DANIEL SIALLAGAN
Hutan ialah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang mengandung
sumber daya alam, yang lingkungan alamnya didominasi oleh pepohonan dalam hubungan
yang tidak dapat dipisahkan. Hutan secara keseluruhan memiliki kegiatan, seperti
perlindungan, produksi dan kegiatan konservasi, yang bertujuan untuk mencapai manfaat
lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kelestarian. Hutan merupakan suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan yang mengandung sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam lingkungan alaminya dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain
(UU41/1999). Hutan adalah suatu cakupan ekosistem berupa hamparan lahan yang
mengandung sumber daya hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam lingkungan
alamnya dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Kartasapoetra, 1994).
Perhutanan sosial adalah program yang saat ini menjadi salah satu fokus utama
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK). Perhutanan
sosial sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar
hutan. Perhutanan sosial merupakan suatu sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan
pada kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan umum, yang dilaksanakan oleh
perkumpulan atau masyarakat setempat berdasarkan hukum adat sebagai aktor utama untuk
meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya mereka
dalam bentuk hutan desa, hutan rakyat, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan kemitraan
kehutanan. Program ini sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui mekanisme pemberdayaan dan tetap berpedoman pada kelestarian hutan. Oleh karena
itu, terdapat peluang yang sangat besar bagi masyarakat sekitar hutan untuk mengelola dan
menguasai kawasan hutan. Hutan desa (HD) adalah hutan negara yang dikelola oleh lembaga
desa untuk kesejahteraan desa.
Dari hutan desa yang terealisasi berdasarkan kesepakatan konservasi desa, adat dan
kearifan lokal desa desa adalah hutan desa Lubuk Beringin yang diantaranya berada di
Kabupaten Bungo. Hutan desa ini dulunya merupakan kawasan hutan lindung Rantau Bayur
Bukit Panjang dengan luas 13.529,40 yang rencananya akan dijadikan hutan desa seluas 2356
hektar untuk penggunaan lahan. Gubernur. Jambi, yang bertujuan mengubah pengelolaan
hutan desa langsung menjadi pengelolaan masyarakat di kawasan hutan desa. Hutan Desa
Lubuk Bering merupakan salah satu desa berdasarkan SK 109/Menhut-II/2009 yang terletak
di Bathin III Kabupaten Ulu Bungo Provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari desa
pendukung Taman Nasional (Kerinci Seblat).
Berdasarkan latar belakang pada masalah yang dijabarkan diatas membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Persepsi dan Sikap Masyarakat Lokal
Terhadap Pengelolaan Hutan Desa Dusun Lubuk Beringin Kecamatan Bathin III Ulu
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi”
Rumusan masalah yang dapat ditarik untuk menjadi pembahasan dari latar belakang
diatas yaitu :
1. Bagaimana persepsi masyarakat lokal terhadap pengelolaan Hutan Desa Dusun Lubuk
Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.
2. Bagaimana sikap masyarakat lokal terhadap kebijakan yang dilakukan dalam
pengelolaan, pemanfaatan, dan menjaga kelestarian Hutan Desa Dusun Lubuk
Beringin Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.