Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah : Teknologi Tepat Guna

Dosen Pengampu : Nurhidayat T S.ST.,M.Keb

MAKALAH

TEKNOLOGI TERAPAN DAN TEPAT GUNA DALAM


PELAYANAN REMAJA DAN PERIMONOPOUSE

Disusun oleh :
KELAS D
GRACE W. PAONGANAN (A1A221043)
MUSFIRAH (A1A221060)
HERNAWATI AMMA (A1A221052)
NURUL ULFHA AHMAD (A1A221084)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

makalah Teknologi Tepat Guna yang berjudul “Teknologi Terapan dan Tepat

Guna Dalam Pelayanan Remaja dan Perimonopouse” yang alhamdulillah

selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah kami,

Ibu Nurhidayat T S.ST.,M.Keb yang telah membimbing kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena

itu, kritik dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi lebih baiknya makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah

SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 26 Maret 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II Pembahasan.....................................................................................4

A. Pengertian Teknologi Tepat Guna.............................................................4


B. Jenis Teknologi Tepat Guna.......................................................................
C. Manfaat Teknologi Tepat Guna..................................................................
D. Fungsi Teknologi Tepat Guna....................................................................
E. Dampak Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan....................................
F. Teknologi Terapan dan Tepat Guna dalam Pelayanan Remaja..................
G. Teknologi Terapan dan Tepat Guna dalam Pelayanan Perimonopouse.....
BAB III Penutup.............................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi
sekarangini sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan
di dunia, penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha
dalam penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.Ilmu
kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai dari
peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna sertaspesialis tidak
mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasanserta ilmu
pengetahuan tersebut.Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan
reproduksi banyak sekaliteori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh
para pakar atau spesialiskesehatan reproduksi.Wilayah keilmuan tersebut
sangat penting dimiliki demimengemban tugas untuk bisa menolong para
pasien yang mana demi kesehatan,kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam
menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.Pengetahuan kesehatan reproduksi
bukan saja penting dimiliki oleh para bidanatau spesialais tetapi sangat begitu
penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu
atau bakal ibu dari anak-anaknya demikesehatan, dan kesejahteraan meraka.
B. Rumusan Masalah
Apa saja teknologi terapan dan tepat guna dalam pelayanan remaja dan
perimonopouse?
C. Tujuan
Untuk mengetahui teknologi terapan dan tepat guna dalam pelayanan
remaja dan perimonopouse.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi Tepat Guna


Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barangyang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.Teknologi tepat guna adalah suatu alat dengan kebutuhan dan berguna
sesuaidengan fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna. Ada yang
menyebutnyateknologi tepat guna sebagai teknologi yang telah dikembangkan
secaratradisional, sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan
olehkeadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat
tertentu.Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yaitu:
1. Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber
yang tersedia banyak di suatu tempat.
2. Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosialmasyarakat
setempat.
3. Apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah
yangsebenarnya dalam masyarakat, bukan teknologi yang hanya
bersemayam dikepala perencananya.
B. Jenis-Jenis Teknologi Tepat Guna
Beberapa jenis teknologi tepat guna diantaranya:
1. Pelatiham BCLS(BCLS: Basic Cardiac Life Support for Paramedic).
Pelatihan BCLS ini dapat memberikan pengetahuan dasar
danketerampilan peserta untuk dapat memberikan bantuan sesuai
denganstandar dasar keterampilan hidup. Pelatihan ini bisa diikuti oleh
pekerja perawatan kesehatan khususnya perawat dan bidan yang bekerja di
rumahsakit dan perusahaan kesehatan dan mahasiswa yang tidak bekerja
untukdapat mengobati kasus-kasus darurat penyakit kardiovaskuler
sepertiserangan jantung (Acute Miocard infark) dan aritmia lethal. Dalam
pelatihan ini akan diajarkan penggunaan defibrillator eksternal
otomatis,yang merupakan alat dasar dari standar internasional IAS.

5
Pendidikan sangat di tujukan pada mahasiswa Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan untuk lebih matang dalam memasuki dunia kerja dan mampu
bersaing di pasarkerja
2. Training Management K3 Laboratorium
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kemajuan
teknologi laboratorium, kita melihat bahwa resiko terhadap pekerja
laboratorium semakin meningkat dan lebih kompleks. Pekerja atau petugas
Laboratorium adalah pekerja yang sangat identik denganterpaparmnya zat
berbahaya dan bahan kimia yang beracun, korosif,mudah meledak, mudah
terbakar dan terkena berbagai bahaya.
3. Cara Penerapan dan Pendekatan Ergonomis
Ergonomi dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan produksi
yang kompleks. Hal ini berlaku baik dalam industry maupunsektor
informal. Dengan mengetahui prinsip ergonomi tersebut dapat ditentukan
pekerjaan apa yang sesuai bagi tenaga kerja tau konstruksi alatseperti apa
yang layak di gunakan agar mengurangi kemungkinan keluhandan
menunjang produktifitas.Penerapan ergonomi dapat di lakukan melalui dua
pendekatan yaitu:
a. Pendekatan kuratif
Pendekatan ini di lakukan pada suatu proses yang sudah atau
yangsedang berlangsung. Kegiatan berupa interfensi, modifikasi atau
perbaikan dari proses yang telah berjalan. sasaran dari kegiatan
iniadalah kondisi kerja dan lingkungan kerja. Dalam
pelaksanaanyaterkait dengan tenaga kerja dan proses kerja yang sedang
berlagsung.
b. Pendekatan konseptual
Pendekatan ini di kenal sebagai pendekatan sistem dan akan
sangatefektif dan efisien jika dilakukan pada saat perencanaan. Jika
terkaitdengan teknologi, sejak proses pemilihan dan alih teknologi,
prinsip- prinsip ergonomi telah di tetapkan penerapanya bersama-sama
dengankajian lain, misalnya kajian teknis, ekonomi, sosial budaya dan

6
lingkungan. Pendekatan holistik ini kenal dengan pendekatanTeknologi
Tepat Guna.
4. ISO baru / IEC standar pada penilaian resiko melengkapi peralatan
manajemen resiko
Telah diterbitkan standar ISO pada manajemen risiko dan telah bergabung
dengan ketiga teknik penilaian risiko. Bersama-sama, merekamenyediakan
organisasi dari semua jenis dengan peralatan yang lengkapuntuk mengatasi
situasi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuanmereka. ISO / IEC
31010:2009.
5. Kinerja OHSAS 18001
Standar OHSAS 18001 adalah alat untuk mengelola tantangan
yangdihadapi bisnis dari semua ukuran dan sektor: tingginya
tingkatkecelakaan dan penyakit kerja, kehilangan hari kerja, absensi, denda,
biaya perawatan medis dan kompensasi pekerja. Implementasinya
sehinggamemiliki efek meningkatkan lingkungan kerja, mengurangi
absensi dan peningkatan produktivitas kerja
C. Ciri-Ciri Teknologi Tepat Guna
Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian
TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG
(walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung
pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan
dankesejahteraan masyarakat di suatu tempat.
2. Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat.
4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.
5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber
alam,energi, bahan secara lebih baik dan optimal.
6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar
(Self-realiance motivated)

7
D. Manfaat Teknologi Tepat Guna
Sebelum berbicara mengenai manfaat dari TTG, maka ada sebuah
prosesyang harus diketahui sebelum memperoleh manfaat dari TTG tersebut,
yaitu penerapan teknologi tepat guna tersebut. Penerapan TTG adalah sebuah
usaha pembaharuan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih
dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan
sosial,ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak,
makausaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat
menggagalkanusaha pembaharuan tersebut.
Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga
seluruhmasyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka
sendiri.Berarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan
semangatdalam masyarakat tersebut.Banyak orang keliru dalam berpendapat
kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi
matahari sederhana kedesa,maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat
guna. Membawa paket- paket teknologi sederhana tersebut kesebuah desa
belum dapat dikatakansebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat
menjerumuskan,apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa
tersebut, bagaimanacara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal
penerapanteknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu
masyarakatdan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yangsemakin meningkat.
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar.
Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan
penerapanTeknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan
pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju. Dengan demikian
manfaat dariteknologi tepat guna itu dapat dirasakan oleh masyarakat tersebut.
Sebagaimana manfaat dari teknologi tepat guna adalah:
1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makinmeningkat,
tentu hal itu di barengi dengan kemampuan masyarakatnyayang mampu
mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut.

8
2. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya dan penambahan
hasil produksi yang makin meningkat dari biasanya.Teknologi tersebut
relatif mudah dipahami mekanismenya, mudahdipelihara dan mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masuknya teknologi baru tidak
akan membebani masyarakat baik mental(ketidakmampuan skill) maupun
materiil (dapat menimbulkan beban biayayang tidak mampu dipenuhi
masyarakat).
3. Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu
pekerjaan tenaga kesehatan dan klien.
4. Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi
tepatguna tersebut.
5. Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.
6. Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat

E. Fungsi Teknologi Tepat Guna


Sebagaimana fungsi dari teknologi tepat guna adalah:
1. Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakatsetempat.
2. Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatif murah.
3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara.
4. Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit

F. Dampak Teknologi Tepat Guna dalam Kebidanan


 Dampak positif sebagai berikut:
1. Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kebidanan, makamasyarakat
akan mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatanyang lebih efisien dan
efektif.
2. Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di
dalamkebidanan akan lebih sederhana dan mudah
 Dampak negatif sebagai berikut :

9
1. Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkupyang
memerlukan maka itu akan sia-sia. Contoh penggunaan USG didaerah
pedalaman, disana tidak orang yang mengelolanya dan tidaksesuai dengan
kebudayaan masyarakat disana.
2. Dengan ketidaktepatan penggunaan alat tersebut maka akan berdampak
buruk terhadap pasien. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan cara-
cara yang tidak tepat.
3. Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga yang tidak
ahli akan menimbulkan resiko terhadap pasien

G. Teknologi Terapan Tepat Guna dalam Pelayanan Remaja


Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10 hingga 19 tahun. Masa ini merupakan periode persiapan
menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa tahapan perkembangan
penting dalam hidup. Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga
mengalami tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun
identitas, akuisisi kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa serta
kemampuan bernegosiasi (abstract reasoning) (Demografi Lembaga 2017).
Remaja (Adolescence) adalah periode transisi perkembangan dari msa
kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencangkup aspek biologi, kognitif dan
perubahan social yang berlangsung dari usia 10 sampai dengan 19 tahun
(Suryani, 2010). Tingkat tercapainya potensi biologi seorang remaja
merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan, dimana selama
perkembangan menuju dewasa, tumbuh berkembang secara terusmenerus
(Aesyah, 2019).
1. Obat
a. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
Kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh atau yang
dikenal dengan anemia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak
remaja. Namun, dibandingkan remaja putra, remaja putri berisiko lebih

10
tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya karena remaja putri
mengalami menstruasi setiap bulannya.
Menstruasi bulanan menyebabkan para remaja putri mudah
mengalami anemia, yaitu kondisi dimana sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya.
Sehingga membuat tubuh lebih mudah lemas dan mudah untuk pingsan.
Tidak berhenti sampai disitu, dampak anemia juga menyebabkan
para remaja putri mengalami berbagai kondisi seperti:
1) Penurunan imunitas sehingga lebih rentan terpapar berbagai
penyakit infeksi
2) Penurunan konsentrasi belajar di kelas
3) Penurunan prestasi di sekolah
4) Penurunan kebugaran dan produktivitas kerja

Melihat kondisi demikian, maka upaya pemberian Tablet


Tambah Darah (TTD) menjadi penting untuk diberikan untuk remaja
putri dalam proses pertumbuhannya.
Selain untuk meminimalisir potensi anemia yang berakibat
terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah
darah juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat
sebelum menjadi seorang ibu. Pemberian TTD pada remaja putri ini
untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek
(stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR)
Dengan minum TTD secara rutin, diharapkan mampu mengurangi
potensi anemia dan lahirnya bayi dalam keadaan stunting dari para ibu
di Indonesia, sehingga terciptanya generasi muda dan generasi penerus
yang sehat serta mampu berdaya saing dapat terbentuk dengan
maksimal.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk membantu mendeteksi suatu penyakit sejak dini

11
sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan mendapatkan penanganan
pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang.
2. Vaksin
Imunisasi yang dianjurkan untuk remaja adalah vaksin Tdap,
influenza, dan HPV. Selain itu, imunisasi yang direkomendasikan
namun belum diperoleh pada masa sebelumnya, maka dapat diberikan
pada saat remaja.
Vaksinasi COVID-19 untuk anak sudah dimulai sejak 30 Juni 2021 untuk
usia 12-17 tahun dengan vaksin Sinovac atau Pfizer, dan pada 14 Desember
2021 untuk usia 6-11 tahun dengan vaksin Sinovac. Vaksinasi dilaksanakan
di Puskesmas, RS, Pos Pelayanan, Vaksin Sekolah, atau Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), 2022.
a. Vaksin Tdap
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin (racun) tetanus yang
dihasilkan oleh kuman tetanus yang berada di dalam tanah. Kuman
tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka dalam seperti tertusuk paku
yang kotor. Tetanus menyebabkan spasme atau kejang pada otot mulut
sehingga mulut sulit dibuka dan juga pada otot-otot di seluruh tubuh.
Spasme dapat menyebabkan gangguan pernapasan sehingga
memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.
Difteria merupakan penyakit infeksi yang berbahaya karena dapat
menyumbat saluran napas dan mengganggu irama jantung. Penyakit ini
ditandai dengan adanya selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau
di bagian bawah hidung yang dapat menyumbat saluran napas. Kuman
difteri dapat ditularkan dari orang ke orang lain melalui batuk atau
bersin. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot napas dan
gagal jantung.
Pertussis (batuk rejan atau batuk seratus hari) menyebabkan batuk
yang panjang dan berlangsung lama yang dapat menimbulkan bunyi
whoop setelah batuk panjang. Batuk yang panjang juga dapat
menimbulkan perdarahan pada mata. Batuk dapat berlangsung beberapa

12
minggu sehingga menyebabkan absen ke sekolah. Pertusis juga dapat
menyerang bayi dan dapat menimbulkan radang paru serta berakibat
fatal. Bayi tertular kuman pertusis dari kakak atau pun orang lain di
dalam keluarga. Kuman pertusis sangat mudah menular melalui batuk
dan bersin.
Ketiga penyakit tersebut yaitu tetanus, difteri dan pertusis dapat
dicegah dengan vaksin Tdap yang merupakan vaksin lanjutan dari DTP.
Vaksin ini direkomendasikan untuk diberikan pada remaja mulai umur
10 tahun dan pemberiannya diulang setiap 10 tahun.
b. Vaksin Influenza
Influenza adalah penyakit infeksi virus yang ditandai dengan
demam, batuk dan pilek. Influenza dapat menimbulkan penyakit ringan
sampai berat. Pada umumnya remaja yang menderita influenza akan
sembuh dalam beberapa hari atau minggu. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah radang sinus (sinusitis) dan radang paru (pneumonia)
yang dapat menimbulkan sesak napas. Remaja dengan penyakit kronis
seperti asma, penyakit kencing manis mempunyai risiko yang lebih
besar untuk menderita komplikasi influenza. Virus influenza dapat
menular dengan mudah melalui bersin, batuk atau percakapan.
Influenza dapat dicegah dengan vaksin influenza yang dianjurkan
untuk diberikan mulai dari umur 6 bulan ke atas. Untuk anak 9 tahun
atau lebih imunisasi influenza direkomendasikan untuk mendapat
vaksin influenza sekali setiap tahun.
c. Vaksin HPV
Vaksin HPV (human papiloma virus) berguna untuk mencegah
infeksi virus human papiloma (HPV). Virus HPV merupakan virus
yang sering dijumpai. Menurut Centres of Disease Control and
Prevention di Amerika Serikat, diperkirakan sekitar 14 juta orang
termasuk remaja terinfeksi virus HPV setiap tahun. Infeksi virus HPV
dapat menyebabkan kanker leher rahim, kanker vagina dan kanker bibir
kemaluan pada wanita. Virus HPV tipe 16 dan 18 berhubungan dengan

13
70% kanker leher rahim dan 80-90% tumor yang berhubungan dengan
virus HPV pada organ tubuh yang lain. Kanker leher rahim merupakan
penyebab kematian sekitar 250.000 orang per tahun di seluruh dunia.
Di Indonesia, vaksin HPV direkomendasikan pada remaja wanita
usia 10 tahun atas lebih dengan total pemberian sebanyak 3 dosis.
Suntikan kedua diberikan 1-2 bulan setelah suntikan pertama. Suntikan
ketiga diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.
d. Vaksin lain yang direkomendasikan untuk remaja
Bila remaja belum mendapat imunisasi yang direkomendasikan
pada usia sebelumnya, maka imunisasi tersebut dapat diberikan pada
masa remaja. Imunisasi kejar (catch-up immunization) yang dapat
diberikan antara lain hepatitis B, hepatitis A, MMR, demam tifoid.
3. Prosedur dan Sistem
a. Vaksin HPV
HPV adalah penyakit yang disebabkan oleh virus human
papillomavirus (HPV) dan menimbulkan infeksi kulit, termasuk kutil
kelamin. Untuk mencegah penyakit ini, Anda bisa mendapatkan vaksin
HPV.Vaksin HPV merupakan vaksin yang digunakan untuk melindungi
tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin ini dapat
diberikan kepada anak, remaja dan dewasa.
1) Aturan Pemberian Vaksin HPV
HPV adalah penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung
dengan kulit penderita, terutama saat berhubungan seksual. Virus
HPV bisa menyebabkan beberapa jenis kanker di bagian belakang
tenggorokan, amandel, pangkal lidah, dan organ kelamin, seperti
kanker serviks, vagina, vulva, anus, dan penis. Untuk mencegah
penyakit ini, Anda wajib mendapatkan vaksin HPV. Berikut
penjeleasan mengenai kelompok penerima vaksin HPV:
a) Anak-anak
Vaksin HPV akan lebih efektif jika diberikan pada seseorang yang
belum berisiko terpapar virus HPV, yaitu sebelum aktif secara

14
seksual. Oleh karena itu, vaksin ini idealnya diberikan kepada anak
laki-laki dan perempuan yang berusia 9-14 tahun dan sebanyak 2
kali, dengan jarak pemberian 6-12 bulan antar vaksin.
b) Remaja dan dewasa
Vaksin HPV bisa diberikan kepada orang dewasa yang belum
pernah menerima atau belum lengkap menerima vaksin HPV ketika
masih anak-anak atau sudah menikah dan aktif secara seksual.
Vaksin ini bisa diberikan kepada remaja usia 15 tahun hingga orang
dewasa usia 26 tahun. Orang dewasa usia 27-45 tahun juga bisa
mendapatkan vaksin HPV, namun perlu berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu. Vaksin HPV pada remaja dan orang dewasa
perlu diberikan sebanyak 3 kali. Vaksin kedua diberikan setelah 1-2
bulan vaksin pertama, kemudian vaksin ketiga diberikan setelah 6
bulan vaksin kedua.

Sebelum pemberian vaksin HPV, dokter akan melakukan tanya


jawab mengenai riwayat kesehatan, riwayat alergi, serta gaya hidup
pasien, termasuk aktivitas seksualnya. Setelah itu, dokter akan
menjelaskan mengenai risiko dan keuntungan yang bisa didapatkan
pasien dari vaksin HPV.
Jika pernah menerima vaksin HPV, dokter akan menanyakan
tentang waktu pemberian vaksin HPV sebelumnya, serta menanyakan
apakah pasien mengalami alergi atau efek samping setelah
mendapatkan vaksin. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kemungkinan munculnya reaksi alergi atau efek samping dari vaksin
HPV.
2) Prosedur Vaksin HPV
Vaksin HPV akan diberikan melalui suntikan ke otot (injeksi
intramuskular), dan umumnya pada lengan bagian atas. Selain itu,
dokter juga bisa memberikan suntikan vaksin HPV di paha bagian

15
atas. Vaksin ini diberikan sebanyak 0,5 ml dalam satu kali suntik.
Berikut beberapa tahap vaksinasi HPV:
 memberikan area yang akan disuntik dengan kapas beralkohol
 menjepit kulit di sekitar area suntik dengan tangan.
 menyuntikkan vaksin HPV hingga ke dalam otot melalui
permukaan kulit.
 memberikan kain kasa beralkohol untuk menekan area suntikan
ketika jarum suntik dilepas untuk mencegah perdarahan.
Untuk anak-anak dan remaja, biasanya akan diberi tahu mengenai
kapan waktu vaksinasi HPV perlu dilakukan. Pemberitahuan tersebut
akan disampaikan melalui sekolah atau petugas kesehatan. Orang tua
yang anak perempuannya sudah mendapatkan vaksinasi HPV dosis
pertama, namun melewatkan dosis kedua, harus segera
memberitahukan hal ini kepada petugas kesehatan
3) Pelaksanaan pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja menurut
SE Kemenkes adalah :
a) Cara pemberian dengan dosis 1 (satu) tablet per minggu
sepanjang tahun
b) Pemberian TTD dilakukan untuk remaja putri usia 12-18 tahun
c) Pemberian TTD pada ratri melalui UKS/M di institusi pendidikan
(SMP dan SMA atau yang sederajat) dengan menentukan hari
minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di
wilayah masing-masing
d) Pemberian TTD pada WUS di tempat kerja menggunakan TTD
yang disediakan oleh institusi tempat kerja atau secara mandiri

H. Teknologi Terapan Tepat Guna dalam Pelayanan Perimonopouse


Perimenopause adalah periode yang menandakan bahwa Anda sudah
mendekati masa menopause. Masa ini ditandai dengan ketidakstabilan hormon
reproduksi. Perlu diketahui bahwa kemungkinan setiap wanita akan
mengalaminya pada usia yang berbeda. Sebagian wanita yang berusia sekitar

16
40 tahun akan merasakan gejala dari masa transisi ini, tetapi tidak sedikit pula
wanita yang mengalami hal tersebut di usia 30-an. Gejala perimenopause akan
bertahan sampai Anda mencapai menopause, yaitu ketika indung telur berhenti
melepaskan telur. Setelah itu, selama 1-2 tahun terakhir dari masa transisi ini,
kemungkinan besar akan mulai mengalami berbagai gejala perimenopause.
Gejala perimenopause atau premenopause yang dialami setiap wanita
sangat beragam. Ada sebagian wanita yang hanya merasakan gejalanya selama
beberapa bulan, ada pula yang mengalaminya selama 3-4 tahun. Beberapa
gejala umum yang menandakan Anda sedang berada dalam masa transisi ini,
antara lain sebagai berikut:
1. Menstruasi tidak teratur
Salah satu gejala perimenopause atau premenopause yang cukup umum
adalah menstruasi tidak teratur kadar hormon progesteron dan estrogen
akan tetap stabil pada siklus menstruasi normal. Ovulasi biasanya terjadi
pada pertengahan siklus dan menstruasi akan terjadi sekitar 2 minggu
setelahnya. Akan tetapi, jika Anda mengalami premenopause, keteraturan
tersebut mungkin tidak terjadi. Di bawah ini berbagai gejala yang akan
muncul. Menstruasi lebih lama dan darah yang mengalir lebih deras.
Beberapa bulan lainnya mungkin durasi haid lebih pendek dan ringan.
Jumlah hari antar siklus menstruasi dapat bertambah maupun
berkurang.
2. Hot flashes dan kesulitan tidur
Hot flashes adalah gejala yang paling umum dari perimenopause.
Biasanya, gejala ini akan berlangsung selama bertahun-tahun. Semakin dini
Anda mengalami gejala ini, tidak menutup kemungkinana hot flashes akan
semakin lama mengganggu aktivitas harian. Jika terjadi pada malam hari,
hawa panas yang terasa akan membuat Anda berkeringat sehingga disebut
sebagai keringat malam. Tidak jarang kualitas tidur dapat berkurang karena
rasa panas tersebut membuat para wanita tetap terjaga pada malam hari.
3. Suasana hati tidak menentu

17
Tidak jarang, wanita yang mengalami premenopause identik dengan
munculnya perubahan suasana hati. Mulai dari cepat marah hingga
meningkatnya risiko depresi. Ada beberapa faktor yang memengaruhi
perubahan suasana hati Sebagai contoh, produksi hormon estrogen dan
progesteron yang berkurang membuat tubuh dan otak mengalami banyak
perubahan.
4. Gairah seksual menurun
Seiring bertambahnya usia, tidak jarang para wanita yang memasuki
masa perimenopause mengalami penurunan hasrat seksual.Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, ketidakstabilan hormon reproduksi membuat
Anda tidak begitu bergairah untuk berhubungan intim. Akan tetapi, jika
memiliki kehidupan seks yang memuaskan sebelum premenopause,
kemungkinan hasrat seksual pun tidak akan berubah drastis.
5. Tingkat kesuburan menurun
Selain gairah seks yang berubah, gejala umum perimenopause atau
premenopause lainnya adalah tingkat kesuburan menurun. Penyebabnya
adalah masa subur yang tidak teratur sehingga peluang kehamilan pun
menurun. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa mempunyai anak sama
sekali. Selama masih mengalami menstruasi, meskipun tidak teratur, masih
berpeluang untuk hamil. Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas,
berikut adalah gejala atau tanda lainnya dari perimenopause yaitu :
 Sakit kepala.
 Tubuh, otot, serta sendi terasa sakit.
 Sering ke toilet untuk buang air kecil.
 Tulang menjadi lebih rapuh.
 Perubahan pada tingkat kolesterol.
 Area vagina menjadi lebih kering.
e) Obat
Sebelum melakukan pemeriksaan melihat terlebih dahulu riwayat
kesehatan, usia, gejala, serta melakukan pemeriksaan fisik. Lalu, dokter

18
akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon. Berikut adalah
perawatan serta pengobatan premenopause, di antaranya sebagai berikut.
1) Terapi hormon
Terapi hormon estrogen menjadi pilihan pengobatan yang paling
efektif untuk mengatasi gejala perimenopause seperti hot flashes.
Dokter mungkin akan memberikan dosis estrogen terendah untuk
meredakan sebagian gejala. Lalu, ada kemungkinan Anda juga
diberikan hormon progestin untuk membantu mencegah tulang keropos.
2) Estrogen untuk vagina
Salah satu cara untuk meredakan vagina kering adalah memberikan
estrogen yang tersedia dalam bentuk tablet atau krim. Perawatan atau
pengobatan gejala perimenopause ini akan diserap oleh jaringan vagina
sehingga membantu meredakan kekeringan dan ketidaknyamanan saat
berhubungan intim.
3) Antidepresan
Pada kondisi tertentu, ada kemungkinan sebagian wanita tidak bisa
mendapatkan perawatan gejala premenopause seperti terapi hormon.
Maka dari itu, dokter akan memberikan antidepresan jenis SSRIs untuk
membantu mengatasi hot flashes dan perubahan suasana hati.
4) Gabapentin
Selain antidepresan, dokter juga kemungkinan akan
memberikan alternatif obat lainnya seperti gabapentin.Tidak hanya
untuk mengobati kejang, obat ini juga dapat membantu mengurangi
gejala seperti hot flashes. Sebelum mengonsumsi obat, jangan lupa
untuk tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena setiap
orang mempunyai kondisi tubuh yang berbeda.
f) Prosedur
1) Olahraga
Olahraga memberikan manfaat yang sangat luar biasa, tidak
terkecuali untuk perempuan dengan masa menopause. Dilansir dari
EndocrineWeb, aktivitas fisik ini membantu mencegah terjadinya

19
kenaikan berat badan, melindungi terhadap penyakit jantung, diabetes,
dan osteoporosis. Bahkan, olahraga membantu mengurangi stres dan
meredakan hot flashes.

2) Tidak Merokok
Selain risiko kesehatan, merokok juga memberikan dampak negatif
bagi perempuan menopause. Merokok meningkatkan kemungkinan
kamu mengalami penyakit jantung dan osteoporosis serta membuat hot
flashes menjadi lebih buruk. Tidak hanya itu, merokok bisa memicu
terjadinya komplikasi jika kamu mengonsumsi obat terapi hormon.
3) Konsumsi Makanan Kaya Kalsium dan Vitamin D
Makanan kaya kalsium, seperti yoghurt, susu, keju, dan sayuran
berdaun hijau seperti sawi hijau, bayam, dan kangkung bisa menjadi
beberapa pilihan alternatif. Berjemur juga menjadi pilihan tepat karena
kulit akan membantu memroduksi vitamin D, tetapi seiring dengan
bertambahnya usia, kulit menjadi tidak lagi terlalu efisien dalam
membuatnya. Apabila tidak terlalu senang berjemur, bisa diganti
mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D seperti minyak
ikan, telur, atau mengonsumsi suplemen vitamin D agar kebutuhan
nutrisi satu ini selalu terpenuhi di tubuh.
4) Istirahat yang cukup
Kondisi depresi, brain fog, dan mood swing merupakan tanda
menopause yang sering terjadi. Hal ini bisa dikarenakan fluktuasi
hormon dan kurangnya waktu tidur. Tidur cukup dan nyenyak
merupakan salah satu cara mengatasi hormon stres dan
mengistirahatkan pikiran. Waktu tidur yang disarankan untuk wanita
menopause setidaknya delapan jam sehari.
g) Diagnosis
Perimenopause tidak dapat di diagnosis hanya dengan satu tanda dan
gejala. Bidan dapat menanyakan usia, riwayat haid, dan gejala, perubahan

20
fisik yang dialami dan berapa lama mengalami gejala perimenopause.
Pemeriksaan penunjang yaitu dapat mengukur hormon estrogen dan
progesteron. Diagnosis ditentukan dengan gejala haid tidak teratur, yaitu
siklus memanjang atau memendek. Perimenopause juga terjadi sekitar usia
40 tahun keatas.
h) Sistem pada Asuhan Masa Perimenopause
Sistem pada asuhan masa perimenopause adalah memberikan: 
1) Melakukan deteksi dini masalah atau kelainan pada masa
perimenopause agar dapat di lakukan penagangan secara tepat.
2) Perimenopause pada ibu biasanya berpengaruh pada efek psikologis
sehingga perlu memberikan konseling dan dukungan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa perimenopause
3) Meningkatkan kesejahteraan ibu pada masa perimenopause (Yuniarti,
2020).
4) Peranan Bidan dalam Masa Perimenopause
Peranan Bidan pada ibu Perimenopause yaitu memberikan edukasi
informasi dan konseling pada ibu dan mengetahui permasalahan yang
terjadi pada masa perimenopause. Pada masa ini juga perlu  diberikan
dukungan dan motivasi agar dapat meningkatkan kualitas hidup ibu
perimenopause. (Agustina & Nurunniyah, 2015).
5) Kebutuhan Dasar Masa Perimenopause
 Kebutuhan nutrisi Ibu perimenopause mengkonsumsi gizi yang
cukup dan seimbang, yaitu energi, Protein, lemak, karbohidrat dan
vitamin
 Kebutuhan aktivitas fisik
Jenis-jenis aktivitas fisik pada masa perimenopause adalah
melakukan pekerjaan rumah, olahraga, berenang,jogging, dan
senam aerobik.
 Kebersihan diri (personal hygiene)
Personal hygiene sangat penting dilakukan agar terhindar dari
penyakit infeksi pada masa perimenopause. Kebersihan yang utama

21
dijaga adalah pada kulit, vagina. dan. vulva. Jangan menggunakan
sabun berlebihan karena akan menyebabkan iritasi pada vulva dan
mengeringkan kulit

 Pendidikan dan konsultasi


Kebutuhan pendidikan dan konsultasi sangat di perlukan pada masa
perimenopuse agar ibu mendapatkan informasi mengenai tanda dan
gejala perimenopause, tanda bahaya yang mungkin terjadi pada
masa perimenopuse, nutrisi, aktifitas fisik dan penggunaan hormon
atau suplemen (Istighosah, 2017).

22
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi yang telah dikembangkan
secara tradisional dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan
lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat setempat. Sebelum
menggunakan teknologi tepat guna, terlebih dahulu kita lakukan penerapan dari
teknologi tepat guna tersebut kepada masyarakat.
Dengan adanya penerapan ini di harapkan masyarakatnya berubah dan
mengerti tentang manfaat Teknologi tepat guna dan mampu menggunakan
teknologi tepat guna tersebut dengan sebaik mungkin. Sehingga penggunaan
dari teknologi tepat guna tersebut bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat karena kebutuhan masyarakat
semakin hari semakin meningkat. Selain itu dapat meningkatkan pelayanan ke
masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan.
2. Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik maka akan
memperoleh hasil yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jadi, teknologi tepat guna dan penerapannya dapat langsung dilaksanakan
kepada masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan. Sehingga masyarakat
dapat merasakan manfaat teknologi tepat guna dengan tepat yang diberikan
oleh tenaga kesehatan yang profesional.

23

Anda mungkin juga menyukai