Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH PENGANTAR ILMU PESISIR

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN NONHAYATI DI WILAYAH


PESISIR DAN KEPULAUAN

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Suhadi, S.KM., M.Kes

DISUSUN OLEH
HAJRATUL ASFA
J1A122032
KESMAS A
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
1
UNIVERSITAS HALUOLEO

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas makalah pengantar ilmu pesisir dan kepulauan yang
membahas tentang keanekaragaman hayati dan nonhayati di wilayah pesisir dan kepulauan . Sholawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang
senantiasa istiqomah menegakkan risalahnya.
Makalah pengantar ilmu pesisir dan kepulauan yang membahas tentang keanekaragaman hayati
dan nonhayati pesisir dan kepulauan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu pesisir
dan kepulauan . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
.

Kendari, 30 Oktober 2022

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................5

1.3 Tujuan...................................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................6

2.1 Pengertian keanekaragaman hayati dan non hayati...............................................................................6

2.1.1 Keanekaragaman hayati.................................................................................................................6

2.1.2 Keanekaragaman non hayati........................................................................................................10

2.2 Macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati.....................................................................11

2.2.1 Macam-macam keanekaragaman hayati......................................................................................11

2.2.2 Macam-macam keanekaragaman non hayati................................................................................18

2.3 Manfaat keanekaragaman hayati dan non hayati.................................................................................20

2.3.1 Manfaat keanekaragaman hayati..................................................................................................20

2.3.2 Manfaat keanekaragaman non hayati...........................................................................................24

2.4 Kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia.............................................................................24

2.4.1 Kekayaan jenis hayati..................................................................................................................24

2.4.2 Kekayaan jenis non hayati...........................................................................................................26

2.5 Nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati..........................................................29

2.6 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati................................................................31

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................33

3.1 kesimpulan..........................................................................................................................................33

3.1.1 Kesimpulan keanekaragaman hayati............................................................................................33

3
3.1.2 Kesimpulan keanekaragaman non hayati.....................................................................................33

3.2 Saran...................................................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya kelautan yang melimpah, baik berupa
potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat dimanfaatkan manusia sebagai
usaha perikanan, pariwisata, dan lain-lain guna memenuhi kebutuhan hidup manusia (Wikipedia, 2006).

Kekayaan hayati di dunia tidak tersebar seragam,daerah tropis umumnya merupakan tempat hidup
berbagai jenis spesies dalam jumlah yang besar dibandingkan daerah lain. Secara efisien dan efektif
diperlukan target dalam usaha konversi dengan mengetahui dimana pusat keanekaragaman hayati yang
dijadikan tingkatan prioritas secara nasional maupun internasional. Dalam skala global,secara sederhana
dapat diidentifikasi daerah target yang dimasuksud dengan membuat penilaian (scoring) antar Negara yang
memiliki kekayaan spesies yang tinggi.

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman Negara kepulauan
terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan asset bangsa yang tak ternilai
dan perlu dilestarikan melalui perlindungan dan pemanfaatan secara berkelanjutan, seperti diamanatkan
dalam UU nomor 5 tahun 1994 tentang keanekaragaman hayati, yang meliputi konservasi, pemanfaatan
berkelanjutan atas komponen keanekaragaman hayati, serta akses dan pembagian keuntungan yang adil.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang pantai lebih dari 81.000 km, dimana 2/3
wilayah kedaulatannya berupa perairan laut. Laut merupakan sumber kehidupan karena memiliki potensi
kekayaan alam hayati dan nir-hayati berlimpah. Sumber kekayaan alam tersebut, menurut amanat Pasal 33
UUD-1945 harus dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Luasnya
lautan Indonesia sebenarnya membawa keuntungan dan manfaat yang baik bagi bangsa Indonesia, karena
salah satu fungsi dari laut adalah sebagai sumber kekayaan alam. Sumber kekayaan yang terkandung

4
dilautan sangat berlimpah, sehingga bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk mensejahterakan bangsa
Indonesia.

Potensi kelautan Indonesia memang kaya akan sumber daya alam yang begitu melimpah dan berada
pada posisi geografis yang strategis. Namun mayoritas penduduk di Indonesia masih belum dapat
menguasai apa yang dimilikinya tersebut. Indonesia mengatakan “memiliki” kekayaan alam yang
berlimpah, tetapi pada kenyataanya (de facto) yang “menguasai” sumber daya alam itu adalah para pemilik
modal atau kapitalis dari negara-negara lain. Alangkah tepatnya apabila paradigma “memiliki” juga
diimbangi dengan paradigma “menguasai”.Menguasai disini tentu bukan dalam arti bersikap otoriter,
sewenang-wenang terhadap alam yang dimotivasi oleh hawa nafsu, akan tetapi
“menguasai” dalam konteks berkuasa atau mampu memegang amanah sebagai wakil Tuhan di bumi yang
berkomitmen untuk berlaku adil dalam mengelola sumber daya alam sebaik mungkin, khususnya lautan.

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris :biodiversity)adalah suatu istilah


pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yansecara ilmiah dapat dikelompokkan menurut
skala organisasi biologisnya, yaitumencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta
ekosistem danproses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapatjuga
diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistematau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukurankesehatan sistem biologis (wikipedia).

Jadi, keanekaragaman hayati secara sederhana dapat dijelaskan sebagai keanekaragaman tumbuhan
atau binatang yang terdapat di suatu daerah tertentu. Sedangkan Sumber daya alam nonhayati (abiotik)
disebut juga sumber daya alam fisik. Sumber daya alam nonhayati secara harfiah dapat diartikan sebagai
sumber daya yang tidak mempunyai kehidupan dan tidak mengalami kematian. Manusia selalu bergantung
pada keanekaragaman kehidupan di bumi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya seperti makanan,
pakaian dan obat-obatan.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik keanekaragaman hayati maupun
keanekaragaman non hayati yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya
matahari, dan mikroba (jasad renik). Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang berasal
bukan dari makhluk hidup. Yang termasuk sumber daya alam nonhayati misalnya: air, angin, tanah, dan
benda tambang.
Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh
karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan

5
keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan
mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya
alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena
sumber daya alam bersifat terbatas.

Sebagai kader bangsa, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati
dan nilai pentingnya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mahasiswa akan memeliki kepekaan untuk
menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan keanekaragaman hayati dan non hayati Indonesia secara
berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan keanekaragaman hayati dan non hayati?

2. Apa saja macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati?

3. Apa saja manfaat keanekaragaman hayati dan non hayati?

4. Bagaimana kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia?

5. Bagaimana nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati?

6. Bagaimana ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan non hayati

2. Untuk mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati

3. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan non hayati

4. Untuk mengetahui kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia

5. Untuk mengetahui nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati

6. Untuk mengetahui ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati

6
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian keanekaragaman hayati dan non hayati

2.1.1 Keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk keanekaragaman sumber daya
alam, meliputi jumlah maupun frekuensi dari ekosistem, spesies, maupun gen di suatu tempat. Pada
dasarnya keanekaragaman melukiskan keadaan yang bermacam-macam terhadap suatu benda yang terjadi
akibat adanya perbedaan dalam hal, ukuran, bentuk, tekstur maupun jumlah.
Sedangkan kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup, jadi Keanekaragaman Hayati dapat di
artikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman mahluk hidup yang bisa terjadi akibat adanya
Perbedaanperbedaan mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah tekstur, penampilan dan juga
sifatsifatnya.
Indonesia dengan keanekaragaman baik itu flora maupun faunanya, Keanekaragaman Hayati atau
sering dikenal juga sebagai biodiversitas. Biodiversitas adalah suatu tingkat yang ada di dalam bumi dan hal
ini menjadi patokan atau ukuran dalam penentu kesehatan bumi.
Keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan suatu ekosistem darat memiliki jumlah yang lebih
tinggi daripada biodiversitas lingkungan di kutub. Hal ini disebabkan oleh iklim atau cuaca karena
biodiversitas merupakan fungsi dari iklim.
Perubahan yang terjadi pada suatu lingkungan dapat berdampak buruk bagi spesies, hal itu ialah
akan terjadinya kepunahan masal suatu spesies. Suatu catatan sejarah menunjukkan bahwa telah terjadi lima
kepunahan masal selama kehidupan berlangsung di bumi. Sekitar 540 juta tahun yang telah lalu, eon
fanerozoikum terjadi pertumbuhan biodiversitas yang sangat cepat.
Pertumbuhan spesies yang sangat cepat disebabkan oleh suatu ledakan pada saat filum multiseluler
dengan mayoritas besar pertama kali muncul. Lalu sekitar 400 juta tahun yang lalu, kepunahan masal terjadi
atau kerap dikatakan sebagai suatu kerugian yang besar bagi bidiversitas. Dikatakan pula hutan hujan
menjadi salah satu penyebab kepunahan masal karena adanya suatu karbon yang berlebih.
Dilanjutkan dengan pemunahan masal paling serius pada 251 tahun yang lalu dan pemulihan yang
dilakukan bahwa memakan waktu 30 tahun. Kemudian pemunahan masal yang terakhir kali ada hingga kini
yaitu kepunahan Paleogen yang terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu. Kepunahan ini menjadi hal yang
paling menarik perhatian karena di dalamnya yang punah yaitu hewan dinosaurus
Menurut Zulkifli, keanekaragaman hayati atau disebut sebagai keanekaragaman biologi merupakan istilah
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan yang ada di bumi.
2. Menurut Dahuri, keanekaragaman hayati mencakup keragaman atau keanekaragaman ekosistem, jenis,
dan genetik
.3. Menurut World Wildlife Fund, keanekaragaman adalah jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
termasuk yang mereka miliki serta ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup.

7
4. Menurut Global Village Translations, keanekaragaman hayati adalah semua kehidupan di atas bumi ini
baik tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandung dan
keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup
.5. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di
antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan lautan dan ekosistem akuatik lain,
serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya mencakup
keanekaragaman spesies, antar spesies, dan ekosistem.Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi mulai dari
makhluk sederhana seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia.
Menurut Indriyanto (2006) Keanekaragaman hayati merupakan varibilitas antar mahluk hidup dari
semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem perairan dan kompleks ekologis termasuk juga
keanekaragaman dalam spesies diantara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen (10%) dari ekosistem
alam berupa Suaka Alam, Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Hutan Lindung dan sebagian lagi untuk
kepentingan budidaya plasma nutfah yang dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberi perlindungan
bagi keanekaragaman hayati.

Selain itu menurut Barnes, (1997) Biodiversitas merupakan berbagai macam jenis jumlah dan pola
penyebaran dari suatu organisme atau sumberdaya alam hayati dan ekosistem. Biodiversitas terdiri atas dua
komponen, yaitu jumlah total jenis perunit area dan kemerataan (kelimpahan, dominasi, dan penyebaran
spasial individu jenis yang ada). Indeks yang menggabungkan kedua hal tersebut dalam suatu nilai tunggal
disebut indeks biodiversitas. Variabel-variabel yang disatukan kedalam suatu nilai tunggal menyangkut
jumlah jenis, kelimpahan spesies relatif, homogenitas dan ukuran petak contoh. Untuk itu, indeks
biodiversitas tergantung pada indeks kekayaan (Richnree indices), indeks keragaman (Diversity indeces)
dan indeks kemerataan (Evenness indisces).

Keanekaragaman hayati menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 1994 adalah keanekaragaman di
antara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain,
serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies, antarspesies, dan ekosistem.

Soerianegara (1996) mengatakan bahwa indeks keanekaragaman merupakan tinggi rendahnya suatu
nilai yang menunjukkan tinggi rendahnya keanekaragaman dan kemantapan komunitas.
Komunitas yang memiliki nilai keanekaragaman semakin tinggi maka hubunganmantar komponen dalam
komunitas akan semakin kompleks. Nilai indeks keanekaragaman di Indonesia dapat dikatakan tinggi jika
nilainya lebih dari 3,5.

8
Menurut Wardah (2008) Keanekaragaman hayati, baik secara langsung atau tidak, sangat berperan
dalam kehidupan manusia berupa sandang, pangan, papan, obat-obatan, wisata, pengembangan ilmu
pengetahuan dll. Peran lain dari keanekaragaman hayati yang tidak kalah pentingnya adalah dapat mengatur
proses ekologis sistem penyangga kehidupan termasuk menghasilkan oksigen, mencegah pencemaran udara
dan air, mencegah banjir, erosi dan longsor, dan menunjang keseimbangan hubungan pemangsa dan yang
dimangsa dalam bentuk pengendalian hama alami.

Menurut Sutoyo (2010) dalam penelitiannya mengenai keanekaragaman hayati Indonesia bahwa
Negara Indonesia merupakan satu diantara pusat keragaman hayati terkaya di dunia, sehingga Indonesia
disebut sebagai negara mega-biodiversity yang artinya mempunyai banyak keunikan genetiknya, tinggi
keragaman jenis spesies, ekosistem dan endemisnya. Eksploitasi spesies flora dan fauna yang berlebihan
akan menimbulkan kelangkaan dan kepunahan, penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya
menimbulkan erosi genetik. Ancaman keanekaragaman hayati di Indonesia dapat diatasi dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan cara identifikasi dan inventarisasi keragaman dalam hal sebaran,
keberadaan, pemanfaatan, dan sistem pengelolaannya.

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi dan variabilitas kehidupan di bumi.
Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan ekosistem.
Biodiversitas daratan (terestrial) biasanya lebih besar di sekitar khatulistiwa, akibat iklim yang hangat dan
produktivitas primer (aliran energy) yang tinggi. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di
Bumi, dan paling bervariasi di daerah tropis. Meskipun ekosistem hutan tropis hanya mencakup 10 persen
dari permukaan Bumi, tapi ekosistem ini memiliki sekitar 90 persen spesies yang ada di dunia.
Keanekaragaman hayati laut biasanya tertinggi di sepanjang pantai Samudra Pasifik bagian barat, tempat
suhu permukaan laut paling tinggi, dan di pita lintang tengah di semua lautan. Keanekaragaman spesies juga
dipengaruhi gradien lintang. Keanekaragaman hayati umumnya cenderung mengelompok di titik panas dan
telah meningkat seiring waktu, tetapi kemungkinan akan melambat di masa depan.
Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal. Lebih dari 99,9 persen
dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi, yang berjumlah lebih dari lima miliar spesies, diperkirakan
telah punah. Perkiraan jumlah spesies Bumi saat ini berkisar antara 10 juta hingga 14 juta; sekitar 1,2 juta
spesies telah dicatat, tetapi lebih dari 86 persen di antaranya belum dideskripsikan. Pada Mei 2016, para
ilmuwan melaporkan bahwa diperkirakan ada 1 triliun spesies yang berada di Bumi saat ini, dan hanya
seperseribu dari satu persen yang telah dideskripsikan. Jumlah total pasangan basa DNA di Bumi
diperkirakan 5,0 x 1037 dengan berat 50 miliar ton. Sebagai perbandingan, total massa biosfer diperkirakan

9
sebanyak 4 TtC (triliun ton karbon). Pada Juli 2016, para ilmuwan mengidentifikasi satu set yang terdiri
atas 355 gen dari leluhur universal terakhir (LUCA) dari semua organisme yang hidup di Bumi.

Sejak kehidupan dimulai di Bumi, lima kepunahan massal besar dan beberapa peristiwa kecil telah
menurunkan keanekaragaman hayati secara besar dan mendadak. Eon Fanerozoikum (540 juta tahun
terakhir) ditandai dengan pertumbuhan keanekaragaman hayati yang cepat melalui letusan Kambrium,
sebuah periode ketika mayoritas filum organisme multiseluler pertama kali muncul Selama 400 juta tahun
berikutnya terjadi beberapa kali kepunahan massal, yaitu hilangnya keanekaragaman hayati secara besar-
besaran. Pada periode Karbon, hancurnya hutan hujan menyebabkan hilangnya kehidupan tumbuhan dan
hewan. Peristiwa kepunahan Perm–Trias yang berlangsung 251 juta tahun lalu merupakan kepunahan
terburuk; organisme vertebrata memerlukan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini.
Kepunahan terakhir, yaitu peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen yang terjadi 65 juta tahun lalu, lebih
menarik perhatian dibandingkan peristiwa kepunahan lainnya karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus
non-avian.

Sejak munculnya manusia, pengurangan keanekaragaman hayati dan hilangnya keanekaragaman


genetik terus berlangsung. Peristiwa ini dinamakan kepunahan Holosen, yaitu pengurangan yang terutama
diakibatkan oleh manusia, terutama penghancuran habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati memberi
pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui berbagai cara, walaupun beberapa dampak negatifnya
sedang dipelajari.

keanekaragaman hayati laut dan pesisir secara global telah diatur melalui konvensi keanekaragaman
hayati pasal 8 tentang konservasi IN-SITU (konservasi di dalam habitat aslinya) yang menekankan
pentingnya pembentukkan dan pengelolaan kawasan konservasi bersama sama dengan konservasi,
pemanfaatan berkelanjutan dan prakarsa inisiatif di area daratan laut yang berdekatan dengannya.

Secara nasional diatur melalui:

1. Undang-Undang No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayatidan


Ekosistemnya.

2. Undang-Undang No. 24/1992 Tentang Penataan Ruang

3. Undang-Undang No. 5/1994 tentang pengesahan PBB United Nations Convention on


Biological Diversity(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsamengenai
Keanekaragaman Hayati)

4. Undang-Undang No. 23/1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


10
5. Undang-Undang No. 31/2004 Tentang Perikanan

6. Undang-Undang No. 34/2004 Tentang Pemerintahan Daerah

7. Undang-undang No. 27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

8. PP No. 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah


daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

2.1.2 Keanekaragaman non hayati


Sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup.
Sehinggga SDA ini tidak bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan ataupun sandang oleh manusia. Sumber
daya alam non hayati itu tidak bermula dan tidak berakhir. Karena sumber daya alam ini merupakan proses
alami dalam kehidupan. SDA non hayati memiliki jumlah yang banyak. Sehingga bisa dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia.
Keanekaragaman hayati atau sumber daya alam yang terbentuk oleh proses alamiah dan
membutuhkan jangka waktu yang lama disebut sumber daya alam terbatas atau sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam ini akan habis suatu saat dan sulit atau tidak mungkin dibuat
kembali. Contohnya minyak bumi, batu bara, dan gas alam.
Sumber daya alam kekal adalah sumber daya alam yang tak akan habis dan selamanya ada di bumi.
Contohnya, air, udara, sinar matahari, angin, gelombang, pasang surut, dan panas bumi.
Udara yang kita hirup merupakan salah satu jenis sumber daya alam, lebih tepatnya sumber daya alam non-
hayati. Secara ringkas, sumber daya alam non hayati itu merupakan sumber daya alam non hayati itu selain
makhluk hidup.
Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan,
hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Sumber daya
alam nonhayati adalah sumber daya alam yang berasal bukan dari makhluk hidup. Yang termasuk sumber
daya alam nonhayati misalnya: air, angin, tanah, dan benda tambang.

Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh
karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan
keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan
mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya
alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena
sumber daya alam bersifat terbatas..

11
Sumber daya alam kekal adalah sumber daya alam yang tak akan habis dan selamanya ada di bumi.
Contohnya, air, udara, sinar matahari, angin, gelombang, pasang surut, dan panas bumi.

Udara yang kita hirup merupakan salah satu jenis sumber daya alam, lebih tepatnya sumber daya
alam non-hayati. Secara ringkas, sumber daya alam non hayati itu merupakan sumber daya alam non hayati
itu selain makhluk hidup.

2.2 Macam-macam keanekaragaman hayati dan non hayati

2.2.1 Macam-macam keanekaragaman hayati

Setiap makhluk hidup dan organisme yang menghuni bumi ini memiliki sifat, ukuran, bentuk maupun
warna yang berbeda-beda. Keberagaman ciri dari makhluk hidup tersebut lantaran adanya keanekaragaman
hayati atau biodiversitas.

Biodeversitas atau keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. keanekaragaman hayati menggambarkan
bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman dari makhluk hiudp dapat terjadi karena adanya
perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tesktur, penampilan dan sifat. Secara umum, keanekaragaman
hayati dibagi menjadi 3. Secara garis besar keanekaragaman hayati ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu,
keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman Tingkat Genetik

Keanekaragaman gen merupakan variasi genetik dalam satu spesies. Tingkat tersebut timbul karena
setiap individu mempunyai bentuk gen yang khas. Gen adalah mateti dalam kromosom makhluk hidup yang
mengendalikan sifat organisme. Gen pada setiap individu meskipun perangkat dasar penyusunannya sama
tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Penyebab terjadinya gen adanya
perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis dari kedua induk. Keturunan dari hasil perkawinan
memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua
induk tersebut akan menyebabkan keanakaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes
secara alami atau buatan.
Beberapa contoh antara lain:

1. variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor


2. variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan sebagainya
12
3. variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya
4. variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina

Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor gen ( genotif ) dan faktor
lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan rumus berikut :

F=G+L

F = fenotip (sifat yang tampak)

G = genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)

L = lingkungan.

Jika Genotip berubah karena suatu hal ( misalnya mutasi) atau lingkungan berubah maka akan terjadi
perubahan di Fenotip.

2. Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies (Jenis)

Keanekaragaman tingkat jenis merupakan variasi yang terdapat pada makhluk hidup atau
antarspesies dari satu family. Contohnya, keluarga polong-polongan (fabaceae) seperti kacang tanah,
kacang buncis, kacang hijau, maupun kacang kapri. Jenis kacang-kacangan ini dapat dengan mudah
dibedakan karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama, namun dari sisi ukuran,
kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji serta rasanya berbeda.

Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu
melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu
spesies.

Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat
pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada
berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini:

1. famili Fellidae : kucing, harimau, singa


2. famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
3. famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri
13
4. familia graminae : rumput teki, padi, jagung
5. genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)
6. genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
(komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciriciri lingkungan
fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan
makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk
hidup yang menempatinya beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman
tingkat ekosistem.

Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim, tanah, air, udara, suhu,
angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman. Variasi faktor abiotic menimbulkan kondisi
berbeda pada setiap ekosistem untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem,
dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut.

Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan (eksosistem terestrial) dan
ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma
gurun, bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan
bioma tundra.

Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan yang hidup di
dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu daratan luas yang memiliki karakteristik komponen
biotik dan abiotik. Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem laut,
ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.

Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga dapat digambarkan
suatu urutan berikut :

Gen ——> keanekaragaman gen ——> keanekaragaman jenis ——> keanekaragaman ekosistem

Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini,

14
a. Ekosistem Lumut

Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup didarat,
umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut
yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut hidup di batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah.
Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali didalam laut.

Ekosistem lumut adalah ekosistem yang mayoritas lingkungannya ditumbuhi oleh lumut. Umumnya
ekosistem ini terdapat di kawasan dengan temperatur rendah, seperti puncak gunung, perbukitan, lembah
dan daerah dekat kutub. Hewan yang hidup di ekosistem lumutnya biasanya mempunya ciri berbulu tebal
dan toleran terhadap suhu dingin.

Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem, diantaranya sebagai peresap air (sifat selnya
menyerupai spon), untuk memepertahankan kelembaban, penghasil oksigen melalui proses fotosintesis
yang cepat dan sebagai penyerap polutan.

b. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum

Ekosistem berdaun jarum terdapat di kawasan beriklim sub tropis. Daerah subtropis adalah
daerah dengan iklim subtropis yang terletak pada garis lintang di antara 23'50 LS/LU-400 LS/LU 3.
Daerah ini cenderung dijadikan sebagai perantara antara daerah tropis dan daerah iklim sedang.
Ekosistem ini biasanya berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin.

Hutan berdaun jarum sendiri biasanya disebut sebagai hutan konifer. Konifer merupakan jenis
tumbuhan yang banyak yang memiliki runjung sebagai organ pembawa biji.

Menurut Mucharommah Sartika Ami, M.Pd dan Puardmi Damayanti, M.Pd dalam buku yang
berjudul Ilmu Alamiah Dasar, hutan berdaun jarum atau hutan konifer adalah jenis bioma hutan yang
paling luas di dunia. Menurut Mucharommah Sartika Ami, M.Pd dan Puardmi Damayanti, M.Pd dalam
buku yang berjudul Ilmu Alamiah Dasar, hutan berdaun jarum atau hutan konifer adalah jenis bioma
hutan yang paling luas di dunia.

Dengan kondisi cuaca dan iklim tertentu, hutan berdaun jarum hanya dapat ditinggali oleh
hewan atau tumbuhan yang bisa beradaptasi dengan baik. Jenis fauna atau hewan yang dapat mendiami
hutan berdaun jarum adalah hewan-hewan yang berbulu lebat dan biasanya berukuran raksasa.

15
Contohnya, seperti beruang, harimau, rusa, serigala merah, burung hantu, burung-burung imigran,
serangga berbahaya seperti laba-laba. Untuk jenis floranya sendiri telah dijelaskan sebelumnya bahwa
tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan berdaun jarum adalah tumbuhtumbuhan yang berjenis konifer.
Contoh tumbuhan jenis konifer adalah pinus, cemara cedar, larches, sequoia dan sebagainya.

c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam.


Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia
dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.

Ekosistem hutan hujan tropis adalah suatu sistem ekologi yang biasanya mendiami wilayah luas
tertentu dengan di dalamnya terdapat pepohonan tinggi serta spesies hewan yang aneka ragam. Antara
hutan biasa dengan hutan satu ini terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Yakni terletak pada jenis
tumbuhan dan hewannya. Umumnya, hutan ini biasanya berada di daerah yang terletak di dataran rendah
hingga mencapai ketinggian 1200 meter dari bawah permukaan laut.

Selain itu, letak geografis hutan di daerah tropis ini terletak antara 23 derajat 27 Lintang Utara dan
23 derajat 27 Lintas Selatan. di mana wilayah yang diliputinya yakni Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Australia bagian utara, sebagian Afrika, Amerika Tengah, sebagian besar wilayah Amerika Selatan, dan
Kepulauan Pasifik pun jadi bagian yang terdapat hutan dengan iklim tropis.

Hutan satu ini pun memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu
memproduksi oksigen dalam jumlah besar. Ekosistem hutan hujan tropis pun bermanfaat sebagai tempat
penyimpanan air.

d. Ekosistem Padang Rumput


Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang
terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.

ekosistem padang rumput adalah ekosistem yang terjadi di daerah padang rumput. Artinya,
interaksi yang dilakukan oleh organisme- organisme padang rumput dengan komponen- komponen
biotik dan abiotik yang berada di lingkungannya. Ekosistem padang rumput ini adalah salah satu jenis

16
dari ekosistem daratan atau ekosistem terestial yang terbentuk secara alami. Ekosistem padang rumput
ini juga disebut dengan nama lain, yakni grassland atau stepa.

Ekosistem ini dipenuhi dengan hamparan rumput yag hijau, sehingga apabila kita memandangnya,
maka sejauh mata memandang kita akan melihat warna hijau yang segar dan mendamaikan. Ekosistem
padang rumput ini hanya ada di lingkungan wilayah yang memiliki iklim tropis.

e. Ekosistem Padang Pasir

Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan
sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil,
mamalia kecil serta berbagai jenis burung.

Ekosistem ini dipenuhi dengan hamparan rumput yag hijau, sehingga apabila kita memandangnya,
maka sejauh mata memandang kita akan melihat warna hijau yang segar dan mendamaikan. Ekosistem
padang rumput ini hanya ada di lingkungan wilayah yang memiliki iklim tropis.

Ekosistem gurun adalah salah satu daerah yang memiliki curah hujan yang sangat rendah, dengan
curah hujan yang seperti itu di daerah gurun pun juga mempunyai pola sebaran yang tidak teratur
sehingga ada di sebagian gurun yang tidak terkena hujan. tetapi dengan curah hujan yang rendah gurun
pasir memiliki tingkat penguapan yang sangat tinggi. sehingga daerah gurun menjadi sangat gersang dan
kering tentu sangat tidak cocok untuk di jadikan tempat tinggak oleh beberapa jenis makhluk hidup.

f. Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang ada di Bumi. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwasannya Bumi mempunyai jenis ekosistem, yakni ekosistem daratan dan juga ekosistem
air. Ekosistem pantai ini merupakan salah satu jenis dari ekosistem daratan. Meskipun bersebelahan
dengan ekosistem laut, namun ekosistem pantai adalah termasuk ekosistem daratan. Ekosistem pantai
diartikan sebagai ekosistem yakni sebuah kesatuan komponen baik biotik maupun abiotik yang berada di
sekitar pantai dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan
terbentuknya sebuah aliran energi. Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen-
komponen tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik dan juga siklus materi.

17
Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh
hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.

2.2.2 Macam-macam keanekaragaman non hayati


Jenis-jenis sumber daya nonhayati terbagi menjadi:

• Sumber daya fosil


• Sumber daya tanah

• Sumber daya air


• Sumber daya mineral
• Sumber daya matahari

• Sumber daya angin


Berikut penjelasan jenis dan contoh sumber daya alam nonhayati, yaitu:
1.Sumber daya fosil
Sumber daya fosil atau disebut juga bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang mengandung
hidrokarbon.
Sumber daya alam ini dihasilkan oleh fosil hewan, tumbuhan, jasad renik lautan, dan organisme lain yang
telah mati jutaan tahun yang lalu. Contoh sumber daya fosil adalah:

• Batu Bara
• Minyak Bumi
• Gas Alam
Sumber daya tanah
Tanah merupakan salah satu bagian yang menyusun permukaan bumi. Tanah menjadi sumber daya alam
nonhayati yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Tanah dihasilkan dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh berbagai organisme. Tanah mengandung
bahan organik, gas, mineral, udara, air, dan berbagai macam organisme.
Kualitas atau tingkat kesuburan tanah akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan tumbuhan.
Jenis tanah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu

• Tanah lempung (clay)

• Tanah lumpur (silt)


• Tanah pasir (sand) Sumber daya air

18
Air merupakan kebutuhan utama yang mendukung keberlangsungan kehidupan setiap makhluk hidup.
Kebutuhan air kini terus meningkat seiring dengan perkembangan kehidupan manusia.
Air dimanfaatkan hampir di setiap kegiatan manusia, seperti kegiatan rumah tangga, kegiatan industri, dan
kegiatan pertanian.
Sumber daya mineral
Sumber daya mineral merupakan sumber daya yang dihasilkan dari proses penambangan. Sumber
daya mineral memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, seperti bahan baku perhiasan, bahan
baku pembuatan peralatan rumah tangga, dan bahan baku pembuatan mesin.
Sumber daya mineral memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Namun, karena jumlahnya yang
terbatas, pemanfaatan sumber daya mineral harus dilakukan secara efisien.
Sumber daya mineral dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber daya mineral logam dan bukan
logam. Berikut uraiannya:
Sumber daya mineral logam
Sumber daya mineral logam terbagi lagi menjadi:

• Logam dasar terdiri dari seng, tembaga, timah, timbal, dan air raksa.
• Logam mulia terdiri dari platina, perak, dan emas.
• Logam besi dan paduan besi terdiri dari besi, mangan, wolfram, vanadium, titan, molibdenum,
nikel, kobalt, dan kromium.
• Logam ringan dan logam langka terdiri dari aluminium, uranium, indium, berilium, magnesium,
kadmium, bauksit, gallium, tantalum-niobium, yttrium, zirconium, torium, litium, dan logam tanah
jarang.

2.3 Manfaat keanekaragaman hayati dan non hayati

2.3.1 Manfaat keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragam ekosistem dan habitat disertai banyaknya spesies
hewan dan tumbuhan yang menghuni ekosistem tersebut. Terdapat berbagai jenis hewan dan tanaman unik
di Indonesia (baca : Flora dan Fauna Asli Indonesia yang Terancam Punah). Hal tersebut disebabkan karena
Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kedua benua di dunia tersebut turut
mempengaruhi keanekaragaman hayati di Indonesia. Manusia sebagai makhluk paling cerdas di bumi harus
bisa memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada secara bijak. Berikut adalah uraian tentang manfaat
keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.

1. Sebagai sumber pangan

Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati adalah sebagai sumber pangan. Manusia
membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas (baca : Energi Dalam Ekosistem). Energi tersebut diperoleh
dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan tersebut bisa berasal dari hewan maupun
19
tumbuhan. Beberapa contoh sumber bahan makanan yang dikonsumsi manusia dari berbagai jenis
hewan dan tumbuhan adalah :

• Bahan makanan berkarbohidrat yang berasal dari tanaman padi, singkong, jagung, sagu,
gandum, talas dan tanaman umbi- umbian lainnya.
• Bahan makanan berprotein yang berasal dari daging berbagai jenis hewan mamalia, unggas
maupun ikan. Misalnya daging ayam, daging sapi, kambing, ikan dan udang.
• Sayur- sayuran yang bersumber dari berbagai macam tanaman sayur seperti bayam, kangkung,
tomat, wortel, sawi, kubis, buncis dan lain- lain.
• Buah- buahan yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan buah. Misalnya apel, nanas, jeruk,
melon, semangka, durian, mangga dan lain sebagainya.
• Minuman yang kaya akan mineral dan vitaman seperti susu sapi dan susu kambing.

2. Sebagai sumber sandang

Salah satu kebutuhan manusia selain pangan adalah sandang. Pakaian yang digunakan manusia
berasal dari hewan dan tumbuhan. Meski seiring perkembangan zaman, pakaian dibuat dari bahan-
bahan sintesis tetapi masih ada beberapa produk fashion yang dibuat dari bagian tubuh hewan atau
tumbuhan tertentu. Contohnya yaitu :

• Kain dibuat dari kapas yang merupakan buah dari tanaman randu.
• Kain sutra terbuat dari pintalan benang yang berasal dari ulat sutra.
• Songket dan kain tenun yang terbuat dari berbagai macam serat tumbuhan.
• Jaket wol dibuat dari rambut domba dan biri- biri.
• Jaket kulit, tas dan ikat pinggang dibuat dari kulit berbagai jenis hewan reptil seperti ular dan
buaya.
• Pakaian tradisional dan aksesorisnya banyak yang memanfaatkan tulang belulang hewan, bulu
burung dan merak, serta kulit kayu.

3. Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan

Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa mengembangkan
potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut.Dengan meneliti flora dan manusia bisa mendalami
berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian tersebut akan menghasilkan berbagai metode

20
keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif buatan pada hewan maupun tumbuhan. Ilmu
pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna bagi manusia jika keanekaragaman hayati sebagai
sumber ilmu itu sendiri terus dijaga eksistensinya.

4.Sebagai sumber pendapatan

Mata pencaharian manusia banyak yang bergantung pada kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan.
Bahkan salah satu sumber devisa negara berasal dari ekspor kayu, minyak sawit dan bagian tumbuhan-
tumbuhan tertentu lainnya. Contoh mata pencaharian yang beehubungan dengan keanekaragaman hayati
adalah :

• Petani – Bermacam- macam tanaman pertanian dimanfaatkan petani sebagai sumber


pendapatan, diantaranya adalah tanaman padi, jagung, kacang hijau dan lain sebagainya (baca :
Pertanian Lahan Basah dan Lahan Kering).
• Nelayan – Sebagai pencari ikan, nelayan menggantungkan pendapatan pada banyaknya ikan
yang mereka peroleh .
• Petani tambak – Beberapa jenis ikan, udang dan kerang dibudidayakan agar menjadi sumber
penghasilan bagi petani tambak.
• Peternak – Banyak masyarakat Indonesia yang memelihara beberapa jenis hewan unggas
maupun mamalia pemamah biak untuk diambil telur dan dagingnya. Misalnya sapi, kambing,
kerbau, ayam dan itik. Para peternak mendapatkan penghasilan dari penjualan telur, daging dan
susu hewan peternakan tersebut.
• Industri perkebunan – Tumbuhan perkebunan yang sering ditanam adalah tebu dan
tehsebagaiagai Aspek Budaya

5.Sebagai bahan obat- obatan

Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat ditanam di
rumah sebagai tanaman obat keluarga (toga). Selain itu, teknologi yang terus berkembang membantu
industri jamu atau obat tradisional untuk mengetahui manfaat dari setiap bagian tanaman yang berkhasiat.
Penggunaan tanaman sebagai obat ini lebih aman dan mengurangi efek samping. Contoh beberapa tanaman
obat yang sering digunakan yaitu tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih, buah mengkudu
dan alang- alang.

21
6. Meningkatkan Produktivitas Ekosistem

Salah satu manfaat keanekaragaman hayati adalah dapat meningkatkan produktivitas ekosistem
dari masing-masing spesies. Meski sekecil apapun peranan dari setiap spesies, produktivitasnya akan
bermanfaat bagi suatu ekosistem. Misalnya, berbagai macam tanaman yang dapat dikonsumsi oleh
hewan dan manusia, atau bahkan dapat dijadikan obat-obatan.
Ekosistem akan menjadi lebih aktif dengan adanya manfaat dari setiap spesies tersebut.

7. Menjamin Keberlanjutan Alam

Adanya keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk menjamin keberlanjutan alam. Semua
spesies dalam ekosistem akan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Contohnya adalah tanaman-tanaman bakau di pantai yang dapat menjaga bibir pantai dari abrasi air
laut. Manfaat ini dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan sehingga keberlanjutan alam akan
terjaga.

8. Menjaga Keseimbangan Alam

Keanekaragaman hayati juga menjadi elemen penjaga keseimbangan alam. Tanpa keragaman,
alam akan menjadi tidak seimbang. Misalnya, pada ekosistem hutan hujan tropis yang menjadi
habitat dari berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan. Bisa dibayangkan jika ekosistem hutan
hujan tropis tidak ada, maka alam akan menjadi tidak seimbang.

9. Meningkatkan Taraf Kehidupan Manusia

Keanekaragaman hayati menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan taraf hidup
manusia. Karena kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sumber daya alam, yang berasal dari
keanekaragaman dalam tiap tingkatan.

10. Menyediakan Perlindungan Alami

Keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk memberikan perlindungan secara alami dan
sejumlah keuntungan lain bagi alam dan manusia. Misalnya, adanya perlindungan terhadap sumber
daya air, perlindungan terhadap banjir, perlindungan terhadap tanah longsor, kesehatan tanah, dan
sebagainya. Tanpa keanekaragaman hayati, tidak mungkin alam menjadi tempat yang sehat untuk
dihuni manusia.
22
11. Manfaat edukasi dan Hiburan

Disamping manfaatnya bagi alam dan kehidupan, keanekaragaman hayati juga memiliki
manfaat lainnya di bidang edukasi dan hiburan. Keberadaannya bisa dijadikan objek penelitian dan
pendidikan, serta pariwisata.

2.3.2 Manfaat keanekaragaman non hayati


tidak bisa dipungkiri bahwa keanekaragaman hayati yang ada di bumi memberikan banyak sekali
manfaat. Untuk lebih jelasnya manfaat-manfaat itu dibagi menjadi empat
1.Bidang Ekologi
Manfaat dari keanekaragaman hayati pada bidang ekologi berupa paru-paru dunia dan menjaga
kestabilan iklim. Paru-paru dunia dapat diartikan sebagai sumber oksigen yang ada di bumi yang di mana
sumber oksigen tersebut sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup.

2.Bidang Pangan dan Sandang


Sudah bukan hal asing lagi kalau manusia flora dan fauna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti
yang kita tahu protein hewani berasal dari hewan yang ada di daratan atau di perairan. Sedangkan bahan
utama pembuatan pakaian berasal dari tumbuh-tumbuhan.

3. sebagai sumberdaya kehidupan makhluk hidup

Air dan udara merupakan dua contoh SDA non hayati yang berperan sebagai sumber kehidupan makhluk
hidup. Tanpa kedua elemen tersebut, makhluk hidup tidak akan bisa bernafas dan melangsungkan hidupnya.

4. manfaat di sektor ekonomi

Disektor ekonomi, SDA non hayati banyak sekali manfaatnya. Contohnya pada bahan tambang, ini akan
memberikan dampak ekonomi bagi para penambang yang menjual hasil tambang. Para penambang ini
bukan saja mereka yang sekelas perusahaan, tapi penambang tradisional yang menambang diarea tebing
atau sungai juga termasuk. Selain itu air juga memberikan manfaat ekonomi apabila dijual didaerah yang
mengalami kelangkaan air bersih.

23
2.4 Kekayaan jenis hayati dan non hayati di Indonesia

2.4.1 Kekayaan jenis hayati

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi.
Indonesia terletak di daerah tropis, ini menyebabkan memiliki tingkat curah hujan yang cukup tinggi.
Sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah yang subtropis
(iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari
berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia.

Dalam buku Melestarikan Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna, Indonesia dikenal sebagai salah
satu negara yang mempunyai "mega diversity" jenis hayati dan merupakan "mega center"
keanekaragaman hayati dunia. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati sebanding dengan Brazil
yang mempunyai daratan lebih dari lima kali besarnya.

Keanekaragaman hayati Indonesia yang jumlahnya sangat tinggi, baru sekitar 6.000 spesies
tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk menunjang kebutuhan hidupnya.

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), keanekaragaman hayati


Indonesia memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan negara lain. Keunikannya adalah disamping
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas,
juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan
tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas).

• Flora (tumbuhan)

Flora di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora


Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia,
dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai
kelompok flora Malesiana.

Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi.
Didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan
biji bersayap. Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah. Cirinya

24
dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan.
Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan
Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sementara itu di Indonesia bagian timur tipe hutannya berbeda. Mulai dari Sulawesi hingga
Papua terdapat hutan non-Dipterocarpaceae.

• Fauna (hewan)

Hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia
(Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan.

Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan memiliki ciri:

• Banyak species mamalia yang berukuran besar


• Terdapat berbagai macam kera
• Terdapat hewan andemik
• Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik,tetapi dapat berkicau

Sementara itu hewan-hewan yang berada di Indonesia bagian timur, yakni Irian, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australi memiliki ciri sebagai berikut:
• Mamalia berukuran kecil
• Banyak hewan terkantung
• Tidak terdapat spesies kera
• Jenis jenis burung memiliki warna yang beragam

2.4.2 Kekayaan jenis non hayati

Berdasarkan kesinambungannya, sumber daya alam non hayati dibedakan menjadi tiga jenis
yakni :
1. Sumber daya alam yang dapat pulih
Merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya bisa terus ada karena proses
pembentukannya berlangsung cukup cepat, entah karena proses pembentukannya berlangsung
secara natural atau melalui bantuan manusia. Contohnya seperti oksigen, yang tidak pernah
habis meski milyaran orang bernafas menggunakan oksigen. Hal ini karena proses pembentukan

25
oksigen berlangsung cepat oleh tumbuhan. Selain itu ada sinar matahari, air, angin dan
gelombang air laut.
2. Sumber daya yang tidak dapat pulih
Sumber daya alam yang tidak dapat pulih berarti sumber daya yang ketersediaannya tidak
bisa berkesinambungan, meski ketersediaan sumber daya alam ini cukup melimpah tapi apabila
digunakan maka akan suatu saat akan menemui kelangkaan. Penyebab sumber daya alam ini
tidak bisa berkesinambungan, karena proses pembentukannya cukup lama sehingga tidak mampu
menjamin ketersediaannya apabila dipakai secara terus menerus. Contohnya adalah bahan-bahan
tambang dan bahan bakar fosil yang bisa terbentuk secara alami selama ratusan juta tahun.
3. sumber daya alam dengan sifat gabungan sumber daya alam ini sebenarnya dapat pulih
namun apabila proses pemulihannya tidak berlangsung atau terganggu maka akan menyebabkan
rusaknya sumber daya alam tersebut sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Contohnya tanah, apabila tidak dipulihkan tanah yang subur bisa menjadi tanah yang tandus atau
padang pasir yang tidak subur.

Contoh keanekaragaman atau sumber daya non hayati:


1. Air
Air merupakan salah satu elemen penting yang sangat dibutuhkan makhluk hidup
untuk bertahan hidup. Karena air ini berfungsi pada segala aspek, baik untuk minuman,
pengairan, pelarut dan sumber energy listrik.

Oleh sebab itu air merupakan sumbe daya inti yang dibutuhkan semua makhluk
hidup. Untung saja air masuk kedalam sumber daya alam non hayati yang bisa
diperbaharui.
2. Udara
Di dalam atmosfer bumi terkandung beberapa jenis udara, contohnya oksigen dan
karbondioksida yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Oksigen dibutuhkan oleh
manusia dan hewan untuk bernafas, sementara karbondioksida dibutuhkan tumbuhan
untuk berfotosintesis. Baik oksigen dan karbondioksida, sama-sama tersusun dari
material tak bernyawa yang bisa diperbaharui. Karena manusia memproduksi
karbondioksida dari oksigen, sementara tumbuhan memproduksi oksigen dari
karbondioksida.
3. Tanah

26
Tanah merupakan media yang paling mudah untuk bercocok tanam, apalagi jika
tanah tersebut sangat subur maka tumbuhan yang ditanam bisa tumbuh dengan subur
pula. Sehingga dengan memanfaatkan tanah, manusia bisa menanam padi untuk
memastikan ketersediaan sumber makanan.
Selain untuk bercocok tanam, tanah juga punya manfaat lain yakni sebagai tempat
berpijak dan membangun bangunan. Sehingga bisa dikatakan segala aktifitas manusia
berada diatas tanah.
4. Sinar matahari
Sinar matahari juga merupakan sumber energi, karena sinar matahari ini dibutuhkan
oleh tumbuhan untuk berfotosintesis.
Selain itu sinar matahari juga berguna bagi manusia karena sinar matahari mengandung
vitamin D. Di sektor energi alternatif, sinar matahari juga berguna sebagai pembangkit
listrik tenaga surya. Sinar matahari ini masuk kedalam sumber daya alam non hayati
karena merupakan pancaran sinar yang notabene tidak bernyawa. Lalu apakah matahari
masuk ke sumber daya alam yang bisa diperbaharui atau tidak ?. Ini masih
diperbedatkan, pasalnya matahari berkobar untuk menghasilkan sinar. Para ilmuan pun
memprediksi kalau kapanpun waktunya matahari bisa padam apabila bahan bakar yang
menyebabkan matahari berkobar itu habis. Hanya saja, prediksi matahari akan padam
tersebut cukup lama yakni sekitar 10 milyar tahun lagi. Sehingga meski tidak bisa
diperbaharui, matahari memiliki energi yang sangat amat melimpah.
5. Angin
Angin dan udara itu berbeda, angin merupakan udara yang berhembus. Jadi angin
itu memiliki aliran sementara udara kadang tidak. Angin masuk kedalam sumber daya
alam karena angin ini bermanfaat bagi mahkluk hidup. Contohnya untuk para nelayan,
angin dijadikan energi untuk menggerakan perahu, sementara di sektor energi alternatif
angin dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.
6. Bahan tambang
Ada banyak sekali sumber daya alam yang terkandung dibawah tanah. Salah
satunya, gas bumi dan minyak bumi yang sampai sekarang masih menjadi kebutuhan
utama meski sudah ada biofuel. Selain bahan bakar, sumber daya alam lain yang didapat
dari proses penambangan adalah emas, tembaga, nikel, batubara dan lainnya.
Bahan tambang ini masuk kedalam sumber daya alam non hayati yang tidak bisa
diperbaharui, alasannya bahan-bahan tersebut terbentuk secara alamiah selama ratusan

27
juta tahun. Sehingga meski ketersediaannya melimpah, tidak akan mampu untuk
berkelanjutan.
7. Iklim
Ada beberapa tanaman yang memanfaatkan iklim agar bisa tumbuh dengan efektif.
Contohnya padi yang banyak ditanam saat musim hujan karena pengairan padi akan
lebih efektif saat musim hujan. Selain itu, produksi garam tradisional akan meningkat
saat musim kemarau karena sinar matahari lebih lama dibandingkan musim hujan. Dari
hal itulah iklim masuk kedalam sumber daya alam non hayati karena berguna bagi
manusia.

2.5 Nilai dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati

Manfaat keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman
hayati. Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan
peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka serta endemik yang
memiliki penyebaran terbatas.
Begitu banyaknya sumber daya alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia, tidak salah bila
Indonesia disebut sebagai kawasan utama dalam berbagai penelitian dunia. Hingga saat ini, berbagai
bentuk keanekaragaman hayati terus diselidiki terutama di daerah hutan hujan tropis dan sebagian besar
hutan tersebut ada di Indonesia.
Dalam hutan hujan tropis tersebut diperkirakan terdapat jutaan spesies yang belum teridentifikasi.
Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilai
pendidikan, nilai estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai religious.
1. Nilai Biologi
Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen hampir 100% berkat jasa
keanekaragaman hayati. Seluruh penduduk di dunia, kebutuhan makanannya bergantung kepada
tumbuhan dan hewan yang langsung diambil dari alam. Para ilmuwan dunia percaya bahwa sekitar 80
ribu spesies tumbuhan dapat dimakan. Namun, hanya 30% spesies saja yang mampu menyediakan 90%
kebutuhan gizi manusia.
Banyak industri yang memerlukan bahan baku dari keanekaragaman hayati hewan dan tumbuhan,
seperti industri benang memerlukan beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Selain itu, ada industri kertas
memerlukan jutaan ton batang tumbuhan, begitu pula industri obat obatan dan kosmetik memerlukan
berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki khasiat tertentu.
2. Nilai Pendidikan

28
Keanekaragaman hayati dapat digunakan sebagai pembelajaran dan sumber penelitian.
Keanekaragaman hayati masih dilakukan penelitian dalam pencarian potensi suatu organisme,
pemuliaan flora dan fauna, mencari sumber alternative energi dan pangan, maupun pelestarian alam.
3. Nilai Estetika dan Budaya
Keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika yang memberikan keindahan sebagai sarana untuk
memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan pada orang yang menikmatinya. Keanekaragaman hayati
juga memberikan pemandangan alam yang indah.
Tidak mengherankan apabila para wisataawan mancanegara senang berkunjung ke kawasan hutan
alam, sungai, arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak sedikit keanekaragaman hewan mempunyai
bentuk fisik yang bagus dan perilaku lucu, sehingga dijadikan incaran koleksi manusia.
4. Nilai Ekologi
Keberadaan keanekaragaman hayati pada suatu daerah sangat berperan besar untuk menjaga proses
ekosistem, seperti daur zat dan aliran energi. Disamping itu, keberadaan keanekaragaman hayati, berupa
keanekaragaman tumbuhan mempunyai peran besar dalam menjaga tanah dari erosi dan terjaganya
proses fotosintesis.
Dalam skala luas, keanekaragaman tumbuhan menjaga daerah aliran sungai serta stabilitas iklim.
Sedangkan keanekaragaman hewan akan berpengaruh terhadap rantai makanan, jika salah satu ada
hewan berkurang bahkan punah akan mengganggu keseimbangan rantai makanan.
5. Nilai Religius
Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran
Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini dengan berbagai macam keindahan. Manfaat
keanekaragaman hayati mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dengan memenuhi kebutuhan
primer maupun sekunder.
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi atau mutlak meliputi sandang,
pangan, papan, dan udara segar. Sedangkan kebutuhan sekunder bertujuan untuk memenuhi kenikmatan
hidup meliputi rekreasi dan transportasi.

2.6 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan non hayati


Ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati di seluruh wilayah dunia adalah karena perubahan
penggunaan lahan dan udara (50%). Perubahan penggunaan lahan dan air dalam hal ini yaitu Pencatatan
yang dilakukan terus menerus, yang tidak berkelanjutan, serta penambangan pertanian/penggalian.
Ancaman terbesar kedua adalah eksploitasi berlebihan pada spesies (24%), yakni ketika manusia sengaja
membunuh/satwa tertentu untuk spesies atau penangkapan besar-besaran.

29
Ancaman ketiga, invasi oleh spesies/satwa dan menyebarkan penyakit (13%). Invasi oleh
spesies/satwa tertentu terjadi karena habitat asli mereka yang rusak, sehingga mereka mencari habitat lain
dan akan menyerang spesies/satwa asli. Spesies/satwa yang melakukan invasi juga bisa menyebarkan
penyakit baru yang sebelumnya tidak ada di lingkungan.
Sementara, ancaman keempat dan kelima adalah polusi (7%) dan perubahan iklim (6%). Polusi
dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan reproduksi bagi spesies/satwa. Perubahan iklim juga dapat
mengacaukan sinyal spesies/satwa untuk bermigrasi dan reproduksi.
Laporan ini juga menyebutkan bahwa dunia telah kehilangan lebih dari dua per tiga populasi satwa liar
dalam waktu kurang dari 50 tahun (1970-2016). WWF bahwa manusia merusak alam pada yang tidak
pernah terjadi sebelumnya.
Parahnya ancaman saat ini adalah pada pemanfaatan keanekaragaman hayati yang secara ekonomi
masih terlalu berorientasi pada keuntungan besar tanpa memperhatikan adanya dampak parah terhadap
kerusakan lingkungan.
Masalah utama dalam keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah turunnya keanekaragaman
hayati dikarenakan faktor pencemaran lingkungan hidup hayati (meliputi: air, tanah, udara, hutan dan
laut).
Faktor-faktor berikut ini adalah penyebab masalah keanekaragaman hayati yang dapat dibagi
menjadi dua jenis faktor, yaitu faktor yang terjadi secara alami (sebab alam) dan faktor yang terjadi
sebab dari kegiatan manusia (antropogenik).
1. Faktor Alami
Faktor-faktor alami ini berkaitan dengan masalah perilaku adaptasi suatu spesies atau organisme.
Apabila dapat beradaptasi dengan baik terhadap suatu kondisi yang baru, maka organisme tersebut akan
bertahan hidup. Namun, apabila spesies itu tidak dapat beradaptasi secara baik, maka organisme atau
spesies tersebut tidak akan dapat bertahan hidup.
2. Faktor antropogenik
Faktor antropogenik merupakan faktor yang cenderung paling mengakibatkan kerusakan pada
lingkungan. Hal tersebut terjadi sebab faktor ini mencakup kegiatan dan hal seperti pertambahan jumlah
penduduk, kurangnya pemahaman dan kesadaran diri sendiri dan kelompok akan kepedulian untuk
senantiasa menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu, karena pesatnya pembangunan dan dibarengi
penegakan hukum yang lemah membuat keanekaragaman hayati yang ada dapat di eksplor secara liar.

30
BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.1.1 Kesimpulan keanekaragaman hayati


keanekaragaman hayati merupakan sumber daya yang disediakan alam semesta. Setiap mahluk hidup
memiliki peran demi berlangsungnya keseimbangan kehidupan. Hilangnya suatu peran dapat
mengakibatkan rusaknya rantai kehidupan. Kukang merupakan hewan unik yang beberapa tahun terakhir
mengalami penurunan populasi yang semakin menghawatirkan, penyebabnya adalah ulah manusia yang
kurang paham akan pentingnya
Melestarikan lingkungan, dan buruknya pengetahuan tentang mitos serta Klenik yang beredar di
masyarakat. Perancangan ini mencoba mengkombinasikan unsur pengetahuan alam dan hukum yang
berlaku di indonesia untuk memberikan informasi yang akurat kepada target audiens. penulis meyakini
bahwa media konsep art film animasi kekang kukang ini bisa ikut andil dalam memahami serta
melestarikan lingkungan sebagai tanggung jawab yang sudah semestinya kita emban bersama.
perancangan ini berisikan enam karakter utama atau yang terlibat secara langsung dalam cerita, empat
karakter pendukung yang melengkapi jalannya cerita, empat latar tempat peristiwa, tujuh infografis yang
bisa dikoleksi audiens, dan segala proses yang terjadi dalam pembuatan logo “Kekang Kukang”.karya buku
konsep art film animasi “Kekang Kukang” ini dapat memberikan pendidikan dan informasi tentang
pentingnya menjaga kelestarian alam terutama spesies kukang yang harus dilindungi populasinya. terlebih
buku ini memiliki unsur fantasi yang menarik sehingga generasi muda lebih tertarik dalam menggali
informasi yang disajikan.

31
3.1.2 Kesimpulan keanekaragaman non hayati
Sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup.
Sehinggga SDA ini tidak bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan ataupun sandang oleh manusia. Sumber
daya alam non hayati itu tidak bermula dan tidak berakhir. Karena sumber daya alam ini merupakan proses
alami dalam kehidupan. SDA non hayati memiliki jumlah yang banyak. Sehingga bisa dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan,
hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Sumber daya
alam nonhayati adalah sumber daya alam yang berasal bukan dari makhluk hidup. Yang termasuk sumber
daya alam nonhayati misalnya: air, angin, tanah, dan benda tambang.

Pada dasarnya Alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh
karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan
keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan
mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya
alam nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian karena
sumber daya alam bersifat terbatas

3.2 Saran

Didalam kehidupan ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman baik hewan maupun tumbuhan.Untuk
mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya
untuk melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada pihakpihak yang bertanggung jawab atas
perusakan tersebut.

Sebagai kader bangsa, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati
dan nilai pentingnya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mahasiswa akan memeliki kepekaan untuk
menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan keanekaragaman hayati dan non hayati Indonesia secara
berkelanjutan.

32
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan
ke1).Bandung : Yrama Widya.
Henny Riandari. 2014. Biologi untuk Kelas X SMA dan MA.Solo : Global
Mochamad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Supardi. 1994. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.Bandung : Alumni
Anonim. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pus
Widodo, dkk. 2007. Alamku Sains 3 Untuk Sekolah Dasar kelas III. Jakarta: PT Bumi Aksara.
33
Widodo, dkk. 2007. Alamku Sains 4 Untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jakarta: PT Bumi Aksara.
UCN-UNEP, WWF, Bumi Wahana,
Strategi Menuju Kehidupan yang Berkelanjutan. Jakarta: PT. Gramedia.
Salim, E. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Penerbit Djambatan.

Soerjani, M., Rofiq, M. Dan M. Rozy, M. 1987. Lingkungan Sumberdaya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press.
Tim Penyusun Bahan Ajar PLH. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup Semarang: UNNES Press

34

Anda mungkin juga menyukai