PENDAHULUAN
Kabupaten Kutai Timur. PT. Kaltim Prima Coal melakukan penambangan dengan
teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan beberapa tahapan yaitu
pembukaan lahan (land clearing), mengupas tanah pucuk (stripping top soil),
lahan meliputi kondisi fisik, kimia, dan biologi lahan di area pasca tambang,
bagaimana cara dan proses reklamasi lahan PT. Kaltim Prima Coal dan agar
perkuliahan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai tambahan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
PT. Kaltim Prima Coal adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan dan pemasaran batubara untuk pelanggan industri baik pasar ekspor
Kaltim Prima Coal merupakan salah satu pertambangan terbuka terbesar di dunia.
Timur dan Selatan. A BP / CRA joint venture berhasil penawaran untuk wilayah
timur Kalimantan.
Tahun 1982 PT. Kaltim Prima Coal didirikan di Indonesia dengan masing-
masing BP dan CRA 50% memegang saham PT. Kaltim Prima Coal lisensi untuk
Batubara (Kontrak Karya) dengan HPH seluas 90.706 ha. Negara Indonesia
kapasitas desain 7 juta ton per tahun (mtpa) setelah eksplorasi rinci dan studi
cadangan batubara berkualitas tinggi, dekat dengan garis pantai dengan air yang
2
Tahun 1989 Konstruksi dimulai pada bulan Januari. Anggaran untuk
proyek ini adalah US$570 Juta. Tahun 1990 Pembangunan tambang skala besar
dimulai pada bulan Juni. Tahun 1991 Proses pembangunan selesai pada akhir
sistem, yaitu sistem tambang terbuka (open pit) dan tambang tertutup (under
biologi, seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas aliran air, debu getaran,
pola vegetasi dan habitat fauna. Dampak lingkungan penambangan terbuka antara
(Kustiawan, 2010).
penutup; (3) penggalian batubara; (4) penirisan tambang; (5) pengangkutan dan;
tersebut dapat berlangsung pada satu unit lokasi penambangan dan dimungkinkan
pula dapat terjadi secara simultan di beberapa lokasi penambangan. Oleh karena
itu, kegiatan pembersihan lahan, pengupasan dan penimbunan tanah penutup dan
penggalian batubara bila tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak negative
3
pengelolaan tanah galian dan tanah timbunan dapat mengakibatkan terjadinya
erosi dan sedimentasi yang cukup parah, terlebih lagi bila lokasi tersebut
sangat strategis, namun disisi lain juga menimbulkan dampak baik positpif
setempat;
sehingga daerah menjadi gundul dan mudah erosi serta longsor, flora
dan fauna rusak sehingga ekologi rusak, polusi sungai dan udara.
meningkatkan kondisi lahan yang rusak (kritis) agar dapat berfungsi secara
optimal, baik secara unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai
4
unsur perlindungan alam lingkungan (Putra, 2010). Dalam konteks pemulihan
jenis asli, ditambah dengan jenis eksotik ke lokasi yang dihutankan, yang
(Anonim1, 2001).
terencana dengan baik yang tersusun dalam pedoman RKL (Rencana Pengelolaan
sebagai berikut:
darat,
kualitas air sungai akibat erosi serta munculnya air asam tambang
5
Revegetasi merupakan kegiatan penghijauan kembali lahan bekas
kemampuan menyerap dan menahan air hujan, menambah unsur hara, serta
pokok; mempunyai sifat pengikat tanah; tumbuh cepat dan banyak menghasilkan
dan mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk jenis lainnya (Rahmawaty,
2012).
6
III. METODE PRAKTIKUM
PESAT (Peternakan Sapi Terpadu) dan TBA ( Telaga Batu Arang) yang
merupakan areal reklamasi lahan bekas tambang batu bara PT. Kaltim Prima Coal
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah kamera yang digunakan
untuk dokumentasi dan alat tulis yang digunakan untuk mencatat poin-poin
dari pemateri.
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
akan menghasilkan banyak lubang besar dan lahan timbunan yang akan merusak
dari pekerjaan penataan lahan, yakni wilayah tertentu yang sudah ditambang dan
dikalikan dengan total batubara produksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8
pemantauan tanaman, pemantauan biota aquatic (plankton dan benthos), serta
Tanah pucuk (topsoil) terdiri atas tanah humus dan tanah merah yang
merupakan hasil pelapukan tanah induk. Tebal tanah pucuk berkisar 1- 1,5 meter.
Tanah pucuk harus diperlakukan sebagai sumber daya alam karena sangat penting
menggunakan alat berat, seperti bulldozer, shovel, dan truk. Tanah yang
mengandung unsur hara tersebut ditimbun pada suatu lokasi khusus dan pada saat
diperlukan, tanah pucuk akan dihamparkan kembali di atas tanah timbunan yang
bersifat permanen. Tujuan pengananan tanah pucuk adalah menjaga agar tanah
tidak tercampur dengan tanah lain, unsur hara tidak mati, serta tanah pucuk tidak
hal. Misalnya lokasi penyimpanan di luar daerah yang akan ditimbun atau digali,
lokasi yang stabil dan bebas erosi, serta luas yang cukup untuk menampung tanah
kembali tanah pucuk dilakukan dengan ketebalan berkisar 20-30 cm di atas lahan
9
yang telah diatata dan dirapikan agar bebas erosi. Hal itu berkaitan dengan fungsi
tanaman penutup yang baru efektif sebagai penahan erosi setelah tanaman
lapisan tanah yang subur, sehingga mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
mutu air. Pencegahan erosi dilakukan dengan jalan, pengaturan geometril lereng,
pencegah erosi. Penanganan erosi yang dilakukan di areal reklamasi lahan PT.
drainase.
10
Gambar 2. Pemanfaatan Ban bekas untuk menahan laju air pada drainase
yang terbawa oleh air limpasan dari tambang akibat erosi di areal pertambangan
atau areal timbunan sebelum dibuang ke perairan umum. Hal itu dilakukan agar
sesuai dengan baku mutu lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persyaratan- persyaratan itu adalah dapat mengendapkan lumpur dan air buangan
panjang agar dapat difungsikan untuk jangka waktu yang lama. Daya tampung
keasaman (pH) air limpasan. Di PT. KPC sendiri terdapat beberapa kolam besar
yang digunakan sebagai prngendap lumpur yakni di kolam Pit J dan Pit Melawan.
11
Gambar 3. Kolam Pit J
dikategorikan asam bila nlai pH lebih kecil dari 6. Air asam mampu melarutkan
logam seperti Fe, Mn, Hg, Pb yang membahayakan, air asam tambang terbentuk
akibat reaksi oksidasi bahan sulfida (pirit atau FeS). Hasil reaksi berupa senyawa
sulfur dioksida (SO2) yang kemudian beraksi dengan air (H2O) menjadi asam
sulfat (H2SO4).
Pencegahan AAT yang berasal dari tanah penutup (over burden) dengan
mengurung tanah sumber penyebab air asam dengan tanah timbunan yang tidak
terjadinya kontak dengan udara dan air. Metode pengendalian AAT dilakukan
untuk mencegah terjadinya kontak dengan udara dan air. Metode pengnedalian
menggunakan kapur (CaO) dan soda abu (Na2CO3) atau soda kaustik (NaOH).
12
IV.1.5. Revegetasi
mencegah erosi oleh air permukaan, mengembalikan fungsi lahan daerah yang
dengan alam.
kegiatan revegetasi. Lokasi-lokasi itu meliputi daerah galian (mined out pit) yang
13
sudah final, daerah timbunan yang belum final tapi ditinggalkan sampai dua tahun
dan berpotensi terjadi erosi, serta areal kegiatan penunjang yang ditinggalkan.
Agar proses revegetasi berjalan dengan baik, maka harus disediakan bibit
yang baik melalui proses pembibitan. PT. KPC sendiri memiliki areal persemaian
Penanaman dilakukan pada daerah yang sudah ditata dan dihampar dengan tanh
pucuk.
cocok untuk lahan yang akan divegetasi dengan memperhatikan rekomendasi dari
daya adaptasi yang tinggi, tahan terhadap hama, mampu mengendalikan gulma,
mampu menahan erosi dalam waktu singkat, dan tidak mempunya sifat yang tidak
14
Gambar 4. Persemaian Gambar 5. Penanaman di Pit Galaxy
revegetasi), biota aquatik, ataupun satwa liar yang hidup di sekitar tambang
terbuka agar tetap terjaga keseimbangan habitatnya. Kalau ada yang mati atau
15
tidak subur karena miskin unsur hara atau kandungan tanah yang asam, maka
Area bekas tambang batu bara biasanya identik dengan lahan gersang yang
tidak produktif. Tidak demikian halnya dengan Telaga Batu Arang (TBA) di
kawasan PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang terletak di Desa Swarga Bara,
Hal ini diperkuat dengan surat keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 430 Tahun
2013. Telaga Batu Arang, namanya disebut demikian karena berupa telaga buatan
yang dulunya lubang galian batu bara. Telaga ini memiliki luas 12,43 hektare
TBA sebagai zona wisata pascatambang merupakan lokasi Pit Surya yang
beroperasi sekitar tahun 1992. Kendati wisata TBA belum dibuka secara umum,
16
namun lokasi ini sering digunakan sebagai arena perlombaaan. Seperti halnya
kawasan. Contohnya Indonesian Fire and Rescue Challenge 2017 dan masih
kemurnian air yang terkandung di dalam Telaga Batu Arang. Upaya itupun sudah
V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
17
pemantauan tanaman, pemantauan biota aquatic (plankton dan benthos), serta
5.2 Saran
18