Disusun Oleh :
Badriah
Mutiara Zafirah
Virna Syahfitri
PENDAHULUAN
Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang
merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidakhanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya,
namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai
Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak
keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan ibadah zakat, haji
dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat,
haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam untuk
kemaslahatan umat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain,
1. Apa itu Haji dan bagaimana ketentuan-ketentuan dalam Haji?
2. Apa itu Zakat dan bagaimana ketentuan-ketentuan dalam Zakat?
3. Apa itu Wakaf dan bagaimana ketentuan-ketentuan dalam Wakaf?
4. Apa itu Umrah?
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh guru kami, juga tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui dan memahami
pengertian, keutamaan, dan hikmah dari melakukan Haji, Wakaf, dan Zakat. Juga
diharapkan agar pembaca mau dan dapat melakukan Haji, Zakat, dan Wakaf.
BAB II
ISI
2.1 HAJI
Haji adalah sengaja mengunjungi Ka’bah dengan niat beribadah pada waktu tertentu
dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara tertentu pula. Haji juga diartikan menyengaja ke
Mekah untuk menunaikan ibadah thawaf, sa’I, wukuf di Arafah dan menunaikan rangkaian
manasik dalam rangka memenuhi perintah Allah SWT. Dan mencari ridha-Nya. Haji
merupakan rukun Islam yang kelima. Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi
yang mampu melaksanakannya. Kewajiban haji adalah sekali dalam seumur hidup.
Apabila ada yang melaksanakan haji lebih dari satu kali, maka hukumnya sunah.
Syarat haji terbagi ke dalam dua bagian, yaitu syarat wajib haji dan syarat sah haji.
Syarat haji ialah perbuatan-perbuatan yang harus dipenuhi sebelum ibadah haji
dilaksanakan. Apabila syarat-syaratnya tidak terpenuhi, gugurlah kewajiban haji seseorang.
Para ulama ahli fikih sepakat bahwa syarat wajib haji adalah sebagai berikut.
1) Islam
2) Berakal (tidak gila)
3) Baligh
4) Ada muhrimnya
5) Mampu dalam segala hal (misalnya dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah
bagi keluarga yang ditinggalkan)
Ihram : berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah yang ditandai dengan mengenakan
pakaian ihram yang berwarna putih dan membaca lafadz, “Labbaika Allahumma
hajjan.” (bagi yang akan melaksanakan ibadah haji), dan membaca lafadz, “Labbaika
Allahumma umratan.” (bagi yang berniat umrah).
Wukuf : hadir di padang Arafah pada tanggal 9 Djulhijjah dari tergelincirnya matahari
hingga terbenam. Wukuf adalah bentuk pengasingan diri yang merupakan gambaran
bagaimana kelak manusia dikumpulkan di padang Mahsyar. Wukuf di Arafah
merupakan saat yang tepat untuk mawas diri, merenungi atas seperti yang pernah
dilakukan, menyesali dan bertaubat atas segala dosa yang dikerjakan, serta memikirkan
seperti yang akan dilakukan untuk menjadi muslim yang taat kepada Allah Swt.
Thawaf : berputar mengelilingi Ka’bah dan dilakukan secara berlawanan dengan arah
jarum jam dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri badan. Thawaf dimulai dari Hajar
Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula, dilakukan sebanyak tujuh kali putaran.
Sa’I : berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan bukit Marwah sebanyak tujuh kali yang
dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. Sa’i dilakukan setelah
pelaksanaan ibadah thawaf.
Tahallul : mencukur atau memotong rambut kepala sebagian atau seluruhnya minimal
tiga helai rambut. Tahallul dilakukan setelah melontar jumrah aqabah pada tanggal 10
Dzulhijjah, yang disebut dengan tahallul awwal.
Tertib : berurutan dalam pelaksanaan mulai ihram hingga tahallul.
Dari segi pelaksanaannya, ibadah haji terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
2.2 ZAKAT
Zakat adalah pemberian yang wajib diberikan dari harta tertentu, menurut sifat-sifat
dan ukuran kepada golongan tertentu. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam
dan disebutkan secara beriringan dengan kata salat pada 82 ayat di dalam al-Qur’ān. Allah
Swt. telah menetapkan hukum wajib atas zakat. Allah Swt. telah menetapkan hukum wajib
atas zakat sebagai salah satu dari lima rukun Islam yang disebutkan di dalam al-Qur’ān.
Syarat dalam ibadah zakat, yaitu syarat yang berkaitan dengan subjek zakat/muzakki
(orang yang mengeluarkan zakat) dan objek zakat (harta yang dizakati). Syarat zakat yang
berhubungan dengan subjek atau pelaku (muzakkī : orang yang terkena wajib zakat)
adalah sebagai berikut. a) Islam, b) Merdeka c) Baligh d) Berakal.
Syarat-syarat yang berhubungan dengan jenis harta (sebagai objek zakat) adalah
sebagai berikut : Milik Penuh (kekayaan harus berada dalam control dan dalam kekuasaan
yang memiliki), Berkembang (sifat kekayaan itu dapat mendatangkan income, keuntungan
atau pendapatan), Mencapai Nisab (mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan
zakatnya), Lebih dari Kebutuhan Pokok, Bebas dari Hutang, dan Berlaku Setahun.
1) Pelepasan atau pengeluaran hak milik pada sebagian harta yang dikenakan wajib zakat.
2) Penyerahan sebagian harta tersebut dari orang yang mempunyai harta kepada orang
yang bertugas atau orang yang mengurusi zakat (amil zakat).
3) Penyerahan amil kepada orang yang berhak menerima zakat sebagai milik.
Zakat Fitrah : zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci
Ramadhan. Besar zakat setara dengan 3,5 L (2,7 Kg) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan seperti beras dan gandum.
Zakat Maal / Harta : zakat harta yang wajib dikeluarkan seorang muslim sesuai nisab
dan haulnya. Waktu pengeluaran zakat jenis ini tidak dibatasi, jadi bisa dikeluarkan
sepanjang tahun ketika syarat zakat terpenuhi.
Tujuan zakat adalah untuk membersihkan mereka (pemilik harta) dari penyakit kikir
dan serakah, sifat-sifat tercela serta kejam terhadap fakir miskin, orang-orang yang tidak
memiliki harta, dan sifat-sifat hina lainnya. Di sisi lain, zakat juga untuk menyucikan jiwa
orang-orang berharta, menumbuhkan dan mengangkat derajatnya dengan berkah dan
kebajikan, baik dari segi moral maupun amal. Hingga dengan demikian, orang tersebut
akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
2.3 WAKAF
Wakaf adalah ungkapan yang diartikan penahanan harta milik seseorang kepada
orang lain atau kepada lembaga dengan cara menyerahkan benda yang sifatnya kekal
kepada masyarakat untuk diambil manfaatnya. Misalnya, seseorang mewakafkan tanah
miliknya yang dijadikan tempat pemakaman umum (TPU). Oleh karena itu, tanah yang
dimaksud tidak boleh diambil, diwariskan, atau dihadiahkan lagi kepada orang lain. Wakaf
hukumnya sunnah. Namun, bagi pemberi wakaf (wakif) merupakan amaliah sunnah yang
sangat besar manfaatnya. Bagi wakif merupakan śadaqah jariyah. Wakaf adalah perbuatan
terpuji dan sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil wakaf untuk
keperluan umat.
a) ucapan ikrar wakaf harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekalnya (ta’bid),
tidak sah wakaf jika ucapannya dengan batas waktu tertentu.
b) Ucapan ikrar wakaf dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan, atau
digantungkan kepada syarat tertentu.
Rukun wakaf ada empat, yaitu orang yang berwakaf, benda yang diwakafkan, orang
yang menerima wakaf, dan ikrar.
Orang yang menerima manfaat wakaf (almauquf’alaihi). Orang yang menerima wakaf
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Tertentu (mu’ayyan), artinya orang yang menerima wakaf jelas jumlah nya. Apakah
seorang, dua orang, atau sekumpulan orang semuanya mempunyai kriteria tertentu dan
tidak boleh diubah. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tersebut
(almawqufmu’ayyan) adalah orang yang boleh memiliki harta (ahlanlialtamlik). Dengan
demikian, orang muslim, merdeka, dan kafirimni (nonmuslim yang bersahabat) yang
memenuhi syarat tersebut, boleh memiliki harta wakaf. Orang bodoh, hamba sahaya,
dan orang gila tidak sah untuk menerima wakaf.
b) Tidak tertentu (gairamu’ayyan), artinya berwakaf itu tidak ditentukan kriterianya
secara rinci. Seperti untuk orang fakir, orang miskin, tempat ibadah, makam, dan lain-
lain. Syarat-syarat yang berkaitan dengan gairamu’ayyan, yaitu yang menerima wakaf
hendaklah dapat menjadikan wakaf tersebut untuk kebaikan, dan dengan wakaf dapat
mendekatkan diri kepada Allah Swt. hal ini ditujukan hanya untuk kepentingan islam
saja.
1. Seluruh harta benda wakaf harus diterima sebagai sumbangan dari wakif dengan status
wakaf sesuai dengan syariah.
4. Jumlah harta wakaf tetap utuh dan hanya keuntungannya saja yang akan dibelanjakan
untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh wakif.
Umrah berarti melaksanakan tawaf di Ka’bah dan sa’I antara Safa dan Marwah,
setelah memakai ihram yang diambil dari miqat. Umrah hamper mirip dengan haji, ibadah
ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah,
khususnya di Masjidil Haram. Perbedaan umrah dengan Haji adalah pada waktu dan
tempat. Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu dan hanya di Mekkah, sedangkan haji
hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12
Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
Secara umum, ketentuan umrah yaitu syarat dan rukum memiliki kesamaan dengan
haji. Umrah juga memiliki beberapa jenis, antaralain Umrah Mufradah, Umrah Tamattu’,
dan Umrah Sunah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau berkembang”,dan dapat
berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib
dikeluarkan oleh seseorang kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan
dan syarat syarat tertentu.
ْ )ا َ ْل َق. Menurut istilah haji ialah
Haji menurut bahasa artinya menyengaja (ُصد
menyengaja berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara
lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan
rukun tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya.
Wakaf ialah menyerahkan sesuatu benda yang kekal zatnya untuk diambil
manfaatnya oleh umum (masyarakat) ataupun oleh perorangan.
Umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’i antara
Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.
3.2 SARAN
Dengan makalah ini diharapkan pembaca lebih mengetahui dan memahami mengenai
haji, umrah, zakat, dan wakaf agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakannya. Kami
menyadari masih adanya banyak kesalahan penulisan maupun materi dalam makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan dan penutup
dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10sma/siswa/Kelas_10_SMA_Pendidikan_Agama_Isl
am_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2017.pdf
http://globalmakalah.blogspot.com/2018/06/makalah-haji-zakat-dan-wakaf.html
https://www.slideshare.net/winkawardhani/wakafhajizakat
https://www.academia.edu/19768836/Makalah_Haji_dan_Umroh
https://www.scribd.com/doc/300159008/Makalah-Zakat-Haji-Wakaf
https://yuliandre667.files.wordpress.com/2018/02/materi-tambahan-bab-hikmah-haji-zakat-dan-
wakaf.pdf
https://www.bukupaket.com/2017/07/buku-kurikulum-2013-kelas-10-edisi.html