Anda di halaman 1dari 16

SUMBER DAYA PERIKANAN

IKAN MUJAIR

Dosen Pengampu : Ir. I Wayan Restu, M.Si

Disusun Oleh
Dresti Ngurah Dwi Saputra
1713521047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Makalah Sumber Daya Perikanan Ikan Mujair Tahun 2018 ini.
Makalah Sumber Daya Perikanan ini dengan baik meskipun ada
kekurangan didalamnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penulisanTugas Makalah Sumber Daya Perikanan Ikan
Mujair Tahun 2018 ini, terima kasih kepada Orang tua, yang selau
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis agar dapat
menyelesaikan laporan dengan tepat waktu. Dosen Pengampu mata kuliah
Sumber Daya Perikanan tahun 2018 Ir. I Wayan Restu, M.Si yang telah
mengajarkan tentang Sumber Daya Perikanan.
Penulis sangat berharap Tugas Makalah Sumber Daya Perikanan
Ikan Mujair Tahun 2018 ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
menambah ilmu pengetahuan tentang Sumber Daya Ikan yang ada di
Indonesia Tahun 2018 ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa, bagi
masyarakat dan para pembaca pada umumnya.

Bukit Jimbaran, 20 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan .................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
BAB III PENUTUP.................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 11
3.2 Saran ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perairan Indonesia yang meliputi dua pertiga wilayahnya merupakan
potensi sumberdaya hayati perikanan yang besar, dan belum seluruhnya
dapat dikelola dengan baik. Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan
masyarakat akan protein hewani yang berasal dari ikan, maka sudah
seharusnya pemanfaatan sumberdaya hayati perairan yang akan
menunjang perluasan kesempatan kerja dan dapat meningkatkan
pendapatan nelayan serta perbaikan gizi masyarakat. Sejalan dengan
pertumbuhan penduduk serta kondisi geografis yang memerlukan
peningkatan produksi komoditi perikanan.
Perikanan merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya ikan. Dalam lingkungan
sumberdaya ikan yaitu tempat hidup sumberdaya ikan, seperti biota dan
faktor alamiah sekitarnya, dilakukan pegolahan sumberdaya ikan, yang
bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan
berlangsung terus menerus, seperti kegiatan penangkapan ikan dan atau
pembudidayaan ikan.
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam bidang perikanan, diantaranya
adalah usaha perikanan sebagai usaha perorangan atau badan hukum
untuk menangkap atau membudidayakan ikan, seperti kegiatan
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia, sebagai
negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang
Perikanan. Dengan luas perairan laut sekitar 5,8 juta km2 (75% dari total
wilayah Indonesia) yang terdiri dari 0,3 juta km2 perairan laut territorial, 2,8
juta km2 perairan laut nusantara, dan 2,7 juta km2 laut ZEE Indonesia. Hal
ini merupakan potensi yang sangat bagus untuk pengembangan usaha
perikanan (Nyabakken, 1992).

1
Untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya kelautan berbagai cara
dapat dilakukan, antara lain mengusahakan dan mengembangkan
perikanan dalam rangka peningkatan daya guna dan daya saing komoditi
itu sendiri. Adanya usaha pendayagunaan komoditi perikanan baik yang
dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta telah dirasakan adanya
kemajuan yang mendorong pembangunan negara secara umum dan
perekonomian rumah tangga secara khusus.
Salah satu komoditi yang potensial untuk diusahakan adalah perikanan,
karena ikan merupakan komoditi yang dapat dipanen sepanjang tahun atau
tidak terlalu tergantung pada musim. Ikan merupakan komoditi yang sangat
dibutuhkan oleh manusia baik yang dikonsumsi langsung maupun yang
melalui proses lebih lanjut, seperti yang dikemukakan Dahuri R (1996)
sudah banyak penelitian yang menunjukkan besarnya manfaat
mengkonsumsi ikan, baik dari segi kesehatan, maupun dari harganya yang
relatif lebih murah dari pada sumber protein lain seperti daging.
Ikan mujair adalah jenis ikan konsumsi air tawar yang banyak diminati
oleh masyarakat. Ikan yang berasal dari family Cichlidae ini banyak di
temukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera dan Kalimantan. Jenis-
jenis ikan mujair yang sering dikenal yaitu mujair biasa, mujair merah, dan
mujair albino. Banyaknya kandungan gizi yang terdapat pada ikan mujair
menjadikan ikan ini salah satu ikan yang paling diincar.
Dengan adanya luas perairan umum Indonesia sebanyak 13 hektar,
menjadikan potensi untuk pembibitan ikan mujair ini sangat menjanjikan.
Disamping itu banyak potendi pendukung dari pemerintah dan swasta
dalam hal permodalan, program penelitian, penanganan penyakit,
penanganan budidaya, serta adanya kemudahan dalam perizinan import.
Hal ini lah yang membuat ikan mujair menjadi lebih terkenal karena
persyaratan lokasi dan cara – cara membudidayakannya tergolong mudah
disbanding ikan lain.
Dengan mengetahui bagaimana cara membudidayakan ikan mujair
dengan baik dan efisien, diharapkan dapat membantu para pengusaha
budidaya ikan atau perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang

2
perikanan menjalankan usahanya dengan mudah dan terstruktur dengan
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang sumber daya perikanan
Ikan Mujair adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Morfologi Ikan Mujair dan ciri-ciri Ikan Mujair Betina
dengan Ikan Mujair Jantan?
2. Bagaimana Kandungan Gizi dari Ikan Mujair?
3. Bagaimana cara memanajemen usaha Ikan Mujair secara efisien?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah sumber daya perikanan Ikan
Mujair adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui morfologi Ikan Mujair dan ciri-ciri ikan Mujair
Betina dengan Ikan Mujair Jantan.
2. Untuk Mengetahui Kandungan Gizi dari Ikan Mujair.
3. Untuk Mengetahui cara memanajemen usaha Ikan Mujair secara
efisien.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari sumber daya perikanan Ikan Mujair adalah
sebagai berikut:
1. Dapat Memahami morfologi Ikan Mujair dan ciri-ciri Ikan Mujair
Betina dengan Ikan Mujair Jantan.
2. Dapat Memahami Kandungan Gizi dari Ikan Mujair.
3. Dapat Memahami proses cara memanajemen usaha Ikan Mujair
secara efisien.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mujair

Gambar 2.1 Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)


(Sumber: Webb et al.,2007)
Historis Ikan mujair berasal dari perairan Afrika, yaitu sekitar dataran
rendah Zambezi, Shiré dan dataran pantai delta Zambezi sampai pantai
Algoa. Pada saat ini, ikan mujair telah tersebar luas sekurang-kurangnya
ke-90 negara di dunia, termasuk Indonesia. Ikan mujair diperkenalkan
sebagai ikan budi daya atau ikan komersial dan di Indonesia, ikan Mujair
awalnya diperkenalkan sebagai ikan hias. Klasifikasi ikan mujair menurut
Webb et al (2007) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis mossambicus
Ikan mujair dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain mujair biasa,
mujair merah dan mujair albino. Berdasarkan warna sisik, ikan ini dapat
dibedakan ke dalam lima varitas, yaitu mujair dengan warna sisik abu-abu,
abu-abu bercak putih, putih, hitam dan merah (Sugiarti, 1988).

4
2.2 Biologis atau Morfologi Ikan Mujair

Gambar 2.2 Morfologi Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)


(Sumber: Said, 2000)
Ikan Mujair merupakan jenis ikan air tawar, bentuk badan pipih dengan
warna abu-abu, coklat atau hitam. Mujair memiliki bentuk badan yang pipih
dan memanjang, bersisik kecil-kecil bertipe stenoid, tubuh memiliki garis
vertikal, sirip ekor memiliki garis berwarna merah. Warna ikan ini tergantung
pada lingkungan atau habitat yang di huni (Webb et al., 2007).
Mulutnya agak besar dan mempunyai gigi-gigi yang halus. Letak mulut
terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah
thoracic. Linea lateralis tidak sempurna atau terputus menjadi dua bagian.
Jumlah sisik pada garis rusuk bagian atas 18-21 buah dan pada garis rusuk
bagian bawah ada 10-15 buah. Sirip dada dan sirip perut berwarna hitam
kemerahan, sedangkan sirip punggung dan sirip ekor berwarna kemerah-
merahan pada ujung-ujungnya (Said, 2000).
Ciri-ciri khas dari ikan mujair yaitu dagu berwarna kekuning-kuningan
dan tanda tersebut biasanya akan terelihat lebih jelas pada ikan jantan yang
sudah dewasa. Ikan ini memiliki panjang tubuh dua sampai tiga kali dari
tinggi badannya (Setianto, 2012).

Gambar 2.3 Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)


(Sumber: Erika, Y, 2008)

5
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan untuk membedakan induk jantan dan
induk betina, yaitu pada betina terdapat tiga buah lubang pada urogenital,
yaitu dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urin. Ujung sirip berwarna
pucat kemerah-merahan, warna perut lebih putih, warna dagu putih, dan
jika perut ditekan tidak mengeluarkan cairan. Induk jantan memiliki dua
buah lubang pada urogenital, yaitu anus dan lubang sperma merangkap
lubang urin. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman, warna dagu kehitam-hitaman
dan kemerah-merahan, dan jika perut ditekan akan mengeluarkan cairan
(Popma dan Green, 1990 dalam Erika 2008).
2.3 Ekologi Ikan Mujair
Ikan mujair hidup di perairan tawar, seperti danau, waduk dan rawa.
Toleransinya yang luas terhadap salinitas, menyebabkan ikan ini juga dapat
hidup di air payau dan air laut (Setianto, 2012). Ersa (2008) menambahkan,
Ikan mujair bersifat herbivora, tetapi ikan ini juga mengkonsumsi detritus,
crustacea, bentos, dan berbagai bentuk makanan suplemen yang tersedia
di air.
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) mempunyai kecepatan
pertumbuhan yangrelatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan
pertumbuhannya akan menurun. Telur mujair dierami di dalam mulut induk
betina selama 3-4 hari. Larva yang baru menetas akan hidup dari kuning
telurnya selama 5-7 hari. Larva ikan mujair mulai bisa makan pada hari ke
delapan. Selama periode 14-17 hari larva mujair dilindungi oleh induk betina
di dalam mulutnya. Pada waktu tertentu larva ikan keluar dari mulut induk,
berenang di sekitar induk untuk mendapatkan pakan. Ketika lepas dari
perlindungan mulut induk betina, larva mujair biasanya sudah mencapai
ukuran 9-10 mm (Setianto, 2012).
Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairan yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Keasaman air (pH) yang
baik untuk perkembangan ikan mujair berkisar antara 5-8, dengan suhu air
berkisar antara 20-27ºC. Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi

6
pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl. Kualitas air
untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh, tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan limbah pabrik (Sugiarti, 1988).
Berat ikan dapat mencapai 120 sampai 200 gram dalam waktu empat
bulan dengan sedikitnya 80% yang dapat bertahan hidup. Panjang total
maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm. Ikan ini mulai bisa
berkembang biak pada umur 3 bulan, dan setealh itu ikan mujair dapat
berkembang biak setiap 1½ bulan sekali (Setianto, 2012).
2.4 Analisis Sosial Ekonomi Budaya Sumberdaya Ikan Mujair
Jika dilakukan dengan baik dan benar, pembudidayaan ikan Mujair
akan meraup untung 50% dari pengeluaran untuk produksi. Dengan
ketelatenannya, mampu membawa atau membimbing lebih giat dan
berhati–hati, keuntungan itu tentunya akan bisa lebih dari 50%. sangat
menguntungkan banyak pihak jika bisa sukses dan tentunya ikan mujair
akan menjadi ikan yang favorit dikalangan masyarakat mengalahkan jenis
daging konsumsi yang lain.
Perlu ketahui bahwa kandungan Ikan Mujair memiliki nilai gizi baik
untuk tubuh manusia, salah satunya sebagai bahan makanan yang memiliki
protein tinggi. Rasanya yang gurih meneyebabkan ikan disukai berbagai
kalangan masyarakat sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Menurut
Setianto (2012), ikan mujair merupakan salah satu sumber protein yang
tinggi, mengandung asam lemak tak jenuh (omega-3, Eicosapentaenoic
acid/EPA, Docosahexanoic acid/DHA) yang berfungsi untuk perkembangan
otak. Selain itu masih banyak lagi kandungan gizi dari ikan mujair ini, antara
lain air 80,0 g, protein 16,0 g, energi 86,0 kalori, lemak 2,0 g, kalsium 20,0
mg, besi 2,0 g, vitamin A 150,0.
Ikan mujair yang kaya akan gizi tersebut bisa juga dijadikan sebagai
makanan pengganti ikan laut, yang mana seperti kita ketahui harga ikan
laut semakin hari semakin mahal (Ersa, 2008). Menurut Setianto (2012),
tingginya kandungan gizi pada ikan, sangat berguna bagi kesehatan.
Konsumsi ikan secara kontiniu juga terbukti mampu menghambat dampak
buruk penyakit jantung. Menurut ahli gizi, mengkonsumsi ikan sebanyak 30

7
g dalam sehari dapat menurunkan resiko kematian akibat penyakit jantung
hingga 50% sehingga baik untuk mengkonsumsi dan memperbaiki gizi
dalam tubuh manusia.
2.5 Perkembangan Produksi Ikan Mujair
Sebelum Memproduksi Ikan Mujair, harus diketahui dulu bagaimana
teknis budidaya nya. Karena proses pembudidayaan Ikan Mujiar tentu
diharapkan akan berumur panjang dengan menghasilkan pemasukan yang
berlimpah. Jadi perlu memahami bagaimana pedoman – pedoman
budidaya ikan mujair ini. Adapun pedoman – pedoman tersebut adalah:
2.5.1 Penyiapan Sarana dan Prasarana
Sarana yang harus dipersiapkan didalam budidaya ika mujair ini
adalah kolam, peralatan dan persiapan media. Kolam yang sering
digunakan oleh kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam
pembesaran. Masing – masing kolam tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda – beda. Sedangkan peralatan yang digunakan dibagi dua, yaitu
peralatan untuk pembenihan dan peralatan untuk memanen/menangkap
ikan. Peralatan untuk pembenihan antara lain jala, waring, hapa, seser,
ember, timbangan skala kecil dan besar, cangkul, arit, pisau, dan piring
secchi. Sedangkan untuk penangkapan ikan yaitu warring, ayakan
panglembangan, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus, kekaban, lambit, scoopnet, seser, dan jaring segiempat.
Dan sarana yang terakhir yakni persiapan media. Maksud dari persiapan
media ini adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan,
penanaman bibit, dll. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, seperti
pengeringan kolam selama beberapa hari, pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan – ikan liar, melakukan pemupukan berupa pupuk buatan.
2.5.2 Pembibitan Ikan Mujair
Pembibitan Untuk mendapatkan ikan mujair yang berkualitas tinggi,
perlu diperhatikan penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan
pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri – ciri bibit dan
induk yang unggul. Dengan memperhatikan hal – hal dalam pembibitan ini
serta mengaplikasikannya dalam proses budidaya nantinya, tentu akan

8
menghasilkan ikan mujair yang berkualitas tinggi. Serta para calon
pembudidaya ikan mujair harus paham mengenai sistim pembibitan yang
cocok dipakai sesuai dengan jenis kolam yang akan digunakan. Karena
pada masing – masing jenis kolam akan membutuhkan perlakuan yang
berbeda pula. Lalu pembenihan, hal yang perlu diperhatikan yaitu
perlengkapan sarana dan prasarana yang akan digunakan nantinya. Jika
sarana yang disediakan kurang lengkap, ini akan berdampak kepada
kualitas ikan mujair nantinya.
2.5.3 Hama dan Penyakit Ikan Mujair
Menurut Kordi, K. M. G. (2004) bahwa Hama dan Penyakit Sebelum
mengambil langkah terlalu jauh, akan lebih baik jika lebih dulu mengetahui
tentang apa – apa saja hama dan penyakit yang dapat menyerang ikan
mujair. Agar hama dan penyakit ini dapat diantisipasi atau dicegah terlebih
dahulu. Karena pepatah yang mengatakan “lebih baik mencegah daripada
mengobati” itu adalah benar adanya. Maka cara – cara yang dapat
dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit bagi ikan mujair adalah:
a. Menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter
persegi untuk menghindari hama bebeasan.
b. Menghindari bahan organic menumpuk di sekitar kolam. Hal ini
harus sangat diperhatikan karena hama ucrit sangat susah
diberantas.
c. Lakukan pemagaran kolam untuk menghindari datangnya ular ke
dalam kolam ikan mujair. Karena ular ini dapat menyerang benih
dan ikan kecil pada kolam mujair.
d. Diberi penghalang bamboo agar sulit diterkam oleh hama burung
dan diberi rumbai – rumbai atau tali penghalang.
e. Peneliharaan ikan yang benar – benar bebas penyakit.
f. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitas.
g. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya
dilakukan secara hati – hati dan benar (Kordi, K. M. G. 2004).
Dengan memperhatikan hal – hal tersebut, pembudidayaan ikan
mujair akan lebih aman dilaksanakan dalam waktu yang cukup panjang.

9
2.5.4 Panen Ikan Mujair
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara panen total
dan panen sebagian. Panen sebagian atau panen selektif dapat dilakukan
tanpa pengeringan kolam. Ukuran benih yang akan dipanen tergantung dari
permintaan konsumen. Pemanenan ini dilakukan dengan menggunakan
waring yang di atasnya telah ditaburi umpan. Sedangkan panen total
dilakukan untuk menangkap / memanen ikan hasil pembesaran. Panen total
dilakukan dengan cara menegeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal
10 – 20 cm. pemanenan ini dilakukan menggunakan waring yang halus dan
pemanenan harus dilakukan secepatnya dan hati – hati untuk menghindari
luka ikan.
2.5.5 Pascapanen Ikan Mujair
Penanganan ikan pascapanen dapat dilakukan dengan cara
penangan ikan hidup maupun ikan segar. Adapun penjualan ikan mujair ini
akan lebih berharga lebih tinggi jika ikannya masih dalam keadaan hidup.
Banyak hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga ikan agar tetap hidup
sampai ke tangan konsumen, antara lain pengangkutan hendaknya
menggunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat Celcius, waktu
untuk penangkapan diusahakan pada pagi hari atau sore hari, dan jumlah
kepadatan ikan alam alat pengangkutan tidak terlalu padat. Sedangkan
untuk penanganan ikan segar memerlukan banyak perhatian khusus
karena jenis ikan mujair adalah ikan yang cepat turun kualitasnya. Perhatian
khusus tersebut harus benar – benar dapat terjamin, karena ikan mujair
harus tetap segar sampai ke tangan konsumen.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari Sumber Daya Perikanan Ikan Mujair adalah
sebagai berikut:
1. Morofologi Ikan Mujair yaitu jenis ikan air tawar, bentuk badan pipih
dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Mujair memiliki bentuk
badan yang pipih dan memanjang, bersisik kecil-kecil bertipe
stenoid, tubuh memiliki garis vertikal, sirip ekor memiliki garis
berwarna merah. Ciri-ciri yang perlu diperhatikan untuk
membedakan induk Betina dan induk Jantan, yaitu pada betina
terdapat tiga buah lubang pada urogenital, yaitu dubur, lubang
pengeluaran telur dan lubang urin sedangkan pada jantan memiliki
dua buah lubang pada urogenital, yaitu anus dan lubang sperma
merangkap lubang urin.
2. Kandungan Gizi dari Ikan Mujair yaitu satu sumber protein yang
tinggi, mengandung asam lemak tak jenuh (omega-3,
Eicosapentaenoic acid/EPA, Docosahexanoic acid/DHA) yang
berfungsi untuk perkembangan otak. Selain itu masih banyak lagi
kandungan gizi dari ikan mujair ini, antara lain air 80,0 g, protein 16,0
g, energi 86,0 kalori, lemak 2,0 g, kalsium 20,0 mg, besi 2,0 g, vitamin
A 150,0.
3. Cara memanajemen usaha Ikan Mujair secara efisien yaitu
memperhatikan Sarana dan prasarana yang digunakan juga cukup
mudah untuk didapati atau dibuat. Proses pembibitan, panen, dan
lain sebagaimana juga mudah dilakukan asalkan memenuhi segal
persyaratannya. Namun tidak berarti dalam pembudidayaan ikan
mujair ini tidak memerlukan koordinasi yang tepat dan pas. Dapat
memahami berbagai macam syarat – syarat dalam pembudidayaan
ikan mujair ini. Kesalahan sedikit dapat mengakibatkan penurunan
kualitas ikan mujair yang akan dihasilkan.

11
3.2 Saran
Sebaiknya dalam Budidaya Ikan Mujair, diharapkan untuk
memperhatikan sarana dan prasarana, pembibitan ikan, perlu perhatikan
hama dan penyakit pada ikan mujair baik kolam seperti kualitas air maupun
kondisi ikan mujair agar terjadi kesalahan saat panen dan pasca panen
yang dapat menurun kualitas ikan mujair.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri R, 1996, Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara


terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Erika, Y. 2008. Gambaran diferensiasi leukosit pada ikan mujair
(Oreochromis mossambicus) di daerah ciampea bogor. Bogor:
IPB, Fakultas Kedokteran hewan.
Ersa, I. M. 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Usus Dan Otot pada ikan
Mujair (Oreochromis mossambicus) Di Daerah Ciampea.
Bogor : IPB.
Kordi, K. M. G. 2004. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Ikan. Cetakan
I. Jakarta: Rineka Cipta.
Nyakbakken JW, 1992. Biologi laut suatu pendekatan ekologis. Eidman M,
et al, penerjemah, PT. Gramedia, Jakarta, Terjemah dari :
Marine Biology, An Ecological Approach.
Said, A. 2000 . Budidaya mujair dan nila. Cibitung, jawa barat. Ganeca
exact.
Setianto, D. 2012. Budidaya Ikan Mujair di Berbagai Media Pemeliharaan.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Sugiarti. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. Penerbitan CV
Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
Webb A, M. Maughan and M. Knott. 2007. Pest fish profiles Oreochromis
mossambicus - Mozambique tilapia. ACTFR, James Cook
University, Australia. p 12.

13

Anda mungkin juga menyukai