ABSTRAK

Konflik tanah ulayat adat Desa Gunung Sahilan dengan salah satu pihak swasta perusahaan,
yaitu PT. Konsesi RAPP karena Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. RAPP di atas tanah ulayat
milik desa adat Gunung Sahilan, oleh karena itu public menuntut untuk mengembalikan tanah
tersebut, namun perusahaan tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat di atas dengan alasan
bahwa tanah mereka adalah tanah Negara dan telah diberi izin oleh Kementerian Kehutanan
untuk mengelola tanah The.Konflik ini berlanjut dan berujung pada bentrokan antara kedua kubu
yang dipimpinnya kepada sebanyak 15 orang terluka dari desa adat Gunung Sahilan, 14 orang
dari PT. RAPP dan kerusakan sepeda motor milik desa adat Gunung Sahilan 75 unit. Bentrok ini
berakhir damai dengan kesepakatan kedua belah pihak bahwa hasil PT. RAPP menanggung
semua biaya pengobatan korban bentrok dan mengganti semua kerusakan kendaraan umum
rusak oleh simbol akan. PT. RAPP juga akan dikenakan sanksi karena melanggar adat hukum
adat yang berlaku oleh penduduk desa Gunung Sahilan, diberikan sanksi adat dalam berupa 3
ekor kerbau, 3 ekor sapi dan uang pelaksanaan helatan sebesar Rp. 30.000.000.Penelitian ini
dilakukan di Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan tanah ulayat adat konflik di Desa Gunung Sahilan
Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar, dan untuk menentukan bagaimana
menyelesaikan konflik dan hambatan untuk penyelesaiannya. Teori yang digunakan adalah Teori
Hukum Adat, Teori Konflik dan Teori Pemerintah Daerah. Metode Penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, sedangkan tekniknya adalah studi lapangan pengumpulan data (wawancara),
studi dokumentasi dan studi literatur. Sedangkan analisis data dilakukan secara
deskriptif.Penyelesaian konflik ini masih dalam proses penyelesaian, masing-masing pihak tetap
bertahan pendapat masing-masing tentang status tanah yang disengketakan, sehingga masih
dicari oleh kedua belah pihak untuk solusi untuk mendapatkan solusi terbaik untuk mereka
berdua.