HARMONY
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Dosen Pengampu
Ahmad Munif S.Sos
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Dari pengamatan di lapangan dan juga pendapat warga ranu pane saat
wawancara memaparkan bahwasan nya perjanjian IUPHHK-HT justru dibeberapa
kasus malah sering kali ditunggangi oleh kepentingan industri untuk mengeksploitasi
hutan. Mesranya hubungan pemerintah, pengelola dan juga korporasi juga
melanggengkan kerusakan alam yang ditimbulkan di Kawasan hutan. bentuk
eksploitasi yang dilakukan oleh oknum industry seperti hal nya illegal loging dan
pertambangan. Ditambah lagi dengan isu pemerintah yang akan memberlakukan
kebijakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ingin beritikat untuk
menciptakan 10 bali baru yang salah satu targetnya adad di wilayah enclave Bromo
tengger Semeru. Hal ini tentunya akan menciptakan babak baru pada eksploitasi
hutan yang lebih massif lagi nantinya. Tidak hanya itu masyarkat pun akan terkena
imbas nya. Dalam peryataan salah satu warga dalam wawancara menyebutkan Ketika
hutan sudah rusak maka kesejahteraan dan keharmonisasian sosial yang dimiliki oleh
masyarkat akan lenyap.
Tentunya dibutuhkan sikap yang tegas dari pihak pihak yang terlibat
dalam konflik tenurial tersebut agar konflik dapat terselesaikan. Salah satu upaya
kongkrit yang harus dilakukan adalah dengan melakukan mediasi yang dihadiri oleh
pihak pihak yang terlibat dalam konflik yang terjadi. Dari hail observasi dan
wawancara kepada dukun desa sebagai salah satu inisiator dari Balai mediasi, maka
bisa ditafsirkan masyarkat ranu pane menggunakan upaya penyelesaian maslah
dengan cara membangun balai mediasi. Balai mediasi merupakan upaya yang
dilakuakan oleh masyarkat untuk membangun komunikasi yang efektif dalam
penyelesian konflik yang terjadi yang berlandaskan asas kelestarian dan kearifan
lokal. Dalam hal ini masyarkat memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan konflik
yang terjadi, yaitu dengan membangun balai mediasi sebgai upaya mengakomodir
kepentingan dari pihak pihak yang berkonflik dengan berandaskan akan kearifan
lokal. Selain menyelesaikan konflik diharapkan juga nantinya dapat membuka
wawasan dan juga tentunya dapat berimbas terhadap kelestaraian dan terjaganya
tradisi leluhur yang ada di desa ranu pane. “Ketika konflik dan kelestarian sudah di
bisa terselesaikan dan terlaksanakan bukan tidak mungkin keharmonisan sosial akan
Kembali tercipta di ranu pane”, pungkas kutipan di media Walhi.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji lebih lanjut terkait upaya dan
strategi yang dilakukan oleh balai mediasi desa dalam meciptakan keharmonisan
sosial yang ada di desa ranu pane yang sedang mengalami konflik tenurial dengan
pemerintah. Hal ini diasa peneliti menarik dikarnakan penyelesaian konflik yang
dilakukan lebih mengedepankan kepentingan masyarkat lokal dan kearifan lokal.
Dalam hal ini diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penyelesaian
konflik di berbagai tempat yang memiliki permaslahan yang sama di daerah lain.