HIDUP DI AIR
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
Kuliah “Ekologi”
Dosen Pengampu :
Dra. Tjipto Rini, M.Kes.
Disusun oleh :
Difa Dliyaulhaq (P21335120011)
Ega Arfanza (P21335120012)
Galuh Pramuditha (P21335120016)
Lina Shabrina (P21335120021)
Shifa Ajahra (P21335120037)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ........................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekayaan hayati di dunia tidak tersebar seragam, daerah tropis umumnya merupakantempat hidup
berbagai jenis spesies dalam jumlah yang besar dibandingkan daerah lain. Setiap individu pasti
memiliki ciri-ciri khusus yang menyebabkannya berbeda dari mahluk hidup yang lain sehinggga
menimbulkan keanekaragaman. Kekhasan dan tingginya tingkat keanekaragaman mahluk hidup
sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia. Keanekaragaman mahluk hidup tersebut
kemudian dikenal dengan istilah keanekaragaman hayati.
Indonesia dikenal memiliki tingkat keanekargaman hayati yang tinggi. Indonesia memiliki jenis
tumbuhan dan hewan yang sangat banyak. Keanekaragaman hayati yang tinggi ini merupakan aset
bangsa yang tak ternilai dan perlu dilestarikan melalui perlindungan dan pemanfaatan secara
berkelanjutan. Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim. Wilayah perairan di Indonesia
sangatlah luas, perbandingan antara luas wilayah darat dan perairan yaitu 2:5. Hal ini membuat
keanekaragaman hayati Indonesia di perairan sangat beragam.
Sebagai kader bangsa, generasi penerus perlu dibekali dengan pengetahuan tentang
keanekaragaman hayati dan nilai pentingnya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian
mahasiswa akan memiliki kepekaan untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan
keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat diurakain rumusan masalah, diantaranya :
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari keanekaragaman hayati dan habitat makhluk hidup di air.
2. Mengetahui tingkat keanekaragaman hayati di air.
3. Memahami hubungan antara keanekaragaman hayati dan habitat makhluk hidup di air.
4. Mengetahui manfaat keanekaragaman hayari di perairan.
5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di
perairan dan habitat makhluk hidup di air.
6. Memahami tentang upaya dalam pelestarian keanekaragaman hayati di air.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati dan Habitat Makhluk Hidup di Air
Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan,
hewan, jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yangdikandungnya dan
keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasukdidalamnya kelimpahan dan
keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik
yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairanlainnya.
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya, habitat
adalah lingkungan fisik di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan
oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang
ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas. Maka
pengertian dari habitat makhluk hidup di air adalah tempat tinggal dan berkembang biak makhluk
hidup di air.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Berikut macam-macam tingkat keanekaragaman
hayati, yaitu:
Pada keanekaragamnan hayati tingkat gen di air dapat dilihat contoh ikan koi yang memiliki
macam-macam warna ada yang berwarna berwarna putih, putih merah, putih hitam, putih hitam
merah, kuning, dan seterusnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang
disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar
penyusun gen yang serupa. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat
suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada
setiap individu,walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda
bergantung pada masing-masing induknya. Susunan gen inilah yang menentukan ciri atau sifat
suatu individu dalam satu spesies.
3
Peningkatan keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan silang antara
organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi atau budidaya hewan
atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan diperoleh sifat genetik baru dari
organisme-organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies
disebut varietas atau ras.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis merupakan keanekaragaman yang terjadi sebagai akibat dari
adanya variasi berbagai jenis makhluk hidup. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat
jenis pada tumbuhan atau hewan dapat diamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan
ukuran tubuh, warna,kebiasaan hidup dan lain-lain. sebagai contoh yaitu adanya berbagai jenis
ikan yang hidup di air tawar yang memiliki variasi bentuk fisk dan kebiasaan hidup.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal
balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Semua makhluk
hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim,
cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat
bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun
bervariasi pula.
Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Ekosistem di perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Berikut adalah penjelasan tentang
ekosistem yang ada di perairan
Berdasarkan dari keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua macam antara lain
sebagai berikut :
4
o Ekosistem air tawar lotik ( mengalir ) seperti air terjun dan sungai.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagai menjadi
beberapa zona ( daerah ) yaitu sebagai berikut.
o Zona Litoral
Daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga ke dasar perairan.
o Zona Limnetik
Daerah yang terbuka yang jauh pada dari tepian sampai kedalaman yang masih dapat ditembus
cahaya matahari.
o Zona Profundal
Daerah dalam dan tidak dapat ditembus cahaya matahari, di daerah ini tidak dapat ditemukan pada
organisme fotosintetik ( produsen ) tetapi dihuni oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai.
Beradasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibagi dalam
beberapa zona atau daerah antara lain sebagai berikut :
o Zona Fotik
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalam air kurang dari 200 meter, organisme yang
mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.
o Zona Twilight
Daerah dengan kedalaman air yaitu sekitar 200-2.000 meter, cahaya matahari remang-remang
sehingga tidak efektif dalam berfotosintetis.
o Zona Afotik
Daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap, kedalaman air lebih dari
2.000 meter.
Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai berikut
:
5
o Zona Litoral
Daerah yang terendam saat terjadi suatu pasang dan saat air laut surut terlihat seperti daratan. Zona
litoral berbatasan dengan daratan dan banyak juga dihuni oleh kelompok hewan, seperti udang,
bintang laut, kepiting, cacing laut dan bulu babi.
o Zona Neritik
Daerah laut dangkar yang kurang dari 200 m, zona neritik dapat ditembus cahaya matahari dan
banyak ditempati ganggang laut dan ikan.
o Zona Batial
Daerah laut yang memiliki kedalaman air sekitar 200 m-2.000 m dengan keadaan remang-remang,
dalam zona batial ini tidak ada produsen melainkan dihuni oleh nekton ( organisme yang aktif
berenang ) seperti ikan.
o Zona Abisal
Daerah palung laut dengan keadaan laut yang gelap, kedalaman air zona abisal dapat lebih dari
2.000 m, zona abisal dihuni oleh hewan predator, detritivor ( pemakan sisa organisme ) dan
pengurai.
Ekosistem laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak dapat
ditembus oleh cahaya matahari, ekosistem ini tidak ditemukan produsen. Organisme yang dominan
ialah predator dan ikan yang memiliki kandungan fosfor pada penutup kulitnya sehingga dapat
bercahaya di tempat gelap.
Ekosistem terumbu karang terdapat di laut dangkal dengan air jernih, dalam ekosistem ini terdapat
organisme seperti hewan-hewan terumbu karang ( Coelenterata ), Mollusca ( kerang siput ), ikan,
ganggang dan hewan spons ( Porifera ). Ekosistem terumbu karang di Indonesia yang cukup
terkenal diantaranya Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.
6
Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di estuari
lebih rendah dari pada ppm. Didaerah estuary dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas yaitu
padang lamun ( seagrass ) dan hutan mangrove.
Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena daburan ombak air laut. Di
tempat ini angin bertiup kencang dan cahaya matahari bersinar kuat siang hari. Vegetasi atau
tumbuhan yang dominan ialah formasi pescaptae dan formasi bqarringtonia. Formasi pes-caprae
terdiri atas tanaman berbatang lunak dan berbiji ( terna ) seperti Ipomoe pes-caprae. Spinifex
littoreus dan Vigna marina. Formasi barringtonia terdiri atas perdu dan pohon, seperti Terminalia
catappa, Hernandia, Barringtonia asiatica, Erythrina dan Hibiscus tiliaceus, hewan yang hidup di
pantai pasir seperti burung dan kepiting. Pantai pasir antara lain Bengkulu, Bali, Lombok, Bantul
( Yogyakarta ) dan papua.
Sesuai dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar maupun
batu kecil. Organisme dominan di ekosistem ini yaitu siput, burung, ganggang cokelat, kepiting,
ganggang merah dan kerang. Ekosistem ini banyak di pantai barat Sumatera, Nusa tenggara, pantai
selatan Jawa, Bali dan Maluku.
Makhluk hidup untuk melangsungkan kegiatan makan minum, bernafas, bergerak, tumbuh dan
berkembang memerlukan tempat tinggal yang disebut dengan habitat. Sehingga terjadi hubungan
interaksi timbal balik yang membentuk suatu sistem tatanan kehidupan antara makhluk hidup
dengan makhluk tak hidup (lingkungan) yang dinamakan ekosistem.
Jadi, hubungan antara habitat makhluk hidup air dan ekosistem air adalah bahwa habitat adalah
lingkungan alami atau area tempat organisme yang ada di air hidup, sementara ekosistem air adalah
7
unit fungsional di mana makhluk hidup air dan lingkungan fisik saling berinteraksi. Berikut adalah
ciri-ciri dari habitat makhluk hidup di air :
Salah satu organisme pakan alami yang ditemukan di perairan lokal dan mudah di
budiayakan sebagai pakan alami untuk larva adalah Apocyclop sp (Jayardi, Irawan, and
Julianto 2017). Budidaya pakan alami yang besumber dari perairan lokal ternyata dapat
dilakukan dengan metode yang sederhana menggunakan bahan dan alat yang dapat ditemukan
dikehidupan sehari-hari sehingga akan mudah diterapkan oleh masyarakat
8
Plasma Nutfah merupakan bagian tumbuhan, hewan atau juga mikroorganisme yang memiliki
fungsi serta juga kemampuan mewariskan sifat. Pada tiap-tiap organisme yang masih liar di dalam
ataupun yang sudah dibudidayakan manusia yang mengandung uatu plasma nutfah. Plasma nutfah
tersebut berguna ialah untuk dapat merakit varietas unggul di suatu spesies, misalnya ialah spesies
yang tahan terhadap suatu penyakit ataujuga mempunyai produktivitas tinggi.
Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan, karena luas laut yang lebih besar dibandingkan
daratannya. Oleh karena itu laut sebagai sumber penghidupan dan pekerjaan bagi jutaan penduduk
indonesia, terutama yang tinggal di pesisir pantai dan di daerah. Rata rata pekerjaan utama mereka
adalah sebagai nelayan.
Dengan terdapatnya keanekaragaman hayati maka terjadilah suatu keseimbangan lingkungan yang
mana satu sama lain itu saling melengkapi dan juga saling bergantung baik itu manusia, tumbuhan,
hewan, dan lain sebagainya.
Dengan adanya penggunaan bom ikan berdampak buruk pada ekosistem laut dan dan hal ini
menyebabkan hilangnya habitat sejumlah makhluk hidup di laut yang berdampak pada
berkurangnya keanekaragaman hayati di laut. Penyebab utama masalah ini adalah populasi
manusia yang terus bertambah yang seiring dengan perkembangan kebutuhan yang semakin pesat.
2. Introduksi spesies.
Introduksi spesies (pengenalan spesies) adalah upaya mendatangkan sebuah spesies asing ke suatu
tempat. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati karena bisa saja spesies asing lebih kuat dibandingkan spesies lokal
sehingga kelestarian spesies lokal terancam. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia
ayamaruensis) merupakan spesies endemik Danau Ayamaru Papua Barat, ikan pelangi terancam
9
punah karena dimangsa oleh ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari Jepang dan menjadi
spesies yang invasive di danau tersebut.
3. Eksploitasi berlebihan.
Eksploitasi tumbuhan dan hewan secara berlebihan biasanya untuk komoditas yang nilai ekonomi
tinggi ikan tuna sirip kuning yang berharga mahal dan banyak diminati namun hal ini
mengakibatkan efek negatif bagi kepunahan spesies, apalagi tidak diimbangi dengan usaha
pengembang biakkannya.
4. Pencemaran.
Pencemaran di kota-kota besar sudah semakin mengkhawatirkan. Banyak orang yang seenaknya
membuang sampah dan limbah ke sungai. Padahal sungai adalah tempat hidup berbagai jenis ikan
dan tumbuhan air. Ekosistem pantai juga ikut terganggu karena pencemaran ini. Pencemaran
tersebut pada akhirnya akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
5. Pemanasan global.
Suhu dunia terus naik karena efek samping pencemaran udara. Kenaikan suhu tersebut
menyebabkan es dikutub akan mencair dan menyebabkan kenaikan permukaan sekitar 1-2 m yang
berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan,
hewan, jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yangdikandungnya dan
keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Habitat adalah tempat suatu makhluk
hidup tinggal dan berkembang biak.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/ekosistem-air-laut/
http://www.organisasi.org/1970/01/ciri-ciri-habitat-dan-ekosistem-di-air-tawar-dan-air-laut-ilmu-
sains-biologi.html#.X4siUvkzbIU
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=ebook&code=ka&view=yes&id
=1
https://id.bccrwp.org/compare/difference-between-habitat-and-ecosystem/
https://www.dosenpendidikan.co.id/menghilangnya-keanekaragaman-hayati/
https://www.kompasiana.com/ramadhanfikri9179/5b8801d06ddcae158338dca4/macam-macam-
ekosistem-air/
https://www.gurupendidikan.co.id/manfaat-keanekaragaman-hayati/
http://adzriair.blogspot.com/2013/01/kegunaan-keanekaragaman-hayati-pesisir.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Habitat
12