Anda di halaman 1dari 5

Makalah Mata Kuliah Perencanaan Hutan Medan, September 2021

PERENCANAAN PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT DI


DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN
KABUPATEN DONGGALA
Dosen Penanggung Jawab :
Prof. Rahmawaty S.Hut., M.Si., Ph.D.
Disusun Oleh :
Muhammad Syawal Akbar
191201007
MANAJEMEN 5

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
2

1. LATAR BELAKANG
Hutan di Indonesia juga memiliki tingkat kerusakan yang cukup tinggi
akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan lain sebagainya. berhubungan,
yaitu iklim, tanah, dan pengadaan air bagi berbagai wilayah, misalnya wilayah
pertanian. Pepohonan hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, jadi
mempunyai pengaruh terhadap pengadaan air di lereng gunung. Hutan yang
terletak di sekitar kawasan gunung juga berperan dalam menjaga dan
mempertahankan keseimbangan ekologis, keberadaannya sangat bermanfaat bagi
kehidupan yang ada di bawah kawasannya. Hutan rakyat juga tidak bisa dimaknai
sebagai kumpulan tanaman berkayu (pohon) semata. Hutan rakyat harus dimaknai
dengan mempertimbangkan kondisi dan pengetahuan lokal. Tidak ada definisi
tunggal terhadap pemahaman tentang hutan rakyat.
Desa Labuan Toposo merupakan salah satu desa diwilayah Kabupaten
Donggala yang mempunyai hutan rakyat sebagai penunjang kehidupan warganya.
Menurut hasil observasi awal serta beberapa wawancara peneliti ditemukan bahwa
masyarakat Desa Labuan Toposo mengelola hasil hutan rakyat dengan cara yang
masih konvensional baik dari sisi penebangan hingga pemasaran hasil hutan
tersebut. Hal ini tentunya akan berdampak pada banyak bidang, baik lingkungan
ekosistem hutan tersebut maupun secara sosial. Pengelolaan hutan yang tidak
terarah dan terencana dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem dan lingkungan,
mengundang banyak bencana alam maupun sosial. Menurut observasi awal
penulis dan keterangan dari kepala desa setempat, pengelolaan hutan oleh
masyarakat tidak terarah dengan baik. Disisi lain, Hutan Rakyat banyak
memeberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, secara ekonomi hasil hutan
kayu maupun non kayu dirasakan sangat membantu perekonomian masyarakat
Desa Labuan Toposo.

2. PERMASALAHAN
Masalah yang dihadapi adalah bagaimana cara memaksimalkan
perencanaan pengembangan hutan rakyat yang ada di desa labuan toposo. Desa
labuan toposo bukan satu-satunya desa yang memiliki hutan didalamnya, namun
permasalahan kerap muncul dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat

2
3

mengenai tata kelola hutan sehingga masyarakat masih menerapkan sistem


pengelolaan hutan yang belum terarah dengan baik dan lestari. Kerumitan dan
kesulitan memahami sistem baru akhirnya membuat masyarakat tetap mengelola
hutan dengan cara mereka sendiri. Faktor yang menyebabkan kurangnya
pemahaman masyarakat desa labuan toposo dalam perencanaan pengembangan
hutan rakyat adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan instansi terkait
serta tingkat pendidikan yang terbatas. Survey yang dilakukan menunjukkan
pendidikan SD adalah yang paling banyak dengan persentase 46,6%. Oleh
karenanya pengetahuan terhadap hutan rakyat dan perencanaan pengembangan
hutan belum sepenuhnya dipahami oleh petani hutan rakyat.

3. PEMIKIRAN PEMECAHAN MASALAH


Dalam mengelola hutan tentu memerlukan suatu tata kelola hutan yang
baik dan menjamin hutan lestari serta memberi banyak manfaat kepada
masyarakat dari segi ekonomi dan sosial. Masyarakat sekitar hutan adalah
masyarakat yang menjadikan hutan sebagai mata pencaharian. Survey yang
dilakukan menunjukkan mata pencaharian masyarakat labuan toposo adalah
petani hutan dikarenakan lokasi di sekitaran hutan rakyat bertanah subur dan dekat
dengan pegunungan sehingga masyarakat banyak menanam pohon untuk
dikembangkan dan dijual. Namun saat ini banyak lahan yang sudah terdegradasi
dan rumitnya perawatan pohon dan biaya yang besar menjadi kendala masyarakat
desa labuan toposo untuk memanfaatkan hutan. Dibutuhkan solusi yang tepat dan
efektif agar masyarakat bisa paham dan mengerti dasar-dasar perencanaan
pengembangan hutan sehingga kehidupan masyarakat bisa sejahtera dan sehat.

4. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH


Ketika dijelaskan betapa pentingnya hutan rakyat untuk kelangsungan
hidup dan rehabilitasi lahan masyarakat desa labuan toposo sangat mendukung.
Bagi mereka masyarakat sekitar hutan mengetahui dengan jelas potensi hutan
rakyat desa labuan toposo sangat tinggi karena kesuburan tanah yang baik dan jika
tidak dilakukan perencanaan dan pengembangan maka lama kelamaan hutan juga
akan rusak. Komunikasi yang baik antara pemerintah dan instansi terkait dengan
masyarakat sekitar hutan memungkinkan pelibatan masyarakat yang aktif dan
4

partisipatif, masyarakat paham akan keberadaan dan manfaat hutan karena rata-
rata masyarakat sekitar hutan merupakan penduduk asli desa. Faktor penghambat
pengetahuan masyarakat seperti tingkat pendidikan terbatas dapat diatasi dengan
sosialisasi yang tinggi, pelatihan rutin, dan penerapan langsung kegiatan
perencanaan dan pengembangan hutan seperti pengolahan tanah, membuat
nursery, mencari bibit unggul, perawatan yang efisien, dan pemanenan harusnya
menjadi solusi yang baik dan efektif menumbuhkan semangat masyarakat dalam
mengelola hutan. Survey yang dilakukan menunjukkan masyarakat sangat
mendukung dalam perencanaan pengembangan hutan rakyat.

5. RENCANA TIDAK LANJUT


Jika program dari pemerintah dalam melakukan perencanaan dan
pengembangan hutan sudah terealisasi maka pengawasan dan bimbingan dari
pemerintah dan instansi terkait masih diperlukan agar hasil dari manfaat hutan
bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Kegiatan perencanaan hutan dan
pengembangannya sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar hutan di seluruh
wilayah Indonesia. Jika hutan adalah salah satu sumber daya yang penting bagi
negara, maka sistem tata kelola hutan harus di bahas lebih dalam dan dievaluasi
kembali oleh pemerintah sebelum diterapkan nantinya oleh masyarakat. Bukan
tidak mungkin jika pengelolaan hutan yang baik dan dinamis sudah terlaksana,
hasil hutan Indonesia bisa menjadi bahan eksportir terbesar di Asia bahkan di
dunia, kualitas dan kuantitas hasil hutan yang tinggi menyebabkan banyak
perusahaan pengelola hutan yang muncul dan nantinya Indonesia dapat
menghasilkan produk-produk berkualitas dari hasil hutannya sendiri.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam memahami perencanaan pengembangan hutan rakyat, masyarakat
masih memerlukan arahan dan sosialisasi dari pihak pemerintah dan dinas terkait.
Pelatihan dan skill mengelola hutan sangat diperlukan masyarakat dalam
pengelolaanya, karena banyak dari masyarakat sekitar hutan memilih untuk
menjadi petani hutan secara turun-temurun namun hanya sedikit dari masyarakat
yang menggali dan meneliti lebih dalam pengetahuan terhadap hutan. Perhatian
5

dari pemerintah akan pentingnya hutan rakyat menjadi titik tolak penting
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

BIODATA

Muhammad Syawal Akbar, lahir di Lubuk Pakam, 5 Januari


2001. Pada tahun 2019 menyelesaikan pendidikan di SMAN 1
Tualang, Siak, Riau. Setelah tamat lalu melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi, aktif kuliah sebagai
mahasiswa semester 5 di Departemen Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Pernah
mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan
(P2EH) di kawasan Hutan Kota Balai Wilayah Sungai II
Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai