Anda di halaman 1dari 47

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

SELAMAT DATANG
TEMAN - TEMAN SEPERJUANGAN
DALAM
DISKUSI PRESENTASI MAKALAH
**DENGAN TEMA**
Kesenian Masyarakat Pesisir
“SENI TARI SINTREN”

By: Kelompok 7
1. Zia Khosnul Habib Akhmad
2. Rahmiati Daeng
3. Muh. Fathur Rahmananda
4. Muh. Rifqi Rahim
5. Resky Gunawan
6. J.W. Karatong
7. Rifqy Fathurahman
8. Miftahul Arifa Madi
Mata Kuliah
Wawasan Sosial Budaya Maritim
Judul
Kesenian Masyarakat Pesisir
“Tari Sintren”
Arti Kata dan
Definisi Seni
Sintren
Arti Kata
Mengapa Bernama Sintren? Dari segi
asal usul bahasa (etimologi) Sintren
merupakan gabungan dua suku kata “Si”
dan “tren”. Si dalam bahasa Jawa berarti
“ia” atau “dia” dan “tren” berarti “tri”
atau panggilan dari kata “putri” (Sugiarto,
1989:15). Sehingga Sintren adalah ” Si
putri” yang menjadi pemeran utama dalam
kesenian tradisional Sintren.
Lanjutan
Sintren adalan kesenian tari tradisional
masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon.
TarI Sintren Jawa Tengah ini terkenal di
pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah,
antara lain di Indramayu, Cirebon,
Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang,
Banyumas, dan Pekalongan. Kesenian
Sintren dikenal juga dengan nama lais.
Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian
dengan aroma mistis/magis yang
bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih
dengan Sulandono.S
Lanjutan
Sintren diperankan seorang gadis
yang masih suci, dibantu oleh pawang
dengan diiringi gending 6 orang. Dalam
perkembangannya tari sintren sebagai
hiburan budaya, kemudian dilengkapi
dengan penari pendamping dan bodor
(lawak)
Definisi Seni
Sintren
Sintren’ dalam Baoesastra Djawa
karangan W. J. S Poerwadarminta(1939),
dimaknai ‘bangsaning soelapan, djantoeran’
yang artinya “sejenissulapan, nama
pertunjukkan’. Pemaknaan kata ‘sintren’
yang menyesatkan orangitu harus diganti
dengan makna yang benar.
Lanjutan
Sintren merupakan bentuk seni
pertunjukkan rakyat di wilayah Jawa Tengah
bagian barat daerah Cilacap dan Brebes,
serta wilayah Jawa Barat bagian timur
daerah Cirebon dan Ciamis. Sintren adalah
seni pertunjukkan rakyat Jawa-Sunda; seni
tari yang bersifat mistis,memiliki ritus magis
tradisional tertentu yang mencengangkan.
(BudionoHerusatoto, 2008: 207)
Lanjutan
Sintren adalah sebutan kepada peran utama
dalam satu jenis kesenian.Tapi akhirnya
sebutan itu menjadi satu nama jenis kesenian
yang disebut sintren.Sintren sendiri berasal
kata sesantrian artinya meniru santri
bermain lais, debus,rudat atau ubrug dengan
menggunakan magic (ilmu ghaib).
Sejarah & Asal
Mula Tari
Sintren
Sejarah Dan Asal Mula Tari Sintren
Pada zaman dahulu, Kalisabak dipimpin oleh Suatu hari saat berkunjung ke desa itu,
seorang penguasa wilayah yang bernama Raden bertemulah Raden Sulandono dengan Sulasih.Raden
Bahureksa.Ia tinggal bersama istrinya yang Sulandono langsung jatuh cinta pada Sulasih.Cinta
bernama Roro Rantamsari dan putra semata mereka pun bertaut, tanpa mempermasalahkan
wayangnya, Raden Sulandono. Raden Sulandono status mereka yang berbeda.Namun rupaya Raden
tumbuh menjadi seorang pangeran yang tampan Bahureksa menghalangi cinta putranya.Ia
dan baik budi pekertinya.Perilakunya yang sopan beranggapan Sulasih tidak cocok untuk putranya.
dan tidak membeda-bedakan teman pergaulan, Walaupun terus dihalang-halangi ayahnya,
menjadikannya memiliki banyak teman.Ia suka hubungan cinta Raden Sulandono dan Sulasih terus
bergaul dengan rakyat biasa, dan berkunjung berlanjut.Tak lama berselang, Raden Bahureksa
sampai ke desa-desa. Sementara itu, di sebuah meninggal dunia, disusul Rara Rantamsari.
dusun yang menjadi wilayah Kalisabak, tersebutlah
gadis bernama Sulasih.Sulasih, gadis cantik berbudi
itu menjadi kembang desa kebanggan para pemuda.
LANJUTAN
Sebenarnya, banyak pemuda yang terpikat Dan karena dikeroyok, Raden Sulandono
pada kecantikan Sulasih.Suatu waktu, kalah.Namun sebelum celaka, Raden
Sulasih disembunyikan oleh para pemuda itu Sulandono diselamatkan oleh roh Roro
agar tidak dapat bertemu lagi dengan Raden Rantamsari yang kemudian memerintahkan
Sulandono.Mengetahui kekasihnya Rade Sulandono untuk bertapa dan
disembunyikan, maka terjadi pertarungan memberinya sehelai saputangan. Dia
antara Raden Sulandono dengan para disarankan untuk menjadi penari pada
pemuda desa tersebut upacara bersih desa yang akan datang.
Lanjutan

Pada malan bulan Purnama pada saat Dalam kesempatan itu Raden Sulandono
upacara bersih desa dimulai, melalui melemparkan saputangan pemberian
perantara Roro Rantamsari, roh bidadari ibundanya, maka pingsanlah Sulasih yang
didatangkan agar menyatu ke dalam sedang menari.Kesempatan tersebut
tubuh Sulasih sehingga ia mampu menari tidak disia-siakan oleh Raden Sulandono
di acara bersih desa. Roh Rantamsari yang segera membawa lari Sulasih.
kemudian mendatangi Raden Sulandono
yang sedang bertapa agar segera
bangun dan cepat-cepat mendatangi
upacara bersih desa tersebut.
Bentuk Penyajian
Sintren
Bentuk Penyajian Sintren
Tahapan Menjadi
Sintren
Tahapan Menjadi Sintren

Membentuk (menjadikan) sintren. Kemudian Sintren didudukkan oleh


Tahapan menjadikan sintren Pawang dalam keadaan berpakaian
dilakukan oleh Pawang yang dengan biasa dan didampingi para
membawa calon penari sintren dayang/cantrik.Pawang segera
bersama dengan 4 (empat) orang menjadikan penari sintren secara
pemain. Dayang sebagai lambang bertahap, melalui tiga tahapan.
bidadari (Jawa: Widodari patang
puluh) sebagai cantriknya Sintren.
Tahap Pertama,
Tahap Pertama, pawang
memegang kedua tangan calon
penari sintren, kemudian
diletakkan di atas asap
kemenyan sambil mengucapkan
mantra, selanjutnya calon
penari sintren dengan tali
melilit ke seluruh tubuh.
Tahap Kedua
Tahap Kedua, calon penari sintren
dimasukkan ke dalam sangkar
(kurungan) ayam bersama busana
sintren dan perlengkapan merias
wajah. Beberapa saat kemudian
kurungan dibuka, sintren sudah
berdandan dalam keadaan terikat
tali, lalu sintren ditutup kurungan
kembali.
Tahap Ketiga
Tahap Ketiga, setelah ada tanda-tanda
sintren sudah jadi (biasanya ditandai
kurungan bergetar/bergoyang)
kurungan dibuka, sintren sudah lepas
dari ikatan tali dan siap menari. Selain
menari, adakalanya sintren melakukan
akrobatik di antaranya ada yang berdiri
diatas kurungan sambil menari.Selama
pertunjukan sintren berlangsung,
pembakaran kemenyan tidak boleh
berhenti.
Balang,Temohan
dan Tempat Tari
Sintren
Balangan
Balangan yaitu pada saat penari Pada saat itu, pawang dengan
sintren sedang menari maka dari menggunakan mantra-mantra
arah penonton ada yang melempar tertentu kedua tangan penari
(Jawa : mbalang) sesuatu ke arah sintren diasapi dengan kemenyan
penari sintren. Setiap penari dan diteruskan dengan mengusap
terkena lemparan maka sintren wajah penari sintren dengan tujuan
akan jatuh pingsan. agar roh bidadari datang lagi
sehingga penari sintren dapat
melanjutkan menari lagi.
Temohan
• Sedangkan temohan adalah penari
sintren dengan nyiru/tampah atau
nampan mendekati penonton untuk
meminta tanda terima kasih berupa
uang ala kadarnya
Tempat Penyajian Tari Sintren
Pegelaran sintren semula disajikan pada
waktu sunyi dalam malam bulan purnama
dan menurut kepercayaan masyarakat
lebih utama lagi kalau dipentaskan pada
malam kliwon, karena dikandung maksud
bahwa sintren sangat berkaitan dengan
kepercayaan adanya roh halus yang
menjelma menyatu dengan penari
sintren.
LANJUTAN
Namun demikian pada saat sekarang ini
pertunjukan sintren dapat dilaksanakan
kapan saja baik siang atau malam hari
tidak tergantung pada malam bulan
purnama.
Busana, Alat Musik Dan
Tembang Pegiring
Sintren
Busana Sintren
Busana yang digunakan penari sintren
dulunya berupa pakaian kebaya (untuk
atasan) sekarang ini menggunakan
busana golek.Busana kebaya ini lebih
banyak dipakai oleh wanita yang hidup di
desa-desa sebagai busana keseharian.
Busana Sintren
Adapun macam-macam busana yang lain 4. Celana Cinde, yaitu celana tiga
sebagai pelengkap busana penari sintren perempat yang panjangnya hanya sampai
dapat diuraikan sebagai berikut : lutut.
1. Baju keseharian, yang dipakai sebelum 5. Sabuk, yaitu berupa sabuk lebar dari
pertunjukan kesenian sintren bahan kain yang biasa dipakai untuk
berlangsung. mengikat sampur.
2. Baju golek, adalah baju tanpa lengan 6. Sampur, berjumlah sehelai/selembar
yang biasa dipergunakan dalam tari dililitkan di pinggang dan diletakkan di
golek. samping kiri dan kanan kemudian diutup
3. Kain atau jarit, model busana wanita sabuk atau diletakkan didepan.
Jawa.
Busana Sintren
7. Jamang, adalah hiasan yang dipakai
dikepala dengan untaian bunga melati di
samping kanan dan kiri telinga sebagai
koncer.
8. Kaos kaki hitam dan putih, seperti ciri
khas kesenian tradisional lain khususnya di
Jateng.
9. Kacamata Hitam, berfungsi sebagai
penutup mata karena selama menari,
sintren selalu memejamkan mata akibat
kerasukan “trance”, juga sebagai ciri khas
kesenian sintren dan menambah daya
tarik/mempercantik penampilan.
Alat Musik, dan Tembang Pengiring
Pada awal munculnya kesenian sintren,
alat musik yang digunakan untuk
mengiringi adalah alat musik tetekan
sebagai ritme dan melodi, bumbung
besar (bambu dipotong) sebagai gong
dan kendang. Setelah alat musik gamelan
membudaya di kalangan masyarakat,
kesenian sintren tidak lagi menggunakan
alat musik tetekan dan bumbung besar
melainkan menggunakan instrumen
gamelan khas laras slendro.
Tembang Pengiring
Jenis tembang yang biasanya digunakan
mengiringi kesenian sintren adalah :
a). tembang sulasih sulandono laras
slendro pathet manyuro;
b). tembang turun-turun sintren, laras
slendro pathet manyuro ;
c). tembang pitik walik, laras slendro
pathet manyuro;
d). tembang kembang laos, laras slendro
pathet manyuro.
Tembang Pengiring Sintren dibagi 5 (Lima)
1. Iringan proses pembentukan sintren. Tembang turun sintren digunakan
sebagai doa pembuka agar roh Sulasih masuk ke dalam raga calon penari
sintren.
2. Iringan penyajian hiburan. Tembang dolanan khas sintren dan tembang
yang sesuai keadaan saat ini misalnya lagu-lagu campursari.
3. Iringan permohonan dan puji rahayu (pengruwatan). Lagu kembang
orok-orok atau kembang lombok untuk permohonan sintren ganti busana
misalnya dari pakaian kebaya menjadi rok. Tembang kawula gusti, untuk
permohonan maaf kepada sintren yang pingsan karena marah atau tidak
berkenan hatinya.Tembang kembang mawar, dilantunkan untuk mengiringi
permintaan temohan kepada penonton.

By:
Kelompok 7
Lanjutan
4. Iringan penyajian akrobat. Tembang dayung untuk atraksi
permainan piring dan lilin.Tembang ayam walik untuk
permainan naik diatas kurungan. Tembang hertu gelang untuk
permainan duduk diatas pucuk keris.
5. Iringan Penutup. Tembang turun sintren, untuk pertanda
bahwa permainan sintren akan usai. Tembang piring
kedawung, untuk melepas roh Dewi Sulasih dan sintren
berganti busana keseharian.
Syarat
Seniman dan Ritual
Sintren
Seniman Sintren
Terdiri dari 1 orang pawang boleh laki-
laki atau perempuan, penari sintren 1
orang seorang remaja putri yang masih
gadis (lajang), dayang cantrik biasanya
berjumlah 4 orang seniwati dan
maksimal 10 orang, dan pengiring musik
/ tembang terdiri dari 3 orang seniwati
sebagai penggerong (vokalis) dan 1
group pengrawit (penabuh gamelan)
yang biasanya berjumlah lebih kurang 10
orang.
Syarat menjadi Sintren dan Ritualnya
Sintren adalah sejenis kesenian tari
yang di dalamnya terdapat unsur
gaib,dimana calon penari akan
dirasuki jin penari. Untuk menjadi
penari sintren tdk dbutuhkan
keahlian menari. Syarat utama adl
gadis yg masih perawan. Konon jika
sudah tak perawan,jin tidak mau
masuk ketubuh si penari.
Ritual Sintren
Ada ritual2 tertentu yg harus dilakukan Untuk membuat kurungan tidak bisa
sebelum melakukan pertunjukan tari. dilakukan oleh sembarang orang. Harus
Salah satunya adalah kurungan orang yg mempunyai kemampuan olah
(semacam kurungan ayam tapi batin yg mempuni. Bambu yg digunakan
pun harus khusus, Orang yg akan
ukurannya lebih besar). membuat kurungan pun harus menjalani
puasa & tirakat. Bambu khusus itu harus
disimpan terlebih dahulu di tempat yg di
anggap keramat slama 3 hari sebelum
dibuat kurungan. Setelah kurungan
selesai dibuat,maka kurungan akan di
bungkus kain hitam.
Pertunjukkan Seni Sintren
Makna Kesenian
Semula dalam kontruksi awal penelitian masih Sebab, ternyata Sintren adalah pantulan masa
menggunakan kesimpulan para ahli kesenian Jawa lalu massa rakyat yang berhubungan dengan
yang menganggap bahwa kesenian rakyat, termasuk kolonialisme masa lalu Indonesia.Dalam
beberapa kali wawancara Rumekso Setyadi
Sintren, sebagai releksi dari masa lalu pre-history dengan pelaku kesenian ini memang tidak begitu
yang masih kental dengan tradisi animisme yang terungkap masalah ini. Tetapi berdasarkan
menggunakan medium shaman (medium untuk penelitiannya terhadap syair-syair yang
menggunakan manusia yang menari-nari diiringi dinyanyikan untuk mengiringi pementasan dan
bunyi-bunyian sampai mencapai keadaan tidak ragam atribut yang dikenakan penarinya, maka
sadarkan diri). Tetapi setelah mempelajari lebih sebuah hipotesis awal yang diambil Rumekso
Setyadi adalah ada sebuah symbol dan siasat
jauh dam memperhatikan bentuk pentasnya muncul kebudayaan tertentu darimasa lalu dalam
sebuah penyangkalan akan wacana dominan tentang tradisi Sintren masa kini tersebut. (Budi
kesenian rakyat itu. Susanto, S. J, 2009: 239-240)
Lanjutan

Adegan saat sintren diikat dengan seutas ditemui di daerah-daerah pesisir lainnya,
Tidak hanya di Cirebon, sintren juga dapat
tali dan dimasukkan ke dalam kurungan, itu seperti Pamanukan, Indramayu, Majalengka,
merupakan lambang kebebasanyang dan Kuningan.Bahkan sintren juga bisa
direnggut. Saat sintren terbebaskan dari tali ditemui di Pekalongan, Tegal, dan Batang,
yang mengikatnya merupakan simbol Jawa Tengah.Belakangan, kesenian ini
kebebasan. Diikuti dengan menari sebagai jarang ditemui, bahkan di tempat lahirnya
ekspresi dari kebebasan tadi. Sekarang, sekalipun.Seperti halnya kesenian
sintren biasanya digelar pada upacara tradisional lain, sintren mulai tersisih oleh
pernikahan/hajatan atau upacara laut. bentuk kesenian dan hiburan modern
Fungsi Kesenian
Sintren
FUNGSI KESENIAN SINTREN

By: Kelompok 7
7/8/2018 47

Anda mungkin juga menyukai