Anda di halaman 1dari 95

MAKALAH

PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN


TINGKAT SATU TAHUN AJARAN 2022

Disusun oleh:
 Kelompok 1  Kelompok 2
 Kelompok 3  Kelompok 4
 Kelompok 5  Kelompok 6
 Kelompok 7

Dosen Pembimbing: Bd.Br.Ronalen Situmorang,S,ST.,M.Keb

PRODI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak lupa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan Rahmat serta KaruniaNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Praktik Kebidanan .

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Dosen


pengampu mata kuliah Pengantar Praktik Kebidanan Bd.Br.Ronalen Situmorang
S.ST,M.Keb yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bengkulu 1 november 2002

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I

A. Pendahuluan ..........................................................................................................1
B. Penyajian Materi....................................................................................................2
1. Definisi Bidan..................................................................................................2
2. Mengenal lingkup praktik bidan dan paradikma bidan ................................18
3. Regulasi yang mengatur sertivikasi, lisensi kebidanan ................................30
4. Critical Thingking and Critical reasoning ....................................................40
5. Aspek legal dan statuta dalam kebidanan .....................................................46
6. Mengidentifikasi isu professional, etik, konsep berubah dalam praktik
kebidanan.......................................................................................................54
7. Konsep berunah respon terhadap perubahan seni dalam praktik
kebidanan dan pengenalan EBP dalam praktik kebidanan, proomosi
kesehatan.......................................................................................................66
C. Rangkuman..........................................................................................................81
D. Latihan Soal.........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
1. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB I di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
3. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB I akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
4. Pentingnya Mempelajari isi BAB I Memahami bagaimana Konsep Asuhan
Kebidanan
5. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
a. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
b. Baca dan pahami setiap isi BAB
c. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
d. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
6. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

1
B. PENYAJIAN MATERI

1. DEFINISI BIDAN
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa
nifas, memfasilitasidan memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup
upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan


kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan: termasuk di rumah,
masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
a. Menurut Ikatan Bidan Indonesia
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan.
b. Menurut Federation of International Gynaicologist and Obstetritian atau
FIGO
Pengertian bidan ketiga menurut Federation of International
Gynaecologist and Obstetritian atau FIGO (1991) dan World Health
Organization atau WHO (1992) mendefinisikan bidan adalah seseorang
yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan

2
praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi,
asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama
masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan
atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
c. Menurut World Health Organization atau WHO

Menurut World Health Organisation (WHO) Bidan adalah seseorang


yang telah diakui secara reguler dalam program pendidikan kebidanan
sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi
serta terdaftar disahkan dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik
kebidanan.

Dalam melaksanakan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan


yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2017, Bab III pasal 18 bahwa bidan memiliki
kewenangan memberikan pelayanan kesehatan ibu, kesehatan anak, dan
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Sesuai dengan pernyataan tersebut, bidan memiliki peran yang sangat
penting dan menjadi ujung tombak dalam rangka meningkatkan kesehatan
ibu dan anak (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Falsafah Bidan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun
bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan
tersebut adalah : 
a. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam Undang – Undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah
satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara
internasional diakui oleh International Confederation of Midwives
(ICM), FIGO dan WHO.
b. Tugas, tanggungjawab dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri
kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program

3
pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka
menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil,
melahirkan, nifas yang aman dan KB.
c. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak
untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
d. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang
membutuhkan intervensi medic.
e.  Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal.
f. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu
maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya
berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
g. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak
masa remaja.
h. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
i. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
j. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kebidanan yang professional dan interaksi social serta asas
penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen
secara terpadu.

4
k. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu
dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.

Sejarah dalam Kebidanan (Bidan, Pendidikan Bidan, dan Pelayanan


Kebidanan)
Adapun sejarah panjang pendidikan bidan di Indonesia dimulai pada
tahun 1851. Pendidikan bidan saat itu adalah masa penjajahan Belanda.
Seorang dokter militer Belanda, Dr. W. Bosch membuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama
karena kurangnya peserta didik dikarenakan adanya larangan bagi wanita
untuk keluar rumah. Kemudian pada tahun 1902 pendidikan bidan dibuka
kembali bagi wanita pribumi di Rumah Sakit militer di Batavia serta tahun
1904 pendidikan bidan bagi wanita Indo dibuka di Makasar.
Lulusan dari pendidikan ini harus bersedia ditempatkan di mana saja
tenaganya dibutuhkan dan mau menolong masyarakat yang tidak atau
kurang mampu secara cuma-cuma. Lulusan ini mendapat tunjangan dari
pemerintah kurang lebih 15-25 Gulden per bulan. Yang kemudian
dinaikkan menjadi 40 Gulden perbulan pada tahun 1922.
a. Bidan
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan
dan masa nifas, memfasilitasidan memimpin persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan
bayi.
b. Pendidikan Bidan

Program pendidikan sarjana kebidanan merupakan jenjang


pendidikan yang harus dilalui mahasiswa sebelum masuk pada jenjang
pendidikan profesi bidan yang memberikan kewenangan melakukan
asuhan kebidanan yang memiliki kemampuan sebagai care provider,
communicator, decision maker, community leader, dan manager.

5
Prodi Kebidanan (S-1) menerapkan Kurikukum Perguruan Tinggi
yang disusun berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
dan menerapkan Kurikulum inti Pendidikan Profesi bidan dari
AIPKIND. Beban studi yang akan ditempuh sebanyak 148 sks untuk
program sarjana kebidanan dan 38 sks untuk program profesi
kebidanan.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai metode di
antaranya kegiatan perkuliahan di dalam kelas, laboratorium, dan di
luar kelas. Metode pembelajaran yang diterapkan dengan
mengaktifkan mahasiswa dalam bentuk metode student centered
learning berupa Problem Based Learning, Field trip, cooperative
learning, interactive statio skills, discovery learning, plenary
discussion, small grup discussion, dan lain sebagainya. Pembelajaran
di laboratorium dilaksanakan dalam kelompok kecil dengan dipandu
oleh seorang tutor. Tutor akan menjelaskan dan memberikan contoh
melakukan teknik kompetensi yang telah disusun berdasarkan
kurikulum dan selanjutnya tiap mahasiswa diwajibkan mencoba dan
mempraktikkan kompetensi yang diajarkan. Untuk menjaga kualitas
kompetensi mahasiswa sebagai calon lulusan bidan professional maka
dalam proses pembelajaran praktikum mahasiswa diwajibkan
mengikuti secara penuh dengan kehadiran 100%. Dalam proses
pembelajaran pendidikan profesi bidan, mahasiswa dipraktikkan
sepenuhnya di lahan praktik.
c. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktik profesi Bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Pelayanan Kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh Bidan

6
sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya
keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Sasaran Pelayanan Kebidanan adalah individu, keluarga, dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan.
Layanan Kebidanan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Layanan Kebidanan Primer ialah Layanan Bidan yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Bidan.
2) Layanan Kebidanan Kolaborasi
Layanan Kebidanan Kolaborasi ialah Layanan yang dilakukan
oleh Bidan sebagai anggota team yang kegiatannya dilakukan
secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kesehatan.
Contoh kasus  : Ibu hamil yang sudah waktunya melahirkan,
dan dibawa ke Bidan. Tapi setellah melahirkan ternyata Ibu 
mengalami perdarahan dan terjadi resiko bayi apeksi. Dalam
hal ini, Bidan tidak bisa menanganinya sendiri dan harus
membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua
nyawa(Ibu dan Bayi) dapat tertolong, maka Tim Bidan
membagi tugas dalam menangani kasus tersebut.
Tanggung jawab Kebidanan Kolaborasi :
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien / keluarga
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
• Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Bru Lahir (BBL)
• Memberikan asuhan kebidanan pada balita.

7
3) Layanan Kebidanan Rujukan
Layanan Kebidanan Rujukan ialah Layanan yang
dilakukan oleh Bidan dalam rangka rujukan ke sistem
Pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan
yang dilakukan oleh Bidan sewaktu menerima rujukan dari
dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan Bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan
lain secara horisontal maupun vertikal, atau ke profesi
kesehatan lainnya.
Layanan Kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan
dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Contoh Kasus  : Ibu bersalin yang melahirkan di Rumah
Praktik Bidan, akan  tetapi Bidan merasa tidak mampu untuk
menolong pasien yang melahirkan dengan normal, yang harus
diwenangi oleh dokter untuk SOG, seperti persalinan dengan
bayi yang letaknya tidak normal(sungsang) dan ibu bersalin
dengan eksklamsia.
Tanggung jawab Kebidanan Rujukan meliputi :
• Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
• Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
• Memberikan asuhan kebidanann melalui konsultasi dan
rujukan pada masa persalinan dengan penyulit.
• Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada masa nifas.
• Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan
konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
• Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan
kelainan tertentu.

8
Peran Bidan
Dalam menjalankan profesinya, bidan mempunyai beberapa
peran, yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
Masing-masing peran tersebut mempunyai tugas pokok tersendiri.

Peran pelaksana dilakukan dengan tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Berikut beberapa penjelasan
tugas pokoknya
Tugas mandiri:
 Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan

yang
 diberikan
 Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan
melibatkan
 mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan /
layanan
 bersama klien.
 Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
 Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan
 melibatkan klien / keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
 Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan
 klien / keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan
 pelayanan keluarga berencana
 Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi
 dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga

9
 dan pelaporan asuhan.

Tugas kolaborasi:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai
 fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
 pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan
 kolaborasi
 Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
 kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
risiko
 tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
 pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi
 serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
 memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan
 pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan
 tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta
pertolongan
 pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
 kolaborasi bersama klien dan keluarga.

Tugas ketergantungan:

10
 Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai
 dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
kasus
 kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada
masa
 persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam
 masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan
dengan
 melibatkan klien dan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu
 dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan
dengan
 melibatkan keluarga.
 Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan
 kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
 melibatkan klien/keluarga.

Peran Pengelola
Sebagai pengelola, bidan mempunyai dua tugas utama, yaitu tugas
pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
Tugas pengembangan pelayanan dasar yaitu mengembangkan pelayanan
dasar kesehatan di wilayah kerja. Sedangkan tugas partisipasi tim seperti
melaksanakan program kesehatan sekton lain melalui dukun bayi, kader

11
kesehatan, serta tenaga kesehatan lainnya di bawah bimbingan wilayah
kerja.

Peran Pendidik
Sebagai pendidik, bidan mempunyai dua tugas utama yaitu pendidik dan
penyuluh. Dalam tugas mendidik, bidan memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan pada klien. Dalam tugas sebagai penyuluh, bidan
memberikan pelatihan dan membimbing kader.

Peran Peneliti
Sebagai peneliti, bidan betugas melakukan penelitian atau investigasi
dalam bidang kesehatan, baik secara mandiri maupun berkelompok. Tugas
ini mencakup:

 Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.


 Menyusun rencana kerja pelatihan.
 Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
 Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
 Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
 Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan
 program kerja atau pelayanan kesehatan.

1. Dalam Konteks Nasional (Sustainable Development Goals (SDGs)


Dalam mencapai SDGs, seorang bidan dapat berperan dalam
pencapaian target ketiga dari SDGs, yaitu kehidupan sehat dan
sejahtera, khususnya terkait kesehatan ibu dan bayi. Masalah
kesehatan ibu dan bayi menjadi salah satu isu penting yang
dihadapi Indonesia dalam dekade ini. Angka kematian pada bayi
memang mengalami penurunan, yaitu dari 68/1000 kelahiran pada
tahun 1991 menjadi 32/1000 pada tahun 2012. Meski demikian,
dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2007, angka kematian ibu

12
pada tahun 2012 justru menunjukkan peningkatan, yaitu dari 228
menjadi 359 per 100.000 kelahiran.

2. Peran Bidan dalam Konteks Global


Perlu langkah strategis dalam persaingan di era globalisasi ini
selalu berpedoman pada kode etik yang telah disepakati. Apa
kebutuhan masyarakat pada saat ini, terutama untuk perkembangan
dan tumbuh kembang anaknya umumnya semua orang tua ingin
anaknya menjadi anak yang pintar dan menjadi generasi yang
berkualitas.

13
C.RANGKUMAN

Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan


akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memfasilitasidan memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
Menurut Ikatan Bidan Indonesia
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik
Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan.

D.LATIHAN SOAL

Kelompok 1

1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan definisi bidan ?


Jawab : bidan adalah tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang berkerja sebegai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan
masa nifas memfasilitasi dan mempimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan bayi baru lahir

2.Menurut morld health organization atau who, apa isi bunyi dari Bab III
Pasal 18 ?
Jawab : Bahwa bidan memiliki kewenangan memberikan kesehatan
pelayanan ibu , kesehetan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana (KB)
3. Tuliskan 3 sejarah dalam kebidanan yaitu ?
Jawab : 1. bidan
2. pendidikan bidan
3. pelayanan kebidanan

14
4. Tuliskan 3 bagian dari layanan kebidanan yaitu
Jawab : 1. Layanan kebidanan primer
2. Layanan kolaborasi
3. Layanan kebidanan rujukan

5. apa saja peran bidan dalam menjalankan profesi nya


Jawab : peran bidan yaitu sebagai pelaksana , pengelola dan peneliti

6. Di daerah manakah pendidkan bidan bagi wanita pertama kali dibuka ?


Jawab: Di daerah Makasar
7. Bagaimana Aspek hukum dalam praktik kebidanan?
Jawab: Pelayanan kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang lebih
di sah kan oleh badan yang di tugaskan untuk itu menjadi sumber hukum
yang paling utama dan sebagai dasar pelaksana kegiatan membantu
memenuhi kebutuhan seorang pasien/kelompok masyarakatoleh Bidan
dalam.

8. jelaskan pengertian dari peran Bidan?


Jawab:dalam menjalankan Profesinya,Bidan mempunyai peran yaitu
sebagai Pelaksana,Pengelola,Pendidik,dan Peneliti.
9. Siapa saja sasaran-sasaran dalam praktik kebidanan?
Jawab: sasaran dalam pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkata
pencegahan,penyembuhan,dan pemulihan
10. Pengertian Bidan menurut seorang Dokter mileter Belanda?
Jawab: Menurut Dr.W.Boseh adalah Pendidikan Bidan

15
E. DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin.
(2001).Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM.EGC. Jakarta.Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa
Samba.Suharyati. (2000). Pengantarkepemimpinan dan Manajemen
Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan danManajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman.
EGC.Jakarta.Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept,

Dra. Ilyas, Jumiarni. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam
KonteksKeluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2010. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta
: PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.

16
BAB 1
PENDAHULUAN

C. PENDAHULUAN
1. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB II di harapkan Mahasiswa mampu
menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
3. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB II akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
4. Pentingnya Mempelajari isi BAB II Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
5. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
a. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus
di capai
b. Baca dan pahami setiap isi BAB
c. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
d. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
e. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

17
2.RUANG LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN

A. Pengertian

Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan


bidan dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya
pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan. Definisi secara
umum : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan dapat diartikan sebagai luas
area praktik dari suatu profesi. Definisi secara khusus : Ruang Lingkup
Praktik Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang boleh dilakukan
seorang bidan.

Ruang Lingkup Praktik Kebidanan menurut ICM dan IBI :

1. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan


wanita dewasa sebelum selama kehamilan dan selanjutnya.
2. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat
BBL.
3. Pengawasan pada kesmas diposyandu (tidak pencegahan),
penyeluhuan dan pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga, dan
masyarakat termasuk (persiapan menjadi orang tua, menentukan KB,
mendeteksi abnormal pada ibu dan bayi).
4. Konsultasi dan rujukan.
5. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada
saat tidak ada pertolongan medis.
a. Kerangka Kerja Dalam Pelayanan.
 KEPMENKES RI No 900/MENKES/SK/II/20002
 Standar Pelayanan Kebidanan
 Kode Etik Profesi Bidan
 Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007
b. Lingkup Praktik Kebidanan
Lingkup Praktik Kebidanan meliputi Pemberian Asuhan pada :
Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita
pranikah, wanita selama masa hamil, persalinan dan nifas, wanita pada

18
masa interval dan wanita menopause. Ruang lingkup praktik kebidanan
meliputi standar minimal yang telah ditentukan dalam SPK. Standar
Praktik Kebidanan (SPK) tersebut telah bersifat nasional dan dibuat oleh
organisasi profesi bidan itu sendiri (Ikatan Bidan Indonesia atau IBI).
Dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan
bertanggung jawab, maka setiap bidan harus memiliki kompetensi utama
yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Ruang Lingkup
Praktik Kebidanan mencakup kategori, yaitu : kompetensi inti atau utama
dan kompetensi lanjutan adalah pengembangan dari pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi
tuntutan masyarakat yang dinamis.
Lingkup Praktik Bidan
Kewenangan yang bisa dilakukan oleh bidan dalam menjalankan
praktik kebidanan berdasarkan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002.
a. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi (KEPMENKES RI
No 900 pasal 18)
1. Pelayanan neonatal esensial
2. Pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
3. Perawatan tali pusat
4. Resusitasi pada bayi baru lahir
5. Penanganan hipotermi pada BBL
6. Pemberian ASI
7. Pemantauan tumbuh kembang anak
8. Pengobatan penyakit ringan
9. Pemberian imunisasi
10. Pemberian penyuluhan
b. Lingkup pelayan kebidanan kepada wanita meliputi (KEPMENKES
RI No 900 pasal 16)
1. Penyuluhan dan konseling
2. Pemeriksaan fisik
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup
ibu hamil dengan abortus imminens, hipertensi
gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemia
ringan.

19
5. Pertolongan persalinan normal
Pertolongan normal yang mencakup letak
sungsang, infeksi, pendarahan post partum, laserasi
jalan lahir, partus, macet kepala didasar panggul,
ketuban pecah dini, distosia karena inseria uteri primer,
postterm, dan preterm.

6. Pelayanan ibu nifas ringan


Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi
retensio plasenta, rejentan dan infeksi ringan
7. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang
meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan
penundaan haid
c. Lingkup pelayan Keluarga Berencana

Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana


berwenang untuk :

a. Memberikan pelayanan KB yakni : pemasangan IUD/AKDR (Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit),
pemberian suntikan, tablet, kondom, diagfragma, jelly.

b. Memberikan konseling pemakaian kontasepsi dan semua informasi


tentang kontrasepsi

c. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi

d. Melakukan pencabutan AKDR letak normal

e. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit

d. Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat


berwenang untuk :

a. Pembinaan Peran serta masyarakat dalam bidang KIA

b. Memantau tumbuh kembang anak

20
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama


merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS),
penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya
(NAPZA)

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 16 berwenang untuk:

a. Memberikan imunisasi

b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas

c. Mengeluarkan plasenta secara normal

d. Bimbing senam hamil

e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi

f. Episiotomi

g. Penjahitan luka episotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II

h. Amniotomi pada pembukaan seviks lebih dari 4 cm

i. Pemberian infus

j. Pemberiaan suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan

sedative

k. Kompresi bimanual

l. Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya

m. Vacum ekstrasi dengan bayi didasar panggul

n. Pengendalian anemia

o. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI

p. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia

q. Penanganan hipotermi

21
r. Pemberian obat obatan terbatas melalui lembar permintaan obat

s. Pemberian minum sonde atau pipet

t. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian

u. Memberikan obat atau alat kontrasepsi oral, suntikan, alat kontrasepsi

dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom

v. Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB

w. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim

x. Melakukan pencabutan alat kkontrasepsi dibawah kulit tanpa penyulit

y.Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan


kesehatan masyarakat Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 900 pasal 21,
Lingkup praktik bidan dapat berubah apabila dalam keadaan darurat
bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain dalam
kewenangan yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa.
Lahan Praktik Pelayanan Dan Sasaran
Lahan Praktik Kebidanan
Lahan praktik pelayanan kebidanan merupakan tempat
dimana bidan menerapkan ilmu dalam memberikan pelayanan
kebidanan atau asuhan kebidanan pada klien dengan pendekatan
manajemen kebidanan Meliputi: BPS atau dirumah
Masyarakat
Puskesmas

22
PARADIGMA DAN KOMPETENSI BIDAN
Pengertian

Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma yang


berartimodel/pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu
disiplinilmu / profesi paradigma Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi
ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu
cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan bidan dalam
bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma, berupa pandangan
terhadap manusia/perempuan,lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
cara pandang bidanatauhubungan timbal balik antara manusia, lingkungan,
perilaku, pelayanankebidanan dan keturunan.

Komponen Paradigma

Tiga Komponen paradigma kebidanan adalah manusia, lingkungan,


kesehatan dan kebidanan:
1.Wanita
Wanita/manusia adalah makhluk biopsikososial kultural dan spiritual
yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi
keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan
rohani serta sosial yang sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pertama dan
utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan
wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial yang sangat diperlukan. Para
wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningakatan
kesejahteraan keluarga. Perempuan sebagaimana halnya manusia adalah
mahluk bio-psiko-kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar
unik, dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangan. Perempuan
sebagai penerus generasi, sehingga keberadaan perempuan yang sehat jasmani
dan rohani dan sosial sangat diperlukan.

23
2.Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat
dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan
tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan
biologis danlingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga,
komuniti dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga,
kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok
yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai
lingkungansosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia
yang terdiridari individu, keluarga, kelompok dan 5 komuniti yang
mempunyai tujuan atau sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari
anggota keluarga dan unit komuniti.
3.perilaku
perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi
manusiandengan lingkungannya, yanag terwujud dalam bentuk pengetahuan
sikap dantindakan. perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh).

Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup:

a . Dalam melaksanakan tugasnya berbegang teguh pada filosofi etika


profesidan aspek legal
b. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang
dibuatnya.
c. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutahir
secara berkala.
d. Mengunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan
penyakitdan strategi pengendalikan infeksi.
e. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama
memberikanasuhan kebidanan.
Macam-macam Asuhan Kebidanan
1. Asuhan kehamilan
Asuhan ibu hamil oleh bidan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk

24
menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama
peroide kehamilan
a.Memeriksa perkembangan kehamilan
b.Memberikan ketidaknyamanan pada kehamilan
c.Memberikan asuhan persiapan persalinan, seperti teknik relaksasi

2.Asuhan persalinan
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data,
menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan
danmengidentifikasi masalah atau kebutuhan, membuat rencana
danmelaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta
menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama
periode persalinan
a. Memeriksa tanda-tanda persalinan
b. Memberikan asuhan mengurangi rasa nyeri karena kontraksi
c. Memberikan dukungan psikologis selama proses persalinan
d. Memberikan asuhan bagaimana teknik mengedan yang baik

3. Asuhan bayi baru lahir


Asuhan bayi yang baru lahir oleh bidan dimulai dari menilaikondisi
bayi, menfasilitasi terjadinya pernafasan spontan, mencegah hipotermia,
menfasilitasi kontak dini dan mencegah hipoksia sekunder,menentukan
kelainan, serta melakukan tindakan pertolongan dan merujuk sesuai kebutuhan
dengan cara:
a.Mengkondisikan suasananan hangat
b.Memberikan ASI langsung setelah bayi lahir
c.Merawat tali pusar
4. Asuhan nifas
Asuhan Ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara
mengumpulkandata, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah

25
komplikasi denganmemenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
dengan cara:
a.Memberikan konseling kebutuhan ibu nifas, nutrisi, kebutuhan istirahat,
aktifitas dll b.Memberikan kesempatan sesegera mungkin kepada ibu dan bayi
untuk bersama
c.Memantau perkembangan involusi uterus

Manfaat Paradigma Keterkaitan Dengan Pelayanan Kebidanan

Bidan memiliki peran unit dalam member pelayanan kesehatan bagi


ibudan anak, yakin saling melengkapi dengan tenaga kesehatan professional
lainnya. Bidan adalah praktisi yang member asuhan kebidanan pada ibu hamil
dan bersalinyang normal, asuhan terhadap gangguan pada system reproduksi
wanita, serta gangguan kesehatan bagi anak balita yang sesuai dengan
kewenangannya. Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar dapat
memenuhi peningkatankebutuhan kesehatan kliennya (ibu dan anak).
1. Tugas bidan adalah memberi pelayanan/asuhan kebidanan.
Pelayanan/asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan anak balita. Sesuai dengan
kewenangannya, bidan dapat melakukan pelayanan/asuhan pada kasus-kasus
patologis.
a.Pelayanan yang bermutu
b.Asuhan sesuai kebutuhan
c.Kepuasan klien
d.Peningkatan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan
e.Menurunkan AKI dan AKB
2. Manfaat Paradigma Dikaitkan Dengan Asuhan Kebidanan Bidan memiliki
peran unik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, yakni
saling melengkapi dangan tenaga kesehatan professional lain

26
C. RANGKUMAN

Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan


dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan
kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan . Lingkup Praktik Kebidanan
meliputi Pemberian Asuhan pada :Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak
perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil,
persalinan dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause. .
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi
pelayanan

D. LATIHAN SOAL

Kelompok 2

a. Jelaskan area kompetensi menurut kalian apa yang harus di miliki seorang
Bidan dalam pengembangan diri dan profesionalitas dan jelaskan mengapa
Bidan perlu mengembangkan nilai-nilai professional.
Jawab: Area kompetensi Bidan meliputi: area etik legal dan keselamatan
klien,area komunikasi efektif,area pengembangan diri dan
profesionalisme,area landasan ilmiah praktik kebidanan,area
keterampilan kritis dalam praktik kebidanan,area promosi kesehatan
dan konseling,area manajemen dan kepemimpinan.
b. Apa saja falsafah paradigma kebidanan

Jawab: Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan,keyakinan tentang

perempuan,keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya,Keyakinan


tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
c. Kenapa paradigma penting dalam kebidanan?
Jawab: Karena Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan
keprofesionalnya berpegang pada paradigm kebidanan.

27
E. DAFTAR PUSTAKA

Dra. Ilyas, Jumiarni. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam
KonteksKeluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2010. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta :
PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Soepardan,suryani.2008.konsep kebidanan .jakarta:EGG.
Hidayat asri 2009 catatan kuliah: KONSEP
KEBIDANAN,Yogyakarta:mitra cendekia press Yogyakarta.

28
BAB 1
PENDAHULUAN

F. PENDAHULUAN
e. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB III di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
f. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
g. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB III akan
memudahkan Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
h. Pentingnya Mempelajari isi BAB III Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
i. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
j. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus
di capai
k. Baca dan pahami setiap isi BAB
l. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
m. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
n. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

29
3. REGULASI YANG MENGATUR SERTIFIKASI, LISENSI
KEBIDANAN

a. Definisi regulasi dalam pelayanan bidan


Regulasi adalah konsep abstrak pengelolaan sistem yang kompleks sesuai
dengan seperangkat aturan. Yang di maksud regulasi dalam pelayanan
kebidanan yaitu hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi ibu
dan anak merupakan hak dasar sebagaimana termaktub dalam Pasal 28 H
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, menentukan bahwa
setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945menentukan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Pencantuman hak terhadap pelayanan kesehatan tersebut, tidak lain
bertujuan untuk menjamin hak-hak kesehatan yang fundamental seperti
tertuang dalam Declaration of Human Right 1948, bahwa health is a
fundamental human right. Selain itu, terdapat juga serangkaian konvensi
internasional yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia yaitu
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 Tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita, kesepakatan konvensi internasional tentang perempuan di
Beijing tahun 1995.
Adapun mengenai pembangunan kesehatan nasional yang diatur dalam
Pasal 173 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Tedi
Sudrajat dan Agus Mardiyanto, 2012). Sebagai seorang tenaga kesehatan
yang langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seorang
bidan harus melakukan tindakan dalam praktik kebidanan secara etis, serta
harus memiliki etika kebidanan yang sesuai dengan nilai-nilai keyakinan
filosofi profesi dan masyarakat (Tedi Sudrajat dan Agus Mardiyanto, 2012)
Menurut Pasal 23 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan berwenang untuk

30
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun dalam ayat ini dijelaskan
bahwa kewenangan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kewenangan yang
diberikan berdasarkan pendidikannya setelah melalui proses registrasi dan
pemberian izin dari pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kewenangan bidan dalam penyelenggaraan praktik kebidanan yang
disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
yakni pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,dan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 20 ayat 2 Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan menyatakan bahwa bidan berwenang
melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita. Dalam pasal
tersebut tidak disebutkan bahwa bidan boleh melakukan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) di BPM (Bidan Praktik Mandiri). Di Tasikmalaya para
bidan sejatinya memberikan pelayanan kesehatan seperti pemberian obat
panas dan flu pada bayi atau balita di BPM.
Oleh karena itu, pentingnya penelitian ini adalah dapat ditegakannya
penegakan hukum terhadap pelanggaran bidan dan akibat hukumnya,
karena seorang bidan sudah mempunyai wewenang dan standar praktik bidan.
Hal ini dilakukan guna membatasi wewenang sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Bidan mengetahui dan dapat mengimplementasikan
tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang ada tanpa melampaui
wewenang sesuai dengan kompetensinya.
demikian, pelayanan kebidanan yang tidak sesuai dengan kewenangannya,
akan mendapat konsekuensi hukum yang muncul tatkala terjadi penyimpangan
kewenangan(Tedi Sudrajat dan Agus Mardiyanto, 2012). Menurut Pasal 23
ayat (1) Keputusan Menteri Kesehatan No 1464/MenKes/per/X/2010,
menentukan bahwa dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21, Menteri, Pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/ kota dapat memberian tindakan
administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan penyelenggaraan praktik dalam peraturan ini. Ayat (2) dari

31
pasal tersebut menentukan bahwa tindakan administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui teguran lisan, teguran tertulis,
pencabutan SIKB/SIPB untuk sementara paling lama 1 tahun; atau
pencabutan SIKB/SIPB selamanya. Dari sudut hukum, profesi tenaga
kesehatan dapat diminta pertanggungjawaban berdasarkan hukum perdata,
hukum pidana maupun hukum administrasi (Tedi Sudrajat dan Agus
Mardiyanto, 2012).
Oleh karena itu, setiap tenaga kesehatan harus memperhatikan standar
yang berlaku di profesinya termasuk bidan, selain itu bidan juga harus patuh
pada Kode Etik Kebidanan. Kode etik Kebidanan merupakan suatu
pernyataan komprehensif profesi yang memberikan tuntunan bagi bidan
untuk melaksanakan praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya
(Sofyan, Mustika, 2007). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana regulasi hukum bagi
bidan yang melakukan pengobatan hukum bagi bidan dalam pelayanan
kesehatan.
Penelitian ini dilakukan di Kota Tasikmalaya dari bulan Juni sampai
Agustus dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Berikut uraian
metode kualitatif dalam penelitian ini:
1. Pendekatan penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
hukum normatif, karena penelitian ini didasarkan pada data sekunder
yaitu inventarisasi peraturan peraturan yang berkaitan dengan regulasi
hukum dan kewenangan bidan, selain itu juga bahan-bahan tulisan berkaitan
dengan persoalan ini.
2. Spesifikasi penelitian Spesifikasi penelitian yangdipakaidalam
penelitian ini adalah deskriptif analitis yaitu penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai
perlindungan hukum bagi bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada
balita di bidan praktik mandiri, dengan kajian peraturan perundangan yang
berkaitan pelayanan kebidanan. Kegiatan penelitian yang dilakukan penulis

32
adalah kegiatan penelitian kepustakaan berupa literatur, buku-buku, tulisan
dan makalah tentang pelayanan kebidanan.
3. Jenis dan Sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang terdiri dari 3 bahan hukum, yakni : a. Sumber bahan hukum primer
adalah sumber bahan hukum yang menjadi acuan pokok (Nasir, n. d. ). Bahan
hukum primer yaitu ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, baik peraturan yang
diadaptasi oleh Pemerintah Republik Indonesia, yaitu Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP), KUHP perdata maupun peraturan yang
khusus yang mengatur tentang kesehatan, Undang-UndangNomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan, dan Permenkes No 28/2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. b. Bahan hukum sekunder adalah Bahan
hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yaitu
berupa literatur-literatur(Ibid, n. d. ).
Sumber bahan hukum yang dipergunakan adalah buku-buku: jurnal hasil
penelitian dan makalah-makalah di bidang penelitian kesehatan. Bahan
hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang erat kaitannya dengan bahan
hukum primer seperti putusan-putusan, seminar-seminar, jurnal-jurnal
hukum, majalah-majalah, Koran-koran, karya tulis ilmiah, dan beberapa
sumber dari internet yang berkaitan dengan persoalan diatas c. Penulisan ini
dilakukan dengan studi pustaka yaitu dengan cara membaca buku-buku,
peraturan perundangan yang terkait dan mempelajari literatur-literatur yang
selanjutnya diolah dan dirumuskan secara sistematis sesuai dengan
permasalahan yang disajikan.
b. Otonomi dalam pelayanan kebidanan
Secara etimologi, otonomi berasal dari kata Yunani autis yang artinya
sendiri dan nomos yang berarti hukuman atau aturan jadi arti otonomi adalah
pengudangan sendiri serta kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan
fungsi bidan sesuai dengan kewenangannya dan kompetensi dimiliki seorang
bidan.
Otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan Profesi yang berhubungan
dengan keselama!an jiwa manusia adalah bertanggung jawaban dan tanggung

33
gugat atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang
dilakukan bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based
serta dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai
standar profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehahan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui:
1.Pendidikan dan pelatihan berkelanju!an.
2.Penelitian dalam bidang kebidanan.
3.Penkembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan
4.Akreditasi
5. Sertifikasi
6. Registrasi
7. Uji kompetensi
8 .lisensi
Supaya bidan mengetahui kewajiban otonomi dan mandiri yang sesuai
dengan kewenangan yang didasari oleh undang – undang kesehatan yang
berlaku. Selain itu tujuan dari otonomi pelayanan kebidanan ini meliputi :
a. Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan.
Misalnya mengumpulkan data – data dan mengidentifikasi masalah
pasien pada kasus tertentu.
b. Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan.
Merencanakan asuhan yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien tersebut.
1. Untuk mengetahui perkembangan kebidanan
melalui penelitian.
2. Berperan sebagai anggota tim kesehatan.
Misalnya membangun komunikasi yang baik antar
tenaga kesehatan, dan menerapkan keterampilan
manajemen
3. Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan.
Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan,

34
mengidentifikasi perubahan yang terjadi dan
melakukan pendokumentasian.Untuk mengelola
perawatan pasien sesuai dengan lingkup tanggung
jawabnya. Membangun komunikasi yang efektif
dengan pasien dan melakukan asuhan terhadap
pasien.
4. Kegunaan otonomi dalam pelayanan
kebidananOtonomi pelayanan kesehatan meliputi
pembangunan kesehatan, meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat dalam upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas
c. Tahapan legislasi dalam tahapan bidan
Legislasi Pengertian Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang
atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian
kegiatan sertifikasi ( pengaturan kompetensi ), registrasi ( pengaturan
kewenangan ), dan lisensi ( pengaturan penyelenggaraan kewenangan )
Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang
adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan. Uji
kompetensi adalah minimal sekarang para bidan yang membuka praktek atau
memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun
ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah
tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat
maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap
tahunnya.Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa
menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat
izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.

35
Tujuan Legislasi

Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap


pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi:

1. Mempertahankan kualitas pelayanan

2. Memberi kewenangan

3. Menjamin perlindungan hukum

4. Meningkatkan profisionalisme

SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang menyatakan
bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan .

Peranan legislasi adalah menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna


jasa profesi dan profesi sendiri, legislasi sangat berperan dalam pemberian
pelayanan professional. Dalam memberikan pelayanan ada hal-hal yang dapat
menyebabkan ketidakpuasan pasien atau masyarakat, diantaranya:

1. Pelayanan yang tidak aman

2. Sikap petugas yang kurang baik

3. Kurangnya komunikasi

4. Salah prosedur

5. Kurangnya sarana prasarana

6. Kurangnya informasi

Selain hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, adapula kriteria


agar bidan dikatakan professional, yaitu:

1. Mandiri

2. Peningkatan kompetensi

3. Praktek berdasarkan evidence based

4. Menggunakan beberapa sumber informasi

36
C.RANGKUMAN

regulasi dalam pelayanan kebidanan yaitu hak atas pelayanan dan


perlindungan kesehatan bagi ibu dan anak merupakan hak dasar sebagaimana
termaktub dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, menentukan bahwa setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin bertempat
tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 20 ayat 2 Permenkes Nomor 28
Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan menyatakan
bahwa bidan berwenang melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi, anak
balita.

D.LATIHAM SOAL

Kelompok 3

a. Bagaimana Regulasi yang mengatur yang mengatur sertifikasi


lisensi Bidan di Indonesia
Jawab: Registrasi Bidan oleh pemerintah melalui registrasi yang
dilakukan oleh konsil majelis tenaga kesehatan (MTK)
berdasarkan UU No.36 tenaga kesehatan pasal 44 setiap
tenaga kesehtan harus memiliki surat tanda registrasi yang
di terbitkan.
b. Sanksi apa yang akan diterima oleh Bidan bila tidak
melengkapi sarana dan prasarana dalam pelayanan Bidan?
Jawab: Bidan yang tidak melengkapi Sarana dan prasarana pada
ayat 1dikenakan sanksi administrative berupa teguran
lisan,peringatan tertulis,denda administrativ
c. Apa saja pelayanan kebidanan?

Jawab: Pelayanan kesehatan ibu.pelayanan kesehatan reproduksi,ibu

hamil,melahirkan,nifas,tumbuh kembang anak,KB.

37
E.DAFTAR PUSTAKA

Farelya,G.,Nurrobika(2015).etikolegal dalam pelayanan kebidanan.


Yogyakarta: Deepublish,Ristica,O.,D.,&Julianti,W.(2014).Prtinsip etika dan
moralitas dalam pelayanankebidanan,Yogyakarta:Deepublish.

Dina dewi anggraini,S.S.T keb.,M.kes.2022.Etika profesi


kebidanan,Indonesia,padang.sumatera barat:global ekslusif technology.

Prof.dr.ida bagus Gdemuanuabe,SPOG.1998. ilmu kebidanan penyakit kandungan


dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan.jakarta 1004:kedokteran
EGC,1998

Yustiarti,khalidatulkhair anar,melania.2022.Etikologi dalam praktik


kebidanan,indonesia.padang,Sumatera barat.;no.033/sba/978-623-8004-12-6.

38
BAB 1
PENDAHULUAN

G. PENDAHULUAN
a. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB IV di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
b. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
c. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB IV akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
d. Pentingnya Mempelajari isi BAB IV Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
e. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
f. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
g. Baca dan pahami setiap isi BAB
h. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
i. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan Memahami
Hal-Hal yang penting
j. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

39
4. CRITICAL THINGKING AND CRITICAL REASONING

a. Critical Thinking

Secara garis besar, critical thinking adalah sebuah kemampuan


untuk bisa berpikir lebih jernih dan lebih rasional terhadap apa yang
harus dilakukan maupun terhadap apa yang harus dipercaya. Bisa
juga critical thinking dimaknai sebagai sebuah pola pikir yang
dimiliki oleh individu agar tidak menerima informasi secara mentah-
mentah. Diperlukan sebuah pola pikir untuk mengevaluasi dan
menganalisis kebenaran dari informasi tersebut. Tentunya mereka
yang sudah bisa berpikir kritis juga akan lebih tepat dalam
mengambil keputusan terhadap masalah yang sedang dialami.

Ada beberapa kemampuan lain ketika seseorang bisa menerapkan


keterampilan critical thinking dalam kehidupannya. Berikut ini adalah
beberapa di antaranya.

1. Bisa lebih mudah memahami hubungan antara logika dan


gagasan.

2. Bisa melakukan identifikasi, membangun, sekaligus melakukan


evaluasi terhadap argumen.

3. Bisa melakukan deteksi terhadap ketidak konsistenan dan


kesalahan umum dalam bernalar.

4. Mampu menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi


secara sistematis.

5. Bisa melakukan identifikasi relevansi dan pentingnya sebuah


gagasan.

6. Mampu merenungkan sebuah pembenaran terhadap keyakinan


sekaligus nilai-nilai yang ada dalam diri seseorang.

Kemampuan berpikir kritis bukanlah tentang seberapa banyak


informasi yang dimiliki oleh seseorang. Bahkan belum tentu

40
seseorang yang memiliki ingatan yang begitu baik dan tahu begitu
banyak fakta memiliki critical thinking dalam dirinya. Namun
critical thinking adalah sebuah pola pikir untuk mengetahui
bagaimana konsekuensi terhadap apa yang mereka tahu.

Mereka yang memiliki kemampuan berpikir ini biasanya akan


lebih tahu bagaimana memanfaatkan informasi yang diterima
sebagai metode penyelesaian sebuah masalah. Selain itu mereka
juga bisa mencari informasi yang relevan.

i. Model Berpikir Kritis

Model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking pada dasarnya


merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
berdialog secara mendalam sekaligus berpikir secara kritis.

ii. Tingkat Berpikir dalam kebidanan

Dalam usaha menjadi seorang pemikir kritis perlu kesadaran dan


ketrampilan untuk memaksimalkan kerja otak melalui langkah-
langkah berpikir kritis yang baik sehingga kerangka berpikir dan cara
berpikir tersusun dengan pola yang baik. Namun,berpikir kritis sulit
diukur karena merupakan proses yang dapat dilihat. 

Suatu  bentuk  berpikir  kritis dapat berupa seseorang yang terus


mempertanyakan asumsi, mempertimbangkan konteks (kejelasan ma
kna), menciptakan dan mengeksplorasi elternatif dan terlibat dalam
skeptisisme reflektif (pemikiran yang tidak mudah percaya atas
informasi yang diterima. Langkah dalam berfikir kritis:

 Mengenali masalah

 .Mengumpulkan dan menyusun informasi yang


diperlukanPengetahuan luas dan informasi penting terkait
masalah perlu untuk menilaisesuatu secara tepat dan akurat

 Mengevaluasi data, fakta serta pernyataan

41
 .Mengenali asumsi-asumsi Asumsi : sesuatu yang tidak
secara eksplisit dinyatakan oleh orang lain

 Mencermati hubungan logis antara masalah dan jawaban

 Menggunakan Bahasa yang tepat, jelas dan khas

 Menemukan cara-cara yang kreatif untuk menangani masalah


Menarik kesimpulan/ pendapat dari isu/ persoalan yang
dibahas

Critical Reasoning

Clinical reasoning merupakan hasil berfikir kritis yang kemudian


dimulai dari kemampuan menganalisis,mengaplikasikan fikiran dan
pada akhinya mampu membuat dan menciptakan.

 Strategi critical reasoning

Yang dijalankan oleh bidan terkait dengan keterampilan bidan


untuk menginterpretasi data untuk memahami argument dan
pendapat orang lain.

 Beberapa aspek yang harus diaplikasikan oleh seorang bidan


dalam menjalankan manajemen asuhan kebidanan

1. Penalaran berdasarkan pengetahuan atau ilmiah

2. Penalaran naratif (memahami keadaan seseorang)

3. Penalaran pragmatic (memahami penuturan Bahasa seseorag)

4. Penalaran etis (penalaran tentang perilaku manusia dengan


menggunakan beberapa alasan untuk menilai tindakan tersebut benar
atau salah

42
C.RANGKUMAN

critical thinking adalah sebuah kemampuan untuk bisa berpikir lebih


jernih dan lebih rasional terhadap apa yang harus dilakukan maupun terhadap apa
yang harus dipercaya. Bisa juga critical thinking dimaknai sebagai sebuah pola
pikir yang dimiliki oleh individu agar tidak menerima informasi secara mentah-
mentah. Diperlukan sebuah pola pikir untuk mengevaluasi dan menganalisis
kebenaran dari informasi tersebut. Clinical reasoning merupakan hasil berfikir
kritis yang kemudian dimulai dari kemampuan menganalisis,mengaplikasikan
fikiran .

D.LATIHAN SOAL

Kelompok 4

i. Kenapa Critical thingking itu penting?


Jawab:Karena berfikir kritis dapat mengembangkan dab menyatakan ide-
ide penting serta membantu kita dalam mengkaji gagasan yang
rumit secara sistematis untuk dapat memahami lebih baik
ii. Bagaimana menumbuhkan jiwa kritis dan logis dalam mengambil sebuah
keputusan?
Jawab:Jangan terburu-buru,pikirkan secara baik-baik dan
mendalam,berfikirlah/diskusilah bersama kelompok sehingga
membuat fikiran kita luas,mendukung perbedaan
pendapat,berkomunikasi dengan maverick.
3.Jelaskan bagaimana upaya untuk memiliki kompetensi critical thingking
dalam Bidan?
Jawab: Tahap pertama yang sangat penting yaitu mengidentifikasi/kenali
masalahyangada,selanjutnya tentukan skala
prioritasnya,kumpulkan

informasi,kenali persepsi yang muncul,analisa setiap data serta


proses pengembalian keputusan.

43
E.DAFTAR PUSTAKA

Troy E.Smith,paul s.rama,joel R.helms.2018.teaching critical thingking .

in a GE class: A flipped model.Brighan young university at Hawaii,united states.


(2009),critical thingking.

Dr.Bhisma murti,Mph,Msc,phD,2010,berfikir kritis(critical thingking).

Alec fisher.(2009).Critical thingking an introduction(berfikir kritis sebuah


pengantar)Jakarta,Erlangga.

A Facione,peter,Critical Thingking: what it is and why it


counts,milillbrae,CA:Measured reasons and the California academic press,2013.

44
BAB 1
PENDAHULUAN

i. PENDAHULUAN
o. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB V di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
p. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
q. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB V akan
memudahkan Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
r. Pentingnya Mempelajari isi BAB V Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
s. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
t. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus
di capai
u. Baca dan pahami setiap isi BAB
v. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
w. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
x. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

45
5. ASPEK LEGAL DAN STATUTA DALAM KEBIDANAN

a. Definisi Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan

Pelayanan menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan


dengan membantu melayani apa yang dibutuhkan oleh
seseorang,selanjutnya menurut kamus besar Bahasa Indonesia jika
dikaitkan dengan masalah kesehatan diartikan pelayanan yang diterima
oleh seseorang dalam hubugannya dengan pencegahan,diaknosis dan
pengobatan kesehatan tertentu.

Menurut pasal 1 UU Kesehatan No.36 th 2009 dalam ketentuan


umum terdapat pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan
pada objek pelayanan..yaitu pelayanan kesehatan yang di tunjukan pada
jenis upaya,meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan(prefentif),
pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitativ).

Pengertian pelayanan kebidanan yang termuat dalam


kepmenkes .RI nomor 369/menkes /sk/III/2007 tentang standard profesi,
pelayanan kebidanan adalah kegiatan membantu memenuhi seorang
pasien, oleh bidan ,dalam upaya kesehatan (meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan, pemulihan,) yang sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab, sedangkan kata legal sendiri berasal dari kata legal
(bahasa belanda) yang artinya adalah sah menurut undang-undang.

Dari pengertian-pengertiann di atas maka dapat di


simpulkan ,pengertian aspek legal pelayanan kebidanan adalah
penggunaan norma hukum yang telah di sah kan oleh badan yang di
tugasi untuk menjadi sumber hukum yang paling utama sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau
pasien/kelompok masyarakat oleh bidan,dalam upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan.

46
b. Legislasi Praktik Kebidanan

Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau


penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian
kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi),registrasi (pengaturan
kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan),STR
(Surat Tanda Registrasi ) yang di keluarkan oleh Majelis Tenaga
Kesehatan Iindonesia (MTKI) atas nama kementrian kesehatan
menyatakan bahwa bidan berhak menjalan kan pekerjaan kebidanan.

Tujuan Legislasi

Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada


masyarakat terhadap pelayanan yang telah di berikan .Bentuk
perlindungan tersebut adalah meliputi:

a.Mempertahankan kualitas pelayanan.

b.Memberi kewenangan.

c.Menjamin perlindungan hukum.

d.Meningkatkan profesionalisme.

c. Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan Indonesia

1. UUD 1945

Amanah dan pesan mendasar dari UUD 1945 adalah pembangunan


nasional yaitu pembangunan di segala bidang guna kepastian,
keselamatan, kebahagian, dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
secara terarah, terpadu dan berkesinambungan.

2. UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kebidanan

Tujuan dari pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara

47
melalui upaya promotive, preventive, curative, dan rehabilitative sebagai
upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Bidan erat
hubungannya dengan penyiapan SDM sepanjang siklus kehidupan Wanita
karena pelayanan bidan meliputi Kesehatan Wanita selama kurun
Kesehatan reproduksi Wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa
hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interfal, masa klimakterium
dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra
sekolah.

a. Visi Pembangunan Kesehatan Sehat 2010 adalah derajat Kesehatan


yang optimal dengan strategi paradikma sehat, profesionalisme, JPKM,
dan desentralisasi

b. Model Aspek Legislasi

Registrasi (Pengaturan Kewenangan)

Menurut Pemenkes No. 1464/Menkes/X/2010, registrasi adalah


proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan, terhadap
bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik
dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
Tujuan registrasi:
 Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
kemajuaj ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
 Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam
penyelesaian kasus mal praktik.
 Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik.

Syarat registrasi sebagai berikut:

 Fotokopi ijazah bidan.


 Fotokopi transkirip nilai akademik.
 Sirat keterangan sehat dari dokter.
 Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar.

48
 Sertifikat uji kompetensi.
Dengan diselenggarakannya uji kompetensi diharapkan bahwa
bidan yang menyelenggarakan praktuk kebidanan adalah bidan
yang benar-benar kompeten upaya ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan bidan, mengurangi medical eror
atau mal praktik dalam tujuan utama untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Dalam rancangan uji kompetensi apabila
bidan tidak lulus uji kompetensi, maka bidan tersebut menjadi
binaan ikatan bidan Indonesia (IBI) setempat. Materi uji
kompetensi sesuai kompetensi dalam standar profesi bidan
Indonesia namun demikian uji kompetensi belum dibakukan
dengan suatu dasar hukum, sehingga baru pada tahap draf atau
rancangan.
c. Lisensi (Pengaturan Penyelenggaraan Kewenangan)
Lisensi adalah proses ministrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan
kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan
mandiri.
Tujuan lisensi:
 Memberikan kejelasan batas wewenang.
 Menetapkan sarana dan prasarana.
Aplikasi lisensi dalam praktik kebidanan adalah bentuk
SIPB (Surat Izin Praktik Bidan). SIPB adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh depkes RI kepada tenaga bidan yang
menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Bidan yang menjalani praktik harus memiliki SIPB
yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada
kepala dinas Kesehatan kabupaten atau kota setempat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Fotokopi STR yang masih berlaku.
 Fotokopi ijazah bidan.
 Surat persetujuan atasan.

49
 Surat keterangan sehat dari dokter.
 Rekomendasi dari organisasi profesi.
 Pas foto.
d. Sertifikasi (Pengaturan Kompetensi)

Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu


melalui kegiatan pendidikan formal maupun non formal. Lembaga
Pendidikan non formal misalnya organsasi profesi, rumah sakit, LSM
Kesehatan yang akreditasinya ditentukan profesi. Sedangkan sertifikasi
dan Lembaga non formal adalah berupa sertifikat yang tersakreditasi
sesuai standar nasional.

Ada 2 bentuk kelulusan:

 Ijazah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu,


mempunyai kekuatan hukum atau sesuai peraturan perundangan
yang berlaku dan diperoleh dari Pendidikan formal.
 Sertifikat merupakan dokumen penguasaan kompetensi tertentu,
bisa diperoleh dari kegiatan Pendidikan formal maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya oleh profesi kesehatan.

Tujuan umum sertifikasi adalah sebagai berikut:

 Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.


 Meningkatkan mutu pelayanan.
 Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.

Tujuan khusus sertifikasi adalah sebagai berikut:

 Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku


(kompetensi tenaga profesi).
 Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
 Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan prilaku kompetensi
Pendidikan tambahan tenaga profesi.
 Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup Pendidikan tambahan
tenaga profesi.

50
 Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.

C.RANGKUMAN

Pelayanan menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan


dengan membantu melayani apa yang dibutuhkan oleh
seseorang,selanjutnya menurut kamus besar Bahasa Indonesia jika
dikaitkan dengan masalah kesehatan diartikan pelayanan yang diterima
oleh seseorang dalam hubugannya dengan pencegahan,diaknosis dan
pengobatan kesehatan tertentu. Legislasi adalah proses pembuatan undang-
undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui
serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi),registrasi
(pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan),STR (Surat Tanda Registrasi ) yang di keluarkan oleh
Majelis Tenaga Kesehatan Iindonesia (MTKI) atas nama kementrian
kesehatan menyatakan bahwa bidan berhak menjalan kan pekerjaan
kebidanan.

D.LATIHAN SOAL

Kelompok 5

1. Apa yang dimaksud dengan aspek legal dalam dokumentasi kebidanan?

Jawab: Aspek legal dalam dokumentasi Kebidanan di artikan bahwa

catatan dan penyimpanan data yang bermakna atau penting

yang biasa disebut dokumentasi.

2. Aturan hukum apa yang melandasi praktik kebidanan?


Jawab: Perlindungan Hukum pada profesi Bidan terdapat pada UU
No.36 th 2009 tentang kebidanan.UU No 36 Th 2014 tentang
tenaga kesehatan

51
.
3. Kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidandalam bentuk
asuhan kebidanan,apakah definisi dari pernyataan tersebut?

Jawab: Menurut Kemenkes RI(2016),asuhan kebidanan merupakan

kegiatan dalam memberikan pelayanan kebidanan kesehatan

kepada klien yang memiliki masalah/kebutuhan pada masa

kehamilan ,persalinan,nifas,bayi baru lahir,keluarga berencana.

52
E.DAFTAR PUSTAKA

Arimbi, Diah, 2014, Etikolegal Kebidanan.Pustaka Rihama:Yogyakarta

AS, Wahyuni, 2011, Etika Profesi Bidan, Universitas Sumatra Utara

Marimba, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Mitra Cendikia

Wahyuningsih, Heni Puji.2008. Etika Profesi Kebidanan. Fitramaya:Yogyakarta

53
BAB 1
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan intruksional Khusus


Setelah mempelajari BAB VI di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
3. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB VI akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
4. Pentingnya Mempelajari isi BAB VI Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
5. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
6. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
7. Baca dan pahami setiap isi BAB
8. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
9. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan Memahami
Hal-Hal yang penting
10. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

54
11. MENGIDENTIFIKASI ISU PROFESIONAL, ETIK, KONSEP
BERUBAH DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

ISU PROFESIONAL DAN PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian Isu Etik


Isu adalah masalah pokok yang berkembang di suatu masyarakat
atau suatu lingkungan belum yang belum tentu benar, yang
membutuhkan pembuktian. Isu merupakan topik yang menarik untuk di
diskusikan, argumentasi yang timbul akan bervariasi dan muncul karena
adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah pernyataan itu baik atau buruk.
Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting
yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek
kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
a) Isu Etik yang terjadi antara Bidan dan Organisasi Profesi
1) Kasus :
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPM. Sejak awal kehamilan,
ibu tersebut sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut
hasil pemeriksaan bidan, ibu tersebut memiliki riwayat hipertensi,
maka kemungkinan lahir pervagina sangat beresiko saat persalinan
tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak rujuk, maka
beresiko terhadap janin dan kondisi si ibu itu sendiri. Resiko pada
janin bisa terjadi gawat janin dan pendarahan pada ibu. Bidan
sudah mengerti resiko yang akan terjadi. Tapi bidan lebih
mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya
daripada dirujuk ke rumah sakit. Setelah janin lahir, ibu mengalami
pendarahan hebat, sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saat
berita itu terdengar, Organisasi Profesi Bidan (IBI), memberikan
sanksi yang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan

55
orang lain. Sebagai gantinya, ijin praktik (BPM) bidan A dicabut
dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut.
2) Isu :
a) Terjadi malpraktik
b) Pelnggaran wewenang bidan
3) Dilema :
Perlu disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan sering
kali muncul masalah atau isu di masyarakat yang berkaiatan
dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan
sebagai praktiksi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang
berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu
benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku
hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis professional.
b) Isu yang terjadi antara bidan dengan klien dan keluarga
isu etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga,
dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan. Contoh kasus :
Disuatu desa ada seorang bidan membuka klinik kurang
lebih selama satu tahun, pada suatu hari datang seorang ibu
dengan kehamilan 38 minggu, dengan mengeluhkan nyeri perut,
terasa kenceng-kenceng sejak 5 jam yang lalu. kemudian bidan
tersebut melakukan VT, ditemukan pembukaan 5. ternyata posisi
janin dalam keadaan sungsang, oleh karena itu bidan
menyarankan untuk dirujuk.tetapi pihak dari keluarga menolak
dengan alasan tidak mempunyai biaya, tapi bidan tersebut sudah
berusaha menjelaskan kepada pihak keluarga bahwa tujuan
dirujuk disini demi keselamatan ibu dan janin tersebut. tetapi
keluarga bersikeras untuk bidan menolong persalinan. karena
keluarga disini tetap memaksa, akhirnya bidan pun mengikuti
kemauan klien serta keluarga untuk melakukan persalinan
tersebut, persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak

56
dapat keluar, setelah bayi keluar ternyata bayi sudah meninggal,
dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan tersebut karena tidak
bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakat pun
tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan tersebut
sangat lamban dan tidak sesuai prosedur.
c) Isu yang terjadi antara bidan dengan Teman sejawat
Isu etik yang terjadi antara bidan dengan teman sejawat
adalah isu pelanggaran kode etik yang terjadi dengan teman sesama
profesi yang biasanya terjadi karena kecemburuan social karene
perbedaan jumlah pasien yang datang kepadanya.Contoh Kasus :
Disuatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa
tersebut ada 2 orang bidan, yaitu bidan A dan bidan B yang sama-
sama memiliki BPS dan ada persaingan diantara dua bidan
tersebut. pada suatu hari ada pasien yang akan melahirkan di BPS
bidan B yang lokasinya tidak jauh dengan bidan A. setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan belum lengkap dan
bidan B menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan
menolong persalinan. sedangkan bidan A mengetahui kejadian
tersebut. jika bidan B tetap menolong persalinan dengan bidan A
akan dilaporkan karena dianggap melanggar wewenang profesi
bidan.
d) Isu yang terjadi antara bidan dengan Team kesehatan lainnya.

perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga

medis lainnya sehingga menimbulkan kesalah pahaman. Contoh

Kasus :

ada seorang ibu datang ke bidan untuk suntik KB, ibu

awalnya memakai suntik KB satu bulan tetapi ibu tersebut ingin

menggunakan KB 3 bln, disini bidan menjelaskan kemungkinan

yang akan terjadi apabila berganti KB. salah satunya terjadi

pendarahan, ibu dan suami menyetujui. dua bulan kemudian ibu

57
tersebut mengeluarkan darah dari vagina. suami meminta untuk

diberikan obat untuk menghentikan pendarahan tetapi bidan

menolak dengan alasan agarv tidak terjadi penyakit, setelah

beberapa menit semakin bnyak darah yang dikeluarkan sehingga

bidan merujuk ke dokter. sampai di dokter ibu tersebut mengalami

syok sehingga diberikan vit K peroral dengan kejadian tersebut

bidan ditegur.

e) Isu yang terjadi antara bidan dengan Organisasi

isu etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi

adalah suatu topic masalah yang terjadi bahan pembicaraan bidan

dengan organisasi profesi karena terjadinya suatu hal-hal yang

menyimpang dari aturan-aturan yang diterapkan. Contoh kasus :

Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak

awal kehamilan ibu tersebut memang sudah sering memeriksakan

kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan Ibu tersebut

mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir

pervaginanya sangat beresiko. Saat persalinan tiba. Tekanan darah

ibu menjadi tinggi. Jik atidak dirujuk maka beresiko terhadap janin

dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat

janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko

yang akan terjadi. Tapi ia lebih mementingkan egonya sendiri

karena takut kehilangan komisinya dari pada dirujuk kerumah

sakit. Setelah janin lahir Ibu mengalami perdarahan hebat,

sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saaat berita itu terdengar

58
organisasi profesi ( IBI ), maka IBI memberikan sanksi yang

setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain.

Sebagai gantinya,ijin praktek (BPS) bidan A dicabut dan

dikenakan denda sesuai dengan pelanggarantersebut.

ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan

nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah

dan apakah pernyataan itu baik atau buruk.

Etika diartikan “sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan

keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang

didorong oleh kehendak dengan didasari pikiran yang jernih dengan

pertimbangan perasaan.

Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau

buruk sikap tindakan manusia. Etika Merupakan bagian filosofis yang

berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan,

apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,

1994).

Etika adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap

kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhibungan dengan prinsip-prinsip

dasar dan konsep yang membimbing makhluk hidup untuk berfikir dan

bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka. Etik sebagai filsafat moral

mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional

teori yang berlaku tentang apa yang benar dan buruk (Reni Heriani, 2013)

Menurut bahasa yunani, Etik diartikan sebagai à Ethos, kebiasaan atau

tingkah laku Inggris à Ethis, tingkah laku atau prilaku manusia yang baik,

59
tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada

umumnya.

Sedangkan dalam konteks secara luas dinyatakan bahwa: Etik adalah

aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap kenyataan yang

sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dan konsep yang

membimbing makhluk hidup dalam berfikir dan bertidak serta

menekankan nilai-nilai mereka. (Shirley R Jones – Ethics in Midewifery)


a. Kode Etik Bidan
Pengertian kode etik menurut Dudi Zulvadi (Dudi Zulvadi, 2010:108)
adalah “norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi dalam
melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat.” Berkaitan
dengan kode etik bidan di Indonesia, Kepmenkes tentang Standar Profesi
Bidan menetapkan kode etik bidan sebagai berikut:
1. Kewajiban bidan terhadap pasien dan masyarakat.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air

Bidan sebagai salah satu profesi yang berhubungan dengan pelayanan


kesehatan bagi masyarakat. Dalam menjalankan profesinya harus
mematuhi norma hukum yang berlaku bagi tenaga kesehatan pada
umumnya dan khususnya bagi bidan. Norma hukum yang dimaksud dalam
hal ini salah satunya adalah Peraturan Perundang-undangan yang ada di
Indonesia, yang mengatur penyelenggaraan praktik bidan. Peran MPEB ini
sangat penting karena lembaga inilah yang menentukan atau menilai ada
atau tidaknya pelanggaran terhadap Kode Etik Bidan Indonesia. Peran
MPEB hampir sama dengan peran Majelis Kehormatan Etika Kedokteran
(MKEK) bagi profesi dokter. Pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik

60
bidan ini dilakukan oleh wadah organisasi profesi bidan di Indonesia yaitu
IBI. Pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik dapat berupa teguran
baik secara lisan maupun tulisan ataupun dengan tidak memberikan
rekomendasi yang diperlukan oleh bidan untuk mendapatkan izin praktik.

a) permasalahan etik dalam kehidupan sehari – hari yaitu :

1. Persetujuan dalam proses melahirkan

2. Memilih atau Mengambil keputusan dalam Persalinan


3. kegagalan dalam proses persalinan
4. Pelaksanaan USG dalam kehamilan
5. Konsep normal pelayanan kebidanan
6. bidan dan pendidikan seks
b) Etik yang berhubungan erat dengan profesi, yaitu :
1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik
2. Otonomi bidan dan kode etik professional
3. Etik dalam pelayanan kebidanan
b. Prinsip Kode Etik dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan, dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi, persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis
atau bantuan lain yang sesuai, maka serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal.

61
c. Kode Etik dalam praktek Kebidanan
Kode Etik dalam praktek Kebidanan, bidan mempunyai ciri khas
yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan.
1. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:
7. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-
anaknya.
8. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang
didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
9. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang
bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
10. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien, dan menghormati nilai
– nilai yang berlaku dimasyarakat
11. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
12. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal
2. Kewajiban Terhadap Tugasnya
a) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat
b) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan mengadakan konsultasi
dan atau rujukan

62
c) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan klien
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
b) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a) setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
b) Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan mmeningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
c) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra
profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam
melaksanakan tugas profesinya dengan baik
b) Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa dan tanah air
a) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan – ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam palayanan KIA / KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat
b) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu

63
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan
kesehatan keluarga.

C.RANGKUMAN

Isu adalah masalah pokok yang berkembang di suatu masyarakat atau


suatu lingkungan belum yang belum tentu benar, yang membutuhkan pembuktian.
Isu merupakan topik yang menarik untuk di diskusikan, argumentasi yang timbul
akan bervariasi dan muncul karena adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
pernyataan itu baik atau buruk.

Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut
baik dan buruknya.

D.LATIHAN SOAL

Kelompok 6

1. Delima etika apa saja yang sering terjadi dalam pelayanan kebidanan
dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab:Melakukan penyelidikan yang memadai,bayi
tabung,menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para
ahli,memperluas pandangan tentang situasi.
2. Bagaimana penerapan etika dalam praktik kebidanan?
Jawab: Menjaga anatomi dari setiap individu khususnya bidan dan
klien,menjaga tindakan yang merugikan,menjaga
privacy,berbuat adil dan bijaksana.

64
E.DAFTAR PUSTAKA

Heni Puji Wahyuningsih.2009. Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta

Soepardan, Suryani dan Anwar Hadi. 2008. Etika kebidanan dan Hukum
Kesehatan.

dwiariyani24. /2014/06/kode-etik-kebidanan.html.

PP IBI.1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan. PP IBI,Jakarta

Jurnal:
F. Indradjaja, D. Dasmiredja, & S.U. Sutarjo. (1993). Aspek Sistem Rujukan
Dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Yang Berkesinambungan, dalam
Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 43 No. 3.

65
BAB 1
PENDAHULUAN

12. PENDAHULUAN
13. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB VII di harapkan Mahasiswa mampu
menjelaskan Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
14. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
15. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB VII akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
16. Pentingnya Mempelajari isi BAB VII Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
17. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
18. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
19. Baca dan pahami setiap isi BAB
20. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
21. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan Memahami
Hal-Hal yang penting
22. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan

66
7. KONSEP BERUBAH RESPON TERHADAP PERUBAHAN
SENI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN DAN PENGENALAN
EBP DALAM PRAKTIK KEBIDANAN, PROKOSI
KEBIDANAN

i. Definisi Proses Berubah


Proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan
fungsiseseorang, keluarga, kelompok atau komunitas.
 Menurut Atkinson, 1987 berubah merupakan kegiatan atau proses
yangmembuat sesuatu atau seseorang berbeda dg keadaan
sebelumnya.
 Menurut Brooten, 1987 berubah merupakan proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi.
ii. Tujuan Proses Berubah
1. Agar bisa mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik
2. Menjadi ukuran dengan keadaan sebelumnya
3. Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok
atauantarkelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat
4. Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu
5. Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok
sosialyg hidupnya terpisah sbg akibat faktor-faktor psikologis dan
kebudayaan
iii. Macam-Macam Perubahan
Macam-macam perubahan dapat ditinjau dari segi sifatnya, yaitu :
a) Perubahan ditinjau dari sifat proses:
1. Perubahan bersifat berkembang Mengikuti drai proses perkembangan
yang ada baik pada individu,kelompok atau masyarakat secara
umum.
2. Perubahan bersifat spontan
3. Dapat terjadi karena keadaan memberikan respon tersendiri
terhadapkejadian yang bersifat alami yang diluar kehendak manusia

67
yang tidakdapat diramalkan/ diprediksikan sehingga sulit untuk
diantisifasi.
4. Perubahan bersifat direncanakan Sifat perubahan satu ini dilakukan
bagi individu, kelompok ataumasyarakat imgin mengadakan
perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat
perkembangan yang lebih baik dari keadaan yanglebih baik.

b.)  Perubahan ditinjau dari sifat keterlibatan

1 Perubahan partisipatif

a.)  Melalui penyediaan informasi yang cukup


b.) Adanya sikap positif terhadap inovasi
c.) Timbulnya komitmen

2. Perubahan paksaan (coerced change)

a) Melalui perubahan total dari organisasi


b) Memerlukan kekuatan personal (personal power)

c.) Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan

1. Perubahan berencana

a) Menyesuaikan kegiatan dengan tujuan


b)  Dengan titik mula yang jelas dan dipersipkan, sesuai dengan
tujuanyang akan dicapai

2. Perubahan acak/ kacau

a) Tanpa usaha mempersiapkan titik awal perubahan.


b) Tidak ada usaha mempersipakan kegiatan sesuai dengan tujuan.

iv. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan


1) Faktor pendukung
a) Perubahan dipandang sebagai suatu hal positif oleh seseorang
yangakan berubah
b) Perubahan sesuai nilai-nilai & norma yang diyakini

68
c) Perubahan yang dijalani adalah sesuatu yang sederhana
&konkrit/nyata
d)  Perubahan dilakukan pada hal-hal yg kecil terlebih dahulu
e) Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh
f)  Komunikasi terbuka antara target berubah dengan innovator
(changeagent)

2. Faktor penghambat

a) Tidak adanya kemauan untuk berubah


b) Perubahan yang di lakukan adalah perubahan yang sulit di lakukan
c) Tidak adanya orang/lingkungan yg mendukung targer berubah
untukmelakukan perubahan

3. Faktor penentu keberhasilan

Faktor yang dapat menentukan keberhasilan perubahan terencana


adalahsebagai berikut:
a.) Adanya keuntungan relative
b.) Adanya kesesuaian
c.) Adanya kerumitan
d.) Adanya uji coba
e.) Dapat dikomunikasikan
 
d. Cara Mempengaruhi Kekuatan Proses Berubah
1. Meningkatkan faktor pendukung, yaitu dengan cara sebagai
berikut :
a.) Menggunakan model/demonstrasi
b.) Memberikan dukungan & dorongan terus menerus selama
berlangsungnya proses berubah
c.) Menggunakan keberhasilan perubahan orang lain sebagai
contoh
d.) Mengurangi faktor penghambat, yaitu dengan cara sebagai
berikut :

69
 Mempertahankan forum diskusi baik langsung maupun
tidaklangsung kepada target berubah
 Menyediakan informasi yg diperlukan pada saat yg tepat
sesuaidengan kemampuan target berubah
  Menggunakan metode pemecahan masalah secara khusus

Tahapan Proses Berubah

1. Menyadari akan perubahan


2. Ada minat untuk berubah
3. Melakukan penilaian terhadap sesuatu yg baru
4.  Melakukan uji coba sesuatu yg baru
5.  Menerima perubahan setelah melakukan uji coba

Ciri-Ciri Perubahan

1. Terjadi perbedaan antara kondisi sekarang dan sebelumnya


2. Terjadi perpindahan status
3. Mengubah perilaku dan pola pikir baik individu maupun
kelompok

Teori-Teori Dalam Proses Berubahan

1. Teori Kurt Lewin


 Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi
3tahapan:
a.) Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan
berubahnya keseimbangan yang ada. Merasa perlu untuk berubah dan
berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk berubah
danmelakukan perubahan.
Masalah biasanya muncul akibat adanyaketidakseimbangan dalam
sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi
masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik. 
b.) Bergerak (moving)

70
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap
perkembangan baru, karena memiliki cukup informasi, serta sikap
dankemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami
danmengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus
dilakukan,melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai
tingkat atautahap baru.
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasidan
mencari dukungan dari orang-orang yang dapat
membantumemecahkan masalah
c.) Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan
baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak
mengalamikemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat atau
tahap perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya
untukmendapatkan umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya
pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Setelah memiliki
dukungan dan alternatif pemecahanmasalah perubahan diintegrasikan
dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas
perawat sebagai agen berubah berusahamengatasi orang-orang yang
masih menghambat perubahan.

2. Teori Roger (1962)


a. Timbul kesadaran untuk berubah (Awareness)
b. Muncul minat untuk mengadakan pembaharuan (Interest)
c.  Mengadakan penilaian terhadap hal yang baru (Evaluation)
d.  Uji coba terhadap sesuatu yang baru (Trial)
e. Menerima perubahan setelah melakukan percobaan &
berhasil(Adoption)
Roger percaya proses penerimaan terhadap perubahan lebih
komplek dari pada 3 tahap yang dijabarka Lewin. Terutana dalam
setiap individu yang terlibatdalam proses perubahan dapat menerima
atau menolaknya. Meskipun perubahandapat diterima, mungkin saja

71
suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebutdirasakan sebagai
hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa berubah yang efektif tergantung dari
individu yangterlibat tertarik dan berupaya untuk selalu berkembang /
maju serta mempunyaisuatu komitmen untuk bekerja dan
melaksanakannya.
3. Teori Lippit

Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin.


Lippitmengungkapkan enam hal yang harus diperhatikan seorang manajer
dalam sebuah perubahan yaitu :
a. Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung
ataumenghambat perubahan.
b. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah, mengkaji motivasi dan
sumber-sumber agen,mencari dukungan baik internal maupun
eksternal atausecara interpersonal, organisasional maupun
berdasarkan pengalaman.
c. Menetapkan tujuan perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat
perencanaan.
d. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan
denganmasalah personal.
e. Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan
untuk mempertahankannya.
f. Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan
harapanorang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri

72
4. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstandipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara
agen berubahdan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley :
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e.   Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan.
 Bentuk-Bentuk Perubahan
1. Penambahan
2. Penggantian
5. Membangun kembali
6. Menghilangkan pola perilaku lama
7. Memperkuat pola perilaku lama

Strategi Proses Berubah

1. Rasional Empirik

dasar : Manusia adalah makhluk rasional

cara : Penyebaran pengetahuan & penelitiaN

2. Re edukatif normative

pendukung : norma, sosial budaya, komitmen diri. perubahan


normameliputi sikap & nilai Paksaan/kekuatan meliputi kekuatan dari
institusi, kekuasaan, manipulasi kekuatan elit.

Tingkat Perubahan
1. Pengetahuan (Knowledge)

73
2. Sikap (Attitude)
3.  Perilaku individu (Individual behavior)
4. Perilaku kelompok (Group Behavior)
Dampak Perubahan
1. IndividuBagaimana individu mempersiapkan diri untuk menghadapi
perubahan danmengelola perubahan tersebut.
2. Organisasi/ KelompokBagaimana kelompok tersebut beradaptasi
terhadap perubahan tersebutdalam hal pandangan dan pengelolaan
program-program yangselanjutnnya.
3. Geon masdpolitikBagaimana bidan baik dalam lingkup nasional
maupun Internasionalmenghadapi tuntutan perubahan dan masalah-
masalah yang bersifatglobal.

Manfaat Perubahan
1. Bisa menjalin kerjasama
2. Meningkatkan kualitas hidup jika terjadi perubahan ke
perubahan yang positif
3. Meninggalkan pola hidup lama dengan cara membuka pola
hidup baru
4. Menciptakan kerukunan yang mencakup gotong-royong dan
tolongmenolong

Aplikasi Seni dalam Praktek Kebidanan

Seni yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan seorang


bidandalam melakukan asuhan atau praktek kebidanan kepada pasien
denganketrampilan dan kemampuan yang dia miliki. Keberhasilan seorang
bidan dalammelakukan tugasnya sangat bergantung pada seni yang ia miliki,
karena seni itu merupakan kemampuan yang ia miliki sebagai seorang bidan.
Banyak seni yangdapat diaplikasikan oleh para tenaga kesehatan khususnya
bidan untuk menolong pasiennya, macam-
macam seni itu mempunyai manfaat masing-masing yangdapat membantu
proses pemberian pelayanan kesehatan yang nyaman dan memuaskan.

74
Diantaranya seni yang sering diaplikasikan oleh seorang bidan adalah
sebagai berikut:
1) Dukungan psikis dari suami Dukungan psikis dari suami sangat
membantu proses pemberian pelayanan kesehatan dalam praktek
kebidanan. Hal itu telah banyak dibuktikan danhasilnya memang
benar-benar terbukti. Dukungan psikis dari suami dapatmenambah
dukungan dan semangat seorang ibu dalam proses
persalinan.Perasaan seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan
bayinya harus mendapat dukungan psikis dari keluarga khususnya
suami karena dukunganitu sendiri merupakan obat yang mujarab
yang dapat membantu untukmencapai keberhasilan
2) Posisi ibu saat melahirkanSeni dalam praktek kebidanan dapat
diterapkan dalam seni bidan dalam mengatur posisi seorang ibu yang
akan melahirkan. Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin
dan melahirkan memilih sendiri posisi persalinan yang diinginkannya
dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri.Dengan
kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan
lebihmerasa aman
Manfaat pemilihan posisi berdasarkan pilhan ibu:
 Memberikan banyak manfaat
 Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan
 Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
 Laserasi perineum lebih sedikit
 Lebih membantu meneran
  Nilai apgar lebih baik
Macam-macam posisi yang dapat dipilih oleh seorang ibu :
a) Posisi terlentang (supine)
b) Posisi duduk/setengah duduk
c) Posisi jongkok/ berdiri
d) Berbaring miring kekiri
e) Posisi merangkak

75
3) Teknik persalinan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)IMD atau Inisiasi.
Menyusui Dini adalah adalah proses bayi menyusu segerasetelah
dilahirkan, di mana bayi diletakkan di dada ibu dan dibiarkan
bergerakuntuk mencari puting susu ibunya sendiri. Menurut
penelitian diperkirakan sebanyak 22% kematian bayi baru lahir dapat
di cegah bila bayi di susui oleh ibunya dalam satu jam pertama
kelahiran
Pada satu jam pertama ini bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk
pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan
menghisap puting susu danmempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi
ASI kolostrum (depkes),kolostrum ini sangat berguna bagi bayi.
Jadi, adanya IPTEK dan seni sangat membantu para tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam melakukan praktek kebidanan, dan apabila tidak ada
IPTEK dan seni maka akan banyak terjadi hambatan-hambatan dalam
melakukan pelayanan.

7.PENGENALAN EBP DALAM PRAKTIK KEBIDANAN, PROMOSI


KESEHATAN

v. Pengertian EBP
Evidence based practice / praktik berbasis bukti ( EBP )
merupakan satu cara terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam
memadu pembuatan keputusan perawatan kesehatan dan nilai-nilai
pasien.
Evidence based practice adalah sebuah proses yang akan
membantu tenaga kesehatan agar mampu uptode atau cara agar mampu
memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk
membuat keputusan klinis yang efektif dan efesien sehingga dapat
memberikan perawatan terbaik kepada pasien.
Pembelajaran evidence based practice pada undergraduate student
merupakan tahan awal dalam menyiapkan peran mereka sebagai
registered nurses ( RN )

76
vi. Tujuan EBP
Tujuan utama diimplementasikannya evidence based practice di
dalam praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas
perawatan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan
yang di berikan.
Pendekatan yang di lakukan berdasarkan pada evidence based
bertujuan untuk menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan klinis yang muncul dan kemudian
mengaplikasikan bukti tersebut kedalam praktek keperawatan guna
meningkatkan kualitas perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-bukti
terbaik, praktek keperawatan akan sangat tertinggal dan seringkali
berdampak kerugian untuk pasien.
Evidence based practice sangat di perlukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, keselamatan pasien, keefektifan menagemen dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan, dan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya bukti empiris dalam melaksanankan pelayanan
Evidence – based dalam kebidanan :
Kehamilan, persalinan & nifas adalah buku yang menyajikan bukti
( evidence – based ) dalam praktik kebidanan. buku ini terbagi dalam 3
pokok bahasan, yaitu : evidence- based dalam kehamilan, persalinan dan
nifas. Setiap pokok bahasan di lengkapi dengan hasil penelitian terbaru.

vii. Tahapan EBP


Tahapan tersebut terdiri atas 5 tahap, yaitu :
1. Memunculkan pertanyaan ( PICO )
2. Mencari evidence terkait
3. Penilaiaan terhadap evidence yang ditemukan
4. Implementasi evidence yang didapatkan
5. Evaluasi penerapan EBN
viii. Faktor yang mempengaruhi EBP
 Intention ( niat ) , pengetahuan , sikap dan prilaku
ix. Langkah-langkah dalam proses evidace based praktic

77
Adalah sebagai berikut :
 Menumbuhkan semangat penyelidikan ( inquiry )
 Mengajukan pertanyaan PICO ( T ) Question
 Mencari bukti-bukti terbaik
 Melakukan penilaian ( appraisal ) terhadap bukti-bukti yang di
temukan
 Mengintergrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan
pasien untuk membuat keputusan klinis terbaik
 Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
 Menyebarluaskan hasil ( disseminate outcome )
x. PICO
 P Adalah pasien, populasi atau masalah baik itu umur, gender,
ras ataupun penyakit
 I adalah intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun
pendidikan dan administratif
 C atau comparison merupakan intervensi pembanding bias dalam
bentuk terapi, factor resiko, placebo ataupun nonintervensi
 O atau outcome adalah hasil yang ingin di cari dapat berupa
kualitas hidup, patient safety, menurunkan biaya ataupun
meningkatkan kepuasan pasien
xi. Manfaat evidence based midfery dalam praktik
kebidanan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik,
bukan sebagai rutinitas sebab tes-tes rutin, obat, atau prosedur lain pada
kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang trampil
harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang di
lakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
xii. Kelebihan EBP
Asuhan yang di lakukan di tuntut tanggap terhadap fakta yang
terjadi, menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien dengan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien dengan mengikuti
prosedur yang sesuai dengan evidence based asuhan kebidanan, yang

78
tentu saja berdasar kepada hal-hal : standar asuhan kebidanan, standar
pelayanan kebidanan, wewenang bidan komunitas, fungsi utama bidan,
bagi masyarakat. Fungsi utama profesi kebidanan, ruang lingkup asuhan
yang di berikan.
i. Keterbatasan EBP
Dengan plaksanan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan
evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi
angka kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang di alami selama
persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki
keadaan kesehatan masyarakat.
j. Kategori evidence based menurut world health organization
WHO
 Evidence – based medicine adalah pemberian informasi obat-
obatan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja segera di tarik dan
peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat
tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek
samping yang berat pada sebagian penggunanya.
 Evidence –based policy adalah suatu system peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dan kedokteran ( clinical governance ) :
suatu tantangan profesi kesehatan dan kedokteran di masa
mendatang .
 Evidence based midwifery adalah pemberian informasi
kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa di
pertanggung jawabkan .

Evidence based report adalah merupakan bentuk penulisan laporan


kasus yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil
penelitian dapat di terapkan pada semua tahapan penatalaksanaan
pasien.

79
C.RANGKUMAN

Evidence based practice / praktik berbasis bukti ( EBP ) merupakan


satu cara terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam memadu
pembuatan keputusan perawatan kesehatan dan nilai-nilai pasien.
Evidence based practice adalah sebuah proses yang akan membantu
tenaga kesehatan agar mampu uptode atau cara agar mampu memperoleh
informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan
klinis yang efektif dan efesien sehingga dapat memberikan perawatan
terbaik kepada pasien.
Pembelajaran evidence based practice pada undergraduate student
merupakan tahan awal dalam menyiapkan peran mereka sebagai
registered nurses ( RN ) .Tujuan utama diimplementasikannya evidence
based practice di dalam praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan
kualitas perawatan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan
keperawatan yang di berikan.
Pendekatan yang di lakukan berdasarkan pada evidence based bertujuan
untuk menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan klinis yang muncul dan kemudian mengaplikasikan bukti
tersebut kedalam praktek keperawatan guna meningkatkan kualitas
perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-bukti terbaik, praktek
keperawatan akan sangat tertinggal dan seringkali berdampak kerugian
untuk pasien.

80
D.LATIHAN SOAL

Kelompok 7

1. Apa yang dimaksud otonomi professional serta berikan contohnya?

Jawab: Otonomi professional adalah kemampuan berfikir logisdan

sistematis serta bertindak sesuai standard profesi dan etika profesi.

Contohnya: menasehati klien tentang program latihan untuk

memperbaiki kesehatan secara umum.

2. Mengapa EBP sangat penting dalam asuhan kebidanan?

Jawab: Karena untuk meningkatkan kualitas pelayanan,keselamatan

pasien,keefektifan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan.

3. Bagaimana jika EBP tidak dilaksanakan?

Jawab: Maka perawatan yang dihasilkan tidak akan efesien,sehingga tidak

menghasilkan perawatan yang baik.

81
E.DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Konsep Kebidanan


“Teori & Aplikasi”.
Yogyakarta : Nusa Medika.
•Asri Hidayat, S.SiT.M.Keb dan Mufdlilah, S.Pd.,S,SiT.,M.Sc. 2008.
Catatan Kuliah Konsep kebidanan plus Materi Bidan Delima
. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
• Asrinah, dkk. 2010.
Konsep Kebidanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
•Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia NO
191/MENKES/PER/VIII/2011. “
Keselamatan
Pasien Di Rumah Sakit”.
•Citra Oktiayuliandri. July 2015, “Pengetahuan dan Sikap Perawat
Dalam penerapan
Evidanced Based Nursing Practice di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2015”.

82
C.RANGKUMAN

Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel,


yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasidan
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawat-daruratan.

Regulasi yaitu konsep abstrak pengelolaan sistem yang kompleks sesuai


dengan seperangkat aturan. Yang di maksud regulasi dalam pelayanan kebidanan
yaitu hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi ibu dan anak
merupakan hak dasar sebagaimana termaktub dalam Pasal 28 H Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, menentukan bahwa setiap orang hidup
sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat (3)
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945menentukan bahwa negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan


dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan
dan jenis pelayanan kebidanan. Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktik
Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area praktik dari suatu profesi. Definisi
secara khusus : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan digunakan untuk menentukan
apa yang boleh dilakukan seorang bidan.

83
D.LATIHAN SOAL

Kelompok 1
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan definisi bidan ?
Jawab : bidan adalah tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang berkerja sebegai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan, dan masa nifas memfasilitasi dan mempimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
bayi baru lahir
2. Menurut morld health organization atau who, apa isi bunyi dari Bab III
Pasal 18 ?
Jawab : Bahwa bidan memiliki kewenangan memberikan kesehatan
pelayanan ibu , kesehetan anak, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana (KB)
3. Tuliskan 3 sejarah dalam kebidanan yaitu ?
Jawab : 1. bidan
2. pendidikan bidan
3. pelayanan kebidanan
4. Tuliskan 3 bagian dari layanan kebidanan yaitu
Jawab : 1. Layanan kebidanan primer
2. Layanan kolaborasi
3. Layanan kebidanan rujukan

5. apa saja peran bidan dalam menjalankan profesi nya


Jawab : peran bidan yaitu sebagai pelaksana , pengelola dan peneliti
6. Di daerah manakah pendidkan bidan bagi wanita pertama kali dibuka ?
Jawab: Di daerah Makasar
7. Bagaimana Aspek hukum dalam praktik kebidanan?
Jawab: Pelayanan kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang lebih
di sah kan oleh badan yang di tugaskan untuk itu menjadi sumber hukum
yang paling utama dan sebagai dasar pelaksana kegiatan membantu
memenuhi kebutuhan seorang pasien/kelompok masyarakatoleh Bidan
dalam.

84
8. Jelaskan pengertian dari peran Bidan?
Jawab:dalam menjalankan Profesinya,Bidan mempunyai peran yaitu
sebagai Pelaksana,Pengelola,Pendidik,dan Peneliti.
9. Siapa saja sasaran-sasaran dalam praktik kebidanan?
Jawab: sasaran dalam pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan
pencegahan,penyembuhan,dan pemulihan
10. Pengertian Bidan menurut seorang Dokter mileter Belanda?

Jawab: Menurut Dr.W.Boseh adalah Pendidikan Bidan

Kelompok 2

1. Jelaskan area kompetensi menurut kalian apa yang harus di miliki seorang
Bidan dalam pengembangan diri dan profesionalitas dan jelaskan mengapa
Bidan perlu mengembangkan nilai-nilai professional.
Jawab: Area kompetensi Bidan meliputi: area etik legal dan keselamatan
klien,area komunikasi efektif,area pengembangan diri dan
profesionalisme,area landasan ilmiah praktik kebidanan,area keterampilan
kritis dalam praktik kebidanan,area promosi kesehatan dan konseling,area
manajemen dan kepemimpinan.
2. Apa saja falsafah paradigma kebidanan?
Jawab: Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan,keyakinan tentang
perempuan,keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya,Keyakinan tentang
pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
3. Kenapa paradigma penting dalam kebidanan?
Jawab: Karena Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan
keprofesionalnya berpegang pada paradigm kebidanan.
Kelompok 3

1. Bagaimana Regulasi yang mengatur yang mengatur sertifikasi lisensi


Bidan di Indonesia?
Jawab: Registrasi Bidan oleh pemerintah melalui registrasi yang dilakukan
oleh konsil majelis tenaga kesehatan (MTK) berdasar UU No.36
tenaga kesehatan pasal 44 setiap tenaga kesehtan harus memiliki

85
surat tanda registrasi yang di terbitkan.
2. Sanksi apa yang akan diterima oleh Bidan bila tidak melengkapi sarana dan
prasarana dalam pelayanan Bidan?

Jawab: Bidan yang tidak melengkapi Sarana dan prasarana pada ayat
1dikenakan sanksi administrative berupa teguran lisan,peringatan
tertulis,denda administrativ

3. Apa saja pelayanan kebidanan?


Jawab: Pelayanan kesehatan ibu.pelayanan kesehatan reproduksi,ibu
hamil,melahirkan,nifas,tumbuh kembang anak,KB.
Kelompok 4

1. Kenapa Critical thingking itu penting?

Jawab:Karena berfikir kritis dapat mengembangkan dab menyatakan ide-

ide penting serta membantu kita dalam mengkaji gagasan yang

rumit secara sistematis untuk dapat memahami lebih baik

2. Bagaimana menumbuhkan jiwa kritis dan logis dalam mengambil sebuah


keputusan?

Jawab:Jangan terburu-buru,pikirkan secara baik-baik dan


mendalam,berfikirlah/diskusilah bersama kelompok sehingga membuat
fikiran kita luas,mendukung perbedaan pendapat,berkomunikasi dengan
maverick.

3. Jelaskan bagaimana upaya untuk memiliki kompetensi critical thingking


dalam Bidan?

Jawab: Tahap pertama yang sangat penting yaitu


mengidentifikasi/kenali masalah yang ada,selanjutnya tentukan skala
prioritasnya,kumpulkan informasi,kenali persepsi yang muncul,analisa
setiap data serta proses pengembalian keputusan.

Kelompok 5

1. apa yang dimaksud dengan aspek legal dalam dokumentasi kebidanan?

86
Jawab: Aspek legal dalam dokumentasi Kebidanan di artikan bahwa
catatan dan penyimpanan data yang bermakna atau penting yang biasa
disebut dokumentasi.

2. Aturan hukum apa yang melandasi praktik kebidanan?

Jawab: Perlindungan Hukum pada profesi Bidan terdapat pada UU


No.36 th 2009 tentang kebidanan.UU No 36 Th 2014 tentang tenaga
kesehatan.

3. Kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidandalam bentuk


asuhan kebidanan,apakah definisi dari pernyataan tersebut?

Jawab: Menurut Kemenkes RI(2016),asuhan kebidanan merupakan


kegiatan dalam memberikan pelayanan kebidanan kesehatan kepada klien
yang memiliki masalah/kebutuhan pada masa
kehamilan ,persalinan,nifas,bayi baru lahir,dan keluarga berencana.

Kelompok 6

1. Delima etika apa saja yang sering terjadi dalam pelayanan kebidanan dan
bagaimana cara mengatasinya?

Jawab: Melakukan penyelidikan yang memadai,bayi


tabung,menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli,memperluas
pandangan tentang situasi.

2. Bagaimana penerapan etika dalam praktik kebidanan?

Jawab:Menjaga anatomi dari setiap individu khususnya bidan dan


klien,menjaga tindakan yang merugikan,menjaga privacy,berbuat adil dan
bijaksana.

Kelompok 7

1. Apa yang dimaksud otonomi professional serta berikan contohnya?

Jawab: Otonomi professional adalah kemampuan berfikir logisdan


sistematis serta bertindak sesuai standard profesi dan etika profesi.

87
Contohnya: menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum.

2. Mengapa EBP sangat penting dalam asuhan kebidanan?

Jawab: Karena untuk meningkatkan kualitas pelayanan,keselamatan


pasien,keefektifan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan.

3. Bagaimana jika EBP tidak dilaksanakan?

Jawab: Maka perawatan yang dihasilkan tidak akan efesien,sehingga


tidak menghasilkan perawatan yang baik.

88
E.DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin.
(2001).Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM.EGC. Jakarta.Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa
Samba.Suharyati. (2000). Pengantarkepemimpinan dan Manajemen
Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan danManajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman.
EGC.Jakarta.Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept,
Process, and Practice,AddisonWesley,Publishing
company,Inc.Bauer,J.1994.Not what the doctor
ordered.Chicago:Probus. Nasional League for nursing.1994.Nursing
Data review.New York :NLN.\Bunner,P.2000.Shaping the future of
nursing managemant. Chicago:Probus.

Dra. Ilyas, Jumiarni. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam
KonteksKeluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2010. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta
: PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
Troy E.Smith,paul s.rama,joel R.helms.2018.teaching critical thingking
in a GE class: A flipped model.Brighan young university at
Hawaii,united states.(2009),critical thingking.
Dr.Bhisma murti,Mph,Msc,phD,2010,berfikir kritis(critical thingking).
Alec fisher.(2009).Critical thingking an introduction(berfikir kritis
sebuah pengantar)Jakarta,Erlangga.
A Facione,peter,Critical Thingking: what it is and why it
counts,milillbrae,CA:Measured reasons and the California academic
press,2013.
Arimbi, Diah, 2014, Etikolegal Kebidanan.Pustaka
Rihama:Yogyakarta
AS, Wahyuni, 2011, Etika Profesi Bidan, Universitas Sumatra Utara

89
Marimba, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Mitra
Cendikia
Wahyuningsih, Heni Puji.2008. Etika Profesi Kebidanan.
Fitramaya:Yogyakarta
Heni Puji Wahyuningsih.2009. Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya,
Yogyakarta
Soepardan, Suryani dan Anwar Hadi. 2008. Etika kebidanan dan Hukum
Kesehatan.

/2014/06/kode-etik-kebidanan.html.

PP IBI.1999. Etika dan Kode Etik Kebidanan. PP IBI,Jakarta.

Indradjaja, D. Dasmiredja, & S.U. Sutarjo. (1993). Aspek Sistem Rujukan


Dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Yang Berkesinambungan, dalam
Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 43 No. 3
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin.
(2001).Pengembangan Staf Keperawatan,Suatu Komponen Pengembangan
SDM.EGC. Jakarta.Swanburg.
York :NLN.\Bunner,P.2000.Shaping the future of nursing managemant.
Chicago:Probus.

SST Miratu megasari,SST Ani Triana,2015-Books.google.com

BB Raharjo-KEMAS:Jurnal kesehatan Masyarakat,2014-journal.unnes


Soepardan,Suryani,Dra, Dipl.M,MM. 2007.
Konsep Kebidanan
. Jakarta :EGC.
•Sujianti, SST dan Susanti, SST. 2009.
Buku Ajar Konsep Kebidanan
“Teori & Aplikasi”.
Yogyakarta : Nusa Medika.
•Asri Hidayat, S.SiT.M.Keb dan Mufdlilah, S.Pd.,S,SiT.,M.Sc. 2008.
Catatan Kuliah Konsep kebidanan plus Materi Bidan Delima
. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

90
• Asrinah, dkk. 2010.
Konsep Kebidanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
•Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia NO
191/MENKES/PER/VIII/2011. “
Keselamatan
Pasien Di Rumah Sakit”.
•Citra Oktiayuliandri. July 2015, “Pengetahuan dan Sikap Perawat Dalam
penerapanEvidanced Based Nursing Practice di Ruang Rawat Inap
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015..

91
92

Anda mungkin juga menyukai