Anda di halaman 1dari 214

MODUL

MM

Asuhan Kebidanan Kehamilan

FORT DE KOCK PRESS

1
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

@Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau
seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin
editor dan penerbit

Penyusun :
Febriyeni, S.SiT,M.Biomed

Editor :
Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes
Nurhayati, S.ST,M.Biomed

Penerbit :
Fort De Kock Press
Bukittinggi

Edisi Pertama, Juli 2017

2
VISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi
Mewujudkan STIKes Fort De Kock menjadi Institut Kesehatan yang Unggul dalam
rangka menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional serta memiliki daya saing
global Tahun 2021

MISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi


1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter dan
berkseinambungan.
2. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good university governance), menuju
tata kelola yang unggul (excellent university governance)
3. Menjalin jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan
pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha di tingkat daerah, nasional dan
internasional.

VISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


Mewujudkan Program studi Kebidanan Program Sarjana Terapanyang unggul dalam
rangka menghasilkan bidan ahli yang profesional serta memiliki daya saing global
tahun 2021

MISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter dan
berkesinambungan
2. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good institute Governance) menuju
tata kelola yang unggul (exellent Institute Governance)
3. Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan baik didalam maupun
diluar negeri

3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT sehingga penyusunan Buku modul


Asuhan Kebidanan Kehamilan ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini dibuat
sebagai acuan bagi tutor dalam proses belajar mengajar dengan kurikulum
perguruan tinggi. Buku ini membahas tentang asuhan kebidanan kehamilan dari
konsep dasar kehamilan, anatomi fisiologi, perubahan yang terjadi pada ibu hamil,
factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan dasar, patent safety dan
pencegahan infeksi, etika dan kewenangan bidan, evidance based, deteksi dini,
upaya promotif dan preventif serta asuhan kebidanan kehamilan. Berbagai metode
pembelajaran akan ditetapkan selama proses sesuai dengan kompetensi yang
telah ditetapkan, yaitu mahasiswa diberi skenario kasus yang dijadikan pemicu
untuk diskusi kecil dengan kuliah, seminar, praktikum atau skill lab. Adanya modul
ini diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Saran dan
kritikan positif sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini. Terimakasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
modul ini dan semoga dapat bermanfaat bagi semua.

Bukittinggi, Juli 2017

Penyusun

4
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................................................................. 1


Visi Misi .................................................................................................................................................................... 2
Kata pengantar .................................................................................................................................................... 3
Daftar isi .................................................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ......................................................................................................................................................... 5
Asuhan Kebidanan Kehamilan .......................................................................................... ......................... 11
Unit Belajar 1 ....................................................................................................................................................... 25
Unit Belajar 2........................................................................................................................................................ 40
Unit Belajar 3........................................................................................................................................................ 62
Unit Belajar 4........................................................................................................................................................ 78
Unit Belajar 5........................................................................................................................................................ 84
Unit belajar 6 ......................................................................................................................................................109
Unit belajar 7 …………………………...…………………………………………….......………………………….... 132
Unit Belajar 8 ......................................................................................................................................................144
Unit Belajar 9 ......................................................................................................................................................153
Unit Belajar 10 ...................................................................................................................................................158
Unit Belajar 11 ..................................................................................................................................................178
Unit Belajar 12 ...................................................................................................................................................183
Rubrik ................................................................................................................................................................... 219

5
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar di perguruan tinggi. Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan STIKes Fort
De Kock sebagai program studi dalam yang mengarahkan lulusannya agar memiliki
keahlian dalam bidang kebidanan dengan demikian, dibutuhkan kurikulum perguruan
tinggi.
Kurikulum pendidikan tinggi mengutamakan kesetaraan capaian pembelajaran
yang terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan keilmuan,
kewenangan dan tanggung jawab, perumusan capaian pembelajaran minimal
tercantum pada SNPT dan hasil kesepakatan forum atau prodi sejenis, dalam hal ini
forum sejenis untuk profesi kebidanan adalah asosiasi pendidikan kebidanan
indonesia. Perumusan kompetensi lulusan melihatkan kelompok ahli yang relevan,
asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait/penggunaan lulusan.
Kebijakan pengembangan kurikulum Pendidikan tinggi adalah UU no 12 tahun 2012
tentang pendidikan tinggi, pasal 35 tentang kurikulum, standar nasional pendidikan
tinggi (SNPT) pada permendikbut no 49 tahun 2014 pada pasal 5,6, dan 7, peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013 tentang
penerapan KKNI. Tujuan dari pengembangan kurikulum dalah agar lulusan memiliki
kualifikasi sesuai dengan level KKNI, untuk Sarjana Terapan kebidanan berada pada
level enam.
Capaian pembelajaran menjadi komponen penting dalam rangkaian penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi, adapun unsur capaian pembelajaran mencakup sikap dan
tata nilai, kemampuan, pengetahuan, dan tanggung jawab /hak. Oleh karena itu,
program studi profesi kebidanan perlu mengubah beberapa hal mendasar untuk
mencapai tujuannya sesuai dengan kerangka kualifikasi masional Indonesia (KKNI)

6
menjadi sebuah penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan konsep Sarjana
Terapan.

1.2 Profil Lulusan


Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program
studi di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi Sarjana
Terapan Kebidanan adalah sebagai :
1.2.1 Care Provider
Bidan berperan sebagai pemberi asuhan kebidanan komprehensif dan
professional pada perempuan sepanjang siklus reproduksinya yang meliputi
masa remaja, pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, bayi , balita, dan pra sekolah, pre menopause, kesehatan reproduksi
perempuan, dan keluarga berencana dengan melibatkan keluarga dan
masyarakat sesuai kode etik profesi.
1.2.2 Communicator
Bidan mampu mengkomunikasikan kebijakan, advokasi dan
menyampaikan pemikiran atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi bidan serta menjadi agen pembaharuan dalam
pelayanan kesehatan.
1.2.3 Community Leader
Bidan berperan sebagai penggerak dan pemberdaya masyarakat dalam
peningkatan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang tersedia.
1.2.4 Manager
Bidan berperan sebagai pengelola layanan kesehatan ibu dan anak,
kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan memanfaatkan IPTEKS
serta memperhatikan potensi social budaya dan sumber daya secara efektif
dan efisien.
1.2.5 Educator

7
Pendidik kesehatan yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan
Anakdenganmemanfaatkan IPTEKS, kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat.

1.3 Capaian Pembelajaran Program Studi


Rumusan Sikap
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan praktik kebidanan
berdasarkan agama, moral dan filosofi, kode etik profesi serta standar praktek
bidan
3. Berkonstribusi dalam peningkatan mutu,kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban berdasarkan Pancasila
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
dan status sosio-ekonomi serta pendapat atau temuan orisinal orang lain
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta
dalam kehidupan berprofesi
8. Menginternalisasikan nilai, norma, dan etika akademik
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaannya
10. Menginternalisasikan semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
11. Menghargai martabat perempuan sebagai individu yang unik, memiliki hak-
hak, potensi dan privasi

8
Keterampilan Umum
1. Mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif , bermutu, dan terukur
dalam melakukan jenis pekerjaan spesifik, di bidang keahliannya serta sesuai
dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan;
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
3. Mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan, teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang
keahliannya dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain
atau karya seni,
4. Mampu menyusun hasil kajian tersebut dalam bentuk kertas kerja, sepesifikasi
desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
5. Mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku,
spesifikasi desain , dan persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam
melakukan supervisi dan evaluasi pada pekerjaannya;
6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja sama dan hasil kerja
sama didalam maupun di luar lembaganya;
7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri;
9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;

Keterampilan Khusus
1. Mampu mengaplikasikan keilmuan kebidanan dalam menganalisis masalah
dan memberikan petunjuk dalam memilih alternatif pemecahan masalah pada
lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan pranikah, prakonsepsi, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir,bayi, anak balita, anak prasekolah, kesehatan

9
reproduksi (remaja, perempuan usia subur dan perimenopause) serta
pelayanan KB
2. Mampu mengidentifikasi secara kritis penyimpangan/kelainan sesuai lingkup
praktik kebidanan
3. Mampu mendemonstrasikan tatalaksana konsultasi, kolaborasi dan rujukan
4. Mampu mendemostrasikan penanganan awal kegawatdaruratan maternal
neonatal sesuai standar mutu yang berlaku
5. Mampu menerapkan berbagai teori kontrasepsi termasuk AKDR dan AKBK
6. Mampu mendemonstrasikan pencengahan infeksi, pasien safety dan upaya
bantuan hidup dasar
7. Mampu mendemonstrasikan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai
standar yang berlaku
8. Mampu mengambangkan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan perempuan pada tahap perkembangan siklus reproduksinya
dengan menggunakan hasil riset dan teknologi informasi
9. Mampu menerapkan teori manajemen kebidanan komunitas yang berbasis
pada partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah melalui pendekatan
interprofesional
10. Mampu mengaplikasikan teori dan praktik pengambilan keputusan dan
manajemen dalam pelayanan kebidanan sesuai kode etik
11. Mampu mendemonstrasikan langkah-langkah manajemen pelayanan

PENGETAHUAN
1. Menguasai konsep teoritis ilmu kebidanan, manajemen asuhan kebidanan,
model praktik kebidanan, dan etika profesi secara mendalam
2. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik, biologi perkembangan, mikrobiologi
anatomi, fisiologi, yang terkait dengan siklus kesehatan reproduksi perempuan
dan proses asuhan
3. Menguasai konsep teoritis sosiologi dan antropologi kesehatan,humaniora,
epidemiologi dan biostatistik secara umum

10
4. Menguasai teoritis psikologi perkembangan terkait asuhan kebidanan
sepanjang sikus reproduksi perempuan dan proses adaptasi menjadi orangtua
5. Menguasai konsep teoritis gizi dalam siklus reproduksi perempuan secara
umum
6. Menguasai konsep teoritis keterampilan dasar praktik kebidanan secara
mendalam
7. Menguasai konsep umum patofisiologi dan farmakologi yang terkait dengan
asuhan kebidanan sesuai dengan wewenangnya
8. Menguasai prinsip hukum peraturan dan perundang-undangan yang terkait
dengan pelayanan kebidanan secara umum
9. Menguasai konsep teoritis komunikasi efekti, konseling, bahasa inggris serta
penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam pelayanan kebidanan
secara mendalam
10. Menguasai konsep teoritis manajemen dan kepemimpinan, character building,
kewirausahaan, serta pembelajaran mikro secara umum
11. Menguasai konsep teoritis penelitian dan evidence based practice dalam
praktik kebidanan, serta konsep preseptorship dan mentorship

11
2 ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN
2.1 Deskripsi Mata Kuliah
Fokus mata ajar ini adalah pada mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil normal dengan memahami konsep dasar kehamilan, anatomi system
reproduksi wanita, perubahan yang terjadi pada ibu hamil, ketidaknyamanan yang
terjadi pada ibu hamil, factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan
dasar ibu hamil, patient safety dan pencegahan infeksi dalam asuhan kehamilan,
etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, evidence
based dalam asuhan kehamilan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, deteksi
dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan, upaya-upaya promotif dan preventif
terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan kehamilan secara
holistic dengan pendekatan problem solving, crithical thingking dengan menerapkan
metodologi manajemen kebidanan.

2.2 Capaian Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan


Bila diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu :
1. Menguraikan konsep dasar kehamilan
a. Philosofi asuhan kehamilan
b. Lingkup asuhan kehamilan
c. Prinsip pokok asuhan kehamilan
d. Sejarah asuhan kehamilan
e. Tujuan asuhan kehamilan
f. Refocusing asuhan kehamilan
g. Standar asuhan kehamilan
h. Tipe pelayanan asuhan kehamilan
i. Hak-hak wanita hamil
j. Tenaga prosefional (asuhan kehamilan)
k. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
2. Menguraikan fisiologi kehamilan
3. Menguraikan perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan psikologi)
4. Menerangkan ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil
5. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kebutuhan dasar
ibu hamil
6. Menerangkan patent safety dan pecegahan infeksi dalam asuhan kehamilan
7. Menerangkan etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan
8. Mengkaji evidance based dalam asuhan kehamilan berdasarkan hasil penelitian
dan jurnal
9. Melakukan deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan
10. Melakukan upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan
kehamilan

12
11. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan
problem solving, critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen
kebidanan adalah pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2.3 Bahan Kajian


1. Konsep dasar kehamilan
2. Anatomi fisiologi kehamilan
3. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan psikologi)
4. Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan kebutuhan dasar ibu hamil
6. Patent safety dan pecegahan infeksi dalam asuhan kehamilan
7. Etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan
8. Evidance based dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal
9. Deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan
10. Upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan
11. Asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan problem solving,
critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen kebidanan:
pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2.4 Pohon Topik Asuhan Kebidanan Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Konsep dasar kehamilan

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil


Asuhan kebidanan kehamilan secara
holistic dengan pendekatan problem
Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamill solving, crithical thingking dengan
menerapkan metodologi manajemen
kebidanan
- Pemeriksaan fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan - Pemeriksaan penunjang
Kebutuhan dasar ibu hamil - Asuhan kehamilan secara holistic
- Pendidikan kesehatan
- Pencegahan primer, sekunder dan
tersier
Patient safety dan pencegahan infeksi dalam
asuhan kehamilan - Trend dan issue
- Hasil-hasil penelitian
- Manajemen Kasus asuhan
kebidanan kehamilan
Evidance based dalam asuhan kehamilan
berdasarkan kajian jurnal

Upaya-upaya promotif dan preventif terkait asuhan


kebidanan kehamilan

13
2.5 Evaluasi

Sistem penilaian pencapaian kompetensi yang dikembangkan mengacu pada aktivitas


yang dilakukan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga penilaian
didasarkan pada pencapaian aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari:
1. Tutorial : 10 % (kasus skenario, diskusi, tanya jawab, presentasi)
2. Penugasan : 20% (makalah, presentasi, keaktifan,seminar)
3. Ujian : 40 %
4. Skills lab : 30 % (skills lab bimbingan dan mandiri serta ujian skills lab)
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pencapaian kompetensi mahasiswa.
Evaluasi juga dilakukan berdasarkan pada saat diskusi atau kerja kelompok, keaktifan
selama pembelajaran termasuk pencapaian kehadiran 100% KECUALI sakit dengan surat
keterangan dokter dan jika ada saudara yang meninggal. Bila kehadiran tidak mencukupi
100% maka keputusan diserahkan pada tim pengajar. Evaluasi dilakukan melalui UTS dan
UAS penilaian STIKes Fort De Kock dalam nilai angka dan huruf.

Kisaran angka Huruf


80 – 100 A
65 – 79 B
55 – 64 C
40 – 54 D
0 – 39 E

14
TOPIK 1
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
Konsep Dasar Kehamilan

15
1. Materi Pembelajaran

Asuhan kehamilan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan yang berkaitan dengan masa kehamilan atau Antenatal
Care (ANC).
a. Filosofi asuhan kehamilan
Filosofi Kebidanan merupakan Keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan
sebagai kerangka fisik dalam membentuk asuhan kebidanan sedangkan Filosofi Kehamilan adalah
keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fikir dalam asuhan
kehamilan. Filosofi asuhan kehamilan dulu menganggap bahwa kehamilan adalah hal yang alami,
tapi sekarang berganti dengan setiap ibu adalah hamil beresiko. Jadi Filosofi asuhan kehamilan
yaitu keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan kerangka fikir atau intervensi yang
dilaksanakan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil berdasarkan kebutuhan
dan masalah selama kehamilan. Jadi Filosofi Asuhan kehamilan kita sebagai bidan memberikan
asuhan yang bersifat “Sayang Ibu” yaitu Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang Ibu. Landasan filosofi dari Asuhan
kehamilan sebagai berikut:
1. Proses kelahiran yang alamiah
Kelahiran adalah suatu proses yang normal, alamiah, dan sehat. Sebagai bidan kita harus
mendukung dan melindungi proses kelahiran tersebut serta percaya bahwa model asuhan ini
yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita selama masa kehamilan dan persalinan.
2. Pemberdayaan wanita dan keluarga
Sebagai bidan kita harus berperan sebagai pendukung, bukannya mengendalikan proses
tersebut. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan kita sebagai pemberi
asuhan hanya sebagai aktor pendukung.
3. Otonomi (pengambilan keputusan)
Ibu beserta keluarganya memerlukan informasi agar mereka dapat membuat keputusan sesuai
dengan keinginannya.
4. Jangan menimbulkan penderitaan
Intervensi sebaiknya tidak dilakukan sebagai tindakan yang rutin kecuali bila ada indikasi.
Asuhan selama kehamilan, melahirkan dan masa postpartum serta pengobatan untuk komplikasi
harus didasari oleh bukti-bukti alamiah.
5. Tanggung jawab
Sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab atas mutu asuhan yang di berikannya. Asuhan yang
diberikan seharusnya berdasarkan atas kebutuhan ibu dan bayi, bukan berdasarkan kebutuhan
si pemberi asuhan.

b. Lingkup asuhan kehamilan


Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara
komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
4. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan
fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
5. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
6. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.

16
7. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
8. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
9. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat
I, abortus iminen dan preeklampsia ringan.
10. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
11. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
12. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya
termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan
hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW,
Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan
letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing.
13. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
14. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,
keamanan, kebiasaan merokok.
15. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.

c. Prinsip pokok asuhan kehamilan


Prinsip asuhan kebidanan adalah(1) memahami bahwa kelahiran anak adalah suatu proses
alamiah dan fisiologis,(2) menggunakan cara-cara yang sederhana, on intervensi sebelum
menggunakan teknologi,(3) aman berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan
jiwa ibu,(4) terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan atau lembaga
(sayang ibu),(5) menjaga privasi serta kerahasiaan ibu sejauh mungkin, (6) membantu ibu agar
merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional,(7) memastikan bahwa kaum ibu
mendapatkan informasi, penjelasan, dan konseling yang cukup,(8) mendorong para ibu dan
keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan seolah mendapat penjelasan
mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan,(9) menghormati praktek-praktek adat dan
keyakinan agama mereka,(10) memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu
atau keluarganya selama masa kelahiran anak dan(11) memfokuskan perhatian pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Prinsip Asuhan Kehamilan adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin, mendukung dan
membimbing ibu dalam menjalani masa kehamilan ini dan menganggap kehamilan merupakan
suatu keadaan yang alami, meningkatkan peran keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam
mendukung ibu selama masa kehamilan dan mendorong dilakukannya metode yang benar dan
tepat dalam penatalaksanaan masalah atau komplikasi yang timbul dalam kehamilan.

d. Sejarah asuhan kehamilan


Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Angka Kematian Ibu (AKI) dan anak sangat tinggi.
Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik
William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan hanya diperuntukkan bagi orang – orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian
pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia. Pada saat itu belum ada catatan
sejarah kapan dimulainya pertolongan persalinan untuk pertama kali sehingga AKI dan AKB
sangat tinggi karena tidak ada pemeriksaan kehamilan dan sebagian besar persalinan ditolong
oleh dukun.
Pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi masyarakat pribumi di Batavia dan tahun 1877
pendidikan bidan ditutub, tahun 1897 dibuka kembali pendidikan Bidan. Tahun 1950 peranan

17
bidan sebagai tenaga kesehatan yang melayani kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai diperkenalkan
dan tahun 1952 pelatihan bidan secara formal dan kursus dukun didirikan oleh bidan.
Pada Tahun 1953 dilakukan kursus tambahan bagi bidan untuk perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang pelayanan KIA. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai
kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan. Tahun 1957
BKIA berubah menjadi Puskesmas yang salah satunya programnya adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak dan tahun 1974 dilakukan perluasan pelayanan, tidak hanya KIA namun ditambah
dengan KB. Terjadi peningkatan pada tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata
dan dekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tahun 1994 perluasan
area garapan pelayanan bidan termasuk didalamnya kesehatan reproduksi.
Titik tolak dari konfrensi kependudukan dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan
pada reproductive health (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan.
Area tersebut meliputi:
1. Safe Motherhood, termasuk perawatan bayi baru lahir dan perawatan abortus
2. Family Planning
3. Penyakit menular sexsual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Kesehatan Reproduksi pada orang tua
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes). Permenkes menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

e. Tujuan asuhan kehamilan


Tujuan asuhan kehamilan secara umum adalah memfasilitasi hasil yang sehat bagi ibu maupun
bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-
komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
Asuhan kehamilan penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal
dan sedemikian terus, sebab kehamilan dapat berkembang menjadi masalah dan komplikasi setiap
saat.
Tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh berkembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu hamil.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan atau pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan
trauma sedini mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI esklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.

f. Refocusing asuhan kehamilan


Refocusing Asuhan kehamilan yaitu memfokuskan kembali asuhan kehamilan dengan dasar
bahwa setiap kehamilan menghadapi resiko, pemeriksaan rutin ANC yang tidak efektif dan tidak
bermanfaat serta pengkajian resiko antenatal tidak menurunkan AKI. Isi dari refocusing pada acuan
adalah
1. Mempersiapkan persalinan dengan keadaan gawat darurat

18
2. Mengidentifikasi dan mengobati masalah seperti Anemia, Penyakit Menular Sexual (PMS),
Preeklamsia Berat (PEB).
3. Promosi prilaku hidup sehat.

g. Standar asuhan kehamilan


Menurut SAFE MOTHERHOOD kualitas pelayanan kebidanan yang memenuhi standar tertentu
agar aman dan efektif. Ada 6 Standar Pelayanan Antenatal sebagai berikut :
1. Standar 3 Identifikasi Ibu Hamil
Tujuan adalah Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Bidan
melakukan kunjungan dan berintegrasi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan motivasi ibu suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksa kehamilannya sejak dini dan teratur. Hasilnya yang diharapkan ibu dapat memahami
gejala dan tanda kehamilan, suami dan anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan dan
meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
Jadi seorang bidan harus mampu bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk
menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan
kehamilannya secara dini dan teratur dan harus memahami tujuan pelayanan antenatal dan
alasan ibu tidak memeriksakan kehamilannya secara dini, mengenali tanda dan gejala kehamilan,
keterampilan berkomunikasi secara aktif, bahan penyuluhan kesehatan yang tersedia dan sudah
siap digunakan oleh bidan, mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan kartu ibu dan
melakukan kunjungan ke masyarakat tersedia bagi bidan.
2. Standar 4 Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Tujuannya adalah memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas dan deteksi
dini komplikasi kehamilan “Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pemeriksaan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus menerima kehamilan resiko tinggi
atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas lainnya yang diberikan oleh petugas
puskesmas”. Mereka harus mencatat setiap data pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan
mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan
selanjutnya.
Hasil yang diharapkan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 x selama
kehamilan, meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat, mendeteksi dini dan
penanganan komplikasi kehamilan, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan
dan tahu apa yang harus dilakukan dan mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi
kedaruratan.
Jadi seorang bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk
penggunaan KMS Ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan, tersedia alat untuk
pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik dan berfungsi, tersedia obat dan bahan lain,
misalnya vaksin TT, tablet besi dan asam folat dan obat antimalaria (pada daerah endemis
malaria), alat pengukur Hb Sahli dan terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik, yaitu
ibu hamil resiko tinggi atau mengalami komplikasi dirujuk agar mendapatkan pertolongan yang
memadai.

3. Standar 5 Palpasi Abdominal


Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin,
menentukan letak dan posisi dan bagian bawah janin “Bidan melakukan pemeriksaan abdomen
dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur

19
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janinke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu”.
Hasil yang diharapkan dapat memperkirakan usia kehamilan yang lebih baik, diagnosis dini
kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan, diagnosis dini kehamilan ganda dan
kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
Prasyarat Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar, alat tersedia
dalam kondisi baik, tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat,
menggunakan buku KIA, dan adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang
memerlukan rujukan.
4. Standar 6 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Tujuannya adalah menentukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak
lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. “Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan /rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.
Hasilnya ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan
dengan anemia, penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia dan Berat Badan lahir Rendah
(BBLR).
5. Standar 7 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan
melakukan tindakan yang diperlukan. “Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya”. Hasilnya ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat
perawatan yang memadai dan tepat waktu dan penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
eklamsia.
6. Standar 8 Persiapan persalinan
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang
aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. “Bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami/ keluarganya pada trimester 3 memastikan bahwa persiapan persalinan
bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Hasilnya yaitu ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang
bersih dan aman, persalinan direncanakn ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
bidan terampil, adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu. Dan
rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

h. Tipe pelayanan asuhan kehamilan


Menurut Bryar dalam bukunya theory of midwifery practice ada 4 model / tipe asuhan kehamilan
:
1. Tipe Medical model
Model ini mempunyai mempunyai andil besar dalam asuhan kebidanan. Model ini disebut juga
sebagai model kedokteran, yang banyak menyokong praktek kebidanan. Konsep asuhan ini
menjelaskan bagaimana proses timbulnya penyakit dan cara pengobatannya dan terfokus pada
individu yang menjelaskan proses timbulnya penyakit dan pengobatannya.

Pemberi pelayanan Asuhan kehamilan Individu

20
Proses penyakit dan pengobatannya

Gambar 1-1. Tipe Medical Model


2. Tipe Bounding Model
Model ini mempunyai konsep yaitu membina kedekatan antara petugas kesehatan dengan
klien seperti hubungan ibu dan bayi yang penuh perhatian, hangat dan kasih sayang. Model
asuhan ini digunakan karena memandang manusia sebagai pribadi secara utuh
(biopsikososial) yang dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan dan masyarakat dengan
pendekatan secara psikososial. Tipe ini bidan dituntut untuk mempunyai komunikasi
interpersonal yang baik, terfokus pada wanita sebagai individu.

Keluarga

Pemberi Asuhan
pelayanan Individu
kehamilan Lingkungan

Bounding Masyarakat

Gambar 1-2. Tipe Bounding Model

3. Tipe Health for all


Model/tipe ini dipelopori oleh WHO (Wordl Health Organitation) pada tahun 1978 dalam
konferensi ALMA ATTA dan digunakan oleh hampir semua bidan didunia. Terfokus pada
wanita, keluarga, masyarakat, kelompok khusus (bayi, balita, remaja dan usila lanjut). Contoh
kegiatannya adalah pendidikan tentang perilaku dan masalah kesehatan, pemenuhan makanan
dan pemanfaatannya, mampu memenuhi kebutuhan air dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan
anak termasuk KB, pencegahan terhadap penyakit infeksi, kontrol yang tepat untuk penyakit
biasa dan berbahaya dan ketepatan dalam pemberian obat.

Individu

Pemberi
Asuhan kehamilan Keluarga
pelayanan

Masyarakat

Gambar 1-3. Tipe Health for all Model

4. Tipe Partisipation in care


Tipe ini menjelaskan wanita harus ikut berperan aktif dalam menentukan atau mengambil
keputusan mengenai kesehatannya. Keputusan bisa pada tahap individu, keluarga dan
masyarakat. Contohnya menentukan kapan seorang wanita akan hamil (individu), suami
memutuskan dimana istrinya akan bersalin (keluarga) dan masyarakat menyediakan ambulan
desa dan tabungan ibu bersalin (tabulin).

Individu
21 Keluarga
masyarakat
Asuhan
Pemberi pelayanan
kehamilan

Gambar 1-4. Tipe Partisipation in care

i. Hak-hak wanita hamil


Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung
kepada klien (dan keluarganya)
2. Mendiskusikan keprihatinnannya, kondisinya, harapannya terhadap sisitem pelayanan, dalam
lingkungan secara pribadi dan didasai rasa saling percaya.
3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan
prosedur.
5. Menerima layanan senyaman mungkin.
6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.

j. Tenaga prosefional (asuhan kehamilan)


Bidan adalah seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus dalam
bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya pada waktu melahirkan,
ahli dalam memberikan asuhan, penyuluhan, konseling dan dukungan secara individu kepada
wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan persalinan.
Kharakteristik profesionalisasi yang melandasi dan tercermin pada praktek profesional adalah
sebagai berikut; terbuka terhadap perubahan, menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis,
mampu menyelesaikan masalah, mengembangkan diri secara terus menerus, mempunyai
pendidikan formal, ada sistem pengesahan terhadap kompetensi, legalisasi standar praktek
profesional, melakukan praktek dengan memperhatikan etika, mempunyai sanksi hukum terhadap
malpraktek dan memberikan pelayanan kepada masyarakat serta memperbolehkan praktek
otonomi.
Tenaga profesional dalam asuhan kehamilan :
1. Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah
praktisi diseluruh dunia. Menurut International Confederation of midwife (ICM) yang disahkan oleh
International Federatiaon of International Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1991 dan
WHO (1992), maka secara lengkap bidan adalah
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di
negri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama hamil. Persalinan dan masa pasca persalinan (post partum
periode), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir
dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendekatan kondisi abnormal pada ibu dan
bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadir tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan
pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan
komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan eprsiapan untuk menjadi orang
tua dan emluas kearah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa

22
berpraktek di rumah sakit, klinik atau unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat
pelayanan lainnya.
Perilaku profesional bidan
1) Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
2) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3) Senantisa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
4) Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
6) Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran,
periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka
dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta
persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
8) Menggunakan keterampilan komunikasi
9) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada ibu dan keluarga
10) Advokasi terhadap pilihan ibu dan tatanan pelayanan.
Persyaratan bidan sebagai jabatan profesional adalah seorang bidan telah melalui pendidikan
formal dan diakui pemerintah, dalam bekerja memiliki standar pelayanan kebidanan, kode etik
dan etika kebidanan, bidan memilki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan
profesinya, memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya, memberikan pelayanan yang
aman dan memuaskan sesuai kabutuhan, memiliki wadah organisasi profesi, memiliki
karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat, serta bidan adalah suatu
pekerjaan dan merupakan sumber utama penghidupan (berhak atas balas jasa).
2. Dokter Obstetri
Dokter obstetri adalah dokter yang sudah mendapatkan pendidikan dengan kualifikasi khusus
dalam bidang kebidanan, memiliki pengalaman post graduated dalam melakukan pemeriksaan ibu
hamil, bersalin dan nifas.
3. Dokter umum
Dokter umum juga terlibat dalam asuhan maternitas. Biasanya dokter umum memiliki
perjanjian dengan dokter obstetri untuk keperluan rujukan. Biasanya asuhan kehamilan yang
diberikan dokter umum bila di daerah tersebut tidak ada bidan atau dokter obstetri.
4. Tenaga kesehatan lainnya
Ibu hamil biasanya dirujuk ke tenaga kesehatan lain untuk keperluan konsultasi.

Bidan

Dokter umum Asuhan kehamilan Dokter obstetri

Tenaga professional lain

Gambar 1-5. Tenaga Profesional Asuhan Kehamilan

k. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan


Secara umum peran bidan adalah sebagai berikut :
1. Peran sebagai pelaksana

23
Tugas mandiri yaitu tugas yang dilakukan sendiri oleh bidan
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan
klien
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita pada
masa klimakterium dan menopause
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga

Tugas kolaborasi yaitu tugas yang dilakukan melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan resiko tinggi
dan keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan keadaaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera dan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga

Tugas rujukan
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi dan
keterlibatan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko
tinggi dan kegawatdaruratan
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan
keluarga

24
2. Peran sebagai pengelola
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutam pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
klien / masyarakat
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain
diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan
tenaga kesehatan lainnya yang berada dibawah bimbingan di wilayah kerjanya.

3. Peran sebagai pendidik


a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga kelompok
dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina
dukun diwilayah / tempat kerjanya

4. Peran sebagai peneliti


Melakukan invetigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok. Peran dan tnggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan adalah :
1) Menjaga agar pengetahuan tetap up to date (terbaru)
2) Mengenali batas-batas pengetahuan, ketetampilan pribadi dan tidak berupaya melampaui
wewenang dalam praktek
3) Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan
tersebut
4) Komunikasi dengan tenaga professional lain dengan rasa hormat dan menjaga martabat
5) Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung
untuk memastikan sistem rujukan yang optimal
6) Kegiatan memantau mutu yang bias mencakup penilaian sejawat pendidikan
berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal perinatal
7) Kerjasama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan asuhan kesehatan dan
asuhan kebidanan
8) Menjadi bagian dari upaya untuk menigkatkan status wanita serta kondisi hidup mereka
serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang terbukti sudah merugikan

2. Latihan
Latihan 1
Seorang bidan yang bekerja di suatu Puskesmas, membina suatu desa binaan. Desa tersebut
mempunyai sasaran ibu hamil sejumlah 12 orang. Cakupan kunjungan antenatal rendah. Capaian
imunisasi TT sebanyak 30%. Ibu hamil belum memahami kebutuhan asuhan kehamilannya.Tugas:
1) Identifikasi kasus diatas, buatlah kajian yang terkait dengan filosofi asuhan, ruang lingkup dan
prinsip pokok asuhan kehamilan!
2) Identifikasi aspek-aspek asuhan antenatal yang bisa dikembangkan pada daerah tersebut!

Petunjuk Jawaban Latihan


1) Pelajarilah materi pada modul ini.
2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda membaca
juga buku – buku yang membahas tentang filosofi, ruang lingkup dan prinsip pokok dalam
asuhan kehamilan.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.

25
4) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
5) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik 1. Supaya Anda lebih mudah menguasai Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini. Silahkan Identifikasi contoh penerapan standar
asuhan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas! Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat
kerjanya dekat dengan Anda.
1) Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 mahasiswa.
2) Silahkan Anda Identifikasi contoh penerapan standar asuhan kehamilan pada ibu hamil di
Puskesmas.
3) Diskusikan hasil identifikasi Anda secara kelompok.
4) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
5) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan

Pelajarilah materi bahan ajar ini. Untuk menambah wawasan, sebagai bahan untuk mengerjakan
latihan diatas, silahkan Anda membaca juga buku–buku yang membahas hal materi tersebut
1) Kemudian buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
2) Lanjutkan diskusi dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan.
3) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

Saudara-saudara untuk lebih mendalami materi ini ada tugas yang harus anda kerjakan, yaitu
mengamati beberapa klien dan menuliskan asuhan kebidanannya. Kemudian dijadikan sebuah
makalah.

3. Tes

1) Dalam menjalankan asuhan kehamilan, bidan mengaplikasikan filosofi asuhan kehamilan. Apakah
filosofi dasar utama yang mendasari, ketika bidan menghadapi ibu hamil dengan karakteristik
yang berbeda?
A. Setiap perempuan berkepribadian unik, terdiri biopsikososial yang berbeda.
B. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
C. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
D. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
E. Fokus pda upaya promotif dan preventif

2) Apakah upaya preventif yang dapat dilakukan dalam asuhan kehamilan sesuai dengan filosofi
asuhan kehamilan?
A. Pemberian injeksi roborantia
B. Pemberian imunisasi TT
C. Pemeriksaan USG rutin
D. Pemberian antibiotika
E. Pemberian vitamin A

3) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang bertujuan untuk memperkirakan besar janin?
A. Mengukur TFU

26
B. Menghitung HPL
C. Mengukur LILA
D. Mengukur TB
E. Mengukur panggul

4) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang terkait dengan gaya hidup dan sosial budaya?
A. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
B. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
C. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
D. Perubahan ketidaknyamanan selama kehamilan
E. Melakukan pengkajian kehamilan

5) Apakah penatalaksaan kehamilan patologi yang dapat dilaksanakan oleh bidan sesuai dengan
lingkup kewenangan?
A. IUFD
B. Anemia ringan
C. Abortus insipiens
D. Pre eklampsia berat
E. Abortus incompletus

6) Seorang ibu hamil datang berkunjung memeriksakan kehamilannya ke Bidan Praktik Mandiri. Ibu
hamil mendapatkan pelayanan pendidikan kesehatan dan imunisasi TT. Pelayanan yang
diberikankepada ibu hamil tersebut memenuhi salah satu tujuan asuhan kehamilan. Apakah
tujuan asuhan kehamilan yang telah diperoleh melalui layanan antenatal tersebut?
A. Promotif dan preventif
B. Deteksi abnormalitas
C. Persiapan persalinan
D. Persiapan menyusui
E. Persiapan rujukan

7) Untuk menjamin agar proses alamiah kehamilan tetap berjalan normal,salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah:
A. Deteksi dini komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi
B. Menyusun prosedur tetap dalam asuhan bagi ibu hamil
C. Menyediakan sistem rujukan yang efektif
D. Meningkatkan sosial ekonomi masyarakat
E. Melakukan kolaburasi USG secara rutin

8) Seorang bidan memberi pelayanan kebidanan kepada ibu hamil. Melakukan pengkajian data
subyektif dan obyektif, memberikan penatalaksanaan pendidikan kesehatan, memberikan
imunisasi dan roborantia. Apakah tipe pelayanan yang telah dilaksanakan oleh bidan tersebut?
A. Kolaburasi
B. Sekunder
C. Rujukan
D. Tertier
E. Primer

27
9) Seorang bidan memberikan pelayanan kebidanan dengan bermitra sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan proses kegiatan layanan.
A. Kolaburasi
B. Sekunder
C. Rujukan
D. Tertier
E. Primer

10) Seorang bidan memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, dan biaya.Apakah standar asuhan kehamilan
yang telah ditetapkan oleh Bidan tersebut?
A. Palpasi abdominal
B. Identifikasi ibu hamil
C. Persiapan persalinan
D. Pemeriksaan antenatal
E. Pengelolaan dini hipertensi

4. Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. A
4. C
5. B
6. A
7. A
8. E
9. A
10. C

5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.

Bryar, Rosamund. 1995.Theory for Midwifery Practice, Macmillan, Houndmills.

Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC.

Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (. ..) Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC.

DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange

Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth,
Oxford University Press Inc, New York.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC.

Hacker.N.F dkk, 2001. Essential Obstetri dan Ginekologi, Hipokrates, Jakarta.

JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku
Ante Partum.Jakarta.Pusdiknakes.

28
JNPKKR – POGI. 2004.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP– SP.

JNPKKR – POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,
YBP-SP.

Manuaba, I. B. G.1999.Memahami Kesehatan ReproduksiWanita.Jakarta,Arcan.

Pusdiknakes, 2001. Asuhan Antenatal, WHO:JHPIEGO. Jakarta.

Varney H, 1997.Varney’s Midwifery 3rd ed. New York. Jones and Bartlett Publishers.

Wiknjosastro H,Saifudin AB,Rachimhadhi T.2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta.Yayasan Sarwono


Prawirohardjo

29
TOPIK 2
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU II
Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita dan
Fisiologi Kehamilan

30
1. Materi Pembelajaran
Alat genitalia bagian luar wanita adalah sebagai berikut :
1. Mons veneris disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh
rambut yang bentuknya segitiga.
2. Bibir besar (labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini di bagian bawah
bertemu membentuk perineum. Permukaan terdiri dari bagian luar tertutup rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris dan bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea/lemak.
3. Bibir kecil (labia minora) merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa
rambut. Di bagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di
bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium
vagina.
4. Klitoris merupakan bagian panting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dan analog dengan
penis pada laki-laki.
5. Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris dan bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum
terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar
Skene.
6. Kelenjar Bartholini adalah kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina, karena dapat
mengeluarkan lendir dan pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
7. Himen (selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan
uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah
mendapat menstruasi dan setelah persalinan sisanya disebut karunkule himenalis atau
karunkule mirtiformis.

Alat genitalia bagian dalam wanita adalah sebagai berikut :


1. Vagina (Liang Kemaluan)
Merupakan saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva dan
terletak antara kandung kemih dengan rektum. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan
dari muculus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Epitel
vagina adalah epitel gepeng tak bertanduk dan dibawahnya terdapat jaringan ikat yang banyak
pembuluh darah.
Bagian depan vagina panjangnya sekitar 6–7 cm dan belakang 8–9 cm. Pada dinding vagina
terdapat kerutan-kerutan yang disebut rogae, ditengahnya ada bagian keras yang disebut
kolumna rugarum, yang fungsinya sebagai bagian lunak pad saat partus. Rugae sebagian akan
menghilang setelah partus. Bagian servix yang menonjol kedalam vagina disebut portio, yang
membagi puncak vagina menjadi fornix anterior, fornix posterior, fornix dekstra dan fornix
sinistra
Sel-sel epitel vagina mengandung glikogen yang menghasilkan asam susu oleh karena ada
basil-basil doderlein, sehingga pH-nya 4,5 dan memberi proteksi terhadap invasi kuman-
kuman. Fungsi vagina adalah
a. Sebagai jalan lahir
b. Alat hubungan seks
c. Saluran mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruai.

31
Vagina mendapat darah dari arteria uterina, arteri servikalis inferior dan arteria
hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna (memberi darah masing-masing 1/3
bagian atas, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah vagina).

2. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak dipelvis minor diantara kadung kemih dan
rektum. Permukaan bagian belakang dan depan atas sebagian besar tertutup oleh peritoneum
dan bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Bentuknya seperti bola lampu dengan
panjang 7 – 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas :
a. Fundus uteri adalah bagian korpus uteri yang terletak dikedua pangkal tuba. Perlu
diketahui sampai dimana fundus diraba untuk mengetahui tuanya kehamilan.
b. Korpus uteri berbentuk segitiga, yang mengembang jika saat hamil, rongga yang terdapat di
korpus uteri disebut kavum uteri.
c. Servix uteri berbentuk silinder yang terdiri atas pars vaginalis servisis uteri yang
dinamakan porsio dan pars supra vaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada servix
disebut kanalis servikalis dengan panjang 2,5 cm. Selama hamil, uterus melebar dengan
panjang 30 cm dan lebar 20 – 25 cm. Setelah partus normal kembali dan setelah menopouse
mengecil dan artroti. Ukuran uterus anak-anak 2 – 3 cm nullipara 6 – 8 cm dan multipara 8
– 9 cm.
d. Ostium uteri disebelah atas dan batas antara cavum uteri dengan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum, yang terbagi 2 yaitu OU interium anatomicum (OUIA) dan OU
Interium histologicum (OUIH) terletak dibawah OUIA, tempat pada canalis servikalis
dimana selaput lendir cavum uteri berubah menjadi lendir servix. Bagian servix antara
OUIA dengan OUIH disebut istimus uteri yang dapat melebar selama kehamilan dan disebut
segmen bawah uterus. Yang berbatas dengan ostium uteri externium adalah canalis
servikalis dengan vagina

Dinding otot uterus terdiri atas :


a. Peritoneum (perimetrium) meliputi dinding uterus (rahim) sebelah luar yaitu bagian luar
uterus, merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat
syaraf. Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen. Perimetrium berhubungan dengan
perimetrium dan ligamentum-ligamentum. Ligamentum adalah sesuatu yang menyangga
uterus dalam tulang/rongga panggul. Ligamentum tersebut adalah :
1) Ligamentum latum merupakan lipatan peritonium sebagai lateral ka-ki uterus sampai ke
dinding panggul dan dasar panggul sehingga seolah menggantung pada tuba. Ruang antara
kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, limfe dan
ureter.
2) Ligamentum rotundum (teras uteri) mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis
inguinalis dan mencapai lobium mayor. Terdiri dari otot-otot polos dan jaringan ikat,
fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi. Pada waktu kehamilan mengalami
hypertrophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3) Ligamentum infudibulopelvicum (suspensorium ovarii) yaitu terbentang dari infudibulum
dan ovarium (ka-ki) menuju dinding panggul, yang menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium. Didalamnya
ditemukan urat syaraf, saluran limfe, arteri dan vena ovaritra.
4) Ligamentum kardinale machenrod adalah mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas
jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari servix setinggi osteum uteri interiummenuju
panggul. Menghalangi penggerakan uterus kekanan dan kiri, dan tempat masuknya
pembuluh darah menuju uterus. Didalamnya ditemukan vena dan arteria uterina.

32
5) Ligamentum sacro uterinum merupakan penebalan dari ligamentum cardinale meuju os
sacrum mengelilingi rectum, agar uterus tidak banyak bergerak.
6) Ligamentum vesica uterinum berjalan dari uterus menuju kandung kemih, merupakan
jaringan ikat yang agak longgar sehingga mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
partus.

b. Miometrium (lapisan otot) merupakan lapisan otot polos uterus. Otot ini akan tersusun
menyerupai jala rapat, pada sela jala terdapat pembuluh darah uterus. Bila otot ini
berkontraksi maka akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan menimbulkan nyeri
sehingga mendorong keluar isi uterus saat persalinan. Lapisan otot terdiri dari :
1) Lapisan luar seperti kap melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum.
2) Lapisan tengah terletak diantara kedua lapisan tersebut membuat lapisan tebal anyaman
serabut rahim yang ditembus pembuluh-pembuluh darah arteri dan vena. Lengkung
serabut otot ini membuat angka 8 sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit,
sehingga perdarahan dapat terhenti. Makin ke serviks lapisan otot rahim makin berkurang
dan jaringan ikat bertambah.
3) Lapisan dalam merupakan serabut otot yang berfungsi sebagai spingter terletak pada
ostium internum sampai ostium uteri eksternum.

c. Endometrium dibentuk oleh epitel torak yang banyak mengandung kelenjar mukosa,
tebalnya ± 1 cm. Dilapisan ini banyak terdapat pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Pada
endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium,
yang dapat menghasilkan sekret alkalis yang membasahi kavum uteri. Dinding
endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Saat menstruasi,
endometrium tebal, sehingga akan mengelupas bersama darah menstruasi. Saat terjadi
nidasi endometrium berubah menjadi desidua.

Pembuluh darah uterus :


a. Arteri uterina (AU) merupakan cabang dari arteri hipograstika melalui ligamentum latum
sampai ke uterus setinggi ostium uteri internum. Arteri uterina bercabang 2 yaitu arteri
uterina asenden yang menuju korpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberi cabang
menuju uterus dan dasar endometrium dapat membuat arteri spiralis uteri. Dibagian atas
mengadakan anatomiosis dengan arteri ovarica.
b. Arteri ovarica (AO) memeberi darah ke tuba dan ovarium serta fundus melalui ramus
tubarius dan ramus ovarica. Arteri ovarica merupakan cabang dari aorta menuju uterus
melalui ligamentum infudibulopelvikum memberikan darah pada tuba, ovarium dan fundus.
Vena masuk ke vena kava inferior kecuali vena ovarika kiri menuju vena renalis.

Kontraksi dinding uterus adalah saraf otonom. Invervasi uterus terdiri atas saraf simpatik dan
sebagian saraf parasimpatik dan cerebrospinal, yang berada dalam rongga panggul kanan dan kiri
os sacrum, dari saraf sakral 2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus frankerhauser. Sedang
simpatik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus, akhirnya ke pleksus
frankenhuser yang terletak pada pertemuan ligamentum sacrouterinum. Rangsangan pada
ganglion dapat mempengaruhi his dan terjadinya refleks mengedan. Saraf pusat hanya untuk
mengkoordinir kontraksi otot rahim.

3. Tuba Vallopii berfungsi yaitu sebagai tempat terjadi konsepsi an tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan
implantasi dan terdiri atas :

33
a. Pars interstisialis tuba (intramuralis) terdapat di dinding uterus mulai dari ostium uteri
internum tuba.
b. Pars isthmika tuba bagian medial tuba yang merupakan bagian yang sempit
c. Pars ampularis tuba bagian yang paling lebar berbentuk S, tempat konsepsi
d. Pars infudibulo tuba, bagia tuba yang terbuka ke arah abdomen, memiliki fimbrie, gunanya
menangkap telur saat ovulasi

4. Ovarium ada 2 buah dikiri dan kanan. Ovarium ke arah uterus tergantung pada ligamentum
infudibulopelvikum dan melekat pada ligamentum melalui mesovaruim. Disini terdapat
pembuluh darah yaitu arteri ovarika dan vena ovarika. Panjang ovarium 4 cm, lebar dan
tebalnya 1,5 cm. Ovarium dibedakan atas permukaan medial menghadap kearah kavum
douglasi dan permukaan lateral, ujung atas berdekatan dengan tuba dan ujung bawah dengan
uterus dan pinggir yang menghadap kedepan melekat pada bilik ligamentum latum dengan
perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap kebelakang. Ovarium terdiri dari :
a. Bagian kortex, diliputi oleh epitel germinativum yang berbentuk kubik mengandung folikel
primodial, fase menuju folikel de graff, terdapat korpus luteum dan korpus albicans juga
menghasilkan hormon
b. Medula ovarii, terdapat didalamnya stroma dengan pmbuluh darah dan limfe, saraf dan sedikit
otot polos.

Saat lahir jumlah folikel primodial perempuan 750.000


6-15 tahun 439.000
16-25 tahun 159.000
26-35 tahun 59.000
35-45 tahun 34.000
Menopouse menghilang

Pada wanita pubertas, ovarium akan membesar, pembuluh darahnya banyak, sehingga ukuran
beberapa folikel bertambah. Setiap folikel yang membesar akan ke pinggir dan menonjol keluar.
Jika sudah matang, dinding ovarium dirobek ovum, peristiwa ini disebut ovulasi. Sebelum folikel
de graff matang berisi :
a. ovum, diameter 0,1 mm mempunyai nukleus dan nukleolus serta kromatin
b. Stratum granulosum yang terdiri atas sel–sel granulosa, perkembangan lebih lanjut terdapat
ditengahnya rongga berisi likuor follikuli, sel lebih kecil
c. Teka interna, lapisan yang melingkari stratum granulosum, sel lebih kecil lagi
d. Teka eksterna terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak
Setelah ovulasi, telur keluar untuk dibuahi atau dikeluarkan dan pada saat menstruasi,
sedangkan yang sisa berubah menjadi korpus luteum, jika hamil disebut korpus luteum
graviditatum, jika tidak berubah menjadi korpus albicans yang akhirnya berubah jadi atretis.

Anatomi panggul

Panggul terdiri atas bagian keras yang dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak yang dibentuk
oleh otot-otot dan ligamentum. Kalau dalam ilmu kebidanan kita bicara tentang panggul maka yang
dimaksud ialah panggul kecil. Tulang panggul terdiri atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang pangkal paha
(ossa coxae), 1 tulang kelangkang (os sacrum) dan 1 tulang tungging (os coccyges).

1. Tulang pangkal paha terdiri atas 3 buah tulang


a. Tulang usus (os illium) merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian

34
atas dan belakang dari panggul
b. Tulang duduk (os ischium) terdapat sebelah bawah dari tulang usus. Pinggir belakang
berduri ialah spina ischiadica.
c. Tulang kemaluan (os pubis) terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.

Perhubungan tulang pangkal paha


a. Dari permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus disebut ligamentum sacro iliaea
posterior dan dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut ligamentum
sacro iliaca anterior, ligamentum ilio lumbalis, ligamentum sacro iliaca interossea
b. Dari tulang kelangkang ke spina ischiadica ialah ligamentum sacro tuberosum
c. Dari tulang kelangkang ke tuber ischiadica ialah ligamentum sacro tuberosum
d. Tulang pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oieh symphysis pubis

2. Tulang kelangkang
Tulang kelangkang berbentuk segitiga, melebar diatas dan meruncing kebawah. Tulang
kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari lima ruas
tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping
kesamping. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang yang disebut foramina
sacralia anteriora. Di garis tengahnya terdapat deretan cuat-cuat duri ialah crista sacralis. Bagian
atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol kedepan dan disebut promontorim.
Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan
perantaraan articulation sacro iliaca dan kebawah dengan tulang tungging.

3. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu. Pada persalinan
ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit kebelakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar.

Untuk lebih mengerti bentuk dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian depan anak
dalam panggul, maka telah ditentukan 4 bidang :
1. Pintu atas panggul (PAP)
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulat oval. Batas-batasnya
adalah Promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir
atas symphysis. Biasanya-ukuran ditentukan dari PAP adalah
a. Ukuran muka belakang ialah dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal dengan
nama conjugata vera, ukurannya 11 cm.
1) Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah
symphysis)
2) Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
1 ½ - 2 cm (CV = CD – 1 ½)
b. Ukuran melintang adalah ukuran terbesar antara linea innominata diambil tegak lurus pada
conjungtiva vera (Indonesia 12,5 cm, Eropa 13,5 cm)
c. Ukuran serong adalah dari articufatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan
pangguf yang bertentangan (13 cm)

2. Bidang luas panggul


Adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar. Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral 11 dan fit.
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.

35
3. Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul) adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang
terkecil. Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spinae ischiadicae dan
memotong sacrum + 1 - 2 cm, diatas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran
melintang 10 cm dan diameter sagittalis posterior ialah dari sacrum ke pertengahan antara
spinae ischiadicae 5 cm.

4. Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul biasanya
ditentukan 3 ukuran
a. Ukuran muka belakang yaitu dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5cm) 2)
b. Ukuran melintang ialah ukuran antara tuber ischiadicum kid dan kanan sebelah dalam (10,5
cm)
c. Diameter sagittalis posterior yaitu dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5
cm).

Bidang hodge adalah untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak itu turun ke dalam
rongga panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul:

a. Hl ialah sama dengan pintu atas panggul


b. H II Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis
c. H III Sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae
d. H IV Sejajar dengan H I melalui ujung os coccyges

Bagian lunak dari panggul disebut diafragma pelvis. Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri
atas :
1. Muscular levator ani yang agak kebelakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang
ditembus oleh rectum. Muscular levator ani kiri kanan sebetulnya terdiri atas 3 bagian dari
depan kebelakang dapat dikenal :
a. Muscular Pubo cocygeus dari os pubis ke septum anococcygeum
b. Muscular ilio coccygeus dari arcus tendineus m. fevator ani ke os coccyges dan septum
anococcygeum
c. Muscular (ischio) coccygeus dari spina ischiadica kepinggir sacrum dan os coccyges.

2. Antara muscular pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut
hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. Diafragma
pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak atau lemah
misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut, mungkin genitalia interna turun
(prolaps)

Daerah perineum merupakan bagian permukan dari pintu bawah panggul. Terdiri dari 2 bagian :
1. Regio analis disebelah belakang disini terdapat muscular sphincter ani externus yang
mengelilingi anus
2. Regio urogenitalis disini terdapat muscular bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva,
muscular ischio cavernosus dan muscular transversus perinei superficialis.

Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis atau secara rontgenologis.


1. Pengukuran secara klinis
a. Pintu atas panggul (PAP)

36
Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera (CV) adalah ukuran yang.terpenting dan
satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata
diagonalis (CD) dengan 1,5-2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis. Cara
menqukur conjuqata diaqonalis :
1) Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari
tengah digerakkan keatas sampai dapat meraba promontorium.
2) Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri
Promontorium ini hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan da1am pada panggul
yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini
menandakan bahwa CV cukup besar
Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pap mencukupi
kalau kepala anak dengan ukuran terbesamya sudah melewati pintu atas panggul. Ini dapat
diketahui dengan :
1) Pemeriksaan luar .Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pap maka
hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar diatas symphysis. Kedua
tangan yang diletakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent.
2) Pemeriksaan dalam adalah bagian terendah kepala sampai spina ischiadica atau lebih
rendah. Hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar.

b. Bidang tengah panggul adalah ukuran-ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara
klinis dan memerlukan pengukuran secara rontgenologis

c. Pintu bawah panggul adalah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior dan
anterior dapat diukur dengan pelvimeter dari Thoms. Ukuran yang lebih besar dari 8 cm,
dianggap mencukupi. Karena perngukuran diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan
untuk memperhatikan bentuk arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yaqg tumpul

d. Ukuran-ukuran luar. Di klinik tak ditentukan lagi, karena ada cara-cara yang lebih tepat dan
teliti. Ukuran luar yang terpenting ialah :
1) Distantia spinarum adalah jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Indonesia
23, Eropa 26)
2) Distantia cristarum adalah jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Indonesia 26,
Eropa 29)
3) Conjugata externa (Baudeloque) adalah jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung
procesus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Indonesia 18, Eropa 20)
4) Ukuran lingkar panggul adalah dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama
dipihak yang lain (Indonesia 80, Eropa 90). Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka
panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.

e. Pemeriksaan dalam, untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul yang harus diperiksa ialah
1) Apakah promontorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD-nya
2) Apakah tak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang symphysis.
3) Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.
4) Apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau divergent.
5) Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak
6) Apakah os sacrum mempunyai inklinasi kedepan atau kebelakang
7) Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak

37
f. Pengukuran rontgenologis
Keuntungan dari pengukuran panggul dengan sinar rontgen ialah
1) Dapat mengambil ukuran-ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis
2) Selain daripada memberikan ukuran-ukuran panggul juga memperlihatkan pada kita bentuk
panggul
3) Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui pap

Bentuk Panggul menurut CALDWELL-MOLOY mengemukakan 4 bentuk dasar panggul sebagai


berikut :
a. Panggul gynecoid
1) Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita
2) Diameter sagittalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagittalis anterior
3) Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat dan luas.
4) Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter antero posterior hingga
bentuk pap mendekati bentuk lingkaran (bulat).
5) Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol, diameter inter spinalis 10 cm
atau lebih
6) Incisura ischiadica major bulat
7) Saprum sejajar dengan symphysis dengan konkavitas yang normal
8) Arcus pubis luas

b. Panggul android
1) Diameter sagittalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagittalis anterior.
2) Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan
pinggir samping segmen anterior
3) Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga
4) Dinding samping panggul convergent, spina ischiadica menonjol, arcus pubis sempit
5) Incisura ischiadica sempit dan dalam
6) Sacrum letaknya kedepan, hingga diameter antero posterior sempit pada PAP. maupun PBP
7) Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung, sedangkan ujungnya menonjol kedepan

c. Panggul anthropoid
1) Diameter antero posterior dari pap lebih besar dari diameter transversa hingga bentuk pap
lonjong kedepan
2) Bentuk segmen anterior sempit dan runcing
3) Incisura ischiadica major luas
4) Dinding samping convergent, sacrum letaknya agak kebefakang, hingga ukuran antero
posterior besar pada semua bidang panggul
5) Saprum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih dalam dari panggul-
panggul lain.

d. Panggul platypelloid
1) Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak, diameter antero posterior kecil, diameter
transversa biasa
2) Segmen anterior lebar
3) Sacrum melengkung
4) Incisura ischiadica leb

38
Siklus hormonal
Ciri-ciri manusia menuju kedewasaan adalah adanya perubahan siklik pada alat kandungannya
sebagai persiapan untuk kedewasaan. Pada saat pubertas (10-14 tahun) maka pada wanita akan
timbul menstruasi dan perubahan sekunder lain ditubuhnya. Kejadian penting pubertas yaitu
keluarnya hid pertama disebut menarche, pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan.
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem
tersendiri yaitu :
1. Sistem susunan saraf pusat dengan panca indra nya
2. Sistem hormonal : aksi hipotelamus – hipofisis – ovarial
3. Perubahan yang terjadi pada ovarium
4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir
5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pance indra, langsung pada hipotalamus dan
melalui perubahan emosi.
Sistem saraf pusat Pada umur pubertas, rangsangan yang dahulu terhambat oleh nukleus
amigdale (sebagai inhibitor pubertas), perlahan–lahan menuju hipotlamus yang akak memberikan
ransangan pada hipofise pars anterior sebagai mother of gland. Semakin dewasa siwanita maka
pengaruh emosi dan ransangan menuju hipotalamus semakin besar, sehingga mengeluarkan sekret
(cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus
anterior hipofisis. Hormon spesifiknya yaitu kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin,
kelenjar indung telur yang menghasilkan progesteron dan estrogen, dan adrenal yang
menghasilkan adrenalin.
Aksi hipotalamus–hipofise-ovarial, Hambatan melalui nukleus amigdale danemosi menuju
hipotelamus berkurang, sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neurohormonal melalui sistem
portal guna mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH yang selanjutnya
mempengaruhi ovarium. Sistem hipotalamus– hipofise-ovarium adalah satu kesatuan.
Untuk terjadinya ovulasi, folikel akan berkembang dari folikel primer, sekunder dan terakhir
menjadi folikel tersier (folikel de Graff). Untuk pertumbuhan dan pematangan folikel, serta untuk
tejadinya ovulasi, diperlukan hormon FSH dan LH. Dari hipotalamus dikeluarkan hormon pelepas
GnRH. Hormon GnRH merangsang sintesis maupun sekresi FSH dan LH di hipofisis. GnRH
dikeluarkan tidak secara terus menerus, melainkan secara pulsatif, yaitu setiap 90 menit sekali.
Melalui aliran darah, FSH dan LH sampai ke ovarium untuk merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel, ovulasi, pembentukan korpus luteum serta sintesis estrogen dan progesterone.
Hormon FSH memicu pematangan folikel sampai perkembangan menjadi folikel de Graff.
Bersamaan dengan pematangan tersebut terjadi pula peningkatan sintesis estrogen, dan estrogen
yang tinggi ini merangsang pengeluran LH, yang pada lukisan grafik dikenal sebagai puncak LH, dan
puncak ini terjadi 16-20 jam sebelum pecahnya folikel. LH inilah yang menyebabkan terjadinya
ovulasi.
Jadi, puncak LH terjadi akibat adanya rangsangan hormon estradiol terhadap hipofisis. Disini
terlihat bahwa untuk terjadinya ovulasi diperlukan gonadotropin dan estrogen. Ovulasi baru dapat
terjadi bila cairan folikel tersebut mengandung kadar estrogen yang tinggi. Sinyal untuk terjadinya
ovulasi justru datangnya dari folikel itu sendiri dengan adanya rangsangan estrogen terhadap
hipofisis. FSH memicu proses aromatisasi androgen menjadi estrogen melalui enzim aromatase.
Jadi, gonadotropin tidak berperan secara langsung terhadap pecahnya folikel. Gonadotropin hanya
memicu proses pembentukan estrogen, dan estrogen inilah yang kelak menentukan perlunya
ovulasi atau tidak. Bila memang perlu, estrogen akan memberikan lampu hijau kepada hipofisis
untuk segera mengeluarkan LH.
Dalam proses terjadinya ovulasi, kadar FSH tidak boleh terlalu rendah dan kadar LH tidak
boleh terlalu tinggi. Tumbuh akan matinya folikel sangat bergantung pada rasio FSH/LH di dalam
folikel itu sendiri. Jika FSH>LH, folikel dapat terus tumbuh, karena FSH dapat mengubah androgen

39
menjadi estrogen melalui enzim aromatase. Jika FSH<LH, folikel menjadi atresia. FSH yang rendah
tidak dapat mengubah androgen menjadi estrogen, dan tentu dengan sendirinya kadar androgen
dalam cairan folikel meningkat. Jika LH>FSH, maka LH yang tinggi ini akan memicu sintesis
androgen di sel-sel teka, sehingga ditemukan kadar androgen yang relatif tinggi di dalam cairan
folikel. Androgen yang tinggi ini akan menghambat pematangan folikel yang pada akhirnya
menyebabkan folikel menjadi mati.
Tiga hari setelah ovulasi, terbentuklah organ endokrin baru yang dikenal dengan sebutan
benda kuning atau korpus luteum. Warnanya kelihatan kuning karena banyak mengandung
karoten. Korpus luteum merupakan organ tempat sintesis progesteron. Sintesis progesteron ini
dipicu oleh LH. Pembentukan progesteron mencapai puncaknya pada hari ke-22 sampai dengan
hari ke-23 siklus haid. Progesteron memiliki efek dramatik pada aktivitas sekretorik kelenjar
endometrium. Pada fase sekretorik, efek progesteron bersifat dominan walaupun estrogen masih
disekresikan dari korpus luteum. Arteri spiral melanjutkan pertumbuhan mereka dan menjadi
semakin mencolok dan bergelung-gelung karena tinggi atau ketebalan endometrium tidak berubah.
Kelenjar endometrium mengalami dilatasi dan berkelok-kelok serta mengandung sekresi yang kaya
akan protein, glikogen, gula, asam amino, mucus, dan enzim. Produk sekretorik ini penting untuk
kelangsungan hidup dan nutrisi zigot dan blastokista sebelum implatansi. Kegagalan konsepsi
menyebabkan korpus luteum lenyap dan produksi hormone steroid menurun. Pada hari ke 7 pasca
ovulasi, proses sekretorik terhenti dan kelenjar kehabisan sekresi dan mengalami regresi.
Proses sekresi basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses:
1. Episode sekresi (Episodic secretadon)
Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya secara
bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH .
2. Umpan balik positif (Positive feedback)
Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan balik positif pada kadar
GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan peningkatan kadar estrogen selama fase folikular
merupakan stimulus dari LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi
matang dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah puncak
kadar LH dan 24-36 jam setelah puncak 3 estradiol. Setelah hari ke-14 korpus luteurn akan
mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan estradiol dan progesteron sehingga
terjadi proses menstruasi.(Aron,1997)
3. Umpan balik negatif (Negative Feedback)
Proses umpan balik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita
terjadinya kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses menopause disebabkan karena
peningkatan kadar LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu
yang lama.

Gambar 2.2.3 Siklus Menstruasi

Gambar 2-1. Siklus Hormonal


Sumber: www.klikdokter.com

40
Gambar 2-1. Siklus Hormonal
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang
pertama atau menarche yang paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada
usia 8 tahun atau 16 tahun, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi kedewasaan dan
perkembangan hormon pada gadis itu sendiri. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif
pada kehidupan seorang wanita yang dimulai menarche berlangsung sampai usia kira-kira 45
tahun hingga terjadinya masa menopause.
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal 1 mulainya menstruasi yang lalu
dengan menstruasi berikutnya. Hari mulai perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang
siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi panjang siklus ini cukup bervariasi.
Siklus menstruasi pada umumnya 26-32 hari dan rata-rata 97% wanita yang berovulasi
siklusnya 18-42 hari atau disebut haid ovulator. Sedangkan siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih
dari 42 hari dan tidak teratur biasanya siklusnya tidak berovulasi. Lama menstruasi biasanya 3-5
hari atau 1-2 hari diikti perdarahan yang sedikit-sedikit, tetapi ada yang sampai 7-8 hari. Pada
setiap wanita biasanya lama menstruasi tetap. Jumlah darah yang keluar lebih dari 80 cc dianggap
patologi (Wiknjosastro, 2002).
Ada beberapa fase endometruasi dalam siklus menstruasi, menurut wiknjosastro (2005) ada 4
fase menstruasi yaitu sebagai berikut :
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan pendarahan.
Hanya lapisan tipis yang tertinggaldisebut stratum basale, fase ini berlangsung selam 4 hari. Darah
yang dikeluarkan tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan darah. Tetapi bila ada yang ketuaan terlalu banyak maka fermen
tidak mencukupi sehingga akan timbul bekuan-bekuan dalam darah menstruasi.
b. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh
dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel – sel epitel endometrium. Pada
fase ini tebal endometrium sekitar 0,5 mm. Fase sudah dimulai saat terjadi fase menstruasi dan
berlangsung selama 4 hari.
c. Fase menstruasi atau proliferasi
Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar
tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lainnya. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14
setelah hari pertama menstruasi. Fase proliferasi dapat dibagi 3 subfase yaitu:
1) Fase proliferasi dini ; berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini dapat dikenal
dengan dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan
ciri khas fase proliferasi, sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sedian masihmenunjukan
suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan-perubahan infolusi dari epitel kelenjar yang
berbentuk kuboid. Stroma padat bagian yang menunjukan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk
bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis. Nucleus sel stroma relatif besar sebab
sitoplasma relatif sedikit.

2) Fase Proliferasi madya ; fase ini berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbenuk torak dan
tinggi. Kelenjar berkeluk-keluk dan berfariasi.

41
3) Fase Proliferasi akhir ; fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari ke 14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti kenjer epitel
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.

d. Fase menstruasi atau sekresi


Pada fase ini endometrium tebalnya tetap tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,
berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glikogen dan kapur yang
akan diperlukan seebagai makanan telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium
dalam menerima telur. Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat
(stratum compactum) yang hanya dapat ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-
kelenjar lapisan bawah (stratum basale).

Konsepsi
Ovum
Pada saat seorang anak lahir, korteks ovarii, megandung kira – kira 200.000 folikel primodial,
masing – masing folikel, mengandung sel-sel kelamin primodial. Sejumlah folikel berusaha
menjadi masak sebelum pubertas, tetapi biasanya tidak semua yang berhasil. Dengan mulainya
pubertas, beberapa folikel berusaha menjadi matang, satu folikel lebih berhasil dari folikel lain
dan terisi cairan mencapai diameter 10 mm dan kemudian muncul kepermukaan ovarium (folikel
degraff). Folikel ini mempunyai pembungkus/cangkang yang di tinggalkan oleh folikel de graff
yang ruptur disebut korpus luteum. Korpus luteum ini akan terisi oleh jendelan darah yang
kemudian terjadi fibrosis (corpus albicans). Setelah 10 hari korpus luteum akan berganti
membesar dan mulai membentuk jaringan parut, terjadi peningkatan jumlah jaringan parut pada
setiap ovulasi, sehingga pada waktu menopouse permukaan ovarium akan penuh dengan jaringan
otot.

Sperma
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah)
dengan cara mitosis paling tidak, 1 hari setelah reproduksi. Spermatogonia ini diberi nutrisi oleh
sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
a. Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti sel nya dan
mengalami mitosis (pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik) satu spermatosit akan
menghasilkan 2 sel anak yaitu spermatosit sekunder.
b. Spermatosit sekunder adalah sel-sel sekunder yang haploid mengalami pembelahan kedua
untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh LH sangat diperlukan untuk perkembangan
berikutnya.
c. Spermatid adalah sel yang dihasilkan dengan pembelahan ke 2. Bagian yang terbesar pada
spermatid yang mengandung inti (nukleus) menjadi kepala (caput). Spermatozoa yang masak
terdiri dari :
1) Kepala, tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya,
tetapi juga ditutupi oleh akrosom enzim hialorudinase yang mempermudah fertilisasi
ovum
2) Leher (erviks) yang menghubungkan kepala dengan badan.
3) Ekor (cauda) yang geraknya mendorong spermatozoa masuk kedalam fasdeferens dan
ductus ejakulatorius. Jumlah rata-rat pada ejakulasi 3,5 ml, tapi kisaran normalnya 2-6 ml.
Kepadatan rata-rata 60-150.000.000 spermatozoa /ml. Cairan semen dari jumlah ini 75 %
dapat bergerak dan 20-25 % sedikit banyak mengalami kecacatan (mal formasi).

42
Kecepatan gerak bervariasi, rata-rata kecepatan geraknya 2-3 mm/menit, tapi dapat
lambat 0,5 mm/menit pada sekresi vagina yang asam. Jalannya spermatozoa dari Tubulus
seminiferus masuk ke epididimis sehingga membentuk duktus ejakulatorius masuk ke
prostat dan ejakulasi masuk ke vagina dan berjalan ke cerviks dan uterus lalu ke tuba
vallopii dan terjadi fertilisasi.

1. Implantasi
Ovulasi
Ovulasi yaitu pelepasan ovum yang dipengaruhi hormon yang kompleks dari ovarium. Ovum
terlepas ke tuba. Ovum mempunyai waktu 2x 24 jam, jika tidak ada pembuahan maka ia akan ikut
luruh bersama dengan darahnya menstruasi. Masa subur seorang wanita adalah 20-35 tahun dan
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan. Setelah folikel primordial
berubah menjadi folikel de graff karena pengaruh FSH, permukaan ovarium mengalami
penipisan/devaskularisasi akibat desakan folikel de graff. Setelah pertumbuhan folikel de graff
ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin
mendekati ovari, gerak sel rambut lumen makin tinggi dan peristaltik tuba makin aktif deras
menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
ovulasi. Proses fimbrie menangkap ovum di sebut ovum pick up mechanism.
Inseminasi
Yaitu ekspulsi semen dari uretra pria ke vagima wanita. Dengan bantuan ekornya dan bantuan
kontraksi muskular yang mengelilinginya. Sperma bergerak ke uterus dan tuba vallopii dengan
kecepatan 1 kaki / jam. Pertama kali koitus sperma mengeluarkan 3 cc semen yang mengandung
100-120 juta tiap cc semen. Hanya sekitar 50 juta sperma membutuhkan cukup sekret enzim
hialorudinase untuk menembus korona radiata. Hanya 1000-3000 sperma yang berhasil melintasi
tuba mendekati ovum.
Konsepsi
Ovum mempunyai waktu hanya 48 jam setelah itu ia mati. Sedangkan spema mempunyai
waktu 72 jam, setelah itu ia mati. Setelah sperma bertemu dengan ovum, maka ia akan menembus
orona radiata dan zona pelusida ovum dengan memancarkan enzim hialorudinase. Melalui
stomata, sperma memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa mesuk ke ovum, ekornya lepas dan
tertinggal diluar dan kepalanya membesar untuk membentuk pro nukleus laki-laki. Sedangkan
pronukleus wanita dibentuk oleh nukleus wanita. Setelah sperma masuk permukaan ovum segera
berubah dan tertutup bagi setiap sperma lain. Hal ini mencegah abnormalitas jumlah kromosom.
Kedua nukleus kali-kali dan wanita masing – masing 23 kromosomnya, bersatu membuat sel
pertama, yang kemudian membelah menjadi jutaan. Setiap sel ini mengandung 46 kromosom. Sel
yang pertama disebut zigot. Konsepsi terjadi di tuba.
Nidasi
Energi pembelahan diperoleh dari vitellus. Setelah bergulir ke uterus, zona pellusida blastula
terlepas kemudian bersiap untuk nidasi di endometrium. Dinding balstula (tropoblas)
menghancurkan sebagian endometrium dengan enzim proteolitik untuk menanamkan diri dan
memberi makan ovum. Bila ovum telah implantasi, endometrium tidak lagi mengalami degenerasi
dan tidak dikeluarkan dengan menstruasi. Sehingga gantinya terjadi perubahan hormonal
secepatnya yang menybabkan sekesi progesteron tetap tinggi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir
yang ada dalam sekresi, biasanya normal di fundus uteri posterior. Karena pengaruh hormon dari
trofoblas, endometrium menjadi tebal, selnya menjadi besar dan pembuluh darah melebar.
Endometrium berubah menjadi desidua.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan hasil konsepsi


Pertumbuhan dan perkembangan embrio

43
a. Minggu 0,1,2
Pertumbuhan dan perkembangan embrio dimulai dari saat terjadinya fertilisasi serta
penggabubgan pronuklei sel sperma dan ovum. Fusi ini menghasilkan zygote. Jenis kelamin
ditentukan oleh gamet laki-laki. Dengan fusi tersebut, kombinasi XX akan berkembang menjadi
jenis kelamin perempuan. Kombinasi XY akan berkembang menjadi jenis kelamin laki-laki.
Zygote akan membelah diri dalam kelipatan 2,4,6,8,......dst yang disebut morula. Dalam morula akan
terbentuk suatu rongga yang disebut exocelloom, sehingga morola terbagi dalam 2 jenis yaitu sel
yang terletak disebelah luar disebut trofoblast, berfungsi mencari makanan untuk telur dan sel
yang terletak disebelah dalam disebut nodus embrionale sebagai cikal bakal bayi kelak. Pada
tingkat ini telur disebut blastocyt yang akan menanamkan diri ke endometrium.
b. Minggu ke 3,4,5
Steak primitif yang timbul dari cakram embrionale akan lenyap. Akhir dari minggu ini ke 3 ini akan
terbentuk kerangka kepala, tubuh, muskulatur serta sebagian kulit. Jantung biasanya berdetak pada
permulaan minggu ke 4. Akhir minggu ke 4 telah terbentuk bakal telinga (otic pit), lengan (tunas
lengan), kaki (tunas kaki), struktur wajah dan leher (empat lengkung brachial pertama). Ukuran
emrio kurang dari 0,64 cm. Pertumbuhan otak yang cepat menyebabkan ukuran kepala jauh lebih
besar dalam perbandingannya dengan bagian-bagian lain. Mata mulai berkembang dengan vesicle
lensa, cangkioptik dan pigmen retina.
c. Minggu ke 6,7
Terjadi pertumbuhan hidung, mulut serta langit-langit mulut. Lengan dan kaki akan mengalami
perkembangan. Bagian tungkai akan terlihat jelas yaitu pergelangan, siku dan dengkul yang
bertambah panjang serta jari tangan dan jari kaki sudah jelas terbentuk.
Abdomen sudah menonjol dan perkembangan urogenital sudah dimulai. Daun telingan sudah
terlihat jelas. Pada akhir minggu ke 7 embrio sudah memiliki karakteristik manusia yang jelas. Pada
akhir minggu ke 7 ini juga merupakan akhir masa embrionik.
d. Minggu ke 12
Usus sudah sepenuhnya berada dalam abdomen. Genitalia sudah menunjukkan karakteristik jenis
kelamin. Anus sudah terbentuk, karakteristik wajah sudah menyerupai manusia. Janin sudah dapat
menelan, membuat gerakan bernapas, kencing, menggerakkan bagian tertentu dari tungkainya,
memicingkan mata dan mengerutkan dahi. Ukuran kepala ⅓ kali ukuran panjang kepala-bokong
yaitu 56-61 mm.
d. Minggu ke 13-16
Panjang badan janin 16 cm, berat lebih kurang 120 gr. Pertumbuhan kepala melambat, kelopak
mata sudah menyatu, telinga naik keposisi yang lebih tinggi pada sisi kepala dan dagu sudah lebih
jelas. Jenis kelamin juga sudah terlihat sangat jelas pada minggu ke 14. Pada minggu ke 16 tulang
berkembang dengan cepat.
e. Minggu ke 17-20
Panjang janin 18-27 cm, berat janin 280-300 gr. Kaki sudah mencapai ukuran penuh. Kuku kaki
sudah mulai tumbuh. Kelopak mata tetap menyatu, janin dapat bergerak bebas dalam uterus. Ibu
sudah dapat merasakan percepatan pertumbuhan janin. Pada akhir minggu ke 20 denyut jantung
janin sudah dapat didengar.
f. Minggu ke 21-24
Panjang janin 28-34 cm, berat janin 600 gr. Janin sudah sepenuhnya tertutup oleh lanugo. Alis, bulu
mata dan rambut kepala sudah ada. Perbandingan kepala lebih besar dari bagian lainnya. Kulit
berkerut, bening, berwarna merah tua sehingga memberikan kesan tua.
g. Minggu ke 25-28
Panjang janin 35-38 cm, berat janin 600 gr. Rambut kepala bertambah panjang, gerakan menghisap
bertambah kuat, mata mulai membuka dan menutup. Kuku jari tangan sudah mulai tampak.
h. Minggu ke 29-32

44
Panjang janin 42,5 cm dan berat janin 1800 gr. Lemak bawah kulit mulai ada, sehingga tubuh
terlihat lebih berisi. Vernic Caseosa masih tetap menyelimuti bayi. Rambut lanugo pada bagian
wajah mulai menghilang.
i. Minggu ke 33-36
Panjang janin 46 cm dan berat 2500 gr. Pada akhir bulan ini kulit sudah rata, lemak dibawah kulit
sudah lebih tebal. Rambut sudah lebih panjang, kuku kaki sudah mencapai ujung kaki dan testis
sudah turun ke dalam scrotum. Janin sudah cukup bulan (matur, aterm)
j. Minggu ke 37-40
Panjang janin 50-55 cm dan berat janin 3000 gr. Tumbuh kembang penuh sudah tercapai. Kedua
testis sudah turun ke scrotum, rambut lanugo sudah hilang, kulit bewarna kemerahan, putih atau
kebiruan.

Struktur dan fungsi Amnion

Selaput janin terdiri atas lapisan desidua, khorion dan amnion. Selaput janin turut dalam
pembentukan air ketuban pada waktu persalinan tebentuk kantong ketuban yang berisi air ketuban
dan berdinding selaput janin. Kantong air ketuban memegang peran besar dalam melancarkan
permukaan servik. Selaput janin merupakan pertahanan terhadap kuman penyakit yang dapat
masuk dari luar kerongga rahim.
Kelainan selaput janin, kadang-kadang tipis sehingga mudah robek. Pada waktu hamil muda,
keadaan demikian menyebabkan air ketuban terus mengalir keluar (hidroamniotika) sehingga
rongga rahim menjadi sempit. pertumbuhannya dapat terganggu sehingga mengakibatkan cacat
pada anggota badannya. Selaput janin yang robek pada hamil lanjut dapat mengakibatkan
persalinan premature, dengan robeknya selaput janin timbul bahaya infeksi. Ruangan yang dilapisi
selaput janin (amnion dan khorion) berisi air ketuban (liquar amnii).

Struktur
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 cc. Ciri-ciri air ketuban
adalah berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis dan berasa manis. Reaksi agak alkalis/netral,
berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea asam urik, kreatinin,
sel-sel epitel, rambut lanugo, vernik caseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2.6% gr
per liter, terutama sebagai albumin dijumpai lecitin sphingomilin dalam air ketuban yang berguna
untuk pemeriksaan kematangan paru-paru janin.

Fungsi air ketuban


Fungsi air ketuban adalah sebagai proteksi bagi bayi dari benturan, mencegah tali pusat
terjepit, menjaga pergerakan janin, menghindari nyeri pada ibu, mencegah perlekatan selaput
amnion dengan janin, mempertahankan suhu janin, mencegah infeksi, meratakan tekanan
keseluruh uterus, membantu dalam pembukaan dan membersihkan jalan lahir saat persalinan.
Asal iquor amnii belum begitu jelas, kemungkinan berasal dari kencing janin (fetal urine),
transudasi dari darah ibu, sekresi dari epitel amnion dan asal asal campuran (mixed origin). Cara
mengenali air ketuban adalah dengan menggunakan kertas lakmus, makroskopis (bau amis,
adanya lanugo, rambut dan vernik caseosa, bercampur mekoneum), mikroskopis (lanugo dan
rambut), dan dengan laboratorium melihat kadar urea rendah dibanding dengan air kemih.

Struktur fungsi dan sirkulasi tali pusat

Anatomi tali pusat

45
Tali pusat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta yang merupakan suatu tali yang
menghubungkan janin dan uri, tebalnya kira-kira sebesar jari, dengan diameter 1-1,5 cm, panjang
kira-kira 50cm, bewarna putih kuning dan tampaknya berpilin dan tidak semua tempat sama
tebalnya, tali pusat diliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Didalam tali pusat terdapat tiga
pembuluh darah yaitu 1 vena umbikalis yang membawa zat makanan dan oksigen keseluruh
tubuh janin dan 2 arteri umbikalis yang membawa zat buangan dan CO2 ke plasenta. Selain itu
terdapat jaringan pengikat seperti agar-agar yang disebut selai wharton atau wharton jelly.

Fungsi tali pusat


Merupakan alat penghubung antara ibu dan janin. Pembuluh darah baik tali pusat mengalir
darah yang mengandung makanan dan zat asam dari uri kejanin. Pembuluh nadi tali pusat
mengalirkan darah yang mengandung sampah pertukaran zat. Insersi tali pusat :
a. Insersi sentralis,ditengah plasenta
b. Insersi lateralis/parasentralis
c. Insersi marginalis, tertanam di pinggir plasenta secara klinis tidak menimbulkan kesulitan
d. Insersi velamentosa, tali pusat tidak tertanam pada uri, tetapi dalam selaput janin. Secara klinis
bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh darah berada dikutub bawah
maka pada waktu ketuban pecah kemungkinan ada pembuluh darah putus menyebabkan
pendarahan yang berasal dari janin sehingga jann akan menghilang.

Kelainan tali pusat


a. Terlalu panjang, panjangnya lebih dari 50 cm. Dapat menyebabkan lilitan tali pusat pada leher
janin yang dapat mengakibatkan asfiksia.
b. Terlalu pendek, panjangnya kurang 50 cm, pada saat persalinan tali pusat dapat begitu
teregang sehingga pengaliran darah dalam pembuluh darah terganggu dan menyebabkan
asfiksia pada janin. Bila penarikan pada tali pusat terlalu kuat dapt terjadi pelepasan uri
dengan segala akibatnya (abrubsio plasenta)
c. Simpul tali pusat, bila tarikan pada tali pusat kuat maka dapat menganggu pengaliran darah
dalam pembuluh darah dan menimbulkan asfiksia pada janin.
d. Terlampau halus, apabila pergerakan anak terlalu keras maka tali pusat dapat robek.

Struktur dan fungsi plasenta


Plasenta merupakan alat penghubung ibu dan janin. Plasenta berbentuk bundar dengan
diameter 16-20 cm dengan berat pada akhir kehamilan ± 500 gr (1/6 berat badan bayi) dan
tebalnya 2-3 cm. Terdiri dari 2 sisi yaitu sisi fetal menghadap ke janin dan sisi maternal
menghadap ke dinding uterus. Permukaan maternal bewarna merah tua, kasar, dan beralur-alur
yang seolah terbagi dalam beberapa belahan yang disebut cotiledon dengan jumlah 16-20 buah.
Permukaan maternal pada tiap-tiap persalinan harus diselidiki dengan seksama untuk
menentukan apakah ada sisi uri yang tertinggal yang dapat menimbulkan perdarahan.
Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap kearah janin. Tampak licin dan bewarna
putih bening. Permukaan diliputi oleh amnion. Amnion ini tipis dan agak bening, sehingga
kelihatan terbayang dibawahnya pembuluh-pembuluh darah yang bercabang. Pada permukaan
janin tertanam tali pusat. Rongga antar villus terisi oleh darah ibu dan merupakan zat antara janin
dan ibu.

Peredaran darah dalam plasenta


Didalam plasenta mengalir darah dari ibu dan darah dari janin. Darah ibu mengalir dalam
rongga antar villus dan darah janin mengalir dalam pembuluh-pembuluh darah kapiler jonjot-
jonjot korion. Jonjot-jonjot khorion terendam dalam darah ibu. Dengan demikian didalam plasenta

46
darah ibu dan janin terpisah dan tidak ada pencampuran. Dalam rongga antar villus bermuara
pembuluh-pembuluh nadi ibu yang memancarkan darah dalam ruangan. Darah antar villus
mengalir kembali ke peredaran darah ibu melalui pembuluh-pembuluh darah balik dan deciduas
basalis dan melalui ruangan luas yang berada dipinggir plasenta yaitu sinus marginalis. Dalam tali
pusat darah janin mengalir ke plasenta melalui dua arteri (arteri umbilikalis) dan mengalir
kembali melalui satu pembuluh balik (vena umbilikalis). Didalam uri, arteri dan vena umbilikalis
bercabang dan membentuk susunan kapiler jonjot-jonjot khorion.

Fungsi Plasenta
a. Sebagai alat pernafasan adalah plasenta meneruskan zat asam dari darah ibu ke darah janin
dan sebaliknya meneruskan zat asam arang dari darah janin ke darah ibu.
b. Sebagai alt nutrisi adalah plasenta meneruskan zat-zat makanan dari darah ibu kedarah janin
dan sebaliknya meneruskan sampah pertukaran zat makanan dari darah janin kedarah ibu.
Sebagai alat pembentuk zat-zat hormon. Pertukaran zat ini semua berlangsung melalui darah
ibu dalam ruangan antar villus dan darah janin dalam susunan kapiler jonjot-jonjot khorion.
c. Sebagai alat pertahanan adalah plasenta merupakan alat pertahanan dengan
menghambat/mencegah masuknya kuman-kuman penyakit dari tubuh janin. Melalui plasenta,
janin memperoleh zat penangkis dari ibu sehingga janin dalam kandungan dan bayi beberapa
bulan setelah lahir menunjukkan kekebalan terhadap beberapa penyakit, seperti cacar,
tetanus, difteri dll. Plasenta tidak mencegah masuknya obat-obat dari darah ibu ke tubuh janin
dan praktis semua obat yang diminum oleh ibu akan sampai pula pada tubuh janin.

Tipe plasenta dapat dilihat dari bentuk dan implantasinya, menurut bentuknya plasenta dibagi
atas:
a. Plasenta normal
b. Plasenta membranasea (tipis): plasenta tipis dan lebar, kadang-kadang menutupi seluruh
ruangan kavum uteri.
c. Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah) satu lobus terpisah dan dihubungkan dengan
pembuluh darah
d. Plasenta spuria sama denga plasenta suksenturiata tetapi tidak ditemukan pembuluh darah
antara plasenta tersebut.
e. Plasenta bilobus (2 lobus)
f. Plasenta trilobus (3 lobus)
Menurut tempat implantasinya adalah
a. Plasenta adhesiva (melekat) : melekat pada dinding depan atau belakang
b. Plasenta akreta : jonjot menembus desidua sampai berhubungan dengan miometrium.
c. Plasenta inkreta : jonjot sampai ke dalam lapisan miometrium.
d. Plasenta prekreta : jonjot menembus miometrium dan mencapai perimetrium.
Hormon yang dihasilkan plasenta adalah hormon Chorionic Gonadotropin (HCG), Chorionic
Somata-Mamotropin, estrogen, Progesteron, Chorinic Thyrotropin dan relaxin dan hormon-
hormon lainnya.

Sirkulasi Darah Fetus

Pada janin terdapat fungsi sebagai berikut


1. Foramen Ovale : lubang sementara antara atrium kanan dan atrium kiri
2. Ductus Arteriosus Botali : memanjang dari percabangan 2 arteri pulmonal ke oarta
3. Arteri Umbilikalis : berada di tali, sebagai pembawa zat buangan tubuh.
4. Ductus Venosus Arantii : saluran dari vena umbilikalis ke vena cava inferior.

47
Peredaran darah janin berlangsung mula-mula darah yang kaya nutrisi dan O2 yang berasal
dari plasenta dialirkan melalui vena umbilikalis, masuk kedalam tubuh janin. Sebagian besar darah
tersebut melalui vena duktus venosus Arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam
atrium dekstra sebagian besar darah ini mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra. Dari atrium
sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke oarta.
Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir dari ventrikel kanan bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena kava superior, karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum
berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya mengalir melalui
arteri pulmonalis ke paru-paru dan selanjtnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis. Darah
dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh.
Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh denga sisa-sisa pembakaran dan
sebagiannya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteri umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke
peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin.
Demikian seterusnya, siklus janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.

2. Latihan

1) Carilah teman yang tempat tinggalnya dekat dengan anda.


2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang siklus menstruasi dan fertilisasi.
4) Anggota kedua mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang peredarahan darah dalam plasenta dan sirkulasi darah
fetus.

Rambu-Rambu Latihan
1) Pelajarilah materi pada modul ini.
2) Untuk menambah wawasan Anda sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
membaca juga buku – buku yang membahas tentang materi diatas.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
5) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

3. Tes

1) Bagian tuba yang memiliki fimbrie yang berfungsi menangkap sel telur yang matang adalah…
a. Pars infudibulo tuba
b. Pars intertisialis tuba
c. Pars isthmika tuba
d. Vesiko uterinum
e. Pars ampularis tuba
2) Bagian yang tersebut dibawah ini adalah organ genetalia eksterna wanita, kecuali:
a. Labium mayus
b. Himen
c. Vagina
d. Orifisium uretra eksternum
e. Vestibulum
3) Bila seseorang wanita mempunyai riwayat melahirkan spontan dengan kehamilan aterm, BB
bayi normal, dapat disimpulkan bahwa bentuk panggul menurut Caldwell-Molloy adalah..
a. Android
b. Ginekoid

48
c. Antropoid
d. Platipeloid
e. Panggul Sempit
4) Batas Pintu Atas Panggul (PAP) adalah…
a. Promontorium-krista iliaka-linea innominate-ramus pubis-spina iliaka
b. Promontorium-SIAS-Sayap sacrum-koksigis-ramus superior pubis
c. Promontorium-sayap sacrum-ujung koksigis- linea inominata-ramus superior ossis pubis-
pinggir atas simpisis
d. Promontorium-sayap sacrum-linea inominata-ramus superior ossis pubis-pinggir atas
simpisis
e. Promontorium-pinggir atas simpisis-SIAS-SIPI-ramus pubis
5) Hormon yang berasal dari hipofise anterior dan berperan dalam proses ovulasi adalah
a. LTH
b. MSH
c. LH
d. FSH
e. TSH
6) Penebalan endometrium karena pengaruh hormone yang dihasilkan korpus luteum terjadi pada
stadium…
a. Sekresi
b. Proliferasi
c. Regenerasi
d. Post menstruasi
e. Menstruasi
7) Hormon yang berfungsi mematangkan sel telur adalah..
a. LTH
b. MSH
c. LH
d. FSH
e. TSH
8) Bagian yang tersebut dibawah ini adalah organ genetalia interna wanita, adalah..
a. Labium minora
b. Uterus
c. Vulva
d. Orifisium uretra eksternum
e. Vestibulum
9) Perbedaan sirkulasi darah fetus dengan orang dewasa adalah terdapat fungsi…
a. Foramen ovale
b. Atrium kiri
c. Atrium kanan
d. Paru-paru
e. Oarta

10) Implantasi plasenta sampai ke lapisan myometrium disebut..


a. Plasenta akreta
b. Plasenta inkreta
c. Plasenta adhesive
d. Plasenta perkreta
e. Plasenta bilobus

4. Kunci Jawaban
1) A
2) C
3) B
4) D
5) C

49
6) A
7) D
8) B
9) A
10) B

5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.

Bryar, Rosamund. 1995.Theory for Midwifery Practice, Macmillan, Houndmills.

Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC.

Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (. ..) Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC.

DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange

Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth,
Oxford University Press Inc, New York.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC.

Hacker.N.F dkk, 2001. Essential Obstetri dan Ginekologi, Hipokrates, Jakarta.

JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku
Ante Partum.Jakarta.Pusdiknakes.

JNPKKR – POGI. 2004.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP– SP.

JNPKKR – POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,
YBP-SP.

Manuaba, I. B. G.1999.Memahami Kesehatan ReproduksiWanita.Jakarta,Arcan.

Pusdiknakes, 2001. Asuhan Antenatal, WHO:JHPIEGO. Jakarta.

Varney H, 1997.Varney’s Midwifery 3rd ed. New York. Jones and Bartlett Publishers.

Wiknjosastro H,Saifudin AB,Rachimhadhi T.2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta.Yayasan Sarwono


Prawirohardjo

50
TOPIK 3
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU III

Perubahan dan Adaptasi Fisik


Dalam Kehamilan

51
1. Materi Pembelajaran
Perubahan adaptasi Fisik (anatomi dan fisiologi)
a. Perubahan pada Sistem Reproduksi
1) Uterus Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.
Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon progesteron berperan untuk
elastisitas/kelenturan uterus. Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi
fundus:
a. Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b. Kehamilan 8 minggu : telur bebek
c. Kehamilan 12 minggu : telur angsa
d. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e. Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h. Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i. minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik
menjadi sulit ditentukan pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada
kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir, di atas
32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Goodell). Sekresi lendir serviks
meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan. Ismus uteri mengalami hipertropi
kemudian memanjang dan melunak yang disebut tanda Hegar. Berat uterus perempuan tidak
hamil adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami peningkatan sampai
pada akhir kehamilan (40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg).
2) Vagina / vulva. Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasimenimbulkan warna merah
ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi lebih asam,
keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat
menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan libido atau keinginan atau
bangkitan seksual terutama pada kehamilan trimester dua.
3) Ovarium Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.

b. Perubahan pada payudara


Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu perkembangan duktus (saluran) air
susu pada payudara. sedangkan hormon progesterone menambah sel-sel asinus pada payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Pada ibu hamil payudara membesar dan tegang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla
akibat pengaruh melanofor, puting susu membesar dan menonjol. Hypertropi kelenjar sabasea
(lemak) muncul pada aeola mamae disebut tuberkel
Montgomery yang kelihatan di sekitar puting susu. Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai
pelumas puting susu, kelembutan puting susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci dengan
sabun. Puting susu akan mengeluarkan kholostrum yaitu cairan sebelum menjadi susu yang
berwarna putih kekuningan pada trimester ketiga.

52
c. Perubahan pada Sistem Endokrin
Progesteron
Pada awal kehamilan hormon progesteron dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara
bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama hamil dan menjelang
persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari. Aktivitas
progesterone diperkirakan :
1) Menurunkan tonus otot polos:
a. Motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
b. Aktivitas kolon menurun sehingga pengosongan berjalan lambat, menyebabkan reabsorbsi air
meningkat, akibatnya ibu hamilmengalami konstipasi.
c. Tonus otot menurun sehingga menyebabkan aktivitas menurun.
d. Tonus vesica urinaria dan ureter menurun menyebabkan terjadi statis urine.
2) Menurunkan tonus vaskuler: menyebabkan tekanan diastolic menurun sehingga terjadi dilatasi
vena.
3) Meningkatkan suhu tubuh
4) Meningkatkan cadangan lemak
5) Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun.
6) Memicu perkembangan payudara

Estrogen
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah Ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol
dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put estrogen maksimum 30 –
40 mg/hari. Kadar terus meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen adalah :
1) Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
2) Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan payudara
3) Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik elastic,
kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat.
4) Retensi air
5) Menurunkan sekresi natrium.

Kortisol
Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal maternal dan pada kehamilan lanjut sumber
utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari. Sebagian besar diantaranya berikatan dengan
protein sehingga tidak bersifat aktif. Kortisol secara simultan merangsang peningkatanproduksi
insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu pada insulin, misalnya jaringan tidak bisa
menggunakan insulin, hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin. Sel-
sel beta normalpulau Langerhans pada pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil
yang secara terus menerus tetap meningkat sampai aterm. Ada sebagian ibu hamil mengalami
peningkatan gula darah hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer ibu hamil pada insulin.

Human Chorionic gonadotropin (HCG)


Hormon HCG ini diproduksi selama kehamilan. Pada hamil muda hormon ini diproduksi oleh
trofoblas dan selanjutnya dihasilkan oleh plasenta. HCG dapat untuk mendeteksi kehamilan
dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah pembuahan dan mendeteksi pada urine ibu hamil pada
12–14 hari setelah kehamilan. Kandungan HCGpada ibu hamil mengalami puncaknya pada 8-11
minggu umur kehamilan. Kadar HCG tidak boleh dipakai untuk memastikan adanya kehamilan karena
kadarnya bervariasi, sehingga dengan adanya kadar HCG yang meningkat bukan merupakan tanda

53
pasti hamil tetapi merupakan tanda kemungkinan hamil. Kadar HCG kurang dari 5mlU/mldinyatakan
tidak hamil dan kadar HCG lebih 25 mlU/ml dinyatakan kemungkinan hamil.Apabila kadar HCG
rendah maka kemungkinan kesalahan HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan ektopik.
Sedangkan apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart maka kemungkinan kesalahan HPMT, hamil
Mola Hydatidosa atau hamil kembar.HCG akan kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 mg setelah
keguguran, sehingga apabila ibu hamil baru mengalami keguguran maka kadarnya masih bisa seperti
positif hamil jadi hati–hati dalam menentukan diagnosa, apabila ada ibu hamil yang mengalami
keguguran untuk menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan HCG tetapi memerlukan
pemeriksaan lain.

Human Placental Lactogen


Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
plasenta selama kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin.HPL juga
bersifat diabetogenik sehingga menyebabkan kebutuhan insulin padawanita hamil meningkat.

Relaxin
Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar tertinggi dicapai pada
trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas, diduga berperan penting dalam maturasi servik.

Hormon Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan, namun kadar prolaktin
meningkat yang berfungsi untuk menghasilkan kholostrum. Pada saat persalinan setelah plasenta lahir
maka kadar prolaktin menurun, penurunan ini berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui.
Pada saat ibu menyusui prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan pada puting pada saat bayi
mengisap puting susu ibu untuk memproduksi ASI.

d. Perubahan Pada Kekebalan.


Pada ibu hamil terjadi perubahan pH pada vagina, sekresi vagina berubah dari asam menjadi
lebih bersifat basa sehingga pada ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi pada vagina. Mulai
kehamilan 8 minggu sudah kelihatan gejala terjadinya kekebalan dengan adanya limfosit–limfosit.
Semakin bertambahnya umur kehamilan maka jumlah limfosit semakin meningkat. Dengan tuanya
kehamilan maka ditemukan sel–sel limfoid yang berfungsi membentuk molekul imunoglobulin.
Imunoglobulin yang dibentuk antara lain : Gamma–A imunoglobulin: dibentuk pada kehamilan dua
bulan dan baru banyak ditemukan pada saat bayi dilahirkan. Gamma–G imunoglobulin: pada janin
diperoleh dari ibunya melalui plasenta dengan cara pinositosis, hal ini yang disebut kekebalan pasif
yang diperoleh dari ibunya. Pada janin ditemukan sedikit tetapi dapat dibentuk dalam jumlah banyak
pada saat bayi berumur dua bulan. Gamma–M imunoglobulin: ditemukan pada kehamilan 5 bulan dan
meningkat segera pada saat bayi dilahirkan.

e. Perubahan Pada Sistem Pernapasan.


Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada umur kehamilan 32
minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus
dan mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm sehingga kurang leluasa
bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat sampai 20%, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan oksigen wanita hamil bernapas dalam.Peningkatan hormon estrogen pada kehamilan dapat
mengakibatkan peningkatan vaskularisasi pada saluran pernapasan atas.Kapiler yang membesar
dapat mengakibatkan edemadan hiperemia pada hidung, faring, laring, trakhea dan bronkus.Hal ini
dapat menimbulkan sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epstaksis) dan perubahan

54
suara pada ibu hamil. Peningkatan vaskularisasi dapat juga mengakibatkan membran timpani dan
tuba eustaki bengkak sehingga menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada
telinga.

f. Perubahan Pada Sistem Perkemihan


Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter membesar, tonus otototot
saluran kemih menurun. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69
%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi pada trimester I dan III,
menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. kadar kreatinin, urea dan asam urat
dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal. Wanita hamil trimester I dan III
sering mengalami sering kencing (BAK/buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering
mengganti celana dalam agar tetap kering.

g. Perubahan Pada Sistem Pencernaan


Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, Apabila mual
muntah terjadi pada pagi hari disebut Morning Sickness. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltic
dengan gejala sering kembung, dan konstipasi. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-
muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).Aliran darah ke panggul
dan tekanan vena yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid pada akhir kehamilan. Hormon
estrogen juga dapat mengakibatkan gusi hiperemia dan cenderung mudah berdarah. Tidak ada
peningkatan sekresi saliva, meskipun banyak ibu hamil mengeluh merasa kelebihan saliva (ptialisme),
perasaan ini kemungkinan akibat dari ibu hamil tersebut dengan tidak sadar jarang menelan saliva
ketika merasa mual sehingga terkesan saliva menjadi banyak. Ibu hamil trimester pertama sering
mengalami nafsu makan menurun, hal ini dapat disebabkan perasaan mual dan muntah yang sering
terjadi pada kehamilan muda. Pada trimester kedua mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu
makan semakin meningkat.

h. Sistem Integumen
Striae gravidarum adalah garis-garis memanjang atau serong pada perut, buah dada, paha pada
kehamilan lanjut yaitu pada primi gravida. Pada seseorang primi gravida warnanya membiru dan
disebut striae lividae pada multi gravida selain striae yang biru ada juga garis putih agak mengkilat
ialah parut (cicatrik) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Striae yang putih disebut striae
albicans. Pengaruh hormone progesteron adalah payudara jadi lebih gelap. Garis yang terlihat pada
perut ibu mulai dari pusat sampai dengan simphysis
1) Aktivitas hormon meningkat, merangsang zat melanin menyebabkan pigmentasi terjadi lebih
mendalam selama kehamilan. Kulit menjadi lebih sawo matang. Beberapa wanita menampakkan
kulit yang lebih gelap dan belang-belang menyerupai topeng yang dikenal dengan kloasma
gravidarum.
2) Di daerah puting susu pengendapan melanin memperkeras daerah putting susu untuk
menyediakan air untuk ibu dan berwarna lebih gelap. Di daerah selangkangan menjadi lebih gelap
agar memudahkan merenggang selama proses melahirkan
3) Ketika ukuran rahim membesar, peregangan terjadi pada lapisan kolagen kulit khususnya disekitar
peyudara. Meningkatnya suplay arah kekulit menyebabkan keluarnya banyak keringat.
4) Wanita merasa kepanasan saat hamil. Hal ini karna peningkatan pengaruh hormon progesteron
pada suhu 0,5 OC bersamaan dengan pelebaran pembuluh darah.
5) Progesteron dan relaksin menorong pengenduran jaringan ikat dan otot dan mencapai puncak
maksimal selama minggu terakhir kehamilan.

i. Sistem Musculoskletal

55
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan penambahan berat ibu hamil
dan semakin besarnya janin, menyebabkan posturdan cara berjalan ibu hamil berubah. postur ibu
hamil hiperlordosis sehingga menyebabkan rasa cepat lelah dan sakit pada punggung. Postur tubuh
hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas kaki terlalu tinggi sehingga memaksa tubuh
untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibu hamil supaya memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin,
selain untuk kenyamanan juga mencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset. Peningkatan hormon
seks steroid yang bersirkulasi mengakibatkan terjadinya jaringan ikat dan jaringan kolagen mengalami
perlunakan dan elastisitas berlebihan sehingga mobiditas sendi panggul mengalami peningkatan dan
relaksasi. Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis merenggang 4 mm, tulang pubik melunak seperti
tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser
kebelakang untuk persiapan persalinan. Otot dinding perut meregang menyebabkan tonus otot
berkurang. Pada kehamilan trimester III otot rektus abdominus memisah mengakibatkan isi perut
menonjol di garis tengah tubuh,umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan
tonus otot secara bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap. Di bawah ini
gambar perubahan yang mungkin timbul pada otot rektus abdominalis selama kehamilan.

j. Perubahan Pada Metabolisme


1) Karbohidrat
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metaboliesme. Tingkat metabolisme akan meningkat
hingga 15–20 % terutama pada trimester 3. Metabolisme karbohidrat meningkat, dan didalam tubuh
akan disimpan dalam bentuk glikogen. Kadang-kadang ditemukan kadar gula wanita hamil dalam
darah lebih tinggi dari sebelum hamil karena ada lingkungan anti insulin dalam tubuh akibat efek HPL
(Lactogenic Plasenta Hormon), sehingga terjadi peningkatan kadar gula serta jumlah kadar gula darah
beredar dalam darah. Jika terjadi glukosuria, perlu dilakukan pemeriksaan GTT lebih lanjut. Jika
terjadi peningkatan glukosa dalam darah akan dapat berlanjut menjadi Diabetes Mellitus Gestasional
(DMG). Kebutuhan kalori meningkat, khususnya pada usia kehamilan 5 bulan ke atas.
2) Protein
Kebutuhan protein juga meningkat untuk pertumbuhan janin, persiapan laktasi dan kebutuhan
ibu. Jumlah yang dibutuhkan ibu adalah 1 gram protein/kgBB. Sumbernya nabati dan hewani. Protein
cenderung menumpuk selama hamil dalam bentuk nitrogen sehingga kadar ureum darah menurun.
3) Lemak
Metabolisme lemak meningkat. Penimbunan dalam tubuh sebagai cadangan makanan dan
persiapan laktasi. Penimbunan terjadi pada daerah paha, lengan, perut dan payudara. Peningkatan
kadar kolesterol 350 mg/lebih per 100 cc darah. Akibat pengaruh hormon somatomammotropin.
Simpanan lemak di tubuh dalam bentuk glikogen. Metabolisme lemak pada bumil lebih mudah terjadi
sebagai energi cadangan, terutama pada trimester 2 sehingga bumil cenderung mengalami
ketoasidosis karena terbentuk benda keton (betahidroksiburat dan asetoasetat), terutama jika output
energi lebih besar dari intake dan ibu puasa.
4) Mineral, air dan Fe
Metabolisme mineral, air dan zat besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral
dan pembentukan Hb. Kebutuhan kalsium  1,5 gram sehari, dan untuk pembentukan tulang dan gigi
dalam trimester 3. Kebutuhan kalsium meningkat menjadi 30–40 gram sehari, dapat dipenuhi dari
asupan makanan ibu setiap hari, karena telah mengandung 1,5–2,5 gr kalisum. Diperkirakan 0,2–0,7
gram kalsium tertahan dalm badan untuk kebutuhan semasa hamil. Namun perlu tambahan suplemen
kalsium pada ibu dengan kondisi khusus. Selama hamil terjadi penurunan kadar kalsium akibat
hidramia. Kekurangan kalsium terjadi kejang tetani. Sumbernya makanan laut.
Mineral lainnya adalah fosfor (2mg/hr), magnesium dan tembaga lebih banyak tertahan dalam
masa hamil. Kadar tembaga dalam plasma darah meningkat dari 109 ke 222 mcg/100 ml. Sumber :
sayuran, buah, protein.

56
Ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi  800 mg atau 30–50 setiap hari dalam bentuk SF
sesudah makan. FE diserap lebih baik dengan vitamin C. Cara konsumsinya diminum dengan air putih
serta tidak didampingi dengan asupan zat lainnya (obat). Jika dengan teh, susu atau kopi dapat
mengganggu penyerapan Fe dalam tubuh. Asupan lainnya vitamin asam fosfat. Sumber sayur, buah,
protein, suplemen. Keluhan ibu yang sering dijumpai yaitu kram, kesemutan, rasa panas, keringat
banyak, haus, sering lapar, sering BAK. Anjurkankan asupan vitamin dan mineral, personal hygiene,
makan dalam porsi sedang dan sering. Efek Fe adalah mual, BAB hitam, kontipasi, Anjurannya
konsumsi serat.
5) Metabolisme Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada kehamilan kurang lebih 1000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk
meningkatkan masa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus dalam kehamilan 12
minggu, 200 mg lagi untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil perlu menyerap
zat besi rata-rata 3,5 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester terakhir
karena absorbsi usus yang tinggi. Dalam kehamilan normal, hanya 20% zat besi yang di absorbsi,
karena wanita yang defisiensi zat besinya 40% diserap oleh usus dan juga untuk hemoglobin atau
disimpan di hati (Cruishank & Hays, 1991).
Tujuan memberi suplemen zat besi adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan
untuk menaikkan kadar hemoglobin. Montgomery (1990) berpendapat bahwa uji untuk
penyimpangan zat besi yaitu feritin serum yang merupakan indicator yang lebih dapat dipercaya
untuk mengukur defisiensi zat besi daripada pengukuran kadar Hb, yang kadarnya turun pada proses
hemodilusi. Tetapi tidak sependapat dengan hal itu, Steel et al (1995) berpendapat bahwa feritin tidak
berguna sebagai pengukuran karena nilai turun secara dramatis walaupun suplemen zat besi telah
diberikan. Mereka berpendapat bahwa mean corpuscular volume (MCV) yang biasanya bersifat
konstan lebih dapat dipercaya sebagai indikator defisiensi zat besi, kecuali kalau ada dugaan defisiensi
asam folat.
6) Protein Plasma
Protein plasma total wanita tidak hamil berkisar antara 65–68 g/dl. Dalam kehamilan 25
minggu, konsentrasi protein plasma dan partikel albumin berkurang dari 35 menjadi 25 g/dl sebagai
akibat dari peningkatan plasma darah (Hecker & Moore, 1986). Hal ini menimbulkan tekanan osmotik
rendah yang mengakibatkan edema di bagian bawah tungkai kaki atau tangan yang terjadi pada
kehamilan tua (Case & Waterhouse, 1994). Biasanya edema tidak dilihat sebagai penyakit tetapi
merupakan hal yang bisa karena kehamilan (Davey, 1995).
Transfer zat makanan pada plasenta terjadi secara difusi sederhana, pemudahan difusi dan
transport aktif. Dipengaruhi oleh ukuran molekul, tingkat ionisasi, daya larut lipid. Asam amino
diangkut secara aktif melewati plasenta. Glukosa diangkut dengan pemudahan difusi. Asam lemak
bebas berdifusi dengan pasif. Dengan terjadinya perubahan peningkatan pola makan (terhitung 
200–300 kkal/hari). Membuat system gastrointestinal berubah selama masa kehamilan disertai juga
perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan yang terjadi karena human
placental lactogen (HPL) ini, menjadikan glukosa siap diserap oleh tubuh dan digunakan untuk
perkembangan otak fetus, juga melindungi ibu dari defisiensi nutrisi (Case, 1995). Penyuluhan glukosa
ke janin harus terpenuhi. Setiap kali ibu makan, akan mempertinggi kesempatan janin untuk
mendapatkan glukosa. Konsentrasi plasma glukosa puasa, menurun selama trimester I sekitar 12%
dan meningkat kembali hingga kehamilan aterm. Kenaikan kadar glukosa ibu ini untuk pertumbuhan
dan kebutuhan energi janin (Crishank & Hays, 1991).
Sekresi insulin naik teratur pada trimester 2, lalu turun seperti pada saat tidak hamil sampai
akhir kehamilan. Kenaikan insulin sangat mempengaruhi kehamilan, sehingga disebut efek diabetes
pada kehamilan (Cruinshank & Hays, 1991). Hasilnya glukosa memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai konsentrasi plasma akhir lebih tinggi dari kadar normalnya dan hal ini akan
berlangsung lebih lama, dalam rangka menyediakan waktu yang lebih lama untuk perubahan plasenta

57
(Case & Waterhouse, 1994). Penting bagi ibu hamil untuk tidak melupakan sarapan, karena kadar
glukosa darah ibu sangat penting untuk perkembangan janin yang baik dan puasa pada kehamilan
memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal dengan “cepatnya merasakan lapar” yang mungkin
berbahaya pada janin (Cruishank & Hays, 1991).
Wanita hamil menyimpan glukosa untuk janinnya dan sebagai persiapan untuk permintaan
ekstra dari janin. Penyimpanan lemak terjadi pada pertengahan trimester pertama kehamilan, sebagai
persediaan energi primer. Kebutuhan nutrisi janin meningkat pada waktu trimester 2 kehamilan dan
juga terjadi peningkatan insulin, pergerakan lemak yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi
glukosa dan asam lemak yang disalurkan ke ibu sebagai suplai energi ekstra (Case & Waterhouse,
1994). Proses ini menyebabkan produksi lebih dari ketosis (Faster, 1991). Puasa 12 jam bisa juga
menyebabkan hipoglikemia dan produksi keton dalam tubuh (Miller & Haretty, 1997).
Pembatasan karbohidrat dalam beberapa diet selama kehamilan tidak disarankan, dan hal ini
bisa mengurangi makan cemilan yang tidak baik (Metger et al, 1982). Wanita muslim yang berpuasa di
bulan Ramadhan harus dibawah pengawasan tenaga kesehatan jika terjadi pada trimester 2. Puasa
selama trimester ketiga tidak disarankan, karena mungkin akan berbahaya bagi janin karena bisa
mengalami dehidrasi dan malnutrisi (Athar, 1990).
Produksi konsentrasi plasma albumin bertujuan meningkatkan volume plasma karena osmotic
koloid ditekan asam amino bisa turun karena asam digunakan untuk membuat glukosa dan untuk
energi janin dan sintesis protein (Case & Waterhouse, 1994).
Konsentrasi kalsium plasma ibu turun sebagai hasil dari kebutuhan janin dan disediakan untuk
kebutuhan janin dan hemodulasi kehamilan normal. Jika cukup vitamin D, hormone paratiroid
meningkat, Absorbsi kalsium ganda dalam usus pada akhir trimester 2 yang disediakan untuk
kebutuhan janin dan perlindungan terhadap skeleton Ibu. Wanita hamil harus meningkatkan suplai
kalsium sampai 70% (Case, 1985).

k. Berat Badan dan IMT


Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap
pertumbuhan janin. Analisis dari berbagai penelitian menunjukkan berat badan yang bertambah
berhubungan dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan dan lebih dirasakan pada ibu
primigravida untuk menambah berat badan pada masa kehamilan. Disarankan juga kepada ibu
primigravida untuk tidak menaikkan berat badannya lebih dari 1 kg (Hytten, 1991). Berat badan ibu
akan meningkat 6,5–16,5 kg selama hamil, rata-rata 12,5 selama hamil. Kenaikan minimum 0,5
kg/bulan dan maksimum 1,5 kg/belum. Buku lain menyebutkan 25% dari BB sebelum hamil. Kenaikan
berat badan dalam kehamilan dipengaruhi oleh berat badan sebelum hamil. Kenaikan berat badan
yang berlebihan terjadi pada ibu dengan pre eklampsia. Penyebabnya isi uterus (janin 3,5 kg, ketuban
1 kg. plasenta peningkatan volume darah maternal, liquor amnii dan cairan interstisial. Peningkatan
berat badan yang terus berlangsung dalam batas normal pada masa hamil merupakan indikasi positif
penyesuaian kandungan dengan pertumbuhan janin. Ibu yang sebelum hamil memiliki berat badan
ideal atau rata-rata, akan mengalami kenaikan berat badan maksimal, sedangkan ibu dengan berat
badan lebih besar, kenaikan berat badannya harus dipantau dan maksimal kenaikan berat badan ibu
hanya 1 kg per bulan. Perkiraan peningkatan berat badan :
1) 4 kg dalam kehamilan 20 minggu
2) 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir)
3) Totalnya sekitar 12,5 kg, 9 kg diantaranya didapat 20 mgg terakhir.
Buku lain mengatakan penambahan berat badan yang dianjurkan adalah 1-2 kg pada trimester 1.
Pada trimester 2 dan 3 yang dianjurkan adalah 0,75 kg/ minggu. Penambahan berat badan ideal hanya
merupakan suatu petunjuk dan variasi perorangan dalam rentang pertambahan berat badan masih
diperbolehkan. Namun, seorang wanita yang berat badannya sebelum hamil berada dalam rentang
normal indeks masa tubuh atau IMT 19-24,9 atau yang kelebihan berat badan IMT 25-29,9 harus

58
menghindari pertambahan berat badan yang terlalu besar > 15 kg, karena mungkin akan mengalami
kesulitan untuk kembali keberat badan sebelum hamil setelah melahirkan. Hal ini yang dikhawatirkan
oleh banyak wanita yang menginginkan bentuk tubuh dan berat badannya akan segera kembali seperti
sebelum hamil segera setelah bayi dilahirkan.
Setelah melahirkan, banyak variasi penurunan berat badan yang terjadi. Enam minggu setelah
persalinan, kebanyakan wanita mempunyai berat badan 3 kg di atas berat badan sebelum hamil. Enam
bulan setelah melahirkan, berat badannya kira-kira 1 kg lebih berat dari pada sebelum hamil.
Keadaan ini berbeda pada wanita gemuk dan wanita berat badan kurang, baik ketika hamil
maupun setelah melahirkan. Seorang wanita gemuk IMT >30 harus diberi dorongan untuk
membatasi pertambahan berat badan semasa kehamilan karena resiko hipertensi yang diinduksi
kehamilan dan mengandung bayi besar meningkat. Ia harus dinasehati untuk makan dengan diet yang
bijaksana, tetapi tidak sangat rendah kalori karena diet ini tidak memberikan keuntungan sama sekali
terhadap ibu atau janin. Wanita dengan berat < 19 harus menghindari kehamilan hingga ia mendapat
tambahan berat badan, karena mempunyai kemungkinan 20 persen mendapatkan bayi dengan berat
lahir rendah.

TABEL RANGKUMAN INDEKS MASA TUBUH (BMI)


Berat
4’10” 5’0” 5’2” 5’4” 5’6” 5’8” 5’10” 6’0” 6’2”
(lb)
125 26 24 23 22 20 19 18 17 16
130 27 25 24 22 21 20 19 18 17
135 28 26 25 23 22 21 19 18 17
140 29 27 26 24 23 21 20 19 18
145 30 28 27 25 23 22 21 20 19
150 31 29 27 26 24 23 22 20 19
155 32 30 28 27 25 24 22 21 20
160 34 31 29 28 26 24 23 22 21
165 35 32 30 28 27 25 24 22 21
170 36 33 31 29 28 26 24 23 22
175 37 34 32 30 28 27 25 24 23
180 38 35 33 31 29 27 26 25 23
185 39 36 34 32 30 28 27 25 24
190 40 37 35 33 31 29 27 26 24
195 41 38 36 34 32 30 28 27 25
200 42 39 37 34 32 30 29 27 26
205 43 40 38 35 33 31 29 28 26
210 44 41 38 36 34 32 30 29 27
215 45 42 39 37 35 33 31 29 28
220 46 43 40 38 36 34 32 30 28
225 47 44 41 39 36 34 32 31 29
230 48 45 42 40 37 35 33 31 30

Rekomendasi Rentang Penambahan Berat Badan Total Pada Wanita Hamil, Dilihat Dari BMI
Prakehamilan
Kategori BMI Penambahan Berat Badan

Kg lb

59
Rendah/Ringan ( BMI < 19,8) 12,5-18 28-40
Normal ( BMI 19,8-26 ) 11,5-16 25-35
Tinggi ( BMI 26,0-29,0 ) 7,0-11,5 15-25
Gemuk (BMI ˃29) ≥7 ≥15

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan, adanya edema, proses
metabolisme, pola makan, muntah atau diare dan merokok. Jumlah cairan amnion dan ukuran janin
harus diperhitungkan dalam menghitung kenaikan berat badan. Beberapa penelitian juga
membuktikan ada hubungan antara usia ibu, berat sebelum hamil, paritas, ras/etnik, hipertensi dan
diabetes dengan peningkatan berat badan (Abrms et al, 1995). Karena peningkatan berat badan
yang normal sangat bervariasi, maka sangat disarankan untuk selalu mengontrol perubahan berat
badan melalui asuhan antenatal yang terbaik dan teratur (Hytten, 1990).
Peningkatan berat badan yang terus berlangsung pada masa kehamilan merupakan indikasi
yang positif mengenai adanya penyesuaian kandungan dan pertumbuhan janin. Penempatan berat
badan yang diperoleh selama kehamilan adalah 0,5 kg, lemak 3,5 kg, plasenta 0,6 kg, janin 3,4 kg,
air ketuban 0,6 kg, peranakan (naik)0,9 kg, Volume darah (naik) 1,5 kg dan saluran keluar 1,0 kg.

l. Sistem Kardiovaskuler (Sistem Peredaran Darah)


Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan maternal,
meliputi :
1) Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung.
2) Terjadi hemodilusi sehingga menyebabkan anemia relative, hemoglobin turun sampai 10 %.
3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
4) Tekanan darah sistolik maupun diastolik padaibu hamil trimester I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal
ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal
pada kehamilan.Tekanan darah akan kembali normal pada trimester III kehamilan.
5) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
6) Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
7) Trimester kedua denyut jantung meningkat 10-15 kali permenit, dapat juga timbul palpitasi.
8) Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara
perlahan sampai akhir kehamilan.

m. Perubahan Darah Dan Pembekuan Darah.


Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml terdiri dari 1000 ml plasma dan
sekitar 450 ml Sel Darah Merah (SDM). Peningkatan volume terjadi sekitar minggu ke 10 sampai ke
12. Peningkatan volume darah ini sangat penting bagi pertahanan tubuh untuk : hipertrofi sistem
vaskuler akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan pada janin dan ibu saat ibu hamil berdiri atau
terlentang dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang pada saat persalinan dan masa
nifas. Vasodilatasi perifer terjadi pada ibu hamil berguna untuk mempertahankan tekanan darah
supaya tetap normal meskipun volume darah pada ibu hamil meningkat. Produksi SDM meningkat
selama hamil, peningkatan SDM tergantung pada jumlah zat besi yang tersedia. Meskipun produksi
SDM meningkat tetapi haemoglobin dan haematokritmenurun, hal ini disebut anemia fisiologis.Ibu
hamil trimester II mengalami penurunan haemoglobin dan haematokrit yang cepat karena pada saat
ini terjadi ekspansi volume darah yang cepat.Penurunan Hb paling rendah pada kehamilan 20 minggu
kemudian meningkat sedikit sampai hamil cukup bulan. Ibu hamil dikatakan anemi apabila Hb < 11
gram % pada trimester I dan III, Hb < 10,5 gram % pada trimeter II. Kecenderungan koagulasi lebih
besar selama hamil, hal ini disebabkan oleh meningkatnya faktor – faktor pembekuan darah
diantaranya faktor VII, VIII, IX , X dan fibrinogen sehingga menyebabkan ibu hamil dan ibu nifas lebih
rentan terhadap trombosis.

60
n. Perubahan Sistem Persyarafan
Perubahan persarafan pada ibu hamil belum banyak diketahui. Gejala neurologis dan
neuromuskular yang timbul pada ibu hamil adalah: Terjadi perubahan sensori tungkai bawah
disebabkan oleh kompresi saraf panggul dan stasis vaskular akibat pembesaran uterus.
1) Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi tarikan saraf atau kompresi
akar saraf dapat menyebabkan perasaan nyeri.
2) Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf median di bawah karpalis
pergelangan tangan, sehingga menimbulkan rasa terbakar atau rasa gatal dan nyeri pada tangan
menjalar kesiku, paling sering terasa pada tangan yang dominan.
3) Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan pada segmen pleksus
brakhialis sehingga timbul akroestesia (rasa baal atau gatal di tangan).
4) Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat disebabkan oleh suatu keadaan
hipokalsemia.
5) Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang tidak stabil, hipotensi postural
atau hipoglikemia.

terjadi.

2. Latihan
Latihan 1
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang: Perubahan sistem reproduksi, perubahan payudara dan
perubahan system perkemihan pada ibu hamil.
4) Anggota kedua mempelajari tentang: Perubahan system endokrin dan kekebalan tubuh pada ibu
hamil.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang: Perubahan system pencernaan dan system pernafasan pada
ibu hamil.

Rambu-rambu latihan.

1) Pelajarilah materi pada modul ini.


2) Untuk menambah wawasan Anda tentang perubahan fisik pada ibu hamil, silahkan anda membaca
referensi yang berhubungan denganbahan ajar dinatas. .
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing masing mahasiswa.
5) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari topik 3. Supaya Anda lebih menguasai Topik 3 ini, maka Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok. Caranya adalah carilah teman yang
tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3
mahasiswa. Anggota pertama mempelajari tentang : Perubahan sistem kardiovaskuler dan perubahan
system integument. Anggota kedua mempelajari tentang: Perubahan sistem metabolisme, perubahan
system musculoskeletal dan perubahan darah dan pembekuan darah. Anggota ketiga mempelajari
tentang perubahan BB & IMT dan perubahan sistem persyarafan.

Rambu-rambu latihan

61
Pelajarilah materi bahan ajar ini. Untuk menambah wawasan Anda tentang perubahan fisik pada ibu
hamil, silahkan Anda membaca beberapa buku yang dapat mendukung pengetahuan dan pembahasan
tentang perubahan-perubahan fisik pada ibu hamil. Pelajari dan buatlah ringkasan materi sesuai tugas
yang harus Anda kerjakan. Lanjutkan dengan diskusi kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan
masing–masing mahasiswa. Kemudian susun dalam laporan yang rinci, sehingga mudah untuk Anda
pelajari.

3. Tes
Test 1
1) Pada usia kehamilan 24 minggu tinggi fundus uteri setinggi :
A. Tepi atas sympisis
B. 3 jari diatas sympisis
C. Pertengahan sympisis dan pusat
D. Setinggi pusat
E. 5 jari di atas sympisis

2) Pada ibu hamil terjadi hipervaskularisasi pada vulva dan vaginasehingga merah kebiruan. Tanda ini
disebut :
A. Tanda Hegar
B. Tanda Chadwich
C. Tanda Pischazek
D. Tanda Bracktonhick
E. Tanda kehamilan

3) Perubahan yang terjadi pada payudara ibu hamil adalah :


A. Hiperplasia pada areola mamae
B. Terdapat cloasma gravidarum
C. Hypertropi pada kelenjar Montgomery
D. Mengeluarkan ASI sejak dinyatakan PP test Positif
E. Ukuran payudara

4) Ibu hamil sering mengeluh sembelit atau konstipasi.Yang mempengaruhi terjadinya sembelit adalah
hormon :
A. Progesteron
B. Estrogen
C. HCG
D. LH dan FSH
E. Estrogen dan progesteron

5) Kebutuhan O2 pada ibu hamil meningkat sampai 20%. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut
maka ibu hamil :
A. Bernafas cepat
B. Sering tarik nafas dalam
C. Tidur miring
D. Memakai baju yang longgar.
E. Tidur menggunakan alat pendingin ruangan

6) Kholostrum adalah cairan berwarna putih kekuningan yang keluar dari puting susu ibu hamil.
Kapankah biasanya kholostrum mulaikeluardariputtingsusuibuhamil?
A. Pada awal kehamilan
B. Trimester II
C. Trimester III

62
D. Pada saat bayi mengisap puting susu ibunya
E. Dua minggu sebelum kelahiran

7) Pada ibu hamil terjadi perubahan pada sistem perkemihan sehingga menyebabkan ibu hamil
mengalami sering buang air kecil. Disebut apakah sering buang air kecil tersebut?
A. Miksi
B. Poliuria
C. Hiperuria
D. Hipermiksi
E. Miksasi

8) Pada awal kehamilan sering ibu hamil mengeluh mual kadang-kadang muntah. Apakah yang dapat
menjadi penyebab keluhan tersebut?
A. Hormon HCG meningkat
B. Hormon progesteron meningkat
C. Lambung kosong
D. Makan terlalu pedas dan asam
E. Hormon progesteron menurun

9) Pada ibu hamil biasanya mengalami gusi hiperemia dan mudah berdarah.Hormon apakah yang
dapat menjadikan penyebab gusi mudah berdarah?
A. Hormon HCG
B. Hormon Progesteron
C. Hormon Prolaktin
D. Hormon Estrogen
E. Hormon pertumbuhan

10) Vagina ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi. Apakah yang menyebabkan ?
A. Ibu hamil sering buang air kecil
B. Ibu hamil mengalami penurunan kekebalan
C. Produksi lendir vagina bertambah
D. Ibu hamil terjadi perubahan pH vagina dari asam ke lebih basa
E. Ibu hamil sering buang air besar

Test 2

1) Pada ibu hamil terjadi kenaikan volumen darah sehingga terjadi hemodilusi, dapat menyebabkan :
A. Hemoglobin turun
B. Hemoglobin naik
C. Tekanan darah naik
D. Curah jantung turun
E. Tekanan darah turun

2) Karena pengaruh hormon MSH maka timbul linea nigra pada ibu hamil.Yang dimaksud linea nigra
adalah :
A. Flek–flek hitam pada wajah
B. Garis biru kehitaman dari atas sympisis ke pusat
C. Garis putih dari atas sympisis ke pusat
D. Garis garis biru kehitaman pada perut
E. Garis putih dari bawah ke perut

3) Ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa karena dapat terjadi :


A. Berat Badan turun
B. Anemia
C. Hipoglikemia

63
D. Hipotensi
E. Berat badan naik

4) Posisi ibu hamil yang hiperlordosis dapat menyebabkan :


A. Cepat lelah
B. Sakit pada tungkai
C. Nyeri pinggang
D. Sering BAK
E. Cepat merasa kenyang

5) Perubahan darah pada ibu hamil sehingga terjadi :


A. Haemoglobin meningkat
B. Sel Darah Merah meningkat
C. Haematokrit meningkat
D. Koagulasi menurun
E. Koagulasi naik

6) Flek hitam pada pipi ibu hamil disebut :


A. Kloasma gravidarum
B. Striae albicans
C. Striae gravidarum
D. Linea alba
E. Striae alba

7) Seorang perempuan hamil datang periksa ke Puskesmas,hasil pengkajian BB sebelum hamil 60 kg,
BB sekarang 65 kg, TB 160 cm. Berapakah BMI pasien tersebut?
A. 24.43
B. 25,39
C. 37,5
D. 40.62
E. 41.00

8) Seorang perempuan hamil datang periksa ke Puskesmas,hasil pengkajian : BB sebelum hamil 60 kg,
BB sekarang 65 kg, TB 160 cm. BMI pasien tersebut termasuk ...
A. Ringan
B. Normal
C. Tinggi
D. Gemuk
E. Kurus

9) Ibu hamil sering mengalami kram pada otot, hal ini dapat disebabkan oleh:
A. Hipoprotein
B. B..Hiperprotein
C. Hipokalsemia
D. Hiperkalsemia
E. Perubahan hormonal

10) Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan pada segmen pleksus
brakhialis sehingga timbul akroestesia. Yang dimaksud akroestesia adalah :
A. rasa nyeri pada bahu kanan
B. rasa nyeri pada bahu kiri
C. rasa dingin pada ujung jari
D. rasa baal atau gatal di tangan
E. rasa hangat pada perut

64
4. Kunci Jawaban

Test 1
1. D
2. B
3. C
4. A
5. B
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D

Test 2
1. A
2. B
3. C
4. C
5. B
6. A
7. A
8. B
9. C
10. D

5. Learning Activities
Materi Perkuliahan tentang Perubahan dan adaptasi fisik dalam kehamilan.
Penelitian : Hubungan frekuensi pemeriksaan ibu hamil terhadap pengetahuan gizi, status gizi ibu
hamil dan berat badan lahir bayi
Pengabdian masyarakat : Penyuluhan tentang gizi ibu hamil.

6. Daftar Pustaka
Baston,H.Jenifer.2013.MidwiferyEssentialsAntenatal. Vol 2, EGC. Jakarta.
Bobak,Lowdermill,Jensen.2004.BukuAjar KeperawatanMaternitas. EGC. Jakarta.
Cunningham, Mc Donald,Gant,Wiliam. Obstetri. EGC. Jakarta.
Departemen Kesehatan, Perawatan Ibu Di Puskesmas, Jakarta.
Diane M,Margaret A,2009, Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1983, ObstetriFisiologi, Eleman,Bandung.


Farrer Helen, 2001, PerawatanMaternitas, EGC, Jakarta.
JHPIEGO,2003.PanduanPengajaranKebidananFisiologibagiDosen Diploma III Kebidanan, Buku 2
Antenatal, Pusdiknakes, Jakarta.

Phillip,D. 2009.PetunjukLengkap Kehamilan. PustakaMina.Jakarta.


Ratna, D. 2010, Perawatan Ibu Hamil, Cetakan I, Panji Pustaka, Yogyakarta.
Suririnahdr. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan, GramediaPustaka Utama.Jakarta.
Saifudin. 2010.IlmuKebidanan, Edisi ke-3, BinaPustaka. Jakarta.

65
Varney H, 1997, Varney’s Midwifery, New York, Jones and Bartlett Publishers.
WHO,Kemenkes, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar Dan Rujukan. Kemenkes. Edisi 1. Jakarta.
Wirakusumah,dkk,2011,ObstetriFisiologiIlmuKesehatanReproduksi. EGC. Jakarta.
Yuni K. 2010, PerawatanIbuHamil. Fitramaya. Yogyakarta.

66
TOPIK 4
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU IV

Perubahan dan Adaptasi Psikologis


Dalam Kehamilan

67
1. Materi Pembelajaran
a. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester I
Trimester I ini disebut sebagai masa penentuan artinya penentuan untuk membuktikan bahwa
wanita dalam keadaa hamil. Seorang ibu setelah mengetahui dirinya hamil maka responnya berbeda –
beda. Sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil, artinya kadang – kadang ibu merasa senang dan
bahagia karena segera akan menjadi ibu dan orangtua,tetapi tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih
dan bahkan kecewa setelah mengetahui dirinya hamil. Perasaan sedih dan kecewa ini dapat
disebabkan oleh karena segera setelah konsepsi kadar hormon progesterone dan estrogen dalam
kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat sehingga seringkali membenci
kehamilannya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama. Sikap ibu terhadap suami atau terhadap orang lain juga berbeda–beda,
kadang ingin merahasiakannya, hal ini bisa terjadi karena memang perutnya masih kecil dan belum
kelihatan membesar, tapi ada juga ibu yang ingin segera memberitahukan kehamilannya kepada
suami atau orang lain.Hasrat untuk melakukan hubungan sex, pada wanita trimester pertama ini juga
berbeda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah sex yang lebih tinggi, kebanyakan mereka
mengalami penurunan libido selama periode ini disebabkan ibu hamil trimester I masih sering
mengalami mual muntah sehingga merasa tidak sehat.Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai
dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan sex. Libido sangat dipengaruhi oleh
kelelahan ,rasa mual ,pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran. Semua ini merupakan
bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama. Perasaan ibu hamil akan stabil setelah
ibu sudah bisa menerima kehamilannya sehingga setiap ibu akan berbeda–beda. Bagaimana reaksi
suami setelah mengetahui istrinya hamil? Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk menjadi seorang ayah dan mencari nafkah
untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang
sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Adapula
pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang
diperlihatkannya, seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.

b. Perubahan Psikologis Padaibu Hamil Trimester II


Trimester II ini sering disebut sebagai periode pancarankesehatan karena pada saat ini ibu
merasa lebih sehat.Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut
ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya
dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula
ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang
diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman
seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu merasa
lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu
mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum
menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya.
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya, Ada beberapa
teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga
menimbulkan blok pikiran. Tak perlu terpengaruh dengan hal ini, sediakan catatan kecil unutk
membantu anda. Dan beristirahalah sedapat mungkin. Pada kehamilan minggu ke 15-22 ibu hamil

68
akan mulai merasakan gerakan bayi yang awalnya akan terasa seperti kibasan tetapi di akhir trimester
II akan benar-benar merasakan pergerakan bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat
mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22.Pada saat ibu sudah merasakan gerakan bayinya,
ibu menyadari bahwa didalam dirinya ada individu lain sehingga ibu lebih memperhatikan kesehatan
bayinya. Pada saat ini jenis kelamin bayi belum menjadi perhatian. Suami lebih giat mencari uang
karena menyadari bahwa tanggung jawabnya semakin bertambah untuk menyiapkan kebutuhan biaya
melahirkan dan perlengkapan untuk istri dan bayinya. Pada semester ini perut ibu sudah semakin
kelihatan membesar karena uterus sudah keluar dari panggul, membuat suami semakin bersemangat.
Hal ini juga dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya ketika meraba perut istrinya.

c. Perubahan Psikologis Padaibu Hamil Trimester III


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan
dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau–kalau
bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya
dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang
ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
sangat memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.Trimester ketiga adalah
saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Periode ini juga disebut periode
menunggu dan waspada sebab merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu pada bayi yang akan dilahirkan nanti.
Disamping hal tersebut ibu sering mempunyai perasaan :
1) Kadang – kadang merasa kuatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu
2) Meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan
3) Khawatir bayinya lahir dalam keadaan tidak normal
4) Takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinan
5) Rasa tidak nyaman
6) Kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan sehingga memerlukan dukungan
baik dari suami, keluarga maupun tenaga kesehatan
7) Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis
kelamin bayinya ( apakah laki – laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa. Bahkan mereka
mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya.
Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman
karena janinnya semakin besar, adanya perubahan gambaran diri ( konsep diri, tidak mantap, merasa
terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran sang bayi ).
Adanya kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat
periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon
ibu mudah lelah dan menunggu dampaknya terlalau lama. Sekitar 2 minggu sebelum melahirkan,
sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang. Mereka mungkin mengatakan pada perawat
“saya merasa lebih baikan saat ini ketimbang sebulan yang lalu”. Kecuali bila berkembang masalah
fisik, kegembiraan ini terbawa sampai proses persalinan, suatu periode dengan stress yang tinggi.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapan dan persepsinya
terhadap kejadian ini. Perasaan sangat gembira yang dialami ibu seminggu sebelum persalinan
mencapai klimaksnya sekitar 24 jam sebelum persalinan.

69
2. Latihan

Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai, maka Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok Tugasnya adalah :
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang : Perubahan psikologis pada ibu hamil trimeser I.
4) Anggota kedua mempelajari tentang :Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester II.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang :Perubahan psikologis pada ibu hamil Trimester III.
6) Setelah anggota pertama, kedua dan ketiga selesai mempelajari tugas masing-masing, lanjutkan
dengan diskusi bersama – sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
masing – masing.
7) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
8) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pelajarilah materi Topik ini baik - baik.


2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda membaca
juga buku – buku yang membahas tentang perubahan psikologis pada ibu hamil.
3) Akan lebih baik apabila Anda juga dapat mengkaji perubahan psikologis pada hamil yang anda
temui.
4) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
5) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing – masing mahasiswa.
6) Catatlah hal – hal penting yang harus Anda ingat.
7) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari
8) Pelajarilah materi bahan ajar ini.
9) Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda membaca
juga buku – buku yang membahas tentang filosofi, ruang lingkup dan prinsip pokok dalam asuhan
kehamilan.
10) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
11) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
12) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

3. Tes

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang baru saja Anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat pada
kertas tersendiri.

1) Pada trimester pertama sikap seorang ibu menjadi ambivalent. Yang dimaksud ambivalent adalah :
A. Selalu menerima dan menyenangi kehamilannya
B. Selalu menolak dan kecewa terhadap kehamilannya
C. Menerima apabila kehamilan diinginkan.
D. Kadang-kadang senang pada kehamilan, kadang–kadang tidak menerima kehamilan.
E. Bukan salah satu dari semua jawaban

2) Reaksi pertama seorang suami ketika mengetahui istrinya hamil adalah :


A. Merasa dapat membuktikan bahwa dirinya subur.
B. Merasa berhasil bahwa istrinya subur

70
C. Merasa bangga atas kemampuannya menghasilkan keturunan
D. Merasa berat karena bertanggungjawab sebagai seorang ayah
E. Merasa gembira, sebentar lagi akan jadi seorang ayah

3) Sering timbul blok pikiran sehingga ibu hamil mengalamai sedikit lupa. Hal ini terjadi pada A.
Trimester I
B. Trimester II
C. Trimester III
D. Akhir kehamilan
E. Pada Trisemester I dan II

4) Pada trimester II suami sudah merasakan gerakan bayinya,respon suami adalah :


A. Senang sehingga sering memanjakan istrinya.
B. Bekerja lebih keras untuk menyiapkan kehadiran calon bayinya.
C. Banyak diluar rumah untuk mencari nafkah.
D. Libido menurun karena kasihan melihat istrinya perutnya semakin besar.
E. Merasa kuatir akan keselamatan kelahiran anaknya

5) Ibu hamil paling membutuhkan dukungan dari suami, keluarga maupun tenaga kesehatan pada :
A. Selama hamil
B. Trimester I
C. Trimester II
D. Trimester III
E. Trisemester I-II

6) Pada ibu hamil trimester pertama sering merasakan bahagia, kadang kecewa, khawatir, mudah
lelah. Kapankah perasaan itu akan stabil?
A. Akhir trimester I
B. Trimester II
C. Akhir trimester II
D. Apabila sudah bisa menerima kehamilannya.

7) Periode ibu hamil disebut “Periode Pancaran Kesehatan” pada trimester .............:
A. Trimester I
B. Trimester II
C. Trimester III
D. Menjelang persalinan

8) Perut ibu hamil mulai kelihatan membesar pada trimester ...............


A. Awal kehamilan
B. Akhir trimester I
C. Awal trimester II
D. Akhir trimester II
E. Awal trimester I

9) Ibu hamil trimester III disebut Periode ........


A. Periode Harapan
B. Periode Perhatian
C. Periode Pancaran Kesehatan
D. Periode Menunggu dan waspada
E. Periode kekawatiran

10) Bidan harus memahami perasaan ibu hamil karena ibu mengalami perubahan konsep
diri.Apakah yang dikatakan bidan menghadapi ibu hamil tersebut?
A. Saya memahami perasaan ibu,kita berdoa semoga semua lancar
B. Ibu tidak usah takut, itu hal biasa

71
C. Ibu harus bersyukur semua orang mengalami seperti itu
D. Ibu termasuk orang yang beruntung jadi jangan banyak mengeluh
E. Ibu harus bersyukur, banyak ibu yang tidak bisa melahirkan anak

4. Kunci Jawaban
Tes
1. D
2. C
3. B
4. B
5. D
6. D
7. B
8. C
9. D
10. A

5. Daftar Pustaka

Adjie, S.2004.Efektifitas Asuhan Antenatal.Jakarta.Buletin Perinasia.


Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.
Bryar, Rosamund. 1995.Theory for Midwifery Practice. Macmillan, Houndmills.
Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (2003). Obstetric, Edisi 22, Jakarta: EGC.
DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange
Enkin M, Keirse M, Neilson J. 2000.A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth. Oxford
University Press Inc. New York.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta

72
TOPIK 5
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU V

Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

1. Materi Pembelajaran
a. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester I

73
1) Mual Muntah Pada Pagi Hari.
Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-kadang sampai muntah yang terjadi
pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning sickness meskipun bisa
juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini lebih sering terjadi pada saat lambung dalam
keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari. Sampai saat ini penyebab secara pasti
belum dapat dijelaskan namun ada beberapa anggapan bahwa mual muntah dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya :
a) Perubahan hormonal
b) Adaptasi psikologia/faktor emosional
c) Faktor neurologis
d) Gula darah rendah mungkin tidak makan dalam beberapa jam
e) Kelebihan asam lambung
f) Peristaltik lambat
Upaya yang dilakukan untuk meringankan atau mencegah dengan melakukan beberapa hal,
pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur,makan biskuit atau crackers dan minum segelas air.
Ibu hamil juga harus menghindari makanan pedas dan berbau tajam. Ibu hamil dianjurkan untuk
makan sedikit tapi sering, cara ini dapat mempertahankan kadar gula darah. Makan 2 jam sekali
sedikit-sedikit lebih baik daripada makan tiga kali sehari dalam jumlah banyak. Saat makan jangan
lupa minum air, atau diantara waktu makan dapat membantu mempertahankan hidrasi tubuh. Ibu
hamil sangat dianjurkan makan permen atau minum manis (minum jus buah) atau minum susu
sebelum tidur atau pada saat bangun tidur dapat mencegah hipoglikemi. Upayakan mengurangi diet
lemak, diet tinggi lemak dapat memperparah mual muntah, hindari makanan yang digoreng. Saat
bangun pagi atau sore hari secara perlahan bangun dari tempat tidur, dan hindari gerakan
mendadak.

2) Sering BAK
Ibuhamil trimester I seringmengalami keluhan sering Buang Air Kecil (BAK). Apabila sering BAK
ini terjadi pada malam hari akan mengganggu tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan
nyenyak, sebentar – sebentar terbangun karena merasa ingin BAK. FaktorPenyebab :
a) Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
b) Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
c) Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat.
Cara meringankan atau mencegah, upayakan untuk tidak menahan BAK, kosongkan kandung
kencing pada saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga keseimbangan
hidrasi. Apabila BAK pada malam hari tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi
minum dimalam hari. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi minum yang mengandung
diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur posisi berbaring miring kekiri dengan kaki
ditinggikan adalah lebih baik. Ibu hamil harus secara rutin membersihkan dan mengeringkan alat
kelamin setiap selesai BAK untuk mencegah infeksi saluran kemih.
3) Gatal Dan Kaku Pada Jari
Faktor penyebab :
a) Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya adalah
hypersensitive terhadap antigen placenta.
b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim membuat berubahnya
postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk
menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke depan.
Hal ini dapat menekan syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada
jari.

74
Cara meringankan/mencegah :
a) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu jangan
dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak.
c) Sering berbaring apabila merasa lelah.

4) Hidung Tersumbat Atau Berdarah


Wanita hamil sering mengalami hidung tersumbat seperti gejala pilek sehingga menyebabkan
sulit bernapas, ada juga yang mengalami epistaksis/hidung berdarah (mimisan) sehingga sering
menimbulkan kekawatiran pada ibu hamil. Beberapa faktor penyebab hidung tersumbat pada ibu
hamil adalah, peningkatan kadar hormon estrogen pada kehamilan yang mengakibatkan kongesti
mukosa hidung, hidung mengeluarkan cairan berlebihan. Edema mukosa menyebabkan hidung
tersumbat, mengeluarkan cairan dan terjadi obstruksi. Hiperemia yang terjadi pada kapiler hidung,
ditambah seringnya membuang cairan hidung dapat menyebabkan epistaksis/mimisan/perdarahan
hidung. Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakukan dengan meneteskan cairan salin pada
hidung, dan tidak boleh lebih dari 3 hari. Dapat juga dilakukan penguapan atau pengembunan udara
dingin, hal ini dapat mengurangi sumbatan pada hidung.

5) Pica Atau Ngidam


Pica atau ngidam sering terjadi pada ibu hamil trimester I tetapi bisa juga dialami oleh ibu hamil
sampai akhir kehamilan. Ibu hamil sering menginginkan makanan yang aneh – aneh, misalnya yang
asam – asam, pedas – pedas. Keinginan ibu hamil seperti keinginan yang harus dipenuhi, kalau tidak
dapat dipenuhi, ibu hamil merasa sangat kecewa, kadang – kadang sampai menangis. Faktor
Penyebab :
a) Mengidam berkaitan dengan persepsi atau anggapan individu wanita hamil tentang sesuatu
yang menurutnya bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Jadi keinginan ibu hamil yang satu
dengan yang lain bisa berbeda – beda.
b) Pada ibu hamil indra pengecap menjadi lebih tumpul atau kurang perasa sehingga selalu
mencari – cari makanan yang merangsang.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Menjelaskan tentang bahaya makan makanan yang tidak sehat.
b) Mengatakan pada ibu hamil, tidak perlu khawatir apabila makanan yang diinginkan adalah
makanan yang bergizi.

6) Kelelahan Atau Fatique


Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang-kadang mengganggu aktifitas
sehari–hari. Kelelahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti sampai saat ini
belum diketahui. Diduga hal ini berkaitan dengan faktor metabolisme yang rata-rata menurun pada
ibu hamil. Sangat dianjurkan makan makanan yang seimbang, tidur dan istirahat yang cukup,
lakukan tidur siang. Ibu hamil harus mengatur aktifitas sehari-hari untuk mendapatkan istirahat
ekstra. Ibu hamil juga dianjurkan untuk melakukan olahraga atau senam secara teratur.
Menyediakan waktu untuk istirahat pada saat tubuh membutuhkan. Pada saat duduk posisi dengan
kaki diangkat setiap saat ketika ada kesempatan. Hindari istirahat yang berlebihan.

7) Keputihan / Leukorrea

75
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam. Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua
maupun ketiga. Penyebab utama adalah meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil
trimester I dapat menimbulkan produksi lendir servix meningkat.Pada ibu hamil terjadi hyperplasia
pada mukosa vagina. Cara meringankan dan mencegah :
a) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
b) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
c) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
d) Ganti celana dalam apabila basah.
e) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat dan mebuat sirkulasi
udara yang baik.
f) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.

8) Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat yang
banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil
merasa lelah karena kurang istirahat. Faktor penyebab :
a) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat.
c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Mandi / berendam secara teratur.
b) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap keringat.
c) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.

9) Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar – debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan.
Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan
yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini mencapai
puncaknya pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu
sebelum melahirkan. Faktor yang menjadi penyebab adalah, terjadinya peningkatan curah jantung
pada ibu hamil, dan adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Pada ibu hamil yang tidak
mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawatirkan., bidan harus dapat menjelaskan bahwa
hal ini normal terjadi pada kehamilan, dan akan menghilang pada akhir kehamilan.

10)Ptyalism ( Air Ludah / Saliva Berlebihan)


Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari biasa, hal ini kadang–kadang dapat
menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Beberapa faktor yang dapat
sebagai penyebab adalah keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati sehingga menstimulasi
(merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan sekresi. Ada kalanya juga
disebabkan karena ibu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi mual, hal ini
dapat menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.
b) Kunyah permen karet atau permen keras.
c) Jaga kebersihan mulut.

76
11)Sakit Kepala.
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik trimester I,
trimester II maupun trimester III. Faktor yang menjadi penyebab :
a) Kelelahan atau keletihan.
b) Spasme/ketegangan otot
c) Ketegangan pada otot mata
d) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
e) Dinamika cairan syaraf yang berubah.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
b) Massase leher dan otot bahu
c) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.
d) Mandi air hanyat
e) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
f) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
g) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan sumpek, asap rokok,
lingkungan sibuk).
h) Lakukan jalan santai di udara segar.
i) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks
j) Lakukan meditasi atau yoga

12)Spider Nevi/Spider Hemangioma


Spider nevi disebut juga spider hemangioma adalah noda kemerahan seperti api berpusat dari
pusat tubuh dan menjalar ke kaki yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini lebih kelihatan pada ibu hamil
yang mempunyai kulit terang, pada ibu hamil yang kulitnya gelap kurang kelihatan. Sebagai faktor
penyebabnya adalah:
a) Sirkulasi hormon estrogen yang meningkat.
b) Aliran darak ke kulit meningkat.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Gunakan krim kosmetik untuk menutupi.
b) Jelaskan pada ibu bahwa hal ini akan segera hilang persalinan.

b. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester II

1) Edema
Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester II. Edema ini biasa terjadi pada
kehamilan trimester II dan III. Faktor Penyebab :
a) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik sehingga
menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau
berdiri dalam waktu yang lama.
b) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
c) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
d) Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium bersifat retensi
cairan.
e) Pakaian ketat

Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakuakn beberapa cara antara lain::
a) Hindari pakaian ketat.

77
b) Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
c) Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
d) Makan makanan tinggi protein
e) Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang – ulang.
f) Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
g) Hindari berbaring terlentang 8. Hindari kaos kaki yang ketat.

2) Gatal Dan Kaku Pada Jari.


Gatal – gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan artinya bisa terjadi pada
kehamilan trimester I, trimester II maupun trimester III. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan
pada ibu hamil sehingga bisa mengganggu istirahat dan aktifitas ibu sehari – hari. Beberapa faktor
penyebabnya adalah :
a) Penyebab gatal – gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya adalah
hypersensitive terhadap antigen placenta.
b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim membuat berubahnya postur
wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan
lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke depan.Hal ini dapat
menekan syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari.

Cara meringankan/mencegah :
a) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu jangan
dengan membungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak.
c) Sering berbaring apabila merasa lelah.

3) Gusi Berdarah.
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang hiperemik
dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat menuikat gigi.
Gusi berdarah ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Beberapa faktor penyebab gusi
berdarah adalah :
a) Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga mulut dan pergantian sel
– sel pelapis ephitel gusi lebih cepat.
b) Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh darah halus sangat tinggi.
c) Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga mengakibatkan jaringan gusi menjadi
rapuh dan mudah berdarah.

Cara mengurangi atau mencegah :


a) Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.
b) Berkumur dengan air hangat, air garam.
c) Jaga kebersihan gigi.
d) Periksa ke doketr gigi secara teratur.

4) Haemorroid
Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan trimester III.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah :
a) Konstipasi.
b) Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.
c) Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.

78
Cara meringankan atau mencegah dengan:
a) Hindari hal yang menyebabkan konstipasi.
b) Hindari mengejan pada saat defikasi
c) Buat kebiasaab defikasi yang baik
d) Jangan duduk terlalu lama di toilet
e) Lakukan senam Kegel secara teratur.
f) Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 – 20 menit sebanyak 3 sampai 4 x sehari.

5) Insomnia (Sulit Tidur)


Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak hamil. Insomnia ini
biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan. Insomnia dapat disebabkan oleh
perubahan fisik yaitu pembesaran uterus, dapat juga disebabkan oleh karena perubahan psikologis
misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena menghadapi kelahiran. Adakalanya
ditambahin oleh sering BAK dimalam hari / nochturia

Cara meringankan atau mencegah :


a) Mandi air hangat sebelum tidur
b) Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.
c) Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah tidur.
d) Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi

6) Keputihan / Leukorhea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua
maupun ketiga. Faktor penyebab :
a) Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester I dapat menimbulkan produksi
lendir servix meningkat.
b) Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina.

Cara meringankan dan mencegah :


a) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
b) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
c) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
d) Ganti celana dalam apabila basah.
e) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat dan mebuat sirkulasi
udara yang baik.
f) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.

7) Keringat Bertambah

Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat yang
banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil
merasa lelah karena kurang istirahat.Faktor penyebab yang umum ditemukan pada ibu hamil antara
lain :
a) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat.
c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil

79
Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi / berendam secara teratur.
b) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap keringat
c) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.

8) Mati Rasa (Baal), Rasa Perih Pada Jari Tangan Atau Kaki.
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III. Mati rasa (baal) dapat
disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran uterus membuat sikap/postur ibu hamil mengalami
perubahan pada titik pusat gaya berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna.
Di samping itu hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang
terjadi. Untuk meringankan atau mencegah, ibu hamil dapat dianjurkan untuk tidur berbaring miring
kekiri, postur tubuh yang benar saat duduk atau berdiri.

9) Nafas Sesak
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir kehamilan. Ibu
hamil dapat terserang nafas sesak oleh karenapembesaran uterus dan pergeseran organ – organ
abdomen. Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Ada kalanya terjadi
peningkatan hormon progesterone membuat hyperventilasi. Untuk meringankan atau mencegah
bidan dapat menjelaskan penyebab fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih ibu hamil untuk
membiasakan dengan pernapasan normal. Ibu hamil juga harus tetap mengatur sikap tubuh yang
baik, saat berdiri tegak dengan kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas
panjang.

10)Nyeri Ligamentum Rotundum


Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Faktor penyebab :
a) Selama kehamilan terjadi hypertropi dan peregangan pada ligamentum.
b) Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus yang membesar.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Menekuk lutut kearah abdomen.
b) Memiringkan panggul
c) Mandi dengan air hangat.
d) Menggunakan korset
e) Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut dan lutut

11)Nyeri Ulu Hati ( Heart Burn)


Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan semakin bertambah
umur kehamilan biasanya semakin bertambah pula nyeri ulu hati. Hal ini dapat terjadi karena
produksi progesterone yang meningkat, pergeseran lambung karena pembesaran uterus, dan
apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan refluks lambung yang dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati. Cara meringankan atau mencegah :
a) Hindari makanan berminyak/digoreng
b) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
c) Sering makan makanan ringan
d) Hindari kopi dan rokok
e) Minum air 6 – 8 gelas sehari. 6. Kunyah permen karet

12)Perut Kembung

80
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini sering terjadi pada kehamilan
trimester kedua dan ketiga. Faktor penyebabnya adalah :
a) Peningkatan hormon progesterone membuat motilitas usus turun sehingga pengosongan usus
lambat.
b) Uterus yang membesar menekan usus besar.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
b) Mengunyah makanan secara sempurna.
c) Lakukan senam secara teratur.
d) Biasakan BAB teratur.
e) Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

13)Ptyalism (Air Ludah Berlebihan)


Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari biasa, hal ini kadang– kadang
dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Ptyalism biasanya
dirasakan ibu hamil mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan berhenti pada akhir kehamilan.
Faktor penyebab :
a) Meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati sehingga menstimulasi
(merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan sekresi.
b) Ibu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi mual dapat menyebabkan
peningkatan jumlah saliva di mulut.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.
b) Kunyah permen karet atau permen keras.
c) Jaga kebersihan mulut.

14)Pusing, Syncope (Pingsan)


Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III. Perasaan
sangat mengganggu ketidaknyamanan ibu hamil, kalau tidak penyebabnya tidak segera ditangani
maka dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal. Faktor penyebab :
a) Ibu hamil tidur posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat badan dan pembesaran
uterus maka menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga menghambat dan
mengurangi jumlah darah yang menuju ke hati dan jantung.
b) Kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Bangun tidur secara perlahan – lahan.
b) Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang hangat dan sesak.
c) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

15) Sakit Kepala


Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik trimester I,
trimester II maupun trimester III. Faktor penyebab :
a) Kelelahan atau keletihan.
b) Spasme / ketegangan otot
c) Ketegangan pada otot mata

81
d) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh). 5. Dinamika cairan syaraf yang
berubah.

Cara meringankan atau mencegah :


a) Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
b) Massase leher dan otot bahu
c) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari.
d) Mandi air hanyat
e) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
f) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
g) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang, ruangan sumpek, asap rokok,
lingkungan sibuk).
h) Lakukan jalan santai di udara segar.
i) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks 10. Lakukan meditasi atau yoga.

16) Sakit Punggung Atas dan Bawah


Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.
Faktor penyebab :
a) Pembesaran payudara dapat berakibat ketegangan otot.
b) Keletihan
c) Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang.
d) Kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek.
e) Posisi tulang belakang hiperlordosis.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Memakai BH yang menopang dan ukuran yang tepat.
b) Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal hak tinggi.
c) Tidur dengan kasur yang keras.
d) Pertahankan postur yang baik, hindari sikap membungkuk,tekuk lutut saat mengangkat barang.
e) Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga.
f) Pertahankan penambahan berat badan secara normal.
g) Lakukan gosok atau pijat punggung.

17)Varises Pada Kaki Atau Vulva.


Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi pada
kehamilan trimester II dan Trimester III. Faktor penyebab : 1. Cenderung karena bawaan keluarga.
2. Peningkatan hormon estrogen berakibat jaringan elastic menjadi rapuh. 3. Jumlah darah pada
vena bagian bawah yang meningkat.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Lakukan olahraga secara teratur.
b) Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
c) Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.
d) Hindari memakai pakaian ketat
e) Berbaring dengan kaki ditinggikan.
f) Berbaring dengan kaki bersandar di dinding

18)Konstipasi Atau Sembelit


Konstipasiadalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.
Faktor penyebab :
a) Peristaltik usus lambat disebabkan meningkatnya hormon progesterone.

82
b) Motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air pada usus meningkat.
c) Suplemen zat besi
d) Tekanan uterus yang membesar pada usus.

Cara meringankan atau mencegah ;


a) Olah raga secara teratur.
b) Tingkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari.
c) Minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong
d) Makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah.
e) Membiasakan BAB secara teratur.
f) Jangan menahan BAB, segera BAB ketika ada dorongan.
g) Perlu diperhatikan : apel segar dan kopi dapat meningkatkan konstipasi

19)Kram Pada Kaki


Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24 minggu. Kram ini
dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang – kadang masih terjadi pada saat persalinan sehingga
sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan. Faktor penyebab : Penyebab pasti belum jelas,
namun ada beberapa kemungkinan penyebab diantaranya adalah:
a) Kadar kalsium dalam darah rendah.
b) Uterus membesar sehingga menekan pebuluh darah pelvic
c) Keletihan
d) Sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.

Cara untuk meringankan atau mencegah :


a) Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).
b) Olahraga secara teratur.
c) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
d) Mandi air hangat sebelum tidur
e) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
f) Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
g) Pijat otot – otot yang kram
h) Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal pemanas.

20)Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar–debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan.
Pada ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung, jantung mempunyai 50 % darah tambahan yang
harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini mencapai puncaknya
pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum
melahirkan. Palpitasi dapat terjadi oleh karena faktor peningkatan curah jantung pada ibu hamil, dan
adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Dapat diringankan atau dicegah dengan memjelaskan
pada ibu hamil bahwa hal ini normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir
kehamilan. Pada ibu hamil yang tidak mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawatirkan.

c. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III


Ibu hamil lanjut pada kehamilan trimester III sering merasakan ketidaknyamanan akibat
adanya perubahan fisik maupun psikologis yang terjadi pada ibu hamil. Ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu hamil membuat tubuh beradaptasi, apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan
menimbulkan suatu masalah. Supaya ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang
dirasakan maka ibu hamil perlu memahami apa penyebab terjadi ketidaknyamanan yang dirasakan

83
dan bagaimana cara mencegah atau menanggulanginya. Untuk membantu ibu hamil memahami hal
tersebut maka Anda sebagai bidan harus mampu menjelaskan kepada ibu hamil sehingga diharapkan
ibu hamil dapat beradaptasi terhadap ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya. Sekarang
perhatikan kasus dibawah ini. Seorang ibu hamil trimester III datang ke puskesmas mengeluh sering
BAK, sejak tiga hari yang lalu kaki bengkak pada sore hari dan sulit tidur. Apakah Anda sudah tahu
mengapa ibu hamil trimester III mengeluh sering BAK? Apakah penyebab keluhan ibu hamil pada
kasus di atas? Bagaimanakah cara mengurangi keluhan tersebut ? Diskusikan dengan teman Anda,
apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil trimester III, apa penyebabnya dan bagaimana
cara menanggulanginya? Untuk mencari jawaban pertanyaan tadi silahkan Anda diskusikan dengan
teman Anda. Sekarang apakah Anda sudah selesai berdiskusi ? Bagaimana apakah Anda telah selesai
mendiskusikannya, jika sudah, tuliskan hasil diskusi Anda pada kertas dan sekarang cocokkan hasil
diskusi Anda dengan uraian materi di bawah ini.

1) Edema
Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Pada Bab 5 sudah dibahas
tentang edema yang terjadi pada kehamilan trimester II. Penyebab dan cara meringankan edema
pada kehamilan trimester III pada prinsipnya hampir sama dengan edema pada trimster III, hanya
saja Anda harus lebih waspada dan dapat membedakan antara edema yang normal dan edema yang
tidak normal atau patologis. Apabila edema tidak hilang setelah bangun tidur, edema tidak hanya
terdapat di kaki tetapi juga pada tangan dan muka, maka Anda perlu waspada adanya pre eklampsia.
Mungkin Anda perlu melanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah dan proteinuri.
Faktor Penyebab :
a) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena pelvik sehingga
menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil duduk atau
berdiri dalam waktu yang lama.
b) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
c) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
d) Kadar sodium (Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal. Natrium bersifat retensi
cairan
e) Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah edema, sebaiknya ibu hamil menghindari menggunakan
pakaian ketat, mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi sangat tidak dianjurkan. Saat
bekerja atau istirahat hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama. Saat istirahat, naikkan
tungkai selama 20 menit berulang –ulang. Sebaiknya ibu hamil makan makanan tinggi protein

2) Sering Buang Air Kecil (BAK)


Keluhan sering BAK sering dialami oleh ibu hamil trimester I dan III, hanya frekwensinya lebih
sering pada ibu hamil trimester III. Apabila sering BAK ini terjadi pada malam hari akan mengganggu
tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan nyenyak, sebentar– sebentar terbangun karena
merasa ingin BAK. Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh karena uterus membesar, yang
disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah janin sehingga menekan kandung kemih. BAK
juga berhubungan dengan ekskresi sodium (unsur Na) yang meningkatdan perubahan fisiologis
ginjal sehingga produksi urine meningkat. Upaya untuk meringankan dan mencegah sering BAK, ibu
hamil dilarang untuk menahan BAK, upayakan untuk mengosongkan kandung kencing pada saat
terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga keseimbangan hidrasi.Apabila
BAK pada malam hari tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum dimalam
hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan malam, di samping itu ibu hamil harus membatasi
minum yang mengandung diuretic seperti teh, kopi, cola dengan coffeine. Saat tidur ibu hamil
dianjurkan menggunakan posisi berbaring miring ke kiri dengan kaki ditinggikan, dan untuk
mencegah infeksi saluran kemihselesai BAK alat kelamin di bersihkan dan dikeringkan

84
3) Gatal Dan Kaku Pada Jari
Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebabnya adalah
hypersensitive terhadap antigen placenta. Adanya perubahan gaya berat oleh karena pembesaran
rahim membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini
untuk menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke depan.
Hal ini dapat menekan syaraf di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari. Ada
beberapa cara yang dilakukan untuk meringankan dan mencegah antara lain dengan mengkompres
dengan air dingin atau mandi berendam atau dengan menggunakan shower. Ibu hamil harus
menjaga posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika mengambil sesuatu,
janganmembungkuk tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak. Bila merasa lelah
lebih baik berbaring.

4) Gusi Berdarah
Keluhan gusi berdarah pada ibu hamil sering terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester
III, kejadian ini paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Pada ibu hamil sering terjadi gusi
bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan
gusi menjadi mudah berdarah terutama pada saat menyikat gigi. Gusi berdarah disebabkan oleh
peningkatan hormon estrogen yang berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga
mulut dan pergantian sel–sel pelapis ephitel gusi lebih cepat.Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan
penyebaran pembuluh darah halus sangat tinggi.Gusi yang sering berdarah juga disebabkan
berkurangnya ketebalan permukaan epithelial sehingga mengakibatkan jaringan gusi menjadi rapuh
dan mudah berdarah.Cara mengurangi atau mencegah, ibu hamil dianjurkan minum suplemen
vitamin C, berkumur dengan air hangat, air garam, menjaga kebersihan gigi, secara teratur
memeriksa gigi ke dokter gigi.

5) Haemorroid
Haemorroid disebut juga wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan trimester III,
semakin bertambah parah dengan bertambahnya umur kehamilan karena pembesaran uterus
semakin meningkat. Haemorroid dapat terjadi oleh karena adanya konstipasi. Hal ini berhubungan
dengan meningkatnya progesteron yang menyebabkan peristaltik usus lambat dan juga oleh vena
haemorroid tertekan karena pembesaran uterus. Haemorroid dapat dicegah atau meringankan
efeknya dapat dilakukan dengan menghindari hal yang menyebabkan konstipasi, atau menghindari
mengejan pada saat defikasi. Ibu hamil harus membiasakan defikasi yang baik, jangan duduk terlalu
lama di toilet. Membiasakan senam kegel secara teratur, dan saat duduk pada bak yang berisi air
hangat selama 15 – 20 menit, dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.

6) Insomnia (Sulit Tidur)


Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak hamil. Insomnia pada ibu
hamil ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan sampai akhir kehamilan.
Semakin bertambahnya umur kehamilan maka insomnia semakin meningkat karena kecuali faktor
fisik, faktor psikologis juga ikut menjadi penyebab insomnia pada ibu hamil. Insomnia dapat
disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran uterus.Di samping itu insomnia dapat juga
disebabkan perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
menghadapi kelahiran. Sering BAK dimalam hari/nochturia, dapat juga menjadi penyebab terjadinya
insomniapada ibu hamil. Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi air hangat sebelum tidur
b) Minum minuman hangat (susu hangat, teh hangat) sebelum tidur.
c) Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah tidur
85
d) Jangan makan porsi besar 2 – 3 jam sebelum tidur.
e) Jangan kawatir tentang tidak bisa tidur.
f) Kalau perlu baca sebentar untuk penghantar tidur.
g) Kurangi kebisingan dan cahaya.
h) Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi.

7) Keputihan / Leukorrea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga
membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua
maupun ketiga. Hal ini disebabkan oleh karena terjadi peningkatan kadar hormon estrogen,
hyperplasia pada mukosa vagina, pada ibu hamil. Cara meringankan dan mencegah keputihan, ibu
hamil harus rajin membersihkan alat kelamin dan mengeringkan setiap sehabis BAB atau BAK Saat
membersihkan alat kelamin (cebok) dilakukan dari arah depan ke belakang, bila celana dalam
keadaan basah segera diganti.Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap
keringat dan membuat sirkulasi udara yang baik.Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.

8) Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang banyak. Keringat yang
banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil
merasa lelah karena kurang istirahat. Semakin bertambahnya umur kehamilan maka semakin
bertambah banyak produksi keringat. Keringat yang bertambah terjadikarena perubahan hormon
pada kehamilan, yang berakibat pada peningkatan aktifitas kelenjar keringat, aktifitas kelenjar
sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut meningkat. Keringat yang bertambah dapat
dipengaruhi oleh penambahan berat badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil. Keringat
yang banyak dapat dicegahdengan mandi dan berendam secara teratur, dan memakai pakaian yang
longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap keringat, dan perbanyak minum cairan untuk
menjaga hidrasi.

9) Konstipasi ( Sembelit)
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi pada ibu hamil trimester II dan III.
Penyebabnya adalah gerakan peristaltik usus lambat oleh karena meningkatnya hormon
progesterone. Konstipasi dapat juga disebabkan oleh karena motilitas usus besar lambat sehingga
menyebabkan penyerapan air pada usus meningkat. Di samping itu konstipasi dapat terjadi bila ibu
hamil banyak mengkonsumsi suplemen zat besi, atau tekanan uterus yang membesar pada usus.
Cara meringankan atau mencegah, dapat dilakukan dengan olah raga secara teratur, meningkatkan
asupan cairan minimal 8 gelas sehari, minum cairan panas atau sangat dingin pada saat perut
kosong, makan sayur segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah. Konstipasi
dapat dicegah dengan membiasakan BAB secara teratur, jangan menahan BAB, segera BAB ketika
ada dorongan, dan tidak mengkonsumsi buah apel segar,buahkopi karena dapat meningkatkan
konstipasi.

10) Kram Pada Kaki


Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai kehamilan 24 minggu. Kram ini
dirasakan oleh ibu hamil sangat sakit. Kadang kala masih terjadi pada saat persalinan sehingga
sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan. Faktor penyebab belum pasti, namun ada beberapa
kemungkinan diantaranya adalah kadar kalsium dalam darah rendah, uterus membesar sehingga
menekan pembuluh darah pelvic, keletihan dan sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah kurang.
Cara untuk meringankan atau mencegah :

86
a) Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna hijau gelap).
b) Olahraga secara teratur.
c) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
d) Mandi air hangat sebelum tidur
e) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
f) Duduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut.
g) Pijat otot – otot yang kram 8. Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal
pemanas.

11) Mati Rasa ( Baal) Dan Rasa Nyeri Pada Jari Kaki Dan Tangan
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III. Makin bertambah
umur kahamilan sehingga uterus juga semakin besar maka rasa baal ini semakin bertambah. Faktor
penyebab baal antar lain,pembesaran uterus membuat sikap/postur ibu hamil mengalami perubahan
pada titik pusat gaya berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna.
Hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari, namun hal ini jarang terjadi. Cara
meringankan atau mencegah baal dapat dilakukan bila pada saat tidur berbaring miring kekiri,
dengan postur tubuh yang benar.

12) Sesak Napas.


Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai pada akhir kehamilan.
Keadaan ini disebabkan oleh pembesaran uterus dan pergeseran organ–organ abdomen,
pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Peningkatan hormon
progesterone membuat hyperventilasi. Cara meringankan atau mencegah dengan melatih ibu hamil
untuk membiasakan dengan pernapasan normal,berdiri tegak dengan kedua tangan direntangkan
diatas kepala kemudian menarik nafas panjang, dan selalu menjaga sikap tubuh yang baik. Agar ibu
hamil tenang para bidan dapat juga menjelaskan penyebab fisiologisyang dapat menyebabkan sesak
napas.

13) Nyeri Ligamentum Rotundum


Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Faktor penyebab
nyeri pada ibu hamil adalah terjadi hypertropi dan peregangan pada ligamentum.dan juga terjadi
penekanan pada ligamentum karena uterus yang membesar. Cara meringankan atau mencegah :
a) Menekuk lutut kearah abdomen.
b) Memiringkan panggul
c) Mandi dengan air hangat.
d) Menggunakan korset
e) Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut dan lutut.

14) Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar-debar sering dirasakan oleh ibu hamil pada awal kehamilan. Pada
ibu hamil terjadi peningkatan kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan yang
harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan curah jantung ini mencapai puncaknya
pada akhir trimester II dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum
melahirkan. Faktor penyebab :
a) Peningkatan curah jantung pada ibu hamil.
b) Gangguan pada system syaraf simpati.
c) Pada trimester III karena uterus semakin membesar sehingga terjadi tekanan intraabdomen.
Agar ibu hamil dapat lebihtenang, bidan dapatmenjelaskan bahwa palpitasi hal yang normal
terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir kehamilan. Bila ibu hamil tidak
mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu dikawatirkan.

87
15) Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan semakin bertambah umur
kehamilan biasanya semakin bertambah pula nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh
karena meningkatnya produksi progesteron. Nyeri juga dapat disebabkan oleh adanya pergeseran
lambung karena pembesaran uterus.Apendiks bergeser kearah lateral dan keatas sehingga
menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati. Cara
meringankan atau mencegah :
a) Hindari makanan berminyak/digoreng
b) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
c) Sering makan makanan ringan
d) Hindari kopi dan rokok
e) Minum air 6 – 8 gelas sehari.
f) Kunyah permen karet

16) Perut Kembung


Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal ini sering terjadi pada kehamilan
trimester kedua dan ketiga. Ibu hamil biasanya mengatakan masuk angin apabila merasakan
perutnya kembung. Perut kembung dapat disebabkan oleh karena peningkatan
hormonprogesterone, yang dapat menyebabkan motilitas usus turun sehingga pengosongan usus
lambat,kehamilan dapat memperbesar uterus dan menekan usus besar.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
b) Mengunyah makanan secara sempurna.
c) Lakukan senam secara teratur.
d) Biasakan BAB teratur.
e) Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

17) Ptyalism (Sekresi Air Liur Yang Berlebihan)


Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari biasa, hal ini kadang – kadang
dapat menimbulkan rasa mual sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Ptyalism biasanya
dirasakan ibu hamil mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan berhenti pada akhir kehamilan.
Ptyalism terjadi oleh karena meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati
sehingga menstimulasi (merangsang) kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan sekresi.
Ibu hamil mengurangi makan dengan maksud untuk mengurangi mual dapat menyebabkan
peningkatan jumlah saliva di mulut. Cara meringankan atau mencegah ptyalism dengan cara
mengurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat. Ada kalanya ibu hamil mengunyah
permen karet atau permen keras, dan sebaiknya ibu hamil menjaga kebersihan mulut.

18) Pusing
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III. Hal ini
menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil, kalau tidak ditangani penyebabnya maka
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal. Sebaiknya ibu hamil posisi tidur
posisi berbaring terlentang, karena penambahan berat badan dan pembesaran uterus maka
menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga menghambat dan mengurangi jumlah
darah yang menuju ke hati dan jantung. Rasa pusing pada ibu hamil pada trimester II dan III,
kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia. Agar ibu hamil terhindar dari rasa pusing, saat
bangun tidur secara perlahan–lahan, menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang panas
dan sesak.dan juga diupayakan untuk tidak berbaring dalam posisi terlentang.

88
19) Sakit Kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik trimester I,
trimester II maupun trimester III. Sakit kepal dapat terjadi bila ibu hamil kelelahan atau keletihan,
spasme / ketegangan otot. Ketegangan pada otot mata dapat juga menimbulkan sakit kepala,
kongesti yaitu akumulasi berlebihan cairan tubuh.Kadang kala hal ini dapat terjadi oleh dinamika
cairan syaraf yang berubah. Cara meringankan atau mencegah sakit kepala pada ibu hamil dengan
melakukan relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme, atau massase leher dan otot bahu. Ibu
hamiljuga dianjurkan untuk tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari. Bila
harus bepergian usahakan membawa bekal, tidak baik bagi ibu hamil terlambat makan, dan minum
10 gelas per hari, merupakan kebutuhan minimal cairan. Mandi air hangat sangat dianjurkan bagi
ibu hamil. Sakit kepala juga dapat dihindari dengan menjaga ruangan tetap bersih, rapi, bebas asap
rokok, dan lingkungan sibuk ramai seperti pasar tradisional. Ibu hamil dapat juga melakukan jalan
santai di udara segar, istirahat pada tempat yang tenang dan rileks. Melakukan meditasi atau yoga
dianjurkan bagi ibu hamil.

20) Sakit Punggung


Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil trimester II dan III, dapat disebabkan
karena pembesaran payudara yang dapat berakibat pada ketegangan otot, dan keletihan. Posisi
tubuh membungkuk ketika mengangkat barang dapat merangsang sakit punggung, hal ini berkaitan
dengan kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, di
samping itu posisi tulang belakang hiperlordosis.Untuk meringankan atau mencegah sakit punggung
ibu hamil harus memakai BH yang dapat menopang payudara secara benar dengan ukuran yang
tepat. Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai sepatu atau sandal hak tinggi, menhupayakan
tidur dengan kasur yang keras. Selalu berusaha mempertahankan postur yang baik, hindari sikap
membungkuk,tekuk lutut saat mengangkat barang. Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil
atau yoga. Ibu hamil harus berkonsultasi gizi dan asupan makan sehari-hari untuk menghindari
penambahan berat badan secara berlebuhan. Dapat juga melakukan gosok atau pijat punggung.

21) Varises Pada Kaki Atau Vulva


Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi pada
kehamilan trimester II dan Trimester III. Varises dapat terjadi oleh karena bawaan keluarga
(turunan), atau oleh karena peningkatan hormon estrogen sehinggajaringan elastic menjadi rapuh.
Varises juga terjadi oleh meningkatnya jumlah darah pada vena bagian bawah.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Lakukan olahraga secara teratur.
b) Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
c) Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.
d) Hindari memakai pakaian ketat
e) Berbaring dengan kaki ditinggikan.
f) Berbaring dengan kaki bersandar di dinding

2. Latihan
Latihan 1
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik 1 tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester I.
Supaya Anda lebih menguasai materi ini, maka Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini
secara kelompok

89
1) Buatlah catatan ringkasan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I yang sudah
Anda pelajari.
2) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
3) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4) Masing – masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester I.
5) Kaji tentang keluhan apa saja yang pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah Anda
pelajari.
6) Tanyakan kepada ibu hamil kira – kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang dapat
mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.
7) Diskusikan hasil wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda kemudin cocokkan
dengan teori yang sudah Anda pelajari.
8) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
9) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan.

1) Pelajarilah materi ini.


2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
membaca juga buku – buku yang membahas ketidaknyamanan ibu hamil trimester I.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing – masing mahasiswa.
5) Buatlah catatan-catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
6) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari

Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini tentang ketidaknyamanan ibu hamil
trimester II. Supaya Anda lebih menguasai Topik ini, maka Anda diharapkan mengerjakan latihan
dibawah ini secara kelompok Tugasnya adalah :
1) Buatlah catatan ringkasan tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester I yang sudah
Anda pelajari.
2) Carilah teman yang tempat tinggal/tempat kerjanya dekat dengan Anda.
3) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4) Masing – masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester II.
5) Kaji tentang keluhan apa saja yang pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah Anda
pelajari.
6) Tanyakan kepadanya kira – kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang dapat
mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.
7) Diskusikan hasil wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda, cocokkan dengan
teori yang sudah Anda pelajari.
8) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
9) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan


1) Pelajarilah materi pada modul ini.
2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan untuk mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
diwajibkan membaca buku yang membahas ketidaknyamanan ibu hamil trimester II.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan

90
5) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat.
6) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari

Latihan 3
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester
III. Supaya Anda lebih menguasai materi ini maka Anda diharapkan mengerjakan latihan di bawah
ini secara kelompok. Latihan.
1) Buatlah catatan ringkas tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yang sudah
Anda pelajari.
2) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
3) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
4) Masing – masing mahasiswa mencari satu ibu hamil trimester III.
5) Kaji tentang keluhan apa saja yang pernah dirasakan, cocokan dengan materi yang sudah Anda
pelajari.
6) Tanyakan kepadanya kira–kira kebiasaan apa yang dilakukan selama ini yang dapat
mengakibatkan keluhan tersebut, pandu dengan materi yang sudah Anda pelajari.
7) Diskusikan hasil wawancara dengan ibu hamil bersama ketiga teman Anda, cocokkan dengan
teori yang sudah Anda pelajari.
8) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pahami.
9) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk jawaban latihan


1) Pelajarilah materi pada bab ini, silahkan Anda ringkas sehingga mudah Anda mengerti.
2) Untuk menambah wawasan Anda tentang ketidaknyamanan ibu hamil trimester III pada ibu
hamil, silahkan Anda membaca beberapa literatur yang membahas ketidaknyamanan ibu hamil
trimester III.
3) Carilah ibu hamil trimester III, Anda mengkaji keluhan – keluhan yang pernah dirasakan
selama hamil pada trimester III.
4) Ketika Anda mengkaji ibu hamil, bawalah ringkasan Anda untuk memandu Anda supaya tidak
ada yang terlewatkan.
5) Catatlah data yang Anda dapatkan dari ibu hamil.
6) Buatlah ringkasan hasil pengkajian sesuai tugas yang harus Anda kerjakan
7) Hasil pengkajian Anda diskusikan dengan teman Anda
8) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.

3. Tes
Tes 1
Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman Anda terhadap materi yang baru saja Anda pelajari,
sekarang jawablah dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat pada kertas tersendiri.

1) Seorang perempuan hamil trimester I datang ke Puskesmas mengeluh sudah beberapa hari ini
mual dan muntah. Apakah yang menjadi penyebab mual muntah pada ibu hamil trimester I ?
A. Gosok gigi dipagi hari memakai air dingin.
B. Kelebihan makan makanan berlemak.
C. Kadar gula darah rendah
D. Bangun dari tempat tidur secara perlahan.
E. Kadar gula darah tinggi

2) Seorang ibu hamil trimester I mengeluh sering BAK sehingga mengganggu tidur karena sering
terbangun. Apakah penyebab sering BAK pada ibu hamil trimester I ?

91
A. Ibu hamil terlalu banyak minum.
B. Kandung kemih tertekan oleh pembesaran uterus.
C. Infeksi saluran kemih
D. Minum teh sebelum tidur.
E. Jangan minum teh sebelum tidur.

3) Seorang ibu hamil trimester I mengeluh sering BAK sehingga mengganggu tidur karena sering
terbangun.Bagaimanakan cara meringankan keluhan ibu hamil tersebut?
A. Kurangi minum sebelum tidur dan perbanyak minum pada siang hari.
B. Biasakan membuat pola BAK secara teratur misalnya tiap 4 jam sekali.
C. Kurangi makan makanan yang mengandung sodium
D. Anjurkan untuk memakai korset kehamilan.
E. Tidak dianjurkan memakai korset di trisemester

4) Ibu hamil trimester I sering mengeluh sakit kepala. Apakah penyebab sakit kepala pada ibu
hamil trimester I ?
A. Perasaan kawatir menghadapi persalinan.
B. Tekanan darah meningkat dari normal
C. Kurang makan makanan bergizi
D. Spasme atau ketegangan otot
E. Tekanan darah menurun dan tidak normal

5) Ibu hamil trimester I sering mengeluh sakit kepala. Bagaimanakah cara meringankan atau
mencegah sakit kepala pada ibu hamil trimester I?
A. Pijat pada daerah kepala dan sering mencuci rambut
B. Relaksasi untuk meringankan ketegangan otot
C. Tidur dengan bantal ditinggikan
D. Minum analgetik untuk mengurangi sakit
E. Tidur tanpa bantal

6) Ibu hamil sering mengalami hidung tersumbat seperti gejala pilek. Hal ini dapat disebabkan
oleh :
A. Hormon Prolaktin
B. Hormon Progesteron
C. Hormon Estrogen
D. Hormon HCG
E. Peningkatan hormon

7) Ibu hamil sering mengalami leukorrea. Penyebab leukkorea adalah :


A. Kebersihan alat kelamin kurang
B. Hormon estrogen menyebabkan produksi lendir vagina bertambah
C. Lendir vagina bersifat bertambah asam
D. Vagina lebih rentan terhadap infeksi
E. Perubahan kebasaan vagina

8) Penambahan berat badan dan meningkatnya metabolisme pada ibu hamil mengakibatkan
keluhan pada ibu hamil yaitu :
A. Ibu hamil merasa kepanasan dan banyak keringat.
B. Ibu hamil merasa sering lapar
C. Ibu hamil merasa mudah lelah
D. Ibu hamil merasa sakit kepala
E. Ibu hamil sering belanja

9) Penambahan berat badan dan meningkatnya metabolisme pada ibu hamil mengakibatkan
keluhan pada ibu hamil, cara meringankan keluhan tersebut adalah :
A. Makan makanan menu seimbang

92
B. Tidak disarankan minum air hangat
C. Memakai pakaian hangat
D. Banyak minum untuk mencegah dehidrasi
E. Berkerja di ruang yang mengunakan alat pendingin

10) Palpitasi sering dirasakan pada awal kehamilan. Kapankan palpitasi biasanya menghilang?
A. Pada akhir trimester I
B. Pada trimester II
C. Pada trimester III
D. Pada akhir kehamilan
E. Diakhir trimester III

Tes 2

1) Seorang perempuan hamil trimester II datang ke Puskesmas, mengeluh karena sudah


beberapa hari kaki edema. Mengapa pembesaran uterus pada ibu hamil dapat menjadikan
edema?
A. Pembesaran uterus menekan vena pelvic sehingga mengganggu sirkulasi.
B. Pembesaran uterus dapat menekan syaraf pusat
C. Pembesaran uterus dapat menekan visik urinaria
D. Pembesaran uterus dapat menekan vena cava inferior
E. Pembesaran uterus menekan vena pelvic exterior

2) Seorang perempuan hamil trimester II datang ke Puskesmas mengeluh sudah beberapa hari ini
kaki edema. Edema dapat terjadi pada ibu hamil trimester berapa?
A. Trimester I
B. Trimester II.
C. Trimester I dan trimester II.
D. Trimester II dan trimester III.
E. Trimester III

3) Seorang ibu hamil trimester II mengeluh merasa udara panas dan banyak mengeluarkan
keringat. Apakah yang menjadi penyebab produksi keringat meningkat ?
A. Pada ibu hamil terjadi hiperventilasi menghasilkan banyak keringat
B. Kelenjar kulit menipis sehingga mempermudah pengeluaran keringat
C. Peningkatan hormon menyebabkan meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
D. Kerja jantung meningkat sehingga banyak keluar keringat
E. Kerja jantung menurun sehingga keringat berlebih

4) Seorang ibu hamil trimester II mengeluh merasa udara panas dan banyak mengeluarkan
keringat. Bagaimanakah untuk meringankan atau mencegah keluhan ibu hamil tersebut?
A. Kurangi konsumsi cairan untuk mengurangi pengeluaran keringat.
B. Pakai pakaian yang terbuat dari katun,tipis dan longgar.
C. Hindari pemakaian kipas angin untuk mencegah masuk angin.
D. Makan buah dan sayur yang segar.
E. Bekerja di ruang berventilasi baik

5) Ibu hamil trimester II sering terjadi kembung. Apakah yang menyebabkan perut kembung pada
ibu hamil?
A. Hormon progesterone meningkat menyebabkan motilitas usus turun.

93
B. Peningkatan hormone estrogen menyebabkan peristaltik usus meningkat.
C. Pembesaran uterus menyebabkan usus kosong
D. Kurang makanan sayur dan buah.
E. Sering menggunakan kipas angin

6) Pada pertengahan kehamilan sering terjadi insomnia. Untuk menanggulangi insomnia pada ibu
hamil dengan cara :
A. Minum hangat sebelum tidur.
B. Dilarang mandi sebelum tidur
C. Olahraga sebelum tidur supaya tidur menjadi nyenyak
D. Membaca buku sampai mengantuk
E. Menonton TV

7) Peningkatan hormon progesteron pada ibu hamil mengakibatkan terjadinya hyperventilasi. Hal
ini dapat menimbulkan keluhan pada ibu hamil tentang.......
A. Mudah lelah
B. Sesak nafas
C. Palpitasi
D. Sakit kepala
E. Sakit perut

8) Nyeri ulu hati yang dirasakan ibu hamil dapat disebabkan oleh hormon :
A. HCG
B. FSH
C. Estrogen
D. Progesteron
E. Pertumbuhan

9) Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil.Kemungkinan penyebab pusing pada ibu
hamil adalah :
A. Hyperglikemia
B. Hyperkalsemia
C. Hypoglikemia
D. Hypokalsemia
E. Hyproglikemia

10) Untuk mengurangi keluhan sakit punggung pada ibu hamil dengan cara , kecuali:
A. Hindari sikap hyperlordosis
B. Hindari memakai sepatu atau sandal hak tinggi
C. Hindari sikap membungkuk
D. Hindari tidur kasur yang keras
E. Hindari berjalan terlalu lama

Tes 3

Untuk mengetahui sejauhmana pemahaman Anda terhadap materi yang baru saja Anda pelajari,
sekarang jawablah berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat pada kertas
tersendiri.

94
1) Seorang ibu hamil sering mengeluh kram pada kaki biasanya pada malam hari. Pada ibu hamil
trimester berapakah kram pada kaki biasanya terjadi pada ibu hamil?
A. Trimester I dan II.
B. Trimester II dan III.
C. Trimester I dan III.
D. Trimester I, II dan III.
E. Trimester III

2) Seorang perempuan hamil trimester III datang ke Puskesmas mengeluh akhir–akhir ini sering
merasa sesak napas. Bagaimanakah cara meringankan keluhan sesak napas tersebut?
A. Angkat kedua tangan lurus diatas kepala sambil bernapas panjang.
B. Tidur dengan duduk supaya ekspansi paru melebar.
C. Jauhi lingkungan yang terdapat asap rokok
D. Memakai baju longgar untuk mengurangi sesak napas.
E. Memakai celana panjang khusus untuk ibu hamil

3) Ibu hamil sering mengeluh konstipasi. Hormon apakah yang dapat mempengaruhi terjadinya
konstipasi ?
A. Hormon estrogen.
B. Hormon HCG
C. Hormon progesteron
D. Hormon MSH
E. Hormon HCG dan MSH

4) Seorang ibu hamil mengeluh menderita haemorroid. Bagaimanakah untuk meringankan atau
mencegah keluhan ibu hamil tersebut?
A. Mengejan pada saat BAB supaya tidak terlalu lama
B. Minum kopi setiap pagi hari
C. Makan buah apel setiap hari.
D. Lakukan senam Kegel secara teratur.
E. Istirahat sesering mungkin.

5) Seorang ibu hamil datang periksa ke Puskesmas mengeluh kaki edema. Edeme yang
bagaimanakah yang termasuk tanda bahaya ?
A. Edema pada kaki, muka dan tangan.
B. Edema di kaki yang besar sampai sandal sesak
C. Edema disertai hipotensi
D. Edema disertai disuria
E. Edema diseluruh tubu

4. Kunci Jawaban
Tes 1
1. C
2. B
3. A
4. D
5. B
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D

95
Tes 2
1. A
2. D
3. C
4. B
5. A
6. A
7. B
8. D
9. C
10. D

Tes 3
1. B
2. A
3. C
4. D
5. A

5. Learning Activities
Materi Perkuliahan tentang Ketidaknyamanan pada kehamilan.
Data yang didapat : frekuensi ketidaknyamanan terjadi dan jenisnya.
Penelitian : Analisis ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Pengabdian masyarakat : Penyuluhan tentang menagatasi ketidaknyaman pada ibu hamil.

6. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas,EGC,Jakarta.

Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam. 2004. Obstetri, EGC. Jakarta.

Diane M,Margaret A,2009, Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.

Farrer Helen, 2001, Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta

Nurhaeni A, 2008, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat,Dianloka, Yogyakarta.

Phillip,D.2009. Petunjuk Lengkap Kehamilan,Pustaka Mina. Jakarta

Reeder,. Martin, Deborah. 2003. Keperawatan Maternitas, volume 2. EGC.Jakarta.

Saifudin. 2010. Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta.

Selasi. 2015. Modul 40 jam Konseling menyusui,WHO

Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan Dan Persalinan, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

WHO, 2013, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Edisi Pertama.
Kemenkes. Jakarta.

Yuni, K . 2010, Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya. Yogyakarta.

Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery. New York. Jones and Bartlett Publishers.

96
JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi bagi Dosen Diploma III Kebidanan,
Buku Asuhan Antenatal. Pusdiknakes. Jakarta

97
TOPIK 6
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU VI

Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan dan


Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

98
1. Materi Pembelajaran
a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kehamilan
1) Faktor Fisik
Status kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan. Selama kehamilan seorang wanita
mengalami perubahan secara fisik seperti uterus akan membesar karena didalamnya telah
tumbuh janin, tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah
pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari kehidupan yang baru
dan untuk menyiapkan janin hidup di luar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan
adanya status kesehatan yang buruk atau penyakit yang diderita ibu hamil. Status kesehatan atau
penyakit yang ada pada ibu hamil dibagi menjadi dua :
1) Penyakit atau komplikasi yang langsung berhubungan dengan kehamilan yaitu :
a. Hyperemesis gravidarum
b. Preeklampsia/eklampsia
c. Kelainan lamanya kehamilan
d. Kehamilan ektopik
e. Kelainan plasenta atau selaput janin
f. Perdarahan antepartum g. Kehamilan ganda
2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan: Seperti yang
sudah tertulis diatas bahwa status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil dapat
diperberat dengan adanya kehamilan, demikian juga sebaliknya bahwa kehamilan dapat
berakibat buruk dikarenakan dengan adanya penyakit yang dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil
supaya berjalan normal hendaknya diusahakan tetap sehat, Anda sebagai seorang bidan
supaya memperhatikan lebih cermat dan teliti kepada ibu hamil yang menderita penyakit
untuk mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa penyakit yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan adalah :
a. Penyakit atau kelainan alat kandungan misalnya :
1) Varices vulva
2) Oedem vulva
3) Hematoma vulva
4) Peradangan vulva
5) Bartholinitis
6) Trikomonas vaginalis
7) Kista vagina
8) Kelainan bawaan pada uterus
9) Tumor uteri
10) Mioma uteri
11) Gonorea
b. Penyakit kardiovaskuler misalnya :
1) Hipertensi
2) Stenosis aorta
3) Mitral isufiensi
4) Jantung rematik
5) Endokarditis

99
c. Penyakit darah misalnya :
1) Anemia dalam kehamilan
2) Leukemia
3) Hemostasis dan kelainan pembekuan darah
4) Hipofibrinogenemia
5) trombositopeni
d. Penyakit saluran nafas misalnya :
1) Influenza
2) Bronchitis
3) Pneumonia
4) Asma bronkhiale
5) TB paru
e. Penyakit traktus digestivus misalnya :
1) Ptialismus
2) Karies
3) Gingivitis
4) Pirosis
5) Hernia diafragmatikagastritis
6) Ileus
7) Appendixitis
8) Colitis
9) Megakolon
10) Tumor usus
11) hemorrhoid
f. Penyakit hepar dan pancreas misalnya :
1) Hepatitis
2) Rupture hepar
3) Sirosis hepatitis
4) Ikterus
5) Atrofi hepar
6) Penyakit pancreas
g. Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya :
1) Infeksi saluran kemih
2) Bakteriuria
3) Sistitis
4) Pielonefritis
5) Glumerulonefritis
6) Sindroma nefrotik
7) Batu ginjal
8) Gagal ginjal
9) TBC ginjal dll
h. Penyakit endokrin :
1) Diabetes Militus dalam kehamilan
2) Kelainan kelenjar gondok dan anak ginjal
3) Kelainan hypofisis dll
i. Penyakit saraf :
1) Korea gravidarum
2) Epilepsy
3) Perdarahan intracranial

100
4) Tumor otak
5) Poliomyelitis
6) Sklerosis multiplek
7) Miastenia gravis
8) Osteosklerosis
j. Penyakit menular:
1) IMS (Infeksi Menular Seksual)
2) AIDS
3) Kondiloma akuminata
4) Thypus
5) Kolera
6) Tetanus
7) Campak
8) Parotitis
9) Variola
10) TORCH

Penyakit- penyakit yang sudah dijabarkan diatas dapat berpengaruh terhadap kehamilan
antara lain dapat menyebabkan terjadi abortus, Intra Uteri Fetal Deat (IUFD), anemia berat,
infeksi transplasental, partus prematurus, dismatur, asfiksia neonatorum, perdarahan, shock.
Anda sebagai seorang bidan wajib untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyakit yang
dialami ibu hamil supaya dapat diintervensi lebih awal sehingga dapat mencegah terjadinya
komplikasi kehamilan maupun pada saat persalinan nantinya. Status gizi yang dapat
mempengaruhi kehamilan. Ibu hamil memerlukan makanan yang lebih dari sebelum hamil
baik kuantitas maupun kualitas. Karena status gizi pada ibu hamil sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan kehamilan, kelahiran maupun nifas dan menyusui serta sangat
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Akibat yang langsung dapat
dilihat dengan segera yang disebabkan karena ibu hamil yang kurang zat gizi adalah kenaikan
BB ibu hamil yang kurang atau pertumbuhan janin yang lambat sehingga menyebabkan
terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil membutuhkan zat gizi sebagai berikut :

Asam Folat
Asam folat minimal diberikan mulai dari dua bulan sebelum konsepsi dan berlanjut sampai
trimester I kehamilan. Dosis pemeberian asam folat, untuk preventif 500 mikrogram atau 0,5 –
0,8 mg/hari, untuk kelompok dengan faktor resiko 4 mg/hari. Asam folat bermanfaat untuk
menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensephalus. Asam
fenolat juga membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan
plasenta.
Energi
Selain protein, energi juga sangat penting diperlukan oleh ibu hamil diantaranya untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan janin dan tubuh ibu, juga efektif untuk menurunkan
kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan kalori pada ibu hamil bertambah 285-300
kalori/hari. Sebagai contoh untuk menambahkan 300 kalori dapat menambahkan satu cangkir
susu rendah lemak, dua potong roti dan sebuah jeruk kedalam asupan makanan sehari – hari.
Protein
Kebutuhan protein pada ibu hamil bertambah tetapi tidak boleh berlebihan, diduga bahwa
kelebihan asupan protein pada ibu hamil dapat menyebabkan maturasi janin lebih cepat
sehingga menyebabkan kelahiran dini. Penggunaan suplemen protein tidak dianjurkan selama
hamil , suplemen ini dikaitkan dengan peningkatan jumlah kelahiran premature dan jumlah

101
kematian neonates yang tinggi (Tierson, dkk. 1986). Protein lebih baik didapat dari sumber
makanan seperti daging, telur, ikan maupun susu. Protein ini sangat penting untuk
pembentukan jaringan baru pada janin dan untuk tubuh ibu. Kebutuhan protein pada ibu
hamil rata-rata 60 – 75 gram per hari.
Zat besi (Fe)
Pada ibu hamil terjadi hemodilusi atau hydraemia, darah menjadi encer, terjadi perubahan
volume darah yaitu peningkatan sel darah merah 20 – 30 % dan peningkatan plasma darah 50
%. Dengan adanya kejadian tersebut maka ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi/tablet
tambah darah. Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin berguna
untuk cadangan zat besi, sintesa sel darah merah dan sintesa darah otot.Setiap tablet tambah
darah mengandung FeSO4 320 mg(zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Tablet besi
sebaiknya diminum bersamaan dengan minuman yang mengandung vitamin C untuk
mempermudah penyerapan, sebaliknya tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan
teh, kopi atau susu karena akan menghambat penyerapan zat besi. Efek samping zat besi
adalah menimbulkan rasa maual, rasa enek, susah BAB, warna tinja menjadi hitam.
Kalsium
Kalsium sangat dibutuhkan pada ibu hamil untuk pertumbuhan tulang dan gigi janinnya, otot
serta pertumbuhan dan perkembangan jantung persarafan janin. Kebutuhan kalsium untuk
janin diambil dari ibunya, namun meskipun ibu hamil kekurangan kalsium, janin tidak akan
kekurangan karena suplai kalsium yang tidak mencukupi membuat janin mengambil cadangan
kalsium dari tulang ibunya.Peluang terjadinya darah tinggi dalam kehamilan akan meningkat
bersamaan dengan kurangnya kalsium pada ibu hamil. Perlu tidaknya supermen kalsium pada
ibu hamil masih menjadi pro dan kontra terutaman pada ibu yang sudah mencukupi melalui
makanan sehari – hari misalnya susu, daging, ikan, keju dll. Justru kalsium dapat mengganggu
penyerapan zat besi di saluran pencernaan, sehingga minum kalsium tidak boleh bersamaan
dengan tablet zat besi.Bila ibu hamil kekurangan kalsium maka ibu hamil akan terkena
osteoporosis. Kebutuhan kalsium pada ibu hamil 1000 gram/hari.
Pemberian suplemen vitamin D
Pemberian suplemen vitamin D diberikan terutama kepada kelompok beresiko penyakit
seksual (IMS) dan di Negara dengan musim dingin yang panjang.
Pemberian yodium
Yodium diberikan pada daerah dengan endemic kretinisme. Tidak ada rekomendasi rutin
untuk pemberian zinc, magnesium dan minyak ikan selama hamil.

Gaya Hidup yang mempengaruhi kehamilan


Tuntutan hidup yang semakin besar mengantarkan wanita ikut bekerja diluar rumah untuk
membantu suami mencukupi kebutuhan rumah tangga. Wanita yang serba sibuk dan terburuburu
sering menimbulkan stress sehingga banyak wanita mempunyai kebiasaan merokok, hal ini dibawa
sampai wanita tersebut hamil.Demikian juga wanita banyak yang belum berkeluarga tetapi bergaul
diluar batas sehingga menyebabkan hamil yang tidak diinginkan. Gaya hidup seperti ini sekarang
banyak dijumpai di masyarakat luas. Di bawah ini akan dibahas tentang gaya hidup yang
mempengaruhi kehamilan
1) Subtance abuse.
Yang dimaksud subtance abuse adalah perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu
hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat tertentu yang membahayakan ibu
hamil.
a. Alkohol Pada hakekatnya semua wanita tahu tentang akibat dari meminum alkohol. Resiko dari
minum alkohol yang terus-menerus akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti
meningkatkan resiko pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan

102
jantung dan kelainan neonatal, keguguran,lahir prematur,BBLR dan FAE (Fetal Alkohol effect).
Di Amerika Serikat, penggunaan alkohol selama kehamilan merupakan penyebab terbesar dari
keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang peminum menghentikan
kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi. Anda sebagai seorang
bidan hendaknya dapat memberikan motivasi kepada ibu untuk tidak mengkonsumsi alkohol
karena dampaknya yang luar biasa terhadap masa depan generasi selanjutnya.
b. Merokok. Kebiasaan merokok pada ibu hamil dapat membahayakan ibu hamil sendiri maupun
janinnya. Penyakit yang muncul sebagai akibat merokok diantaranya penyakit paru, penyakit
jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru dll.Ibu hamil yang merokok dapat langsung
mempengaruhi dan merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, dapat juga terjadi
apneu dan kemungkinan meninggal karena Sudden Infant Death Sindrome (SIDS) atau Crib
Death atau kematian diranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen dan nurisi
kepada janin melalui plasenta berkurang.

Penggunaan obat – obatan selama hamil.


Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi obat – obatan karena hampir semua obat dapat
ditransfer melalui plasenta ke janin.Anda sebagai bidan sebaiknya berhati – hati dalam
memberikan obat kepada ibu hamil. Efek obat yang diminum ibu hamil tidak selalu langsung
bisa kelihatan saat itu juga tetapi kadang – kadang baru kelihatan ketika bayi menginjak dewasa
misalnya efek pemberian estrogen pada ibu hamil dapat mengakibatkan tumor kandungan pada
anak ketika sudah dewasa, ibu hamil yang mengkonsumsi tetrasiklin berdampak pada gangguan
pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi, gigi mudah rapuh pada bayi ketika menjadi anak–
anak. Hati – hatilah dalam memberi obat pada ibu hamil, karena anak bangsa tergantung pada
kepedulian Anda sebagai bidan.

2) Kebiasaan minum jamu


Menurut standart konsep pengobatan tradisional, minum jamu dibenarkan dan diperbolehkan
dengan syarat zat – zat atau bahan yang yang digunakan sudah terbukti efektif. Di Indonesia minum
jamu merupakan kebiasaan yang beresiko pada ibu hamil karena belum semua bahan dan cara
membuat jamu serta dosis terstandar. Jamu yang sering dikonsumsi wanita hamil adalah jamu
gendong, jamu dari serbuk. Bahayanya adalah apabila ada endapan pada air ketuban dapat
menyebabkan air ketuban keruh sehingga menyebabkab bayi sulit bernafas sehingga menyebabkan
asphyxia pada saat lahir. Penelitian di Banten menunjukkan bahwa ibu hamil, minum jamu
mempunyai resiko 7 x melahirkan bayi asphyxia. Ibu hamil sebaiknya tidak minum jamu cabe
puyang karena mempunyai efek menghambat kontraksi uterus sehingga mengakibatkan his lemah
pada saat persalinan.Kunyit juga dilarang terutama kalau belum mendekati Hari Perkiraan Lahir
(HPL) karena kunyit mempunyai efek abortivum

3) Kehamilan diluar nikah


Gaya hidup orang Indonesia sekarang sudah banyak bergeser, hamil diluar nikah masa kini sudah
semakin banyak ditemukan.Hamil diluar nikah bukan merupakan budaya Negara Indonesia,
sehingga kalau ada wanita yang hamil diluar nikah sering tidak diterima oleh masyarakat. Reaksi
wanita yang mengalami hamil diluar nikah : a. Melarikan diri dari tanggungjawab, melakukan
aborsi, membuang anaknya, menitipkan anaknya ke orang lain atau ke panti asuhan. b. Berusaha
melakukan aborsi dan bunuh diri c. Memelihara sendiri anaknya meskipin terpaksa. Hamil diluar
nikah selalu berakibat tidak baik, karena meskipun terjadi pernikahan tetapi karena terpaksa,
apalagi kalau tidak terjadi pernikahan. Anda sebagai seorang bidan harus mampu memberi
perlindungan secara psikologis karena mereka sangat membutuhkan, supaya dapat menjalani
kehamilan dengan sehat dan melahirkan bayi sehat juga.

103
4) Aktifitas seksual.
Aktifitas seksual adalah merupakan kebutuhan semua manusia, meskipun wanita tersebut sedang
hamil, wanita dan suaminya masih tetap mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan
biologis tersebut. Namun kenyatannya masih jarang bidan yang mengkaji aktifitas seksual pada ibu
hamil, ada masalah apa tidak termasuk pada pasangannya? Karena tidak dikaji maka tidak akan
dapat mengetahui bagaimana sebenarnya yang terjadi pada keluarga tersebut, sehingga pendidikan
kesehatan tentang aktifitas seksual jarang diberikan. Aktifitas seksual pada ibu hamil tidak harus
dilarang kecuali pada wanita yang beresiko misalnya wanita yang kandungannya sering kontraksi,
mengeluarkan darah. Aktifitas seksual pada ibu hamil tetap bisa dilaksanakan dengan cara menjaga
posisi yang penetrasi tidak terlalu dalam, misalnya wanita diatas sehingga wanita dapat mengatur
penetrasi.
5) Aktifitas sehari – hari
Wanita hamil tidak harus diperlakukan istimewa yang mana tidak boleh aktifitas. Wanita sebaiknya
beraktifitas seperti biasa, kalau biasa bekerja ya bekerja seperti biasa, yang perlu dikurangi adalah
aktifitas yang membahayakan kehamilan misalnya : mengangkat berat, berdiri terlalu lama, jalan
dengan sepatu/sandal hak tinggi atau sepatu/sandal licin,aktifitas yang meningkatkan stress,
pekerjaan dengan paparan radiasi dll.Wanita hamil boleh bekerja sampai waktu persalinan selama
masih kuat, tidak terlalu capai. Anda sebagai seorang bidan harus dapat memberikan pendidikan
kesehatan sesuai dengan kondisi wanita hamil tersebut, jadi tidak semua wanita hamil disuruh
mengurangi aktifitas sehari – hari, karena aktifitas ikut berperan dalam meningkatkan sosial
ekonomi yang tentunya dibutuhkan wanita hamil untuk menambah persiapan persalinan.

2) Faktor Psikologis
Wanita hamil sering mengalami perubahan emosi yang tadinya sebelum hamil sabar maka ketika
hamil menjadi suka marah, suka tersinggung sehingga memerlukan support keluarga. Anda sebagai
seorang bidan hendaknya dapat ikut memberikan support untuk mendukung kehamilan supaya
berjalan secara fisiologis karena bidan termasuk salah satu orang terdekat dengan wanita
hamil.Respon emosional selama kehamilan tergantung pada beberapa faktor yaitu stressor internal
maupun stressor external
a. Stressor Internal. Stressor internal ini adalah stress yang berasal dari dalam diri sendiri yang
timbul akibat adanya kehamilan.Yang termasuk stressor internal adalah :
1. Kecemasan
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Penyakit
5. Tidak percaya diri
6. Perubahan penampilan
7. Perubahan peran sebagai orangtua
8. Sikap terhadap kehamilan
9. Kehilangan pekerjaan dll
b. Stressor External Stressor external adalah stress yang berasal dari luar diri wanita hamil, dapat
dari orang sekitar maupun kondisi dari luar, dapat juga cuaca. Kondisi yang termasuk stressor
external adalah:
1. Status Marital, misalnya hamil belum nikah
2. Maladaptasi, kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan
3. Hubungan sosial yang tidak adekuat
4. Kasih sayang
5. Support mental

104
6. Broken Home

Faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan emosi pada ibu hamil adalah :
1. Support Keluarga Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang
cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan dari
keluarga terutama suami. Misalnya pada kasus penentuan jenis kelamin dimana keluarga
menginginkan jenis kelamin tertentu ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika nantinya anaknya
lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik dan
mental. Keluarga juga harus membantu dan mendampingi ibu dalam mengahadapi keluhan yang
muncul selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan
mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik, mual muntah yang
berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kehamilan kemungkinan menjadi patologis.
2. Partner Abuse ( Kekerasan selama kehamilan oleh pasangan )
Kekerasaan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri
dan trauma. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung,
yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio
plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Sedangkan efek yang tidak langsung adalah
reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada
kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi
merokok serta meminum alkohol. Bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang
meningkat bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan
wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang
terhitung masih muda dan hamil diluar nikah. Apabila tidak ada dukungan positif dari lingkungan
sekitar maka wanita hamil tersebut dapat muncul gangguan jiwa (psikosis).

3) Faktor Lingkungan, Sosial Budaya Dan Ekonomi


Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dan aman sangat dibutuhkan untuk ibu hamil sebaliknya lingkungan
yang penuh polusi akan membahayakan ibu hamil. Misalnya ibu hamil yang sering terpapar dengan
asap rokok, ibu hamil yang berada pada lingkungan pengap, ibu hamil yang bekerja di lingkungan
radiasi akan mempengaruhi kehamilannya.Trimester pertama merupakan periode rawan karena
merupakan awal pembentukan organ tubuh termasuk otak, tulang belakang, jantung, ginjal dan
pernafasan sehingga paparan sinar X pada trimester pertama dapat menimbulkan resiko terjadinya
kecacatan pada janin, malformasi janin, retardasi mental dan abortus. Efek radiasi terhadap janin
tergantung pada umur kehamilan saat kena paparan radiasi dan berapa besar paparan radiasi yang
diterima.
Sosial budaya
Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam
kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya
diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam mengahadapinya. Proses
pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan ibunya perlu
dilihat dalam aspek biopsikososiokulturalnya sebagai suatu kesatuan bukan hanya dilihat semata dari
aspek biologis dan fisiologisnya. Tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan
kehidupan yang lainnya merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat
nyata ataupun tidak nyata sehingga diadakan serangkaian upacara bagi ibu hamil untuk mencari
keselamatan bagi diri ibu serta janinnya. Contoh di Jawa: ada mitoni, procotan dan brokohan,
sepasaran, selapanan.Ada juga masyarakat yang mempunyai adat istiadat bahwa wanita hamil harus
ngantongi gunting supaya terhindar makhluk jahat, hal ini tentu sangat merugikan ibu hamil karena
apabila tidur juga ngantongi gunting akan dapat membahayakan kalau tertusuk gunting.Namun

105
demikian Anda sebagai bidan tidak boleh serta merta langsung melarang, tetapi diarahkan supaya
kebiasaan tersebut boleh dilakukan tetapi tidak membahakan ibu hamil tersebut, misalnya : gunting
supaya dilepas ketika tidur. Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara suatu bahan
makanan menurut bentuk atau sifatnya dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga
menimbulkan kepercayaan untuk memantang jenis makanan yang dianggap dapat membahayakan
kondisi ibu atau janin yang dikandungnya. Misalnya tidak boleh makan yang amis–amis contohnya
ikan, telur, daging karena dapat menyebabkan bayinya diselimuti banyak lemak, ketika lahir bayinya
seluruh badan ada putih – putihnya.Hal tersebut tidak benar justru kebiasaan tersebut kalau
dilakukan dapat menimbulkan ibu hamil kurang gizi sehingga dapat membahayakan ibu maupun
janinnya.
Ekonomi
Aspek finansial dapat menjadi masalah jika misalnya ibu hamil yang suaminya belum bekerja,
berhenti bekerja atau dengan penghasilan kurang mungkin juga ibu harus tinggal dirumah kontrakan
yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit.Untuk menghemat
pengeluaran terkadang ibu hamil tersebut tidak dapat mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi
yaitu kaya akan protein, kalsium atau mineral yang lain yang dibutuhkannya dan ibu juga harus
bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga menyebabkan waktu istirahatnya
berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk memeriksakan kehamilannya. Anda sebagai bidan juga
harus memahami tentang peraturan jaminan kesehatan untuk ibu melahirkan, sehingga kalau ada ibu
hamil yang mengalami kesulitan biaya,Anda dapat membantu menjelaskan cara memperoleh jaminan
kesehatan misalnya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS).

b. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


Ibu hamil mengalami perubahan–perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun psikologis.
Dengan terjadinya perubahan tersebut maka tubuh mempunyai kebutuhan ksusus yang harus
dipenuhi. Kebutuhan fisik ibu hamil yang harus dipenuhi tidak sama dengan ketika sebelum hamil,
karena ibu hamil harus memenuhi untuk pertumbuhan janin, plasenta maupun dirinya sendiri.
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan fisik pada ibu hamil ini sangat menentukan kualitas
kehamilannya. Apakah Anda sudah tahu bahwa ibu hamil harus makan seberapa banyak ? Apakah ibu
hamil boleh berenang ?apakah ibu hamil boleh naik pesawat udara? Apa sebabnya ibu hamil mengeluh
sering BAK? Diskusikan dengan teman anda untuk mencari jawaban pertanyaan–pertanyaan tadi.

1) Kebutuhan Oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2, di
samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi
terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal
ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain untuk mencukupi
kebutuhan O2ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan
sakit kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena
kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat
kerumunan banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan jalan–
jalan dipagi hari, duduk– duduk di bawah pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya
cukup.

2) Kebutuhan Nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak diperlukan zat gizi
dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB
bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index)
sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya :

106
seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk
normal).

Kenaikan BB wanita hamil berdasarkan BMI atau IMT sebelum hamil

Kategori BMI Penambahan Berat Badan

Kg lb
Rendah/Ringan ( BMI < 19,8) 12,5-18 28-40
Normal ( BMI 19,8-26 ) 11,5-16 25-35
Tinggi ( BMI 26,0-29,0 ) 7,0-11,5 15-25
Gemuk (BMI ˃29) ≥7 ≥15

Helen Varney, Buku Saku Bidan,Ilmu Kebidanan

Untuk memenuhi penambahan BB tadi maka kebutuhan zat gizi harus dipenuhi melalui makanan
sehari-hari dengan menu seimbang seperti contoh dibawah ini.

Kebutuhan Tidak hamil Hamil


Kalori 2200 Kal 2500 Kal
Protein 50 gr 60 gr
Kalsium 0,5 gr 1 gr
Zat besi 12 gr 30 gr
Asam folat 200 mcg 400 mcg
Vit. C 200 mcg 250 mg
Vit. A 5000 IU 6000 IU
Vitr. D 400 IU 600 IU
Thiamin 0,8 mg 1 mg
Ribovlavin 1,2 mg 1,3 mg

Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah kehamilan triwulan kedua harus menjadi
perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat penting untuk segera
memeriksakan ke dokter.

3) Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu
hamil cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan
secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa nyaman
bagi tubuh.
a. Mandi. Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran dengan shower atau
mandi berendam tidak dilarang. Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi
rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan untuk keluar dari bak mandi
rendam. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genitalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat mandi supaya berhati–hati
jangan sampai terpeleset, kalau perlu pintu tidak usah dikunci, dapat digantungkan tulisan”ISI”
pada pintu. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
b. Perawatan vulva dan vagina Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap
mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang kemudian dikeringkan
dengan handuk kering. Pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan
vagina selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina

107
Penyemprotan vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu
mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina yang kuat (dengan
memakai alat semprot) ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika sehabis BAK/BAB diperbolehkan
tetapi hanya membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam vagina.Deodorant
vagina tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan dermatitis alergika.Apabila mengalami
infeksi pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke dokter.
c. Perawatan gigi Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi kalsium
yang kurang, dapat juga karena emesis-hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat
menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan
untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu
dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Untuk
menjaga supaya gigi tetap dalam keadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut:
Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil Makan makanan yang mengandung
cukup kalsium (susu, ikan) kalau perlu minum suplemen tablet kalsium. Sikat gigi setiap
selesai makan dengan sikat gigi yang lembut.
d. Perawatan kuku. Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong secara
teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang lain. Setelah memotong
kuku supaya dihaluskan sehingga tidak melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan luka
dan infeksi.
e. Perawatan rambut. Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering
mencuci rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya dilakukan 2– 3 kali
dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambut yang lembut, dan menggunakan air hangat
supaya ibu hamil tidak kedinginan.

4) Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar, nyaman dipakai,
tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena akan
mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita tidak
dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang
longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang.
Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar sehingga tidak menimbulkan
rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah dicuci
juga jarang menimbulkan iritasi.Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah
menyerap airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi
apalagiibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri
punggung. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan
dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain untuk
kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus, korset seperti ini
tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

5) Eliminasi (BAB Dan BAK)


a. Buang Air Besar (BAB) Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini kemungkinan
terjadi disebabkan oleh :
1. Kurang gerak badan
2. Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan
3. Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon

108
4. Tekanan pada rektum oleh kepala Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka
panggul terisi dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat
menimbulkan bendungan di dalam panggul yang memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal
tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-
makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
b. Buang Air Kecil (BAK) Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar
dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran
uterus. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih
basah. Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu hamil
mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang memudahkan terjadinya infeksi
kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan
banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
6) Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual.Hubungan seksual
yang disarankan pada ibu hamil adalah :
a. Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi perempuan diatas
dianjurkan karena perempuan dapat mengatur kedalaman penetrasi penis dan juga dapat
melindungi perut dan payudara. Posisi miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut
yang membesar terutama pada kehamilan trimester III.
b. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati – hati karena dapat
menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan dapat terjadi partus prematur, fetal
bradicardia pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti dilarang.
c. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin
d. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila meniupkan udara ke vagina
dapat menyebabkan emboli udara yang dapat menyebabkan kematian.
e. Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom supaya dilanjutkan
untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.

Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila:


a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.
b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
d. Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.
e. Serviks telah membuka
f. Plasenta letak rendah
g. Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm, mengalami kematian dalam
kandungan atau sekitar 2 minggu menjelang persalinan.

Hubungan Seks Pada Trimester I Pada trimester pertama biasanya gairah seks menurun.
Karena ibu biasanya didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak
belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat
menghilangkan semua keinginan untuk melakukan hubungan seks. Pada trimester pertama, saat
kehamilan masih lemah, kalau ada riwayat perdarahan berupa bercak sebelum atau setelah
melakukan hubungan intim, apabila terjadi kontraksi yang hebat lebih baik tidak melakukan,
hubungan intim selama trimester pertama. Apabila ada infeksi di saluran vagina, infeksinya harus
diatasi dulu, sebab hubungan intim membuat infeksi bisa terdorong masuk ke dalam rahim yang
bisa membahayakan janin. Hubungan Seks Pada Trimester II Memasuki trimester kedua,
umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi

109
kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di
trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester
ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa
lebih nyaman. Hubungan intim akan lebih aman bila sudah memasuki trimester kedua, di mana
janin sudah mulai besar, sudah keluar dari rongga panggul, dan ari-ari sudah melekat pada
dinding rahim, sehingga umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim. Hubungan seks
selama kehamilan dapat meningkatkan perasaan cinta, keintiman dan kepedulian antara suami
istri. Sebagian besar wanita merasa bahwa gairah seks mereka meningkat selama masa kehamilan
terutama triwulan kedua. Hal ini disebabkan oleh adanya peninggian hormon seks yang amat
besar yang mulai bersirkulasi sepanjang tubuh ibu hamil sejak masa konsepsi (pembuahan).
Hormonhormon ini juga menyebabkan rambut lebih bercahaya, kulit berkilat dan menimbulkan
perasaan sensual. Aliran darah akan meningkat terutama sekitar daerah panggul dan
menyebabkan alat kelaminnya lebih sensitive sehingga meningkatkan gairah seksual.

Hubungan Seks Pada Trimester III Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan
bobot janin semakin berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan intim. Di sini
diperlukan pengertian suami untuk memahami keengganan istri berintim-intim. Banyak suami
yang tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu diberikan penjelasan tentang
kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan ada masalah. Hubungan intim
tetap bisa dilakukan tetapi dengan posisi tertentu dan lebih hati-hati. (http://www.wikimu.com).
Pada trimester ketiga, minat dan libido menurun kembali ketika kehamilan memasuki trimester
ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah
berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan
kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika ibu
termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal,
apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan. Hubungan seks selama kehamilan juga
mempersiapkan ibu untuk proses persalinan nantinya melalui latihan otot panggul yang akan
membuat otot tersebut menjadi kuat dan fleksibel (MacDougall, 2003). Memang pada masa
kehamilan trimester pertama, ibu dan pasangan masih punya banyak pilihan posisi bercinta.
Namun, setelah beberapa bulan kemudian pilihan posisi itu semakin terbatas.

Posisi Hubungan Seks Yang Aman Dalam Kehamilan Berikut panduan gaya bercinta yang bisa ibu
dan pasangan lakukan :
a. Posisi menyendok (spooning). Akan menjadi posisi yang paling nyaman, karena tidak ada tekanan
di perut dan Anda bisa bergerak dengan lebih leluasa. Pasangan pria dapat memposisikan diri di
belakang istri dan mencoba berbagai sudut yang memungkinkan adanya penetrasi. Coba hindari
untuk bertumpu di sisi kanan badan pada saat berhubungan dengan posisi ini.
b. Posisi saling menyampingi (side by side). Memungkinkan lebih banyak lagi kontak secara fisik
daripada posisi menyendok, tapi penetrasi akan sedikit lebih sulit dilakukan. Mungkin cara
terbaik untuk membantu penetrasi adalah Anda saling mengaitkan kaki ke pantat pasangan.
Posisi ini cukup nyaman selama tidak ada beban yang timbul dari badan pasangan.
c. Posisi Woman-on-Top. Memberikan kemungkinan di mana istri akan lebih bisa mengendalikan
kedalaman dan sudut penetrasi. Dalam usia kehamilan yang lebih tua, Anda akan lebih mudah
merasa capek jika berhubungan dengan posisi ini. Dan jika keseimbangan adalah faktor yang jadi
pengganggu, mungkin lebih baik istri berada dalam posisi berbaring. Banyak pasangan yang
merasakan bahwa posisi Woman-on-Top ini adalah posisi ideal.
d. Posisi rear entry. Dianggap sebagai posisi terbaik untuk perangsangan G-Spot dan adalah sebagai
posisi paling nyaman, karena posisi ini tidak membutuhkan banyak berubah. Posisi ini dapat
dilakukan di atas tempat tidur, atau dapat juga dilakukan seperti pada ide seperti di bawah ini.

110
e. Posisi Duduk. Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum terlalu besar, posisi
berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin membesar, posisi tidak berhadapan
dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi pilihan pada masa kehamilan akhir trimester ke-2 atau
pada awal trimester ke-3. Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri maupun Anda sendiri,
sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua untuk banyak melakukan gerakan
aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi duduk ini hanya nyaman dilakukan bagi berat
tubuh istri tergolong normal. Sebab, pada posisi ini Anda harus menopang berat tubuh istri pada
pangkuan Anda.
f. Posisi di tepi tempat tidur.Menawarkan berbagai kemungkinan untuk kenyamanan hubungan
seksual selama kehamilan. Istri dapat berbaring di tempat tidur (dengan bertumpu pada
punggung atau samping badan) di tepian tempat tidur dan suami berada di samping tempat tidur
baik dalam posisi berdiri maupun tegak. Posisi ini dapat dikombinasikan dengan posisi rear entry,
atau istri dapat berada di luar kasur dengan berlutut dan disangga bantal, dan badan atas dapat
diletakkan di kasur, dengan bagian perut bawah berada di luar kasur.
g. Doggie Style. Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya,
sepeerti hendak merangkak. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut tetap
menyentuh alas. Posisi ini juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup melatihkan
bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh darah di punggung
tidak tertekan oleh berat perut. 8. Seks Non-Penetratif Di luar alternatif-alternatif posisi tersebut,
Anda bisa juga melakukan seks non-penetratif. Artinya, alat kelamin suami tidak perlu memasuki
vagina istri. Suami istri bisa saling memberikan seks oral atau masturbasi.

7) Mobilisasi Dan Body Mekanik


Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dan
mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah:
sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak.
Gerak badan yang melelahkan,gerak bagdan yang menghentak atau tiba-tiba dilarang untuk dilakukan.
Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari dalam udara yang bersih, masih segar, gerak badan ditempat :
berdiri-jongkok, terlentang kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih pernafasan. Latihan :
normal tidak berlebihan, istirahat bila lelah.
Gerak tubuh yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah :
a. Postur tubuh. Posisi tubuh supaya dengan tulang belakang tetap tegak
b. Mengangkat beban dan mengambil barang. Mengangkat beban dan mengambil barang tidak boleh
sambil membungkuk, tulang belakang harus selalu tegak, kaki sebelah kanan maju satu langkah,
ambil barang kemudian berdiri dengan punggung tetap tegak. Ketika mengangkat beban
hendaknya dibawa dengan kedua tangan, jangan membawa beban dengan satu tangan sehingga
posisi berdiri tidak seimbang, menyebabkan posisi tulang belakang bengkok dan tidak tegak.
c. Bangun dari posisi berbaring. Ibu hamil sebaiknya tidak bangun tidur dengan langsung dan cepat,
tapi dengan pelan – pelan karena ibu hamil tidak boleh ada gerakan yang menghentak sehingga
mengagetkan janin. Kalau akan bangun dari posisi baring, geser terlebih dahulu ketepi tempat
tidur, tekuk lutut kemudian miring (kalau memungkinkan miring ke kiri), kemudian dengan
perlahan bangun dengan menahan tubuh dengan kedua tangan sambil menurunkan kedua kaki
secara perlahan. Jaga posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri.
d. Berjalan. Pada saat berjalan ibu hamil sebaiknya memakai sepatu / sandal harus terasa pas, enak
dan nyaman. Sepatu yang bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada
saat hamil ketika stabilitas tubuh terganggu dan edema kaki sering terjadi. Sepatu yang alasnya
licin atau berpaku bukan sepatu yang aman untuk ibu hamil.
e. Berbaring. Dengan semakin membesarnya perut maka posisi berbaring terlentang semakin tidak
nyaman. Posisi berbaring terlentang tidak dianjurkan pada ibu hamil karena dapat menekan

111
pembuluh darah yang sangat penting yaitu vena cava inferior sehingga mengganggu oksigenasi dari
ibu ke janin. Sebaiknya ibu hamil membiasakan berbaring dengan posisi miring ke kiri sehingga
sampai hamil besar sudah terbiasa. Untuk memberikan kenyamanan maka letakkan guling diantara
kedua kaki sambil kaki atas ditekuk dan kaki bawah lurus.

8) Exercise/Senam Hamil
Dengan berolah raga tubuh seorang wanita menjadi semakin kuat. Selama masa kehamilan olah
raga dapat membantu tubuhnya siap untuk menghadapi kelahiran. Wanita dapat berolah raga sambil
mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi, mengejar anakanaknya dan naik turun bukit. Bagi
wanita yang bekerja sambil duduk atau bekerja di rumah biasanya membutuhkan olah raga lagi. Mereka
dapat berjalan kaki, melakukan kegiatan kegiatan fisik atau melakukan bentuk-bentuk olah raga lainnya.
Olah raga mutlak dikurangi bila dijumpai :
a. Sering mengalami keguguran
b. Persalinan belum cukup bulan
c. Mempunyai sejarah persalinan sulit
d. Pada kasus infertilitas
e. Umur saat hamil relatif tua
f. Hamil dengan perdarahan dan mengeluarkan cairan

Yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk ketenangan, relaksasi, latihan otot
ringan dan mendapatkan udara segar.Sekalipun senam paling populer dan banyak dilakukan ibu hamil,
jenis olahraga ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Hindari melakukan gerakan peregangan
yang berlebihan, khususnya pada otot perut, punggung serta rahim. Misalnya, gerakan sit-up. Bila ingin
melakukan senam aerobik, pilihlah gerakan yang benturan ringan atau tanpa benturan. Misalnya, senam
low-impact contohnya cha-cha-cha. Hindari gerakan lompat, melempar, juga gerakan memutar atau
mengubah arah tubuh dengan cepat. Sebaiknya ikuti senam khusus untuk ibu hamil, karena gerakan-
gerakan yang dilakukan memang dikonsentrasikan pada organ-organ kehamilan yang diperlukan untuk
memperlancar proses kehamilan dan persalinan.
Untuk mempelajari materi senam hamil ini, akan lebih baik kalau Anda menggunakan video senam
hamil yang dapat anda beli di toko buku. Langkah-langkah senam hamil adalah sebagai berikut.
Mendidik sikap baik
1) Duduk bersila dengan sikap yang baik
2) Duduk bersila dengan kedua telapak tangan di ujung lutut atau paha, melakukan penekanan
kedua lutut ke arah samping hingga bokong terangkat dari kasur sebanyak 15 kali
3) Tidur terlentang, kedua telapak kaki pada dinding dan lutut lurus dengan mengerutka otot perut
dan bokong, meletakkan bahu pada kasur dan menjulurkan ke leher
4) Melakukan gerakan peningkatan (gerakan 3)ditambah gerakan bahu rotasi keluar, ekstensi siku,
ekstensi pergelangan tangan, ekstensi jari menekan pada kasur dengan nafas dada bertahan
sampai 20 detik, dilakukan 5 – 6 kali.

Melakukan latihan dasar pernafasan


1) Latihan dasar pernafasan perut
2) Latihan dasar pernafasan iga
3) Latihan dasar pernafasan dada

Peningkatan latihan pernafasan


1) Latihan penting dengan pernafasan pendek (seperti nafas anjing yang kecapaian)
2) Latihan tarik pernafasan dengan tiup nafas dari mulut kemudian menarik pernafasan
dari hidung diperpanjang dengan hitungan 3 – 10 kali hitungan

112
3) Latihan keluar nafas dengan mengeluarkan nafas dari mulut diperpanjang 1 menit

Melakukan latihan dasar otot perut


Dilakukan dengan posisi tidur terlentang, kedua lutut dibengkokkan, kedua tangan diletakkan di
atas perut kemudian mengempiskan dinding perut ke dalam sehingga dinding perut melepas dari
telapak tangan. Dilakukan 6 kali

Melakukan latihan dasar otot bokong


Dilakukan dengan posisi tidur terlentang kedua kaki diluruskan kemudian merapatkan kedua
belah bokong ke dalam sehingga kedua bokong bebas dari kasur. Dilakukan 15 – 30 kali

Latihan dasar panggul yang jatuh ke depan


Dilakukan dengan posisi tidur terlentang kedua lutut dibengkokkan kemudian mengerutkan otot
bokong dan perut bagian bawah, sehingga punggung menekan rapat pada lantai/matras.
Kemudian melepaskan dan membuat cekungan di punggung. Melakukan 15-30 x. Atau dengan
posisi merangkak, mengangkat pangul dengan mengerutkan perut bagian bawah dan otot bokong
sehingga punggung membungkuk, kemudian melepaskan kerutan sampai punggung lurus.
Melakukan 5-6 x.

Melakukan latihan dasar panggul jatuh ke samping


Dilakukan dengan posisi tidur terlentang satu kaki lurus dan satu kaki dibengkokkan.
Menarik/menggeser kaki lurus sampai panggul mendekati iga-iga, kemudian mendorong ke
depan. Mengulangi gerakan yang sama pada kaki lainnya. Melakukan 6 x setiap sisi.

Melakukan peningkatan latihan panggul jatuh ke samping


Dilakukan dengan posisi merangkak, kepala menoleh ke panggul kiri atau kanan iga-iga. Interval
perlakuan 6 x setiap sisi.

Melakukan rotasi panggul


Dilakukan dengan posisi tidur terlentang satu kaki lurus satu kaki dibengkokkan, kedua lengan
disamping atas di bawah bantal. Menggerakkan lutut yang ditekuk sejauh mungkin ke samping
berlawanan sampai tumit terangkat.

Melakukan peningkatan rotasi panggul


Dilakuakan dengan posisi merangkak, melingkari dada dengan satu lengan sampai ujung jari
menunjuk ke atas kemudian mengayunkan ke atas ke belakang serta pandangan mata mengikuti
gerakan.

Melakukan latihan dasar otot-otot dasar panggul


Dilakukan dengan posisi tidur terlentang kedua lutut dibengkokkan, berturut-turut mengerutkan
otot bokong, segala yang ada di antara kedua paha dan perut bagian bawah, menahan kerutan
sampai 6 detik kemudian dilepaskan.

Melakukan latihan otot-otot tungkai


1) Dilakukan dengan posisi duduk kedua kaki lurus ke depan, bersandar di atas kedua tangan di
samping belakang, melakukan dosrsofleksi-plantar fleksi, inversi-eversi, circumduksi ke dalam/ke
luar. Melakukannya dengan interval enam kali.

113
2) Dilakukan dengan posisi duduk di kursi/tempat tidur, telapak kaki menempel lantai, mengangkat
telapak kaki bagian tengah dengan ujung jari kaki tetap menempel lantai. Melakukannya dengan
interval 30 x.

Melakukan latihan belajar mengejan dengan posisi duduk bersandar pada tembok kedua
kaki dibengkokkan
Melakukan latihan istirahat sempurna (relaksasi total)
Dilakukan dengan posisi tidur ke samping kepala diletakkan di bantal bagian atas tangan (kanan)
merangkul bagian bawah (kiri) posisi fleksi di belakang punggung. Lutut atas (kanan) fleksi ke
depan lutut bawah (kiri) fleksi ke belakang, punggung dibengkokkan, kepala ditundukkan.
Mengerutkan otot jari kaki, otot perut, otot pantat, jari tangan, otot lengan, otot bahu, otot muka
kemudian melepaskan kerutan. Memejamkan mata, nafas dengan irama lambat, melepas beban
pikiran sampai istirahat sempurna/tertidur 5-10 menit.

Mengevaluasi keadaan umum dan vital sign ibu hamil.


Anda dapat mempelajari dan mempraktikkan senam hamil ini dengan panduan video senam
hamil yang banyak dijual di toko buku.

Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan olah raga. Olahraga yang amandilakukan pada kehamilan
diantaranya:
1) Berenang
Berenang merupakan olahraga yang paling baik dilakukan selama hamil. Hal ini disebabkan saat
tubuh berada di dalam air hampir tanpa beban. Selain itu, jarang terjadi peregangan pada rahim
dan otot-otot dinding perut pada saat anda berada dalam air. Berenang tidak saja memperkuat
jantung dan system peredaran darah, tetapi juga melatih otot serta menjaga bentuk tubuh agar
tetap padat dan kuat. Berenang pada ibu hamil tidak boleh dilakukan di laut atau di tempat yang
aliran airnya terlalu deras.
2) Berjalan kaki
Berjalan kaki merupakan latihan olah tubuh yang paling sederhana dan aman bagi hamil, dapat
dilakukan dengan mudah, tanpa dibatasi waktu, dapat dilakukan setiap hari. Sebaiknya, berjalan
dimulai dengan langkah yang lambat, secara perlahan-lahan lalu dipercepat, lalu kembali
diperlambat lagi sebelum akhirnya berhenti.Bila ibu merasakan ayunan kaki terlalu cepat dan
napas terasa sesak, maka sebaiknya langkah kaki diperlambat. Berjalan kaki baik dilakukan pada
pagi hari di tempat yang udaranya segar, misalnya di sekitar persawahan, taman, atau kebun.
3) Yoga Bagi kebanyakan ibu hamil, yoga adalah bentuk latihan olah tubuh yang paling baik karena
yoga tidak hanya melatih otot tubuh, tapi juga membantu memahami cara kerja tubuh. Latihan
pernapasan adalah unsur yang terpenting dalam melakukan yoga. Kemampuan untuk melakukan
pernapasan dengan baik sangat menguntungkan bagi ibu.Ketika ibu sedang berusaha
mengendalikan kontraksi rahim dan rasa sakit yang timbul maka kombinasi pernapasan dalam
yang terkontrol dan napas pendek dengan cepat yang biasa ibu lakukan saat beryoga akan sangat
membantu.Ada dua prinsip dasar dalam berolahraga ini, yaitu meditasi dan asana (sikap dasar
tubuh). Asana dirancang untuk melatih berbagai daerah tubuh dengan gerakan yang lambat dan
terkendali. Jika dilakukan secara teratur, maka tubuh akan lentur.Dengan berlatih dan menguasai
asana tersebut, ibu akan memperoleh pengendalian dan kesadaran tubuh yang lebih baik da juga
perasaan hati yang damai. Dengan bermeditasi, ibu bisa menyelaraskan jiwa dan raga, sehingga
menjadi sempurna. Ketenangan pikiran dan hati ibu secara langsung akan menular pada bayi
dalam kandungan.

9) Istirahat/Tidur

114
Istirahat/tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil dan menyusui. Jadwal ini harus
diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur secara teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin dan juga membantu
wanita tetap kuat dan mencegah penyakit, juga dapat mencegah keguguran, tekanan darah tinggi, bayi
sakit dan masalah-masalah lain. Sebagai bidan harus dapat meyakinkan bahwa mengambil waktu 1
atau 2 jam sekali untuk duduk, istirahat dan menaikkan kakinya adalah baik untuk kondisi mereka.
Juga bantulah keluarga untuk mengerti mengapa penting bagi calon ibu untuk istirahat dan tidur
dengan baik. Istirahat yang diperlukan ialah 8 jam malam hari dan 1 jam siang hari, walaupun tidak
dapat tidur baiknya berbaring saja untuk istirahat, sebaiknya dengan kaki yang terangkat, mengurangi
duduk atau berdiri terlalu lama.

10) Immunisasi
Immunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen. Vaksinasi dengan toksoid tetanus (TT), dianjurkan untuk dapat menurunkan
angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama
hamil. Immunisasi TT sebaiknya diberika pada ibu hamil dengan umur kehamilan antara tiga bulan
sampai satu bulan sebelum melahirkan dengan jarak minimal empat minggu. Pemberian vaksin TT

Antigen Interval waktu Lama Persentase


perlindungan perlindungan
TT 1 Kunjungan I ANC
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 th 80
TT 3 4 minggu setelah TT 2 5 th 95
TT 4 4 minggu setelah TT 3 10 th 99
TT 5 4 minggu setelah TT 4 seumur hidup 99

11) Traveling
Wanita hamil supaya berhati – hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama
dan melelahkan. Jika mungkin perjalanan jauh dilakukan dengan naik pesawat udara. Pesawat udara
yang modern sudah dilengkapi alat pengatur tekanan udara sehingga ketinggian tidak akan
mempengaruhi kehamilan. Sebagian perusahaan penerbangan mengijinkan wanita hamil terbang pada
usia kehamilan sebelum 35 minggu. Sebagian yang lain mengharuskan ada surat pernyataan dari
dokter, sebagian yang lain tidak mengijinkan sama sekali wanita hamil untuk terbang. Apabila wanita
hamil menempuh perjalanan jauh, supaya menggerakkan – gerakkan kaki dengan memutar – mutar
pergelangan kaki karena duduk dalam waktu lama menyebabkan gangguan sirkulasi darah sehingga
menyebabkan oedem pada kaki. Gerakan memutar bahu, gerakan pada leher, tarik nafas panjang
sambil mengembangkan dada, dengan tujuan melancarkan sirkulasi darah dan melemaskan otot- otot.
Pada saat menggunakan sabuk pengaman hendaknya tidak menekan perut. Pilihlah tempat hiburan
yang tidak terlalu ramai karena dengan banyak kerumunan orang maka udara terasa panas, O2
menjadi kurang sehingga dapat menyebabkan sesak nafas dan pingsan.

2. Latihan
Latihan 1
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini
Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok

115
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan.
4) Anggota kedua mempelajari tentang : faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan.
5) Anggota ketiga mempelajari tentang : faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi yang
mempengaruhi kehamilan.
6) Setelah Anda selesai mempelajari tugas masing – masing secara individu,diskusikan bersama –
sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
7) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
8) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pelajarilah materi pada modul ini


2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan untuk mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
membaca juga buku – buku yang membahas tentang faktor – faktor yang mempengaruhi
kehamilan.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing – masing mahasiswa.
5) Hasil diskusi supaya dibuat ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelaja

Latihan 2

Tugasnya adalah : Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
Buatlah kelompok terdiri dari 3 mahasiswa.
1) Anggota pertama mempelajari tentang: Pemenuhan kebutuhan oksigen, nutrisi, personal hygiene
dan pakaian.
2) Anggota kedua mempelajari tentang pemenuhan kebutuhan eliminasi, seksual dan mobilisasi &
body mekanik.
3) Anggota ketiga mempelajari tentang : Pemenuhan kebutuhan Exercise/senam hamil, istirahat dan
tidur, immunisasi dan traveling.
Diskusikan bersama–sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari masing–
masing.Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk anda pelajari.Selamat
berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

3. Tes
Tes 1
1) Seorang perempuan datang ke Puskesmas ingin periksa kehamilan. Penyakit apakah yang tidak
langsung berhubungan dengan kehamilan?
A. Emesis gravidarum
B. Preeklampsia/eklampsia
C. Kehamilan ganda
D. Anemia
E. Kehamilan tunggal

2) Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Dampak apakah yang dapat ditimbulkan oleh obat
tetrasiklin?
A. Kanker kandung telur setelah anak dewasa
B. Gangguan pertumbuhan tulang dan perubahan warna gigi
C. Gangguan pada pembentukan alat pencernaan

116
D. Gangguan pada pembentukan jantung
E. Gangguan emosi

3) Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil, mengeluh takut
menghadapi persalinan. Termasuk stressor apakah takut menghadapi persalinan?
A. Stressor internal
B. Stressor external
C. Stresoor abuse
D. Stresoor substance abuse
E. Stressor internal dan Stressor external

4) Seorang perempuan datang periksa kehamilan.Hasil pengkajian: mempunyai kebiasaan minum


alkohol dan merokok sejak belum hamil.Bagaimanakah kemungkinan respon perempuan tersebut
kepada bayinya kelak?
A. Seperti wanita biasa dalam merespon kebutuhan bayi
B. Respon terhadap bayinya merasa senang sudah mempunyai bayi
C. Kurang bisa merespon kebutuhan bayi
D. Selalu menggendong bayinya karena respon yang berlebihan
E. Bila ada kelainan pada bayi yang dilahirkan akan kecewa

5) Anda sebagai seorang bidan desa bertempat tinggal pada salah satu desa dimana desa tersebut
mempunyai adat kebiasaan semua warga mengkonsumsi tembakau. Bagaimanakan sikap Anda
sebagai bidan ?
A. Datang pada kepala desa supaya melarang semua perempuan mengkonsumsi tembakau.
B. Membiarkan saja supaya sebagai bidan desa bisa diterima masyarakat
C. Bersama dengan Puskesmas atas ijin kepala desa memberi penyuluhan pada ibu hamil bahwa
mengkonsumsi tembakau berbahaya bagi ibu dan janin
D. Memberi penyuluhan kepada anggota masyarakat supaya kalau di rumah tidak merokok
E. Melakukan pendekatan kepada pihak keluarga seperti suami, ibu, dan mertua hal bahaya rokok
bagi ibu hamil.

Tes 2

1) Seorang perempuan hamil dalam keadaan sehat belanja ke super market yang sedang ramai
pengunjung, tiba–tiba merasa pusing dan jatuh pingsan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan
oleh :
A. Kurang darah atau anemi sehingga menyebabkan pusing.
B. Darah rendah atau tekanan darah rendah sehingga menyebabkan pusing
C. Kurang oksigen karena banyak orang sehingga menyebabkan pusing
D. Kurang gula dalam darah atau hipoglikemia sehingga menyebabkan pusing
E. Aliran darah terganggu sehingga menyebabkan pusing

2) Seorang perempuan hamil datang periksa, hasil pengkajian BB sebelum hamil 50 kg, BB sekarang
56 kg, TB 160 cm. Berapakah IMT ibu hamil tersebut ?
A. 19,53
B. 21,87
C. 31,25
D. 35
E. 31,53

117
3) Seorang perempuan hamil datang periksa, hasil pengkajian BB sebelum hamil 50 kg, BB sekarang
56 kg, TB 160 cm. Berapa kg BB harus bertambah selama kehamilan ?
A. 12,5-18 kg
B. 11,5-16 kg
C. 7-11,5 kg
D. < 6 kg
E. 6-18kg

4) Seorang perempuan datang periksa menanyakan “ Bagaimanakah posisi tidur yang aman untuk ibu
hamil? ” Bagaimanakah jawaban anda sebagai seorang bidan?
A. Posisi miring ke kanan
B. Posisi miring ke kiri
C. Posisi kepala lebih tinggi
D. Posisi kaki lebih tinggi
E. Posisi kaki lebih rendah dari kepala

5) Olah raga yang tidak dianjurkan pada ibu hamil adalah :


A. Berenang dilaut
B. Jalan - jalan
C. Yoga
D. Senam aerobik ringan
E. ersepeda

6) Seorang perempuan hamil 37 minggu datang periksa ke klinik anda mengatakan akan pulang ke
daerah asal dengan naik pesawat udara.Apakah KIE yang anda berikan pada pasien tersebut ?
A. Boleh saja ibu melakukan perjalanan.
B. Ibu boleh naik pesawat dengan syarat harus minum antimo supaya tidak mual.
C. Sebaiknya menunda perjalanan dikawatirkan melahirkan di pesawat
D. Ibu boleh naik pesawat dengan minum obat penguat kandungan
E. Ibu boleh naik pesawat asal ada yang menemani

7) Setiap ibu hamil yang periksa selalu ditimbang BB. BB yang seperti apakah yang mengindikasikan
keadaan yang tidak wajar sehingga perlu dikonsulkan ke dokter?
A. BB ibu hamil tidak naik
B. BB ibu hamil turun
C. BB ibu hamil naik berlebihan
D. BB ibu hamil turun setelah trimester II
E. BB ibu hamil naik lebih 3 kilogram

8) Ibu hamil trimester III sering mengalami obstipasi. Kemungkinan penyebab obstipasi adalah :
A. Tekanan pada rektum oleh kepala janin
B. Ibu hamil sering mengalami muntah dan kurang makan
C. Ibu hamil kurang makan buah
D. Ibu hamil mengalami peningkatan hormon estrogen
E. Ibu hamil sering mual dan susah makan

9) Ibu hamil pada prinsipnya tidak dilarang melakukan hubungan seksual. Ibu hamil yang
bagaimanakah yang tidak disarankan melakukan hubungan seksual?
A. Ibu hamil trimester I
B. Ibu hamil trimester III
118
C. Ibu hamil dengan plasenta letak rendah
D. Ibu hamil dengan presentasi bokong
E. Ibu hamil trimester I

10) Olahraga yang sebaiknya dihindari ibu hamil adalah :


A. Yoga
B. Berenang
C. Low impack
D. Sit up
E. Joging

11) Seorang perempuan hamil akan bepergian naik pesawat terbang. Umur kehamilan berapakah ibu
hamil normal masih boleh naik pesawat?
A. Kurang dari 40 minggu
B. Kurang dari 38 minggu
C. Kurang dari 36 minggu
D. Kurang dari 35 minggu
E. Kurang dari 28 minggu

4. Kunci Jawaban
Tes 1.
1. D
2. B
3. A
4. C
5. C

Tes 2.
1. C
2. B
3. B
4. A
5. A
6. D
7. A
8. C
9. D
10. D

5. Learning Activities
Materi Perkuliahan tentang Faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kebutuhan dasar ibu hamil.
Penelitian : Analisis faktor yang mempengaruhi kehamilan.
Pengabdian masyarakat : Modul kebutuhan dasar ibu hamil.

6. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta.

Cunningham, Mac Donald, Gant, Wiliam. 2004. Obstetri. EGC. Jakarta.

119
Diane, M., Margaret A. 2009. Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta

Manuaba. 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta

Nurhaeni, A. 2008, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat,Dianloka, Yogyakarta.

Phillip, D. 2009, Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta

Saifudin. 2010, Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta.

SELASI. 2015. Modul 40 jam Konseling menyusui,WHO

Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

120
TOPIK 7
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU VII

Patien Safety dan Pencegahan Infeksi dalam Asuhan


Kehamilan

121
1. Materi Pembelajaran
Implementasi Patient Safety – 6 Standar Keselamatan Pasien
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting
yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu :
1. Keselamatan pasien (patient safety).
2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan.
3. Keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan
pasien dan petugas.
4. Keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
5. Keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit
Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit.
Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
isu mutu dan citra rumah sakit

a. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari :
1. Kejadian nyaris cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
2. Kejadian tidak cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera.
3. Kondisi potensial cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
4. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.

Sasaran Keselamatan Pasien


Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-
Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI).
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan
dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.
Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi
yang menyeluruh.

6 sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut:

122
Sasaran I.: Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru pasien terjadi di hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan
pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan
terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar; bertukar tempat tidur/kamar/lokasi di rumah
sakit, adanya kelainan sensori; atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan
dua kali pengecekan: pertama untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima
pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap
individu tersebut.
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses
identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat,
darah/produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; memberikan
pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang
identitas pasien dan lain-lain.
Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau
prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas yang berbeda pada lokasi yang berbeda di
rumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau kamar operasi, termasuk
identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi
dapat diidentifikasi.
Elemen Penilaian Sasaran I
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
5) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi
dan lokasi.

Sasaran II.: Peningkatan Komunikasi yang Efektif


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien, akan
mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat
berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telpon. Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil
laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat/memasukkan ke computer dan perintah secara
lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah membacakan
kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan atau prosedur pengidentifikasian juga
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak
memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat di IGD atau ICU.
Elemen Penilaian Sasaran II
1) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah.
2) Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh
penerima perintah.

123
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil pemeriksaan
4) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau
melalui telepon secara konsisten

Sasaran III.: Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert)


Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus berperan
secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert
medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel
event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
Obat-obatan yang sering disebutkan dalam issue keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit
konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium
fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat). Kesalahan
ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau
bila perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan
gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tsb adalah
dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan
elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit.
Kebijakan dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit
konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi serta pemberian laboratoriumel secara benar pada
elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk
mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.
Elemen Penilaian Sasaran III
1) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
2) Implementasi kebijakan dan prosedur.
3) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis
dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai
kebijakan.
4) Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).

Sasaran IV.: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi


Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan
dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif
atau tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan
lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu pula
asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak
mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan
resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-
faktor kontribusi yang sering terjadi.
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek
berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009),

124
juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure,
Wrong Person Surgery.
Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang dapat
dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator
/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi ditandai
dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi),
atau multipel level (tulang belakang).
Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk:
1) Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
2) Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia,
diberi laboratoriumel dengan baik, dan dipampang;
3) Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan khusus dan/atau implant-implant yang
dibutuhkan.
Tahap “Sebelum insisi” (time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan
diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan
dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu
didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan ceklist.
Elemen Penilaian Sasaran IV
1) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi
operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakanpembedahan.
4) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental
yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

Sasaran V.: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan
kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,
infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan
ventilasi mekanis).
Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang
tepat. Pedoman hand hygiene bisa di baca di kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan
intemasional.
Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur
yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang sudah diterima secara umum
untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
Elemen Penilaian Sasaran V
1) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan
sudah diterima secara umum (al.dari WHO patient safety).
2) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

125
Sasaran VI.: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks
populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu
mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai
jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus
diterapkan di rumah sakit.
Elemen Penilaian Sasaran VI
1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan
asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-
lain.
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko jatuh.
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan
dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan
risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.

Pencegahan Infeksi
1) Defenisi Infeksi
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
sakit, jika mikroorganisme gagal lumpuhkan system pertahanan tubuh maka dapat meyebabkan
cedera yang serius terhadap sel atau jaringan, infeksi ini disebut asimptomatik. Penyakit akan timbul
jika pathogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Penyakit infeksi dapat
ditularkan langsung dari satu orang ke orang lain. Penyakit ini merupakan penyakit menular atau
contagius. Infeksi juga berarti telah berkembang biaknya penyakit dan hospes disertai timbulnya
respon imunologikk dengan gejala klinik atau tanda gejala klinik.
Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam penanganan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek
tindakan atau penanganan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan
tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan
pula untuk mengurangi risiko penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum
ditemukan dengan cara pengobatannya, seperti misalnya HIV/AIDS.

2) Siklus Penyebaran Penyakit


Bibit penyakit (mikroba pathogen) dapat menular (berpindah) dari penderita, hewan sakit
atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dengan beberapa cara yaitu:
a. Melalui kontak jasmaniah (personal contact), meliputi :
Kontak langsung (direct contact): Bibit penyakit menular karena kontak badan antara
penderita dengan orang yang ditulari.
Misalnya cara penularan:
a) Penyakit kelamin seperti : syphilis, gonorrhoea, AIDS
b) Penyakit kulit : tinea versicolor (panu), scabies (kudis)
Kontak tidak langsung (indirect contact)
a) Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda yang terkontaminasi karena
telah berhubungan dengan penderita ataupun bahan-bahan yang berasal dari penderita
yang mengandung bibit penyakitnya, seperti feces, urin, darah, muntahan dan sebagainya.

126
b) Melalui makanan dan minuman (food borne infections), bibit penyakit menular dengan
perantaraan makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit-penyakit karena
cacing, misalnya karena ascaries lumbricoides.
c) Melalui serangga (arthropod borne infections) bibit penyakit menular melalui serangganya
pun dapat merupakan host (tuan rumah) dari bibit penyakitnya atau pun hanya sebagai
pemindah (transmitter) saja misalnya: Malaria disebabkan oleh plasmodium sp, (protozoa)
ditularkan oleh nyamuk anopheles sp. Demam berdarah (dengue haemorrhagic fever)
disebabkan oleh virus dengue, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyti.
d) Melalui udara (air borne infections). Penyakit yang menular melalui udara, terutama
penyakit saluran pernafasan, seperti: melalui debu diudara yang mengandung bibit
penyakit misalkan penularan penyakit tuberculosa paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis. Atau melalui tetesan ludah.

3) Tahap Pencegahan Infeksi


Tujuan tindakan-tindakan pencegahan infeksi dalam penanganan kegawatdaruratan maternal
dan neonatal adalah untuk meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan
menurunkan resiko penularan penyakit yang dapat mengancam jiwa seperti hepatitis, HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya.
Tahap-tahap pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah:
a. Asepsis atau teknik aseptik adalah istilah umum yang biasa digunakan dalam pelayanaan
kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan
infeksi. Teknik aseptik membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong
persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh (eradikasi)
mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrumen/peralatan hingga tingkat yang aman
b. Antisepsis mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.
Contohnya:
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau dengan
air mengalir dan sabun antiseptik (handwash). Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar
ruangan pelayanan pasien secara merata.
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

127
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

128
c. Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan
dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya, meja periksa) harus segera
didekontaminasi setelah terpapar darah atau cairan tubuh.
d. Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
cemaran darah, cairan tubuh atau benda asing (misalnya debu, kotoran) dari kulit atau
instrumen/peralatan.
e. Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda-benda mati atau instrumen.
f. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.
g. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri dari benda-benda mati atau
instrument

Pencegahan Infeksi yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:


a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan
penyakit karena infeksi dapat bersifat asimptomatik (tanpa gejala).
b. Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi.
c. Permukaan benda disekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan dan telah
bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput mukosa atau darah harus
dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan, harus diproses secara benar.
d. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan
maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi.
e. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin
dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten.

4) Pencegahan Infeksi Maternal


a. Asuhan antenatal yang baik dan bermutu bagi setiap wanita hamil guna deteksi dini factor resiko
kehamilan, persalinan dan nifas
b. Imunisasi tetanus toxoid (TT) saat kehamilan
c. Peningkatan pelayanan, jaringan pelayanan dan system rujukan kesehatan
d. Peningkatan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepan
e. Peningkatan status wanita baik dalam pendidikan, gizi, masalah kesehatan wanita dan reproduksi
dan peningkatan status social ekonominya.
f. Menurunkan tingkat fertilitas yang tinggi melalui program keluarga berencana.
g. Menganjurkan pada wanita untuk menikah pada usia reproduksi sehat, jangan terlalu muda.
h. Memberikan pengetahuan tentang bahaya 4 terlalu, yaitu: terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat
dan terlalu banyak.

5) Pencegahan Infeksi Neonatal


Adapun upaya pencegahan yang dilakukan dalam usaha untuk mengurangi menurunkan kejadian
kematian neonatal antara lain :
a. Pemberian kekbalan pada bayi baru lahir terhadap tetanus melalui imunisasi
b. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif pada bayi yang baru dilahirkan hingga enam bulan
kedepan sangat mencegah kematian bayi karena kekurangan zat-zat anti infeksi yang
dibutuhkan, selain itu juga terjmainnya nutrisi bayi
c. Menjaga personal higyne bayi terutama perawatan pada tali pusat

129
Tabel. Penyebaran mikroorganisme dan pelindungnya
Dimana Bagaimana Pembatas untuk Siapa yang
mikroorganisme mikroorganisme memberhentikan dilindungi oleh
ditemukan menyebar penyebaran penghalang
mikroorganisme
Petugas kesehatan
Rambut dan kulit Lepasnya kulit atau Kap Pasien
kepala rambut
Hidung dan mulut Bentuk, bicara Masker
Tubuh dan kulit Terlepasnya Gaun penutup
kulit/rambut
Tangan Sentuhan Sarung tangan, cuci
tangan, antiseptic
tangan tanpa air
Kulit pasien yang Sentuhan Sarung tangan Pasien dan staf
terkelupas dan selaput
lendir
Darah pasien dan Cipratan, kontak Sarung tangan, Staf
tubuh pelindung mata,
masker, duk, apron
Sentuhan kontak Membersihkan dan Psien
memproses
instrument
Sarung tangan rumah Staf
tangga
Kebetulan kontak Alas kaki tertutup, Staf
dengan jarum, scalpel dekontaminasi dan
yang tidak tempat sampah,
didekontaminasi gunakan zona aman
selama pembedahan
Sampah yang Sarung tangan rumah Staf dan masyarakat
terinfeksi tangga, kantong
plastik
Pasien dengan kulit Sentuhan Aseptic/ antiseptic Pasien
yang tidak Kulit/disiapkan, duk,
diaseptik/disiapkan sarung tangan
Lingkungan klinik atau Sentuhan Sarung tangan, Staf dan keluarganya
rumah sakit penutup luka, cuci staf dan masyarakat
tangan

2. Latihan
1. Buatlah langkah kerja tindakan-tindakan pencegahan infeksi.

3. Tes
1) Apa yang dimaksud dengan PI ?
A. Pencegahan Infeksi
B. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
C. Penanganan dan Pengendalian Infeksi

130
D. Pencegahan dan Pengurangan Infeksi

2) Berikut ini yang mana contoh dari terjadinya infeksi nosocomial :


A. Pasien batuk dan pilek masuk ke UGD
B. Pasien DM DF yang akan direncanakan operasi
C. Pasien yang mengalami infeksi daerah operasi
D. Pasien TB yang dirawat di ruang isolasi

3) Berikut dampak dari Infeksi nosocomial yaitu kecuali :


A. Morbiditas meningkat
B. Mutu pelayanan meningkat
C. Mortalitas meningkat
D. Length Of Stay meningkat

4) Dibawah ini cara penyebaran infeksi yaitu, kecuali :


A. Fekal oral
B. Kontak langsung
C. Menatap / bertatapan
D. Udara

5) Dibawah ini adalah komponen utama kewaspadaan standar, kecuali :


A. APD
B. Kesehatan direktur
C. Kebersihan tangan
D. Etika batuk

6) Berikut adalah pernyataan yang benar tentang Hand Hygiene :


A. Cuci tangan dengan air dan sabun jika tangan terlihat kotor
B. Gosok tangan dengan handrub jika tangan terlihat kotor
C. Cuci tangan dengan air sabun dengan durasi 20 – 60 detik
D. Gosok tangan dengan handrub dengan durasi 30 – 40 detik

7) Durasi mencuci tangan dengan air dan sabun adalah :


A. 10 - 20 detik
B. 20 - 40 detik
C. 40 – 60 detik
D. 60 – 120 detik

8) Sebutkan salah satu 5 saat (moment) mencuci tangan, kecuali :


A. Sebelum kontak dengan alat medis
B. Sebelum kontak dengan pasien
C. Sebelum tindakan aseptic
D. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

9) Dibawah ini yang bukan merupakan langkah – langkah mencuci tangan :


A. Gosok ibu jari berputar dalam genggaman tangan lainnya
B. Gosok sela – sela jari tangan
C. Gosok pergelangan tangan
D. Gosok punggung tangan

10) Berikut adalah APD yang tidak digunakan di Rumah Sakit :


A. Sarung tangan (handscoen)
B. Helm
C. Masker
D. Kacamata goggle

131
4. Kunci Jawaban
1) A
2) C
3) B
4) C
5) B
6) C
7) C
8) C
9) C
10) B

5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta.
Cunningham, Mac Donald, Gant, Wiliam. 2004. Obstetri. EGC. Jakarta.
Diane, M., Margaret A. 2009. Myles Text Book For Midwives,Fifteen Edition, Elsevier, Churchili
Livingstone.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta
Karlina,Novvi, 2016, Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, In Media, Bogor.
Manuaba. 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta
Nurhaeni, A. 2008, Panduan Lengkap Kehamilan dan Kelahiran Sehat,Dianloka, Yogyakarta.
Phillip, D. 2009, Petunjuk Lengkap Krhamilan,Pustaka Mina,Jakarta
Saifudin. 2010, Ilmu Kebidanan, Cetakan ketiga, Bina Pustaka, Jakarta.
SELASI. 2015. Modul 40 jam Konseling menyusui,WHO
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

132
TOPIK 8
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU VIII

Etika dan Kewenangan Bidan dalam


Asuhan Kehamilan

1. Materi Pembelajaran

133
Etika Dalam Asuhan Kehamilan
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat. Hal tersebut
membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarga. Bidan harus berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling, prakonsepsi, skreming antenatal, layanan
intrapartum, perawatan intensive pada neonatal dan pengakhiran kehamilan,
Kode etik suatu profesi adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang
bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya. Norma yang berisi petunjuk yang harus
dijalankan profesi, larangan, tingkah laku, dalam menjalankan tugasnya.Sikap etis professional bidan
akan mewarnai dalam setiap langkahnya termasuk dalam mengambil keputusan dalam merespon
situasi yang muncul dalam asuhan
Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia
khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan".
Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin
yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai
suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones, 1994)
Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses & teori filsafat moral terhadap kenyataan yg sebenarnya. Hal ini
berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar & konsep yg membimbing makhluk hidup dalam berpikir
& bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.(Shirley R Jones- Ethics in Midwifery)

Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan


a. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
Misalnya : Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan
daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri
dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan
untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga
sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah. Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
b. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain. Contohnya seperti bidan diatur dalam etika memberikan
asuhan pelayanan sesuai standar asuhan dan dalam melakukan asuhan telah di atur dalam standar
dan menerapka etika dalam asuhannya.
c. Menjaga rahasia setiap individu
Misalnya : dalam melaksanakan pelayanannya bidan memang wajib melakukan pengakuan
menjaga privacy pasien yang berdasarkan perturan yang di tetapkan dalam standar.
d. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya Artinya bidan di tutut
bukan hanya pemberi pelayanan kesehatan melainkan memberikan asuhan dan pendidikan,
contonya seperti konseling baik itu pada orang dewasa mau pun anak-anak untuk meberikan
pendidikan yang sesuai etika
e. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
etika itu adalah norma yang mengatur tindakan baik atau buruknya menurut yang telah di terapkan

134
pemerintas dan terlintaskan dalam hubunggan eratnya dengan religi contohnya jangan berbuat
curang karena akan mengrugikan diri sendri dan orang lain.
f. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
g. Menghasilkan tindakan yg benar. Contohnya seperti melakukan asuhan pelayanan yang bermutu
sesuai standar.
h. Mendapatkan informasi tentang hal yg sebenarnya. Contohnya seperti 58 langkah asuhan
persalinan normal
i. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
j. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak. Contohnya seperti meninjau suatu
permasalahan kemungkin sebab akibat yang terjadi jika tindakan itu di ambil.
k. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik. Contohnya seperti bersikap ramah, sopan santun di
tempat tenaga kesehatan.
l. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik. Contohnya bidan sebagai pengelola Mengembangkan
konsep kegiatan pelayanan kebidanan. bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat,
Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
m. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi
n. Mengatur sikap, tindak tunduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut
kode etik profesi.

Tipe Pelayan Asuhan Kehamilan


Ada tiga tipe pelayanan asuhan kehamilan yaitu sebagai berikut.
a. Layanan kehamilan primer / mandiri. Yaitu asuhan kehamilan yang di berikan kepada klien dan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
Contoh : seorang bidan mampu menangani dan menolong pasien sendiri secara mandiri.
b. Layanan kolaborasi. Asuhan kehamilan yang diberikan kepada klien dengan beban tanggung jawab
bersama dari semua pemberi layanan yang terlibat, contohnya bidan, dokter, atau tenaga kesehatan
profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.
Contoh: seorang bidan mendapat pasien hamil yang mengalami sesak nafas. Dalam tanggung
jawabnya bidan tidak boleh member obat kepada pasien. Jadi bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk menangani pasien sesak. Pasien sesak ditangani dokter dan mendapat obat dari dokter.
c. Layanan rujukan.
Asuhan kehamilan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter ahli dan
tenaga kesehatan lain untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam
rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya.
Contoh : seorang bidan tidak mampu meolong seorang ibu melahirkan karna bayi besar. Jadi
seorang bidan harus merujuk pasien ke rumah sakit untuk menjalani operasi sc.

Hak-Hak Wanita Hamil


Wanita hamil termasuk dalam kategori kelompok khusus karena pada saat wanita mengalami
kehamilan terjadi berbagai perubahan fisik maupun psikologis.
a. Hak-hak yang dimiliki wanita hamil adalah sebagai berikut
- Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadanya dan
pelaksaan prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya, terutama yang berkaitan dengan
efek-efek yang mungkin terjadi secara langsung maupun tidak langsung, risiko bahaya yang
mungkin tejadi pada diri atau bayinya slama masa kehamilan, melahirkan, dan laktasi.

135
- Wanita hamil berhak mendapatkan informasi tentang obat-oabatan yang diberikan kepadanya
serta pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
- Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental,
maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
- Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan, sehingga
dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang professional bila terjadi reaksi
terhadap obat tersebut.
b. Hak-hak wanita hamil selama persalinan :
- Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut persiapan
kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan stress serta informasi sedini mungkin
tentang kehamilan.
- Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi premedikasi sebelum operasi.
- Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental,
maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
- Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan, sehingga
dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang professional bila terjadi reaksi
terhadap obat tersebut.
- Wanita hamil berhak untuk membuat keputusan tengtang diterima atau ditolaknya suatu terapi
yang dianjurkan setelah mengetahui kemungkinan risiko yang akan terjadi pada dirinya, tanpa
tekanan dari pihak lain.
- Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orang yang memberikan obat atau
melakukan prosedur selama melahirkan.
- Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur bagi bayi
dan dirinya sesuai indikasi medis.
- Wanita hamil berhak untu didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam keadaan stress
persalinan.
- Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih posisi melahirkan yang
tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun bayinya.
- Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya dilakukan satu kamar dengannya,
bila bayinya normal dan dapat member minum bayinya sesuai kebutuhan, dan bukan menurut
aturan rumah sakit.
- Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang orang yang menolong persalinannya
serta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat keterangan kelahiran.
- Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan bayinnya yang
dapat menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian hari.
- Wanita hamil berhak atas dokumen lengkap tentang diri dan bayinya, termasuk catatan perawat
yang disimpan salama kurun waktu tertentu.
- Wanita hamil berhak untuk menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk catatan perawat dan
bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
c. Hak-hak wanit hamil selama masa nifas :
- Istirahat pasca melahirkan 4-6 minggu untuk proses penyumbuhan organ reproduksi.
- Hak untuk mendapatkan cuti bekerja selama 3 bulan
- Seorang istri membutuhkan tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk mendukung
perkembangan psikologis. Baik bagi sang istri maupun janin yang ada di dalam kandungannya.
Dalam hal ini Islam telah mewajibkan suami untuk bertanggung jawab atas ketersediaan rumah
dan tempat tinggal yang memadai untuk istrinya

Hak- hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut (Saifuddin,
2002).

136
a. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung
kepada klien (dan keluarganya).
b. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap sistem pelayanan dalam
lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling
percaya.
c. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
d. Mendapat pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.
e. Menerima layanan senyaman mungkin.
f. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterima.

Standar Pelayanan Antenatal


standar 3 : Identifikasi ibu hamil
tujuannya :
a. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan
teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
d. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan
memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan teratur
e. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk menjelaskan tujuan
pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun masyarakat

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


tujuannya :
a. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan
b. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal
c. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
pms/infeksi hiv ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas
d. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
e. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi kehamilan
f. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang
harus dilakukan
g. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
h. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan kms ibu hamil
dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )
i. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan

Standar pelayanan 5 : Palpasi Abdominal


Tujuannya :
memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian
bawah janin.
Pernyataan standar :

137
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah,
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
Hasilnya :
a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
b. Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan
c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan
Persyaratannya :
a. Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
b. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
c. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
d. Menggunakan kms ibu hamil/buku kia , kartu ibu untuk pencatatan
e. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
f. Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal

Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan


Tujuan :
menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk
mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung
Pernyataan standar :
Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan mampu :
a. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
b. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
c. Alat untuk mengukur kadar hb yang berfungsi baik
d. Tersedia tablet zat besi dan asam folat
e. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
f. Obat cacing
g. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu

Proses yang harus dilakukan bidan :


Memeriksa kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28. Hb dibawah
11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika anemia berat
terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera
rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan anemia
untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan


Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan
Pernyataan standar : Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya
hasilnya: Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu,
penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi
persyaratannya : Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah

138
Bidan mampu : mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda preeklmpsia,
mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan

Standar 8 persiapan persalinan


Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga,
untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan di rencanakan dengan baik
Prasyarat:
a. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan
b. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus
dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
c. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan bersih
d. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
e. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan
aman tersedia dalam keadaan dtt/steril
f. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kegawat
daruratan ibu dan janin
menggunakan kms ibu hamil/buku kia kartu ibu dan partograf
sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan

2. Latihan

Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini
Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 2 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang etika dalam pelayanan asuhan kehamilan.
4) Anggota kedua mempelajari tentang : kewenangan bidan dalam pelayanan asuhan kehamilan.
5) Setelah Anda selesai mempelajari tugas masing – masing secara individu,diskusikan bersama –
sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
6) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
7) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pelajarilah materi pada modul ini


2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan untuk mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
membaca juga buku – buku yang membahas tentang etika dan kewenangan dalam memberikan
asuhan kehamilan.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing – masing mahasiswa.
5) Hasil diskusi supaya dibuat ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelaja

3. Tes

139
1) Seorang anak hendak pergi ke sekolah, sebelum berangkat anak tersebut berpamitan kepada kedua
orang tuanya sambil mencium tangan dan mengucapkan salam. Perilaku tersebut termasuk pada.....
A. Etika
B. Norma
C. Nilai
D. Moral

2) Dalam menjalankan tugasnya, seorang bidan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
pelayanan yang diberikan kepada klien. Pernyataan berikut merupakan tanggung jawab seorang
bidan, kecuali.....
A. Untuk mendapat dan mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai bidan
B. Untuk memberi pelayanan kepada klien secara optimal
C. Sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik dengan sesama bidan, klien, dan
keluarga
D. Sebagai pengelola dalam mengadakan konseling dengan klien

3) Seorang perempuan hamil anak pertama didampingi keluarga datang ke Rumah Sakit dan
mengeluh mules-mules, hasil pemeriksaan bidan diketahui pasien tersebut hipertensi dan anak
kembar. Kemudian bidan menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tindakan medis yang
akan diberikan dan meminta persetujuan yang harus ditandatangani oleh pasien. Tindakan bidan
tersebut memenuhi kewajiban untuk.....
A. Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak
– hak pasien
B. Merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai
dengan kebutuhan pasien
C. Memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarg
D. Meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan dilakukan

4) Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan menggunakan prinsip. Prinsip kerja bidan
diantaranya adalah.....
A. Tidak bersahabat dengan masyarakat
B. Pemakaian teknologi secara etis
C. Sabar tapi tidak rasional
D. Memfasilitasi proses pemecahan masalah

5) Pernyataan berikut merupakan kode etik bidan.....


A. Bidan melakukan penjahitan robekan perineum derajat 3 di Poskesdes
B. Bidan melaksanakan asuhan sayang ibu
C. Bidan mengijinkan dukun bayi melakukan pijat perut pada ibu nifas
D. Bidan patuh terhadap metode lama

4. Kunci Jawaban
1) A

140
2) D
3) D
4) B
5) B

5. Daftar Pustaka
Berten K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dalami, Ermawati. 2010. Etika Keperawatan . Jakarta: Trans Info Media.

Hariningsih W, Nurmayawati D. 2010. Bandung: Bidan Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Irsyad
Baitus Salam.

Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.

PP IBI. 2004. Etika dan Kode Etik Kebidanan. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Setiawan. 2001. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Wahyuningsih, Heni P. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Jogjakarta: Fitramaya.

141
TOPIK 9
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU IX

Evidence Based dalam Asuhan Kehamilan dan


Kajian Jurnal

142
1. Materi Pembelajaran
Evidence based dalam praktek kehamilan
Evidence based adalah praktek yang didasari oleh pembuktian yang alamiah yang dilakukan
secara sistematika eksplisit dari kenyataan terbaik saat ini. Pembuktian ini berdasarkan riset
klinik, perkembangan dalam metodologi dan literatur medis. Kategori evidence based sebagai
berikut:
1. Bermanfaat contoh kunjungan ANC berkualitas, pemberian tablet Fe dan Folat, deteksi dini
terhadap komplikasi kesehatan kehamilan ibu dan janin.
2. Mungkin bermanfaat, contohnya perkiraan TFU dengan pita ukur dapat memperkirakan
taksiran berat janin, sehingga dapat mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
3. Manfaat melebihi resiko, contohnya memeriksa Hb dalam kehamilan
4. Efektifitas belum diketahui, contohnya penilaian dan pemeriksaan secara rutin dan ritual
tinggi badan, edema pergelangan kaki, posisi janin sebelum 36 minggu
5. Tidak mungkin bermanfaat, contohnya mengkategorikan ibu hamil ”beresiko” dan ”tidak
beresiko”, sehingga fokus cenderung kepada ibu hamil beresiko dan mengabaikan ibu hamil
beresiko.
6. Tidak efektif malah merugikan, contohnya melakukan banyak kunjungan rutin ANC, karena
dapat memberatkan klien dan mengahabiskan waktu.

Langkah – langkah praktek evidence based adalah mengubah keputusan informasi menjadi
pertanyaan yang bisa dijawab, dengan efisiensi maksimal melakukan penelusuran bukti terbaik
untuk menjawab pertanyaan, melakukan kajian kritis bukti-bukti terbaik untuk menjawab
pertanyaan tersebut dan menerapkan hasil kajian ini dalam praktek klinik serta mengevaluasi
kinerja kita sendiri
Dibawah ini akan dipaparkan Evidence Base dalam praktik Kebidanan terkini menurut
proses reproduksi:
EBM-ANC

Kebiasaan Keterangan

Diet rendah garam untuk Hipertensi bukan karena


mengurangi hipertensi retensi garam

Membatasi hubungan seksual Dianjurkan untuk memakai


untuk mencegah abortus dan kondom ada sel semen yang
kelahiran prematur mengandung prostaglandin
tidak kontak langsung dengan
organ reproduksi yang dapat
memicu kontraksi uterus

Pemberian kalsium untuk Kram pada kaki bukan semata-


mencegah kram pada kaki mata disebabkan oleh
kekurangan kalsium

Diet untuk memcegah bayi besar Bayi besar disebabkan oleh


gangguan metabolism pada ibu
seperti diabetes melitus

143
Aktititas dan mobilisasi/latihan Berkaitan dengan peredaran
(senam hamil dll) saat masa darah dan kontraksi otot. (lihat
kehamilan menurunkan kejadian jurnal)8
PEB, gestasional diabetes dan
BBLR dan persalinan SC

EBM INC & PNC

Keterangan
Kebiasaan

Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak


Tampon Vagina menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan
tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi

Selama 2 jam pertama atau selanjutnya


Gurita atau
penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan
sejenisnya
pemantauan involusio rahim

Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama


setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang
Memisahkan ibu
tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit
dan bayi
untuk mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI

Duduk diatas bara yang panas dapat


Menduduki
menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
sesuatu yang
tekanan darah ibu dan menambah perdarahan
panas
serta menyebabkan dehidrasi

Review dari Cochrane menginformasikan bahwa epidural tidak


hanya menghilangkan nyeri persalinan, namun seperti tindakan
medikal lainnya berdampak pada perpanjangan persalinan,
peningkatan penggunaan oksitosin, peningkatan persalinan dengan
tindakan seperti forcep atau vakum ekstraksi, dan tindakan seksio
sesarea karena kegagalan putaran paksi dalam, resiko robekan
hingga tingkat 3-4 dan lebih banyak membutuhkan tindakan
episiotomy pada nulipara. 9

Studi lain tentang sentuhan persalinan membuktikan bahwa dengan


sentuhan persalinan 56% lebih sedikit yang mengalami tindakan
Seksio Sesarea, pengurangan penggunaan anestesi epidural hingga
85%, 70 % lebih sedikit kelahiran dibantu forceps, 61% penurunan
dalam penggunaan oksitosin; durasi persalinan yang lebih pendek
25%, dan penurunan 58% pada neonatus yang rawat inap.10

144
Menyusui secara esklusif dapat meingkatkan gerakan peristaltic ibu
sehingga mencegah konstipasi ibu. Ibu yang menyusui secara
eksklusif akan lebih sedikit yang konstipasi.11

NEWBORN CARE

TEMUAN ILMIAH

Breastfeeding berhubungan dengan


perkembangan neurodevelopment pada usia
14 bulan.12

Perawatan tali pusan secara terbuka lebih


cepat puput dan mengurangi kejadian
infeksi TP dari pada perawatan tertutup
dengan penggunaan antiseptik13

Penyebab kematian terbanyak pada anak


adalah pneumonia dan diare, sedangkan
penyebab lain adalah penyakit menular atau
kekurangan gizi. Salah satu upaya untuk
mencegah kematian pada anak adalah
melalui pemberian nutrisi yang baik dan ASI
eksklusif. 14

Penelitian yang dilakukan di Banglades


melaporkan bahwa pemberian ASI ASI
secara eksklusif merupakan faktor protektif
terhadap infeksi saluran pernapasan akut
OR (IK 95%) : 0,69 (0,54-0,88) dan diare OR
(IK95%) : 0,69 (0,49-0,98)15

2. Latihan

Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini Anda
diharapkan mengerjakan latihan tentang carilah evidence based terbaru asuhan kebidanan dalam
kehamilan melalui jurnal-jurnal.

3. Daftar Pustaka
Yuniati I. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi Magister Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung; 2011

Saifuddin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D, editors. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.

145
Moegni EM, Ocviyanti D, editors. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO, UFPA, UNICEF, Kemenkes RI, IBI, POGI; 2012.

146
TOPIK 10
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU X

Deteksi Dini Penyulit atau Komplikasi dalam


Kehamilan

147
1. Materi Pembelajaran
1. Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda

1. Perdarahan pervaginam
a. Abortus
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup
diluar kandungan, mempunyai berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka
abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 20 minggu.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan ialah
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus
buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Pada kehamilan muda abortus tidak jarang
didahului oleh kematian mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin
dikeluarkan dalam keadaan masih hidup.
Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda, faktor-faktor
yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
a) Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisomi., poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c) Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik
hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen.
2) Kelainan pada plasenta.
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini
bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3) Penyakit ibu.
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain
dapat menyebabkan abotus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta
masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit manahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4) Kelainan traktus genitalis.
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabknan abortus.
Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain aborus dalam trimester ke 2 ialah
servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi
serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.

Abortus secara klinik dapat dibedakan antara lain ;

148
1. Abortus Immminens.
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu
kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih berlanjut atau dipertahankan.
Diagnosis abortus imminems ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui
ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar
sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa
wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada oleh penembusan villi koriales ke dalam
desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, dan cepat berhenti, tidak disertai
mules-mules.
Penanganan abortus imminens terdiri atas ;
a. Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara
ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanik.
b. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual
c. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada persesuaian
faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang menyetujui menyatakan
bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon progesteron. Apabila
difikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului oleh kematian hasil konsepsi dan
kematian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron
memang tidak banyak manfaatnya.
d. Pemeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
e. Macam dan lamanya perdarahan menentukan pronogsis kelangsungan kehamilan.
Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-mules yang
disertai perdarahan serta pembukaan serviks.
f. Bila perdarahan:
1) Berhenti: lakukan suhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi
2) Terus berlangsung: nilai kondisi janin. Lakukan konfirmasi kemungkina adanya
penyebab lain
3) Pada fasilitas kesehatan terbatas , pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik
dan ahsil pemeriksaan ginekologik

2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens ialah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran
hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum. Disusul
dengan kerokan.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi
pada kerokan lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus
oksitosin. Apabila janin sudah keluar tetapi plasenta masih disusul dengan kerokan bila masih
ada sisa plasenta yang tertinggal. Bahaya perforasi pada hal yang terakhir ini tidak seberapa
besar karena dinding uterus menjadi tebal disebabkan sebagian besar hasil konsepsi telah
keluar.

149
3. Abortus Inkompletus.
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan pada abortus inkompletus dapat banyak
sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan.
Dalam penanganannya, apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan, segera
harus diberikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan ringer yang disusul dengan transfusi.
Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan. Pasca tindakan disuntikkan intramuskulus
ergometrin untuk menpertahankan kontraksi otot uterus.

4. Abortus Kompletus
Pada abortus kompleteus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat
dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinayatakan bahwa semuanya
sudah keluar dengan lengkap.
Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberi sulfas ferrosus atau tranfusi.
a. Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3x1 tablet /hari untuk 3 hari
b. Apabila pasien mengalami anemi sedang , berikan tablet SF selama 2 minggu disertai
dengan anjuran mengkonsumsi makan bergizi ( susu, sayuran segar, ikan, daging, telur).
Untuk anemi berat, berikan berikan transfusi darah.
c. Apabila ada tanda-tanda infeksi tidak perlu diberi antibiotika

5. Abortus Servikalis
Pada Abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri
eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan
serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada
pemerikasaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri ekternum teraba
jaringan.
Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil
konsepsi dari kanalis servikalis.

6. Missed Abortion
Missed abortion ialah kematian janin berusia 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi
diduga pengaruh hormon progesteron. Pemakaian hormon progesteron pada abortus
imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion. Missed abortion seharusnya
ditangani di riumah sakit atas pertimbangan :
a. Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi akan
lebih sulit dan beresiko parforasi lebih tinggi.
b. Pada umumnya kanalis servikalis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi
dengan batang laminaria selama 12 jam
c. Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan
pembekuan darah

7. Abortus Habitualis

150
Abortus babitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturur-turut. Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil. Tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu.
Bishop melaporkan frekuensi 0.41 % abortus habitualis pada semua kehamilan. Menurut
Malpas dan Eastma kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita yang
mengalami abortus habitualis ialah 73 % dan 83.6%. Sebaliknya, Warton dan Fraser dan
Llewllyn- Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25.9 % dan 39 %.
Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan sebab musabab abotus spontan. Selain
itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigern Lymphocyte
trophoblast cross reactive.

8. Abortus infeksiosus, abortus septik


Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi genetalia. Diagnosis abortus
infeksiosus ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dengan tanda infeksi alat
genital, seperti panas, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang
membesar, lembek serta nyeri tekan dan leukositosis.

2. Kehamilan Ektopik Terganggu


Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba fallopii
merupakan tempat tersering untuk terjadinya implamantasi kehamilan ektopik (lebih besar dari
90%). Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur apabila massa kehamilan
berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya tuba) dan peristiwa ini disebut
sebagai kehamilan ektopik terganggu.
Perdarahan pada kehamilan muda disertai syok dan anemia tidak sebanding dengan jumlah
perdarahan yang keluar. Upaya diagnosis tergantung dari belum atau sudah terganggunya
kehamilan ektopik.
Tanda dan gejalanya sangatlah bervariasi bergantung pada pecah atau tidaknya kehamilan
tersebut. Alat penting yang dapat digunakan unutk mendiagnosis kehamilan ektopik yang pecah
adalah tes kehamilan dari serum dikombinasi dengan ultrasonografi. Jika diperoleh hasil darah
yang tidak membeku, segera mulai penanganan.

Tanda dan Gejala Kehamilan Ektopik


Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik terganggu
1. Gejala kehamilan awal flek atau 1. Kolaps dan kelelahan
perdarahan yang iregular, mual, 2. Denyut nadi cepat dan lemah
pembesaran payudara, perubahan (110 x/menit atau lebih)
warna pada vagina dan serviks, 3. Hipotensi
perluankan serviks, pembesaran 4. Hipovolemia
uterus, frekuensi buang air kecil yang 5. Abdomen akut dan nyeri dan
meningkat. nyeri pelvis
2. Nyeri pada abdomen dan pelvis 6. Distensia abdomen(a)
7. Nyeri lepas
8. Pucat

Kehamilan ektopik yang belum terganggu


Pada keadaan ini, juga ditemui gejala-gejala kehamilan muda atau abortus imminens (terlambat
haid, mual, dan muntah, pembesaran payudara, hiperpigmentasi areola dan garis tengah perut,
peningkatan rasa ingin berkemih, porsio livide, pelunakan serviks, perdarahan bercak berulang)

151
Tanda-tanda tidak umum dari hasil pemeriksaan bimanual pada tahapan ini adalah
1. Adanya massa lunak di adneksa
2. Nyeri goyang porsio

Kehamilan ektopik yang terganggu


Pada tahapan ini, selain gejala kehamilan muda dan abortus immnens, pada umumnya juga
ditemui kondisi gawat darurat dan abdominal akut, seperti:
1. Pucat/anemis
2. Kesadaran menurun dan lemah
3. Syok (hipovolemik) sehingga isi dan tekanan denyut nadi berkurang serta meningkatnya
frekuensi nadi
4. Perut kembung (adanya cairan bebas intra abdomen) dan nyeri tekan
5. Nyeri perut bagian bawah yang makin hebat apabila tubuh digerakkan
6. Nyeri goyang porsio
Diagnosis Banding
Diagnosis banding tersering untuk kehamilan ektopik adalah abortus imminens. Diagnosis
banding lainnya adalah penyakit radang panggul baik akut maupun kronis, kista ovarium (terpuntir
atau ruptur), dan apendistis akut. Jika tersedia, ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan
abortus imminens atau kista ovarium terpuntir dengan kehamilan ektopik.

Penanganan Awal
a. Jika fasilitas memungkinkan, segera lakuakan uji silang darah dan laparotomi. Jangan
menunggu darah melakukan pembedahan.
b. Jika fasilitas tidak memungkinkan, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dengan
memperhatikan hal-hal yang diuraikan pada bagian penilaian awal.
c. Pada laparotomi, ekplorasi kedua ovaria da tuba fallopi:
1) Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (tuba yang berdarah dan
hasil konsepsi dieksisi bersama-sama). Ini merupakan terapi pillihan pada sebagian besar
kasus.
2) Jika kerusakan pada tuba kecil, lakukan salppingostomi (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba
dipertahankan). Hal ini hanya dilakukan jika konservasi kesuburan merupkan hal yang
penting untuk ibu terseut, karena risiko kehamilan ektopik berikutnya cukup tinggi.
d. Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg perhari
e. Konseling pasca tindakan
1) Kelanjutan fungsi reproduksi
2) Resiko hamil ektopik ulangan
3) Kontrasepsi yang sesuai
4) Asuhan mandiri selama dirumah
5) Jadwal kunjungan ulang

3. Mola Hidatidosa
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang
menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai dengan degenerasi hidropik.
Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya
janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur. Kehamilan mola
merupakan proliferasi abnormal dari villi khorialis.
Kehamilan mola adalah perkembangan kelainan plasenta karena proses degenerasi vili
menyebabkan seluruh bagian vili berubah menjadi massa seperti kista menyamai bentuk satu
rumpun anggur. Keseluruhan hydatitiform adalah seluruh kista, sedang hydatitform parsial

152
termasuk janin yang telah mati atau kantung amniotik. Pada kasus yang jarang terjadi, terdapat
janin kembar, denagan janin normal dan plasenta, ditambah satu mola.
Kehamilan mola merupakan biasanya merupakan kanker jinak, tetapi memilki potensi menjadi
ganas dan sering menjadi sangat ganas. Kejadian kehamilan mola adalah 10 kali lebih tinggi pada
wanita dengan usia diatas 45 tahun.

Tanda dan gejalanya:


a. Anamnesa/keluhan:
1) Tampak seperti kehamilan trimester pertama yang normal, kadang lebih dari biasa
2) Mual dan muntah yang terus menerus
3) Perdarahan uterus saat kehamilan 12 minggu noda atau perdarahan mungkin terjadi tetapi
biasanya darah berwarna coklat bukannya merah dan dapat terjadi berjangka atau terus
menerus.
4) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
5) Keluarnya jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) ;merupakan
diagnosa pasti
6) Kemungkinan anemia kerana kehilangan darah atau atau asupan gizi yang minim
7) Nafas pendek
b. Inspeksi
1) Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat dan kekuning-kuningan , disebut muka
mola (mofa face)
2) Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat dengan jelas
c. Palpasi
1) Kelainan uterus yang menyebabkan usia kehamilan tidak dapat diperkirakan
2) Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin
3) Adanya fenomena harmonika: darah dan gelembung mola keluar fundus uteri turun; lalu
naik lagi karena terkumpulnya darah baru
4) Kelainan uterus yang menyebabkan usia kehamilan tidak dapat diperkirakan
5) ovarium menjadi besar dan rapuh
d. Auskultasi
1) Tidak terdengar bunyi jantung janin
2) Tidak ada aktifitas janin
e. Reaksi kehamilan
Kadar HCG yang tinggi maka uji biologik dari uji imunologik akan positif.
f. Pemeriksaan dalam
Konfirmasi besarnya rahim, lembek, tidak ada bagian-bagian janin, perdarahan dan jaringan
dalam kanalis servikalis dan vagina dan evaluasi keadaan serviks
g. Rontgen foto abdomen: tidak terlihat tulang-tulang janin ( pada kehamilan 3-4 bulan)

Masalah
1. Perdarahan pada kehamilan muda yang disertai dengan gejala mirip preeklamsia
2. Resiko tinggi untuk terjadi keganasan (koriokarsinoma)

Komplikasi
1. Perdarahan yang hebat sampai syok:kalau tidak segera ditolong dapat berakibat fatal
2. Perdarahan berulang-ulang dapat menyebabkan anemia
3. Infeksi sekunder
4. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan

153
Penanganan Awal
1. Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus ;
a. Jika dibutuhkan dilatasi serviks, gunakan blok paraservikal.
b. Pengosongan dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM) lebih aman dari kuretase tajam.
Risiko perforasi dengan menggunakan kuret tajam cukup tinggi.
c. Jika sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3 set agar
dapat digunakan secara bergantian hingga pengosongan kavum uteri selesai. Isi uterus
cukup banyak, tetapi penting untuk dikosongkan secara cepat.
2. Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V. (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan
40-60tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas
kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).
3. Pemberian obat-oabatan :antibiotika, uterus tonika dan perbaikan keadaan umum penderita
4. 7-10 hari sesudah kerokan pertama I dilakukan kerokan II untuk membersihkan sisa-sisa
jaringan
5. Kalau mola terlalu besar, takut bahaya, takut bahaya perforasi bila dilakukan kerokan
6. Histerektomi total dilakukan dilakukan pada mola resiko tinggi

Periksa ulang (Follow Up )


Wanita dianjurkan jangan hamil terlebih dahulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil,
dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan observasi.
Juga dinasehatkan mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun
1. Setiap minggu pada triwulan pertama
2. Setiap dua minggu pada triwulan kedua
3. Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
4. Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya dan selanjutnya tiap 3 bulan

Setiap periksa ulang penting diperhatikan:


1. Gejala klinis: perdarahan, keadaan umum penderita
2. Lakukan pemeriksaan dalam dan inspekulo:tentang keaadaan servik, uterus cepat tambah
kecil atau tidak
3. Reaksi biologis

2. Hiperemisis Gravidarum
a. Pengertian
Hyperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil atau apabila
ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum.
b. Tingkatan
1) Ringan
Tanda / gejala :
Karena mual muntah yang berlebihan dan intake cairan yang masuk kurang sehingga ibu
mengalami:
a) Mual/muntah terus menerus
b) Penderita lemah, tidak mau makan, berat badan menurun, tekanan darah menurun, nadi
cepat ≥ 100 x / menit, nafas agak cepat
c) Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering
d) Turgor kulit kering, mata cekung

154
Penanganan : Pasien dirawat jalan dan memberikan penerangan pada ibu tentang
penyakitnya, meminta ibu untuk dapat menghilangkan faktor-faktor psikis seperti :
a) Jangan takut kehilangan pekerjaan
b) Persalianan adalah proses yang biasa pada wanita hamil
c) Hilangkn perasaan takut nantinya setelah anak alhir
d) Cari masukan baru yag lebih nyaman
e) Istirahat yang cukup.
Coba rubah pola makan dari porsi besar kecil dengan frekuensi yang lebih sering,
memakan makanan yangkering (biskuit, roti) dang tinggi kalori (tinggi kadar gula), tingggi
protein dan hindari makanan yang nengandung lemak.
Waktu bangun pagi jangan langsung turun tempat tidur, tetapi istirahat baring dulu,
minum teh yang hangat/dingin betul dan makan makanan ringan beri vitamin B1 dan B6

2) Sedang
Tanda/gejala :
a) Mual muntah yang hebat
b) Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek
c) Lidah kering dan kotor
d) Nadi kering dan kotor
e) Suhu badan naik, tekanan darah dan berat badan turun
f) Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekung
g) Nafas bau aseton
Penanganan :Rujuk pasien

3) Berat
Tanda / gejala :
a) Keadaan umum jelek
b) Kesadaran menurun hingga koma
c) Nadi kecil halus dan cepat
d) Dehidrasi berat, ikterus
e) Suhu badan naik, tekanan darah dan berat badan turun.
Penanganan : rujuk pasien

3. Nyeri Perut Bagian Bawah


Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.
Diagnosis nyeri perut bagian bawah :
a. Kista Ovarium (Tumor jinak pada ovarium)
Gejala dan tanda selalu adalah nyeri perut dan tumor adneksa pada pemerikasaan dalam.
Gejala dan tanda kadang-kadang ada masa tumor di perut bawah dan perdarahan vaginal
ringan.
b. Apenditis (radang umbai cacing usus buntu)
Gejala dan tanda selalu ada nyeri perut bawah, demam dan nyeri lapas.
Gejala dan tanda kadang-kadang ada perut membengkak, anaroksida, mual/muntah, ileus
paralitik, dan nyeri diatas mc burney
c. Sintitis (infeksi kandung kencing)
Gejala dan tanda selalu ada dirusia, sering berkemih dan nyeri perut.
Gejala dan tanda kadang-kadang ada nyeri suprapubik.
d. Pielonefritis akut (infeksi akut saluran kencing atas)
Gejala dan tanda selalu ada disuria, demam tinggi/menggigil, sering berkemih dan nyeri perut.
155
Gejala dan tanda kadang-kadang ada nyeri suprapubik, nyeri pinggang, sakit di dada,
anoreksida dan mual/muntah
e. Peritonitis (radang selaput perut)
Gejala dan tanda ada demam, nyeri perut bawah dan bising usus negatif.
Gejala dan tanda kadang-kadang ada nyeri lepas, perut kembung, anareksida, mual/muntah
dan syok
f. Kehamilan ektopik
Gejala dan tanda ada nyeri perut, perdarahan sedikit, servik tertutup, uterus sedikit besar dan
uterus lunak. Gejala dan tanda kadang-kadang ada pingsan, tumor adneksa nyeri, amenorea
dan servik nyeri goyang

3. Tanda-Tanda Dini Bahaya / Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Masa Kehamilan Lanjut.

1. Perdarahan pervaginam
Adalah pada kehamilan trimester lanjut (trimester 3) perdarahan pervaginam disebut juga
dengan perdarahan antepartum yaitu perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu atau
pada triwulan akhir kehamilan (trimester 3). Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada
perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Pada trimester 3 perdarahan disebabkan oleh
a. Plasenta previa
Adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri imternum).
Klasifikasinya adalah
1) Plasenta previa totalis adalah apabila seluruh jalan lahir ditutupi sepenuhnya oleh
jaringan plasenta.
2) Plesenta previa parsialis adalah apabila sebagian permukaan jalan lahir tertutup oleh
jaringan plasenta
3) Plasenta previa marginalis adalah apabila hanya pada pinggir permukaan jalan lahir
tertutup oleh jaringan plasenta
4) Plasenta yang letaknya abnormal dibagian bawah uterus, akan tetapi belum menutupi
pembukaan jalan lahir dikatakan palsenta letak rendah.

Penyebab
1) Keadaan endometrium kurang baik, terdapat pada
a) Multipara
b) Jarak kehamilan yang dekat
c) Pada myoma uteri
d) Curretage berulang-ulang

2) Implantasi hasil fertilisasi yang rendah


Gejala-gejala dan tanda-tanda
a) Perdarahan tanpa nyeri terjadi secara tiba-tiba
b) Darah segar dengan bekuan
c) Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktifitas fisik, kontraksi braxton
hicks atau koitus
d) DJJ (+) biasanya
e) Pada pemeriksaan dalam teraba jaringan plasenta
f) Bagian terbawah janin masih tinggi

156
Penanganan
Bahaya pada ibu yang mengalami plasenta previa:
1) Perdarahan yang hebat
2) Infeksi
3) Emboli udara

Bahaya pada anak:


1) Hypoxia
2) Kematian janin

b. Solusio Plasenta
Adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan
trimester ketiga.

Etiologi
Hingga kini belum diketahui dengan jelas. Tapi dapat terdapat keadaan tertentu yang menyertai
:
1) Hipertensi atau preeklamsia
2) Trauma
3) Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cafa inferior
4) Pada ibu yang menderita hydramnion, gemelli
5) Multipara
6) Umur lanjut

Tanda-tanda
1) Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap
2) Warna darah kehitaman dan cair
3) Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan bewarna merah segar
4) Palpasi sukar
5) DJJ negatif biasanya
6) Fundus uteri makin lama makin naik

Penanganan
Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta.
Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan kebidanan,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan san kematian ibu maupun perinatal. Dalam
menghadapi perdarahan pada kehamilan, sikap bidan yang paling utama adalah melakukan
rujukan kerumah sakit. Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat:
1) Pemasangan infus
2) Tanpa melakukan pemeriksaan dalam
3) Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
4) Mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarganya
5) Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan pertolongan
pertama.

2. Sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan jari tangan
a. Hipertensi
Pengertian

157
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang muncul selama kehamilan. Seorang wanita
hamil dianggap menderita hipertensi bila terdapat tekanan darah sistolik dari 140 mmHg dan
atau diastolik lebih dari 90 mmHg dan terdapat kenaikan tekanan darah sistolik 30mmHg atau
lebih dan atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih. Hipertensi yang timbul dalam trimester
akhir kehamilan biasanya disebabkan karena adanya preeklamsia. Hipertensi yang timbul
sebelum trimester terakhir kehamilan/sebelum kehamilan berumur 24 minggu biasanya
ditimbulkan oleh penyakit ginjal yang menahun seperti hipertensi esensial.

Penanganan
1) Dalam kehamilan
a) Dianjurkan mentaati pemerikasaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsulkan
kepada ahli
b) Dianjurkan cukup istirahat, menjauhi emosi, dan jangan bekerja terlalu berat
c) Penambahahan berat badan yang agresif harus dicegah. Dianjurkan untuk diet tinggi
protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
d) Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti disamping pemerikasaan janin lainnya
seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG), penentuan kadar estriol,
amnioskopi, PH darah janin dan sebagainya

Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus
dipikirkan bila ada tanda-tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau preeklamsi
berat), apabila janin telah meninggal dalam kandungan.

b. Preeklamsi
Pengertian
Preeklamsi adalah suatu penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklamsi yang masih dalam permulaan menunjukkan gejala hipertensi. Penyakit yang telah
lanjut menunjukkan gejala trias yaitu hipertensi, odema dan protein urin
Klasifikasi
Di bagi dalam dua golongan , yaitu:
1) Preeklamsi ringan
Tanda-tanda:
a) Tekanan darah 140/90 mmHg lebih atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau
kenaikan sistolik 30 mmHg
b) Odema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
perminggu
c) Proteinuria uria +1, +2 pada urin kateter

2) Pre eklamsia berat


Tanda-tanda:
a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
c) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
d) Keluhan subjektif: nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, edema paru
dan sianosis, gangguan kesadaran

Penatalaksanaan
1. Pencegahan

158
2. Pemeriksaan antenatal yang teratur dengan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda
sedini mungkin lalu berikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak lebih berat
3. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsia kalau ada faktor-faktor
predisposisi
4. Berikan penerangan tentang istirahat dan tidur yang tenang serta pentingnya mengatur diit
rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi pritein, juga menjaga kenaikan berat
badan yang berlebihan.

Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:
1. Untuk mencegah terjadinya preeklamsia dan eklamsia
2. Hendaknya janin lahir hidup
3. Trauma pada janin seminimal mungkin

3) Eklamsi
Kelanjutan pre eklamsia berat menjadi eklamsia dengan tambahan gejala kejang-koma.
Menjelang kejang-kejang dapat didahului gejala subjektif, yaitu nyeri kepala di daerah frontal,
nyeri epigastrium, penglihatan semakin kabur, dan terdapat mual dan muntah. Kejang-kejang
pada eklamsia terdiri dari 4 tingkat:
a) Stadium invasi (awal)
─ Berlangsung 30 sampai 35 detik
─ Tangan dan kelopak mata gemetar
─ Mata terbuka dengan pandangan kosong
─ Kepala diputar ke kanan / kekiri
b) Stadium kejang tonik
─ Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku
─ Tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam
─ Pernafasan terhenti
─ Muka kelihatan sianosis
─ Lidah dapat tergigit
─ Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 detik
c) Stadium kejang tonik
─ Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang cepat
─ Mulut terbuka dan menutup
─ Keluar lidah berbusa dan lidah dapat tergigit
─ Mata melotot
─ Muka kelihatan kongesti dan sianosis
─ Berlansung selama 1-2 menit
d) Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-
jam . Selama serangan tekanan darah meninggi nadi cepat dan suhu naik sampai 40 º C

Pengananan
Pengobatan eklamsia dapat mengalami kesulitan dengan hasil yang tidak memuaskan. Karena
itu mencegah terjadinya preeklamsia lebih penting dengan jalan:

a) Meningkatkan jumlah dan kualitas tempat pemeriksaan hamil


b) Menemukan gejala dini pre eklamsia serta mengobatinya

159
c) Bila gagal mengobati pre eklamsia berat kehamilan diakhiri, sehingga eklamsia dapat
dicegah

Tujuan pengobatan ekalamsia adalah untuk:


a) Menghindari kejang dan koma yang menyebabkan angka kematian ibu dan janin tinggi
b) Mengakhiri kematian dengan atraumatis
Pengobatan eklamsia:
Eklamsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit
untuk memberikan pertolongan yang adekuat.
Konsep pengobatannya adalah:
a) Menghindari terjadinya:
─ Kejang berulang
─ Mengurangi koma
─ Meningkatnya jumlah diuresis
b) Perjalanan kerumah sakit dapt diberikan
─ Penenang dengan suntikan 20 mgr valium
─ Pasang infud glukosa 5 % dan dapat ditambah valium 10 sampai 20 mgr

c) Disertai petugas untuk memberikan pertolongan


─ Menghindari gigitan lidah dengan memasang penyangga lidah
─ Resusitasi untuk melapangkan nafas dan memberikan oksigen
─ Menghindari terjadinya trauma tambahan

Perawatan di rumah sakit dikamar isolasi


a) Menghindari rangsangan dari luar yaitu sinar atau keributan
b) Mengurangi menerima kunjungan
c) Yang merawat jumlahnya terbatas

3. Keluarnya Cairan Pervaginam


a. Ketuban Pecah Dini
Pengertian
Ketuban pecah dini atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban
sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang
dari 5 cm.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalina berlangsung. Ketuban
pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran
prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas
dan mortalitas perinatal, dan meyebabkan infeksi ibu.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada
komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.

Etiologi
Penyebab PROM masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha
menekan infeksi.

Patogenesis
1) Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah
2) Selaput ketuban terlalu tipis
3) Infeksi

160
4) Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah multipara, malposisi, disproporsi,
cervix incompeten, dan lain-lain.
5) Ketuban pecah dini artifisial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.

Mekanisme terjadi ketuban pecah dini:


1) Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat
2) Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah
dengan mengeluarkan air ketuban.

Gejala dan tanda – tanda:


1) Keluarnya cairan tiba – tiba
2) Cairan tampak di introitus
3) Tidak ada his dalam 1 jam
Kadang – kadang agak sulit atau meragukan apakah ketuban benar sudah pecah atau belum,
apalagi bila pembukaan kanalis servikalis belum ada atau kecil.

Caranya menentukan adalah dengan:


1) Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneoum, verniks, kaseosa, rambut lanugo, atau
bila telah terinfeksi berbau.
2) Inspekekulo terlihat dan perhatikan apakah memang air ketuban dari kanalis seviklalis dan
apakah ada bagian yang sudah pecah
3) Gunakan kertas lakmus
a) Bila menjadi biru (basa): air ketuban
b) Bila menjadi merah (asam): air kemih

Pengaruh PROM terhadap janin, walaupun ibu belum jelas menunjukkan gejala – gejala
infeksi tetapi janin mungkin terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan morbiditas janin.
Sikap bidan menghadapi PROM adalah sebagai tenaga medis terlatih yang ditempatkan
ditengah masyarakat seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan
intervensi. Dengan akibat tingginya angka kesakitan dan kematian ibu dan janin, maka sikap
yang paling penting adalah melakukan rujukan, sehingga penanganan ketuban pecah dini
mendapatkan tindakan yang tepat.
Komplikasi
1) Pada anak : IUFD, asfiksia, dan prematuritas
2) Pada ibu : Partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan postpartum, atau infeksi
nifas.

b. Amnionitas
Gejala dan tanda
1) Cairan vagina berbau
2) Demam/menggigil
3) Nyeri perut
4) Uterus nyeri
5) Denyut jantung janin cepat
6) Perdarahan pervaginam sedikit–sedikit

c. Vaginitas

161
Gejala dan tanda
1) Cairan vagina berbau
2) Tidak ada riwayat ketuban pecah
3) Gatal
4) Keputihan
5) Nyeri perut
6) Disuria
4. Gerakan Janin Yang Tidak Terasa
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan. Ibu
biasanya akan mulai merasakan adanya pergerakan bayi selama bulan ke 5 dan 6, sebagian ibu
malah akan dapat merasakannya lebih awal lagi. Pada saat bayi tertidur, pergerakannya akan
sedikit melambat bayi seharusnya bergerak sedikit 3 kali dalam masa 3 jam. Pergerakan tersebut
akan lebih mudah dirasakan ketika berbaring/beristirahat dan pada waktu ibu cukup makan dan
cukup minum.
a. Gawat Janin
Gejala dan Tanda
1) Gerakan janin berkurang atau hilang
2) DJJ abnormal (< 100/menit atau >180/menit).
3) Cairan ketuban bercampur mekonium

b. Kematian janin
Kematian hasil konsepsi, sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya, tanpa
memandang umur kehamilannya. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, kegawatan janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis
sebelumnyasehingga tidak diobati.

Kematian janin dibagi menjadi 4 golongan:


1) Kematian sebelum umur hamil 20 minggu
2) Kematian janin antara umur hamil 20-28 minggu
3) Kematian janin setelah umur hamil 28 minggu atau berat diatas 1000 gr.
4) Kematian yang tidak dapat digolongkan.

Sebab-sebab kematian janin:


1) Toxaemia gravidarum
2) Penyakit infeksi
3) Kelainan bawaan yang berat
Patologi
Kalau janin mati pada kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan–perubahan sebagai
berikut:
1) Rigor mortis (tegang mati) berlangsung 2 ½ jam setelah mati, kemudian lemas kembali
2) Stadium macerasi 1 : Timbul lepuh–lepuh pada kulit. Berlangsung sampai 48 jam setelah anak
mati
3) Stadium macerasi 2 : Lepuh–lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat.
Terjadi 48 jam setelah anak mati
4) Stadium macerasi 3 : Terjadi kira – kira 3 minggu setelah anak mati, badan janin sangat lemas,
hubungan antara tulang–tulang sangat longgar.

Gejala – gejala

162
1) DJJ tidak terdengar lagi
2) Rahim tidak membesar
3) Fundus uteri makin lama makin turun
4) Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
5) Palpasi anak menjadi tidak jelas

Penatalaksanaan untuk mengurangi kematian perinatal


1) Perbaikan sosial ekonomi dan pendidikan
2) Meningkatkan antenatal care
3) Meningkatkan penerimaan KB
4) Perbaikan teknik resusitasi
5) Meningkatkan pemeriksaan kesehatan janin intrauterin
6) Meningkatkan pengelolaan penyakit dan komplikasi kehamilan
7) Mengatasi bentuk infeksi postnatal ibu dan bayinya.

Penanganan
1) USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin
dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan. Tidak ada DJJ, ukurannya
kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
2) Dukungan emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi
oleh orang terdekatnya.
3) Pilihan cara bersalin dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif.

5. Nyeri Perut Yang Hebat


Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan lebih dari 22 minggu.
a. Ruptura Uteri
adalah robekan dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium. Penyebab
ruptura uteri adalah disporposi janin dan panggul, partus macet atau traumatik. Ruptur uteri
termasuk salah satu diagnosis banding apabila wanita dalam persalinan lama mengeluh nyeri
hebat pada perut bawah, diikuti dengan syok dana perdarahan pervaginam. Robekan tersebut
dapat mencapai kandung kemih dan organ sekitarnya. Ruptura uteri merupakan peristiwa
yang paling gawat dalam kebidanan karena angka kematiannya yang tinggi. Janin pada ruptura
uteri yang terjadi diluar rumah sakit sudah dapat dipastikan meninggal.
Cara terjadinya ruptura uteri:

1) Ruptura uteri spontan


a) Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan
b) Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan ketegangan segmen
bawah rahim yang berlebihan.
2) Ruptura uteri traumatik
a) Terjadi pada persalinan
b) Timbulnya ruptura uteri karena tindakan seperti ekstraksi forsep, ekstraksi vakum
3) Ruptura uteri pada bekas luka uterus
a) Terjadinya spontan
b) Bekas seksio sesarea
c) Bekas operasi pada uterus

163
Gejala
1) Nyeri yang hebat
2) Dapat menyampaikan seperti terjadi robekan dalam perutnya
3) Akibat ruptura uteri dapat menimbulkan:
a) Syok dengan nadi cepat, kecil sampai tak teraba
b) Pernapasan cepat dan pendek
c) Tekanan darah turun
d) Tampak anemis, bagian ujung terasa dingin
4) Pada palpasi abdomen dapat dirasakan:
a) Janin langsung di bawah dinding abdomen
b) Perut terasa sangat nyeri
c) Disamping janin teraba uterus yang berkontraksi
5) Setelah terjadi infeksi dapat menjadi
a) Perut kembung, sehingga bagian janin sulit diraba
b) Terasa nyeri
c) Suhu badan meningkat
6) Pada pemeriksaan dalam dijumpai:
a) Bagian terendah mudah didorong keatas atau tidak teraba di pintu atas panggul
b) Terdapat perdarahan melalui vagina
c) Dapat diraba tempat robekan pada dinding uterus atau pada ujung vagina

Penanganan
Penangan ruptura uteri memerlukan tindakan dan hanya mungkin dilakukan di rumah sakit
dengan cara transfusi darah.

Sikap bidan
1) Pemasangan infus untuk mengganti cairan dan perdarahan untuk mengatasi keadaan syok
2) Memberikan profilaksis antibiotika dan antipiretik, sehingga infeksi dapat dikurangi
3) Segera merujuk penderita dengan didampingi petugas agar dapat memberikan
pertolongan
4) Jangan melakukan manipulasi dengan pemeriksaan dalam untuk menghindari terjadinya
perdarahan baru.

2. Latihan
Silahkan anda perhatikan kasus berikut dan tentukanlah diagnosa dari masing masing kasus!

Kasus 1: Ny.I usia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan merasa terlambat haid 2 bulan,
sejak tadi pagi mengeluh mengalami perdarahan bercak, nyeri hebat pada perut bawah. Hasil
pemeriksaan tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 120 kali permenit, ibu terlihat pucat, gelisah, dan
mengeluarkan keringat dingin. Apa yang anda lakukan untuk menentukan diagnosa pada kasus
tersebut.

Dianosa pada Ny. I adalah ……………………

3. Tes
Kasus 1

164
Ny F umur 25 tahun hamil ke-2, datang ke BPM dengan keluhan amenorrhoe 3 bulan, ibu F merasa
sering mual kadang-kadang muntah. Hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat,
tidak teraba balotemen, hasil pemeriksaan PPV: darah kecoklatan.

1) Berdasarkan kasus diatas, Ny F suspect …


A. Kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum
B. Kehamilan dengan Abortus Imminens
C. Kehamilan dengan Mola Hidatidosa
D. Kehamilan Ektopik Terganggu E. Kehamilan dengan Anemia

2) Tujuan utama dari pemeriksaan palpasi abdomen adalah …


A. Menentukan umur kehamilan
B. Menentukan tinggi fundus uteri
C. Menganalisis taksiran berat janin
D. Memastikan bagian-bagian janin
E. Membandingkan dengan usia kehamilan

3) Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa pada kasus Ny F adalah …
A. Tes kehamilan
B. Darah rutin
C. Titer HCG
D. Urin rutin
E. HBSAg

Kasus 2
Ny. A umur 23 tahun datang ke BPM hamil pertama kali mengeluh perut mules, mengeluarkan
darah flek-flek dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu, belum mengeluarkan jaringan. Hasil
pemeriksaan, TD 110/60 mmHg. Nadi 90 x/mnt, TFU 3 jari atas symphisis. Inspekulo keluar darah
dari OUE, VT OUE teraba jaringan.

4) Diagnosa Ny. A adalah …


A. Abortus Insipiens
B. Abortus Imminens
C. Abortus Complete
D. Abortus Habitualis
E. Abortus Inkomplet

5) Untuk memperbaiki keadaan umum tersebut sebelum dilakukan rujukan pasien di beri infus…
A. Plasma
B. NaCl 0,9 %
C. NaCl 10 %
D. Glukosa 5 %
E. Ringer laktat

4. Kunci Jawaban
Tes
1. C
2. E
3. C
4. E
5. B

5. Daftar Pustaka
Akbar, Muhammad Ilham. Dachlan, Ery Gumilar. 2013. Deteksi preeklamsia dan eklamsia,
disampaikan dalam SOGU 5 Surabaya.

165
Cunningham, William. 2002. William Obstetri vol 2. EGC : Jakarta.

Campbell S, Lee C. Obstetric emergencies. In: Campbell S, Lee C, editors.Obstetrics by Ten Teachers.
17th edition. Arnold Publishers; 2000. pp. 303-317.

Depkes RI. 2007. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif. JNPK-KR.
Jakarta

Depkes RI. Pedoman MTBM. Depkes RI. Jakarta

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC : Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal. YBSP: Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP: Jakarta.

Purwaka, Bangun T. 2011. Prosedur tetap penatalaksanaan Preeklamsia berat/ eklamsia di tingkat
pelayanan dasar. Disajikan dalam seminar sehari kebidanan, RSUD dr. Sutomo. Surabaya

Taber, Benzion. 1994. Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta

166
TOPIK 11
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU XI

Upaya-Upaya Promotif dan Preventif terkait dengan


Asuhan Kehamilan

167
1. Materi Pembelajaran
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan ini,
baik kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat harus di upayakan. Upaya mewujudkan
kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat, lembaga pemerintahan, atau pun
swadaya masyarakat (LSM). (Notoatmodjo S, 2007)
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan
untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Macam-Macam Upaya Kesehatan
Upaya Kesehatan Tujuan Sasaran
Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, Kelompok orang
Promotif kelompok dan masyarakat. sehat
Mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan Orang-orang yang
Preventif masyarakat. beresiko tinggi
Merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau Kelompok orang
Kuratif masalah kesehatan. sakit
Pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat Orang-orang yang
Rehabilitatif fisik, dll. baru sembuh dari

Upaya Promotif Dalam Pelayanan Kebidanan


Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap
individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan
di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
Langkah langkah promosi kesehatan secara umum mencakup :
1. Penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olahraga secara teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks

Contoh Upaya Promotif dalam bidang kebidanan antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil.
a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
b. Melaksanakan posyandu.
2. Meningkatkan penyuluhan keluarga berencana.
a. Menganjurkan pada ibu bersalin untuk segera menggunakan KB 45 hari post partum.

168
b. Memberikan pengetahuan pada ibu tentang alat kontrasepsi yang bisa dipakai sesuai dengan
kondisinya.
3. Meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil dan menyusui.
a. Menganjurkan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan selama hamil.
b. Memberikan pengetahuan pada ibu mengenai IMD dan pentingnya pemberian ASI tanpa
pendamping selama 6 bulan pertama.
4. Meningkatkan promosi pelaksanaan imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi
tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akibat jika tidak dilakukan
imunisasi pada bayi.
a. Pemberian Imunisasi TT 2 kali selama hamil dan 1 kali setelah melahirkan (Nifas).
b. Memberikan pengetahuan akan pentingnya imunisasi pada ibu dan pada bayi.
5. Memberikan informasi tentang imunisasi Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi
tentang pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.
6. Meningkatkan kampanye upaya kesehatan lingkungan :
a. Memberikan pengetahuan akan pentingnya PHBS.
7. Meningkatkan upaya sistem rujukan :
a. Memanfaatkan kendaraan yang ada di daerah sekitar untuk pelaksanaan rujukan
(Ambulans Desa).
8. Menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat :
a. Diadakannya posyandu di tempat-tempat yang jauh dari fasilitas kesehatan.
b. Diadakannya puskesmas keliling.
9. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan
peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
10.Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan organ
reproduksinya.
11.Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa
laktasi nantinya.
12.Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan.
13.Informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bayi,
dan lain-lain.
14.Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia.
15.Informasi tentang menopause pada lansia.
16.Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar
pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas
induk, puskesmas pembantu, posyandu, serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan
pelayanan yang prima. Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan pemerataan pelayanan
kesehatan untuk segala aspek atau lapisan masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan dalam
rangka jangkauan pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan
dengan penyebaran bidan desa, perawat komunitas, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa, dan
puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah
memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga
kesehatan, dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. (Hapsari, 2004).
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya
perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan

169
perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaki status kesehatan anak. Upaya
tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau
dikenal dengan nama UPGK.
Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada
masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok
risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya
rendah. Melalui upaya tersebut, peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat
khususnya pada kelompok risiko tinggi.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan ini penting,
sebab upaya pemerintah dalam rangka menurunkan kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan
hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara
langsung. Upaya masyarakat tersebut sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga
mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu
pula bersifat efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan.
Upaya atau program pelayanan kesehatan yang membutulikan peran serta masyarakat antara
lain pelaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan Upaya
tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada sasaran yang ada.
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik
bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah
peningkatan manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional
yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud
antara lain tenaga perawat, bidan, serta dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung
berperan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakatsecara luas dan
menyeluruh.
Upaya promotif merupakan upaya yang berorientasi “Health Program for human development”.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar pelayanan kesehatan
pada sektor pelayanan dasar. Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan
untuk menciptakan pelayanan yang prima. Untuk perlu dilakukan peningkatan manajemen pelayanan
kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung
mengatasi masalah yang khususnya berkaitan dengan peningkatan pelayanan kebidanan.

Upaya Preventif Dalam Pelayanan Kebidanan


Upaya Preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk
kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high
risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang
kegemukan), para pekerja seks (wanita atau pria), dan sebagainya.
Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau
terkena penyakit (primary prevention). Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu
dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari
bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi
sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat. Sasarannya adalah orang-orang yang beresiko tinggi.
Contoh-contoh upaya kesehatan preventif dalam bidang kebidanan antara lain sebagai berikut :
1. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, Lansia,dll) melalui posyandu,
puskesmas, maupun kunjungan rumah

170
3. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
4. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
5. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
6. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia
7. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan sirkulasi ibu
8. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
9. Pencegahan komplikasi pada saat nifas
10. Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia

2. Latihan
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik ini. Supaya Anda lebih menguasai materi ini
Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini secara kelompok
1) Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda.
2) Buatlah kelompok terdiri dari 2 mahasiswa.
3) Anggota pertama mempelajari tentang upaya promotif pelayanan asuhan kehamilan.
4) Anggota kedua mempelajari tentang : upaya preventif pelayanan asuhan kehamilan.
5) Setelah Anda selesai mempelajari tugas masing – masing secara individu,diskusikan bersama –
sama ketiga anggota kelompok tentang materi yang sudah dipelajari
6) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
7) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Pelajarilah materi pada modul ini


2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan untuk mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda
membaca juga buku – buku yang membahas tentang etika dan kewenangan dalam memberikan
asuhan kehamilan.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
4) Diskusikan dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan masing – masing mahasiswa.
5) Hasil diskusi supaya dibuat ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelaja

3. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2007.Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineke Cipta.

Notoatmojo, Soekidjo.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : PT. Rineke Cipta.

Putriana.2012.Contoh Upaya Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan.diunduh pada tanggal


23 April 2014 dari http://puuputriana.blogspot.com

Widyastuti, Yuni dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta :


Fitramaya.http://ekarinabintisss.blogspot.com/2012/09/makalah-promosi-kesehatan.html,
diunduh 24 April 2014, 19.56http://dianhusadasefta.blogspot.com/p/upaya-kesehatan-dalam-
pelayanan.html, diunduh 24 April 2014, 20.10

171
TOPIK 12
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU XII

Asuhan Kebidanan Kehamilan Secara Holistik


dengan Pendekatan Problem Solving, Crithical
Thingking dengan menerapkan metodologi
Manajemen Kebidanan

172
1. Materi Pembelajaran
1. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal
1.Tujuan Kunjungan
a. Tujuan kunjungan antenatal secara umum
1) Untuk memberikan support kepada ibu dan keluarga menghadapi persalinan
2) Mengidentifikasi aspek sosial yang mempengaruhi kelahiran
3) Untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara ibu an keluarga dengan tenaga kesehatan
4) Untuk memonitor perkembangan kehamilan dan memastikan pertumbuan janin baik
5) Untuk mendeteksi adanya keadaan abnormal dalam kehamilan sehingga cepat memberikan
penanganan
6) Untuk mempersiapkan ibu baik secara fisik dan mental mempersiapkan kelahiran bayi
7) Mensosialisasikan program menyusui dan memfasilitasi pesiapan laktasi

b. Tujuan kunjungan awal antenatal


2) Untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dngan cara menanyakan riwayat kesehatan dan
melakukan skrining
3) Untuk mengeahui BB, TB, TD, kadar Hb ibu apakah normal atau tidak. Data tersebut dijadikan
dasar untuk perbandingan hasil pemeriksaan selanjutnya
4) Untuk mengidentifikasi faktor resikoyang mungkin terjadi
5) Memberikan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan kehamilan
6) Memulai membangun hubungan dan kepercayaan antara ibu, keluarga degan tenaga kesehatan
7) Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga mengekspresikan adanya kekhawatiran
sehubugan dengan kehamilan

2. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil


a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Ibu
Selama hamil baik ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis atau kondisi medis dapat
dipengaruhi oleh kehamian. Bila tidak diatasi dapat terjadi pengaruh yang serius bagi
kesehatan ibu.
a) Kaji apakah ada terdapat infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih yang tidak diobati
dapat menyebabkan pesalinan prematur
b) Tanyakan apakah ibu memiliki riwayat hipertensi. Hipertensi mempredisposisikan ibu pada
hipertensi akibat kehamilan yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi plasenta,
keterbatasan pertumbuhan intrauterin, gangguan janin dan krematian. Efeknya pada ibu
adalah gagal jantung dan emoragia intra serebral.
c) Kondisi lain seperti asma, epilepsi, ginjal, infeksi dan gangguan psikiatrik memerlukan
pengobatan

2) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Anamnesa haid memberikan kesan kepada kita fungsi alat kandungan. haid terakhir,
teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk menghitung tanggal persalinan.
Dengan demikian memungkinkan bidan untuk memprediksi taksiran persalinan dan
menghitung usia gestasi. Tanggal perkiraan kelahiran dihitung dengan menambahkan 9
bulan kalender dan 7 hari pada hari petama menstruasi terakhir.
b) Riwayat obstetri yang lalu
Keadaan kehamilan yang lalu dapat dijadikan sebagai gambaran untuk memperkirakan
keadaan kehamilan sekarang. Dengan riwayat persalinan normal sebelumnya bidan dapat

173
memprediksikan keadaan panggul ibu luas. Jika ibu pernah mengalami abortus dan
kuretase, salah satu penyebabnya adalah inkompeten serviks dan dapat beresiko terjadinya
ruptura uteri. Jika ibu pernah mengalami abortus berulang, kemungkinan besar terjadi
kelainan genetik, ketidakseimbangan hormon dan inkompeten serviks. Komplikasi pada
kehamilan persalinan, persalinan dan nifas yang lalu biasanya akan relevan pada kehamilan
sekarang. Secara garis besar yang dapat kita tanyakan kepada ibu mengenai riwayat obtetri
yang lalu antara lain
─ Jumah kehamilan
─ Jumlah kehamilan hidup
─ Jumlah krhamilan yang cukup bulan
─ Jumlah keguguran
─ Persalinan dengan tindakan
─ Riwayat perdarahan pada persalinan dan pasca persalinan
─ Riwayat nifas yang lalu
─ Riwayat pemberian ASI

c) Riwayat kehamilan sekarang


─ Tanyakan HPHT
─ Tanyakan kepada ibu kapan pertama kali ia merasakan gerakan anak
─ Tanyakan keluhan-keluhan dibawah ini:
1. Sakit kepala
2. Gangguan visual
3. Demam
4. Lemah
5. Mual dan muntah
6. Nyeri ulu hati
7. Nyeri abdomen
8. Rabas vagina
9. Perdarahan pervaginam
10. Disuria
11. Sering berkemih
12. Konstipasi
13. Hemoroid
14. Varikositis
15. Oedema(pergelangan kaki, pretibia, wajah dan tangan)
16. Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu

Selain keluhan diatas bidan juga harus menanyakan tentang:


1. Obat-obatan yang dikonsumsi
2. Kepuasan seksual: perubahan perasaan seksual antara kedua pasanan dengan
adanya kehamilan
3. Perasaan tentang kehamilannya
4. Pola makan, dll

d) Riwayat keluarga

174
Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui genetik, ada yang bersifat familial atau
berkaitan dengan etnisitas dan beberapa berkaitan degan lingkungan fisik atau sosial
tempat keluarga tersebut bertempat tinggal.
Diabetes meskipun bukan diturunkan secara genetik, menimbulkan predisposisi pada
anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil dan gemuk. Begitu juga halnya dengan
hipertensi dan kehamilan kembar. Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit dan talasemia
lebih umum terjadi pada ras tertentu. Penyakit tuberkulosis biasanya dapat dengan mudah
menular pada ibu.

e) Riwayat sosial
─ Tanyakan tentang perkawinan ibu (tahun menikah, berapa lama setelah menikah baru
hamil)
─ Sangat penting ditanyakan kepada ibu tentang respon keluarga terhadap kehamilan
─ Pada saat hamil ibu memiliki kondisi emosional yang tidak stabil sehingga ia
membutuhkan dukungan dari oang-orang terdekat
─ Bidan dianjurkan menanyakan kepada ibu tentang keadaan finansial keluarga.

Pengaruh kehamilan terhadap kehidupan sosial tergantung pada dukungan sosialnya.


Jika kehamilan ini disertai dengan kesadaran bahwa bayi yang dikandung itu didambakan
oleh dirinya, suami, orang tua maka lingkungan keluarga dan sahabat yang lebih luas
merupakan dukungan sosial yang ideal.
1. Karir atau prospek karir atau kemajuan seorang wanita tentu dapat dibatasi oleh
kehamilan kendati hal ini tergantung pada kondisi wanita itu sendiri.
2. Aspek finansial dapat menjadi masalah yang sangat penting jika kehamilan terjadi tanpa
diduga dan kalau biaya yang diperlukan untuk kehamilannya bersama dengan semua
kewajiban kredit lebih besar dari penghasilan suami istri muda tersebut.
3. Hubungan dengan orang lain akan mengalami perubahan yang tidak terelakkan akibat
kehamilan. Pasangan suami istri tersebut tidak lagi bebas untuk mengikuti berbagai
kagiatan sosial atau keluarga yang lebih luas seperti sebelumnya.

3. Pemeriksaan fisik
Prinsip pelaksaaan pemeriksaan fisik sebagai berikut
a. Cuci tangan segera sebelum melakukan pemeriksaan
b. Pastikan bahwa kuku jari bersih dan tidak panjang, sehingga tidak menyakiti pasien
c. Terlebih dahulu hangatkan tangan dengan air hangat sebelum menyentuh pasien atau gosok
bersama-sama atau letakkan di bawah lampu
d. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Biarkan pasien mengetahui bagian
mana yang akan disentuh, apa yang akan dilakukan dan apakah pemeriksaan ini membuat
rasa tidak nyaman
e. Gunakan sentuhan yang lembut, tetapi tidak menggelitik pasien
f. Perhatikan hak dan privasi pasien
g. Tutupi badan pasien selama pemeriksaan dan hanya bagian yang diperiksa yang terbuka
h. Atur pemeriksaan sesuai ketentuan sebagai berikut
1) Mulai dari kepala baru ke kaki
2) Batasi gerakan pasien
3) Tunggu sampai akhir pemeriksaan untuk menyentuh bagian tubuh yang akan
mengakibatkan bidan harus mencuci tangan kembali (misalnya telapak kaki)

175
4) Pastikan bahwa pemeriksaan selalu memperhatikan prinsip pencegahan infeksi dan
menggunakan cara yang sama pada setiap pasien. Hal ini membantu bidan mengingat
langkah-langkah
i. Waspadai ketidaksesuaian antara cerita pasien dan hasil pemeriksaan fisik
j. Diskusikan semua hal yang ditemukan pada pasien

Langkah-langkah pemeriksaan fisik pada ibu hamil


1) Nilai tingkat kesadaran ibu
2) Ukur berat badan dan tinggi badan
Ibu hamil yang gemuk beresiko untuk mendapat komplikasi kehamilan. Komplikasi ini melipui
diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan dan distosia bahu. Selain itu juga sulit
mempalpasi bagian-bagian janin dan mendefinisikan presentasi, posisi atau engagement janin.
Sementara tinggi badan ibu yang kurang dari 145 cm potensial untuk memiliki kapasitas
panggul yang sempit.
3) Ukur tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
Tekanan darah hendaklah diukur dalam keadaan rileks.
4) Periksa refleks patella
5) Lakukan pemeriksaan kebidanan
a) Inspeksi
─ Muka: cloasma gravidarum, conjungtiva, sklera, oedem pada muka, keadaan lidah dan
gigi
─ Leher: apakah vena terbendung di leher, apakah kelenjer gondok membesar, atau
kelenjer limfa membengkak
─ Dada: bentuk buah dada, pigmentasi areola dan papila, keadaan papila, adakah
kolostrum
─ Perut: nilai pembesaran perut, apakah ada striae, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi rahim, apakah ada bekas luka
─ Vulva: keadaan perineum, apakah ada varises, tanda chadwick, condiloma atau fluor
albus
─ Anggota bawah: apakah ada varises, luka, sianosis, oedem dan lain-lain
b) Palpasi
Untuk melakukan palpasi tangan harus bersih dan hangat. Maksud dari pemeriksaan
dengan palpasi adalah untuk menentukan besarnya rahim dan menentukan usia kehamilan
dan mengevaluasi ketegangan, nyeri tekan, konsistensi dan kontraktilitas rahim. Salah satu
metode palpasi yang dilakukan adalah pemeriksaan leopold
1. Leopold I
─ Kaki penderita di bengkokkanpada lutut dan lipat paha
─ Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita
─ Rahim dibawa ke tengah
─ TFU ditentukan
─ Tentukan bagianapa dari anak yang terdapat pada fundus
a. Sifat kepala: keras, bulat dan melenting
b. Sifat bokong: kurang bundar, lunak kurang meenting
c. Pada letak lintang: fundus uteri kosong
2. Leopold II
─ Kedua tangan pindah ke samping
─ Menentukan dimana punggung anak dan dimana bagian-bagian kecil janin

3. Lepolod III
176
─ Menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin ini
sudah masuk PAP
4. Leopold IV
Untuk menentukan seberapa masuk bagian bawah ke dalam rongga panggul
─ Kedua tangan konvergen: hanya sebagian kecil bagian terbawah janin sudah masuk
PAP
─ Kedua tangan sejajar: sebagian bagian terbawah janin sudah masuk PAP
─ Kedua tangan divergen: sebagian besa bagian ternawah janin sudah masuk PAP
c) Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting dari proses pemeriksaan
kehamilan. Saat melakukan auskultasi dapat terdengar beberapa bunyi:
─ Dari anak
1. Bunyi jantung janin
2. Baru dapat didengar 17-20 minggu dengan fetoskop dan 10-12 minggu dengan
doppler. Dengan USG pada 6 minggu. Frekuensi lebih cepat dai orang dewasa yaitu
120-140x/menit. Karena badan anak dalam kyphosis dan didepan dada, maka paling
jelas didengar pada bagian punggung. Pada presentasi biasanya letak kepala, maka
tempatnya adalah kiri/kanan bawah pusat. Dari adanya jantung anak dapat dipastikan
bahwa ibu hamil, anak hidup. Dari tempat bunyi jantung anak terdengar dapat
ditentukan presentasi anak, posisi anak, (kedudukan punggung), sikap anak (habitus)
dan adanya anak kembar. Jika BJJ terdengar dikiri/kanan bawah pusat, maka
presentasinya kepala, atau terdengar kiri kanan setinggi/diatas pusat, maka presentasi
bokong (letak sungsang). Jika jantung terdengar disebelah kiri , maka punggung kiri,
dan sebaliknya. Kalau terdengar dipihak berlawanan dengan bagian-bagian kecil anak,
maka sikap anak fleksi dan sebaliknya. Pada anak kembar BJJ terdengar pada 2 tempat
yang sama jelasnya dengan frekuensi yang berbeda (perbedaan lebih dari 10 menit).
Dari sifat bunyi jantung anak dapat diketahui keadaan anak. Anak yang dalam keadaan
sehat 120-140 x /menit. Denyut jantung janin dihitung 1 menit penuh, dan untuk
iramanya dihitung 3x5 detik dan jumlahnya di kali dengan 4.
Misalnya :
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 Teratur, frekuensi 136 /menit, anak baik
10 14 9 Tak teratur, frek 132/menit, asfksia
8 7 8 teratur, frekuensi 92/menit, asfiksia.
3. Bising tali pusat
Sifatnya meniup katrena tali pusat tertekan, dengan mengubah sikap ibu sering bising
ini hilang.
4. Gerakan anak bersifat pukulan dalam rahim

─ Dari ibu
1. Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu disebabkan arteri
uterina
2. Bising aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedakan dengan bunyi jantung
anak maka nadi ibu harus dipegang
3. Bising usus
Sifatnya tidak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus ibu.

177
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul terutama penting pada primigravida. Untuk seorang multipara, bila
sudah pernah melahirkan anak yang aterm dengan spontan dan mudah, dianggap punya
panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak
menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor.
Keadaan-keadaan yang dicurigai adaya panggul sempit antara lain:
a) Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir
b) Pada multipara jika dalam anamnesa ternyata persalinan yang dulu sukar (riwayat
obstetri yag jelek)
c) Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua
d) Jika badan penderita menunjkkan kelainan seperti kiposis, skoliosis, picang, dan lain-lain
e) Kalau ukuran-ukuran luarnya sempit

Pemeriksaan panggul yang dapat dilakukan antara lain:


a) Pemeriksaan panggul luar
1) Distansia spinarum: jarak antara SIAS kiri dan kanan (Ind:23 cm, Er: 26 cm)
2) Distansia cristarum: jarak terjauh antara crista iliaca kiri dan kanan (Ind: 26 cm, Er: 29
cm)
3) Conjungata eksterna : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung prosesus spinosus
lumbal V (Ind:18 cm, Er: 20 cm)
4) Ukuran lingkar panggul: daripinggir atas simpisis ke pertengahan antara SIAS dan
trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak
yang lain (Ind: 80 cm, Er: 90 cm)

b) Pemeriksaan panggul dalam


1) Apakah promontorium dapat diraba atau tidak, bila dapat diraba berapa ukuran
konjugata diagonalnya. Conjugata diagonal adalah jarak pinggir bawah simphisis ke
promontorium. Apabila konjugata diagonalnya dapat ditentukan maka kita dapat
mencari ukuran konjugata vera yaitu dengan mengurangkan konjugata diagonal
dengan 1 ½ cm. Konjugata vera adalah jarak antara pinggir atas simphisis pubis
dengan promontorium.
2) Apakah ada tumor pada permukaan belakang simphisis. Pada keadaan normal tidak
terdapat tumor
3) Apakah linia inominata teraba seluruh/sebagian. Pada keadaan normal linia inominata
teraba 1/3 bagian kiri dan 1/3 bagian kanan.
4) Apakah dinding samping panggul lurus, konvergen/divergen. Pada keadaan normal
adalah lurus
5) Apakah spina ischiadika teraba/tidak. Pada keadaan normal tidak teraba. Sedangkan
pada panggul sempit spina ischiadika menonjol dan disertai dinding samping panggul
yang konvergen.
6) Apakah sudut arcus pubis luas/tidak. Pada keadaan normal sudut arcus pubis >900
7) Apakah os coccigeus dapat digerakkan atau tidak. Dalam keadaan normal dapat
digerakkan.

Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah

178
Dari darah perlu ditentukan Hb, sayang dilakukan sekali 3 bulan atau minimal 2 kali
selama kehamilan. Bila diketahui nilainya rendah maka diperlukan tindakan penanganan
(penanganan anemia) Selain pemeriksaan haemoglobin, pemeriksaan lain yang
dibutuhkan yaitu:
1) USR (Unheated serum reagin) atau VDRL (veneral disease research labortory) untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit sipilis, sebaiknya dilakukan secara rutin pada
kunjungan pertama, dan dapat diulang sesuai kebutuhan.
2) Status imun rubella untuk memastikan status kekebalan, dilakukan secara rutin pada
kunjunan pertama.
3) Kadar estriol serum, untuk memeriksa fungsi plasenta, dilakukan jika diperlukan.
4) Golongan darah dan Rh untuk mengetahui golongan darah dan Rh yang penting pada
kasus yang memerlukan transfusi segera. Pemeriksaan antibodi dilakukan pada darah
dengan Rh negatif. Dilakukan secara rutin pada kunjungan pertama, jika antibodi Rh
positif, pemeriksaan titer dapat diulangi pada kehamilan 16, 24, 28, 32, 36 minggu.
5) Skrining hepatitis B
6) Skrining sitomegalovirus dan toksoplasmosis

b) Pemeriksaan urin
1) Protein urin untuk mengetahui fungsi ginjal
Apabila ginjal berfungsi dengan normal, maka tidak akan terdapat protein dalam urin
ibu hamil
2) Pemeriksaan glukosa urin untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan reagen benedict. Pada ibu dengan diabetes mellitus
akan terdapat glukosa di dalam urinnya.

Pengkajian Emosional Ibu


Selain melakukan pemeriksaan fisik, kesehatan emosional ibu juga perlu dikaji. Sewaktu
mempelajari kesehatan ibu, kita juga memperhatikan keadaan jiwa ibu, orang-orang
disekitarnya dan sikap ibu terhadap kehamilan. Selama kehamilan, hendaknya terbentuk
hubungan yang bauk antara ibu dengan bidan, sehingga ibu dapat mencurahkan isi hatinya.
Dua persoalan yang paling sering kita jumpai pada ibu hamil adalah:
a) Perasaan takut kehamilan menyebabkan perubahan besar pada badan ibu, dan dapat
membuatnya gelisah. Selain itu ibu juga mendegar cerita yang bukan-bukan tentang bahaya
kehamilan dan persalinan.
b) Penolakan terhadap anak yang di kandung misalnya, karena ibu tidak kawin, anak sudah
banyak sehingga dengan adanya kehamilan ini akan memperberat ekonomi.
Selain itu yang patut dikaji dalam respon terhadap kehamilan yaitu :
c) Ambivalen merupakan respon seorang wanita terhadap kehamilan bersifat mendua, bahkan
dengan kehamilan yang sudah direncanakan sekalipun.
d) Pengakuan adalah perasaan yang bercampur aduk atau mendua biasanya akan berubah
dengan semakin majunya kehamilan dan terjadi adaptasi tubuh ibu terhadap perubahan–
perubahan tersebut. Walaupun ibu senang dengan pertumbuhan janin, medengar detak
jantung janin tapi kadang –kadang perasaan dapat beralih pada dirinya sendiri. Jika ini
berlangsung lama, dapat mengganggu hubungan suami istri
e) Labilitas emosional adalah perasaan gembira yang berganti dengan perasaan sedih atau
kadang– kadang bercampur kedua perasaan tersebut. Kadang–kadang perubahan emosional
ini dapat membuat wanita merasa kurang terhadap dirinya.
f) Problem psikologis selama kehamilan seperti depresi dapat terjadi pada wanita yang rentan.
Kelainan psikologis yang sudah ada sebelumnya dapat membaik atau bertambah parah. Dalam

179
anamnesa riwayat pasien, harus ditanyakan riwayat psikologis disamping riwayat medis yang
berhubungan dengan keadaan jasmani ibu.

3. Pengakajian fetal
a. Gerakan janin (fetal Movement Counting / FMC)
Merupakan teknik pengkajian janin yang paling praktis dan dapat dilakukan oleh kebanyakan
ibu hamil. Total gerakan dalam 24 jam yang dilakukan janin bervariasi. Namun, pergerakan yang
menurun dari pola rutin, dianggap sebagai tanda bahaya (gawat janin)
Pada kehamilan yang dipersulit dengan insufisiensi uretroplasenta, terdapat penurunan yang
khas pada hitung gerak janin harian (daily fetal movement count [DFMC]), dan faktor presipitasi
yang terjadi pada periode yang secara cepat mendahului kematian janin. Keuntungan perhitungan
gerak janin adalah dapat diperolehnya secara kontinyu kesejahteraan janin, jauh dari area klinis,
dan relatif lebih mudah untuk dilakukan pasien, meskipun keakuratan dan reliabilitasnya
bervariasi.
Banyak hal yang mempengaruhi gerakan janin, antara lain usia gestasi, stimulasi suara, ibu
yang merokok, dll. Perhitungan gerakan janin juga dapat keliru pada kasus polihidramnion atau
oligohidramnion. Parameter perhitungan gerakan janin harian normal atau hitung tendangan janin
(kick count), sedikit bervariasi dalam prakteknya dari 3-10 gerakan dalam 30 menit. Prosedur
bervariasi sesuai dengan waktu saat itu, berkenaan dengan waktu makan (tepat setelah makan),
posisi ibu (miring) ,hidrasi (air putih atau jus). Pasien diinstruksikan untuk bersikap dengan
terhadap diri sendiri, tetap rileks tetapi dalam keadaan sadar, mengosongkan kandung kemih dan
meletakkan tangan pada abdomen dan berfokus pada gerakan bayi. Ketika pasien diinstruksikan
untuk melakukan perhitungan tendangan, penggunaan palpasi dan memastikan pasien merasakan
gerakan jani. Pasien secara kontinyu harus tetap waspada terhadap gerakan janin adn melaporkan
hasil observasi setiap jam apabila pasien mendapatkan gerakan janin menurun.
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin. Data sedikitnya 10
gerakan dalam 10 jam lazim. Ibu harus segera menghubungi nakes bila kriteria tersebut tidak
terpenuhi. Tanyakan kepada wanita untuk menentukan satu waktu dalam sehari ketika janin
biasaya aktif dan ketika ibu tersebut mempunyai waktu fokus pada gerakan janin. Setiap hari pada
gerakan yang sama, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi 10
gerakan janin. Jika untuk mencapai 10 gerakan janin memerlukan waktu yang lebih lama dari
biasanya atau tidak terjadi gerakan maka wanita harus segera menemui petugas kesehatan.
Metodologi perhitungan tendangan janin
Instruksi pasien : Enam langkah bagaimana menggunakan daftar perhitungan anda.
1) Hitung gerak setiap waktu antara pukul 07.00 malam dam 11.00malam
2) Setelah anda makan berbaringlah kekiri / kekanan
3) Tandai tanggal dan waktu mulai pada catatan anda
4) Letakkan kedua tangan anda diatas abdomen dan berikan perhatian penuh pada gerakan bayi
anda.
5) Setiap kali bayi and bergerak atau menendang, tandai satu kotak
6) Ketika bayi anda telah bergerak atau telah menendang sebanyak 10 kali isilah waktu brhenti
pada daftar anda. Jika bayi tidak bergerak sebanyak 10 kali dalam 2 jam, segera lapor ke
tenkes.

b. DJJ (Denyut Jantung Janin)


Tujuan pemantauan Denyut jantung janin adalah mendeteksi tanda–tanda yang menunjukkan
kejadian potensial yang merugikan sehingga dapat dilakukan intervensi tepat waktu.

180
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting pada pemeriksaan kehamilan
untuk menilai kesejahteraan janin. Bidan harus menghitung denyutan per menit, yang harus
mendapatkan nilai antara 110-160 kali per menit. Instrumen pemantauan DJJ:
1) Fetoskop
2) Ultrasonografi Doppler menghantarkan gelombang suara ultra yang tinggi frekuensi kebagian
katup jantung janin yang bergerak, mendefleksikan kembali ke peralatan, dan mengubahnya
dalam bentuk sinyal elektronik yang dihitung.
Tabel 6.1 Prosedur mendengar DJJ
Prosedur mendengar DJJ Rasional
1. Lakukan manuver leopold 1. Untuk mengidentifikasi presentasi dan
dengan cara palpasi abdomen ibu posisi janin
2. Pasang alat mendengar diatas 2. Untuk mendapatkan bunyi jantung yang
daerah intensitas maksimum, paling keras dan jelas, agar perhitungan
yang berada di sepanjang lebih mudah.
punggung janin, dan bunyi 3. untuk membedakan antara denyut nadi
jantung janin terdengar jelas ibu dengan denyut jantung janin
3. Hitung denyut nadi radialis ibu 4. untuk dapat menghitung DJJ diantara
4. Palpasi abdomen terhadap kontraksi
hilangnya aktivitas uterus 5. untuk mengidentifikasi nilai dasar DJJ,
5. Hitung DJJ selama 1 menit penuh yang hanya dapat dikaji selama hilangnya
diantara kontraksi aktivitas uterus
6. Auskultasi DJJ selama kontraksi 6. Untuk mengidentifikasi DJJ selama
apabila memungkinkan dan kontraksi dan sebagai suatu respon
selama 30 detik setelah akhir terhadap kontraksi
kontaksi 7. Untuk mengidentifikasi perubahan dari
7. Ketika ada ketidaksesuaian DJJ nilai dasar yang menandakan kebutuhan
yang jauh selama atau diantara untuk pemantauan DJJ jenis lain.
periode mendengar, lakukan
auskultasi lebih lama, setelah dan
diantara kontraksi

c. Non Stress Test (NST)


Dasar NST ntuk mengakaji kesejahteraan janin adalah bahwa janin normal akan menghasilkan
kharakteristik pola denyut jantung. Rata-rata variabilitas nilai dasar dan akselerasi DJJ sebagai
respon terhadap gerakan janin merupakan tanda–tanda yang meyakinkan. Pola DJJ dikaji melalui
teknik pemantauan secara eksternal tanpa stress atau stimulus terhadap janin. Indikasinya adalah
1) Diduga terdapat IUGR pada kehamilan dan didokumentasikan
2) Kecurigaan postmaturitas
3) Diabetes melitus kronis
4) Hipertensi pada kehamilan
5) Penyakit jantung sianotik ibu
6) Sensitisasi kelompok darah ( isoimunisasi )
7) Mekonium dalam cairan amnion
8) Hipertiroidisme
9) Penyakit vskular kolagen
10) Gravida yang tua ( >35 tahun )
11) Penyakit ginjal kronis
12) Anemia berat pada ibu
13) Pasien antepartum resiko tinggi

181
14) Penyakit sel sabit
15) Pre eklampsi
16) Gestasi multipel dan kembar yang tidak sama
17) Oligohidramnion
18) Apabila melewati TP
19) PROM
20) Penurunan gerakan janin
21) Riwayat lahir mati
Pengujian NST yang paling sering dilakukan pada trimester ke 3 kehamilan. NST dilakukan
dengan menggunakan monitor eksternal. Uji ini digunakan untuk wanita hamil dengan komplikasi
atau resiko tinggi terhadap insufisiensi uteroplacental (UPI). Metode pengujian NST relative tetap
(standar). Namun interpretasi hasil NST bervariasi sesuai dengan literature medis dan klinis yang
berlaku. Bidan harus memahami kriteria yang digunakan dalam pengaturan NST termasuk
prosedur dan interpretasinya.
Uji NST reaktif, merupakan indikator yang paling baik untuk mengetahui kehidupan janin pada
trimester ke 3, karena janin mesti mendapatkan oksigen yang cukup dan nutrisi lainnya melalui
plasenta agar denyut jantung janin tetap ada, dimana hal ini berkaitan dengan gerakan janin.
Reaktivitas FHR (fetal heart rate) janin berkembang antara minggu ke 28-32 usia kehamilan.
Uji NST yang non reaktif menggambarkan adanya ketidaknormalan pada janin, terutama jika
sebelumnya janin reaktif. Ketika NST non reaktif, bidan harus mendapatkan informasi tambahan
mengenai janin tersebut sebelum dilakukan pengujian klinik sebelumnya. Pengujian klinik lainnya
yaitu seperti uji profil biophysical (biophysical profil/BPP) atau contraction stress test (CST).
Karena janin mengalami fase tidur, maka penambahan waktu 30 menit selama pengujian perlu
dilakukan untuk memperoleh reaktifitas janin yang lengkap. Janin yang belum berusia 28 minggu
tidak boleh dilakukan pengujian NST karena pada usia itu system syaraf janin belum sempurna.

Prosedur Pengujian NST


Prosedur:
1. Tempatkan klien pada posisi miring (kiri atau kanan)
2. Awali pemantauan janin elektronik eksternal (FHR dan monitor kontraksi)
3. Identifikasi batas FHR (minimal 3 menit)
4. Lanjutkan pemantauan sampai minimal 20 menit
(Penanda janin tidak dibutuhkan pada pengujian NST. Akselerasi FHR yang
berhubungan dengan gerakan janin dan persepsi wanita hamil tidak dibutuhkan)

Kadang kala, janin mempunyai pola FHR dengan percepatan dan penurunan yang bervariasi,
hal ini akan menyulitkan dalam menginterpretasi hasil uji.

Interpretasi Kriteria
Reaktif Sedikitnya 2 akselerasi FHR sebelum 2 menit dengan
garis dasar sedikitnya 1 detik dan mempunyai amplitud
minimal 15 bpm.
Non reaktif Tracing FHR gagal dalam mencapai amplitud yang
Tidak ada kesimpulan mencukupi untuk akselerasi FHR sebelum 20 menit.
(inconslusif) Jejak FHR tidak dapat di tafsirkan karena kesulitan
memperoleh tracing EFM, atau tracing tidak
mendapatkan garis dasar FHR.
(terjadi pada janin yang sangat aktif sekali).

182
Pola FHR yang bervariasi ini dapat menunjukkan terjadinya oligohydramnios. Ketika NST non
reaktif perlu dilakukan pengujian lain seperti BPP (biophysical profile)
Penyebab NST yang non reaktif.

Penyebab (dari janin) Penyebab (dari ibu hamil)


Usia kehamilan (< minggu ke 28-31). Penyakit (diabetes, hipertensi).
Dalam keadaan tidur nyenyak Obat-obatan (beta blocker, CNS,
Hypoksia depresan, steroid)
Oligohydeamnios Penggunaan narkotika
Kelainan jantung (CNS) Merokok
Ritme jantung tidak teratur. Dehidrasi pada chorioamniotik.

Pada penentuan uji NST biasanya sulit untuk memperoleh tracing /salinan EFM yang
memenuhi syarat. Kesulitan ini dapat disebabkan oleh janin yang sangat aktif, wanita hamil yang
obesitas atau polyhisramnions. Kadang kala tracing dapat dilakukan dengan mudah, jika janin
bergerak dengan konstan dan akselerasinya lama kembali ke garis dasar.
NST tidak dapat di evaluasi jika garis dasar /pangkal FHR tidak diperoleh. Biasanya pada saat
janin beristirahat akan diperoleh garis lurus. Maksimal lamanya evaluasi NST berdasarkan
literature berkisar antara 40 menit hingga 2 jam. Kisaran waktu ini tidak hanya tergantung pada
janin saja tetapi juga pada ketersediaan ultrasound, waktu akan lebih efisien karena BPP telah
diperoleh dan NST dapat di hentikan pada menit ke 45. Jika tempat ultrasoud sangat jauh dari
tempat pengujian NST, maka waktu NST perlu diperpanjang CST dapat dilakukan jika NST non
reaktif dan tidak tersedianya ultrasoud untuk memperoleh BPP. Frekuensi waktu pengujian NST
bervariasi tergantung pada tujuan pengujian, tingkat keparahan insufidiency uteroplacental (UPI)
dan kemungkinan lain. Pengujian dilakukan setidaknya sekali seminggu. Pada wanita yang
terkena UPI dan beresiko tinggi mengalami kelahiran yang buruk, dianjurkan untuk melakukan
pengujian NST 2 kali seminggu. Bagi wanita yang bedrest di rumah, terdapat layanan pengujan
NST di rumah, pada kondisi ini wanita dapat melakukan pengujian sendiri dan menyampaikan
data lewat telepon.
Telah diketahui bahwa banyak janin dengan NST non reaktif ternyata sebenarnya kondisinya
sehat. Banyak cara yang telah di coba untuk menginduksi janin non reaktif menjadi reaktif
termasuk menggoyang bayi dalam rahim, semua praktek telah dibuktikan. Mungkin cara yang
paling umum adalah dengan memberikan sari buah (jus) pada wanita hamil sebagai sumber
glukosa. Namun, penelitian terakhir menunjukkan bahwa pemberian glukosa tidak secara
signifikan mengubah gerakan janin atau reaktifitas denyut jantung. Jadi:
1. Jika NST reaktif, frekuensi uji berikutnya tergantung dari indikasi untuk diadakan uji kembali
2. Jika NST non rektif, uji lebih lanjut diindikasikan, seperti uji stress
3. Jika NST inkonklusif, NST yang memanjang sampai 45 menit, atau diadakan uji lanjutan
Paradigma pengkajian gerakan janin sebagai respon terhadap laporan wnita tentang
penurunan atau penghentian gerakan janin

Dilaporkan tidak ada gerakan janin

Riwayat aktifitas janin terdahulu

Makan, istirahat selama 1 jam

183
Gerakan ≥ 3 Gerakan < 3
d. Amniosentesis
yaitu pengeluaran cairan dari rongga amnion dengan menggunakan jarum pungsi
/pemeriksaan laboratrium pada air ketuban. Prosedur dilakukan dibawah pedoman ultrasonografi
yang dilakukan sebelumnya atau bersamaan dengan memasukkan jarum jenis spiral ukuran 20-22
secara transabdominal untuk mengaspirasi cairan amnion sebanyak 5-20 ml. Indikasinya adalah
1) Penyimpangan kromosom herediter
2) Penyimpangan kromosom pada satu / lebih kehamilan sebelumnya
3) Ibu dengan umur diatas 35 tahun
Dapat dilakukan pada trimester 1 dan 2
a) Trimester 1: biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik. Ketika masalah
genetik dicurigai, maka amniosintesis dilakukan sesegera mungkin, biasanya antara gestasi 16-
20 minggu.
b) Amniosintesis lanjut dalam kehamilan paling sering dilakukan untuk mengkaji kesejahteraan
dan maturitas janin. Trimester 2: digunakan untuk memonitor kematangan paru. Biasanya
digunakan untuk meniai/ menjadwalkan tindakan persalinan SC dan persalinan induksi yang
dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu. Dengan adanya amniosentesis sindrom
pernafasan BBL dapat dikurangi. Kematangan paru dapat dinilai dengan pemeriksaan L/S
(Lechitin/spingomyelin) dan keberadaan PG (Phospatidiglycerol). Jika terdapat PG dalam
amnion, dapat diramalkan resiko sindrom pernafasan sangat kecil. Kadar L/S normal adalah
lebih besar dari 2. Bila rasio L/S ≥2, probabilitas terjadi sindrom dipsne dibawah 5%. Kadar
lesitin diatas 5,5 mg/dl menunjukkan maturitas paru sebanyak 80-90 %. Kadar dibawah 4,7
mg/dl menandakan paru kurang berkembang.
Terdapat resiko – resiko minimal terhadap amniosintesis. Beberapa peneliti telah melaporkan
bahwa lebih kurang 0,5 % dari semua prosedur amniosintesis berakibat aborsi spontan.
Resiko lain mencakup trauma terhadap janin atau terhadap plasenta, perdarahan infeksi,
persalinan prematur dan sensitisasi Rh dari perdarahan janin kesirkulasi darah ibu.
Prosedur
Setelah melakukan identifikasi dengan ultrasonografi terhadap posisi plasenta dan letak
anak, tempat pungsi dipilih pada bagian yang berisi cairan dan yang memiliki resiko paling
kecil untuk menyebabkan terjadinya trauma pada plasenta dan janin. Dalam keadaan steril
masukkan jarum transabdominal dengan mengarah ke ekstremitas atau dibawah tubuh ke
dalam ruang amnion, dan sedot 5-10 ml cairan.
Selama amniosintesis, pasien harus tetap tenang selama prosedur dan harus
diinstruksikan untuk tidak memegang abdomen atau lipatan kain. Tempatkan tangan pasien
dibawah dibawah kepala. Kebanyakan wanita cemas ketika melihat jarum panjang, maka

184
minta pasien untuk memejamkan mata sebelum jarum masuk. Bila amniosintesis selesai, maka
perlu dilakukan observasi terhadap gejala yang tersembunyi . tanda – tanda vital pasien harus
dipantau setelah dilakukan prosedur. Fundus uteri harus dipalpasi pada saat yang sama untuk
mencatat aktivitas uterus dan janin.

Analisis cairan amnion :


Warna ketuban dengan bercak – bercak darah dapat muncul pada gagal tumbuh sel dan
mengubah tingkat cairan amnion lain dalam memperkirakan janin yang kurang matur. Sampel
yang berwarna terang hijau / kental, hijau tua menandakan adanya mekonium. Selain
menandakan anus janin yang paten, adanya mekonium secara umum dianggap berkaitan
denga derajat hipoksia janin.

4. Menentukan Diagnosa

Dalam menetapkan apakah suatu kehamilan normal atau tidak, harus diketahui atau
ditentukan beberapa hal yang mendukung ke arah kenormalan tersebut. Ada beberapa pertanyaan
yang harus dijawab setelah melakukan pemeriksaan kehamilan, yaitu :
a. Hamil / tidak
Untuk menjawab ini kita mencari tanda – tanda kehamilan.
1) Tanda pasti hamil
Merupakan tanda objektif yang di dapat dari hasil pemeriksaan dan hal ini menyatakan
bahwa ibu pasti hamil dan tidak ada diagnosis differensial untuk tanda ini.
a) Gerakan janin
─ Anamnesa : ibu merasa gerakan janin didalam perutnya
─ Palpasi : teraba bagian-bagian janin, teba dan terlihat gerakan janin
b) Denyut jantung janin
─ Dengan auskultasi : terdengar DJJ melalu pemeriksaan dengan dopler atau laenec
dan CTG
c) Bayangan / rangka janin
─ Dilihat dari USG : tampak bayangan janin
─ Dilihat dengan foto rontgen : telihat rangka janin.
2) Tanda tidak pasti hamil
Dapat dikatan tanda objektif yang belum pasti yang diperoleh oleh si pemeriksa.
a) Pembesaran rahim sesuai dengan usia kehamilan
b) Pada pemeriksaan inspeksi dapat dijumpai
─ Tanda chadwick : pada pemeriksaan inspekulo didapatkan selaput lendir dan
vagina membiru, lebih terlihat jelas pada daerah porsio. Penyebabnya adalah
hipervaskularisasi pembuluh darah didaerah tersebut untuk pesiapan kehamilan
─ Tanda hegar : terjadi perubahan konsistensi isthmus uteri menjadi lunak. Pada
pemeriksaan dalam, 2 jari tangan kanan yang ada didalam rahim di letakkan pada
forniks anterior sedangkan tangan kiri berada diatas simphisis pubis, maka akan
didapatkan isthmus uteri menjadi lunak seolah-olah corpus tidak terhubung dengan
serviks
─ Tanda piskasek : pertumbuhan yang tidak rata pada daerah fundus, dimana daerah
tempat implantasi lebih cepat tumbuh. Pada palpasi ditemukan daerah yang cepat
tumbuh tersebut lebih menonjol ke satu sisi di bandingkan sisi yang lain
─ Kontraksi brakston hiks : uterus mudah diransang untuk berkontraksi, terutama
didaerah korpus uteri. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan

185
─ Ballotemen : pada bulan ke 4 dan 5, janin lebih kecil dibandingkan dengan
banyaknya air ketuban. Maka pada palpasi dirasakan adanya benda (janin 0 yang
melenting dalam rahim ( ballotemen in toto) apabila rahim didorong tiba-tiba atau
digoyangkan. Ini tejadi pada kehamilan 20 minggu ke atas. Ballotemen juga dapat
terjadi diluar rahim, akibat adanya tumor yaitu fibroma ovarii
─ Perubahan pada serviks : didalam kehamilan konsistensi serviks seperti bibir atau
ujung bawah daun telinga, sedangkan di luar kehamilan, konsistensi serviks seperti
ujung hidung.
─ Hiperpigmentasi kulit pada daerah wajah, lipatan tubuh, areola, parut
─ Keluar kolostrum
c) Pada pemeriksaan laboratorium : hCG +, namun ini juga dapat mendeteksi terjadinya
penyakit trofoblas.
3) Tanda mungkin hamil
Tanda mungkin hamil sudah timbul sejak hamil muda. Makin banyak orang hamil di
jumpai, makin besar pula kemungkinan hamil itu terjadi. Tanda ini dapat dikatakan
sebagai tanda subjektif yang dirasakan oleh ibu hamil.
a) Amenore
Gejala ini sangat penting, karena seorng ibu hamil tidak dapat menstrusi lagi.
Penyebabnya adalah setelah terjadi konsepsi maka ovulasi tidak lagi terjadi. Tenaga
kesehatan harus mengetahui hari pertama haid terakhir ibu (HPHT), untuk
menentukan taksiran persalinan. Sedangkan tuanya kehamilan ditentukan oleh
beberapa cara penentuan usia kehamilan
b) Mual dan muntah
Terjadi akibat pengaruh estrogen dan progesteron sehingga terjadi peningkatan asam
lambung. Mual kadang–kadang disertai morning sickness (muntah) jika mual dan
muntah yang berlebihan dan sudah mengganggu aktivitas ibu disebut dengan
hiperemesis gravidarum. Karena mual dan muntah maka nafsu makan ibu berkurang
c) Merasakan pergerakan janin
d) Ngidam
Yang menginginkan mekanan dan atau minuman tertentu yang kadang–kadang tidak
dapat dicegah. Hal ini terjadi pada awal kehamilan dan akan hilang setelah kehamilan
16 minggu.
e) Syncope / pingsan
Terjadi karena gangguan sirkulasi darah ke otak yang mengakibatkan gangguan
susunan saraf pusat. Ini terjadi pada umur kehamilan 16 minggu. Sehingga ibu hamil
dianjurkan banyak istirahat
f) Payudara terasa tegang dan agak berisi
Terjadi akibat deposit lemak sebagai persiapan laktasi, termasuk air dan garam
mineral. Ini dipengaruhi estrogen, progesteron dan somatomamotropin.
g) Sering miksi
Sebagai akibat desakan rahim yang semakin membesar, sehingga kapasistas / daya
tampung urin dalam buli –buli semakin sedikit, sehingga menimbulkan sering kencing
h) Konstipasi dan obstipasi
Terjadi karena hormon progesteron dalam merelaksasi otot pada saluram pencernaan.
i) Varises
Terjadi pengaru hormon estrogen dan progesteron yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah vena di tubuh. Lokasi yang sering terjadi yaitu lipatan paha, betis
genitalia eksterna dan payudara.

186
b. Primigravida / multigravida
Menetapkan kehamilan primigravida atau multigravida sangat penting karena sikap
pengawasan hamil dan mempersiapkan pertolongannya mempunyai perbedaan. Dalam
pengawasan hamil tidak ada perbedaan sampai saat kehamilan berlangsung. Primigravida
mendapat perhatian bila pada minggu ke 36 kepala janin belum masuk ke Pintu atas panggul.
Kepala janin yang masih tinggi, mempunyai beberapa kemungkinan, sebagai berikut :
1) Terdapat kesempitan panggul
2) Terdapat lilitan tali pusat / tali pusat pendek
3) Kepala janin dalam keadaan ekstensi
4) Terdapat kemungkinan plasenta previa
5) Terdapat tumor yang menghalangi masuk ke PAP
6) Pendular abdomen
Pada multigravida dilakukan pertanyaan tentang persalinan yang lampau, sebagai gambaran
3P (power, passanger dan passage). Bila pada persalinan lampau baik, maka memberikan petunjuk
yang baik, berarti tidak ada kesempitan panggul dan beratnya janin dalam kehamilan dalam
keadaan normal.
Bila kehamilan dan persalinan lampau di jumpai keadaan :
1) Kehamilan dengan komplikasi atau penyakit
2) Pernah mengalami keguguran
3) Persalinan prematurus
4) Kelahiran mati dalam rahim
5) Persalinan dengan tindakan operasi
6) Persalinan lama
7) Kehamilan lewat waktu
Dapat disimpulkan behwa kehamilan lalu mempunyai resiko yang lebih tinggi, sehingga
persalinan perlu dikirim kerumah sakit. Tujuan konsultasi atau mengirimkan ke fasilitas yang
lebih memadai adalah untuk menjamin kehamilan mendapat pengawasan yang optimal, sehingga
persalinan dapat mencapai well born baby dan well health mother.

Perbedaan pasien primigravida dan multigravida


Primi Multi
1. Buah dada tegang 1. Lembek,menggantung
2. Puting susu runcing 2. Putting susu tumpul
3. Perut tegang dan 3. Perut lembek dan tergantung
menonjol ke depan 4. Stiae lividae dan Stiae albicans
4. Striae livide 5. Perineum berparut
c. Tuanya
5. Perieum utuh 6. Vulva mengangah
kehamilan
6. Vulva tertutup 7. Carunculae myrtformis
Tuanya kehamilan
7. Hymen perforatus 8. Vagina longgar, selapaut lendir
dapat diduga dari :
8. Vagina sempit dan Licin
1) Lamanya
teraba rugae 9. Portio tumpul dan terbagi
amenorrhoe.
9. Portio runcing, ost.ext. Dalam bibir depan dan bibir
Sayang sekali ibu-
tertutup. Belakang
ibu di
Indonesia
kurang memperhatikan haidnya hingga haid terakhir tidak diketahui.
Kadang-kadang kehamilan juga terjadi sesudah masa amenorrhoe yang fisiologis misalnya
sesudah amenorrhoe dalam masa laktasi.

187
2) Dari tingginya fundus uteri.
Tetapi pada gemeli, hydramnion dan molahydatidosa fundus uteri lebih tinggi dari pada yang
sesuai dengan tuanya kehamilan ; sebaliknya pada oligohydramnion lebih rendah dari pada
semestinya.
3) Dari besarnya anak terutama dari besarnya kepala anak, misalnya diameter biparietal dapat
diukur secara tepat dengan ultrasound ( A Scan).
4) Dari saat mulainya terasa pergerakan anak
5) Dari saat mulainya terdengar bunyi jantung anak.
6) Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul.
7) Dengan pemeriksaan amniocentesis (Oange Stained cells, kreatinin dll).
Perbedaan antara kehamilan 8 bulan dan 10 bulan
8 bulan : 10 bulan :
1. Perut lebih kecil 1. Perut lebih besar
2. Epigastrium tegang pada 2. Epigastrium lembek
primigravida 3. Pusat menonjol
3. Pusat mendatar 4. Kepala besar
4. Kepala kecil 5. Kepala sudah turun ke
5. Kepala belum turun ke dalam rongga panggul pada
dalam rongga panggul. 6. primi gravida.

Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur-angsur turun ke dalam rongga
panggul. Ini disebabkan karena rahim, ligamentum rotunda dan dinding perut makin teregang
dan karena kekenyalannya mendesak isinya ke bawah.
Kekuatan ini di bantu juga oleh kekuatan mengejan waktu buang air besar. Pada multigravida
dinding rahim dan dinding perut sudah kendor, kekenyalannya sudah kurang hingga kekuatan
mendesak ke bawah tidak seberapa, maka pada multipara biasanya kepala baru turun pada
permulaan persalinan.
Kalau pada primigravida kepala belum turun pada akhir kehamilan, maka harus diingat
kemungkinan panggul sempit atau keadaan patologis lain (placenta praevia, hydramnion,
gemelli). Kadang-kadang tidak turunnya kepala hanya disebabkan karena rongga perut cukup
luas (orangnya besar) hingga tidak usah dicari ruangan ke dalam rongga panggul kecil.

d. Anak hidup / mati


Tanda-tanda kematian anak dalam rahim :
2) Bunyi jantung anak tidak terdengar lagi.
3) Rahim tidak membesar malahan fundus uteri turun.
4) Palpasi anak menjadi kurang jelas.
5) Reaksi biologis menjadi negatip, setelah anak mati kira-kira 10 hari.
6) Pada gambar Rontgen terlihat :
a) Tanda Spalding : Tulang-tulang tengkorak tutup menutupi, disebabkan isi tengkorak
berkurang karena otak mencair.
b) Tulang punggung sangat melengkung.
c) Adanya gelembung-gelembung gas dalm janin.
7) Ibu tak merasa lagi pergerakan anak.

e. Anak tunggal / kembar


Tanda anak kembar ialah :

188
1) Perut lebih besar dari pada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.
2) Meraba 3 bagian besar atau lebih (yang dimaksud dengan bagian besar ialah kepala dan
bokong sedangkan yang di maksud dengan bagian kecil ialah kaki dan tangan).
3) Meraba 2 bagian besar berdampingan.
4) Meraba banyak bagian-bagian kecil.
5) Mendengar bunyi jantung anak pada dua tempat dengan sama jelasnya dan dengan
perbedaan frekwensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.
6) Pemeriksaan elektrokardiografi, ultrasound.
7) Pada hydramnion selalu harus diingat kemungkinan kehamilan kembar.
8) Pada Ro foto atau ultrasonogram nampak 2 kerangka janin.

f. Letak anak
Letak anak sangat penting berhubungan dengan prognosa persalinan. Beberapa latak seperti letak
lintang dan letak dahi tak dapat lahir spontan pada anak hidup dan aterm, dan jika tidak di perbaiki
berbahaya bagi ibu mapun anak. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian :
1) Situs : Letak adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
2) Habitus : Sikap yaitu letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.
3) Positio : Posisi adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau
jalan lahir. Mungkin terjemahannya yang terbaik ialah kedudukan.
4) Praesentatio : Presentasi yaitu apa yang menjadi bagian yang terendah.

Dalam bahasa indonesia belum dibedakan antara pengertian tersebut di atas; misalnya letak
lintang (situs); letak defleksi (habitus); letak muka (presentasi).
Situs :
1) Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Jika ukuran panjang anak ialah
ukuran bokong kepala sesuai dengan sumbu panjang ibu, maka anak dikatakan dalam letak
bujur atau letak memanjang.
2) Letak memanjang ada 2 macam presentasi ialah :
3) Kalau kepala menjadi bagian terbawah disebut letak kepala (presentasi kepala) dan kalau
bokong yang terendah disebut letak sungsang (presentasi bokong).
4) Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sumbu panjang ibu, maka anak dikatakan dalam
letak lintang.
5) Kadang-kadang sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam
letak serong.
6) Letakserong ini diketemukan dalam kehamilan, tapi dalam persalinan biasanya berubah
menjadi letak memanjang atau letak lintang.
Habitus (sikap) :
1) Yang dimaksud dengan habitus ialah bagaimana bagian-bagian dari anak seprti kepala, badan,
tangan, kaki itu letaknya satu terhaap yang lain.
2) Sikap anak yang fisiologis ialah : Badan anak dalam kyphose.
Kepala menekur, dagu dekat pada dada.
Lengan bersilang didepan dada.
Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.
Habitus demikian disebut latak fleksi atau letak menekur (lihat cepat sikap fleksi atau sikap
menekur).
Kalau anak menengadah, jadi dagu menjauhi dada dan tulang punggung dalam lordose, maka
anak dalam letak defleksi atau letak menengadah (sikap defleksi, sikap menegadah).

189
3) Pada anak dengan presentasi kepala dan sikap fleksi, maka bagian dari kepala yang terendah
ialah belakang kepala, maka dikatakan anak dalam letak belakang kepala, maka dikatakan anak
dalam letak belakang kepala (presentasi belakang kepala).
Hal tersebut biasanya baru dapat ditentukan dengan toucher waktu persalinan kalau
pembukaan suah cukup besar.
4) Pada anak dengan presentasi kepala an sikap defleksi bagian kepala yang terendah adalah
muka, maka disebut letak muka (presentasi muka).
Antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal masih terdapat presentasi puncak kepala da
presentasi ahi yang sering hanya bersifat sementara dan dengan turunya kepala menjadi
presentasi belakang kepala atau presentasi muka.
5) Pada letak sungsang (presentasi bokong) maka habitus yang mungkin diketemukan ialah :
a) Kedua tungkai lurus keatas.
b) Sikap ini menyebabkan presentasi bokong murni (frank breech).
c) Tungkai terlipat pada lipat paha dan lekuk lutut menyebabkan presentasi bokong kaki
(complete breech).
d) Kedua tungkai turun ke bawah, lebih rendah dari bokong menimbulkan presentasi lutut
atau presentasi kaki (incomplete breech)

Positio = Posisi = Kedudukan.


Posisi ialah kedudukan salah satu bagian anak yang tertentu terhaap dinding perut ibu atau
jalan lahir. Pada palpasi ditentukan kedudukan punggung anak terhadap dinding perut jadi
misalnya punggung kiri atau punggung kanan. Pada taucher ditentukan kedudukan dari salah satu
bagian dari bagian depan terhadap jalan lahir. Bagian yang ditentukan itu disebut penunjuk. Untuk
presentasi belakang kepala penunjuknya ialah ubun-ubun kecil. Jadi pada taucher misalnya
dikatakan :

1) Letak belakang kepala dengan ubun-ubun kecil :


Depan, kiri depan, kiri melintang, kiri belakang, belakang, kanan belakang, kanan melintang,
kanan depan.
B U² K ka, dep (letak belakang kepala dengan ubun-ubun kecil kanan depan )
Presentasi Posisi

2) Untuk letak muka penunjuknya ialah dagu.


M d ki, dep (letak muka dengan dagu kiri depan).
Presentasi Posisi

Frekwensi bermacam-macam letak :


1) Belakang kepala 95%
2) Sungsang 3,5%
3) Muka 0,5%
4) Lintang 0,5%

b) Punggung kiri 2 x lebih sering dari punggung kanan.


c) Yang paling baik ialah presentasi belakang, karena ukuran-ukuran terkecil dari kepala melalui
jalan lahir.
d) Yang paling berbahaya ialah letak lintang dan presentasi dahi.

190
e) Kelainan letak seperti letak sungsang dan letak lintang lebih sering terdapat pada kehamilan
yang belum lanjut.
f) Sebab-sebab presentasi kepala yang terbanyak : Pada akhir kehamilan bentuk rahim lonjong,
ukuran atas bawah lebih panjang dari pada ukuran melintang.
Hal tersebut disebkan karena terbentuknya segmen bawah rahim. Fundus uteri lebih lebar
dari bagian bawah rahim.
Air ketuban pada akhir kehamilan relatip sedikit, hingga dinding rahim mendekati badan anak
dan dengan demikian bentuk rahim lebih mempengaruhi letak anak.
Akibatnya anak menyesuaikan diri (akomodasi) dengan bentuk rahim, maka karena itu:
1. Ukuran panjang anak akan sesuai dengan ukuran panjang rahim.
2. Bokong dengan tungkai bawah merupakan ujung yang lebih besar dari pada kepala, maka
menempatkan diri di fundus uteri yang lebih lebar, sedangkan kepala di bagian bawah
rahim yang lebih sempit.
Selain dari pada itu kalau kepala sudah di bawah sering terpegang oleh pintu atas panggul,
sehingga presentasi tidak dapat berubah lagi.
g) Pada hamil yang belum lanjut maka bentuk rahim lebih bundar dan air ketuban relatief
banyak, hingga pada kehamilan yang belum lanjut lebih sering terdapat kelainan letak.

g. Anak intra uterin / ekstra uterin

Oleh karena beberapa sebab, telur kadang-kadang bersarang di luar rahim seperti di dalam tuba,
ovarium atau rongga perut. Keadaan demikian disebut kehamilan ektopik (kehamilan diluar tempat
yang biasa) atau kehamilan extrauterin (kehamilan di luar rahim). Hanya kehamilan abdominal dan
kehamilan dalam parametrium dapat mencapai hamil tua.
1) Tanda-tanda bahwa anak di dalam rahim ialah :
b) Waktu meraba anak, uterus berkontraksi.
c) Kadang-kadang lig. Rotunda teraba kiri kanan dari tumor yang mengandung anak.
2) Tanda-tanda bahwa anak (yang sudah agak besar) tumbuh diluar rahim ialah :
a) Pergerakan anak lebih nyeri dirasakan oleh ibu.
b) Anak lebih mudah diraba dari luar.
c) Tumor yang mengandung anak tak pernah mengeras (kontraksi braxton hicks).
d) Disamping anak kadang-kadang teraba tumor ialah uterus yang membesar.
e) Pada foto rongent terlihat bahwa bagian terendah anak tinggi letaknya dan anak dalam
letak paksa.
f) kalau persalinan sudah mulai, maka pada pembukaan tetap kecil  sebesar 1 jari dan kalau
kita masukkan jari ke dalam ovarium uteri, maka ternyata cavum uteri kosong.
g) Percobaan Pitocin : Kalau kita suntikkan pitocin 2 U intravenosa, maka teraba rahim
mengeras di samping anak, sedangkan tumor yang mengandung anak tidak mengeras.
h) Dengan membuat foto Rontgen dengan sonde di dalam cavum uteri atau dengan
hysterosalpingografi.

h. Keadaan jalan lahir

Pemeriksaan panggul yang dapat dilakukan antara lain:


a) Pemeriksaan panggul luar
1) Distansia spinarum: jarak antara SIAS kiri dan kanan (Ind:23 cm, Er: 26 cm)
2) Distansia cristarum: jarak terjauh antara crista iliaca kiri dan kanan (Ind: 26 cm, Er: 29 cm)

191
3) Conjungata eksterna : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung prosesus spinosus lumbal
V (Ind:18 cm, Er: 20 cm)
4) Ukuran lingkar panggul: daripinggir atas simpisis ke pertengahan antara SIAS dan trochanter
mayor sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain (Ind: 80 cm,
Er: 90 cm)

b) Pemeriksaan panggul dalam


1) Apakah promontorium dapat diraba atau tidak, bila dapat diraba berapa ukuran konjugata
diagonalnya. Conjugata diagonal adalah jarak pinggir bawah simphisis ke promontorium.
Apabila konjugata diagonalnya dapat ditentukan maka kita dapat mencari ukuran konjugata
vera yaitu dengan mengurangkan konjugata diagonal dengan 1 ½ cm. Konjugata vera adalah
jarak antara pinggir atas simphisis pubis dengan promontorium.
2) Apakah ada tumor pada permukaan belakang simphisis. Pada keadaan normal tidak terdapat
tumor
3) Apakah linia inominata teraba seluruh/sebagian. Pada keadaan normal linia inominata teraba
1/3 bagian kiri dan 1/3 bagian kanan.
4) Apakah dinding samping panggul lurus, konvergen/divergen. Pada keadaan normal adalah
lurus
5) Apakah spina ischiadika teraba/tidak. Pada keadaan normal tidak teraba. Sedangkan pada
panggul sempit spina ischiadika menonjol dan disertai dinding samping panggul yang
konvergen.
6) Apakah sudut arcus pubis luas/tidak. Pada keadaan normal sudut arcus pubis >90 0
7) Apakah os coccigeus dapat digerakkan atau tidak. Dalam keadaan normal dapat digerakkan.

No Tanda dan Gejala Normal Tanda Bahaya


1 Sakit kepala Nyeri ringan atau Sakit yang hebat, tidak
sedang dan berkurang / hilang dengan
berkurang dengan beristirhat / obat yang disertai
beristirahat / obat dengan perubahan visual
(tanda pre eklampsia)
2 Nyeri ligamentum Rasa nyeri akutnya Ibu mengalami nyeri abdomen
rotundum berlangsung yang menetap (tanda
beberapa menit dan apendiksitis, PID, KE, abortus,
dapat berkurang gastritis, penyakit kantong
dengan bersandar empedu, iritasi uterus, abruptio
plasenta, PHS, UTI)
3 Bengkak Hanya di daerah Muncul pada muka dan tangan,
kaki dan biasanya tidak berkurang dengan
muncul pada sore beristirahat, disertai dengan
hari, hilang setelah keluhan fisik lain (tanda
beristirahat dengan anemia, gagal jantung, PE)
kaki ditinggikan
4 Rasa panas dalam Berhubungan Jika menjadi nyeri pada ulu hati
perut (heart burn) dengan makanan atau nyeri pada abdomen yang
dan berkurang menetap.
setelah makan,
sedikit makan
mengurangi

192
makanan berlemak
atau menggunakan
antasid
5 Peningkatan Encer, berwarna Perdarahan pervaginam yang
pengeluaran cairan putih dan tidak berwarna merah, benyak,
pervaginam berbau menggumpal, dapat terasa sakit
/ tida. Pada awal kehamilan
mungkin tanda terjadinya
abortus, sedangkan pada akhir
kehamilan kemungkinan
plasenta previa dan solusio
plasenta.

a) Keadaan umum ibu tentu juga sangat mempangaruhi prognosa persalinan, ibu yang lemah atau
sakit keras tentu tak dapat diharapkan menyelesaikan persalinan dengan baik.
b) Sering kita dapat menduga adanya penyakit pada wanita hamil dari keadaan umum penderita
atau dari anamnesa. Misalnya : adanya anaemia, cyanose, sesak nafas, icterus, keadaan nadi dan
turgor harus membangkitkan kewaspadaan.
c) Dalam membuat ikhtisar ini jangan lupa kita membuat diagnose yang utama misalnya placenta
praevia, toxaemia gravidarum, solutio placentae dll.
d) Sebaliknya karena suatu keadaan berat yang menonjol kita jangan lupa memperhatikan routine
misalnya kita diagnose placenta praevia atau eklampsia tetapi lupa mengenal kahamilan
kembar, letak anak yang luar biasa atau prematuritas.

Membedakan ketidaknyamanan kehamilan dan kemungkinan komplikasi

Ketidaknyamanan yang bisa di alami ibu selama kehamilan antara lain :

Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal


Enam tanda bahaya selama periode antenatal
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat dan menetap dan tidak hilang
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur/rabun senja)
4. Nyeri abdomen yang hebat

193
5. Bengkak pada muka dan tangan
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Tanda
Bahaya Penjelasan Pengumpulan Data
Perdarahan ─ Perdarahan pervaginam ─ Tanyakan pada ibu kharakteristik
pervaginam pada awal kehamilan perdarahannya
jarang yang normal ─ Kapan mulai, banyaknya, warnanya,
─ Ibu mungkin akan adakah gumpalan, adakah rasa nyeri
mengalami perdarahan yang menyertai, dll
yang sedikit (spotting) ─ Periksa tanda vital dan DJJ
sekitar waktu pertama ─ Lakukan pemeriksaan lua, rasakan
terlambat haid, apakah perut bagian bawah lembut
perdarahan ini adalah pada perabaan, lakukan pemeriksaan
perdarahan implantasi spekulum, jika mungkin
normal ─ Jangan lakukan pemeriksaan dalam
─ Perdarahan ringan yang pada trimester III
lain adalah mungkin
pertanda serviks yang
rapuh. Perdarahan ini
mungkin normal atau
tanda infeksi
─ Perdarahan yang tidak
normal : merah, banyak,
disertai nyeri (abortus,
molahidatidosa,
kahamilan ektopik)
─ Pada kehamilan lanjut
perdarahan yang tidak
normak adalah merah,
banyak, kadang – kadang
disertai nyeri / tidak
selalu ( plasenta previa,
solusio plasenta )
Sakit ─ Tanda bahaya : sakit ─ Tanyakan pada ibu jika ia mengalami
kepala kepala hebat yang oedema pada muka / tangan atau
hebat menetap dan tidak hilang masalah visual
dengan beristirahat ─ Periksa TD, protein urine, refleks dan
─ Kadang – kadang ibu oedema
merasa penglihatannya ─ Periksa suhu, jika tinggi pikirkan untuk
menjadi kabur atau melakukan pemeriksaan darah untuk
berbayang mengetahui adanya parasit malaria
─ Sakit kepala hebat pada
kehamilan adalah gejala
Pre Eklampsia
Masalah ─ Tanda bahaya : perubahan Periksa TD, Protein urin, refleks dan
penglihatan visual mendadak, oedema
misalnya pandangan

194
kabur dan berbayang
─ Perubahan penglihatan ini
mungkin disertai sakit
kepala yang hebat ( tanda
pre eklampsia )
Bengkak ─ Tanda bahaya : muncul ─ Tanyakan pada ibu mengalami sakit
pada muka pada muka dan tangan, kepala atau masalah visual
/ tangan tidak hilang setelah ─ Periksa adanya pembengkakan
beristirahat, disertai ─ Ukur TD dan periksa protein urin
dengan keluhan fisik yang ─ Periksa Hb ibu ( lihat konjungtiva /
lain (anemia, gagal telapak tangan )
jantung dan pre eklampsia ─ Tanyakan gejala lain dari anemia
)
Nyeri ─ Tanda bahaya : nyeri yang ─ Tanyakan kharakteristik nyeri kapan
abdomen hebat menetap, tidak terjadi, seberapa hebat, kapan mulai
yang hebat hilang setelah beristirahat dirasakan, dll
─ Hal ini bisa berarti ─ Tanyakan apakah ibu mengalami gejala
apendiksitis, kehamilan lain seperti muntah, diare / demam
ektopik, abortus, PID, ─ Ukur tanda vital
persalinan preterm, ─ Lakukan pemeriksaan luar, dalam, raba
gastritis, penyakit kelembutan abdomen, periksa nyeri
kantung empedu, utreus sudut csto vertebral
iritasi, PHS, UTI ─ Periksa protein urine
Bayi ─ Gerakan bayi mulai ─ Jika sebelumnya bayi bergerak dan
kurang dirasakan padaminggu ke sekarang tidak, tanyakan :
bergerak 16 pada multipara dan 1. Kapan terakhir bayi bergerak
seperti minggu ke 20 pada 2. Raba gerakan bayi
biasa primipara 3. Periksa DJJ
─ Jka bayi tidur, gerakannya
akan lemah
─ Bayi harus bergerak
minimal 3 kali dalam 3
jam
─ Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu
berbaring atau
beristirahat dan jika ibu
makan atau minum
dengan baik

Mengidentifikasi kebutuhan belajar


Kebutuhan belajar tiap tiap trimester berbeda – beda. Setiap ibu hamil baik primigravida
maupun multigravida harus diberitahu akan kebutuhan belajar tersebut. Bebrapa kebutuhan belajar
yang harus disampaikan kepada ibu hamil adalah :
b. Menghitung usia kehamilan
c. Ketidaknyamanan selama kehamilan dan cara mengatasinya
d. Nutrisi
e. Olahraga ringan

195
f. Istirahat
g. Kebersihan
h. Pemberian ASI
i. KB pasca salin
j. Tanda Bahaya
k. Aktivitas seksual
l. Kegiatan harian/ pekerjaan
m. Obat-obatan
n. Merokok
o. Bodi mekanik
p. Pemakaian sepatu

3. Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif

1. Menetapkan kebutuhan test laboratorium


Didalam pengkajian test laboratorium merupakan pemeriksaan diagnosa penunjang, dan dalam
memberikan asuhan yang komprehensif pada ibu hamil perlu direncanakan kebutuhan test
laboratorium yang paripurna, sesuai dengan usia kehamilan. Pembagian uji laboratorium
antepatum berdasarkan usia kehamilan adalah :
a. Pada kunjungan awal : Pap smear, biakan gonorhoe, biakan klamidia, golongan darah, faktor
RH, uji combo tak langsung, uji tuberkulin, VDLR, RPR atau STS (serologic test for sypilis),
antigen permukaan untuk Hepatitis B, titer rubela, test HIV.
b. 15-18 minggu : test comb (titer antibodi) untuk wanita dengan RH negatif, jika hasil titer awal
negatif
c. Pada Trimester III : Hb dan Ht, VDLR, biakan gonorhoe, biakan klamidia, penapisan
streptokokus group B

No Test labor Nilai normal Nilai tidak Diagnosa /


normal masalah terkait
1 Hb, Ht 10,5-14,0 < 10,5 Anemia
2 Protein urine negatif >/ = +2 Protein urine
3 Dibstik melebus Bening / (-) Keruh / (+) Mungkin ada
infeksi (PIH)
4 Glukosa dalam Diabetes melitus
urine (benedict)
5 VDLR / PRP negatif positif Siphilis
6 Faktor Rhesus RH (+) RH (-) RH sensitization
7 Rubella positif negatif Anomali janin
8 Kotoran untuk negatif positif Kalau ibu
ova dan parasit terinfeksi
anemia akibat
cacing

196
Kebutuhan untuk test laboratorium bagi ibu hamil terpenting adalah : Hb, Ht, dan VDRL. Jika
tertandai, maka dapat mencegah kasakitan dan kemtian pada ibu dan anak.

2. Menetapkan kebutuhan belajar


Salah satu prinsip asuhan kebidanan adalah memastikan bahwa ibu mendapatkan informasi,
penjelasan dan konseling yang cukup. Aplikasi dari prinsip asuhan tersebut tertuang dalam
kebutuhan belajar ibu hamil. Hal – hal yang perlu diberi konseling pada ibu hamil adlah
a. Perawatan diri selama kehamilan
1) Gizi
2) Perawatan payudara
3) Kebersihan diri
4) Istirahat
5) Senam hamil
b. Pengenalan tanda bahaya
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang
3) Perubahan visual yang tiba-tiba
4) Nyeri abdomen yang hebat
5) Bengkak pada muka dan tangan
6) Bayi kurang bergerak
c. KB
Informasi yang perlu disampaikan
1) Perlunya mengatur jarak antara kehamilan
2) Jenis kontrasepsi yang tepat
3) Kapan saat yang tepat pemakaian
4) Tempat pelayanan kontrasepsi
d. Pemberian ASI eksklusif
e. Ketidaknyamanan normal dalam kehamilan
f. Cara merawat bayi
g. Waktu kunjungan ulang dan penting nya pemeriksaan berkala
h. Pengetahuan tentang perkembangan kehamilan, hal ini dapat memotivasi ibu untuk
melaksanakan setiap anjuran yang diberikan
i. Taksiran tanggal dan tanda persalinan
Ibu perlu belajar dengan taksiran persalinannya dan pengenalan tanda – tanda persalinan :
1) Kontraksi yang teratur dan interval yang semakin pendek
2) Rasa nyeri menjalar dari pinggang ke ari-ari
3) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

3. Menetapkan kebutuhan untuk komplikasi ringan


Perlu pengenalan komplikasi – komplikasi ringan selama kehamilan dan pengobatannya, baik
yang ringan maupun yang mengancam jiwa, diantaranya : Abortus, mola hidatidosa, KET, TBC,
hepatitis, rubela, varicela, anemia hemoglobinopati, penyakit jantung , asma, DM, hipertensi,
perdarahan antepartum, komplikasi yang bersifat sosial : transportasi, keuangan, donor darah,
pengambilan keputusan.
Perencanaan yang dibuat pada kasus / komplikasi kahamilan tersebut sesuai dengan protap
yang baku dan benar secara medik yang membutuhkan kolaborasi.
4. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya.

197
Perlu perencanaan konsultasi ketenaga profesi lain seperti : ahli gizi, ahli terapi, ahli
kebidanan, ahli laboratorium, ahli profesional lain yang terkait dengan masalah ibu saat
pengkajian.
5. Menetapkan kebutuhan untuk konseling HIV/PMS.
Salah satu prinsip asuhan kebidanan adalah memfokuskan pada upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit pada kunjungan antenatal perlunya penetapan kebutuhan bagi ibu yang
beresiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS, terutama ibu hamil beresiko tinggi terhadap
penyakit tersebut.
6. Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
perencanaan secara konsep dapat dirumuskan:
a. Pengertian
Kunjungan ulang yaitu : setiap kali kunjungan ulang antenatal setelah kunjungan antenatal
pertama.
b. Frekuensi kunjungan ibu hamil
Menurut WHO minimal kunjungan ibu hamil adalah 4 kali kunjungan, 1x pada trimester
pertama, 1x pada trimester kedua dan 2x pada trimester ketiga. Wanita hamil harus sering
dikunjungi dan disarankan ke nakes jika merasa ada tanda – tanda bahaya.
Batas minimal kunjungan dan bila ada komplikasi. Fokus kunjungan ulang:
1) Pendeteksian komplikasi
2) Persiapan kelahiran
3) Mempersiapkan dalam menghadapi kegawatdaruratan
4) Pemeriksaan fisik yang terfokus sesuai kebutuhan
5) Konseling.
Perencanaan yang komprehensif dibuat sesuai kebutuhan dan masalah yang didapat dalam
interpretasi data. Kebutuhan adalah hal yang selalu diberikan (fisiologis). Masalah adalah jika ada
data yang menyimpang (patologis).

2. Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antenatal pertama (awal).
Tujuan kunjungan ulang antenatal adalah melanjutkan pengkajian terhadap kesehatan ibu,
mengkaji kesejahteraan janin, untuk memeriksa apakah fetus memiliki letak normal, sehingga
dapat lahir secara normal mendeteksi komplikasi yang terjadi dan membicarakan dengan ibu
mengenai kehamilan dan rencana persalinan

1. Mengevaluasi/mengingat kembali penemuan masalah yang terjadi, aspek yang menonjol pada ibu
hamil
Salah satu tugas bidan berkaitan dengan kunjungan ulang antenatal adalah melihat,
mengevaluasi dan mengingat kembali masalah apa yang ditemui pada ibu hamil saat kunjungan
awal antenatal. Pada prinsipnya, kunjungan ulang merupakan kelanjutan dari asuhan atenatal
awal. Jadi asuhan yang diberikan pada kunjungan ulang hendaklah berhubungan atau
berkelanjutan dari asuhan antenatal awal. Bidan perlu melihat kembali aspek-aspek apa saja
yang berkaitan dengan ibu. Dengan melihat kembali masalah dan pengkajian data pada kunjungan
yang lalu, bidan dapat melakukan asuhan kehamilan yang berkesinambungan. Hal-hal mengenai

198
data terdahulu yang perlu dilihat kembali oleh bidan akan disajikan pada review chart (daftar
tinjauan).
Setiap kunjungan ulang hendaklah terdiri dari daftar tinjauan, riwayat ibu, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul dan laboratorium, serta identifikasi kebutuhan belajar.

2. Mengevaluasi data dasar


Maksud dari mengevaluasi data dasar disini adalah melihat kembali data dasar yang diperoleh
pada kunjungan yang lalu. Data hasil pemeriksaan pada kunjungan yang lalu dijadikan sebagai
pembanding dengan data hasil pemeriksaan pada kunjungan sekarang. Data dasar dapat terdiri
dari TD, BB, kadar Hb dan lain-lain.

3. Mengevaluasi keefektifan manajemen/ asuhan


Salah satu komponen tindakan bidan dalam kunjungan ulang adalah menilai apakah asuhan
yang diberikan pada ibu hamil efektif atau tidak. Dalam daftar tinjauan bidan akan melihat apa
saja asuhan atau manajemen yang telah diberikan pada ibu hamil. Pada kunjungan ulang ini bidan
akan melihat dan menilai apakah asuhan yang diberikannya pada kunjungan lalu membuahkan
hasil atau tidak. Evaluasi keefektifan manajemen ini dapat dilakukan melelui anamnesa keluhan
dan pemeriksaan fisik serta laboratorium.
Ketiga komponen diatas merupakan langkah yang dilakukan bidan dalam kunjungan ulang.
Untuk melaksanakan ketiga kegiatan tersebut, bidan hendaklan melakukan peninjauan data.
Review Chart (Daftar Tinjauan)
a. Nama
b. Umur
c. Paritas
d. Usia kehamilan berdasarkan penanggalan
e. Pengkajian riwayat
1) Riwayat obstetric
2) Riwayat kesehatan
3) Riwayat keluarga
4) Riwayat kehamilan ini
5) Pemeriksaan awal kehamilan fisik dan panggul
f. Meninjau kembali masalah, serta tindakan yang telah dilakukan sebelumnya dan
mengevaluasi keefektifan dari tindakan tersebut.
g. Kekhawatiran khusus dan instruksi khusus yang telah diberikan
h. Pengobatan dan penyuluhan yang telah diberikan
i. Hasil test laboratorium

4. Pengkajian data fokus


b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Masalah, keluhan, kekhawatiran
2) Sakit kepala
3) Demam/menggigil
4) Mual dan muntah
5) Pergerakan janin
6) Nyeri abdomen/ kontraksi
7) Nyeri punggung
8) Disuria
9) Rabas, pengeluaran pervaginam
10) Perdarahan pervaginam

199
11) Konstipasi/ hemoroid
12) Varikositas
13) Kram pada kaki
14) Oedem
15) Penggunaan obat-obatan yang dibeli secara bebas

Faktor-faktor resiko yang mungkin terjadi selama hamil


1) Pergerakan anak yang kurang
2) Hb yang kurang dari 10 gr%
3) Pertambahan berat badan yang kurang atau penurunan BB
4) Proteinuria, glucosuria
5) TD sistolik diatas 140 mmHg, diastole > 90 mmHg
6) Uterus berkembang lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan
7) Mal presentasi
8) Kepala tidak masuk PAP pada primigravida usia gestasi 38 minggu
9) Perdarahan pervaginam
10) Infeksi vagina

c. Pemeriksaan Fisik
Pada tahap kunjungan ulang antenatal, bidan dianjurkan melakukan pemeriksaan fisik
untuk mendeteksi gejala komplikasi dan menilai keadaan janin.
1) Tekanan Darah
2) Berat Badan
3) Pemeriksaan abdomen, untuk menilai:
a) Observasi abdomen
b) Letak, presentasi, posisi
c) Engagement
d) TFU
e) Perkiraan TBJ
4) Pemeriksaan ekstremitas
a) Atas: sianosis, oedema
b) Bawah: oedem, refleks, varises
5) Pemeriksaan kesejahteraan janin
a) Peningkatan pembesaran uterus
b) Pergerakan janin yang teratur
c) Denyut jantung 110/160 x/menit

d. Pemeriksaan Panggul
1) Melakukan pemeriksaan spekulum jika ibu mengeluh adanya pengeluaran cairan
pervaginam
2) Melakukan pemeriksaan panggul dalam pada trimester III
3) Melakukan pemeriksaan dalam jika ibu memperlihatkan gejala persalinan premature:
a) Menilai penipisan serviks
b) Dilatasi
c) Keadaan selaput ketuban
d) engagement

e. Pemeriksaan Laboratorium

200
Pada setiap kunjungan ulang sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium. Beberapa tes
laboratorium yang dilakukan seperti:
1) Pemeriksaan urine: protein urine dan glukosa urine
2) Pemeriksaan darah: Hb
3) VDRL
4) Antibody

5. Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kehamilan


Setelah dilakukan pengkajian data fokus, maka dapat ditegakkan diagnosa pada ibu. Dengan
terkumpulnya data yang lengkap dan diagnosa yang tepat maka kita dapat menilai masalah apa
yang sedang dialami ibu dan apa saja kebutuhan ibu pada usia kehamilannya sekarang ini. Dengan
demikian kita dapat menyusun rencana yang sesuai fakta dan tepat sasaran. Rencana yang disusun
hendaklah sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu. Beberapa bentuk kebutuhan ibu seperti:
a. Penyuluhan
2) Fisiologis kehamilan
3) Personal hygiene
4) Ketidaknyamanan
5) Gizi ibu hamil
6) Persiapan persalinan, KB
7) Latihan dan istirahat
8) Seksualitas
9) Tanda bahaya dan kunjungan ulan
b. Imunisasi
c. Tablet Fe
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Konsultasi dengan tenaga kesehatan lain
2) Ahli gizi
3) Ahli terapi
4) Ahli kebidanan
5) Ahli laboratorium

Secara garis besar, prosedur pemeriksaan kunjungan ulang adalah sebagai berikut:
a. Riwayat kehamilan sekarang
1) Menanyakan perasaan klien sejak kunjungan terakhirnya
2) Menanyakan apakah klien punya pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak
kunjungan terakhirnya.
3) Menanyakan gerakan janin dalam 24 jam terakhir
4) Mendapatkan informasi tentang masalah atau tanda bahaya yang mungkin dialami klien
sejak kunjungan terakhirnya
5) Mendapatkan informasi tentang keluhan- keluhan yang biasa dialami ibu
b. Pendekatan umum untuk pemeriksaan
1) Mengamati penampilan ibu, suasana emosinya dan sikap tubuh ibu selama pemeriksaan
2) Menjelaskan semua prosedur pemeriksaan
3) Melanjutkan pertanyaan yang perlu untuk klarifikasi
c. Tes laboratorium dan tanda bahaya
1) Meminta klien buang air kecil untuk pemeriksaan proteinuria
2) Mengukur tekanan darah
d. Pemeriksaan Fisik
1) Mengukur tinggi fundus uteri

201
2) Melakukan palpasi abdomennuntuk mendeteksi adanya kehamilan ganda (jika usia
kehamilan sudah lebih dari 28 minggu)
3) Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan
kepala janin (jika usia kehamilan lebih dari 36 minggu)
4) Mengukur DJJ
e. Pembelajaran, persiapan persalinan dan kesiagaan terhadap komplikasi
1) Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
2) Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan ibu mengenai pemberian ASI, KB, latihan (exercise),
istirahat, nutrisi dan pertumbuhan janin
3) Mendiskusikan rencana periapan kelahiran/ kegawatdaruratan
4) Mengajari ibu mengenai tanda bahaya
5) Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
6) Mendokumentasikan asuhan

Pendokumentasian Asuhan Kehamilan

Dokumen adalah catatan yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi
adalah pekerjaan mencatat atau merekam jalannya peristiwa atau objek yang berharga dan dapat
dikenang dan dilihat dikemudian hari.
Dokumentasi dalam pelayanan antenatal adalah catatan atau laporan yang dibuat oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan antenatal kepada individu, keluarga atau masyarakat serta
keseluruhan sehingga terwujud data yang lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tingkat
kesakitan dari pasien tetapi juga jenis, kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien.

Kegiatan :
1. Membuat dokumen atau mendokumentasikan tiap asuhan atau tindakan yang dilakukan.
2. Merupakan suatu bukti nyata kerja bidan
3. Memberikan data atau informasi nyata mengenai keadaan kesehatan masyarakat diwilayah
kerja bidan.

Tujuan:
1. Sumber data atau informasi mengenai keadaan individu pasien, keluarga dan masyarakat.
2. Alat penilaian pelayanan yang diberikan.
3. memberikan umpan balik untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan menyeluruh.

Fungsi:
1. Tersedianya data atau informasi yang lebih nyata atau fakta mengenai keadaan atau tingkat
kesehatan masyarakat.
2. Sebagai mekanisme pengawasan terhadap pelayanan yang diberikan.
3. Sebagai sumber data atau informasi dalam pengembangan rencana pelayanan kebidanan
selanjutnya.
4. Mempertahankan standar pelayanan kebidanan secara kebidanan.

Dokumentasi pelayanan adalah terlaksananya suatu proses manajemen dengan baik, tidak
terlepas dari kelengkapan dokumentasi manajemen tersebut Cara efektif untuk melindungi
praktisioner dan pegawai dari tuntutan hukum, walau tidak ada aturan hukum dalam
pendokumtasian tetapi bagi bidan ini penting diatur dalam praktiknya.

202
Mengapa Dokumentasi Penting ?
1. Merupakan catatan asuhan yang permanen
2. Merupakan sumber informasi
3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan
4. Memudahkan evaluasi pelaksanaan/implementasi asuhan
5. Menjadi sumber data catatan nasional, riset dan statistik mortalitas / morbiditas.
6. Merupakan sumber untuk meningkatkan mutu pemberian asuhan
7. Merupakan sumber dalam penyusunan standar pelayanan.

Dokumentasi yang tidak adekuat


1. Mengganggu kelanjutan pelayanan
2. Menghambat komunikasi antar staf
3. Menciptakan resiko terhadap pemberian obat atau pengobatan, karena bisa terjadi duplikasi
4. Tidak dapat mengidentifikasi tanda2 kegawatan dengan cepat
5. Data yang bermakna tidak teridentifikasi
6. Dapat merugikan klien secara finansial

Dokumentasi yang disarankan:


1. Menyeluruh (contemporaneous)
2. Mudah dibaca (ligible)
3. Jelas, mudah dimengerti
4. Tertulis waktu dengan jelas dalam urutan yang tepat
5. Ada tanda tangan yang jelas

1. Model dokumentasi asuhan

Model dokumentasi 5 langkah, terdiri dari:


11. Langkah I : Mengumpulkan data
Langkah ini merupakan langkah awal dalam manajemen asuhan kebidanan. Data yang
dikumpulkan meliputi data subjektif dan objektif.
12. Langkah II : Mengevaluasi data/ mengidentifikasi masalah
Setelah data terkumpul lengkap, bidan melakukan identifikasi data-data yang mungkin akan
menjadi masalah dan kebutuhan ibu. Identifikasi juga meliputi kelengkapan data yang dapat
menunjang rencana asuhan.
13. Langkah III : Membuat rencana asuhan
Setelah yakin bahwa data yang dikumpulkan sudah lengkap dan dapat diidentifikasi dengan
benar, maka langkah selanjutnya adalah bidan merumuskan rencana asuhan yang akan
diberikan. Rumusan rencana disusun berdasarkan skala prioritas kebutuhan dan masalah
ibu.
14. Langkah IV : Mengimplementasikan rencana asuhan.
Pada langkah ini rencana asuhan yang telah dibuat akan diimplementasikan dengan
melibatkan ibu dan keluarga serta sesuai dengan aturan, wewenang dan norma yang berlaku.
15. Langkah V : Mengevaluasi asuhan/tindakan
Langkah terakhir dalam proses ini adalah mengevaluasi seluruh asuhan yang telah atau
belum diberikan.

2. Model dokumentasi Helen Varney

203
Varney menjelaskan bahwa manajemen asuhan kebidanan merupakan proses pemecahan
masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal tahun 1990-an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan pada suatu
urutan yang logis :
1. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara menyeluruh.
2. Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar tentang masalah atau diagnosa secara
kebutuhan klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita, contohnya perasan
takut ibu hamil pada trimester 3 dalam menhadapi persalinan. Walaupun masalah ini dapat
mengarah pada hal yang serius, namun masalah tersebut tidak dapat dimaksudkan dalam
nomenklatur standar diagnosa kebidanan karena tidak termasuk diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang telah diakui dan dilaksanakan oleh suatu profesi,
berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, mempunyai ciri khas kebidanan,
didukung oleh clinical judgement dalam lingkup praktek kebidanan dan dapat diselesaikan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Kebutuhan adalah semua hal yang menyangkut dengan perkembangan kehamilannya serta
masalah yang sedang dihadapinya, seperti pendidikan kesehatan tentang personal hygiene,
penjelasan tentang masalah yang sedang dihadapi, dsb.
3. Langkah III : Antisipasi diagnosa dan masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial laninya
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan tindakan pencegahan.
4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Pada langkah
ini bidan melakukan identifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan. Penanganan ini bisa
mandiri, kolaborasi maupun rujukan.
5. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan penyusunan rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu.
Semua rencana yang dikembangkan harus benar-benar valid dan rasional berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date.
6. Langkah VI : Melaksanakan rencana asuhan
Pada langkah ini semua rencana asuhan dilaksanakan secara efisien dan aman. Dalam
pelaksanaannya harus melibatkan ibu, keluarga dan lingkungannya. Semakain terperinci
langkah yang ditetapkan dilangkah kelima, semakin baik dalam pelaksanaannya.
7. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi kekefektifan asuhan yang sudah diberikan. Juga evaluasi
dilakukan terhadap rencana asuhan yang belum dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada setiap
tahap manajemen asuhan tersebut.

3. Model dokumentasi asuhan lainnya adalah model SOAP


1. S (Subyektif)
Informasi atau data subyektif yang diperoleh dari apa yang dikatakan klien, keluarganya atau
dokumentasi pelaksanaan asuhan
2. O (Obyektif)
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan diperiksa oleh Bidan sewaktu melakukan
pemeriksaan, hasil pemeriksaan laboratorium serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya
3. Assessment

204
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data subyektif dan
obyektif yang sudah dikumpulkan
4. Perencanaan
Rencana pelaksanaan asuhan sesuai dengan hasil assessment yang telah dilakukan.

Prinsip dokumentasi harus jelas, objektif, ringkas dan berkesinambungan. Dokumentasi asuhan
bertujuan untuk:
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang telah diberikan
2. Berbagi informasi diantar pemberi asuhan
3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang bersinambungan
4. Memungkinkan melakukan evaluasi dari asuhan yang telah diberikan
5. Memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik kesehatan
6. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu tinggi kepada klien.

Aspek legal dokumentasi


Pendokumentasian harus dilakukan sebagai bukti asuhan yeng telah dilakukan. Ini sangat
berguna untuk menilai asuhan yang telah diberikan dan bagaimana pemberian asuhan
selanjutnya. Pendokumentasian yang baik dapat menjadi pelindung bidan bila berhadapan
dengan perangkat hukum di pengadilan.

2. Latihan
Tugas Mandiri Setelah selesai mempelajari materi yang diuraikan/dibahas pada Topik ini, Anda
diharuskan untuk mengerjakan soal-soal latihan yang sudah anda untuk menambah pengetahuan yang
telah Anda miliki, agar wawasan Anda lebih luas maka lakukan benchmarking ke Perpustakaan atau
penelusuran pustaka melalui internet, fasilitator, dan diskusi bersama teman. Selanjutnya buatlah
resume terkait dengan materi belajar Topik ini dari hasil penelusuran Anda.

3. Tes
Kasus
Ibu Laurance Datang Pertama Sekali Ke Rumah Bidan Deka Untuk Memeriksakan Kehamilannya
Pada Tanggal 14 Mei 2010 Pukul 14.00 WIB. Ibu Mengatakan Bahwa Haid Terakhirnya Pada Tanggal
28 September 2009. Selama Ini Haid Ibu Teratur. Ibu Pernah Mengalami Keguguran Pada Waktu
Kehamilan Yang Pertama Sekali. Kemudian Ibu Hamil Sampai Anak Lahir Dengan Berat 3000 Gr,
Namun 1 Jam Setelah Lahir, Anak Ibu Meninggal.Anak Ke Tiga Ibu Lahir Dengan Berat Badan 3300
Gram, Tanpa Menimbulkan Kesulitan Pada Ibu Saat Melahirkan Dan Keadaan Bayi Baik. Sekarang Ibu
Sering Merasa Sakit Pinggang. Hasil Pemeriksaan, Ibu Tampak Baik. Tanda Vital Dalam Batas Normal.
Ibu Mengatakan Sudah Merasakan Gerakan Janin Sejak 4 Bulan Yang Lalu. Dari Pemeriksaan
Oleh Bidan, Bunyi Jantung Janin Jelas Terdengar Di Kuadran Kiri Bawah Perut Ibu. Pada Ekstremitas,
Ditemukan Bengkak Pada Tungkai Ibu.

1. Berdasarkan Teks Maka :


a. Ibu G3P2A1H1 c. Ibu G4P3A1H1 e. Ibu G3P2A0H1
b. Ibu G4P2A1H1 d. Ibu G3P2A0H2

2. Berdasarkan Anamnesa, Berapakah Usia Kehamilan Ibu Saat Ini ?


a. 28-29 Minggu c. 32-33 Minggu e. 36-37 Minggu
b. 30-31 Minggu d. 34-35 Minngu

205
3. Berdasarkan Usia Kehamilan Ibu Maka Tinggi Fundus Uteri Adalah :
a. 3 Jari Di Atas Pusat
b. Pertengahan Antara Pusat Dengan Procesuss Xyphoideus
c. 3 Jari Di Bawah Procesuss Xyphoideus
d. Pertengahan Antara Pusat Dengan Procesuss Xyphoideus Dengan Kepala Sudah Masuk PAP
e. Setinggi Procesuss Xyphoideus

4. Dari Hasil Pemeriksaan, Maka Posisi Janin Adalah


a. Presentasi Kepala c. Punggung Kanan e. Punggung Kiri
b. Presentasi Bokong d. Letak Lintang

5. Hasil Pemeriksaan Bidan Maka Leopold III Yang Didapatkan Adalah :


a. Janin Dengan Letak Lintang
b. Janin Dengan Sikap Fleksi
c. Janin Dengan Presentasi Bokong
d. Janin Dengan Posisi Punggung Kanan
e. Janin Dengan Presentasi Kepala

6. Pada Kasus Diatas , Berdasarkan Teks Maka


Dasar Untuk Mendirikan Diagnosa Panggul
Ibu Normal Adalah :
a. Ibu Sudah Melahirkan 3 Kali
b. Ibu Pernah Melahirkan Bayi Dengan Berat
Badan Normal Tanpa Penyulit
c. Ibu Hamil Yang Ke Empat Kalinya
d. Ibu Grande Multipara
e. Ibu Melakukan Pemeriksaan Panggul
Dalam

7. Nasehat Yang Dapat Anda Berikan Untuk


Mengatasi Sakit Pinggang Pada Ibu Adalah,
Kecuali :
a. Banyak Minum Air Putih Pada Siang Hari
b. Gunakan Sepatu Bertumit Rendah
c. Kurangi Aktivitas Yang Terlalu Berat
d. Melakukan Bodi Mekanik Apabila
Mengangkat Benda
e. Tidak Ada Jawaban Yang Benar
8. Dari Kasus Ibu Laurance, Maka Hal Yang
Perlu Diwaspadai Karena Merupakan Tanda
Bahaya Adalah Jika :
a. Ibu Mengalami Bengkak / Oedema
Didaerah Pretibia
b. Ibu Mengalami Oedema Sampai Pada
Tangan Dan Kelopak Mata
c. Ibu Mengalami Sakit Pinggang
d. Ibu Mengalami Oedema Yang Dapat
Hilang Bila Kaki Di Tinggikan
e. Ibu Tampak Oedema Pada Punggung Kaki
( Daerah Dorsalis Pedis )

206
4. Kunci Jawaban
1) C
2) C
3) B
4) E
5) E
6) B
7) A
8) B

5. Daftar Pustaka
Cunningham, 2003 “ Obstetri William”, EGC : Jakarta
Depkes RI, 2001, Buku Standar Pelayanan Kebidanan Jakarta.
Derek-Lewellyn, 2002 “Obstetri Ginekologi”, EGC : Jakarta
Dowsen, Steven A, Neil Izenberg, Elizabet Bass, 2002 “Panduan Kesehatan Balita Petunjuk
Lengkap Untuk Orang Tua Dari Masa Kehamilan Sampai Usia Anak 5 Tahun. Buku I Raja
Gafindo Persada : Jakarta

Einsberg, Dkk, 1996 “Apa Yang Anda Hadapi Bulan Ke Bulan “ Arcan : Jakarta
Enkin, Murray, Marc JNC Keirse, Nelson, 1999 “A Guide To Effective Care In Pregnancy And
Childbirth.

Farrer, Helen, 1999, ”Perawatan Maternitas” EGC : Jakarta


Manuaba, IBG, 1998 “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan” EGC : Jakarta
RUBRIK DESKRIPTIF
A. MAKALAH

NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Halaman sampul
Berisi judul makalah, nama dan NIM penulis makalah, logo
institusi, nama institusi, dan tahun penulisan makalah
2 Kata Pengantar
Berisi gambaran isi makalah dan ucapan terimakasih
mahasiswa sebagai penulis yang ditujukan kepada dosen
pengampu dan lembaga terkait serta pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah
Tulisan KATA PENGANTAR ditulis dengan huruf kapital simetris
diatas bidang pengetikan, tanpa tanda titik, dan berada ditengah
atas.
Teks dalam kata pengantar diketik dengan spasi 1,5
Panjang teks tidak lebih dari 2 halaman kertas A4
Pada bagian akhir dicantumkan Penulis (dipojok kanan bawah)
tanpa menyebut nama terang
3 Daftar Isi
Memuat Judul BAB, Judul Sub BAB, dan judul anak sub BAB yang
disertai dengan nomor halaman pemuatannya
Semua judul BAB diketik dengan huruf kapital, sedangkan sub
bab dan judul anak sub bab hanya huruf awal pada setiap kata
saja yang diketik kapital . teks dalam daftar isi diketik dengan
spasi tunggal
4 Daftar Lampiran
Memuat nomor Lampiran, judul lampiran. Antara judul
lampiran yang satu dengan lainnya diberi jarak spasi 1,5
5 ISI
Pendahuluan
 latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan makalah
ISI
 konsep yang diharapkan sesuai dengan rancangan
penugasan
Penutup
 Kesimpulan dan saran
6 Daftar Pustaka
Mencakup buku dan jurnal terkait berdasarkan evidance based
7 Lampiran

Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

208
B. PRESENTASI KELOMPOK
1. Cheklist pembelajaran diskusi kelompok, presentasi oleh Dosen
2. Dosen yang menilai :
3. Kelompok Tampil :
4. Mata Kuliah :
5. Tgl :
6. Proses Kelompok :
7. Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang
sedang berjalan

NO Materi Penilaian
1 2 3 4 5
1 Anggota kelompok menyiapkan materi dengan baik
2 LO sudah tercapai
3 Membuat kesimpulan kelompok
4 Diskusi kelompok merangsang anggota untuk
berpartisipasi
5 Semua anggota memberikan kontribusi pemikiran dalam
diskusi
6 Suasana kerjasama tampak didalam kelompok
7 Mahasiswa mampu bertanggung jawab pada ketepatan
informasi yang diberikan
8 Mahasiswa menggunakan sumber – sumber yang sesuai

Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

209
C. SIMULASI
Cheklist Ranah Keterampilan ( demonstrasi, role play ) oleh Dosen
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Ket : Merujuk kedaftar tilik untuk demostrasi dan Role play

NO Ranah Keterampilan SKALA


(Demontrasi, Role Play, Sgt Baik Baik Cukup Krg (21- 40) Sgt krg<20
Praktek lapangan) (>81) (61-80) (41 -60)
A. Dimensi Isi Mampu Isi akurat Isi secara Isi kurang Isi tidak akurat
mengugahp lengkap & umum lengkap atau terlalu
endengar menamba lengkap karena tidak umum atau
dan wawasan akurat ada data , tidak kadang salah .
mengembn tetapi menambah
gkan tidak pemahaman
pikiran lengkap
B Dimensi Organisasi Terorganisi Terorganisi Presentasi Cukup fokus Tidak ada
dengan dgn baik fokus namun bukti organisasi,
menyajikay untuk menyajika kurang kurang fokus
ang be mendukun n beberapa dan tidak
didukung kesimpulan bukti dan menggunakan
oleh contoh bukti
konsep pendukung
yang benar konsep yang
benar

Berbicara Pembicara Pembicara Berpatokan Berbicara


C. Dimensi Gaya prentasi dgn tenang tenang pada catatan cemas dan
semanagt menggunak mengguna tidak ide yang tidak nyaman,
dan an komter kan dikembangkan muncul rasa
menularka yang baik komter takut,tidak ada
n antusias dan selalu yang baik ada kontak
pada kontak , dan selalu mata dengan
pendengar secar kontak , yang lain.
intensif namun
berinteraks melihat
catatan

210
D. REVIEW DAN PENGGUNAAN JURNAL

No Komponen yang dinilai 1 2 3 4 5


1 Artikel berasal dari jurnal terindeks dalam waktu 3 tahun
terakhir
2 Artikel berkaitan dengan tema keperawatan khususnya
3 Jurnal sekurang-kurangnya membahas tentang proses
keperawatan pasien yang bersangkutan
4 Ketepatan menggunaka PICO (Populasi, Intervention,
Comparative, dan Outcome) dalam analisa Jurnal
5 Ketepatan meringkas konsep pemikiran penting dalam artikel
6 Ketepatan meringkas metodologi yang digunakan dalam
penelitian
7 Ketepatan meringkas hasil penelitian yang digunakan dalam
penelitian
8 Ketepatan meringkas pembahasan yang digunakan dalam
penelitian
9 Ketepatan meringkas simpulan yang digunakan dalam
penelitian
10 Ketepatan melaksanakan hasil penelitian dalam proses
keperawatan

Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

211
E. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)/ PENYULUHAN

No Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4 5


1 Persiapan
a. Identifikasi masalah
b. Membuat SAP / SATPEL
c. Penggunaan metedia
2 Pelaksanaan
a. Melakukan pendekatan secara tepat
b. Menjelaskan maksud dan tujuan
c. Cara penyampaian :
 Penggunaan bahasa
- Tepat dan benar
- Sistematis
- Mudah dimengerti
 Penggunaan alat peraga
 Asertif selama penyuluhan
 Mampu membangkitkan minat / motivasi
peserta penyuluhan
 Tidak kaku (luwes)
3 Evaluasi
a. Peserta kooperatif selama penyuluhan
b. Mengerti isi penyuluhan
c. Memiliki motivasi untuk melaksanakan
d. Serta mengajukan pertanyaan sesuai materi
penyuluhan
Keterangan 1 = kurang sekali ,2= kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

212
RUBRIK HOLISTIK
A. SIKAP
Dosen yang menilai :
Nama Mahasiswa :
Tgl/ Hari :
Proses pembelajaran
Berikan pengisian : Berikan pendapat anda terhadap diskusi kelompok yang sedang
berjalan

NO Ranah sikap Pribadi Penilaian obs


1 2 3 4 5
1 Berakhlak mulia dan sopan santun
2 Percaya diri
3 Bertanggung jawab
4 Disisplin
5 Berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan sekitarnya
6 Mampu bekerja sama

1 =kurang sekali ,2=kurang ,3= sedang ,4= baik,5= baik sekali

213
214

Anda mungkin juga menyukai