Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN NON HAYATI LAUT

OLEH :
NAMA: MULIYATI
NIM: J1A122270

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Ilmu Pesisir dan Kepulauan yang berjudul “Potensi Keanekaragaman
Hayati dan Nonhayati Laut” ini tepat pada waktunya.

Tak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Suhadi
SKM. M.kes. selaku dosen mata kuliah Ilmu Pesisir dan Kepulauan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penulis sesuai dengan bidang studi yang sedang ditekuni.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Individu mata kuliah Ilmu Pesisir dan Kepulauan. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Potensi
Keanekaragaman Hayati dan Nonhayati.

Saya menyadari makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa saya
terima untuk perbaikan makalah ini.

Kendari, 4 November 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati dan non hayati laut ..........
2.2 Perbedaan Sumber Daya Alam Hayati dan Sumber Daya Alam
Non Hayati. ..............................................................................................

2.3 Tingkat Keanekaragaman Hayati.................................................


2.4 Keanekaragaman hayati di Indonesia.........................................
2.5 Nilai dan pemanfaatan Keanekaragaman hayati.......................
BAB III PENUTUP.................................................................................... 29
Kesimpulan ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sumber daya alam, atau disingkat SDA, merupakan segala sesuatu
yang dihasilkan oleh alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam
terbagi menjadi dua, yaitu sumber daya alam hayati atau biotik dan
sumber daya alam nonhayati atau abiotik. Sumber daya alam hayati
atau sumber daya alam biotik adalah segala sesuatu yang dihasilkan
oleh makhluk hidup, seperti tumbuhan dan hewan.
Sementara itu, sumber daya alam nonhayati atau sumber daya alam
abiotik adalah kebalikan dari sumber daya alam hayati. Jika sumber
daya alam hayati dihasilkan dari makhluk hidup, sumber daya alam
nonhayati bukan dihasilkan dari makhluk hidup. Sumber daya alam
hayati dihasilkan dari proses alami dalam kehidupan, tanpa adanya
unsur pembaharuan atau pelestarian. Berikut adalah macam, contoh,
dan manfaat dari sumber daya nonhayati.
Pada dasarnya setiap negara sudah memiliki keanekaragamannya
masing-masing, sehingga baik itu flora atau fauna yang ada pada suatu
negara tak selalu sama. Menurut beberapa sumber, di Indonesia,
keanekaragaman dibagi menjadi dua, yaitu keanekaragaman hayati
flora dan fauna.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan aset bangsa yang tak
ternilai dan perlu dilestarikan melalui perlindungan dan pemanfaatan secara
berkelanjutan, seperti diamanatkan dalam UU Nomor 5Tahun 1994
Tentang Keanekaragaman Hayati, yang meliputi konservasi,
pemanfaatan berkelanjutan atas komponen keanekaragaman hayati, serta
akses dan pembagian keuntungan yang adil.
Sebagai kader bangsa, mahasiswa perlu dibekali dengan
pengetahuan tentang keanekaragaman hayati dan nilai pentingnya
bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mahasiswa akan
memiliki kepekaan untuk menjaga, melestarikan, dan
memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud keanekaragaman hayati dan non hayati laut?
2. Perbedaan Sumber Daya Alam Hayati dan Sumber Daya Alam
Non Hayati
3. Apa saja Tingkat keanekaragaman hayati ?
4. Apa saja keanekaragaman hayati di Indonesia?
5. Bagaimana nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati ?
1.3TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Keanekaragaman hayati dan non hayati laut
2. Mengetahui Perbedaan Sumber Daya Alam Hayati dan Sumber
Daya Alam Non Hayati
3. Mengetahui Tingkat keanekaragaman hayati
4. Mengetahui keanekaragaman hayati di Indonesia
5. Mengetahui nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati dan non Hayati Laut


Sumber daya alam, atau disingkat SDA, merupakan segala sesuatu yang
dihasilkan oleh alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam
terbagi menjadi dua, yaitu sumber daya alam hayati atau biotik dan sumber
daya alam nonhayati atau abiotpik. Sumber daya alam hayati atau sumber
daya alam biotik adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh makhluk
hidup, seperti tumbuhan dan hewan.

Sementara itu, sumber daya alam nonhayati atau sumber daya alam
abiotik adalah kebalikan dari sumber daya alam hayati. Jika sumber daya
alam hayati dihasilkan dari makhluk hidup, sumber daya alam nonhayati
bukan dihasilkan dari makhluk hidup. Sumber daya alam hayati dihasilkan
dari proses alami dalam kehidupan, tanpa adanya unsur pembaharuan
atau pelestarian. Berikut adalah macam, contoh, dan manfaat dari sumber
daya nonhayati.

2.2 Perbedaan Sumber Daya Alam Hayati dan Sumber Daya Alam
Non Hayati

 Pengertian sumber daya alam hayati adalah suatu sumber daya


alam yang asalnya dari makhluk hidup (biotik).
 Sedangkan sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam
dari makhluk tak hidup (abiotik)

1. Jenis dan Contoh Sumber Daya Alam Non Hayati


Sumber daya alam non hayati dapat berupa:

 sumber daya fosil


 sumber daya tanah
 sumber daya air
 sumber daya mineral
 sumber daya matahari
 sumber daya angin.

1. Sumber Daya Fosil

Sumber daya fosil, atau disebut juga sebagai bahan bakar fosil, merupakan
sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon. Sumber daya alam ini
dihasilkan oleh fosil hewan, tumbuhan, jasad renik lautan, dan organisme
lain yang telah mati jutaan tahun yang lalu. Fosil tersebut menghasilkan
sumber daya alam berupa batu bara, gas alam, dan minyak bumi.

Pembahasan lebih mendalam mengenai fosil dan bagaimana fosil


terbentuk di bumi hingga menjadi sumber daya . Sumber Daya Fosil

Sumber daya fosil, atau disebut juga sebagai bahan bakar fosil, merupakan
sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon. Sumber daya alam ini
dihasilkan oleh fosil hewan, tumbuhan, jasad renik lautan, dan organisme
lain yang telah mati jutaan tahun yang lalu. Fosil tersebut menghasilkan
sumber daya alam berupa batu bara, gas alam, dan minyak bumi.

 Batu Bara

Batu bara merupakan sumber daya fosil terbesar di dunia, yang jumlahnya
melebihi minyak bumi. Batu bara dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik,
yang menjadi sumber energi utama dalam kehidupan manusia. Proses
pengelolaan batu bara dapat mencemari tanah, air, dan udara karena
dilakukan dengan membabat hutan untuk penggalian tambang. Batu bara
menjadi bahan bakar yang paling kotor karena menghasilkan banyak
partikel karbon hitam. Partikel tersebut dapat mengganggu pernapasan jika
dihirup oleh manusia

 Minyak Bumi

Minyak bumi merupakan bahan baku pembuatan bensin, solar, minyak


tanah, aspal, lilin, dan avtur. Minyak bumi menjadi bahan bakar yang
sangat banyak dimanfaatkan oleh manusia. Jenis minyak bumi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu light crude oil dan heavy crude oil. Light crude
oil atau petroleum merupakan minyak mentah yang mengandung senyawa
hidrokarbon, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Minyak ini dikeluarkan dari
dalam bumi melalui proses pengeboran. Setelah dilakukan pengeboran,
minyak bumi dipompa ke atas dan mengalir lewat pipa. Sementara
itu, heavy crude oil merupakan minyak yang bercampur dengan air dan
mengandung banyak sulfur. Minyak ini terkandung di dalam bebatuan atau
pasir minyak. Proses pengeluaran minyak ini dilakukan dengan menggali
tanah dan pasir menggunakan alat berat. Pengelolaan minyak ini dilakukan
dengan mencampur batuan dan pasir minyak dengan air panas dan uap.
Setelah itu, bitumen yang terkandung dalam batuan dan pasir minyak
tersebut diubah menjadi minyak mentah dan kemudian diolah di kilang
minyak. Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan,
bahan baku kompor minyak, dan bahan pembuatan jalan aspal.

 Gas Alam

Gas alam atau gas bumi merupakan gas yang terbentuk dari etana, butan,
metana, dan propan. Selain terbentuk secara perlahan di permukaan bumi,
gas alam juga dapat terbentuk dari pengelolaan gas alam. Gas alam
dikeluarkan melalui proses pengeboran hingga membentuk sumur yang
kemudian diberikan pipa untuk mengalirkan gas. Pipa yang digunakan
untuk mengalirkan gas memiliki panjang hingga ratusan kilometer. Gas
alam akan diolah menjadi LPG (liquefied petroleum gas) dan LNG
(liquefied natural gas). Kedua gas tersebut dimanfaatkan untuk
menyalakan kompor atau pemanas.

2. Sumber Daya Tanah

Tanah merupakan salah satu bagian yang menyusun permukaan bumi.


Tanah menjadi sumber daya alam nonhayati yang banyak dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Beberapa manfaat tanah, yaitu
sebagai sumber keanekaragaman hayati, sebagai pendukung produksi
pertanian dan perkebunan, sebagai tempat aktivitas bagi makhluk hidup,
sebagai bahan material bagunan, serta sebagai penyerapan air dan
penyedia air bersih.

Tanah dihasilkan dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh berbagai
organisme. Tanah mengandung bahan organik, gas, mineral, udara, air,
dan berbagai macam organisme.  Kualitas atau tingkat kesuburan tanah
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan tumbuhan. Jenis tanah
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tanah lempung (clay), tanah
lumpur (silt), dan tanah pasir (sand).

3. Tanah Lempung (Clay)

Tanah lempung merupakan tanah dihasilkan dari perpaduan antara tanah


liat, tanah berpasir, dan lumpur. Jenis tanah ini cocok untuk dimanfaatkan
sebagai lahan perkebunan. Tanah yang terdiri dari partikel-partikel halus ini
memiliki tekstur yang lengket serta tidak mengandung banyak bahan
organik. Namun, dibanding jenis tanah lain, tanah ini memiliki lebih banyak
nutrisi karena dapat mempertahankan kelembabannya dengan baik.

4. Tanah Lumpur (silt)

Tanah lumpur memiliki partikel yang berukuran sedang. Partikel ini jauh
lebih kecil dibanding dengan tanah berpasir, tetapi lebih besar dibanding
dengan tanah liat. Tanah lumpur Lumpur juga cukup baik dalam menahan
air. Jenis tanah ini biasa digunakan untuk lahan pertanian, untuk
meningkatkan kesuburan tanah.

5.   Tanah Berpasir (sand)

Tanah berpasir terdiri dari partikel kecil batuan lapuk. Kandungan unsur
hara atau nutrisi dalam tanah ini sangat rendah sehingga sangat tidak
cocok untuk ditanami tumbuhan. Jenis tanah ini juga memiliki daya
tampung air yang buruk sehingga menyebabkan akar tanaman menjadi
sulit untuk menyerap air yang dapat menyebabkan tanaman menjadi mati.
Namun, tanah berpasir ini juga memiliki kelebihan, yaitu baik untuk sistem
drainase.

3. Sumber Daya Air


Air merupakan kebutuhan utama yang mendukung keberlangsungan
kehidupan setiap makhluk hidup. Kebutuhan air kini terus meningkat
seiring dengan perkembangan kehidupan manusia.

Air dimanfaatkan hampir di setiap kegiatan manusia, seperti kegiatan


rumah tangga, kegiatan industri, dan kegiatan pertanian. Dalam kegiatan
rumah tangga, air dimanfaatkan untuk kegiatan memasak, mencuci, serta
mandi. Dengan pentingnya sumber daya alam yang satu ini,
pengelolaannya menjadi suatu hal yang sangat diperhatikan, seperti halnya
yang dibahas pada buku Reformasi Pengelolaan Sumberdaya Air.

Dalam kegiatan industri, air dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar


maupun bahan pendukung dalam pembuatan suatu produk. Dalam
kegiatan pertanian, air dimanfaatkan untuk menyiram atau mengairi sawah.
Selain itu, air juga dimanfaatkan menjadi pembangkit tenaga listrik sebagai
alternatif dari minyak bumi. Energi yang dihasilkan air juga cenderung tidak
berpolusi sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Di samping
dari banyaknya kelebihan air tersebut, air juga dapat menimbulkan
permasalahan. Air yang yang berlebihan atau terlalu banyak dapat menjadi
penyebab bencana banjir dan air yang terlalu sedikit atau kekurangan air
dapat menyebabkan kekeringan. Untuk menghindari hal tersebut, perlu
dilakukan berbagai usaha untuk menjaga keseimbangan air. Beberapa
usaha yang dapat dilakukan, yaitu melakukan reboisasi, melakukan
penghijauan wilayah perkotaan, dan membuat sumur resapan.

4. Sumber Daya Mineral


Sumber daya mineral merupakan sumber daya yang dihasilkan dari proses
penambangan. Sumber daya mineral memiliki berbagai manfaat bagi
kehidupan manusia, seperti bahan baku perhiasan, bahan baku
pembuatan peralatan rumah tangga, dan bahan baku pembuatan mesin.
Sumber daya mineral memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Namun, karena
jumlahnya yang

5.  Sumber Daya Matahari

Matahari merupakan pusat tata surya yang menjadi sumber energi utama
bagi kehidupan di bumi. Matahari menghasilkan dua jenis energi, yaitu
energi cahaya dan energi panas. Kedua energi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mendukung keberlangsungan hidup makhluk hidup.
Bagi tumbuhan, sumber daya matahari bermanfaat dalam kegiatan
fotosintesis. Bagi manusia, sumber daya matahari dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh
sumber daya matahari memiliki dampak negatif yang paling kecil
dibandingkan dengan pemanfaatan sumber energi lainnya. Penggunaan
listrik tenaga surya tidak menghasilkan gas rumah kaca dan dapat
mencegah pencemaran lingkungan.

2.2 TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati terjadi dengan tingkatan mulai dari organisme yang


rendah hingga tingkat organisme yang tinggi. Tingkatan tersebut ialah sebagai
berikut:

1. Keanekaragaman Tingkat Genetik

Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam
suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat
keturunan yang dapat dijumpai di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan
memberi penampakan, baik anatomi ataupun fisiologi, pada setiap organisme.
Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda pada satu
sifat atau bahkan secara keseluruhan.

Keanekaragaman ini cukup mudah dikenali dengan ciri-ciri yang memiliki


variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi yang tidak terlalu
mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai
varietas.

Keanekaragaman gen merupakan variasi genetik dalam satu spesies. Tingkat


tersebut timbul karena setiap individu mempunyai bentuk gen yang khas. Gen
adalah mateti dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat
organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya
sama tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.
Penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara dua individu makhluk hidup
sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan perangkat gen
dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam
satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan. Beberapa contoh
antara lain:
1. variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
2. variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu,
dan sebagainya
3. variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing
kampung, dan sebagainya
4. variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina
Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor
gen ( genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan
rumus berikut  :
F=G+L
F =  fenotip (sifat  yang tampak)
G =  genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)
L =  lingkungan.
Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau lingkungan 
berubah maka akan terjadi perubahan di Fenotip.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan:


 Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi
ciliwung, dan lain-lain
 Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga
manalagi, mangga golek, dan lain-lain
 Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor,
durian monthong, dan lain-lain.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:
 Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing
bulldog, anjing german shepherd, dan lain-lain
 Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing
sphinx, dan lain-lain
 Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland,
dan lain-lain.

2. Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies (Jenis)

Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan


keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan
keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.
Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau
variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam
genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut
terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut
ini:

1. famili Fellidae : kucing, harimau, singa


2. famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
3. famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang,
kacang kapri
4. familia graminae  : rumput teki, padi, jagung
5. genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan
(Ipomoea crassicaulis)
6. genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus
ribes)

Keanekaragaman satu ini dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok


berbagai spesies makhluk hidup dalam genus atau famili yang sama di suatu
tempat. Biasanya, semakin jauh dari kehidupan manusia, keanekaragaman
tingkat spesies pun semakin tinggi. Misalnya, di hutan.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:


 Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima),
jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga
Genus Musa pada Pisang buah (Musa paradisiaca) dan pisang serat (Musa
textilis).
 Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa),
jagung (Zea mays), dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili
Zingiberaceae pada kunyit (Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber
officinalis).
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:
 Tingkat genus dibagi menjadi Genus Felis dan Genus Bos. Genus Felis,
diantaranya kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis
silvestris), dan kucing hutan (Felis chaus) dan Genus Bos pada sapi
berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos Taurus),
dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).
 Tingkat family, dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan
kerbau (Bubalus) dan Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah
(Lycalopex).

 
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen
abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,  lingkungan
kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi
lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang
beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya
beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman
tingkat ekosistem.
Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim,
tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat
keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap
ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat
ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di
tempat tersebut..
Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan
(eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem
darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang
rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma
taiga, dan bioma tundra.
Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta
hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu
daratan luas yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik. Adapun
ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem laut,
ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.

Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis,


sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :
Gen ——> keanekaragaman gen  ——> keanekaragaman jenis  ——>
keanekaragaman ekosistem
Hal ini dapat dilihat pada conoh berikut ini,
a. Ekosistem Lumut
Ekosistem lumut adalah ekosistem yang mayoritas lingkungannya
ditumbuhi oleh lumut. Umumnya ekosistem ini terdapat di
kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung,
perbukitan, lembah dan daerah dekat kutub. Hewan yang hidup di
ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal dan
toleran terhadap suhu dingin.
b. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum
Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis.
Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau
dingin.
c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang
bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat
bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan
jutaan spesies yang hidup di dalamnya.
d. Ekosistem Padang Rumput
Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang
didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini
terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.
e. Ekosistem Padang Pasir
Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan
kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup.
Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil,
mamalia kecil serta berbagai jenis burung.
f. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan
dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di
wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.

Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang


menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu,
curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran
matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan bervariasi pula.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:


 Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di
daerah dingin sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan
yang dapat dijumpai di dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal
seperti beruang kutub.
 Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun
seperti jarum, misalnya pinus atau cemara yang di dalamnya, terdapat
hewan juga salah satunya beruang.
 Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan
epifit. Hewan yang hidup di dalamnya misalnya kera.
 Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian
sekitar 4000 MDPL dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada
ekosistem ini, hidup mamalia besar, karnivora, dan herbivora.
 Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang
dan malam, angin kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit
serta didominasi oleh kelompok tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan
yang dapat dijumpai di dalamnya adalah reptil dan mamalia kecil.
 Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan
barringtonia berbentuk perdu atau pohon. Di dalamnya, terdapat
serangga, burung pantai, dan lain-lain.

Dijelaskan pula ciri vegetasi ataupun komunitas tumbuhan yang ada pada
sebuah ekosistem merupakan salah satu ciri yang paling mudah digunakan
untuk mengidentifikasi ekosistem di suatu wilayah.

Hal tersebut dikarenakan wujud vegetasi merupakan sebuah cerminan dari


penampakan luar dari interaksi yang terjadi antara tumbuhan, hewan, serta
lingkungannya. 

2.3 Keanekaragaman hayati di indonesia

Pada dasarnya setiap negara sudah memiliki keanekaragamannya masing-


masing, sehingga baik itu flora atau fauna yang ada pada suatu negara tak selalu
sama. Menurut beberapa sumber, di Indonesia, keanekaragaman dibagi menjadi
dua, yaitu keanekaragaman hayati flora dan fauna.
 Flora
Keanekaragaman flora di Indonesia bisa dibilang sangat banyak, tetapi ada
salah satu flora asli Indonesia yang namanya sudah terkenal hingga ke luar
negeri, yaitu Rafflesia Arnoldii atau lebih dikenal oleh banyak orang dengan
sebutan “bunga bangkai”. Tumbuhan itu biasanya ditemukan di hutan Sumatera.
Bukan hanya banyak, tetapi flora Indonesia juga tidak merata, misalnya saja
jumlah hutan di pulau Kalimantan, Papua, dan Sumatera berbeda dengan hutan
di pulau Jawa, Kepulauan Sunda, Maluku, dan Sulawesi.
Flora yang ada di Indonesia termasuk ke dalam flora Malesiana. Adapun
tumbuhan yang ada pada flora Malesiana merupakan tumbuhan yang memiliki
batang yang sangat besar serta daunnya cukup lebat. Bahkan, terkadang ada
beberapa tumbuhan yang bentuknya seperti kanopi hutan.
 Fauna
Berbeda dengan flora, fauna Indonesia pada dasarnya dibagai berdasarkan
garis Wallace dan Weber. Dari kedua garis itu, fauna Indonesia dibagi menjadi
tiga wilayah, yaitu Australian, Oriental, dan Peralihan.
Fauna Australian berada di daerah Papua dan pulau-pulau disekitarnya, salah
hewan yang termasuk fauna Australian adalah burung cendrawasih. Sedangkan
fauna Oriental dapat ditemukan pada wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan
Kalimantan. Pada fauna Oriental kita bisa menemukan hewan atau fauna yang
memiliki ukuran tubuh cukup besar, seperti Badak Sumatera, Gajah, Banteng,
dan sebagainya. Tidak hanya berbadan besar, ada juga hewan burung, seperti
Elang Jawa, Jalak Bali, dan sebagainya.

Terakhir, fauna Peralihan yang letak wilayahnya berada di daerah Tengan


kepulauan Indonesia, seperti Kepulauan Nusa Tenggara. Adapun hewan atau
flora yang ada di bagian tengah Indonesia, misalnya singapur, rangkok
Sulawesi, Maleo, dan Anoa.
2.4 Nilai dan Pemanfaatan hayati

Manfaat keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan negara yang kaya akan


keanekaragaman hayati. Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas,
juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat
banyak hewan dan tumbuhan langka serta endemik yang memiliki penyebaran
terbatas.

Begitu banyaknya sumber daya alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia,


tidak salah bila Indonesia disebut sebagai kawasan utama dalam berbagai
penelitian dunia. Hingga saat ini, berbagai bentuk keanekaragaman hayati terus
diselidiki terutama di daerah hutan hujan tropis dan sebagian besar hutan
tersebut ada di Indonesia.

Dalam hutan hujan tropis tersebut diperkirakan terdapat jutaan spesies yang
belum teridentifikasi. Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi
manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilai pendidikan, nilai estetika dan
budaya, nilai ekologi, serta nilai religious.

1. Nilai Biologi

Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen hampir


100% berkat jasa keanekaragaman hayati. Seluruh penduduk di dunia,
kebutuhan makanannya bergantung kepada tumbuhan dan hewan yang langsung
diambil dari alam. Para ilmuwan dunia percaya bahwa sekitar 80 ribu spesies
tumbuhan dapat dimakan. Namun, hanya 30% spesies saja yang mampu
menyediakan 90% kebutuhan gizi manusia.
Banyak industri yang memerlukan bahan baku dari keanekaragaman hayati
hewan dan tumbuhan, seperti industri benang memerlukan beberapa jenis
tumbuhan dan hewan. Selain itu, ada industri kertas memerlukan jutaan ton
batang tumbuhan, begitu pula industri obat-obatan dan kosmetik memerlukan
berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki khasiat tertentu.

2. Nilai Pendidikan

Keanekaragaman hayati dapat digunakan sebagai pembelajaran dan sumber


penelitian. Keanekaragaman hayati masih dilakukan penelitian dalam pencarian
potensi suatu organisme, pemuliaan flora dan fauna, mencari sumber alternative
energi dan pangan, maupun pelestarian alam.

3. Nilai Estetika dan Budaya

Keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika yang memberikan keindahan


sebagai sarana untuk memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan pada orang
yang menikmatinya. Keanekaragaman hayati juga memberikan pemandangan
alam yang indah.

Tidak mengherankan apabila para wisataawan mancanegara senang berkunjung


ke kawasan hutan alam, sungai, arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak
sedikit keanekaragaman hewan mempunyai bentuk fisik yang bagus dan
perilaku lucu, sehingga dijadikan incaran koleksi manusia.

4. Nilai Ekologi

Keberadaan keanekaragaman hayati pada suatu daerah sangat berperan besar


untuk menjaga proses ekosistem, seperti daur zat dan aliran energi. Disamping
itu, keberadaan keanekaragaman hayati, berupa keanekaragaman tumbuhan
mempunyai peran besar dalam menjaga tanah dari erosi dan terjaganya proses
fotosintesis.

Dalam skala luas, keanekaragaman tumbuhan menjaga daerah aliran sungai


serta stabilitas iklim. Sedangkan keanekaragaman hewan akan berpengaruh
terhadap rantai makanan, jika salah satu ada hewan berkurang bahkan punah
akan mengganggu keseimbangan rantai makanan.

5. Nilai Religius

Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan


kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini dengan berbagai macam
keindahan. Manfaat keanekaragaman hayati mampu meningkatkan
kesejahteraan manusia dengan memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder.

Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi atau mutlak


meliputi sandang, pangan, papan, dan udara segar. Sedangkan kebutuhan
sekunder bertujuan untuk memenuhi kenikmatan hidup meliputi rekreasi dan
transportasi.

 Manfaat keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian


makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan
adaptasi. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan
membentuk makhluk hidup berbeda dengan asalnya sehingga menimbulkan
spesies baru. Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap
lingkungan yang berbeda dan akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda
pula.

Misalnya saja burung galatik yang hidup di kepulauan Galapagos, pada


mulanya burung ini berasal dari tempat yang sama di amerika selatan. Oleh
karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat yang berbeda, lama
kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
lingkungannya yang baru Grameds.

Biodiversitas atau keanekaragaman hayati di bumi memiliki manfaat yang vital


bagi berlanjutnya hidup seluruh makhluk. Keragaman hewan dan tumbuhan
serta organisme di bumi memenuhi segala macam kebutuhan yang diperlukan
oleh kita sebagai manusia. Kebutuhan yang dipenuhi oleh ketiganya tak hanya
mencakup kebutuhan primer, tetapi juga kebutuhan sekunder. Adapun manfaat
keanekaragaman hayati dalam bidang pangan dan sandang, ekologi, farmasi,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi :

1. Bidang Pangan Dan Sandang


Pangan adalah salah satu hal yang wajib dilakukan seluruh makhluk hidup yang
ada di bumi agar hidupnya terus berjalan. Biodiversitas memiliki manfaat
sebagai bahan pangan yang berguna untuk pemenuh energi dan nutrisi.
Makhluk hidup khususnya manusia wajib memiliki energi yang cukup untuk
melakukan aktivitas mereka.

Keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan memberi pilihan bagi manusia


dalam memilih makanan jenis apa yang dibutuhkan. Sesuai suatu penelitian,
negara kita setidaknya punya ratusan jenis tanaman penghasil bahan pangan
seperti sayur dan buah. Tercatat 400 spesies penghasil buah dan 370 spesies
penghasil sayuran serta 55 penghasil rempah dan yang lainnya.
Tercatat pula bahwa di negara kita tumbuh 70 jenis spesies penghasil umbi yang
tentunya makin menambah keanekaragaman yang ada. Biodiversitas hewan pun
tak kalah menakjubkan karena disini tinggal ratusan spesies hewan penghasil
daging dan susu serta kulit. Manusia dapat memperoleh sumber karbohidrat dari
jagung, gandum dan berbagai jenis umbi seperti talas.

Selanjutnya manusia dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dari hasil hewan


yaitu telur dan daging ikan serta aneka hewan laut yang lain. Pemenuh gizi dan
mineral akan didapatkan dari berbagai jenis buah dan sayur seperti sayur bayam
dan buah jeruk. Tak hanya itu saja, susu dan air kelapa juga akan menambah
asupan protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Selain itu beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat
Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor, misalnya saja kayu jati jika di
ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan kosmetika (Tumbuhan yang kerap
digunakan untuk bahan kosmetik yaitu lidah buaya, pandan dan aneka bunga
seperti mawar dan melati).

Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat
dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak
merupakan sumber-sumber perikanan di bidang ekonomi.

2. Bidang Ekologi
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting,
misalnya pada hutan hujan tropis dengan nilai ekologis atau nilai lingkungan
yang sangat berperan pada kelangsungan mahluk hidup di muka bumi,
diantaranya:
 Berperan sebagai paru-paru bumi. Kegiatan fotosintesis pada hutan hujan
tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang
berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan mencegah efek rumah
kaca.
 Menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke
lembaban udara. Selain berfungsi menunjang kehidupan manusia,
keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki
peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh
jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem
sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan
oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya
perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama
tikus.
Dalam buku yang berjudul Ekologi Kesehatan Lingkungan yang ditulis oleh Dr.
Rudy Joegijantoro, M.M.R.S, dijelaskan bahwa keanekaragam hayati yang ada
saat ini juga merupakan tanggung jawab bersama untuk terlibat serta melakukan
sesuatu terhadap sebuah masalah yang telah ada. Dengan adanya ilmu ini, kita
diajak untuk memiliki kesadaran, penghargaan, serta tanggung jawab atas
lingkungan secara menyeluruh.

3. Bidang Farmasi
Tumbuhan yang dapat dijadikan obat tumbuh sebanyak 940 jenis spesies di
Indonesia dan 250 diantaranya menjadi obat herbal. Aneka tumbuhan yang
biasa dipakai untuk obat yaitu pohon kina dengan fungsi sebagai obat penyakit
malaria karena kandungan alkaloidnya. Selain itu ada pula buah mengkudu
yang memiliki peran penurun tekanan darah yang tinggi.
Tak hanya itu saja, daging dari hewan buas dengan bisa yaitu ular juga
bermanfaat untuk obat kulit seperti kulit gatal. Bahkan lemak dari daging ular
juga dipercaya memiliki khasiat dalam penyembuhan berbagai penyakit kulit
yang kerap diderita sebagian besar orang. Contoh lain yaitu madu yang
dipercaya akan meningkatkan daya tahan tubuh siapa pun yang meminumnya.

Pada buku yang berjudul Koleksi Tumbuhan Berkhasiat (BPfc) yang ditulis
oleh Bayu Satya DS ini, terdapat berbagai spesies tumbuhan lainnya yang dapat
dijadikan obat herbal. Di dalam buku ini juga dijelaskan khasiat dari setiap jenis
tumbuhan, kegunaannya, serta cara pengaplikasiannya. 

4. Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak hewan dan
tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan
demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk

keanekaragaman sumber daya alam, meliputi jumlah maupun frekuensi dari

ekosistem, spesies, maupun gen di suatu tempat. Pada dasarnya

keanekaragaman melukiskan keadaan yang bermacam-macam terhadap suatu

benda yang terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur

maupun jumlah. Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup,

jadi Keanekaragaman Hayati dapat di artikan sebagai keanekaragaman atau

keberagaman mahluk hidup yang bisa terjadi akibat adanya Perbedaan-

perbedaan mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah tekstur,

penampilan dan juga sifat-sifatnya. Keanekaragaman hayati terjadi dengan

tingkatan mulai dari organisme yang rendah hingga tingkat organisme yang

tinggi.

Pada dasarnya setiap negara sudah memiliki keanekaragamannya masing-

masing, sehingga baik itu flora atau fauna yang ada pada suatu negara tak selalu

sama. Menurut beberapa sumber, di Indonesia, keanekaragaman dibagi menjadi

dua, yaitu keanekaragaman hayati flora dan fauna.


DAFTAR PUSTAKA

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/
keanekaragaman-hayati/amp/?usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D&amp_js_v=a9&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com
%2Fliterasi%2Fkeanekaragaman-hayati%2F

http://p3ejawa.menlhk.go.id/article29-keanekaragaman-hayati.html

https://www-kelaspintar-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-
pintar/memahami-nilai-manfaat-keanekaragaman-hayati-bagi-manusia-9432/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16658389586561&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kelaspintar.id%2Fblog%2Ftips-pintar%2Fmemahami-nilai-manfaat-
keanekaragaman-hayati-bagi-manusia-9432%2F

Anda mungkin juga menyukai