3. Perlindungan
MATERI 3 melaksanakan sesuai kewenangannya serta
dapat membentuk tim.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang
selanjutnya disingkat RHL adalah upaya Dalam melaksanakan pengendalian RHL
untuk memulihkan, mempertahankan, dan Menteri yang menyelenggarakan urusan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna pemerintahan di bidang kehutanan
meningkatkan daya dukung, produktivitas menugaskan Direktur Jenderal dan dapat
dan peranannya dalam menjaga sistem membentuk tim pengendali RHL untuk
penyangga kehidupan. melaksanakan kegiatan berupa:
b. Penerapan Teknik Konservasi Tanah. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai
berlaku, ketentuan mengenai tata cara
Sedangkan untuk rehabilitasi lahan dapat pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
dilakukan diluar Kawasan hutan berupa Kegiatan Pendukung Rehabilitasi Hutan
hutan dan lahan yang dapat dilakukan dan Lahan, serta pembinaan dan
melalui kegiatan: pengendalian kegiatan Rehabilitasi Hutan
dan Lahan pada Peraturan Menteri
a. Penghijauan; dan/atau Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.2/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020
b. Penerapan Teknik Konservasi Tanah. tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
Pembinaan penyelenggaraan Rehabilitasi P.105/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/201
Hutan dan Lahan dilaksanakan oleh 8 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan
Menteri di tingkat nasional atau gubernur Pendukung, Pemberian Insentif, serta
di tingkat provinsi. Dalam melaksanakan Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan
pembinaan penyelenggaraan Rehabilitasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan dicabut dan
Hutan dan Lahan, Menteri atau gubernur dinyatakan tidak berlaku
Sistem silvikultur adalah sistem budidaya tumbuhan pengganggu, serta penerapan
hutan atau teknik bercocok tanam hutan yang batas minimum diameter di Indonesia.
dimulai dari pemilihan bibit, pembuatan
tanaman, sampai pada pemanenan atau Azas kelestarian hutan bertujuan agar
kelestarian hutan untuk produksi dan
penebangannya (SK Menteri Kehutanan
ekosistem yang ada didalamnya
No.309/Kpts-II/1999). tercapai. Hasilny adalah pengusahaan
hutan yang terus berjalan dan fungsi
Sistem silvikultur adalah suatu sistem yang ekosistem terjaga dengan baik.
mencakup seluruh pengelolaan hutan Penggunaan teknik silvikultur yang
produksi, mulai dari penyemaian hingga digunakan harus sesuai dengan tipe
tahap pemanenan pada hutan produksi hutan, sifat-sifat tumbuhan, dan
alam (IUPHHK-HA) serta hutan tanaman kondisi ekologi.
(IUPHHK-HT) secara berkelanjutan. Keuntungan dari pengusahaan hutan
serta pengawasan yang efektif dan
IUPHHK-HA merupakan kependekan dari efisien.
Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
pada Hutan Alam. Sedangkan IUPHHK- Silvikultur TPTI (Tebang Pilih Tanam
HT merupakan kependekan dari Izin Indonesia) memiliki prinsip dasar sebagai
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan berikut:
Hutan Tanaman.
Rotasi tebang
Kementerian Kehutanan (saat ini menjadi Adanya tanaman pengayaan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Pembatasan diameter minimum
Kehutanan) telah mengatur sistem tebangan
silvikultur melalui peraturan yang Adanya pohon inti
dikeluarkan. Peraturan ini membatasi Pencegahan erosi
perusahaan yang memegang hak Pengamanan hutan
IUPHHK-HA atau IUPHHK-HT agar
tidak melakukan kegiatan silvikulur tanpa b. TPTJ – Tebang Pilih Tanam
dasar yang jelas. Jalur