Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGANTAR BIOKONSERVASI
“PENANGANAN ILLEGAL FISHING DI PERAIRAN LAUT
INDONESIA”

Dosen Pembimbing:
Dr. Dra. Erry Wiryani, M.S.

Disusun oleh:
Tadzkirotul Laili Nur Fahma
NIM. 24020119120002

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020

i
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................2

2.1 Perairan Laut Indonesia..............................................................................2


2.2 Illegal Fishing....................................................................................2

BAB III ISI...........................................................................................................3

2.1 Potensi Kelautan Indonesia.....................................................................3


2.2 Illegal Fishing di Perairan Indonesia.................................................3
2.3 Penyebab Illegal Fishing di Perairan Indonesia.................................4
2.4 Penanganan Illegal Fishing di Perairan Indonesia.............................4

BAB IV KESIMPULAN......................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Penanganan Illegal Fishing di Perairan Laut Indonesia” ini.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Tak lupa penulis juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Erry Wiryani, M.S. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Biokonservasi.

Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala masukan dan kritikan yang konstruktif sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi para pembaca.

Semarang, 4 April 2020

Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah perairan laut Indonesia yang luasnya mencapai 5,8 juta km2
(75% dari total wilayah Indonesia) terkandung sumber daya perikanan yang
besar. Melimpahnya sumber daya perikanan di perairan laut Indonesia ternyata
telah menarik perhatian pihak asing untuk juga dapat menikmatinya secara ilegal
melalui kegiatan illegal fishing. Kegiatan illegal fishing tersebut dilakukan oleh
nelayan-nelayan asing dari negara-negara tetangga di kawasan yang memasuki
perairan Indonesia secara ilegal. Melalui berbagai modus, nelayan asing tersebut
menangkap ikan di perairan Indonesia dan selanjutnya diperjualbelikan di luar
Indonesia dengan keuntungan yang berlipatganda. Penangkapan ikan secara
ilegal tersebut telah merugikan negara baik secara finansial maupun dalam
kelestarian lingkungan perairan. Para nelayan illegal banyak yang sengaja
menggunakan bahan-bahan yang dapat merusak ekosistem laut Indonesia. Maka
dari itu diperlukan penanganan serius untuk mengatasi maraknya illegal fishing
di perairan Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu illegal fishing ?
2. Mengapa illegal fishing marak di perairan laut Indonesia ?
3. Bagaimana cara mengatasi maraknya illegal fishing di perairan laut
Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi illegal fishing.
2. Mengetahui penyebab maraknya illegal fishing di perairan laut Indonesia.
3. Mengetahui cara mengatasi maraknya illegal fishing di perairan laut
Indonesia.
D. Manfaat
1. Memberikan informasi mengenai definisi illegal fishing.
2. Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga perairan laut di
Indonesia.
3. Memberikan wawasan mengenai penyebab dan cara mengatasi maraknya
illegal fishing di perairan laut Indonesia.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perairan Laut Indonesia
Wilayah perairan Indonesia yang luas dengan sumber daya kelautan yang
besar memiliki arti penting bagi Indonesia karena di dalamnya terkandung,
antara lain, sumber daya perikanan yang memiliki potensi besar sebagai sumber
pertumbuhan ekonomi baru serta menjadi salah satu penghela (prime mover)
pembangunan nasional. Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia memiliki perairan laut sekitar 5,8 juta km2 (75 persen dari total
wilayah Indonesia) yang terdiri dari 0,3 juta km2 perairan laut teritorial; 2,8 juta
km2 perairan laut nusantara; dan 2,7 juta km2 laut Zona Ekonomi Ekslusif
Indonesia (ZEEI) (Dahuri, 2010).
Sebagai negara maritim, Indonesia menyimpan potensi kekayaan sumber
daya kelautan yang belum dieksplorasi dan dieksploitasi secara optimal, bahkan
sebagian belum diketahui potensi yang sebenarnya dan untuk itu perlu data yang
lengkap, akurat sehingga laut sebagai sumber daya alternatif yang dapat
diperhitungkan pada masa mendatang akan semakin berkembang. Prakiraan nilai
potensi kelautan Indonesia yang pernah dihitung para pakar dan lembaga terkait
dalam setahun mencapai 149,94 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.994 triliun
(Muhamad, 2012).

B. Illegal Fishing
Penangkapan ikan ilegal atau sering disebut dengan illegal fishing adalah
penangkapan ikan yang dilakukan dengan melanggar hukum yang telah
ditetapkan di perairan suatu negara. Definisi penangkapan ikan ilegal biasanya
beriringan dengan penangkapan ikan yang tidak diregulasi dan yang tidak
dilaporkan, sehingga menyulitkan otoritas setempat untuk memantau sumber
daya yang telah dieksploitasi. Tangkapan oleh nelayan tradisional umumnya
tidak perlu dilaporkan karena jumlahnya relatif kecil. Sedangkan penangkapan
oleh kapal penangkap ikan berukuran besar wajib mendaftarkan diri dan
melaporkan total tangkapannya di pelabuhan setempat (Kurniawan, 2016).
Illegal fishing berasal dari kata illegal yang berarti tidak sah atau tidak
resmi7. Fishing merupakan kata benda yang berarti perikanan dari kata fish
dalam bahasa Inggris yang berarti ikan mengambil, merogoh mengail, ataupun
memancing. Pengawas sumber daya kelautan dan perikanan kementerian
kelautan dan perikanan, memberi batasan pada istilah illegal fishing, yaitu
pengertian illegal, unreported, dan unregulated fishing yang secara harfiah dapat
diartikan sebagai kegiatan perikanan yang tidak sah, kegiatan perikanan yang
tidak diatur oleh peraturan yang ada, atau aktivitasnya tidak dilaporkan kepada
suatu institusi atau Lembaga pengelola perikanan yang tersedia (Kurniawan,
2016).

2
BAB III
PEMBAHASAN
A. Potensi Kelautan Indonesia
Indonesia merupakan suatu negara maritime, dimana Indonesia menyimpan
potensi kekayaan sumber daya kelautan yang melimpah. Meskipun demikian sumber
daya ini belum dieksplorasi dan dieksploitasi secara optimal, bahkan sebagian belum
diketahui potensi yang sebenarnya. Hal ini sesuai pendapat Muhamad (2012) yang
menyatakan bahwa untuk melakukan eksplorasi perlu data yang lengkap, akurat
sehingga laut sebagai sumber daya alternatif yang dapat diperhitungkan pada masa
mendatang akan semakin berkembang. Prakiraan nilai potensi kelautan Indonesia
yang pernah dihitung para pakar dan lembaga terkait dalam setahun mencapai 149,94
miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.994 triliun. Potensi kelautan Indonesia tersebut
meliputi perikanan senilai 31,94 miliar dollar AS, wilayah pesisir lestari 56 miliar
dollar AS, bioteknologi laut 40 miliar dollar AS, wisata bahari 2 miliar dollar AS,
minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS dan transportasi laut sebesar 20 miliar
dollar AS.
Selain krusial pada nlai ekonomi perairan laut di Indonesia juga merupakan
lahan biodiversitas spesies perairan. Keanekaragaman hayati baik tumbuhan maupun
hewan sangat berlimpah. Hal ini sesuai pendapat Muhamad (2012) yang menyatakan
bahwa kekayaan laut hayati yang ada di perairan Indonesia meliputi aneka jenis ikan,
udang dan crustacea lainnya, molusca dan teripang, cumi, sephia, bunga karang,
penyu laut, mamalia laut dan rumput laut. Adapun jenis-jenis ikan yang terdapat di
perairan Indonesia meliputi ikan pelagis besar (seperti tuna, cakalang, marlin,
tongkol, tengiri dan cucut); ikan pelagis kecil (layar, selar, layang, teri, tembang,
lemuru, dan kembung); ikan demersial (seperti kakap, kerapu, manyung, pari, bawal,
gulamah, layur, peperek, kuniran dan beloso); ikan karang komersial (contohnya
napoleon, kerapu tikus, kakap merah, beronang, lencam dan ekor kuning); udang;
lobster dan cumi-cumi.

B. Illegal Fishing di Perairan Indonesia


Perairan di sekitar Kalimantan Barat merupakan salah satu tempat yang
menarik perhatian para nelayan asing untuk melakukan kegiatan illegal fishing.
Kegiatan illegal fishing banyak dilakukan di ZEEI Laut Cina Selatan dan juga di
sekitar perairan Kalimantan Barat. Kapal ikan asing tersebut umumnya berasal dari
Thailand, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Myanmar, dan beberapa dari RRC. Hal ini
sesuai pendapat Muhamad (2012) yang menyatakan bahwa Illegal fishing juga
menjadi persoalan serius di sekitar perairan Kepulauan Riau. Kepulauan Riau berada
di antara Laut Cina Selatan, Selat Malaka dan Selat Karimata, memiliki 2.408 Pulau
besar dan kecil, dan luas wilayahnya secara keseluruhan adalah sebesar 252.601
Km2, sebanyak 95% dari luas wilayah tersebut merupakan lautan dan sisanya
sebanyak 5% merupakan wilayah darat. Karena berbatasan langsung dengan negara-

3
negara tetangga maka Kepulauan Riau yang memiliki perairan kaya akan ikan
merupakan tempat yang paling strategis bagi terjadinya illegal fishing. Pelanggaran
kegiatan perikanan banyak terjadi di Laut Natuna dan ZEEI di Laut Cina Selatan, di
mana pelakunya umumnya adalah kapal ikan asing yang berasal dari Vietnam,
Thailand, RRC, dan Myanmar, sedangkan di Selat Malaka dilakukan nelayan
Malaysia (karena secara khusus bersinggungan dengan persoalan batas laut wilayah
yang belum selesai antara Indonesia dan Malaysia).

C. Penyebab Illegal Fishing di Perairan Indonesia


Luasnya wilayah perairan di Indonesia menjadi salah satu kendala dalam
melakukan pengawasan. Selain itu penangkapan ikan illegal juga disebabkan oleh
kurangnya sarana prasana yang memadai, masih kurangnya eksplorasi dari potensi
perairan laut, serta peningkatan pemenuhan kebutuhan stok ikan yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi. Hal ini sesuai pendapat Muhamad (2012) yang menyatakan
bahwa berdasarkan wawancara dengan berbagai pihak, diperoleh keterangan bahwa
penyebab terjadinya kegiatan illegal fishing di perairan Indonesia, antara lain,
adalah:
a) Terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan
b) Terbatasnya dana untuk operasional pengawasan
c) Terbatasnya tenaga polisi perikanan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
d) Masih terbatasnya kemampuan nelayan Indonesia dalam memanfaatkan
potensi perikanan di perairan Indonesia, terutama ZEE
e) Kebutuhan sumber bahan baku di negara pelaku illegal fishing sudah menipis
akibat praktik industrialisasi kapal penangkapnya sehingga daya tumbuh ikan
tidak sebanding dengan jumlah yang ditangkap, dan sebagai akibatnya,
mereka melakukan ekspansi hingga ke wilayah Indonesia
f) Kemampuan memantau setiap gerak kapal patroli pengawasan di laut
g) dapat diketahui oleh kapal ikan asing karena alat komunikasi yang canggih,
sehingga hasil operasi tidak optimal.

D. Penanganan Illegal Fishing di Perairan Indonesia


Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu melakukan penaatan dan
penegakan hukum serta melalui kerjasam bilateral antar dua negara. Pembuatan dan
penegakan Undang-Undang mengenai pengawasan dan sanksi tegas sangat
diperlukan. Hal ini sesuai pendapat Nikijuluw (2008) yang menyatakan bahwa
pengawasan merupakan mata rantai penting dalam perang melawan perikanan
illegal, unreported, unregulated (IUU). Tanpa pengawasan dan pengendalian di
lapangan, praktek IUU akan semakin liar dan buas. Berhasilnya pengawasan sangat
bergantung pada dua hal utama, yaitu peralatan pengawasan dan manusia pengawas.
Kedua hal inilah yang membentuk suatu sistem pengawasan perikanan. Selain itu
kerjasama bilateral menyasar empat negara tetangga yang sering memasuki wilayah

4
perairan Indonesia. Keempat negara tetangga tersebut adalah Malaysia, Thailand,
Vietnam, dan Filipina. Hal ini sesuai pendapat Muhamad (2012) yang menyatakan
bahwa setidaknya, ada empat negara tetangga yang perlu diperhatikan Indonesia
dalam penanggulangan illegal fishing secara bilateral. Keempat negara tetangga
tersebut adalah Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia dikarenakan para
nelayannya sering memasuki dan menangkap ikan secara ilegal di perairan
Indonesia.
Selain kerjasama bilateral dapat juga melakukan peningkatan sarana dan
prasarana pengawasan seperti pengadaan speed boat, pembangunan pos pengawasan,
alat komunikasi. Operasi pengawasan dipandang perlu untuk meningkatkan
keketatan penjagaan pada batas-batas wilayah perairan tertentu. Hal ini sesuai
pendapat Naim (2010) yang menyatakan bahwa operasi pengawasan ditujukan untuk
mengawasi operasional kapal ikan di laut, meliputi; aspek perizinan, ketaatan jalur
penangkapan, alat tangkap, alat bantu penangkapan dan pemasangan rumpon di laut.
Operasi pengawasan secara reguler dilakukan dengan speed boat milik Dinas
Kelautan dan Perikanan dan dibantu dengan kapal patroli miliki Departemen
kelautan dan Perikanan.

5
BAB IV
KESIMPULAN
1. Illegal fishing secara harfiah dapat diartikan sebagai kegiatan perikanan yang
tidak sah, kegiatan perikanan yang tidak diatur oleh peraturan yang ada, atau
aktivitasnya tidak dilaporkan kepada suatu institusi atau lembaga pengelola
perikanan yang tersedia.
2. Illegal fishing marak di Indonesia karena Indonesia memiliki wilayah perairan
yang sangat luas kurang dieksplorasi dan didata secara akurat sehingga
mengundang kapal nelayan asing untuk melintasi batas perairan Indonesia dan
melakukan penangkapan ikan secara Ilegal.
3. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi maraknya illegal fishing di
perairan laut Indonesia yaitu dengan penegakan hokum, kerjasama bilateral
dengan negara tetangga, peningkatan sarana dan prasarana, dan penjadwalan
operasi pengawasan di perbatasan wilayah perairan Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, Rokhmin. 2010. Cetak Biru Pembangunan Kelautan dan Perikanan Menuju
Indonesia Yang Maju, Adil-Makmur, dan Berdaulat. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Kurniawan, Beny. 2016. Penanggulangan Kejahatan Tindak Pidana Pencurian Ikan
(Illegal Fishing) di Kepulauan Riau. Batam: Universitas Internasional Batam.
Muhamad, Simela Victor. 2012. Illegal Fishing di Perairan Indonesia: Permasalahan
dan Upaya Penanganannya Secara Bilateral di Kawasan. Jurnal Politica. Vol.
3 (1): 59-85.
Naim, Armain. 2010. Pengawasan Sumberdaya Perikanan dalam Penanganan Illegal
Fishing di Perairan Provinsi Maluku Utara. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan
Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate). Vol. 3 Edisi 2: 1-14.
Nikijuluw, V. 2008. Dimensi Sosial Ekonomi Perikanan Ilegal (Blue Water Crime).
Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Anda mungkin juga menyukai