PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang sangat berlimpah,
dengan wilayah hutan tropis, tanah dan area lautan yang luas, serta kaya akan
hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan menyediakan beragam jasa dan barang,
baik berupa manfaat nyata maupun manfaat tidak nyata yang dapat
ekologis. Kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan merupakan barang
dan jasa ekosistem hutan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan fungsinya jenis-jenis hutan dibagi menjadi 3 yakni : hutan
fungsi dan kelestarian hutan lindung. Hal ini menjadi pertimbangan bagi
1
memberikan kontribusi secara multidimensi bagi pemerintah dan masyarakat
pada umumnya.
Pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor
ekonomi penting. Bahkan sektor ini diharapkan menjadi penghasil devisa nomor
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari suatu
tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk mencari nafkah ditempat yang
pariwisata di Indonesia antara lain sosial, wisata budaya maupun taman wisata
alam.
Di Nusa Tenggara Timur terdapat obyek wisata alam, salah satu daerah
yang menjadi obyek wisata yang populer saat ini adalah pulau Manipo. Taman
2
Kawasan TWA Menipo memiliki potensi flora dan fauna yang sangat
menarik. Kawasan ini terdiri dari dua daratan yang dipisahkan oleh muara
sungai dan menjadi unik ketika air surut dua daratan ini seolah-olah menyatu.
Fauna khas yang ada dalam kawasan ini adalah burung Kakak Tua Kecil Jambul
jenis burung lainnya. Potensi floranya terbagi menjadi tiga tipe yaitu hutan
pantai, hutan tanah kering/savana dan hutan payau. Daerah penyangga kawasan
burung migran yang dapat dijumpai di kawasan ini terutama di hutan mangrove
Pulau Menipo.
Potensi TWA Menipo sangat bagus maka perlu dikembangkan agar bisa
Penataan blok TWA Menipo ini juga merupakan langkah awal dan juga menjadi
Menipo menunjukan bahwa kawasan ini memiliki daya tarik obyek dan wisata
3
alam. Atraksi alam serta keunikan dan keindahan alam pada TWA Menipo ini
sehingga dapat memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Hal inilah
Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam Pulau Menipo Desa Enoraen,
Timur”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Alam Menipo.
4
3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh unit pengelola
D. Manfaat Penelitian
khususnya serta dapat menjadi acuan bagi kawasan lain, dan diharapkan dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hutan
Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
5
produksi, hutan lindung, hutan konservasi. Hutan produksi merupakan
bumi tempat berbagai satwa hidup, pohon-pohon, hasil tambang dan berbagai
sumberdaya lainnya yang bisa kita dapatkan dari hutan yang tak ternilai
tidak langsung. Manfaat langsung seperti penyediaan kayu, satwa, dan hasil
dan pengelolaan hutan. Hutan menjadi media hubungan timbal balik antara
manusia dan makhluk hidup lainnya dengan faktor-faktor alam yang terdiri
dari proses ekologi dan merupakan suatu kesatuan siklus yang dapat
fungsi hutan tersebut perlu dikaji lebih lanjut. Pemanfaatan sumberdaya alam
6
hutan apabila dilakukan sesuai dengan fungsi yang terkandung di dalamnya,
seperti adanya fungsi lindung, fungsi suaka, fungsi produksi, fungsi wisata
pengetahuan dan teknologi, akan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai
(Rahmawaty, 2004).
C. Potensi Wisata
Potensi wisata adalah segala hal dalam keadaan baik yang nyata dan
tidak dapat diraba yang digarap, diatur dan disediakan sedemikian rupa
sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, serta
alam baik berupa pegunungan, sungai, pantai hutan, adanya ciri khusus atau
spesifikikasi yang bersifat langka, memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi
kesenian, upacara-upacara adat dan nilai luhur yang terkandung dalam suatu
Dalam kedudukan yang sangat menentukan itu maka daerah tujuan wisata
datang. Umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar pada adanya
sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
7
sarana dan prasarana penunjang untuk melayani parawisatawan yang hadir
mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam baik berupa pegunungan,
sungai, pantai, hutan adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka,
memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adaat dan nilai
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang dimaksud dengan taman wisata
1990 menyebutkan bahwa taman wisata alam sebagai suatu kegiatan untuk
1. Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan alam yang menarik dan indah
alam pada hakekatnya adalah sumber daya dan tata lingkungan berupa:
8
c. Tata lingkungan alam yaitu bentuk dari sistem hubungan timbal
balik antar unsur dalam alam baik hayati maupun non hayati yang
d. Gejalah alam yaitu bentuk sumber daya alam yang dipengaruhi oleh
E. Wisata Alam
Wisata alam merupakan salah satu jenis rekreasi dengan mengadakan
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Menurut Suswantoro (1997), wisata alam merupakan bentuk kegiatan
wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan.
menyatakan bahwa wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
9
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
Taman Hutan Rawa, dan Taman Wisata Alam. Sumber daya alam yang
alam. Semua kegiatan wisata ini dilakukan dalam obyek wisata yang ada.
Pada umumnya obyek wisata tersebut berada pada suatu kawasan dimana
wisata alam ini merupakan suatu kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
(Suswantoro,1997).
F. Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari “Pari”
lain. Setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung
tidak singgah walaupun perjalanan itu sendiri melebihi jangka waktu 24 jam
10
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara, untuk menikmati obyek
dan daya tarik wisata. Unsur yang terpenting dari kegiatan kepariwisataan
yang didasarkan atas kebutuhan dan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil
rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau
hiburan dan sebagainya. Sarana inilah yang kemudian dikenal sebagai industri
tujuan atau komunitas yang terkenal dalam periode jangka waktu yang
11
singkat, dalam rangka mewujudkan kepuasan kebutuhan konsumen untuk
perjalanan wisatanya.
4. Tata Laksana atau Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi
sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun
12
dalam pengembangan suatu tempat agar menjadi daerah tujuan wisata harus
dengan masuk, tinggal dan bergeraknya penduduk asing didalam atau luar
waktu lebih dari 24 jam dengan maksud untuk tidak mencari nafkah.
Dalam dunia pariwisata segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi serta dilihat
dari pada ciptaan manusia, seni budaya serta sejarah, bangsa dan tempat atau
13
BAB III
METODELOGI
14
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
2. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain : Peta TWA Menipo, dan panduan
wawancara.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Metode Observasi
potensi obyek wisata dan daya tarik serta sarana prasarana dan informasi
15
dari petugas serta masyarakat dan pengunjung TWA Menipo dengan
2. Daya tarik; unsur yang diamati seperti sumber daya tarik yang
b. Metode Wawancara/kuesioner
16
Wawancara/kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan
Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-
Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003 (Ditjen PHKA, 2003 dalam
c. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan mendokumentasi semua kegiatan
diteliti.
2. Data Sekunder
lembaga terkait yang relevan dengan penelitian ini yang meliputi; keadaan
17
Obyek dan daya tarik (flora, fauna dan obyek lainnya) yang telah
Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen
PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-
masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat
S=NxB
Keterangan :
Kriteria ADO-
Nilai/Bobot
No ODTWA
1 Daya Tarik 6
2 Aksesibilitas 5
3 Akomodasi 3
5 Air Bersih 6
Kriteria daya tarik dan air bersih merupakan faktor utama alasan
18
deskriptif. Penilaian potensi ekowisata mengacu pada Pedoman Analisis Daerah
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003. Hasil penilaian terhadap
unsur dan sub unsur tiap-tiap kriteria ODTWA di kawasan TWA Menipo
Hasil pengelolaan data mengenai obyek dan daya tarik wisata alam
peluang dan ancaman yang terdapat pada daya tarik wisata alam Menipo dan
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian
a. Lokasi
20
Taman Wisata Alam Menipo memiliki luas kawasan sebesar 2.449,50
dengan luas 1.142,80 ha, blok pemanfaatan dengan luas 225,39 ha, blok
rehabilitasi dengan luas 1.073,10 ha, blok khusus dengan luas 8,21 ha.
b. Sejarah Kawasan
ha. Berdasarkan hasil penataan batas tahun 1989 luas kawasan SM.
571,80 ha. Pada tanggal 28 Desember 1992 Kawasan SM. Menipo diubah
Potensi fisik yang dimiliki TWA Menipo berupa topografi, tanah dan
iklim. Secara topografi TWA Menipo memiliki kontur yang datar dengan
21
geofisik akan mengakibatkan perubahan tatanan kehidupan bagi manusia.
dipengaruhi juga oleh angin dan dikategorikan sebagai daerah semi arid
mulai dari pariwisata alam dan pariwisata adat atau kebudayaan. Kegiatan
ekowisata ini sangat berpotensi untuk dikembangkan pada kawasan hutan karena
sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar
yaitu potensi flora dan fauna, panorama alam, potensi padang savana, padang
rumput, puncak menipo, bukit pasir yang sudah merupakan Objek Daya Tarik
panjang untuk TWA Menipo 2019-2028. Pada blok pemanfaatan Bukit Pasir dan
Pantai Lautan Lepas merupakan lokasi ODTWA, dan pada blok khusus
22
a. Gumuk Pasir
Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus
angin. Gumuk pasir atau dikenal dengan nama lain bukit pasir ini merupakan
salah satu potensi dan daya tarik wisata alam yang ada di TWA Menipo. Obyek
wisata gumuk pasir memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk
dikunjungi. Gumuk pasir ini berada di bagian timur dan barat dari TWA Menipo.
sebagai view-nya. Dari pantai ini pengunjung bisa melihat keindahan laut lepas
dan sunset yang indah pada sore hari, dan malamnya dapat melihat cahaya
kelap-kelap dari benua Australia. Di pantai ini juga kita dapat melihat burung-
burung migran yang mencari makan dipesisiran pantai, dan pada saat bulan
September dan Oktober kita dapat melihat penyu-penyu naik ke pantai untuk
bertelur.
23
Gambar 4.2 Pantai Laut Lepas (Sumber : Foto lapangan, AA, 2019)
c. Puncak Menipo
blok khusus. Untuk mencapai puncak ini kita harus melewati banyak rintangan
seperti medan yang sulit, namun biasanya disukai oleh para pendaki gunung.
Dari puncak menipo ini kita dapat menikmati keindahan alam wilayah menipo,
24
dan pada sore hari pengunjung bisa menikmati sunset atau fenomena matahari
terbenam.
kering, savana, hutan payau dan hutan pantai. Tipe vegetasi hutan kering dan
exaristata.
Potensi fauna dikawasan TWA Menipo antara lain; Rusa Timor (Russa
Udang (Halcyon sp), Pecuk Ular (anhinga melanogaster), Burung Gelatik (Pada
25
orizyphora), Bangau Putih (Egretta sacra), Burung Perkutut (Geopelia striata),
Adapula aneka jenis fauna perairan dan laut seperti Buaya Muara (Crocodilus
caretta), dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan juga Kalong (pteropus
vampyrus).
26
Gambar 4.7 Buaya Muara (crocodylusporosus). (Sumber : Foto
lapangan, AA, 2019)
obyek wisata alam. Fungsi kriteria adalah sebagai dasar dalam pengembangan
masing-masing sub unsur dan penjumlahan dari semua kriteria (Dirjen PHKA,
2003a). Potensi atau daya tarik yang khas sangat menentukan tingkat kunjungan
pada kawasan tertentu. Kriteria penilaian yang dipakai sebagai dasar dalam
penilaian ODTWA ini yaitu daya tarik, aksesibilitas, kondisi lingkungan sosial
a. Daya Tarik
mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya tarik
27
gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan
sumberdaya yang tersedia. Unsur-unsur yang dinilai pada kriteria daya tarik ini
Daya tarik yang terdapat di TWA Menipo dilihat dari jumlah sumber
daya alam yang menonjol seperti flora dan fauna, keindahan alam gumuk pasir,
dan pantai lautan lepas yang dapat menarik pengunjung untuk berkunjung.
Hasil dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai total yang diperoleh : 1050,
dimana kriteria keunikan sumber daya alam memperoleh nilai 30 karena di TWA
Menipo terdapat lima unsur yang masuk penilaian yaitu: Gumuk pasir, pantai
lautan lepas, puncak menipo, flora dan fauna serta hamparan mangrove yang
menghiasi pesisir pantai menipo. Sedangkan sumber daya alam yang menonjol
dari TWA menipo memperoleh nilai 30 karena banyaknya unsur yang termasuk
didalamnya antara lain: flora (cemara laut, lontar, kesambi, dll), fauna (buaya
28
muara, rusa timor, monyet ekor panjang dan beberapa jenis burung), puncak
pasir.
penelitian, trekking, serta menikmati keindahan alam dan memperoleh nilai 30.
Ada lima unsur penilaian untuk kebersihan obyek wisata yaitu : bersih dan tidak
ada sampah yang berserakan, jauh dari keramaian, jauh dari pemukiman
penduduk, tidak adanya pencemaran, dan tidak adanya polusi udara sehingga
Ada lima unsur untuk keamanan kawasan yang masuk dalam penilaian
yaitu : tidak adanya perburuan liar, tidak adanya perambahan, tidak ada
pencurian, tidak adanya kepercayaan yang mengganggu, dan tidak ada penyakit
yang berbahaya (malaria dll) dan pengunjung akan sangat rasa aman karena
tidak adanya kekacauan dan pencurian sehingga nilai yang diperoleh adalah 30.
Dan untuk penilaian kenyamanan kawasan ada empat unsur yang dinilai yaitu :
udara yang segar dan sejuk, bebas dari kebisingan dan keramaian, tidak adanya
lalulintas yang mengganggu dan bebas dari bau dan memperoleh nilai 25.
b. Aksesibilitas
untuk penilaian komponen aksesibilitas yaitu : kondisi jalan, jarak, tipe jalan,
29
No. Unsur dan sub unsure Nilai
1 Kondisi jalan 20
2 Jarak 15
3 Tipe jalan 20
4 Waktu tempuh dari kota 30
Jumlah (nilai x bobot (5)) 85 x 5 = 425
Sumber: Data diolah 2019
diartikan bahwa kondisi jalan yang kurang baik dan memperoleh nilai 20.
Kondisi jalan yang diamati merupakan kondisi jalan sejauh 15 km dari kawasan
TWA. Jarak kawasan dari desa Enoraen adalah ±750m dengan kondisi jalan
kurang baik sehingga memperoleh nilai 15. Tipe jalan yang dilalui ketika masuk
dalam Desa Tesbatan Kecamatan Amarasi timur adalah jalan aspal sehingga nilai
yang diperoleh adalah 25. Aksesibilitas diartikan sebagai infrastruktur dan modal
transportasi menuju lokasi obyek wisata (Rusita, 2007). Hal ini menjadi faktor
c. Akomodasi
wisata khususnya dari pengunjung yang cukup jauh. Hasil penilaian terhadap
30
Sumber : Data diolah 2019
masyarakat sekitar bahwa dikawasan TWA Menipo belum ada penginapan yang
datang dari luar daerah menginap di rumah Kepala Desa Enoraen atau menginap
menikmati objek wisata secara tidak langsung. Penilaian terhadap sarana dan
31
2 Sarana
Sudah Ada Belum Ada
-Pusat
perbelanjaan/pasar/kios - Rumah makan 30
-Tambatan perahu - Bank
- Tokoh Souvenir
- Angkutan umum
Jumlah (nilai x bobot (3)) 60 x 3 = 180
Sumber : Data diolah 2019
membantu wisatawan dalam mendapatkan perawatan jika tiba-tiba sakit dan bisa
karena ada beberapa sarana penunjang belum ada di sekitar TWA Menipo seperti
: rumah makan, bank dan toko souvenir. Pentingnya ketersediaan fasilitas yang
(Vengesayi, 2003).
Di TWA Menipo memiliki sarana air bersih yang dihasilkan dari sumur air tanah
yang ada di lokasi tersebut. Untuk kelayakan konsumsi umumnya air di TWA
dimasak dahulu dan selalu tersedia sepanjang tahun meskipun saat kemarau.
32
Unsur-unsur yang dinilai meliputi : ketercukupan air (volume), jarak
dan kontinuitas. Hasil penilaian kriteria ketersediaan air bersih dapat dilihat pada
tabel 4.5
dengan total nilai 810. Sumber air yang ada di TWA Menipo adalah sumur air
TWA Menipo. Ketersediaan air bersih adalah faktor yang penting dalam
33
penilaian beberapa komponen dan kriteria yaitu : daya tarik, aksesibilitas,
akomodasi, sarana dan prasarana, serta ketersediaan air bersih yang mendukung
dianalisis, dan hasil penilaian terhadap kriteria kawasan TWA Menipo dapat
34
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Daya Tarik Wisata Alam Di TWA Menipo
Indeks
Nilai Nilai Nilai Kriteria
No. Kriteria Interval Ket. potensi
Mak. Min. Kriteria Kelayakan
(%)
Layak:840-1080
1 Daya Tarik 1080 360 240 1050 Belum layak:660-840 Layak 97,2
Tidak layak: <600
Layak: 500-600 Belum
2 Aksesibilitas 600 300 100 425 Belum layak: 400-500 layak 70,83
Tidak layak: <400
Layak: 140-180
3 Akomodasi 180 60 40 75 Belum layak: 100-140 41,67
Tidak layak: <100 Tidak
layak
Sarana dan Layak: 220-300
Belum
4 Prasarana 300 60 80 180 Belum layak: 140-220 60
layak
Tidak layak: <140
Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
di TWA Menipo memperoleh nilai yang layak untuk dikembangkan yakni : daya
tarik, sarana dan prasarana serta ketersediaan air bersih, sedangkan akomodasi
serta aksesibilitas memperoleh nilai belum layak untuk dikembangkan. Namun hal
Hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui bahwa TWA Menipo berpotensi dan
layak untuk dikembangkan dengan perolehan skor total penilaian sebesar 2540
35
C. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ( SWOT )
Taman Wisata Alam Menipo merupakan salah satu TWA yang ada di
NTT yang menyimpan begitu banyak potensi dan daya tarik serta pesona
1. Kekuatan (strength)
TWA lainnya, dengan kata lain TWA Menipo memiliki ciri khas dan
burung, penyu, rusa dan bahkan buaya yang tidak bisa dijumpai di TWA
panorama yang sangat indah dan menarik seperti tracking, camping, view,
dalam melestarikan potensi sumber daya alam flora dan fauna yang ada di
dalam kawasan sehingga potensi yang ada akan lebih terawat dan terjaga
36
faktor pendukung potensi TWA Menipo, sehingga bagi wisatawan akan
lebih nyaman.
2. Kelemahan(weakness)
2.1 Akomodasi
dan atau home stay, tetapi di lokasi obyek ini sudah ada penginapan
sederhana yang berada di dalam kawasan TWA Menipo, dan ada beberapa
rumah masyarakat yang ada di luar kawasan TWA yang bersedia untuk
2.2 Penerangan
masih sangat kurang maksimal, tetapi didalam TWA Menipo dibantu dengan
37
2.3 Rumah makan
2.4 Aksesibilitas
Lokasi TWA Menipo yang sangat jauh dari pusat kota, disamping itu
sarana transportasi yang ada hanyalah jasa mobil pick up itupun jumlahnya
ke TWA Menipo.
3. Peluang (opportunity)
38
4. Ancaman (threat)
antara lain :
tempat.
hutan.
39
Tabel 4.7 Matriks SWOT Strategi Pengembangan TWA Menipo
STRENGTH WEAKNESS
1. Atraksi wisata dan keunikan
IFAS 1. Sarana dan prasarana
dari TWA Menipo berbeda
dengan TWA lainnya. Menipo serta aksesibilitas berupa
menyediakan keindahan sarana jalan masuk
panorama alam, dan bisa kawasan TWA kurang
menyaksikan kehidupan satwa- mendukung.
satwa liar.
2. Kurangnya promosi bagi
2. Partisipasi masyarakat dalam wisatawan.
mengelola pengembangan
3. Penerangan di lokasi
kawasan Taman Wisata Alam.
TWA Menipo kurang
3. Dukungan masyarakat dalam maksimal.
kelestarian alam sekitar dan
memfasilitasi ekowisata.
EFAS
4. Pembangunan rumah pemantau
burung dan rusa timor serta
rumah penetasan telur penyu semi
alami.
40
Keterangan :
Strength : kekuatan SO : strength-opportunities
Weakness : kelemahan WO : weakness-opportunities
Opportunities : peluang ST : strength-threats
Threats : ancaman WT : weakness-threats
Dari hasil tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa :
a) Strategi SO
burung dan rusa timor serta rumah penetasan telur penyu semi alami yang
b) Strategi WO
penerangan.
c) Strategi ST
41
d) Strategi WT
1. Mengembangkan obyek dan daya tarik wisata ( yang meliputi wisata alam
prasarana serta atraksi wisata dengan kualitas dan kuantitas obyek wisata
yang lebih menarik dan memberikan pesona khas bagi para wisatawan.
: menjadi guide atau pemandu, dan sebagai penyedia jasa wisata seperti :
TWA Menipo karena jalan menuju ke lokasi obyek dalam kondisi buruk
42
5. Meningkatkan promosi dan pemasaran Obyek Wisata di TWA Menipo
brosur wisata, dan pembuatan paket wisata yang melibatkan para ahli
optimal.
b. Terbatasnya Aksesibilitas
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
1. Taman Wisata Alam Menipo memiliki objek dan daya tarik yang
dan fauna seperti : rusa timor (Russa timorensis), kaka tua kecil jambul
Dan potensi flora dibagi dalam tiga tipe yaitu : hutan pantai, hutan
Kriteria ODTWA dari TWA Menipo memiliki nilai yang layak untuk
44
2. Strategi dan arah pengembangan harus sesuai dengan fungsi sebagai
TWA yakni :
pariwisata.
b. Terbatasnya aksesibilitas.
B. Saran
berbagai pihak yang saling terkait satu dengan yang lain dan tidak dapat
45
3. Dalam mengembangkan Obyek Wisata harus lebih memprioritaskan
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . Tanggal 01 Oktober 2015. Sumber Data laporan Camat Amarasi Timur
47
Haris, M. Et al. 2017. Potensi Daya Tarik Ekowisata Suaka Margasatwa Bukit
Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau (Potential Attraction Of
Ecotourism in Bukit Batu Reserve Game Bengkalis Regency Riau
Province). Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Helln Angga Devy dan R.B. Soemanto. 2017. Pengembangan Obyek Dan Daya
Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten
Karanganyar. Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017 ISSN:
0215/9635
Karsudi, R. Soekmadi, H. Kartodiharjo. 2010. Strategi Pengembangan
Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. IPB.
Bogor.
Keputusan Menteri Pertanian No. 681/KPTS/UM/1981. 1981. Kriteria Taman
Wisata Alam. Menteri Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.
I. Kodhyat. 1998. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesea.
Jakarta. Grasindo.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga,
Jakarta
M. Kesrul. 2003. Penyelenggarakan Operasi PerjalananWisata. Jakarta :
Grasindo.
Pendit S.Nyoman. 1986. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
48
Rusita, 2007. Studi Pengembangan Produk Wisata Alam Di Kawasan Taman
Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat.Tesis. UGM. Yogyakarta. 165p.
Saleh Wahab. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita.
49