KEANEKARAGAMAN HAYATI
DISUSUN OLEH:
Nursalbiah 140207153
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat beserta salam kami sanjung sajikan kepangkuan Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan
kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Syukur kepada Allah SWT yang
memberikan kami kesehatan untuk dapat menyusun makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG....................................................................
.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................
.....................................................................................................2
C. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................
.....................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................
3
A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN.....................................
.....................................................................................................3
iii
C. MANFAAT DAN FUNGSI KEANEKARAGAMAN HAYATI.....
.......................................................................................................9
PENUTUP ................................................................................................................
20
KESIMPULAN........................................................................................
...................................................................................................20
DAFTAR PUSAKA................................................................................
...................................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang
memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua
individu yang benar-benar sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus yang
berbeda sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup di Bumi
ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat keanekaragaman makhluk hidup sangat
bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia. Keanekaragaman makhluk
hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.
1
keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini
tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi
telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya
dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu
keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian keanekaragaman hayati?
2. Bagaimana keanekaragaman hayati pada hutan hujan tropis ?
3. Apa fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati?
4. Upaya apa saja untuk melestarikan keanekaragaman hayati ?
5. Upaya apa saja untuk melestarikan ekosistem ?
6. Upaya apa saja untuk melestarikan plasma nutfah ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati pada hutan hujan tropis.
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.
4. Untuk mengetahui upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
5. Untuk mengetahui upaya untuk pelestarian ekosistem.
6. Untuk mengetahui upaya pelestarikan plasma nutfah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN
2
Menurut UU No. 5 Tahun 1994, keanekaragamana hayati adalah
keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya
daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang
merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam
spesies, antara spesies dengan ekosistem.
3
mahluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain dan antara mahluk
hidup dengan lingkunganya.
Tumbuhan penyusun dari hutan hujan ini dapat berganti daun-daunya setiap
tahunnya secara individual. Namun demikian tidak terdapat perubahan musiman
yang teratur dan tidak juga berpengaruh terhadap seluruh vegetasi yang ada.
Sepanjang tahun terjadi pembungaan dan pembentukkan buah, meskipun ada
kecenderungan setiap tumbuhannya memiliki musim pembuahan pada waktu-
waktu tertentu dan tidak sama untuk masing- masing jenis tumbuhan. Proses
demikian disebut dengan gejalacauliflory (berbunga dan berbuah pada batang atau
dahan-dahan yang telah tua dan tidak berdaun lagi). Proses dan siklus yang
demikian itu merupakan gejala yang sangat umum dalam wilayah hutan hujan
tropis. 1
1. Pohon-pohon Hutan
1
Zaenuddin, Pengantar Ekologi. (Remadja Karya CV ; Bandung, 2008), hal.8.
4
yang berbeda. Tingkatan A merupakan tingakatan tumbuhan yang menjulang
tinggi, dengan ketinggian lebih dari 30 meter. Pohon-pohonnya dicirikan
dengan jarak antar pohon yang agak berjauhan dan jarang merupakan suatu
lapisan kanopi yang bersambung. Tingkatan B merupakan tumbuhan dengan
ketinggian antara 15-30 meter. Kanopi pada tingkatan ini merupakan tajuk-
tajuk pohon yang bersifat kontinu (bersambung) dan membentuk sebuah
massa yang dapat disebut sebagai sebuahatap (kanopi). Sedangkan tingkatan
C merupakan tumbuhan dengan ketinggian antara 5-15 meter. Tingkatan ini
dicirikan dengan bentuk pohon yang kecil dan langsing, serta memiliki tajuk
yang sempit meruncing. Tingkatan-tingkatan kanopi hutan hujan tropis
sebenarnya sukar sekali dtentukan secara pasti. Hal ini disebabkan oleh
ketinggian pohon yang tidak seragam seperti telah disebutkan dalam
pembagian tingkatan di atas. Pengamatan tingkatan kanopi di atas hanyalah
bersifat kausal saja.
2. Terna
5
terna dalam wilayah hutan hujan tropis kurang baik. Hal ini disebabkan
kurangnya pencahayaan matahari untuk membantu proses fotosintesisnya.
Persebaran terna yang baik terdapat pada wilayah terbuka dengan air yang
cukup melimpah atau pada tebing-tebing terjal, dimana sinar matahari leluasa
mencapai lantai hutan.
6
3. Tumbuhan Pemanjat
4. Epifita
Tumbuhan ini tumbuh melekat pada batang, cabang atau pada daun-daun
pohon, semak, dan liana. Tumbuhan ini hidup diakibatkan oleh kebutuhan
akan cahaya matahari yang cukup tinggi. Beberapa dari tipe ini hidup di atas
tanah pada pohon- pohon yang telah mati. Tumbuhan ini pada umumnya tidak
menimbulkan pengaruh buruk terhadap inang yang menunjangnya.
Tumbuhan ini pun hanya memainkan peran yang kurang berarti dalam
ekonomi hutan.
7
5. Pencekik Pohon
6. Saprofita
Tipe tumbuhan ini mendapatkan zat haranya dari bahan organik yang
telah mati bersama-sama denganparasit-parasit. Tumbuhan ini merupakan
komponen heterotrof yang tidak berwarna hijau di hutan hujan tropis. Jenis
tumbuhan ini terdiri atas cendawan atau jamur (fungi), dan bakteri.
Tumbuhan ini dapat membantu terjadinya penguraian organik, terutama yang
hidup di dekat permukaan lantai hutan. Namun beberapa jenis anggrek
tertentu, suku Burmanniaceae dan Gentianaceae, jenis-jenis Triuridaceae dan
Balanophoraceae yang sedikit mengandung klorofil dapat hidup dengan cara
saprofit yang sama. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lantai hutan yang
memiliki rontokkan daun-daun yang cukup tebal dan terjadi pembusukkan
yang nyata. Tumpukan dedaunan tersebut dapat dijumpai pada rongga-rongga
atau sudut-sudut diantara akar-akar banir pohon-pohon.
8
7. Parasit
Jenis tumbuhan ini biasanya mengambil unsur hara dari pohon inangnya
untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan ini hidupnya hanya untuk
merugikan tumbuhan inangnya. Tumbuhan ini dapat berupa cendawan dan
bakteria yang digolongkan dalam 2 sinusia penting. Pertama adalah parasit
akar yang tumbuh di atas tanah dan yang kedua adalah setengah parasit
(hemiparasit) yang tumbuh seperti epifita di atas pohon. Parasit akar
jumlahnya sangat sedikit dan tidak seberapa penting artinya, namun bila
dikaji secara mendalam akan sangat menarik sekali. Hemiparasit yang
bersifat seperti epifit jenisnya sangat banyak sekali dan jumlahnyanya pun
melimpah ruah serta banyak dijumpai di seluruh hutan hujan tropis.
Kebanyakan hemiparasit adalah dari suku benalu (Loranthaceae).2
2
Ardiananda, Forest Ecology. (Gadjah Mada; Jogjakarta, 2008), hal.12.
9
jangung, singkong, ubi jalar, talas kentang, sorgum dan lain lain
sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging ayam, ikan
laut dan telur.
Keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan obat-obatan
10
Sebagai bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk
membuat rumah dan sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka,
meranti keruing, rasamala, ulin dan bambu dimanfaatkan kayunya
untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap rumah.
Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
11
c. Dapat menunjang tatanan lingkungan itu sehingga menjadikan lingkungan
alam ini suatu lingkungan hidup yang memeberikan kebutuhan makhluk
hidupnya. 3
3
Zoeraini djamal, Prinsip-prinsip Ekologi, (Jakarta; Bumi Aksara, 2012), hal.184-185
12
Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati
1. Hilangnya Habitat
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas
karbon dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven
(1995), efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam kurn waktu 100
tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan
13
permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan
fungsi ekosistem lautan.
4
Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. (Bandung : Alumni, 1994), hal, 65-68.
14
D. UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Pelestarian secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu,
badak jawa di Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk
pelestarian sumber daya alam hayati secara in situ yaitu :
15
Perlindungan geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi
(tanah).
Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka
dan hampir punah serta perkembangbiakannya.
Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
Taman nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda
alam yang terpencil.
Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari
perburuan.
Pelestarian secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang
dilakukan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian
secara ek situ ada beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma
nuftah, dan kebun raya.5
5
Mochamad Indrawan, Biologi Konservasi. Jakarta ; Yayasan Obor Indonesia, 2007), hal.
70-74
16
memobilisasi sumber-sumber dana dan teknis untuk pelaksanaan
konvensi keanekaragaman hayati.6
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat
hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian,
perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat
terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah
semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
6
Sutoyo, Keanekaragaman Hayati Indonesia Suatu Tinjauan : Masalah Dan
Pemecahannya Jurnal Buana Sains,Vol. 10, No 2, 2010, hal.105.
17
4. Menetapkan beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang perlu dilindungi
5. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
perbaikan kondisi lingkungan hutan.
menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
sistem tebang pilih.
6. Melakukan usaha pelestarian biota dan bioma perairan.
1. Pelestarian In Situ
2. Pelestarian Ex Situ
7
Evi kurniasari, Pelestarian Ekosistem Flora Dan Fauna (Konservasi Hewan Dan
Tumbuhan), jurnal Pelestarian, Vol.2, No.1 (2014), hal, 34-35
18
Pelestarian plasma nutfah mempunyai arti suatu cara atau proses kerja
untuk melestarikan atau menjaga keberadaan plasma nutfah untuk tetap
seperti sediakala. Pada dasarnya kegiatan pelestarian plasama nutfah sudah
banyak dilakukan oleh manusia antara lain di Sektor Kehutanan dengan
terbentuknya Taman Nasional Kerinci Sebelat di daerah Kerinci, Taman
Hutan Rawa Berbak di daerah Tanjung Jabung Timur, Kawasan Konservasi
Penyu di Ujung Genteng daerah Sukabumi.
8
Maskur, Program Pelestarian Plasma Nutfah Ikan-Ikan Perairan Umum jurnal Program
Pelestarian Plasma, Vol.01, No.03 (2002), hal.140.
19
Upaya pelestarian plasma nutfah bisa juga dilakukan dengan :
Konservasi in-situ
Kedua cara ini membutuhkan tindakan yang cermat karena sudah barang
tentu terdapat kelebihan dan kekuranganya.
Konservasi ex-situ
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Evi kurniasari. 2014. Pelestarian Ekosistem Flora Dan Fauna (Konservasi Hewan
Dan Tumbuhan), jurnal Pelestarian, Vol.2, No.1.
22