Disusun Oleh :
NIM : 4192151003
Jurusan : Fisika
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Report untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keanekaragaman Makhluk Hidup tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan critical book ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan Critical Jurnal
report ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Ibu Dra. Masdiana Sinambela, M.Si. yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun. Oleh karena itu, saya
berharap sekiranya Critical Jurnal ini dapat diterima dan berkenan di hati pembaca.
Saya sadar critical ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap saran
dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical jurnal ini. Dan saya berharap
semoga critical jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.
Dea Aprilia
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
4.1 Kesimpulan............................................................................................................11
4.2 Saran.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai jenis
hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan berbagai jenis tumbuhan misalnya
mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita.
Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman
makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi.
Taksiran jumlah utama spesies sebagai berikut. Hewan menyusui sekitar 300 spesies, burung
7.500 spesies, reptil 2.000 spesies, tumbuhan biji 25.000 spesies, tumbuhan paku-pakuan 1.250
spesies, lumut 7.500 spesies, ganggang 7.800, jamur 72.000 spesies, serta bakteri dan ganggang
hijau biru 300 spesies. Dari data yang telah disebutkan, itu membuktikan bahwa tingkat
biodiversitas di Indonesia sangatlah tinggi.
Ekploitasi sumberdaya hutan yang tidak bijaksana pada akhirnya juga berakhir dengan
kehancuran industri hasil hutan. Bila metode lestari yang dipergunakan, areal yang dipanenan
ditanami kembali, maka ini bukan merupakan substitusi untuk hutan yang telah dipanen. Hutan
alam mungkin memerlukan ratusan tahun untuk berkembang menjadi sistem yang rumit yang
mengandung banyak spesies yang saling tergantung satu sama lain. Pada tegakan dengan pohon-
pohon yang ditanam murni, lapisan permukaan tanah dan tumbuhan bawahnya diupayakan
relatif bersih. Pohon-pohon muda akan mendukung sebagian kecil spesies asli yang telah ada
sebelumnya. Pohon-pohon hutan hujan tropis perlu waktu bertahun-tahun untuk dapat dipanen
dan tidak dapat digantikan dengan cepat; demikian juga komunitasnya yang kompleks juga juga
tidak mudah digantikan bila rusak.
Kehilangan keanekaragaman hayati secara umum juga berarti bahwa spesies yang memiliki
potensi ekonomi dan sosial mungkin hilang sebelum mereka ditemukan. Sumberdaya obat-
1
obatan dan bahan kimia yang bermanfaat yang dikandung oleh spesies liar mungkin hilang untuk
selamanya. Kekayaan spesies yang terdapat pada hutan hujan tropis mungkin mengandung
bahan kimia dan obat-obatan yang berguna. Banyak spesies lautan mempertahankan dirinya
secara kimiawi dan ini merupakan sumber bahan obat-obatan yang penting.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui isi pembahasan pada jurnal dengan mereview ulang kembali jurnal
tersebut.
1.3 Manfaat
1. Menambah wawasan kita dan pembaca akan keanekaragaman hayati dan manfaatnya
bagi kelangsungan hidup manusia.
2. Kita jadi mampu menganalisis jurnal, karena dengan meresensi suatu jurnal, kita dapat
juga mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut sekaligus memberikan
masukan.
Volume 21
Nomor 1
Halaman 75-82
BAB II
2
RINGKASAN ISI JURNAL
ABSTRAK
Kata kunci: sudut pandang, konservasi, keanekaragaman hayati tanaman, sistem Kaliwu.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
3
Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan metode deskriptif- kualitatif dan deskriptif-kuantitatif untuk
menggambarkan data dan informasi mengenai keadaan obyek penelitian pada saat sekarang
sesuai fakta di lokasi penelitian. Pengumpulan data lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober
2012 – bulan Februari 2013.
Penentuan sampel wilayah penelitian dilakukan secara acak untuk memperoleh sebanyak 7 unit
desa sampel dari total 65 desa di Kabupaten Sumba Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Sasaran penelitian adalah unit KK yang memenuhi dua kriteria, yaitu memiliki lokasi Kaliwu
yang masih aktif dikelola sebagai hak milik pribadi/keluarga, dan merupakan unit KK mandiri.
Tahapan pengumpulan data mencakup penentuan sebaran responden secara proporsional random
sampling, inventarisasi responden potensial pada setiap desa sampel dengan bantuan informasi
dari perangkat desa setempat, penentuan responden secara acak sebanyak 10 unit KK/desa,
sehingga diperoleh responden sebanyak 70 unit KK, dan penentuan secara acak sebanyak 10 unit
sistem Kaliwu milik responden sebagai sampel melakukan pengukuran dan analisis
keanekaragaman hayati tanaman.
Analisis Data
Data dan informasi sudut pandang masyarakat terhadap keanekaragaman hayati tanaman
dianalisis secara deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif untuk aspek pendapatan,
sedangkan data peran penerapan sistem Kaliwu dalam konservasi keanekaragaman hayati
tanaman dianalisis secara kualitatif-deskriptif dan kuantitatif dengan menghitung proporsi
sebaran spesies tanaman, menghitung nilai kerapatan (K) dan kerapatan relatif (KR), nilai
dominansi (D) dan dominansi relatif (DR), nilai frekuensi (F) dan frekuensi relatif (FR) untuk
menentukan indeks nilai penting (INP) setiap spesies tanaman. Perhitungan INP dilakukan
berdasarkan rumus Dombois dan Ellenberg (1974). Rumus perhitungan Proporsi Sebaran (PS)
tanaman dimodifikasi dari rumus perhitungan Frekuensi (F) oleh Dombois dan Ellenberg (1974).
Tabel 1. Sudut pandang dan pengetahuan masyarakat mengenai nilai penting pengelolaan
keanekaragaman sumberdaya hayati tanaman (n = 70).
No. Kriteria dan indikator pengukur Nilai rerata (%)
1. Keanekaragaman tanaman memiliki nilai ekonomi-pendapatan 99
bagi masyarakat
2. Kelestarian keanekaragaman tanaman sangat menentukan 99
kelestarian manfaatnya bagi masyarakat
3. Keanekaragaman tanaman berperan meningkatkan jasa 90
lingkungan (mencegah banjir, penyediaan air tanah, oksigen
dan kestabilan iklim)
4. Keanekaragaman tanaman berperan penting bagi kehidupan 87
manusia
5. Keanekaragaman tanaman berperan menjaga keseimbangan 84
alam
6. Keanekaragaman tanaman memiliki nilai sosial budaya bagi 81
masyarakat
7. Keanekaragaman tanaman memiliki nilai spiritual bagi 71
masyarakat
Sumber : Hasil wawancara, 2013
Berdasarkan sebaran spesiesnya pada setiap unit sistem Kaliwu, dilakukan pengelompokan
dalam 4 (empat) kategori, yaitu sangat tinggi (≥76%), tinggi (51-75%), rendah (26-50%) dan
sangat rendah (≤25%) (Gambar 3). Rata-rata sebanyak 51% dari seluruh spesies tanaman
memiliki sebaran merata pada setiap unit sistem Kaliwu, sebagian besar merupakan spesies
utama dengan preferensi pemanfaatan tinggi oleh masyarakat. Selain itu, sebanyak 49%
merupakan spesies tanaman alternatif, pengembangannya bersifat personal karena
penggunaannya spesifik sebagai tanaman obat dan spesies kunci budaya. Keberadaan spesies
tanaman tersebut memberikan nilai komparatif tersendiri untuk setiap unit sistem Kaliwu, karena
beberapa diantaranya termasuk kategori jarang (rare) seperti Santalum album Linn. Kerr.,
Mallotus sp., Tetrameles nudiflora, Agalia odoratissima Bl., Aglaia argentea Bl. dan Indigofera
trifoliata L.
Kategori tanaman dengan sebaran sangat tinggi berasal dari Famili Cannaceae, Convolvulaceae,
Solanaceae, Zingiberaceae, Bromeliaceae, Caricaceae, Musaceae, Asteraceae dan Cyperaceae.
Kategori tanaman dengan sebaran tinggi berasal dari Famili Annonaceae, Moringaceae, Poaceae,
Moraceae, Apocinaceae, Piperaceae, Bursareceae, Sterculiaceae, Arecaceae, Dioscoriaceae,
Cucurbitaceae, Mimosaceae, Malvaceae, Araceae, Verbenacea, Rubiaceae dan Leguminoceae.
6
Gambar 2. Potensi tanaman di setiap plot pengamatan pada sistem Kaliwu.
Berdasarkan kategori sebarannya terdapat 8 Famili (15%) berada dalam posisi transisi karena
memiliki kecenderungan perubahan populasi padakategori setingkat lebih tinggi atau rendah.
Kondisi transisi adalah gambaran proses adaptasi dan toleransi tanaman mengisi dan
memanfaatkan ruang tumbuh, memberikan input keharaan melalui serasah daun, ranting, buah,
cabang dan batang yang terurai. Kondisi transisi dapat dipahami dari dua indikator penting yaitu
indikator ekologis yang menggambarkan dinamika tanaman, dan indikator sosial-ekonomi yang
menggambarkan nilai manfaat tanaman dan pilihan masyarakat untuk memelihara atau tidak
memeliharanya. Posisi transisi menentukan keanekaragaman tanaman dan produksinya untuk
7
masyarakat, termasuk peranannya mendukung ketersediaan unsur hara dan mineral pada sistem
Kaliwu.
KESIMPULAN
Sudut pandang mengenai konservasi keanekaragaman hayati tanaman yang dilakukan
masyarakat pada sistem Kaliwu merupakan refleksi dari pemahaman nilai pentingnya terhadap
aspek ekonomi-pendapatan, aspek ekologi-konservasi, aspek sosial-budaya dan aspek spiritual.
Aspek ekonomi-pendapatan dan aspek ekologi-konservasi disandingkan secara sepadan, sebuah
kesadaran dan pemahaman bahwa fungsi ekonomi-pendapatan sangat bergantung pada fungsi
ekologi-konservasi sumberdaya hayati tanaman yang memberikan manfaat positif untuk
kepentingan social-budaya dan spiritual.
BAB III
PEMBAHASAN
8
3.1 Kelebihan dan kekurangan jurnal
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau dipaparkan diatas,
setiap jurnal pasti memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing baik itu dari segi
penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman materi. Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal
yang saya kutip tersebut sudah baik dan dapat di jadikan sebagai referensi untuk pembaca,
tetapi masih perlu perbaikan.
4.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Kaliwu di Pulau Sumba. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol.21, No.1, Hal: 75-82.
11