Penyusun :
Ariandhani Rari M. (02)
Audina Rizky M. (04)
Dzaki Rizkyan R. (06)
Martisya Putri P. (18)
M. Riza Naufal (21)
Nabila Putri S. (22)
Kelas XI.I
SMA N 1 BATANG
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah tentang budidaya ikan konsumsi bawal
Daftar isi
Kata pengantar..............................................................................1
Daftar isi.........................................................................................2
Bab I : Pendahuluan.....................................................................3
Bab II : Pembahasan......................................................................4
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka…………………………………………………………..17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sumber kekayaan alam terbesar
diseluruh dunia, salah satunya dibidang kelautan dan perikanan, namun dari segi
pemanfaatan belum terlihat upaya maksimal dari masyarakat indonesia untuk
mengoptimalkan sumberdaya perikanan dan kelautan ini. Sektor kelautan dan perikanan
mempunyai andil besar dalam menciptakan ketahanan pangan lokal jika mampu
dioptimalkan sebaik mungkin (Dahuri, 2006).
Potensi lahan perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 17,74 juta Ha,
yang terdiri atas lahan budidaya air tawar 2,23 juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha dan
budidaya laut 12,55 juta Ha. Sedangkan pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing
baru mencapai 16,62 % untuk budidaya air tawar, 50,06 % untuk budidaya air payau dan
2,09 % untuk budidaya laut. (Anonim, 2014)
Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan salah satu
sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan
sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal ini didasari pada
kenyataan bahwa pertama, Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar baik
ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Kedua, Industri di sektor perikanan memiliki
keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya. Ketiga, Industri perikanan berbasis sumber daya
nasional atau dikenal dengan istilah national resources based industries, dan keempat
Indonesia memiliki keunggulan (comparative advantage) yang tinggi di sektor perikanan
sebagaimana dicerminkan dari potensi sumber daya yang ada.
Salah satu sektor yang perlu mendapatkan perhatian adalah sektor budidaya perikanan air
tawar. Saat ini budidaya perikanan air tawar telah muncul menjadi alternatif utama
budidaya ikan di masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah Rumah Tangga
Pembudidayaan Ikan (RTP) dari tahun-ke tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 5,32%.
(Anonim, 2014)
Jenis-jenis ikan air tawar yang pada saat ini sudah dibudidayakan cukup banyak. Namun
demikian, masih terdapat berbagai jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
namun belum populer dibudidayakan Hal ini karena informasi potensi dan peluang
budidayanya masih sangat sedikit. Perairan tawar (fresh water) dIndonesia memiliki potensi
sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya ikan air tawar. Jenis-jenis yang
sudah umum dibudidayakan, antara lain ikan nila, ikan tombro, lele, gurameh, tawes, dan
ikan bawal. Jenis-jenis ikan tersebut sudah secara luas dibudidayakan oleh masyarakat.
Apabila dibandingkan dengan luas perairan yang ada, hasil budidaya perikanan tawar di
Indonesia masih belum optimal. Budidaya ikan air tawar ini masih sangat potensial untuk
dikembangkan (Cahyono, 2000)
Salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat adalah ikan Bawal
(Colossoma macropomum).Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), merupakan
ikan introduksi yang berasal dari wilayah Amazon negara bagian Amerika Serikat. Di
negara asalnya ikan ini telah dibudidayakan secara luas karena mempunyai keunggulan
seperti pertumbuhannya cepat, nafsu makan yang baik dan relatif tahan terhadap penyakit.
keunggulan yang lain, merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Sebagai ikan
konsumsi, ikan bawal air tawar memiliki rasa daging enak dan gurih. Keistimewaan tersebut
membuat banyak petani ikan membudidayakan dan menjadi peluang usaha yang
menjanjikan dalam usaha budidaya ikan bawal air tawar (Arie, 2009). Informasi mengenai
budidaya ikan bawal. sangat penting untuk di ketahui, oleh karena itu, pada kesempatan
kali ini, saya akan menyusun sebuah makalah mengenai budidaya ikan Bawal(Colossoma
macropomum).
1. Attention ( Perhatian ), maksudnya penjual harus bisa berusaha membuat calon pembeli
memerhatikan produk / jasa yang ditawarkan.
2. Interest ( Minat ), maksudnya penjual harus bisa mengubah perhatian calon pembeli
menjadi minat
3. Desire ( Keinginan ), maksudnya penjual harus bisa meyakinkan calon pembeli dengan
menjelaskan keuntungan yang didapat calon pembeli dengan membeli produk yang
ditawarkan.
4. Action ( Tindakan ), maksudnya penjual harus bisa meyakinkan calon pembeli bahwa
dengan membeli produk / jasa yang ditawarkan merupakan keputusan yang tepat.
5. Satisfaction ( Kepuasan ), maksudnya adalah mengarahkan, membimbing, dan
memberi petunjuk tentang kegunaan maupun efek samping dari produksi yang
ditawarkan.
Untuk ikan bawal sendiri berkembang dengan baik di beberapa negara Amerika Selatan dan
diantaranya adalah Venezuella, Colombia, Peru, Ekuador, Brazil, dan Argentina. Selain di
temukan di sungai Amazon, ikan bawal juga dapat dijumpai di anak-anak sungai Amazon dan
lembah sungai Orinoco, serta daerah aliran sungai Rio de La Plata .
Ikan bawal sendiri dimasukkan ke Indonesia dari Brazil pada tahun 1986, oleh sebuah
perusahaan swasta, yang bergerak di bidang, usaha budidaya ikan konsumsi, di Tangerang,
Banten.
Dulu saat awal-awal masuk ke Indonesia ikan bawal dijadikan sebagai ikan hias, yang
ditempatkan di aquarium ataupun kolam hias di halaman rumah. Tetapi lama-kelamaan tren
untuk menjadikan ikan bawal air tawar sebagai ikan hias tidak berkembang sepesat untuk
menjadikannya sebagai ikan konsumsi. Sehingga akhirnya ikan bawal air tawar, lebih dominan
dipelihara sebagai ikan konsumsi.
C. Klasifikasi Ikan Bawal (Colossoma macropomum)
Menurut Bryner dalam Arie (2006), mengemukakan sistematika ikan bawalair tawar
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Sub filum : Craniata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Neopterygii
Ordo : Cypriniformes
Sub ordo : Cyprinoida
Famili : Characidae
Genus : Colossoma
Spesies : Colossoma macropomum
Persiapan Kolam
Ada beberapa tahap untuk mempersiapkan kolam induk, yaitu :
a. Pengeringan
Pengeringan dan penjemuran dasar kolam dengan bantuan sinar matahari ini bertujuan
untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung di dalam lumpur dasar tersebut
menjadi mineral (hara). Proses pengeringan tersebut berlangsung hingga tanah dasar
kolam retak-retak, adanya retak-retak pada dasar kolam memungkinkan udara
(mengandung oksigen) dapat masuk ke dalam lapisan tanah lumpur yang lebih dalam
untuk mengoksidasi bahan organik di dalamnya. Selain untuk oksidasi tanah dasar,
pengeringan dan penjemuran ini dimaksudkan juga untuk membunuh bakteri patogen dan
membunuh telur dan benih organisme hama yang kelak bisa menjadi kompetitor (penyaing
makanan) atau predator ikan kultur.
b. Pengapuran
Sarana produksi lainnya yang cukup penting adalah kapur. Pengapuran pada umumnya
memiliki beberapa tujuan, untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh bakteri patogen
dan organisme hama (eradiksi). Kapur yangdigunakan pekerjaan ini adalah kapur pertanian
(CaCo3), kapur tohor (CaOH2) dan dolomit. Dosis yang digunakan tergantung pada kondisi
pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin
banyak
c. Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyuburkan air kolam. Pemupukan bertujuan
untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk berfotosintesis.
Kolam yang subur akan banyak mengandung pakan alami yang bermacam-macam
jenisnya dan beragam ukurannya. Salah satu cara untuk menyuburkan kolam adalah
dengan mengadakan pemupukan, pupuk yang digunakan biasanya pupuk organik (kotoran
ayam dan ternak lainnya, kompos) dan anorganik (urea, TSP, NPK, KCL). Pupuk organik
yang diberikan ke kolam harus diurai terlebih dahulu oleh bakteri sebelum haranya
dimanfaatkanoleh fitoplankton sehingga berpotensi menurunkan kandungan oksigen
terlarut air kolam.
Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan
sperma) ikan. Penumbuhan dan pematangan gonad ikan dapat dipacu melalui pendekatan
lingkungan, pakan dan hormonal. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting
dari pembenihan. Karena pemeliharaan induk akan mempengaruhi daya tetes telur bawal
yang akan dipijahkan.
Pemijahan Induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Pemijahan dapat secara
alami. Menurut Sunarma (2004), pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk
jantan dan induk betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara
alami dalam bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan dengan
perbandingan 1 indukan betina dengan 3 indukan jantan.
Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva adalah kegiatan untuk merawat telur-telur yang baru menetas (larva)
sampai siap untuk di masukkan ke tempat pemeliharaan. Yang dilakukan dalam proses
pemeliharaan larva yaitu pemeliharaan dan pengontrolan larva, penyiponan dan
penggantian air akuarium larva dan pemberian pakan artemia.
Air pemeliharaan larva perlu dijaga kualitasnya agar derajat kehidupan tinggi dan bebas
dari penyakit. Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan yaitu suhu dengan kisaran 28-
30ºC, pH 6,5-7,5 , DO lebih dari 3 ppm.
Pendederan
Larva ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 50-100 ekor/m2. Setiap hari diberi pakan
alami sampai larva siap diberikan pakan tambahan berupa pellet5% dari berat tubuh
dengan frekuensi tiga kali sehari. Pemeliharaan dikolam pendederan selama satu bulan
dengan ukuran benih ikan bawal 1,5-3 cm dan siap di besarkan.
Penebaran
Sebelum benih dari pendederan ditebar perlu diadaptasikan terlebih dahulu, dengan tujuan
agar ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam Kolam atau KJA. Cara adaptasi :
ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukkan kedalam
kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam
plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan
sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik.
Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan, padat tebar
benih yaitu 30-50 ekor/m2.
Pemberian Pakan
Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisaberupa daun-
daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % dari beratbadan (perkiraan jumlah
total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung. Pakan
diberikan 3 kali sehari, pagi (07.30), siang (12.30)dan sore (17.00). Selain pemberiaan
pakan pengontrolan terhadapkolam dan ikan serta airpun harus terus dilakukan agar ikan
tetap terjaga.
Pemanenan
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawaldipelihara 4-5
bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kuranglebih 500 gram/ekor,
Pengendalian :
Menjaga kualitas air, memberikan pakan tambahan yang bergizi dan juga menjaga
kualitas kolam.
Ikan terserang harus di lakukan perendaman dengan larutan formalin atau Malacyte
green sesuai dengan petunjuk.
Pengendalian :
Menjaga kualitas air, dan juga melakukan pembersihan kolam dengan baik.
Melakukan perendaman ikan terserang dengan larutan formalin atau garam selama
1-2 jam.
c. Trichodiniasis
Penyebab : Trichodinasp
Gejala : ikan terserang akan pucat, terdapat pendarahan pada ikan di bagian insang, sirp
dan kulit yang di serang penyakit ini.
Pengendalian :
Menjaga kualitas air, memberikan pakan tamabahan bernutrisi dan juga menaikan
suhu air.
Melakukafilterisasi dan perendaman ikan terserang dengan garam atau vaksinasi
sesuai petunjuk.
d. Bakteri
Penyebab : Bakteri Aeromonas dan Pseudomonas.
Gejala : nafsu makan ikan berkurang, ikan berwarna pucat, gerakan lambat dan bobot
badan menurun.
Pengendalian :
Investasi
Peralatan Harga
sewa lahan Rp. 2.421.000
pembuatan kolam ikan bawal Rp. 2.624.500
pompa air Rp. 424.000
jaring Rp. 124.000
pengadaan bibit ikan bawal Rp. 826.300
drum Rp. 264.500
wadah dan jerigen Rp. 86.400
selang dan paralon Rp. 94.200
timba Rp. 54.600
peralatan pembersih kolam Rp. 76.400
terpal Rp. 164.200
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 74.000
Jumlah Investasi Rp. 7.234.100
Biaya Operasional per Bulan
Biaya Tetap Nilai
Penyusutan sewa tempat 1/12 x Rp. 2.421.000 Rp. 201.750
Penyusutan pembuatan kolam ikan bawal 1/62 x Rp
Rp. 42.313
2.624.500
Penyusutan pompa air 1/62 x Rp 424.000 Rp. 6.839
Penyusutan jaring 1/62 x Rp 124.000 Rp. 2.000
Penyusutan pengadaan bibit ikan bawal 1/62 x Rp
Rp. 13.327
826.300
Penyusutan drum 1/44 x Rp. 264.500 Rp. 6.011
Penyusutan wadah dan jerigen 1/62 x Rp. 86.400 Rp. 1.394
Penyusutan selang dan paralon 1/62 x Rp. 94.200 Rp. 1.519
Penyusutan timba 1/44 x Rp. 54.600 Rp. 1.300
Penyusutan peralatan pembersih kolam 1/44 x
Rp. 1.736
Rp.76.400
Penyusutan terpal 1/44 x Rp. 164.200 Rp. 3.732
Penyusutan peralatan tambahan 1/44 x Rp.74.000 Rp. 1.194
gaji karyawan Rp. 1.400.000
Total Biaya Tetap Rp. 1.683.115
Biaya Variabel
pakan ikan bawal Rp. 37.000 x 30 = Rp. 1.110.000
pakan tambahan Rp. 23.700 x 30 = Rp. 711.000
bahan lainnya Rp. 17.500 x 30 = Rp. 525.000
vitamin Rp. 21.800 x 30 = Rp. 654.000
obat-obatan Rp. 21.300 x 30 = Rp. 639.000
pengemas Rp. 16.500 x 30 = Rp. 495.000
biaya angkut Rp. 25.000 x 30 = Rp. 750.000
air dan listrik Rp. 41.000 x 30 = Rp. 1.230.000
Total Biaya
Rp. 6.114.000
Variabel
Total Biaya Operasional
Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 7.797.115
Pendapatan per Bulan
harga ikan bawal
78 kg x Rp. 23.000 = Rp. 1.794.000
Rp. 1.794.000 x 6 hr = Rp. 10.764.000
Keuntungan per Bulan
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya
Operasional
Rp. 10.764.000 – 7.797.115 = Rp. 2.966.885
Lama Balik Modal
Total Investasi / Keuntungan
Rp. 7.234.100 : 2.966.885 = 2 bln
=
Dari analisa di atas dapat disimpulkan apabila bisnis budidaya ikan bawal sangat
menguntungkan dimana modal Rp 7.234.100 dengan kentungan per bulan Rp 2.966.885dan
balik modal dalam 2 bulan.
Sukses dengan ikan bawal, penghargaan yang pantas kiranya disandangkan kepada seorang
Ance Trio Marta. Ya! Muda dan sukses dalam dunia bisnis itulah Ance Trio Marta yang juga
seorang alumnus Institut Pertanian Bogor. Pria kelahiran Padang, 29 Maret 1986 ini merupakan
alumni IPB Departemen Agribisnis.
Ance lebih memilih berwirausaha sebagai jalan meniti karir. Baginya dengan berwirausaha
akan memberikan manfaat kepada banyak orang. Awal usahanya berdiri pada tanggal 18
September 2007. Modal awal sebanyak Rp. 8 juta yang digunakan merupakan sisa dari dagang
roti dan bisnis MLM. Usahanya bergerak dalam usaha pembesaran ikan lele dari satu kolam
berkembang sampai 10 kolam. Akan tetapi, pada awal usahanya ia mengalami krisis dan
merugi sampai Rp. 90 juta. Ance tidak putus asa ia melakukan modifikasi usaha dengan
pembibitan ikan lele meskipun kemudian gagal lagi.
Berulang kali gagal dalam menjalankan bisnis, tidak lantas membuat Ance patah arang. Ia
kemudian beralih dalam bidang pembenihan ikan bawal dengan pinjaman dari BRI senilai Rp. 6
juta. Bahkan agunan yang digunakan pada saat itu adalah sertifikat rumah salah seorang
petani yang ia gandeng sebagi mitra. Ance terus menekuni bidang pembenihan dan
pembesaran ikan bawal karena dianggap lebih menguntungkan. Perjuangan kerasnya
membuahkan hasil yang cukup besar. Ia memperoleh untung dari pembenihan sekitar 70% dari
omset bisnisnya sebesar Rp. 25 juta.
Kegagalan demi kegagalan menjadi bagian dari bisnis yang dijalankan Ance. Bahkan ia pun
pernah merasakan kegagalan saat ikan yang akan dipanen dicuri orang. Ia tetap berdiri tegak
dan berusaha mengambil pelajaran dari setiap kegagalan yang dialaminya. Tahun 2009, ia
berhasil lolos dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan mendapat bantuan modal.
Keikutsertaannya dalam program PMW ini pula yang mengantarkan Ance menjadi pemenang
juara pertama Wirausaha Muda Mandiri kategori industri dan jasa tahun 2009. Bisnis Ance kian
berkembang, bahkan saat ini ia membuka sebuah tempat makan yang terletak dekat kampus
IPB, Dramaga-Bogor.
Kesuksesan wirausaha Ance tidak diperoleh secara instan. Sejak kecil ia telah mengasahnya.
Ia menuturkan bahwa dulu ayahnya adalah seorang kontraktor di Riau. Namun kemudian
ayahnya bangkrut dan asetnya dijual guna menutupi kebangkrutan tersebut. Keluaranya pun
pindah ke kampung, saat itu ance kelas tiga SD. Di kampung, orang tuanya bertani untuk
mempertahankan hidup. Maka saat di kelas empat Ance mulai usaha dengan menjual apa saja
seperti gorengan dan sayuran tanpa sepengetahuan orang tuanya. Uang hasil usahanya
tersebut ia gunakan untuk membeli buku. Sampai SMA, beragam usaha dan pekerjaan telah ia
jalani misalnya kondektur angkutan dan guru privat. Ance menyatakan bahwa hasilnya
memang tidak seberapa, namun semangat kerja itu yang penting.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan tersebut juga tidak menyurutkan semangat Ance untuk
menikmati bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat diterima di IPB, baju dan sepatu
ketika SMA ia bawa semua ke Bogor supaya bisa berhemat. Sampai di Bogor, ia mulai
memutar otak untuk membiayai kuliah. Ketika masih semester I di IPB tahun 2005, ia
berdagang roti keliling ke tempat-tempat kos. Lalu pada tahun 2007 ia mulai melirik usaha
perikanan. Hal itu diawali ketika ia mengantarkan seorang teman untuk membeli tanah, ia
melihat ada kolam yang tidak dirawat di Desa Cibuntu Kulon, Kecamatan Ciampea, Bogor,
Jawa Barat. Kolam itu kemudian ia sewa tiga ratus ribu per tahun. Luasnya sekitar lima ratus
meter persegi. Ia pun mulai menebar ikan lele, tetapi empat kali rugi. Setelah pindah ke kolam
lain baru berhasil, ternyata, kolam tersebut terlalu dingin sehingga tidak cocok untuk lele.,
Kolam itu kini menjadi kolam pembibitan ikan bawal, ikan yang mengantarkannya kepada
kesuksesan seperti sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun makalah ini, dapat saya simpulkan bahwa terdapat dua kegiatan
budidaya ikan bawal yaitu pembenihan dan pembesaran. Pembenihan ikan bawal dimulai
dari persiapan kolam hingga sampai ke tahapan pendederan. Pembesaran ikan bawal
bertujuan untuk mendapatkan ikan dengan ukuran komsumsi yang dimulai dari persiapan
wadah hinggah pemanenan.
B. Saran
Manusia tidak luput dari keslahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat kami
ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak - pihak tertentu kami
meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk
pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. Peran sub sektor perikanan budidaya dalam perekonomian nasional.
http://bpblambon-kkp.org/peran-sub-sektor-perikanan-budidaya-dalamperekonomian-
nasional diakses tanggal 5 mei 2018.
Arie U. 2006. Budidaya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Azam, A., Alfian, R, Barkah, S, Muhammad, Y dan Sungging, P. 2010. Pengaruh Kunyit
Terhadap Pertumbuhan dan Kelulusan Hidup (SR) Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma
macropomum) dengan Sistem Resirkulasi Tertutup. Universitas Airlangga, Surabaya.
Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar: Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Dahuri, R. 2006. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau Pulau
Kecil secara berkelanjutan. Materi Presentasi pada Konprensi Nasional V Pesisir dan
Pulau-Pulau kecil. Batam.
Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Perikanan.
Buletin Craby & Starky, Edisi Januari 2007.
Khairuman. & K. Amri. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta:PT Agro
Media Pustaka.