Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN UAS

NAMA : PRATIWI PUTRI WULANDARY

NIM : 19303040109

KELAS :C

* SOAL *

Berikan contoh tiga permasalahan sosial yg dihadapi oleh masyarakat yg tinggal di sekitar hutan
terkait dengan pengelolaan hutan, dan bagaimana strategi penyeselaian permasalahan tersebut.

* JAWABAN *

1. KONFLIK PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG


BULUSARAUNG PROVINSI SULAWESI SELATAN
Perubahan fungsi sebagian kawasan hutan di Kabupaten Maros menjadi kawasan Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) membawa dampak tersendiri bagi aktivitas
masyarakat sekitar kawasan yang dapat memicu terjadinya konflik antara pemerintah dengan
masyarakat.
KONFLIK YANG TERJADI :
Konflik yang terjadi yaitu, antara pemerintah dengan masyarakat sekitar dalam
pengelolaan TN Babul terkait dengan tata batas kawasan dan pemanfaatan sumberdaya alam
hutan (SDAH) yang terdapat di dalamnya. Konflik tersebut disebabkan oleh perbedaan persepsi
dan pemberian informasi yang kurang benar dan lengkap terkait tata batas kawasan hutan dan
pemanfaatan SDAH, belum efektifnya kegiatan sosialisasi kebijakan taman nasional, serta
rendahnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar kawasan TN Babul.
UPAYA PENYELESAIAN :
Yang dapat dilakukan dalam mengatasi dan mencegah terjadinya konflik yang lebih luas
adalah dengan melakukan komunikasi dan dialog dengan masyarakat, melakukan sosialisasi
kebijakan Taman Nasional dan mendetailkan kegiatan-kegiatan pada setiap zona TN Babul
dengan tetap memperhatikan kondisi dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
2. KONFLIK ANTARA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN, MASYARAKAT ADAT, DAN
PERUSAHAAN PENGUSAHAAN HUTAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
KONFLIK YANG TERJADI :
1. Masalah tata batas yang tidak jelas antar dua belah pihak.
2. Pelanggaran adat oleh pengusaha hutan.
3. Ketidakadilan aparat penegak hukum dalam menyelesaikan persoalan.
4. Hancurnya penyokong kehidupan masyarakat adat dan masyarakat sekitar hutan karena
semakin rusak dan sempitnya hutan.
5. Tak ada kontribusi positif pengelolaan hutan selama ini terhadap masyarakat adat dan
masyarakat sekitar hutan.
6. Perusahaan tidak melibatkan masyarakat adat dan atau masyarakat sekitar hutan dalam
pengusahaan hutan
UPAYA PENYELESAIAN :
Salah satu alternatif pemecahan masalah / upaya penyelesaian permsalahan tersebut
yaitu mempertemukan tiga stakeholders yaitu pemerintah daerah, masyarakat sekitar hutan, dan
perusahaan untuk menelusuri kembali sumber-sumber konflik tersebut. Ketiga stakeholders harus
pada posisi seimbang sebagai tiga komponen yang saling menguntungkan. Apabila keharmonisan
antar ketiga komponen dan keadilan tetap terjaga, maka konflik-konflik baru tak akan terjadi.
Pertemuan itu sangat perlu dilakukan untuk membuat kesepakatan sebelum terjadi konflik baru
atau telah terjadi konflik, negosiasi, konsultasi, konsiliasi, dan membicarakan ganti rugi bagi
pihak yang jadi korban antar tiga stakeholder tersebut. Apabila masalah itu tak bisa juga
diselesaikan dengan hukum di luar ruangan lebih baik menggunakan hukum lingkungan yang
telah diatur oleh UU Pengelolaan Lingkungan no 23 tahun 1997.

3. KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN HUTAN PADA WILAYAH


KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL BANJAR ,DI
KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN
KONFLIK YANG TERJADI :
Tentang Perbedaan persepsi mengenai batas di dalam kawasan hutan yang didukung
dengan ketidakjelasan tata batasnya. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dalam
penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP Model Banjar pada Kecamatan Sungai Pinang
adalah :
a) Perbedaan persepsi mengenai batas kawasan hutan
b) Unit manajemen HTI dalam kawasan tidak aktif
c) Kurangnya sinergitas antar instansi terkait
d) Perbedaan persepsi mengenai kawasan hutan
UPAYA PENYELESAIAN :
Perlu kejelasan dan percepatan penyelesaian tata batas kawasan hutan dengan
pemasangan patok-patok permanen, baik untuk batas fungsi maupun batas luar kawasan hutan,
dengan didukung kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kegiatan pemantapan
kawasan hutan yang dilakukan. Kemudian didukung fasilitasi usulan pelepasan kawasan hutan
untuk pemukiman masyarakat (khususnya yang sudah memiliki legalitas tanah) beserta sarana
prasaranya melalui mekanisme enclave.

Anda mungkin juga menyukai