Disusun oleh:
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3 Kelompok 4
Kelompok 5 Kelompok 6
Kelompok 7
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tidak lupa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan Rahmat serta KaruniaNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Praktik Kebidanan .
ii
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
BAB I
A. Pendahuluan ..........................................................................................................1
B. Penyajian Materi....................................................................................................2
1. Definisi Bidan..................................................................................................2
2. Mengenal lingkup praktik bidan dan paradikma bidan ................................18
3. Regulasi yang mengatur sertivikasi, lisensi kebidanan ................................30
4. Critical Thingking and Critical reasoning ....................................................40
5. Aspek legal dan statuta dalam kebidanan .....................................................46
6. Mengidentifikasi isu professional, etik, konsep berubah dalam praktik
kebidanan.......................................................................................................54
7. Konsep berunah respon terhadap perubahan seni dalam praktik
kebidanan dan pengenalan EBP dalam praktik kebidanan, proomosi
kesehatan.......................................................................................................66
C. Rangkuman..........................................................................................................81
D. Latihan Soal.........................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
1. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB I di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
3. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB I akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
4. Pentingnya Mempelajari isi BAB I Memahami bagaimana Konsep Asuhan
Kebidanan
5. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
a. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
b. Baca dan pahami setiap isi BAB
c. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
d. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
6. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan
1
B. PENYAJIAN MATERI
1. DEFINISI BIDAN
Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa
nifas, memfasilitasidan memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup
upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
2
praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi,
asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama
masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan
atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
c. Menurut World Health Organization atau WHO
Falsafah Bidan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun
bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan
tersebut adalah :
a. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam Undang – Undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah
satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara
internasional diakui oleh International Confederation of Midwives
(ICM), FIGO dan WHO.
b. Tugas, tanggungjawab dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri
kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program
3
pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka
menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil,
melahirkan, nifas yang aman dan KB.
c. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak
untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
d. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang
membutuhkan intervensi medic.
e. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal.
f. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu
maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya
berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
g. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak
masa remaja.
h. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
i. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
j. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kebidanan yang professional dan interaksi social serta asas
penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen
secara terpadu.
4
k. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu
dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
5
Prodi Kebidanan (S-1) menerapkan Kurikukum Perguruan Tinggi
yang disusun berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
dan menerapkan Kurikulum inti Pendidikan Profesi bidan dari
AIPKIND. Beban studi yang akan ditempuh sebanyak 148 sks untuk
program sarjana kebidanan dan 38 sks untuk program profesi
kebidanan.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai metode di
antaranya kegiatan perkuliahan di dalam kelas, laboratorium, dan di
luar kelas. Metode pembelajaran yang diterapkan dengan
mengaktifkan mahasiswa dalam bentuk metode student centered
learning berupa Problem Based Learning, Field trip, cooperative
learning, interactive statio skills, discovery learning, plenary
discussion, small grup discussion, dan lain sebagainya. Pembelajaran
di laboratorium dilaksanakan dalam kelompok kecil dengan dipandu
oleh seorang tutor. Tutor akan menjelaskan dan memberikan contoh
melakukan teknik kompetensi yang telah disusun berdasarkan
kurikulum dan selanjutnya tiap mahasiswa diwajibkan mencoba dan
mempraktikkan kompetensi yang diajarkan. Untuk menjaga kualitas
kompetensi mahasiswa sebagai calon lulusan bidan professional maka
dalam proses pembelajaran praktikum mahasiswa diwajibkan
mengikuti secara penuh dengan kehadiran 100%. Dalam proses
pembelajaran pendidikan profesi bidan, mahasiswa dipraktikkan
sepenuhnya di lahan praktik.
c. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktik profesi Bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Pelayanan Kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh Bidan
6
sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya
keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Sasaran Pelayanan Kebidanan adalah individu, keluarga, dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan.
Layanan Kebidanan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Layanan Kebidanan Primer ialah Layanan Bidan yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Bidan.
2) Layanan Kebidanan Kolaborasi
Layanan Kebidanan Kolaborasi ialah Layanan yang dilakukan
oleh Bidan sebagai anggota team yang kegiatannya dilakukan
secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kesehatan.
Contoh kasus : Ibu hamil yang sudah waktunya melahirkan,
dan dibawa ke Bidan. Tapi setellah melahirkan ternyata Ibu
mengalami perdarahan dan terjadi resiko bayi apeksi. Dalam
hal ini, Bidan tidak bisa menanganinya sendiri dan harus
membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua
nyawa(Ibu dan Bayi) dapat tertolong, maka Tim Bidan
membagi tugas dalam menangani kasus tersebut.
Tanggung jawab Kebidanan Kolaborasi :
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien / keluarga
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
• Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Bru Lahir (BBL)
• Memberikan asuhan kebidanan pada balita.
7
3) Layanan Kebidanan Rujukan
Layanan Kebidanan Rujukan ialah Layanan yang
dilakukan oleh Bidan dalam rangka rujukan ke sistem
Pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan
yang dilakukan oleh Bidan sewaktu menerima rujukan dari
dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
dilakukan Bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan
lain secara horisontal maupun vertikal, atau ke profesi
kesehatan lainnya.
Layanan Kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan
dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
Contoh Kasus : Ibu bersalin yang melahirkan di Rumah
Praktik Bidan, akan tetapi Bidan merasa tidak mampu untuk
menolong pasien yang melahirkan dengan normal, yang harus
diwenangi oleh dokter untuk SOG, seperti persalinan dengan
bayi yang letaknya tidak normal(sungsang) dan ibu bersalin
dengan eksklamsia.
Tanggung jawab Kebidanan Rujukan meliputi :
• Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
• Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
• Memberikan asuhan kebidanann melalui konsultasi dan
rujukan pada masa persalinan dengan penyulit.
• Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada masa nifas.
• Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan
konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
• Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan
kelainan tertentu.
8
Peran Bidan
Dalam menjalankan profesinya, bidan mempunyai beberapa
peran, yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
Masing-masing peran tersebut mempunyai tugas pokok tersendiri.
Peran pelaksana dilakukan dengan tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Berikut beberapa penjelasan
tugas pokoknya
Tugas mandiri:
Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang
diberikan
Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan
melibatkan
mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan /
layanan
bersama klien.
Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan
melibatkan klien / keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan
klien / keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause
Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga
9
dan pelaporan asuhan.
Tugas kolaborasi:
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan
kolaborasi
Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
risiko
tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan
keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi
dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta
pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.
Tugas ketergantungan:
10
Menerapkan manajamen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan,
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada
masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga.
Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan
dengan
melibatkan klien dan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan
dengan
melibatkan keluarga.
Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga.
Peran Pengelola
Sebagai pengelola, bidan mempunyai dua tugas utama, yaitu tugas
pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
Tugas pengembangan pelayanan dasar yaitu mengembangkan pelayanan
dasar kesehatan di wilayah kerja. Sedangkan tugas partisipasi tim seperti
melaksanakan program kesehatan sekton lain melalui dukun bayi, kader
11
kesehatan, serta tenaga kesehatan lainnya di bawah bimbingan wilayah
kerja.
Peran Pendidik
Sebagai pendidik, bidan mempunyai dua tugas utama yaitu pendidik dan
penyuluh. Dalam tugas mendidik, bidan memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan pada klien. Dalam tugas sebagai penyuluh, bidan
memberikan pelatihan dan membimbing kader.
Peran Peneliti
Sebagai peneliti, bidan betugas melakukan penelitian atau investigasi
dalam bidang kesehatan, baik secara mandiri maupun berkelompok. Tugas
ini mencakup:
12
pada tahun 2012 justru menunjukkan peningkatan, yaitu dari 228
menjadi 359 per 100.000 kelahiran.
13
C.RANGKUMAN
D.LATIHAN SOAL
Kelompok 1
2.Menurut morld health organization atau who, apa isi bunyi dari Bab III
Pasal 18 ?
Jawab : Bahwa bidan memiliki kewenangan memberikan kesehatan
pelayanan ibu , kesehetan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana (KB)
3. Tuliskan 3 sejarah dalam kebidanan yaitu ?
Jawab : 1. bidan
2. pendidikan bidan
3. pelayanan kebidanan
14
4. Tuliskan 3 bagian dari layanan kebidanan yaitu
Jawab : 1. Layanan kebidanan primer
2. Layanan kolaborasi
3. Layanan kebidanan rujukan
15
E. DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin.
(2001).Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM.EGC. Jakarta.Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa
Samba.Suharyati. (2000). Pengantarkepemimpinan dan Manajemen
Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan danManajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman.
EGC.Jakarta.Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept,
Dra. Ilyas, Jumiarni. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam
KonteksKeluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2010. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta
: PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
16
BAB 1
PENDAHULUAN
C. PENDAHULUAN
1. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB II di harapkan Mahasiswa mampu
menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
3. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB II akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
4. Pentingnya Mempelajari isi BAB II Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
5. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
a. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus
di capai
b. Baca dan pahami setiap isi BAB
c. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
d. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
e. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan
17
2.RUANG LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN
A. Pengertian
18
masa interval dan wanita menopause. Ruang lingkup praktik kebidanan
meliputi standar minimal yang telah ditentukan dalam SPK. Standar
Praktik Kebidanan (SPK) tersebut telah bersifat nasional dan dibuat oleh
organisasi profesi bidan itu sendiri (Ikatan Bidan Indonesia atau IBI).
Dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan
bertanggung jawab, maka setiap bidan harus memiliki kompetensi utama
yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Ruang Lingkup
Praktik Kebidanan mencakup kategori, yaitu : kompetensi inti atau utama
dan kompetensi lanjutan adalah pengembangan dari pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi
tuntutan masyarakat yang dinamis.
Lingkup Praktik Bidan
Kewenangan yang bisa dilakukan oleh bidan dalam menjalankan
praktik kebidanan berdasarkan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002.
a. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi (KEPMENKES RI
No 900 pasal 18)
1. Pelayanan neonatal esensial
2. Pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
3. Perawatan tali pusat
4. Resusitasi pada bayi baru lahir
5. Penanganan hipotermi pada BBL
6. Pemberian ASI
7. Pemantauan tumbuh kembang anak
8. Pengobatan penyakit ringan
9. Pemberian imunisasi
10. Pemberian penyuluhan
b. Lingkup pelayan kebidanan kepada wanita meliputi (KEPMENKES
RI No 900 pasal 16)
1. Penyuluhan dan konseling
2. Pemeriksaan fisik
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup
ibu hamil dengan abortus imminens, hipertensi
gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemia
ringan.
19
5. Pertolongan persalinan normal
Pertolongan normal yang mencakup letak
sungsang, infeksi, pendarahan post partum, laserasi
jalan lahir, partus, macet kepala didasar panggul,
ketuban pecah dini, distosia karena inseria uteri primer,
postterm, dan preterm.
20
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
a. Memberikan imunisasi
f. Episiotomi
i. Pemberian infus
sedative
k. Kompresi bimanual
n. Pengendalian anemia
q. Penanganan hipotermi
21
r. Pemberian obat obatan terbatas melalui lembar permintaan obat
22
PARADIGMA DAN KOMPETENSI BIDAN
Pengertian
Komponen Paradigma
23
2.Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat
dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya. Lingkungan
tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan
biologis danlingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga,
komuniti dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga,
kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok
yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai
lingkungansosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia
yang terdiridari individu, keluarga, kelompok dan 5 komuniti yang
mempunyai tujuan atau sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari
anggota keluarga dan unit komuniti.
3.perilaku
perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi
manusiandengan lingkungannya, yanag terwujud dalam bentuk pengetahuan
sikap dantindakan. perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh).
24
menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama
peroide kehamilan
a.Memeriksa perkembangan kehamilan
b.Memberikan ketidaknyamanan pada kehamilan
c.Memberikan asuhan persiapan persalinan, seperti teknik relaksasi
2.Asuhan persalinan
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan data,
menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan
danmengidentifikasi masalah atau kebutuhan, membuat rencana
danmelaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalinan serta
menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama
periode persalinan
a. Memeriksa tanda-tanda persalinan
b. Memberikan asuhan mengurangi rasa nyeri karena kontraksi
c. Memberikan dukungan psikologis selama proses persalinan
d. Memberikan asuhan bagaimana teknik mengedan yang baik
25
komplikasi denganmemenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
dengan cara:
a.Memberikan konseling kebutuhan ibu nifas, nutrisi, kebutuhan istirahat,
aktifitas dll b.Memberikan kesempatan sesegera mungkin kepada ibu dan bayi
untuk bersama
c.Memantau perkembangan involusi uterus
26
C. RANGKUMAN
D. LATIHAN SOAL
Kelompok 2
a. Jelaskan area kompetensi menurut kalian apa yang harus di miliki seorang
Bidan dalam pengembangan diri dan profesionalitas dan jelaskan mengapa
Bidan perlu mengembangkan nilai-nilai professional.
Jawab: Area kompetensi Bidan meliputi: area etik legal dan keselamatan
klien,area komunikasi efektif,area pengembangan diri dan
profesionalisme,area landasan ilmiah praktik kebidanan,area
keterampilan kritis dalam praktik kebidanan,area promosi kesehatan
dan konseling,area manajemen dan kepemimpinan.
b. Apa saja falsafah paradigma kebidanan
27
E. DAFTAR PUSTAKA
Dra. Ilyas, Jumiarni. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam
KonteksKeluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2010. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta :
PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Soepardan,suryani.2008.konsep kebidanan .jakarta:EGG.
Hidayat asri 2009 catatan kuliah: KONSEP
KEBIDANAN,Yogyakarta:mitra cendekia press Yogyakarta.
28
BAB 1
PENDAHULUAN
F. PENDAHULUAN
e. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB III di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
f. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
g. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB III akan
memudahkan Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
h. Pentingnya Mempelajari isi BAB III Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
i. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
j. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus
di capai
k. Baca dan pahami setiap isi BAB
l. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
m. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
n. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan
29
3. REGULASI YANG MENGATUR SERTIFIKASI, LISENSI
KEBIDANAN
30
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun dalam ayat ini dijelaskan
bahwa kewenangan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kewenangan yang
diberikan berdasarkan pendidikannya setelah melalui proses registrasi dan
pemberian izin dari pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kewenangan bidan dalam penyelenggaraan praktik kebidanan yang
disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
yakni pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,dan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 20 ayat 2 Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan menyatakan bahwa bidan berwenang
melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita. Dalam pasal
tersebut tidak disebutkan bahwa bidan boleh melakukan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) di BPM (Bidan Praktik Mandiri). Di Tasikmalaya para
bidan sejatinya memberikan pelayanan kesehatan seperti pemberian obat
panas dan flu pada bayi atau balita di BPM.
Oleh karena itu, pentingnya penelitian ini adalah dapat ditegakannya
penegakan hukum terhadap pelanggaran bidan dan akibat hukumnya,
karena seorang bidan sudah mempunyai wewenang dan standar praktik bidan.
Hal ini dilakukan guna membatasi wewenang sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Bidan mengetahui dan dapat mengimplementasikan
tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang ada tanpa melampaui
wewenang sesuai dengan kompetensinya.
demikian, pelayanan kebidanan yang tidak sesuai dengan kewenangannya,
akan mendapat konsekuensi hukum yang muncul tatkala terjadi penyimpangan
kewenangan(Tedi Sudrajat dan Agus Mardiyanto, 2012). Menurut Pasal 23
ayat (1) Keputusan Menteri Kesehatan No 1464/MenKes/per/X/2010,
menentukan bahwa dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21, Menteri, Pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/ kota dapat memberian tindakan
administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan penyelenggaraan praktik dalam peraturan ini. Ayat (2) dari
31
pasal tersebut menentukan bahwa tindakan administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui teguran lisan, teguran tertulis,
pencabutan SIKB/SIPB untuk sementara paling lama 1 tahun; atau
pencabutan SIKB/SIPB selamanya. Dari sudut hukum, profesi tenaga
kesehatan dapat diminta pertanggungjawaban berdasarkan hukum perdata,
hukum pidana maupun hukum administrasi (Tedi Sudrajat dan Agus
Mardiyanto, 2012).
Oleh karena itu, setiap tenaga kesehatan harus memperhatikan standar
yang berlaku di profesinya termasuk bidan, selain itu bidan juga harus patuh
pada Kode Etik Kebidanan. Kode etik Kebidanan merupakan suatu
pernyataan komprehensif profesi yang memberikan tuntunan bagi bidan
untuk melaksanakan praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya
(Sofyan, Mustika, 2007). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana regulasi hukum bagi
bidan yang melakukan pengobatan hukum bagi bidan dalam pelayanan
kesehatan.
Penelitian ini dilakukan di Kota Tasikmalaya dari bulan Juni sampai
Agustus dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Berikut uraian
metode kualitatif dalam penelitian ini:
1. Pendekatan penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
hukum normatif, karena penelitian ini didasarkan pada data sekunder
yaitu inventarisasi peraturan peraturan yang berkaitan dengan regulasi
hukum dan kewenangan bidan, selain itu juga bahan-bahan tulisan berkaitan
dengan persoalan ini.
2. Spesifikasi penelitian Spesifikasi penelitian yangdipakaidalam
penelitian ini adalah deskriptif analitis yaitu penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai
perlindungan hukum bagi bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada
balita di bidan praktik mandiri, dengan kajian peraturan perundangan yang
berkaitan pelayanan kebidanan. Kegiatan penelitian yang dilakukan penulis
32
adalah kegiatan penelitian kepustakaan berupa literatur, buku-buku, tulisan
dan makalah tentang pelayanan kebidanan.
3. Jenis dan Sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang terdiri dari 3 bahan hukum, yakni : a. Sumber bahan hukum primer
adalah sumber bahan hukum yang menjadi acuan pokok (Nasir, n. d. ). Bahan
hukum primer yaitu ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, baik peraturan yang
diadaptasi oleh Pemerintah Republik Indonesia, yaitu Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP), KUHP perdata maupun peraturan yang
khusus yang mengatur tentang kesehatan, Undang-UndangNomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan, dan Permenkes No 28/2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. b. Bahan hukum sekunder adalah Bahan
hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yaitu
berupa literatur-literatur(Ibid, n. d. ).
Sumber bahan hukum yang dipergunakan adalah buku-buku: jurnal hasil
penelitian dan makalah-makalah di bidang penelitian kesehatan. Bahan
hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang erat kaitannya dengan bahan
hukum primer seperti putusan-putusan, seminar-seminar, jurnal-jurnal
hukum, majalah-majalah, Koran-koran, karya tulis ilmiah, dan beberapa
sumber dari internet yang berkaitan dengan persoalan diatas c. Penulisan ini
dilakukan dengan studi pustaka yaitu dengan cara membaca buku-buku,
peraturan perundangan yang terkait dan mempelajari literatur-literatur yang
selanjutnya diolah dan dirumuskan secara sistematis sesuai dengan
permasalahan yang disajikan.
b. Otonomi dalam pelayanan kebidanan
Secara etimologi, otonomi berasal dari kata Yunani autis yang artinya
sendiri dan nomos yang berarti hukuman atau aturan jadi arti otonomi adalah
pengudangan sendiri serta kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan
fungsi bidan sesuai dengan kewenangannya dan kompetensi dimiliki seorang
bidan.
Otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan Profesi yang berhubungan
dengan keselama!an jiwa manusia adalah bertanggung jawaban dan tanggung
33
gugat atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang
dilakukan bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based
serta dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai
standar profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehahan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui:
1.Pendidikan dan pelatihan berkelanju!an.
2.Penelitian dalam bidang kebidanan.
3.Penkembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan
4.Akreditasi
5. Sertifikasi
6. Registrasi
7. Uji kompetensi
8 .lisensi
Supaya bidan mengetahui kewajiban otonomi dan mandiri yang sesuai
dengan kewenangan yang didasari oleh undang – undang kesehatan yang
berlaku. Selain itu tujuan dari otonomi pelayanan kebidanan ini meliputi :
a. Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan.
Misalnya mengumpulkan data – data dan mengidentifikasi masalah
pasien pada kasus tertentu.
b. Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan.
Merencanakan asuhan yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien tersebut.
1. Untuk mengetahui perkembangan kebidanan
melalui penelitian.
2. Berperan sebagai anggota tim kesehatan.
Misalnya membangun komunikasi yang baik antar
tenaga kesehatan, dan menerapkan keterampilan
manajemen
3. Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan.
Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan,
34
mengidentifikasi perubahan yang terjadi dan
melakukan pendokumentasian.Untuk mengelola
perawatan pasien sesuai dengan lingkup tanggung
jawabnya. Membangun komunikasi yang efektif
dengan pasien dan melakukan asuhan terhadap
pasien.
4. Kegunaan otonomi dalam pelayanan
kebidananOtonomi pelayanan kesehatan meliputi
pembangunan kesehatan, meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat dalam upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas
c. Tahapan legislasi dalam tahapan bidan
Legislasi Pengertian Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang
atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian
kegiatan sertifikasi ( pengaturan kompetensi ), registrasi ( pengaturan
kewenangan ), dan lisensi ( pengaturan penyelenggaraan kewenangan )
Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang
adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan. Uji
kompetensi adalah minimal sekarang para bidan yang membuka praktek atau
memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3.
Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun
ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah
tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat
maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap
tahunnya.Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa
menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat
izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi.
35
Tujuan Legislasi
2. Memberi kewenangan
4. Meningkatkan profisionalisme
SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang menyatakan
bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan .
3. Kurangnya komunikasi
4. Salah prosedur
6. Kurangnya informasi
1. Mandiri
2. Peningkatan kompetensi
36
C.RANGKUMAN
D.LATIHAM SOAL
Kelompok 3
37
E.DAFTAR PUSTAKA
38
BAB 1
PENDAHULUAN
G. PENDAHULUAN
a. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB IV di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
b. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
c. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB IV akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
d. Pentingnya Mempelajari isi BAB IV Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
e. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
f. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
g. Baca dan pahami setiap isi BAB
h. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
i. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan Memahami
Hal-Hal yang penting
j. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan
39
4. CRITICAL THINGKING AND CRITICAL REASONING
a. Critical Thinking
40
seseorang yang memiliki ingatan yang begitu baik dan tahu begitu
banyak fakta memiliki critical thinking dalam dirinya. Namun
critical thinking adalah sebuah pola pikir untuk mengetahui
bagaimana konsekuensi terhadap apa yang mereka tahu.
Mengenali masalah
41
.Mengenali asumsi-asumsi Asumsi : sesuatu yang tidak
secara eksplisit dinyatakan oleh orang lain
Critical Reasoning
42
C.RANGKUMAN
D.LATIHAN SOAL
Kelompok 4
43
E.DAFTAR PUSTAKA
44
BAB 1
PENDAHULUAN
i. PENDAHULUAN
o. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB V di harapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
p. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
q. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB V akan
memudahkan Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
r. Pentingnya Mempelajari isi BAB V Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
s. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
t. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus
di capai
u. Baca dan pahami setiap isi BAB
v. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
w. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan
Memahami Hal-Hal yang penting
x. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan
45
5. ASPEK LEGAL DAN STATUTA DALAM KEBIDANAN
46
b. Legislasi Praktik Kebidanan
Tujuan Legislasi
b.Memberi kewenangan.
d.Meningkatkan profesionalisme.
1. UUD 1945
47
melalui upaya promotive, preventive, curative, dan rehabilitative sebagai
upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Bidan erat
hubungannya dengan penyiapan SDM sepanjang siklus kehidupan Wanita
karena pelayanan bidan meliputi Kesehatan Wanita selama kurun
Kesehatan reproduksi Wanita, sejak remaja, masa calon pengantin, masa
hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interfal, masa klimakterium
dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra
sekolah.
48
Sertifikat uji kompetensi.
Dengan diselenggarakannya uji kompetensi diharapkan bahwa
bidan yang menyelenggarakan praktuk kebidanan adalah bidan
yang benar-benar kompeten upaya ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan bidan, mengurangi medical eror
atau mal praktik dalam tujuan utama untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak. Dalam rancangan uji kompetensi apabila
bidan tidak lulus uji kompetensi, maka bidan tersebut menjadi
binaan ikatan bidan Indonesia (IBI) setempat. Materi uji
kompetensi sesuai kompetensi dalam standar profesi bidan
Indonesia namun demikian uji kompetensi belum dibakukan
dengan suatu dasar hukum, sehingga baru pada tahap draf atau
rancangan.
c. Lisensi (Pengaturan Penyelenggaraan Kewenangan)
Lisensi adalah proses ministrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan
kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan
mandiri.
Tujuan lisensi:
Memberikan kejelasan batas wewenang.
Menetapkan sarana dan prasarana.
Aplikasi lisensi dalam praktik kebidanan adalah bentuk
SIPB (Surat Izin Praktik Bidan). SIPB adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh depkes RI kepada tenaga bidan yang
menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Bidan yang menjalani praktik harus memiliki SIPB
yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada
kepala dinas Kesehatan kabupaten atau kota setempat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Fotokopi STR yang masih berlaku.
Fotokopi ijazah bidan.
Surat persetujuan atasan.
49
Surat keterangan sehat dari dokter.
Rekomendasi dari organisasi profesi.
Pas foto.
d. Sertifikasi (Pengaturan Kompetensi)
50
Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.
C.RANGKUMAN
D.LATIHAN SOAL
Kelompok 5
51
.
3. Kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh Bidandalam bentuk
asuhan kebidanan,apakah definisi dari pernyataan tersebut?
52
E.DAFTAR PUSTAKA
53
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
54
11. MENGIDENTIFIKASI ISU PROFESIONAL, ETIK, KONSEP
BERUBAH DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
55
orang lain. Sebagai gantinya, ijin praktik (BPM) bidan A dicabut
dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut.
2) Isu :
a) Terjadi malpraktik
b) Pelnggaran wewenang bidan
3) Dilema :
Perlu disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan sering
kali muncul masalah atau isu di masyarakat yang berkaiatan
dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan
sebagai praktiksi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang
berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu
benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku
hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis professional.
b) Isu yang terjadi antara bidan dengan klien dan keluarga
isu etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga,
dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan. Contoh kasus :
Disuatu desa ada seorang bidan membuka klinik kurang
lebih selama satu tahun, pada suatu hari datang seorang ibu
dengan kehamilan 38 minggu, dengan mengeluhkan nyeri perut,
terasa kenceng-kenceng sejak 5 jam yang lalu. kemudian bidan
tersebut melakukan VT, ditemukan pembukaan 5. ternyata posisi
janin dalam keadaan sungsang, oleh karena itu bidan
menyarankan untuk dirujuk.tetapi pihak dari keluarga menolak
dengan alasan tidak mempunyai biaya, tapi bidan tersebut sudah
berusaha menjelaskan kepada pihak keluarga bahwa tujuan
dirujuk disini demi keselamatan ibu dan janin tersebut. tetapi
keluarga bersikeras untuk bidan menolong persalinan. karena
keluarga disini tetap memaksa, akhirnya bidan pun mengikuti
kemauan klien serta keluarga untuk melakukan persalinan
tersebut, persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak
56
dapat keluar, setelah bayi keluar ternyata bayi sudah meninggal,
dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan tersebut karena tidak
bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakat pun
tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan tersebut
sangat lamban dan tidak sesuai prosedur.
c) Isu yang terjadi antara bidan dengan Teman sejawat
Isu etik yang terjadi antara bidan dengan teman sejawat
adalah isu pelanggaran kode etik yang terjadi dengan teman sesama
profesi yang biasanya terjadi karena kecemburuan social karene
perbedaan jumlah pasien yang datang kepadanya.Contoh Kasus :
Disuatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa
tersebut ada 2 orang bidan, yaitu bidan A dan bidan B yang sama-
sama memiliki BPS dan ada persaingan diantara dua bidan
tersebut. pada suatu hari ada pasien yang akan melahirkan di BPS
bidan B yang lokasinya tidak jauh dengan bidan A. setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan belum lengkap dan
bidan B menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan
menolong persalinan. sedangkan bidan A mengetahui kejadian
tersebut. jika bidan B tetap menolong persalinan dengan bidan A
akan dilaporkan karena dianggap melanggar wewenang profesi
bidan.
d) Isu yang terjadi antara bidan dengan Team kesehatan lainnya.
Kasus :
57
tersebut mengeluarkan darah dari vagina. suami meminta untuk
bidan ditegur.
dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat
58
organisasi profesi ( IBI ), maka IBI memberikan sanksi yang
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah
pertimbangan perasaan.
dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau
apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994).
Etika adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap
dasar dan konsep yang membimbing makhluk hidup untuk berfikir dan
teori yang berlaku tentang apa yang benar dan buruk (Reni Heriani, 2013)
tingkah laku Inggris à Ethis, tingkah laku atau prilaku manusia yang baik,
59
tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada
umumnya.
aplikasi dari proses dan teori filsafat moral terhadap kenyataan yang
60
bidan ini dilakukan oleh wadah organisasi profesi bidan di Indonesia yaitu
IBI. Pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik dapat berupa teguran
baik secara lisan maupun tulisan ataupun dengan tidak memberikan
rekomendasi yang diperlukan oleh bidan untuk mendapatkan izin praktik.
61
c. Kode Etik dalam praktek Kebidanan
Kode Etik dalam praktek Kebidanan, bidan mempunyai ciri khas
yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan.
1. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:
7. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-
anaknya.
8. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang
didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
9. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang
bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
10. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien, dan menghormati nilai
– nilai yang berlaku dimasyarakat
11. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
12. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal
2. Kewajiban Terhadap Tugasnya
a) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat
b) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan mengadakan konsultasi
dan atau rujukan
62
c) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat
dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh
pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan klien
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
b) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a) setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
b) Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan mmeningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
c) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra
profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam
melaksanakan tugas profesinya dengan baik
b) Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa dan tanah air
a) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan – ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam palayanan KIA / KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat
b) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu
63
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan
kesehatan keluarga.
C.RANGKUMAN
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
pernyataan itu baik atau buruk.
Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut
baik dan buruknya.
D.LATIHAN SOAL
Kelompok 6
1. Delima etika apa saja yang sering terjadi dalam pelayanan kebidanan
dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab:Melakukan penyelidikan yang memadai,bayi
tabung,menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para
ahli,memperluas pandangan tentang situasi.
2. Bagaimana penerapan etika dalam praktik kebidanan?
Jawab: Menjaga anatomi dari setiap individu khususnya bidan dan
klien,menjaga tindakan yang merugikan,menjaga
privacy,berbuat adil dan bijaksana.
64
E.DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani dan Anwar Hadi. 2008. Etika kebidanan dan Hukum
Kesehatan.
dwiariyani24. /2014/06/kode-etik-kebidanan.html.
Jurnal:
F. Indradjaja, D. Dasmiredja, & S.U. Sutarjo. (1993). Aspek Sistem Rujukan
Dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan Yang Berkesinambungan, dalam
Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 43 No. 3.
65
BAB 1
PENDAHULUAN
12. PENDAHULUAN
13. Tujuan intruksional Khusus
Setelah mempelajari BAB VII di harapkan Mahasiswa mampu
menjelaskan Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
14. Entry Behaviour
Mengkaji dan memahami konsep dasar kehamilan
15. Keterkaitan dengan materi lain memahami BAB VII akan memudahkan
Mahasiswa Mempelajari Konsep Asuhan Kebidanan
16. Pentingnya Mempelajari isi BAB VII Memahami bagaimana Konsep
Asuhan Kebidanan
17. Petunjuk Mempelajari Isi BAB
18. Bacalah tujuan mempelajari isi BAB ini dan kemampuan yang harus di
capai
19. Baca dan pahami setiap isi BAB
20. Tanyakan Pada Dosen pengampu apabila ada hal-hal yang perlu di
klarivikasi atau memberlukan pemahaman lebih lanjut.
21. Buatlah ringkasan Tiap Sub BAB agar melatih Kemampuan Memahami
Hal-Hal yang penting
22. Jawab dan isi pertanyaan yang telah disediakan
66
7. KONSEP BERUBAH RESPON TERHADAP PERUBAHAN
SENI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN DAN PENGENALAN
EBP DALAM PRAKTIK KEBIDANAN, PROKOSI
KEBIDANAN
67
yang tidakdapat diramalkan/ diprediksikan sehingga sulit untuk
diantisifasi.
4. Perubahan bersifat direncanakan Sifat perubahan satu ini dilakukan
bagi individu, kelompok ataumasyarakat imgin mengadakan
perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat
perkembangan yang lebih baik dari keadaan yanglebih baik.
1 Perubahan partisipatif
1. Perubahan berencana
68
c) Perubahan yang dijalani adalah sesuatu yang sederhana
&konkrit/nyata
d) Perubahan dilakukan pada hal-hal yg kecil terlebih dahulu
e) Melibatkan tokoh/orang lain yang berpengaruh
f) Komunikasi terbuka antara target berubah dengan innovator
(changeagent)
2. Faktor penghambat
69
Mempertahankan forum diskusi baik langsung maupun
tidaklangsung kepada target berubah
Menyediakan informasi yg diperlukan pada saat yg tepat
sesuaidengan kemampuan target berubah
Menggunakan metode pemecahan masalah secara khusus
Tahapan Proses Berubah
Ciri-Ciri Perubahan
Teori-Teori Dalam Proses Berubahan
70
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap
perkembangan baru, karena memiliki cukup informasi, serta sikap
dankemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami
danmengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus
dilakukan,melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai
tingkat atautahap baru.
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasidan
mencari dukungan dari orang-orang yang dapat
membantumemecahkan masalah
c.) Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan
baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak
mengalamikemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat atau
tahap perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya
untukmendapatkan umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya
pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Setelah memiliki
dukungan dan alternatif pemecahanmasalah perubahan diintegrasikan
dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas
perawat sebagai agen berubah berusahamengatasi orang-orang yang
masih menghambat perubahan.
71
suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebutdirasakan sebagai
hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa berubah yang efektif tergantung dari
individu yangterlibat tertarik dan berupaya untuk selalu berkembang /
maju serta mempunyaisuatu komitmen untuk bekerja dan
melaksanakannya.
3. Teori Lippit
72
4. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstandipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara
agen berubahdan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley :
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan.
Bentuk-Bentuk Perubahan
1. Penambahan
2. Penggantian
5. Membangun kembali
6. Menghilangkan pola perilaku lama
7. Memperkuat pola perilaku lama
Strategi Proses Berubah
1. Rasional Empirik
2. Re edukatif normative
Tingkat Perubahan
1. Pengetahuan (Knowledge)
73
2. Sikap (Attitude)
3. Perilaku individu (Individual behavior)
4. Perilaku kelompok (Group Behavior)
Dampak Perubahan
1. IndividuBagaimana individu mempersiapkan diri untuk menghadapi
perubahan danmengelola perubahan tersebut.
2. Organisasi/ KelompokBagaimana kelompok tersebut beradaptasi
terhadap perubahan tersebutdalam hal pandangan dan pengelolaan
program-program yangselanjutnnya.
3. Geon masdpolitikBagaimana bidan baik dalam lingkup nasional
maupun Internasionalmenghadapi tuntutan perubahan dan masalah-
masalah yang bersifatglobal.
Manfaat Perubahan
1. Bisa menjalin kerjasama
2. Meningkatkan kualitas hidup jika terjadi perubahan ke
perubahan yang positif
3. Meninggalkan pola hidup lama dengan cara membuka pola
hidup baru
4. Menciptakan kerukunan yang mencakup gotong-royong dan
tolongmenolong
74
Diantaranya seni yang sering diaplikasikan oleh seorang bidan adalah
sebagai berikut:
1) Dukungan psikis dari suami Dukungan psikis dari suami sangat
membantu proses pemberian pelayanan kesehatan dalam praktek
kebidanan. Hal itu telah banyak dibuktikan danhasilnya memang
benar-benar terbukti. Dukungan psikis dari suami dapatmenambah
dukungan dan semangat seorang ibu dalam proses
persalinan.Perasaan seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan
bayinya harus mendapat dukungan psikis dari keluarga khususnya
suami karena dukunganitu sendiri merupakan obat yang mujarab
yang dapat membantu untukmencapai keberhasilan
2) Posisi ibu saat melahirkanSeni dalam praktek kebidanan dapat
diterapkan dalam seni bidan dalam mengatur posisi seorang ibu yang
akan melahirkan. Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin
dan melahirkan memilih sendiri posisi persalinan yang diinginkannya
dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri.Dengan
kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan
lebihmerasa aman
Manfaat pemilihan posisi berdasarkan pilhan ibu:
Memberikan banyak manfaat
Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan
Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
Laserasi perineum lebih sedikit
Lebih membantu meneran
Nilai apgar lebih baik
Macam-macam posisi yang dapat dipilih oleh seorang ibu :
a) Posisi terlentang (supine)
b) Posisi duduk/setengah duduk
c) Posisi jongkok/ berdiri
d) Berbaring miring kekiri
e) Posisi merangkak
75
3) Teknik persalinan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)IMD atau Inisiasi.
Menyusui Dini adalah adalah proses bayi menyusu segerasetelah
dilahirkan, di mana bayi diletakkan di dada ibu dan dibiarkan
bergerakuntuk mencari puting susu ibunya sendiri. Menurut
penelitian diperkirakan sebanyak 22% kematian bayi baru lahir dapat
di cegah bila bayi di susui oleh ibunya dalam satu jam pertama
kelahiran
Pada satu jam pertama ini bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk
pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan
menghisap puting susu danmempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi
ASI kolostrum (depkes),kolostrum ini sangat berguna bagi bayi.
Jadi, adanya IPTEK dan seni sangat membantu para tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam melakukan praktek kebidanan, dan apabila tidak ada
IPTEK dan seni maka akan banyak terjadi hambatan-hambatan dalam
melakukan pelayanan.
v. Pengertian EBP
Evidence based practice / praktik berbasis bukti ( EBP )
merupakan satu cara terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam
memadu pembuatan keputusan perawatan kesehatan dan nilai-nilai
pasien.
Evidence based practice adalah sebuah proses yang akan
membantu tenaga kesehatan agar mampu uptode atau cara agar mampu
memperoleh informasi terbaru yang dapat menjadi bahan untuk
membuat keputusan klinis yang efektif dan efesien sehingga dapat
memberikan perawatan terbaik kepada pasien.
Pembelajaran evidence based practice pada undergraduate student
merupakan tahan awal dalam menyiapkan peran mereka sebagai
registered nurses ( RN )
76
vi. Tujuan EBP
Tujuan utama diimplementasikannya evidence based practice di
dalam praktek keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas
perawatan dan memberikan hasil yang terbaik dari asuhan keperawatan
yang di berikan.
Pendekatan yang di lakukan berdasarkan pada evidence based
bertujuan untuk menemukan bukti-bukti terbaik sebagai jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan klinis yang muncul dan kemudian
mengaplikasikan bukti tersebut kedalam praktek keperawatan guna
meningkatkan kualitas perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-bukti
terbaik, praktek keperawatan akan sangat tertinggal dan seringkali
berdampak kerugian untuk pasien.
Evidence based practice sangat di perlukan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, keselamatan pasien, keefektifan menagemen dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan, dan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya bukti empiris dalam melaksanankan pelayanan
Evidence – based dalam kebidanan :
Kehamilan, persalinan & nifas adalah buku yang menyajikan bukti
( evidence – based ) dalam praktik kebidanan. buku ini terbagi dalam 3
pokok bahasan, yaitu : evidence- based dalam kehamilan, persalinan dan
nifas. Setiap pokok bahasan di lengkapi dengan hasil penelitian terbaru.
77
Adalah sebagai berikut :
Menumbuhkan semangat penyelidikan ( inquiry )
Mengajukan pertanyaan PICO ( T ) Question
Mencari bukti-bukti terbaik
Melakukan penilaian ( appraisal ) terhadap bukti-bukti yang di
temukan
Mengintergrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan
pasien untuk membuat keputusan klinis terbaik
Evaluasi hasil dari perubahan praktek setelah penerapan EBP
Menyebarluaskan hasil ( disseminate outcome )
x. PICO
P Adalah pasien, populasi atau masalah baik itu umur, gender,
ras ataupun penyakit
I adalah intervensi baik itu meliputi treatment di klinis ataupun
pendidikan dan administratif
C atau comparison merupakan intervensi pembanding bias dalam
bentuk terapi, factor resiko, placebo ataupun nonintervensi
O atau outcome adalah hasil yang ingin di cari dapat berupa
kualitas hidup, patient safety, menurunkan biaya ataupun
meningkatkan kepuasan pasien
xi. Manfaat evidence based midfery dalam praktik
kebidanan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik,
bukan sebagai rutinitas sebab tes-tes rutin, obat, atau prosedur lain pada
kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang trampil
harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang di
lakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
xii. Kelebihan EBP
Asuhan yang di lakukan di tuntut tanggap terhadap fakta yang
terjadi, menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien dengan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien dengan mengikuti
prosedur yang sesuai dengan evidence based asuhan kebidanan, yang
78
tentu saja berdasar kepada hal-hal : standar asuhan kebidanan, standar
pelayanan kebidanan, wewenang bidan komunitas, fungsi utama bidan,
bagi masyarakat. Fungsi utama profesi kebidanan, ruang lingkup asuhan
yang di berikan.
i. Keterbatasan EBP
Dengan plaksanan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan
evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi
angka kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang di alami selama
persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki
keadaan kesehatan masyarakat.
j. Kategori evidence based menurut world health organization
WHO
Evidence – based medicine adalah pemberian informasi obat-
obatan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja segera di tarik dan
peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat
tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek
samping yang berat pada sebagian penggunanya.
Evidence –based policy adalah suatu system peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dan kedokteran ( clinical governance ) :
suatu tantangan profesi kesehatan dan kedokteran di masa
mendatang .
Evidence based midwifery adalah pemberian informasi
kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa di
pertanggung jawabkan .
79
C.RANGKUMAN
80
D.LATIHAN SOAL
Kelompok 7
81
E.DAFTAR PUSTAKA
82
C.RANGKUMAN
83
D.LATIHAN SOAL
Kelompok 1
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan definisi bidan ?
Jawab : bidan adalah tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang berkerja sebegai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan, dan masa nifas memfasilitasi dan mempimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
bayi baru lahir
2. Menurut morld health organization atau who, apa isi bunyi dari Bab III
Pasal 18 ?
Jawab : Bahwa bidan memiliki kewenangan memberikan kesehatan
pelayanan ibu , kesehetan anak, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana (KB)
3. Tuliskan 3 sejarah dalam kebidanan yaitu ?
Jawab : 1. bidan
2. pendidikan bidan
3. pelayanan kebidanan
4. Tuliskan 3 bagian dari layanan kebidanan yaitu
Jawab : 1. Layanan kebidanan primer
2. Layanan kolaborasi
3. Layanan kebidanan rujukan
84
8. Jelaskan pengertian dari peran Bidan?
Jawab:dalam menjalankan Profesinya,Bidan mempunyai peran yaitu
sebagai Pelaksana,Pengelola,Pendidik,dan Peneliti.
9. Siapa saja sasaran-sasaran dalam praktik kebidanan?
Jawab: sasaran dalam pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga dan
masyarakat yang meliputi upaya peningkatan
pencegahan,penyembuhan,dan pemulihan
10. Pengertian Bidan menurut seorang Dokter mileter Belanda?
Kelompok 2
1. Jelaskan area kompetensi menurut kalian apa yang harus di miliki seorang
Bidan dalam pengembangan diri dan profesionalitas dan jelaskan mengapa
Bidan perlu mengembangkan nilai-nilai professional.
Jawab: Area kompetensi Bidan meliputi: area etik legal dan keselamatan
klien,area komunikasi efektif,area pengembangan diri dan
profesionalisme,area landasan ilmiah praktik kebidanan,area keterampilan
kritis dalam praktik kebidanan,area promosi kesehatan dan konseling,area
manajemen dan kepemimpinan.
2. Apa saja falsafah paradigma kebidanan?
Jawab: Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan,keyakinan tentang
perempuan,keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya,Keyakinan tentang
pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan.
3. Kenapa paradigma penting dalam kebidanan?
Jawab: Karena Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan
keprofesionalnya berpegang pada paradigm kebidanan.
Kelompok 3
85
surat tanda registrasi yang di terbitkan.
2. Sanksi apa yang akan diterima oleh Bidan bila tidak melengkapi sarana dan
prasarana dalam pelayanan Bidan?
Jawab: Bidan yang tidak melengkapi Sarana dan prasarana pada ayat
1dikenakan sanksi administrative berupa teguran lisan,peringatan
tertulis,denda administrativ
Kelompok 5
86
Jawab: Aspek legal dalam dokumentasi Kebidanan di artikan bahwa
catatan dan penyimpanan data yang bermakna atau penting yang biasa
disebut dokumentasi.
Kelompok 6
1. Delima etika apa saja yang sering terjadi dalam pelayanan kebidanan dan
bagaimana cara mengatasinya?
Kelompok 7
87
Contohnya: menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum.
88
E.DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin.
(2001).Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM.EGC. Jakarta.Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa
Samba.Suharyati. (2000). Pengantarkepemimpinan dan Manajemen
Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan danManajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman.
EGC.Jakarta.Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept,
Process, and Practice,AddisonWesley,Publishing
company,Inc.Bauer,J.1994.Not what the doctor
ordered.Chicago:Probus. Nasional League for nursing.1994.Nursing
Data review.New York :NLN.\Bunner,P.2000.Shaping the future of
nursing managemant. Chicago:Probus.
Dra. Ilyas, Jumiarni. 2007. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dalam
KonteksKeluarga. Jakarta : Depkes RI.
Sofyan, Mustika Dkk. 2010. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta
: PP IBI
Lia, Cristina Dkk. 2008. Komunikasi Kebidanan. Jakarta Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
Troy E.Smith,paul s.rama,joel R.helms.2018.teaching critical thingking
in a GE class: A flipped model.Brighan young university at
Hawaii,united states.(2009),critical thingking.
Dr.Bhisma murti,Mph,Msc,phD,2010,berfikir kritis(critical thingking).
Alec fisher.(2009).Critical thingking an introduction(berfikir kritis
sebuah pengantar)Jakarta,Erlangga.
A Facione,peter,Critical Thingking: what it is and why it
counts,milillbrae,CA:Measured reasons and the California academic
press,2013.
Arimbi, Diah, 2014, Etikolegal Kebidanan.Pustaka
Rihama:Yogyakarta
AS, Wahyuni, 2011, Etika Profesi Bidan, Universitas Sumatra Utara
89
Marimba, Hanum.2008.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Mitra
Cendikia
Wahyuningsih, Heni Puji.2008. Etika Profesi Kebidanan.
Fitramaya:Yogyakarta
Heni Puji Wahyuningsih.2009. Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya,
Yogyakarta
Soepardan, Suryani dan Anwar Hadi. 2008. Etika kebidanan dan Hukum
Kesehatan.
/2014/06/kode-etik-kebidanan.html.
90
• Asrinah, dkk. 2010.
Konsep Kebidanan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
•Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia NO
191/MENKES/PER/VIII/2011. “
Keselamatan
Pasien Di Rumah Sakit”.
•Citra Oktiayuliandri. July 2015, “Pengetahuan dan Sikap Perawat Dalam
penerapanEvidanced Based Nursing Practice di Ruang Rawat Inap
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015..
91
92