Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JURNAL REVIEW

Dosen Pengampu : Dra. Masdiana Sinambela, M.Si.

Mata Kuliah : Keanekaragaman Makhluk Hidup

Disusun Oleh :

Nama : Dea Aprilia

NIM : 4192151003

Prodi : Pendidikan IPA Dik A 2019

Jurusan : Fisika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Report untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keanekaragaman Makhluk Hidup tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunan critical book ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan Critical Jurnal
report ini dengan baik. Dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Ibu Dra. Masdiana Sinambela, M.Si. yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun. Oleh karena itu, saya
berharap sekiranya Critical Jurnal ini dapat diterima dan berkenan di hati pembaca.

Saya sadar critical ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya berharap saran
dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan critical jurnal ini. Dan saya berharap
semoga critical jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 15 November 2019

Dea Aprilia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................2
1.4 Identitas Jurnal.......................................................................................................2

BAB II. ISI..............................................................................................................3

2.1 Ringkasan Jurnal......................................................................................................3

BAB III. PEMBAHASAN.....................................................................................9

3.1 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal...........................................................................9

BAB IV. PENUTUP.............................................................................................11

4.1 Kesimpulan............................................................................................................11
4.2 Saran.......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Di lingkungan sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai jenis
hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan berbagai jenis tumbuhan misalnya
mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih banyak lagi jenis tumbuhan di sekitar kita.
Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman
makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai keanekaragaman makhluk hidup yang


berbeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi berbagai variasi bentuk, warna, dan sifat-sifat lain
dari makhluk hidup. Sedangkan di dalam spesies yang sama terdapat keseragaman. Setiap
lingkungan memiliki keanekaragaman hayati masing-masing.

Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi.
Taksiran jumlah utama spesies sebagai berikut. Hewan menyusui sekitar 300 spesies, burung
7.500 spesies, reptil 2.000 spesies, tumbuhan biji 25.000 spesies, tumbuhan paku-pakuan 1.250
spesies, lumut 7.500 spesies, ganggang 7.800, jamur 72.000 spesies, serta bakteri dan ganggang
hijau biru 300 spesies. Dari data yang telah disebutkan, itu membuktikan bahwa tingkat
biodiversitas di Indonesia sangatlah tinggi.

Ekploitasi sumberdaya hutan yang tidak bijaksana pada akhirnya juga berakhir dengan
kehancuran industri hasil hutan. Bila metode lestari yang dipergunakan, areal yang dipanenan
ditanami kembali, maka ini bukan merupakan substitusi untuk hutan yang telah dipanen. Hutan
alam mungkin memerlukan ratusan tahun untuk berkembang menjadi sistem yang rumit yang
mengandung banyak spesies yang saling tergantung satu sama lain. Pada tegakan dengan pohon-
pohon yang ditanam murni, lapisan permukaan tanah dan tumbuhan bawahnya diupayakan
relatif bersih. Pohon-pohon muda akan mendukung sebagian kecil spesies asli yang telah ada
sebelumnya. Pohon-pohon hutan hujan tropis perlu waktu bertahun-tahun untuk dapat dipanen
dan tidak dapat digantikan dengan cepat; demikian juga komunitasnya yang kompleks juga juga
tidak mudah digantikan bila rusak.

Kehilangan keanekaragaman hayati secara umum juga berarti bahwa spesies yang memiliki
potensi ekonomi dan sosial mungkin hilang sebelum mereka ditemukan. Sumberdaya obat-

1
obatan dan bahan kimia yang bermanfaat yang dikandung oleh spesies liar mungkin hilang untuk
selamanya. Kekayaan spesies yang terdapat pada hutan hujan tropis mungkin mengandung
bahan kimia dan obat-obatan yang berguna. Banyak spesies lautan mempertahankan dirinya
secara kimiawi dan ini merupakan sumber bahan obat-obatan yang penting.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui isi pembahasan pada jurnal dengan mereview ulang kembali jurnal
tersebut.

1.3 Manfaat

1. Menambah wawasan kita dan pembaca akan keanekaragaman hayati dan manfaatnya
bagi kelangsungan hidup manusia.
2. Kita jadi mampu menganalisis jurnal, karena dengan meresensi suatu jurnal, kita dapat
juga mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut sekaligus memberikan
masukan.

1.4 Identitas Jurnal

Judul Jurnal Konservasi Keanekaragaman Hayati Tanaman Pada Sistem Kaliwu di


Pulau Sumba (Plant Biodiversity Conservation on Kaliwu System at
Sumba Island)

Nama Jurnal Jurnal Manusia Dan Lingkungan

Volume 21

Nomor 1

Halaman 75-82

Tahun Terbit 2014

Penulis Gerson N. Njurumana, Djoko Marsono, Irham dan Ronggo Sadono

BAB II

2
RINGKASAN ISI JURNAL

ABSTRAK

Konservasi keanekaragaman hayati tanaman di lahan rakyat memiliki peluang strategis


mendorong masyarakat melakukan konservasinya, karena akumulasi lahan rakyat lebih luas
dibandingkan dengan kawasan konservasi alam yang tersedia. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman mengenai sudut pandang masyarakat dan penerapannya dalam konservasi
keanekaragaman hayati tanaman, yang tercermin pada berbagai bentuk dan sistem
pengelolaannya oleh masyarakat. Penelitian bertujuan mengetahui sudut pandang masyarakat
terhadap keanekaragaman hayati tanaman, dan penerapannya melalui pengelolaan sistem Kaliwu
di Pulau Sumba. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemahaman masyarakat terhadap
keanekaragaman hayati tanaman sangat komprehensif, karena nilai dan manfaatnya menyentuh
aspek-aspek kehidupan masyarakat yaitu aspek ekonomi-pendapatan, aspek ekologi-konservasi,
aspek sosial-budaya dan aspek spiritual. Manifestasi dari sudut pandang masyarakat diterapkan
melalui pengelolaan keanekaragaman hayati tanaman pada sistem Kaliwu yang mencapai 145
spesies, termasuk spesies terancam punah dan langka yang berasal dari 52 Famili. Nilai dan
prinsip dasar dari konservasi keanekaragaman hayati tanaman oleh masyarakat pada sistem
Kaliwu bersimpul pada keselarasan dan keberlanjutan antara kegiatan pemanfaatan dan
konservasinya.

Kata kunci: sudut pandang, konservasi, keanekaragaman hayati tanaman, sistem Kaliwu.

PENDAHULUAN

Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak memperhatikan prinsip keberlanjutan telah


menyebabkan terjadinya krisis lingkungan, perubahan iklim, krisis pangan dan krisis air bersih.
Krisis lingkungan telah menjadi persoalan serius masyarakat internasional, sehingga berbagai
konvensi dan kesepakatan mengenai skema pelestarian lingkungan hidup dan konservasi
keanekaragaman hayati tanaman terus digalakan. Keanekaragaman hayati tanaman memiliki
peran strategis mengendalikan krisis lingkungan, karena potensi penggunaannya sebagai sumber
bahan pangan dan obat-obatan untuk manusia, serta jasa lingkungannya menjaga keseimbangan
ekosistem alam (Frison dkk., 2006; Walters dan Mulder, 2009; Nesbitt dkk., 2010 dan Robinson
dkk., 2013).

METODE PENELITIAN

3
Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan metode deskriptif- kualitatif dan deskriptif-kuantitatif untuk
menggambarkan data dan informasi mengenai keadaan obyek penelitian pada saat sekarang
sesuai fakta di lokasi penelitian. Pengumpulan data lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober
2012 – bulan Februari 2013.

Penentuan sampel wilayah penelitian dilakukan secara acak untuk memperoleh sebanyak 7 unit
desa sampel dari total 65 desa di Kabupaten Sumba Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Sasaran penelitian adalah unit KK yang memenuhi dua kriteria, yaitu memiliki lokasi Kaliwu
yang masih aktif dikelola sebagai hak milik pribadi/keluarga, dan merupakan unit KK mandiri.
Tahapan pengumpulan data mencakup penentuan sebaran responden secara proporsional random
sampling, inventarisasi responden potensial pada setiap desa sampel dengan bantuan informasi
dari perangkat desa setempat, penentuan responden secara acak sebanyak 10 unit KK/desa,
sehingga diperoleh responden sebanyak 70 unit KK, dan penentuan secara acak sebanyak 10 unit
sistem Kaliwu milik responden sebagai sampel melakukan pengukuran dan analisis
keanekaragaman hayati tanaman.

Analisis Data
Data dan informasi sudut pandang masyarakat terhadap keanekaragaman hayati tanaman
dianalisis secara deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif untuk aspek pendapatan,
sedangkan data peran penerapan sistem Kaliwu dalam konservasi keanekaragaman hayati
tanaman dianalisis secara kualitatif-deskriptif dan kuantitatif dengan menghitung proporsi
sebaran spesies tanaman, menghitung nilai kerapatan (K) dan kerapatan relatif (KR), nilai
dominansi (D) dan dominansi relatif (DR), nilai frekuensi (F) dan frekuensi relatif (FR) untuk
menentukan indeks nilai penting (INP) setiap spesies tanaman. Perhitungan INP dilakukan
berdasarkan rumus Dombois dan Ellenberg (1974). Rumus perhitungan Proporsi Sebaran (PS)
tanaman dimodifikasi dari rumus perhitungan Frekuensi (F) oleh Dombois dan Ellenberg (1974).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sudut Pandang Masyarakat Terhadap Keanekaragaman Hayati Tanaman
Masyarakat menempatkan keanekeragaman hayati tanaman sebagai salah satu sumber hidup,
karena manfaatnya yang tercermin dalam empat aspek utama yaitu aspek ekonomi-pendapatan,
aspek ekologi-konservasi, aspek sosial-budaya dan aspek religius (Tabel 1). Aneka-ragam
manfaat yang diperoleh mendorong masyarakat melakukan domestikasi keanekaragaman hayati
4
tanaman pada lingkungan binaan, salah satunya sistem Kaliwu.

Tabel 1. Sudut pandang dan pengetahuan masyarakat mengenai nilai penting pengelolaan
keanekaragaman sumberdaya hayati tanaman (n = 70).
No. Kriteria dan indikator pengukur Nilai rerata (%)
1. Keanekaragaman tanaman memiliki nilai ekonomi-pendapatan 99
bagi masyarakat
2. Kelestarian keanekaragaman tanaman sangat menentukan 99
kelestarian manfaatnya bagi masyarakat
3. Keanekaragaman tanaman berperan meningkatkan jasa 90
lingkungan (mencegah banjir, penyediaan air tanah, oksigen
dan kestabilan iklim)
4. Keanekaragaman tanaman berperan penting bagi kehidupan 87
manusia
5. Keanekaragaman tanaman berperan menjaga keseimbangan 84
alam
6. Keanekaragaman tanaman memiliki nilai sosial budaya bagi 81
masyarakat
7. Keanekaragaman tanaman memiliki nilai spiritual bagi 71
masyarakat
Sumber : Hasil wawancara, 2013

Evaluasi terhadap sudut pandang masyarakat mengenai manfaat ekonomi-pendapatan dari


keanekaragaman spesies tanaman diukur dari nilai rupiah yang disumbangkan terhadap
pendapatan masyarakat. Potensi keanekaragaman spesies tanaman pada sistem Kaliwu
memberikan manfaat ekonomi melalui produksi bahan pangan, obat- obatan, buah-buahan, kayu
bangunan dan kayu bakar yang mendukung diversifikasi pendapatannya (Gambar 1). Beberapa
spesies tanaman penghasil pangan diantaranya talas (Colocasia esculenta Schott) dan gembili
(Discorea aculcata Linn) telah membantu diversifikasi sumber bahan pangan.

Rerata pendapatan perkapita masyarakat sebesar Rp.476.100/kapita/bulan, dan rerata kontribusi


sistem Kaliwu sebesar Rp.220.500 /kapita/bulan atau 46% terhadap total pendapatan perkapita
masyarakat. Kontribusi sistem Kaliwu paling tinggi di Desa Wangga Waiyengu sebesar 59%,
kemudian Desa Makata Keri sebesar 56%, sesudah itu Desa Matawai Kajawi sebesar 52%,
selanjutnya Desa Umbu Kawolu sebesar 43%, setelah itu Desa Anajiaka sebesar 40%, kemudian
Desa Kabela Wuntu sebesar 37% dan Desa Anakalang sebesar 32%. Tingginya kontribusi sistem
Kaliwu disebabkan oleh produksi kayu pertukangan dalam setahun terakhir dengan rerata
5
kontribusi sebesar 24% terhadap total pendapatan masyarakat. Ketika produksi kayu
pertukangan tidak diperhitungkan, terjadi penurunan nilai kontribusinya rerata sebesar
Rp.103.100/kapita/ bulan.

Berdasarkan sebaran spesiesnya pada setiap unit sistem Kaliwu, dilakukan pengelompokan
dalam 4 (empat) kategori, yaitu sangat tinggi (≥76%), tinggi (51-75%), rendah (26-50%) dan
sangat rendah (≤25%) (Gambar 3). Rata-rata sebanyak 51% dari seluruh spesies tanaman
memiliki sebaran merata pada setiap unit sistem Kaliwu, sebagian besar merupakan spesies
utama dengan preferensi pemanfaatan tinggi oleh masyarakat. Selain itu, sebanyak 49%
merupakan spesies tanaman alternatif, pengembangannya bersifat personal karena
penggunaannya spesifik sebagai tanaman obat dan spesies kunci budaya. Keberadaan spesies
tanaman tersebut memberikan nilai komparatif tersendiri untuk setiap unit sistem Kaliwu, karena
beberapa diantaranya termasuk kategori jarang (rare) seperti Santalum album Linn. Kerr.,
Mallotus sp., Tetrameles nudiflora, Agalia odoratissima Bl., Aglaia argentea Bl. dan Indigofera
trifoliata L.

Kategori tanaman dengan sebaran sangat tinggi berasal dari Famili Cannaceae, Convolvulaceae,
Solanaceae, Zingiberaceae, Bromeliaceae, Caricaceae, Musaceae, Asteraceae dan Cyperaceae.
Kategori tanaman dengan sebaran tinggi berasal dari Famili Annonaceae, Moringaceae, Poaceae,
Moraceae, Apocinaceae, Piperaceae, Bursareceae, Sterculiaceae, Arecaceae, Dioscoriaceae,
Cucurbitaceae, Mimosaceae, Malvaceae, Araceae, Verbenacea, Rubiaceae dan Leguminoceae.

6
Gambar 2. Potensi tanaman di setiap plot pengamatan pada sistem Kaliwu.

Gambar 3. Jumlah dan persentase sebaran tanaman pada sistem Kaliwu

Gambar 4. Sebaran indeks nilai penting tanaman pada sistem Kaliwu.

Berdasarkan kategori sebarannya terdapat 8 Famili (15%) berada dalam posisi transisi karena
memiliki kecenderungan perubahan populasi padakategori setingkat lebih tinggi atau rendah.
Kondisi transisi adalah gambaran proses adaptasi dan toleransi tanaman mengisi dan
memanfaatkan ruang tumbuh, memberikan input keharaan melalui serasah daun, ranting, buah,
cabang dan batang yang terurai. Kondisi transisi dapat dipahami dari dua indikator penting yaitu
indikator ekologis yang menggambarkan dinamika tanaman, dan indikator sosial-ekonomi yang
menggambarkan nilai manfaat tanaman dan pilihan masyarakat untuk memelihara atau tidak
memeliharanya. Posisi transisi menentukan keanekaragaman tanaman dan produksinya untuk

7
masyarakat, termasuk peranannya mendukung ketersediaan unsur hara dan mineral pada sistem
Kaliwu.

KESIMPULAN
Sudut pandang mengenai konservasi keanekaragaman hayati tanaman yang dilakukan
masyarakat pada sistem Kaliwu merupakan refleksi dari pemahaman nilai pentingnya terhadap
aspek ekonomi-pendapatan, aspek ekologi-konservasi, aspek sosial-budaya dan aspek spiritual.
Aspek ekonomi-pendapatan dan aspek ekologi-konservasi disandingkan secara sepadan, sebuah
kesadaran dan pemahaman bahwa fungsi ekonomi-pendapatan sangat bergantung pada fungsi
ekologi-konservasi sumberdaya hayati tanaman yang memberikan manfaat positif untuk
kepentingan social-budaya dan spiritual.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penelitian ini merupakan salah satu aspek dari disertasi penulis di Fakultas Kehutanan,
Universitas Gadjah Mada. Penulis mengucapkan terima kasih kepada tim promotor atas bantuan
dan bimbingannya, International Tropical Timber Organization (ITTO) Freezailah Fellowship
Program atas hibah pendanaan riset, dan pengulas anonim yang memberi masukan untuk
penyempurnaannya.

BAB III
PEMBAHASAN
8
3.1 Kelebihan dan kekurangan jurnal

ASPEK YANG DI NILAI Journal


STRUKTUR JOURNAL
Nama penulis 
Tahun terbit 
Kota penerbitan 
Volume 
Nomor 
Nama Journal 
ISSN X(Tidak memiliki ISSN)
Penerbit 
Kota Terbit 
pengantar/Pendahuluan 
Tinjauan teoritis X(Tidak memiliki tinjauan teoritis)
Metode penelitian 
Hasil 
Pembahasan 
Kesimpulan 
Daftar Pustaka 
Bahasa Journal ini menggunakan Bahasa Indonesia
Font Times New Roman
Bahasa yang efektif Bahasa dalam jurnal ini mudah dipahami dan cukup Efektif
dalam setiap penggunaan kata-katanya.
Kerapian tulisan Jurnal ini cukup rapi karna jurnal ini menggunkan Justyfi
segingga penulisannya terkesan rapi dan enak dilihat ataupun
untuk dibaca.
Gambar Jurnal ini tidak mencantumkan gambar – gambar sehingga
pembaca kesulitan dalam memahami maksud setiap isi jurnal.
Tabel Jurnal ini memuat tabel sehingga pembaca mudah memahami
maksud setiap isi jurnal.
Grafik Jurnal ini memuat grafik sehingga pembaca mudah memahami
maksud setiap isi jurnal.
TAMPILAN
Warna Jurnal ini berwanra memiliki beberapa warna pada bagian
grafiknya sehingga pembaca cukup tertarik untuk membacanya
Kerapian Jurnal ini sudah cukup rapi karena menggunakan Times New
Roman dengan ukuran font 12
Kelengkapan materi Jurnal ini berisi tentang konservasi keanekaragaman hayati
tanaman pada system kaliwu di Pulau Sumba. Dimana, pada
jurnal ini pembaca dapat memahami bagaimana cara konservasi
pada tanaman khususnya di pulau Sumba secara spesifik dan
9
mendalam.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau dipaparkan diatas,
setiap jurnal pasti memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing baik itu dari segi
penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman materi. Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal
yang saya kutip tersebut sudah baik dan dapat di jadikan sebagai referensi untuk pembaca,
tetapi masih perlu perbaikan.

4.2 Saran

Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun kekurangan setiap


jurnal ini perlu diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan pembaca
sebagai refrensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Njurumana G. N, dkk. (2014).Konservasi Keanekaragaman Hayati Tanaman Pada Sistem

Kaliwu di Pulau Sumba. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol.21, No.1, Hal: 75-82.

11

Anda mungkin juga menyukai