Disusun oleh :
DINDA AMALIA LUBIS (4191151002)
Dosen Pengampu :
Dr. Widya Arwita S. Pd, M. pd
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya. Penyusunan laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Interaksi
Makhluk Hidup.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Karena itu,
kami mengharapkan kritikan dan saran dari pada pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari laporan ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..……...
DAFTAR ISI……………...…………………………………………..…………………….
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……….………………………………………………………………
4.2 Saran……………….……………………………………………………….……..
DAFTAR PUSTAKA………..……………………………………………………..………
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Burung berada pada urutan akhir dalam tingkatan rantai makanan, sehingga cukup peka
dengan penurunan kondisi makanannya. Oleh sebab itu, burung dapat digunakan sebagai
indikator perubahan kualitas lingkungan.Keberadaan burung pada suatu habitat sangatlah
penting dalam ekosistem hutan sebagaimana kemampuan beradaptasi disaat perubahan
musim ketersediaan pangan, burung pun sangat berperan dalam proses perkembangbiakan
jenis vegetasi dalam hutan yakni dalam proses penyebaran biji dan penyerbukan. Dan Dari 9
spesies yang ditemukan yang terbanyak adalah spesies Chicoreus capucinus dari family
Muricidae yaitu sebanyak 17 individu. Pada transek 1 keberadaan mangrove tidak terlalu
banyak sehingga jumlah gastropoda yang ditemukan sedikit, pada transek 3 berada dekat
daerah pemukiman dimana mangrove di daerah ini banyak yang telah dieksploitasi
mengakibatkan kurangnya moluska khususnya moluska, sedangkan pada transek 2 kondisi
mangrove cukup padat sehingga gastropoda yang ditemukan lebih banyak dari ke dua transek
yang lain.
2. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan dari setiap
Jurnal.
3. Untuk mengulas isi buku dan mengetahui kelebihan dan kekurangan Jurnal.
1. Untuk memenuhi dan memahami tugas mata kuliah Interaksi Makhluk Hidup.
2. Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dalam menganalisis Jurnal.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Identitas Jurnal
Judul : Komunitas burung di daerah aliran Sungai Waduk Sermo Kulon Progo dan
status konservasinya.
Pengarang : Yoga Putra Aliyani, Fajrin Septian Irsyad, Titha Monika Retno.
Tahun terbit : 2018
Jurnal : Biologi Makassar
Penerbit : FMIPA UNY
Volume :3
Identitas jurnal II :
Judul Jurnal : Inventarisasi gastropoda di lantai hutan mangrove desa rap-rap kabupaten
minahasa selatan sulawesi utara
Pengarang. : Jety k. Rangan
Tahun terbit : 2010
Jurnal : Jurnal perikanan dan kelautan
Penerbit :UNSRAT
Volume : volume 6 no 1
5
Jurnal Utama
A. Komunitas burung di daerah aliran Sungai Waduk Sermo Kulon Progo dan status
konservasinya.
Burung sangat peka terhadap polusi. Burung berada pada urutan akhir dalam tingkatan
rantai makanan, sehingga cukup peka dengan penurunan kondisi makanannya. Oleh sebab
itu, burung dapat digunakan sebagai indikator perubahan kualitas lingkungan
(Nugroho,2008).Keberadaan burung pada suatu habitat sangatlah penting dalam ekosistem
hutan sebagaimana kemampuan beradaptasi disaat perubahan musim ketersediaan pangan,
burung pun sangat berperan dalam proses perkembangbiakan jenis vegetasi dalam hutan
yakni dalam proses penyebaran biji dan penyerbukan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang dilakukan pada Juni hingga Juli 2018.
Objek penelitian ini adalah Komunitas Burung di daerah aliran Sungai outlet Waduk Semo
Kulon Progo. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
jelajah, dengan menyusuri aliran sungai outlet Waduk Sermo, kemudian berhenti di titik titik
tertentu ketika dijumpai burung. Dalam proses pengamatan digunakan kamera DSLR dan
binokuler untuk membantu dalam proses pengamatan dan identifikasi secara morfologi.
Dalam analisis data akan digunakan indeks keanekaragaman Shanon wiener dan Evenness.
Hasil penelitian yang dilakukan di aliran sungai outlet Waduk Sermo pada bulan Juni hingga
Juli 2018 dengan lima kali pengambilan data dijumpai sebanyak 20 jenis burung dengan
perkiraan jumlah total 254 individu meliputi famili Apoidae, Hirundinidae, Rallidae,
Columbidae, Nectarinidae, Sylvidae, Pycnonotidae, Alcedinidae, Cuculidae,Estrildidae,
Dicaeidae, Accipitridae, Ardeidae, Hemiprocnidae dan Rallidae. Berdasarkan data yang
diperoleh, famili Nectarinidae terdiri atas 2 spesies, Pycnonotidae 2 spesies, Alcedinidae 3
spesies sedangkan famili Apoidae, Hirudinidae, Rallidae, Collumbidae, Sylvidae, Dicaidae,
Accipitridae, Ardeidae, Hemiprocnidae dan Rallidae masing masing satu spesies. Jumlah
individu terbanyak adalah Collocalia linchi dengan 82 individu sedangkan spesies dengan
jumlah tersedikit adalah Amaurornis phoenicurus dan Poliolimnas cinerea dengan masing
masing 1 individu.
Berdasarkan penelitian, diperoleh indeks H’ sebesar 2,21. Indeks shanon yang diperoleh
menunjukan bahwa keanekaragaman spesies yang ada pada sungai outlet waduk sermo ada
pada posisi sedang yang menunjukan kestabilan ekosistem ada pada posisi sedang. Semakin
tinggi indeks Shannon-Wiener menunjukan makin baiknya daya dukung ekosistem di lokasi
tersebut. Alikodra (1990) menyatakan bahwa tingginya keanekaragaman jenis burung di
suatu wilayah didukung oleh tingginya keanekaragaman habitat karena habitat bagi satwa liar
secara umum berfungsi sebagai tempat mencari makan, minum, istirahat dan
berkembangbiak.
6
Daerah aliran sungai waduk sermo memiliki indeks Shannon-Wiener pada tingkat sedang
dapat dipengaruhi oleh adanya variasi vegetasi yang cukup beragam. Terdapat jenis
tumbuhan berprawakan pohon seperti Acacia sp., Casuarina sp., Cocos nucifera, Gnetum
gnemon, Calliandra sp., Tectona grandis dan Syzgium aqueumIndeks evenness yang
diperoleh dalam lokasi penelitian ini adalah sebesar 0,73 yang menunjukan kemerataan
spesies yang ada pada sungaioutlet waduk sermo ada pada posisi tinggi.
Jurnal II
7
B. Inventarisasi gastropoda di lantai hutan mangrove desa rap-rap kabupaten minahasa
selatan sulawesi utara
Ekosistem hutan mangrove dapat menyediakan habitat yang baik bagi kolonisasi
berbagai fauna yaitu dengan adanya naungan, substrat dasar yang lembab, pohon sebagai
tempat menempel dan yang terpenting yaitu kelimpahan detritus organic sebagai makanan
(Kusrini, 1988). Selanjutnya mereka membagi fauna hutan mangrove berdasarkan habitatnya
yaitu: (1) Fauna yang hidup di atas permukaan tanah (surface fauna/epifauna), (2) Fauna
yang hidup meliang di dalam tanah (infauna) dan (3) Fauna yang hidup menempel di pohon
mangrove. Reksodihardjo dkk (1986), mengemukakan bahwa salah satu gastropoda yang
mendominasi ekosistem mangrove adalah dari family Potamididae. Keong Potamididae
merupakan penghuni asli hutan mangrove dan hidup di daerah yang terkena pasang surut
serta menyukai areal berlumpur. Salah satu kelompok moluska penyusun fauna mangrove
adalah gastropoda.
METODE PENELITIAN
8
dengan menggunakan buku identifikasi oleh Abbot (1991), Abbot dan Dance (1991),
Dharma (1988), Dharma (1992) dan Roberts, dkk(1982). Data yang dicatat meliputi jumlah
individu masing-masing spesies pada setiap kuadrat.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari 9 spesies yang ditemukan yang terbanyak adalah spesies Chicoreus capucinus
dari family Muricidae yaitu sebanyak 17 individu. Pada transek 1 keberadaan mangrove
tidak terlalu banyak sehingga jumlah gastropoda yang ditemukan sedikit, pada transek 3
berada dekat daerah pemukiman dimana mangrove di daerah ini banyak yang telah
dieksploitasi mengakibatkan kurangnya moluska khususnya moluska, sedangkan pada
transek 2 kondisi mangrove cukup padat sehingga gastropoda yang ditemukan lebih banyak
dari ke dua transek yang lain. Chicoreus capucinus, Terebralia sulcata, Clypeomorus
coralum, Littoraria scabra, Telescopium telescopium merupakan jenis asli penghuni hutan
mangrove dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Karenanya hanya hewan-hewan dan tumbuhan yang memiliki toleransi yang besar terhadap
perubahan ekstrim dari faktor-faktor fisik yang dapat bertahan dan berkembang di hutan
mangrove (Plaziat, 1984). Chicoreus capucinus ditemukan paling banyak, hal ini disebabkan
spesies ini lebih menyukai daerah yang berbatasan langsung dengan laut, hal ini pula
mendukung pernyataan Sabar dkk (1978), yang menyatakan bahwa C. capucinus hidup pada
lumpur basah sekitar pangkal pohon mangrove. Terebralia sulcata banyak hidup di lantai
hutan dan juga menempel pada batang-batang sampai pada ketinggian lebih dari 1 meter
(Reksodihardjo, 1986) sedang spesies Telescopium telescopium lebih menyukai daerah yang
berlantai lumpur berair dengan genangan-genangan air di sekitarnya yang kaya akan sisasisa
bahan organic berupa detritus (Kusrini, 1988). Famili Cerithiidae, yaitu Clypeomorus
coralium ditemukan pada tempat yang teduh dengan vegetasi mangrove yang lebat dan
rimbun untuk menghindari kekeringan. Drupella rugosa dan Nassarius margaritifer masing-
masing hanya ditemukan 1 individu, hal ini disebabkan karena spesies tersebut bukan
penghuni asli di hutan mangrove melainkan jenis fakultatif, hanya sebagai pengunjung di
hutan mangrove.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan
Kelebihan. Jurnal I Jurnal ini memberikan status burung-burung di Waduk Sermo kulon
progo secara nasional maupun internasional.Jurnal ini menjelaskan dan memberitahukan
kuantitas dari setiap burung yang ada di Waduk Sermo kulon progo . Sedangkan Jurnal II
Pemaparan materi yang ringkas dan tidak bertele – tele dan ada tabel – tabel yang dapat
memudahkan pembaca dalam isi jurnal
B. Kekurangan
Kekurangan Jurnal Ke I Jurnal ini tidak menampilkan gambar dari burung yang diamati di
Waduk Sermo kulon progo. Sehingga pembaca tidak mengetahui nampakan morfologi dari
burung yang ada di waduk tersebut.Jurnal ini juga tidak dilengkapi dengan ISSN sehingga
identitas jurnal ini tidak lengkap.Jurnal Ke II Literatur yang dijadikan sebagai daftar pustaka
mempunyai tahun terbit tahun 2000, tidak adanya gambar penunjang yang diberikan untuk
memperjelas materi dan jurnal ini tidak memiliki ISSN
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan hasil jurnal yang sudah diulas/dikritik, saya menyarankan jurnal ini
dibaca kalangan manapun, khususnya bagi para mahasiswa/mahasiswi yang ingin mendalami
aspek filsafat ilmu secara luas sehingga wawasannya semakin luas terutama pada Interaksi
Makhluk Hidup. Selanjutnya, Kami juga menyarankan adanya perkembangan dari Jurnal
sehingga daya tarik peserta didik yang membacannya lebih antusias dan juga diiringi dengan
pembahasan yang lebih luas.
12
DAFTAR PUSTAKA
13