemorroid dapat terjadi oleh karena adanya konstipasi. Hal ini berhubungan
dengan meningkatnya progesteron yang menyebabkan peristaltik usus lambat dan juga oleh vena
haemorroid tertekan karena pembesaran uterus. Haemorroid dapat dicegah atau meringankan
efeknya dapat dilakukan dengan menghindari hal yang menyebabkan konstipasi, atau menghindari
mengejan pada saat defikasi. Ibu hamil harus membiasakan defikasi yang baik, jangan duduk terlalu
lama di toilet. Membiasakan senam kegel secara teratur, dan saat duduk pada bak yang berisi air
hangat selama 15 – 20 menit, dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
7) Keputihan / Leukorrea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua
maupun ketiga. Hal ini disebabkan oleh karena terjadi peningkatan kadar hormon estrogen,
hyperplasia pada mukosa vagina, pada ibu hamil. Cara meringankan dan mencegah keputihan, ibu
hamil harus rajin membersihkan alat kelamin dan mengeringkan setiap sehabis BAB atau BAK Saat
membersihkan alat kelamin (cebok) dilakukan dari arah depan ke belakang, bila celana dalam
keadaan basah segera diganti.Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap
keringat dan membuat sirkulasi udara yang baik.Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
8) Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat yang
banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil
merasa lelah karena kurang istirahat. Semakin bertambahnya umur kehamilan maka semakin
bertambah banyak produksi keringat. Keringat yang bertambah terjadikarena perubahan hormon
pada kehamilan, yang berakibat pada peningkatan aktifitas kelenjar keringat, aktifitas kelenjar
sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat. Keringat yang bertambah dapat
dipengaruhi oleh penambahan berat badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil. Keringat
yang banyak dapat dicegahdengan mandi dan berendam secara teratur, dan memakai pakaian yang
longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap keringat, dan perbanyak minum cairan untuk
menjaga hidrasi.
9) Konstipasi ( Sembelit)
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.
Penyebabnya adalah gerakan peristaltik usus lambat oleh karena meningkatnya hormon
progesterone. Konstipasi dapat juga disebabkan oleh karena motilitas usus besar lambat sehingga
menyebabkan penyerapan air pada usus meningkat. Di samping itu konstipasi dapat terjadi bila ibu
hamil banyak mengkonsumsi suplemen zat besi, atau tekanan uterus yang membesar pada usus.
Cara meringankan atau mencegah, dapat dilakukan dengan olah raga secara teratur, meningkatkan
asupan cairan minimal 8 gelas sehari, minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut
kosong, makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah. Konstipasi
dapat dicegah dengan membiasakan BAB secara teratur, jangan menahan BAB, segera BAB ketika
ada dorongan, dan tidak mengkonsumsi buah apel segar,buahkopi karena dapat meningkatkan
konstipasi.
86
a) Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).
b) Olahraga secara teratur.
c) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
d) Mandi air hangat sebelum tidur
e) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
f) Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
g) Pijat otot – otot yang kram 8. Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal
pemanas.
11) Mati Rasa ( Baal) Dan Rasa Nyeri Pada Jari Kaki Dan Tangan
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III. Makin bertambah
umur kahamilan sehingga uterus juga semakin besar maka rasa baal ini semakin bertambah. Faktor
penyebab baal antar lain,pembesaran uterus membuat sikap/postur ibu hamil mengalami perubahan
pada titik pusat gaya berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna.
Hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang terjadi. Cara
meringankan atau mencegah baal dapat dilakukan bila pada saat tidur berbaring miring kekiri,
dengan postur tubuh yang benar.
14) Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar-debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan. Pada
ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan yang
harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini mencapai puncaknya
pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum
melahirkan. Faktor penyebab :
a) Peningkatan curah jantung pada ibu hamil.
b) Gangguan pada system syaraf simpati.
c) Pada trimester III karena uterus semakin membesar sehingga terjadi tekanan intraabdomen.
Agar ibu hamil dapat lebihtenang, bidan dapatmenjelaskan bahwa palpitasi hal yang normal
terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir kehamilan. Bila ibu hamil tidak
mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawatirkan.
87
15) Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan semakin bertambah umur
kehamilan biasanya semakin bertambah pula nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh
karena meningkatnya produksi progesteron. Nyeri juga dapat disebabkan oleh adanya pergeseran
lambung karena pembesaran uterus.Apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga
menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati. Cara
meringankan atau mencegah :
a) Hindari makanan berminyak/digoreng
b) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
c) Sering makan makanan ringan
d) Hindari kopi dan rokok
e) Minum air 6 – 8 gelas sehari.
f) Kunyah permen karet
18) Pusing
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III. Hal ini
menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil, kalau tidak ditangani penyebabnya maka
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal. Sebaiknya ibu hamil posisi tidur
posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat badan dan pembesaran uterus maka
menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga menghambat dan mengurangi jumlah
darah yang menuju ke hati dan jantung. Rasa pusing pada ibu hamil pada trimester II dan III,
kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia. Agar ibu hamil terhindar dari rasa pusing, saat
bangun tidur secara perlahan–lahan, menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang panas
dan sesak.dan juga diupayakan untuk tidak berbaring dalam posisi terlentang.
88
19) Sakit Kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik trimester I,
trimester II maupun trimester III. Sakit kepal dapat terjadi bila ibu hamil kelelahan atau keletihan,
spasme / ketegangan otot. Ketegangan pada otot mata dapat juga menimbulkan sakit kepala,
kongesti yaitu akumulasi berlebihan cairan tubuh.Kadang kala hal ini dapat terjadi oleh dinamika
cairan syaraf yang berubah. Cara meringankan atau mencegah sakit kepala pada ibu hamil dengan
melakukan relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme, atau massase leher dan otot bahu. Ibu
hamiljuga dianjurkan untuk tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari. Bila
harus bepergian usahakan membawa bekal, tidak baik bagi ibu hamil terlambat makan, dan minum
10 gelas per hari, merupakan kebutuhan minimal cairan. Mandi air hangat sangat dianjurkan bagi
ibu hamil. Sakit kepala juga dapat dihindari dengan menjaga ruangan tetap bersih, rapi, bebas asap
rokok, dan lingkungan sibuk ramai seperti pasar tradisional. Ibu hamil dapat juga melakukan jalan
santai di udara segar, istirahat pada tempat yang tenang dan rileks. Melakukan meditasi atau yoga
dianjurkan bagi ibu hamil.
2. Latihan
Latihan 1
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik 1 tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester I.
Supaya Anda lebih menguasai materi ini, maka Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini
secara kelompok
89
1) Buatlah catatan ringkasan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I yang sudah
Anda pelajari.
2) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
3) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4) Masing – masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester I.
5) Kaji tentang keluhan apa saja yang pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah Anda
pelajari.
6) Tanyakan kepada ibu hamil kira – kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang dapat
mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.
7) Diskusikan hasil wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda kemudin cocokkan
dengan teori yang sudah Anda pelajari.
8) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
9) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini tentang ketidaknyamanan ibu hamil
trimester II. Supaya Anda lebih menguasai Topik ini, maka Anda diharapkan mengerjakan latihan
dibawah ini secara kelompok Tugasnya adalah :
1) Buatlah catatan ringkasan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I yang sudah
Anda pelajari.
2) Carilah teman yang tempat tinggal/tempat kerjanya dekat dengan Anda.
3) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4) Masing – masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester II.
5) Kaji tentang keluhan apa saja yang pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah Anda
pelajari.
6) Tanyakan kepadanya kira – kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang dapat
mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.
7) Diskusikan hasil wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda, cocokkan dengan
teori yang sudah Anda pelajari.
8) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
9) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
90
5) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat.
6) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari
Latihan 3
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester
III. Supaya Anda lebih menguasai materi ini maka Anda diharapkan mengerjakan latihan di bawah
ini secara kelompok. Latihan.
1) Buatlah catatan ringkas tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yang sudah
Anda pelajari.
2) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
3) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4) Masing – masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester III.
5) Kaji tentang keluhan apa saja yang pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah Anda
pelajari.
6) Tanyakan kepadanya kira–kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang dapat
mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.
7) Diskusikan hasil wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda, cocokkan dengan
teori yang sudah Anda pelajari.
8) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pahami.
9) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
3. Tes
Tes 1
Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman Anda terhadap materi yang baru saja Anda pelajari,
sekarang jawablah dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat pada kertas tersendiri.
1) Seorang perempuan hamil trimester I datang ke Puskesmas mengeluh sudah beberapa hari ini
mual dan muntah. Apakah yang menjadi penyebab mual muntah pada ibu hamil trimester I ?
A. Gosok gigi dipagi hari memakai air dingin.
B. Kelebihan makan makanan berlemak.
C. Kadar gula darah rendah
D. Bangun dari tempat tidur secara perlahan.
E. Kadar gula darah tinggi
2) Seorang ibu hamil trimester I mengeluh sering BAK sehingga mengganggu tidur karena sering
terbangun. Apakah penyebab sering BAK pada ibu hamil trimester I ?
91
A. Ibu hamil terlalu banyak minum.
B. Kandung kemih tertekan oleh pembesaran uterus.
C. Infeksi saluran kemih
D. Minum teh sebelum tidur.
E. Jangan minum teh sebelum tidur.
3) Seorang ibu hamil trimester I mengeluh sering BAK sehingga mengganggu tidur karena sering
terbangun.Bagaimanakan cara meringankan keluhan ibu hamil tersebut?
A. Kurangi minum sebelum tidur dan perbanyak minum pada siang hari.
B. Biasakan membuat pola BAK secara teratur misalnya tiap 4 jam sekali.
C. Kurangi makan makanan yang mengandung sodium
D. Anjurkan untuk memakai korset kehamilan.
E. Tidak dianjurkan memakai korset di trisemester
4) Ibu hamil trimester I sering mengeluh sakit kepala. Apakah penyebab sakit kepala pada ibu
hamil trimester I ?
A. Perasaan kawatir menghadapi persalinan.
B. Tekanan darah meningkat dari normal
C. Kurang makan makanan bergizi
D. Spasme atau ketegangan otot
E. Tekanan darah menurun dan tidak normal
5) Ibu hamil trimester I sering mengeluh sakit kepala. Bagaimanakah cara meringankan atau
mencegah sakit kepala pada ibu hamil trimester I?
A. Pijat pada daerah kepala dan sering mencuci rambut
B. Relaksasi untuk meringankan ketegangan otot
C. Tidur dengan bantal ditinggikan
D. Minum analgetik untuk mengurangi sakit
E. Tidur tanpa bantal
6) Ibu hamil sering mengalami hidung tersumbat seperti gejala pilek. Hal ini dapat disebabkan
oleh :
A. Hormon Prolaktin
B. Hormon Progesteron
C. Hormon Estrogen
D. Hormon HCG
E. Peningkatan hormon
8) Penambahan berat badan dan meningkatnya metabolisme pada ibu hamil mengakibatkan
keluhan pada ibu hamil yaitu :
A. Ibu hamil merasa kepanasan dan banyak keringat.
B. Ibu hamil merasa sering lapar
C. Ibu hamil merasa mudah lelah
D. Ibu hamil merasa sakit kepala
E. Ibu hamil sering belanja
9) Penambahan berat badan dan meningkatnya metabolisme pada ibu hamil mengakibatkan
keluhan pada ibu hamil, cara meringankan keluhan tersebut adalah :
A. Makan makanan menu seimbang
92
B. Tidak disarankan minum air hangat
C. Memakai pakaian hangat
D. Banyak minum untuk mencegah dehidrasi
E. Berkerja di ruang yang mengunakan alat pendingin
10) Palpitasi sering dirasakan pada awal kehamilan. Kapankan palpitasi biasanya menghilang?
A. Pada akhir trimester I
B. Pada trimester II
C. Pada trimester III
D. Pada akhir kehamilan
E. Diakhir trimester III
Tes 2
2) Seorang perempuan hamil trimester II datang ke Puskesmas mengeluh sudah beberapa hari ini
kaki edema. Edema dapat terjadi pada ibu hamil trimester berapa?
A. Trimester I
B. Trimester II.
C. Trimester I dan trimester II.
D. Trimester II dan trimester III.
E. Trimester III
3) Seorang ibu hamil trimester II mengeluh merasa udara panas dan banyak mengeluarkan
keringat. Apakah yang menjadi penyebab produksi keringat meningkat ?
A. Pada ibu hamil terjadi hiperventilasi menghasilkan banyak keringat
B. Kelenjar kulit menipis sehingga mempermudah pengeluaran keringat
C. Peningkatan hormon menyebabkan meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
D. Kerja jantung meningkat sehingga banyak keluar keringat
E. Kerja jantung menurun sehingga keringat berlebih
4) Seorang ibu hamil trimester II mengeluh merasa udara panas dan banyak mengeluarkan
keringat. Bagaimanakah untuk meringankan atau mencegah keluhan ibu hamil tersebut?
A. Kurangi konsumsi cairan untuk mengurangi pengeluaran keringat.
B. Pakai pakaian yang terbuat dari katun,tipis dan longgar.
C. Hindari pemakaian kipas angin untuk mencegah masuk angin.
D. Makan buah dan sayur yang segar.
E. Bekerja di ruang berventilasi baik
5) Ibu hamil trimester II sering terjadi kembung. Apakah yang menyebabkan perut kembung pada
ibu hamil?
A. Hormon progesterone meningkat menyebabkan motilitas usus turun.
93
B. Peningkatan hormone estrogen menyebabkan peristaltik usus meningkat.
C. Pembesaran uterus menyebabkan usus kosong
D. Kurang makanan sayur dan buah.
E. Sering menggunakan kipas angin
6) Pada pertengahan kehamilan sering terjadi insomnia. Untuk menanggulangi insomnia pada ibu
hamil dengan cara :
A. Minum hangat sebelum tidur.
B. Dilarang mandi sebelum tidur
C. Olahraga sebelum tidur supaya tidur menjadi nyenyak
D. Membaca buku sampai mengantuk
E. Menonton TV
7) Peningkatan hormon progesteron pada ibu hamil mengakibatkan terjadinya hyperventilasi. Hal
ini dapat menimbulkan keluhan pada ibu hamil tentang.......
A. Mudah lelah
B. Sesak nafas
C. Palpitasi
D. Sakit kepala
E. Sakit perut
8) Nyeri ulu hati yang dirasakan ibu hamil dapat disebabkan oleh hormon :
A. HCG
B. FSH
C. Estrogen
D. Progesteron
E. Pertumbuhan
9) Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil.Kemungkinan penyebab pusing pada ibu
hamil adalah :
A. Hyperglikemia
B. Hyperkalsemia
C. Hypoglikemia
D. Hypokalsemia
E. Hyproglikemia
10) Untuk mengurangi keluhan sakit punggung pada ibu hamil dengan cara , kecuali:
A. Hindari sikap hyperlordosis
B. Hindari memakai sepatu atau sandal hak tinggi
C. Hindari sikap membungkuk
D. Hindari tidur kasur yang keras
E. Hindari berjalan terlalu lama
Tes 3
Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman Anda terhadap materi yang baru saja Anda pelajari,
sekarang jawablah berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat pada kertas
tersendiri.
94
1) Seorang ibu hamil sering mengeluh kram pada kaki biasanya pada malam hari. Pada ibu hamil
trimester berapakah kram pada kaki biasanya terjadi pada ibu hamil?
A. Trimester I dan II.
B. Trimester II dan III.
C. Trimester I dan III.
D. Trimester I, II dan III.
E. Trimester III
2) Seorang perempuan hamil trimester III datang ke Puskesmas mengeluh akhir–akhir ini sering
merasa sesak napas. Bagaimanakah cara meringankan keluhan sesak napas tersebut?
A. Angkat kedua tangan lurus diatas kepala sambil bernapas panjang.
B. Tidur dengan duduk supaya ekspansi paru melebar.
C. Jauhi lingkungan yang terdapat asap rokok
D. Memakai baju longgar untuk mengurangi sesak napas.
E. Memakai celana panjang khusus untuk ibu hamil
3) Ibu hamil sering mengeluh konstipasi. Hormon apakah yang dapat mempengaruhi terjadinya
konstipasi ?
A. Hormon estrogen.
B. Hormon HCG
C. Hormon progesteron
D. Hormon MSH
E. Hormon HCG dan MSH
4) Seorang ibu hamil mengeluh menderita haemorroid. Bagaimanakah untuk meringankan atau
mencegah keluhan ibu hamil tersebut?
A. Mengejan pada saat BAB supaya tidak terlalu lama
B. Minum kopi setiap pagi hari
C. Makan buah apel setiap hari.
D. Lakukan senam Kegel secara teratur.
E. Istirahat sesering mungkin.
5) Seorang ibu hamil datang periksa ke Puskesmas mengeluh kaki edema. Edeme yang
bagaimanakah yang termasuk tanda bahaya ?
A. Edema pada kaki, muka dan tangan.
B. Edema di kaki yang besar sampai sandal sesak
C. Edema disertai hipotensi
D. Edema disertai disuria
E. Edema diseluruh tubu
4. Kunci Jawaban
Tes 1
1. C
2. B
3. A
4. D
5. B
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
95
Tes 2
1. A
2. D
3. C
4. B
5. A
6. A
7. B
8. D
9. C
10. D
Tes 3
1. B
2. A
3. C
4. D
5. A
5. Learning Activities
Materi Perkuliahan tentang Ketidaknyamanan pada kehamilan.
Data yang didapat : frekuensi ketidaknyamanan terjadi dan jenisnya.
Penelitian : Analisis ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Pengabdian masyarakat : Penyuluhan tentang menagatasi ketidaknyaman pada ibu hamil.
6. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas,EGC,Jakarta.
Diane M,Margaret A,2009, Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan Dan Persalinan, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
WHO, 2013, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Edisi Pertama.
Kemenkes. Jakarta.
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery. New York. Jones and Bartlett Publishers.
96
JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi bagi Dosen Diploma III Kebidanan,
Buku Asuhan Antenatal. Pusdiknakes. Jakarta
97
TOPIK 6
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU VI
98
1. Materi Pembelajaran
a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kehamilan
1) Faktor Fisik
Status kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan. Selama kehamilan seorang wanita
mengalami perubahan secara fisik seperti uterus akan membesar karena didalamnya telah
tumbuh janin, tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah
pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari kehidupan yang baru
dan untuk menyiapkan janin hidup di luar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan
adanya status kesehatan yang buruk atau penyakit yang diderita ibu hamil. Status kesehatan atau
penyakit yang ada pada ibu hamil dibagi menjadi dua :
1) Penyakit atau komplikasi yang langsung berhubungan dengan kehamilan yaitu :
a. Hyperemesis gravidarum
b. Preeklampsia/eklampsia
c. Kelainan lamanya kehamilan
d. Kehamilan ektopik
e. Kelainan plasenta atau selaput janin
f. Perdarahan antepartum g. Kehamilan ganda
2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan: Seperti yang
sudah tertulis diatas bahwa status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil dapat
diperberat dengan adanya kehamilan, demikian juga sebaliknya bahwa kehamilan dapat
berakibat buruk dikarenakan dengan adanya penyakit yang dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil
supaya berjalan normal hendaknya diusahakan tetap sehat, Anda sebagai seorang bidan
supaya memperhatikan lebih cermat dan teliti kepada ibu hamil yang menderita penyakit
untuk mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa penyakit yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan adalah :
a. Penyakit atau kelainan alat kandungan misalnya :
1) Varices vulva
2) Oedem vulva
3) Hematoma vulva
4) Peradangan vulva
5) Bartholinitis
6) Trikomonas vaginalis
7) Kista vagina
8) Kelainan bawaan pada uterus
9) Tumor uteri
10) Mioma uteri
11) Gonorea
b. Penyakit kardiovaskuler misalnya :
1) Hipertensi
2) Stenosis aorta
3) Mitral isufiensi
4) Jantung rematik
5) Endokarditis
99
c. Penyakit darah misalnya :
1) Anemia dalam kehamilan
2) Leukemia
3) Hemostasis dan kelainan pembekuan darah
4) Hipofibrinogenemia
5) trombositopeni
d. Penyakit saluran nafas misalnya :
1) Influenza
2) Bronchitis
3) Pneumonia
4) Asma bronkhiale
5) TB paru
e. Penyakit traktus digestivus misalnya :
1) Ptialismus
2) Karies
3) Gingivitis
4) Pirosis
5) Hernia diafragmatikagastritis
6) Ileus
7) Appendixitis
8) Colitis
9) Megakolon
10) Tumor usus
11) hemorrhoid
f. Penyakit hepar dan pancreas misalnya :
1) Hepatitis
2) Rupture hepar
3) Sirosis hepatitis
4) Ikterus
5) Atrofi hepar
6) Penyakit pancreas
g. Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya :
1) Infeksi saluran kemih
2) Bakteriuria
3) Sistitis
4) Pielonefritis
5) Glumerulonefritis
6) Sindroma nefrotik
7) Batu ginjal
8) Gagal ginjal
9) TBC ginjal dll
h. Penyakit endokrin :
1) Diabetes Militus dalam kehamilan
2) Kelainan kelenjar gondok dan anak ginjal
3) Kelainan hypofisis dll
i. Penyakit saraf :
1) Korea gravidarum
2) Epilepsy
3) Perdarahan intracranial
100
4) Tumor otak
5) Poliomyelitis
6) Sklerosis multiplek
7) Miastenia gravis
8) Osteosklerosis
j. Penyakit menular:
1) IMS (Infeksi Menular Seksual)
2) AIDS
3) Kondiloma akuminata
4) Thypus
5) Kolera
6) Tetanus
7) Campak
8) Parotitis
9) Variola
10) TORCH
Penyakit- penyakit yang sudah dijabarkan diatas dapat berpengaruh terhadap kehamilan
antara lain dapat menyebabkan terjadi abortus, Intra Uteri Fetal Deat (IUFD), anemia berat,
infeksi transplasental, partus prematurus, dismatur, asfiksia neonatorum, perdarahan, shock.
Anda sebagai seorang bidan wajib untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyakit yang
dialami ibu hamil supaya dapat diintervensi lebih awal sehingga dapat mencegah terjadinya
komplikasi kehamilan maupun pada saat persalinan nantinya. Status gizi yang dapat
mempengaruhi kehamilan. Ibu hamil memerlukan makanan yang lebih dari sebelum hamil
baik kuantitas maupun kualitas. Karena status gizi pada ibu hamil sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan kehamilan, kelahiran maupun nifas dan menyusui serta sangat
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Akibat yang langsung dapat
dilihat dengan segera yang disebabkan karena ibu hamil yang kurang zat gizi adalah kenaikan
BB ibu hamil yang kurang atau pertumbuhan janin yang lambat sehingga menyebabkan
terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil membutuhkan zat gizi sebagai berikut :
Asam Folat
Asam folat minimal diberikan mulai dari dua bulan sebelum konsepsi dan berlanjut sampai
trimester I kehamilan. Dosis pemeberian asam folat, untuk preventif 500 mikrogram atau 0,5 –
0,8 mg/hari, untuk kelompok dengan faktor resiko 4 mg/hari. Asam folat bermanfaat untuk
menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensephalus. Asam
fenolat juga membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan
plasenta.
Energi
Selain protein, energi juga sangat penting diperlukan oleh ibu hamil diantaranya untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan janin dan tubuh ibu, juga efektif untuk menurunkan
kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan kalori pada ibu hamil bertambah 285-300
kalori/hari. Sebagai contoh untuk menambahkan 300 kalori dapat menambahkan satu cangkir
susu rendah lemak, dua potong roti dan sebuah jeruk kedalam asupan makanan sehari – hari.
Protein
Kebutuhan protein pada ibu hamil bertambah tetapi tidak boleh berlebihan, diduga bahwa
kelebihan asupan protein pada ibu hamil dapat menyebabkan maturasi janin lebih cepat
sehingga menyebabkan kelahiran dini. Penggunaan suplemen protein tidak dianjurkan selama
hamil , suplemen ini dikaitkan dengan peningkatan jumlah kelahiran premature dan jumlah
101
kematian neonates yang tinggi (Tierson, dkk. 1986). Protein lebih baik didapat dari sumber
makanan seperti daging, telur, ikan maupun susu. Protein ini sangat penting untuk
pembentukan jaringan baru pada janin dan untuk tubuh ibu. Kebutuhan protein pada ibu
hamil rata-rata 60 – 75 gram per hari.
Zat besi (Fe)
Pada ibu hamil terjadi hemodilusi atau hydraemia, darah menjadi encer, terjadi perubahan
volume darah yaitu peningkatan sel darah merah 20 – 30 % dan peningkatan plasma darah 50
%. Dengan adanya kejadian tersebut maka ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi/tablet
tambah darah. Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin berguna
untuk cadangan zat besi, sintesa sel darah merah dan sintesa darah otot.Setiap tablet tambah
darah mengandung FeSO4 320 mg(zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Tablet besi
sebaiknya diminum bersamaan dengan minuman yang mengandung vitamin C untuk
mempermudah penyerapan, sebaliknya tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan
teh, kopi atau susu karena akan menghambat penyerapan zat besi. Efek samping zat besi
adalah menimbulkan rasa maual, rasa enek, susah BAB, warna tinja menjadi hitam.
Kalsium
Kalsium sangat dibutuhkan pada ibu hamil untuk pertumbuhan tulang dan gigi janinnya, otot
serta pertumbuhan dan perkembangan jantung persarafan janin. Kebutuhan kalsium untuk
janin diambil dari ibunya, namun meskipun ibu hamil kekurangan kalsium, janin tidak akan
kekurangan karena suplai kalsium yang tidak mencukupi membuat janin mengambil cadangan
kalsium dari tulang ibunya.Peluang terjadinya darah tinggi dalam kehamilan akan meningkat
bersamaan dengan kurangnya kalsium pada ibu hamil. Perlu tidaknya supermen kalsium pada
ibu hamil masih menjadi pro dan kontra terutaman pada ibu yang sudah mencukupi melalui
makanan sehari – hari misalnya susu, daging, ikan, keju dll. Justru kalsium dapat mengganggu
penyerapan zat besi di saluran pencernaan, sehingga minum kalsium tidak boleh bersamaan
dengan tablet zat besi.Bila ibu hamil kekurangan kalsium maka ibu hamil akan terkena
osteoporosis. Kebutuhan kalsium pada ibu hamil 1000 gram/hari.
Pemberian suplemen vitamin D
Pemberian suplemen vitamin D diberikan terutama kepada kelompok beresiko penyakit
seksual (IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang.
Pemberian yodium
Yodium diberikan pada daerah dengan endemic kretinisme. Tidak ada rekomendasi rutin
untuk pemberian zinc, magnesium dan minyak ikan selama hamil.
102
jantung dan kelainan neonatal, keguguran,lahir prematur,BBLR dan FAE (Fetal Alkohol effect).
Di Amerika Serikat, penggunaan alkohol selama kehamilan merupakan penyebab terbesar dari
keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan
kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi. Anda sebagai seorang
bidan hendaknya dapat memberikan motivasi kepada ibu untuk tidak mengkonsumsi alkohol
karena dampaknya yang luar biasa terhadap masa depan generasi selanjutnya.
b. Merokok. Kebiasaan merokok pada ibu hamil dapat membahayakan ibu hamil sendiri maupun
janinnya. Penyakit yang muncul sebagai akibat merokok diantaranya penyakit paru, penyakit
jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru dll.Ibu hamil yang merokok dapat langsung
mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, dapat juga terjadi
apneu dan kemungkinan meninggal karena Sudden Infant Death Sindrome (SIDS) atau Crib
Death atau kematian diranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen dan nurisi
kepada janin melalui plasenta berkurang.
103
4) Aktifitas seksual.
Aktifitas seksual adalah merupakan kebutuhan semua manusia, meskipun wanita tersebut sedang
hamil, wanita dan suaminya masih tetap mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan
biologis tersebut. Namun kenyatannya masih jarang bidan yang mengkaji aktifitas seksual pada ibu
hamil, ada masalah apa tidak termasuk pada pasangannya? Karena tidak dikaji maka tidak akan
dapat mengetahui bagaimana sebenarnya yang terjadi pada keluarga tersebut, sehingga pendidikan
kesehatan tentang aktifitas seksual jarang diberikan. Aktifitas seksual pada ibu hamil tidak harus
dilarang kecuali pada wanita yang beresiko misalnya wanita yang kandungannya sering kontraksi,
mengeluarkan darah. Aktifitas seksual pada ibu hamil tetap bisa dilaksanakan dengan cara menjaga
posisi yang penetrasi tidak terlalu dalam, misalnya wanita diatas sehingga wanita dapat mengatur
penetrasi.
5) Aktifitas sehari – hari
Wanita hamil tidak harus diperlakukan istimewa yang mana tidak boleh aktifitas. Wanita sebaiknya
beraktifitas seperti biasa, kalau biasa bekerja ya bekerja seperti biasa, yang perlu dikurangi adalah
aktifitas yang membahayakan kehamilan misalnya : mengangkat berat, berdiri terlalu lama, jalan
dengan sepatu/sandal hak tinggi atau sepatu/sandal licin,aktifitas yang meningkatkan stress,
pekerjaan dengan paparan radiasi dll.Wanita hamil boleh bekerja sampai waktu persalinan selama
masih kuat, tidak terlalu capai. Anda sebagai seorang bidan harus dapat memberikan pendidikan
kesehatan sesuai dengan kondisi wanita hamil tersebut, jadi tidak semua wanita hamil disuruh
mengurangi aktifitas sehari – hari, karena aktifitas ikut berperan dalam meningkatkan sosial
ekonomi yang tentunya dibutuhkan wanita hamil untuk menambah persiapan persalinan.
2) Faktor Psikologis
Wanita hamil sering mengalami perubahan emosi yang tadinya sebelum hamil sabar maka ketika
hamil menjadi suka marah, suka tersinggung sehingga memerlukan support keluarga. Anda sebagai
seorang bidan hendaknya dapat ikut memberikan support untuk mendukung kehamilan supaya
berjalan secara fisiologis karena bidan termasuk salah satu orang terdekat dengan wanita
hamil.Respon emosional selama kehamilan tergantung pada beberapa faktor yaitu stressor internal
maupun stressor external
a. Stressor Internal. Stressor internal ini adalah stress yang berasal dari dalam diri sendiri yang
timbul akibat adanya kehamilan.Yang termasuk stressor internal adalah :
1. Kecemasan
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Penyakit
5. Tidak percaya diri
6. Perubahan penampilan
7. Perubahan peran sebagai orangtua
8. Sikap terhadap kehamilan
9. Kehilangan pekerjaan dll
b. Stressor External Stressor external adalah stress yang berasal dari luar diri wanita hamil, dapat
dari orang sekitar maupun kondisi dari luar, dapat juga cuaca. Kondisi yang termasuk stressor
external adalah:
1. Status Marital, misalnya hamil belum nikah
2. Maladaptasi, kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan
3. Hubungan sosial yang tidak adekuat
4. Kasih sayang
5. Support mental
104
6. Broken Home
Faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan emosi pada ibu hamil adalah :
1. Support Keluarga Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang
cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari
keluarga terutama suami. Misalnya pada kasus penentuan jenis kelamin dimana keluarga
menginginkan jenis kelamin tertentu ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika nantinya anaknya
lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik dan
mental. Keluarga juga harus membantu dan mendampingi ibu dalam mengahadapi keluhan yang
muncul selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan
mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, mual muntah yang
berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kehamilan kemungkinan menjadi patologis.
2. Partner Abuse ( Kekerasan selama kehamilan oleh pasangan )
Kekerasaan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri
dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung,
yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio
plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah
reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada
kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi
merokok serta meminum alkohol. Bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang
meningkat bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan
wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang
terhitung masih muda dan hamil diluar nikah. Apabila tidak ada dukungan positif dari lingkungan
sekitar maka wanita hamil tersebut dapat muncul gangguan jiwa (psikosis).
105
demikian Anda sebagai bidan tidak boleh serta merta langsung melarang, tetapi diarahkan supaya
kebiasaan tersebut boleh dilakukan tetapi tidak membahakan ibu hamil tersebut, misalnya : gunting
supaya dilepas ketika tidur. Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara suatu bahan
makanan menurut bentuk atau sifatnya dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga
menimbulkan kepercayaan untuk memantang jenis makanan yang dianggap dapat membahayakan
kondisi ibu atau janin yang dikandungnya. Misalnya tidak boleh makan yang amis–amis contohnya
ikan, telur, daging karena dapat menyebabkan bayinya diselimuti banyak lemak, ketika lahir bayinya
seluruh badan ada putih – putihnya.Hal tersebut tidak benar justru kebiasaan tersebut kalau
dilakukan dapat menimbulkan ibu hamil kurang gizi sehingga dapat membahayakan ibu maupun
janinnya.
Ekonomi
Aspek finansial dapat menjadi masalah jika misalnya ibu hamil yang suaminya belum bekerja,
berhenti bekerja atau dengan penghasilan kurang mungkin juga ibu harus tinggal dirumah kontrakan
yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit.Untuk menghemat
pengeluaran terkadang ibu hamil tersebut tidak dapat mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi
yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang lain yang dibutuhkannya dan ibu juga harus
bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan waktu istirahatnya
berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk memeriksakan kehamilannya. Anda sebagai bidan juga
harus memahami tentang peraturan jaminan kesehatan untuk ibu melahirkan, sehingga kalau ada ibu
hamil yang mengalami kesulitan biaya,Anda dapat membantu menjelaskan cara memperoleh jaminan
kesehatan misalnya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS).
1) Kebutuhan Oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2, di
samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi
terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal
ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain untuk mencukupi
kebutuhan O2ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan
sakit kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena
kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat
kerumunan banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan jalan–
jalan dipagi hari, duduk– duduk di bawah pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya
cukup.
2) Kebutuhan Nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak diperlukan zat gizi
dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB
bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index)
sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya :
106
seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk
normal).
Kg lb
Rendah/Ringan ( BMI < 19,8) 12,5-18 28-40
Normal ( BMI 19,8-26 ) 11,5-16 25-35
Tinggi ( BMI 26,0-29,0 ) 7,0-11,5 15-25
Gemuk (BMI ˃29) ≥7 ≥15
Untuk memenuhi penambahan BB tadi maka kebutuhan zat gizi harus dipenuhi melalui makanan
sehari-hari dengan menu seimbang seperti contoh dibawah ini.
Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah kehamilan triwulan kedua harus menjadi
perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat penting untuk segera
memeriksakan ke dokter.
3) Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu
hamil cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan
secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa nyaman
bagi tubuh.
a. Mandi. Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran dengan shower atau
mandi berendam tidak dilarang. Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi
rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan untuk keluar dari bak mandi
rendam. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genitalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat mandi supaya berhati–hati
jangan sampai terpeleset, kalau perlu pintu tidak usah dikunci, dapat digantungkan tulisan”ISI”
pada pintu. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
b. Perawatan vulva dan vagina Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap
mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang kemudian dikeringkan
dengan handuk kering. Pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan
vagina selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina
107
Penyemprotan vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu
mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina yang kuat (dengan
memakai alat semprot) ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika sehabis BAK/BAB diperbolehkan
tetapi hanya membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam vagina.Deodorant
vagina tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan dermatitis alergika.Apabila mengalami
infeksi pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke dokter.
c. Perawatan gigi Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi kalsium
yang kurang, dapat juga karena emesis-hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat
menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan
untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu
dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Untuk
menjaga supaya gigi tetap dalam keadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut:
Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil Makan makanan yang mengandung
cukup kalsium (susu, ikan) kalau perlu minum suplemen tablet kalsium. Sikat gigi setiap
selesai makan dengan sikat gigi yang lembut.
d. Perawatan kuku. Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong secara
teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang lain. Setelah memotong
kuku supaya dihaluskan sehingga tidak melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan luka
dan infeksi.
e. Perawatan rambut. Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering
mencuci rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya dilakukan 2– 3 kali
dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambut yang lembut, dan menggunakan air hangat
supaya ibu hamil tidak kedinginan.
4) Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar, nyaman dipakai,
tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena akan
mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita tidak
dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang
longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang.
Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan
rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah dicuci
juga jarang menimbulkan iritasi.Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah
menyerap airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi
apalagiibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri
punggung. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan
dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain untuk
kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus, korset seperti ini
tidak dianjurkan untuk ibu hamil.
108
4. Tekanan pada rektum oleh kepala Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka
panggul terisi dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat
menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal
tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-
makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
b. Buang Air Kecil (BAK) Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar
dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
uterus. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih
basah. Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil
mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang memudahkan terjadinya infeksi
kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan
banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
6) Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual.Hubungan seksual
yang disarankan pada ibu hamil adalah :
a. Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi perempuan diatas
dianjurkan karena perempuan dapat mengatur kedalaman penetrasi penis dan juga dapat
melindungi perut dan payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut
yang membesar terutama pada kehamilan trimester III.
b. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati – hati karena dapat
menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan dapat terjadi partus prematur, fetal
bradicardia pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti dilarang.
c. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin
d. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila meniupkan udara ke vagina
dapat menyebabkan emboli udara yang dapat menyebabkan kematian.
e. Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom supaya dilanjutkan
untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
Hubungan Seks Pada Trimester I Pada trimester pertama biasanya gairah seks menurun.
Karena ibu biasanya didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak
belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat
menghilangkan semua keinginan untuk melakukan hubungan seks. Pada trimester pertama, saat
kehamilan masih lemah, kalau ada riwayat perdarahan berupa bercak sebelum atau setelah
melakukan hubungan intim, apabila terjadi kontraksi yang hebat lebih baik tidak melakukan,
hubungan intim selama trimester pertama. Apabila ada infeksi di saluran vagina, infeksinya harus
diatasi dulu, sebab hubungan intim membuat infeksi bisa terdorong masuk ke dalam rahim yang
bisa membahayakan janin. Hubungan Seks Pada Trimester II Memasuki trimester kedua,
umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi
109
kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di
trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester
ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa
lebih nyaman. Hubungan intim akan lebih aman bila sudah memasuki trimester kedua, di mana
janin sudah mulai besar, sudah keluar dari rongga panggul, dan ari-ari sudah melekat pada
dinding rahim, sehingga umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim. Hubungan seks
selama kehamilan dapat meningkatkan perasaan cinta, keintiman dan kepedulian antara suami
istri. Sebagian besar wanita merasa bahwa gairah seks mereka meningkat selama masa kehamilan
terutama triwulan kedua. Hal ini disebabkan oleh adanya peninggian hormon seks yang amat
besar yang mulai bersirkulasi sepanjang tubuh ibu hamil sejak masa konsepsi (pembuahan).
Hormonhormon ini juga menyebabkan rambut lebih bercahaya, kulit berkilat dan menimbulkan
perasaan sensual. Aliran darah akan meningkat terutama sekitar daerah panggul dan
menyebabkan alat kelaminnya lebih sensitive sehingga meningkatkan gairah seksual.
Hubungan Seks Pada Trimester III Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan
bobot janin semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan intim. Di sini
diperlukan pengertian suami untuk memahami keengganan istri berintim-intim. Banyak suami
yang tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu diberikan penjelasan tentang
kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan ada masalah. Hubungan intim
tetap bisa dilakukan tetapi dengan posisi tertentu dan lebih hati-hati. (http://www.wikimu.com).
Pada trimester ketiga, minat dan libido menurun kembali ketika kehamilan memasuki trimester
ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah
berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan
kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika ibu
termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal,
apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan. Hubungan seks selama kehamilan juga
mempersiapkan ibu untuk proses persalinan nantinya melalui latihan otot panggul yang akan
membuat otot tersebut menjadi kuat dan fleksibel (MacDougall, 2003). Memang pada masa
kehamilan trimester pertama, ibu dan pasangan masih punya banyak pilihan posisi bercinta.
Namun, setelah beberapa bulan kemudian pilihan posisi itu semakin terbatas.
Posisi Hubungan Seks Yang Aman Dalam Kehamilan Berikut panduan gaya bercinta yang bisa ibu
dan pasangan lakukan :
a. Posisi menyendok (spooning). Akan menjadi posisi yang paling nyaman, karena tidak ada tekanan
di perut dan Anda bisa bergerak dengan lebih leluasa. Pasangan pria dapat memposisikan diri di
belakang istri dan mencoba berbagai sudut yang memungkinkan adanya penetrasi. Coba hindari
untuk bertumpu di sisi kanan badan pada saat berhubungan dengan posisi ini.
b. Posisi saling menyampingi (side by side). Memungkinkan lebih banyak lagi kontak secara fisik
daripada posisi menyendok, tapi penetrasi akan sedikit lebih sulit dilakukan. Mungkin cara
terbaik untuk membantu penetrasi adalah Anda saling mengaitkan kaki ke pantat pasangan.
Posisi ini cukup nyaman selama tidak ada beban yang timbul dari badan pasangan.
c. Posisi Woman-on-Top. Memberikan kemungkinan di mana istri akan lebih bisa mengendalikan
kedalaman dan sudut penetrasi. Dalam usia kehamilan yang lebih tua, Anda akan lebih mudah
merasa capek jika berhubungan dengan posisi ini. Dan jika keseimbangan adalah faktor yang jadi
pengganggu, mungkin lebih baik istri berada dalam posisi berbaring. Banyak pasangan yang
merasakan bahwa posisi Woman-on-Top ini adalah posisi ideal.
d. Posisi rear entry. Dianggap sebagai posisi terbaik untuk perangsangan G-Spot dan adalah sebagai
posisi paling nyaman, karena posisi ini tidak membutuhkan banyak berubah. Posisi ini dapat
dilakukan di atas tempat tidur, atau dapat juga dilakukan seperti pada ide seperti di bawah ini.
110
e. Posisi Duduk. Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum terlalu besar, posisi
berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin membesar, posisi tidak berhadapan
dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi pilihan pada masa kehamilan akhir trimester ke-2 atau
pada awal trimester ke-3. Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri maupun Anda sendiri,
sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua untuk banyak melakukan gerakan
aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi duduk ini hanya nyaman dilakukan bagi berat
tubuh istri tergolong normal. Sebab, pada posisi ini Anda harus menopang berat tubuh istri pada
pangkuan Anda.
f. Posisi di tepi tempat tidur.Menawarkan berbagai kemungkinan untuk kenyamanan hubungan
seksual selama kehamilan. Istri dapat berbaring di tempat tidur (dengan bertumpu pada
punggung atau samping badan) di tepian tempat tidur dan suami berada di samping tempat tidur
baik dalam posisi berdiri maupun tegak. Posisi ini dapat dikombinasikan dengan posisi rear entry,
atau istri dapat berada di luar kasur dengan berlutut dan disangga bantal, dan badan atas dapat
diletakkan di kasur, dengan bagian perut bawah berada di luar kasur.
g. Doggie Style. Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya,
sepeerti hendak merangkak. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut tetap
menyentuh alas. Posisi ini juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup melatihkan
bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah di punggung
tidak tertekan oleh berat perut. 8. Seks Non-Penetratif Di luar alternatif-alternatif posisi tersebut,
Anda bisa juga melakukan seks non-penetratif. Artinya, alat kelamin suami tidak perlu memasuki
vagina istri. Suami istri bisa saling memberikan seks oral atau masturbasi.
111
pembuluh darah yang sangat penting yaitu vena cava inferior sehingga mengganggu oksigenasi dari
ibu ke janin. Sebaiknya ibu hamil membiasakan berbaring dengan posisi miring ke kiri sehingga
sampai hamil besar sudah terbiasa. Untuk memberikan kenyamanan maka letakkan guling diantara
kedua kaki sambil kaki atas ditekuk dan kaki bawah lurus.
8) Exercise/Senam Hamil
Dengan berolah raga tubuh seorang wanita menjadi semakin kuat. Selama masa kehamilan olah
raga dapat membantu tubuhnya siap untuk menghadapi kelahiran. Wanita dapat berolah raga sambil
mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi, mengejar anakanaknya dan naik turun bukit. Bagi
wanita yang bekerja sambil duduk atau bekerja di rumah biasanya membutuhkan olah raga lagi. Mereka
dapat berjalan kaki, melakukan kegiatan kegiatan fisik atau melakukan bentuk-bentuk olah raga lainnya.
Olah raga mutlak dikurangi bila dijumpai :
a. Sering mengalami keguguran
b. Persalinan belum cukup bulan
c. Mempunyai sejarah persalinan sulit
d. Pada kasus infertilitas
e. Umur saat hamil relatif tua
f. Hamil dengan perdarahan dan mengeluarkan cairan
Yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk ketenangan, relaksasi, latihan otot
ringan dan mendapatkan udara segar.Sekalipun senam paling populer dan banyak dilakukan ibu hamil,
jenis olahraga ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Hindari melakukan gerakan peregangan
yang berlebihan, khususnya pada otot perut, punggung serta rahim. Misalnya, gerakan sit-up. Bila ingin
melakukan senam aerobik, pilihlah gerakan yang benturan ringan atau tanpa benturan. Misalnya, senam
low-impact contohnya cha-cha-cha. Hindari gerakan lompat, melempar, juga gerakan memutar atau
mengubah arah tubuh dengan cepat. Sebaiknya ikuti senam khusus untuk ibu hamil, karena gerakan-
gerakan yang dilakukan memang dikonsentrasikan pada organ-organ kehamilan yang diperlukan untuk
memperlancar proses kehamilan dan persalinan.
Untuk mempelajari materi senam hamil ini, akan lebih baik kalau Anda menggunakan video senam
hamil yang dapat anda beli di toko buku. Langkah-langkah senam hamil adalah sebagai berikut.
Mendidik sikap baik
1) Duduk bersila dengan sikap yang baik
2) Duduk bersila dengan kedua telapak tangan di ujung lutut atau paha, melakukan penekanan
kedua lutut ke arah samping hingga bokong terangkat dari kasur sebanyak 15 kali
3) Tidur terlentang, kedua telapak kaki pada dinding dan lutut lurus dengan mengerutka otot perut
dan bokong, meletakkan bahu pada kasur dan menjulurkan ke leher
4) Melakukan gerakan peningkatan (gerakan 3)ditambah gerakan bahu rotasi keluar, ekstensi siku,
ekstensi pergelangan tangan, ekstensi jari menekan pada kasur dengan nafas dada bertahan
sampai 20 detik, dilakukan 5 – 6 kali.
112
3) Latihan keluar nafas dengan mengeluarkan nafas dari mulut diperpanjang 1 menit
113
2) Dilakukan dengan posisi duduk di kursi/tempat tidur, telapak kaki menempel lantai, mengangkat
telapak kaki bagian tengah dengan ujung jari kaki tetap menempel lantai. Melakukannya dengan
interval 30 x.
Melakukan latihan belajar mengejan dengan posisi duduk bersandar pada tembok kedua
kaki dibengkokkan
Melakukan latihan istirahat sempurna (relaksasi total)
Dilakukan dengan posisi tidur ke samping kepala diletakkan di bantal bagian atas tangan (kanan)
merangkul bagian bawah (kiri) posisi fleksi di belakang punggung. Lutut atas (kanan) fleksi ke
depan lutut bawah (kiri) fleksi ke belakang, punggung dibengkokkan, kepala ditundukkan.
Mengerutkan otot jari kaki, otot perut, otot pantat, jari tangan, otot lengan, otot bahu, otot muka
kemudian melepaskan kerutan. Memejamkan mata, nafas dengan irama lambat, melepas beban
pikiran sampai istirahat sempurna/tertidur 5-10 menit.
Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan olah raga. Olahraga yang amandilakukan pada kehamilan
diantaranya:
1) Berenang
Berenang merupakan olahraga yang paling baik dilakukan selama hamil. Hal ini disebabkan saat
tubuh berada di dalam air hampir tanpa beban. Selain itu, jarang terjadi peregangan pada rahim
dan otot-otot dinding perut pada saat anda berada dalam air. Berenang tidak saja memperkuat
jantung dan system peredaran darah, tetapi juga melatih otot serta menjaga bentuk tubuh agar
tetap padat dan kuat. Berenang pada ibu hamil tidak boleh dilakukan di laut atau di tempat yang
aliran airnya terlalu deras.
2) Berjalan kaki
Berjalan kaki merupakan latihan olah tubuh yang paling sederhana dan aman bagi hamil, dapat
dilakukan dengan mudah, tanpa dibatasi waktu, dapat dilakukan setiap hari. Sebaiknya, berjalan
dimulai dengan langkah yang lambat, secara perlahan-lahan lalu dipercepat, lalu kembali
diperlambat lagi sebelum akhirnya berhenti.Bila ibu merasakan ayunan kaki terlalu cepat dan
napas terasa sesak, maka sebaiknya langkah kaki diperlambat. Berjalan kaki baik dilakukan pada
pagi hari di tempat yang udaranya segar, misalnya di sekitar persawahan, taman, atau kebun.
3) Yoga Bagi kebanyakan ibu hamil, yoga adalah bentuk latihan olah tubuh yang paling baik karena
yoga tidak hanya melatih otot tubuh, tapi juga membantu memahami cara kerja tubuh. Latihan
pernapasan adalah unsur yang terpenting dalam melakukan yoga. Kemampuan untuk melakukan
pernapasan dengan baik sangat menguntungkan bagi ibu.Ketika ibu sedang berusaha
mengendalikan kontraksi rahim dan rasa sakit yang timbul maka kombinasi pernapasan dalam
yang terkontrol dan napas pendek dengan cepat yang biasa ibu lakukan saat beryoga akan sangat
membantu.Ada dua prinsip dasar dalam berolahraga ini, yaitu meditasi dan asana (sikap dasar
tubuh). Asana dirancang untuk melatih berbagai daerah tubuh dengan gerakan yang lambat dan
terkendali. Jika dilakukan secara teratur, maka tubuh akan lentur.Dengan berlatih dan menguasai
asana tersebut, ibu akan memperoleh pengendalian dan kesadaran tubuh yang lebih baik da juga
perasaan hati yang damai. Dengan bermeditasi, ibu bisa menyelaraskan jiwa dan raga, sehingga
menjadi sempurna. Ketenangan pikiran dan hati ibu secara langsung akan menular pada bayi
dalam kandungan.
9) Istirahat/Tidur
114
Istirahat/tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil dan menyusui. Jadwal ini harus
diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur secara teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin dan juga membantu
wanita tetap kuat dan mencegah penyakit, juga dapat mencegah keguguran, tekanan darah tinggi, bayi
sakit dan masalah-masalah lain. Sebagai bidan harus dapat meyakinkan bahwa mengambil waktu 1
atau 2 jam sekali untuk duduk, istirahat dan menaikkan kakinya adalah baik untuk kondisi mereka.
Juga bantulah keluarga untuk mengerti mengapa penting bagi calon ibu untuk istirahat dan tidur
dengan baik. Istirahat yang diperlukan ialah 8 jam malam hari dan 1 jam siang hari, walaupun tidak
dapat tidur baiknya berbaring saja untuk istirahat, sebaiknya dengan kaki yang terangkat, mengurangi
duduk atau berdiri terlalu lama.
10) Immunisasi
Immunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen. Vaksinasi dengan toksoid tetanus (TT), dianjurkan untuk dapat menurunkan
angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama
hamil. Immunisasi TT sebaiknya diberika pada ibu hamil dengan umur kehamilan antara tiga bulan
sampai satu bulan sebelum melahirkan dengan jarak minimal empat minggu. Pemberian vaksin TT
11) Traveling
Wanita hamil supaya berhati – hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama
dan melelahkan. Jika mungkin perjalanan jauh dilakukan dengan naik pesawat udara. Pesawat udara
yang modern sudah dilengkapi alat pengatur tekanan udara sehingga ketinggian tidak akan
mempengaruhi kehamilan. Sebagian perusahaan penerbangan mengijinkan wanita hamil terbang pada
usia kehamilan sebelum 35 minggu. Sebagian yang lain mengharuskan ada surat pernyataan dari
dokter, sebagian yang lain tidak mengijinkan sama sekali wanita hamil untuk terbang. Apabila wanita
hamil menempuh perjalanan jauh, supaya menggerakkan – gerakkan kaki dengan memutar – mutar
pergelangan kaki karena duduk dalam waktu lama menyebabkan gangguan sirkulasi darah sehingga
menyebabkan oedem pada kaki. Gerakan memutar bahu, gerakan pada leher, tarik nafas panjang
sambil mengembangkan dada, dengan tujuan melancarkan sirkulasi darah dan melemaskan otot- otot.
Pada saat menggunakan sabuk pengaman hendaknya tidak menekan perut. Pilihlah tempat hiburan
yang tidak terlalu ramai karena dengan banyak kerumunan orang maka udara terasa panas, O2
menjadi kurang sehingga dapat menyebabkan sesak nafas dan pingsan.
2. Latihan
Latihan 1
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini
Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok
115
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan.
4) Anggota kedua mempelajari tentang : faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang : faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi yang
mempengaruhi kehamilan.
6) Setelah Anda selesai mempelajari tugas masing – masing secara individu,diskusikan bersama –
sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
7) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
8) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
Latihan 2
Tugasnya adalah : Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
1) Anggota pertama mempelajari tentang: Pemenuhan kebutuhan oksigen, nutrisi, personal hygiene
dan pakaian.
2) Anggota kedua mempelajari tentang pemenuhan kebutuhan eliminasi, seksual dan mobilisasi &
body mekanik.
3) Anggota ketiga mempelajari tentang : Pemenuhan kebutuhan Exercise/senam hamil, istirahat dan
tidur, immunisasi dan traveling.
Diskusikan bersama–sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari masing–
masing.Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk anda pelajari.Selamat
berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
3. Tes
Tes 1
1) Seorang perempuan datang ke Puskesmas ingin periksa kehamilan. Penyakit apakah yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan?
A. Emesis gravidarum
B. Preeklampsia/eklampsia
C. Kehamilan ganda
D. Anemia
E. Kehamilan tunggal
2) Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Dampak apakah yang dapat ditimbulkan oleh obat
tetrasiklin?
A. Kanker kandung telur setelah anak dewasa
B. Gangguan pertumbuhan tulang dan perubahan warna gigi
C. Gangguan pada pembentukan alat pencernaan
116
D. Gangguan pada pembentukan jantung
E. Gangguan emosi
3) Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil, mengeluh takut
menghadapi persalinan. Termasuk stressor apakah takut menghadapi persalinan?
A. Stressor internal
B. Stressor external
C. Stresoor abuse
D. Stresoor substance abuse
E. Stressor internal dan Stressor external
5) Anda sebagai seorang bidan desa bertempat tinggal pada salah satu desa dimana desa tersebut
mempunyai adat kebiasaan semua warga mengkonsumsi tembakau. Bagaimanakan sikap Anda
sebagai bidan ?
A. Datang pada kepala desa supaya melarang semua perempuan mengkonsumsi tembakau.
B. Membiarkan saja supaya sebagai bidan desa bisa diterima masyarakat
C. Bersama dengan Puskesmas atas ijin kepala desa memberi penyuluhan pada ibu hamil bahwa
mengkonsumsi tembakau berbahaya bagi ibu dan janin
D. Memberi penyuluhan kepada anggota masyarakat supaya kalau di rumah tidak merokok
E. Melakukan pendekatan kepada pihak keluarga seperti suami, ibu, dan mertua hal bahaya rokok
bagi ibu hamil.
Tes 2
1) Seorang perempuan hamil dalam keadaan sehat belanja ke super market yang sedang ramai
pengunjung, tiba–tiba merasa pusing dan jatuh pingsan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan
oleh :
A. Kurang darah atau anemi sehingga menyebabkan pusing.
B. Darah rendah atau tekanan darah rendah sehingga menyebabkan pusing
C. Kurang oksigen karena banyak orang sehingga menyebabkan pusing
D. Kurang gula dalam darah atau hipoglikemia sehingga menyebabkan pusing
E. Aliran darah terganggu sehingga menyebabkan pusing
2) Seorang perempuan hamil datang periksa, hasil pengkajian BB sebelum hamil 50 kg, BB sekarang
56 kg, TB 160 cm. Berapakah IMT ibu hamil tersebut ?
A. 19,53
B. 21,87
C. 31,25
D. 35
E. 31,53
117
3) Seorang perempuan hamil datang periksa, hasil pengkajian BB sebelum hamil 50 kg, BB sekarang
56 kg, TB 160 cm. Berapa kg BB harus bertambah selama kehamilan ?
A. 12,5-18 kg
B. 11,5-16 kg
C. 7-11,5 kg
D. < 6 kg
E. 6-18kg
4) Seorang perempuan datang periksa menanyakan “ Bagaimanakah posisi tidur yang aman untuk ibu
hamil? ” Bagaimanakah jawaban anda sebagai seorang bidan?
A. Posisi miring ke kanan
B. Posisi miring ke kiri
C. Posisi kepala lebih tinggi
D. Posisi kaki lebih tinggi
E. Posisi kaki lebih rendah dari kepala
6) Seorang perempuan hamil 37 minggu datang periksa ke klinik anda mengatakan akan pulang ke
daerah asal dengan naik pesawat udara.Apakah KIE yang anda berikan pada pasien tersebut ?
A. Boleh saja ibu melakukan perjalanan.
B. Ibu boleh naik pesawat dengan syarat harus minum antimo supaya tidak mual.
C. Sebaiknya menunda perjalanan dikawatirkan melahirkan di pesawat
D. Ibu boleh naik pesawat dengan minum obat penguat kandungan
E. Ibu boleh naik pesawat asal ada yang menemani
7) Setiap ibu hamil yang periksa selalu ditimbang BB. BB yang seperti apakah yang mengindikasikan
keadaan yang tidak wajar sehingga perlu dikonsulkan ke dokter?
A. BB ibu hamil tidak naik
B. BB ibu hamil turun
C. BB ibu hamil naik berlebihan
D. BB ibu hamil turun setelah trimester II
E. BB ibu hamil naik lebih 3 kilogram
8) Ibu hamil trimester III sering mengalami obstipasi. Kemungkinan penyebab obstipasi adalah :
A. Tekanan pada rektum oleh kepala janin
B. Ibu hamil sering mengalami muntah dan kurang makan
C. Ibu hamil kurang makan buah
D. Ibu hamil mengalami peningkatan hormon estrogen
E. Ibu hamil sering mual dan susah makan
9) Ibu hamil pada prinsipnya tidak dilarang melakukan hubungan seksual. Ibu hamil yang
bagaimanakah yang tidak disarankan melakukan hubungan seksual?
A. Ibu hamil trimester I
B. Ibu hamil trimester III
118
C. Ibu hamil dengan plasenta letak rendah
D. Ibu hamil dengan presentasi bokong
E. Ibu hamil trimester I
11) Seorang perempuan hamil akan bepergian naik pesawat terbang. Umur kehamilan berapakah ibu
hamil normal masih boleh naik pesawat?
A. Kurang dari 40 minggu
B. Kurang dari 38 minggu
C. Kurang dari 36 minggu
D. Kurang dari 35 minggu
E. Kurang dari 28 minggu
4. Kunci Jawaban
Tes 1.
1. D
2. B
3. A
4. C
5. C
Tes 2.
1. C
2. B
3. B
4. A
5. A
6. D
7. A
8. C
9. D
10. D
5. Learning Activities
Materi Perkuliahan tentang Faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kebutuhan dasar ibu hamil.
Penelitian : Analisis faktor yang mempengaruhi kehamilan.
Pengabdian masyarakat : Modul kebutuhan dasar ibu hamil.
6. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta.
119
Diane, M., Margaret A. 2009. Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
120
TOPIK 7
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU VII
121
1. Materi Pembelajaran
Implementasi Patient Safety – 6 Standar Keselamatan Pasien
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting
yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu :
1. Keselamatan pasien (patient safety).
2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan.
3. Keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan
pasien dan petugas.
4. Keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
5. Keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit
Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit.
Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
isu mutu dan citra rumah sakit
a. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari :
1. Kejadian nyaris cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
2. Kejadian tidak cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera.
3. Kondisi potensial cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
4. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.
122
Sasaran I.: Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru pasien terjadi di hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan
pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan
terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar; bertukar tempat tidur/kamar/lokasi di rumah
sakit, adanya kelainan sensori; atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan
dua kali pengecekan: pertama untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima
pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap
individu tersebut.
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses
identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat,
darah/produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; memberikan
pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang
identitas pasien dan lain-lain.
Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau
prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas yang berbeda pada lokasi yang berbeda di
rumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau kamar operasi, termasuk
identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi
dapat diidentifikasi.
Elemen Penilaian Sasaran I
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
5) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi
dan lokasi.
123
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil pemeriksaan
4) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau
melalui telepon secara konsisten
124
juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure,
Wrong Person Surgery.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat
dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator
/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi ditandai
dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi),
atau multipel level (tulang belakang).
Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk:
1) Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
2) Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia,
diberi laboratoriumel dengan baik, dan dipampang;
3) Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan khusus dan/atau implant-implant yang
dibutuhkan.
Tahap “Sebelum insisi” (time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan
dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan ceklist.
Elemen Penilaian Sasaran IV
1) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi
operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakanpembedahan.
4) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental
yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
125
Sasaran VI.: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks
populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai
jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus
diterapkan di rumah sakit.
Elemen Penilaian Sasaran VI
1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan
asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-
lain.
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko jatuh.
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan
dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan
risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
Pencegahan Infeksi
1) Defenisi Infeksi
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
sakit, jika mikroorganisme gagal lumpuhkan system pertahanan tubuh maka dapat meyebabkan
cedera yang serius terhadap sel atau jaringan, infeksi ini disebut asimptomatik. Penyakit akan timbul
jika pathogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Penyakit infeksi dapat
ditularkan langsung dari satu orang ke orang lain. Penyakit ini merupakan penyakit menular atau
contagius. Infeksi juga berarti telah berkembang biaknya penyakit dan hospes disertai timbulnya
respon imunologikk dengan gejala klinik atau tanda gejala klinik.
Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam penanganan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek
tindakan atau penanganan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan
tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan
pula untuk mengurangi risiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum
ditemukan dengan cara pengobatannya, seperti misalnya HIV/AIDS.
126
b) Melalui makanan dan minuman (food borne infections), bibit penyakit menular dengan
perantaraan makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit-penyakit karena
cacing, misalnya karena ascaries lumbricoides.
c) Melalui serangga (arthropod borne infections) bibit penyakit menular melalui serangganya
pun dapat merupakan host (tuan rumah) dari bibit penyakitnya atau pun hanya sebagai
pemindah (transmitter) saja misalnya: Malaria disebabkan oleh plasmodium sp, (protozoa)
ditularkan oleh nyamuk anopheles sp. Demam berdarah (dengue haemorrhagic fever)
disebabkan oleh virus dengue, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyti.
d) Melalui udara (air borne infections). Penyakit yang menular melalui udara, terutama
penyakit saluran pernafasan, seperti: melalui debu diudara yang mengandung bibit
penyakit misalkan penularan penyakit tuberculosa paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis. Atau melalui tetesan ludah.
127
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
128
c. Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan
dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya, meja periksa) harus segera
didekontaminasi setelah terpapar darah atau cairan tubuh.
d. Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
cemaran darah, cairan tubuh atau benda asing (misalnya debu, kotoran) dari kulit atau
instrumen/peralatan.
e. Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati atau instrumen.
f. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.
g. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati atau
instrument
129
Tabel. Penyebaran mikroorganisme dan pelindungnya
Dimana Bagaimana Pembatas untuk Siapa yang
mikroorganisme mikroorganisme memberhentikan dilindungi oleh
ditemukan menyebar penyebaran penghalang
mikroorganisme
Petugas kesehatan
Rambut dan kulit Lepasnya kulit atau Kap Pasien
kepala rambut
Hidung dan mulut Bentuk, bicara Masker
Tubuh dan kulit Terlepasnya Gaun penutup
kulit/rambut
Tangan Sentuhan Sarung tangan, cuci
tangan, antiseptic
tangan tanpa air
Kulit pasien yang Sentuhan Sarung tangan Pasien dan staf
terkelupas dan selaput
lendir
Darah pasien dan Cipratan, kontak Sarung tangan, Staf
tubuh pelindung mata,
masker, duk, apron
Sentuhan kontak Membersihkan dan Psien
memproses
instrument
Sarung tangan rumah Staf
tangga
Kebetulan kontak Alas kaki tertutup, Staf
dengan jarum, scalpel dekontaminasi dan
yang tidak tempat sampah,
didekontaminasi gunakan zona aman
selama pembedahan
Sampah yang Sarung tangan rumah Staf dan masyarakat
terinfeksi tangga, kantong
plastik
Pasien dengan kulit Sentuhan Aseptic/ antiseptic Pasien
yang tidak Kulit/disiapkan, duk,
diaseptik/disiapkan sarung tangan
Lingkungan klinik atau Sentuhan Sarung tangan, Staf dan keluarganya
rumah sakit penutup luka, cuci staf dan masyarakat
tangan
2. Latihan
1. Buatlah langkah kerja tindakan-tindakan pencegahan infeksi.
3. Tes
1) Apa yang dimaksud dengan PI ?
A. Pencegahan Infeksi
B. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
C. Penanganan dan Pengendalian Infeksi
130
D. Pencegahan dan Pengurangan Infeksi
131
4. Kunci Jawaban
1) A
2) C
3) B
4) C
5) B
6) C
7) C
8) C
9) C
10) B
5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta.
Cunningham, Mac Donald, Gant, Wiliam. 2004. Obstetri. EGC. Jakarta.
Diane, M., Margaret A. 2009. Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta
Karlina,Novvi, 2016, Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, In Media, Bogor.
Manuaba. 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta
Nurhaeni, A. 2008, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat,Dianloka, Yogyakarta.
Phillip, D. 2009, Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta
Saifudin. 2010, Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta.
SELASI. 2015. Modul 40 jam Konseling menyusui,WHO
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
132
TOPIK 8
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU VIII
1. Materi Pembelajaran
133
Etika Dalam Asuhan Kehamilan
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat. Hal tersebut
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarga. Bidan harus berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling, prakonsepsi, skreming antenatal, layanan
intrapartum, perawatan intensive pada neonatal dan pengakhiran kehamilan,
Kode etik suatu profesi adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang
bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya. Norma yang berisi petunjuk yang harus
dijalankan profesi, larangan, tingkah laku, dalam menjalankan tugasnya.Sikap etis professional bidan
akan mewarnai dalam setiap langkahnya termasuk dalam mengambil keputusan dalam merespon
situasi yang muncul dalam asuhan
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin
yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai
suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones, 1994)
Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. Hal ini
berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup dalam berpikir
& bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.(Shirley R Jones- Ethics in Midwifery)
134
pemerintas dan terlintaskan dalam hubunggan eratnya dengan religi contohnya jangan berbuat
curang karena akan mengrugikan diri sendri dan orang lain.
f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
g. Menghasilkan tindakan yg benar. Contohnya seperti melakukan asuhan pelayanan yang bermutu
sesuai standar.
h. Mendapatkan informasi tentang hal yg sebenarnya. Contohnya seperti 58 langkah asuhan
persalinan normal
i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
j. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak. Contohnya seperti meninjau suatu
permasalahan kemungkin sebab akibat yang terjadi jika tindakan itu di ambil.
k. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik. Contohnya seperti bersikap ramah, sopan santun di
tempat tenaga kesehatan.
l. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik. Contohnya bidan sebagai pengelola Mengembangkan
konsep kegiatan pelayanan kebidanan. bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat,
Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
m. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi
n. Mengatur sikap, tindak tunduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut
kode etik profesi.
135
- Wanita hamil berhak mendapatkan informasi tentang obat-oabatan yang diberikan kepadanya
serta pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
- Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental,
maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
- Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan, sehingga
dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang professional bila terjadi reaksi
terhadap obat tersebut.
b. Hak-hak wanita hamil selama persalinan :
- Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut persiapan
kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan stress serta informasi sedini mungkin
tentang kehamilan.
- Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi premedikasi sebelum operasi.
- Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental,
maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
- Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan, sehingga
dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang professional bila terjadi reaksi
terhadap obat tersebut.
- Wanita hamil berhak untuk membuat keputusan tengtang diterima atau ditolaknya suatu terapi
yang dianjurkan setelah mengetahui kemungkinan risiko yang akan terjadi pada dirinya, tanpa
tekanan dari pihak lain.
- Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang yang memberikan obat atau
melakukan prosedur selama melahirkan.
- Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur bagi bayi
dan dirinya sesuai indikasi medis.
- Wanita hamil berhak untu didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam keadaan stress
persalinan.
- Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih posisi melahirkan yang
tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun bayinya.
- Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya dilakukan satu kamar dengannya,
bila bayinya normal dan dapat member minum bayinya sesuai kebutuhan, dan bukan menurut
aturan rumah sakit.
- Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang orang yang menolong persalinannya
serta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat keterangan kelahiran.
- Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan bayinnya yang
dapat menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian hari.
- Wanita hamil berhak atas dokumen lengkap tentang diri dan bayinya, termasuk catatan perawat
yang disimpan salama kurun waktu tertentu.
- Wanita hamil berhak untuk menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk catatan perawat dan
bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
c. Hak-hak wanit hamil selama masa nifas :
- Istirahat pasca melahirkan 4-6 minggu untuk proses penyumbuhan organ reproduksi.
- Hak untuk mendapatkan cuti bekerja selama 3 bulan
- Seorang istri membutuhkan tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk mendukung
perkembangan psikologis. Baik bagi sang istri maupun janin yang ada di dalam kandungannya.
Dalam hal ini Islam telah mewajibkan suami untuk bertanggung jawab atas ketersediaan rumah
dan tempat tinggal yang memadai untuk istrinya
Hak- hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut (Saifuddin,
2002).
136
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung
kepada klien (dan keluarganya).
b. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap sistem pelayanan dalam
lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling
percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
d. Mendapat pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
e. Menerima layanan senyaman mungkin.
f. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterima.
137
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah,
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
Hasilnya :
a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
b. Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan
c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan
Persyaratannya :
a. Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
b. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
c. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
d. Menggunakan kms ibu hamil/buku kia , kartu ibu untuk pencatatan
e. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
f. Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal
138
Bidan mampu : mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda preeklmpsia,
mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan
2. Latihan
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini
Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 2 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang etika dalam pelayanan asuhan kehamilan.
4) Anggota kedua mempelajari tentang : kewenangan bidan dalam pelayanan asuhan kehamilan.
5) Setelah Anda selesai mempelajari tugas masing – masing secara individu,diskusikan bersama –
sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
6) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
7) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
3. Tes
139
1) Seorang anak hendak pergi ke sekolah, sebelum berangkat anak tersebut berpamitan kepada kedua
orang tuanya sambil mencium tangan dan mengucapkan salam. Perilaku tersebut termasuk pada.....
A. Etika
B. Norma
C. Nilai
D. Moral
2) Dalam menjalankan tugasnya, seorang bidan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
pelayanan yang diberikan kepada klien. Pernyataan berikut merupakan tanggung jawab seorang
bidan, kecuali.....
A. Untuk mendapat dan mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai bidan
B. Untuk memberi pelayanan kepada klien secara optimal
C. Sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik dengan sesama bidan, klien, dan
keluarga
D. Sebagai pengelola dalam mengadakan konseling dengan klien
3) Seorang perempuan hamil anak pertama didampingi keluarga datang ke Rumah Sakit dan
mengeluh mules-mules, hasil pemeriksaan bidan diketahui pasien tersebut hipertensi dan anak
kembar. Kemudian bidan menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan medis yang
akan diberikan dan meminta persetujuan yang harus ditandatangani oleh pasien. Tindakan bidan
tersebut memenuhi kewajiban untuk.....
A. Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak
– hak pasien
B. Merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai
dengan kebutuhan pasien
C. Memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarg
D. Meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan
4) Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan menggunakan prinsip. Prinsip kerja bidan
diantaranya adalah.....
A. Tidak bersahabat dengan masyarakat
B. Pemakaian teknologi secara etis
C. Sabar tapi tidak rasional
D. Memfasilitasi proses pemecahan masalah
4. Kunci Jawaban
1) A
140
2) D
3) D
4) B
5) B
5. Daftar Pustaka
Berten K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hariningsih W, Nurmayawati D. 2010. Bandung: Bidan Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Irsyad
Baitus Salam.
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.
PP IBI. 2004. Etika dan Kode Etik Kebidanan. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Setiawan. 2001. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
141
TOPIK 9
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU IX
142
1. Materi Pembelajaran
Evidence based dalam praktek kehamilan
Evidence based adalah praktek yang didasari oleh pembuktian yang alamiah yang dilakukan
secara sistematika eksplisit dari kenyataan terbaik saat ini. Pembuktian ini berdasarkan riset
klinik, perkembangan dalam metodologi dan literatur medis. Kategori evidence based sebagai
berikut:
1. Bermanfaat contoh kunjungan ANC berkualitas, pemberian tablet Fe dan Folat, deteksi dini
terhadap komplikasi kesehatan kehamilan ibu dan janin.
2. Mungkin bermanfaat, contohnya perkiraan TFU dengan pita ukur dapat memperkirakan
taksiran berat janin, sehingga dapat mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
3. Manfaat melebihi resiko, contohnya memeriksa Hb dalam kehamilan
4. Efektifitas belum diketahui, contohnya penilaian dan pemeriksaan secara rutin dan ritual
tinggi badan, edema pergelangan kaki, posisi janin sebelum 36 minggu
5. Tidak mungkin bermanfaat, contohnya mengkategorikan ibu hamil ”beresiko” dan ”tidak
beresiko”, sehingga fokus cenderung kepada ibu hamil beresiko dan mengabaikan ibu hamil
beresiko.
6. Tidak efektif malah merugikan, contohnya melakukan banyak kunjungan rutin ANC, karena
dapat memberatkan klien dan mengahabiskan waktu.
Langkah – langkah praktek evidence based adalah mengubah keputusan informasi menjadi
pertanyaan yang bisa dijawab, dengan efisiensi maksimal melakukan penelusuran bukti terbaik
untuk menjawab pertanyaan, melakukan kajian kritis bukti-bukti terbaik untuk menjawab
pertanyaan tersebut dan menerapkan hasil kajian ini dalam praktek klinik serta mengevaluasi
kinerja kita sendiri
Dibawah ini akan dipaparkan Evidence Base dalam praktik Kebidanan terkini menurut
proses reproduksi:
EBM-ANC
Kebiasaan Keterangan
143
Aktititas dan mobilisasi/latihan Berkaitan dengan peredaran
(senam hamil dll) saat masa darah dan kontraksi otot. (lihat
kehamilan menurunkan kejadian jurnal)8
PEB, gestasional diabetes dan
BBLR dan persalinan SC
Keterangan
Kebiasaan
144
Menyusui secara esklusif dapat meingkatkan gerakan peristaltic ibu
sehingga mencegah konstipasi ibu. Ibu yang menyusui secara
eksklusif akan lebih sedikit yang konstipasi.11
NEWBORN CARE
TEMUAN ILMIAH
2. Latihan
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini Anda
diharapkan mengerjakan latihan tentang carilah evidence based terbaru asuhan kebidanan dalam
kehamilan melalui jurnal-jurnal.
3. Daftar Pustaka
Yuniati I. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi Magister Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung; 2011
Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D, editors. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
145
Moegni EM, Ocviyanti D, editors. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO, UFPA, UNICEF, Kemenkes RI, IBI, POGI; 2012.
146
TOPIK 10
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU X
147
1. Materi Pembelajaran
1. Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
1. Perdarahan pervaginam
a. Abortus
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup
diluar kandungan, mempunyai berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka
abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 20 minggu.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus
buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Pada kehamilan muda abortus tidak jarang
didahului oleh kematian mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin
dikeluarkan dalam keadaan masih hidup.
Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda, faktor-faktor
yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
a) Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisomi., poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c) Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik
hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen.
2) Kelainan pada plasenta.
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini
bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3) Penyakit ibu.
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain
dapat menyebabkan abotus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta
masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit manahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4) Kelainan traktus genitalis.
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabknan abortus.
Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain aborus dalam trimester ke 2 ialah
servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi
serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
148
1. Abortus Immminens.
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu
kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih berlanjut atau dipertahankan.
Diagnosis abortus imminems ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui
ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar
sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa
wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada oleh penembusan villi koriales ke dalam
desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, dan cepat berhenti, tidak disertai
mules-mules.
Penanganan abortus imminens terdiri atas ;
a. Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara
ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanik.
b. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual
c. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada persesuaian
faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang menyetujui menyatakan
bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon progesteron. Apabila
difikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului oleh kematian hasil konsepsi dan
kematian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron
memang tidak banyak manfaatnya.
d. Pemeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
e. Macam dan lamanya perdarahan menentukan pronogsis kelangsungan kehamilan.
Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-mules yang
disertai perdarahan serta pembukaan serviks.
f. Bila perdarahan:
1) Berhenti: lakukan suhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi
2) Terus berlangsung: nilai kondisi janin. Lakukan konfirmasi kemungkina adanya
penyebab lain
3) Pada fasilitas kesehatan terbatas , pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik
dan ahsil pemeriksaan ginekologik
2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens ialah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran
hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum. Disusul
dengan kerokan.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi
pada kerokan lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus
oksitosin. Apabila janin sudah keluar tetapi plasenta masih disusul dengan kerokan bila masih
ada sisa plasenta yang tertinggal. Bahaya perforasi pada hal yang terakhir ini tidak seberapa
besar karena dinding uterus menjadi tebal disebabkan sebagian besar hasil konsepsi telah
keluar.
149
3. Abortus Inkompletus.
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan pada abortus inkompletus dapat banyak
sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan.
Dalam penanganannya, apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan, segera
harus diberikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan ringer yang disusul dengan transfusi.
Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan. Pasca tindakan disuntikkan intramuskulus
ergometrin untuk menpertahankan kontraksi otot uterus.
4. Abortus Kompletus
Pada abortus kompleteus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat
dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinayatakan bahwa semuanya
sudah keluar dengan lengkap.
Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberi sulfas ferrosus atau tranfusi.
a. Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3x1 tablet /hari untuk 3 hari
b. Apabila pasien mengalami anemi sedang , berikan tablet SF selama 2 minggu disertai
dengan anjuran mengkonsumsi makan bergizi ( susu, sayuran segar, ikan, daging, telur).
Untuk anemi berat, berikan berikan transfusi darah.
c. Apabila ada tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika
5. Abortus Servikalis
Pada Abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri
eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan
serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada
pemerikasaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri ekternum teraba
jaringan.
Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil
konsepsi dari kanalis servikalis.
6. Missed Abortion
Missed abortion ialah kematian janin berusia 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi
diduga pengaruh hormon progesteron. Pemakaian hormon progesteron pada abortus
imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion. Missed abortion seharusnya
ditangani di riumah sakit atas pertimbangan :
a. Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi akan
lebih sulit dan beresiko parforasi lebih tinggi.
b. Pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi
dengan batang laminaria selama 12 jam
c. Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan
pembekuan darah
7. Abortus Habitualis
150
Abortus babitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturur-turut. Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil. Tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu.
Bishop melaporkan frekuensi 0.41 % abortus habitualis pada semua kehamilan. Menurut
Malpas dan Eastma kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita yang
mengalami abortus habitualis ialah 73 % dan 83.6%. Sebaliknya, Warton dan Fraser dan
Llewllyn- Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25.9 % dan 39 %.
Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan sebab musabab abotus spontan. Selain
itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigern Lymphocyte
trophoblast cross reactive.
151
Tanda-tanda tidak umum dari hasil pemeriksaan bimanual pada tahapan ini adalah
1. Adanya massa lunak di adneksa
2. Nyeri goyang porsio
Penanganan Awal
a. Jika fasilitas memungkinkan, segera lakuakan uji silang darah dan laparotomi. Jangan
menunggu darah melakukan pembedahan.
b. Jika fasilitas tidak memungkinkan, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dengan
memperhatikan hal-hal yang diuraikan pada bagian penilaian awal.
c. Pada laparotomi, ekplorasi kedua ovaria da tuba fallopi:
1) Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (tuba yang berdarah dan
hasil konsepsi dieksisi bersama-sama). Ini merupakan terapi pillihan pada sebagian besar
kasus.
2) Jika kerusakan pada tuba kecil, lakukan salppingostomi (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba
dipertahankan). Hal ini hanya dilakukan jika konservasi kesuburan merupkan hal yang
penting untuk ibu terseut, karena risiko kehamilan ektopik berikutnya cukup tinggi.
d. Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg perhari
e. Konseling pasca tindakan
1) Kelanjutan fungsi reproduksi
2) Resiko hamil ektopik ulangan
3) Kontrasepsi yang sesuai
4) Asuhan mandiri selama dirumah
5) Jadwal kunjungan ulang
3. Mola Hidatidosa
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang
menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik.
Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya
janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur. Kehamilan mola
merupakan proliferasi abnormal dari villi khorialis.
Kehamilan mola adalah perkembangan kelainan plasenta karena proses degenerasi vili
menyebabkan seluruh bagian vili berubah menjadi massa seperti kista menyamai bentuk satu
rumpun anggur. Keseluruhan hydatitiform adalah seluruh kista, sedang hydatitform parsial
152
termasuk janin yang telah mati atau kantung amniotik. Pada kasus yang jarang terjadi, terdapat
janin kembar, denagan janin normal dan plasenta, ditambah satu mola.
Kehamilan mola merupakan biasanya merupakan kanker jinak, tetapi memilki potensi menjadi
ganas dan sering menjadi sangat ganas. Kejadian kehamilan mola adalah 10 kali lebih tinggi pada
wanita dengan usia diatas 45 tahun.
Masalah
1. Perdarahan pada kehamilan muda yang disertai dengan gejala mirip preeklamsia
2. Resiko tinggi untuk terjadi keganasan (koriokarsinoma)
Komplikasi
1. Perdarahan yang hebat sampai syok:kalau tidak segera ditolong dapat berakibat fatal
2. Perdarahan berulang-ulang dapat menyebabkan anemia
3. Infeksi sekunder
4. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan
153
Penanganan Awal
1. Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus ;
a. Jika dibutuhkan dilatasi serviks, gunakan blok paraservikal.
b. Pengosongan dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM) lebih aman dari kuretase tajam.
Risiko perforasi dengan menggunakan kuret tajam cukup tinggi.
c. Jika sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3 set agar
dapat digunakan secara bergantian hingga pengosongan kavum uteri selesai. Isi uterus
cukup banyak, tetapi penting untuk dikosongkan secara cepat.
2. Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V. (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan
40-60tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas
kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).
3. Pemberian obat-oabatan :antibiotika, uterus tonika dan perbaikan keadaan umum penderita
4. 7-10 hari sesudah kerokan pertama I dilakukan kerokan II untuk membersihkan sisa-sisa
jaringan
5. Kalau mola terlalu besar, takut bahaya, takut bahaya perforasi bila dilakukan kerokan
6. Histerektomi total dilakukan dilakukan pada mola resiko tinggi
2. Hiperemisis Gravidarum
a. Pengertian
Hyperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil atau apabila
ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum.
b. Tingkatan
1) Ringan
Tanda / gejala :
Karena mual muntah yang berlebihan dan intake cairan yang masuk kurang sehingga ibu
mengalami:
a) Mual/muntah terus menerus
b) Penderita lemah, tidak mau makan, berat badan menurun, tekanan darah menurun, nadi
cepat ≥ 100 x / menit, nafas agak cepat
c) Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering
d) Turgor kulit kering, mata cekung
154
Penanganan : Pasien dirawat jalan dan memberikan penerangan pada ibu tentang
penyakitnya, meminta ibu untuk dapat menghilangkan faktor-faktor psikis seperti :
a) Jangan takut kehilangan pekerjaan
b) Persalianan adalah proses yang biasa pada wanita hamil
c) Hilangkn perasaan takut nantinya setelah anak alhir
d) Cari masukan baru yag lebih nyaman
e) Istirahat yang cukup.
Coba rubah pola makan dari porsi besar kecil dengan frekuensi yang lebih sering,
memakan makanan yangkering (biskuit, roti) dang tinggi kalori (tinggi kadar gula), tingggi
protein dan hindari makanan yang nengandung lemak.
Waktu bangun pagi jangan langsung turun tempat tidur, tetapi istirahat baring dulu,
minum teh yang hangat/dingin betul dan makan makanan ringan beri vitamin B1 dan B6
2) Sedang
Tanda/gejala :
a) Mual muntah yang hebat
b) Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek
c) Lidah kering dan kotor
d) Nadi kering dan kotor
e) Suhu badan naik, tekanan darah dan berat badan turun
f) Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekung
g) Nafas bau aseton
Penanganan :Rujuk pasien
3) Berat
Tanda / gejala :
a) Keadaan umum jelek
b) Kesadaran menurun hingga koma
c) Nadi kecil halus dan cepat
d) Dehidrasi berat, ikterus
e) Suhu badan naik, tekanan darah dan berat badan turun.
Penanganan : rujuk pasien
3. Tanda-Tanda Dini Bahaya / Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Masa Kehamilan Lanjut.
1. Perdarahan pervaginam
Adalah pada kehamilan trimester lanjut (trimester 3) perdarahan pervaginam disebut juga
dengan perdarahan antepartum yaitu perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu atau
pada triwulan akhir kehamilan (trimester 3). Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Pada trimester 3 perdarahan disebabkan oleh
a. Plasenta previa
Adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri imternum).
Klasifikasinya adalah
1) Plasenta previa totalis adalah apabila seluruh jalan lahir ditutupi sepenuhnya oleh
jaringan plasenta.
2) Plesenta previa parsialis adalah apabila sebagian permukaan jalan lahir tertutup oleh
jaringan plasenta
3) Plasenta previa marginalis adalah apabila hanya pada pinggir permukaan jalan lahir
tertutup oleh jaringan plasenta
4) Plasenta yang letaknya abnormal dibagian bawah uterus, akan tetapi belum menutupi
pembukaan jalan lahir dikatakan palsenta letak rendah.
Penyebab
1) Keadaan endometrium kurang baik, terdapat pada
a) Multipara
b) Jarak kehamilan yang dekat
c) Pada myoma uteri
d) Curretage berulang-ulang
156
Penanganan
Bahaya pada ibu yang mengalami plasenta previa:
1) Perdarahan yang hebat
2) Infeksi
3) Emboli udara
b. Solusio Plasenta
Adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan
trimester ketiga.
Etiologi
Hingga kini belum diketahui dengan jelas. Tapi dapat terdapat keadaan tertentu yang menyertai
:
1) Hipertensi atau preeklamsia
2) Trauma
3) Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cafa inferior
4) Pada ibu yang menderita hydramnion, gemelli
5) Multipara
6) Umur lanjut
Tanda-tanda
1) Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap
2) Warna darah kehitaman dan cair
3) Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan bewarna merah segar
4) Palpasi sukar
5) DJJ negatif biasanya
6) Fundus uteri makin lama makin naik
Penanganan
Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta.
Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan kebidanan,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan san kematian ibu maupun perinatal. Dalam
menghadapi perdarahan pada kehamilan, sikap bidan yang paling utama adalah melakukan
rujukan kerumah sakit. Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat:
1) Pemasangan infus
2) Tanpa melakukan pemeriksaan dalam
3) Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
4) Mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarganya
5) Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan
pertama.
2. Sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan jari tangan
a. Hipertensi
Pengertian
157
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang muncul selama kehamilan. Seorang wanita
hamil dianggap menderita hipertensi bila terdapat tekanan darah sistolik dari 140 mmHg dan
atau diastolik lebih dari 90 mmHg dan terdapat kenaikan tekanan darah sistolik 30mmHg atau
lebih dan atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih. Hipertensi yang timbul dalam trimester
akhir kehamilan biasanya disebabkan karena adanya preeklamsia. Hipertensi yang timbul
sebelum trimester terakhir kehamilan/sebelum kehamilan berumur 24 minggu biasanya
ditimbulkan oleh penyakit ginjal yang menahun seperti hipertensi esensial.
Penanganan
1) Dalam kehamilan
a) Dianjurkan mentaati pemerikasaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsulkan
kepada ahli
b) Dianjurkan cukup istirahat, menjauhi emosi, dan jangan bekerja terlalu berat
c) Penambahahan berat badan yang agresif harus dicegah. Dianjurkan untuk diet tinggi
protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
d) Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti disamping pemerikasaan janin lainnya
seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), penentuan kadar estriol,
amnioskopi, PH darah janin dan sebagainya
Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus
dipikirkan bila ada tanda-tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau preeklamsi
berat), apabila janin telah meninggal dalam kandungan.
b. Preeklamsi
Pengertian
Preeklamsi adalah suatu penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklamsi yang masih dalam permulaan menunjukkan gejala hipertensi. Penyakit yang telah
lanjut menunjukkan gejala trias yaitu hipertensi, odema dan protein urin
Klasifikasi
Di bagi dalam dua golongan , yaitu:
1) Preeklamsi ringan
Tanda-tanda:
a) Tekanan darah 140/90 mmHg lebih atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau
kenaikan sistolik 30 mmHg
b) Odema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
perminggu
c) Proteinuria uria +1, +2 pada urin kateter
Penatalaksanaan
1. Pencegahan
158
2. Pemeriksaan antenatal yang teratur dengan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda
sedini mungkin lalu berikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak lebih berat
3. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsia kalau ada faktor-faktor
predisposisi
4. Berikan penerangan tentang istirahat dan tidur yang tenang serta pentingnya mengatur diit
rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi pritein, juga menjaga kenaikan berat
badan yang berlebihan.
Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
1. Untuk mencegah terjadinya preeklamsia dan eklamsia
2. Hendaknya janin lahir hidup
3. Trauma pada janin seminimal mungkin
3) Eklamsi
Kelanjutan pre eklamsia berat menjadi eklamsia dengan tambahan gejala kejang-koma.
Menjelang kejang-kejang dapat didahului gejala subjektif, yaitu nyeri kepala di daerah frontal,
nyeri epigastrium, penglihatan semakin kabur, dan terdapat mual dan muntah. Kejang-kejang
pada eklamsia terdiri dari 4 tingkat:
a) Stadium invasi (awal)
─ Berlangsung 30 sampai 35 detik
─ Tangan dan kelopak mata gemetar
─ Mata terbuka dengan pandangan kosong
─ Kepala diputar ke kanan / kekiri
b) Stadium kejang tonik
─ Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku
─ Tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam
─ Pernafasan terhenti
─ Muka kelihatan sianosis
─ Lidah dapat tergigit
─ Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 detik
c) Stadium kejang tonik
─ Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang cepat
─ Mulut terbuka dan menutup
─ Keluar lidah berbusa dan lidah dapat tergigit
─ Mata melotot
─ Muka kelihatan kongesti dan sianosis
─ Berlansung selama 1-2 menit
d) Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-
jam . Selama serangan tekanan darah meninggi nadi cepat dan suhu naik sampai 40 º C
Pengananan
Pengobatan eklamsia dapat mengalami kesulitan dengan hasil yang tidak memuaskan. Karena
itu mencegah terjadinya preeklamsia lebih penting dengan jalan:
159
c) Bila gagal mengobati pre eklamsia berat kehamilan diakhiri, sehingga eklamsia dapat
dicegah
Etiologi
Penyebab PROM masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha
menekan infeksi.
Patogenesis
1) Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah
2) Selaput ketuban terlalu tipis
3) Infeksi
160
4) Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah multipara, malposisi, disproporsi,
cervix incompeten, dan lain-lain.
5) Ketuban pecah dini artifisial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.
Pengaruh PROM terhadap janin, walaupun ibu belum jelas menunjukkan gejala – gejala
infeksi tetapi janin mungkin terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan morbiditas janin.
Sikap bidan menghadapi PROM adalah sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan
ditengah masyarakat seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan
intervensi. Dengan akibat tingginya angka kesakitan dan kematian ibu dan janin, maka sikap
yang paling penting adalah melakukan rujukan, sehingga penanganan ketuban pecah dini
mendapatkan tindakan yang tepat.
Komplikasi
1) Pada anak : IUFD, asfiksia, dan prematuritas
2) Pada ibu : Partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan postpartum, atau infeksi
nifas.
b. Amnionitas
Gejala dan tanda
1) Cairan vagina berbau
2) Demam/menggigil
3) Nyeri perut
4) Uterus nyeri
5) Denyut jantung janin cepat
6) Perdarahan pervaginam sedikit–sedikit
c. Vaginitas
161
Gejala dan tanda
1) Cairan vagina berbau
2) Tidak ada riwayat ketuban pecah
3) Gatal
4) Keputihan
5) Nyeri perut
6) Disuria
4. Gerakan Janin Yang Tidak Terasa
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan. Ibu
biasanya akan mulai merasakan adanya pergerakan bayi selama bulan ke 5 dan 6, sebagian ibu
malah akan dapat merasakannya lebih awal lagi. Pada saat bayi tertidur, pergerakannya akan
sedikit melambat bayi seharusnya bergerak sedikit 3 kali dalam masa 3 jam. Pergerakan tersebut
akan lebih mudah dirasakan ketika berbaring/beristirahat dan pada waktu ibu cukup makan dan
cukup minum.
a. Gawat Janin
Gejala dan Tanda
1) Gerakan janin berkurang atau hilang
2) DJJ abnormal (< 100/menit atau >180/menit).
3) Cairan ketuban bercampur mekonium
b. Kematian janin
Kematian hasil konsepsi, sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya, tanpa
memandang umur kehamilannya. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, kegawatan janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis
sebelumnyasehingga tidak diobati.
Gejala – gejala
162
1) DJJ tidak terdengar lagi
2) Rahim tidak membesar
3) Fundus uteri makin lama makin turun
4) Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
5) Palpasi anak menjadi tidak jelas
Penanganan
1) USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin
dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan. Tidak ada DJJ, ukurannya
kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
2) Dukungan emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi
oleh orang terdekatnya.
3) Pilihan cara bersalin dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif.
163
Gejala
1) Nyeri yang hebat
2) Dapat menyampaikan seperti terjadi robekan dalam perutnya
3) Akibat ruptura uteri dapat menimbulkan:
a) Syok dengan nadi cepat, kecil sampai tak teraba
b) Pernapasan cepat dan pendek
c) Tekanan darah turun
d) Tampak anemis, bagian ujung terasa dingin
4) Pada palpasi abdomen dapat dirasakan:
a) Janin langsung di bawah dinding abdomen
b) Perut terasa sangat nyeri
c) Disamping janin teraba uterus yang berkontraksi
5) Setelah terjadi infeksi dapat menjadi
a) Perut kembung, sehingga bagian janin sulit diraba
b) Terasa nyeri
c) Suhu badan meningkat
6) Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
a) Bagian terendah mudah didorong keatas atau tidak teraba di pintu atas panggul
b) Terdapat perdarahan melalui vagina
c) Dapat diraba tempat robekan pada dinding uterus atau pada ujung vagina
Penanganan
Penangan ruptura uteri memerlukan tindakan dan hanya mungkin dilakukan di rumah sakit
dengan cara transfusi darah.
Sikap bidan
1) Pemasangan infus untuk mengganti cairan dan perdarahan untuk mengatasi keadaan syok
2) Memberikan profilaksis antibiotika dan antipiretik, sehingga infeksi dapat dikurangi
3) Segera merujuk penderita dengan didampingi petugas agar dapat memberikan
pertolongan
4) Jangan melakukan manipulasi dengan pemeriksaan dalam untuk menghindari terjadinya
perdarahan baru.
2. Latihan
Silahkan anda perhatikan kasus berikut dan tentukanlah diagnosa dari masing masing kasus!
Kasus 1: Ny.I usia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan merasa terlambat haid 2 bulan,
sejak tadi pagi mengeluh mengalami perdarahan bercak, nyeri hebat pada perut bawah. Hasil
pemeriksaan tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 120 kali permenit, ibu terlihat pucat, gelisah, dan
mengeluarkan keringat dingin. Apa yang anda lakukan untuk menentukan diagnosa pada kasus
tersebut.
3. Tes
Kasus 1
164
Ny F umur 25 tahun hamil ke-2, datang ke BPM dengan keluhan amenorrhoe 3 bulan, ibu F merasa
sering mual kadang-kadang muntah. Hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat,
tidak teraba balotemen, hasil pemeriksaan PPV: darah kecoklatan.
3) Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa pada kasus Ny F adalah …
A. Tes kehamilan
B. Darah rutin
C. Titer HCG
D. Urin rutin
E. HBSAg
Kasus 2
Ny. A umur 23 tahun datang ke BPM hamil pertama kali mengeluh perut mules, mengeluarkan
darah flek-flek dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu, belum mengeluarkan jaringan. Hasil
pemeriksaan, TD 110/60 mmHg. Nadi 90 x/mnt, TFU 3 jari atas symphisis. Inspekulo keluar darah
dari OUE, VT OUE teraba jaringan.
5) Untuk memperbaiki keadaan umum tersebut sebelum dilakukan rujukan pasien di beri infus…
A. Plasma
B. NaCl 0,9 %
C. NaCl 10 %
D. Glukosa 5 %
E. Ringer laktat
4. Kunci Jawaban
Tes
1. C
2. E
3. C
4. E
5. B
5. Daftar Pustaka
Akbar, Muhammad Ilham. Dachlan, Ery Gumilar. 2013. Deteksi preeklamsia dan eklamsia,
disampaikan dalam SOGU 5 Surabaya.
165
Cunningham, William. 2002. William Obstetri vol 2. EGC : Jakarta.
Campbell S, Lee C. Obstetric emergencies. In: Campbell S, Lee C, editors.Obstetrics by Ten Teachers.
17th edition. Arnold Publishers; 2000. pp. 303-317.
Depkes RI. 2007. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif. JNPK-KR.
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal. YBSP: Jakarta.
Purwaka, Bangun T. 2011. Prosedur tetap penatalaksanaan Preeklamsia berat/ eklamsia di tingkat
pelayanan dasar. Disajikan dalam seminar sehari kebidanan, RSUD dr. Sutomo. Surabaya
Taber, Benzion. 1994. Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta
166
TOPIK 11
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU XI
167
1. Materi Pembelajaran
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan ini,
baik kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat harus di upayakan. Upaya mewujudkan
kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintahan, atau pun
swadaya masyarakat (LSM). (Notoatmodjo S, 2007)
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Macam-Macam Upaya Kesehatan
Upaya Kesehatan Tujuan Sasaran
Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, Kelompok orang
Promotif kelompok dan masyarakat. sehat
Mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan Orang-orang yang
Preventif masyarakat. beresiko tinggi
Merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau Kelompok orang
Kuratif masalah kesehatan. sakit
Pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat Orang-orang yang
Rehabilitatif fisik, dll. baru sembuh dari
Contoh Upaya Promotif dalam bidang kebidanan antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil.
a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
b. Melaksanakan posyandu.
2. Meningkatkan penyuluhan keluarga berencana.
a. Menganjurkan pada ibu bersalin untuk segera menggunakan KB 45 hari post partum.
168
b. Memberikan pengetahuan pada ibu tentang alat kontrasepsi yang bisa dipakai sesuai dengan
kondisinya.
3. Meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil dan menyusui.
a. Menganjurkan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan selama hamil.
b. Memberikan pengetahuan pada ibu mengenai IMD dan pentingnya pemberian ASI tanpa
pendamping selama 6 bulan pertama.
4. Meningkatkan promosi pelaksanaan imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi
tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akibat jika tidak dilakukan
imunisasi pada bayi.
a. Pemberian Imunisasi TT 2 kali selama hamil dan 1 kali setelah melahirkan (Nifas).
b. Memberikan pengetahuan akan pentingnya imunisasi pada ibu dan pada bayi.
5. Memberikan informasi tentang imunisasi Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi
tentang pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.
6. Meningkatkan kampanye upaya kesehatan lingkungan :
a. Memberikan pengetahuan akan pentingnya PHBS.
7. Meningkatkan upaya sistem rujukan :
a. Memanfaatkan kendaraan yang ada di daerah sekitar untuk pelaksanaan rujukan
(Ambulans Desa).
8. Menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat :
a. Diadakannya posyandu di tempat-tempat yang jauh dari fasilitas kesehatan.
b. Diadakannya puskesmas keliling.
9. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan
peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
10.Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan organ
reproduksinya.
11.Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa
laktasi nantinya.
12.Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan.
13.Informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bayi,
dan lain-lain.
14.Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia.
15.Informasi tentang menopause pada lansia.
16.Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar
pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas
induk, puskesmas pembantu, posyandu, serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan
pelayanan yang prima. Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan pemerataan pelayanan
kesehatan untuk segala aspek atau lapisan masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan dalam
rangka jangkauan pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan
dengan penyebaran bidan desa, perawat komunitas, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa, dan
puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah
memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga
kesehatan, dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. (Hapsari, 2004).
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya
perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan
169
perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaki status kesehatan anak. Upaya
tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau
dikenal dengan nama UPGK.
Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada
masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok
risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya
rendah. Melalui upaya tersebut, peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat
khususnya pada kelompok risiko tinggi.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan ini penting,
sebab upaya pemerintah dalam rangka menurunkan kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan
hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara
langsung. Upaya masyarakat tersebut sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga
mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu
pula bersifat efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan.
Upaya atau program pelayanan kesehatan yang membutulikan peran serta masyarakat antara
lain pelaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan Upaya
tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada sasaran yang ada.
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik
bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah
peningkatan manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional
yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud
antara lain tenaga perawat, bidan, serta dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung
berperan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakatsecara luas dan
menyeluruh.
Upaya promotif merupakan upaya yang berorientasi “Health Program for human development”.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan
pada sektor pelayanan dasar. Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan
untuk menciptakan pelayanan yang prima. Untuk perlu dilakukan peningkatan manajemen pelayanan
kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung
mengatasi masalah yang khususnya berkaitan dengan peningkatan pelayanan kebidanan.
170
3. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
4. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
5. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
6. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia
7. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan sirkulasi ibu
8. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
9. Pencegahan komplikasi pada saat nifas
10. Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia
2. Latihan
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini
Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 2 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang upaya promotif pelayanan asuhan kehamilan.
4) Anggota kedua mempelajari tentang : upaya preventif pelayanan asuhan kehamilan.
5) Setelah Anda selesai mempelajari tugas masing – masing secara individu,diskusikan bersama –
sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
6) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
7) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
3. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2007.Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
171
TOPIK 12
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU XII
172
1. Materi Pembelajaran
1. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal
1.Tujuan Kunjungan
a. Tujuan kunjungan antenatal secara umum
1) Untuk memberikan support kepada ibu dan keluarga menghadapi persalinan
2) Mengidentifikasi aspek sosial yang mempengaruhi kelahiran
3) Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara ibu an keluarga dengan tenaga kesehatan
4) Untuk memonitor perkembangan kehamilan dan memastikan pertumbuan janin baik
5) Untuk mendeteksi adanya keadaan abnormal dalam kehamilan sehingga cepat memberikan
penanganan
6) Untuk mempersiapkan ibu baik secara fisik dan mental mempersiapkan kelahiran bayi
7) Mensosialisasikan program menyusui dan memfasilitasi pesiapan laktasi
2) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Anamnesa haid memberikan kesan kepada kita fungsi alat kandungan. haid terakhir,
teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk menghitung tanggal persalinan.
Dengan demikian memungkinkan bidan untuk memprediksi taksiran persalinan dan
menghitung usia gestasi. Tanggal perkiraan kelahiran dihitung dengan menambahkan 9
bulan kalender dan 7 hari pada hari petama menstruasi terakhir.
b) Riwayat obstetri yang lalu
Keadaan kehamilan yang lalu dapat dijadikan sebagai gambaran untuk memperkirakan
keadaan kehamilan sekarang. Dengan riwayat persalinan normal sebelumnya bidan dapat
173
memprediksikan keadaan panggul ibu luas. Jika ibu pernah mengalami abortus dan
kuretase, salah satu penyebabnya adalah inkompeten serviks dan dapat beresiko terjadinya
ruptura uteri. Jika ibu pernah mengalami abortus berulang, kemungkinan besar terjadi
kelainan genetik, ketidakseimbangan hormon dan inkompeten serviks. Komplikasi pada
kehamilan persalinan, persalinan dan nifas yang lalu biasanya akan relevan pada kehamilan
sekarang. Secara garis besar yang dapat kita tanyakan kepada ibu mengenai riwayat obtetri
yang lalu antara lain
─ Jumah kehamilan
─ Jumlah kehamilan hidup
─ Jumlah krhamilan yang cukup bulan
─ Jumlah keguguran
─ Persalinan dengan tindakan
─ Riwayat perdarahan pada persalinan dan pasca persalinan
─ Riwayat nifas yang lalu
─ Riwayat pemberian ASI
d) Riwayat keluarga
174
Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui genetik, ada yang bersifat familial atau
berkaitan dengan etnisitas dan beberapa berkaitan degan lingkungan fisik atau sosial
tempat keluarga tersebut bertempat tinggal.
Diabetes meskipun bukan diturunkan secara genetik, menimbulkan predisposisi pada
anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil dan gemuk. Begitu juga halnya dengan
hipertensi dan kehamilan kembar. Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit dan talasemia
lebih umum terjadi pada ras tertentu. Penyakit tuberkulosis biasanya dapat dengan mudah
menular pada ibu.
e) Riwayat sosial
─ Tanyakan tentang perkawinan ibu (tahun menikah, berapa lama setelah menikah baru
hamil)
─ Sangat penting ditanyakan kepada ibu tentang respon keluarga terhadap kehamilan
─ Pada saat hamil ibu memiliki kondisi emosional yang tidak stabil sehingga ia
membutuhkan dukungan dari oang-orang terdekat
─ Bidan dianjurkan menanyakan kepada ibu tentang keadaan finansial keluarga.
3. Pemeriksaan fisik
Prinsip pelaksaaan pemeriksaan fisik sebagai berikut
a. Cuci tangan segera sebelum melakukan pemeriksaan
b. Pastikan bahwa kuku jari bersih dan tidak panjang, sehingga tidak menyakiti pasien
c. Terlebih dahulu hangatkan tangan dengan air hangat sebelum menyentuh pasien atau gosok
bersama-sama atau letakkan di bawah lampu
d. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Biarkan pasien mengetahui bagian
mana yang akan disentuh, apa yang akan dilakukan dan apakah pemeriksaan ini membuat
rasa tidak nyaman
e. Gunakan sentuhan yang lembut, tetapi tidak menggelitik pasien
f. Perhatikan hak dan privasi pasien
g. Tutupi badan pasien selama pemeriksaan dan hanya bagian yang diperiksa yang terbuka
h. Atur pemeriksaan sesuai ketentuan sebagai berikut
1) Mulai dari kepala baru ke kaki
2) Batasi gerakan pasien
3) Tunggu sampai akhir pemeriksaan untuk menyentuh bagian tubuh yang akan
mengakibatkan bidan harus mencuci tangan kembali (misalnya telapak kaki)
175
4) Pastikan bahwa pemeriksaan selalu memperhatikan prinsip pencegahan infeksi dan
menggunakan cara yang sama pada setiap pasien. Hal ini membantu bidan mengingat
langkah-langkah
i. Waspadai ketidaksesuaian antara cerita pasien dan hasil pemeriksaan fisik
j. Diskusikan semua hal yang ditemukan pada pasien
3. Lepolod III
176
─ Menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin ini
sudah masuk PAP
4. Leopold IV
Untuk menentukan seberapa masuk bagian bawah ke dalam rongga panggul
─ Kedua tangan konvergen: hanya sebagian kecil bagian terbawah janin sudah masuk
PAP
─ Kedua tangan sejajar: sebagian bagian terbawah janin sudah masuk PAP
─ Kedua tangan divergen: sebagian besa bagian ternawah janin sudah masuk PAP
c) Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting dari proses pemeriksaan
kehamilan. Saat melakukan auskultasi dapat terdengar beberapa bunyi:
─ Dari anak
1. Bunyi jantung janin
2. Baru dapat didengar 17-20 minggu dengan fetoskop dan 10-12 minggu dengan
doppler. Dengan USG pada 6 minggu. Frekuensi lebih cepat dai orang dewasa yaitu
120-140x/menit. Karena badan anak dalam kyphosis dan didepan dada, maka paling
jelas didengar pada bagian punggung. Pada presentasi biasanya letak kepala, maka
tempatnya adalah kiri/kanan bawah pusat. Dari adanya jantung anak dapat dipastikan
bahwa ibu hamil, anak hidup. Dari tempat bunyi jantung anak terdengar dapat
ditentukan presentasi anak, posisi anak, (kedudukan punggung), sikap anak (habitus)
dan adanya anak kembar. Jika BJJ terdengar dikiri/kanan bawah pusat, maka
presentasinya kepala, atau terdengar kiri kanan setinggi/diatas pusat, maka presentasi
bokong (letak sungsang). Jika jantung terdengar disebelah kiri , maka punggung kiri,
dan sebaliknya. Kalau terdengar dipihak berlawanan dengan bagian-bagian kecil anak,
maka sikap anak fleksi dan sebaliknya. Pada anak kembar BJJ terdengar pada 2 tempat
yang sama jelasnya dengan frekuensi yang berbeda (perbedaan lebih dari 10 menit).
Dari sifat bunyi jantung anak dapat diketahui keadaan anak. Anak yang dalam keadaan
sehat 120-140 x /menit. Denyut jantung janin dihitung 1 menit penuh, dan untuk
iramanya dihitung 3x5 detik dan jumlahnya di kali dengan 4.
Misalnya :
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 Teratur, frekuensi 136 /menit, anak baik
10 14 9 Tak teratur, frek 132/menit, asfksia
8 7 8 teratur, frekuensi 92/menit, asfiksia.
3. Bising tali pusat
Sifatnya meniup katrena tali pusat tertekan, dengan mengubah sikap ibu sering bising
ini hilang.
4. Gerakan anak bersifat pukulan dalam rahim
─ Dari ibu
1. Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu disebabkan arteri
uterina
2. Bising aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedakan dengan bunyi jantung
anak maka nadi ibu harus dipegang
3. Bising usus
Sifatnya tidak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus ibu.
177
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul terutama penting pada primigravida. Untuk seorang multipara, bila
sudah pernah melahirkan anak yang aterm dengan spontan dan mudah, dianggap punya
panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak
menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor.
Keadaan-keadaan yang dicurigai adaya panggul sempit antara lain:
a) Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir
b) Pada multipara jika dalam anamnesa ternyata persalinan yang dulu sukar (riwayat
obstetri yag jelek)
c) Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua
d) Jika badan penderita menunjkkan kelainan seperti kiposis, skoliosis, picang, dan lain-lain
e) Kalau ukuran-ukuran luarnya sempit
Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah
178
Dari darah perlu ditentukan Hb, sayang dilakukan sekali 3 bulan atau minimal 2 kali
selama kehamilan. Bila diketahui nilainya rendah maka diperlukan tindakan penanganan
(penanganan anemia) Selain pemeriksaan haemoglobin, pemeriksaan lain yang
dibutuhkan yaitu:
1) USR (Unheated serum reagin) atau VDRL (veneral disease research labortory) untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit sipilis, sebaiknya dilakukan secara rutin pada
kunjungan pertama, dan dapat diulang sesuai kebutuhan.
2) Status imun rubella untuk memastikan status kekebalan, dilakukan secara rutin pada
kunjunan pertama.
3) Kadar estriol serum, untuk memeriksa fungsi plasenta, dilakukan jika diperlukan.
4) Golongan darah dan Rh untuk mengetahui golongan darah dan Rh yang penting pada
kasus yang memerlukan transfusi segera. Pemeriksaan antibodi dilakukan pada darah
dengan Rh negatif. Dilakukan secara rutin pada kunjungan pertama, jika antibodi Rh
positif, pemeriksaan titer dapat diulangi pada kehamilan 16, 24, 28, 32, 36 minggu.
5) Skrining hepatitis B
6) Skrining sitomegalovirus dan toksoplasmosis
b) Pemeriksaan urin
1) Protein urin untuk mengetahui fungsi ginjal
Apabila ginjal berfungsi dengan normal, maka tidak akan terdapat protein dalam urin
ibu hamil
2) Pemeriksaan glukosa urin untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan reagen benedict. Pada ibu dengan diabetes mellitus
akan terdapat glukosa di dalam urinnya.
179
anamnesa riwayat pasien, harus ditanyakan riwayat psikologis disamping riwayat medis yang
berhubungan dengan keadaan jasmani ibu.
3. Pengakajian fetal
a. Gerakan janin (fetal Movement Counting / FMC)
Merupakan teknik pengkajian janin yang paling praktis dan dapat dilakukan oleh kebanyakan
ibu hamil. Total gerakan dalam 24 jam yang dilakukan janin bervariasi. Namun, pergerakan yang
menurun dari pola rutin, dianggap sebagai tanda bahaya (gawat janin)
Pada kehamilan yang dipersulit dengan insufisiensi uretroplasenta, terdapat penurunan yang
khas pada hitung gerak janin harian (daily fetal movement count [DFMC]), dan faktor presipitasi
yang terjadi pada periode yang secara cepat mendahului kematian janin. Keuntungan perhitungan
gerak janin adalah dapat diperolehnya secara kontinyu kesejahteraan janin, jauh dari area klinis,
dan relatif lebih mudah untuk dilakukan pasien, meskipun keakuratan dan reliabilitasnya
bervariasi.
Banyak hal yang mempengaruhi gerakan janin, antara lain usia gestasi, stimulasi suara, ibu
yang merokok, dll. Perhitungan gerakan janin juga dapat keliru pada kasus polihidramnion atau
oligohidramnion. Parameter perhitungan gerakan janin harian normal atau hitung tendangan janin
(kick count), sedikit bervariasi dalam prakteknya dari 3-10 gerakan dalam 30 menit. Prosedur
bervariasi sesuai dengan waktu saat itu, berkenaan dengan waktu makan (tepat setelah makan),
posisi ibu (miring) ,hidrasi (air putih atau jus). Pasien diinstruksikan untuk bersikap dengan
terhadap diri sendiri, tetap rileks tetapi dalam keadaan sadar, mengosongkan kandung kemih dan
meletakkan tangan pada abdomen dan berfokus pada gerakan bayi. Ketika pasien diinstruksikan
untuk melakukan perhitungan tendangan, penggunaan palpasi dan memastikan pasien merasakan
gerakan jani. Pasien secara kontinyu harus tetap waspada terhadap gerakan janin adn melaporkan
hasil observasi setiap jam apabila pasien mendapatkan gerakan janin menurun.
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin. Data sedikitnya 10
gerakan dalam 10 jam lazim. Ibu harus segera menghubungi nakes bila kriteria tersebut tidak
terpenuhi. Tanyakan kepada wanita untuk menentukan satu waktu dalam sehari ketika janin
biasaya aktif dan ketika ibu tersebut mempunyai waktu fokus pada gerakan janin. Setiap hari pada
gerakan yang sama, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi 10
gerakan janin. Jika untuk mencapai 10 gerakan janin memerlukan waktu yang lebih lama dari
biasanya atau tidak terjadi gerakan maka wanita harus segera menemui petugas kesehatan.
Metodologi perhitungan tendangan janin
Instruksi pasien : Enam langkah bagaimana menggunakan daftar perhitungan anda.
1) Hitung gerak setiap waktu antara pukul 07.00 malam dam 11.00malam
2) Setelah anda makan berbaringlah kekiri / kekanan
3) Tandai tanggal dan waktu mulai pada catatan anda
4) Letakkan kedua tangan anda diatas abdomen dan berikan perhatian penuh pada gerakan bayi
anda.
5) Setiap kali bayi and bergerak atau menendang, tandai satu kotak
6) Ketika bayi anda telah bergerak atau telah menendang sebanyak 10 kali isilah waktu brhenti
pada daftar anda. Jika bayi tidak bergerak sebanyak 10 kali dalam 2 jam, segera lapor ke
tenkes.
180
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting pada pemeriksaan kehamilan
untuk menilai kesejahteraan janin. Bidan harus menghitung denyutan per menit, yang harus
mendapatkan nilai antara 110-160 kali per menit. Instrumen pemantauan DJJ:
1) Fetoskop
2) Ultrasonografi Doppler menghantarkan gelombang suara ultra yang tinggi frekuensi kebagian
katup jantung janin yang bergerak, mendefleksikan kembali ke peralatan, dan mengubahnya
dalam bentuk sinyal elektronik yang dihitung.
Tabel 6.1 Prosedur mendengar DJJ
Prosedur mendengar DJJ Rasional
1. Lakukan manuver leopold 1. Untuk mengidentifikasi presentasi dan
dengan cara palpasi abdomen ibu posisi janin
2. Pasang alat mendengar diatas 2. Untuk mendapatkan bunyi jantung yang
daerah intensitas maksimum, paling keras dan jelas, agar perhitungan
yang berada di sepanjang lebih mudah.
punggung janin, dan bunyi 3. untuk membedakan antara denyut nadi
jantung janin terdengar jelas ibu dengan denyut jantung janin
3. Hitung denyut nadi radialis ibu 4. untuk dapat menghitung DJJ diantara
4. Palpasi abdomen terhadap kontraksi
hilangnya aktivitas uterus 5. untuk mengidentifikasi nilai dasar DJJ,
5. Hitung DJJ selama 1 menit penuh yang hanya dapat dikaji selama hilangnya
diantara kontraksi aktivitas uterus
6. Auskultasi DJJ selama kontraksi 6. Untuk mengidentifikasi DJJ selama
apabila memungkinkan dan kontraksi dan sebagai suatu respon
selama 30 detik setelah akhir terhadap kontraksi
kontaksi 7. Untuk mengidentifikasi perubahan dari
7. Ketika ada ketidaksesuaian DJJ nilai dasar yang menandakan kebutuhan
yang jauh selama atau diantara untuk pemantauan DJJ jenis lain.
periode mendengar, lakukan
auskultasi lebih lama, setelah dan
diantara kontraksi
181
14) Penyakit sel sabit
15) Pre eklampsi
16) Gestasi multipel dan kembar yang tidak sama
17) Oligohidramnion
18) Apabila melewati TP
19) PROM
20) Penurunan gerakan janin
21) Riwayat lahir mati
Pengujian NST yang paling sering dilakukan pada trimester ke 3 kehamilan. NST dilakukan
dengan menggunakan monitor eksternal. Uji ini digunakan untuk wanita hamil dengan komplikasi
atau resiko tinggi terhadap insufisiensi uteroplacental (UPI). Metode pengujian NST relative tetap
(standar). Namun interpretasi hasil NST bervariasi sesuai dengan literature medis dan klinis yang
berlaku. Bidan harus memahami kriteria yang digunakan dalam pengaturan NST termasuk
prosedur dan interpretasinya.
Uji NST reaktif, merupakan indikator yang paling baik untuk mengetahui kehidupan janin pada
trimester ke 3, karena janin mesti mendapatkan oksigen yang cukup dan nutrisi lainnya melalui
plasenta agar denyut jantung janin tetap ada, dimana hal ini berkaitan dengan gerakan janin.
Reaktivitas FHR (fetal heart rate) janin berkembang antara minggu ke 28-32 usia kehamilan.
Uji NST yang non reaktif menggambarkan adanya ketidaknormalan pada janin, terutama jika
sebelumnya janin reaktif. Ketika NST non reaktif, bidan harus mendapatkan informasi tambahan
mengenai janin tersebut sebelum dilakukan pengujian klinik sebelumnya. Pengujian klinik lainnya
yaitu seperti uji profil biophysical (biophysical profil/BPP) atau contraction stress test (CST).
Karena janin mengalami fase tidur, maka penambahan waktu 30 menit selama pengujian perlu
dilakukan untuk memperoleh reaktifitas janin yang lengkap. Janin yang belum berusia 28 minggu
tidak boleh dilakukan pengujian NST karena pada usia itu system syaraf janin belum sempurna.
Kadang kala, janin mempunyai pola FHR dengan percepatan dan penurunan yang bervariasi,
hal ini akan menyulitkan dalam menginterpretasi hasil uji.
Interpretasi Kriteria
Reaktif Sedikitnya 2 akselerasi FHR sebelum 2 menit dengan
garis dasar sedikitnya 1 detik dan mempunyai amplitud
minimal 15 bpm.
Non reaktif Tracing FHR gagal dalam mencapai amplitud yang
Tidak ada kesimpulan mencukupi untuk akselerasi FHR sebelum 20 menit.
(inconslusif) Jejak FHR tidak dapat di tafsirkan karena kesulitan
memperoleh tracing EFM, atau tracing tidak
mendapatkan garis dasar FHR.
(terjadi pada janin yang sangat aktif sekali).
182
Pola FHR yang bervariasi ini dapat menunjukkan terjadinya oligohydramnios. Ketika NST non
reaktif perlu dilakukan pengujian lain seperti BPP (biophysical profile)
Penyebab NST yang non reaktif.
Pada penentuan uji NST biasanya sulit untuk memperoleh tracing /salinan EFM yang
memenuhi syarat. Kesulitan ini dapat disebabkan oleh janin yang sangat aktif, wanita hamil yang
obesitas atau polyhisramnions. Kadang kala tracing dapat dilakukan dengan mudah, jika janin
bergerak dengan konstan dan akselerasinya lama kembali ke garis dasar.
NST tidak dapat di evaluasi jika garis dasar /pangkal FHR tidak diperoleh. Biasanya pada saat
janin beristirahat akan diperoleh garis lurus. Maksimal lamanya evaluasi NST berdasarkan
literature berkisar antara 40 menit hingga 2 jam. Kisaran waktu ini tidak hanya tergantung pada
janin saja tetapi juga pada ketersediaan ultrasound, waktu akan lebih efisien karena BPP telah
diperoleh dan NST dapat di hentikan pada menit ke 45. Jika tempat ultrasoud sangat jauh dari
tempat pengujian NST, maka waktu NST perlu diperpanjang CST dapat dilakukan jika NST non
reaktif dan tidak tersedianya ultrasoud untuk memperoleh BPP. Frekuensi waktu pengujian NST
bervariasi tergantung pada tujuan pengujian, tingkat keparahan insufidiency uteroplacental (UPI)
dan kemungkinan lain. Pengujian dilakukan setidaknya sekali seminggu. Pada wanita yang
terkena UPI dan beresiko tinggi mengalami kelahiran yang buruk, dianjurkan untuk melakukan
pengujian NST 2 kali seminggu. Bagi wanita yang bedrest di rumah, terdapat layanan pengujan
NST di rumah, pada kondisi ini wanita dapat melakukan pengujian sendiri dan menyampaikan
data lewat telepon.
Telah diketahui bahwa banyak janin dengan NST non reaktif ternyata sebenarnya kondisinya
sehat. Banyak cara yang telah di coba untuk menginduksi janin non reaktif menjadi reaktif
termasuk menggoyang bayi dalam rahim, semua praktek telah dibuktikan. Mungkin cara yang
paling umum adalah dengan memberikan sari buah (jus) pada wanita hamil sebagai sumber
glukosa. Namun, penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian glukosa tidak secara
signifikan mengubah gerakan janin atau reaktifitas denyut jantung. Jadi:
1. Jika NST reaktif, frekuensi uji berikutnya tergantung dari indikasi untuk diadakan uji kembali
2. Jika NST non rektif, uji lebih lanjut diindikasikan, seperti uji stress
3. Jika NST inkonklusif, NST yang memanjang sampai 45 menit, atau diadakan uji lanjutan
Paradigma pengkajian gerakan janin sebagai respon terhadap laporan wnita tentang
penurunan atau penghentian gerakan janin
183
Gerakan ≥ 3 Gerakan < 3
d. Amniosentesis
yaitu pengeluaran cairan dari rongga amnion dengan menggunakan jarum pungsi
/pemeriksaan laboratrium pada air ketuban. Prosedur dilakukan dibawah pedoman ultrasonografi
yang dilakukan sebelumnya atau bersamaan dengan memasukkan jarum jenis spiral ukuran 20-22
secara transabdominal untuk mengaspirasi cairan amnion sebanyak 5-20 ml. Indikasinya adalah
1) Penyimpangan kromosom herediter
2) Penyimpangan kromosom pada satu / lebih kehamilan sebelumnya
3) Ibu dengan umur diatas 35 tahun
Dapat dilakukan pada trimester 1 dan 2
a) Trimester 1: biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik. Ketika masalah
genetik dicurigai, maka amniosintesis dilakukan sesegera mungkin, biasanya antara gestasi 16-
20 minggu.
b) Amniosintesis lanjut dalam kehamilan paling sering dilakukan untuk mengkaji kesejahteraan
dan maturitas janin. Trimester 2: digunakan untuk memonitor kematangan paru. Biasanya
digunakan untuk meniai/ menjadwalkan tindakan persalinan SC dan persalinan induksi yang
dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu. Dengan adanya amniosentesis sindrom
pernafasan BBL dapat dikurangi. Kematangan paru dapat dinilai dengan pemeriksaan L/S
(Lechitin/spingomyelin) dan keberadaan PG (Phospatidiglycerol). Jika terdapat PG dalam
amnion, dapat diramalkan resiko sindrom pernafasan sangat kecil. Kadar L/S normal adalah
lebih besar dari 2. Bila rasio L/S ≥2, probabilitas terjadi sindrom dipsne dibawah 5%. Kadar
lesitin diatas 5,5 mg/dl menunjukkan maturitas paru sebanyak 80-90 %. Kadar dibawah 4,7
mg/dl menandakan paru kurang berkembang.
Terdapat resiko – resiko minimal terhadap amniosintesis. Beberapa peneliti telah melaporkan
bahwa lebih kurang 0,5 % dari semua prosedur amniosintesis berakibat aborsi spontan.
Resiko lain mencakup trauma terhadap janin atau terhadap plasenta, perdarahan infeksi,
persalinan prematur dan sensitisasi Rh dari perdarahan janin kesirkulasi darah ibu.
Prosedur
Setelah melakukan identifikasi dengan ultrasonografi terhadap posisi plasenta dan letak
anak, tempat pungsi dipilih pada bagian yang berisi cairan dan yang memiliki resiko paling
kecil untuk menyebabkan terjadinya trauma pada plasenta dan janin. Dalam keadaan steril
masukkan jarum transabdominal dengan mengarah ke ekstremitas atau dibawah tubuh ke
dalam ruang amnion, dan sedot 5-10 ml cairan.
Selama amniosintesis, pasien harus tetap tenang selama prosedur dan harus
diinstruksikan untuk tidak memegang abdomen atau lipatan kain. Tempatkan tangan pasien
dibawah dibawah kepala. Kebanyakan wanita cemas ketika melihat jarum panjang, maka
184
minta pasien untuk memejamkan mata sebelum jarum masuk. Bila amniosintesis selesai, maka
perlu dilakukan observasi terhadap gejala yang tersembunyi . tanda – tanda vital pasien harus
dipantau setelah dilakukan prosedur. Fundus uteri harus dipalpasi pada saat yang sama untuk
mencatat aktivitas uterus dan janin.
4. Menentukan Diagnosa
Dalam menetapkan apakah suatu kehamilan normal atau tidak, harus diketahui atau
ditentukan beberapa hal yang mendukung ke arah kenormalan tersebut. Ada beberapa pertanyaan
yang harus dijawab setelah melakukan pemeriksaan kehamilan, yaitu :
a. Hamil / tidak
Untuk menjawab ini kita mencari tanda – tanda kehamilan.
1) Tanda pasti hamil
Merupakan tanda objektif yang di dapat dari hasil pemeriksaan dan hal ini menyatakan
bahwa ibu pasti hamil dan tidak ada diagnosis differensial untuk tanda ini.
a) Gerakan janin
─ Anamnesa : ibu merasa gerakan janin didalam perutnya
─ Palpasi : teraba bagian-bagian janin, teba dan terlihat gerakan janin
b) Denyut jantung janin
─ Dengan auskultasi : terdengar DJJ melalu pemeriksaan dengan dopler atau laenec
dan CTG
c) Bayangan / rangka janin
─ Dilihat dari USG : tampak bayangan janin
─ Dilihat dengan foto rontgen : telihat rangka janin.
2) Tanda tidak pasti hamil
Dapat dikatan tanda objektif yang belum pasti yang diperoleh oleh si pemeriksa.
a) Pembesaran rahim sesuai dengan usia kehamilan
b) Pada pemeriksaan inspeksi dapat dijumpai
─ Tanda chadwick : pada pemeriksaan inspekulo didapatkan selaput lendir dan
vagina membiru, lebih terlihat jelas pada daerah porsio. Penyebabnya adalah
hipervaskularisasi pembuluh darah didaerah tersebut untuk pesiapan kehamilan
─ Tanda hegar : terjadi perubahan konsistensi isthmus uteri menjadi lunak. Pada
pemeriksaan dalam, 2 jari tangan kanan yang ada didalam rahim di letakkan pada
forniks anterior sedangkan tangan kiri berada diatas simphisis pubis, maka akan
didapatkan isthmus uteri menjadi lunak seolah-olah corpus tidak terhubung dengan
serviks
─ Tanda piskasek : pertumbuhan yang tidak rata pada daerah fundus, dimana daerah
tempat implantasi lebih cepat tumbuh. Pada palpasi ditemukan daerah yang cepat
tumbuh tersebut lebih menonjol ke satu sisi di bandingkan sisi yang lain
─ Kontraksi brakston hiks : uterus mudah diransang untuk berkontraksi, terutama
didaerah korpus uteri. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan
185
─ Ballotemen : pada bulan ke 4 dan 5, janin lebih kecil dibandingkan dengan
banyaknya air ketuban. Maka pada palpasi dirasakan adanya benda (janin 0 yang
melenting dalam rahim ( ballotemen in toto) apabila rahim didorong tiba-tiba atau
digoyangkan. Ini tejadi pada kehamilan 20 minggu ke atas. Ballotemen juga dapat
terjadi diluar rahim, akibat adanya tumor yaitu fibroma ovarii
─ Perubahan pada serviks : didalam kehamilan konsistensi serviks seperti bibir atau
ujung bawah daun telinga, sedangkan di luar kehamilan, konsistensi serviks seperti
ujung hidung.
─ Hiperpigmentasi kulit pada daerah wajah, lipatan tubuh, areola, parut
─ Keluar kolostrum
c) Pada pemeriksaan laboratorium : hCG +, namun ini juga dapat mendeteksi terjadinya
penyakit trofoblas.
3) Tanda mungkin hamil
Tanda mungkin hamil sudah timbul sejak hamil muda. Makin banyak orang hamil di
jumpai, makin besar pula kemungkinan hamil itu terjadi. Tanda ini dapat dikatakan
sebagai tanda subjektif yang dirasakan oleh ibu hamil.
a) Amenore
Gejala ini sangat penting, karena seorng ibu hamil tidak dapat menstrusi lagi.
Penyebabnya adalah setelah terjadi konsepsi maka ovulasi tidak lagi terjadi. Tenaga
kesehatan harus mengetahui hari pertama haid terakhir ibu (HPHT), untuk
menentukan taksiran persalinan. Sedangkan tuanya kehamilan ditentukan oleh
beberapa cara penentuan usia kehamilan
b) Mual dan muntah
Terjadi akibat pengaruh estrogen dan progesteron sehingga terjadi peningkatan asam
lambung. Mual kadang–kadang disertai morning sickness (muntah) jika mual dan
muntah yang berlebihan dan sudah mengganggu aktivitas ibu disebut dengan
hiperemesis gravidarum. Karena mual dan muntah maka nafsu makan ibu berkurang
c) Merasakan pergerakan janin
d) Ngidam
Yang menginginkan mekanan dan atau minuman tertentu yang kadang–kadang tidak
dapat dicegah. Hal ini terjadi pada awal kehamilan dan akan hilang setelah kehamilan
16 minggu.
e) Syncope / pingsan
Terjadi karena gangguan sirkulasi darah ke otak yang mengakibatkan gangguan
susunan saraf pusat. Ini terjadi pada umur kehamilan 16 minggu. Sehingga ibu hamil
dianjurkan banyak istirahat
f) Payudara terasa tegang dan agak berisi
Terjadi akibat deposit lemak sebagai persiapan laktasi, termasuk air dan garam
mineral. Ini dipengaruhi estrogen, progesteron dan somatomamotropin.
g) Sering miksi
Sebagai akibat desakan rahim yang semakin membesar, sehingga kapasistas / daya
tampung urin dalam buli –buli semakin sedikit, sehingga menimbulkan sering kencing
h) Konstipasi dan obstipasi
Terjadi karena hormon progesteron dalam merelaksasi otot pada saluram pencernaan.
i) Varises
Terjadi pengaru hormon estrogen dan progesteron yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah vena di tubuh. Lokasi yang sering terjadi yaitu lipatan paha, betis
genitalia eksterna dan payudara.
186
b. Primigravida / multigravida
Menetapkan kehamilan primigravida atau multigravida sangat penting karena sikap
pengawasan hamil dan mempersiapkan pertolongannya mempunyai perbedaan. Dalam
pengawasan hamil tidak ada perbedaan sampai saat kehamilan berlangsung. Primigravida
mendapat perhatian bila pada minggu ke 36 kepala janin belum masuk ke Pintu atas panggul.
Kepala janin yang masih tinggi, mempunyai beberapa kemungkinan, sebagai berikut :
1) Terdapat kesempitan panggul
2) Terdapat lilitan tali pusat / tali pusat pendek
3) Kepala janin dalam keadaan ekstensi
4) Terdapat kemungkinan plasenta previa
5) Terdapat tumor yang menghalangi masuk ke PAP
6) Pendular abdomen
Pada multigravida dilakukan pertanyaan tentang persalinan yang lampau, sebagai gambaran
3P (power, passanger dan passage). Bila pada persalinan lampau baik, maka memberikan petunjuk
yang baik, berarti tidak ada kesempitan panggul dan beratnya janin dalam kehamilan dalam
keadaan normal.
Bila kehamilan dan persalinan lampau di jumpai keadaan :
1) Kehamilan dengan komplikasi atau penyakit
2) Pernah mengalami keguguran
3) Persalinan prematurus
4) Kelahiran mati dalam rahim
5) Persalinan dengan tindakan operasi
6) Persalinan lama
7) Kehamilan lewat waktu
Dapat disimpulkan behwa kehamilan lalu mempunyai resiko yang lebih tinggi, sehingga
persalinan perlu dikirim kerumah sakit. Tujuan konsultasi atau mengirimkan ke fasilitas yang
lebih memadai adalah untuk menjamin kehamilan mendapat pengawasan yang optimal, sehingga
persalinan dapat mencapai well born baby dan well health mother.
187
2) Dari tingginya fundus uteri.
Tetapi pada gemeli, hydramnion dan molahydatidosa fundus uteri lebih tinggi dari pada yang
sesuai dengan tuanya kehamilan ; sebaliknya pada oligohydramnion lebih rendah dari pada
semestinya.
3) Dari besarnya anak terutama dari besarnya kepala anak, misalnya diameter biparietal dapat
diukur secara tepat dengan ultrasound ( A Scan).
4) Dari saat mulainya terasa pergerakan anak
5) Dari saat mulainya terdengar bunyi jantung anak.
6) Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul.
7) Dengan pemeriksaan amniocentesis (Oange Stained cells, kreatinin dll).
Perbedaan antara kehamilan 8 bulan dan 10 bulan
8 bulan : 10 bulan :
1. Perut lebih kecil 1. Perut lebih besar
2. Epigastrium tegang pada 2. Epigastrium lembek
primigravida 3. Pusat menonjol
3. Pusat mendatar 4. Kepala besar
4. Kepala kecil 5. Kepala sudah turun ke
5. Kepala belum turun ke dalam rongga panggul pada
dalam rongga panggul. 6. primi gravida.
Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur-angsur turun ke dalam rongga
panggul. Ini disebabkan karena rahim, ligamentum rotunda dan dinding perut makin teregang
dan karena kekenyalannya mendesak isinya ke bawah.
Kekuatan ini di bantu juga oleh kekuatan mengejan waktu buang air besar. Pada multigravida
dinding rahim dan dinding perut sudah kendor, kekenyalannya sudah kurang hingga kekuatan
mendesak ke bawah tidak seberapa, maka pada multipara biasanya kepala baru turun pada
permulaan persalinan.
Kalau pada primigravida kepala belum turun pada akhir kehamilan, maka harus diingat
kemungkinan panggul sempit atau keadaan patologis lain (placenta praevia, hydramnion,
gemelli). Kadang-kadang tidak turunnya kepala hanya disebabkan karena rongga perut cukup
luas (orangnya besar) hingga tidak usah dicari ruangan ke dalam rongga panggul kecil.
188
1) Perut lebih besar dari pada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.
2) Meraba 3 bagian besar atau lebih (yang dimaksud dengan bagian besar ialah kepala dan
bokong sedangkan yang di maksud dengan bagian kecil ialah kaki dan tangan).
3) Meraba 2 bagian besar berdampingan.
4) Meraba banyak bagian-bagian kecil.
5) Mendengar bunyi jantung anak pada dua tempat dengan sama jelasnya dan dengan
perbedaan frekwensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.
6) Pemeriksaan elektrokardiografi, ultrasound.
7) Pada hydramnion selalu harus diingat kemungkinan kehamilan kembar.
8) Pada Ro foto atau ultrasonogram nampak 2 kerangka janin.
f. Letak anak
Letak anak sangat penting berhubungan dengan prognosa persalinan. Beberapa latak seperti letak
lintang dan letak dahi tak dapat lahir spontan pada anak hidup dan aterm, dan jika tidak di perbaiki
berbahaya bagi ibu mapun anak. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian :
1) Situs : Letak adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
2) Habitus : Sikap yaitu letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.
3) Positio : Posisi adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau
jalan lahir. Mungkin terjemahannya yang terbaik ialah kedudukan.
4) Praesentatio : Presentasi yaitu apa yang menjadi bagian yang terendah.
Dalam bahasa indonesia belum dibedakan antara pengertian tersebut di atas; misalnya letak
lintang (situs); letak defleksi (habitus); letak muka (presentasi).
Situs :
1) Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Jika ukuran panjang anak ialah
ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu, maka anak dikatakan dalam letak
bujur atau letak memanjang.
2) Letak memanjang ada 2 macam presentasi ialah :
3) Kalau kepala menjadi bagian terbawah disebut letak kepala (presentasi kepala) dan kalau
bokong yang terendah disebut letak sungsang (presentasi bokong).
4) Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sumbu panjang ibu, maka anak dikatakan dalam
letak lintang.
5) Kadang-kadang sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam
letak serong.
6) Letakserong ini diketemukan dalam kehamilan, tapi dalam persalinan biasanya berubah
menjadi letak memanjang atau letak lintang.
Habitus (sikap) :
1) Yang dimaksud dengan habitus ialah bagaimana bagian-bagian dari anak seprti kepala, badan,
tangan, kaki itu letaknya satu terhaap yang lain.
2) Sikap anak yang fisiologis ialah : Badan anak dalam kyphose.
Kepala menekur, dagu dekat pada dada.
Lengan bersilang didepan dada.
Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.
Habitus demikian disebut latak fleksi atau letak menekur (lihat cepat sikap fleksi atau sikap
menekur).
Kalau anak menengadah, jadi dagu menjauhi dada dan tulang punggung dalam lordose, maka
anak dalam letak defleksi atau letak menengadah (sikap defleksi, sikap menegadah).
189
3) Pada anak dengan presentasi kepala dan sikap fleksi, maka bagian dari kepala yang terendah
ialah belakang kepala, maka dikatakan anak dalam letak belakang kepala, maka dikatakan anak
dalam letak belakang kepala (presentasi belakang kepala).
Hal tersebut biasanya baru dapat ditentukan dengan toucher waktu persalinan kalau
pembukaan suah cukup besar.
4) Pada anak dengan presentasi kepala an sikap defleksi bagian kepala yang terendah adalah
muka, maka disebut letak muka (presentasi muka).
Antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal masih terdapat presentasi puncak kepala da
presentasi ahi yang sering hanya bersifat sementara dan dengan turunya kepala menjadi
presentasi belakang kepala atau presentasi muka.
5) Pada letak sungsang (presentasi bokong) maka habitus yang mungkin diketemukan ialah :
a) Kedua tungkai lurus keatas.
b) Sikap ini menyebabkan presentasi bokong murni (frank breech).
c) Tungkai terlipat pada lipat paha dan lekuk lutut menyebabkan presentasi bokong kaki
(complete breech).
d) Kedua tungkai turun ke bawah, lebih rendah dari bokong menimbulkan presentasi lutut
atau presentasi kaki (incomplete breech)
190
e) Kelainan letak seperti letak sungsang dan letak lintang lebih sering terdapat pada kehamilan
yang belum lanjut.
f) Sebab-sebab presentasi kepala yang terbanyak : Pada akhir kehamilan bentuk rahim lonjong,
ukuran atas bawah lebih panjang dari pada ukuran melintang.
Hal tersebut disebkan karena terbentuknya segmen bawah rahim. Fundus uteri lebih lebar
dari bagian bawah rahim.
Air ketuban pada akhir kehamilan relatip sedikit, hingga dinding rahim mendekati badan anak
dan dengan demikian bentuk rahim lebih mempengaruhi letak anak.
Akibatnya anak menyesuaikan diri (akomodasi) dengan bentuk rahim, maka karena itu:
1. Ukuran panjang anak akan sesuai dengan ukuran panjang rahim.
2. Bokong dengan tungkai bawah merupakan ujung yang lebih besar dari pada kepala, maka
menempatkan diri di fundus uteri yang lebih lebar, sedangkan kepala di bagian bawah
rahim yang lebih sempit.
Selain dari pada itu kalau kepala sudah di bawah sering terpegang oleh pintu atas panggul,
sehingga presentasi tidak dapat berubah lagi.
g) Pada hamil yang belum lanjut maka bentuk rahim lebih bundar dan air ketuban relatief
banyak, hingga pada kehamilan yang belum lanjut lebih sering terdapat kelainan letak.
Oleh karena beberapa sebab, telur kadang-kadang bersarang di luar rahim seperti di dalam tuba,
ovarium atau rongga perut. Keadaan demikian disebut kehamilan ektopik (kehamilan diluar tempat
yang biasa) atau kehamilan extrauterin (kehamilan di luar rahim). Hanya kehamilan abdominal dan
kehamilan dalam parametrium dapat mencapai hamil tua.
1) Tanda-tanda bahwa anak di dalam rahim ialah :
b) Waktu meraba anak, uterus berkontraksi.
c) Kadang-kadang lig. Rotunda teraba kiri kanan dari tumor yang mengandung anak.
2) Tanda-tanda bahwa anak (yang sudah agak besar) tumbuh diluar rahim ialah :
a) Pergerakan anak lebih nyeri dirasakan oleh ibu.
b) Anak lebih mudah diraba dari luar.
c) Tumor yang mengandung anak tak pernah mengeras (kontraksi braxton hicks).
d) Disamping anak kadang-kadang teraba tumor ialah uterus yang membesar.
e) Pada foto rongent terlihat bahwa bagian terendah anak tinggi letaknya dan anak dalam
letak paksa.
f) kalau persalinan sudah mulai, maka pada pembukaan tetap kecil sebesar 1 jari dan kalau
kita masukkan jari ke dalam ovarium uteri, maka ternyata cavum uteri kosong.
g) Percobaan Pitocin : Kalau kita suntikkan pitocin 2 U intravenosa, maka teraba rahim
mengeras di samping anak, sedangkan tumor yang mengandung anak tidak mengeras.
h) Dengan membuat foto Rontgen dengan sonde di dalam cavum uteri atau dengan
hysterosalpingografi.
191
3) Conjungata eksterna : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung prosesus spinosus lumbal
V (Ind:18 cm, Er: 20 cm)
4) Ukuran lingkar panggul: daripinggir atas simpisis ke pertengahan antara SIAS dan trochanter
mayor sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain (Ind: 80 cm,
Er: 90 cm)
192
makanan berlemak
atau menggunakan
antasid
5 Peningkatan Encer, berwarna Perdarahan pervaginam yang
pengeluaran cairan putih dan tidak berwarna merah, benyak,
pervaginam berbau menggumpal, dapat terasa sakit
/ tida. Pada awal kehamilan
mungkin tanda terjadinya
abortus, sedangkan pada akhir
kehamilan kemungkinan
plasenta previa dan solusio
plasenta.
a) Keadaan umum ibu tentu juga sangat mempangaruhi prognosa persalinan, ibu yang lemah atau
sakit keras tentu tak dapat diharapkan menyelesaikan persalinan dengan baik.
b) Sering kita dapat menduga adanya penyakit pada wanita hamil dari keadaan umum penderita
atau dari anamnesa. Misalnya : adanya anaemia, cyanose, sesak nafas, icterus, keadaan nadi dan
turgor harus membangkitkan kewaspadaan.
c) Dalam membuat ikhtisar ini jangan lupa kita membuat diagnose yang utama misalnya placenta
praevia, toxaemia gravidarum, solutio placentae dll.
d) Sebaliknya karena suatu keadaan berat yang menonjol kita jangan lupa memperhatikan routine
misalnya kita diagnose placenta praevia atau eklampsia tetapi lupa mengenal kahamilan
kembar, letak anak yang luar biasa atau prematuritas.
193
5. Bengkak pada muka dan tangan
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Tanda
Bahaya Penjelasan Pengumpulan Data
Perdarahan ─ Perdarahan pervaginam ─ Tanyakan pada ibu kharakteristik
pervaginam pada awal kehamilan perdarahannya
jarang yang normal ─ Kapan mulai, banyaknya, warnanya,
─ Ibu mungkin akan adakah gumpalan, adakah rasa nyeri
mengalami perdarahan yang menyertai, dll
yang sedikit (spotting) ─ Periksa tanda vital dan DJJ
sekitar waktu pertama ─ Lakukan pemeriksaan lua, rasakan
terlambat haid, apakah perut bagian bawah lembut
perdarahan ini adalah pada perabaan, lakukan pemeriksaan
perdarahan implantasi spekulum, jika mungkin
normal ─ Jangan lakukan pemeriksaan dalam
─ Perdarahan ringan yang pada trimester III
lain adalah mungkin
pertanda serviks yang
rapuh. Perdarahan ini
mungkin normal atau
tanda infeksi
─ Perdarahan yang tidak
normal : merah, banyak,
disertai nyeri (abortus,
molahidatidosa,
kahamilan ektopik)
─ Pada kehamilan lanjut
perdarahan yang tidak
normak adalah merah,
banyak, kadang – kadang
disertai nyeri / tidak
selalu ( plasenta previa,
solusio plasenta )
Sakit ─ Tanda bahaya : sakit ─ Tanyakan pada ibu jika ia mengalami
kepala kepala hebat yang oedema pada muka / tangan atau
hebat menetap dan tidak hilang masalah visual
dengan beristirahat ─ Periksa TD, protein urine, refleks dan
─ Kadang – kadang ibu oedema
merasa penglihatannya ─ Periksa suhu, jika tinggi pikirkan untuk
menjadi kabur atau melakukan pemeriksaan darah untuk
berbayang mengetahui adanya parasit malaria
─ Sakit kepala hebat pada
kehamilan adalah gejala
Pre Eklampsia
Masalah ─ Tanda bahaya : perubahan Periksa TD, Protein urin, refleks dan
penglihatan visual mendadak, oedema
misalnya pandangan
194
kabur dan berbayang
─ Perubahan penglihatan ini
mungkin disertai sakit
kepala yang hebat ( tanda
pre eklampsia )
Bengkak ─ Tanda bahaya : muncul ─ Tanyakan pada ibu mengalami sakit
pada muka pada muka dan tangan, kepala atau masalah visual
/ tangan tidak hilang setelah ─ Periksa adanya pembengkakan
beristirahat, disertai ─ Ukur TD dan periksa protein urin
dengan keluhan fisik yang ─ Periksa Hb ibu ( lihat konjungtiva /
lain (anemia, gagal telapak tangan )
jantung dan pre eklampsia ─ Tanyakan gejala lain dari anemia
)
Nyeri ─ Tanda bahaya : nyeri yang ─ Tanyakan kharakteristik nyeri kapan
abdomen hebat menetap, tidak terjadi, seberapa hebat, kapan mulai
yang hebat hilang setelah beristirahat dirasakan, dll
─ Hal ini bisa berarti ─ Tanyakan apakah ibu mengalami gejala
apendiksitis, kehamilan lain seperti muntah, diare / demam
ektopik, abortus, PID, ─ Ukur tanda vital
persalinan preterm, ─ Lakukan pemeriksaan luar, dalam, raba
gastritis, penyakit kelembutan abdomen, periksa nyeri
kantung empedu, utreus sudut csto vertebral
iritasi, PHS, UTI ─ Periksa protein urine
Bayi ─ Gerakan bayi mulai ─ Jika sebelumnya bayi bergerak dan
kurang dirasakan padaminggu ke sekarang tidak, tanyakan :
bergerak 16 pada multipara dan 1. Kapan terakhir bayi bergerak
seperti minggu ke 20 pada 2. Raba gerakan bayi
biasa primipara 3. Periksa DJJ
─ Jka bayi tidur, gerakannya
akan lemah
─ Bayi harus bergerak
minimal 3 kali dalam 3
jam
─ Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu
berbaring atau
beristirahat dan jika ibu
makan atau minum
dengan baik
195
f. Istirahat
g. Kebersihan
h. Pemberian ASI
i. KB pasca salin
j. Tanda Bahaya
k. Aktivitas seksual
l. Kegiatan harian/ pekerjaan
m. Obat-obatan
n. Merokok
o. Bodi mekanik
p. Pemakaian sepatu
196
Kebutuhan untuk test laboratorium bagi ibu hamil terpenting adalah : Hb, Ht, dan VDRL. Jika
tertandai, maka dapat mencegah kasakitan dan kemtian pada ibu dan anak.
197
Perlu perencanaan konsultasi ketenaga profesi lain seperti : ahli gizi, ahli terapi, ahli
kebidanan, ahli laboratorium, ahli profesional lain yang terkait dengan masalah ibu saat
pengkajian.
5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling HIV/PMS.
Salah satu prinsip asuhan kebidanan adalah memfokuskan pada upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit pada kunjungan antenatal perlunya penetapan kebutuhan bagi ibu yang
beresiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS, terutama ibu hamil beresiko tinggi terhadap
penyakit tersebut.
6. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
perencanaan secara konsep dapat dirumuskan:
a. Pengertian
Kunjungan ulang yaitu : setiap kali kunjungan ulang antenatal setelah kunjungan antenatal
pertama.
b. Frekuensi kunjungan ibu hamil
Menurut WHO minimal kunjungan ibu hamil adalah 4 kali kunjungan, 1x pada trimester
pertama, 1x pada trimester kedua dan 2x pada trimester ketiga. Wanita hamil harus sering
dikunjungi dan disarankan ke nakes jika merasa ada tanda – tanda bahaya.
Batas minimal kunjungan dan bila ada komplikasi. Fokus kunjungan ulang:
1) Pendeteksian komplikasi
2) Persiapan kelahiran
3) Mempersiapkan dalam menghadapi kegawatdaruratan
4) Pemeriksaan fisik yang terfokus sesuai kebutuhan
5) Konseling.
Perencanaan yang komprehensif dibuat sesuai kebutuhan dan masalah yang didapat dalam
interpretasi data. Kebutuhan adalah hal yang selalu diberikan (fisiologis). Masalah adalah jika ada
data yang menyimpang (patologis).
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antenatal pertama (awal).
Tujuan kunjungan ulang antenatal adalah melanjutkan pengkajian terhadap kesehatan ibu,
mengkaji kesejahteraan janin, untuk memeriksa apakah fetus memiliki letak normal, sehingga
dapat lahir secara normal mendeteksi komplikasi yang terjadi dan membicarakan dengan ibu
mengenai kehamilan dan rencana persalinan
1. Mengevaluasi/mengingat kembali penemuan masalah yang terjadi, aspek yang menonjol pada ibu
hamil
Salah satu tugas bidan berkaitan dengan kunjungan ulang antenatal adalah melihat,
mengevaluasi dan mengingat kembali masalah apa yang ditemui pada ibu hamil saat kunjungan
awal antenatal. Pada prinsipnya, kunjungan ulang merupakan kelanjutan dari asuhan atenatal
awal. Jadi asuhan yang diberikan pada kunjungan ulang hendaklah berhubungan atau
berkelanjutan dari asuhan antenatal awal. Bidan perlu melihat kembali aspek-aspek apa saja
yang berkaitan dengan ibu. Dengan melihat kembali masalah dan pengkajian data pada kunjungan
yang lalu, bidan dapat melakukan asuhan kehamilan yang berkesinambungan. Hal-hal mengenai
198
data terdahulu yang perlu dilihat kembali oleh bidan akan disajikan pada review chart (daftar
tinjauan).
Setiap kunjungan ulang hendaklah terdiri dari daftar tinjauan, riwayat ibu, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul dan laboratorium, serta identifikasi kebutuhan belajar.
199
11) Konstipasi/ hemoroid
12) Varikositas
13) Kram pada kaki
14) Oedem
15) Penggunaan obat-obatan yang dibeli secara bebas
c. Pemeriksaan Fisik
Pada tahap kunjungan ulang antenatal, bidan dianjurkan melakukan pemeriksaan fisik
untuk mendeteksi gejala komplikasi dan menilai keadaan janin.
1) Tekanan Darah
2) Berat Badan
3) Pemeriksaan abdomen, untuk menilai:
a) Observasi abdomen
b) Letak, presentasi, posisi
c) Engagement
d) TFU
e) Perkiraan TBJ
4) Pemeriksaan ekstremitas
a) Atas: sianosis, oedema
b) Bawah: oedem, refleks, varises
5) Pemeriksaan kesejahteraan janin
a) Peningkatan pembesaran uterus
b) Pergerakan janin yang teratur
c) Denyut jantung 110/160 x/menit
d. Pemeriksaan Panggul
1) Melakukan pemeriksaan spekulum jika ibu mengeluh adanya pengeluaran cairan
pervaginam
2) Melakukan pemeriksaan panggul dalam pada trimester III
3) Melakukan pemeriksaan dalam jika ibu memperlihatkan gejala persalinan premature:
a) Menilai penipisan serviks
b) Dilatasi
c) Keadaan selaput ketuban
d) engagement
e. Pemeriksaan Laboratorium
200
Pada setiap kunjungan ulang sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Beberapa tes
laboratorium yang dilakukan seperti:
1) Pemeriksaan urine: protein urine dan glukosa urine
2) Pemeriksaan darah: Hb
3) VDRL
4) Antibody
Secara garis besar, prosedur pemeriksaan kunjungan ulang adalah sebagai berikut:
a. Riwayat kehamilan sekarang
1) Menanyakan perasaan klien sejak kunjungan terakhirnya
2) Menanyakan apakah klien punya pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak
kunjungan terakhirnya.
3) Menanyakan gerakan janin dalam 24 jam terakhir
4) Mendapatkan informasi tentang masalah atau tanda bahaya yang mungkin dialami klien
sejak kunjungan terakhirnya
5) Mendapatkan informasi tentang keluhan- keluhan yang biasa dialami ibu
b. Pendekatan umum untuk pemeriksaan
1) Mengamati penampilan ibu, suasana emosinya dan sikap tubuh ibu selama pemeriksaan
2) Menjelaskan semua prosedur pemeriksaan
3) Melanjutkan pertanyaan yang perlu untuk klarifikasi
c. Tes laboratorium dan tanda bahaya
1) Meminta klien buang air kecil untuk pemeriksaan proteinuria
2) Mengukur tekanan darah
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mengukur tinggi fundus uteri
201
2) Melakukan palpasi abdomennuntuk mendeteksi adanya kehamilan ganda (jika usia
kehamilan sudah lebih dari 28 minggu)
3) Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan
kepala janin (jika usia kehamilan lebih dari 36 minggu)
4) Mengukur DJJ
e. Pembelajaran, persiapan persalinan dan kesiagaan terhadap komplikasi
1) Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
2) Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan ibu mengenai pemberian ASI, KB, latihan (exercise),
istirahat, nutrisi dan pertumbuhan janin
3) Mendiskusikan rencana periapan kelahiran/ kegawatdaruratan
4) Mengajari ibu mengenai tanda bahaya
5) Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
6) Mendokumentasikan asuhan
Dokumen adalah catatan yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi
adalah pekerjaan mencatat atau merekam jalannya peristiwa atau objek yang berharga dan dapat
dikenang dan dilihat dikemudian hari.
Dokumentasi dalam pelayanan antenatal adalah catatan atau laporan yang dibuat oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan antenatal kepada individu, keluarga atau masyarakat serta
keseluruhan sehingga terwujud data yang lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat
kesakitan dari pasien tetapi juga jenis, kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien.
Kegiatan :
1. Membuat dokumen atau mendokumentasikan tiap asuhan atau tindakan yang dilakukan.
2. Merupakan suatu bukti nyata kerja bidan
3. Memberikan data atau informasi nyata mengenai keadaan kesehatan masyarakat diwilayah
kerja bidan.
Tujuan:
1. Sumber data atau informasi mengenai keadaan individu pasien, keluarga dan masyarakat.
2. Alat penilaian pelayanan yang diberikan.
3. memberikan umpan balik untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan menyeluruh.
Fungsi:
1. Tersedianya data atau informasi yang lebih nyata atau fakta mengenai keadaan atau tingkat
kesehatan masyarakat.
2. Sebagai mekanisme pengawasan terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Sebagai sumber data atau informasi dalam pengembangan rencana pelayanan kebidanan
selanjutnya.
4. Mempertahankan standar pelayanan kebidanan secara kebidanan.
Dokumentasi pelayanan adalah terlaksananya suatu proses manajemen dengan baik, tidak
terlepas dari kelengkapan dokumentasi manajemen tersebut Cara efektif untuk melindungi
praktisioner dan pegawai dari tuntutan hukum, walau tidak ada aturan hukum dalam
pendokumtasian tetapi bagi bidan ini penting diatur dalam praktiknya.
202
Mengapa Dokumentasi Penting ?
1. Merupakan catatan asuhan yang permanen
2. Merupakan sumber informasi
3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan
4. Memudahkan evaluasi pelaksanaan/implementasi asuhan
5. Menjadi sumber data catatan nasional, riset dan statistik mortalitas / morbiditas.
6. Merupakan sumber untuk meningkatkan mutu pemberian asuhan
7. Merupakan sumber dalam penyusunan standar pelayanan.
203
Varney menjelaskan bahwa manajemen asuhan kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal tahun 1990-an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan pada suatu
urutan yang logis :
1. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara menyeluruh.
2. Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar tentang masalah atau diagnosa secara
kebutuhan klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita, contohnya perasan
takut ibu hamil pada trimester 3 dalam menhadapi persalinan. Walaupun masalah ini dapat
mengarah pada hal yang serius, namun masalah tersebut tidak dapat dimaksudkan dalam
nomenklatur standar diagnosa kebidanan karena tidak termasuk diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang telah diakui dan dilaksanakan oleh suatu profesi,
berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, mempunyai ciri khas kebidanan,
didukung oleh clinical judgement dalam lingkup praktek kebidanan dan dapat diselesaikan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Kebutuhan adalah semua hal yang menyangkut dengan perkembangan kehamilannya serta
masalah yang sedang dihadapinya, seperti pendidikan kesehatan tentang personal hygiene,
penjelasan tentang masalah yang sedang dihadapi, dsb.
3. Langkah III : Antisipasi diagnosa dan masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial laninya
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan tindakan pencegahan.
4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Pada langkah
ini bidan melakukan identifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan. Penanganan ini bisa
mandiri, kolaborasi maupun rujukan.
5. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan penyusunan rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu.
Semua rencana yang dikembangkan harus benar-benar valid dan rasional berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date.
6. Langkah VI : Melaksanakan rencana asuhan
Pada langkah ini semua rencana asuhan dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam
pelaksanaannya harus melibatkan ibu, keluarga dan lingkungannya. Semakain terperinci
langkah yang ditetapkan dilangkah kelima, semakin baik dalam pelaksanaannya.
7. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi kekefektifan asuhan yang sudah diberikan. Juga evaluasi
dilakukan terhadap rencana asuhan yang belum dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada setiap
tahap manajemen asuhan tersebut.
204
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data subyektif dan
obyektif yang sudah dikumpulkan
4. Perencanaan
Rencana pelaksanaan asuhan sesuai dengan hasil assessment yang telah dilakukan.
Prinsip dokumentasi harus jelas, objektif, ringkas dan berkesinambungan. Dokumentasi asuhan
bertujuan untuk:
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang telah diberikan
2. Berbagi informasi diantar pemberi asuhan
3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang bersinambungan
4. Memungkinkan melakukan evaluasi dari asuhan yang telah diberikan
5. Memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik kesehatan
6. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu tinggi kepada klien.
2. Latihan
Tugas Mandiri Setelah selesai mempelajari materi yang diuraikan/dibahas pada Topik ini, Anda
diharuskan untuk mengerjakan soal-soal latihan yang sudah anda untuk menambah pengetahuan yang
telah Anda miliki, agar wawasan Anda lebih luas maka lakukan benchmarking ke Perpustakaan atau
penelusuran pustaka melalui internet, fasilitator, dan diskusi bersama teman. Selanjutnya buatlah
resume terkait dengan materi belajar Topik ini dari hasil penelusuran Anda.
3. Tes
Kasus
Ibu Laurance Datang Pertama Sekali Ke Rumah Bidan Deka Untuk Memeriksakan Kehamilannya
Pada Tanggal 14 Mei 2010 Pukul 14.00 WIB. Ibu Mengatakan Bahwa Haid Terakhirnya Pada Tanggal
28 September 2009. Selama Ini Haid Ibu Teratur. Ibu Pernah Mengalami Keguguran Pada Waktu
Kehamilan Yang Pertama Sekali. Kemudian Ibu Hamil Sampai Anak Lahir Dengan Berat 3000 Gr,
Namun 1 Jam Setelah Lahir, Anak Ibu Meninggal.Anak Ke Tiga Ibu Lahir Dengan Berat Badan 3300
Gram, Tanpa Menimbulkan Kesulitan Pada Ibu Saat Melahirkan Dan Keadaan Bayi Baik. Sekarang Ibu
Sering Merasa Sakit Pinggang. Hasil Pemeriksaan, Ibu Tampak Baik. Tanda Vital Dalam Batas Normal.
Ibu Mengatakan Sudah Merasakan Gerakan Janin Sejak 4 Bulan Yang Lalu. Dari Pemeriksaan
Oleh Bidan, Bunyi Jantung Janin Jelas Terdengar Di Kuadran Kiri Bawah Perut Ibu. Pada Ekstremitas,
Ditemukan Bengkak Pada Tungkai Ibu.
205
3. Berdasarkan Usia Kehamilan Ibu Maka Tinggi Fundus Uteri Adalah :
a. 3 Jari Di Atas Pusat
b. Pertengahan Antara Pusat Dengan Procesuss Xyphoideus
c. 3 Jari Di Bawah Procesuss Xyphoideus
d. Pertengahan Antara Pusat Dengan Procesuss Xyphoideus Dengan Kepala Sudah Masuk PAP
e. Setinggi Procesuss Xyphoideus
206
4. Kunci Jawaban
1) C
2) C
3) B
4) E
5) E
6) B
7) A
8) B
5. Daftar Pustaka
Cunningham, 2003 “ Obstetri William”, EGC : Jakarta
Depkes RI, 2001, Buku Standar Pelayanan Kebidanan Jakarta.
Derek-Lewellyn, 2002 “Obstetri Ginekologi”, EGC : Jakarta
Dowsen, Steven A, Neil Izenberg, Elizabet Bass, 2002 “Panduan Kesehatan Balita Petunjuk
Lengkap Untuk Orang Tua Dari Masa Kehamilan Sampai Usia Anak 5 Tahun. Buku I Raja
Gafindo Persada : Jakarta
Einsberg, Dkk, 1996 “Apa Yang Anda Hadapi Bulan Ke Bulan “ Arcan : Jakarta
Enkin, Murray, Marc JNC Keirse, Nelson, 1999 “A Guide To Effective Care In Pregnancy And
Childbirth.
NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Halaman sampul
Berisi judul makalah, nama dan NIM penulis makalah, logo
institusi, nama institusi, dan tahun penulisan makalah
2 Kata Pengantar
Berisi gambaran isi makalah dan ucapan terimakasih
mahasiswa sebagai penulis yang ditujukan kepada dosen
pengampu dan lembaga terkait serta pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah
Tulisan KATA PENGANTAR ditulis dengan huruf kapital simetris
diatas bidang pengetikan, tanpa tanda titik, dan berada ditengah
atas.
Teks dalam kata pengantar diketik dengan spasi 1,5
Panjang teks tidak lebih dari 2 halaman kertas A4
Pada bagian akhir dicantumkan Penulis (dipojok kanan bawah)
tanpa menyebut nama terang
3 Daftar Isi
Memuat Judul BAB, Judul Sub BAB, dan judul anak sub BAB yang
disertai dengan nomor halaman pemuatannya
Semua judul BAB diketik dengan huruf kapital, sedangkan sub
bab dan judul anak sub bab hanya huruf awal pada setiap kata
saja yang diketik kapital . teks dalam daftar isi diketik dengan
spasi tunggal
4 Daftar Lampiran
Memuat nomor Lampiran, judul lampiran. Antara judul
lampiran yang satu dengan lainnya diberi jarak spasi 1,5
5 ISI
Pendahuluan
latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan makalah
ISI
konsep yang diharapkan sesuai dengan rancangan
penugasan
Penutup
Kesimpulan dan saran
6 Daftar Pustaka
Mencakup buku dan jurnal terkait berdasarkan evidance based
7 Lampiran
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
208
B. PRESENTASI KELOMPOK
1. Cheklist pembelajaran diskusi kelompok, presentasi oleh Dosen
2. Dosen yang menilai :
3. Kelompok Tampil :
4. Mata Kuliah :
5. Tgl :
6. Proses Kelompok :
7. Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang
sedang berjalan
NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Anggota kelompok menyiapkan materi dengan baik
2 LO sudah tercapai
3 Membuat kesimpulan kelompok
4 Diskusi kelompok merangsang anggota untuk
berpartisipasi
5 Semua anggota memberikan kontribusi pemikiran dalam
diskusi
6 Suasana kerjasama tampak didalam kelompok
7 Mahasiswa mampu bertanggung jawab pada ketepatan
informasi yang diberikan
8 Mahasiswa menggunakan sumber – sumber yang sesuai
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
209
C. SIMULASI
Cheklist Ranah Keterampilan ( demonstrasi, role play ) oleh Dosen
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Ket : Merujuk kedaftar tilik untuk demostrasi dan Role play
210
D. REVIEW DAN PENGGUNAAN JURNAL
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali
211
E. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)/ PENYULUHAN
212
RUBRIK HOLISTIK
A. SIKAP
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang
berjalan
213
214