PERLAWANAN DI SINGAPARNA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
MILA BARIFA
MAHIRA
NUR WAHYUNI
RAHMAWATI
ZALDI WIRAWAN
ALAMSYAH SAID
Segala puji syukur atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, karena tanpa rahmat dan
Ridho-Nya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Kami mengharapkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak/Ibu selaku guru dengan mata pelajaran / Kuliah yang membimbing kami
dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah kami ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran anda. Demi tercapainya makalah yang sempurna dimasa mendatang. Semoga makalah
kami ini dapat bermanfaat dan dijadikan sumber dalam kegiatan belajar.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar isi..............................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
A. Latar Belakang
Guna merangsang kepercayaan rakyat Indonesia, Jepang membentuk Gerakan Tiga A
(Nippon Cahaya Asia, Pelindung Asia, Pemimpin Asia). Jepang berjanji, jika Perang Pasifik
nasionalis dan rakyat Indonesia terhadap Jepang. Bentuk perlawanan terhadap Jepang ini
dilakukan dengan cara kooperatif, gerakan bawah tanah, dan angkat senjata.
Oleh karena itu kita haruslah sangat bersyukur karena bisa menikmati hidup di Indonesia
hingga saat ini tanpa harus ikut berjuang melawan penjajah. Sehingga kita tetap harus
menghargai akan perjuangan para pahlawan kita dengan bisa menjadi penerus bangsa yang
bisa menjunjung tinggi nama Indonesia. Mengingat pentingnya akan bahasa sejarah, kita
sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk lebih memahami mengenai sejarah Indonesia
dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah belajar dengan sebaik mungkin.
Untuk itulah materi ini sangat penting dipelajari, karena sangat disayangkan jika sebagai
K.H.Z Mustofa
KH Zainal Mustafa lahir di Desa Cimerah, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya pada tahun
1899 dari pasangan Nawapi dan Ny. Ratmah. Pada 1927 KH Zainal Mustafa mendirikan
Sukamanah.
Zainal Mustafa merupakan kiai muda yang berjiwa revolusioner. Ia menganut paham
pendidikan yang sifatnya "Non Cooperation", tidak mau bekerja sama dengan pemerintah
November 1941, KH. Zaenal Mustafa bersama Kiai Rukhiyat (dari Pesantren Cipasung), Haji
Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap pemerintah dengan tuduhan telah menghasut rakyat
membebaskan Zainal Mustafa dengan harapan ia dapat membantu Jepang. Namun ia malah
memperingatkan para pengikut dan santrinya bahwa fasisme Jepang itu lebih berbahaya dari
imperialisme Belanda. Ia juga menolak melakukan seikerei, yaitu memberi hormat kepada
kaisar Jepang dengan membungkukkan diri 90 derajat kearah matahari terbit. Perbuatan
Mustafa selalu menekankan pentingnya berjuang melawan penjajah kafir Jepang yang lebih
kejam dari Belanda dengan mendengungkan perang jihad. Secara diam-diam santri
Jepang.
Peristiwa ini merupakan awal dari peristiwa bersejarah yaitu perlawanan terbuka santri
Pesantren Sukamanah yang mengakibatkan gugurnya puluhan santri Sukamanah. Para santri
yang gugur dalam pertempuran itu berjumlah 86 orang. Selain itu sekitar 700-900 orang
ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara di Tasikmalaya. KH. Zainal Mustafa sempat
memberi instruksi secara rahasia kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan
agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang, termasuk dalam kematian
sepenuhnya oleh KH. Zainal Mustafa. Akibatnya, sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah,
termasuk KH. Zainal Mustafa sendiri, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang
kuat. Cita-cita negara islam dijunjung tinggi di dalam hati setiap rakyat sesuai dengan ajaran
agama yang diajarkan. Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat
Singaparna, yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan. Pada masa kolonial Belanda
pun daerah ini mendapat pengawasan yang keras. Rakyat teguh beragama, tetapi teguh pula
memegang kebangsaannya.
Di atas dasar-dasar inilah tumbuh alasan-alasan untuk memberontak terhadap totiliter Jepang.
Adanya “Seikrei” yaitu mebungkuk (menghormat) kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat
dibenci oleh santri-santri karena berarti mereka disuruh untuk menyembah matahari. Cara
menyembah ini melukai hati umat yang beragama islam, seolah-olah merubah arah qiblat dari
Tanah Suci ke Jepang. Cita-cita “Dairul Islam”, yang telah meluas dan mendalam di kalangan
rakyat, tidaklah mungkin mengalah kepada gerakan “seikrei” ini yang dilakukan oleh
Api perlawanan suci yang telah menyala sedemikian dalam hati penganut islam di daerah ini,
ditumpahi pula oleh kekejaman romusha dan pengumpulan padi dan beras soal romusha
sangat diderita oleh rakyat sebagai pekerja paksaan di bawah ancaman bayonet, yang amat
mengganggu dalam kekeluargaan dan kedesaan. Demikian pula soal pengumpulan padi,
Jepang sama sekali tidak memerhatikan kesengsaraan hidup rakyat desa. Akibat perintah
keras dari militer Jepang terjadilah pemungutan dari syucokan melalui kenco (bupati), gunco
bahan makanan kini menderita kekurangan. Para petani tidak dapat lagi merasakan hasil
Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya pemberontakan Singaparna diantaran
ya, yaitu :
Hal inilah yang sangat dibenci oleh rakyat karena mereka harus menyembah matahari.
2. Adanya kewajiban menyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal.
Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat.
disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-
wanita tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur
tentara-tentara Jepang.
C. Pemberontakan Pertama
Pada tahun 1943 K.H.Z. Mustofa bersama para pengikutnya mulai menyusun rencana untuk
mengadakan perlawanan. Tapi Jepang yang tidak pernah lepas perhatiannya terhadap mereka
sudah dapat mengetahui rencana tersebut. Rencana tersebut akan dimulai kira-kira tanggal 25
sederhana, mereka akan hanya bermodalkan bambu runcing dan golok-golok dari bambu.
Tetapi itu tidak membuat mereka menyerah karena para santri-santri di pesantren
Sukamarnah pun mulai berlatih untuk bela diri. Pemerintah Jepang mengetahui kegiatan
Ajengan Subki, sedangkan kepala dari pesantren tersebut adalah K.H.Z Mustafa dan di bantu
dengan wakilnya Najamuddin. Pada tanggal 24 Februari satu hari sebelum terjadinya
peristiwa Jepang mengirim satu utusannya goto-sidokan dari kepolisian Tasikmalaya dengan
beberapa Keiboho Indonesia untuk melakukan perundingan dengan K.H.Z Mustofa. Goto-
Sidokam disuruh kembali ke Tasikmalaya untuk menyampaikan pesan ultimatum dari K.H.Z
Mustofa kepada Jepang yang berisi bahwa pada tanggal 1 Maulid Jepang harus
Keesokan harinya rombongan jepang datang ke Sukamarnah untuk menemui K.H.Z Mustofa
Garut. Tetapi karena sikap mereka yang dirasa Ajengan Najmuddin dan kawan-kawan tidak
baik dengan terpaksa mereka para Santri Sukamarnah melakukan kekerasan jug walau
kepada bangsanya. Karena sudah terkepung oleh para santri Jepang menyerahkan semua
senjatanya dan ditahan sehari semalam, setelah satu hari berlalu baru lah petugas-petugas
D. Pemberontakan Kedua
25 Februari 1944 pada hari jum’at khotbah terakhir dari K.H.Z telah disampaikan dan saat itu
juga terdengar suara kendaraan menghampiri pesantren. Salah satu dari keempat opsir jepang
melambaikan tangan ke Mustofa dengan maksud memanggil Mustofa, Opsir-opsir jepang itu
datang dengan maksud menyampaikan bahwa Sukamanah tidak mau bekerja sama dengan
Jepang dan tidak mau menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya. Mustofa
menjawab dengan singkat bahwa dia akan datang besok untuk mengembalikan senjata api
dengan ganti, kepala tuan dari empat opsir itu tinggal di Sukamanah. Karena santri
sukamanah emosi mendengarnya mereka mulai menyerang 4 opsir jepang itu, 3 opsir mati
Setelah kejadian itu keadaan mulai tenang dan K.H.Z Mustofa mulai menyiapkan siasa-siasat
bahwa jepang pasti akan melakukan perlawanan. Pasukan Sukamanah berkekuatan 2000
orang itu diletakkan di kampung Cihaur yang dipimpin oleh Najjamuddin. K.H.Z berpesan
agar tidak ada perang dengan bangsa sendiri, ketika pukul lebih kurang 16:00 santri melihat
truk yang mendekati garis pertahanan Sukamanah, lalu santri paling depan melaporkan
kepada K.H.Z Mustofa bahwa mereka adalah bangsa kita, Jepang menggunaka taktik adu
tetapi Jepang sudah meluncurkan senjatanya ke santri Sukamanah dan menghujam sebagian
dari mereka dan pada saat itulah perang antar bangsa tidak dapat dihindari. Kira-kira pukul
17:30 semua tempat pertahanan Sukamanah sudah hancur dan banyak santri yang tewas.
Akhir Pemberontakan
Setelah pertempuran selesai K.H.Z Mustofa menyuruh santri-santrinya untuk mundur dan
Februari 1944 penjara Tasikmalaya sudah dipenuhi ole 700-800 tahanan. Pada tanggal 27
Februari 1944 datang instruksi rahasia dari K.H.Z Mustofa ke penjara tersebut untuk
pemeriksaan sampai 3 bulan kedepan, dan pada pertengahan Mei 1944 hasilnya keluar ;
2. Golongan yang mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan tetapi tidak aktif ( dikenai
hukuman 5-7 tahun, orang yang ada di golongan ini ada 79 orang)
3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam pembunuhan opsir-opsir
jepang dan ikut aktif dalam pertempuran melawan pasukan bersenjata Dai Nippon. ( ada 23
Para santri yang gugur dalam pertempuran berjumlah 86 orang. Meninggal di Singaparna
karena disiksa sebanyak 4 orang. Meninggal di penjara Tasikmalaya karena disiksa sebanyak
2 orang. Hilang tak tentu rimbanya (kemungkinan besar dibunuh tentara Jepang), termasuk
sebanyak 38 orang, dan yang mengalami cacat (kehilangan mata atau ingatan) sebanyak 10
orang. Para santri ini tidak memiliki apa-apa untuk memperjuangkan kemerdekaan negeri ini,
Perlu dijelaskan pula bahwa sehari setelah peristiwa itu, antara 700-900 orang ditangkap dan
dimasukkan ke dalam penjara di Tasikmalaya. Yang sangat penting adalah instruksi rahasia
dari K.H. Zaenal Mustofa kepada para santri dan seluruh pengikutnya yang ditahan, yaitu
agar tidak mengaku terlibat dalam pertempuran melawan Jepang, termasuk dalam kematian
Akibatnya memang berat. Sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah, termasuk K.H. Zaenal
Mustofa, dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun mereka hilang tak tentu rimbanya.
Kemungkinan besar mereka dibunuh. Korban lainnya, seperti telah disebutkan di atas dan
sekitar 600-an orang dilepas, karena dianggap tidak terlibat.Sebagai tanda untuk
menghormati K.H.Z Mustofa dibuat, sekarang di Sukamanah telah didirikan SD dan PGAN
A. Kesimpulan
Sebelum Jepang menjajah ada negara Belanda yang menjajah. Namun penjajahan oleh negara
Jepang terasa lebih kejam karena Jepang bisa mencuri perhatian dan kepercayaan rakyat
Indonesia. Padahal penjajahan oleh negara Jepang menimbulkan banyak kerugian bagi
bangsa Indonesia dibandingkan keuntungannya. Namun pada akhirnya bangsa Indonesia
dapat memproklamasikan kemerdekaannya.
B. Saran
Setelah kita mempelajari mengenai pentingnya sejarah, kita harus bisa tetap memperjuangkan
negara kita dan juga dengan tetap menghargai para pejuang bangsa. Sehingga sebagai siswa
kita harus belajar dengan sebaik-baiknya agar penerus bangsa kita bisa lebih memajukan
negara ini. Dan sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca.