1.DESKRIPSI KASUS
PT Hamparan masawit bangun persada (HMBP),apparat kepolisian,wakil ketua bidang advokasi dan
jaringan Yayasan Lembaga bantuan hukum Indonesia (YLBHI),pemerintah provinsi kalimantan
Tengah,pemerintah kabupaten seruyan.
KONFLIK PERKEBUNAN
1.Deskripsi kasus
a.lokasi konflik : Desa silampuyang ,kecamatan siantar kabupaten simalungun
b.pihak-pihak yang berkonflik : PTPN IVMarihat,Masyarakat desa silampung,lembaga panitia
pengembalian silampuyang
c.waktu/masa kejadian konflik : tahun 1928
d. masalah pokok : perselisihan terkait kepemilikan tanah dan juga pemberdayaan Masyarakat.
e.kronologi ringkas konflik : Konflik perebutan lahan antara PTPN IV dan masyarakat Desa
Silampuyang merupakan masalah kompleks yang melibatkan perbedaan pendapat, kesalahpahaman,
perasaan dirugikan, serta sensitivitas individu. Faktor-faktor seperti perbedaan latar belakang budaya,
perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial juga turut mempengaruhi terjadinya konflik.Proses
penyelesaian konflik melalui mediasi,pengadilan, dan pembentukan lembaga resmi menunjukkan
upaya untuk mencari solusi damai dan keadilan bagi kedua belah pihak. Konflik tersebut juga
memberikan pelajaran bahwa penyelesaian konflik memerlukan kerjasama, komunikasi yang
baik,serta pengakuan atas hak-hak masing-masing pihak.
f.kejadian-kejadian penting –
2.Faktor-faktor penyebab konflik
Perbedaan pendapat,salah paham,perbedaan latar belakang budaya,dan juga perbedaan
kepentingan.konflik ini termasuk kedalam konflik kepentingan dan juga perbedaan budaya.
3.dampak konflik yang terjadi terhadap Masyarakat dan lingkungannya
Konflik Perkebunan ini dapat mengganggu mata pencaharian Masyarakat,dan juga menimbulkan
ketegangan sosial,dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
4.Kategori Konflik
Konflik ini dapat dikategorikan kedalam konflik kepentingan dan perbedaan budaya.
5. a.proses yang sudah dilakukan Upaya mediasi telah dilakukan untuk mencari solusi damai antara
kedua belah pihak. Namun, mediasi tersebut tidak berhasil karena bukti yang diberikan oleh
masyarakat desa dianggap tidak valid oleh PTPN IV. Setelah upaya mediasi tidak berhasil, kasus
konflik tersebut kemudian dibawa kepengadilan.
b. Pemerintah daerah,perusahaan perkebunan,masyarakat lokal,pihak mediasi atau penengah
c. Konflik perebutan lahan perkebunan antara PTPN IV dan masyarakat Desa Silampuyang belum
sepenuhnya berujung pada penyelesaian yang final. Meskipun telah melalui proses mediasi,
pengadilan, dan pembentukan lembaga resmi, namun dari informasi yang diberikan dalam dokumen
tersebut, masih belum jelas nasib dari tanah sengketa tersebut. Kurangnya bukti yang dimiliki oleh
masyarakat Desa Silampuyang menjadi salah satu hambatan dalam penyelesaian konflik ini.
6.analisis
a.tingkat eskalasi yang sudah terjadi yaitu compromise
b.pendekatan/strategi yang sudah dilakukan mediasi dan juga pengadilan.