Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki Hutan Tropika terbesar kedua di

dunia. Negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan dikenal sebagai salah satu negara

“Megabiodiversity” terbesar kedua setelah Brazil (Ersam T, 2004). Hutan Indonesia memiliki

jenis tumbuhan dan hewan yang sangat beragam dimana pada era saat ini keberagaman

tersebut sudah mulai tergerus dengan adanya aktivitas manusia guna memenuhi kebutuhan

hidup.

Luas kawasan hutan di Indonesia semula mencapai 144 juta hektar sebagian besar

digunakan untuk kawasan hutan produksi seluas 65 juta hektar kawasan hutan lindung seluas

30 juta hektar dan 19 juta hektar digunakan untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan

sisanya seluas 30 juta hektar dicadangkan untuk konversi menjadi lahan pertanian, hutan

tanaman dan perkebunan (Baharudin Nurkin, 1999) Nurkin, Baharuddin. Namun saat ini

kawasan hutan telah menyusut menjadi 130 juta hektar (70% dari luas daratan), dan secara

sistematik terus mengalami degradasi bahkan 42 juta hektar sudah benar-benar gundul, nyaris

tanpa vegetasi (Menhut, dalam Atep Afia, H., 2010).

Dalam upaya meningkatkan perlindungan Hutan perlu adanya kesadaran masyarakat

tentang pentingnya hutan dan dampak dari kegiatan merusak hutan. Pendidikan tentang

pentingnya keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup perlu diperkenalkan sejak dini.

Perlindungan hutan membutuhkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat lokal, LSM, dan

lembaga internasional. Hanya dengan upaya bersama ini, hutan-hutan dunia dapat

1
2

dilestarikan untuk generasi mendatang. Untuk mewujudkan hal tersebut, kegiatan

pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan akan sangat membantu. Pemberdayaan

masyarakat akan berdampak terhadap perkembangan pribadi seseorang, kemandirian, serta

inisiatif dalam mengubah situasi dan kondisi kehidupannya.

Penyuluhan kehutanan pada hakekatnya adalah upaya pemberdayaan masyarakat,

dunia usaha, pemerintah pusat dan daerah, serta pihak-pihak lain yang terkait dengan

pembangunan kehutanan. Kegiatan penyuluhan kehutanan menjdi invenstasi dalam

mengamankan dan melestrikan sumberdaya hutan serta pemanfaatan hasil hutan sebagai aset

negara dan upaya mensejahterahkan masyarakat ( Harsojo,1996). Masyarakat yang menjadi

sasaran penyuluhan kehutanan diharapkan dapat berperilaku positif dan berpartisipasi aktif,

mengembangkan diri baik dalam hal ilmu pengetahuan, kecakapan, sikap, dan motif

tindakannya khususnya terhadap hutan, kehutanan dan lingkungan hidup pada umumnya

(Ahmadi, 1979).

Menurut (Zainal,S dan purwati ,2020). Penyuluh kehutanan memiliki peran yang

sangat strategis dalam upaya membentuk perubahaan sosial masyarakat, karena penyuluh

bukan saja berperan dalam prakondisi masyarakat agar tahu, mau dan mampu berperan serta

dalam pembangunan kehutanan, akan tetapi penyuluh kehutanan harus terus aktif dalam

melakukan proses pendampingan masyarakat sehingga tumbuh kemandiriannya dalam

usaha/kegiatan berbasis kehutanan.

Metode penyuluhan kehutanan adalah cara penyampain materi atau isi pesan oleh

penyuluh kepada petani atau Masyarakat beserta anggotanya, keluarga baik secara langsung

atau maupun tidak langsung agar mereka mampu memahami dan mampu menggunakan

inovasi baru dalam menunjang sektor kehutanan. Sehingga dibutuhkan tenaga penyuluh yang

memiliki kompetensi dibidang kehutanan dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik
3

agar ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh petani sekitar hutan dan agar

penyuluhan yang dilakukan lebih efesien, maka kegiatan penyuluhan dilakukan pada

kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk, (zulkarnain,2017).

Unit Pelaksana Tekis (UPT) Taman Hutan Raya (TAHURA) Raden Soerjo yang

berada di Kecamatan Blimbing Kota Malang adalah salah satu kawasan konservasi yang

penting di Indonesia. Tujuan utama pembentukan taman hutan raya ini adalah untuk

melestarikan keanekaragaman hayati, menjaga fungsi ekosistem, serta memberikan manfaat

ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat sekitar.

Penyuluh kehutanan dibutuhkan oleh Kelompok-kelompok Tani Hutan (KTH) di

Desa Penyangga sekitar Kawasan hutan, UPT Tahura Raden Soerjo memiliki peran penting

dalam mewujudkan penyuluhan yang efektif untuk mengembangkan Kelompok Tani Hutan

(KTH) sehingga dengan adanya penyuluhan kehutanan terhadap Kelompok Tani Hutan akan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekitar Kawasan hutan.

Oleh karena itu berdasarkan berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin

melakukan magang di UPT Tahura Raden Soerjo Khususnya di Seksi Perlindungan dan

Pemberdayaan Masyarakat (P2M) agar penulis mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan

wawasan dilapangan mengenai kegiatan tersebut.

B. Tujuan

Tujuan Magang yang dilakukan di Taman Hutan Raya (TAHURA) Raden Soerjo adalah

Untuk mengetahui dan mempelajari kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat

sehinggah dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.


4

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek kerja Magang ini dilaksanakan kurang Lebih 3 bulan terhitung dari bulan

Agustus sampai dengan Oktober 2023. Tempat Pelaksanaan kegiatan magang di laksanakan

di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (TAHURA) Raden Soerjo Kecamatan

Blimbing Kota Malang Provinsi Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai