NIM : C1L020019
Kelompok : 4
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : C1L020019
Fakultas : Pertanian
Judul Laporan : Ekologi dan Karakteristik Habitat Burung Kakaktua Kecil Jambul
Kuning (Cacatua sulphurea) Burung Gosong ( Megapodius Bernsteini) dan Kelelawar
(Hipposideros sp) di Kawasan Tanjung Pasir Taman Buru Pulau Moyo.
Laporan praktikum ini disusun dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi nilai
dan syarat lulus pada mata kuliah Ekologi dan Perilaku Satwa Liar.
Menyetujui,
C1L017065 C1L018057
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat Allah SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. tak lupa shalawat dan salam kami curahkan kepada
nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita ummatnya hingga
akhir zaman.
laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Perilaku Satwa
Liar. Dengan kajian, mengenai karateristik burung gosong, burung jambul kuning, dan
kelelawar.
Saya menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih terdapat kekurangan.
Untuk itu, saya menerima atas kritik dan saran pembaca. semoga laporan praktikum ini
dapat bermanfaat khususnya bagi bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
COVER 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR TABEL 4
DAFTAR GAMBAR 5
I. PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Tujuan 6
1.3 Manfaat 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Habitat 5
2.2 Satwa Liar 6
2.3 Ekologi Burung Gosong (Megapodius Reinwartditi) 6
VI. PENUTUP 4
6.1 Kesimpulan 5
6.2 Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 6
LAMPIRAN 6
DAFTAR TABEL
Halaman
COVER 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR TABEL 4
DAFTAR GAMBAR 5
I PENDAHULUAN
Pulau Moyo memiliki variasi ketinggian dari 0-648 m di atas permukaan laut.
Sebagai penanda masih lestarinya pulau seluas kurang lebih 30.000 hektar ini, ratusan
kupu-kupu akan terlihat dari balik semak belukar, pepohonan atau ditengah padang
savana. Pulau ini juga dihuni 21 jenis kelelawar, burung, macaque, babi liar, rusa dan
ular. Dengan kondisi alam yang masih sangat alami.
Pulau Moyo juga merupakan surga bagi pencinta burung. Dari 124 spesies burung
yang terdapat di Sumbawa, 86 jenis di antaranya berada di pulau ini.. Spesies burung
langka juga bisa Anda temukan di sini. Diantaranya adalah Kakatua berkepala kuning
serta burung Gosong. Burung yang terakhir, memang unik karena mengandalkan
tanaman dan ranting untuk menghasilkan panas selama masa inkubasi telurnya. Namun,
keberadaannya mulai terancam dari tahun 2012 hingga kini dkarenakan kurang edukasi
untuk masyarakat sekitar, selain itu kurangnya jumlah pengawasan sehingga kawasan ini
menjadi kawasan konservasi.
2.1. Habitat
Habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu yang dapat mendukung
kehidupan suatu spesies secara normal. Menurut Odum (1993), habitat merupakan suatu
kawasan berhutan maupun tidak berhutan yang menjadi tempat ditemukannya organisme
tertentu. Sehingga, setiap habitat satwaliar akan didukung oleh komponen biotik dan
abiotik yang disesuaikan dengan kebutuhan satwaliar tersebut, seperti air, udara, iklim,
vegetasi, mikro dan makrofauna juga manusia (Alikodra 2002). makhluk hidup tidak
dapat lepas dari lingkungannya baik itu makhluk hidup lainnya (biotik) maupun makhluk
tak hidup (abiotik). Dengan interaksi antara kedua komponen tersebut, ekosistem akan
selalu tumbuh berkembang sehingga menimbulkan perubahan ekosistem (Latifah 2005).
Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi
merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan hipotesis deduktif,
yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari
fenomena-fenomena ekologis (Supriatno 2001).
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen komponen tersebut
terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi dan produktivitas (Supriatno
2001).
Primata merupakan salah satu jenis satwa liar yang sangat menarik untuk diamati
dan diteliti. Dari 250 jenis primata tersebar di seluruh dunia, 35 jenis primata tersebut
tidak ditemukan dimanapun di dunia. Satwa-satwa saat ini terancam punah karena
habitatnya. menyempit sebagai akibat aktivitas manusia antara lain, perburuan liar, dan
penebangan hutan. secara besar-besaran tanpa memperhatikan azas kelestarian. Untuk
mempertahankan hidupnya, satwa liar membutuhkan keseimbangan ekosistem
(Djuwantoko, 2000).
Wilayah jelajah merupakan total area yang digunakan oleh sekelompok binatang
didalam melaksankan aktivitasnya selama periode tertentu. Menurut Kappeler (1981)
indikasi untuk membatasi wilayah jelajah adalah dengan melihat jalur yang dipilih setiap
kelompok selama penjelajahan. Berdasarkan hasil pengamatan, monyet ekor panjang
memiliki daerah wilayah jelajah di sekitar arboretum hutan bambu rektorat. Luas wilayah
jelajah kelompok Macaca fascicularis adalah 200 m². Wilayah jelajah relatif tidak luas
disebabkan oleh keragaman jenis makanan yang rendah, populasi yang rendah serta
habitat yang tidak terlalu besar (Kartono, A. P. dan Y. Santosa, 1995). Menurut Alikodra
(1990) perilaku adalah kebiasaan-kebiasaan satwaliar dalam aktivitas hariannya seperti
sifat kelompok, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari makan, cara membuat
sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan spesies lainnya.
Burung Gosong kaki-merah (M. reinwardt) merupakan salah satu jenis burung
yang dilindungi undang-undang Indonesia yang tertera dalam lampiran Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
dimana terdapat 93 jenis burung yang dilindungi. Dalam daftar merah IUCN burung
Gosong kaki-merah (M. reinwardt) termasuk dalam ketegori resiko rendah (Least
Concern). Keberadaan burung Gosong kaki-merah (M. reinwardt) di alam, tidak lepas
dari ancaman perburuan manusia yang memanfaatkan daging serta telurnya untuk
dikonsumsi ataupun dijual. Selain itu keberadaan predator seperti Biawak (Varanus
salvator) serta kerusakan habitat akibat ulah manusia ataupun kerusakan yang terjadi
secara alami, juga mengancam kelestarian dan mempengaruhi populasi burung Gosong
kaki-merah (M. reinwardt) (Aminy, et al. 2013).
Pulau Moyo adalah salah satu destinasi wisata yang secara administratif berada di
Desa Labuhan Haji Desa Sebotok Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau moyo merupakan sebuah pulau yang terdapat 2,5
km di sebelah utara Pulau Sumbawa. Pulau ini awalnya adalah kawasan suaka
margasatwa kemudian oleh pemerintah di tetepkan sebagai Taman wisata laut dan Taman
buru. Taman Buru dan Taman Wisata Alam Laut ditetapkan melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor 308/Kpts-II/1986 tanggal 29 September 1986 dengan luas
22.460 Ha Taman Buru dan 6.000 Ha Taman Wisata Alam Laut.
Taman buru pulau moyo mempunyai keaneka ragaman hayati cukup tinggi baik flora
maupun faunanya. Di kawasan tersebut satwa yang ditetapkan sebagai satwa buru adalah
rusa Timor, sapi liar, dan babi hutan. Sementara berbagai jenis burung yang tergolong
langka dan dilindungi Undang – undang, tidak boleh diburu, diantaranya Kakatua jambul
kuning, Burung Gosong, Koakiau, Beo Sumbawa, dan lain-lain.
Moyo (ejaan lama Mojo ) adalah sebuah pulau di provinsi Nusa Tenggara Barat ,
Indonesia. Terletak di lepas pantai utara Pulau Sumbawa , dan memiliki luas 349 km 2 .
Pulau Moyo terletak di Kabupaten Sumbawa di provinsi Nusa Tenggara, tepat di utara
Sumbawa. Pulau ini memiliki luas 32.044 hektar, sekitar 8° selatan khatulistiwa. Pulau
ini diusulkan sebagai bagian dari Taman Nasional Moyo Satonda bersama dengan Pulau
Satonda.
Pulau ini sebagian besar tidak berpenghuni dan tidak diketahui oleh sebagian besar
wisatawan; penduduknya sekitar 1000 jiwa yang tersebar di 6 desa, semuanya hidup dari
nelayan dan bertani. Pada tahun 1986 Taman Nasional didirikan untuk melestarikan dan
melindungi vegetasi yang luar biasa, keunikannya dan banyak spesies hewan (burung,
kelelawar, monyet, babi hutan, rusa) dan Cagar Alam Laut dengan tujuan melestarikan
terumbu karang yang masih alami di sekitar pulau.
3.3. Kelembagaan
Pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat telah berkerja sama dengan PT Nop
dan PT Esl mampu menjadikan sebuah kawasan wisata yang dahulu minim akan sebuah
fasilitas dijadikan sebuah kawasan wisata yang bertaraf nasional, perubahan
pengembangan kawasan wisata ini menjadikan masyarakat disekitar daerah tersebut
mampu ikut bekerja sama dalam menjaga, maupun membangun kawasan itu. kerjasama
yang baik akan menjadikan masyarakat, pemerintah daerah dan swasta akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Pembangunan-pembangunan infrastruktur yang
selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah mampu ditutupi oleh
pihak swasta, hal seperti ini diharapkan bisa menjadikan sebuah kerjasama yang sinergi
dan kooperatif. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan tersebut dapat dilakukan
melaui pola kerjasama berdasarkan peraturan perundangan yang sesuai dengan aspek
pembangunan, pengusahaan dan pembinaan serta pengawasan seperti yang di atur dalam
UU No. 9 tahun 1990 tentang pariwisata. Dari penjelasan tentang pentingnya kemitraan
atau kerjasama antara masyarakat, pemerintah daerah dan swasta untuk meningkatkan
sebuah pengembangan kawasan wisata diharapkan mampu mewujudkan kepemerintahan
yang baik (good governance), efektifitas dan efisiensi yang seharusnya dicapai dalam
pembangunan diharapkan mampu dijalankan pemerintah daerah untuk mencapai visi dan
misi daerah. pariwisata diharapkan mampu menjadikan devisa daerah ketika otonomi
daerah dijalankan, kepala daerah dan perangkat-perangkatnya harus bekerja lebih keras
untuk memenuhi pelayan dan, keuangan dan sebagainya yang bersangkutan dengan tata
jalannya pemerintahan daerah. Di Pulau Moyo ternyata terdapat pondok wisata milik
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Tapi kondisinya kurang terawat dan
kosong melompong. Letaknya tidak jauh dari Dermaga Labuan Aji, ditepi pantai
menghadap matahari terbenam.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring kabut (mist net), kaca
pembesar, hygrometer, thermometer, luxmeter, caliper, penggaris, GPS, timbangan,
sarung tangan, senter kepala, meteran, parang, kamera, jam, tally sheet, karung dan alat
tulis. Sedangkan objek penelitian ini adalah kelelawar dan habitatnya yaitu Gua Tanjung
Pasir Taman Buru Pulau Moyo.
4.3 Metode Pengambilan Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskriptif dan kuantitatif. Dalam
penelitian ini aspek yang dianalisis secara kuantitatif yaitu rata-rata suhu dan
kelembaban harian, nilai kadar air substrat dan kepadatan populasi.
4.3.2 Metode Pengambilan Data Burung Jambul Kuning
Pengambilan data vegetasi menggunakan metode petak tunggal. Petak tunggal dibuat pada
lokasi vegetasi yang digunakan oleh kakatua, dengan petak berukuran 20x20 meter untuk tingkat
pohon dan ukuran 10x10 meter pada tingkat tiang Data yang diambil adalah data jenis, tinggi,
diameter dan jumlah pada tingkat pohon dan tiang (Akbar, 2016).
4.3.3 Metode Pengambilan Data Kelelawar
a. Untuk menghitung rata – rata tinggi gundukan sarang burung gosong adalah:
t 1+t 1
t=
2
b. Untuk menghitung rata – rata diameter gundukan sarang burung gosong
adalah:
Rumus mencari diameter yaitu :
D 1+ D2
Ds=
2
Rumus rata – rata diameter yaitu :
Ds 1+ Ds2
Ds=
2
c. Untuk menghitung rata – rata diameter lubang masuk (Dm) adalah :
Dm 1+ Dm 2
Dm=
2
4.4.2 Analisis Data Burug kakatua jambul kuning
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata diameter pohon adalah 57,98
cm, rata – rata tinggi pohon 25 cm, rata - rata lebar tajuk adalah 43,5 cm, dan rata –
rata ketinggian pohon yang bertengger dari tanah adalah 16 m.
P. atrox memiliki ciri-ciri yaitu memiliki mata relatif kecil berukuran 0,16
mm dan bola mata berwarna hitam. Pada telinga kiri dan kanan umumnya terpisah
memiliki tragus dan tidak memiliki antitragus, ujung telinga berbentuk runcing,
Sedangkan bentuk tragus yang menonjol yaitu lancip dengan ujung yang berntuk
runcing. Tidak memiliki cakar pada jari kedua. Bentuk gigi taring yang tajam
berukuran relaif kecil, gigi taring masing-masing berjumlah dua pada bagian atas
dan bagian bawah. P. atrox memiliki ciri umum lainnya yaitu memiliki ekor
terbenam semua dalam selaput kulit antar paha. Ekor memiliki bentuk seperti huruf
V. Lipatan kulit sekitar hidung tidak ada. Pada memberan sayap memiliki warna
hitam keabu-abuan. Memberan sayap membentang keseluruh samping badan
sampai ke ujung tangan dan kaki. Pada kaki memiliki cakar yang tajam disetiap jari-
jarinya. Sedangkan pada sayap tidak memiliki cakar pada jari kedua. Warna bulu
pada P. atrox yaitu hitam keabu-abuan kecoklatan dan kuning keemasan pada
ujung bulu sehingga kelihatan lurik bulu yang tumbuh disekitar tubuh lebat dan
tebal. Menurut Suyanto (2001) P. atrox memiliki warna bulu lurik dimulai dari
pangkal berturut-turut kelabu, coklat, coklat kehitaman/hitam dan kuning
keemaasan pada ujungnnya serta sayap dan telinga berwarna kehitaman kontras.
Jenis B P L P P P T A C
B B S T E K R TR A2
R. 5 9, 1 2 2 6
philippinensis 00 gr 5 cm 1 cm cm ,5 cm
cm
Phonisc 1 5 4 0 3 3 x x
us atrox 00 gr cm cm ,3 cm cm cm
Rousettu 2 7 8 1 1 4 x
s 50 gr cm cm cm cm cm
amplexicaudat
us
rata-rata 6 1 1 2 5 1 - - -
83,4 gr 6,83 cm 7,7 ,64 ,84 0,4
cm cm cm cm
Dari tabel di atas bahwa rata – rata berat badan kelelawar adalah 683,4 gr, rata- rata
panjang badan adalah 16,83 cm, rata – rata lebar sayap adalah 17,7 cm, rata – rata panjang
telinga adalah 2,64 cm, rata – rata panjang ekor adalah 5,84 cm, rata – rata panjang kaki
adalah 10,4 cm, dominan anti tragus daripada traguss dan ketiga spesies tersebut memiliki
cakar pada jari sayap kedua.
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. bahwa rata - rata jumlah gundukan sarang burung Gosong kaki-merah (M.
reinwardt) di kawasan Tanjung Pasir yaitu 13,7 sarang, rata – rata diameter
sarang adalah 13,7 m, diameter lubang masuk adalah 3,6 m, rata – rata tinggi
gundukan adalah 133 m, rata – rata kedalaman adalah 42 cm, rata – rata jumlah
lubang adalah 15, rata – rata suhu diluar sarang adalah 32,8 0C, rata – rata jumlah
lubang adalah 15, rata – rata suhu didalam sarang adalah 32,8 0C, dan rata – rata
intesintas cahaya adalah 38,56 lux.
6.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai populasi, jelajah, maupun
perilaku satwa yang berada di Gua Tanjung Pasir Taman Buru Pulau Moyo.